Anda di halaman 1dari 8

Makalah Bahasa Indonesia

Perbandingan Teks Sejarah Dan Cerita Sejarah

Disusun Oleh :
Kelompok
1. Regol Khoiri Abdullah
2. Rido
3. Restu
4. Reno
5. Ihwanol
6. Purwa
7. Farhan
8. Riski

Kelas XII IPS 2


Guru Pembimbing : Dra. Lediya Ar
Madrasah Aliyah Negeri 1 Oku Baturaja Timur
Tahun Ajaran 2023/2024
CERITA FIKSI

“MALIN KUNDANG”

A. SINOPSIS CERITA
1. Teks Sejarah
Cerita ini bermula dari Seorang ibu hidup dengan anaknya yang bernama
Malin dengan keadaan yang sangat miskin. Hal ini membuat Malin ingin
merantau dan merubah nasibnya.
Awalnya sang ibu menolak namun Malin selalu meyakinkan, sehingga
akhirnya Malin pergi ke kota dan meninggalkan ibunya sendiri di desa.
Beberapa tahun kemudian Malin telah menjadi kaya raya karena menikahi
seorang wanita keluarga kaya. Ibunya yang merasa merindukan Malin yang
sudah lama tidak ditemui akhirnya memutuskan untuk mengunjungi Malin.
Ibunya ke sana kemari mencari Malin tanpa bekal alamat sedikitpun.
2. Cerita Sejarah
Waktu Berlalu, Namun tidak terlalu lama sang ibu dapat menemukan
anaknya, semua itu karena Malin menikahi seorang wanita yang terpandang.
Saat sang ibu mendatangi Malin dan sangat terharu dengan kesuksesan Malin
justru Malin tidak mau mengakuinya. Bahkan istri Malin berbicara kalau Malin
sudah tidak punya ibu lagi.
Malin membantah jika yang datang adalah ibunya. Malin malu mengakui
ibunya yang kumal seperti pengemis ini. Bahkan Malin berbicara bahwa ibu ini
adalah pengemis yang mengaku-ngaku.
Tentu hal itu membuat ibu Malin sakit hati sehingga tidak dapat menahan
amarahnya lagi. Ibunya berucap bahwa hati Malin sekeras batu dan Malin
adalah anak yang durhaka karena tidak mengakui ibu kandungnya sendiri.
Seketika hujan deras muncul di sertai petir. Namun kaki Malin tidak dapat
digerakkan, kakinya seperti membatu.
Akhirnya Malin menyadari kesalahannya dan bersujud meminta ampun.
Namun semua sudah terlambat dan kini seluruh tubuh Malin telah menjadi batu.

B. STRUKTUR TEKS CERITA


1. Orientasi
“Pada dahulu kala, hiduplah seorang yang bernama Malin Kundang
danibunya. Mereka tinggal di suatu rumah yang sangat sederhana yang terletak
disuatu desa yang jauh dari perkotaan. Beberapa tahun kemudian, ketika
MalinKundang sudah bertumbuh besar Ia ingin pergi merantau ke luar kota”.
2. Komplikasi
Di bagian Komplikasi, cerita fantasi anda akan menyertakan konflik yang
dihadapi para karakter. Konflik atau komplikasi yang muncul menjadi inti cerita
fantasi. Jadi, pergilah ia ke luar kota mencari uang nafkah untuk dia dan
Ibunya.Setiap bulan Malin Kundang mengirim uang kepada Ibunya yang berada
di desa,melalui sahabatnya. Tapi Malin Kundang sudah tidak mengirim kabar
kepadaIbunya. Ia sudah lupa tentang Ibunya karena Ia sudah menjadi orang
yang kaya,sukses dan Ia sudah mempunyai calon istri yang kaya dan anak dari
seorang pengusaha, juga karena Ia sibuk pada pekerjaannya. Pada suatu hari
kemudian, Ibunya ingin bertemu Malin Kundang. Saat itu, Ibu Malin Kundang
segeramengemasi pakaian dan barang-barang yang akan di bawanya. Lalu, Ibu
Malin Kundang pergi ke luar kota bersama sahabat lama Malin Kundang.
Sampai disana mereka menuju rumah Malin Kundang. Tiba di rumah Malin
Kundang, Ibu dan sahabat Malin Kundang di usir oleh Malin Kundang dari
rumahnya. Ibunya menangis dan terus menangis, Ia kecewa karena Malin
Kundang sudah berubah. Akhirnya Ibu dan sahabat Malin Kundang
pergi kembali ke desa mereka. Beberapa hari kemudian, Ibu Malin
Kundang mendengar kabar bahwa Malin Kundang akan menikah. Lalu
mendengar berita itu, Ibunya pergi lagi ke luar kota bersama sahabat-sahabat
lama Malin Kundang untuk beretemu Malin Kundang. Saat Ibu Malin Kundang
tiba di pernikahan mereka, Malin Kundang keluar dan mengusir Ibunya, Ia juga
menyangkal Ibunya dan berkata bahwa Ibunya sudah mati, dan juga Ia
mendorong Ibunya dan Ibunya jatuh ke tanah. Lalu ketika itu,Ibunya menangis
dan sangat sedih dan kecewa juga Ibu Malin Kundang sangat marah. Akhirnya
Ibu Malin Kundang mengutuk Malin Kundang dan terdengar bunyi Guntur dan
berubahlah Malin Kundang menjadi batu.
3. Resolusi
Maka setelah melalui proses yang rumit, maka disuguhkan jalan keluar dari
permasalahn yang dihadapi oleh para tokoh dalam teks cerita fantasi tersebut.
Langkah ini disebut resolusi. Masalah juga mulai mereda pada tahap ini, dan
pembaca akan mulai bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada karakter di akhir
cerita. Dalam contoh di atas, resolusinya adalah “Betapa bodohnya Malin
Kundang kerena Ia sudah menyangkal Ibunya yang merawat dan membesarkan
Ia dari kecil hingga besar dan karena Ibu yang merawat kita tanpah rasa pamrih,
Ia merawat kita dengan penuh cinta kasih. Dan juga betapa bersalahnya Malin
Kundang, Ia telah menyangkal Ibunya hanya demi nama baiknya, derajatnya
dan sudut pandang orang kepadanya. Ia tak mau berasa dari keluarga yang
miskin yang berasal dari desa. Dan Ia tak mau Istrinya meninggalkan dia karena
ia berasal dari keluarga yang miskin”.

C. UNSUR INTRINSIK CERITA


1. Tema
Kedurhakaan terhadap kedua Orang Tuanya.
2. Alur
Maju, diceritakan secara runtut dari awal hingga akhir.
3. Penokohan
Malin Kundang : Akhlak Sopan, jujur, rendah hati, sombong, dan angkuh.
Mande Rubiyah (Ibuunya Malin Kundan) : Penyayang, baik, perhatian, cemas,
atau pemikir, dan pendendam.
Istri Malin Kundang : Angkuh dan Pemarah.
4. Sudut Pandang
Orang ketiga
5. Majas
Majas Parabel
6. Aamanat
Jangan menyakiti doa orang tua, karena doa mereka akan sangat mudah
dikabulkan. Terlihat dari doa ibu Malin yang menginginkan anaknya menjadi
batu dan Malin langsung menjadi batu.
CERITA NON FIKSI
“LUTUNG KASARUNG”

A. SINOPSIS CERITA
1. Teks Sejarah
Kisah ini bercerita tentang pangeran tampan bernama Sanghyang
Guruminda yang dihukum dengan dibuang ke bumi karena melakukan
kesalahan di kayangan dalam wujud seekor lutung. Sebagai seekor
lutung, Sanghyang Guruminda tersesat di sebuah hutan sehingga ia diberi
nama Lutung Kasarung.
2. Cerita Sejarah
Penobatan tersebut membuat Purbarang murka. Sebab, Purbarang
merupakan anak sulung. Dari kemarahan itu, Purbarang berniat
mencelakai adiknya. Akhirnya, ia pun bertemu penyihir untuk memantrai
Purbasari. Mantra sang penyihir membuat wajah dan sekujur tubuh
Purbasari dipenuhi bintik-bintik hitam.
Melihat mantranya berhasil, Purbarang pun buka mulut pada ayahnya.
"Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas jadi ratu!" ucapnya. Alhasil,
Prabu Tapa Agung mengusir Purbasari ke hutan belantara.
Selama hidup di hutan, Purbasari berteman dengan berbagai kewan, salah
satunya adalah kera berbulu hitam yang misterius. Purbasari menamai
kera itu Lutung Kasarung.
Setiap harinya, Lutung Kasarung menghibur Purbasari dengan
memberikan bunga-bunga yang indah dan buah-buahan yang lezat. Suatu
malam saat bulan purnama, Lutung Kasarung menyuruh Purbasari untuk
mandi di sebuah telaga. Purbasari pun menuruti perintah tersebut.
Saat Purbasari mandi, kulitnya menjadi bersih seperti semula. Saat
melihat tubuhnya, ia yang berkaca di telaga itu menjadi sangat terkejut
dan gembira.
Suatu hari, Purbarang memutuskan untuk melihat kondisi adiknya di
hutan. Purbarang sontak kebingungan dan tidak percaya ketika melihat
kulit adiknya kembali bersih. Dengan sombongnya, ia menyebut seorang
ratu harus memiliki suami yang tampan. Kala itu, Purbarang sudah
memiliki seorang calon suami.
Purbasari yang bingung secara spontan menarik tangan Lutung
Kasarung. "Jadi monyet itu tunanganmu? Mana ada ratu punya suami
seekor monyet?" kata Purbarang sembari tertawa lepas.

Pada saat itu juga, Lutung Kasarung bersemedi dan berubah menjadi
seorang pangeran yang sangat tampan. Purbarang pun kemudian
mengakui kesalahannya dan memohon maaf pada adiknya serta
memohon agar tidak dihukum.
Untungnya, Purbasari yang berhati baik memaafkan kakaknya. Setelah
itu, mereka semua kembali ke istana dan Purbasari pun kembali menjadi
ratu. Kali ini, ia ditemani oleh seorang pangeran tampan.

B. STRUKTUR CERITA
1. Orientasi
Pada zaman dahulu kala di latar pasundan ada sebuah kerajaan yang
dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu
Tapak Agung. Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putrid cantik
yaitu purbararang dan adiknya Purbasari. Pada saat mendekati akhir
hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putrid bungsunya
sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta.” Kata
Prabu Tapa.
2. Timbulnya Konflik/titik puncak cerita
Konflik dalam cerita itu dimulai ketika kakak-adik, Purbalarang dan
Purbasari, berseteru. Purbalarang marah ketika ayahnya mewariskan
takhta kerajaannya kepada adiknya, Purbasari. Berbagai cara licik pun
ditempuh Purbalarang agar adiknya batal menjadi raja
3. Puncak konflik/titik puncak cerita
Dari kemarahan itu, Purbarang berniat mencelakai adiknya. Akhirnya,
ia pun bertemu penyihir untuk memantrai Purbasari. Mantra sang
penyihir membuat wajah dan sekujur tubuh Purbasari dipenuhi bintik-
bintik hitam.
Melihat mantranya berhasil, Purbarang pun buka mulut pada ayahnya.
"Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas jadi ratu!" ucapnya. Alhasil,
Prabu Tapa Agung mengusir Purbasari ke hutan belantara.
4. Antiklimaks
Antiklimaks dalam cerita ini adalah Pada saat itu juga, Lutung
Kasarung bersemedi dan berubah menjadi seorang pangeran yang sangat
tampan. Purbarang pun kemudian mengakui kesalahannya dan memohon
maaf pada adiknya serta memohon agar tidak dihukum.
Untungnya, Purbasari yang berhati baik memaafkan kakaknya. Setelah
itu, mereka semua kembali ke istana dan Purbasari pun kembali menjadi
ratu. Kali ini, ia ditemani oleh seorang pangeran tampan.
5. Resolusi/penyelesaian masalah
Untungnya, Purbasari yang berhati baik memaafkan kakaknya. Setelah
itu, mereka semua kembali ke istana dan Purbasari pun kembali menjadi
ratu. Kali ini, ia ditemani oleh seorang pangeran tampan.

C. UNSUR INTERINSIK CERITA


1. Tema
Tentang Kesabaran
2. Alur
Alur Maju
3. Penokohan
 Purbaarang
Watak : jahat
Bukti : dari uraian penulis. "kegeramannya yang sudah
memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan
adiknya,dengan menemui nenek sihir untuk memantrai adiknya"
 Purbasari
Watak : pemaaf
Bukti : dari uraian penulis."purbasari yang baik hati memafkan
mereka".
 Patih
Watak : baik hati
Bukti : dari uraian penulis."sesampai di hutan patih tersebut
masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk
purbasari".
 Lutung kasarung
Watak : perhatian
Bukti : dari uraian penulis."tetapi kera tersebut yang paling
perhatian kepada purabsari,lutung kasarung selalu
menggembirakan purbasari dengan mengambilkan bunga-bunga
yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.
4. Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan pada cerita ini adalah orang ketiga
5. Majas
 Majas hiperbola
 Majas personifikasi
6. Amanat
Seberat atau sebesar apapun cobaan yang kita hadapi,kita harus
melewatinya dengan ikhlas dan sabar,akan ada hikmah dibalik semua
cobaan itu.

Anda mungkin juga menyukai