Anda di halaman 1dari 2

Judul Buku 

: Perahu Kertas

Penulis  : Dewi Lestari (Dee)

Editor : Hermawan Aksan


Penerbit      : Bentang Pustaka
Cetakan       : I, Agustus 2009

UNSUR INSTRINSIK
1. Tema : Percintaan
2. Alur : Maju. Novel Perahu Kertas memiliki alur maju sebab bagian awal novel
sampai akhir menceritakan kejadian yang terjadi dari waktu ke waktu, tidak
berbalik ke masa lalu.
3. Penokohan :
a. Kugy : Seorang gadis periang dan unik, hal itu dapat dilihat di halaman 265 ;
“Iya. Itu unik,” Remi pun manggut-manggut setuju, “tapi saya nggak terlalu
kaget. Karel sudah bilang kalau kamu memang unik.” “Dalam kasus saya, kata
‘unik’ itu seringnya merupakan ungkapan halus dari kata ‘aneh’.” Ungakap
Kugy tersipu malu.
b. Keenan : Sosok pemuda yang tabah dalam menjalani takdir hidupnya. Dia
mempunyai prinsip bahwa mungkin kita harus menjadi sesuatu yang bukan
diri kita, untuk akhirnya menjadi sesuatu yang merupakan diri kita sendiri.
Tersirat di halaman 2 saat dirinya harus pulang ke Bandung dari
Amsterdam ;“Keenan tersenyum tipis, urung membereskan buku-buku tadi.
Hatinya terusik. Oma mengatakan itu seolah-olah ia tak akan pernah kembali
ke rumah ini. Keenan tahu saat ini akan hadir tak terelakkan. Hanya
keajaiban yang bisa membatalkannya kembali ke Indonesia. Bertahun-tahun,
Keenan berharap dan berdoa keajaiban itu akan datang. Keajaiban tak
datang-datang..”
c. Remi : Dalam novel ini, Remi digambarkan sebagai sosok the most wanted
eligible bachelor, namun dari sekian wanita yang menginginkannya Remi
memilih Kugy dengan tulus untuk menjadi pacarnya. Terdapat di halaman
308 ; “Kamu ...,” suara itu bergetar, “… kamu adalah alasan baru saya ke
kantor setiap hari. Kamu bikin saya semangat ... bikin saya ketawa ... bikin
saya kepingin melakukan banyak hal ... bikin saya nyaman ...,” Remi berhenti
sejenak, menenangkan jantungnya yang juga berdebar tak keruan, “kamu ...
bukan cuma bikin saya kagum, tapi juga jatuh cinta.” (ungkapan Remi kepada
Kugy)
d. Luh De : Luh De adalah keponakan dari Pak Wayang yang diceritakan
sebagai seorang gadis yang pemalu dan cenderung pendiam tetapi dewasa.
Hal ini tergambarkan di halaman 430 ; “Saya belajar dari kisah hidup
seseorang. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi, kalau Keenan bilang,
Keenan telah memilih saya, selamanya Keenan tidak akan pernah tulus
mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus
berlabuh,” Luhde menggenggam tangan Keenan sejenak, “yang Keenan cari
bukan di sini.”
4. Latar
a. Latar tempat : Kampus,Rumah ,Warung Makan
b. Latar waktu: Siang hari, sore dan malam
c. Latar suasana: sedih, bahagia

5. Sudut pandang
Novel Dee kali ini, Perahu Kertas, berbeda dari novel-novel Dee yang lain. Novel
Perahu Kertas lebih mudah dibaca dikarenakan kata-katanya yang ringan dan
tidak terlalu berat. Tidak seperti novel Dee yang lain, yaitu Supernova, yang
mempunyai kata-kata yang berat dan banyak terdapat istilah-istilah sains di
dalamnya. Tetapi, Perahu Kertas juga merupakan novel yang berat jika
dibandingkan dengan novel chicklit atau teenlit dikarenakan panjangnya cerita.
6. Amanat
Amanat yang disampaikan dalam novel ini adalah selalu menerapkan sikap sabar
dan tabah. Karena sahabat dan jodoh takkan lari kemana setelah kita berusaha.

Anda mungkin juga menyukai