Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan mata pelajaran yang tergolong penting maka


menerapkan pembelajaran tentang angka-angka yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, ilmu matematika dasar harus dipelajari dan ditanamkan dengan baik
agar terterapkan dengan benar dikehidupan sehari-hari . Matematika mengajarkan
banyak pembelajaran yang berkesinambungan dengan kehidupan sehari-hari salah
satunya pada pembelajaran transformasi geometri pada pembahasan Rotasi atau
perputaran.

Transformasi geometri adalah suatu fungsi yang mengaitkan antar setiap bidang
dengan suatu aturan tertentu. Sedangkan, Rotasi merupakan suatu transformasi
yang memasangkan titik ke himpunan lainnya dengan cara memutar atau
peristiwa memindahkan suatu objek (gambar) melalui garis lengkung dengan
pusat pada titik tertentu dan dengan sudut putar yang tertentu dengan arah searah
atau berlawanan arah yang menyebabkan kedudukan gambar berubah.

Maka dari itu kami memaparkan penyusunan makalah kami tentang transformasi
geometri dengan pembahasan rotasi.

B. Rumusan Makalah
1.1 Apakah Definisi dari suatu rotasi ?
1.2 Bagaimana Sifat-sifat dan rumus dari rotasi ?
1.3 Apakah jenis dari suatu rotasi ?
1.4 Jelaskan contoh masalah rotasi dan penyelesaiannya ?
C. Tujuan Penulisan
2.1 Mengetahui Definisi dari suatu rotasi
2.2 Mengetahui Sifat-sifat dan rumus dari rotasi
2.3 Mengetahui jenis dari suatu rotasi
2.4 Mengetahui contoh masalah rotasi dan penyelesaiannya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rotasi atau perputaran


Telah diketahui bahwa suatu komposisi dari dua refleksi garis adalah
sebuah putaran, jika sumbu-sumbu refleksinya tegak lurus, namun jika sumbuh
refleksinya sejajar, maka komposisinya merupakan translasi.
Sebelum mempelajari mengenai perputaran (rotasi) lebih dalam, maka
yang perlu di perhatikan pertama yaitu mengenai sudut berarah. Secara definisi
sudut berarah adalah sebuah sudut yang satu kakinya sebagai sisi (kaki) awal dan
kaki yang lain sebagi sisi (kaki) akhir.
Rotasi atau perputaran merupakan suatu transformasi yang memasangkan
titik ke himpunan titik lainnya dengan cara memutar. Namun, ada pula yang
menyimpulkan sebagai peristiwa memindahkan dengan pusat pada titik tertentu
dan dengan sudut putar yang tertentu dengan arah searah atau berlawanan arah
jarum jam yang menyebabkan kedudukan gambar berubah.
Pada transformasi rotasi atau perputaran terlihat bahwa titik atau bangun
bayangan kongruen dengan bangunan semula, maka rotasi terdapat transformasi
isometric seperti translasi dan refleksi. Pada transformasi isometric, jarak
merupakan besaran yang tidak berubah (inverian) rotasi atau perputaran
ditentukan oleh :
1. Titik Pusat Rotasi
2. Besar sudut rotasi
3. Arah sudut rotasi

Apabila arah rotasi berlawanan dengan arah putar jarum jam arah putarnya
dikatakan positif. Sebaliknya jika arah rotasisearah dengan jarum jam maka
dikatakan negative. Suatu rotasi dengan sudut putar 360° disebut dengan rotasi
satu putaran penuh, rotasi denagn sudut putar 180° disebut dengan rotasi setengah
putaran dan rotasi dengan sudut putar 90° disebut dengan rotasi seperempat
putaran. Rotasi dengan titik A(a,b0 dan sudut putar 𝜃 dapat ditulis dengan notasi
R(A,B).

B. sifat-sifat dan rumus rotasi atau perputaran


Suatu benda atau bangunan jika dirotasikan maka akan memiliki beberapa
sifat yaitu :
1. Bangun yang dirotasikan atau diputar tidak mengalami perubahan bentuk
dan ukuran
2. Bangun yang dirotasikan atau diputar mengalami perubahan posisi

Rumus dari rotasi atau perputaran

Rumus umum Rotasi

Rotasi sebesar 90° dengan pusat (a,b) : (x,y) (-y +a +b, x – a + b)

Rotasi sebesar 180° dengan pusat (a,b) : (x,y) (-x + 2a, -y+2b)

Rotasi sebesar -90° dengan pusat (a,b) : (x,y) (y –b +a, -x+a+b)

Rotasi sebesar 90° dengan pusat (0,0) : (x,y) (-y, x)

Rotasi sebesar 180° dengan pusat (0,0) : (x,y) (-x,-y)

Rotasi sebesar -90° dengan pusat (0,0) : (x,y) (-y, x)


C. Jenis-Jenis Rotasi atau perputaran

1. Rotasi dengan Titik Pangkal O(0,0)


Dengan menggunakan jangka, Anakota membuat sebuah busur lingkaran.
Ia menusukkan jarum jangka pada titik O, kemudian memutarkan jangka dengan
sudut putar 𝛼 berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Melalui peragaan ini
anakota telah melakukan rotasi sebesar a dengan pusat titik O.
Misalkan, posisi awal pensil jangka pada titik A(a,b). setelah dirotasikan
sebesar𝛼 dengan pusat titik o, posisi pensil jangka ini berada pada titik A(𝑎′ , 𝑏′)
seperti pada gam
bar berikut ini.

pada gambar diatas titik A(a,b) diputar dengan pusat titik O(0,0) dan arahnya
berlawanan dengan arah putar jarum jam sejauh radian sehingga bayangan titik A
adalah 𝐴′ (𝑎′ , 𝑏 ′ ). untuk menentukan anatara titik 𝐴′ (𝑎′ , 𝑏 ′ ) dan titik A(a,b).
perhatikan segitiga OBA.

Segitiga OBA pada gambar siku-siku di B. Jika panjang OA = r dan sudut yang
dibentuk oleh ruas garis OA terhadap sumbu x adalah 𝜃 maka 𝑥 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠𝜃 dan
𝑦 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃. Misalkan titik A(a,b) diputar sejauh 𝛼 (dalam derajat atau radiam)
sehingga bayangannya adalah 𝐴′ (𝑎′ , 𝑏 ′ ).

Posisi awal dari pensil jangka ini dapat ditulis dalam koordinat kutub,
𝐴(𝑟𝑐𝑜𝑠𝜃, 𝑟𝑠𝑖𝑛𝜃). adapun posisi pensil jangka setelah diputar sebesar 𝛼 dengan
arah berlawanan dengan arah perputaran dalam bentuk matriks, persamaan
tersebut menjadi matriks berikut.

𝑎′ 𝑟 cos(𝜃 + 𝛼)
𝐴′ = ( ′ ) = ( )
𝑏 𝑟 sin(𝜃 + 𝛼)

= (𝑟𝑟𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑐𝑜𝑠𝛼 − 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛𝛼


𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑠𝑖𝑛𝛼+𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛𝛼
)

= (𝑎𝑎 sin
sin 𝛼 − 𝑏 sin 𝛼
𝛼 + 𝑏 cos 𝛼
)

= (cos 𝛼−sin 𝛼 𝑎
)( )
sin 𝛼 𝑐𝑜𝑠𝛼 𝑏

Jadi posisi pensil jangka setelah diputar sebesar 𝛼 tersebut adalah

cos 𝛼 − sin 𝛼 𝑎
( )( )
sin 𝛼 cos 𝛼 𝑏

Matriks 𝑀 = (cos 𝛼
sin 𝛼
−sin 𝛼
𝑐𝑜𝑠𝛼
) disebut matriks perputaran dengan pusat titik O(0,0)
dan sudut putar 𝛼. Selanjutnya, rotasi dengan pusat titik O(0,0) dan sudut putar
𝛼 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑅(𝑜,𝑎)0 .

2. Rotasi dengan titik pusat P(a,b)


Adapun untuk rotasi sebesar 𝛼 dengan titik O(0,0) dapat ditentukan
sebagai berikut.
x′ cos α − sinα x − a a
A′ = ( ) = ( )( )+ ( )
y′ sinα cosα y−b b
Matriks (cos 𝛼
sin 𝛼
−𝑠𝑖𝑛𝛼
cos 𝛼
) disebut matriks perputaran dengan pusat titik P(a,b) dan
sudut putar 𝛼 selanjutnya, rotasi dengan pusat titik P(a,b) dan sudut putar 𝛼 ditulis
𝑅(𝐴,𝛼)0
Nilai 𝛼 bertanda positif jika arah putaran sudut berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam dan bertanda negative jika arah putaran sudut searah dengan
arah perputaran jarum jam.
Bagaimana jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dirotasikan sebesar 𝛼 dengan titik O(0,0) kemudian,
rotasi lagi sebesar 𝛽 dengan pusat yang sama?
Perhatikan gambar berikut ini

Tampak bahwa posisi rotasi sebesar 𝛼 dengan pusat titik O(0,0). Kemudian
dilanjutkan rotasi sebesar (𝛼 + 𝛽) dengan titik pusat O(0,0). Akibatnya bayangan
titik A dapat kalian tentukan sebagi berikut.

a′′ cos(α + β) − sin(α + β) a


A′′ = ( ) = ( )( )
b′′ sin(α + β) cos(α + β) b

D. Contoh dan penyelesaian

1. Tentukan bayangan titik A(-1,-2) yang dirotasi berturut-turut sebsar


180° 𝑑𝑎𝑛 90° berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dengan pusat
yang sama yaitu titik O(0,0)
Penyelesaian :
Merotasi titik A(-1,-2) berturut-turut sebesar 180° 𝑑𝑎𝑛 90° berlawanan
dengan arah perputaran jarum jam dengan pusat yang sama. Yaitu titik O(0,0)
sama artiunya dengan merotasi titik A sebesar 270° dengan pusat O(0,0).
Bayangan titik A adalah sebagi berikut
𝑎′′ cos 270° − 𝑠𝑖𝑛270° −1 0 1 −1 −2
𝐴′′ = ( )( ) ( )= ( )( ) = ( )
𝑏′′ sin 270° 𝑐𝑜𝑠270° −2 −1 0 −2 1
Jadi bayangan titik 𝐴(−1, −2) adalah 𝐴′′ (−2,1)

2. Tentukan bayangan parabola 𝑦 = 𝑥 2 + 1 yang dirotasikan sebesar 90° searah


dengan perputaran jarum jam dengan pusat titik P(1,-2).
Penyelesaian :
Ambil sebarang titik A(a,b) pada 𝑦 = 𝑥 2 + 1 sehingga b = 𝑎2 + 1 (∗) .
rotasikan titik A sebesar 90° searah dengan arah perputaran jarum jam dengan
pusat titik P(1,-2). Dengan Rotasi ini, kalian memperoleh titik 𝐴′ (𝑎′ , 𝑏 ′ )
cos(90)° −sin(−90)°
(𝑎′
𝑏′
) = (sin(−90)° cos(−90)°
) (𝑏𝑎–(−2)
− 1 1
) + (−2 0 1
) = (−1 0
) (𝑎𝑏 +
−1
2
1
) + (−2 𝑏+ 3
) = (−𝑎 −1
)

Jadi titik 𝐴′ (𝑏 + 3, −𝑎 − 1).


Perhatikan bahwa 𝑎′ = 𝑏 + 3 dari persamaan ini dapat 𝑏 = 𝑎′ dan dari 𝑏 ′ = −𝑎 −
1 didapatakan 𝑎 = −𝑏 ′ − 1.
Dengan mengsubtitusi nilai a dan b ke persamaan (*), kalian memperoleh :
𝑎′ − 3 = (−𝑏 ′ − 1)2 + 1
𝑎′ − 3 = (𝑏 ′ )2 + 2𝑏 ′ + 2
𝑎′ = (𝑏 ′ )2 + 2𝑏 ′ + 5
Jadi, bayangan parabola 𝑦 = 𝑥 2 + 1 yang dirotasi sebesar 90° searah dengan arah
perputaran jarum jam dengan pusat titik P(1, -2) adalah 𝑥 = 𝑦 2 + 2𝑦 + 5.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rotasi adalah suatu transformasi yang memutar setiap titik pada suatu bidang.
Rotasi pada bidang tersebut khusunya pada bidang datar ditentukan oleh titik
pusat rotasi,besar sudut rotasi dan arah rotasi. Apabila arah rotasi berlawanan
dengan arah putar jarum jam, arah putarnya dikatakan negative. Sebaliknya jika
arah notasi dengan sudut putar 360° disebut rotasi satu putaran penuh, rotasi
dengan sudut putar 180° disebut notasi setengah putaran dan rotasi sudut putar 90°
disebut rotasi seperempat putaran. Rotasi dengan titik A(a,b) dan sudut
putar 𝜃 dapat ditulis dengan notasi 𝑅(𝐴,𝐵) . jenis jenis rotasi sendiri terdiri dari
rotasi dengan pusat titik O(0,0) dan rotasi dengan pusat titik 𝑃(𝑎,𝑏) .
B. Saran
Setelah membahas materi mengenai rotasi penulis mengharapkan agar
kedepannya materi rotasi dapat disajikan secara singkat namun mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.konsep-matematika.com/2017/01/rotasi-pada-transformasi-
geometri.html

https://www.syafik-wonokusumo.blogspot.com/2012/11/sifat-sifat-
transformasi_414.html

untiled - universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka-Uhamka PDF

https://bahanajar.uhamka.ac.id/2017/09

pengembangan bahan ajar geometri transformasi-Jurnal Raden Fatah PDF

jurnal.radenfatah.ac.id/article/download

Anda mungkin juga menyukai