GEOMETRI
Disusun Oleh:
Drs. Djoko Iswadji
Mohammad Mukhlisin, S.Pd.I
1
PENGANTAR
Penyusun
Djoko Iswadji
Mohammad Mukhlisin
2
DAFTAR ISI
Halaman sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bagian I Geometri Bidang
Bab I Pendahuluan
Bab II Bangun-Bangun Dasar
Bab III Garis-garis Sejajar
Bab IV Segitiga
Bab V Jajargenjang dan Belahketupat
BabVI Lingkaran
3
Simbol-simbol Geometri
4
BAGIAN I
GEOMERI BIDANG
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
berpikir abstrak maka perlu digunakan alat peraga dalam bentuk model-model
atau gambar.
Benda pikiran dapat diperoleh dari benda-benda nyata dengan melakukan
abstraksi dan idealisasi. Untuk menanamkan konsep persegi panjang yang sifatnya
abstrak digunakan gambar persegi panjang dan model-model persegi panjang,
yang terdiri dari model kerangka dan model daerah persegi panjang. Dalam
pengajaran geometri secara tegas kita bedakan antara pengertian, gambar dan
model. Dengan demikian secara tegas harus kita bedakan antara persegi panjang
(yang sifatnya abstrak), gambar persegi panjang (yang sifatnya konkret), dan
model persegi panjang (yang sifatnya juga kongkret). Para guru harus pula
menyadari bahwa geometri adalah suatu ilmu yang tidak dapat disampaikan
dengan baik hanya dengan kata-kata saja. Disamping kata-kata secara mutlak
harus digunakan pula gambar-gambar dan model-model. Kecuali itu gambar dan
model-model itu tidak cukup hanya dilihat saja. Pada gambar atau model itu harus
dilakukan pelbagai kegiatan, yaitu kegiatan pikiran yang disertai dengan kegiatan
fisik, seperti pembuatan, pengamatan, penyusunan, penyelidikan dan sebagainya.
Hasil belajar geometri juga tidak akan maksimal jika seluruh bahan
disajikan dalam bentuk uraian saja. Sebagian harus disajikan dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, soal-soal yang harus diselesaikan, atau tugas-
tugas yang harus dikerjakan. Geometri juga berpeluang menumbuhkan kreatifitas
dan keterampilan serta sikap hati-hati dan cermat. Semua itu hanya dapat
diperoleh dengan menggeluti tugas-tugas secara intensif.
Soal-soal latihan dalam buku ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan pemahaman para mahasiswa. Setiap soal, betapapun sukarnya
hendaklah dicoba untuk menjawab atau mengerjakannya secara tuntas. Jika perlu
gunakan gambar, buatlah gambar yang cukup besar dan baik agar dapat
membantu dalam memecahkan masalahnya. Jika tidak dapat dipecahkan sendiri,
kerjakan dengan teman sekelompok belajarnya. Jika belum juga ditemukan
pemecahannya tanyakan dalam kegiatan perkuliahan berikutnya. Hanya dengan
demikian maka uraian materi dalam buku ini akan sejauh mungkin dapat dikuasai
7
oleh para mahasiswa atau pembaca lainnya, sehingga memberikan manfaat seperti
yang diharapkan.
Dari uraian yang singkat ini diharapkan dapat dikembangkan diskusi untuk
meningkatkan pemahaman, penguasaan dan keterampilan dalam materi pelajaran
geometri di sekolah menengah.
8
BAB II
BANGUN-BANGUN DASAR
̅̅̅̅ atau 𝐵𝐴
Ruas garis 𝐴𝐵 ̅̅̅̅
A B
⃗⃗⃗⃗⃗
Sinar garis 𝐴𝐵
A B
Sinar garis ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐴
A B
Garis ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 atau ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐴
A B
Diskusikan.
1. Adakah cara yang paling tepat untuk membaca notasi-notasi ̅̅̅̅
𝐴𝐵 , ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 , ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐴,
⃡⃗⃗⃗⃗ ?
dan 𝐴𝐵
2. Apakah Anda pernah melihat garis, sinar garis, atau ruas garis atau yang
merupakan model dari bangun-bangun itu?
3. Jika tidak diterangkan secara khusus, maka yang dimaksud dengan garis
adalah garis lurus. Apakah yang dimaksudkan dengan “lurus”?
4. Diketahui dua ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan ̅̅̅̅
𝑃𝑄 yang panjangnya masing-masing 2
cm dan 5 cm.
a) Apakah ̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan ̅̅̅̅
𝑃𝑄 sama panjang?
̅̅̅̅ kurang dari banyaknya
b) Apakah banyaknya titik yang membentuk𝐴𝐵
titik yang membentuk ̅̅̅̅
𝑃𝑄 ? Jelaskan!
9
2. Sudut
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan
sudut. Sudut dapat terjadi jika dua buah garis atau dua buah bidang saling
berpotongan.
Kaki sudut
Daerah sudut
Titik sudut
Kaki sudut
a. Pengertian Sudut
Sudut diartikan sebagai bangun yang terjadi dari gabungan dua sinar
yang berimpit pangkalnya. Kita membedakan antara sudut dan daerah
sudut.
b. Pemberian Nama Sudut
P
Q PQR = RQP =
1 putaran penuh
1
putaran penuh
2
1
putaran penuh, dan sebagainya.
4
10
1
putaran penuh = 90°, disebut sudut siku-siku
4
d. Jenis-Jenis Sudut
Misal x adalah besar sudut. Kita dapat membedakan sudut dengan
mengelompokkannya atas:
Sudut Lancip Sudut Siku-siku Sudut Tumpul Sudut lurus
11
U
h. Sudut Elevasi
Sudut elevasi adalah sudut antara garis horisontal yang melalui titik mata
pengamat dengan arah penglihatan atau arah pandang yang terletak di atas
garis horisontal tadi.
Sudut depresi
sudut elevasi
i. Sudut Depresi
Sudut depresi adalah sudut antara garis horisontal yang melalui mata
pengamat dengan arah pandang yang terletak di bawah garis horisontal.
j. Gambar Skala
Salah satu penggunaan dalam kehidupan sehari-hari dari sudut elevasi atau
sudut depresi adalah dalam perhitungan jarak atau tinggi, dengan
menggunakan gambar skala.
12
Latihan 1
Petunjuk: Kerjakan bersama dalam kelompok belajar.
1. Dengan menggunakan sehelai kertas, bagaimana Anda memeragakan atau
membuat model dari:
a. Sebuat sudut lurus?
b. Sebuah sudut siku-siku?
c. Sebuah sudut yang besarnya 45°?
d. Sebuah sudut yang besarnya 60°?
2. a. Apakah yang dimaksud dengan arah horisontal dan arah vertikal?
b. Mengapa dalam kehidupan sehari-hari manusia akrab sekali dengan arah
horisontal dan arah vertikal?
2
3. a. Sudut manakah yang besarnya 3 kali penyikunya?
13
BAB III
GARIS-GARIS SEJAJAR
1. Pengertian
Dalam geometri bidang, dua garis sejajar diartikan sebagai dua garis yang
tidak mempunyai titik persekutuan.
a b
p
Jika garis a dan b mempunyai sebuah titik persekutuan, dikatakan garis a dan
b berpotongan.
Jika garis p dan q tidak mempunyai titik persekutuan, dikatakan garis p dan q
sejajar, yang dilambangkan dengan p //q.
14
Jika dua buah garis masing-masing sejajar dengan sebuah garis lain, maka
kedua garis itu sejajar satu sama lain.
a q
4. Sudut-sudut yang terjadi jika dua garis dipotong oleh sebuah garis
a Jika dua garis a dan b dipotong oleh
2 A
3 1
4 sebuah garis g maka terjadilah:
g
a) Sudut-sudut sehadap, yaitu:
b
3
2 1
4 A1 dan B1 ; A2 dan B2 ;
B
A3 dan B3 ; A4 dan B4 .
c) Teorema tentang sudut-sudut yang terjadi jika dua garis sejajar dipotong
oleh sebuah garis
Jika dua garis sejajar a dan b dipotong oleh sebuah garis p, maka:
i. Sudut-sudut sehadapnya sama besar.
Latihan 2
Bagaimana menentukan besarnya sudut-sudut x, y , dan z berikut:
1. 2.
52 29 123 3x
x
3. 4.
z
x z
2y
42
16
BAB IV
SEGITIGA
II
I I
17
utama berupa sebuah penggaris dan sebuah jangka, disamping pensil dan busur
derajat. Dalam perkembangannya dapat juga hanya digunakan sepasang segitiga
siku-siku, tetapi dalam banyak hal penggunaan jangka mutlak diperlukan.
Agar hasil lukisan baik, dalam arti tepat bentuk dan ukurannya, serta rapi
dan bersih, maka dalam melakukan lukisan perlu diperhatikan benar hal-hal
berikut:
1) Gunakan pensil yang runcing, sekali-kali jangan menggunakan tinta atau
bolpoint.
2) Gunakan penggaris yang baik, tidak cacat permukaan tepinya.
3) Gunakan jangka yang baik dalam arti tidak goyah engsel, jarum, maupun
pensilnya. Ujung pensil pada jangka hendaknya dijamin runcing, tidak tumpul.
4) Siapkan karet penghapus pensil.
5) Pada saat menarik garis melalui dua buah titik, usahakan agar kedua titik itu
tepat terletak pada tepi penggaris dengan kedekatan yang sama. Demikian juga
tahan penggarisnya, agar tidak goyah.
6) Pada saat melukis busur lingkaran, tetapkan dulu pusat dan panjang jari-
jarinya, kemudian tusukkan jarum jangkanya tepat pada titik pusatnya.
7) Sebelum yakin benar akan ketepatan gambarnya, buatlah garis-garisnya agak
tipis lebih dahulu. Baru setelah yakin benar, garis-garisnya dapat ditebalkan
dengan pensil atau jika perlu dengan tinta.
Jika rambu-rambu di atas diperhatikan dalam setiap lukisan, dan hal itu
dilaksanakan secara konsekuen oleh para guru dalam pembelajarannya, maka
pokok bahasan tentang “lukisan” akan dapat memiliki “nilai lebih”, karena dapat
menumbuhkembangkan sikap-sikap positif dalam bekerja, yaitu sikap hati-hati,
sistematis, bersih, rapi, dan cermat.
1. Pengertian Segitiga
Jika ada tiga buah titik yang tidak segaris, dua-dua dihubungkan oleh sebuah
ruas garis, maka terdapat tiga buah ruas garis. Gabungan tiga buah ruas garis
ini disebut segitiga.
18
Ketiga buah ruas garis itu disebut sisi. Ketiga buah titik itu disebut titik sudut.
Jumlah panjang ketiga sisi itu disebut keliling segitiga.
Garis-garis istimewa dalam segitiga yaitu: 3 buah garis tinggi, 3 buah garis
berat, 3 buah garis bagi.
A
B
A, B, dan C disebut titik-titik sudut dari segitiga ABC, tetapi titik-titik sudut
itu bukan unsur dari segitiga ABC, mengapa?
Sebuah segitiga tertentu bentuk dan ukurannya jika telah diketahui tiga
unsurnya yang bebas satu sama lain, dan memenuhi sifat-sifat segitiga, yaitu:
a. Jumlah panjang dua sisinya lebih panjang dari sisi ketiga.
b. Jumlah besar ketiga sudutnya sama dengan 180.
3. Jenis-jenis segitiga
Segitiga dibedakan atas:
a. Menurut sudutnya: segitiga lancip, segitiga siku-siku, dan segitiga tumpul.
Segitiga lancip yaitu segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut
lancip.
Segitiga siku-siku yaitu segitiga yang salah satu sudutnya merupakan
sudut siku-siku.
Segitiga tumpul yaitu segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut
tumpul.
b. Menurut sisinya: segitiga tidak sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga sama
sisi.
19
Segitiga tidak sama sisi yaitu segitiga yang panjang ketiga sisinya tidak
sama.
Segitiga sama kaki yaitu segitiga yang dua buah sisinya memiliki panjang
yang sama. Selanjutnya kedua sisi itu disebut kaki.
Segitiga sama sisi yaitu segitiga yang panjang ketiga sisinya sama.
20
Teorema 5
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama ketiga buah sisinya. (Si, Si,
Si)
6. Lukisan segitiga
Segitiga merupakan bangun yang sangat penting dalam geometri, karena
bangun-bangun geometri lainnya dapat dibentuk dari segitiga-segitiga.
Demikian juga sifat-sifat dari bangun-bangun tertentu banyak dapat dijelaskan
melalui sifat-sifat segitiga.
Pada dasarnya lukisan apapun yang dibuat, misalnya lukisan segitiga atau
segiempat, selalu berupa rangkaian dari dua macam lukisan pangkal. Yang
dimaksud dengan lukisan pangkal yaitu:
a. Melukis sebuah garis lurus (untuk selanjutnya disebut “garis”) melalui dua
buah titik berlainan yang diketahui. Untuk melakukan lukisan pangkal ini
digunakan penggaris.
A B
b. Melukis busur lingkaran dengan titik pusat tertentu dan jari-jari yang
panjangnya diketahui. Untuk melukis lukisan pangkal ini digunakan
sebuah jangka.
r
P
Sebuah segitiga dapat dilukis jika telah diketahui 3 ketentuan yang bebas
satu sama lain, artinya dari ketiga ketentuan itu tidak boleh ada yang
bergantung dari yang lain. Ketentuan itu dapat berupa unsur-unsur segitiga
atau bagian yang lain dari segitiga (misalnya panjang garis beratnya).
Dasar-dasar Melukis dengan Penggaris dan Jangka
Menggunakan Sifat Belah Ketupat
Sebuah belahketupat memiliki sifat:
21
a. Setiap diagonal merupakan sumbu dari diagonal yang lain.
b. Setiap diagonal membagi daerah-dalam (interior) sudut yang memuatnya
menjadi dua daerah sudut yang sama besar.
Mengingat bahwa belahketupat adalah segiempat yang semua sisinya sama
panjang, maka berdasarkan pengertian dan sifat-sifat belahketupat di atas,
dapat dilakukan lukisan-lukisan khusus yang disebut dasar-dasar melukis
dengan penggaris dan jangka.
a. Melukis garis yang melalui sebuah titik P yang terletak di luar atau pada
sebuah garis g dan yang tegak lurus garis g.
1) P terletak di luar garis g.
A B g
2 3
4
22
2) P terletak pada garis g.
2 4 3
P g
A
P
3
O 4
2
B
1
̅̅̅̅ )
c. Melukis sumbu sebuah ruas garis. (Dilukis sumbu AB
3
A B
N
1 2
23
Kriteria keterlukisan sebuah segitiga
Sebuah segitiga dapat dilukis jika telah diketahui:
24
a) Memenuhi salah satu dari kelima kriteria keterlukisan segitiga, yaitu
diketahui panjang ketiga sisinya (ss, ss, ss)
b) Sifat segitiga dipenuhi, karena jumlah panjang dua sisi lebih panjang dari
panjang sisi ketiga.
Diketahui:
5 cm
4 cm
1
52 cm
A 5cm B
Langkah ke-2
1
52 cm
25
Langkah ke-3
1
52 cm
4 cm
A 5 cm B
Langkah ke-4
1 1
52 cm 52 cm
4 cm 4 cm
A 5 cm B
Latihan 3 (diskusikan)
1. Adakah kelemahan dalam mendefinisikan segitiga dengan menurunkannya
dari persegipanjang?
2. Perlukah secara tegas dibedakan antara “segitiga” dan “daerah segitiga”?
3. Dengan hanya menggunakan jangka dan penggaris, tanpa busur derajat,
tunjukkan bagaimana melukis sudut-sudut:
1 1 1
a) 15, 222, 372, dan 672.
1
b) 120, 150, 1272.
26
4. Dapatkah segitiga ABC dilukis, jika diketahui: A = 45, B = 75 dan
C = 60?
5. Diketahui sebuah segitiga samasisi ABC yang kelilingnya 36 cm.
Bagaimana menghitung luas segitiga ABC?
c) Garis berat
d) Garis bagi
8. Teorema Pythagoras
Dalam sebuah segitiga siku-siku, jumlah luas daerah-daerah persegi yang
dibuat pada kedua sisi siku-sikunya sama dengan luas daerah persegi yang
dibuat pada sisi miringnya.
C
27
b a
Jika panjang kedua sisi siku-siku pada ∆ABC masing-masing b dan c, dan
panjang sisi miringnya a, maka teorema di atas dapat dirumuskan dengan:
b2 + c2 = a2
dengan kalimat:
Dalam sebuah segitiga siku-siku, jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-
sikunya sama dengan kuadrat panjang sisi miringnya.
Rumusan ini yang selanjutnya digunakan dalam penyelesaian soal-soal.
Kebalikan Teorema Pythagoras
Jika dalam suatu segitiga, kuadrat panjang salah satu sisinya sama dengan
jumlah kuadrat panjang kedua sisinya yang lain, maka segitiga tersebut
merupakan segitiga siku-siku.
Tripel Pythagoras
Perangkat (a, b, c) dari tiga bilangan asli disebut Tripel Pythagoras, jika
kuadrat dari bilangan terbesar sama dengan jumlah kudrat dua bilangan yang
lain.
Jika pada tripel Pythagoras (a, b, c), ketiga elemennya berupa bilangan asli
yang faktor persekutuan terbesarnya adalah 1, maka (a, b, c) disebut Tripel
Pythagoras Primitif. (3, 4, 5), (5, 12, 13) adalah contoh dua tripel Pythagoras
primitif, sedang (15, 20, 25), (10, 24, 26) masing-masing bukan tripel
Pythagoras primitif.
28
9. Teorema Proyeksi
Dari teorema Pythagoras dapat diturunkan teorema proyeksi pada segitiga
miring, yaitu segitiga yang bukan segitiga siku-siku.
a. Teorema Proyeksi untuk Sisi di depan Sudut Lancip
Dalam suatu segitiga, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan
sudut lancip sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain
dikurangi dengan dua kali hasilkali panjang salah satu sisi dengan
panjang proyeksi sisi lain ke sisi tersebut.
C Diketahui:
b t a 𝐶𝐷 ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝐴𝐵 , mA < 90, p panjang proyeksi
̅̅̅̅ pada 𝐴𝐵
𝐴𝐶 ̅̅̅̅
p c–p
A D c B Dibuktikan: a2 = b2 + c2 – 2cp
Bukti:
Dalam ∆BCD: a2 = (c – p)2 + t2 ................. (Th. Pythagoras)
Dalam ∆ACD: t2 = b2 – p2 ................. (Th. Pythagoras)
Subtitusikan t2 = b2 – p2 ke a2 = (c – p)2 + t2 diperoleh:
a2 = (c – p)2 + b2 – p2
a2 = c2 – 2cp + p2 + b2 – p2
a2 = b2 + c2 – 2cp
C Diketahui:
t b a 𝐶𝐷 ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝐴𝐵 , mA > 90, p panjang proyeksi
̅̅̅̅
𝐴𝐶 pada perpanjangan ̅̅̅̅
𝐴𝐵 (proyeksi ̅̅̅̅
𝐴𝐶 pada
p c ̅̅̅̅)
𝐴𝐵
D A B
29
Dibuktikan: a2 = b2 + c2 + 2cp
Bukti:
Dalam ∆BCD: a2 = (c + p)2 + t2 ................. (Th.
Pythagoras)
Dalam ∆ACD: t2 = b2 – p2 ................. (Th. Pythagoras)
Subtitusikan t2 = b2 – p2 ke a2 = (c + p)2 + t2 diperoleh:
a2 = (c + p)2 + b2 – p2
a2 = c2 + 2cp + p2 + b2 – p2
a2 = b2 + c2 + 2cp
𝒃𝟐 +𝒄𝟐 −𝒂𝟐
Dari teorema 6.a, yakni: a2 = b2 + c2 – 2cp diperoleh 𝒑= .
𝟐𝒄
𝒂𝟐 −𝒃𝟐 −𝒄𝟐
Dari teorema 6.b yakni: a2 = b2 + c2+ 2cp diperoleh 𝒑= .
𝟐𝒄
Berarti jika dalam suatu segitiga panjang semua sisinya diketahui, kita
dapat menghitung panjang proyeksi sebuah sisi pada sisi yang lain.
30
Bukti:
Dalam ∆PBC : a2 = c22 + x2 + 2c2p ..................(1) (Teorema Proyeksi)
Dalam ∆APC : b2 = c12 + x2 – 2c1p ..................(2) (Teorema Proyeksi)
Jika kedua ruas persamaan (1) dikalikan dengan c1 dan kedua ruas persamaan
(2) dikalikan dengan c2, masing-masing akan didapatkan:
C
D a 31
B
Bukti:
Dalam ∆ABC: b2 = a2 + c2 – 2cp (teorema proyeksi)
𝑎2 + 𝑐 2 −𝑏2
p= ...................... (1)
2𝑎
𝑎2 +𝑐 2 −𝑏2 𝑎2 +𝑐 2 −𝑏2
𝑡𝑎2 = (𝑐 + ( )) (𝑐 − ( ))
2𝑎 2𝑎
2𝑎𝑐 + 𝑎2 +𝑐 2 − 𝑏2 2𝑎𝑐− 𝑎2 − 𝑐 2 + 𝑏2
𝑡𝑎2 = ( )( )
2𝑎 2𝑎
(𝑎 + 𝑐)2 − 𝑏2 𝑏2 −(𝑎 − 𝑐)2
𝑡𝑎2 = ×
2𝑎 2𝑎
(𝑎+𝑐+𝑏)(𝑎+𝑐−𝑏)(𝑏+𝑎−𝑐)(𝑏−𝑎+𝑐)
𝑡𝑎2 =
4𝑎2
(𝑎+𝑏 + 𝑐)(𝑎+𝑏+ 𝑐 −2𝑏)(𝑎+ 𝑏+𝑐 −2𝑐)(𝑎 +𝑏+𝑐 −2𝑎)
𝑡𝑎2 =
4𝑎2
2𝑠 (2𝑠−2𝑏)(2𝑠−2𝑐)(2𝑠−2𝑎)
𝑡𝑎2 =
4𝑎2
24 𝑠 (𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)(𝑠−𝑎)
𝑡𝑎2 =
4𝑎2
22 𝑠 (𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)(𝑠−𝑎)
𝑡𝑎2 =
𝑎2
32
𝟐
𝒕𝒂 = √𝒔(𝒔 − 𝒂)(𝒔 − 𝒃)(𝒔 − 𝒄)
𝒂
33
Dengan langkah yang serupa dapat dibuktikan:
𝟏 𝟐 𝟏 𝟐
𝒎𝟐𝒃 = (𝒂 + 𝒄𝟐 ) − 𝒃
𝟐 𝟒
𝟏 𝟏 𝟐
𝒎𝟐𝒄 = (𝒂𝟐 + 𝒃𝟐 ) − 𝒄
𝟐 𝟒
34
dc2.c = a2.c1 + b2.c2 – c1.c2 .c .............................. (3)
Subtitusikan (1) dan (2) ke (3), diperoleh:
𝑏𝑐 𝑎𝑐
dc2.c = a2. + b2. – c1.c2 .c
𝑎 +𝑏 𝑎+𝑏
𝑎2 𝑏𝑐 +𝑎𝑏2 𝑐
dc2.c = – c1.c2 .c
𝑎+𝑏
𝑎𝑏𝑐 ( 𝑎+𝑏)
dc2.c = – c1.c2 .c
𝑎+𝑏
Bukti:
Dalam ∆ABC berlaku:
AC : BC = AD : DB .............................. (Teorema)
b : a = c1 : c2
35
c1 : c2 = b : a
c1 : c2 = b : a (c2 – c1) : (a – b) = c1 : b .............. (sifat)
c : (a – b) = c1 : b
𝑏𝑐
c1 = 𝑎 − 𝑏 .................................. (1)
𝑎𝑏2 𝑐 − 𝑎2 𝑏𝑐
dc2.c = + c1.c2 .c
𝑎−𝑏
𝑎𝑏𝑐 ( 𝑏−𝑎)
dc2.c = + c1.c2 .c
𝑎−𝑏
𝑎𝑏𝑐 (−(𝑎 − 𝑏))
dc2.c = + c1.c2 .c
𝑎−𝑏
Latihan 4 (Diskusikan)
1. Lukislah ruas garis yang panjangnya:
a. √21 cm.
b. √37 cm
c. (8 - √21) cm
36
2. Dalam ∆ABC, diketahui AB = 12 cm, mABC = 60, dan BC = 8 cm.
Hitunglah keliling ∆ABC tersebut!
3. Dalam ∆PQR, diketahui PR = 10 cm, mPQR = 45, dan QR = 15 cm.
Hitunglah panjang sisi ketiga dari ∆PQR tersebut!
4. Dalam sebuah segitiga siku-siku, diketahui bahwa panjang kedua sisi siku-
sikunya masing-masing 6 cm dan 8 cm. Hitunglah panjang garis tinggi ke sisi
miringnya!
5. Dalam ∆PQR, diketahui PQ = 14 cm, QR = 13 cm, dan RP = 15 cm.
Hitunglah panjang dari:
a. Proyeksi ̅̅̅̅ ̅̅̅̅;
𝑃𝑅 pada 𝑄𝑅
b. Garis-tinggi dari titik sudut Q.
6. Dari sebuah ∆ABC, diketahui AB = 6 cm, BC = 8 cm, dan AC = 7cm, titik P
1
⃗⃗⃗⃗⃗ sedemikian, sehingga P-C-B dan CP =
terletak pada 𝐵𝐶 BC. Hitunglah
2
̅̅̅̅!
panjang 𝐴𝑃
7. Dalam ∆ABC, diketahui AB = 8 cm, BC = 6 cm, dan AC = 7 cm. Hitunglah
panjang ketiga garis-beratnya!
8. Diketahui ∆PQR dengan PQ = 10 cm, QR = 6 cm, dan RP = 8 cm. Pada
̅̅̅̅ dan garis-bagi 𝑅𝑇
segitiga tersebut dipilih garis-berat 𝑃𝑅 ̅̅̅̅. Hitunglah panjang
̅𝑆𝑇
̅̅̅ !
9. Dalam setiap jajargenjang berlaku: jumlah kuadrat panjang kedua
diagonalnya samadengan jumlah kuadrat panjang semua sisinya. Buktikan
pernyataan tersebut!
10. Diketahui trapezium ABCD, dengan ̅̅̅̅
𝐴𝐵 ∥ ̅̅̅̅
𝐶𝐷, AB = 20 cm, BC = 13 cm, CD
= 6 cm, dan AD = 15 cm.
a. Lukislah dengan cermat trapezium ABCD tersebut!
̅̅̅̅ !
b. Hitunglah panjang diagonal 𝐴𝐶
c. Hitunglah luas daerah trapezium ABCD tersebut!
11.
A Di halaman depan sebuah sekolah
tumbuh pohon cemara A dan di
halaman belakang sekolah tersebut
tumbuh pohon mangga B
37 (dilukiskan pada gambar di sebelah
38
BAB V
JAJARGENJANG
1. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segiempat yang sepasang-sepasang sisi
berhadapannya sejajar.
Daerah jajargenjang dapat diperoleh antara lain jika sebuah daerah segitiga
diputar sejauh setengah putaran mengelilingi titik tengah salah satu sisinya,
gabungan daerah segitiga itu dengan bayangannya berupa sebuah daerah
jajargenjang.
39
f. Kedua diagonalnya saling berpotongan di tengah-tengah atau saling
membagi dua sama panjang.
AT = TC dan BT = TD
Daerah Jajargenjang juga dapat diperoleh atau dapat dibentuk dari sebuah
daerah persegi panjang sebagai berikut:
D E C E F
F
lebar tinggi
A B A G B
panjang alas
2. Belahketupat
Belahketupat adalah jajar genjang yang keempat sisinya sama panjang.
40
1) Sisi-sisi yang berhadapan sepasang-sepasang sejajar.
2) Setiap diagonal merupakan sumbu simetri.
3) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan terbagi dua sama besar oleh
diagonalnya.
Sifat-sifat belahketupat di atas digunakan sebagai landasan untuk
macam-macam lukisan dasar, dengan menggunakan penggaris dan jangka,
yaitu antara lain: melukis garis tegaklurus garis lain, melukis garis bagi sudut,
melukis sumbu ruas garis, melukis garis berat segitiga serta melukis sudut-
sudut 90, 60, 45, 30 dan beberapa sudut khusus lainnya.
3. Persegi panjang
Persegi panjang adalah jajar genjang yang ukuran keempat sudutnya sama.
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa persegi panjang memiliki
empat sudut siku-siku. Sifat-sifat lain dari persegi panjang adalah:
1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.
2) Diagonal-diagonalnya sama panjang dan slaing berpotongan di tengah-
tengah.
4. Persegi
Persegi adalah belah ketupat yang ukuran keempat sudutnya sama.
Sifat-sifat persegi adalah gabungan dari sifat-sifat belah ketupat dan persegi
panjang. Sifat-sifat pesegi antara lain:
1) Sudut-sudut dan sisi-sisi yang berhadapan sepasang-sepasang sama.
2) Diagonal-diagonalnya sama panjang.
3) Diagonal-diagonalnya saling memotong di tengah-tengah dan saling tegak
lurus.
4) Diagonal-diagonalnya membagi dua sudut sama besar.
Latihan 5 (Diskusikan)
1. Sebutkan benda-benda nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk
jajargenjang! Apakah persegipanjang merupakan jajargenjang?
41
2. Sebutkan semua sifat simetri yang dimiliki oleh: Jajargenjang dan
belahketupat.
3. Dari sebuah jajargenjang PQRS diketahui bahwa QR = 10 cm, RS = 8 cm dan
mPQR = 150. Hitunglah luas jajargenjang PQRS!
4. Jika luas sebuah jajargenjang ABCD 72 cm2, panjang AB = 12 cm dan sudut
DAB = 30. Hitunglah keliling dari jajargenjang itu!
5. Dari sebuah belahketupat diketahui bahwa kelilingnya 24 cm sedang salah
satu sudutnya 120. Hitung luas belahketupat tersebut!
6. Diketahui panjang kedua diagonal sebuah belahketupat masing-masing 20 cm
dan 52 cm. Hitunglah keliling dan luas belahketupat itu!
7. Sebuah jajargenjar dan sebuah belahketupat kedua diagonalnya sepasang-
sepasang sama. Jelaskan mana yang lebih luas?
42
BAB VI
LINGKARAN
43
BAGIAN II
GEOMETRI RUANG
44
BAB VII
PENDAHULUAN
Obyek dari geometri, jadi juga dari geometri ruang, merupakan benda-
benda pikiran yang sifatnya abstrak, misalnya titik, garis, bidang, balok, kubus,
limas, bola dan sebagainya. Benda pikiran dapat diperoleh dari benda nyata
dengan melaksanakan abstraksi dan idealisasi.
Untuk memudahkan pembicaraan tentang bangun-bangun geometri dalam
pembelajaran matematika seringkali digunakan gambar atau model dari bangun
itu. Model-model bangun geometri itu dapat kita gunakan sebagai alat peraga
dalam kegiatan belajar mengajar geometri.
Dalam pengajaran geometri secara tegas kita membedakan antara
pengertian, gambar, dan model dari suatu bangun geometri. Dengan demikian
secara tegas kita membedakan antara balok, gambar balok dan model balok.
Demikian pula kita membedakan antara bola, gambar bola, dan model bola, dan
seterusnya.
Dalam geometri, setiap bangun dipandang sebagai himpunan titik-titik
tertentu (special set of points). Misalnya sebuah garis, sebuah lingkaran dan
sebagainya. Ruang diartikan sebagai himpunan semua titik. Dapatkan Anda
jelaskan perbedaan dan hubungan antara “ruang” dan “ruangan”?
Dalam mendefinisikan bangun-bangun ruang dapat digunakan cara dengan
menjelaskan batas-batas dari bangun ruang itu. Misalnya: sebuah kubus
didefinisikan sebagai bangun yang dibatasi oleh enam daerah persegi yang
kongruen. Cobalah Anda menyebutkan definisi bangun-bangun ruang yang lain.
Pernahkan Anda secara khusus memperhatikan benda-benda atau bangun-bangun
yang terdapat di sekitar Anda, baik selama Anda berada di ruang kelas, di rumah
atau di alam terbuka? Cobalah Anda menyebutkan bentuk dari setiap bangun yang
Anda jumpai. Apakah Anda akan menjumpai kesulitan dalam menyebutkan
bentuk untuk setiap bangun yang Anda jumpai itu?
Dalam geometri yang kita pelajari hanya bangun-bangun baku saja,
misalnya segitiga, trapesium, balok, tabung, kerucut, bola dan sebagainya. Dalam
45
matematika bangun-bangun geometri merupakan benda-benda pikiran yang
memiliki bentuk dan ukuran yang serba sempurna. Sebaliknya dalam kehidupan
sehari-hari atau di alam terbuka yang kita jumpai adalah benda-benda nyata, yang
bentuknya tidak sempurna. Benda-benda atau bangun-bangun yang kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan hanya dapat dijelaskan atau ditunjukkan
kemiripannya saja terhadap bangun geometri tertentu.
Dengan demikian Anda tidak perlu dapat menyebutkan bentuk dari setiap
bangun yang Anda jumpai dan kenyataannya memang benda-benda di sekitar
Anda memiliki bentuk yang sangat beranekaragam, yang pada umumnya tidak
memiliki bentuk baku yang Anda kenal dalam geometri.
Geometri merupakan bagian dari matematika yang sangat banyak
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Bangun persegi panjang merupakan
bangun yang paling banyak terlibat dalam kehidupan manusia. Dewasa ini bentuk-
bentuk segitiga samasisi, segilima beraturan dan segienam bertauran banyak
digunakan dalam bidang arsitektur dan industri. Bentuk lingkaran adalah juga
bentuk yang sudah melekat erat dengan perkembangan umat manusia. Dapatkah
Anda jelaskan kemanfaatan dari bentuk lingkaran?. Analoginya dalam ruang,
Anda dapat menyaksikan penggunaan bentuk balok yang sangat mendominasi
kehidupan umat manusia, demikian juga Anda dapat membayangkan akibatnya
apabila manusia tidak menggunakan bangun-bangun tabung, kerucut dan bola
yang ternyata telah memiliki peranan khusus dalam pelbagai macam kepentingan
manusia yang makin maju, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Di bidang kesenian, sejak dahulu kala manusia sudah memanfaatkan
pelbagai macam bentuk yang disusun, dirangkum dalam ragam tertentu sehingga
dapat menciptakan pandangan atau suasana yang anggun dan nyaman. Dewasa
ini, melalui kreatifitas para pengabdi seni yang jeli memanfaatkan keindahan yang
dapat muncul dari balik bangun-bangun geometri tertentu, telah mendorong
berkembangnya pelbagai macam industri, mislanya industri rancang bangun,
industri keramik, macam-macam industri kerajinan dan sebagainya. Dalam
46
hubungan ini pemanfaatan bangun-bangun ruang tertentu semacam bidang banyak
beraturan dapat dipelajari dan dikembangkan.
Dengan demikian adalah menjadi salah satu kewajiban dari para guru
matematika di sekolah untuk membantu para siswanya agar sejauh mungkin dapat
memanfaatkan bangun-bangun geometri sebagai salah satu sumber acuan dalam
mengembangkan teknologi pada bidangnya masing-masing.
Latihan 7 (diskusikan)
1. Sebutkan sebanyak-banyaknya nama bangun ruang yang Anda kenal atau
ketahui.
2. Pernahkan Anda melihat titik, garis lurus, bidang datar, kubus, tabung
ataubola? Jelaskan jawaban Anda.
3. Ambillah sebuah botol sirup atau sebuah jambangan bunga. Cobalah Anda
menjelaskan bentuk yang dimiliki benda-benda tersebut. Apakah yang dapat
Anda katakan tentang bentuk dari sebuah telur, sarang lebah madu dan
sepasang telinga kita?
4. Anda diharapkan pernah melihat atau mungkin juga memiliki meja berkaki
empat dan meja berkaki tiga. Dapatkah Anda menjelaskan mana meja yang
lebih stabil (berdiri mantap tidak goyang); mengapa meja kebanyakan dibuat
berkaki empat?
5. Jelaskan perbedaan antara:
a. Kotak dan balok
b. Kaleng susu dan tabung
c. Bola dan bola volly
d. Bidang lengkung tabung atau bidang lengkung kerucut dan bidang
lengkung bola.
47
BAB VIII
GAMBAR BANGUN RUANG
Gambar dari sebuah benda dapat dipandang sebagai hasil proyeksi atau
bayangan dari model kerangka benda itu pada sebuah layar yang pada umumnya
layar itu dipikirkan sebagai sebuah bidang datar. Dari berbagai macam cara, kita
mengenal paling tidak dua cara menggambar benda, antara lain:
1. Cara Perspektif
Pada penggambaran dengan cara ini digunakan sebagai pedoman adalah
garis horizon atau cakrawala atau titik mata. Pada gambar perspektif garis-
garis yang sebenarnya sejajar (kecuali yang sejajar dengan garis horizon)
tidak sejajar lagi, tetapi arahnya ke suatu titik tertentu yang terletak pada garis
horizon. Dengan demikian ruas-ruas garis yang sebenarnya sama panjang pada
umumnya pada gambar tidak sama panjang lagi.
T2 T1
E G
D
F
A C
2. Cara Stereometris
Cara ini pada hakekatnya sama dengan cara perspektif, hanya saja garis
horizon dianggap letaknya jauh tak berhingga, dan selanjutnya cara ini disebut
48
cara Stereometris. Pada cara ini sinar-sinar yang mengenai benda kita
anggap sejajar dan arahnya miring terhadap permukaan bidang layar
atau bidang gambar, karena itu cara ini kita sebut juga proyeksi (paralel)
miring, dan gambar yang diperoleh disebut gambar ruang dari benda itu.
Dalam geometri, baik geometri bidang maupun geometri ruang, cara
stereometris inilah yang pada umumnya kita pergunakan. Dalam memuat
gambar stereometris, kita mengenal beberapa istilah atau pengertian:
H G
E F
D C
A B
a. Bidang gambar
Bidang gambar adalah bidang tempat gambar, yaitu permukaan papan tulis
atau permukaan kertas.
b. Bidang Frontal
Bidang frontal ialah bidang tempat gambar atau setiap bidang yang sejajar
dengan bidang gambar.
Keistimewaan dari bidang frontal ini yaitu bahwa setiap bangun yang
terletak pada bidang itu bentuk dan ukurannya dalam gambar sama
dengan bentuk dan ukuran yang sebenarnya. Misalnya pada gambar
kubus ABCDEFGH dengan bidang ABFE frontal, maka ABFE benar-
benar berupa persegi, dan sudut ABF misalnya, benar-benar siku-siku.
c. Garis frontal
Garis frontal yaitu garis atau ruas garis yang terletak pada bidang frontal.
Diantaranya garis-garis frontal yang penting adalah garis vertikal. Setiap
garis vertikal tentu merupakan garis frontal. Tidak setiap garis horizontal
merupakan garis frontal (mengapa? Berilah contoh)
49
d. Garis Ortogonal
Garis ortogonal yaitui setiap garis yang letaknya tegak lurus pada bidang
frontal. Pada gambar .... misalnya AD, BC, FG.
e. Sudut Surut atau sudut simpang atau sudut menyisi
Sudut surut yaitu sudut dalam gambar antara sinar garis frontal horizontal
arah ke kanan dan sinar garis ortogonal arah belakang. Misalnya pada
gambar BAD, FEH; sudut-sudut itu ukuran sebenarnya 90.
f. Perbandingan proyeksi atau perbandingan Ortogonal
Yaitu perbandingan antara panjang ruas garis ortogonal dalam gambar
dengan panjang sebenarnya dari ruas garis itu. Sebagai misal pada gambar
di atas:
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐷 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 ……….
Perbandingan proyeksi = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐷 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = ……….
50
2. Pada titik A lukislah sudut
30
A B simpangnya 30
A B
H G
A B
51
Latihan 8
𝐸𝐹𝐺𝐻
1. Buatlah gambar proyeksi miring dari kubus dengan bidang alas ABCD
𝐴𝐵𝐶𝐷
horizontal dan bidang sisi ABFE frontal. Panjang rusuknya 7 cm, dengan
3
perbandingan proyeksi 7 ; dan diketahui pula bahwa:
dengan bidang alas ABCD horizontal, bidang sisi ABFE frontal, sudut
1 3
simpang 372 dan perbandingan proyeksi 5.
4. Buatlah gambar sebuah tabung dengan bidang alas horizontal, diameter alas 5
1
cm, tinggi 7 cm, sudut simpang 90, perbandingan proyeksi 3.
5. Buatlah gambar sebuah kerucut dengan jari-jari bidang alas 4 cm, tinggi 8 cm,
sudut simpang 90.
6. Buatlah gambar sebuah bola dengan diameter 6 cm, sudut simpang 90,
1
perbandingan proyeksi 3.
52
BAB IX
RELASI ANTARA UNSUR-UNSUR RUANG
53
A. Relasi antara titik, garis, dan bidang dalam ruang
1. Relasi titik dan titik
1.1 Dua titik berlainan
1.2 Dua titik berimpit
A B C
2.2 Tak-segaris (tidak ada garis yang melalui ketiganya)
R
P Q
Aksioma: melalui tiga titik tak-segaris dapat dibuat tepat satu bidang.
g S
4.2 Titik T pada bidang
T
g
54
5. Relasi garis dan garis
5.1 Garis g dan garis h sebidang
5.1.1 Garis g dan garis h sejajar. Terjadi jika keduanya terletak pada
satu bidang dan tidak mempunyai titik persekutuan.
5.1.2 Garis g dan garis h berpotongan. Jika keduanya terletak satu
bidang dan memiliki tepat satu titik persekutuan.
5.1.3 Garis g dan garis h berimpit
5.2 Garis g dan garis h tak sebidang
5.2.1 Garis g dan garis h bersilangan
55
8.1.3 Bidang sejajar garis s
8.2 Bidang sejajar bidang .
8.2.1 Bidang memotong bidang
8.2.2 Bidang sejajar bidang
Latihan 9
1. Jelaskan tujuan dan kemanfaatan dari diwajibkannya para mahasiswa
menggunakan pensil dalam membuat gambar-gambar bangun geometri!
2. Untuk menggambar sebuah bidang, biasanya digunakan gambar jajargenjang.
Jelaskan maknanya!
3. Bagaimanakah kriteria gambar yang baik dalam pembelajaran geometri!
4. Berikan alternatif gambar yang baik untuk menyatakan:
a. Sebuah titik P yang terletak pada sebuah bidang .
b. Dua buah garis p dan q yang bersilangan.
c. Dua buah garis l dan m yang keduanya terletak dalam bidang .
5. Sebutkan ciri khusus dari:
a. Titik
b. Garis
c. Bidang
d. Ruang
6. Sebutkan kesamaan dan perbedaan antara “dua garis sejajar” dan “dua garis
bersilangan”!
7. Jelaskan perbedaan antara:
a. Titik dan titik sudut
b. Garis dan garis bilangan
c. Bidang dan bidang Cartesius
d. Sinar garis ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 dan ruasgaris berarah 𝑃𝑄
e. Ruang dan ruangan
8. Untuk menanamkan pemahaman siswa tentang relasi antara unsur-unsur ruang
yaitu titik, garis, dan bidang, maka seringkali titik, garis, dan bidang diwakili
56
oleh titik sudut, rusuk, sisi, diagonal atau bidang diagonal dalam sebuah
kubus.
a. Mengapa dipilih bangun kubus?
b. Buatlah gambar sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm.
Bidang alas ABCD horizontal dan bidang sisi tegak ABFE fontal!
c. Sebutkan tiga pasang garis yang dua-dua saling bersilangan!
d. Apakah yang dimaksud dengan dua titik sudut yang berhadapan? Berikan
contohnya!
e. Apakah yang dimaksud dengan dua rusuk yang berhadapan? Berikan
contohnya!
f. Apakah yang dimaksud dengan dua sisi berhadapan? Berikan contohnya!
g. Apakah yang dimaksud dengan diagonal bidang? Berikan contohnya!
h. Apakah yang dimaksud diagonal ruang? Berikan contohnya!
i. Apakah yang dimaksud bidang diagonal? Berikan contohnya!
j. Tentukan banyak bidang diagonal kubus, apabila digambar semua!
k. Pada gambar kubus yang Anda buat, sebutkan:
i. Garis-garis yang letaknya frontal, tetapi tidak horizontal.
ii. Garis-garis yang letaknya horizontal, tetapi tidak frontal;
iii. Garis-garis vertikal yang tidak frontal.
57
BAB X
GARIS TEGAK LURUS BIDANG
Jadi jika garis g tegak lurus pada bidang-K dan gar`is-garis a, b, c, dan d masing-
masing terletak pada bidang-K, maka g a, g b, g c, g d.
Sedangkan jika garis g tegak lurus pada garis p dan q yang berpotongan, sedang p
dan q terletak pada bidang-K, maka garis g akan tegak lurus pada bidang-K.
Dengan demikian untuk membuktikan atau menunjukkan apakah sebuah garis
tegak lurus pada sebuah bidang, cukup ditunjukkan bahwa garis tersebut tegak
lurus pada dua garis berpotongan yang terletak pada bidang tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, di sekitar kita, khususnya jika kita berada dalam
sebuah ruangan, akan kita lihat adanya garis-garis yang tegak lurus bidang. Coba
Anda tunjukkan!
58
A
A
H
A A A
B B
B
A B A A=B
K K B K
59
Teorema: Jika sebuah garis sejajar dengan sebuah bidang, maka proyeksi
garis itu pada bidang tersebut berupa sebuah garis yang sejajar
dengan garis tadi.
Teorema: Jika sebuah garis tegaklurus pada sebuah bidang, maka proyeksi
garis itu pada bidang tersebut berupa sebuah titik.
Latihan 10
1. Diketahui : kubus ABCDEFGH
Buktikan : a. AC tegak lurus bidang DBFH
b. AC tegak lurus HB
2. Diketahui : kubus ABCD EFGH
Buktikan : a. AC tegak lurus bidang BD
b. AG tegak lurus BE
c. AG tegak lurus bidang BDE
d. Segitiga BDE sama sisi
3. Dalam limas segitiga D.ABC tiga buah rusuk yang bertemu di titik A saling
tegak lurus. Buktikan bahwa:
a. DA tegak lurus BC
b. AC tegak lurus BD
4. Diketahui kubus ABCD EFGH. Tentukan proyeksi:
a. Titik G pada bidang ADHE
b. Titik H pada bidang ABFE
c. ̅̅̅̅
𝐶𝐷 pada bidang ABCD
̅̅̅̅ pada bidang BCGF
d. 𝐸𝐶
60
e. ̅̅̅̅
𝐴𝐶 pada bidang EFGH
5. Dalam kubus ABCD EFGH.
̅̅̅̅ pada bidang ACGE
a. Lukislah proyeksi 𝐸𝐹
b. Lukislah proyeksi ̅̅̅̅
𝐴𝐹 pada bidang AEGC
6. Bagaimanakah kedudukan dari dua buah garis p dan q, agar proyeksinya pada
sebuah bidang K berupa garis lurus?
7. Bagaimana kedudukan dari dua buah garis a dan b, agar proyeksinya pada
sebuah bidang K berupa dua buah titik?
8. Lukislah proyeksi dari sebuah segitiga ABC terhadap sebuah bidang K, jika
A, B, dan C terletak di atas bidang K. Kemudian lukislah proyeksi dari titik
berat segitiga ABC pada bidang K. Jika Z adalah titik berat segitiga ABC,
sedang A, B, C, dan Z berturut-turut adalah proyeksi A, B, C, dan Z pada
bidang K, tunjukkan bahwa:
ZZ = 13 (AA + BB + CC).
61
BAB XI
JARAK
Definisi: Jarak antara dua buah bangun adalah panjang ruas garis penghubung
terpendek yang menghubungkan dua titik pada bangun-bangun
tersebut.
A B
G1 G2
62
Berikut gambar yang menunjukkan cara menentukan jarak bangun-bangun
diatas. Perhatikan cara menggambarnya.
R P P
Q R
Q P K P1
P2 P3 P1 P4 g
Dua cara atau langkah untuk menentukan jarak antara dua garis a dan b yang
bersilangan.
Cara 1:
1. Membuat garis b1 sejajar b yang memotong garis a.
2. Membuat bidang H yang melalui a dan b1. Bidang H letaknya sejajar
dengan garis b (mengapa?).
3. Memproyeksikan garis b pada bidang H, menghasilkan garis b2 yang
letaknya sejajar dengan b1 dan memotong garis a di titik A.
63
4. Melalui titik A dibuat garis g tegak lurus pada bidang H yang akan
memotong garis b di titik B.
5. Ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 merupakan ruas garis yang memotong tegak lurus a dan b;
̅̅̅̅ adalah jarak antara garis a dan b yang bersilangan.
jadi panjang 𝐴𝐵
Bukti:
g bidang H .................... g a .................. (i)
a dan b2 pada bidang H .... g b2 jadi g a dan g b
g b2 g b .................................................... (ii)
b2 // b
Cara I dapat dijelaskan dengan lukisan berikut:
g b
b2
A a b1
Cara II
1. Membuat sebuah bidang yang memotong tegaklurus garis b di titik P,
namakan bidang H.
2. Mempoyeksikan garis a pada bidang H yang menghasilkan garis a1.
3. Melalui titik P pada bidang H dibuat garis yang memotong tegak lurus
garis a1 di titik Q.
4. Melalui titik Q dibuat garis k tegak lurus bidang H, yang memotong garis
a di titik A.
5. Melalui titik A dibuat garis l sejajar garis ⃡⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 , yang akan memotong garis
b di titik B.
64
6. Ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 adalah ruas garis yang memotong tegak lurus garis-garis a
dan b, jadi panjang ̅̅̅̅
𝐴𝐵 adalah jarak antara dua garis bersilangan a dan b.
Bukti:
𝑃𝑄 a1
⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑃𝑄 bidang (a, a1)
⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑃𝑄 a
⃡⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 a
jadi ⃡⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 k
⃡⃗⃗⃗⃗ a pada bidang (a, a1) ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 // ⃡⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄
b ⃡⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 𝐴𝐵 b
⃡⃗⃗⃗⃗
⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 // ⃡⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄
̅̅̅̅ memotong tegak lurus garis a dan garis b. Cara II dapat dijelaskan
Jadi 𝐴𝐵
dengan lukisan pada gambar berikut.
Latihan 11
𝐸𝐹𝐺𝐻
Buatlah gambar kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷
65
8. Lukis dan hitunglah jarak antara AE dan BD!
9. Lukis dan hitunglah jarak antara GH dan FC!
10. Dua buah garis l dan m bersilangan tegak lurus. Jarak antara kedua garis
itu adalah AB. A pada l dan B pada m. Pada l dan m berturut-turut
terletak titik-titik C dan D, sehingga AC = 6 cm dan BD = 8 cm. Jika
AB = 10 cm, hitunglah panjang ̅̅̅̅
𝐶𝐷.
66
BAB XII
SUDUT DALAM RUANG
Pada kejadian khusus, jika sudut antara dua buah garis yang bersilangan, yakni
garis a dan b, berupa sudut siku-siku, maka dikatakan bahwa garis a dan b
bersilangan tegaklurus, atau a menyilang tegaklurus garis b.
Pada gambar, a1 adalah proyeksi a pada bidang K, maka sudut antara garis a
dan bidang K ditunjukkan oleh sudut lancip yang dibentuk oleh a dan a1. Jadi
(a, K) = (a, a1).
67
3. Sudut antara Dua Buah Bidang
Jika dua buah bidang K dan L saling berpotongan sepanjang garis
potong (K, L), maka sudut antara bidang K dan L ditetapkan sebagai berikut:
Buatlah sebuah bidang yang tegaklurus pada garis potong (K, L)
Latihan
Dalam kubus ABCD EFGH
1. Sudut antara FD dan bidang BCGF ditunjukkan oleh sudut DFC,
selanjutnya tunjukkan sudut antara:
a. BD dan bidang AEHD
b. FD dan Bidang ABCD
c. DH dan Bidang ACGE
2. Berapakah besarnya sudut antara:
a. CG dan bidang ABCD
b. GD dan bidang ABCD
c. DH dan bidang ACGE
3. Lukis besar sebenarnya sudut antara diagonal ruang dan sisi kubus,
misalnya antara DG dan bidang sisi BHDG.
4. Tunjukkan dalam limas segi empat beraturan T.ABCD sudut antara:
a. TA dan bidang alas
b. TA dan bidang TBD
5. Sebuah kerucut bidang alas dan apotemanya sama panjang. Berapakah
besar sudut yang dibentuk oleh apotema dan bidang alasnya?
6. Dalam kubus ABCD EFGH, tentukanlah besarnya sudut antara:
a. AB dan CG d. FC dan EA
b. AB dan DE e. FG dan AD
68
c. DC dan BE
7. Dalam kubus ABCD EFGH, titik P adalah titik pertengahan AB, dan AB =
8 cm, tentukan:
a. Panjang HP
b. Cos (AD, HP)
c. Tg Cos (EF, GP)
8. Tiga rusuk yang bertemu di titik A di limas T.ABC saling tegak lurus. Jika
AB=AC=42 cm dan TA = 43 cm. Hitunglah:
a. Besar sudut antara BCT dan ABC
b. Tangen sudut antara BCT dan ABT.
9. Dalam kubus ABCD EFGH, dilukis bidang ACGE dan BDG.
a. Lukislah garis potong kedua bidang itu.
b. Manakah sudut antara BDG dan ACGE
c. Manakah sudut antara BDG dan ABCD
d. Manakah sudut antara BDG dan BDE.
69
BAB XIII
PRISMA DAN LIMAS
A. Prisma
1. Definisi: prisma adalah bidang banyak yang dibatasi oleh dua bidang sejajar
dan beberapa buah bidang lain yang dua-dua saling berpotongan menurut
garis-garis yang sejajar. Bidang-bidang sejajar itu kemudian membentuk dua
buah daerah segi banyak yang kongruen yang dinamakan masing-masing
bidang alas dan bidang atas. Garis-garis sejajar itu disebut rusuk tegak;dan
pada umumnya rusuk tegak tidak tegak lurus pada bidang alas. Bidang batas
yang selain bidang alas dan bidang atas disebut bidang sisi tegak; yang pada
umumnya berupa daerah jajargenjang. Jarak antara bidang alas dan bidang
atas disebut tinggi prisma.
Q S
Gambar
Irisan prisma dengan sbeuah bidang yang memotong semua rusuk tegak dan
letaknya tegak lurus pada rusuk tegak, disebut irisan tegak lurus atau irisan
siku-siku (pada gambar PQRS). Prisma yang bidang alasnya sebuah segi-n
disebut prisma bersisi-n atau prisma segi-n.
70
a. sisi-sisi tegaknya berupa daerah persegi panjang
b. bidang alas dan bidang atasnya juga merupakan irisan siku-sikunya
c. tinggi prisma dapat diwakili oleh panjang salah satu rusuk tegaknya.
Prisma yang tidak tegak disebut prisma miring.
Gambar
2) Prisma beraturan atau prisma teratur adalah prisma tegak yang bidang
alasnya berupa segi banyak beraturan.
Pada prisma beraturan ruas garis yang menghubungkan titik-titik pusat
bidang alas dan bidang atas disebut sumbu dari prisma beraturan itu. Pada
gambar di bawah ini adalah prisma segitiga beraturan ABCDEF. Z1 dan Z2
adalah titik-titik pusat bidang alas dan atas, maka Z1Z2 disebut sumbu
ABCDEF.
D F
Z2
A C
Z1
B
Gambar
71
3) Paralelepipedum
72
BAB XIV
IRISAN BIDANG DAN BANGUN RUANG
73
Dalil 2: Melalui sebuah garis dan sebuah titik diluarnya ada tepat sebuah bidang.
Dalil 3: Melalui dua garis yang berpotongan ada tepat sebuah bidang.
Dalil 4: Melalui dua garis sejajar ada tepat sebuah bidang.
Dalil 5: Empat buah titik belum tentu terletak pada sebuah bidang.
Dalil 6a: Jika tiga bidang dua-dua berpotongan sehingga menghasilkan tiga
garis berpotongan, dan jika dua diantara tiga garis itu berpotongan di
titik T, maka garis perpotongan yang ketiga juga melalui titik T. (Gambar
1)
Dalil 6b: Jika tiga bidang dua-dua berpotongan sehingga menghasilkan tiga
garis perpotongan, dan jika dua diantara tiga garis itu sejajar, maka garis
perpotongan yang ketiga juga akan sejajar dengan kedua garis
perpotongan yang pertama. (Gambar 2)
Akibat dalil 6b:
Jika melalui dua garis sejajar masing-masing dibuat dua buah bidang
yang saling berpotongan, maka garis perpotongannya pasti sejajar
dengan kedua garis yang pertama.
74
Berikut ditunjukkan pedoman tentang bagaimana langkah menentukan
titik potong garis dan bidang, serta langkah menentukan garis potong dua buah
bidang.
Menentukan titik potong garis dan bidang
75
DAFTAR PUSTAKA
De Baan dan J.C. Boss, 1956. Ilmu Ukur. Jakarta: J.B. Wolters.
Djoko Iswadji. 1999. Geometri II. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Soekemi, dkk. 1966. Ilmu Ukur dengan Persiapan. Yogyakarta: Penerbit Spring.
76