Cerita Rakyat Nusantara | Kumpulan Dongeng Anak Anak Sebelum TidurCerita Rakyat Nusantara |
Kumpulan Dongeng Anak Anak Sebelum Tidur
Posts
8 JULY 2018
Folklore atau cerita rakyat adalah kisah legenda yang diceritakan secara turun temurun di masyarakat
dan biasanya mengandung pesan moral yang bisa dipetik. Karena hal tersebut maka digolongkan dalam
budaya lisan. Pengertian cerita rakyat sering tercampur dengan dongeng, walaupun sebenarnya ada
perbedaan yang cukup mendasar.
Ad
Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia ini kami posting untuk anak anak Indonesia, karena menurut pakar
pendidikan, cerita dapat membantu membentuk kepribadian anak. Oleh karena itu, menasihati anak
salah satunya dapat dilakukan melalui cerita atau dongeng.
Hal ini cukup efektif karena anak akan mampu menyerap dengan mudah gambaran tentang baik atau
buruk sesuatu hal melalui isi sebuah cerita.
Daftar Isi
Tip mendongeng cerita rakyat yang menarik dan disukai anak anda
Posting Terkait:
Pada kesempatan kali ini kami memposting Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara paling populer atau
Folklore untuk seluruh anak Indonesia.
Dia merupakan anak bungsu dari Prabu Tapa Agung yang merupakan raja kerajaan pasir batang.
Purbasari memiliki enam orang kakak perempuan yaitu Purbararang, Purbadewata, Purbaendah,
Purbakancana, Purbamanik dan Purbaleuih.
Purbasari sangat baik sifat dan kelakuannya. Dia lembut, manis budi, ddan suka menolong.
Selain hatinya yang elok, Purbasari juga memiliki paras yang cantik dan rupawan, setiap orang yang
melihatnya pasti jatuh hati pada pandangan pertama.
Sayangnya kecantikan dan kebaikan hati purbasari tidak menurun dari kakak sulungnya Purbararang
yang berperangai sangat buruk.
Walaupun cantik Purbararang sangat kasar, sombong, kejam dan iri hati terhadap siapapun juga.
Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Ringkasan Cerita Rakyat Lutung Kasarung
“Hu huuuu huuu.” tangis Malin Kundang sambil memegangi lengannya yang berdarah.
Bunda membersihkan lukanya dengan sabar. Kali ini, luka Malin cukup parah.
Bunda Malin Kundang yang bernama Mande Rubayah membalutnya dengan perban.
“Malin, jangan nakal. Jangan kau kejar-kejar lagi ayam jago itu. Ingat, kau sudah tidak punya ayah,
kaulah satu-satunya harapan Bunda,” nasihat ibunya.
Sejak ayah Malin meninggal, ibunya bekerja keras untuk menghidupi Malin.
Ia membantu para nelayan membongkar ikan hasil tangkapan di pantai. Kadang, Malin ikut dengannya.
Di sana, Malin bertemu dengan Saudagar Ali, salah satu orang kaya di kampung itu. Saudagar Ali telah
menganggap Malin seperti anaknya sendiri.
Beliau mengajari Malin cara berdagang dan mengemudikan kapal. Bagi Saudagar Ali, Malin cerdas dan
dewasa, tidak seperti anak kecil pada umumnya.
Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Rangkuman Cerita Rakyat Pendek Malin Kundang
Pada zaman dahulu, tepat di daerah Jawa Barat. Terdapat sebuah Kerajaan bernama Pakuan Pajajaran.
Kerajaan tersebut di pimpin oleh seorang Raja yang sangat bijaksana dan arif.
Rakyat dibawah kekuasaanya sangat bahagia dan menghormati sang raja karena kepemimpinannya
membuat hidup para rakyat sejahtera.
Raja tersebut bernama Raja Prabu Siliwangi. Sang Prabu mempunyai cukup banyak anak, salah satunya
bernama Putri Kandita.
Ia adalah seorang gadis yang sangat cantik jelita, baik hati dan memiliki sifat yang sama seperti Ayahnya.
Sang Prabu Siliwangi sangat menyayangi Putri Kandita, dan Seiring bertambahkan usia, putri Kandita
semakin memiliki paras yang cantik dan area ia merupakan anak tunggal maka ialah sang calon pewaris
tahta raja Prabu Siliwangi kelak.
Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Legenda Nyi Roro Kidul Penguasa Laut Selatan
4. Kisah Si Pitung : Jagoan Dari Betawi
Hati si Pitung geram sekali. Sore ini ia kembali melihat kesewenang-wenangan para centeng Babah Liem.
Babah Liem atau Liem Tjeng adalah tuan tanah di daerah tempat tinggal si Pitung.
Babah Liem menjadi tuan tanah dengan memberikan sejumlah uang pada pemerintah Belanda, Selain
itu, ia juga bersedia membayar pajak yang tinggi pada pemerintah Belanda.
Itulah sebabnya, Babah Liem mempekerjakan centeng-centengnya untuk merampas harta rakyat dan
menarik pajak yang jumlahnya mencekik Ieher.
Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Kisah Si Pitung : Jagoan Dari Betawi
Mbok Sarni tinggal sebatang kara di hutan yang sepi. Ia sangat menginginkan kehadiran seorang anak.
Tiap hari ia tiada henti selalu berdoa, “Tuhan, karuniai seorang anak padaku. Sesungguhnya hidupku
sangat sepi. Jika engkau mengaruniai aku seorang anak tentunya aku akan semakin bersyukur dan taat
kepadamu.”
Suatu hari, raksasa yang kebetulan lewat mendengar doa Mbok Sarni. Dengan suaranya yang
menggelegar, raksasa itu bertanya, “Hei wanita tua! Apakah kau sungguh-sungguh menginginkan
seorang anak?”
Mbok Sarni terkejut. Dengan gemetar, ia menjawab, “Benar sekali. Aku mendambakan seorang anak
yang bisa menemaniku. Namun sepertinya hal itu tak mungkin, usiaku sudah tua, dan suamiku telah
meninggal.”
“Ha… ha… ha… aku bisa mengabulkan keinginanmu dengan mudah, tapi tentu ada syaratnya. Apakah
kau bersedia?” tanga si raksasa.
“Baiklah, aku bersedia,” sahut Mbok Sarni menjawab walau hatinya takut melihat sosok raksasa yang
besar dan seram.
Ikuti kisah cerita rakyat Jawa Tengah ini pada link berikut ini Dongeng timun mas : Perjanjian Dengan
Raksasa
Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa tinggallah seorang Janda bernama Mbok Randa. Ia tinggal
seorang diri karena suaminya sudah lama meninggal dunia. Suatu hari, ia mengangkat seorang anak
Laki-laki menjadi anaknya. Anak angkatnya diberi nama Jaka Tarub. Jaka Tarub pun tumbuh beranjak
dewasa.
Jaka Tarub menjadi pemuda yang sangat tampan, gagah, dan baik hati. Ia juga memiliki kesaktian. Setiap
hari, ia selalu membantu ibunya di sawah. Karena memiliki wajah yang sangat tampan banyak gadis-
gadis cantik yang ingin menjadi istrinya. Namun, ia belum ingin menikah.
Setiap hari ibunya menyuruh Jaka Tarub untuk segera menikah. Namun, lagi-lagi ia menolak permintaan
ibunya. Suatu hari Mbok Randa jatuh sakit dan menghembuskan nafas terakhirnya. Jaka Tarub sangat
sedih.
Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Dongeng Cerita Rakyat Singkat Jaka Tarub
7. Dongeng Cindelaras dari Jawa timur
Pada Zaman Dahulu, Di Sebuah Kerajaan Jenggala. Hiduplah Seorang Raja Yang Bernama Raden Putra. Ia
Mempunyai Seorang Permaisuri Yang Sangat Baik Hati, Dan Seorang Selir Yang Cantik. Namun,
Kecantikan Selir Tidak Sama Seperti Hatinya. Selir Mempunyai Sifat Yang Sangat Iri Pada Permaiuri .
Kedua Istri Raja Tinggal Di Istana Yang Sangat Megah. Selir Mulai Merencanakan Kejahatan Untuk
Menggantikan Posisi Permaisuri. Ia Bekerja Sama Dengan Seorang Tabib Istana, Untuk Melaksanakan
Rencananya.
Suatu Hari, Selir Raja Pura-Pura Sakit. Raja Segera Memanggil Tabib. Setelah Memeriksa Keadaan Selir,
Raja Pun Menanyakan Apa Yang Terjadi.
‘’ Paduka, Ada Seseorang Yang Sudah Menaruh Racun Pada Minuman Selir.’’ Jawab Tabib.
‘’ Siapa Yang Berani Melakukan Ini Kepada Selirku?’’ Tanya Sanga Raja.
Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Dongeng Cindelaras dari Jawa timur
Pada zaman dahulu, ada sebuah Kerajaan besar yang bernama Kerajaan Kahuripan. Namun, untuk
mencegah perang persaudaraan Kerajaan Kahuripan di bagi menjadi dua Kerajaan, yaitu Kerajaan Kediri
dan Kerajaan Jenggala.
Suatu hari sebelum Raja Erlangga meninggal, ia berpesan untuk menyatukan kembali kedua Kerajaan
tersebut.
Akhirnya, kedua Kerajaan tersebut bersepakat untuk menyatukan kedua Kerajaan, dengan cara
menikahkan Pangeran dari Kerajaan Jenggala, yaitu Raden Panji Asmarabangun. Dengan Putri cantik
Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri.
Namun, keputusan untuk menikahkan Pangeran Raden Panji Asmarabangun dengan Putri Sekartaji, di
tentang oleh Ibu Tiri Putri Sekartaji. Karena Istri kedua dari kerajaan Kediri menginginkan Putri
kandungnya sendiri yang menjadi Ratu Jenggala. Akhirnya, ia merencanakan untuk menculik dan
menyembunyikan Putri Sekartaji dan ibu kandungnya.
Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Ringkasan Cerita Rakyat Pendek Ande Ande Lumut
Pada zaman dahulu kala. Hiduplah seorang Raja yang bernama Kertamarta. Ia memimpin sebuah
kerajaan yang sangat indah dan megah, kerajaan tersebut adalah kerajaan Daha. Raja Kertamarta
mempunyai dua orang Putri yang cantik, Dewi Galuh dan Candra Kirana. Kehidupan mereka sangat
bahagia dan berkecukupan.
Pada suatu hari, datanglah seorang Pangeran tampan dari kerajaan Kahuripan. Pangeran tersebut
bernama Raden Inu Kertapati. Kedatangan Pangeran ke kerajaan Daha adalah untuk melamar salah satu
Putri Raja, yaitu Candra Kirana. Kedatangan dan maksud Pangeran sangat di sambut baik oleh Raja
Kertamarta. Putri Candra Kirana pun menerima lamaran Pangeran Raden Inu Kertapati.
Karena pertunangan itu lah membuat Dewi Galuh merasa sangat iri. Ia menaruh hati pada Raden Inu
Kertapati dan merasa dirinyalah yang lebih cocok menjadi tunangannya. Dari perasaan irilah kemudian
berkembang menjadi perasaan benci. Dewi Galuh mulai merencanakan untuk menyingkirkan Candra
Kirana dari kerajaan.
Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Cerita Rakyat Panjang Dongeng Keong Mas dari Jawa Timur
Alkisah pada jaman dahulu kala seekor babi tengah melintas di sebuah hutan belantara.
Babi hutan itu sedang merasa kehausan di tengah panasnya terik matahari.
Pada saat dia mencari-cari mata air, dia melihat ada air yang tertampung di pohon keladi hutan.
Tanpa disadarinya air itu adalah air seni Raja Sungging Perbangkara. Karena kesaktian Raja Sungging
Perbangkara, babi hutan itu pun mengandung setelah meminum air seninya.
Raja Sungging Perbangkara mengetahui perihal adanya bayi perempuan yang terlahir karena air seninya
itu. Ia pun pergi ke hutan untuk mencarinya. Ditemukannya bayi prempuan itu. Dia pun memberinya
nama Dayang Sumbi dan membawanya pulang ke istana kerajaan.
Dayang Sunbi tumbuh menjadi perempuan yang sangat cantik wajahnya. Serasa tak terbilang jumlah
raja, pangeran dan bangsawan yang berkehendak memperistri anak perempuan Raja Sungging
Perbangkara itu. Namun, semua pinangan itu di tolak Dayang Sumbi dengan halus. Sama sekali tidak
diduga oleh Dayang Sumbi , mereka yang ditolak pinangannya itu saling berperang sendiri untuk
memperebutkan dirinya.
Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Legenda Asal Muasal Gunung Tangkuban Perahu Kisah
Sangkuriang
Dahulu kala, di sebuah bukit yang jauh dari Pedesaan. Hiduplah seorang Janda miskin bersama anak
perempuannya. Anaknya dari Janda tersebut sangat cantik jelita, ia selalu membanggakan kecantikan
yang ia miliki. Namun, kecantikannya tidak sama dengan sifat yang ia miliki. Ia sangat pemalas dan tidak
pernah membantu ibunya.
Selain pemalas, ia juga sangat manja. Segala sesuatu yang ia inginkan harus di turuti. Tanpa berpikir
keadaan mereka yang miskin, dan ibu yang harus banting tulang meskipun sering sakit-sakitan. Setiap
ibunya mengajaknya ke sawah, ia selalu menolak.
Suatu hari, ibunya mengajak anaknya berbelanja ke pasar. Jarak pasar dari rumah mereka sangat jauh,
untuk sampai ke pasar mereka harus berjalan kaki dan membuat putrinya kelelahan. Namun, anaknya
berjalan di depan ibunya dan memakai baju yang sangat bagus. Semua orang yang melihatnya langsung
terpesona dan mengaggumi kecantikannya, sedangkan ibunya berjalan di belakang membawa keranjang
belanjaan, berpakaian sangat dekil layaknya pembantu.
Karena letak rumah mereka yang jauh dari masyarakat, kehidupan mmereka tidak ada satu orang pun
yang tahu. Akhirnya, mereka memasuki kedalam desa, semua mata tertuju kepada kecantikan Putri dari
janda tersebut. Banyak pemuda yang menghampirinya dan memandang wajahnya. Namun, penduduk
desa pun sangat penasaran, siapa perempuan tua di belakangnya tersebut.
“Hai, gadis cantik! Siapakah perempuan tua yang berada di belakangmu? Apakah dia ibumu?” Tanya
seorang Pemuda.
Suatu hari, ada seorang pemuda yang asyik memancing di sungai. Rupanya, keberuntungan sedang
berpihak kepadanya.
Baru sebentar memancing, ia sudah mendapatkan ikan mas yang besar. Tapi, alangkah kagetnya si
pemuda saat ikan itu berbicara.
“Tolong, jangan makan aku. Aku bersedia menikah denganmu.” ucap ikan itu.
Olala, tiba-tiba ikan itu berubah menjadi wanita yang cantik jelita. Ia seperti seorang putri. Pemuda itu
pun merasa senang.
Sebelum menikah, putri jelmaan ikan mas itu memberi syarat kepada si pemuda.
“Jangan sampai ada yang tahu, bahwa aku adalah seekor ikan,” ucap putri jelmaan ikan mas itu.
Pemuda itu pun menyetujui syarat dari putri ikan mas. Mereka berdua menikah dan hidup bahagia.
Beberapa tahun setelah menikah, putri ikan mas melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama
Toba. Mereka berdua mendidik putra mereka dengan penuh kasih sayang. Namun sayang, anak itu
tumbuh rnenjadi anak yang nakal. Ia selalu membuat ayahnya marah.
Suatu siang yang terik, sang ayah sedang bekerja di ladang. Putri ikan mas sudah memasak banyak
makanan. Ia pun meminta anaknya untuk mengantar makanan itu ke ladang.
Di tengah perjalanan, perut sang anak berbunyi keroncongan. Ia pun melirik ke rantang yang dibawanya.
“Ah, aku saja yang memakan makanan ini,” ucap sang anak.
Olala, sang anak menghabiskan makanan untuk ayahnya tanpa sisa. Kemudian, ia mengantarkan rantang
kosong itu ke ladang.
Di ladang, terlihat sang ayah kelelahan. Keringat mengucur di dahinya. Perutnya pun terasa kosong,
karena seharian belum makan. Begitu sang anak datang, ia menyambut rantang yang dibawa oleh sang
anak.
Tapi, alangkah marahnya sang ayah ketika melihat rantang itu sudah kosong.
“Aku lapar, Ayah. Makanya, aku makan semua makanan itu,” jelas sang anak.
“Dasar, kau anak ikan! Aku bekerja banting tulang untuk menghidupimu, tapi begini balasanmu?!”
bentak sang ayah.
Mendengar amarah ayahnya, sang anak merasa sedih. Ia pun berlari pulang ke rurnah dan menceritakan
semuanya kepada ibunya. Ibunya turut bersedih.
Tiba-tiba, awan hitam memenuhi langit. Hujan deras disertai petir pun turun. Sungai di sekitar rumah
meluap dan membanjiri rurnah itu, hingga menjadi sebuah danau.
Putri ikan mas bersama anaknya lenyap ditelan banjir. Sementara sang ayah hanya bisa menyesali
perbuatannya. Akibat kemarahannya, ia kehilangan istri dan anaknya.
Kini, danau itu dikenal sebagai Danau Toba diambil dari nama anak dari Putri Ikan Mas.
Pesan moral dari legenda asal mula Danau Toba adalah janji adalah hutang. Kita tak boleh melanggar
janji itu. Baca kisah lengkapnya di Asal Muasal Danau Toba
Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan dua putrinya yang cantik, Bawang Merah dan Bawang
Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah meninggal lama, jadi
Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah.
Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Bawang Putih rajin,
baik hati, jujur dan rendah hati. Sementara itu, Bawang Merah malas, glamor, bangga dan iri.
Kepribadian Bawang Merah yang buruk diperburuk karena ibunya memanjakannya. Ibunya selalu
memberinya semua yang dia inginkan. Sedangkan Bawang Putih yang melakukan semua pekerjaan di
rumah. Mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan semua pekerjaan dilakukan sendiri.
Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk diri mereka sendiri, karena
ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka bisa meminta Bawang Putih.
Bawang Putih tidak pernah mengeluh nasib buruk yang harus dia hadapi.
Dia selalu melayani ibu tiri dan saudara perempuannya dengan gembira. Suatu hari, Bawang Putih
sedang mencuci baju ibu dan saudara perempuannya di sungai. Bawang Putih tidak menyadarinya ketika
sepotong kain milik ibunya hanyut oleh sungai.
Betapa sedihnya dia, berpikir bahwa jika kain itu tidak dapat ditemukan, dia akan disalahkan, dan bukan
tidak mungkin dia akan dihukum dan diusir dari rumah.
Karena takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di sepanjang
sungai.
Setiap kali dia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang pakaian ibunya yang hanyut
oleh sungai, tetapi semua orang tidak tahu di mana kain itu.
Akhirnya Bawang Putih datang ke suatu tempat di mana sungai mengalir ke sebuah gua. Anehnya, ada
seorang wanita yang sangat tua di dalam gua. Bawang Putih bertanya pada wanita tua itu jika dia tahu
keberadaan kain milik ibunya.
Wanita itu tahu di mana kain itu, tetapi dia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang Putih.
Syaratnya adalah dia harus bekerja membantu wanita tua itu.
Bawang Putih terbiasa bekerja keras sehingga pekerjaannya menyenangkan wanita tua itu. Saat itu sore
hari dan Bawang Putih sedang mengucapkan selamat tinggal kepada wanita tua itu.
Wanita itu menyerahkan kain itu padanya. Karena kebaikannya, wanita tua itu menawarkannya hadiah
labu . Ada dua di antaranya, yang satu lebih besar dari yang lain.
Bawang Putih diminta untuk memilih hadiah yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah,
maka dia memilih yang lebih kecil.
Dahulu kala, di Desa Prambanan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka. Ia memiliki
seorang putri yang sangat cantik bernama Roro Jongrang.
Suatu ketika, Prambanan dikalahkan oleh Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Prabu Baka tewas di medan perang. Dia terbunuh oleh Bandung Bondowoso yang sangat sakti.
Bandung Bondowoso kemudian menempati Istana Prambanan. Melihat putri dari Prabu Baka yang
cantik jelita yaitu Roro Jongrang, timbul keinginannya untuk memperistri Roro Jongrang.
Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung Bondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya. Karena itu, ia
mencari akal untuk menolaknya. Lalu, ia mengajukan syarat dibuatkan 1.000 buah candi dan dua buah
sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam semalam.
“Apa yang harus kulakukan untuk menghentikannya?” pikirnya cemas membayangkan ia harus
Baca selengkapnya di Cerita Rakyat Roro Jonggrang
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak yang sakti. Kesaktiannya ini membuat seorang menyihir
jahat iri. Penyihir jahat menyihir anak itu, sehingga tubuhnya penuh luka dengan bau yang sangat
menyengat. Luka-luka baru akan muncul begitu luka lama mulai kering. Keadaannya kondisi tubuhnya
itu, tidak ada seorang pun yang mau berhubungan dengannya. Jangankan bertegur sapa, berdekatan
saja orang tidak mau. Mereka takut tertular.
Suatu hari, anak ini bermimpi ada seorang perempuan tua yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Ia
pun berkelana mencari perempuan tua dalam mimpinya tersebut. Di setiap kampung yang ia datangi, ia
selalu ditolak oleh penduduk. Mereka merasa jijik dan mengusir anak ini.
Akhirnya, sampailah ia di sebuah kampung yang sebagian besar penduduknya adalah orang-orang yang
sombong. Tidak banyak orang yang miskin di desa itu. Mereka akan diusir atau dibuat tidak nyaman
kalau tinggal di sana. Hal ini mengusik hati anak kecil ini.
Pada sebuah pesta yang diselenggarakan di kampung itu, anak kecil ini berhasil masuk. Namun, orang-
orang segera mengusirnya dan mencaci-makinya. Ia langsung diseret keluar.
Pada saat terseret, ia berpesan kepada orang-orang itu supaya lebih memerhatikan orang tak punya.
Mendengar kata-kata anak itu, beberapa orang makin marah, bahkan meludahinya sambil berkata,
“Dasar anak setan, anak buruk rupa!”
Berbagai upaya sudah dilakukan, termasuk menggunakan ramuan-ramuan yang dimakan, baik oleh sang
Raja atau pun Permaisuri. Banyak dukun yang sudah diundang dan membacakan mantera-mantera.
Namun, itu usaha tersebut hanya sia-sia.
Beberapa penasehat kerajaan menyarankan Raja dan Permaisuri untuk memungut anak yatim. Karena,
di kerajaan banyak anak yatim piatu, di antaranya adalah anak dari para prajurit dan perwira yang gugur
di medan perang. Namun, Raja dan Permaisuri tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh para
penasehat. Karena mereka berpikir, anak pungut pasti sangat berbeda dengan anak sendiri.
Suatu hari, Raja memutuskan untuk pergi bertapa, ia pergi bertapa kedalam hutan. Setelah Raja
berminggu-minggu bertapa. Tiba-tiba, antara sadar dan tidak ia mendengar sebuah suara.
“Hai Prabu, apa yang kamu inginkan? Sehingga kau datang kesini untuk bertapa?’’
“Hamba menginginkan anak sendiri dan darah daging sendiri.” Jawab Raja lagi.
“Ya, bagaimana pun keadaannya. Anak sendiri lebih baik dari anak pungut.” Jawab sang Raja.
“Baiklah jika itu yang kau inginkan. Sekarang, pulanglah!”
Mendengar suara tersebut, Raja pun kembali pulang ke Istana. Beberapa waktu setelah kejadian
tersebut. Permaisuri hamil. Seluruh kerajaan merasa sangat senang dengan kabar tersebut. banyak
warga kerajaan yang mengirim hadiah kepada Raja dan Ratu sebagai bentuk rasa senang mereka.
Akhirnya, hari yang ditunggu pun tiba. Permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Kelahiran sang
Putri di sambut dengan pesta tujuh hari tujuh malam. Sang Putri pun diberi nama Putri Gilang Rukmini.
Untuk menyambut kelahiran sang Putri, banyak sekali warga kerajaan mengirimkan berbagai macam
hadiah yang sangat mahal.
Pada zaman dahulu kala, di suatu desa terpencil di Jawa Tengah ada seorang janda miskin. Ia
mempunyai seorang anak laki-laki yang bentuknya menyerupai periuk untuk menanak nasi. Di Jawa
Tengah, periuk untuk menanak nasi itu disebut kendil. Karena anak laki-laki itu menyerupai kendil maka
Ia dikenal dengan nama Joko Kendil.
Meskipun anaknya seperti kendil, namun sang ibu tidak merasa malu maupun menyesali, bahkan
sebaliknya Ia sangat menyayanginya dengan tulus.
Ketika masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya. Ia sangat jenaka sehingga disenangi teman-
temannya. Pada suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya. Diam-diam Joko Kendil menyelinap
ke dapur.
“Aduh, ada kendil bagus sekali. Lebih baik untuk tempat kue dan buah-buahan,” kata seorang ibu sambil
memasukkan bermacam-macam kue dan buah ke dalam kendil itu. Ia tidak tahu bahwa kendil itu
sebenarnya adalah manusia. Setelah terisi penuh, Joko Kendil perlahan-lahan menggelinding keluar.
“Kendil ajaib! Kendil ajaib! Teriak orang-orang yang melihat kejadian itu. Mereka berebutan memiliki
kendil ajaib itu. Joko Kendil pun semakin cepat menggelinding pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, Joko Kendil Iangsung menemui ibunya. “Dari mana kau mendapat kue dan buah-
buahan sebanyak ini?” tanya ibunya penuh keheranan. Joko Kendil dengan jujur menceritakan apa yang
dialaminya. Semuanya itu bukan hasil curian melainkan pemberian ibu-ibu di dapur suatu pesta
perkawinan. Menurut mereka kendil yang indah itu Iebih tepat untuk menyimpan kue dan buah-buahan
daripada digunakan untuk menanak nasi.
Di desa dimana Si Kabayan tinggal, ada seorang kaya raya yang dikenal sebagai Abah Ontohod. Kenapa
orang kaya tersebut dipanggil Ontohod karena setiap kali dia memarahi karyawannya, dia suka
menyebut kata Ontohod. Sehingga orang-orang di desa itu memanggil Abah Ontohod.
Abah memiliki seorang putri, yang sangat cantik dan menjadi kembang desa disana, meski kulitnya agak
kecoklatan, namun itu membuatnya semakin menarik. Karena kulitnya agak coklat kehitaman, gadis itu
bernama Nyi Iteung.
Nyi Iteung telah tumbuh menjadi gadis remaja dan sedang menjalani pubertas, mungkin sudah
waktunya untuk menikah.
Tetapi Abah tidak ingin memiliki menantu yang ceroboh, menantunya harus baik, kaya, dan terampil.
Namun ada syarat lain yang aneh diinginkan Abah. Dia ingin menantunya memiliki penciuman yang
tajam.
Mungkin hal ini agar jika dia di ladang, dia bisa mencium bau hantu, harimau, serigala dan hewan liar
lainnya, maklum Abah memiliki ladang yang luas.
Sehingga dengan penciuman yang tajam dia bisa melindungi ladang dan orang-orang dari hewan liar.
Oleh karena itu, pada suatu hari Abah membuat kontest, siapa pun yang memiliki indra penciuman,
akan menikah dengan Nyi Iteung.
Para pemuda sangat senang mendengar adanya kontes ini, karena mereka suka Nyi Iteung.
Namun para pria muda yang ikut kompetisi tidak ada yang lulus ujian Abah.
Si Kabayan adalah salah satu pemuda di desa itu, dia malas, dia hanya tidak melakukan apa-apa saat
berjemur di pagi hari dengan sarungnya, sesekali membersihkan telinganya dengan pena bulu, dia
mengedipkan matanya.
Teman-temannya berguling-guling melakukan latihan untuk mengasah hidungnya, dia tidak jatuh hati
untuk itu.
Dia berpikir itu tidak ada gunanya dan tidak pernah berhasil.
Suatu hari, temannya bertemu Si Kabayan, dia bertanya, “Kabayan, kenapa kamu tidak ikut kontes?”
“Aku terlalu malas untuk melakukannya, jika takdir, maka Nyi Item akan menjadi milikku.” Jawab Si
Kabayan sambil mengenakan sarung di kepalanya.
“tidak seperti itu Kabayan, takdir ada hubungannya dengan upaya, jika tidak ada yang dilakukan maka
dia tidak akan datang kepadamu. Apakah kamu menyukai Nyi Iteung?” Temannya menyarankan.
Si Kabayan menjawab, “Ya, aku suka Nyi Iteung, meskipun kulitnya cokelat, tapi dia cantik, dan baik. Dan
sepertinya dia juga menyukaiku, hehehe …,” jawab Si Kabayan dengan bangga.
“Ya, aku akan bergabung dengan kontes, tapi boleh aku meminjam uang, tolong, untuk mempertajam
indera penciumanku!” Jawab Si Kabayan, bangkit dari tempat duduknya.
“Alhamdulillah, jika kamu ingin ikut kontes, aku ingin memberimu uang. Kamu bisa mengembalikannya
jika kamu menjadi menantu Abah,” kata temannya sambil tersenyum.
“Tentu saja .. kamu akan lihat,” jawab Si Kabayan ketika dia pergi ke suatu tempat. Tapi dia berangkat ke
arah pasar.
Si Kabayan pergi ke toko buah. Saat di rumah, ia membawa banyak buah semangka, rambutan, mangga,
pisang, dan durian.
Keesokan harinya Si Kabayan pergi ke rumah Abah dan mendaftar untuk kontes.
Saat tiba, giliran Si Kabayan, Abah membawanya ke ladang, untuk menguji indera penciuman tajam
sambil memandangnya di ladang.
“Ayo pergi ke lapangan Kabayan, ambil cangkulmu!” Kata Abah.
Dengan keyakinan, Si Kabayan pergi bersama Abah ke ladang membawa cangkul dan menggunakan topi
bambu. Padahal dia tidak pernah memegang cangkul dan bekerja di ladang sebelumnya karena malas.
Ketika mereka sampai di lapangan, Si Kabayan mulai bekerja. Orang yang belum pernah bekerja di
ladang seperti dia, dengan cepat mengalami kelelahan karena sakit punggung.
“Abah, aku mencium sesuatu.” Jawab Si Kabayan sambil menghirup dalam-dalam saat mencium sesuatu.
Abah terkejut, “Bau apa Kabayan?” “Kalau tidak salah, ini bau Rambutan Bah.” Kata Si Kabayan sambil
mengintip ke kiri dan ke kanan.
Si Kabayan berjalan menuju pohon pisang, sementara hidungnya mencium bau yang dalam.
“Bah, ada Rambutan, ada banyak!” Si Kabayan berteriak, mengangkat Rambutan dengan tangannya.
“Ayo lanjutkan kerja Kabayan,” kata Abah setelah mereka selesai makan Rambutan.
“Ayo Bah,” jawab Si Kabayan sambil menyembunyikan akal sehatnya.
Kemudian mereka terus bekerja di ladang, karena Si Kabayan jarang bekerja di ladang, pekerjaan baru
sebentar, dia sudah merasa sakit pinggang.
“Yah, kebetulan Kabayan, itu buah kesukaanku, ayo kita lihat!” Kata Abah, bangkit.
“Abah, ini Durian, ada dua potong dan besar.” Kata Si Kabayan mengangkat Durian.
“Kabayan yang sangat bagus, Mari kita buka.” Kata Abah sangat senang.
Setelah kenyang, mereka melanjutkan pekerjaan. Begitulah yang terjadi setiap Si Kabayan lelah. dia
selalu mencium aroma buah sampai semua buah yang dibeli Si Kabayan dari pasar dan sengaja di
tempat persembunyian habis.
Ketika dia sangat lelah, Si Kabayan berpikir, “Selanjutnya apa? Semua buahnya sudah habis, masih
banyak pekerjaan yang harus dilakukan, apa lagi yang harus saya lakukan?” Dia berkata pada dirinya
sendiri.
Ketika Abah sedang bekerja, Si Kabayan tiba-tiba berdiri dan terkejut oleh sesuatu.
“Kabayan apa?” Ditanya Abah, dia terkejut melihat Si Kabayan tiba-tiba berdiri.
“Bau apa Kabayan, ayo cari tahu, siapa tahu ada buah, hidung kamu bagus, cocok jadi menantu ku,” kata
Abah dengan gembira.
“Terima kasih, Abah, tapi ini bau yang aneh, bukan buah.” Kata Si Kabayan.
“Ayo kita pergi dari sini Kabayan, sebelum harimau datang ke sini,” kata Abah saat dia melarikan diri dan
meninggalkan Si Kabayan.
Si Kabayan berlari di belakang Abah sambil pura-pura ketakutan ketika dia tidak bisa menahan tawa.
Karena Si Kabayan memiliki indera penciuman yang tajam, diapun memenangkan kontes, dan sebagai
hadiah dia menikah dengan Nyi Iteung.
Itulah Cerita Rakyat Jawa Barat kisah Si Kabayan menikahi Nyi Iteung.
Ada seorang saudagar kaya raya yang hidup di sebuah desa. Ia adalah orang terkaya di sana. Sayangnya,
tabiatnya sangat buruk. Ia tidak mau berbagi apa yang ia miliki.
“Anakku sakit. Aku akan meminjam uang kepada saudagar kaya itu.” ucap salah satu penduduk dengan
panik.
“Lebih baik jangan. Kau hanya akan dipermalukan di sana. Kalaupun tidak, kau hanya akan terjerat
utang,” balas penduduk yang lain.
Namun, penduduk itu sudah tak tahu lagi bagaimana cara mendapatkan uang. Ia pun memberanikan diri
menghadap ke saudagar.
“Aku tak akan membantumu!” ucap saudagar itu dengan sombong, saat penduduk itu datang meminta
bantuannya.
Temukan dongeng lengkapnya pada link berikut ini Cerita Rakyat Dunia : Saudagar yang Kikir
“Aku sedih karena aku memiliki kulit yang hitam, sangat berbeda dengan kadal lainnya. Aku juga tidak
bisa bernyanyi, dan suaraku sangat jelek. Pasti tidak akan ada yang mau berteman denganku,” jawab
Kadal Hitam dengan sedih.
“Jangan berpikir seperti itu. Itu tidak baik. Aku yakin, kamu juga pasti memiliki kelebihan,” hibur Kupu-
kupu.
“Tapi, lihatlah di sana. Kadal hijau itu sangat pandai menyanyi. Ia pun memiliki banyak teman. Aku ingin
bisa bernyanyi seperti dia,” kata Kadal Hitam dengan sedih.
Untuk cerita lengkap dongeng rakyat ini dapat dibaca di link berikut ini dongeng fabel pendek kadal
hitam pemurung
“Cerita rakyat yang menampilkan tokoh binatang sebagai peran utama disebut Fabel“
Ia hendak ke desa tetangga. Untuk sampai ke sana, ia harus melewati hutan yang lebat dan sangat
menyeramkan.
Karena kasihan dengan keledainya, si pemuda memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon.
Keledai sangat ketakutan, namun si pemuda tidak merasa takut sama sekali.
“Jangan usir aku. Aku mohon. Apakah kau tidak kasihan melihatku?” pinta serigala sambil
memperlihatkan bekas luka di tubuhnya.
Ketika hendak pergi melanjutkan perjalanan, serigala meminta agar si pemuda membawanya.
Ia takut akan disakiti oleh pemburu.
Alangkah baiknya si pemuda. Tanpa rasa curiga, ia memasukkan serigala ke dalam karung miliknya.
Karena karung itu sangat kecil, kaki serigala harus diikat agar semua tubuhnya masuk ke dalam karung.
Akhirnya pada suatu pagi, mereka berdua sampai di tempat yang mereka tuju.
“Aku sudah menolongmu. Mengapa kau justru mau memakanku?” tanya si pemuda, kesal.
“Sudah beberapa hari ini aku belum makan. Aku sangat lapar. Hahaha!” ucap serigala.
Si pemuda pun berteriak meminta tolong. Untunglah, ada beberapa warga yang berdatangan.
Pemuda lalu menceritakan semuanya. Sementara itu, serigala merasa takut melihat banyak manusia di
sekelilingnya.
Entah sudah berapa hari kasus seorang bayi yang diakui oleh dua orang ibu yang sama-sama ingin
memiliki anak.
Hakim rupanya mengalami kesulitan memutuskan dan menentukan perempuan yang mana sebenarnya
yang menjadi ibu bayi itu.
Karena kasus berlarut-larut, maka terpaksa hakim menghadap Baginda Raja untuk minta bantuan.
Baginda berpendapat mungkin dengan cara-cara yang amat halus salah satu, wanita itu ada yang mau
mengalah.
Tetapi kebijaksanaan Baginda Raja Harun Al Rasyid justru membuat kedua perempuan makin mati-
matian saling mengaku bahwa bayi itu adalah anaknya.
Mengingat tak ada cara-cara lain lagi yang bisa diterapkan Baginda memanggil abu nawas.
Abu nawas hadir menggantikan hakim. abu nawas tidak mau menjatuhkan keputusan pada hari itu
melainkan menunda sampai hari berikutnya. Semua yang hadir yakin abu nawas pasti sedang mencari
akal seperti yang biasa dilakukan. Padahal penundaan itu hanya disebabkan algojo tidak ada di tempat.
“Apa yang akan kau perbuat terhadap bayi itu?” kata kedua perempuan itu saling memandang.
“Sebelum saya mengambil tindakan apakah salah satu dari kalian bersedia mengalah dan menyerahkan
bayi itu kepada yang memang berhak memilikinya?”
“Tidak, bayi itu adalah anakku.” kata kedua perempuan itu serentak.
“Baiklah, kalau kalian memang sungguh-sungguh sama menginginkan bayi itu dan tidak ada yang mau
mengalah maka saya terpaksa membelah bayi itu menjadi dua sama rata.” kata abu nawas mengancam.
Perempuan pertama girang bukan kepalang, sedangkan perempuan kedua menjerit-jerit histeris.
“Jangan, tolong jangan di belah bayi itu. Biarlah aku rela bayi itu seutuhnya diserahkan kepada
perempuan itu.” kata perempuan kedua.
Abu nawas segera mengambil bayi itu dan langsung menyerahkan kepada perempuan kedua.
Abu Nawas minta agar perempuan pertama dihukum sesuai dengan perbuatannya. Karena tak ada ibu
yang tega menyaksikan anaknya disembelih.
Apalagi di depan mata.
Baginda Raja merasa puas terhadap keputusan abu nawas. Dan sebagai rasa terima kasih, Baginda
menawari abu nawas menjadi penasehat hakim kerajaan.
Baca juga : Dongeng Cerita Abu Nawas dan Pencuri dari Timur Tengah
Dahulu kala, di Kota Persia, seorang ibu tinggal dengan anak laki-lakinya yang bernama Aladin. Mereka
hidup miskin di sebuah gubuk yang tua.
Suatu hari, datang seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain. Laki-laki itu mengaku
sebagai paman Aladin. Laki-laki itu mengajak Aladin pergi ke luar kota untuk membantunya.
Ibu Aladin mengizinkan Aladin pergi dengan harapan akan mendapatkan uang yang banyak.
Jalan yang ditempuh sangat jauh. Aladin mengeluh kecapaian kepada pamannya. Tetapi, ia justru
dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar. Kalau tidak mau, Aladin akan dibunuhnya.
Aladin akhirnya mengetahui bahwa laki-laki itu bukan pamannya, melainkan seorang penyihir. Penyihir
itu kemudian menyalakan api dengan kayu bakar dan mulai mengucapkan mantra.
“Kraak…,” tiba-tiba tanah di hadapan mereka terbelah, menampakkan lorong seperti gua dan undakan
untuk menuju ke dasarnya.
“Ayo turun! Ambilkan aku lampu tua di dasar gua itu!” perintah penyihir kepada Aladin.
“Tidak, aku takut turun ke sana,” jawab Aladin.
Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada Aladin. “Ini adalah
cincin ajaib, cincin ini akan melindungimu,” kata si penyihir.
Akhirnya, Aladin menuruni undakan itu dengan perasaan takut. Setelah sampai di dasar, ia menemukan
pohon-pohon berbuah permata.
Buah permata dan lampu yang ada di situ dibawanya. Saat ia hendak menaiki undakan ke atas, pintu
lubang sudah tertutup sebagian.
“Tidak. Lampu ini akan kuberikan setelah aku keluar,” jawab Aladin.
Setelah berdebat, si penyihir menjadi marah dan akhirnya, “Brakk…,” pintu lubang ditutup oleh penyihir.
Ia meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih dan duduk
termenung.
“Aku lapar, Aku ingin bertemu Ibu. Tuhan, tolonglah aku!” ucap Aladin.
Aladin merapatkan kedua tangannya dan tanpa sadar jari-jarinya mengusap pinggiran lampu. Tiba-tiba,
sekelilingnya menjadi merah dan asap membubung tinggi. Bersamaan dengan itu, muncul jin raksasa
dari dalam lampu. Aladin sangat ketakutan
“Maafkan saya karena telah mengagetkan Tuan. Saya adalah jin lampu ajaib,” kata jin raksasa itu.
“Oh, kalau begitu bawalah aku pulang ke rumah,” kata Aladin.
“Balk Tuan, naiklah ke punggungku! Kita akan segera pergi dari sini,” ujar jin lampu ajaib. Dalam waktu
singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya.
“Kalau Tuan memerlukan saya lagi, panggillah dengan menggosok lampu ini,” kata jin.
Sejak saat itu, hidup Aladin dan ibunya semakin membaik. Mereka tidak lagi miskin dan tidak pernah
kekurangan makanan. Aladin bisa mencari pekerjaan dengan bantuan jin lampu ajaib.
Kancil, adalah hewan kecil tapi pintar, memiliki banyak musuh, namun juga memiliki banyak teman di
hutan. Untungnya, dia cerdas, sehingga setiap kali hidupnya terancam, dia berhasil melarikan diri.
Salah satu musuh terbesarnya adalah buaya, yang tinggal di sungai yang berbatasan dengan hutan.
Berkali-kali Buaya mencoba menangkap si Kancil. Buaya besar, tetapi dia tidak terlalu pintar. Kancil
mampu menipu dia setiap saat.
Suatu hari sangat panas. Tidak ada angin sama sekali untuk menyegarkan kembali tanaman dan
pepohonan di hutan yang haus. Hal itu terjadi tengah musim kemarau.
Selama berminggu-minggu tidak ada hujan yang turun sehingga sungai-sungai kecil tempat minum
hewan kecil menjadi kering. Kancil sedang berjalan sendirian di hutan; dia sangat haus.
Dia telah berjalan jauh; mencari sungai di mana dia bisa memuaskan dahaga, tetapi dia hanya
menemukan lumpur kering di sungai yang dulu mengalir air jernih.
Hal ini membuat hutan terlihat sunyi. Semua binatang tampak tertidur untuk menghemat energi.
Bahkan burung-burung tidak bernyanyi di pohon. Kancil akhirnya memutuskan untuk pergi ke sungai
yang berbatasan dengan hutan.
Biasanya dia menghindari pergi ke sana karena dia tahu bahwa Buaya selalu waspada untuknya,
menunggu kesempatan untuk menangkapnya.
Ketika dia tiba di sungai. Kancil memandang sekelilingnya dengan hati-hati. Tidak ada buaya yang
terlihat. Air sungai yang jernih mencerminkan sinar matahari. Selangkah demi selangkah Kancil
mendekati air.
Mata tajamnya melihat ke kanan dan ke kiri; telinganya yang runcing tegang untuk menangkap suara
sekecil apa pun. Tapi sepertinya tidak ada bahaya yang mengancamnya kali ini.
Lega, dia menundukkan kepalanya untuk menikmati air dingin. Tiba-tiba, pandangannya jatuh pada
benda yang mengambang tidak jauh dari tempat dia berdiri. Itu adalah benda yang kehitaman. Itu
tampak seperti cabang pohon yang tumbang ………. Atau, seperti bagian belakang buaya!
Kancil melompat mundur, terkejut dan berpikir. Tapi dia juga sangat haus. Bagaimana dia bisa tahu
apakah benda yang ada di sungai itu benar-benar kayu bulat atau buaya?
Dengan suara yang jelas dia berteriak, “Hei! Di sana, Anda yang berada di sungai. Jika Anda buaya,
jangan jawab saya, tetapi jika Anda hanya panjang kayu, beri tahu saya nama Anda! “
Ternyata yang mengambang itu benar-benar buaya, yang sedang menunggu Kancil yang lengah.
Tanpa berpikir lebih jauh, Buaya menjawab Kancil dengan suaranya yang kasar, “Jangan takut, aku hanya
kayu yang tidak berbahaya!”
Segera, Kancil melarikan diri secepat yang bisa dilakukan oleh kakinya, sambil berteriak di atas bahunya,
“O, Buaya bodoh, pernahkah Kamu mendengar sebatang kayu berbicara?”
Namun, dua minggu kemudian, Kancil melupakan kejadian ini. Musim kemarau belum berakhir dan
tampaknya lebih panas dari sebelumnya. Kancil teringat akan air sungai yang sejuk dan segar. Betapa
indahnya mandi di dalamnya! Dia memutuskan untuk mencoba peruntungannya sekali lagi.
Kali ini tidak ada yang mencurigakan untuk dilihat, jadi Kancil pergi ke air dan minum sepuasnya.
Tanpa pikir panjang, Kancil turun ke sungai dan mulai memercikan air ke tubuhnya sendiri dengan
menggunakan ranting yang ada dipinggir sungai. Dalam kegembiraannya dia melupakan semua tentang
bahaya.
Dia membuat banyak suara sehingga dia terbangun ….. siapa lagi jika bukan buaya tua yang sedang tidur
di sekitar itu.
“Wah, ini sepertinya hari keberuntunganku,” pikir Buaya. Dalam sekejap ia meluncur keluar dari tempat
persembunyiannya.
Dan tiba-tiba, Kancil merasakan gigi tajam menggigit salah satu kakinya. Itu sangat menyakitinya, tetapi
meskipun dia kaget dan ketakutan, Kancil tidak kehilangan akal sehatnya. Tanpa ragu-ragu dia
mencelupkan ranting kering ke dalam air dan dengan nada mengejek dia berkata,
“Buaya tua yang bodoh, apakah Kamu benar-benar berpikir telah menggigit saya? Yang kamu gigit itu
ranting, bukan kaki saya. Ini kakiku, tangkaplah kalau bisa! “
Kancil menggerakan ranting dengan cepat di depan mata Buaya. Buaya tidak bisa melihat dengan baik di
dalam air dan yang terpenting, dia benar-benar bodoh!
Dia percaya ucapan si kancil kemudian melepaskan kaki Kancil dan mengatupkan rahangnya pada
ranting. Tentu saja, kancil tidak menunggu sedetik pun untuk melompat keluar dari air dan berlari
menuju hutan. Meskipun kakinya sangat sakit, dia tertawa terbahak-bahak. Sekali lagi dia menipu buaya.
Orang yang berbuat baik akan mendapatkan hasil yang baik juga, dan sebaliknya orang yang berbuat
tidak baik akan mendapatkan hukuman atas perbuatannya.
Sayangi kedua orang tua kita seperti mereka yang menyayangi dan merawat kita ketika kecil. Ingatlah
bahwa doa mereka akan di kabulkan oleh Tuhan.
Tuhan akan menolong orang yang mau berusaha dengan maksimal. Dan setiap masalah tentu pasti ada
jalan keluarnya.
Tip mendongeng cerita rakyat yang menarik dan disukai anak anda
Seberapapun bagusnya satu cerita rakyat, cara anda membacakan atau mendongeng untuk anak-anak
anda akan sangat berpengaruh. Kami memiliki beberapa tip agar sesi dongeng menjadi hal yang
menyenangkan dan ditunggu oleh anak-anak. Dan pastinya manfaat dan tujuan dari mendongeng
sampai kepada anak-anak kita.
Jadilah kreatif saat Anda membacakan cerita untuk anak Anda. Biasanya, kepribadian atau karakter
cerita paling menarik minat anak. Jadi gunakan suara yang berbeda untuk setiap karakter atau intonasi
yang berbeda, untuk menghidupkan karakter tersebut. Menggunakan suara dan intonasi yang tepat saat
sebuah kejadian (menangis, tertawa, marah, dll) akan membuat sesi cerita menyenangkan dan berkesan
untuk anak-anak Anda.
Jika Anda menggunakan buku atau gambar, letakkan di depan anak-anak Anda. Anda dapat meminta
mereka untuk membalik halaman atau melacak kata-kata saat Anda membaca.
Bicarakan tentang cerita setelah Anda selesai membacanya. Ajukan pertanyaan kepada anak-anak Anda
di sepanjang dongeng dan bahas moral cerita pada akhirnya. Dengan cara ini, Anda juga akan tahu jika
anak-anak Anda memahami apa yang terjadi dalam cerita. Mengajukan pertanyaan dari waktu ke waktu
akan membuat anak-anak tetap terlibat dan itu akan mendorong perkembangan bicara pada anak-anak.
Anda juga dapat menunjukkan kata-kata baru dalam cerita dan menyampaikan artinya kepada anak-
anak Anda – ini akan mengembangkan kosa kata mereka.
Baca dengan keras bersama anak-anak Anda. Mintalah anak Anda membaca bersama Anda. Ini akan
mendorong kebiasaan membaca pada anak Anda dan juga meningkatkan keterampilan membaca.
Bawa cerita ke luar. Anda tidak harus duduk di tempat tidur dengan anak-anak Anda saat menceritakan
sebuah kisah kepada mereka – Anda dapat mengambil cerita itu di luar empat dinding rumah Anda.
Misalnya, jika Anda membaca sebuah cerita tentang ‘kesenangan di taman’, bawa anak Anda ke taman
hiburan, taruh selimut di bawah pohon di taman itu, dan bacalah cerita di sana. Ini akan membuat cerita
lebih seperti hidup dan anak Anda akan lebih menikmatinya.
Cobalah membaca cerita di waktu yang berbeda dalam sehari. Waktu bercerita tidak harus selalu
menjelang waktu tidur. Cobalah membacakan cerita untuk anak-anak Anda di waktu yang berbeda di
siang hari seperti di sore atau malam hari untuk memahami rentang perhatian anak Anda. Setelah Anda
tahu waktu ketika rentang perhatian anak Anda adalah yang tertinggi, bacakan cerita kepadanya selama
waktu itu.
Jadikan mendongeng menyenangkan dan mengasyikkan dengan tips di atas. Kiat-kiat ini akan
membantu Anda menjadikan waktu bercerita sebagai bagian favorit dari hari mereka. Baca juga kisah
moral pendek di atas untuk anak-anak Anda – kami yakin mereka akan senang mendengarkan cerita-
cerita ini. Selanjutnya, cerita pendek ini dengan nilai-nilai moral bahkan akan mengajarkan anak-anak
Anda beberapa pelajaran penting yang akan selalu mereka ingat.
Mengapa membacakan cerita rakyat atau mendongeng itu penting?
Anak Anda sekarang tumbuh dan belajar hal-hal baru setiap hari. Selama tahap perkembangan inilah ia
perlu diberi nilai dan pengetahuan yang baik, dan mendongeng adalah cara yang hebat dan interaktif
untuk melakukannya.
Ini juga membantu mereka meningkatkan pengetahuan dan mempelajari fakta-fakta tentang hewan,
tumbuhan, benda, dan berbagai daerah dan dunia.
Ini memperluas wawasan mereka dan memungkinkan mereka untuk berpikir dalam perspektif yang
lebih luas.
Bercerita juga membantu meningkatkan kosa kata dan memungkinkan anak-anak mempelajari kata-kata
baru.
Ini juga membantu membangun keterampilan berpikir yang lebih baik dan merupakan kegiatan yang
membantu mereka tumbuh baik secara emosional maupun mental.
Sebagian besar dari dongeng dan legenda yang ada di blog ini kami kumpulan dari cerita turun-temurun
yang berkembang di masyarakat, beberapa sumber yang menjadi referensi kami adalah
Posting Terkait:
Cerita Rakyat Yang Singkat Dan Menarik Dari Inggris dan Afrika Selatan
Cerpen Cerita Rakyat yang Pendek dan Mudah dihafal Dari Cina
Post navigation← Cerita Dongeng Aceh : Kisah Banta BarensyahKumpulan Cerita Dongeng Anak Terbaik
Dunia Dengan Pesan Moral →
Search for:
Search …
18 Contoh Cerita Rakyat Dunia Pendek Dengan Pesan Moral Untuk Anak
Kata Kata Lucu Banget Buat Update Status WA, FB, Instagram | Twiter
RECENT COMMENTS
dongeng cerita rakyat on Pengertian Cerita Rakyat dan 3 Contoh Cerpen Rakyat
Kebijakan Privasi
Copyright © 2020 Cerita Rakyat Nusantara | Kumpulan Dongeng Anak Anak Sebelum Tidur — Ascension
WordPress theme by GoDaddy