Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan peradaban manusia juga disebabkan oleh
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak terkecuali ilmu
Matematika, Matematika yang dikenal sebagai bahasa dari semua ilmu ini
ternyata dikembangkan juga oleh tokoh-tokoh beragama islam.
Geometri merupakan salah satu cabang dalam ilmu matematika.
Ilmu Geometri secara harfiah berarti pengukuran tentang bumi, yaitu ilmu
yang mempelajari hubungan di dalam ruang.
Geometri (Greek; geo= bumi, metria= ukuran) adalah sebagian dari
matematika yang mengambil persoalan mengenai ukuran, bentuk, dan
kedudukan serta sifat ruang. Geometri adalah salah satu dari ilmu yang
tertua. Awal mulanya sebuah badan pengetahuan praktikal yang mengambil
berat dengan jarak, luas dan volume, tetapi pada abad ke-3 geometri
mengalami kemajuan yaitu tentang bentuk aksiometik oleh Euclid, yang
hasilnya berpengaruh untuk beberapa abad berikutnya.
Geometri Analitis (Analytic Geometry) ialah salah satu cabang dari
matematika. Geometri analitik ini adalah penyederhanaan dari
permasalahan dalam pelajaran geometri yang diselesaikan dengan bantuan
aljabar. Di sini banyak di bicarakan masalah-masalah geometri secara
sederhana, sehingga mempermudah kita untuk mempelajarinya. Dengan
memakai geometri analitik pula kita membahas berbagai kemungkinan dari
penafsiran geometri, dengan mempergunakan persamaan-persamaan al
jabar.
Rene Descartes seorang ahli matematika yang hidup di tahun 1596
sampai dengan tahun 1650, adalah orang yang pertama kali membuat
pendahuluan teori al jabar dalam pelajaran geometri. Beliau
memperkenalkan metoda barunya secara terus menerus, sehingga lahirlah
buku yang berjudul La Geometrie yang ditulis pada tahun 1637. Geometri
analitik ini kadang-kadang disebut juga geometri cartesian, hal ini untuk
1
mengingatkan kita dan sekaligus sebagai penghormatan kepada beliau
sebagai orang pertama yang memperkenalkan konsep geometri analitik.
Geometri analitik pada dasarnya terbagi menjadi dua bagian besar,
yaitu Geometri Analitik Bidang dan Geometri Analitik Ruang. Kedua
bagian ini satu sama lainnya saling berhubungan erat tidak bisa dipisah-
pisahkan.
Sejatinya, ilmu geometri sudah dipelajari peradaban Mesir Kuno,
masyarakat Lembah Sungai Indus dan Babilonia. Peradaban-peradaban
kuno ini diketahui memiliki keahlian dalam drainase rawa, irigasi,
pengendalian banjir dan pendirian bangunan-bagunan besar. Kebanyakan
geometri Mesir kuno dan Babilonia terbatas hanya pada perhitungan
panjang segmen-segmen garis, luas, dan volume.
Di era kekhalifahan Islam, para saintis Muslim pun turut
mengembangkan geometri. Bahkan, pada era abad pertengahan, geometri
dikuasai para matematikus Muslim. Tak heran jika peradaban Islam turut
memberi kontribusi penting bagi pengembangan cabang ilmu matematika
modern itu.
Pencapaian peradaban Islam di era keemasan dalam bidang geometri
sungguh sangat menakjubkan. Para peneliti di Amerika Serikat (AS)
menemukan fakta bahwa di abad ke-15 M, para cendekiawan Muslim telah
menggunakan pola geometris mirip kristal. Padahal, pakar matematika
modern saja baru menemukan pola desain geometri itu pada abad ke-20 M.
Menurut studi yang diterbitkan dalam Jurnal Science itu, para
matematikus Muslim di era keemasan telah memperlihatkan satu terobosan
penting dalam bidang matematika dan desain seni pada abad ke-12 M. "Ini
amat mengagumkan," tutur Peter Lu, peneliti dari Harvard, AS seperti
dikutip BBC .
Peter Lu mengungkapkan, para matemetikus dan desainer Muslim
di era kekhalifahan telah mampu membuat desain dinding, lantai dan langit-
langit dengan menggunakan tegel yang mencerminkan pemakaian rumus
matematika yang begitu canggih. ''Teori itu baru ditemukan 20 atau 30 tahun
lalu," ungkapnya.

2
Desain dalam seni Islam menggunakan aturan geometri dengan
bentuk mirip kristal yang menggunakan bentuk poligon simetris untuk
menciptakan satu pola. Hingga saat ini, pandangan umum yang beredar
adalah pola rumit berbentuk bintang dan poligon dalam desain seni Islam
dicapai dengan menggunakan garis zigzag yang digambar dengan mistar
dan kompas.
"Anda bisa melihat perkembangan desain geometis yang canggih
ini. Jadi mereka mulai dengan pola desain yang sederhana, dan lama-lama
menjadi lebih kompleks," tambah Peter Lu. Penemuan Peter Lu itu
membuktikan bahwa peradaban Islam telah mampu mencapai kemajuan
yang luar biasa dalam bidang geometri.
Salah satu ilmuwan muslim yang berjasa dalam mengembangkan
geometri adalah Thabit Ibnu Qurra. Thabit Ibnu Qurra matematikus Muslim
yang dikenal dengan panggilan Thebit itu juga merupakan salah seorang
ilmuwan Muslim terkemuka di bidang Geometri. Berdasarkan hal tersebut
dalam makalah ini penulis akan menjelaskan lebih rinci tentang Thabit Ibnu
Qurra sebagai salah seorang tokoh muslim yang ikut berjasa dalam
geometri.

B. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana riwayat hidup atau biografi dari Thabit Ibnu Qurra?
2. Apa saja penemuan Thabit Ibnu Qurra dalam bidang Matematika?
3. Apa saja kontribusi Thabit Ibnu Qurra dalam bidang lain?
4. Apa saja hasil karya yang telah dihasilkan oleh Thabit Ibnu Qurra?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini diantaranya adalah :
1. Mengetahui riwayat hidup serta biografi Thabit Ibnu Qurra.
2. Mengetahui penemuan Thabit Ibnu Qurra dalam bidang
Matematika.
3. Mengetahui kontribusi Thabit Ibnu Qurra dalam bidang lain.

3
4. Mengetahui hasil karya yang dihasilkan oleh Thabit Ibnu Qurra.

D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini diantaranya adalah :
1. Bagi Penulis, menambah wawasan penulis tentang tokoh muslim
yang berjasa dalam geometri yaitu Thabit Ibnu Qurra.
2. Bagi Pembaca, memberikan informasi dan menambah wawasan
pembaca tentang Thabit Ibnu Qurra sebagai salah satu tokoh yang
ikutberjasa dlam geometri

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi

Thabit Ibnu Qurra

Nama lengkapnya, Abu al-Hasan Thabit bin Qurrah bin Marwan al-
Sabi al-Harrani. Thabit lahir di Harran (dikenal sebagai Carrhae
dalam kuno ), suatu tempat yang terletak di antara sungai Dajlah dan Furat
di Mesopotamia Tinggi / Asyur( (Turki moden sekarang) pada tahun 221 H
(836 M) yang berasal dari keluarga Ash-Shaibah.
Beliau adalah anggota dari sekte Sabiankelompok penyembah
bintang. Pada zamannya, sekte ini telah melahirkan sederet astronom dan
matematikus berkualitas. Sekte ini memiliki hubungan yang kuat dengan
Peradaban Yunani, sehingga mengadopsi kebudayaannya papar OConnor
dan Robertson. Ketika Islam berkembang makin meluas, sekte Sabian yang
awalnya berbahasa Yunani akhirnya berada dalam kekuasaan Dinasti
Abbasiyah. Perlahan namun pasti, anggota sekte Sabian pun mulai memeluk
Islam. Mereka pun mulai menggunakan bahasa Arab mengganti bahasa
Yunani.
5
Thabit telah memperlihatkan kecerdasannya sejak kecil dan juga
ketika beliau masih belajar / menimba ilmu. Ia menguasai bahasa Arab,
Yunani, dan Syriac. Ada beberapa catatan sejarah yang mengatakan bahwa
Tsabit ketika muda adalah seorang money changer (pedagang penukaran
mata uang), tetapi beberapa sejarawan tidak setuju atas pernyataan
tersebut. Yang terpenting dari catatan tersebut itu menunjukkan bahwa
Thabit mewarisi kekayaan keluarga besar dan pasti berasal dari keluarga
berada dan berpengaruh di komunitasnya.
Dikisahkan, pada suatu hari, beliau berbeda pendapat dengan
kumpulan pelajar seperguruannya tentang beberapa hal yang membuat
mereka menganggap beliau telah keluar dari kumpulan tersebut sehingga
mereka melarang beliau untuk masuk ke tempat peribadatan mereka. Karena
peristiwa tersebut, Thabit akhirnya berhijrah ke suatu daerah yang dikenali
sebagai Kafrutuma. Di sana, beliau bertemu dengan seorang
ilmuwan terkemuka dari Baghdad, yaitu Muhammad Ibnu Musa ibnu
Shakir yang ketika itu sedang berkunjung ke Harran. Ibnu Musasungguh
terkagum-kagum dengan pengetahuan bahasa yang dikuasi Thabit muda.
Sungguh seorang anak muda yang sangat potensial cetus Ibnu Musa. Sang
ilmuwan pun kemudian menyarankan agar Thabit hijrah ke Baghdad kota
metropolis intelektual. Ibnu Musa memintanya agar mau belajar matematika
pada dirinya dan saudaranya. Tawaran itu tak disia-siakan Thabit. Ia pun
hijrah meninggalkan tanah kelahirannya untuk menimba ilmu matematika
dan belajar kedokteran Bait al-Hikmah yang berada di kota Baghdad.
Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas
ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku
Euclid yang berjudul Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.
Khawarizmi tokoh muslim lainnya sangat kagum dengan kecerdasan,
kejeniusan, dan intelektualitas Tsabit bin Qurrah. Khawarizmi kemudian
membawa Tsabit bin Qurrah ke Baghdad, pusat kerajaan Abbasiyyah, untuk
menemui khalifah. Khalifah sangat tertarik akan kecerdasan dan
intelektualitas yang dimiliki Tsabit. Seperti yang diketahui, khalifah
memiliki proyek menerjemahkan buku-buku Yunani. Tsabit bin Qurrah

6
kemudian dimasukkan ke dalam kelompok penerjemah dalam Baitul
Hikmah.
Setelah menamatkan pendidikannya, dia sempat kembali ke kota
kelahirannya Harran. Sayangnya, dia harus berhadapan dengan pengadilan
lantaran pemikirannya yang dianggap berbahaya. Guna menghindari
hukuman, Thabit meninggalkan Harran dan diangkat menjadi astronom
pengadilan di Baghdad. Thabit punmendapatkan perlindungan dari Khalifah
Al-Mutadid salah seorang khalifah Abbasiyah yang terkemuka yang
memerintah pada tahun 892902 M karena beliau sudah mengetahui
kemampuannya dalam berbagai bidang termasuk bidang astronomi.
Kemampuan Thabit dalam bahasa Arab dan Yunani dimanfaatkan
khalifah. Thabit diminta untuk menerjemahkan teks-teks berbahasa Yunani
ke dalam bahasa Arab. Sebagai ahli matematika, Thabit pun
menerjemahkan dan merevisi karya-karya besar yang sempat ditulis
Peradaban Yunani. karya-karya Yunani dan Suriah seperti Conics
Apollonius atau karya Euclid dan Archimedes.
Semasa hidupnya, Thabit juga menulis risalah tentang
logika, psikologi, etika, klasifikasi ilmu, tata bahasa Syriac, politik, agama,
serta kebudayaan Sabian. Jejaknya dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dilanjutkan oleh puteranya, Sinan ibnu Thabit dan
cucunya Ibrahim ibnu Sinan ibnu Thabit. Kedua buah hatinya itu juga
menjelma sebagai ilmuwan besar yang juga berkontribusi dalam
mengembangkan matematika.
Thabit meninggal pada 18 Februari 901 di Baghdad. Meski begitu,
jasa dan kontribusinya dalam beragam ilmu hingga kini masih
dikenang. Sosok dan kiprahnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
layak dijadikan contoh oleh generasi muda Muslim di era globalisasi
ini. Hanya dengan menguasai ilmu pengetahuanlah, Islam akan bangkit
dan menguasai dunia, ungkap Dr Youssef Chebli Phd, ketua World
Islamic Mission Association.

7
B. Penemuan dalam Bidang Matematika
Dia berperan penting dalam memperluas konsep tradisional
geometri menjadi aljabar geometri dan beberapa teori yang di usulkannya
menyebabkan perkembangan geometri non-Euclidean, spherical
trigonometri, kalkulus integral dan bilangan real. Dia mengkritik sejumlah
elemen teorema Euclid dan perbaikan penting yang diusulkan. Ia
menerapkan beberapa aspek aritmatika terminologi kebesaran geometri, dan
belajar dari bagian kerucut, khususnya parabola dan elips. Sejumlah
perhitungannya bertujuan untuk menentukan permukaan dan volume dari
berbagai jenis tubuh dan merupakan, pada kenyataannya, proses kalkulus
integral, sebagaimana yang dikembangkan kemudian.

Karya orisinal Archimedes yang diterjemahkannya berupa


manuskrip berbahasa Arab, yang ditemukan di Kairo. Setelah
diterjemahkan, karya tersebut kemudian diterbitkan di Eropa. Pada tahun
1929, karya tersebut diterjemahkan lagi dalam bahasa Jerman. Adapun
karya Euclides yang diterjemahkannya berjudul On the Promises of Euclid,
on the Propositions of Euclid dan sebuah buku tentang sejumlah dalil dan
pertanyaan yang muncul jika dua buah garis lurus dipotong oleh garis
ketiga. Hal tersebut merupakan salah satu bukti dari pernyataan Euclides
yang terkenal di dunia ilmu pengetahuan. Selain itu, Tsabit juga pernah
menerjemahkan sebuah buku geometri yang berjudul Introduction to the
Book of Euclid.

Buku Elements karya Euclides merupakan sebuah titik awal dalam


kajian ilmu geometri. Seperti yang dilakukan para ilmuwan muslim lain,
Tsabit bin Qurrah pun tidak mau ketinggalan mengembangkan dalil baru
tersebut. Ia mulai mempelajari dan mendalami masalah bilangan irasional.
Dengan metode geometri, ia ternyata mampu memecahkan soal khusus
persamaan pangkat tiga. Sejumlah persamaan geometri yang dikembangkan
Tsabit bin Qurrah mendapat perhatian dari sejumlah ilmuwan muslim,
terutama para ahli matematika. Salah satu ilmuwan tersebut adalah Abu
Jafar al-Khazin, seorang ahli yang sanggup menyelesaikan beberapa soal

8
perhitungan dengan menggunakan bagian dari kerucut. Para ahli
matematika menganggap penyelesaian yang dibuaat Tsabit bin Qurrah
sangat kreatif. Tentu saja, hal tersebut disebabkan Tsabit bin Qurrah sangat
menguasai semua buku karya ilmuwan asing yang pernah
diterjemahkannya.

Tsabit bin Qurrah juga pernah menulis sejumlah persamaan pangkat


dua (kuadrat), persamaan pangkat tiga (kubik), dan beberapa pendalaman
rumus untuk mengantisipasi perkembangan kalkulus integral. Selain itu, ia
melakukan sejumlah kajian mengenai parabola, sebelum kemudian
mengembangkannya. Dalam bukunya yang berjudul Quadrature of
Parabola, ia menggunakan bentuk hitungan integral untuk mengetahui
sebuah bidang dari parabola.

Kemampuan Thabit dalam bahasa Arab dan Yunani dimanfaatkan


khalifah. Thabit diminta untuk menerjemahkan teks-teks berbahasa Yunani
ke dalam bahasa Arab. Sebagai ahli matematika, Thabit pun
menerjemahkan dan merevisi karya-karya besar yang sempat ditulis
Peradaban Yunani. karya-karya Yunani dan Suriah seperti Conics
Apollonius atau karya Euclid dan Archimedes.
Dia banyak melakukan penerjemahan karya-karya ilmuwan Barat
seperti Apollonius, Archimedes, Euclid, dan Ptolemy. Meski bertugas untuk
menerjemahkan karya-karya besar, bukan berarti Thabit hanya menjiplak
pengetahuan dari Yunani. Dalam hal menterjemah ia hanya ikut
melestarikan pengetahuan dari Yunani. Berbekal kecerdasannya, ilmuwan
Muslim yang brilian ini justru telah menemukan sederet penemuan yang
sangat penting bagi perkembangan ilmu matematika. Thabit bin Qurrah
memainkan peran penting dalam penemuan hitungan integral, geometri
analitik, kalkulus, dalil trigonometri lingkaran, konsep angka-angka riil dan
mengusulkan beberapa teori yang mengarah ke pembangunan non-
Euclidean geometri.
Matematikus Muslim yang dikenal dengan panggilan Thebit itu
juga merupakan salah seorang ilmuwan Muslim terkemuka di bidang

9
Geometri. Salah satu karya Thabit yang fenomenal di bidang geometri
adalah bukunya yang berjudul The composition of Ratios ( Komposisi
rasio). Dalam buku tersebut, Thabit mengaplikasikan antara aritmatika
dengan rasio kuantitas geometri. Pemikiran ini, jauh melampaui penemuan
ilmuwan Yunani kuno dalam bidang geometri.
Thabit telah menjadikan ilmu matematika sebagai alat untuk
menemukan ilmu-ilmu lain yang saling menyempurnakan di antara satu
sama lain. Termasuk dalam karyanya tadi The composition of Ratios (
Komposisi rasio) yang merupakan pengaplikasian dari konsep yang pernah
ia tulis yaitu dari teori bilangan.
Thabit termasuk di antara para ilmuwan yang melakukan kajian
mengenai hubungan antara ilmu algebra dengan geometri. Sumbangan
Thabit terhadap geometri lainnya yakni, pengembangan geometri terhadap
teori Pitagoras di mana dia mengembangkannya dari segi tiga siku-siku
khusus ke seluruh segi tiga siku-siku. Thabit juga mempelajari geometri
untuk mendukung penemuannya terhadap kurva yang dibutuhkan untuk
membentuk bayangan matahari. Selain itu, ia juga membahas parabola dan
paraboliods yang menjadi dasar bagi penemuanya dalam bidang kalkulus
integral.
Dia juga menekuni persoalan permainan catur. Kalau sekarang ini
ada software komputer permainan catur yang bisa mengalahkan manusia,
maka itu berkat jasa Thabit bin Qurrah yang mula-mula memikirkan
bagaimana memenangkan permainan catur secara matematis melalui solusi
problema independensi, dominasi, dan permutasi. Lahirlah sebuah cabang
baru matematika yang disebut "recreational mathematics.
Thabit juga menemukan cara menghitung al-adaad al-
mutahabbah yang dikenal dengan nomor damai atau bilangan
bersahabat, yaitu angka-angka yang jumlah pembahagiannya sama dengan
yang lain. Bahkan beliau telah memberikan langkah penyelesaian teknik
terhadap sebahagian jenis persamaan.
Salah satu penemuan penting yang diwariskan Thabit Ibnu Qurra
bagi peradaban manusia modern adalah teori bilangan bersahabat (amicable

10
number). Yakni, pasangan bilangan yang mempunyai sifat unik; dua
bilangan yang masing-masingnya adalah jumlah dari pembagi sejati
bilangan lainnya. Thabit berhasil menciptakan rumus bilangan bersahabat
sebagai berikut:
p = 3 x 2n11
q = 3 x 2n1
r = 9 x 22n11
Penjelasannya: n > 1 adalah sebuah bilangan bulat. p, q, dan r adalah
bilangan prima. Sedangkan, 2npq dan 2nr adalah sepasang bilangan
bersahabat. Rumus ini menghasilkan pasangan bersahabat (220; 284), sama
seperti pasangan (17296, 18416) dan pasangan (9363584; 9437056).
Pasangan (6232; 6368) juga bersahabat, namun tak dihasilkan dari rumus di
atas.
Teori bilangan bersahabat yang dikembangkan Thabit juga telah
menarik perhatian matematikus sesudahnya. Abu Mansur Tahir Al-
Baghdadi (980 M-1037 M) juga turut mengembangkan teori bilangan ini.
Selain itu, matematikus Al Madshritti (wafat 1007 M) juga tertarik
mengembangkannya. Ilmuwan Muslim lainnya yang mengembangkan teori
itu adalah Al-Farisi (1260 M-1320 M). Tak cuma matematikus Muslim yang
tertarik dengan teori bilangan bersahabat. Ilmuwan yang diagungagungkan
peradaban Barat, Rene Descartes (1596 M- 1650 M), juga
mengembangkannya. Peradaban Barat kerap mengklaim teori bilangan
bersahabat berasal dari Descartes. Selain itu, matematikus lain yang
mengembangkan teori ini adalah C Rudolphus. Pasangan bilangan
bersahabat dikembangkan lagi oleh Euler.
Jika Thabit hanya menyebut tiga pasang bilangan bersahabat, Euler
menambahnya menjadi lebih dari 59 bilangan bersahabat. Akibatnya,
sejarah matematika pun seakan-akan menutupi jasa Thabit Ibnu Qurra
sebagai penemu pertama bilangan bersahabat. Peradaban Barat memang
pandai memanupulasi fakta sejarah. Hal itu terbukti pada klaim yang
menyatakan pasangan (9363584; 9437056) ditemukan oleh Descartes.

11
Sejatinya, pasangan bilangan bersahabat itu pertama kali ditemukan oleh
Muhammad Baqir Yazdi di Iran.

Thabit ibnu qurra juga melakukan pembuktian terhadap teorema


pythagoras, yaitu sebagai berikut :
1. Buat persegi panjang dengan panjang a dan b, kemudian
disusun berdampingan seperti gambar berikut.

2. Luas bangun di atas adalah persegi besar dan persegi kecil


yaitu a2 + b2.
3. Persegi di atas kita gabungkan, kemudian buat garis
sedemikian rupa sehingga akan tampak seperti gambar di
bawah, dimana sisi c menjadi sisi miring.

4. Selanjutnya segitiga kita potong dan tempatkan di bagian


lain yaitu samping kanan dan bagian atas sehingga akan
tampak seperti gambar berikut.

12
5. Bangun yang terbentuk adalah sbuah bujur sangkar dengan
luas c2.

Itulah pembuktian teorema Pythagoras menurut Thabit Ibnu Qurra


yang merupakan salah satu kontribusi beliau di bidang matematika.

C. Kontribusi dalam Bidang Lain

Thabit juga berjasa dalam mengembangkan ilmu astronomi. Karya


Thabit dalam astronomi yang terkenal berjudul Concerning the Motion of
the Eighth Sphere. Selain itu, sang ilmuwan juga mempublikasikan hasil
pengamatannya tentang Matahari. Hingga kini, tak kurang dari delapan
risalah yang ditulisnya pada abad ke-9 M tentang astronomi masih eksis.
Thabit pun telah memainkan peranan yang sangat penting dalam
menjadikan astronomi sebagai ilmu eksak. Ia telah menteorisasi hubungan
observasi dan teori, mematematisasi astronomi serta fokus pada
pententangan hubungan antara astronomi matematika dengan astronomi
fisik.
Ia didapuk sebagai pendiri Ilmu Keseimbangan berkat kitab penting
yang ditulisnya bertajuk Kitab fi'l-qarastun (Buku Kesimbangan Balok).
Inilah karyanya yang monumental dalam bidang Ilmu Mekanik. Salah satu
adikaryanya itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gherard of
Cremona. Tak heran, jika karya Thabit itu menjadi sangat populer di dunia
Barat. Melalui karyanya itu, Thabit mampu membuktikan asa-sas
keseimbangan pengungkit.
Dalam bidang filsafat, Thabit pun banyak melahirkan risalah. Salah
satu risalahnya yang masih eksis adalah hasil percakapannya dengan Abu
Musa Isa ibnu Usayyid muridnya yang beragam Kristen. Kepada Thabit
Ibnu Usayyid banyak bertanya tentang berbagai hal dan semuanya dijawab
Thabit. Risalah percakapan antara Thabit dengan muridnya itu hingga kini
masih ada. Risalah itu masih jadi bahan diskusi dan perdebatan.
Meski terpengaruh dengan Plato dan Aristotels, namun Thabit pun
kerap mengkritisi ide-ide ilmuwan asal Yunani itu. Thabit banyak
13
mengoreksi pemikiran Plato dan Aristoteles, khususnya mengenai gerakan
(motion). Hal itu tampak pada ide-denyanya yang didasarkan
pada penerimaan penggunaan pendapat mengenai gerakan dalam argumen-
argumen geometrikalnya.
Semasa hidupnya, Thabit juga menulis risalah tentang
logika, psikologi, etika, klasifikasi ilmu, tata bahasa Syriac, politik, agama,
serta kebudayaan Sabian. Jejaknya dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dilanjutkan oleh puteranya, Sinan ibnu Thabit dan
cucunya Ibrahim ibnu Sinan ibnu Thabit. Kedua buah hatinya itu juga
menjelma sebagai ilmuwan besar yang juga berkontribusi dalam
mengembangkan matematika.
Penemuannya yang tak kalah penting adalah adalah jam matahari
(Mazawil al-Syamsiyah), karena menggunakan sinar matahari untuk
menghitung perbedaan waktu, dan menentukan waktu salat. dengan cara
menancapkan sepotong kayu atau seseorang berdiri di bawah terik matahari.
Apabila bayangan kayu atau orang tersebut, condong kea rah barat sedikit,
berarti sudah menunjukkan datangnya waktu zuhur. Bayangan kayu atau
orang tersebut tidak akan nampak, saat matahari tepat berada di atasnya
ketika berada di titik 33,5 derajat antara lintang utara dan selatan.

14
Di bidang mekanika dan fisika dia dapat diakui sebagai pendiri
statika. Dia memeriksa kondisi kesetimbangan tubuh, balok dan tuas. Selain
menerjemahkan sejumlah besar buku dirinya sendiri, ia mendirikan sebuah
sekolah terjemahan dan mengawasi terjemahan dari sejumlah besar buku-
bukudari Yunani ke Arab.

Tsabit pernah bekerja di Pusat Penelitian Astronomi yang didirikan


oleh Khalifah al-Mamun di Baghdad. Selama bekerja di sana, Tsabit
meneliti gerakan sejumlah bintang yang disebut Hizzatul Itidalain, yang
ternyata mempengaruhi terjadinya gelombang bumi setiap 26 tahun sekali.
Sejak 5000 tahun yang lalu, para ahli perbintangan Mesir telah menemukan
sebuah bintang yang bergerak mendekati Kutub Utara, yang disebut Alfa al-
Tanin. Pada tahun 2100 nanti, bintang tersebut akan menjauhi Kutub Utara.
Pada tahun 14000, akan muncul kembali sebuah bintang utara yang bernama
an-Nasr. Bintang tersebut adalah bintang utara yang paling terang.

Tsabit juga memimpin sebuah penelitian pada masa pemerintahan


Khalifah al-Rasyid. Tsabit mengukur luas bumi dengan menggunakan garis
bujur dan garis lintang secara teliti. Penemuan Tsabit tersebut memberikan
inspirasi pada para pelaut, seperti Colombus, untuk melakukan pelayaran
keliling dunia yang dimulai dari Laut Atlantik. Berkat penemuan tersebut,
para pelaut bisa memastikan kalau mereka tidak akan tersesat dan kembali
ke tempat semula, yaitu Laut Atlantik. Penemuan penting Tsabit yang lain
adalah jam matahari. Jam ini menggunakan sinar matahari untuk
mengetahui peredaran waktu dan menentukan waktu shalat. Tsabit juga
membuat kalender tahunan berdasarkan sistem matahari.

Thabit pun telah memainkan peranan yang sangat penting dalam


menjadikan astronomi sebagai ilmu eksak. Ia telah meneorisasi hubungan
observasi dan teori, mematematisasi astronomi, serta fokus pada
penentangan hubungan antara astronomi matematika dengan astronomi
fisik. Ia didapuk sebagai pendiri Ilmu Keseimbangan berkat kitab penting
yang ditulisnya bertajuk, Kitab fil-qarastun (Buku Keseimbangan Balok).
Inilah karyanya yang monumental dalam bidang Ilmu Mekanik.
15
Salah satu adikaryanya itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin oleh Gherard of Cremona. Tak heran, jika karya Thabit itu menjadi
sangat populer di dunia Barat. Melalui karyanya itu, Thabit mampu
membuktikan asas-asas keseimbangan pengungkit. Dalam bidang filsafat,
Thabit pun banyak melahirkan risalah. Salah satu risalahnya yang masih
eksis adalah hasil percakapannya dengan Abu Musa Isa ibnu Usayyid
muridnya yang beragam Kristen. Kepada Thabit Ibnu Usayyid, Abu Musa
banyak bertanya tentang berbagai hal dan semuanya dijawab Thabit.
Risalah percakapan antara Thabit dengan muridnya itu hingga kini masih
ada. Risalah itu masih jadi bahan diskusi dan perdebatan.

Meski terpengaruh dengan Plato dan Aristoteles, namun Thabit pun


kerap mengkritisi ide-ide ilmuwan asal Yunani itu. Thabit banyak
mengoreksi pemikiran Plato dan Aristoteles, khususnya mengenai gerakan
(motion). Hal itu tampak pada ide-idenya yang didasarkan pada penerimaan
penggunaan pendapat mengenai gerakan dalam argumenargumen
geometrikalnya. Semasa hidupnya, Thabit juga menulis risalah tentang
logika, psikologi, etika, klasifikasi ilmu, tata bahasa Syriac, politik, agama,
serta kebudayaan Sabian. Jejaknya dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dilanjutkan oleh putranya, Sinan ibnu Thabit, dan cucunya,
Ibrahim ibnu Sinan ibnu Thabit. Keduanya itu pun menjelma sebagai
ilmuwan besar yang juga berkontribusi dalam mengembangkan
matematika.

D. Hasil Karya
Di samping menterjemah, Thabit juga banyak mengarang
buku dalam bidang astronomi, matematik, falsafah dan geografi. Az-
Zarkali mengatakan bahawa Thabit telah menulis sebanyak 150
buku dalam pelbagai disiplin ilmu.Thabit bin Qurrah termasuk di
antara para ilmuwan yang melakukan kajian mengenai hubungan
antara ilmu algebra dengan geometri. Bahkan beliau telah
memberikan langkah penyelesaian teknik terhadap sebahagian jenis
persamaan.

16
Diantara buku-buku tersebut adalah :

1. Mukhtasar fi Ilmin Nujum (Ringkasan Ilmu Astronomi).


2. Kitab fil-qarastun (Buku Keseimbangan Balok).
3. Kitab fi Thabai`il Kawakib wa Ta`tsiriha (Buku tentang karakter
bintang-bintang dan pengaruhnya).
4. Kitab fi Ibhthail Harakah fil Falakil Buruj (buku tentang gerakan
bintang dan galaksi).
5. Kitab fi Tarkibil Aflak (Buku tentang susunan bintang).
6. Kitab fi Harakatil Falak (Buku tentang gerakan bintang).

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Tsabit
Ibnu Qurra adalah salah satu tokoh Muslim yang ikut berkontribusi di
bidang matematika. tokoh kelahiran 836 M di Harran, yang kini masuk
wilayah Turki itu, adalah ilmuwan yang terkenal produktif dengan karya-
karyanya yang ilmiah, terutama di bidang eksakta. Dia adalah penemu besar
dalam bidang matematika, geometri, dan astronomi. Kepiawaiannya
menguasai ilmu pengetahuan ini tak terlepas dari kemampuannya berbahasa
asing. Ia mahir menggunakan bahasa Suryani, Arab, dan Yunani. Begitu
banyak hasil karya dan kontribusi beliau yang dapat kita pelajari sampai saat
ini.

B. Saran

Penulis berharap dengan makalah ini, pembaca dapat mengambil


sisi positif dari Thabit Ibnu Qurra sehingga kita dapat menjadi generasi
perbaikan bagi bangsa ini.

18

Anda mungkin juga menyukai