Anda di halaman 1dari 3

Gadis Kretek

Karya Ratih Kumala

Romo sekarat. Berhari-hari dia mengigau-igau sebuah nama Jeng Yah. Nama itu kontan
membangunkan hantu masa lalu yang aku tak pernah tahu pernah ada. Hantu yang dikubur rapat
rapat oleh ibuku bertahun-tahun silam. Satu sisi kepribadian Ibu yang tak pernah kutahu
sebelumnya tiba-tiba muncul ke permukaan wajahnya ibuku bisa cemburu. Ya, perempuan yang
usianya tak lagi muda itu, seraya cemburu buta. Dan betapa menakutkannya Ibu kala dia sedang
cemburu, seolah-olah ia mampu menerkam apa pun, siapa pun, di mana pun, kapan pun. Seolah-
olah ia bisa menelan bulat-bulat segala hal yang membuatnya kesal.
Kubangunkan Romo ketika hendak pergi, kucium tangannya. Aroma tua menguar dari
kulitnya yang keriput.
"Romo, aku pergi mau nyari Jeng Yah," bisikku di telinga Romo.
"Dari mana kamu tahu Jeng Yah?"
"Dari Romo, kemarin Romo cerita."
"Masa?"
"Iya."
"Aku lupa."
"Tapi Romo mau kan ketemu Jeng Yah?"
"Mau." Lalu Romo terdiam, lama....sambil memandangi wajahku, dan matanya tertutup
lagi. Setelah itu aku bergegas pergi. Pamitku pada Ibu akan ke Kudus mengurus beberapa urusan
pabrik.Ibu memandang wajahku tak percaya. Ibu tak banyak tanya karena Mas Karim menengahi
sambil berkata,
"biar saja Bu.... mungkin Lebas jadi sadar setelah melihat Romo sakit." Keduanya diam
sejenak. Tegar tahu, Lebas kesal. Tak lama, Tegar memecah kesunyian di antara mereka,
"Aku su dah tanya Ibu soal Jeng Yah."
Lebas kaget, "Hah? Serius?!" "Ya iya... serius. Makanya aku nyusul kamu. habis kamu
kutelepon-telepon ndak ngangkat juga. Tadinya cuma mau kuceritakan lewat telepon saja,"
"Terus?"
"Kamu tahu bekas luka di jidat Romo itu?"
"Iya, kenapa?"
"Inget kan Romo cerita apa soal bekas luka itu?"
"Romo berantem sama orang waktu masih muda, kalo enggak salah."
"Nah... itu luka bukan sembarang luka. Orang yang mukul pake semprong petromaks ke
jidat Romo itu, ya Jeng Yah."
"Hah?!"
"Iya, dan... Jeng Yah mukul semprong itu sewaktu hari pernikahan Romo dan Ibu."
"HAAAH...?!" Lebas melotot tak percaya. Tegar mang gut-manggut, bangga berhasil
mengungkap cerita seperti itu dari Ibu. "Dipukul setelah ijab qabul. Beruntung ya? Kalo sebelum
ijab pasti Romo keliatan jelek banget deh di foto."
Kami bertiga masuk ke ruang tamu. Perasaan kami meluap-luap, tak percaya akan
bertemu dengan Jeng Yah, perempuan yang disebut-sebut namanya oleh Romo ketika sekarat.
Sebuah foto tua dengan warna sephia terpanjang di dinding berwajah seorang laki-laki paruh
baya. Mungkin dia yang bernama Idroes Moeria. Di meja, ada sebuah foto bergambar dua orang
gadis kecil, juga berwama sephia. Foto lawas yang bercerita. Gadis itu masuk. lalu muncul lagi
bersama seorang perempuan paruh baya: Jeng Yah.
"Ya? Ada yang cari saya?" Kami saling pandang. Seorang perempuan yang sangat biasa
dengan wajah keibuan, kira-kira usianya memang tak jauh dari ibu kami.
"Jeng Yah!"
"Iya, saya Jeng Yah."
"...Soeraja adalah pemuda yang berjiwa bebas. Dia telah memikat hati mbakyuku dengan
kisah-kisah petualangannya. Aku ingat, mata Yu Yah yang akan berbinar-binar ketika bercerita
tentang Mas Raja. Semua berjalan dengan lancar, bahkan bapak kami, Idroes Moeria pun
merestui mereka. Hingga suatu hari Mas Raja terlibat PKI. Konon, ketika PKI sedang gencar-
gencarnya merekrut banyak orang. dan simbol-simbolnya beredar di mana-mana. Mas Raja
mendapat modal untuk membuat merek kretek keluaran PKI. Dia memberi nama kretek itu Cap
Arit Merah. Setelah kejadian G30S, dan pengganyangan dimulai mana-mana, nama Mas Raja
pun terseret-seret. Semua orang tahu, siapa pembuat Kretek Arit Merah. Sebab dibungkus kretek
itu tertulis 'Di Kluarken Oleh Pabrik Soeraja, Kota M'. Mas Raja jadi sasaran empuk, meski
sekeras apa pun ia berkeras tak terlibat kegiatan politik PKI.
Ketika kutanya kenapa, awalnya dia bilang itu tangis kebahagiaan sebab kini Mas Raja
betul-betul sudah bisa jadi pengusaha kretek dan bikin nama dagang sendiri, tapi aku tahu ada
sesuatu yang lebih dari itu. Lalu Yu Yah mengeluarkan sepucuk surat, yang isinya Mas Raja
meminta maaf, dia harus memutus hubungannya dengan dengan Yu Yah. Demi keselamatannya,
dia harus terus berada di Kudus entah sampai berapa lama. Dan ia mengaku bersalah, sebab
selama di sana ada gadis lain yang mengisi hatinya dan mendengarkan segala permasalahannya.
Ia akan menikahi Purwanti, putri sulung dari Pak Djagad. Surat itu diakhiri dengan permintaan
maaf yang panjang dan bahwa sebenarnya ia masih mencintai Yu Yah, jika saja situasi
mengizinkan. Mas Raja menuliskan tanggal pernikahannya dengan Purwanti, dan itu dua hari
lagi. Aku ingat, Yu Yah menangis sejadi-jadinya setelah aku selesai membaca surat itu.
Kehadiran amanat terbungkus bersama tema, artinya amanat sebuah novel dapat
ditemukan setelah pembaca menyelesaikan seluruh cerita. Berdasarkan pengertian tersebut dan
setelah memperhatikan tema utama (mayor) dan tema tambahan (minor) novel Gadis Kretek
karya Ratih Kumala. novel Gadis Kretek karya Ratih pesan pengarang yang akan Kumala
terdapat dua amanat atau disampaikan kepada pembaca yaitu :
a) serapi apa pun rahasia disimpan pada saatnya akan terbongkar.
b) kerja keras akan berbuah kesuksesan..
c) kebaikan dan kejujuran seseorang akan membuahkan kedamaian dan
kegembiraan.

Anda mungkin juga menyukai