Anda di halaman 1dari 9

Analisis Instrinsik pada Cerpen “Impian yang Terbadai” Karya Lidya

Kartika Dewi : Pendekatan Sejarah


Jasmine Farizqi Fajri
Universitas Muhammadiyah Malang
PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan karya yang dibuat oleh penulis sesuai dengan latar belakang
penulis hingga hal yang telah terjadi untuk mengenang sesuatu. Karya sastra dihasilkan dari
sastrawan yang bertujuan untuk dibaca oleh orang lain. Karya sastra biasanya dikaitkan dengan
hal nyata atau sebuah kenyataan yang telah terjadi (Pradopo, 2017). Kenyataan yang telah terjadi
ini digunakan sebagai latar belakang dari isi karya sastra yang ditulis oleh penulis. Hal ini
dikarenakan menunjukkan dan memperlihatkan dari berbagai sudut pandang dari sautu hal nyata.

Karya sastra memiliki berbagai macam jenis yaitu prosa, cerpen, novel, puisi, pantun dan
sebagainya. Kebanyakan pembaca sering membaca cerpen, cerpen dapat dikatakan sebagai karya
sastra favorit dari pembaca. Cerpen atau cerita pendek merupakan karya fiksi yang berbentuk
prosa dan dibaca hingga selesai dalam sekali duduk (Sugiarto, 2015).

Cerpen “Impian yang Terbadai” merupakan karya dari Lidya Kartika Dewi yang
mengisahkan tentang tokoh utama yang bernama Yazid dan Mirsa. Pasangan kekasih tersebut
diceritakan sebagai pasangan kekasih yang memiliki alur lika-liku yang panjang. Hingga
akhirnya waktu pernikahan tinggal beberapa hari, namun naas hal tersebut digagalkan oleh
bencana alam yang terjadi yaitu bencana tsunami. Bencana tsunami ini dituliskan berada di
Aceh. Sehingga hal ini mengingatkan tragedi tsunami di Aceh yang bertepatan pada tanggal 26
Desember 2004.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah (Baihaqi et al., 2019) yang
membahas mengenai pemahaman pembaca pada cerpen yang bukan hanya sebagai sumber
kesenangan tetapi juga meningkatkan kemampuan dalam membaca cerpen dalam bentuk
pemahaman isi cerpen.

Penelitian yang relevan selanjutnya adalah (Nurjaya & Supendi, 2019) yang membahas
tentang analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik dari kumpulan cerpen dari Ahmad Tohari berjudul
“Senyum Karyamin” yang membedah unsur intrinsik dan ekstrinsiknya dan digabungkan dengan
kesesuaian dari bahan ajar kelas XI.

Pentingnya penelitian ini adalah mengungkapkan pada cerpen “Impian yang Terbadai”
karya Lidya Kartika Dewi ini mengenai unsur ekstrinsik yang membangun dalam cerpen
tersebut. Selain itu, juga mengungkapkan antara tragedi atau peristiwa dan karya sastra.

Penelitian ini mengkaji isi unsur intrinsik dan ekstrinsik yang saling berkaitan dan unsur
tersebut sebagai salah satu kunci dalam isi karya sastra. Unsur Instrinsik sendiri meruoakan

Kajian yang digunakan adalah kajian pendekatan sejarah yang mengungkapkan bahwa
sejarah atau kejadian saling berhubungan antara satu sama lain dengan karya sastra. Sehingga
menjadi satu bentuk kesatuan dalam sebuah karya sastra dengan tujuan yaitu mengingatkan
pembaca mengenai sejarah yang pernah terjadi dalam lingkup yang sama.

METODE

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitiatif dengan pendekatan sejarah dan analisis
unsur ekstrinsik. Sumber data yang digunakan adalah cerpen “Impian Yang Terbadai” karya
Lidya Kartika Dewi. Hal ini akan ditunjukkan pada penelitian ini yang mencoba untuk
mendapatkan hasil yang objektif serta akurat dari cerpen “Impian Yang Terbadai”. Metode yang
digunakan adalah metode desktiptif analitik, metode ini sendiri merupakan metode yang terbatas
dalam pengumpulan data namun juga cara untuk menganalisis data yang digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Unsur Intrinsik Cerpen “Impian yang Terbadai”

Sebuah karya sastra pasti memiliki unsur untuk membangun sehingga akan terbentuk
dalam keutuhan sebuah karya. Hal ini tidak dipungkiri dalam setiap sebuah karya sastra memiliki
unsur untuk membentuk tulisan.

Unsur intrinsik merupakan unsur yang berasal pada sebuah karya sastra. Unsur intrinsik
cerpen dapat diamati dengan cara membaca cerpen secara langsung (Anggraini, 2020). Untuk
mendukung karya sastra, unsur intrinsik dibagi menjadi beberapa aspek yaitu tema, sudut
pandang, tokoh, latar, alur, dan amanat.
A. Tema Cerpen

Tema merupakan unsur yang menjadi pedoman bagi pengarang dalam menuliskan sebuah
karya sastra. Tema ditentukan setelah karya sastra dibaca secara keseluruhan (Nurrachman et al.,
2020). Sebuah tema didapatkan dengan cara membaca secara keseluruhan, hal ini bertujuan
untuk mencoba dan memahami secara utuh apa saja isi sebenarnya yang disampaikan oleh
penulis.

Tema dibagi menjadi dua yaitu tema mayor, tema mayor merupakan isi pusat pikiran pada
sebuah karya sastra, sedangkan tema minor merupakan tema yang dapat dilihat dari sudut
pandang orang lain (Berpendidikan, 2019). Sehingga, saat menentukan tema pada karya sastra
bukan hanya sebatas dari segi pengarang, namun juga bisa dari sudut pandang pembaca

Pada cerpen “Impian yang Terbadai” tema yang dibawakan dari tema mayor adalah tema
romantis dan sejarah. Hal ini terlihat dalam kisah cerita yang dibawakan mengenai kehidupan
tokoh utama yang Bernama Yazid dan Mirsa yang digambarkan sebagai pasangan kekasih dan
akan menginjak ke dunia pernikahan namun sayangnya gagal karena adanya tsunami Aceh.
Sejarah yang dimaksud adalah sejarah kelam di Indonesia yang bertempat di Aceh yaitu bencana
tsunami. Hal ini, oleh pengarang memang bertujuan dalam menulis cerpen tersebut untuk
mengenang tragedi Tsunami Aceh untuk pembaca.

Tema minor yang dibawakan adalah mengenai kesabaran dan keikhlasan atau secara tidak
langsung tema yang dibawakan adalah islami. Karena pada bagian akhir cerita, diceritakan
kehilangannya tokoh Mirsa dan keluarga Yazid karena terkena tsunami.

B. Sudut Pandang

Sudut pandang dalam sebuah karya sastra adalah cara pandang saat menceritakan kisah pada
karya sastra. Sudut pandang pada cerpen “Impian yang Terbadai” adalah sudut pandang orang
ketiga. Sudut pandang tersebut merupakan sudut pandang yang dibawakan oleh penulis sebagai
orang yang memakai kata ganti orang ketiga. Sudut pandang ini seolah penulis berada di luar
cerita saat mengisahkan cerita tokoh pada pembacanya (Terkini, 2021). Hal ini terlihat pada isi
cerita yang menggunakan nama tokoh, ia, dan dia.

C. Tokoh
Tokoh pada sebuah karya sastra adalah salah satu unsur yang memiliki peranan dengan dasar
dari tingkat kepentingan pada sebuah cerita (Prinada, 2021). Pada sebuah cerita, tokoh memiliki
dua peran yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu

Tokoh utama merupakan tokoh yang diceritakan memiliki pengaruh yang besar daripada
tokoh lain, potensi yang dimiliki oleh tokoh utama adalah merubah alur, membuat suatu konflik
hingga menyelesaikan masalah atau konflik pada cerita. Tokoh utama pada cerpen “Impian yang
Terbadai” adalah tokoh Yazid. Hal ini terlihat karena fokus yang diceritakan adalah kehidupan
tokoh Yazid dimulai dari kehidupan sekolah hingga di akhir cerita yaitu di saat sudah bekerja.
Selain itu, Yazid menimbulkan suatu konflik dan menyelesaikan masalah yaitu saat dia akan
meminta restu namun ditolak karena latar belakang Yazid dahulu pada saat SMA dan
diselesaikan dengan usaha Yazid dalam menata hidupnya dan sukses dalam pekerjaannya.

Tokoh pembantu meruopakan yang keberadaannya tidak begitu diperhatikan daripada tokoh
utama. Dalam tokoh yang diceritakan oleh penulis dari cerpen “Impian yang Terbadai” adalah
tokoh Mirsa, Rajali, dan Haji Muslih.

D. Latar

Latar meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar memiliki peranan penting
pada sebuah cerita karena latar digunakan sebagai sarana yang bertujuan dalam menghidupkan
sebuah cerita sehingga kejadian yang diceritakan dalam cerita terlihat nyata (Berpendidikan,
2019).

Latar pada cerpen “Impian yang Terbadai” meliputi:

a. Latar Tempat
Latar tempat yang diceritakan adalah di Yogyakarta, dan Banda Aceh. Hal ini terlihat
bahwa Mirsa dan Yazid berkuliah di Yogya, dan asal dari seluruh tokoh dan tragedi
terjadi berada di Banda Aceh
b. Waktu

Waktu yang ada pada cerpen “Impian yang Terbadai” adalah sekitar sebelum tsunami Aceh
terjadi hingga tsunami Aceh terjadi pada tahun 2004.

c. Suasana
Suasana merupakan salah satu latar yang menggambarkan dalam cerita yang ada, seperti
senang, sedih, marah, dan sebagainya. Pada cerpen “Impian yang Terbadai” suasana yang
digambarkan adalah menyedihkan, mengenaskan, dan menyenangkan. Hal ini terlihat pada
kalimat.

1. Menyedihkan
Menyedihkan karena Mirsa dan keluarga Yazid meninggal dan menjadi korban dari
tsunami.
2. Mengenaskan

Mengenaskan karena wilayah selain di masjid terhempas oleh tsunami.

3. Menyenangkan
Menyenangkan karena Yazid dan Mirsa akan menikah hanya menunggu satu minggu
menjelang hari akad.
E. ALUR

Alur pada karya sastra cerpen merupakan urutan isi cerita yang ditulis oleh penulis. Alur
yang disampaikan oleh pengarang merupakan penggambaran dari rangkaian cerita dari awal
cerita hingga akhir cerita (Anggraini, 2020). Sehingga, pada sebuah karya sastra, alur menjadi
jalan cerita yang disampaikan oleh penulis dengan beragam alur yang ada. Alur pada sebuah
karya sastra memiliki tahapan-tahapan, diawali dengan perkenalan, penanjakan, klimaks, anti
klimaks hingga penyelesaian masalah.

Alur yang ada pada cerpen “Impian yang Terbadai” adalah alur kombinasi atau campuran.
Alur kombinasi atau campuran merupakan alur campuran dari alur maju dan alur mundur. Hal
ini terlihat pada isi cerita yang pada awal cerita di masa sekarang dan di tengah cerita kembali ke
masa lalu atau flashback setelah itu kembali ke masa sekarang.

Hal ini nampak pada isi cerpen yang dimulai pada masa sekarang kemudian kemballi ke
kehidupan masa lalu yang diceritakan masa remaja Yazid dan kuliah, selain itu diperlihatkan
masa saat Yazid dan Mirsa mulai menjalin hubungan layaknya remaja. Kemudian kembali ke
masa sekarang yaitu saat Yazid dan Mirsa mulai menjalin hubungan percintaan yang lebih ke
tahap serius yaitu pernikahan dan diakhiri oleh tragedi tsunami Aceh yang menjadikan rencana
pernikahan mereka gagal karena Mirsa yang tewas karena tsunami. Pada cerpen tersebut,
berdasarkan alur tersebut memiliki tiga bagian cerita yaitu sekarang, masa lalu, dan sekarang.

F. AMANAT

Amanah dalam karya sastra cerpen merupakan isi pesan yang ingin disampaikan oleh
penulis, sehingga amanat dapat dipetik dari sudut pandang pembaca. Isi pesan moral atau amanat
dalam cerpen sendiri tidak terlihat secara langsung atau dapat disebut isinya berisi secara tersirat.
Namun, penulis dapat menulisnya secara tersurat atau langsung.

Amanat pada cerpen “Impian yang Terbadai” adalah selalu sabar dan ikhlas dalam menerima
kejadian yang telah menimpa meskipun itu sangat buruk karena ada Tuhan yang kita percaya dan
akan memberikan ganjaran yang setimpal. Hal ini terlihat pada akhir cerita, tokoh Yazid yang
mencoba untuk kuat dan percaya atas Allah SWT, dan berusaha untuk mengikhlaskan semuanya.

Isi Tragedi dalam Cerpen “Impian yang Terbadai”

Sejarah tidaklah akan lekang oleh masa ke masa. Sejarah menjadi bukti dari setiap
tragedi, tindakan, peristiwa dan lain sebagainya. Adanya sejarah sebagai pengingat manusia
untuk mengingat adanya sebuah peristiwa yang menarik maupun menyedihkan.

Sastra menyadarkan bangsa pada beberapa hal. Selain politik, ekonomi dan budaya.
Sastra juga menghadirkan sebuah peristiwa yang dikaitkan dengan sejarah untuk mengingatkan
pembaca dan memberikan pengetahuan baru bagi pembaca.

Pada cerpen Impian yang Terbadai memperlihatkan sebuah peristiwa tragedi tsunami
Aceh. Maka dari itu, mengapa sebuah cerpen menjadi alat untuk menyampaikan peristiwa
penting dalam bentuk kalimat-kalimat yang mudah dipahami.

Hal ini, bukan saja sebagai suatu pengingat untuk pembaca namun juga menjadi suatu
memoria bagi korban. Korban yang mengalami suatu peristiwa yang tidak mengenakkan akan
merasakan traumatik juga merasa kehilangan. Dengan adanya karya sastra, hal ini menjadi bisa
sebagai jembatan untuk memberikan ruang pada korban, pembaca, dan pengarang untuk
menelitik kembali apa yang telah terjadi.

Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra juga pengangkatan sebuah peristiwa
menjadi titik kembali karya sastra dan peristiwa. Peristiwa-peristiwa bukan hanya menjadi suatu
bacaan formal yang sulit untuk dipahami namun dengan adanya karya sastra dapat digabungkan
dan menjadi suatu pengingat dan pengetahuan baru bagi pembaca.

KESIMPULAN

Cerpen atau cerita pendek adalah karya yang dapat diselesaikan hanya dalam satu kali
duduk. Karya sastra juga menjadi tempat untuk mengenang peristiwa yang telah terjadi entah itu
menyenangkan maupun menyedihkan. Pada cerpen “Impian yang Terbadai” yang mengangkat
trgadedi tsunami Aceh dibentuk dalam karya sastra dengan suasana yang menyenangkan
sekaligus mengenaskan juga membawa unsur islami. Tujuan dari cerpen ini adalah mengenang
korban dari tragedi tsunami Aceh.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, M. (2020). Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen, Ketahui Definisi Hingga
Perbedaanya. Merdeka.Com. https://www.merdeka.com/trending/unsur-intrinsik-dan-
ekstrinsik-cerpen-ketahui-definisi-hingga-perbedaannya-kln.html

Baihaqi, F. R., Pratiwi, M. A., Narinda, Gunawan, N. G., & Yayu. (2019). Kemampuan
Membaca Pemahaman Melalui Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen.
Proceedings, 1(2), 141–146.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7226/4454

Berpendidikan. (2019). Menentukan Tema Cerpen, Latar Cerpen, dan Penokohan dalam
Cerpen. Berpendidikan.Com. https://www.berpendidikan.com/2019/05/menentukan-tema-
cerpen-latar-cerpen-dan-penokohan.html#:~:text=Pengertian tema cerpen Tema adalah
pokok pikiran yang,yang merupakan pusat pikiran cerita atau karya sastra.

Nurjaya, H. K., & Supendi, D. A. (2019). Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Kumpulan Cerpen
Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari Sebagai bahan Ajar. Pe, 01(2), 70–90.
https://download.garuda.ristekdiktif.go.id

Nurrachman, I., Wikanengsih, & Reka Yuda Mahardika. (2020). Analisis Unsur Intrinsik Cerpen
“ Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi ” Karya Seno Gumira Ajidarma. Parole,
3(November), 859–870.

Pradopo, R. D. (2017). Teori Kritik dan Penerapannya dalam Sastra Indonesia Modern. Gadjah
Mada University Press.

Prinada, Y. (2021). Apa Itu Tokoh & Penokohan dalam Cerpen, Drama dan Novel? Tirto.Id.
https://tirto.id/apa-itu-tokoh-penokohan-dalam-cerpen-drama-dan-novel-gaJV

Ratna, N. K. (2008). Teori, Metode, da Teknik Penilitian Sastra. Pustaka Pelajar.

Sugiarto, E. (2015). Terampil Menulis Tips dan Trik Menulis Laporan, Opini, Cerpen, Puisi,
Pantun. Morfolingua.
Terkini, B. (2021). Sudut Pandang Orang Ketiga dan Contohnya dalam Cerpen. Kumparan.
https://kumparan.com/berita-terkini/sudut-pandang-orang-ketiga-dan-contohnya-dalam-
cerpen-1vBgfCklGiB/full

Anda mungkin juga menyukai