Anda di halaman 1dari 26

Uswatun Chasanah, S.

Pd MODUL 7

RUANG DIMENSI TIGA


I. PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul 7 ini membahas tentang “ Ruang Dimensi Tiga “. Materi ini sangat penting sekali karena
dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari yang namanya dimensi tiga, kapanpun
dan dimanapun. Banda-benda di alam semesta ini merupakan dimensi tiga. Batu, akuarium,
penghapus, pensil, rumah, televisi, dan radio termasuk contoh benda yang berdimensi tiga.
Karakteristik benda dimensi tiga sangat menarik untuk di kaji karena hal ini dapat bermanfaat
bagi manusia. Sebagai contoh, seorang desainer bangunan harus mampu menganalisis berapa
ukuran panjang, lebar, dan tinggi bangunan supaya bengunan itu tidak roboh. Seorang
perancang kapal terbang harus dapat menentukan berapa panjang total kerangka dan luas
permukaan pesawat serta volumenya supaya pesawat tersebut dapat mengangkasa

B. Prasarat
Untuk mempelajari modul ini, terlebih dahulu harus menyelesaikan kompetensi dasar dari
modul sebelumnya. Selain itu ketika di SMP, kalian telah belajar tentang bangun-bangun ruang
dimensi tiga, diantaranya adalah prisma, limas, tabung, kerucut dan bola. Kalian juga telah
mempelajari cara menentukan luas permukaan dan volumenya.
Pada modul ini kalian di ajak mempelajari komponen-komponen bangun ruang, kedudukan titik,
garis, dan bidang dalam ruang, termasuk menghitung jarak dan besar sudut.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


Penggunaan modul ini sangat sederhana. Siswa terlebih dahulu mempelajari materi yang
disajikan dalam kegiatan belajar, kemudian mengerjakan tugas, tes formatif, dan lembar kerja.
Jika mengalami kesulitan bisa mendiskusikannya dengan teman-teman dan guru sebagai
fasilitator beserta siswa menyimpulkan materi yang di pelajari.

D. Tujuan Akhir
Diharapkan siswa dapat mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih dari materi yang
disajikan.

E. Kompetensi Dasar
1. Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga.
3. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang, dan antara dua bidang dalam ruang
dimensi tiga.

F. Cek Kemampuan
1. Apa yang dimaksud dengan prisma, limas, tabung, dan kerucut?
2. Misalnya kalian dibuatkan nasi tumpeng berbentuk kerucut oleh ibu. Selanjutnya, kalian
potong bagian tengah tumpeng tersebut secara horizontal. Bagaimana ide kalian untuk
menentukan volume potongan tumpeng yang tersisa?

Setelah kalian benar-benar dapat menjawab soal-soal di atas, mari kita lanjutkan ke materi
berikut.
Peta Konsep

Dimensi Tiga

Kubus, Balok, Limas,


Kerucut, Prisma,
Tabung, Bola

Kedudukan Titik, Benda-benda Menggambar Irisan Bidang


Garis, dan Bidang Ruang, Volume, Bangun Ruang dengan Bangun
dalam Ruang dan Luasnya Ruang
II. PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Siswa


Modul 7 ini akan dilaksanakan dalam waktu 16 jam pelajaran

B. Kegiatan Belajar

1. Kegiatan Belajar 1

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
- Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang.
b. Uraian materi
 Titik, Garis, dan Bidang
Terdapat 3 unsur yang ada dalam suatu benda berdimensi tiga, yaitu titik, garis, dan sudut.
Pengertian ke tiga unsur itu adalah:
1. Titik
Titik merupakan sesuatu yang tidak memiliki ukuran (tak berdimensi) dan hanya
ditentukan oleh letaknya saja. Titik disimbolkan dengan noktah (•) dan biasanya di beri
nama dengan huruf besar (kapital), misal A, B, C, D, dan sebagainya. (Lihat gambar. 1)
Gambar.1.
• •
A B
Titik A Titik B
2. Garis
g Gambar.2 Garis adalah kumpulan atau himpunan titik-titik yang
P Q membentuk kurva lurus. Garis merupakan bangun
Garis g Garis PQ berdimensi satu karena ukuran (dimensi) yang dimiliki hanya
satu, yaitu ukuran panjang saja.
Garis merupakan kurva lurus yang panjangnya takterbatas, garis juga biasaya di beri
nama dengan huruf kecil, misal a, b, c dan seterusnya. Bagian garis yang di sebut
dengan segmen garis di beri nama sesuai dengan titik-titik yang ada pada ujung garis
tersebut. Segmen garis disebut juga ruas garis. Ruas garis merupakan kurva lurus yang
panjangnya terbatas. (lihat gambar.2)
3. Bidang
C
α
D Bidang disebut bangun berdimensi dua karena memiliki du
dimensi (ukuran), yaitu dimensi panjang dan lebar, dan tidak
A B mempunyai ketebalan
Bidang α Bidang ABCD

Beberapa aksioma tentang titik, garis, dan bidang;


Aksioma 1: melalui dua buah titik sembarang yang tidak berimpit hanya dapat dibuat
tepat sebuah garis lurus
Aksioma 2: jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua buah titik
persekutuan, maka garis itu seluruhnya terletak pada bidang tersebut
Aksioma 3: melalui tiga titik yang tidak segaris hanya dapat dibuat sebuah bidang
Berdasarkan 3 buah aksioma tentang titik, garis dan bidang di atas diturunkan dalil-dalil
berikut.
1. Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titi sembarang.

A• C•

α B•

2. Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titikyang tidak terletak pada
garis tersebut.
g

α A•
3. Sebuah bidang dapat dibentuk oleh dua buah garis yang berpotongan.
g
h

4. Sebuah bidang dapat dibentuk oleh dua buah garis yang sejajar.

g h

Adapun kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang adalah sebagai berikut:
1. Kedudukan titik terhadap garis
Kedudukan yang mungkin antara titik dan garis adalah:
a. titik terletak pada garis
k
P• Titik P terletak pada garis k

b. titik P terletak di luar garis


P • k
Titik P terletak di luar garis k

2. Kedudukan titik terhadap bidang


Kemungkinan kedudukan titik terhadap bidang adalah :
a. titik terletak pada bidang

A • Titik A terletak pada bidang V


V

b. titik trletak di luarAbidang



Titik A terletak di luar bidang V
V

3. Kedudukan garis terhadap garis


Kemungkinan kedudukan garis dengan garis lain adalah:
a. sejajar
h Dua buah garis dikatakan sejajar, jika kedua garis tesebut
g terletak pada sebuah bidang dan tidak mempunyai satupun
α
titik persekutuan.

b. berpotongan
g Dua buah garis g dan h dikatakan berpotongan di A, jika ke
dua garis tersebut terletak pada satu bidang dan mempunyai
A
h satu titik persekutuan.
α

c. berimpit
g=h Dua buah garis g dan h dikatakan berimpit, jika kedua garis
tersebut terletak pada satu bidang dan mempunyai lebih dari
α satu titik persekutuan

d. bersilangan
Dua buah garis g dan h dikatakan bersilangan, jika ke dua
h
A• garis tersebut tidak terletak pada satu bidang dan garis g
α menembus bidang di titik A dimana A tidak terletak pada
garis h.
g
4. Kedudukan garis terhadap bidang
Kedudukan yang mungkin terjadi antara garis dan bidang adalah:
a. Garis terletak pada bidang
g
Garis g dikatakan terletak pada bidang V, jika antara garis g
A
B • dan bidang V tersebut terdapat sekurang-kurangnya dua titik

persekutuan
V

b. Garis sejajar bidang


g
Garis g dikatakan sejajar dengan bidang V, jika antara garis g
dan bidang V tersebut tidak terdapat satupun titik
persekutuan.
V

c. Garis memotong / menembus bidang


Garis g dikatakan memotong bidang V, jika antara garis g
• dan bidang V tersebut terdapat sebuah titik persekutuan (titik
persekutuannya di sebut titik tembus / titik potong)
V

5. Kedudukan bidang terhadap bidang


Kemungkinan kedudukan sebuah bidang terhadap bidang lain adalah:
a. Sejajar
Dua bidang V dan W di katakan sejajar jika ke dua bidang
tersebut tidak mempunyai satupun titik persekutuan.
V

b. Berpotongan
W
Dua bidang V dan W dikatakan berpotongan apabila ke dua
bidang tersebut mempunyai tepat satu garis persekutuan
(garis potong)
V

c. Berimpit
Dua bidang V dan W di katakan berimpit jika setiap titik yang
terletak pada bidang V juga terletak pada bidang W
VW

CONTOH.
1. Pada kubus PQRS.TUVW
W V

U  Titik P terletak pada garis PQ dan PT


T
 Titik Q terletak di luar garis RV
S
 Titik T terletak pada bidang PSWT
R
 Titik W terletak di luar bidang QRVU
P Q

2. Pada balok ABCD.EFGH


H G
 Garis AB sejajar dengan HG
E F
 Garis FG berpotongan dengan EF
D C  Garis AD dan EF bersilangan
A B
3. Pada prisma tegak segitiga KLM.NOP
P
O
N  Bidang KLM sejajar dengan bidang NOP
 Bidang KLON berpotongan dengan bidang NOP
M

K L

c. Rangkuman
- Kedudukan titik terhadap garis atau bidang adalah
a. titik terletak pada garis atau bidang
b. titik terletak di luar garis atau bidang
- Kedudukan garis terhadap garis adalah sejajar, berimpit, berpotongan, dan bersilangan.
- kedudukan garis terhadap bidang adalah
a. garis terletak pada bidang
b. garis sejajar bidang
c. garis berpotongan (menembus) bidang
- Kedudukan dua bidang dalam ruang adalah sejajar, berpotongan, dan berimpit

d. Tugas
1. Perhatikan gambar berikut.
H G Berdasarkan macam-macam kedudukan garis terhadap
garis. Tentukan hubungan antara:
E F
a. garis AB dan AD c. garis AD dan BC
b. garis AB dan CG d. garis BF dan CE
D C

A B

2. Pada prisma tegak segitiga ABC.DEF, sebutkan masing-masing 3 buah rusuk yang
a. saling sejajar b. bersilangan c. berpotongan

e. Tes Formatif 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pada kubus PQRS.TUVW, maka rusuk yang sejajar bidang SQUW adalah …
A. TW B. TQ C. TP D. RQ E. RS
2. Banyak bidang yang melalui tiga titik yang tidak segaris adalah …
A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5
3. Pada kubus ABCD.EFGH, hubungan garis AD dan BF adalah …
A. sejajar B. berpotongan C. berimpit D. bersilangan E. menembus
4. Pada kubus ABCD.EFGH, hubungan bidang yang berpotongan dengan bidang ABCD
adalah …
A. EFGH B. ACGE C. GFEH D. BCGF E. BDHF
5. Pada kubus ABCD.EFGH, garis yang sejajar bidang BCGF adalah …
A. AB B. AC C. BC D. AD E. HG

f. Kunci Jawaban Tes formatif 1


1. C 2. A 3. D 4. D 5. D

g. Lembar Kerja 1
1. Berapa banyak bidang yang dapat dibuat melalui:
a. dua garis yang saling berpotongan
b. dua garis yang sejajar
c. dua garis yang bersilangan
2. Berapa banyak garis yang dapat dibuat
a. melalui sebuah titik dan memotong sebuah garis?
Apakah garis-garis tersebut terletak pada satu bidang?
b. melalui sebuah titik dan memotong sebuah bidang?
Apakah garis-garis tersebut terletak pada satu bidang?
c. melalui sebuah titik dan sejajar dengan sebuah garis?
d. melalui sebuah titik dan sejajar dengan sebuah bidang
Apakah garis-garis tersebut terletak pada satu bidang?
e. memotong sebuah garis dan sejajar dengan sebuah garis yang lain

2. Kegiatan Belajar 2

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
- Menentukan volume benda-benda ruang
- Menghitung perbandingan volume dua benda dalam suatu bangun ruang.

b. Uraian Materi
1. Kubus
Kubus (heksaeder) adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang datar
berbentuk persegi yang kongruen.
Jika panjang rusuk kubus adalah a, maka
a
- Luas permukaan kubus (L) = 6a2
- Volume kubus (V) = a3
a - Panjang diagonal sisi = a 2
a - panjang diagonal ruang = a 3

CONTOH. Jika perbandingan panjang rusuk ke dua kubus adalah 2 : 3 dan jumlah
volume ke dua kubus tersebut 945 cm3. Tentukan panjang rusuk masing-
masing rusuk kubus tersebut!
Penyelesaian:
Misal panjang kubus yang satu = 2a, maka panjang rusuk kubus yang lain =
3a, sehingga;
V1 = (2a)3 = 8a3
V2 = (3a)3 = 27a3
V1 + V2 = 945
8a3 + 27a3 = 945
35a3 = 945
a3 = 945 : 35 = 27
a =3
jadi, panjang rusuk ke dua kubus tersebut adalah
2a = 2. 3 = 6 cm dan 3a = 3 . 3 = 9 cm
2. Balok
Balok adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang datar yang berupa
persegi panjang
- Luas permukaan balok (L) = 2 (pl + pt + lt)
t - Volume balok (V) = plt
l
p

CONTOH. Perbandingan panjang, lebar, dan tinggi suatu balok adalah 5 : 4 : 3. Jika
jumlah panjang seluruh rusuknya 336 cm. Tentukan luas permukaan dan
volume balok tersebut.
Penyelesaian.
Jumlah panjang seluruh rusuk = 336 cm
4 ( p + l + t ) = 336
p + l + t = 84
5 4 3
p= x 84 = 35 cm, l = x 84 = 28 cm, t = x 84 = 21 cm
12 12 12
Jadi,
Luas permukaan = 2 (pl+pt+lt) = 2 (35 x 28 + 35 x 21 + 28 x 21) = 4.606 cm2
Volume = p l t = 35 x 28 x 21 = 20.580 cm3
3. Limas
Limas (piramida) adalah bangun ruang yang dibatasi oleh segi banyak (sebagai bidang
alas) dan beberapa segitiga yang alasnya berimpit dengan segi banyak tersebut dan
bertemu pada satu titik puncak.
Pemberian nama limas di dasarkan pada bidang alasnya.
a. limas sebarang
T Sebuah limas dinamakan limas sebarang jika alasnya berbentuk
C segi- n sebarang dan proyeksi puncaknya pada bidang alas
A berimpit dengan titik puncak alas tersebut.

b. limas beraturan
T Suatu limas dikatakan limas beraturan segi – n, jika alasnya
berbentuk segi – n beraturan dan proyeksi puncaknya berimpit
D dengan pusat bidang alas.
C

A B Luas permukaan limas = luas alas +luas seluruh bidang(sisi) tegak


1
Volume limas = x luas alas x tinggi
3
Catatan: * limas dengan alas segitiga dinamakan bidang empat (tetra hedron/ limas segitiga)
* pada bidang empat beraturan (limas segitiga beraturan) berlaku:
jika panjang rusuk = a, maka
1
- tinggi bidang empat beraturan = a 6
3
- Luas permukaan = a2 3
1 3
- Volume = a 2
12
CONTOH. Diketahui limas segi empat beraturan dengan sisi alas berbentuk persegi
yang panjangnya 3 cm dan tingginya 8 cm. Tentukan volume limas dan
luas permukaan limas.
Penyelesaian:
Perhatikan gambar.
1
* Volume limas = x luas alas x tinggi
E 3
1
= x(3x3)x8
3
= 24 cm3
8 * Tinggi sisi tegak limas EG = 8 2  1,5 2 = 64  2,25 = 8, 14
1 1
D C Luas ΔABE = x AB x EG = x 3 x 8,14 = 12,21 cm2
2 2
3 Luas sisi tegak limas = 4 x L ΔABE = 4 x 12,21 = 48,84 cm2
A Luas alas = AB x BC = 3 x 3 = 9 cm2
G B
Jadi luas permukaan limas = 48,84 + 9 = 57,84 cm2
4. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah bidang
alas yang berbentuk lingkaran dan oleh sebuah bidang lengkung.
Bidang lengkung terbentuk dari sebuah juring ligkaran dengan
s
t panjang busur saa dengan keliling lingkaran.
Jika sebuah kerucut mempunyai panjang jari-jari alas r, tinggi t,
r
dan panjang garis pelukis s, maka:

s2 = r2 + t2
1
Volume kerucut = π r2t
3
Luas permukaan kerucut = π r2 + π rs = π r (r + s)
CONTOH. Jika sebuah kerucut dengan diameter bidang alas adalah 14 cm dan tinggi
24 cm. hitunglah:
a. Luas permukaan kerucut
b. Volume kerucut
Penyelesaian: T
Perhatikan gambar.
* s = TO 2  OB 2 = 24 2  7 2 = 576  49 = 625 = 25 s
Luas = π r (r + s)
= π. 7 (7+25)
= π. 7 (32) A B
O
= 224 π cm2
1 1
* Vol = π r2t = π. 72 . 24 = 392π cm3
3 3
h 2
CONTOH. Tunjukan bahwa volume gambar berikut adalah V = ( R1  R22  R1 R2 )
3
R1

R2

Penyelesaian:
R1 Jika diperpanjang, bangun ruang itu berbentuk kerucut,
dengan menggunakan konsep kesebangunan,
h h diperoleh:
x R2 R2 h
= x= …………………….
R2 xh R1 R1  R2
(1)
Jadi Volume bangun ruang yang dimaksud adalah
1 1
x
V= πR12 ( h + x ) – πR22 x
3 3
1
= π (R12 h + R12 x – R22 x)
3
1
= π (R12 h + (R12 – R22) x) ……………………….(2)
3
Dengan mensubtitusikan nilai x dari persamaan (1) ke
(2), diperoleh;
1 R2 h
V= π (R12 h + (R12 – R22) )
3 R1  R2
1
= π (R12 h + (R1 + R2) R2 h )
3
h 2
= ( R1  R22  R1 R2 ) ………..(terbukti)
3
5. Prisma
Prisma adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh dua segi – n yang sejajar dan n
buah segi empat.
Perhatikan gambar berikut.
Prisma segi lima Prisma segi tiga
Prisma segi empat

Apabila dilihat dari kedudukan rusuk tegaknya, terdapat dua jenis prisma:
a. prisma tegak yaitu prisma yang rusuk-rusuknya tegak lurus dengan bidang alas.
Gambar di atas adalah contoh prisma tegak.
b. prisma condong/ miring yaitu prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tidak tegak lurus
dengan alas.

t t

Luas permukaan prisma = 2 x luas alas + luas sisi tegak


Volume prisma = luas alas x tinggi

CONTOH. Diketahui sebuah prisma tegak segitiga siku-siku PQR.STU dengan


panjang rusuk bidang alas PQ = 8 cm, QR = 15 cm, dan PR = 17 cm.
Tentukan luas permukaan prisma tersebut dan volumenya jika tinggi prisma
tersebut adalah 10 cm.
Penyelesaian:
S U
1 1
T Luas alas = .(PQ).(QR) = (8).(15) = 60 cm2
10 2 2
Luas PQTS = 8 . 10 = 80 cm2
P 17 R Luas QRUT = 15. 10 = 150 cm2
8
Luas PRUS = 17. 10 = 170 cm2
15
Q

Luas Permukaan = 2 x luas alas + LPQTS + LQRUT + LPRUS


= 2 x 60 + 80 + 150 + 170
= 520 cm2
Volume = luas alas x tinggi
= 60 x 10 = 600 cm3
CONTOH. Prisma tegak dengan alas segi enam beraturan dengan jari-jari lingkaran
luar 12 cm. Jika tinggi prisma tersebut 20 cm. Tentukan volume prisma
tersebut.
Penyelesaian:
Alas berbentuk segi enam beraturan
6 2 3600
Luas segi enam = r sin
2 6
= 3. 122 . sin 600
1
= 3. 144. 3
2
= 216 3
Volume = luas alas x tinggi = 216 3 x 20 = 4320 3 cm3
6. Tabung (Silinder)
r
Silinder atau tabung adalah suatu bangun ruang yang di batasi oleh
bidang alas dan bidang atas yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari
sama dan oleh sebuah bidang lengkung (selimut tabung)

Luas selimut tabung = 2π r t


Luas permukaan tabung = 2πr2 + 2πr2t = 2π r ( r + t )
Volume = luas alas x tinggi = π r2 t

CONTOH. Jika dua buah silinder masing-masing silinder A dan B dengan


perbandingan jari-jari bidang alas 3 : 4, sedangkan perbandingan tingginya
5 : 6, hitunglah
a. Perbandingan luas permukaan kedua silinder
b. Perbandingan volume kedua silinder
Penyelesaian:
Misal silinder A jari-jari = rA, tinggi = tA, sedangkan silinder B jari-jari = rB,
3
tinggi = tB, maka rA : rB = 3 : 4 rA = rB
4
5
t A : tB = 5 : 6 tA = tB
6
a. Luas permukaan
Silinder A : Silinder B = 2π rA ( rA + tA ) : 2π rB ( rB + tB )
= rA ( rA + tA ) : rB ( rB + tB )
3 3 5
= rB ( rB + tB) : rB ( rB + tB )
4 4 6
9 5
=( rB + tB) : ( rB + tB )
16 8
9 5
Jadi Perbandingan luas silinder A dengan B adalah ( rB + tB) ( rB +
16 8
9 5
tB ) atau ( r+ t) : ( r + t ) jika rB = r dan tB = t
16 8
c.Volume
Silinder A : silinder B = π rA2 tA : π rB2 tB
3 5
= π ( rB)2 tB : π rB2 tB
4 6
9 5
= ( ):1
16 6
15
= :1
32
= 15 : 32
CONTOH. Sebuah tabung dengan tinggi 18 cm. jika luas permukaan 288π cm2.
tentukan volume tabung tersebut.
Penyelesaian:
Luas permukaan tabung = 2π r ( r + t )
288π = 2π r ( r + 18 )
144 = r2 + 18 r
r2 + 18 r – 144 = 0
( r – 6 ) ( r + 24 ) = 0
r = 6 atau r = - 24 (tidak mungkin)
jadi, r = 6 cm, dengan demikian
volume = π r2 t = π . 62 . 18 = π. 36. 18 = 648 cm3
7. Bola
Sebuah bola di peroleh jika lingkaran di putar pada sumbunya.

r
Luas permukaan bola = 4 π r2
4
Volume bola = π r3
3

CONTOH. Sebuah bola dengan jari-jari 6 cm. hitung luas permukaan bola dan volume
bola tersebut.
Penyelesaian:
Luas permukaan bola = 4 π r2 =4.π .62 = 4 π. 36 = 144 π cm2
4 4 4
Volume bola = π r3 = π 63 = π. 216 = 288π cm3
3 3 3
CONTOH. Dua buah bola masing-masing dengan perbandingan volumenya 27 : 8.
tentukan perbandingan masing-masing jari-jari dan luas permukaan bola
tersebut.
Penyelesaian:
Misal jari-jari bola tersebut r1 dan r2, maka
V1 : V2 = 27 : 8
4 4
π r1 3 : π r2 3 = 27 : 8
3 3
r1 3 : r2 3 = 27 : 8
r1 : r2 = 3 : 2
Jadi perbandingan jari-jarinya 3 : 2
Perbandingan luas permukaan L1 : L2 = 4 π r1 2 : 4 π r2 2
= r1 2 : r2 2
= 32 : 22
=9:4
Jadi, perbandingan volumenya 9 : 4

c. Rangkuman
1. Kubus : Luas permukaan kubus (L) = 6a2 , Volume kubus (V) = a3, dengan a = rusuk
2. Balok : Luas permukaan balok (L) = 2 (pl + pt + lt); Volume balok (V) = plt
3. Limas : Luas permukaan = luas alas +luas seluruh bidang(sisi) tegak
1
Volume limas = x luas alas x tinggi
3
4. Kerucut : Luas permukaan kerucut = π r2 + π rs = π r (r + s)
1
Volume kerucut = π r2t
3
5. Prisma : Luas permukaan = 2 x luas alas + luas sisi tegak
Volume = luas alas x tinggi
6. Tabung : Luas permukaan = 2πr2 + 2πr2t = 2π r ( r + t )
Volume = luas alas x tinggi = π r2 t
4
7. Bola : Luas permukaan = 4 π r2 ; Volume = π r3
3

d. Tugas
1. Sebuah rancangan dalam bentuk miniatur sebuah rumah berbentuk balok pada alasnya
4cm
dan bagian atapnya berbentuk prisma segi empat yang
diletakkan di atas balok itu.
a. Tentukan volume bangun ruang di samping.
8 cm b. Jika bagian luar model itu akan di cat, berapa cm2 luas
permukaan yang akan di cat.
6 cm
10 cm

2. Dalam sebuah percobaan di laboratorium kimia terdapat 2 bejana yang berbentuk bola
masing-masing berjari-jari 8 cm dan 16 cm. tentukan perbandingan volume kedua bola
itu.
3. Tentukan volume setiap bangun berikut (satuan dalam cm)
4 14

8 7 18

14

4. Sebuah tabung pengukur berdiameter 20 dm dan berisi air setinggi 15 dm. Jika sebuah
bola besi berdiameter 5 dm dimasukkan ke dalam tabung tersebut, ternyata bola
tersebut tenggelam sampai ke dasar tabung pengukur. Tentukan tinggi air dalam
tabung pengukur sekarang.
5. Sebuah balok dengan perbandingan panjang, lebar, dan tingginya adalah 3 : 2 : 1. jika
volumenya 162 cm3. Tentukan luas permukaan balok tersebut.

e. Tes Formatif 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Sebuah prisma tegak ABC.DEF, AB ┴ BC, jika AB = 4 cm dan BC = AD = 10 cm, maka
volume prisma tersebut adalah …cm3
A. 100 B. 150 C. 200 D. 250 E. 300
2. Jika Volume kubus 27 cm3, maka panjang diagonal sisi kubus adalah …
A. 3 cm B. 3 2 cm C. 3 3 cm D. 9 cm E. 9 2 cm
3. Sebuah tenpat air berbentuk kerucut diameternya 18 cm dan kerucut tersebut dapat
menampung air sebanyak 1.188 cm3. Tinggi kerucut tersebut adalah …
A. 28 cm B. 21 cm C. 14 cm D. 7 cm E. 3,5 cm
4. Sebuah bak penampung air berbentuk kubus dengan panjang rusuk 100 cm, air tersebut
telah di pakai seperempatnya, maka sisa air dalam bak tersebut adalah …cm3
A. 7.500 B. 75.000 C. 750.000 D. 850.000 E. 8.500.000
5. Panjang rusuk alas limas beraturan T.ABCD adalah 8 cm. Jika panjang rusuk tegaknya 6
cm, maka tinggi limas tersebut adalah … cm
A. 2 B. 3 C. 3 3 D. 4 E. 4 2

f. Kunci Jawaban Tes Formatif 2


1. C 2. B 3. C 4. C 5. A

g. Lembar Kerja 2
1. Misalnya terdapat dua bola, yaitu bola A dan bola B. jika perbandingan jari-jari bola A dan
B adalah 2 : 3. tentukan perbandingan volume bola A dan B.
2. Sebuah tabung berdiameter alas 70 cm dan tinggi 20 cm penuh berisi air. Selanjutnya
dimasukkan 10 buah bola-bola kecil berdiameter sepersepuluh dari diameter alas
tabung. Tentukan air yang tumpah dari tabung.
3. Sebuah wadah terbuat dari setengah lingkaran yang berjari-jari 20 cm. wadah itu diisi air
hingga penuh. Kemudian, air yang ada di dalam wadah itu dituangkan ke dalam sebuah
tabung yang berjari-jari sama dengan jari-jari bola tersebut. Ternyata air tersebut tepat
memenuhi tabung. Tentukan tinggi tabung itu.
T
4. Perhatikan gambar di samping.
6cm Tentukan volume kerucut bagian bawah (ABCD)

C D
P

12cm

12cm
A B
O

5. Tentukan luas permukaan gambar di bawah ini.

8cm

15cm

3. Kegiatan Belajar 3

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
- Menjelaskan bidang frontal, sudut surut, dan perbandingan proyeksi dalam
menggambarkan bangun ruang.
H G
b. Uraian Materi
Beberapa istilah yang harus di perhatikan dalam gambar ruang. E F
- Bidang gambar adalah bidang yang digunakan untuk menggambar
bangun ruang. Misalnya kertas, buku gambar, papan tulis, dll D C
- Bidang frontal adalah bidang pada bangun ruang yang sejajar
dengan bidanggambar, contohnya bidang ABFE dan DCGH A B
- Bidang ortogonal adalah bidang pada bangun ruang yang tegak lurus
dengan bidang frontal atau bidang gambar. Contohnya BCGF dan ADHE
- Garis Frontal adalah garis-garis pada bangun ruang yang sejajar dengan bidang
gambar. Garis frontal ada dua macam, yaitu frontal vertikal dan frontal horizontal.
Contoh garis frontal vertikal adalah AE, BF, CE, dan DH. Contoh garis frontal horizontal
adalah AB, EF, DC, dan HG.
- Garis ortogonal adalah garis-garis pada bangun ruang yang tegak lurus dengan bidang
frontal atau bidang gambar. Pada gambar yang termasuk garis ortogonal adalah BC,
AD, FG, dan EH.
- Perbandingan ortogonal adalah perbandingan panjang garis ortogonal dengan panjang
garis sebenarnya. Perbandingan ortogonal disebut juga perbandingan proyeksi.
- Sudut surut (sudut menyisi) adalah sudut yang di bentuk oleh garis frontal horizontal ke
kanan dan garis ortogonal ke belakang. Pada gambar, susut-sudut seperti <BAD dan
<FEH adalah sedut surut dari bangun ruang ABCD.EFGH.

CONTOH. Lukislah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm, ABFE bidang frontal,
AB horizontal dan sudut surut 600. dengan perbandingan proyeksi 2 : 3.
Penyelesaian:
H G a. Lukislah persegi ABFE frontal, AB = 6 cm
E F
b. Lukislah <BAD = 600
2
6 cm c. Lukislah panjang AD = x 6 = 4 cm
3
d. Lukislah jajar genjang ABCD
D
C e. Lukislah bidang CDHF ukuran sama dengan ABFE
600 4 cm
A f. Lengkapilah dengan melukis rusuk yang belum ada.
6 cm B

CONTOH. Lukislah limas segi empat beraturan T.ABCD, dengan panjang BD = 3 cm,
tinggi limas 4 cm, bidang frontal TBD dan sudut penyisi 450, serta perbandingan
ortogonal 2 : 3.
Penyelesaian:
T
a. Lukislah TBD frontal dan BD horizontal dengan
panjang 3 cm serta tinggi OT = 4 cm (titik O
pertangahan BD)
4
b. Lukislah bidang alas ABCD melalui titik O. buatlah
D
garis AC (O ditengah) sepanjang 2 cm dengan
C B sudut surut 450
c. Lengkapilah dengan melukis rusuk yang ada
AD=2cm
A dengan menghubungkan titik yang ada.
BC=3cm

c. Rangkuman
Untuk menggambar / melukis bangun ruang perlu diperhatikan tentang pegertian bidang
gambar, bidang frontal, bidang ortogonal, garis frontal, garis ortogonal, perbandingan
ortogonal, dan sudut surut.

d. Tugas
1. Kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm, ACGE frontal, dan AC horisontal. Jika sudut
2
surut 500 dan perbandingan ortogonal . Gambarlah kubus tersebut!
3
2. Gambarlah sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang garis frontal 3 cm, ABFE adalah
bidang frontal dan AB adalah garis frontal vertikal dengan sudut surutnya 1350 dan
2
perbandingan proyeksi
3
3. Limas segi empat beraturan T,ABCD dengan panjang AB = 6 cm, tinggi limas 8 cm. TAC
2
frontal, sudut menyisi 1200. dan perbandingan proyeksi . Gambarlah limas tersebut.
3
e. Tes Formatif 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. H Pada gambar disamping yang merupakan bidang frontal adalah …
E G A. ABFE C. ADEH E. ACGE
B. BLFG D. CDGH
F
D

A C

2. Pada kubus soal nomor 1, yang merupakan garis frontal vertikal adalah …
A. AB B. AF C. AC D. HG E. FG
3. Diketahui limas T.KLM dimana ΔKLM siku-siku di K. jika TK tegak lurus ΔKLM maka
diperoleh keterangan sebagaiberikut.
(1) TK ┴ LM (2) KL ┴ TM (3) KM ┴ KL (4) TM ┴ TL
A. 1,2, dan 3 B. 1 dan 2 C. 2 dan 4 D. hanya 4 E. semua benar

4. W V Dari gambar disamping yang merupakan bidang ortogonal adalah


T U
A. PQRS dan TUVW D. PSWT dan QRVU
B. PQRS dan QRVU E. QRVU dan PQRS
S R C. PSWT dan SRUW

P Q

5. Pada kubus soal no.4. yang merupakan bidang frontal adalah …


A. PQVW B. QRWT C. PRVT D. PSVU E. SRTU

f. Kunci Jawaban Tes Formatif 3


1. E 2. B 3. B 4. D 5. C

g. Lembar Kerja 3
1. Gambarlah kubus KLMN.OPQR dengan ketentuan sebagai berikut.
a. panjang garis frontal 4,5 cm dan KL merupakan garis frontal horisontal.
b. bidang KLOP merupakan bidang frontal
c. perbandingan ortogonalnya 0,5
d. sudut surut 400
2. Gambarlah sebuah balok PQRS.TUVW dengan ketentuan PQRS adalah bidang frontal
dengan panjang PQ = 7 cm dan QU = 4 cm. PQ adalah garis frontal horisontal, sudut
proyeksi 1100. QU adalah garis ortogonal dengan panjang 9 cm. dan perbandingan
3
proyeksi .
4
3. Balok ABCD.EFGH, Ab = 4 cm, Ad = 3 cm, dan AE = 2 cm, ACGE frontal, sudut menyisi
1
600. serta perbandingan proyeksi . Gambarlah balok tersebut.
2

4. Kegiatan Belajar 4

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
- Menggambar dan menghitung jarak titik ke garis dan titik ke bidang
- Menggambar dan menghitung jarak dua garis bersilangan pada benda ruang.
- Menggambar dan menghitung jarak 2 bidang sejajar pada benda ruang
b. Uraian Materi
 Jarak Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
1. Jarak titik ke titik
B Jarak titik A ke titik B sama dengan panjang ruas garis AB yang
y ditentukan dengan teorema Pythagoras, yaitu:
A x AB = x 2  y 2
2. Jarak
• titik ke garis
A
g Jarak titik dan garis g adalah panjanng ruas garis AB’ di mana A’
pada garis g dan berlaku AA’ ┴ g ( A’ adalah proyeksi titik A pada
A’ garis g )
3. Jarak titik ke bidang
•A Jarak titik A dan bidang V adalah panjang ruas garis AA’ dimana A’
pada bidang V dan AA’ ┴ bidang V
A’
V

CONTOH. Kubus ABCD.EFGH, dengan panjang rusuk 8 cm, dan titik P pertengahan
garis GC. Hitung jarak antara;
a. B dan EG b. A dan P c. E dan AFG
Penyelesaian :
a. Jarak B dengan EG = jarak BT, T pertengahan EG.
BT = BF 2  TF 2 = 8 2  (4 2 ) 2 = 64  32 = 96 = 4 6 cm

H b. Jarak A dan P = panjang garis AP


G
T AP = AC 2  CP 2 = (8 2 ) 2  4 2
E
F = 128  16 = 144 = 12 cm
E’ P

D C

A B
c. Jarak E dengan AFH = EE’ yaitu ruas garis yang di buat dari E dan tegak
lurus terhadap AT.
Panjang ET = 4 2
Panjang AT = 4 6 (lihat pembahasan a)
ET 1
Pada ΔETA siku-siku di E sehingga sin < EAT = = 3
AT 3
Sehingga EAE’ siku-siku di E’
EE'
sin < EAE’ = → EE’ = EA. sin < EAE’
EA
1
=8( 3)
3
8
= 3 cm
3
4. Jarak dua garis yang sejajar
g h
Diketahui dua garis g dan h sejajar jaraknya adalah GH, dimana G
G pada g dan H pada h. sedemikian hingga GH ┴ g dan GH ┴ h
H

5. Jarak dua garis bersilangan


H G Pada gambar disamping, garis AH dan FC adalah garis-garis yang
E F bersilangan. Jarak dua garis bersilangan adalah panjang ruas garis
yang tegak lurus terhadap ke dua garis tersebut.
D C

A B
A k
6. Jarak garis dan bidang yang sejajar
Misalnya garis k sejajar bidang W, jarak garis k dan bidang W
B
adalah AB, dimana A pada garis k dan B pada bidang W
W
sedemikian hingga AB ┴ bidang W.
7. Jarak dua bidang yang sejajar A•
V
Misal bidang V dan bidang W sejajar, jarak V dan W
adalah AB dimana A pada bidang V dan B pada
bidang W sedemikian hingga AB ┴ V dan W
•B
W
CONTOH. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan
panjang rusuk 6 cm. hitunglah jarak DB ke AG
Penyelesaian: H G
DB dan AG bersilangan.
Jarak DB dan AG = OP F
E
ΔOAE siku-siku di A
EO = 6 2  (3 2 ) 2 P
D C
= 36  18 = 54 = 3 6 θO
AO 3 2 1
cos θ = = = 3 A B
EO 3 6 3
Perhatikan APO siku-siku di P
H G
OP
cos θ = → OP = OA. cos θ
OA P
1
=3 2.( 3) θ
3 A
O C
= 6 cm
c. Rangkuman
Jarak titik, garis dan bidang dalam ruang meliputi;
1. jarak titik ke titik 5. jarak dua garis bersilangan
2. jarak titik ke garis 6. jarak garis dan bidang yang sejajar
3. jarak titik ke bidang 7. jarak dua bidang yang sejajar
4. jarak dua garis yang sejajar

d. Tugas
1. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk a 2 . hitunglah jarak antara
a. E dan C b. B dengan O, jika O titik tengah EG
2. Perhatikan limas segi empat di samping. E
Apabila panjang AB = 8 cm, BC = 5 cm, EB = 13 cm.
Tentukan jarak E ke bidanng ABCD.
D C

F
A B

3. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. carilah jarak titik C ke bidang BDG
4. Jika panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 5 cm dan P adalah titik tembus EC pada
5
bidang AFH. Tunjukan bahwa panjang EP = 3
3

e. Tes Formatif 4
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Bidang empat beraturan T.ABC dengan rusuk 8 cm. Jarak T ke garis AB adalah … cm
A. 4 B. 4 2 C. 4 3 D. 6 E. 6 2
2. Jarak antara titik C dengan bidang BDE dalam kubus ABCD.EFGH yang panjang
rusuknya 6 cm adalah …
A. 3 2 B. 2 6 C. 6 D. 3 E. 2 3
3. Panjang setiap rusuk bidang empat T.ABC sama dengan 16 cm. Jika P pertengahan AT
dan Q pertengahan BC, maka PQ sama dengan …
A. 8 2 B. 8 3 C. 8 6 D. 12 2 E. 12 3
4. Kubus ABCD.EFGH dengan panjanng rusuk 8 cm, maka panjang proyeksi AH pada
bidang BDHF adalah …
A. 8 3 B. 8 2 C. 4 6 D. 4 3 E. 4 2
5. Diketahui limas segi enam beraturan T.ABCDEF, AB = 4 cm, dan TA = 8 cm. Jarak T ke
bidang alas adalah …
A. 4 3 B. 2 15 C. 2 17 D. 4 5 E. 6 3

f. Kunci Jawaban Tes Formatif 4


1. C 2. E 3. A 4. C 5. A

g. Lembar Kerja 4
H G
1. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH, Titik K, L, dan M
E F berturut-turut adalah titik tengah BC, CD, dan CG. Tentukan
M jarak antara bidang AFH dengan bidang KLM, jika panjang BH
= 6 3 cm
D L
C
A
B K

2. Diketahui T.ABCD limas beraturan, panjang rusuk alas 12 cm, dan panjang rusuk tegak
12 2 cm. tentukan jarak A ke TC.
3. Prisma segi empat beraturan ABCD.EFGH panjang rusuk AB = 6 2 cm, AE = 5 cm. jika
P titik pusat bidang alas ABCD. Tentukan jarak C pada PG
4. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. hitunglah panjang proyeksi AF
terhadap bidang ACGE

5. Kegiatan Belajar 5

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
- Menggambar dan menghitung sudut antara garis dan bidanng
- Menggambar dan menghitung sudut antara dua bidang.

b. Uraian Materi
 Sudut antara Garis dan Bidang
B
Sudut antara garis dan bidang adalah sudut yang di bentuk
α) oleh garis tersebut (AB) dengan proyeksinya pada bidang
A B’
yang bersangkutan (AB’)

CONTOH. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. hitunglah besarnya
sudut antara : a) BE dengan EFGH
b) CE dengan ABCD
Penyelesaian: H G
a) sudut BE dengan EFGH = < EBF = 450
b) sudut CE dengan bidang ABCD = < ACE E F
Perhatikan Δ ACE siku-siku di A
AE 8 1 D C
tan α = = = 2
AC 8 2 2
α = 35,260 A B
0
Jadi < ACE = 35,26
CONTOH. Diketahui kubus ABCD.EFGH, dengan O adalah titik pusat bidang alas. Jika α
adalah sudut antara GO dengan bidang ABCD. Hitunglah nilai cos α.
Penyelesaian:
H G
Misal panjang rusuk kubus = a cm
E F
Perhatikan ΔOCG siku-siku di C
OG = OC 2  CG 2 = ( 12 a 2 ) 2  a 2
D C
1 α)
= 1
2
a a
2 2
= 3
2
2
a = a 6 O
2 A B
OC
1
2
a 2 2 1 1
cos α = = = = 12 = 3.
OG 1
a 6 6 6 3
2

 Sudut antara Dua Bidang


Sudut yang di bentuk oleh garis AP ( pada bidang α) dan
α garis BP (pada bidang β) yaitu <APB merupakan sudut
A
P antara bidang α dan β
( (α, β)

B
β

CONTOH. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk a cm dan T di tengah-


tengah BD. Tentukan besar sudut antara bidang BDG dengan bidang ABCD.
Penyelesaian:
H G
Sudut antara bidang BDG dan ABCD adalah <CTG = α,
E F a
karena panjang diagonal sisi AC = a 2 maka TC = 2
2
CG a
D
) C , Jadi, tan <CTG = = a = 2 = 1,4142
T α TC 2
2
Dengan demikian, < CTG = 54,740
A B

c. Rangkuman
- Sudut antara garis dan bidang adalah sudut antara garis tersebut dengan proyeksinya.
- Sudut antara bidang α dan β di tentukan oleh garis pada bidang α dan garis pada bidang
β yang saling tegak lurus pada garis potong bidang α dan β

d. Tugas
1. Suatu kubus ABCD.EFGH dengan panjanng rusuk a cm, sudut antara CG dan bidang
CFH adalah α. tentukan nilai cos α.
2. Diketahui panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 2a cm. jika P adalah titik pusat
ABCD, Q titik tengah BC, dan R titik tengah BF, tentukan:
a. nilaitangen sudut antara garis AP dan bidang ABCD
b. nilai cos sudut antara garis DR dan bidang ACGE
c. nilai sin sudut antara PQ dan bidang EFGH
d. besar sudut antara garis DH dan EFGH
3. Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 5 cm. jika α sudut antara bidang ABCD
dan ACH. Tentukan nilai sin α.
4. Diketahui limas segitiga T.ABC, dengan AB = AC = TB = TC = 10 cm, AT = 8 cm, dan BC
= 12 cm. hitung besar sudut antara bidang TBC dan ABC.

e. Tes Formatif 5
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Jika α adalah sudut yang di bentuk oleh garis AE dan bidang AFH pada kubus
ABCD.EFGH , maka sin α sama dengan …
1 1 1 1 2
A. B. 2 C. 3 D. 3 E. 3
2 2 2 3 3
2. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. jika sudut α adalah sudut antara bidang
AFH dengan DBFH, maka nilai sin α adalah …
1 1 1 1 1
A. 3 B. 2 C. 3 D. 2 E.
2 3 3 2 2
3. Sebuah limas beraturan T.ABCD dengan AB = 4 cm, dan TA = 2 3 cm. Tangen sudut
antara TD dengan bidang alas ABCD adalah …
1 1 1 1
A. 2 B. 2 C. 10 D. 10 E. 2 2
4 2 5 2
4. Sinus sudut yang di bentuk alas kubus ABCD.EFGH dengan AP, jika P titik tengah EH
adalah …
1 1 1 1 2
A. 5 B. 5 C. 5 D. 5 E. 5
5 3 4 5 5
5. Pada kubus ABCD.EFGH, sudut antara garis AH dan bidang diagonal BFHD
samadengan …
A. 150 B. 300 C. 450 D. 600 E. 750

f. Kunci Jawaban Tes Formatif 5


1. D 2. C 3. B 4. E 5. B

g. Lembar Kerja 5
1. T.ABCD adalah bidang limas segi empat beraturan dengan semua rusuknya sama
panjang. Tentukan sinus sudut antara TAD dengan TBC.
2. Diketrahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. jika θ adalah sudut antara
bidang BDE dan bidang BDFH. Tentukan nilai sin θ.
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk a cm. jika α adalah sudut antara bidang
DBG dan bidang DBFH. Tentukan nilai cos α.
P
4. Gambar di samping adalah sebuah limas beraturan
a 2 cm P.QRST. tentukan besar sudut antara PT dan QRST.

T S

U
Q R
a cm

6. Kegiatan Belajar 6

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
- Menggambar irisan suatu bidang dengan benda ruang.

b. Uraian Materi
Irisan antara suatu bidang dengan sebuah bangun ruang adalah daerah yang di batasi oleh
perpotongan bidang tersebut dengan bidang-bidang sisi bengun ruang tersebut sehingga
bangun tersebut terbagi menjadi dua bagian.
Ada beberapa cara menentukan irisan, diantaranya dengan cara menggunakan sumbu
afinitas (garis datar).
Sumbu afinitas adalah perpotongan antara bidang yang di cari irisannya dengan bidang sisi
alas atau perluasannya dari bangun ruang yang diketahui.

CONTOH. Kubus ABCD.EFGH, dengan rusuk 8 cm, titik Q di tengah-tengah EH.


a. lukislah bidang irisan yang melalui bidang BDQ
b. tentukan volume ABD.EQR.
Penyelesaian:
a. P caranya:
- hubungkan D dan Q sehingga
memotong AE di P.
H G - hubungkan B dengan P sehinnga
Q memotong EF di R
E R F
- hubungkan Q dengan R dan R dengan
B. sehingga terjadilah irisan BDQR

D C

A B

c. Perhatikan limas P.ABD


1
Volume limas P.ABD = x Luas segitiga ABD x AP
3
1 1
Luas Δ SBD = x AB x AD = x 8 x 8 = 12 cm2
2 2
1
Volume limas P.ABD = x 32 x 16 = 170,67 cm3
3
1 1 64
Volume P.EQR = x x4x4x8= = 21, 33 cm3
3 2 3
Jadi, Volume ABD.EQR = 170,67 – 21,33 = 149,34 cm3
CONTOH. Diketahui kubus ABCD.EFGH, titik K pada tengah-tengah AE. Lukislah irisan
bidang yang melalui bidang BKH.
Penyelesaian:
H G Caranya:
E F - hubungkanlah H dengan K dan
memotong AD di L
Q - hubungkan K dengan B
K
M - tariklah garis L ke B dan memotong AC
D C di M
- hubungkan H dengan M memotong CG
A B di Q dan hubungkan pula Q dengan B.
L terjadilak irisan BKHQ.

c. Rangkuman
Menentukan irisan antara suatu bidang dengan sebuah bangun ruang dapat dilakukan
dengan menggunakan sumbu afinitas (garis datar)

d. Tugas
1. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm. P adalah titik tengah AE. Lukislah irisan
bidang datar yang melalui BHP dengan kubus tersebut.
1
2. Sebuah kubus ABCD.EFGH , titik P pada DH sehingga DP = DH. Q adalah titik tengah
4
AD dan AB = 8 cm. tentukan volume BCS.QDP jika S adalah perpotongan antara bidang
BQP dengan CG.
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH, titik K, L dan M berturut-turut merupakan titik tengah
AE,AB, dan BC. Tentukan luas irisan yang melalui KLM jika rusuknya 6 cm.

e. Tes Formatif 6
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH, titik P, Q, dan R pertengahan rusuk AE, AB, dan CG.
Irisan bidang yang melalui titik P, Q, R dengan kubus berbentuk …
A. Trapesium C. Segi enam beraturan E. Segi lima
B. Persegi D. Segi empat sembarang
2. Kubus ABCD.EFGH berusuk a cm. titik P, Q dan R adalah titik-titik tengah dari AD, AB,
dan BF. Penampang bidang PQR dengan kubus berupa …
A. persegi C. segi lima baraturan E. segi enam beraturan
B. segitiga sama sisi D. trapesium sama kaki
3. ABCD.EFGH sebuah kubus degan panjang rusuk a, P adalah titik tengah AE. Luas irisan
bidang datar yang melalui B, H, dan P dengan kubus adalah …
a2
A. 2a2 2 B. a2 6 C. 6 D. (1+ 2 ) a2 E. (1+ 3 ) a2
2
4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dan P titik tengah CG. Jika panjang rusuk kubus 6 6 cm,
maka luas irisan bidang yang melalui PBH adalah …
A. 426 2 B. 216 3 C. 216 2 D. 108 E. 108 6

f. Kunci Jawaban Tes Formatif 6


1. C 2. E 3. C 4. E

g. Lembar Kerja 6
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. Titik K pada rusuk AE
sehingga panjang AK = 3 cm. Titik L pada rusuk BF sehingga panjang BL = 1 cm. Bidang
α melalui titik H, K, dan L. Gambarlah irisan antara bidang α dengan kubus ABCD.EFGH.
2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. titik K terletak pada rusuk AE
1
sehingga AK = AE. Titik L terletak pada rusuk AB sehingga AL : LB = 1 : 3, dan titik M
4
adalah pertengahan rusuk CD. Bidang β melalui titik K, L, dan M. Gambarlah irisan
bidang β dengan kubus itu.
3. H G Diketahui kubus ABCD.EFGH diiris dengan bidang α.
bidang α adalah bidang yang sama dengan bidang HAF
E F dan melalui titik sudut H, A, dan F. Tentukan luas bidang
irisan apabila:
a. panjang rusuk kubus adalah a cm
b. panjang rusuk kubus adalah 2a cm
D C c. panjang rusuk kubus adalah 3 cm

A B

II. EVALUASI

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Jika titik P merupakan titik potong
diagonal bidang atas, maka jarak antara titik B dengan titik P adalah …
A. 4 2 cm B. 3 6 cm C. 3 2 cm D. 3 cm E. 2 3 cm
2. Volume limas beraturan dengan panjang rusuk 6 cm dan panjang rusuk alas 8 cm adalah…cm3
2
A. 28 2 B. 32 C. 32 2 D. 42 E. 48
3
3. Sebuah bidang empat beraturan T.ABC. panjang rusuknya 8 cm, maka tingginya adalah … cm
8 2
A. 3 6 B. 6 C. 32 2 D. 42 E. 48
3 3
4. Sebuah silinder dengan jari-jari 6 cm dan tinggi 6 cm. luas permukaannya adalah … cm2
A. 72 π B. 84 π C. 112 π D. 144 π E. 168 π
5. Jika sebuah kubus dengan panjang seluruh rusuknya adalah 60 3 cm, maka luas permukaan
kubus tersebut adalah … cm2
A. 600 B. 500 C. 450 D. 350 E. 300
6. Pada kubus ABCD.EFGH, luas permukaannya adalah 96 cm2. Panjang diagonal sisi kubus
tersebut adalah … cm.
A. 4 3 B. 4 2 C. 4 D. 3 E. 3 2
7. Sebuah kubus dengan panjang rusuknya 5 2 cm, maka luas bidang diagonal kubus tersebut
adalah … cm2
A. 50 2 B. 50 3 C. 75 2 D. 75 3 E. 100
8. Apabila luas bidang diagonal suatu kubus 27 2 cm2, maka volume kubus tersebut adalah…
A. 27 3 cm3 B. 27 6 cm3 C. 81 cm3 D. 81 2 cm3 E. 81 3 cm3
9. Sebuah bidang empat beraturan T.ABC, panjang rusuknya 4 cm. Volumenya adalah … cm3
4 8 16
A. 2 B. 2 C. 2 D. 8 2 E. 16 2
3 3 3
10. Jika volume suatu kubus 64 cm3, maka luas bidang diagonalnya adalah … cm2
A. 8 2 B. 12 C. 12 2 D. 16 E. 16 2
11. Sebuah limas beraturan T.ABCD dengan tinggi limas 24 cm dan rusuk alas 14 cm, luas
permukaannya adalah … cm2
A. 896 B. 878 C. 956 D. 956 2 E. 186
12. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. BDHF frontal, EF horizontal, sudut menyisi
1
450, dan perbandingan proyeksi , maka panjang diagonal AC dalam gambar adalah … cm
2
A. 16 B. 8 2 C. 8 D. 4 2 E. 4
13. Bidang empat T.ABC dengan rusuk 8 cm. Jarak T ke garis AB adalah … cm
A. 4 B. 4 2 C. 4 3 D. 6 E. 6 2
14. Pada bidang empat beraturan dengan volume 144 3 cm3. Panjang rusuknya adalah … cm
A. 8 B. 9 C. 10 D. 12 E. 16
15. Jika sebuah silinder dengan perbandingan jari-jari dan tingginya 1 : 2 dan luas bidang
lengkung 64π cm2, maka jari-jari dan tingginya masing-masing adalah …
A. 2 dan 4 B. 3 dan 6 C. 4 dan 8 D. 5 dan 10 E. 6 dan 12
16. Sebuah tabung dengan volume 490π cm3. Jika tinggi tabung tersebut 10 cm, maka luas
bidang lengkungnya adalah … cm2
A. 100 π B. 140 π C. 160 π D. 200 π E. 240 π
3
17. Sebuah kerucut dengan tinggi 12 cm. Jika jari-jari bidang alasnya kali tingginya, maka
4
volume kerucut tersebut adalah … cm3
A. 360 π B. 324 π C. 300 π D. 264 π E. 24 π
18. Volume sebuah kerucut 50π cm3. Jika diameter bidang alasnya 10 cm, maka tinggi kerucut
adalah … cm.
A. 4 B. 5 C. 6 D. 8 E. 9
19. Jika sebuah bola dengan luas permukaan 36 π cm2, maka volume bola tersebut adalah… cm3
A. 27 B. 30 π C. 36 π D. 42 E. 64 π
20. Jika volume suatu bola adalah 288 π cm3, maka diameter bola tesebut adalah … cm
A. 6 B. 8 C. 12 D. 16 E. 18
21. Apabila dua bola dengan perbandingan jari-jari 2 : 3, maka perbandingan luas permukaan
bola tersebut adalah …
A. 2 : 3 B. 4 : 6 C. 4 : 9 D. 4 : 27 E. 8 : 27
22. Jika sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. P, Q , dan R masing-masing titik
tengah BC, CD, dan CG maka jarak antara AFH dengan PQR adalah … cm
A. 3 B. 2 3 C. 3 3 D. 4 3 E. 6 3
23. Pada bidang empat beraturan jika panjang rusuknya 5 cm, maka luas permukaannya adalah...
A. 8 3 cm2 B. 20 cm2 C. 20 2 cm2 D. 20 3 cm2 E. 25 3 cm2
24. Pada kubus ABCD.EFGH, titik P, Q, dan R masing-masing merupakan titik tengah AB, AD,
dan AE. Jika panjang rusuk kubus tesebut adalah 8 cm, maka volume P.AQR adalah … cm3
32 16
A. 18 B. C. 12 D. 16 E.
3 3
25. Limas T.ABCD, panjang AB = 2p cm dan tinggi limas p cm. Tangen sudut antara bidang TBC
dengan alas ABCD adalah …
1 1
A. B. 1 C. 3 D. 2 E. 2
2 2
26. Sebuah bidang empat baraturan T.ABC dengan panjang rusuk 6 cm, maka volumenya adalah
A. 18 2 B. 18 3 C. 27 2 D. 42 2 E. 56 2
27. Volume sebuah bola adalah 972 π cm3, maka luas permukaan bola tersebut adalah … cm2
A. 72 π B. 84 π C. 112 π D. 144 π E. 324 π
28. T.ABCD merupakan limas beraturan dengan panjang rusuk AB = 4 cm, dan TC = 2 3 cm.
Jika α adalah sudut yang dibentuk antara garis TD dan bidang alas ABCD, maka tan α = …
1 1 1 1
A. 2 B. 2 C. 10 D. 10 E. 2 2
4 2 5 2
29. Suatu limas segitiga beraturan dengan panjang rusuk 8 cm, maka volume limas tersebut
adalah … cm3
128
A. 64 2 B. 64 3 C. 128 D. 2 E. 128 3
3
30. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk a, melalui diagonal DF dan titik tengah rusuk AE
dibuat bidang datar. Luas bagian bidang di dalam kubus sama dengan …
3 2 a2 a2
A. a B. 2 a2 C. a2 6 D. 6 E. 6
2 2 3

Kunci Jawaban:
Evaluasi
1. B 11. A 21. E
2. D 12. D 22. C
3. B 13. C 23. E
4. D 14. D 24. B
5. C 15. C 25. B
6. B 16. B 26. A
7. A 17. B 27. E
8. E 18. C 28. B
9. C 19. C 29. D
10. E 20. C 30. D

IV. PENUTUP

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat Penguasaan = x 100 %
30

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90 % – 100 % = Baik sekali
80 % – 89 % = Baik
70 % – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang

Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, maka Anda dapat meneruskan Modul
berikutnya. Bagus! Tetap kalau kurang dari 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar pada
modul ini terutama bagian yang belum Anda kuasai.
V. DAFTAR PUSTAKA

Herawati, Endang Daman, dan Tri Dewi Listya. 2000. Matematika 1A untuk kelas 1 SMU.
Bandung : Yudhistira
Rosihan Ari Y dan Indriyastuti. 2007. Khasanah MATEMATIKA X untuk SMA dan MA.
Solo : Salatiga
BK Noormandiri dan Endar Sucipto. 2004. Matematika SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
Ahmad Zaelani, Cucun Cunayah, dan Ersa Indra Irawan. 2006. 1700 Bank Soal
Bimbingan Pemantapan Matematika untuk SMA/MA. Bandung : YRAMA WIDYA
LKS Matematika SMA kelas X. Solo : Fokus

MODUL
MATEMATIKA
KELAS X
SEMESTER 2
Disusun Oleh:
Uswatun Chasanah, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai