Novel ini mengisahkan pada tahun 1680 di Kota Jakarta ada seorang saudagar Belanda
bernama Edeleer Moor mempunyai budak belian yang tidak menentu asal usulnya. Ada orang
yang mengatakan ia berasal dari Bali dan ada juga yang mengatakan keturunan Makasar.
Budak ini bernama Si Untung. Karena bergaul dengan akrabnya, maka sesudah remaja Si
Untung mencintai Suzane putri tunggal tuannya.
Untung bergaul dengan akrab dengan seorang kiai yang anti perbudakkan dan
memusuhi kompeni, Kiai Ebun namanya. Kiai inilah yang kemudian menikahkan Untung
dengan Suzane secara diam-diam. Karena semakin lam kandungan Suzane semakin
membesar, akhirnya pernikahan mereka pun diketahui oleh EdeleerMoor. Menghadapi
kenyataan itu Eldeleer menjadi murka dan ia tidak lagi mempercayai Untung yang telah ia
anggap sebagai keluarganya. Peristiwa ini diadukan Eldeleer kepada kompeni. Untung dan
Kiai Ebun akhirnya dipenjarakan sedangkan Suzane diasingkan ke satu pulau.
Di penjara Untung dan Kiai berkenalan dengan Wirayuda. Lalu mereka bersepakat
untuk mengadakan pemberontakan di penjara, kemudian melarikan diri. Dengan mendapat
dukungan dari kawannya, Untung memimpin pemberontakan dan mereka berhasil melarikan
diri ke hutan-hutan. Di tempat itu mereka menyusun pasukan dan kemudian terkenal sebagai
pemberontak yang paling ditakuti oleh kompeni.
Mataram pindah kepemimpinan pada putra mahkota tapi raja itu tercela. Karena
banyak mempunyai musuh, maka terjadilah pemberontakan dan raja itu meminta pertolongan
kepada Untung. Kompeni mengirim mata-mata, namun mata-mata tersebut tertangkap di
Pasuruhan dan dia adalah anak dari Untung dan Suzane dan diketahui Suzane telah meninggal
20 tahun yang lalu. Untung, Kiai Ebun, dan Wirayuda akhirnya tewas dalam serangan
kompeni.
Novel ini bertema tentang perjuangan melawan penjajah. Di dalam novel ini terdapat
tokoh dan penokohan yaitu Si Untung seorang budak yang berbudi halus dan kesatri; Eldeleer
Moor adalah orang Belanda yang egois dan sibuk dengan urusannya sendiri; Suzane ialah
anak dari Eldeleer Moor yang baik, cantik, dan pintar; Kiai Ebun guru Si Untung yang baik
dan taat beragama; Wirayuda adalah kawan Si Utung yang baik. Dalam cerita ini memiliki
alur maju serta sudut pandang orang ketiga tunggal serba tau. Selain itu, amanat dari cerita ini
ialah cintailah bangsa sendiri yang telah di perjuangkan.
Novel ini memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Kelebihan yang dimiliki
novel ini ialah novel ini memberikan motivasi bagi kita untuk mencintai bansanya sendiri.
Alur yang terdapat dalam novel ini jelas sehingga dapat dimengerti. Selain itu, ada juga
kekurangannya ialah dalam cerita tersebut terdapat banyak tokoh sehingga membingungkan
pembaca. Dalam cerita tersebut terdapat pengajaran yang tidak baik seperti melakukan
pernikahan secara diam-diam tanpa diketahui oleh orang tua.
Novel Surapati ini, termasuk novel sejarah. Cerita ini membantu kita untuk menelusuri
kejayaan masa lalu dan merasakan semangat perjuangan yg di pancarkannya. Novel ini pun
memberikan motivasi bagi para pembaca untuk mencintai bangsanya sendiri yang sudah
diperjuangkan. Penulis banyak mengobarkan semangat perjuangan dan cinta tanah air.
Sehingga novel ini dapat dibaca oleh berbagai kalangan.
Kelas: XII-IPA 2