Anda di halaman 1dari 19

KAJIAN HADITS TENTANG BILANGAN DAN OPERASI BILANGAN BULAT

Disusun untuk Memenuhi


Tugas Matakuliah Matematika dan Hadits
Dosen Pengampu:
Dr. Abdussakir, M.Pd
Dr. H. Zaed bin Smeer, Lc., M.A.

Disusun Oleh
LALU AJIMULIARDI AKBAR
(200108210002)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
KAJIAN HADITS TENTANG BILANGAN DAN OPERASI BILANGAN BULAT
Astrak
Bilangan adalah suatu ide yang bersifat abstrak yang akan memberikan keterangan mengenai banyaknya
suatu kumpulan benda. Bilangan bulat dinotasikan dengan ℤ dan terdiri dari bilangan cacah yaitu 0, 1, 2, 3,.
. . dan yang negatifnya yaitu −1, −2, −3,. . . dan seterusnya. Jadi bilangan-bilangan bulat yaitu . . . , −3, −2,
−1, 0, 1, 2, 3,. . . bilangan-bilangan bulat negatif yaitu . . . , −3, −2, −1 dan bilangan nol (0) yaitu bilangan
yang tidak positif dan tidak negatif (netral). Sedangkan bilangan-bilangan cacah adalah penggabungan
bilangan-bilangan asli dengan (0). Integrasi ilangan matematika dan Al Quran telah banyak dikaji, namun
kajian matematika dalam hadist bisa dikatakan masih minim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengeksplorai konsep relasi bilangan bulat dan operasinya dalam hadis. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan studi pustaka. Hasil studi pustaka terdapat dalam konsep bilangan ulat, definisi
bilanganbulat, operasi ilangan bulat, dan sifat – sifat oprasi pada ilangan bulan dalam hadist.

Kata kunci (Bilangan, Bilangan bulat, relasi, hadis)

Pendahuluan
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pemecahan dan pengukuran.
Simbol atau lambang yang digunakan mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang
bilangan. Bilangan adalah suatu ide yang bersifat abstrak yang akan memberikan keterangan mengenai
banyaknya suatu kumpulan benda.
Menurut Muh. Arif Tiko dkk (teori Bilangan, 2008:111) mengatakan bahwa sifat dasar bilangan
bulat dimulai dengan definisi yaitu cara formal untuk menjelaskan suatu pengertian dalam matematika. Jika
n bilangan bulat, maka – n didefinisikan tunggal sehingga n+ (n)= (-n) + n= 0.

Himpunan bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan bilangan cacah dan himpunan bilangan
asli sehingga untuk setiap bilangan bulat n berlaku sifat n + (n) = (-n) + n = 0. Jadi himpunan bilangan bulat
dapat ditulis dalam bentuk daftar sebagi Z .

Dalam bilangan bulat adanya suatu bilangan dan relasi belum lengkap, jika tidak dapat melakukan
suatu aksi pada pasangan yang diberikan. Melakukan aksi pada pasangan bilangan dapat dinamakan “operasi
bilangan”. Operasi yang paling sederhana adalah operasi hitung dasar bilangan bulat. Adapun 4 macam
operasi bilangan bulat secara umum yaitu (1)oprasi perkalian;(2) oprasi penjumlahan;(3) oprasi
pengurangan; (4) oprasi pemagian.
Tanpa disadari dalam hadis terdapat beberapa kandungan bilangan bulat diantaranya hadis
Diriwayatkan oleh HR. Bukhari nomer.40 yang artinya : "Apabila seorang dari kalian memperbaiki
keislamannya maka dari setiap kebaikan akan ditulis baginya sepuluh (kebaikan) yang serupa hingga
tujuh ratus tingkatan, dan setiap satu kejelekan yang dikerjakan akan ditulis satu kejelekan saja yang
serupa dengannya." Dalam hadis ini terlihat beberapa ilangan bulat yaitu : 1, 10 dan 700. Dimana 1, 10
dan 700 merupakan bilangan bulat positif.
Selain hadis riwayat ukhori terseut ada beberapa hadis lain yang dapat diekplor dalam kaca mata
matematika. Oleh sebab itu peneliti tertarik meneliti tentang eksplorasi bilangan bulat dalam hadist.

Metode
Penelitian ini menggunakan metode deksritif dengan kajian literatur. Peneliti menggunakan literatur berupa
artikel, buku, dan laporan hasil penelitian terdahulu. Literatur yang dimaksud dalam kajian ini terkait
matematika dan hadi –hadis tentang bilangan bulat dan oprasinya. Kemudian dari literaturnya dilakukan
eksplorasi dan analisis untuk menemukan bilangan bulat relasi dan oprasinya. Hasil eksplorasi dan analisis
tersebut disajikan secara deksriptif untuk selanjutnya ditarik kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Definisi Bilangan Bulat
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pemecahan dan
pengukuran. Simbol atau lambang yang digunakan mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka
atau lambang bilangan. Bilangan adalah suatu ide yang bersifat abstrak yang akan memberikan
keterangan mengenai banyaknya suatu kumpulan benda. Adapun ilustrasi skema bilangan dapat
dilihat seperti pada gambar berikut:

Gambar 1. Ilustrasi Skema Bilangan


Bilangan bulat dinotasikan dengan ℤ dan terdiri dari bilangan cacah yaitu 0, 1, 2, 3,. . . dan
yang negatifnya yaitu −1, −2, −3,. . . dan seterusnya. Jadi bilangan-bilangan bulat yaitu . . . , −3, −2,
−1, 0, 1, 2, 3,. . . bilangan-bilangan bulat negatif yaitu . . . , −3, −2, −1 dan bilangan nol (0) yaitu
bilangan yang tidak positif dan tidak negatif (netral). Sedangkan bilangan-bilangan cacah adalah
penggabungan bilangan-bilangan asli dengan (0).
1. Sifat Dasar Bilangan Bulat

Menurut Muh. Arif Tiko dkk (teori Bilangan, 2008:111) mengatakan bahwa sifat dasar
bilangan bulat dimulai dengan definisi adalah cara formal untuk menjelaskan suatu pengertian dalam
matematika. Jika n bilangan bulat, maka – n didefinisikan tunggal sehingga n+ (n)= (-n) + n= 0.

Himpunan bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan bilangan cacah dan himpunan
bilangan asli sehingga untuk setiap bilangan bulat n berlaku sifat n + (n) = (-n) + n = 0. Jadi
himpunan bilangan bulat dapat ditulis dalam bentuk daftar sebagi Z = . bilangan bulat jika
digambarkan dalam garis bilangan :
Sifat berlaku dalam himpunan bilangan bulat akan dibicarakan lebih terperinci sebagai
berikut :

1. Sifat Tertutup
a. Sifat tertutup terhadap penjumlahan ada dengan tunggal yakni untuk setiap a dan b di dalam
Z maka (a + b) juga di dalam Z
b. Sifat tertutup terhadap perkalian ada dengan tunggal, yakni untuk setiap a dan b didalam Z
maka a x b juga ada didalam Z
2. Sifat Komutatif
a. Sifat komutatif perjumlahan yaitu untuk setiap a dan b didalam Z berlaku a + b = b + a.
b. Sifat komutatif perkalian yaitu untuk setiap a dan b didalam Z berlaku a x b = b x a.

3. Sifat Asosiatif
a. Sifat asosiatif terhadap penjumlahan yaitu untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c
berlaku sifat (a + b) + c = a + (b + c)
b. Sifat asosiatif terhadap perkalian yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlaku (a x
b) x c = a x (b x c)
4. Sifat Distributif
a. Sifat distributif kiri perkalian terhadap penjumlahan, yaitu untuk sembarang bilangan bulat
a, b dan c berlaku sifat a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
b. Sifat distributif kanan perkalian terhadap jumlah yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b,
dan c berlaku sifat (a + b) x c = (a x c) + (b x c)
5. Unsur Identitas Penjumlahan

Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a sehingga 0 disebut unsur


identitas penjumlahan

6. Unsur Identitas Perkalian

Untuk setiap bilangan bulat a, ada dengan tunggal bilangan bulat 1 sehingga a x 1 = 1 x a
= 1 sehingga satu disebut unsur identitas perkalian.

Sifat kesamaan berikut penting untuk diketahui :

a. Refleksi yaitu setiap bilangan bulat a berlaku a = a


b. Simestris yaitu jika a = b maka b = a untuk sembarang bilangan bulat a, dan b
c. Transitif yaitu jika a = b dan b = c untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c.
d. Substitusi yaitu jika a = b maka dapat disubstitusikan untuk a, dalam suatu pernyataan tanpa
merubah nilai dari pernyataan tersebut.

2. Penjumlahan Bilangan Bulat


1. Sifat-sifat penjumlahan
a. Sifat asosiatif : ( a + b) + c = a + (b + c)

Contoh : (5+3) + 4 = 5 + (3 + 4) = 12

b. Sifat komutatif : a + b = b + a

Contoh : 7 + 2 = 2 + 7 = 9

c. Unsur identitas terhadap penjumlahan

Bilangan nol (0) disebut usur identitas atau netra terhadap penjumlahan a + 0 = 0 +
a

Contoh : 6 + 0 = 0 + 6

d. Unsur invers terhadap penjumlahan

Invers jumlah (lawan) dari a adalah –a

Invers jumlah (lawan) dari –a adalah a

a + (-a) = (-a) + a

contoh : 5 + (-5) = (-5) + 5 = 0

e. Bersifat tertutup

Apabila dua buah bilangan bulat ditambahakan maka hasilnya adalah bilangan bulat
juga. a dan b bilangan bulat maka a + b = c ; c bilangan bulat.

Contoh : 4 + 5 =9 ; 4,5,9 bilangan bulat.

3. Pengurangan Bilanga Bulat


1. Sifat-sifat pengurangan Bilangan Bulat

Bilangan bulat a dikurangi bilangan bulat sama artinya dngan bulat a ditambakan dari
lawan bilangan bulat, atau dapat ditulis a – b = a + (-b)

pengurangan bilangan cacah tiak bersifat tertutup, artinya bila suatu bilangan cacah
dikurangkan dengan bilangan cacah lain, hasilnya belum tentu bilangan cacah.

Pengurangan bilangan cacah (a-b) menghasilkan bilangan cacah hanya jika a b. Tetapi,
pengurangan bilangan bulat adalah sebagi berikut :

a. Untuk sembarang bilangan bulat berlaku :

a – b = a + (-b)

a – (-b) = a + b
contoh :

8 – 5 = 8 + (-5) = 3

7 – (-4) = 7 + 4 =11

b. Sifat komutatif dan asosiatif tidak berlaku

a–b≠b–a

(a – b ) – c ≠ a – ( b – c )

Contoh :

7 – 3 ≠ 3 -7 4 ≠ - 4

(9 – 4) – 3 ≠ 9 – (4-3) 2 ≠ 8

c. Pengurangan bilangan nol mempunyai sifat :

a – 0 = a dan 0 – a = -a

d. Bersifat tertutup yaitu bila dua buah bilangan bulat dikurangkan hasilnya adalah bilangan
bulat juga : a dan b ∈ bilangan bulat maka a – b = c ; c ∈ bilangan bulat.

Contoh :

7 - 8 = -1 à 7, 8, -1 ∈ bilangan bulat.

4. Perkalian Bilangan Bulat


a. Sifat-sifat perkalian bilangan bulat
a. Untuk sembarang bilangan bulat berlaku :

a x b = ab à hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.

Contoh: 7 x 6 = 6 x 7 = 42

a x –b = -ab à hasil pekalian bilangan bulat positif dan negatif hasilnya adalah bilangan
bulat negatif.

Contoh : 3 x -4 = -12

-a x -b = ab à hasil perkalian dua bilangan negatif adalah bilangan bulat positif.

Contoh : -4 x -5 = 20

b. Sifat Asosiatif : (a x b) x c = a x (b x c)

Contoh : (2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4) = 24

c. Sifat komutatif : a x b = b x a

Contoh : 5 x 4 = 4 x 5 = 20

d. Sifat Distributif : a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
Contoh : 3 x (2 + 6) = ( 3 x 2) + (3 x 6) = 24

e. Unsur Identitas Untuk Perkalian

a) Hasil perkalian bilangan bulat dengan nol hasilnya adalah bilangan nol : a x 0 = 0

b) Hasil perkalian bilangan bulat dengan 1 hasilnya adalah bilangan bulat itu juga : a x 1 = 1
xa=a

f. Bersifat Tertutup

Jika dua bilangan bulat dikalikan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga a x b = c ; a,
b, c ∈ bilangan bulat

5. Pembagian Bilangan Bulat


a. Sifat-sifat Bilangan Bulat

Jika a,b, dan c bilangan bulat dengan b 0, maka a÷b=c jika dan hanya jika a= b x c

Hasil bagi bilangan bulat (a ÷ b) merupakan suatu bilangan bulat jika dan hanya
kelipatan dari b, sehingga untuk settiap bilangan bulat a dan b hasil bagi (a ÷ b) tidak selalu
mrupakan bilangan bulat. Karena itu, pembagian bulat tidak bersifat tertutup. Sifat-sifat
pembagian bilangan bulat adalah sebagai berikut:

a. Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan positif

(+) ÷ (+) = (+)

Contoh: 8÷2=4

b. Hasil bagi dua bilangan bulat negative adalah bilangan positif

(-) ÷ (-) = +

Contoh: (-10) ÷ (-5) = 2

c. Hasil bagi dua bilangan bulat yang berbeda adalah bilangan negative

(+) ÷ (-) = (-)

(-) ÷ (+) = (-)

Contoh: 6 ÷ 2 = 3

d. Hasil bagi bilangan bulat dengan 0 (nol) adalah tidak terdefinisi

a ÷ 0 à tidak terdefinisi (~)

0 ÷ a à 0 (nol)

Contoh: =~ (tidak terdefinisi)

e. Tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif

a÷b≠b:a
(a÷b) ÷c ≠a÷ (b ÷c)

6. Pemangkatan Bilangan Bulat

Definisi:

an = a x a x a x…x a

sejumlah n factor

Contoh: 43 = 4 x 4 x 4 = 64

35 = 3 x 3 x 3 x 3 x 3 = 243

1. Akar kuadrat (akar pangkat dua)

bilangan kuadrat adalah suatu perkalian

Contoh: 22 = 2 x 2 = 4

42 = 4 x 4 = 16

102 = 10 x 10 = 100

2. Akar kubik ( akar pangkat tiga)

23 = 2 x 2 x 2 = 8

53 = 5 x 5 x 5 = 125

B. Bentuk Bilangan Bulat Positif dalam Hadits


1. Bilangan Bulat 1
Diriwayatkan oleh HR. Bukhari nomer.40 bahwa:
ْ ِ‫عبْدُ نَ ََ ا َحدَّث قَا َُل َم ْنصورُ بْنُ إ‬
‫سحَاقُ نَ ََ ا َحدَّث‬ ُِ ‫الر َّز‬
َ ‫اق‬ َُ ‫ام عَنُْ َم ْع َمرُ َرنَا أَ ْخ‬
َّ ‫ب قَا َُل‬ ُِ ‫عَنُْ منَبه ب‬
ُِ ََ َََّ‫ْن ه‬
ِ َ‫ي أ‬
َُِ ‫ب‬ ُْ ‫صلَّى ال َُّل َرسولُ قَا َُل قَا َُل َر ُةَ ه َر‬
َ ‫ي ال َُّل‬ ُْ َ‫عل‬ َ ‫سنَُ إِذَا َو‬
َ ‫سلَّ َُم‬ َ ْ‫س َُل أَحَدك ُْم أَح‬ َ ‫بِعَش ُِْر َُل ت ْلتَبُ عََْ َملهَا ي َح‬
ْ ِ‫سنَُ حُ كَلُ َُم إ‬
َ‫سب ُِْع إِلَََُ أَ ْمثَا ِل َُِا‬
َ ‫ائ‬
َُ ِ‫ئ ح َوكُ ِض ْعفُ م‬ َُ ‫سيه‬َ ‫ث َُل ت ْلتَبُ عََْ َملهَا ي‬
ُْ َِ َِ ‫ب‬
ِ ُ‫ِل َها‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur berkata telah menceritakan
kepada kami Abdurrazzaq berkata telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Hamam bin
Munabbih dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila
seorang dari kalian memperbaiki keislamannya maka dari setiap kebaikan akan ditulis baginya
sepuluh (kebaikan) yang serupa hingga tujuh ratus tingkatan, dan setiap satu kejelekan yang
dikerjakan akan ditulis satu kejelekan saja yang serupa dengannya." Berdasarkan hadits shahih
riwayat Bukhari nomer.40 maka dapat disimpulkan bahwa setiap kejelekan yang dikerjakan oleh
manusia maka akan dituliskan oleh para malaikat satu kejelekan yang serupa dengannya, sedangkan
orang yang mengerjakan amal kebaikan akan dituliskannya sepuluh (kebaikan).
2. Bilangan Bulat 2
Diriwayatkan oleh HR. Bukhari nomer. 71 bahwa:
‫َ قَا َُل س ْفيَانُ نَ ََ ا َحدَّث قَا َُل ي ح الَْ َْ َم ْي ُِد نَ ََ ا َحدَّث‬
ُِ ‫سََ َْاعِي َح َّدثَ ِن‬
ْ ِ‫َ بْنُ إ‬ ِ َ‫علَى َخالِدُ أ‬
ُِ ‫ب‬ َ َ َ ‫نَ ََ اهُ َحدَّث َما‬
ُِ َْ ‫غ ْي‬
‫س َََِ عْتُ قَا َُل ي ح حز ْه ُِر ال‬
ْ ‫ق‬
َُ ‫ْس‬
َُ ‫َ بْنَُ ي‬ ِ َ‫َازمُ أ‬
ُِ ‫ب‬ ِ ‫س َََِ عْتُ قَا َُل ح‬ َ ‫ح النَُّ قَا َُل قَا َُل َمسْعودُ بْنَُ ال َُّل‬
ْ ‫ع ْب َُد‬ ُِ ُ‫صلَّى‬
َ
ُْ َ‫عل‬
ُ‫ي ال َّل‬ َ ‫سلَّ َُم‬
َ ‫س َُد لَََُ َو‬
َ ‫َ إِلَََُّ َح‬
ُِ ‫ف‬ ُْ َُ‫َ نَت‬
ِ ‫اث‬ َُ ‫علَى كَسله‬
ُِ َْ ‫ط َماا َُل ال َُّل آتَاهُ َرجُ ْي‬ ُِ َ‫َ لَل‬
َ َُ‫ت ه‬ ُِ ‫ف‬
ِ َُْ ََْ‫ق ه ال‬
َ ُ‫ب َََِ ا ق ََْ ِضي ي ه َُو كَُ ال َِْ َْ ْل َُم ال َُّل آتَاه‬
ُ‫ورج‬ ِ ‫عََ لهم َهُا َوي‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi berkata: telah menceritakan kepada
kami Sufyan berkata: telah menceritakan kepadaku Isma'il bin Abu Khalid -dengan lafazh hadits
yang lain dari yang dia ceritakan kepada kami dari Az Zuhri- berkata: aku mendengar Qais bin Abu
Hazim berkata: aku mendengar Abdullah bin Mas'ud berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: “Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua hal: (terhadap) seorang yang Allah berikan
harta lalu dia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah berikan hikmah
lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain”.
Berdasarkan hadits shahih riwayat Bukhari nomer.71 maka dapat disimpulkan bahwa kita
sebagai manusia dilarang untuk mendeki terhadap sesuatu kecuali 2 hal yaitu:
a. Seseorang hamba yang Allah SWT berikan harta lalu dia pergunakan harta
tersebut di jalan kebenaran
b. Seseorang yang Allah berikan hidayah berupa hikmah lalu dia mengamalkan
dan mengajarkannya kepada orang lain
3. Bilangan Bulat 3
Diriwayatkan oleh HR. Bukhari nomer. 15 bahwa:
َُ ‫عبْدُ نَ ََ ا َحدَّث قَا َُل نَّ َََُ ا ْلم‬
‫ث بْنُ مَََ َّمدُ نَ ََ ا َحدَّث‬ ُِ ‫الث ا ْل َوهَّا‬
َ ‫ب‬ ُِ َ‫َ عَنُْ أَيحوبُ نَ ََ ا َحدَّث قَا َُل ي ح ق‬
َُّ ‫ف‬ ِ َ‫ب أ‬
ُِ ‫ب‬ َُ َ‫عَنُْ قِل‬
ُ‫س‬ِ ‫ْن أَ َن‬ َُ ‫صلَّى ُِه النَُّ عَنُْ عَنُْ ال َُّل َر ِض‬
ُِ ‫ي َمالِكُ ب‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َ ‫َو َج َُد كِي كنَُّ َمنُْ ثَلَثُ قَا َُل َو‬
َ ‫سلَّ َُم‬
ُِ ‫َب َو َرسولُ ال َُّل يَلونَُ أَنُْ ال َْْ َِي َم‬
َُ‫ان َحلَ َوة‬ َُّ ‫ي أَح‬ُْ َ‫ب َوأَنُْ س َِواهَََ َا ِم ََََِ ا ِإل‬ َُّ َِ َ‫َ لَََُ ا ْل َم ْر َُء ي‬ ُِ َ‫َوأَنُْ ِل َُّل ِإلَََُّ بح ي‬
َُ‫َ عََو َُد ي أَنُْ يَ ْل َره‬ ِ ‫ف ي أَنُْ يَ ْل َرهُ َك َما ا ْلل ْف ُِر‬
ُِ ‫ف‬ َُ َ‫َ ق َْذ‬ ِ ُ‫النَّ ِار‬
ُِ ‫ف‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata: telah
menceritakan kepada kami Abdul Wahhab Ats Tsaqafi berkata: telah menceritakan kepada
kami Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
beliau bersabda: "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan
manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul- Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.
Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci
kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka."
Berdasarkan hadits shahih riwayat Bukhari nomer.15 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat 3 perkara yang apabila ada pada hamba Allah maka ia akan mendapatkan manisnya
iman yaitu:
a. Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai selain keduanya
b. Jika ia mencintai seseorang,dia tidak mencintainya kecuali karena Allah
c. Dia membenci kepada kekufuran
4. Bilangan Bulat 4
Diriwayatkan oleh HR. Bukhari nomer.33 bahwa:
‫ب بْنُ قَبِيصَُ نَ ََ ا َحدَّث‬
َُ ‫ش عَنُْ س ْفيَانُ نَ ََ ا َحدَّث قَا َُل ع ْق‬
ُ ِ ‫ع ْب ُِد عَنُْ ال َََْْ ْع َم‬ ُِ ‫َمسْروقُ عَنُْ م َّر ُةَ ب‬
َ ‫ْن َُّل ال‬
ُْ‫ع ْب ُِد عَن‬ ُِ ‫صلَّى النَُّ أَنَُّ ع َْمرو ب‬
َ ‫ْن ال َُّل‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َ ‫صاُ ا َخا ُِل منَاكِاقا كَانَُ كِي كنَُّ َمنُْ أَ ْربَعُ قَا َُل َو‬
َ ‫سلَّ َُم‬
ُْ‫ص َُل كِي كَانَتُْ هنَُّ مِ نُْ َُل َخصُْ كِي كَانَتُْ َو َمن‬ ُِ َ‫عهَا حَتَّ َََُ ف‬
ْ ‫اق النه مِ نُْ َخ‬ َ ‫َو ِإذَا َخانَُ نْ َََْ َََُِ ا ا ِإذ يَ َد‬
ُ‫َّث‬ َُ َ‫غد ََُر عَاهَ َُد َو ِإذَا َكذ‬
َ ‫ب َحد‬ َ ‫ص َُم َو ِإذَا‬
َ ‫ْب عَََُ تَاب َكج ََُر َخا‬
َُ ‫ش عَنُْ شع‬
ُ ِ ‫ ال َََْْ ْع َم‬.
Artinya: telah men-ceritakan kepada kami Qabishah bin 'Uqbah berkata: telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Al A'masy dari Abdullah bin Murrah dari Masruq dari
Abdullah bin 'Amru bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Empat hal bila ada
pada seseorang maka dia adalah seorang munafiq tulen, dan barangsiapa yang terdapat pada
dirinya satu sifat dari empat hal tersebut maka pada dirinya terdapat sifat nifaq hingga dia
meninggalkannya. Yaitu, jika diberi amanat dia khianat, jika berbicara dusta, jika berjanji
mengingkari dan jika berseteru curang".
Berdasarkan hadits shahih riwayat Bukhari nomer.33 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat 4 hal yang mencirikan seseorang munafik yaitu:
a. Jika diberi amanat dia khianat
b. Jika berbicara dusta
c. Jika berjanji mengingkari
d. Jika berseteru curang.
5. Bilangan Bulat 5
Diriwayatkan oleh HR. Muslim nomer.19 bahwa:
‫ع ْب ُِد بْنُ مَََ َّمدُ نَ ََ ا َحدَّث‬
َ ‫ْن ال َُّل‬ ِ ‫َ ي َخالِدُ أَبو نَ ََ ا َحدَّث ا ِل َْ َم َْد‬
ُِ ‫َان َِح نَََ ْي ََُْ ب‬ ُِ ‫ْر َََْ ََُ ال َََُْْ َحيَّانَُ بْنَُ سلَ ْي َمانَُ ع ََْ ِن‬
ُْ‫َ عَن‬ ِ َ‫َع َمالِكُ أ‬
ُِ ‫ب‬ ُِ ‫شج‬
ْ َََْْ ‫س ْع ُِد عَنُْ ي ه ال‬
َ ‫ْن‬ َُ ‫ْن عَنُْ ْي َدةَُ ع‬
ُِ ‫ب ب‬ ُِ ‫ ع َم َُر اب‬. ُْ‫صلَّى ُِه النَُّ عَن‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َُ ‫لَّ َمُ َو‬
َ ‫س‬
ُ‫سلَمُ ب ِن َََُِ قَا َل‬
ْ َِ َْْ ‫علَى ال‬
َ ‫س‬
َُ َََْ ‫خ‬ َ ُْ‫ام ال َُّل وََ َّح َُد ي أَن‬
َ ‫علَى‬ ُِ َ‫صلَ ُِة َوإِق‬
َّ ‫ص الزَّ كَا ُِة َوإِيتَاءُِ ال‬
ُ ِ ‫َام َو‬
ُِ ‫َر َمضَانَُ ي‬
َُْ ََْ‫س َََُِ هَلَذَا ج ح َوالََْ َُْ َر َمضَانَُ ِصيَامُ لَََُ قَا َُل َر َمضَانَُ َو ِصيَامُ ج ح الََْ َُْ َرجُ قَا َُل كَُ ج ه َوال‬
ْ ُ‫َرسو ُِل مِ نُْ عْت‬
ُ‫صلَّى ال َّل‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َ ‫سلَّ َُم‬
َ ‫ َو‬.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair al-
Hamdani telah menceritakan kepada kami Abu Khalid -yaitu Sulaiman bin Hayyan - Ahmar-
dari Abu Malik al-Asyja'i dari Sa'ad bin Ubaidah dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam, beliau bersabda: "Islam dibangun di atas lima dasar yaitu agar mentawhidkan
Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadlan, dan haji." Seorang laki-laki
bertanya: "Apakah haji dan (lalu) puasa Ramadlan." Ibnu Umar menjawab: "Tidak, puasa
Ramadlan dan (lalu) haji. Demikianlah aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam.”
Berdasarkan hadits shahih riwayat Muslim no.19 maka dapat disimpulkan bahwa
Islam dibangun atas 5 dasar yaitu:
a. Mentawhidkan Allah SWT (membaca syahadat)
b. Mendirikan shalat
c. Menunaikan zakat
d. Berpuasa di bulan Ramadhan
e. Haji
6. Bilangan Bulat 6
Diriwayatkan oleh HR. Muslim nomer.1984 bahwa:
‫يََُ نَ ََ ا َحدَّث‬
َ َْ َ‫ي‬
َ ُ‫يحوب بْن‬
َُ َ‫ْب تَُ َوقُ أ‬
َُ ‫سعِيدُ بْنُ ي‬
َ ‫ع ُِل‬ ْ ِ‫يحوب اُْبنُ قَا َُل إ‬
َ ‫سََ َْعِي عَنُْ ج ََََِ ياعا حجْ رُ بْنُ ي ح َو‬ َُ َ‫أ‬
‫سََ َْعِي نَ ََ ا َحدَّث‬ َُ ‫َ أَ ْخ‬
ْ ِ‫ب َج ْعفَرُ بْنُ إ‬ ُِ ‫سعْدُ َر ِن‬
َ ُ‫سعِي ُِد بْن‬
َ ‫ْن‬
ُِ ‫ق ب‬
َُ ُ‫ْن ع َم َُر عَنُْ يْس‬ ُِ ِ‫ْن ثَاب‬
ُِ ‫ت ب‬ ُِ ‫ث ب‬
ُِ ‫الََْ َْ ِار‬
َُْ ََْ‫ج ال‬
ُِ ‫زر‬
َ ‫َ عَنُْ ي ه‬ ِ َ‫يحوب أ‬
ُِ ‫ب‬ َُ َ‫َار أ‬ َُ ‫َّث أَنَُّ عَنُْ ال َُّل َر ِض‬
ُِ ‫ي ي ه ال َََْْ ْنص‬ َُ ‫صلَّى ال َُّل َرسو َُل أَنَُّ َحد‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َ ‫ثَ َََُ َر َمضَانَُ صَا َُم َمنُْ قَا َُل َو‬
َ ‫سلَّ َُم‬
ُْ‫ب أَت‬
َُ َ‫ستًّا ع‬ ُِ ‫ال َّد ْه ُِر ك َِصي‬
ِ ُْ‫َام كَانَُ ش ََّوالُ مِ ن‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id
dan Ali bin Hujr semuanya dari Isma'il - Ibnu Ayyub berkata- Telah menceritakankepada
kami Isma'il bin Ja'far telah mengabarkan kepadaku Sa'd bin Sa'id bin Qais dari Umar bin
Tsabit bin Harits Al Khazraji dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu 'anhu, bahwa ia telah
menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Siapa
yang berpuasa Ramadlan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal,
maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa”.
Berdasarkan hadits shahih riwayat Muslim no.1984 maka dapat disimpulkan bahwa
seorang hamba Allah yang berpuasa di bulan Ramadhan dan diringi puasa 6 hari dibulan
Syawwal maka seolah-olah berpuasa sepanjang masa.
7. Bilangan Bulat 7
Diriwayatkan oleh HR. Bukhari nomer. 1334 bahwa:
‫س َّدُدُ نَ ََ ا َحدَّث‬
َ ‫يََُ نَ ََ ا َحدَّث م‬
َ َْ َ‫ي‬ َُ ‫َ قَا َُل ال َُّل ْي ُِد ع‬
َ ُْ‫ب عَن‬ ُِ ‫ب َح َّدثَ ِن‬
َُ ‫ع ْب ُِد بْنُ يْبُ خ‬
َ ‫الر‬ ُِ ََ ْ‫َف عَنُْ ن‬
َُّ َ ُْ ‫ب ِْنُ ح‬
ُ‫َاصم‬
ِ ‫َ عَنُْ ع‬ ِ َ‫ي أ‬
ُِ ‫ب‬ ُْ ‫ي َر ُةَ ه َر‬
َُ ‫صلَّى ُِه نَُّ ال عَنُْ عَنُْ ال َُّل َر ِض‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َ ‫ب قَا َُل َو‬
َ ‫سلَّ َُم‬ ُْ ‫س‬
َ َ‫ال َّلُ يظِ َِلحه ُْم ع‬
َُ‫َ عَالَََُ ت‬
ُِ ‫ف‬ َ ُ‫شُأ َ َوشَاب‬
ِ ‫عدْلُ إِ َمامُ ظِلح إِلَََُّ ظُِ لَََُ َو َْ َُم ي ظِله‬ َ َ‫َ ن‬
ُِ ‫ف‬ َُ ُ‫ف َُِ معَلَّقُ ْلب‬
ِ ‫ق َو َرجُ ال َُّل ِعبَا َد ُِة‬ ِ
‫اج ُِد‬
ِ ‫س‬َ ‫ن ا ْل َم‬
ُِ َ‫َ تَ ََ ََ ابَّا َو َرجل‬
ُِ ‫ف‬ َ َُ‫ي فَ َّرقَا َوت‬
ُْ َ‫عل‬
ِ ‫ي اجْ تَ َمعَا ال َُّل‬ َ ُ‫ام َرأَةُ َدعَتُْ َو َرج‬
ُْ َ‫عل‬ ْ ُ‫َم ْن ِصبُ ذَات‬
ُِ ُ‫ق َو َرجُ ال َُّل أَ َخاف‬
ُ‫ن ه إُِ قَا َُل كَُ َوجَََ ََ ال‬ َ َ‫ق ت‬
َُ ‫ص َّد‬ َ ‫ش َََِ الُ ْعلَ َُم تَُ لَََُ حَتَّ َََُ َكأ َ ْخفَاهَا ِب‬
َُ ‫ص َد‬ ِ ‫كَُ لِياا َخا ال َُّل ذكَ ََ َُر َو َرجُ يَمِ ينُ ن َْفِقُ ت َما‬
ُْ‫َي فَاضَت‬
ُْ ‫نَاه ع‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami
Yahya dari 'Ubaidullah berkata: telah menceritakan kepada saya Khubaib bin 'Abdurrahman
dari Hafsh bin 'Ashim dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: “ Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan
(perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari qiyamat) yang ketika tidak ada
naungan kecuali naunganNya. Yaitu: Pemimpin yang adil, seorang pemuda yang
menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut
dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu
karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh
seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata: "aku takut kepada Allah", seorang yang
bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfaqkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan
mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis”.
Berdasarkan hadits shahih riwayat Bukhari no.1334 dapat disimpulkan bahwa ada 7
golongan yang mendapatkan perlindungan dari Allah SWT yaitu:
a. Pemimpin yang adil
b. Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabb-Nya
c. Seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid
d. Dua orang yang saling mencintai karena Allah
e. seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu
dia berkata: "aku takut kepada Allah"
f. Seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya
g. Seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian
hingga kedua matanya basah karena menangis
8. Bilangan Bulat 8
Diriwayatkan oleh HR. Muslim nomer. 1513 bahwa:
‫َ بْنُ بَ ْل ُِر أَبو نَ ََ ا َحدَّث‬ ِ َ‫ْب أ‬
ُِ ‫ب‬ َ ‫سََ َْعِي نَ ََ ا َحدَّث‬
َُ ‫شي‬ َُّ َ‫ح عَنُْ س ْفيَانَُ عَنُْ عل‬
ْ ِ‫ي ابْنُ إ‬ َ
َُ ُ‫طاوسُ عَنُْ بِيب‬
ُْ‫ْن عَن‬ َ ‫ قَا َُل‬: ‫صلَّى‬
ُِ ‫عبَّاسُ اب‬ َ ُ‫صلَّى ال َُّل َرسول‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َ ‫سلَّ َُم‬
َ ‫سفَتُْ حِ ْيََُ َو‬
َ ‫اَََ ََ نَُ الش َّْمسُ َك‬
ُ‫َ َر َكعَات‬ ِ ‫س َجدَاتُ أَ ْرب َُِع‬
ُِ ‫ف‬ َ
‫علِيُ َوعَن‬ ُْ ِ‫ذَلِكَُ م‬
َ ‫ث‬
Artinya: telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Isma'il bin Ulayyah dari Sufyan dari Habib dari Thawus dari Ibnu Abbas ia
berkata: “Ketika terjadi gerhana matahari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat
(gerhana) dengan delapan kali ruku' dan empat kali sujud (dalam dua raka'at). Dan dari Ali bin
Abu Thalib juga diriwayatkan seperti itu.”
Berdasarkan hadits riwayat Muslim no.1513 dapat disimpulkan bahwa shalat gerhana
dilakukan dalam dua rakaat dengan delapan kali ruku’ dan empat kali sujud.
9. Bilangan Bulat 9
Diriwayatkan oleh HR. Muslim nomer. 1991 bahwa:
‫َ بْنُ بَ ْل ُِر أَبو نَ ََ ا َحدَّث‬ ِ َ‫ْب أ‬
ُِ ‫ب‬ َ ‫ع ُِل نَ ََ ا َحدَّث‬
َُ ‫شي‬ َ ‫س ِهرُ بْنُ ي ح‬
ْ ‫َان َِه عَنُْ م‬
ِ ‫ش ْيب‬
َّ ‫َب عَنُْ ال‬
َُ ‫اب ِْنُ عَنُْ َومَََ ِاربُ َُل ج‬
َُ ‫صلَّى ال َُّل َرسولُ قَا َُل ه َُم عَنُْ ال َُّل َر ِض‬
ُ‫ي ع َم َر‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َ ‫سلَّ َُم‬
َ ‫ي َو‬
َُّ ََ ََ َ‫ي نوا ت‬ ُْ َ‫َ ْلقَد ُِْر ا َُل ل‬ ِ ُ‫ا ْلعَش ِْر‬
ُِ ‫ف‬
‫َ َقا َُل أَ ُْو ال َََْْ َواخِ ُِر‬
ُِ ‫ف‬ ِ ‫ْع‬ ُِ ‫ال َََْْ َواخِ ُِر التهس‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Ali bin Mushir dari Asy Syaibani dari Jabalah dan Muharib dari Ibnu Umar
radliallahu 'anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Carilah
Lailatul Qadr pada sepuluh hari terakhir-atau beliau berkata- pada sembilan hari terakhir (dari
bulan Ramadhan)”.
Berdasarkan hadits shahih riwayat Muslim nomer. 1991 dapat disimpulkan bahwa malam
lailatul qadr terdapat diantara hari ke sepuluh dan sembilan hari terakhir dari bulan Ramadhan.
10. Bilangan Bulat 10
Diriwayatkan HR. Bukhari nomer. 1761 bahwa:
َ ‫سلَ َُم بْنُ ال َُّل‬
‫عبْدُ نَ ََ ا َحدَّث‬ ْ ‫عنُْ َم‬
َُ ُ‫َ عَنُْ َمالِك‬ ِ َ‫َ عَنُْ ال َََْْ ع َْرجُِ عَنُْ الهزنَا ُِد أ‬
ُِ ‫ب‬ ِ َ‫ي أ‬
ُِ ‫ب‬ َُ ‫صلَّى ال َُّل َرسو َُل أَنَُّ عَنُْ ال َُّل َر ِض‬
ُْ ‫ي َر ُةَ ه َر‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َ ‫سلَّ َُم‬
َ ‫َو‬
ُ‫ث ي َك َُل جنَُّ صيَامُ ه ال قَا َل‬
ُْ ‫يَُْ َولَََُ َر َْك‬ ْ َُ‫ي كَُ شَا أَ ُْو َُل قَات‬
َ َُ‫امرُ َوإِنُْ ه‬ َُ ‫ن ه إُِ قُ ْل‬ ُِ َْ ‫ف َْسِي ن َوالَّذِي ْي‬
ُِ ُ‫َ َم َّرتَُ صَائِم‬ َ ‫ك َُِم لَََْ لوفُ ُِه بِيَ ُِد‬
ُ‫ِع ْن َدُ أَ ْطيَبُ الصَّائ ِِم‬
َ ‫اب‬
ُِ ‫طعَا َُم ركُ تَ َُْ ي ا ْلمِ سْكُِ ِر‬
‫يح مِ نُْ عَالَََُ تَُ ال َُّل‬ َ ‫ب أَجْ ِزي َوأَنَا ُِل صيَامُ ه ال أَجْ لِي مِ نُْ َو‬
َُ ‫شه َْوتَُ َوش ََر‬ َ َْ ََْ‫أَ ْمثَا ِل َُِاَ ِبعَش ُِْر َوال‬
ُِ َُ‫سن‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abu
Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu: Bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Shaum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah
berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh.
Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah: 'aku
sedang shaum' beliau mengulang ucapannya dua kali. Dan demi Dzat yang jiwaku berada di
tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta'ala dari
pada harumnya minyak misik, karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu
syahwatnya karena Aku. Shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya dan
setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa".
Berdasarkan hadits shahih Bukhari nomer. 1761 dapat disimpulkan bahwa barang siapa
yang berpuasa karena Allah dan menjaga dirinya dari perbuatan10 perbuatan terlarang maka satu
kebaikan yang dilakukan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa.
C. Operasi Bilangan Bulat dalam Hadits
1. Operasi Penjumlahan
a. Membaca Dzikir Setelah Shalat
Diriwayatkan HR. Muslim nomer. 939 bahwa:
َُِ ‫عبْدُ َح َّدثَ ِن‬َ ‫يََ انُ ب بْنُ الََْ َْمِ ي ُِد‬َ ُِ‫ب ي ح ا ْل َواسِط‬ َُ ‫ع ْب ُِد بْنُ َخالِدُ َرنَا أَ ْخ‬ َ ‫َي عَنُْ ال َُّل‬
ُْ ‫َ عَنُْ سه‬ ُِ ‫ب‬ ِ َ‫ب أ‬
َُ ‫يْدُ ع‬
ُِ ِ‫سلِم َقا َُل ي ه ا ْل َم ْذح‬
‫ج‬ ْ ‫ْن سلَ ْي َمانَُ َم ْولَََُ يْدُ عب أَبو م‬ َ ُِ‫طاءُِ عَنُْ ا ْل َملِك‬
ُِ ‫ع ْب ُِد ب‬ َ ‫ع‬َ ‫ْن‬ ُِ ‫عَنُْ ي ه اللَّ ْي‬
ُِ ‫ث ي َِزي َُد ب‬
ِ َ‫ي أ‬
َُِ ‫ب‬ ُْ ‫صلَّى ال َُّل َرسو ُِل عَنُْ َر ُةَ ه َر‬َ ‫ي ال َُّل‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫سلَّ َُم‬
َ ‫ح َمنُْ َو‬
َُ َّ‫سب‬
َ ‫َ ال َُّل‬ ُِ ‫ف‬
ِ ‫ص َُل هُ كُ دب ُِر‬ َ ُ‫َوثَلَث ِْيََُ ثَلَثاا ة‬
‫َب َوثَلَث ِْيََُ ثَلَثاا ال َُّل د ََِ َََُْ َُو‬ ْ ِ‫َو َُل ا ْلم ْلكُ َُل َُل ش َِريكَُ لَََُ َوحْ دَهُ ال َُّل إِلَََُّ إِ َُل لَََُ ا ْلمِائَُ اََََ َُم َوقَا َُل وتِسْعونَُ ت‬
َُّ ‫س َُع تْلِكَُ كَُ َوثَلَث ِْيََُ ثَلَثاا ال َُّل َُر َوك‬
َ ُ‫طايَاهُ غف َِرتُْ قَدِيرُ ش َْيءُ هُ ك‬
ُ‫علَى َوه َُو الََْ َْ ْمد‬ َ ‫َخ‬
ُْ ِ‫ ا ْلبَحْ ُِر زَ بَ ُِد م‬.
ُْ‫ث كَانَتُْ َوإِن‬
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Abdul Hamid bin Bayan Al Wasithi telah
mengabarkan kepada kami Khalid bin Abdullah dari Suhail dari Abu 'Ubaid Al Madzhiji. -
Muslim menjelaskan bahwa Abu Ubaid adalah mantan budak Sulaiman bin Abdul Malik-
dari 'Atha` bin Yazid Al Laitsi dari Abu Hurairah dari Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam
beliau bersabda: "Barangsiapa bertasbih kepada Allah sehabis shalat sebanyak tiga puluh
tiga kali, dan bertahmid kepada Allah tiga puluh tiga kali, dan bertakbir kepada Allah tiga
puluh tiga kali, hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan, dan beliau
menambahkan- dan kesempurnaan seratus adalah membaca Laa ilaaha illallah wahdahu
laa syariika lahu, lahul mulku walahul walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir, maka
kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan."
Berdasarkan hadits shahih riwayat Muslim nomer. 939 dapat disimpulkan bahwa
terdapat 100 bacaan tasbih yang dianjurkan oleh Rasullah setelah melakukan shalat. Adapun
keterkaitan antara hadits dengan operasi penjumlahan bilangan bulat yaitu 33 + 33 + 33 +1 =
100.
b. Shalat Sunnah yang Dilakukan oleh Rasullah
Diriwayatkan HR. Bukhari nomer 1109 bahwa:
‫يحوب عَنُْ زَ يْدُ بْنُ اَ ََََْ دُ نَ ََ ا َحدَّث قَا َُل ح َْربُ بْنُ سلَ ْي َمانُ نَ ََ ا َحدَّث‬
َُ َ‫ْن عَنُْ كِعُ نَا عَنُْ أ‬
ُِ ‫ي ع َم َُر اب‬
َُ ‫َر ِض‬
ُ‫صلَّى ُِه النَُّ مِ نُْ َحفِظِ َْتُ قَا َُل ه َما عَنُْ ال َّل‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َ ‫سلَّ َُم‬ َ ُ‫َ َر ْكعَتَُ َر َكعَات‬
َ ‫عش َُْر َو‬ ُِ َْ ‫ق ْي‬
َُ ‫ب‬
ُْ ُ‫الظِ حه ِْر‬
َُ‫َ َو َر ْكعَت‬ ُِ َْ ‫ب ا ْل َُم ع ََْ َُد ب ْي‬
ُِ َْ ‫َ َو َر ْكعَتَُ ع ََْ َدهَا ب ْي‬ ُِ ‫َ ْغ ِر‬
ُِ ‫ف‬ ِ ‫تب‬ َ َُ‫َ َو َر ْكعَت‬
ُِ َْ ‫ي‬ ُِ َْ ‫َ ا ْل ِعشَاءُِ ع ََْ َُد ب ْي‬
ُِ ‫ف‬ِ ‫تب‬ َ َُ‫َ َو َر ْكعَت‬
ُِ َْ ‫ي‬ ُِ َْ ‫ق ْي‬ َُ ‫ب‬ ُْ
‫صلَة‬َ ‫ْح ح ال‬ ُِ ‫ساعَ َوكَانَتُْ صب‬
َ ‫خ لَََُ ا‬ َُ ‫علَى ي ْد‬
َ َُّ‫صلَّى ُِه الن‬ َ ‫ي ال َُّل‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫سلَّ َُم‬
َ ‫َ َحدَّث كِيهَا َو‬ ُِ ‫طلَ َُع ا ْلمؤَذهنُ أَذَّنَُ إِذَا كَانَُ أَنَُّ َح ْفصَُ تَ َْ ِن‬
َ ‫صلَّى ا ْلفَجْ رُ َو‬
َ
َُ‫َ َر ْكعَت‬
ُِ َْ ‫ْي‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb berkata: telah
menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar
radliyallahu 'anhu berkata: "Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu'alaihi wa sallam
berupa shalat sunnah sepuluh raka'at yaitu: dua raka'at sebelum shalat Dhuhur, dua
raka'at sesudahnya, dua raka'at sesudah shalat Maghrib di rumah Beliau, dua raka'at
sesudah shalat 'Isya' di rumah Beliau dan dua raka'at sebelum shalat Shubuh, dan pada
pelaksanaan shalat ini tidak ada waktu senggang buat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Telah menceritakan kepada saya Hafshah Bahwasanya bila mu'adzin sudah
mengumandangkan adzan dan fajar sudah terbit, Beliau shalat dua raka'at.
Berdasarkan hadits shahih riwayat Muslim nomer. 939 dapat disimpulkan bahwa
terdapat shalat sunnah sepuluh raka’at yang dianjurkan. Adapun keterkaitan antara hadits
dengan operasi penjumlahan bilangan bulat yaitu 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 10.
c. Umat Rasul yang Masuk Surga Tanpa Hisab
Diriwayatkan hadits silsilah al-ahadits ash-shahihah nomer. 1484 bahwa:
ُ‫ِيََُ أعْطِ يت‬ َ ‫َ الََْ َْ نَُّ نَُ خل ُْو َي ُْد أَ ْْلفا‬
ْ ‫س ْبع‬ ُِ َْ‫سا ِبغَ ْي‬ ُْ َ‫ َب ُْد ال َُل ْلقَ َمرل‬،‫ل ْوُ َوقُ ر‬
َ ِ‫ ح‬،‫ي كَا هه ُْم وج ُْو ب‬
ُ‫علَى ه ُْم ْب‬ َُ ‫ َرجُ ْلب‬،‫ستَُ كَا َواحِ د‬
َ ‫ق‬ ْ ‫ب دتُ َُز‬
ُِ ‫ج ع ََُز َره‬ ُِ ‫س َواحِ ُد هُ كُ َم َُع َزاد َِن‬
َُ ‫ َو‬، َُ‫َ ك‬ ْ ‫أَْلفاُ ْبع‬
َُ ََُ‫ِي‬
Artinya: Aku diberi tujuh puluh ribu umatku yang akan masuk surga tanpa hisab,
wajah mereka bagaikan bulan ketika sedang purnama, hati mereka berada di atas hati seorang
lelaki, lalu aku minta kepada Allah supaya ditambah, maka Allah menambahkan untukku
setiap satu orang dari tujuh puluh ribu itu membawa tujuh puluh ribu lagi.”
Berdasarkan hadits riwayat Silsilah al-ahadits Ash-shahihah nomer. 1484 dapat
disimpulkan bahwa terdapat 70.000 umat yang akan masuk surga tanpa dihisab dan setiap 1
orang dari 70.000 membawa 70.000 umat lagi. Jadi, jumlah seluruh umat yang akan masuk surga
tanpa dihisab adalah 4.900.000.000.
2. Operasi Perkalian
Diriwayatkan HR. Darmini nomer. 3174 mengenai keutamaan membaca Al- Qur’an
bahwa:
َ ‫ ال َُّل َرسولُ قَا َُل قََولُ ي عن هللا رضى َمسْعودُ بْنَُ ال َُّل‬-‫وسلم علي هللا صلى‬
ُْ‫ « َمن‬- ُْ‫عبْد عَن‬
َ َ‫ب مِ نُْ ح َْركاا َرُأ‬
ُ‫ق‬ ُِ ‫ب َُل كَُ ال َُّل ِكتَا‬
ُِ َُ‫سن‬ َ َْ ََْ‫حرفُ ام أَقولُ لَََُ ثَا ِل َُِاَ أَ ُْم ِبعَش ُِْر َوال‬
َ ‫سنَُ َح‬ ْ ُْ‫أَلِفُ َولَلِن‬
ُ‫ ح َْرفُ َومِ يمُ ح َْرفُ َولَََ مُ ح َْرف‬.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Amir Qabishah telah mengabarkan
kepada kami Sufyan dari 'Atha bin As Sa`ib dari Abu Al Ahwash dari Abdullah ia berkata:
"Pelajarilah Al Qur'an, sebab kalian akan diberi pahala dengan membacanya, setiap huruf
dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif
satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf, setiap hurufnya diberi pahala sepuluh
kebaikan."
Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh shahih riwayat Darmini nomer. 3174
maka keterkaitan antara hadits dengan operasi perkalian bilangan bulat yaitu tiga huruf alif, lam,
mim yang dibaca akan mendapatkan tiga puluh kebaikan atau 3 huruf × 10 kebaikan = 30
kebaikan.
3. Operasi Pengurangan
Diriwayatkan hadits mengenai kisah isra’ mi’raj secara umum telah dikisahkan oleh
Allah SWT dalam firman-Nya surat Al-Isra’ ayat 1 yaitu:
َُ‫ى ٱلَّذِي سبحَََ َن‬ َ َ‫سج ُِد بِعَبدِه أ‬
َُ ‫سر‬ ِ ‫َُّل ٱ ٱلََْ قصَا‬

‫سج ُِد‬
ِ ‫ام‬
ُِ ‫ٱلمُ إِلَََُ ٱلََْ َر‬
ََُ
‫بََ َركنَا ذِي ٱلم همنَُ لَيل‬ َُ ‫ايََ ِتنَا مِ ن لِن ِر‬
َ ‫ي حَو َُل‬ َ ‫َ ٱلسَّمِ يعُ ه َُو ِإنَُّ َء‬
ُ ‫ٱلب َِص ْي‬
Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Isra ayat 1). Adapun rincian dan
urutan kejadian banyak terdapat dalam hadits yang shahih dengan berbagai riwayat. Salah
satunya adalah hadits yang dikemukakan oleh hadits shahih riwayat Khuzaimah nomer.301
mengenai keringanan Allah atas kewajiban shalat bagi umat Nabi Muhammad SAW yakni:
ُِ ‫ أَحَدهَََ َا ِب ِإنَا َءي‬،‫خ َََْ ر‬
ُ‫قَا َل‬: ََََُ‫ْن أوتِيتُ ث‬ َ َ‫َان ي ل‬
َ ُ‫بََ َُ َوال َْْ َخر‬ ُِ ‫ ع َْ َرض‬،‫علَ َّي‬ َ َّ‫ َكقِي الل‬:َُ ََ
ْ ‫ ْرتُ ك‬، ََ ََ‫ب‬
َ َُ‫َاخت‬
َ َ‫َاب أ‬
َُ‫صبْت‬ َُ ‫علَى أ َّمتَكَُ بِكَُ ال َُّل أَص‬
َ ،‫ي ف ِرضَتُْ كَُ ا ْل ِف ْط َر ِة‬
َُّ َ‫عل‬ َ ‫ب َكأَقُْ ةا‬
َ ‫ص َُل‬
َ ُ‫خ َََْ سونَُ َو َْمُ ي ك‬ َُ ُ‫ْلت‬
ِ َََُ َّ‫علَى يْتُ أَتَُ حَت‬
َُّ‫ب َِ َِن‬ َ ‫قَا َُل كَُ و‬: ‫ب َََِ ا‬
َ ُ‫سى م‬ ِ ‫ ْلتُ قُ أمِ ْرتَ ؟‬: ََُ‫ِي‬ َ ُ‫قَا َُل َو َْمُ ي ك‬: َُّ‫أ َّمتَكَُ إِن‬
ِ ‫صلَةا‬
ْ ‫ب َََِ ْمس‬
َََُ‫ن ه إُِ ذَلِكَُ تطِ يقُ ل‬
ُِ ‫َ لَََ ْوتُ ب قَ ُْد‬
ُِ ‫ق إِس َْرائِي ب َِن‬ ُْ ، َ‫َ َوعَال َََْْ تُ لَك‬
َُ ‫ب‬ َ َ‫َار ِجعُْ ا ْلمعَالََْ ََُ أ‬
ُِ ‫ش َُّد إِس َْرائِي ب َِن‬ ْ ‫ك‬
َََُ‫ إِل‬، َ‫س ُْل َربهك‬
َ ‫ِيف ال َك‬ َُ َّ‫َهن َك َخف‬
َُ ‫ كَُ ِل ََْ َّمتِكَُ ت َّْخف‬،‫ف َر َجعْت‬ َ ‫ي َْ َََُْ ب أَ ْختَلِفُ ِز ْلتُ َك َما سا ا‬
ُِ ‫خ َََُْ ع‬ َ ‫ب‬
ُِ ‫َره‬
‫ي َْ َََُْ َوب‬
َ ‫سى‬
َ ‫يََُ مو‬
َ ‫َهن ط ح‬
ُِ ‫ث ُِل قََولُ َوي ع‬ ُِ َ‫س َر َجعْتُ حَتَّ َََُ َمقَال‬
ُْ ِ‫ت م‬ ُ ِ ‫ب َََِ ْم‬ َ ُ‫قَا َُل َو َْمُ ي ك‬: َُّ‫ِإن‬
ِ ُ‫صلَ َوات‬
َُ‫اس لَََ ْوتُ ب قَ ُْد ذَلِكَُ تطِ يقُ لَََُ أ َّمتَك‬
َُ َّ‫ق الن‬ ُْ َُ‫َ َوعَال َََْْ تُ لَك‬
َُ ‫ب‬ َُ َ‫ ا ْلم َعالََْ ََُ َُّد أ‬، ُْ‫َار ِجع‬
ُِ ‫ش ِإس َْرائِي ب َِن‬ ْ ‫ِإلَََُ ك‬
ُ‫اختَُ لَقَ ِد‬
ْ ُ‫ب إِلَََُ لَ ْفت‬
ُِ ‫ح َره‬ َُ ْ‫ستَح‬
َُ َََُ َّ‫ي ت‬ ُِ ‫ « أَ ْرضَى لَل‬: َُ‫س ُْل َربهك‬
ْ ‫ِهن يْتُ ا‬ َُ ‫" ِل ََْ َّمتِكَُ الت َّْخف‬. ‫قَا َُل‬
َ ‫ِيف َك‬
،‫سلهم‬ ُِ ‫ضيْتُ أَ ُْو أَج َْزتُ قَ ُْد‬
َ ‫ن ه إُِ نودِيتُ كَُ َوأ‬ َ ‫َِ أَ ْم‬ َ ‫ع عَنُْ َو َخفَّ ْفتُ ك َِري‬
ُِ ‫ضت‬ ُِ ‫سنَُ هُ بِلُ َو َجعَ ْلتُ بَادِي‬ َ َُ‫أَ ْمثَا ِل َِا‬
َ ‫ َح‬.» ‫عش َُْر‬
Artinya: Dikatakan, “Engkau benar, Allah telah memilihkan umatmu berada dalam
fitrah.” Lalu shalat lima puluh waktu diwajibkan kepadaku untuk dilakukan setiap hari,
kemudian aku menerimanya hingga aku bertemu dengan nabi Musa AS. Lalu ia berkata,
“Apa yang diperintahkan kepadamu?” (45-alif) Aku menjawab, “Shalat lima puluh rakaat
dalam satu hari.” Nabi Musa menjawab, “Sesungguhnya umatmu tidak akan kuat.
Sesungguhnya aku telah mencoba kaum Bani Israel sebelummu, dan aku telah mengurus bani
Israel —agar melaksanakan— dengan sering tapi tidak bisa. Maka kembalilah kepada
Tuhanmu dan mintalah keringananan kepada umatmu, lalu aku kembali, kemudian Allah
SWT memberikan keringanan lima rakaat kepadaku. Aku masih pergi berulang kali di
antara Tuhanku dan Nabi Musa yang menghentikanku. Nabi Musa berkata seperti ucapan
yang lalu, hingga aku kembali membawa lima shalat setiap hari. Nabi Musa berkata,
“Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu. Sungguh aku telah menguji orangorang
sebelummu dan aku telah mengurus kaum bani Israel —agar melaksanakannya dengan serius
tapi tidak bisa. Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan untuk umatmu” Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh aku telah pergi berulang kali kepada
Tuhanku, hingga aku malu, tetapi aku ridha dan menerima. Lalu aku dipanggil, sesungguhnya
aku telah diperbolehkan atau aku telah melakukan kewajibanku dan telah diringankan untuk
hambahambaku dan dijadikan bagi setiap satu kebaikan, sepuluh kali lipat balasannya.”
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh shahih Ibnu Khuzaimah nomer.301 maka
keterkaitan antara hadits dengan operasi pengurangan bilangan bulat yaitu pada awalnya
Allah SWT mewajibkan atas umat Nabi Muhammad SAW mengenai kewajiban shalat wajib
sebanyak 50 kali. Namun, Nabi Muhammad melakukan negosiasi kepada Allah SWT
sehingga diwajibkan untuk melakukan shalat wajib sebanyak 5 kali. Jadi, jumlah shalat wajib
yang harus dilakukan oleh umat Nabi Muhammad adalah 5 kali shalat wajib setiap harinya.
4. Operasi Pembagian
Diriwayatkan HR. Tirmidzi nomer.565 mengenai pembagian zakat hewan ternak sapi
yang harus dikeluarkan oleh hamba-Nya bahwa:
‫ب بْنُ مَََ َّمدُ نَ ََ ا َحدَّث‬
َُ ‫َار يْدُ ع‬ ُِ ‫سعِيدُ َوأَبو‬
ُِ ‫ب حُِ ا ْلمح‬ َ ‫ش‬ ُ َََُ‫عبْدُ نَ ََ ا َحدَّث قَال‬
َُ َََْْ ‫ج ح ال‬ َ ‫سلَ ُِم‬
َّ ‫عَنُْ ح َْربُ بْنُ ال‬
ُ‫صيْف‬
َ ‫َ عَنُْ خ‬ ِ َ‫ب أ‬
ُِ ‫ب‬ َُ ‫ع ْب ُِد عَنُْ ْي َدةَُ ع‬
َ ‫صلَّى ُِه النَُّ عَنُْ َمسْعودُ بْنُ ال َُّل‬ ُْ َ‫عل‬
َ ‫ي ال َُّل‬ َ ‫َ قَا َُل َو‬
َ ‫سلَّ َُم‬ ُِ ‫ف‬
ِ
َُ ‫َ تَبِي َُع أَ ُْو تَبِيعُ قَ ُِر ا ْل‬
ََُ‫ب مِ نُْ ثَلَث ِْي‬ ُِ ‫ف‬ ْ ‫أَ ْربَع‬
ِ ‫ِيََُ هُ كُ َو‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ubaid Al Muharibi dan
Abu Sa'id Al Asyajj keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami 'Abdus Salam bin
Harb dari Khushaif dari Abu 'Ubaidah dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi Shalallahu 'alaihi
wa salam beliau bersabda: Pada setiap tiga puluh ekor sapi, zakatnya satu ekor Tabi' atau
Tabi'ah (sapi jantan atau betina yang telah memasuki tahun kedua) dan pada setiap empat
puluh ekor sapi, zakatnya satu ekor Musinnah (yang telah memasuki tahun ketiga).
Berdasarkan penjelasan hadits shahih riwayat Tirmidzi nomer. 565 dengan konsep
bilangan bulat positif pada matematika maka Nabi Muhammad SAW mengenai pembayaran
heman ternak sapi disajikan pada tabel.1 berikut ini:
Tabel.1 Kadar wajib zakat pada sapi

Berdasarkan penjelasan pada tabel.1 diketahui bahwa jika seorang hamba memiliki 130 ekor
sapi maka wajib membayar ekor tabi’ dan 1 ekor musinnah atau jika dikaitkan dengan pembagian
menggunakan operasi pengurangan bilangan bulat maka diperoleh 130-30-30-30-40 = 0.

keimpulan
berdaarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa hadis jika dieksplorasi
leih dalam maka terdapat konsep matematika dalam hadi tersebut. Seperti konsep bilangan bulat dan
oprasinya.
Daftar Rujukan
Abu Husain bin Al Hajjaj. Sahih Muslim. Jilid 1, Beirut: Dar al Fikr.
Al-Albani, M.S. (2006). Shahih Sunan Tirmidzi (Seleksi Hadits Shahih dari Kitab Sunan
Tirmidzi Buku: 2). Jakarta: Pustaka Azzam.
Al-Bugha., Musthafa. 2009. Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i. Jakarta Selatan: PT.
Mizan Publika.
Al-Bukhari, Abu Abdullah bin Ismail. 2011. Ensiklopedia Hadits; Shahih al-Bukhari I,
Ter. Mahsyar dan Muhammad Suhadi. Jakarta: Almahira Cet, I.
Al Asqalani, Ibnu Hajar. 2011. Bulughul Maram (Kitab-Hadits Praktis dan Lengkap
Fikih, A Astuty, B. (2009). Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

http://articlesgenius.wordpress.com/2013/03/16/macam-macam-bilangan-dalam-matematika/
www.scribd.com (di akses Rabu,12 November 2014)

https://www.belajarmatematikaku.com/2016/08/contoh-soal-dan-pembahasan-bentuk-pangkat-dan-akar-
untuk-sd.html

Darwis, Muhammad. 2016. Analisis Kesalahan Siswa Pada Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat dan
Alternatif Pemecahannya. Vol 4 (39-40)

khlak, Amal). Bandung: Sygma Publishing.__

Anda mungkin juga menyukai