Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS CERITA RAKYAT

KEONG MAS

Kelompok 1:

Ainuzzaim Azzaki (03)

Arimbi Puteri Isnani (07)

Balqis Nayla Noviyanti (09)

Faiq Nazil Iqdami (13)


Keong Mas
Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan yang makmur dan sentosa, hiduplah
dua orang putri raja yang sangat cantik jelita. Mereka bernama Candra Kirana dan Dewi
Galuh. Kedua putri Raja tersebut hidup sangat bahagia dan serba kecukupan. Hingga pada
suatu hari berkunjunglah seorang pangeran yang amat tampan lagi rupawan dari Kerajaan
Kahuripan ke Kerajaan Daha. Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati.
Kedatangannya bermaksud untuk melamar Candra Kirana. Kunjungan Raden Inu Kertapati
sangat disambut baik oleh Raja Kertamarta, dan akhirnya Candra Kirana ditunangkan
dengan Raden Inu Kertapati Namun pertunangan itu ternyata membuat Dewi Galuh merasa
dengki. Karena dia merasa kalau Raden Inu Kertapati lebih cocok untuk dirinya. Lupa
daratan Dewi Galuh lalu pergi ke rumah Nenek Sihir. Dia meminta agar nenek sihir itu
mengutuk Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan dari Raden Inu.
Nenek Sihir pun menuruti permintaan Dewi Galuh, dan mengutuk Candra Kirana menjadi
Keong Emas, lalu membuangnya ke sungai.

Suatu hari seorang nenek yang baik hati sedang mencari ikan dengan jala, dan keong
emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu kemudian dibawanya pulang dan
diletakkan di atas tempayan. Keesokan hari nya nenek itu mencari ikan lagi di sungai, tetapi
tak mendapat ikan seekorpun. Lalu Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja, namun
sesampainya di rumah ia sangat kaget sekali, karena di meja sudah tersedia masakan yang
sangat enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapakah yang mengirim
masakan itu. Kejadian itu berulang setiap harinya, karena penasaran keesokan paginya
nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu
berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke belakang
rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong
emas yang ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu
memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek
tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu. Siapakah kamu ini putri
cantik, dan dari mana asalmu?, tanya si nenek. Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir
menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku, kata
keong emas. Setelah menjawab pertanyaan dari nenek, Candra Kirana berubah lagi menjadi
Keong Emas, dan nenek sangat terheran-heran. Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau
diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar
menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak
untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung
gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti
dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu
bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata
kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu. Kakek itu
memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden
Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan.
Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk
yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis.

Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat Candra Kirana
sedang memasak. Akhirnya kutukan dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu. Lalu
Raden Inu memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan
Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Kertamarta. Baginda
minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang
setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya
pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut
sangat meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.

NILAI KEHIDUPAN YANG MASIH SESUAI DENGAN KEHIDUPAN SAAT INI

1. Nilai Agama
Tidak saling memandang buruk, tidak saling menyakiti dan menyindir
2. Nilai Sosial
Saling peduli dan membantu, serta saling menghargai satu sama lain
3. Nilai Budaya
Menerapkan budaya dalam bertamu
4. Nilai Moral
“Kebeneran akan mengalahkan kejahatan. Sifat iri hati itu seperti api yang
membakar habis kayu kering kebaikan. Orang yang iri hati akan merasakan
kekalahan dan kehancuran di kemudian hari”
5. Nilai Edukasi
Kejujuran, keadilan, bertanggung jawab, dan tidak mudah menyerah
6. Nilai Estetika
Keong yang memiliki emas bercahaya. Juga dalam ceritanya memiliki latar yang
berbeda-beda dan tentang alam, mengandung banyak nasihat yang bisa kita ambil
pelajarannya, tidak adanya unsur drama seperti sinetron

UNSUR PEMBANGUN HIKAYAT KEONG MAS

1. Tema

Cinta yang tulus bisa menyelamatkan : cinta Raden Inu yang tidak memandang fisik bisa
membuat Candra Kirana menjadi manusia biasa seperti sedia kala. Selain itu, nenek tua yang
mengetahui siapa keong mas sebenarnya juga tetap mau mengangkatnya menjadi anak.
2. Latar

Latar dalam Cerita

Tempat : Cerita keong mas memiliki latar yang sama dengan Timun Mas dan juga Cindelaras,
yaitu berasal dari Jawa Timur. Untuk cerita Keong Mas, bertempat di Kerajaan Daha, yaitu
sebuah kerajaan kecil yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Medang.

Namun untuk beberapa latar detail di dalamnya antara lain, istana di Daha, Istana Kerajaan
Kahuripan, hutan, sungai dan juga gubuk tua.

Waktu : sama seperti yang sudah dimuat di dalam cerita, latar waktu yang ada di dalam
cerita rakyat keong mas ini adalah sekitar berdirinya kerajaan Daha, yaitu sekitar tahun 1045
hingga 1130an. Hal ini sesuai dengan temuan sejarah tentang Kerajaan Kediri dan kerajaan
kecil di bawahnya.

Suasana : suasana pada zaman ketika hidupnya Keong Mas, digambarkan masih banyak
hutan belantara. Ilmu mistis juga masih kental, sebab sekelas putri kerajaan saja
menggunakan kekuatan penyihir untuk melenggangkan keinginannya.

3. Tokoh

Tokoh / Penokohan

Raja Kertamarta : tokoh ini sebenarnya bisa digolongkan ke dalam tokoh tritagonis. Sebab
lakonnya tidak cenderung ke dalam tokoh jahat maupun baik. Jika dilihat di awal cerita, Raja
Kertamarta termasuk raja yang bijaksana dan dicintai oleh rakyatnya.

Namun, dia juga bisa menjadi tokoh antagonis, sebab tanpa adanya peradilan yang benar
dan tanpa penyelidikan lebih lanjut, Raja Kertamarta tidak ragu untuk membuang putri
kandungnya hanya karena fitnah keji belaka.

Dewi Galuh : tokoh ini adalah tokoh antagonis sentral di dalam cerita rakyat keong mas.
Sebab, tanpa campur tangannya, maka tidak akan ada cerita keong mas terjadi. Dewi Galuh
juga diceritakan sebagai orang yang punya rasa iri dan dengki. Karena rasa iri pula dia
menggunakan ilmu sihir untuk mengutuk saudaranya. Rasa sakit hati karena tidak
mendapatkan lelaki yang dicintai juga membuatnya gelap mata. Bahkan dia tega membuang
adiknya setelah mengubahnya menjadi seekor keong.

Candra Kirana : sebaliknya, Candra Kirana adalah tokoh protagonis sentral dalam cerita ini.
Diceritakan sebagai seseorang yang cantik jelita dan baik hati, Candra Kirana akhirnya bisa
memikat hati Raden Inu Kertapati. Kebaikan hatinya juga terlihat saat dia tahu orang yang
mengutuknya adalah kakaknya, dia tidak berniat untuk membalas dendam dan malah
menerima keadaannya dengan ikhlas. Bahkan dia mau memaafkan perbuatan jahat
kakaknya kepadanya.
Raden Inu : tokoh lelaki yang digambarkan tampan dan gagah perkasa dari kerajaan
seberang ini juga memiliki kesetiaan yang teruji. Buktinya, dia tetap mau mencari
keberadaan Candra Kirana meski harus berkelana tanpa tujuan. Selain itu, dia juga baik hati
dan tidak memandang fisik. Ketika dia mengetahui bahwa tunangannya telah dikutuk dan
berubah menjadi keong, Raden Inu tetap mau menerimanya dengan tulus. Hal inilah yang
akhirnya memutuskan kutuk tersebut.

Kakek di hutan : kemunculan si kakek sakti ini memang hanya sedikit saja, tapi mampu
menyelamatkan cerita. Pasalnya, tanpa kehadirannya, Raden Inu bisa saja celaka karena
diperdaya oleh penyihir jahat. Namun, berkat kesaktian dan kebijaksanaan sang kakek, dia
bisa mengetahui tipu muslihat dari penyihir dan menyelamatkan Raden Inu tanpa meminta
balasan sedikitpun.

Nenek Renta : ada banyak versi cerita rakyat Keong Mas, namun dalam versi di atas,
diceritakan bahwa hanya ada satu nenek renta yang menyelamatkan Keong Mas. Nenek ini
membawa pulang keong mas dan memeliharanya di dalam tempayan di gubuk sederhana
miliknya. Nenek ini juga baik hati dan tidak takabur. Setelah mengetahui jati diri Keong Mas
yang bisa membuat keajaiban, dia tidak meminta hal yang berlebihan sebagai ganti
kebaikannya. Nenek tua ini juga mau mengangkat Keong Mas sebagai anaknya.

Penyihir : berada dalam satu sekutu dengan Bawang Merah, sudah bisa dipastikan bahwa
karakter penyihir ini adalah jahat. Dia pula yang mengutuk dan mengubah Candra Kirana
menjadi keong. Belum cukup sampai di situ, kejahatan penyihir ini juga hampir mencelakai
Raden Inu ketika berada di hutan.

4. Alur

Alur Cerita Keong mas

Jalan cerita dari cerita rakyat keong mas ini menggunakan alur maju. Awal cerita
digambarkan dengan kerajaan Daha yang permai dipimpin oleh Raja Kertamarta dan juga
keakraban kedua anaknya, Dewi Galuh dan Candra Kirana. Kemudian konflik mulai datang
ketika iri hati menghinggapi Dewi Galuh karena dia juga mencintai Raden Inu namun malah
adiknya yang dipilih untuk dijadikan sebagai tunangan Raden Inu. Kemudian terjadilah
kutukan dan dimulailah pencarian Raden Inu. Cerita ditutup dengan penyelesaian konflik
berupa hilangnya kutukan Candra Kirana. Dia juga bisa kembali ke istana bersama dengan
nenek renta, orang tua angkatnya, dan menikah dengan Raden Inu Kertapati.
5. Sudut Pandang

Sudut Pandang Cerita

Legenda keong mas memakai sudut pandang orang ketiga serba tahu. Pengarang
menghidupkan tokohnya dengan menggunakan nama untuk tiap karakternya. Pengarang
juga mengetahui setiap pemikiran dari tokohnya.

6. Amanat / pesan moral

-Cinta sejati tidak memandang fisik : Raden Inu mencintai Candra Kirana apa adanya. Bahkan
ketika Candra Kirana berubah menjadi Keong Mas, dia tidak menolaknya dan tetap
menerima menjadi tunangannya. Hal inilah yang akhirnya mengalahkan ilmu hitam dari
penyihir.

-Hati yang dipenuhi dengki hanya akan membawa kerusakan : Dewi Galuh sebenarnya tetap
bisa mendapatkan pangeran tampan lainnya, tanpa harus mencelakakan adiknya. Namun,
dia menutup mata tentang kecantikannya dan malah fokus pada balas dendam demi
memuaskan iri hatinya. Karena penyakit hati yang dipelihara, maka Dewi Galuh menyakiti
banyak pihak. Bukan hanya Candra Kirana yang harus dibuang ke hutan, tetapi juga Raden
Inu yang harus kehilangan tunangannya. Begitu pula dengan Raja Kertamarta yang bersedih
karena kehilangan putrinya.

STRUKTUR KEONG MAS

1.orientasi

Prabu Kertamarta adalah Raja Daha pada zaman dahulu. Dia memiliki dua orang anak
perempuan bernama Galuh Ajeng dan Candra Kirana. Candra Kirana memiliki kecantikan
wajah yang sangat memesona.Tunangannya adalah Raden Inu Kertapati merupakan putra
mahkota kerajaan Kahuripan.

2. komplikasi

Galuh Ajeng sebenarnya juga mencintai Raden Inu Kertapati yang tampan, gagah dan
cerdas. ... Galuh Ajeng merencanakan bagaimana menyingkirkan Candra Kirana dari
kerajaan. Secara diam-diam Galuh Ajeng meminta bantuan nenek penyihir jahat yang
diketahui ... Galuh Ajeng lalu bersiasat jahat. Dia melakukan fitnah kepada Candra Kirana. ...

3.resolusi

suatu hari seorang nenek yang bernama Nenek Dadapan sedang mencari ikan dengan jala,
...
4.koda

Raden Inu membawa pulang Candra Kirana dan juga Nenek Dadapan ke Istana.

KAIDAH KEBAHASAAN (MAJAS)

Majas dalam Cerita Keong mas

Sama seperti cerita rakyat biasanya, majas hiperbola juga digunakan pengarang sebagai
gaya bahasa dalam cerita rakyat Keong Mas ini. Segala kejadian dibuat berlebihan, termasuk
ketika Candra Kirana yang bisa membuat keajaiban dengan berubah menjadi manusia dan
memasak. Namun, dia tidak bisa membela dirinya di hadapan raja ketika harus diusir pergi.
Padahal, bisa tetap menjadi manusia walaupun ada orang di sekitarnya, dan tidak ada
kondisi khusus yang mengharuskannya tetap menjadi keong. Selain majas hiperbola, majas
personifikasi juga dimasukkan ke dalam cerita ini. Ketika penyihir berubah menjadi burung
gagak, diceritakan burung tersebut bisa berbicara seperti layaknya manusia. Begitu pula
dengan beberapa hewan hutan lainnya.

KAIDAH KEBAHASAAN (KONGJUNGSI)

Dan, hingga, yang, untuk, dan akhirnya, karena, tetapi, setelah, dengan,adalah, seperti.

Anda mungkin juga menyukai