“ LASKAR PELANGI“
KARYA ANDREA HIRATA
Disusun oleh :
SMAN 1 KUTOWINANGUN
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah – Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan
Laporan analisis novel ini berjudul “LASKAR PELANGI ” karya Andrea Hirata.
Adapun tujuan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran isi dari novel
tersebut, serta menambah wawasan pembaca agar mampu merancang novel atau
3. Bapak Eka Gunawan, S. Pd, selaku wali kelas MIPA 4 dan juga sebagai
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan analisis novel ini jauh dari
kesempurnaan ,oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca semuanya.
Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat, di ridhoi oleh Allah SWT dan dapat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................... ii
Bab I Sipnosis..................................................................................... 1
2.2 Alur.......................................................................................... 7
2.5 Tema..................................................................................... 16
2.6 Amanat.................................................................................. 17
2.7 Bahasa.................................................................................. 17
Bab V PENUTUP…………………………………............................... 24
Daftar Pustaka.................................................................................. 25
iii
BAB I
SIPNOPSIS
Novel ini menceritakan kisah 10 anak yang memiliki semangat yang tinggi dalam
Harfan Effendi Noor sebagai kepala sekolah. Sekolah tersebut terancam ditutup
karena jumlah murid baru yang mendaftar di sekolah tersebut hanya 9 anak. Bahkan
anak agar sekolah tidak di tutup. Namun setelah di tunggu tidak kunjung datang, pak
Harfan bersiap siap memberikan pidato karena jumlah murid baru masih kurang.
Namun tiba - tiba datanglah seorang murid baru bernama Harun. Harun adalah anak
bersekolah. Novel ini juga menceritakan tentang keseharian dari anak - anak
Mahar dengan bakat seninya. Karena kegemaran mereka terhadap pelangi, Bu Mus
Cerita terus berlanjut, anak - anak itu sudah berada di kelas 2 SMP. Suatu hari
giliran Ikal dan Syahdan yang di tugasi untuk membeli kapur. Ikal sudah terlalu
sering mendapatkan tugas untuk membeli kapur. Dia sampai hafal Kapan nona
misterius yang selalu memberikannya kapur memotong kukunya. Dia tidak bisa
mengetahui wajahnya karena kotak kapur di keluarkan melalui lubang kecil persegi
empat. Sehingga yang terlihat hanya tangan nona misterius itu. Ternyata nona
misterius itu adalah A Ling sepupu dari A Kiong. Mengetahui itu Ikal meminta A
Kiong untuk memberikan puisi yang dibuatnya untuk A Ling. Ikal merasa senang
ketika saat itu dia membaca tulisan di kotak kapur yang bertuliskan " jumpai aku di
acara sembahyang rebu." Kemudian Ikal pun menemui A Ling. Cerita berganti,
dimana ikal menceritakan tentang pekerjaan kuncen kluis yang memacu otak dan
jantung yaitu pekerjaan tuan pos. Kali ini tuan pos membawa surat untuk Ikal, inilah
surat pertama yang Ikal terima dari perum pos. Tuan pos tersenyum menggoda,
1
beliau mengeluarkan form X13 tanda terima kiriman penting. Sekarang ia paham
bahwa surat yang ia terima adalah surat dari A Ling berupa puisi yang berjudul
Rindu. Ikal terpaku memandangi kertas itu, tangannya gemetar dan menanggung
firasat sepi tak tertahankan yang diam - diam menyelinap. Ke - esokan paginya Ikal
dan kawan - kawannya pergi mendaki Gunung Selumar, mereka biasanya mendaki
75% dari ketinggian gunung tersebut. Namun kini Ikal ingin sampai puncak dengan
suatu tujuan. Setelah sesampainya di puncak terlihat lah pemandangan indah dan
atap rumah A Ling, ternyata sebuah puisi yang menjadi tujuan Ikal naik ke puncak.
bermotif kembang api ,dan pergi menemui A Ling, namun ternyata bukan A Ling
bungkusan Kado sambil berkata bahwa A Ling telah pergi untuk tinggal di Jakarta,
Ikal tertegun putus asa,hari berlalu Ikal akhirnya membuka kado yang di titipkan A
Ling, di dalamnya terdapat sebuah buku berjudul ‘Seandainya Mereka Bisa Bicara
‘dan sebuah diary yang memuat berbagai catatan harian dan lirik-lirik lagu Yang
Kisah berlanjut pada hilangnya Flo di hutan yang membuat panik seluruh warga
Melayu maupun warga gedong, setelah beberapa hari Flo tidak ketemu, maka di
utus beberapa orang untuk menemui Tuk Bayan Tula yang tinggal di pulau terpencil
bernama pulau Lanun, seorang sakti tersebut memberikan sebuah surat yang
memberi tau dimana Flo berada, ditemukanlah Flo oleh Ikal dan kawan - kawan nya
itu disebuah gubuk bekas ladang sesuai pesan dari orang sakti tersebut. Itulah yang
membuat Mahar menjadi seorang yang tergila gila akan ilmu gaib, hal ini juga yang
tempat Ikal dan kawan- kawannya sekolah. Flo hanya ingin duduk disamping Mahar
karena ia mempunya ketertarikan yang sama dengan Mahar yaitu ilmu gaib.
limpai. Dalam sebuah bangunan berarsitektur art Deco, di ruangan oval yang ingat
bingar, Ikal, Sahara dan lintang terpojok kembali mereka dalam sebuah situasi yang
mengalahkan sekolah PN ,dan ini membuat Ikal merasa kagum pada lintang.
Seperti layaknya sesuatu yang sederhana, maka tragedi atau drama Opera
sabun tidak pernah terjadi di sekolah Muhammadiyah, namun kali ini berbeda
karena dua warganya semakin lama semakin tidak waras yaitu mahar dan Flo, nilai
mereka sangat turun, nilai - nilai Flo dan Mahar hancur karena agaknya mereka sulit
berkonsentrasi sebab terikat pada komitmen kegiatan organisasi, Flo dan Mahar pun
menyadari akan hal itu ,lalu tiba muncullah sebuah gagasan yaitu menemui Tuk
Bayan Tula, dengan penuh perjuangan dari hal ekonomi sampai perjalanan nya
mereka Mahar, Flo dan kelompok organisasi nya menemui Tuk Bayan Tula, dan
mereka di beri sebuah surat yang berisi pesan yang bertuliskan ' KALAU INGIN
LULUS UJIAN: BUKA BUKU, BELAJAR!! ' yang membuat Mahar dan Flo berubah
menjadi lebih baik dan membubarkan organisasi yang mereka bentuk. Beberapa
hari berlalu Lintang lama tak nampak batang hidung nya ,Bu Mus pun mencari
kabarnya , hari berlalu tibalah Senin, seorang kurus tak beralas kaki menyampaikan
surat pada Bu Mus yang memberi kabar bahwa ayah lintang meninggal, seorang
anak laki laki tertua keluarga pesisir miskin yang ditinggal mati ayahnya, harus
menanggung nafkah bagi keluarganya,Lintang tak punya peluang sedikit pun untuk
melanjutkan sekolah.
Dua belas tahun pun berlalu, diceritakan bahwa kini tokoh Ikal bekerja sebagai
tukang sortir surat di sebuah kantor pos. Ia telah bekerja lembur Berjam - jam untuk
membantu membiayai kuliah Eryn yaitu keponakannya. Saat ini Eryn sedang panik
karena proposal skripsi nya berulang kali di tolak, pembimbingnya menuntut Eryn
menulis sesuatu yang baru dan berbeda. Ia pun menemukannya, namun sayangnya
ini adalah kasus yang langka. Namun, agaknya nasib menyapa Eryn ,ketika Ikal
dari sebuah rumah sakit jiwa di sungai liat, Bangka. Eryn telah menemukan
3
kasusnya. Ini adalah kasus mother complek yang sangat ekstrim. Ia di ajak Eryn
seorang ibu dan anaknya. Hampir satu jam lamanya Eryn melakukan wawancara.
Kemudian wawancara itu selesai dan Eryn memberikan isyarat untuk berpamitan
pada ibu dan anak itu. Setelah keluar dari ruangan tersebut Ikal terperanjat karena
seseorang memanggil namanya. Eryn, Profesor, dan Ikal kembali ke dalam ruangan.
Ia merasa kalut dan amat pedih karena ia mengenal dengan baik kedua anak
dengan Sahara, lintang yang menjadi buruh PN, Samson yang bekerja di toko A
Kiong, Flo yang kini telah menikah dengan seorang teller bank BRI, Syahdan yang
menjadi Network designer, dan kucai yang telah menjadi politisi dan kini Ikal
Lalu tokoh aku, Nurzaman, Mahar dan kucai mengunjungi ibu ikal, ketika bus
umum yang mereka tumpangi sampai di pasar Tanjong Pandan, ia melihat Trapani,
Ikal, ia menanyakan kabar ikal kepada ibunya, dan kemudian ibu ikal menunjukkan
sebuah foto yang di kirim Ikal. Ibu ikal marah - marah sambil menunjukkan foto
tersebut karena gambar tersebut telah di coret - coret yang menurut Ikal itu adalah
seni Gotik.
4
BAB II
ANALISIS UNSUR INSTRINSIK
2.1 Tokoh dan Penokohan
1. Aku ( Ikal ).
Watak: Pemerhati.
Bukti kutipan: " Kemudian kulihat lagi pria Cemara angin itu. Melihat anaknya
Watak: Pintar.
Bukti kutipan: " Aku berada di bawah bayang- bayangnya sekian lama sudah
terlalu lama malah. Rangking duaku abadi, tak berubah sejak caturwulan
2. Lintang.
yang rumit luar biasa, aksioma arah, dan teorema phytagorean. Semua ini
3. Trapani.
Bukti kutipan: " Trapani agak pendiam, otaknya lumayan, dan selalu
4. Sahara.
5. Harun.
5
Bukti kutipan: " Pria itu adalah Harun, pria jenaka sahabat kami semua yang
sudah berusia lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya. "
6. Kucai.
Bukti kutipan: " Namun kucai adalah orang yang paling optimis yang pernah
kujumpai, maka jika digabungkan dengan sifat populis, sok tau dan
oportunitis dengan otaknya yang lemot kucai memiliki semua kualitas untuk
7. Syahdan.
8. Mahar.
Watak: cerdas.
Bukti kutipan: " Kalian akan tampil dalam koreografi massal suku Masai dari
dari Afrika. Kami saling pandang tak percaya dengan pendengaran sendiri.
Ide itu begitu menyengat seperti belut listrik melilit lingkaran pinggang kami.
Kami masih kaget dengan ide luar biasa itu ketika Mahar kembali berteriak
9. Borek.
Watak: Jahil.
Bukti kutipan: " Baru beberapa saat di kelas Borek sudah mencoreng muka
10. A Kiong.
suaraku. Ia adalah siswa yang tak terlalu pintar tapi ia setia kawan."
6
11. Bu Muslimah.
Watak: Pandai.
Bukti kutipan:" Bus Mus adalah seorang guru yang pandai, kharismatik, dan
Watak: Sabar.
Bukti kutipan: " Kita tunggu sampai 11. Kata Pak Harfan pada Bu Mus dan
Watak: Tomboi.
Bukti kutipan: " Floriana atau Flo yang tomboi, salah seorang siswa sekolah
dekatnya."
14. . A Ling.
Bukti kutipan: " Wanita seperti apakah A Ling?..Ia bukanlah pribadi mekanis
Alur pada novel yang berjudul Laskar Pelangi ini menggunakan alur maju.
a) Orientasi, yaitu bagian yang berisi pengenalan tokoh dan latar cerita.
Bukti kutipan:
“ Pagi itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang didepan
7
dan tersenyum mengangguk – angguk pada setiap orang tua dan anak –
anaknya yang duduk berderet – deret di bangku panjang laindi depan kami.
Hari itu adalah hari yang agak penting: hari pertama masuk SD….”
apa yang mereka tawarkan? Mereka adalah pria – pria muda yang sangat
aku sudah merasa menjadi seorang anak kecil yang sangat beruntung.”
( halaman 1 – 86 ).
Bukti kutipan:
ceritanya….”
merasa tenang dan akan kutulis puisi demi seorang di balik tirai keong itu.
Bukti kutipan:
“….Aku tertegun putus asa. Rasanya Tak percaya dengan apa yang
Bukti kutipan:
“….Pada hari sabtu, sehari setelah Mahar membaca pesan Tuk, kami
bawah pohon Filicium. Ketiga orang itu berdiri mematung dan tidak banyak
8
bicara. Lalu tampak kedua anak berandal itu mencium tangan Bu Mus, guru
Keesokan hari – Nya Mahar membubarkan Socientit the limpai, dan esoknya
lagi, pada senin pagi yang biasa saja, kami menerima kejutan yang luar
e) Koda, Yaitu akhir cerita pada sebuah novel yang bersifat optional.
Bukti kutipan:
“…. Demi mendengar kata – kata itu Kucai yang tengah memamah biak
sagon tak bisa menguasai diri. Dia berusaha keras menahan tawa tapi tak
jambul pengarang berbakat itu kacau balau. Kucai berulang kali meminta
maaf pada ibu Ikal, bukan pada Mahar, tapi wajahnya mengangguk – angguk
A. Latar Tempat
Bukti kutipan:
paling miskin.”
2. kelas.
Bukti kutipan:
a. “Di dalam kelas kami tidak terdapat tempelan poster operasi kali-
3. Sekolah PN Timah.
Bukti kutipan:
9
“Gedung-gedung sekolah PN di desain dengan arsitektur yang tak kalah
peta dunia, jam dinding, termometer, foto para ilmuan dan penjelajah
Bukti kutipan:
a. “Tak jauh dari pantai mengalirlah anak-anak sungai berair payau dan di
5. Toko kelontong.
Bukti kutipan:
6. Podium.
Bukti kutipan:
seketika itu juga, tanpa membuang tempo, dengan amat jeli mencuri
7. Masjid.
Bukti kutipan:
“Aku merangkak berlindung di balik pilar agar tak ketahuan Wak Haji
10
Trapani, Mahar, Syahdan, dan Harun terbirit-birit menyerbu tempat
wudu.”
8. Gunung Selumar.
Bukti kutipan:
“Namun, kali ini aku amat bergairah dan bertekad untuk mendaki sampai
ke puncak.”
9. Gua
Bukti kutipan:
“Akhirnya kami tiba di sebuah rongga yang disebut gua oleh utusan dulu.
Gua itu adalah celah antara dua batu yang besar bersanding bersanding
tak simetris.
Kami tak langsung masuk karena dilanda ketakutan apalagi di dalam gua
terlihat kain tipis berkelebat lalu pelan-pelan seperti asap yang mengepul
dari tumpukan kayu basah yang dibakar muncul sebuah sosok tinggi
besar.”
10. Rumah.
Bukti kutipan:
Bukti kutipan:
“Dan hari ini ia meraja di sini di majelis kecerdasan yang amat terhormat
Muhammadiyah.”
B. Latar waktu.
1. Pagi hari.
Bukti kutipan:
a. “ Pada sebuah pasi yang lain, pukul sepuluh, seharusnya burung kut-
kut sudah datang. Tapi pagi ini senyap. Aku melamunkan sifat-sifat
kawan sekelasku.”
11
b.” Pagi ini Lintang terlambat masuk kelas. Kami tercengang mendengar
ceritanya.”
c.” Senin pagi yang cerah. Sepucuk puisi dibungkus kertas ungu bermotif
2. Siang hari.
Bukti kutipan:
a. “ Dan di siang yang panas menggelak ini, Kartika pelajaran seni suara,
b.” Masih ada lima menit sebelum azan Zuhur. Ah, masih bisa satu lagu
3. Sore hari.
Bukti kutipan:
lapis warna. Pukul 3.55 Sudah 25 menit aku mematung di sini, tak ada
4. Malam hari.
Bukti kutipan:
a “ Lalu pada suatu ketika, saat hari sudah jauh malam, di bawah
12
mengambil lebih tepatnya merebut semua barang yang ada di meja
besar tadi.
C. Latar suasana.
1. Genting.
Bukti kutipan:
sepuluh orang maka sekolah paling tua di Belitong ini harus ditutup.”
2. Menegangkan.
Bukti kutipan:
“Aku mulai frustasi. Suasana sunyi senyap. Yang ada hanya aku, seekor
3. Bahagia.
Bukti kutipan:
seperti kaca di mata Bu Mus dan laki-laki cemara angin itu kini menjadi
4. Mencekam.
Bukti kutipan:
“ Begitu cepat alam berubah dari pelayaran yang damai beberapa waktu
ini.”
5. Sedih.
Bukti kutipan:
Bukti kutipan:
a “Ibu Muslimah yang beberapa menit lalu sembab, gelisah, dan coreng
b. “Ayahnya telah melepaskan belut yang licin itu, dan anaknya baru saja
c.” Bu Mus menghampiri ayah Lintang. Pria itu berpotongan seperti pohon
cemara angin yang mati karena disambar petir: hitam, meranggas, kurus,
dan kaku. “
d.” Ketika aku menyusul Lintang ke dalam kelas ia menyalamiku dengan kuat
e.” Ia seperti pilea, bunga meriam itu, yang jika butiran air jatuh di atas
daya hidup.”
f.” Konon hanya mereka yang bertangan dingin, berhati lembut putih bersih
g.” Di depan mulut gua kami melihat empat lembar pelepah pinang raja
tempat duduk telah tergelar, seolah beliau telah tahu jauh sebelumnya kalau
2. Majas Hiperbola.
Bukti kutipan:
a.” Sekarang sudah hampir tengah hari, udara semakin panas. Berada di
tengah toko ini serasa direbus dalam panci sayur lodeh yang mendidih.
3. Majas personifikasi.
Bukti kutipan:
keroncongan.”
14
b.” Tapi harus diakui bahwa pesan ini mengandung sebuah tenaga.”
d.” Kalau ada siswanya yang sakit maka ia akan langsung mendapatkan
4. Majas Simile.
Bukti kutipan:
a.” Karena penampilan Pak Harfan agak seperti beruang madu maka ketika
tadi.”
diperlukan guna menyalakan gemuk sapi yang dibeli bulan sebelumnya dan
5. Majas alegori.
Bukti kutipan:
b.” Di balik tubuhnya yang tak terawat, kotor, miskin, serta berbau hangus,
cerdas mengenai cara kerja rambut getar di dalam sel-sel api, lalu dengan
pacarnya, ia akan membuat analogi buang hajat cacing itu pada sistem
ekskresi protozoa dengan anatomi vakuola kontraktil yang rumit itu, bahkan
ekskresi manusia.”
15
c.” Aku terus-menerus memanggil-manggil nama Syahdan, tapi ia diam saja,
2.5 Amanat
Bukti kutipan:
“ Mulai saat itu kami tak pernah lagi memprotes keadaan sekolah kami.
Pernah suatu ketika hujan turun amat lebat, petir sambar menyambar.
Trapani dan Mahar memakai terindak, topi kerucut dari daun lais khas
tentara Vietkong, untuk melindungi jambul mereka. Kucai, Borek, dan Sahara
dengan tulisan "UPT Bel" (Unit Penambangan Timah Belitong)- jas hujan
jatah PN Timah milik bapaknya. Kami sisanya hampir basah kuyup. Tapi
sehari pun kami tak pernah bolos, dan kami tak pernah mengeluh, tidak,
2. Janganlah berbohong.
Bukti kutipan:
“Sifat lain Sahara yang amat menonjol adalah keju- jurannya yang luar biasa
Bukti kutipan:
dan kehe- batannya tidak sedikit pun mengisyaratkan sifat-sifat angkuh. Kami
bangga dan jatuh hati padanya sebagai seorang sahabat dan sebagai
16
4. Sesulit apapun hidup kita jangan patah semangat untuk mendapat ilmu.
Bukti kutipan:
“Lintang hanya dapat belajar setelah agak larut karena rumahnya gaduh, sulit
doyong berdinding kulit itu. Belajar adalah hiburan yang membuat- nya lupa
Dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama
Bukti kutipan:
menyaksikan langsung Bodenga beraksi tapi aku mengenal Bodenga lebih dari
Lintang mengenalnya.”
2. “Aku pernah mengenal berbagai jenis orang cerdas. Ada orang genius yang
jika menerangkan sesuatu lebih bodoh dari orang yang paling bodoh. Semakin
2.7 Tema
Tema dalam novel "Laskar Pelangi" ini adalah pendidikan dan persahabatan.
Bukti kutipan:
1. “ ketika sampai pada bab ilmu ukur ia tersenyum riang karena nalarnya
dimensi.”
17
2. “Maka sepatuku yang seperti sepatu bola itu kupin- jamkan padanya.
Borek rela menukar dulu bajunya dengan baju Syahdan. Lalu Syahdan pun,
yang memang berpembawaan ceria, kali ini terlihat sangat gembira. Ia tak
peduli kalau baju Borek kebesaran dan sebenarnya tak lebih bagus dari
bajunya.”
18
BAB III
ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK
3.1 Latar Belakang Pengarang
Andrea Hirata Seman Said Harun atau lebih dikenal sebagai Andrea Hirata
(lahir 24 Oktober 1967) adalah novelis Inonesia yang berasal dari Pulau Belitung,
Hirata lahir di Gantung, Belitung. Saat dia masih kecil, orang tuanya mengubah
namanya tujuh kali. Mereka akhirnya memberi nama Andrea, yang nama Hirata
diberikan oleh ibunya. Dia tumbuh dalam keluarga miskin yang tidak jauh dari
Universitas Indonesia. Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi,
ia amat menggemari sains—fisika, kimia, biologi, astronomi dan sastra. Andrea lebih
mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa di Himalaya.
Setelah menerima beasiswa dari Uni Eropa, dia mengambil program master di
universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam
Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang
ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah.
Hirata merilis novel Laskar Pelangi pada tahun 2005. Novel ini ditulis dalam
anak-anak di salah satu pulau terkaya di dunia. Novel ini terjual lima juta eksemplar,
19
dengan edisi bajakan terjual 15 juta lebih. Novel ini menghasilkan trilogi novel, yakni
Kondisi masyarakat pada novel laskar pelangi adalah masyarakat miskin. Pada
novel ini terjadi perbedaan yang tajam antar warga miskin Belitong dan warga
Bukti kutipan :
" Tak disangsikan lagi, jika di-zoom out, kampung kami adalah kampung terkaya
segenggam lebih maha puluhan kali lipat di banding segantang padi. Triliunan rupiah
aset tertanam di sana, miliaran rupiah uang berputar sangat cepat seperti putaran
mesin parut, dan miliaran dolar devisa mengalir deras, seperti kawanan tikus
terpanggil pemain seruling ajaib Der Rattenfanger Von Hameln. Namun jika di Zoom
in, kekayaan itu terperangkap di satu tempat, ia tertimbun di dalam batas tembok -
tembok tinggi gedong. Hanya beberapa jengkal di luar lingkaran tembok tersaji
pemandangan kontras seperti langit dan bumi. Berlebihan jika disebut daerah kumuh
tapi tak keliru jika diumpamakan kota yang dilanda gerhana berkepanjangan sejak
era pencerahan revolusi industri...., Di luar tembok feodal tadi berdirilah rumah
rumah kami, beberapa sekolah negeri, dan satu sekolah kampung Muhammadiyah.
Tak ada orang kaya di sana, yang ada hanya kerumunan toko miskin di pasar
tradisional dan rumah - rumah panggung yang renta dalam berbagai ukuran...."
Belitong.
Bukti kutipan :
“ PULAU Belitong yang makmur seperti mengasingkan diri dari tanah Sumatra
yang membujur dan di sana mengalir kebudayaan Melayu yang tua. Pada abad ke-
20
19, ketika korporasi secara sistematis mengeksploitasi timah, kebuda- yaan
bersahaja itu mulai hidup dalam karakteristik sosiologi tertentu yang atribut-
berkasta-kasta.”
21
BAB IV
ANALISIS NILAI – NILAI
Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai
1. Budi pekerti
Bukti kutipan:
"Fondasi budi pekerti islam dan kemuhamadiyahan yang telah diajarkan kepada
kami tak akan pernah berubah jauh dari tuntunan islam bagaimanapun ibadahku
Bukti kutipan:
dunia yang segera kau terima adalah burut ! Pangkal pahamu akan membesar
3. Saling menasihati.
Bukti kutipan:
Kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah suatu keberadaan
1. Rajin beribadah
22
Bukti kutipan:
“Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,” demikian bu Mus
menasehati kami."
Bukti kutipan:
kehidupan baik pendidikan formal , informal dan non formal. Berikut nilai - nilainya :
1. Rajin belajar
Bukti kutipan:
mengembangkan fikiran divergen yang orisinil. Ia ingin tahu dan tak henti-hentinya
hanya membuktikan pembuktian dari simulasi. Dalam usia muda ini ia telah
23
BAB V
PENUTUP
Akhirnya penulis ucapkan puja dan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa
karena telah mampu menyelesaikan laporan analisis ini dengan baik. penulis
bahasa.
Penulis panjatkan doa kepada Allah Yang Maha Esa, semoga laporan analisis
penulis
24
DAFTAR PUSTAKA
Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi.Yogyakarta: Penerbit Bentang.
25