Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PRAKTIK

UNSUR INSTRINSIK

&

UNSUR EKSTRINSIK

NOVEL “REMBULAN TENGGELAM DI WAJAH MU”

DISUSUN OLEH :

NAMA : AIDA FADILLA PRATIWI

KELAS : XII AKUNTANSI

GURU PRODI : IBU LAMTIUR SITUMORANG

SMK NEGERI 1 PANGKALAN KERINCI

TAHUN AJARAN 2022/2023


1. TEMA
Novel “Rembulan Tenggelam Di Wajahmu” karya Tere Liye rahasia
kehidupan. Menceritakan manis pahitnya kehidupan dan ketidak adillan yang
Ray rasakan.Banyak pertanyaan - pertanyaan besar yang selalu mengganjal
dihati Ray dan ternyata jawabannya selalu tidak terduga.

“Berpuluh - puluh tahun dia mencari tahu siapa yang melakukan perbuatan
bejat itu. Berpuluh - puluh tahun dia hanya bisa menduga - duga siapa
eksekutor perbuatan terkutuk itu. Berpuluh – puluh tahun rasa penasaran
menggumpal dikepalanya. Dan ternyata pelakunya..? Dia bahkan pernah
berdekat – dekat,berbaik hati menjadi teman bagi orang tersebut. Orang itu
ternyata amat dekat dalam jalan hidupnya. Plee? Ray mendesah dalam.
Bagamaina mungkin dia?” (Halaman 185).

“ Ya Tuhan, dia sungguh ridha dengan apa yang dilakukan istrinya selama
ini. Sungguh ikhlas atas semua perlakuan istrinya. Anggukan itu ‘mahal’
sekali harganya. Anggukan itu mengantar semuanya. Mata indah istrinya
pelan menutup, pergi selamanya.” (Halaman 295-296).

2. TOKOH DAN PENOKOHAN


Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh dan penokohan dalam novel
ini terlihat dari setiap tingkah laku tokoh.

1. Ray atau Rehan adalah tokoh utama yang mempunyai watak yang
keras kepala tapi dia orang yang sangat cerdas.
“Berbeda dengan anak – anak panti lainnya yang tumbuh tertekan,
Rehan tumbuh melawan. Kepintarannya menjelma menjadi sebuah
perlawanan paling logis.” (Halaman 33).
Dibalik itu sebenarnya Rehan anak yang peduli dan bertanggung
jawab.
“Apa yang terjadi?Apa yang terjadi dengan lukisanmu?Siapa yang
melakukan ini?Siapa yang melukai anak itu?”(Halaman 101 -104).
2. Penjaga Panti adalah seorang yang pemarah dan kejam.
“ Bilah rotan itu tanpa ampun meluncur ke pantat. Satu kali. Sakit
sekali. Apalagi celana lusuh dan tipis pula. Mana bisa menahan
pecutan pedas di kulit. Muka Rehan memerah menahan
nyeri.”(Halaman 14).

3. Diar merupakan seorang anak laki-laki yang penyabar dan lembut dia
selalu peduli kepada Rehan.
“ Rehan tidak bisa berbuka bersama anak-anak panti lainnya sore
ini,hari ke-30 puasa. Diar yang sekamar dengannya, berbaik hati
menyelinap ke halaman panti, berusaha menyerahkan sebungkus roti
tawar dan segelas cendol melalui balik pintu.”(Halaman 15-16).

4. Bang Ape yang digambarkan sebagai orang yang bijak dan perhatian.
“Kau berbeda dengan mereka Ray. Kalian berbeda dengan anak
jalanan. Aku tidak membangun rumah singgah untuk menjadikan
kalian preman. Aku ingin kalian berpendidikan, memiliki kebanggaan
atas hidup, bertanggung jawab. Suatu saat kau akan mengerti ,
terkadang pukulan tidak dibalas pukulan. Luka tidak mesti dibalas
luka.”(Halaman 108).

5. Plee merupakan sahabat baik Rehan dia seorang yang cerdik, nekat
dan setia.
“Bertahanlah, Ray!”(Halaman 182)
“ Plee menembak pahanya sendiri.”(Halaman 190).

6. Fitri adalah istri Rehan yang sangat patuh , baik dan sabar, mesikipun
awalnya ia merupakan seorang pelacur yang memiliki masa lalu yang
kelam sama seperti Ray.
“Aku tidak memerlukan rumah yang lebih besar , yang lebih indah,
Ceroboh. Semua ini sudah lebih dari cukup. Sepanjang kau ridha
padaku.”(Halaman 282).

7. Jo merupakan anak buah Ray yang sangat setia dan bisa diandalkan.
“Mas Rae, selamat berjuang doaku bersamamu”(Halaman 230).
“Bagaimana, Mas Rae? Sukeses? Wuih! Kalau lihat senyum Mas Rae
sekarang, pasti sudah pakai acara bawa-bawa setangkai mawar merah
segala, ya?”(Halaman 242).

8. Natan merupakan tipekal orang yang setia kawan dan baik.


“Suatu saat. aku akan mmebuatkanmu sebuah lagu tentang
rembulan.”(Halaman 90).
“Kau lulus, Teman. Kau hebat.”(Halaman 100).

9. Orang dengan wajah yang menyenangkan merupakan orang yang


menjawab semua pertanyaan pertanyaan atas semua hal yang belum
terpecahkan.
“Kalau kau tidak boleh menyalahkan orang lain, apalagi menyalhkan
Tuhan.”(Halaman 161).
“Dan kau bener-bener menjemput masa-masa gelap dalam hidupmu,
Ray.”(Halaman 160).

10. Koh Cheu tokoh yang tegas dan bersikeras untuk membantu Rehan
saat perusahaannya diujung tanduk dan bangkrut.
“Koh Cheu ringan hati memutuskan melego seluruh kekayaanya
untuk menyelamatkan Ray.”(Halaman 365).
“Anak muda kau sungguh keras kepala.”(Halaman 356).
“Kau butuh pertolongan”(Halaman 357).
11. Vin orang yang ceria juga memiliki sifat yang ramah dan peduli
bahkan suka menolong, Vin adalah orang yang dicintai Rehan setelah
istrinya meninggal.
“Vin menyeret Ray di sepanjang jalan. Tertawa. Bergurau.”(Halaman
349).
“Vin nekat melakukannya. Menjelang tengah malam, setelah
menangis memikirkan banyak hal, dia memutuskan menelpon Kakek
Cheu. Mengatakan apa yang terjadi.”(Halaman 355).

3. LATAR / SETTING
Latar atau disebut dengan tempat terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita,
baik itu latar waktu, tempat, dan suasana.
 Latar Waktu
1. “Pukul 21:00, Accroad tahun 72 itu melesat dijalanan Ibu Kota.
Menuju pemberhentian pertama. Stadion Besar. Malam itu stadion
ramai. Ramai oleh orang orang berlalu lalang.”(Halaman 170).
2. “Siang yang panas. Ada 20 lebih stasiun KRL sepanjang jalan ini.
Dari selatan kota, melewati dua kota dibawahnya , terus naik ke atas
membelah Ibu Kota hingga persis di bagian utaranya.”(Halaman 136).
3. “Pagi ini hari Minggu, Ray riang menyiapkan sarapan. Hari yang
menyenangkan.”(Halaman 284).
4. “Malam itu, saat Ray dan istrinya duduk dihalaman rumah, riang
memandang hamparan kota yang memesona.”(Halaman 288).
5. “Pukul 01:25, Plee membuka jendela lantai 48. Sesuai rencana,
gondola pembersih kaca bergantung persis di luar.”(Halaman 174).
6. “Pukul 20:00, setelah makan malam di ruang depan. Mereka bersiap
siap berangkat.”(Halaman 170).

 Latar tempat
1. “Benar-benar kunjungan ke Rumah sakit yang menekan
perasaan.”(Halaman 63).
2. “Tegel rumah singgah becek. Ricuh sekali malam itu. Anak-anak
kalang kabut mencari perlindungan.”(Halaman 93).
3. “Ilham akhirnya lemah mengacungkan tangan kanan. Menunjuk ke
gang-gang dekat pasar induk.”(Halaman 102).
4. “Ini terminal, Ray! Bagaimana mungkin kau tidak mengenali
sebuah terminal?”(Halaman 31).
5. “Di gerbong makan inilah dia pertama kali mengenal gadis
itu.”(Halaman 217).
6. “Pesawat komersial penerbangan perdana dari Bandara
Internasional Kota memelesat mulus ke angkasa.”(Halaman 307).

 Latar Suasana
1. “Angin bertiup kencang. Dingin. Ray mengancingkan bajunya. Sepi.
Tidak hujan seperti ini saja kampung bantaran kali terlihat sepi,
apalagi kalau mau hujan.”(Halaman 145).
2. “Kumbang hitam bertebangan, menari duka. Berdesing. Suara
jangkrik meningkahinya. Perkuburan kota terlihat sendu.”(Halaman
297).
3. “Hatinya sedih. Teramat sedih. Maka matanya pelan membasah.
Memeluk boneka beruang madu lebih erat. Angin semilir yang lembut
justru menikam perasaan. Sendiri. Sepi.”(Halaman 9)/
4. “Kaki langit menyeburat merah. Buih ombak terlihat ikut kemerah-
merahan. Awan tipis menggantung memenuhi ufuk timur. Pagi yang
indah. Udara dingin menyegrap. Menyenangkan.”(Halaman 273).
5. “Angin pantai bertiup lembut. Debur ombak terdengar berirama,
menyenangkan. Siang yang sejuk. Langit tertutup bongkahan
awan.”(Halaman 331).

4. ALUR / PLOT
Alur dari Novel “Rembulan Tenggelam Di Wajahmu” menggunakan alur
campuran. Diawal cerita penulis bercerita menggunakan alur mundur, ketika
seorang berwajah menyenangkan membawa Ray ke masalalunya yang begitu
kelam
“Tidak ada, Ray. Kita hanya sedang melakukan perjalanan mengenang masa
lalu. Inilah pemberhentian pertamanya. Seharusnya aku memulainya dari
panti. Tapi kau selalu benci kembali ke sana, bukan? Maka inilah pilihan
terbaiknya. Tempat pertama kali kau merasa hidup terasa sungguh
menyenangkan.”(Halaman 39).

Dan beberapa babak menggunakan alur maju, ketika Ray beranjak dewasa
dan menjalani hari-harinya sebagai pengamen.
“Enam tahun berlalu begitu saja. Tidak ada yang berubah dari kehidupannya.
Umurnya sekarang 26 tahun. Dia masih si Ray si pengamen. Masih berpindah
–pindah dari gerbong ke gerbong lain. Dari satu kereta ke kereta lain. Ray si
pengamen yang selalu mengesankan kalau menyanyikan lagu lagu
sendu.”(Halaman 208).

5. GAYA BAHASA
Gaya Bahasa sendiri merupakan penggunaan bahasa yang khas dari seorang
pengarang dalam mengungkapkan pikirannya. Karena gaya bahasa
merupakan penggunaan bahasa yang khas tentunya memiliki tujuan yaitu
untuk menimbulkan efek keindahan dan daya tarik tersendiri.
 Gaya bahasa Personifikasi
Merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda
benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.
“Malam terang. Langit bersih tak tersaput awan. Bintang gemintang
tumph mengukir angkasa, membentuk ribuan formasi menawan tak
terlupakan. Angin malam membelai rambut. Lembut . Menyenangkan.
Menyelisik. Bernyanyi di sela-sela kuping. Gema takbir memenuhi
jalanan.”(Halaman 5).

 Gaya Bahasa Skasme


Merupakan suatu acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme.
Adalah suatu acuan yang mengandung kepahitan dan celaan yang
getir.
“Diam. Rehan memutuskan membisu, mengucap sumpah serapah
dalam hati. Terdengar suara kumur kumur. Penjaga panti semakin
jengkel. Mengangkat bilah rotannya tinggi-tinggi. Matanya melotot
membesar. Kau sembunyikan dimana semua paket yang datang? Ayo
jawab! Jawab, anak nakal! PENJAHAT!”(Halaman 14).
“Dasar anak pungut tidak tahu malu! Kau sembunyikan di mana
paket-paket itu, bajingan? Kecil-kecil sudah jadi bajingan! Persis
seperti Ayah Ibumu!”(Halaman 14)

 Gaya Bahasa Hiperbola


Adalah gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang
berlebihan, dengan membesar besarkan suatu hal.
“Sempurna saat bulir pertama air mata Rinai jatuh, seketika petir
menyambar terang menyilaukan. Guntur menggelegar mengaduk-
aduk perasaan. Sempurna ketika air mata itu meresap diatas tanah-
Mu, langit entah dari mana datangnya sontak terkepung oleh awan
hitam pekat. Bagai ada yang amat jail menuangkan tinta hitam ke
dalam beningnya kolam. Gelap gulita.”(Halaman 10).

 Gaya Bahasa Smile


Adalah majas perumpamaaan. Majas ini digunakan untuk
menggambarkan suatu keadaan dengan mekomparasikannya pada
suatu hal lainnya.
“Sebuah mobil patrol lalu lintas berhasil merapat. Sirenenya
mengaum bak teriakan induk Harimau. Empat polisi berloncatan
sambil menyambar pentungan dipinggang. Merangsek masuk ke
dalam bus. Terkapar justru oleh senjata kebanggaan mereka selama
ini.”(Halaman 120).
6. SUDUT PANDANG
Sudut pandang yang terdapat pada Novel “Rembulan Tenggelam Di
Wajahmu” karya Tere-Liye adalah orang ketiga serba tahu. Disini penulis
menceritakan tokoh dengan kata ganti nama. Penulis memposisikan dirinya
seakan dia tahu semua detail kejadiannya, bahkan perasaan si tokoh pada saat
itu.
“Malam itu juga karnaval raya sama persis saat kejadian kebakaran disengaja
dan semakin membuatnya sesak.”(Halaman 187).

7. AMANAT
Amanat dalam Novel “Rembulan Tenggelam Di Wajahmu” Karya Tere Liye
yaitu bahwasannya kita sebagai manusia tidak harus membalas kejahatan
dengan kejahatan. Kita juga tahu Tuhan Maha Adil dalam menyusun skenario
kehidupan Hambanya. Artinya kita harus bersyukur atas apa yang telah
Tuhan berikan dan juga menerima cobaan dengan ikhlas.

“Suatu saat kau akan mengerti, terkadang pukulan tidak mesti dibalas
pukulan. Luka tidak mesti dibalas luka.”(Halaman 108).

“Aku mendirikan rumah singgah itu karena ingin melihat kalian tumbuh
menjadi anak anak yang berbeda. Yang mengerti ada banyak pemecahan
masalah yang baik setiap urusan. Yang memahami terkadang sebuah
penerimaan akan memberikan hikmah yang luar biasa.”(Halaman 122).

“Seseorang yang memiliki tujuan hidup, maka baginya tidak akan ada
pertanyaan tentang kenapa Tuhan selalu mengambil sesuatu yang
menyenangkan darinya, kenapa dia harus dilemparkan lagi ke kesedihan.
Baginya, semua proses yang dialami, menyakitkan atau menyenangkan,
semuanya untuk menjemput tujuan itu.”(Halaman 304).

Ada juga Unsur Ektrinsik, yang mempengaruhi perbuatan Novel


“Rembulan Tenggelam Di Wajahmu”. Melalui novel ini Tere Liye ingin
menyampaikan sebuah pembelajaran kehidupan yang sederhana yang
dikemas dengan Bahasa yang tidak terbelit belit dan dengan contoh-contoh
kejadian yang sangat sering kita jumpai dikehidupan sehari hari yang akan
membuat para pembaca akan merasakan kalau dirinya masuk kedalam cerita
tersebut. Tere Liye sangat mahir dalam memainkan imajinasi memalui ide
dan perasaannya yang membuat novel tersebut semakin bermakna dengan
Bahasa yang dalam tetapi tidak menggurui.

 NILAI RELIGIUS
Pada Novel “Rembulan Tenggelam Di Wajahmu” karya Tere Liye
berupa keyakinan manusia terhadap kekuasaan Tuhan , menerima
segala hal yang terjadi atas kehendak Tuhan, bersyukur atas segala
nikmat Tuhan, ketidak taat kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa
sebenarnya seorang muslim harus melaksanakan perintah Tuhan serta
menjauhi larangannya.

“Berbuka sebenarnya Rehan tidak pernah puasa selama sebulan ini.


Juga sepanjang bulan suci tahun tahun lalu. Dia memang selalu ikut
sahur pada malam hari. Sama selalu dengan mencuri sisa makanan
sahur di siang hari. Kemudia sore harinya pura pura memasang wajah
kelaparan ikut berbuka bersama yang lainnya.”(Halaman 16).

 NILAI SOSIAL
Masalah sosial dalam novel ini dapat mengungkapkan realitas sosial
yang ada ditengah masyarakat. Masalah yang diungkapkan dekat
dengan persoalan keseharian manusia. Contoh dalam novel ini yaitu
kejahatan. Kejahatan ini dilakukan oleh Penjaga Panti Asuhan.

“Bilah rotan itu tanpa ampun meluncur ke pantat. Satu kali. Sakit
sekali. Apalagi celananya lusuh dan tipis pula. Mana bisa menahan
pecutan pedas dikulit. Muka Rehan memerah menahan nyeri. Tidak.
Dia tidak berteriak. Teriakanya berarti kesenangan bagi Penjaga
Panti.”(Halaman 14).
 NILAI KEBANGSAAN
Dalam cerita novel tersebut mereka sedang merayakan Hari Besar
umat Islam. Seluruh acara televisi dan radio menyiarkan kebahagiaan
menyambut Hari Raya. Tidak peduli status sosial maupun berbeda
suku bangsa. Semua warga ikut serta merayakan Hari kemenangan.

“Malam kemenangan. Semua berlomba lomba menggemakan nama


besar Tuhan. Semua muka mengekpresikan kebhaagiaan.”(Halaman
6).

 NILAI MORAL
Novel ini banyak memberikan kita pelajaran hidup tentang
kesederhanaan, keikhlasan dan rassa syukur. Kisahnya membuat kita
menyadari bahwa perbuatan kita dalam kehidupan orang lain
berpengaruh kepada kehidupan orang lain walau kita tidak
mengetahui. Segalanya dalam hidup ini memiliki keterkaitan hokum
sebab akibat. Perbuatan baik atau pun buurk pasti ada akibatnya
sekecil apa pun. Selain itu juga memberikan pengertian pada kita
bahwa hidup ini adil, sekejam apapun takdir memperlakukan kita.

“Kalian mungkin memiliki masa lalu yang buruk, tapi kalian memiliki
kepal tangan untuk mengubahnya. Kepal tangan yang akan
menentukan sendiri nasib kalian hari ini. Kepal tangan yang akan
melukis sendiri masa depan kalian.” Bang Apee.

 NILAI BUDAYA
Faktor Kebudayaan adalah salah satu penyebab terjadinya maslah
sosial sehigga menjadi nilai sosial. Faktor kebudayaan meliputi
disorganisasi keluarga, kenakalan anak muda, dan lingkungan sosial.
Disonargisasi keluarga yang terdapat dalam novel ini yaitu tidak
lengkapnya keluarga yang dimilikinya.
“ Harusnya kubiarkan anak bangsat sepertimu tetap di jalanan.
Harusnya kutolak mentah mentah saat kau, bocah yang baru bisa
berjalan, diantar ke panti. Lihatlah kau membalas semua kebaikan
dengan perangai jahat.”(Halaman 15).

Anda mungkin juga menyukai