Ibunya yang sudah sakit hati tak tahan lagi atas perbuatan
anaknya, dan akhirnya ibu Malin mengutuk Malin menjadi
sebuah batu, yang sekarang terkenal sebagai cerita rakyat
Malin Kundang
Cerita Rakyat Jaka Tingkir
Setelah Majapahit hancur oleh serangan pasukan Islam di bawah pimpinan Raden Patah,
daerah sekitar Jawa Tengah yang dikuasai oleh Kesultanan Demak Bintara dan Raden
Patah sebagai rajanya.
Raden Patah kemudian diganti oleh menantunya Raden Yunus yang lebih dikenal sebagai
Pangeran Sabrang Lor yang menerapkan politik Islam garis keras. Pemerintahan kedua ini
hanya bertahan tiga tahun saja setelah Raden Yunus terbunuh oleh pemberontak Majapahit
yang masih tersisa.
Penggantinya adalah Sultan Trenggana, anak dari Raden Patah. Ketika itu keturunan
pewaris tahta Majapahit yang masih tersisa yaitu putra dari Ki Ageng Pengging yang diasuh
oleh Nyi Ageng Tingkir telah tumbuh dewasa. Dia adalah Mas Kerebet yang kemudian
dikenal sebagai Jaka Tingkir.
Sejak kecil Jaka Tingkir suka berpergian masuk ke dalam hutan belantara. Selain bermain
dengan binatang-binatang liar, ia juga banyak belajar dari para pertapa Shiva Buddha yang
sering berada di dalam hutan.
Suatu ketika Jaka Tingkir bertemu dengan Sunan Kalijaga dan dia diperintahkan untuk
masuk ke Kesultanan Demak. Tidak selang lama, Jaka Tingkir (pemuda dari Tingkir)
berhasil menarik perhatian Sultan Trenggana yang akhirnya mengangkat Jaka Tikir sebagai
lurah (pemimpin) Pasukan Pengawal Sultan Demak.
Kehadiran Jaka Tingkir yang tidak beragama Islam melainkan Shiva Buddha menimbulkan
pro-kontra di dalam istana, akan tetapi Sultan Trenggana sudah terlanjut menyukai Jaka
Tingkir dan merasa aman jika dikawal olehnya.
Jaka Tingkir juga disegani oleh pendukung Majapahit yang masih banyak melakukan
gerilya dan pemberontakan. Suatu ketika, Jaka Tingkir melakukan perbuatan yang kurang
berkenan bagi Sultan Trenggana sehingga jabatannya diturunkan dan harus pergi dari
istana.
Selama di luar istana Jaka Tingkir berguru pada Ki Ageng Banyu Biru, seorang guru
spiritual Shiva Buddha yang terkenal. Untuk bisa kembali masuk ke istana, Jaka Tingkir
harus mendapatkan kepercayaan Sultan Trenggana kembali.
Untuk itu, Jaka Tingkir dibantu oleh rekan-rekannya dan juga pasukan gerilya Majapahit
merencanakan penyerangan kepada pasukan sultan Demak dan kemudian Jaka Tingkir
akan tampil sebagai pahlawan penyelamat.
Suatu malam sebelum penyerangan, Jaka Tingkir mendapatkan petunjuk keprabon yaitu
semacam tanda yang hanya akan datang pada mereka yang kelak menjadi raja atau
penguasa tanah jawa. Meski agak meleset dari rencana penyerangan, pada akhirnya Jaka
Tingkir berhasil mendapatkan kepercayaan Sultan Tenggrana kembali.
Jaka Tingkir kemudian diangkat menjadi Adipati di daerah Pajang dan pada kemudian hari
akan mendirikan Kerajaan Pajang setelah Kerajaan Demak runtuh.
Cerita Rakyat Roro Jonggrang
Prambanan dipimpin oleh raja Boko yang tubuhnya tinggi dan besar
sehingga dia dianggap sebagai keturunan raksasa. Perang antara
Pengging dan Prambanan pun terjadi, setelah pertarungan besar itu
terjadi raja Boko pun mati di tangan Bandung Bodnowoso dan
akhirnya prajurit Prambanan pun menyerahkan diri.
Alkisah Nyi Calon Arang adalah seorang janda penguasa ilmu hitam yang
sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya
penyakit.
Nyi Calon Arang mempunyai sebuah buku yang berisi ilmu-ilmu sihir. Pada
suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya
kepada Empu Baradah.
Saat Nyi Calon Arang mengetahui bukunya telah dicuri, ia menjadi murka dan
memutuskan melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Nyi Calon
Arang pun kalah.
Sejak ia dikalahkan, desa tersebut pun aman dari ancaman ilmu hitam Nyi
Calon Arang
Timun Mas
Ringkasan cerita rakyat pendek terkenal ini datang dari Jawa
Tengah. Alkisah ada seorang perempuan bernama Mbok Sarni yang
ingin mempunyai anak. Mbok sarni yang hidup sendiri ditengah
hutan kemudian berdoa meminta anak. Namun ada raksasa yang
lewat mendengar permintaan Mbok Sarni ini dan mencoba
mengabulkannya namun dengan syarat.
Syaratnya yakni, pada umur enam tahun anak ini akan diambil
kembali oleh Raksasa. Tanpa pikir panjang kemudian Mbok Sarni
menyetujuinya dan kemudian diberi bijin timun oleh Raksasa
tersebut. Biji timun ini ditanam dan ajaibnya berbuah emas dan
mengeluarkan seorang bayi perempuan yang cantik dan lucu.
Mbok Sarni yang senang kemudian merawat anak perempuan ini
hingga umur enam tahun dengan penuh kasih sayang. Namun sesuai
janji, Raksasa datang menjemput si anak setelah umurnya 6 tahun.
Mbok Sarni yang sayang kepada anaknya, kemudian meminta waktu
2 tahun dengan alasan anaknya yang masih kurus dan kecil.
Raksasa dengan jengkel pun menyetujuinya dan kembali 2 tahun
kemudian. Mbok Sarni sudah menyiapkan beberapa bekal kepada
anak perempuannya dan berpesan untuk lari bila ada Raksasa yang
datang. Anak itupun lari dan melemparkan bekal yang diberikan
ibunya yang ternyata benda ajaib, dan Raksasa inipun kalah dan
tidak lagi bisa mengejarnya.