Anda di halaman 1dari 4

Rainbow After The Rain

Love In Moscow

 Identitas Novel
Judul Buku : “Rainbow After The Rain: Love In Moscow”
Penulis : Angelique Puspadewi
Desain Sampul: Orkha Creative
Desain Isi : Nur Wulan
Tebal Buku : 224 halaman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Pertama
Tahun Terbit : 2017
Harga Buku : Rp 58.000
ISBN : 978-602-03-7810-7
 Sinopsis
“Benar bahwa masa lalu menentukan perilaku masa depan, tetapi salah jika untuk
membawa keburukan masa depan. Sebagai manusia yang diberi kecerdasan
emosional, harus dapat menerima masa lalu dan berdamai dengannya.” (hal. 29)

“Mengabulkan doa bagi siapa yang sungguh-sungguh meminta adalah janji Allah
yang tertera dalam Kitab Suci. Tetapi adalah hak Allah kapan waktu doa itu
dikabulkan.” (hal. 40)

“Jangan samakan semua perilaku manusia hanya karena mereka dalam komunitas
yang sama. Di dunia ini, tidak ada yang seratus persen baik begitupun sebaliknya.”
(hal. 113)

Adegan diawali dengan setting Denpasar di tahun 2002, kala tragedi bom Bali
terjadi. Arabel dan keluarga, beserta tante dan sepupunya yang sedang berlibur
mendadak diliputi kecemasan dan kekalutan yang luar biasa. Papa Arabel, Alberto,
berada di Paddy’s Pub, Legian ketika bom meledak. Jasad Alberto tak ditemukan dan
keluarga lantas memilih merelakan, menganggap Alberto telah tiada dalam tragedi
tersebut. Kecuali Arabel, sang putri sulung sekaligus putri kesayangan Alberto, yang
memilih menyimpan dendam pada para pelaku bom, termasuk malu mengakui diri
sebagai muslim yang notabene memiliki keyakinan yang sama dengan para teroris.

Kisah kemudian bergulir ke tahun 2015, di Moskow, Rusia. Reno sepupu Arabel
yang baru menikah dengan istrinya, Sarah, datang berkunjung sekaligus hendak
berbulan madu di Rusia. Sarah adalah perempuan muda berjilbab yang hangat. Reno
juga mengajak serta seorang sahabat. Pria berdarah melayu yang memiliki nama khas
Rusia, Dimitri. Pria muda tampan ini langsung menyedot perhatian Arabel. Arabel
kemudian menyadari fakta bahwa Dimitri seorang yang religius, bahkan menolak
bersentuhan tangan dengan nonmahram, sesuatu yang membuat Arabel risi dan
enggan. Arabel sendiri selama ini bahkan berniat berpindah keyakinan dengan
mencari pria calon pendamping nonmuslim. Sayangnya, sang mama terang-terangan
menentang dan selalu menemukan alasan untuk membatalkan keinginan Arabel.
Bahkan mamanya memilih menetap di Moskow—alih-alih menemani si bungsu
Adriana di Paris—salah satu alasannya demi menjaga Arabel. Tak henti sang mama
mendoakan agar Arabel mendapat hidayah. Bahwa kebencian Arabel pada agamanya
tak berdasar, apa lagi jika itu disebabkan oleh tragedi bom di masa lalu.

Interaksi dengan Reno, Sarah, dan Dimitri selama beberapa waktu, meskipun
cukup singkat, ternyata mampu membuka sedikit hati Arabel atas kebenaran. Arabel
juga mulai tergerak kembali dengan aktivitas ibadah ataupun mempelajari kembali
Islam. Hingga suatu hari, Arabel yang seorang penulis diminta Misja sang editor
untuk menulis kisah terbaru yang mengangkat topik terorisme. Misja yang
mengetahui kisah Arabel menganggap Arabel yang paling pantas menulis topik ini
ketimbang penulis lain yang dikenalnya. Walaupun sempat menolak dan pesimis atas
kemampuannya menulis topik yang traumatis itu, akhirnya Arabel menerima
tantangan Misja. Tak lama setelah Reno, Sarah, dan Dimitri kembali ke Indonesia,
Arabel dan mamanya menyusul terbang ke Jakarta demi riset menulis buku sekaligus
mengunjungi Tante Sisi, mama dari Reno.

Rupanya takdir membuat Arabel lantas menginjakkan kaki juga di Bali. Melawan
traumanya, Arabel diajak oleh Dimitri menelusuri kembali jejak tragedi beserta
monumen peringatannya. Tak dinyana, di Bali pula Dimitri yang semenjak Arabel
tiba di Jakarta telah mengungkap sisi lain kehidupan yang cukup mengejutkan,
kembali membongkar rahasia besar hidupnya. Kali ini, Arabel yang mulai merasakan
cinta pada Dimitri sangat syok dan merasa dunianya dijungkirbalikkan. Dia harus
memilih antara berdamai dengan takdir ataukah kembali mendendam.

 Kelebihan
Tema yang diangkat dalam novel ini sangat menarik dan cukup berani dengan
memadukan romantisme Islam dan terorisme. Sebuah perpaduan yang cerdas.
Alur cerita yang rapi juga diiringi dengan tokoh-tokoh yang semuanya menarik.
Perasaan tiap tokoh tersampaikan dengan baik. Chemistry tiap tokohnya juga baik.

Buku ini tidak hanya menyuguhkan romansa saja, tetapi juga kisah yang dibumbui
unsur keagamaan dan keluarga, dan banyak pesan-pesan moral.

Tema dan jalan ceritanya sederhana, namun berisi. Gaya berceritanya mengalir dan
tidak bertele-tele. Eksekusinya pun tidak berlebihan dan pas sesuai dengan porsinya.

 Kekurangan
Ada beberapa kata yang terdengar kaku dan tidak pas di beberapa bagian. Dan juga
ada beberapa typo.

Anda mungkin juga menyukai