Anda di halaman 1dari 7

Cahaya untuk Bonar (Sumatera Utara)

Ada juga cerita rakyat pendek dari Sumatera Utara,


yakni Cahaya untuk Bonar, yang juga kaya akan pesan
moral.
Kisahnya menceritakan tentang persahabatan antara
Bonar dengan seekor sapi piliharaan bernama Poltak
Dalam cerita rakyat nusantara itu, dikisahkan Poltak
memiliki jasa besar karena  menyelamatkan Bonar
dari kemisikinan.
Suatu hari, Poltak melahirkan seekor anak sapi, karena
ketekunan Bonar dalam mengurus sapi peliharaannya
tersebut.
Kemudian karena ketekunannya, Bonar mendapatkan
anak sapi itu kemudian  dari sang pemilik,
yakni Opung Sahala.
Akhirnya, anak sapi tersebut menjadi modal Bonar
untuk melanjutkan sekolahnya, hingga ia berhasil
mengejar cita-citanya.
Pesan moral: sesuatu yang kita lakukan dengan
sungguh-sungguh dan kerja keras akan membuahkan
hasil yang baik.
Nah, itulah beberapa cerita rakyat pendek yang penuh
pesan moral, dan bisa kamu bacakan kepada sang
buah hati tercinta.
Ana Halo (Nusa Tenggara Timur)
Selanjutnya, ada cerita rakyat Indonesia dari
daerah Nusa Tenggara Timur, yang berkisah
tentang kakak beradik, yakni Mai dan Peba.
Mereka berdua merupakan anak yatim piatu yang
miskin. Untuk bertahan hidup mereka mencari
sisa makanan dari orang kampung.
Suatu ketika, Mai mengajak Peba pergi ke kebun
peninggalan ayahnya. Dan mereka bertemu
dengan kera, yang dapat berbicara.
Kera itu kemudian memberi beberapa butir biji
padi, jagung, dan
jali untuk ditanam.
Dari situlah akhirnya Mai dan Peba bercocok
tanam hingga hasil panennya berlimpah ruah.
Warga kampung yang senang melihat kemajuan
hidup dari kakak beradik tersebut, akhirnya
mengikuti jejak mereka bercocok tanam.
Pesan moral: tidak boleh mudah menyerah dalam
menjalani hidup dan wajib berusaha semaksimal
mungkin, hingga keberhasilan datang
menghampiri.
Cerita Rakyat Malin Kundang

Alkisah, pada sebuah desa tinggallah seorang ibu beserta


seorang anak laki-laki di gubuk dengan ekonomi yang
kurang.

Pada suatu hari, anaknya yang bernama Malin sudah


beranjak dewasa dan ingin pergi merantau ke pulau sebrang
untuk meningkatkan ekonomi keluarganya.

Pada awalnya, ibu Malin menolak/tidak setuju dengan niat


Malin yang ingin pergi merantau, akan tetapi karena
keinginan keras Malin akhirnya ibunya luluh
mengizinkannya untuk merantau.

Singkat cerita, Malin pun berhasil di tanah rantauan dan


menjadi orang kaya tetapi ia sombong, ia tidak lagi
mengakui ibunya yang telah merawatnya semenjak ia kecil. 

Malin sangat sombong atas harta yang telah ia miliki


sekarang, ibunya berkali-kali ingin menemui Malin, akan
tetapi karena kesombongan Malin akhirnya ibunya pun
diusir untuk pulang ke kampung halamannya.

Ibunya yang sudah sakit hati tak tahan lagi atas perbuatan
anaknya, dan akhirnya ibu Malin mengutuk Malin menjadi
sebuah batu, yang sekarang terkenal sebagai cerita rakyat
Malin Kundang
Cerita Rakyat Jaka Tingkir
Setelah Majapahit hancur oleh serangan pasukan Islam di bawah pimpinan Raden Patah,
daerah sekitar Jawa Tengah yang dikuasai oleh Kesultanan Demak Bintara dan Raden
Patah sebagai rajanya.

Raden Patah kemudian diganti oleh menantunya Raden Yunus yang lebih dikenal sebagai
Pangeran Sabrang Lor yang menerapkan politik Islam garis keras. Pemerintahan kedua ini
hanya bertahan tiga tahun saja setelah Raden Yunus terbunuh oleh pemberontak Majapahit
yang masih tersisa.

Penggantinya adalah Sultan Trenggana, anak dari Raden Patah. Ketika itu keturunan
pewaris tahta Majapahit yang masih tersisa yaitu putra dari Ki Ageng Pengging yang diasuh
oleh Nyi Ageng Tingkir telah tumbuh dewasa. Dia adalah Mas Kerebet yang kemudian
dikenal sebagai Jaka Tingkir.

Sejak kecil Jaka Tingkir suka berpergian masuk ke dalam hutan belantara. Selain bermain
dengan binatang-binatang liar, ia juga banyak belajar dari para pertapa Shiva Buddha yang
sering berada di dalam hutan.

Suatu ketika Jaka Tingkir bertemu dengan Sunan Kalijaga dan dia diperintahkan untuk
masuk ke Kesultanan Demak. Tidak selang lama, Jaka Tingkir (pemuda dari Tingkir)
berhasil menarik perhatian Sultan Trenggana yang akhirnya mengangkat Jaka Tikir sebagai
lurah (pemimpin) Pasukan Pengawal Sultan Demak.

Kehadiran Jaka Tingkir yang tidak beragama Islam melainkan Shiva Buddha menimbulkan
pro-kontra di dalam istana, akan tetapi Sultan Trenggana sudah terlanjut menyukai Jaka
Tingkir dan merasa aman jika dikawal olehnya.

Jaka Tingkir juga disegani oleh pendukung Majapahit yang masih banyak melakukan
gerilya dan pemberontakan. Suatu ketika, Jaka Tingkir melakukan perbuatan yang kurang
berkenan bagi Sultan Trenggana sehingga jabatannya diturunkan dan harus pergi dari
istana.

Selama di luar istana Jaka Tingkir berguru pada Ki Ageng Banyu Biru, seorang guru
spiritual Shiva Buddha yang terkenal. Untuk bisa kembali masuk ke istana, Jaka Tingkir
harus mendapatkan kepercayaan Sultan Trenggana kembali. 

Untuk itu, Jaka Tingkir dibantu oleh rekan-rekannya dan juga pasukan gerilya Majapahit
merencanakan penyerangan kepada pasukan sultan Demak dan kemudian Jaka Tingkir
akan tampil sebagai pahlawan penyelamat.

Suatu malam sebelum penyerangan, Jaka Tingkir mendapatkan petunjuk keprabon yaitu
semacam tanda yang hanya akan datang pada mereka yang kelak menjadi raja atau
penguasa tanah jawa. Meski agak meleset dari rencana penyerangan, pada akhirnya Jaka
Tingkir berhasil mendapatkan kepercayaan Sultan Tenggrana kembali. 

Jaka Tingkir kemudian diangkat menjadi Adipati di daerah Pajang dan pada kemudian hari
akan mendirikan Kerajaan Pajang setelah Kerajaan Demak runtuh.
Cerita Rakyat Roro Jonggrang

Alkisah di Jawa Tengah ada sebuah kerajaan bernama Pengging.


Sang raja mempunyai seorang putra bernama Joko Bandung. Joko
Bandung adalah pemuda perkasa dan mempunyai ilmu kesaktian
yang tinggi, akan tetapi ia enggan menikah, ia ingin menguasai
prambanan.

Prambanan dipimpin oleh raja Boko yang tubuhnya tinggi dan besar
sehingga dia dianggap sebagai keturunan raksasa. Perang antara
Pengging dan Prambanan pun terjadi, setelah pertarungan besar itu
terjadi raja Boko pun mati di tangan Bandung Bodnowoso dan
akhirnya prajurit Prambanan pun menyerahkan diri.

Bandung Bondowoso pun diantar ke dalam istana dan melihat


seorang putri cantik bernama Roro Jongrang. Joko Bandung
langsung jatuh cinta dan ingin menikahinya. Roro Jongrang pun
mengatakan "Hamba bersedia diperistri asalkan kau mampu
membuat 1000 candi dan 2 buah sumur yang sangat dalam."

Badung Bondowoso pun membuat semua itu dengan dibantu para


jin dan makhluk ghaib lainnya. Roro Jonggrang melihat itu dan ia
pun terkejut, akhirnya memanggil dayang-dayang istana untuk
membantunya membakar kayu dan tumpukan jerami juga
memukul-memukul alu dan lesung.

Bunyi lesung dan bakaran jerami membuat ayam jantan berkokok


dan para makhluk halus pun menghentikan pekerjaannya dan
Bandung Bondowoso mengahampiri Roro Jonggrang dan ia berkaat
"Kalau kau tidak ingin aku nikahi bilang saja, malah kau gunakan
tipu muslihat. Dasar kau ini keras seperti batu, dan Roro Jonggrang
pun berubah menjadi batu."
Cerita Rakyat Nyi Calon Arang

Alkisah Nyi Calon Arang adalah seorang janda penguasa ilmu hitam yang
sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya
penyakit.

Ia mempunyai seorang anak bernama Ratna Manggali, meskipun cantik, ia


tidak mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya.
Karena kesulitan yang dihadapi putrinya, Nyi Calon Arang murka dan ia pun
berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. 
Gadis tersebut ia bawa ke sebuah kuil untuk dikorbankan kepada Dewi Durga.
Hari berikutnya, banjir besar melanda desa tersebut dan banyak yang
meninggal dunia. Penyakit pun muncul.

Raja Erlangga mengetahui hal tersebut kemudian meminta bantuan


penasihatnya, Empu Barada untuk mengatasi masalah ini. Empu Barada lalu
mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula untuk dinikahkan
pada Ratna. 

Keduanya pun menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung selama


tujuh hari tujuh malam, dan keadaan pun kembali normal.

Nyi Calon Arang mempunyai sebuah buku yang berisi ilmu-ilmu sihir. Pada
suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya
kepada Empu Baradah. 

Saat Nyi Calon Arang mengetahui bukunya telah dicuri, ia menjadi murka dan
memutuskan melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Nyi Calon
Arang pun kalah.

Sejak ia dikalahkan, desa tersebut pun aman dari ancaman ilmu hitam Nyi
Calon Arang
Timun Mas
Ringkasan cerita rakyat pendek terkenal ini datang dari Jawa
Tengah. Alkisah ada seorang perempuan bernama Mbok Sarni yang
ingin mempunyai anak. Mbok sarni yang hidup sendiri ditengah
hutan kemudian berdoa meminta anak. Namun ada raksasa yang
lewat mendengar permintaan Mbok Sarni ini dan mencoba
mengabulkannya namun dengan syarat. 

Syaratnya yakni, pada umur enam tahun anak ini akan diambil
kembali oleh Raksasa. Tanpa pikir panjang kemudian Mbok Sarni
menyetujuinya dan kemudian diberi bijin timun oleh Raksasa
tersebut. Biji timun ini ditanam dan ajaibnya berbuah emas dan
mengeluarkan seorang bayi perempuan yang cantik dan lucu. 
Mbok Sarni yang senang kemudian merawat anak perempuan ini
hingga umur enam tahun dengan penuh kasih sayang. Namun sesuai
janji, Raksasa datang menjemput si anak setelah umurnya 6 tahun.
Mbok Sarni yang sayang kepada anaknya, kemudian meminta waktu
2 tahun dengan alasan anaknya yang masih kurus dan kecil. 
Raksasa dengan jengkel pun menyetujuinya dan kembali 2 tahun
kemudian. Mbok Sarni sudah menyiapkan beberapa bekal kepada
anak perempuannya dan berpesan untuk lari bila ada Raksasa yang
datang. Anak itupun lari dan melemparkan bekal yang diberikan
ibunya yang ternyata benda ajaib, dan Raksasa inipun kalah dan
tidak lagi bisa mengejarnya. 

Anak perempuan bernama Timun Mas ini kemudian hidup damai


dengan Mbok Sarni. Cerita Rakyat ini memang mengandung pesan
moral yang tinggi karena terkait dengan kasih sayang ibu kepada
anaknya. Dari cerita ini kita belajar bagaimana orang tua akan
melindungi anaknya dalam situasi apapun. 

Anda mungkin juga menyukai