Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad fahmi

Kls : 8.4

Semester 2 :

1. Judul : Sangkuriang

Karya :

Legenda Sangkuriang bermula dari khayangan, di mana diceritakan ada sepasang dewa dan dewi yang
dihukum menjadi hewan dan menjalani masa hukumannya di bumi. Sang Dewa menjelma menjadi
seekor anjing jantan bernama Si Tumang, sedangkan sang Dewi menjadi babi hutan betina bernama
Celeng Wayung Hyang. Suatu saat Celeng Wayung Hyang menemukan raja sungging perbangkara sedang
menampung kencingnya dalam batok kelapa, sang celeng pun meminumnya dan melahirkan anak yang
diberi nama Dayang sumbi.

Karena kecantikannya banyak raja yang ingin melamarnya namun ia menolak, itu menyebabkan
terjadinya peperangan. Ia pun memilih untuk mengasingkan diri ke hutan bersama sang tumang. Suatu
hari saat ia sedang menenun tempat kainnya jatuh.Dayang Sumbi lalu berujar, siapapun yang
mengambil tempat kainnya itu, jika laki-laki akan dijadikan suami dan jika perempuan akan dijadikan
saudara. Tumang lalu mengambil kain tersebut untuk dayang sumbi. Ia pun menepati janjinya untuk
menikahi siapapun yang mengambil kain tersebut. Ia melahirkan seorang anak yang dinamakan
Sangkuriang. Setelah ia menjadi seorang remaja ia disuruh ibunya untuk berburu rusa. Ia lalu menyuruh
sang Tumang untuk mencari seekor mangsa untuk dikonsumsi. Mengetahui mangsa yang dimaksud
adalah Celeng wayung, ia enggan memburunya, mengakibatkan sangkuriang tidak sengaja
membunuhnya. Ia lalu memberikan hati Tumang kepada dayang sumbi. Mengetahui hal itu dayang
sumbi marah dan mengusir sangkuriang.

Bertahun-tahun berlalu, ia sudah dewasa sekarang dan jatuh cinta terhadap wanita yang ternyata
dayang sumbi. Dayang sumbi memberi persyaratan agar dapat menikahi dayang sumbi, Karena gagal
memenuhi persyaratan Dayang Sumbi, Sangkuriang pun mengamuk dan menendang
perahu yang dibuatnya ke arah utara. Dalam sekejap, perahu yang jatuh menelungkup
itu berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Setelah itu, Sangkuriang masih
mengejar Dayang Sumbi hingga ke Gunung Putri. Akan tetapi, Sang Hyang Tunggal
segera mengubah Dayang Sumbi menjadi setangkai Bunga Jaksi agar lolos dari kejaran
Sangkuriang. Sedangkan Sangkuriang yang tidak berhasil menemukan Dayang Sumbi
akhirnya menghilang ke alam gaib.
2. Judul : Rawa Pening

Karya :

Kisahnya dahulu kala terdapat sebuah desa bernama Ngasem yang terletak di lembah antara Gunung
Merbabu dan Telomoyo. Di desa tersebut bermukin sepasang suami-istri bernama Ki Hajar dan Nyai
Selakanta. Mereka dikenal pemurah dan suka menolong, namun hidup mereka kurang tanpa seorang
anak. Suatu ketika sang suami pergi bertapa agar istrinya dikaruniai seorang anak. Hari demi hari pun
berlalu dan sang suami belum kunjung kembali, sang istri mulai khawatir hingga suatu hari ia mengalami
mual dan muntah-muntah, setelah itu lahirlah seorang anak naga dinamai Baru klinthing. Ia malu
memiliki anak naga dan akan membawanya ke bukit tugur namun ia harus merawatnya hingga ia besar.

Suatu hari Baru Klinthing tumbuh remaja dan ia bertanya tentang ayahnya. Nyai Selakanta tersentak
kaget. Namun menurutnya sudah saatnya Baru Klinthing mengetahui sosok ayahnya. Dia menyuruh Baru
Klinthing untuk menyusul ayahnya yang sedang bertapa di lereng Gunung Telomoyo. Ia melihat ayahnya
sedang bersemedi. Baru lalu bersujud didepan ayahnya dan memberi tahu bahwa ia adalah anaknya, ia
kemudian memerintahkan anaknya untuk bertapa di Bukit Tugur, agar tubuhnya berubah menjadi
manusia. Sementara itu, ada sebuah desa bernama Pathok. Desa ini sangat makmur, namun penduduk
desa sangat angkuh. Suatu ketika, penduduk Desa Pathok bermaksud mengadakan pesta sedekah bumi
setelah panen. Untuk memeriahkan pesta, akan digelar berbagai pertunjukan seni dan tari. Berbagai
makanan lezat disajikan sebagai hidangan bersama dan jamuan untuk para tamu undangan.

Saat mereka sudah putus asa mereka tiba tiba melihat sebuah naga sedang bertapa, dengan cepat
mereka memotong-motong Baru Klinthing dan mengolahnya menjadi makanan hidangan. Saat pesta
dimulai jelmaan bayu klinthing muncul namun tak sorang pun ingin memberi makanan kepada Baru
Klinthing yang penuh dengan luka.Dia pun meninggalkan desa. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan
seorang janda tua bernama Nyi Latung. Nyi Latung yang baik hati itu pun mengajak Baru Klinthing ke
rumahnya dan menghidangkan makanan lezat. Dalam perbincangan, Baru Klinthing menyarankan agar
warga diberi pelajaran. Dia meminta Nyi Lantung jika mendengar suara gemuruh, untuk segera
menyiapkan alat menumbuk padi dari kayu. Baru lalu kembali ke desa Pathok dan menancapkan lidi ke
tanah, tak seorang pun sanggup mencabutnya. Begitulidi itu tercabut, suara gemuruh pun
menggentarkan seluruh isi desa. Air pun menyembur keluar dari bekas tancapan lidi itu. Semakin lama
semburan air semakin besar sehingga terjadilah banjir besar. Semua penduduk langsung
menyelamatkan diri. Namun, usaha mereka sudah terlambat karena mereka semua tenggelam. Desa itu
pun berubah menjadi rawa atau danau yang kini dikenal dengan Rawa Pening. Baru Klinthing lalu
menemui Nyi Latung yang sudah menunggu di atas lesung yang berfungsi sebagai perahu. Dia selamat
bersama nenek itu. Baru Klinthing lalu kembali menjadi naga untuk menjaga Rawa Pening.

3. Judul : Malin Kundang

Karya :
Pada zaman dahulu kalah di pesisir pantai Sumatera Barat hidup lah satu keluarga nelayan yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak laki-laki bernama Malin Kundang. Kehidupan mereka sangat lah susah dan serba
kekurangan. Menyadari nasib keluarganya sang ayah merantau ke negeri seberang.

Sudah lama tak ada kabar tentang ayah Malin Kundang. Mereka pun terpaksa menerima kenyataan.
Saat malin kundang tumbuh menjadi seorang dewasa ia memutuskan bahwa ia akan merantau juga.
Dengan berat hati sang ibu melepas sang anak.

Beberapa tahun kemudian Malin kundang kembali dengan berlayar menggunakan kapal yang besar dan
pakaian yang bagus, namun saat sang ibu mendengar berita tersebut ia bergegas menemui malin
kundang, malin kundang berpura pura tidak mengenal ibunya sendiri. Sakit hati sang ibu membuat malin
kundang dikutuk menjadi batu.

4. Judul : Bawang merah dan bawang putih

Karya :

Di sebuah desa, tinggalah seorang janda yang hidup dengan dua anak perempuannya yang memiliki
wajah menawan, yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami
dari ibu Bawang Merah telah meninggal dunia, jadi Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang
Merah. Bawang merah selalu dimanja sedangkan bawang putih selalu disuruh².

Suatu hari saat bawang putih sedang mencuci selendang milik sang ibu, tiba tiba selendsng tersebut
terbawa arus. Ia takut bahwa ibunya akan memarahinya. Dicarilah selendang tersebut hingga ia
menemukan rumah seorang nenek tua. Ia bertanya jika sang nenek tsb melihat selendang milik ibunya.
Sang nenek menjawab ya lalu memberi syarat jika ingin selendang tersebut kembali, bawang putih harus
bekerja di rumah sang nenek untuk beberapa hari. Setelah bekerja di eumah sang nenek bawang putih
diberi selendsngnya kembali, ia juga diberi hadiah tambahan oleh sang nenek yaitu sebuah labu.

Saat pulang bawang putih dimarahi ibunya karena pulang sangat lama. Ia juga menjatuhkan labu yang
dipegangnya. Terungkaplah semua harta yang berharga didalamnya. Bawang merah dan ibunya tergoda
untuk mendapatkan harta tersebut. Namun saat dirumah nenek tsb mereka tidak mau bekerja dan ingin
langsung mengambil labu tsb. Saat dibuka labu tsb berisi ular. Mereka pun meminta maaf kepada
bawang putih.

5. Judul : Lutung Kasarung

Karya :

Lutung Kasarung merupakan salah satu dari cerita rakyat yang mengisahkan tentang legenda
masyarakat Sunda yaitu bercerita tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang
diturunkan secara langsung ke Buana Panca Tengah (Bumi) berwujud seekor Lutung (sejenis monyet).
Dalam perjalanannya ke Bumi, sang lutung bertemu dengan seorang putri yang bernama Purbasari
Ayuwangi yang telah diusir oleh saudaranya yang pendengki, bernama Purbararang. Lutung Kasarung
adalah seekor makhluk yang sangat buruk rupa.

Namun pada akhirnya, Lutung Kasarung bisa berubah menjadi seorang pangeran yang gagah rupawan
dan menikahi Purbasari, dan memerintah Kerajaan yang bernaa Pasir Batang dan Kerajaan Cupu
Mandala Ayu bersama-sama.

6. Judul : Asal-Usul Banyuwangi

Karya :

Konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau Jawa yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang
raja yang bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang
Patih yang gagah berani, arif, tampan bernama Patih Sidopekso. Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri
Tanjung sangatlah elok parasnya. Agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri
Tanjung maka muncullah akal liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas
yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Maka dengan tegas dan gagah berani, tanpa curiga,
sang Patih berangkat untuk menjalankan titah Sang Raja.

Sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan merayu dan memfitnah
Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukanya. Namun cinta Sang Raja tidak kesampaian dan Sri
Tanjung tetap teguh pendiriannya, sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya. Berang dan panas
membara hati Sang Raja ketika cintanya ditolak oleh Sri Tanjung.Ketika Patih Sidopekso kembali dari misi
tugasnya, ia langsung menghadap Sang Raja. Akal busuk Sang Raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso
dengan menyampaikan bahwa sepeninggal Sang Patih pada saat menjalankan titah raja meninggalkan
istana, Sri Tanjung mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan Sang Raja.Tanpa berfikir
panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang
tidak beralasan.Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur membuat hati Patih Sidopekso semakin panas
menahan amarah dan bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh istri setianya
itu.

Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso
membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti
kejujuran, kesucian dan kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai
keruh itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong, tapi
jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah.Patih Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri,
segera menikamkan kerisnya ke dada Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati
seketika. Mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur
menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau harum, bau wangi. Patih Sidopekso terhuyung-
huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari, ia menjerit "Banyu..... ... wangi............... . Banyu
wangi ... .." Banyuwangi terlahir dari bukti cinta istri pada suaminya.

7. Judul : Telaga Warna


Karya :

Ratu Purbamanah dan Prabu Swarnalaya, penguasa Kuta Tanggeuhan yang merasa sedih karena tidak
kunjung memiliki anak. Setelah mengikuti saran ahli nujum kerajaan sang Ratu hamil. Setelah waktunya,
Ratu melahirkan anak perempuan yang diberi nama Nyi Mas Ratu Dewi Rukmini Kencana wungu atau
Dewi Kuncung Biru. Sang Putri anak yang manja dan berkemauan keras. Semua yang diiinginkannya
harus terwujud.

Ketika menginjak usia 17 tahun, Sang Putri ingin merayakan penambahan usianya dengan pesta mewah.
Dia ingin memakai baju terindah dan perhiasan mewah. Mendengar keinginan putrinya agar setiap helai
rambutnya dilapisi perhiasan emas, Prabu Swarnalaya marah. Rakyat yang begitu menyayangi sang Putri
bersedia mengumpulkan harta benda dan perhiasan mereka demi memenuhi keinginan sang Putri.

Ketika pesta digelar, sang Putri melemparkan semua perhiasan dari rakyat karena karena tidak
menyukai bentuk perhiasan tersebut. Lalu, tiba-tiba langit berubah gelap, hujan, badai, petir dan
bencana pun datang dan menenggelamkan negeri Kuta Tanggeuhan. Negeri Kuta Tanggeuhan berubah
menjadi telaga yang airnya berwarna-warni.

8. Judul : Legenda Dewi Sri

Karya :

Dewi Sri atau Dewi Padi merupakan tokoh mitos dalam cerita rakyat Indonesia. Dewi Sri dianggap bisa
mengendalikan bahan makanan di bumi, terutama padi yang menjadi bahan makanan pokok sebagian
masyarakat Indonesia. Cerita Dewi Sri ini dikenal sebagai mitos, yaitu cerita yang berkaitan dengan
kepercayaan.

Dewi Sri dianggap sebagai dewi tertinggi dan dewi terpenting bagi masyarakat agraris, seperti di
Indonesia. Sosok dewi ini diagungkan dan dimuliakan. Dalam cerita ini, Dewi Sri digambarkan sebagai
putri kayangan santun dan cantik yang menikah dengan seorang lelaki di bumi. Putri itu mempunyai
sikap dan perilaku bertanggung jawab dan percaya diri. Ia selalu menyediakan makanan untuk
keluarganya tanpa proses memasak. Namun, pada saat janji dilanggar oleh suaminya, Dewi Sri kembali
ke kayangan. Sejak saat itu, manusia harus menanam padi dan memasak untuk memenuhi kebutuhan
makanan pokok.

Cerita Dewi Sri atau Dewi Kayangan ini di Jawa terdapat dalam “Jaka Tarub”, di Banten “ “Sumur Tujuh”,
di Bali cerita “Raja Pala”, di Nusa Tenggara Timur, “Tujuh Bidadari”, dan di Nusa Tenggara Barat cerita
“Embung Puntiq”. Cerita ini terdapat juga di Papua dengan judul “Putri Bungsu dari Danau”. Cerita ini
dimiliki juga oleh suku-suku lain di Indonesia. Sosok Dewi Sri sering dihubungkan dengan ular sawah dan
burung sriti (walet). Ular sawah disucikan karena ular ini menjaga padi dan memangsa tikus yang
menjadi hama tanaman padi. Mitos Dewi Sri ini sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama dalam
pelestarian lingkungan. Dalam ritual adat, masyarakat memohon pelindungan dari penguasa alam.

9. Judul : Legenda Damar Wulan


Karya :

terjadi perang antara kubu seorang yang memilik nama Ratu Kencanawungu yang merupakan Penguasa
dari Kerajaan Majapahit Barat dengan melawan seorang yang bernama Menak Jingga atau minak Jinggo
yakni Penguasa dari Blambangan Majapahit Timur.

Minakjingga ini adalah seorang yang memiliki gelar adipati Blambangan, dia adalah seorang yang
mempunyai kekuatan dan juga kesaktian yang hebat dan tidak tertandingi. Dan di memilik sebuah
rencana yakni akan melakukan sebuah pemberontakan terhadap Kerajaan Majapahit yang pada waktu
itu di pimpin oleh seorang ratu yang cantik jelita yakni bernama Ratu Ayu Kencana Wungu. Karena Sang
Ratu sudah mengetahui rencana dari Minakjingga, akhirnya sang Ratu kemudian mengadakan sebuah
sayembara yang bertujuan untuk menangkal ancaman serangan dari Minakjingga. Selanjutnya ada yang
ikut dalam sayembara itu dan dia merupakan seorang pemuda yang bernama Damarwulan.

Dan singkat cerita akhirnya Menak Jingga kemudian berhasil dikalahkandan tewas di tangan
Damarwulan, yakni seorang kesatria hebat yang dikirim oleh Ratu Kencanawungu. Sesudah itu,
Damarwulan kemudian menikah dengan Ratu Kencanawungu yang selanjutnya Tahta Kerajaan berhasil
menjadi miliknya dan menjadi seorang raja dari kerajaan Majapahit yang memiliki gelar Prabu
Mertawijaya.

10. Judul : Legenda Ciung Wanara

Karya :

Prabu Barma Wijaya Kusuma memerintah kerajaan Galuh yang sangat luas. Permaisurinya 2 orang. Yang
pertama bernama Pohaci Naganingrum dan yang kedua bernama Dewi Pangrenyep. Keduanya sedang
mengandung. Akhirnya Dewi Pangrenyep melahirkan seorang putra. Raja sangat bersuka cita dan sang
putra diberi nama Hariang Banga. Hariang Banga telah berusia 3 bulan, namun permaisuri Pohaci
Naganingrum belum juga melahirkan. Khawatir kalau-kalau Pohaci melahirkan seorang putra yang nanti
dapat merebut kasih sayang raja terhadap Hariang Banga, Dewi Pangrenyep bermaksud hendak
mencelakakan putra Pohaci. Setelah bulan ke-13 Pohaci pun melahirkan. Atas upaya Dewi Pangrenyep
tak seorang dayang-dayang pun diperkenankan menolong Pohaci, melainkan Pangrenyep sendiri.
Dengan kelihaian Pangrenyep, putra Pohaci diganti dengan seekor hewan. Bayi Pohaci dimasukkannya
dalam kandaga emas disertai telur ayam dan dihanyutkannya ke sungai Citandui. Karena aib yang
ditimbulkan Pohaci Naganingrum yang telah melahirkan seekor hewan, raja sangat murka dan
menyuruh (pegawai istana) untuk membunuh Pohaci. Pegawai istana tidak sampai hati melaksanakan
perintah raja terhadap Pohaci, permaisuri junjungannya. Pohaci diantarkannya ke desa tempat
kelahirannya, namun dilaporkannya telah dibunuh.

Adalah seorang Aki bersama istrinya, Nini Balangantrang, tinggal di desa Geger Sunten tanpa
bertetangga. Sudah lama mereka menikah, tetapi belum dikarunia anak. Suatu malam Nini bermimpi
kejatuhan bulan purnama. Mimpi itu diceritakannya kepada suami dan sang suami mengetahui takbir
mimpi itu, bahwa mereka akan mendapat rezeki. Malam itu juga Aki pergi ke sungai membawa jala
untuk menangkap ikan. Betapa terkejut dan gembira ia mendapatkan kandaga emas yang berisi bayi
beserta telur ayam, Mereka asuh bayi itu dengan sabar dan penuh kasih sayang. Telur ayam itu pun
mereka tetaskan, mereka memeliharanya hingga menjadi seekor ayam jantan yang ajaib dan perkasa.
Anak angkat ini mereka beri nama Ciung Wanara. Setelah besar bertanyalah Ciung Wanara kepada ayah
dan ibu angkatnya. Terus terang Aki dan Nini menceritakan tentang asal-usul Ciung Wanara. Setelah
mendengar cerita ayah dan ibu angkatnya, tahulah Ciung Wanara akan dirinya. Suatu hari Ciung Wanara
pamit untuk menyabung ayamnya dengan ayam raja, karena didengarnya raja gemar menyabung ayam.
Taruhannya ialah, bila ayam Ciung Wanara kalah ia rela mengorbankan nyawanya. Tetapi bila ayam raja
kalah, raja harus bersedia mengangkatnya menjadi putra mahkota. Raja menerima dengan gembira
tawaran tersebut.

Sebelum ayam berlaga, ayam Ciung Wanara berkokok dengan anehnya, melukiskan peristiwa benahun-
tahun yang lampau tentang permaisuri yang dihukum mati dan kandaga emas yang berisi bayi yang
dihanyutkan. Raja tidak menyadari hal itu, tetapi sebaliknya Si Lengser sangat terkesan akan hal
itu.Bahkan ia menyadari sekarang Ciung Wanara yang ada di hadapannya adalah putra raja sendiri.
Setelah persabungan, ayam baginda kalah dan ayam Ciung Wanara menang. Raja menepati janji dan
Ciung Wanara diangkat menjadi putra mahkota. Dalam pesta pengangkatan putra mahkota, raja
membagi 2 kerajaan untuk Ciung Wanara dan Hariang Banga. Selesai pesta pengangkatan putra
mahkota Si Lengser bercerita kepada raja tentang hal yang sesungguhnya mengenai permaisuri Pohaci
Naganingrum dan Ciung Wanara. Mendengar cerita ini raja memerintahkan pengawal agar Dewi
Pehgrenyep ditangkap. Akibatnya timbul perkelahian antara Hariang Banga dengan Ciung Wanara.
Tubuh Hariang Banga dilemparkan ke seberang sungai Cipamali yang sedang banjir besar. Sejak itulah
kerajaan Galuh dibagi menjadi 2 bagian dengan batas sungai Cipamali. Di bagian barat diperintah oleh
Hariang Banga. Orang-orangnya menyenangi kecapi dan menyenangi pantun. Sedangkan bagian timur
diperintah oleh Ciung Wanara. Orang-orangnya menyenangi wayang kulit dan tembang. Kegemaran
penduduk akan kesenian tersebut masih jelas dirasakan sampai sekarang

11. Judul : Legenda nyi roro kidul

Karya :

Kanjeng Ratu Roro Kidul atau sering dikenal sebagai Nyi Roro Kidul merupakan dewi dari dongeng Jawa
terkenal sebagai Ratu Pantai Selatan, (Pelabuhan Ratu). Suatu ketika pada masa Prabu Siliwangi
memerintah di Kerajaan Pajajaran, ia memiliki seorang permaisuri cantik dan sejumlah 7 selir. Suatu
ketika sang permaisuri melahirkan anak perempuan cantik pula, bahkan melebihi kecantikan ibundanya.

Ia dinamai Putri Lara Kadita yang berarti Putri Nan Cantik Jelita.Kebaikan hati dan kecantikan Putri
Kadita menimbulkan rasa iri para selir yang takut tersisih dari hadapan Prabu Siliwangi.Mereka
bersekongkol menghancurkan kehidupan Putri Lara Kadita dan ibunya. Keduanya diguna-guna hingga
menderita sakit kulit yang parah di sekujur tubuhnya. Di bawah pengaruh guna-guna para selir, Prabu
Siliwangi pun mengusir keduanya dari keraton karena dikhawatirkan mereka akan mendatangkan
malapetaka bagi kerajaan.Dalam kondisi ini, Putri Lara Kadita dan ibunya pergi tanpa tujuan.
Diceritakan, sang permaisuri tewas dalam pengembaraan, sedangkan Putri Lara Kadita terus berjalan
menuju selatan sampai akhirnya tiba di sebuah bukit terjal di Pantai Karanghawu.
Karena amat kelelahan, Putri Lara Kadita istirahat kemudian tertidur pulas. Dalam tidur ia bermimpi
bertemu dengan “orang suci” yang memberi nasihat agar sang putri menyucikan diri dengan terjun ke
laut untuk mendapatkan kesembuhan, mengembalikan kecantikannya, sekaligus memperoleh kekuatan
gaib untuk membalaspenderitaan yang dia alami.Ketika terbangun, tanpa ragu Putri Lara Kadita
melompat dari tebing curam ke tengah gulungan ombak, dan tenggelam ke dasar Laut Selatan.
Mimpinya pun menjadi kenyataan. Selain sembuh dan kembali cantik, ia juga memperoleh kekuatan
gaib serta keabadian. Namun, sang putri harus tetap tinggal di Laut Selatan.Sejak itu ia disebut sebagai
Nyi Loro Kidul (yang artinya loro = derita, kidul = selatan), atau sang Ratu Penguasa Laut Selatan.

Anda mungkin juga menyukai