OLEH:
KELOMPOK 9
NOFITA DAMAYANTI
NIM. 2010247416
BAB I (PENDAHULUAN)
a. Latar Belakang .................................................................. ......... 3
b. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
c. Daftar Isi ..................................................................................... 4
BAB II (PEMBAHASAN)
a. Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Ontologi Matematika ....... 5
b. Hakikat dan Karakteristik Ontologi Matematika ........................ 6
c. Matematika Merupakan Alat Pemikiran ..................................... 8
d. Matematika Sebagai Bahasa ....................................................... 9
e. Matematika untuk Nature Science dan Social Science ............... 11
f. Titik, Garis, Bidang, dan Lingkaran dalam Matematika............. 12
g. Alam Semesta merupakan Ruang Terhingga .............................. 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian,
pembentukan pendapat, dan kesimpulan atau keputusan dari sesuatu yang kita
kehendaki. Menurut tim dosen filsafat ilmu (1992), “Berpikir merupakan ciri
utama bagi manusia, untuk membedakan antara manusia dengan makhluk lain.
Maka dengan dasar berpikir, manusia dapat mengubah keadaan alam sejauh
akal dapat memikirkannya. Berpikir merupakan proses bekerjanya akal,
manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Akal merupakan salah satu
unsur kejiwaan manusia untuk mencapai kebenaran di samping rasa dan
kehendak untuk mencapai kebaikan”.
Matematika dibandingkan dengan disiplin-disiplin ilmu yang lain
mempunyai karakteristik tersendiri. Banyak para ahli menyebutkan bahwa
matematika itu berhubungan dengan ide-ide atau konsep-konsep yang abstrak
yang penalarannya bersifat deduktif, namun orang-orang sering menyebut
matematika itu ilmu hitung.
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang
berarti ‘belajar atau hal yang dipelajari’. Matematika memiliki bahasa dan
aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan
struktur atau keterkaitan antar konsep yang kuat. Unsur utama pekerjaan
matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja atas dasar asumsi
(kebenaran konsistensi). Selain itu, matematika juga bekerja melalui penalaran
induktif yang didasarkan fakta dan gejala yang muncul untuk sampai pada
perkiraan tertentu. Tetapi perkiraan ini, tetap harus dibuktikan secara deduktif,
dengan argumen yang konsisten.
3
Terhadap obyek-obyek yang dikaji oleh matematika yang telah
dipaparkan di atas, para filsuf melakukan perenungan untuk memahami dan
mengkaji matematika. Kajian ini selanjutnya disebut sebagai kajian ontologi
matematika yang menjadi salah satu cabang dalam filsafat matematika
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor pendorong timbulnya ontologi matematika?
2. Bagaimana hakikat dan karakteristik ontologi matematika?
3. Bagaimana peran matematika sebagai alat pemikir?
4. Bagaimana peran matematika sebagai bahasa?
5. Bagaimana posisi matematika dalam nature science dan social science
6. Bagaimana pemaknaan titik, garis, bidang, dan lingkaran dalam
matematika?
7. Apa makna alam semesta sebagai suatu ruang terhingga?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui faktor-faktor pendorong timbulnya ontologi matematika
2. Mengetahui hakikat dan karakteristik ontologi matematika
3. Mengetahui peran matematika sebagai alat pemikir
4. Mengetahui peran matematika sebagai bahasa
5. Mengetahui posisi matematika dalam nature science dan social science
6. Mengetahui pemaknaan titik, garis, dan dan lingkaran dalam matematika
7. Mengetahui makna alam semesta sebagai suatu ruang terhingga
4
BAB II
HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ONTOLOGI MATEMATIKA
5
meteorologi, bahkan menggunakan konsep perbandingan untuk memutar
sebuah film pada layar bioskop.
Penggunaan matematika di zaman kuno maupun di zaman modern pada
dasarnya menggunakan fakta, prinsip, konsep, dan prosedur yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa matematika merupakan alat pemikiran yang menyatukan
umat manusia di berbagai zaman dan di berbagai belahan dunia. Matematika
juga merupakan bahasa yang menyatukan umat manusia dalam hal berhitung.
Bahasa matematika berlaku universal dan internasional. Dimanapun kita
berada, 1+1=2. Penggunaan bahasa matematika memuat simbol-simbol untuk
mempersingkat kata yang berlebihan. Simbol-simbol ini telah disepakati oleh
para ahli di seluruh dunia. Dari manapun ahli matematika berasal, mereka akan
tetap mengerti simbol-simbol dari matematika. Hal inilah yang menjadi
pendorong timbulnya pemikiran oleh para filsuf untuk merenungi objek-objek
matematika sebagai bagian dari kajian ontologi pada filsafat matematika.
6
matematika yang juga menjadi bahan pemikiran filsafat. Parnabhakti dan Ulfa
(2020) berpendapat bahwa ontologi matematika membahas mengenai apa yang
ada di dalam matematika, dan tercakup di dalamnya pernyataan-pernyataan
matematika.
Marsigit (2004) mengemukakan bahwa dalam kaitannya dengan
matematika maka titik pangkal pendekatan ontologis adalah mencari pengertian
menurut akar dan dasar terdalam dari kenyataan matematika. Pendekatan
ontologis merupakan refleksi untuk menangkap kenyataan matematika
sebagaimana kenyataan tersebut telah ditemukan. Dalam kesadaran akan
dirinya maka orang yang memikirkan matematika adalah orang yang paling
dekat dengan kenyataan matematika, dan dari sinilah maka dia dapat memulai
untuk menemukan kenyataan seluruh matematika dan hubungan dirinya dengan
matematika. Kenyataan matematika dapat dipahami seada-adanya dengan
seluruh isi, kepadatan, otonomi dan potensi komunikasi baik secara material,
formal, normatif maupun transenden. Kesadaran ontologis berusaha
merefleksikan dan menginterpretasikan kenyataan matematika kemudian
secara implisit menghadirkannya sebagai suatu pengetahuan yang berguna
dalam pergaulan dengan orang lain serta secara eksplisit dapat dirumuskan
dalam bentuk-bentuk formal untuk mendapatkan tema-tema yang bersesuaian.
7
mengkalisifikasikan sekumpulan obyek, misal segitiga merupakan konsep
abstrak sebab sekumpulan benda dapat digolongkan sebagai segitiga atau
bukan. Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu konsep. Operasi
abstrak dalam matematika adalah suatu fungsi yaitu relasi khusus untuk
memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen abstrak yang diketahui
Prinsip abstrak adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika.
Dalam matematika obyek dasar yang dipelajari adalah obyek abstrak,
atau berupa obyek mental. Dengan demikian, eksistensi obyek-obyek tersebut
hanya ada dalam benak dan mental orang yang memikirkannya, dan tidak
pernah dapat dibuat menjadi nyata atau bersifat fisik, serta tidak perlu
dihubungkan dengan benda fisik atau diberi makna tertentu. Konsekuensinya,
matematika tidak akan pernah menderita nasib menjadi tidak cocok dengan
bukti empiris yang baru ditemukan.
8
bayangan piramida. Kemudian, Thales juga mengukur jarak kapal di tengah
lautan sementara ia berada di atas sebuah menara yang terletak di tepi pantai.
Kemudian, di atas menara tersebut ia menyimpan dan menjulurkan sebatang
kayu panjang untuk melihat letak kapal yang berada di tengah lautan sehingga
bentuknya jika diilustrasikan seperti bangun datar yang sebangun.
Di zaman modern, matematika digunakan lebih luas lagi untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan manusia. Di zaman modern, pengukuran
matematika digunakan untuk bidang meteorologi yang berkaitan dengan
keadaan cuaca. Baik pilot maupun petani harus senantiasa memerlukan
informasi yang jelas tentang kondisi cuaca yang sedang terjadi. Pilot harus
mengetahui keadaan cuaca ketika menerbangkan pesawat untuk mengetahui
ketinggian dan jalur yang aman. Begitu juga dengan petani, mereka
memerlukan informasi mengenai cuaca untuk menentukan waktu tanam yang
tepat bagi bibit-bibitnya. Fathoni (2011) menyebutkan bahwa Matematika
sebagai sarana berpikir deduktif, memungkinkan manusia untuk
mengembangkan pengetahuannya berdasarkan teori-teori yang telah ada.
Misal, jumlah sudut sebuah lingkaran adalah 3600 . Dari pengetahuan ini dapat
dikembangkan, seperti besar sudut keliling lingkaran sama dengan setengah
besar sudut pusat jika menghadap busur yang sama.
Berdasarkan beberapa contoh penerapan matematika yang telah
dipaparkan di atas, jelas terlihat bahwa manusia membutuhkan matematika
sebagai alat untuk berpikir. Matematika berperan dengan perhitungannya
membuat para pemikir untuk mencari dan menemukan suatu kebenaran yang
membuat mereka ingin tahu dan penasaran (Didi Haryono, 2014).
9
dilambangkan dengan bahasa. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan bahasa
tersebut maka digunakanlah sarana matematika. Suriasumantri (dalam
Rismawati, 2016) menyebutkan bahwa matematika memiliki bahasa dan aturan
yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur
atau keterkaitan antar konsep yang kuat. Matematika adalah bahasa yang
melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Matematika sebagai bahasa mampu mengatasi kekurangan dari bahasa verbal,
bahasa matematika menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari
bahasa verbal.
Dengan matematika, sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa
dapat dihilangkan. Lambang yang digunakan dalam matematika lebih eksak
dan jelas, lambang-lambang tersebut tidak bisa dicampuri oleh emosional
seseorang, suatu lambang dalam matematika jelas hanya mengandung satu arti
sehingga orang lain tidak dapat memberikan penafsiran selain dari maksud
pemberi informasi. Misalnya, seseorang yang mengatakan: ”Saya punya satu
orang adik perempuan”, orang lain dapat menerima bahwa orang itu
mempunyai satu adik, tidak mungkin orang lain akan mempunyai penafsiran
bahwa orang itu mempunyai dua atau tiga orang adik (Fathoni, 2011).
Amsal Bahtiar (dalam Didi Haryono, 2014) mengutip pendapat
Burhanuddin Salam, menyatakan bahwa matematika merupakan bahasa yang
melambangkan serangkaian makna dari serangkaian pernyataan yang ingin kita
sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang beru
mempunyai makna jika kita memberikan makna kepadanya. Tanpa itu, maka
matematika hanyalah sekumpulan rumus tanpa arti.
Bahasa matematika terdiri dari berbagai huruf, simbol dan lambang.
Pada dasarnya, bahasa matematika bukanlah bahasa yang diucapkan,
melainkan sesuatu yang digunakan dalam pemikiran oleh para ilmuwan di
seluruh dunia. Oleh karena itu, bahasa matematika bersifat universal dan
10
berlaku secara internasional. Bahasa matematika dapat dimengerti secara
semesta oleh para ilmuwan terlepas dari kebangsaannya. Misalkan semua ahli
matematika dan ilmuwan tertentu mengerti dengan pernyataan (𝑎 + 𝑏)2 =
(𝑎 + 𝑏)(𝑎 − 𝑏) (Liang Gie dalam Didi Haryono, 2014).
11
Matematika untuk ilmu alam dan sosial sejatinya adalah matematika
terapan. Matematika terapan telah mengilhami dan membuat penggunaan
temuan matematika baru dan kadang-kadang mengarah pada disiplin ilmu yang
sepenuhnya baru. Matematikawan juga mengkaji matematika murni atau
matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri tanpa adanya
penerapan dalam kehidupan manusia.
12
digambarkan adalah wakilnya saja seperti yang ditunjukkan oleh gambar di
bawah ini.
13
Menurut relativitas, ruang adalah medium dinamis yang dapat
melengkung dengan salah satu dari tiga cara, tergantung distribusi materi dan
energi di dalamnya. Untuk menentukan mana dari ketiga geometri tersebut
yang dimiliki oleh alam semesta kita, astronom mengukur densitas materi dan
energi di kosmos. Bentuk-bentuk geometri yang disinyalir merupakan bentuk
dari alam semesta ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Timbulnya ontologi matematika diawali oleh fakta sejarah bahwa para
filsuf dan ahli matematika pada zaman dahulu mempergunakan matematika
sebagai alat dalam melakukan suatu pekerjaan atau menyelesaikan masalah.
Mulai dari hal-hal sederhana sampai pada hal-hal yang menakjubkan.
Ontologi matematika merupakan cabang filsafat yang berhubungan
dengan sesuatu yang ada termasuk hal-hal metafisik dalam pengetahuan
matematika. Ontologi membahas obyek-obyek dalam matematika seperti titik,
garis, bidang, dan lingkaran.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini penulis berharap semoga makalah ini
dapat menambah dan memenuhi kebutuhan materi bacaan, terutama bagi
mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika. Penulis menyadari
pemaparan masih terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Penulis sangat
mengharapkan kritik yang membangun dari para pembaca sehingga
pembahasan ini semakin lengkap dan dapat menambah wawasan mengenai
ontologi matematika.
15
dan Ulfa (2020) berpendapat bahwa ontologi matematika membahas
mengenai apa yang ada di dalam matematika, dan tercakup di dalamnya
pernyataan-pernyataan matematika. Sehingga dapat bahwa ontologi
matematika adalah cabang filsafat yang berhubungan dengan sesuatu yang
ada di dalam matematika termasuk hal-hal metafisik dalam matematika.
16
berbagai permasalahan manusia. Di zaman modern, pengukuran
matematika digunakan untuk bidang meteorologi yang berkaitan dengan
keadaan cuaca. Baik pilot maupun petani harus senantiasa memerlukan
informasi yang jelas tentang kondisi cuaca yang sedang terjadi. Pilot harus
mengetahui keadaan cuaca ketika menerbangkan pesawat untuk
mengetahui ketinggian dan jalur yang aman. Begitu juga dengan petani,
mereka memerlukan informasi mengenai cuaca untuk menentukan waktu
tanam yang tepat bagi bibit-bibitnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Suriasumantri, Jujun. 2007. Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer). Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
19