Anda di halaman 1dari 76

DIKTAT

GEOMETRI

Disusun Oleh:
Drs. Djoko Iswadji
Mohammad Mukhlisin, S.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEPENDIDIKAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2010

1
PENGANTAR

Diktat matakuliah Geometri ini disusun khusus untuk membantu para


mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dalam usaha
menanamkan konsep-konsep dasar Geometri yang seharusnya dikuasai dengan
baik oleh para mahasiswa sebagai calon guru matematika di sekolah menengah.
Karena keterbatasan waktu dibanding dengan luasnya cakupan materi
Geometri, maka pada kesempatan ini belum semua topik dapat disajikan,
melainkan untuk sementara mengutamakan topik-topik utama dan esensial; yang
dipandang paling penting untuk dikuasai para mahasiswa.
Diktat ini pastilah tidak ada artinya apa-apa jika tidak didukung oleh
ketekunan dan kesungguhan belajar para mahasiswa yang menggunakannya.
Akhirnya dalam menyusun diktat ini, pastilah terdapat banyak kekurangan
dan kelemahan. Untuk itu dari para pembaca atau pihak lain yang berkepentingan
kamai sangat mengharapkan teguran dan saran untuk perbaikannya. Atas
kesediaan untuk memberikan saran-saran perbaikan tersebut kami menyampaikan
terima kasih.

Penyusun

Djoko Iswadji
Mohammad Mukhlisin

2
DAFTAR ISI
Halaman sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bagian I Geometri Bidang
Bab I Pendahuluan
Bab II Bangun-Bangun Dasar
Bab III Garis-garis Sejajar
Bab IV Segitiga
Bab V Jajargenjang dan Belahketupat
BabVI Lingkaran

Bagian II Geometri Ruang


Bab VII Pendahuluan
Bab VIII Gambar Bangun Ruang
Bab IX Relasi Antar Unsur-unsur Ruang
Bab X Garis Tegaklurus Bidang
Bab XI Jarak
Bab XII Sudut Dalam Ruang
Bab XIII Prisma
Bab XIV Limas
Bab XV Irisan Bidang dan Bangun Ruang
Bab XVI Tabung
Bab XVII Kerucut
Bab XVIII Bola
Bab XIX Bidang Banyak Beraturan
Daftar Pustaka

3
Simbol-simbol Geometri

4
BAGIAN I
GEOMERI BIDANG

5
BAB I
PENDAHULUAN

Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang diangkat dari


pengalaman manusia dalam berinteraksi dengan bumi dengan segala aspeknya.
Karena itu geometri sangat banyak kaitannya dengan kehidupan nyata sehari-hari
umat manusia. Secara sadar atau tidak setiap saat atau dalam sebagian besar
hidupnya, manusia senantiasa dekat atau bahkan bergantung pada bangun-bangun
geometri tertentu.
Cobalah Anda jelaskan bagaimana ketergantungan atau hubungan antara
manusia dengan bentuk balok dan bentuk lingkaran, tabung dan bola.
Alam semesta diciptakan oleh Allah SWT dengan tak berhingga
banyaknya keluarbiasaan, dan baru sebagian kecil saja yang dapat terungkap oleh
akal pikiran manusia. Dengan geometri dan cabang matematika yang lain dapat
dijelaskan makna dari sifat-sifat alam yang kemudian ditiru dan dimanfaatkan
oleh manusia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Apakah makna dari sifat simetri cermin yang terdapat pada dedaunan,
binatang atau juga pada tubuh manusia? Apakah pula makna bentuk segienam
beraturan pada sarang lebah?
Karena sifatnya yang akrab dengan kehidupan manusia, demikian juga
dengan kehidupan anak-anak usia sekolah, maka seharusnya geometri merupakan
cabang atau bagian dari mata pelajaran matematika yang dapat mudah dipahami
oleh kebanyakan siswa. Tetapi pada kenyataannya kebanyakan siswa merasakan
sulit dalam mempelajari geometri. Maka adalah tugas para guru matematika untuk
senantiasa meningkatkan prestasi belajar para siswanya dalam belajar matematika,
yang antara lain dapat dilaksanakan dengan meningkatkan dan menumbuhkan
ketertarikan siswa terhadap geometri.
Obyek geometri adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak, karena
itu bagi kebanyakan siswa di sekolah dasar dan menengah masih dirasakan sulit
untuk memahaminya. Untuk dapat membantu para siswa yang masih sulit untuk

6
berpikir abstrak maka perlu digunakan alat peraga dalam bentuk model-model
atau gambar.
Benda pikiran dapat diperoleh dari benda-benda nyata dengan melakukan
abstraksi dan idealisasi. Untuk menanamkan konsep persegi panjang yang sifatnya
abstrak digunakan gambar persegi panjang dan model-model persegi panjang,
yang terdiri dari model kerangka dan model daerah persegi panjang. Dalam
pengajaran geometri secara tegas kita bedakan antara pengertian, gambar dan
model. Dengan demikian secara tegas harus kita bedakan antara persegi panjang
(yang sifatnya abstrak), gambar persegi panjang (yang sifatnya konkret), dan
model persegi panjang (yang sifatnya juga kongkret). Para guru harus pula
menyadari bahwa geometri adalah suatu ilmu yang tidak dapat disampaikan
dengan baik hanya dengan kata-kata saja. Disamping kata-kata secara mutlak
harus digunakan pula gambar-gambar dan model-model. Kecuali itu gambar dan
model-model itu tidak cukup hanya dilihat saja. Pada gambar atau model itu harus
dilakukan pelbagai kegiatan, yaitu kegiatan pikiran yang disertai dengan kegiatan
fisik, seperti pembuatan, pengamatan, penyusunan, penyelidikan dan sebagainya.
Hasil belajar geometri juga tidak akan maksimal jika seluruh bahan
disajikan dalam bentuk uraian saja. Sebagian harus disajikan dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, soal-soal yang harus diselesaikan, atau tugas-
tugas yang harus dikerjakan. Geometri juga berpeluang menumbuhkan kreatifitas
dan keterampilan serta sikap hati-hati dan cermat. Semua itu hanya dapat
diperoleh dengan menggeluti tugas-tugas secara intensif.
Soal-soal latihan dalam buku ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan pemahaman para mahasiswa. Setiap soal, betapapun sukarnya
hendaklah dicoba untuk menjawab atau mengerjakannya secara tuntas. Jika perlu
gunakan gambar, buatlah gambar yang cukup besar dan baik agar dapat
membantu dalam memecahkan masalahnya. Jika tidak dapat dipecahkan sendiri,
kerjakan dengan teman sekelompok belajarnya. Jika belum juga ditemukan
pemecahannya tanyakan dalam kegiatan perkuliahan berikutnya. Hanya dengan
demikian maka uraian materi dalam buku ini akan sejauh mungkin dapat dikuasai

7
oleh para mahasiswa atau pembaca lainnya, sehingga memberikan manfaat seperti
yang diharapkan.
Dari uraian yang singkat ini diharapkan dapat dikembangkan diskusi untuk
meningkatkan pemahaman, penguasaan dan keterampilan dalam materi pelajaran
geometri di sekolah menengah.

8
BAB II
BANGUN-BANGUN DASAR

1. Titik, Garis, dan Bidang Sebagai Pengertian Pangkal.


Dalam geometri, titik, garis dan bidang merupakan pengertian pangkal.
Maksudnya, titik, garis dan bidang diterima sebagai istilah yang tidak
didefinisikan dan dipandang sebagai hal yang diterima saja oleh akal sehat
(common sense). Namun demikian, dalam rangka membantu mengerti tentang
titik kita dapat menjelaskan ciri-ciri titik, yakni titik memiliki ukuran kecil
sempurna.
Bangun-bangun geometri didefinisikan (diartikan) sebagai himpunan titik-
titik tertentu. Garis merupakan sekumpulan titik-titik tertentu. Kita mengenal
garis, sinar garis dan ruas garis.

̅̅̅̅ atau 𝐵𝐴
Ruas garis 𝐴𝐵 ̅̅̅̅
A B
⃗⃗⃗⃗⃗
Sinar garis 𝐴𝐵
A B
Sinar garis ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐴
A B
Garis ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 atau ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐴
A B

Diskusikan.
1. Adakah cara yang paling tepat untuk membaca notasi-notasi ̅̅̅̅
𝐴𝐵 , ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 , ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐴,
⃡⃗⃗⃗⃗ ?
dan 𝐴𝐵
2. Apakah Anda pernah melihat garis, sinar garis, atau ruas garis atau yang
merupakan model dari bangun-bangun itu?
3. Jika tidak diterangkan secara khusus, maka yang dimaksud dengan garis
adalah garis lurus. Apakah yang dimaksudkan dengan “lurus”?
4. Diketahui dua ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan ̅̅̅̅
𝑃𝑄 yang panjangnya masing-masing 2
cm dan 5 cm.
a) Apakah ̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan ̅̅̅̅
𝑃𝑄 sama panjang?
̅̅̅̅ kurang dari banyaknya
b) Apakah banyaknya titik yang membentuk𝐴𝐵
titik yang membentuk ̅̅̅̅
𝑃𝑄 ? Jelaskan!

9
2. Sudut
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan
sudut. Sudut dapat terjadi jika dua buah garis atau dua buah bidang saling
berpotongan.

Kaki sudut

Daerah sudut
Titik sudut
Kaki sudut

a. Pengertian Sudut
Sudut diartikan sebagai bangun yang terjadi dari gabungan dua sinar
yang berimpit pangkalnya. Kita membedakan antara sudut dan daerah
sudut.
b. Pemberian Nama Sudut
P
Q  PQR = RQP = 

c. Pengukuran Besar Sudut


Besar sudut diukur berdasarkan jarak putaran

1 putaran penuh
1
putaran penuh
2
1
putaran penuh, dan sebagainya.
4

Besar sudut diukur dengan satuan derajat, menit dan detik


1
1° (derajat) = 360 putaran penuh

1° = 60’ (dibaca: 60 menit)


1’ = 60” (dibaca: 60 detik)

Jadi 1 putaran penuh = 360°


1
2
putaran penuh = 180°, disebut sudut lurus

10
1
putaran penuh = 90°, disebut sudut siku-siku
4

d. Jenis-Jenis Sudut
Misal x adalah besar sudut. Kita dapat membedakan sudut dengan
mengelompokkannya atas:
Sudut Lancip Sudut Siku-siku Sudut Tumpul Sudut lurus

x = 90° 90° < x < 180° x = 180°

(0° < x < 90°)

e. Hubungan antar Sudut


Sudut-sudut x dan y saling berpenyiku, x + y =
y 90°. Sudut y merupakan penyiku dari sudut x
x
dan sebaliknya.

Sudut-sudut  dan  saling berpelurus,  +  =


180°. Sudut  merupakan pelurus dari sudut 
 
dan sebaliknya.

 Sudut  dan sudut  saling bertolak belakang,  =


 .

f. Sudut antara Dua Arah Mata Angin


Utara Sudut antara dua arah mata
Barat-Laut Timur Laut
angin yang berdekatan besarnya
45°
Barat Timur (east) 45°.

Barat Daya Tenggara


Selatan

g. Jurusan Tiga Angka untuk menyatakan letak (posisi) atau arah


perjalanan menuju suatu tempat tertentu. Penentuan arah berpedoman pada
arah Utara kemudian berputar searah dengan arah putaran jarum jam.

11
U

60° A pada jurusan 112° dari P.


B B pada jurusan 060° dari P.
P 112° C pada jurusan 240° dari P.
240°
C A

h. Sudut Elevasi
Sudut elevasi adalah sudut antara garis horisontal yang melalui titik mata
pengamat dengan arah penglihatan atau arah pandang yang terletak di atas
garis horisontal tadi.

Sudut depresi

sudut elevasi

i. Sudut Depresi
Sudut depresi adalah sudut antara garis horisontal yang melalui mata
pengamat dengan arah pandang yang terletak di bawah garis horisontal.
j. Gambar Skala
Salah satu penggunaan dalam kehidupan sehari-hari dari sudut elevasi atau
sudut depresi adalah dalam perhitungan jarak atau tinggi, dengan
menggunakan gambar skala.

Hitunglah tinggi pohon (t) pada


gambar berskala di samping, jika
t
diketahui skalanya 1 : 100, dan
30° tinggi mata pengamat 1,56 cm.
12 cm

12
Latihan 1
Petunjuk: Kerjakan bersama dalam kelompok belajar.
1. Dengan menggunakan sehelai kertas, bagaimana Anda memeragakan atau
membuat model dari:
a. Sebuat sudut lurus?
b. Sebuah sudut siku-siku?
c. Sebuah sudut yang besarnya 45°?
d. Sebuah sudut yang besarnya 60°?
2. a. Apakah yang dimaksud dengan arah horisontal dan arah vertikal?
b. Mengapa dalam kehidupan sehari-hari manusia akrab sekali dengan arah
horisontal dan arah vertikal?
2
3. a. Sudut manakah yang besarnya 3 kali penyikunya?

b. Sudut manakah yang besarnya 4 kali pelurusnya?


4. a. Perlengkapan sederhana apa sajakah yang perlu disiapkan untuk melakukan
pengukuran tinggi tiang bendera di halaman sekolah dengan menggunakan
pengertian sudut elevasi?
b. Dapatkah tinggi tiang bendera itu ditentukan tanpa mengukur jarak
pengamat sampai titik kaki tiang bendera?
c. Dengan menggunakan alat yang digunakan untuk mengukur sudut elevasi,
dapatkah dilakukan pengukuran sudut depresi dari suatu objek? Jelaskan!
d. Apakah yang sangat penting diperhatikan dalam perhitungan dengan
menggunakan gambar skala?
5. Tentukan jenis dan besarnya sudut yang terbentuk oleh kedua jarum jam pada
saat menunjukkan jam:
a. 03.00
b. 09.15
c. 14.45
d. 21.30

13
BAB III
GARIS-GARIS SEJAJAR

1. Pengertian
Dalam geometri bidang, dua garis sejajar diartikan sebagai dua garis yang
tidak mempunyai titik persekutuan.

a b
p

Jika garis a dan b mempunyai sebuah titik persekutuan, dikatakan garis a dan
b berpotongan.
Jika garis p dan q tidak mempunyai titik persekutuan, dikatakan garis p dan q
sejajar, yang dilambangkan dengan p //q.

2. Aksioma Kesejajaran Dua Garis


Melalui satu titik di luar sebuah garis dapat dibuat tepat sebuah garis yang
sejajar dengan garis itu.
Melalui titik P di luar garis a dapat
P . dibuat tepat sebuah garis yang sejajar
a garis a.

3. Teorema Kesejajaran Dua Garis


Jika sebuah garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar, maka
garis itu juga akan memotong garis yang kedua.
Jika diketahui a//b dan g memotong a,
maka pasti g juga memotong b.
b
g a

14
Jika dua buah garis masing-masing sejajar dengan sebuah garis lain, maka
kedua garis itu sejajar satu sama lain.

Jika p//a dan q//a, maka p//q.


p

a q

4. Sudut-sudut yang terjadi jika dua garis dipotong oleh sebuah garis
a Jika dua garis a dan b dipotong oleh
2 A
3 1
4 sebuah garis g maka terjadilah:
g
a) Sudut-sudut sehadap, yaitu:
b
3
2 1
4 A1 dan B1 ; A2 dan B2 ;
B
A3 dan B3 ; A4 dan B4 .

b) Sudut-sudut dalam berseberangan, yaitu:


A3 dan B1 ; A4 dan B2 .
c) Sudut-sudut luar berseberangan, yaitu:
A1 dan B3 ; A2 dan B4 .
d) Sudut-sudut dalam sepihak, yaitu:
A3 dan B2 ; A4 dan B1 .
e) Sudut-sudut luar sepihak, yaitu:
A1 dan B4 ; A2 dan B3 .

c) Teorema tentang sudut-sudut yang terjadi jika dua garis sejajar dipotong
oleh sebuah garis
Jika dua garis sejajar a dan b dipotong oleh sebuah garis p, maka:
i. Sudut-sudut sehadapnya sama besar.

a 2 1A antara lain: B1 = A1 dan B2 = A2


3 4 ii.Sudut-sudut dalam berseberangan sama
b 2 1 B besar
3 4
B2 = A4 dan B1 = A3
p
15
iii. Sudut-sudut luar berseberangan sama besar
B3 = A1 dan B4 = A2
iv. Tiap dua sudut dalam sepihak jumlahnya 180∘
A4 + B1 = 180∘ dan A3 + B2 = 180∘
v. Tiap dua sudut luar sepihak jumlahnya 180∘
A1 + B4 = 180∘ dan A2 + B3 = 180∘
Teorema tentang dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lain
banyak sekali kegunaannya untuk pembuktian sifat-sifat geometri
selanjutnya.

Latihan 2
Bagaimana menentukan besarnya sudut-sudut x, y , dan z berikut:
1. 2.
52 29 123 3x
x

3. 4.
z
x z
2y

42

5. Buktikan bahwa jumlah besar sudut-sudut sebuah segitiga sama dengan


180.
6. Dengan menggunakan apa yang telah dibuktikan pada soal no. 5. Buktikan
bahwa jumlah besar sudut-sudut sebuah segiempat sama dengan 360.

16
BAB IV
SEGITIGA

Dalam pelajaran geometri di sekolah menengah, pengertian segitiga


diturunkan dari pengertian persegi panjang.

II

I I

Persegi panjang Dua segitiga siku- Segitiga samakaki


siku yang
kongruen

Bagaimana terbentuknya sebuah segitiga sembarang, yaitu segitiga yang ketiga


sisinya tidak sama panjang dan bukan segitiga siku-siku?.
Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas, kita harus memiliki pemahaman
pengertian segitiga.
Pada bab ini akan dibicarakan tentang pengertian, unsur-unsur segitiga,
jenis-jenis segitiga, segitiga sama dan sebangun (kongruen), lukisan segitiga
dan teorema-teorema yang berlaku pada segitiga.
Kurikulum matematika sekolah menengah menjadikan kemampuan
melukis segitiga (bangun geometri) sebagai salah satu kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa. Lukisan bangun geometri pada dasarnya adalah upaya
memvisualisasikan obyek-obyek geometri yang sifatnya abstrak, agar lebih mudah
dikomunikasikan dan dipahami. Dengan demikian agar obyek yang
disampaikan melalui gambar atau lukisan itu dapat diterima secara benar oleh para
siswa, maka dalam pembuatan lukisan atau gambar bangun geometri itu harus
diusahakan secara hati-hati dan cermat. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
diperlukan beberapa tata cara dalam membuat lukisan atau gambar. Tata cara
dalam melukis inilah yang dipelajari dan secara ringkas ditinjau dalam bab ini.
Yang dimaksud dengan lukisan dalam bab ini adalah proses mendapatkan
gambar dari obyek tertentu dalam geometri. Bangun geometri yang dimaksud
antara lain: garis, sudut, segitiga, atau segibanyak, dengan menggunakan peralatan

17
utama berupa sebuah penggaris dan sebuah jangka, disamping pensil dan busur
derajat. Dalam perkembangannya dapat juga hanya digunakan sepasang segitiga
siku-siku, tetapi dalam banyak hal penggunaan jangka mutlak diperlukan.
Agar hasil lukisan baik, dalam arti tepat bentuk dan ukurannya, serta rapi
dan bersih, maka dalam melakukan lukisan perlu diperhatikan benar hal-hal
berikut:
1) Gunakan pensil yang runcing, sekali-kali jangan menggunakan tinta atau
bolpoint.
2) Gunakan penggaris yang baik, tidak cacat permukaan tepinya.
3) Gunakan jangka yang baik dalam arti tidak goyah engsel, jarum, maupun
pensilnya. Ujung pensil pada jangka hendaknya dijamin runcing, tidak tumpul.
4) Siapkan karet penghapus pensil.
5) Pada saat menarik garis melalui dua buah titik, usahakan agar kedua titik itu
tepat terletak pada tepi penggaris dengan kedekatan yang sama. Demikian juga
tahan penggarisnya, agar tidak goyah.
6) Pada saat melukis busur lingkaran, tetapkan dulu pusat dan panjang jari-
jarinya, kemudian tusukkan jarum jangkanya tepat pada titik pusatnya.
7) Sebelum yakin benar akan ketepatan gambarnya, buatlah garis-garisnya agak
tipis lebih dahulu. Baru setelah yakin benar, garis-garisnya dapat ditebalkan
dengan pensil atau jika perlu dengan tinta.
Jika rambu-rambu di atas diperhatikan dalam setiap lukisan, dan hal itu
dilaksanakan secara konsekuen oleh para guru dalam pembelajarannya, maka
pokok bahasan tentang “lukisan” akan dapat memiliki “nilai lebih”, karena dapat
menumbuhkembangkan sikap-sikap positif dalam bekerja, yaitu sikap hati-hati,
sistematis, bersih, rapi, dan cermat.

1. Pengertian Segitiga
Jika ada tiga buah titik yang tidak segaris, dua-dua dihubungkan oleh sebuah
ruas garis, maka terdapat tiga buah ruas garis. Gabungan tiga buah ruas garis
ini disebut segitiga.

18
Ketiga buah ruas garis itu disebut sisi. Ketiga buah titik itu disebut titik sudut.
Jumlah panjang ketiga sisi itu disebut keliling segitiga.
Garis-garis istimewa dalam segitiga yaitu: 3 buah garis tinggi, 3 buah garis
berat, 3 buah garis bagi.

2. Unsur-unsur sebuah segitiga


Bentuk dan ukuran sebuah segitiga ditentukan oleh ketiga sisinya dan
ketiga sudutnya.
C Unsur-unsur dari segitiga ABC adalah sisi-sisi AB,
BC dan CA serta sudut-sudutnya A, B, dan C.

A
B
A, B, dan C disebut titik-titik sudut dari segitiga ABC, tetapi titik-titik sudut
itu bukan unsur dari segitiga ABC, mengapa?
Sebuah segitiga tertentu bentuk dan ukurannya jika telah diketahui tiga
unsurnya yang bebas satu sama lain, dan memenuhi sifat-sifat segitiga, yaitu:
a. Jumlah panjang dua sisinya lebih panjang dari sisi ketiga.
b. Jumlah besar ketiga sudutnya sama dengan 180.

3. Jenis-jenis segitiga
Segitiga dibedakan atas:
a. Menurut sudutnya: segitiga lancip, segitiga siku-siku, dan segitiga tumpul.
Segitiga lancip yaitu segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut
lancip.
Segitiga siku-siku yaitu segitiga yang salah satu sudutnya merupakan
sudut siku-siku.
Segitiga tumpul yaitu segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut
tumpul.
b. Menurut sisinya: segitiga tidak sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga sama
sisi.

19
Segitiga tidak sama sisi yaitu segitiga yang panjang ketiga sisinya tidak
sama.
Segitiga sama kaki yaitu segitiga yang dua buah sisinya memiliki panjang
yang sama. Selanjutnya kedua sisi itu disebut kaki.
Segitiga sama sisi yaitu segitiga yang panjang ketiga sisinya sama.

4. Dua Segitiga yang Sebangun


Teorema-teorema kesebangunan dua segitiga, antara lain:
1) Dua buah segitiga sebangun, jika panjang sisi-sisi yang seletak pada kedua
segitiga itu memiliki perbandingan yang sama.
2) Dua buah segitiga sebangun jika dua pasang sudut-sudutnya sama besar.
3) Dua buah segitiga sebangun, jika panjang dua pasang sisi-sisi seletak
memiliki perbandingan yang sama dan sudut yang diapit oleh sisi-sisi ini
sama besar.

5. Dua Segitiga Sama Dan Sebangun (Kongruen)


Dua buah segitiga dikatakan sama dan sebangun (kongruen) jika tepat dapat
saling menutupi. Sisi-sisi dan sudut-sudut dua buah segitiga yang tepat saling
menutupi disebut sisi-sisi dan sudut-sudut bersesuaian.
Teorema 1
Pada dua buah segitiga yang sama dan sebangun, sisi-sisi dan sudut-sudut
yang bersesuaian sama besar.
Teorema 2
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama panjang dua buah sisi dan
besar sudut apitnya.(Si, Su, Si)
Teorema 3
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama: panjang sebuah sisi dan
besar kedua sudut yang berdekatan.(Su, Si, Su)
Teorema 4
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama: panjang sebuah sisi, besar
sudut yang berdekatan dan besar sudut yang berhadapan. (Si, Su, Su)

20
Teorema 5
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama ketiga buah sisinya. (Si, Si,
Si)

6. Lukisan segitiga
Segitiga merupakan bangun yang sangat penting dalam geometri, karena
bangun-bangun geometri lainnya dapat dibentuk dari segitiga-segitiga.
Demikian juga sifat-sifat dari bangun-bangun tertentu banyak dapat dijelaskan
melalui sifat-sifat segitiga.
Pada dasarnya lukisan apapun yang dibuat, misalnya lukisan segitiga atau
segiempat, selalu berupa rangkaian dari dua macam lukisan pangkal. Yang
dimaksud dengan lukisan pangkal yaitu:
a. Melukis sebuah garis lurus (untuk selanjutnya disebut “garis”) melalui dua
buah titik berlainan yang diketahui. Untuk melakukan lukisan pangkal ini
digunakan penggaris.
 
A B
b. Melukis busur lingkaran dengan titik pusat tertentu dan jari-jari yang
panjangnya diketahui. Untuk melukis lukisan pangkal ini digunakan
sebuah jangka.

r
P

Sebuah segitiga dapat dilukis jika telah diketahui 3 ketentuan yang bebas
satu sama lain, artinya dari ketiga ketentuan itu tidak boleh ada yang
bergantung dari yang lain. Ketentuan itu dapat berupa unsur-unsur segitiga
atau bagian yang lain dari segitiga (misalnya panjang garis beratnya).
Dasar-dasar Melukis dengan Penggaris dan Jangka
Menggunakan Sifat Belah Ketupat
Sebuah belahketupat memiliki sifat:

21
a. Setiap diagonal merupakan sumbu dari diagonal yang lain.
b. Setiap diagonal membagi daerah-dalam (interior) sudut yang memuatnya
menjadi dua daerah sudut yang sama besar.
Mengingat bahwa belahketupat adalah segiempat yang semua sisinya sama
panjang, maka berdasarkan pengertian dan sifat-sifat belahketupat di atas,
dapat dilakukan lukisan-lukisan khusus yang disebut dasar-dasar melukis
dengan penggaris dan jangka.
a. Melukis garis yang melalui sebuah titik P yang terletak di luar atau pada
sebuah garis g dan yang tegak lurus garis g.
1) P terletak di luar garis g.

A B g

2 3
4

22
2) P terletak pada garis g.

2 4 3

P g

b. Melukis garis bagi sebuah sudut.


(dilukis garis-bagi AOB)

A
P

3
O 4
2

B
1

̅̅̅̅ )
c. Melukis sumbu sebuah ruas garis. (Dilukis sumbu AB
3

A B

N
1 2

23
Kriteria keterlukisan sebuah segitiga
Sebuah segitiga dapat dilukis jika telah diketahui:

a. Panjang sebuah sisi dan besar dua sudut


yang salah satu kaki dari kedua sudut itu
memuat sisi tersebut.
(sd, ss, sd)

b. Panjang sebuah sisi, besar salah satu


sudut yang kakinya memuat sisi tersebut,
dan besar sudut di hadapan sisi tersebut.
(ss, sd, sd)

c. panjang dua sisi dan besar sudut apitnya,


yaitu besar sudut yang kaki-kakinya
masing-masing memuat sisi-sisi tersebut.
(ss, sd, ss)
d. panjang ketiga sisinya
(ss, ss, ss)

e. Panjang dua sisi dan besar sudut yang


terletak di hadapan salah satu sisi
tersebut.
(ss, ss, sd)

Kriteria-kriteria tersebut dimaksudkan bahwa kita hanya dapat melukis


segitiga apabila telah dipenuhi 3 ketentuan seperti yang terdapat pada salah
satu di antara kelima kriteria tersebut.
Contoh: Lukislah segitiga ABC jika diketahui
1
AB = 5cm, BC = 4 cm, dan AC = 52 cm.

Jawab: Segitiga ABC yang dimaksud dapat dilukis karena:

24
a) Memenuhi salah satu dari kelima kriteria keterlukisan segitiga, yaitu
diketahui panjang ketiga sisinya (ss, ss, ss)
b) Sifat segitiga dipenuhi, karena jumlah panjang dua sisi lebih panjang dari
panjang sisi ketiga.
Diketahui:
5 cm
4 cm
1
52 cm

Siapkan dahulu ketentuannya berupa 3 ruas garis yang masing-masing


1
panjangnya 5 cm, 4 cm, 52 cm. Kemudian pertama-tama lukislah sisi AB = 5

cm, lalu buatlah busur-busur lingkaran yang masing-masing berpusat di A dan


1
B dan jari-jarinya 52 cm dan 4 cm. Kedua busur lingkaran itu berpotongan di

titik yang menunjukkan titik sudut C dari segitiga ABC.


Lukisan:
Langkah ke-1

A 5cm B

Langkah ke-2

1
52 cm

25
Langkah ke-3

1
52 cm

4 cm

A 5 cm B
Langkah ke-4

1 1
52 cm 52 cm

4 cm 4 cm

A 5 cm B
Latihan 3 (diskusikan)
1. Adakah kelemahan dalam mendefinisikan segitiga dengan menurunkannya
dari persegipanjang?
2. Perlukah secara tegas dibedakan antara “segitiga” dan “daerah segitiga”?
3. Dengan hanya menggunakan jangka dan penggaris, tanpa busur derajat,
tunjukkan bagaimana melukis sudut-sudut:
1 1 1
a) 15, 222, 372, dan 672.
1
b) 120, 150, 1272.

26
4. Dapatkah segitiga ABC dilukis, jika diketahui: A = 45, B = 75 dan
C = 60?
5. Diketahui sebuah segitiga samasisi ABC yang kelilingnya 36 cm.
Bagaimana menghitung luas segitiga ABC?

7. Garis-garis Istimewa pada Segitiga


Pada sebarang segitiga dapat kita lukis garis-garis istimewa, yaitu: sumbu,
garis tinggi, garis berat, garis bagi. Pada sebarang segitiga terdapat tiga buah
sumbu, tiga buah garis tinggi, tiga buah garis berat, dan tiga buah garis bagi.
Garis-garis ini dikatakan istimewa karena ketiga garis dari masing-masing
garis istimewa itu memiliki satu titik persekutuan.
a) Sumbu
Sumbu suatu ruas garis adalah garis yang membagi dua sama panjang dan
tegak lurus pada ruas garis tersebut.
Sumbu suatu ruas garis adalah tempat kedudukan titik-titik yang sama
jauhnya dari ujung-ujung ruas garis tersebut.
Sumbu pada segitiga adalah garis yang membagi dua sama panjang dan
tegak lurus pada tiap sisi segitiga. Terdapat tiga sumbu pada suatu segitiga
yang ketiganya berpotongan di satu titik.
b) Garis tinggi

c) Garis berat
d) Garis bagi
8. Teorema Pythagoras
Dalam sebuah segitiga siku-siku, jumlah luas daerah-daerah persegi yang
dibuat pada kedua sisi siku-sikunya sama dengan luas daerah persegi yang
dibuat pada sisi miringnya.

C
27

b a
Jika panjang kedua sisi siku-siku pada ∆ABC masing-masing b dan c, dan
panjang sisi miringnya a, maka teorema di atas dapat dirumuskan dengan:
b2 + c2 = a2
dengan kalimat:
Dalam sebuah segitiga siku-siku, jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-
sikunya sama dengan kuadrat panjang sisi miringnya.
Rumusan ini yang selanjutnya digunakan dalam penyelesaian soal-soal.
Kebalikan Teorema Pythagoras
Jika dalam suatu segitiga, kuadrat panjang salah satu sisinya sama dengan
jumlah kuadrat panjang kedua sisinya yang lain, maka segitiga tersebut
merupakan segitiga siku-siku.
Tripel Pythagoras
Perangkat (a, b, c) dari tiga bilangan asli disebut Tripel Pythagoras, jika
kuadrat dari bilangan terbesar sama dengan jumlah kudrat dua bilangan yang
lain.
Jika pada tripel Pythagoras (a, b, c), ketiga elemennya berupa bilangan asli
yang faktor persekutuan terbesarnya adalah 1, maka (a, b, c) disebut Tripel
Pythagoras Primitif. (3, 4, 5), (5, 12, 13) adalah contoh dua tripel Pythagoras
primitif, sedang (15, 20, 25), (10, 24, 26) masing-masing bukan tripel
Pythagoras primitif.

28
9. Teorema Proyeksi
Dari teorema Pythagoras dapat diturunkan teorema proyeksi pada segitiga
miring, yaitu segitiga yang bukan segitiga siku-siku.
a. Teorema Proyeksi untuk Sisi di depan Sudut Lancip
Dalam suatu segitiga, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan
sudut lancip sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain
dikurangi dengan dua kali hasilkali panjang salah satu sisi dengan
panjang proyeksi sisi lain ke sisi tersebut.
C Diketahui:

b t a 𝐶𝐷  ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝐴𝐵 , mA < 90, p panjang proyeksi
̅̅̅̅ pada 𝐴𝐵
𝐴𝐶 ̅̅̅̅
p c–p
A D c B Dibuktikan: a2 = b2 + c2 – 2cp

Bukti:
Dalam ∆BCD: a2 = (c – p)2 + t2 ................. (Th. Pythagoras)
Dalam ∆ACD: t2 = b2 – p2 ................. (Th. Pythagoras)
Subtitusikan t2 = b2 – p2 ke a2 = (c – p)2 + t2 diperoleh:
a2 = (c – p)2 + b2 – p2
 a2 = c2 – 2cp + p2 + b2 – p2
 a2 = b2 + c2 – 2cp

b. Teorema Proyeksi untuk Sisi di depan Sudut Tumpul


Dalam suatu segitiga, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan
sudut tumpul sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain,
ditambah dengan dua kali hasilkali panjang salah satu sisi dengan
panjang proyeksi sisi lain ke sisi tersebut.

C Diketahui:

t b a 𝐶𝐷  ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝐴𝐵 , mA > 90, p panjang proyeksi
̅̅̅̅
𝐴𝐶 pada perpanjangan ̅̅̅̅
𝐴𝐵 (proyeksi ̅̅̅̅
𝐴𝐶 pada
p c ̅̅̅̅)
𝐴𝐵
D A B

29
Dibuktikan: a2 = b2 + c2 + 2cp
Bukti:
Dalam ∆BCD: a2 = (c + p)2 + t2 ................. (Th.
Pythagoras)
Dalam ∆ACD: t2 = b2 – p2 ................. (Th. Pythagoras)
Subtitusikan t2 = b2 – p2 ke a2 = (c + p)2 + t2 diperoleh:
a2 = (c + p)2 + b2 – p2
 a2 = c2 + 2cp + p2 + b2 – p2
 a2 = b2 + c2 + 2cp
𝒃𝟐 +𝒄𝟐 −𝒂𝟐
Dari teorema 6.a, yakni: a2 = b2 + c2 – 2cp diperoleh 𝒑= .
𝟐𝒄
𝒂𝟐 −𝒃𝟐 −𝒄𝟐
Dari teorema 6.b yakni: a2 = b2 + c2+ 2cp diperoleh 𝒑= .
𝟐𝒄

Berarti jika dalam suatu segitiga panjang semua sisinya diketahui, kita
dapat menghitung panjang proyeksi sebuah sisi pada sisi yang lain.

10. Teorema Stewart


Jika dalam ∆ABC, x menyatakan panjang ruasgaris yang menghubungkan
titik sudut C dengan titik P yang terletak pada sisi AB, sehingga AP = c1 dan
BP = c2, maka berlaku:
x2c = a2c1 + b2c2 – c1 c2 c.

C Diketahui: perhatikan gambar di


samping. P pada ̅̅̅̅
𝐴𝐵 sehingga AP = c1
𝐶𝐷  ̅̅̅̅
dan BP = c2, ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 , dan CP = x.
b t x a
Buktikan:
x2c = a2c1 + b2c2 – c1 c2 c.
p
A D P B
c1 c2
c

30
Bukti:
Dalam ∆PBC : a2 = c22 + x2 + 2c2p ..................(1) (Teorema Proyeksi)
Dalam ∆APC : b2 = c12 + x2 – 2c1p ..................(2) (Teorema Proyeksi)

Jika kedua ruas persamaan (1) dikalikan dengan c1 dan kedua ruas persamaan
(2) dikalikan dengan c2, masing-masing akan didapatkan:

a2c1 = c22c1 + x2 c1 + 2 c1 c2 p.................................... (3)


b2 c2 = c12 c2 + x2 c2 – 2c1 c2 p ....................................
(4)
Dengan menjumlah masing-masing ruas dari persamaan (3) dan (4) diperoleh:
a2c1 + b2 c2 = c22c1 + x2 c1 + 2 c1 c2 p + c12 c2 + x2 c2 – 2c1
c2 p
 a2c1 + b2 c2 = c1 c2 (c1 + c2 ) + x2 (c1 + c2 )
 a2c1 + b2 c2 = c1 c2 c + x2 c
 x2 c = a2c1 + b2 c2 – c1 c2 c

Dengan Teorema Stewart tersebut memungkinkan kita untuk menentukan


panjang ruasgaris yang menghubungkan salah satu titik sudut dari sebuah
segitiga dengan sembarang titik pada sisi di depannya, jika letak titik tersebut
dan panjang ketiga sisi segitiga tersebut diketahui.

11. Teorema tentang Panjang Garis-Tinggi pada Sebuah Segitiga


Jika dalam ∆ABC yang panjang sisi-sisinya a, b, dan c, panjang garis-tinggi
ke sisi-sisi AB, AC, dan AB berturut-turut ta , tb , tc , serta s menyatakan
setengah keliling segitiga tersebut, maka:
𝟐
𝒕𝒂 = √𝒔(𝒔 − 𝒂)(𝒔 − 𝒃)(𝒔 − 𝒄)
𝒂
𝟐
𝒕𝒃 = √𝒔(𝒔 − 𝒂)(𝒔 − 𝒃)(𝒔 − 𝒄)
𝒃
𝟐
𝒕𝒄 = 𝒄 √𝒔(𝒔 − 𝒂)(𝒔 − 𝒃)(𝒔 − 𝒄)

C
D a 31
B
Bukti:
Dalam ∆ABC: b2 = a2 + c2 – 2cp (teorema proyeksi)
𝑎2 + 𝑐 2 −𝑏2
 p= ...................... (1)
2𝑎

Dalam ∆ABD: ta2 = c2 – p2 ......................(2) (Teorema Pythagoras)


Subtitusikan p dari persamaan (1) ke persamaan (2) diperoleh:
2
𝑎2 + 𝑐 2 − 𝑏 2
𝑡𝑎2 2
=𝑐 −( )
2𝑎

𝑎2 +𝑐 2 −𝑏2 𝑎2 +𝑐 2 −𝑏2
 𝑡𝑎2 = (𝑐 + ( )) (𝑐 − ( ))
2𝑎 2𝑎

2𝑎𝑐 + 𝑎2 +𝑐 2 − 𝑏2 2𝑎𝑐− 𝑎2 − 𝑐 2 + 𝑏2
 𝑡𝑎2 = ( )( )
2𝑎 2𝑎
(𝑎 + 𝑐)2 − 𝑏2 𝑏2 −(𝑎 − 𝑐)2
 𝑡𝑎2 = ×
2𝑎 2𝑎
(𝑎+𝑐+𝑏)(𝑎+𝑐−𝑏)(𝑏+𝑎−𝑐)(𝑏−𝑎+𝑐)
 𝑡𝑎2 =
4𝑎2
(𝑎+𝑏 + 𝑐)(𝑎+𝑏+ 𝑐 −2𝑏)(𝑎+ 𝑏+𝑐 −2𝑐)(𝑎 +𝑏+𝑐 −2𝑎)
 𝑡𝑎2 =
4𝑎2
2𝑠 (2𝑠−2𝑏)(2𝑠−2𝑐)(2𝑠−2𝑎)
 𝑡𝑎2 =
4𝑎2
24 𝑠 (𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)(𝑠−𝑎)
 𝑡𝑎2 =
4𝑎2
22 𝑠 (𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)(𝑠−𝑎)
 𝑡𝑎2 =
𝑎2

32
𝟐
 𝒕𝒂 = √𝒔(𝒔 − 𝒂)(𝒔 − 𝒃)(𝒔 − 𝒄)
𝒂

Dengan langkah serupa dapat dibuktikan bahwa:


𝟐
𝒕𝒃 = 𝒃 √𝒔(𝒔 − 𝒂)(𝒔 − 𝒃)(𝒔 − 𝒄)
𝟐
dan 𝒕𝒄 = 𝒄 √𝒔(𝒔 − 𝒂)(𝒔 − 𝒃)(𝒔 − 𝒄)

12. Teorema tentang Panjang Garis-Berat pada Sebuah Segitiga (Teorema


Apollonius)
Jika dalam ∆ABC yang panjang ketiga sisinya masing-masing a, b, dan c, dan
panjang garis-berat yang melalui titik-titik sudut A, B, dan C berturut-turut
ma , mb , mc , maka:
𝟏 𝟐 𝟏 𝟐
𝒎𝟐𝒂 = (𝒃 + 𝒄𝟐 ) − 𝒂
𝟐 𝟒
𝟏 𝟏 𝟐
𝒎𝟐𝒃 = (𝒂𝟐 + 𝒄𝟐 ) − 𝒃
𝟐 𝟒
𝟏 𝟏 𝟐
𝒎𝟐𝒄 = (𝒂𝟐 + 𝒃𝟐 ) − 𝒄
𝟐 𝟒

A Perhatikan gambar di samping.


̅̅̅̅ ,
Diketahui: D titik tengah 𝐵𝐶
AD = ma.
c ma b
Dibuktikan:
1 2 1
𝑚𝑎2 = (𝑏 + 𝑐 2 ) − 𝑎2
2 4
1 1
B
Bukti: a D a C
2 2
Dalam ∆ABC berlaku:
AD2.BC = AC2.BD + AB2.CD – DB.CD.BC .......... (Teorema Stewart)
1 1 1 1
ma2.a = b2. 2a + c2. 2a – 2a. 2a.a
1 1 1
 ma2.a = 2ab2 + 2ac2 – 4a3
1 1 2 1
 ma2 = 2b2 + c – 4a2
2
𝟏 𝟏
 ma2 = (b2 + c2 ) – 𝟒a2
𝟐

33
Dengan langkah yang serupa dapat dibuktikan:
𝟏 𝟐 𝟏 𝟐
𝒎𝟐𝒃 = (𝒂 + 𝒄𝟐 ) − 𝒃
𝟐 𝟒
𝟏 𝟏 𝟐
𝒎𝟐𝒄 = (𝒂𝟐 + 𝒃𝟐 ) − 𝒄
𝟐 𝟒

13. Teorema tentang Panjang Garis-Bagi-Dalam pada Sebuah Segitiga


Jika dalam ∆ABC yang panjang sisi-sisinya masing-masing a, b, dan c,
diketahui garis-bagi-dalam ACB memotong sisi ̅̅̅̅
𝐴𝐵 atas bagian-bagian
yang panjangnya c1 dan c2 serta panjang garis-bagi-dalam tersebut
dinyatakan dengan dc , maka berlaku:
dc2 = ab – c1c2.
C Perhatikan gambar di samping.
Diketahui:
1 2
ACD ≅ BCD atau C1 ≅ C2
b dc a AD = c1 dan DB = c2.
Dibuktikan:
Bukti:
A c1 D c2 B dc2 = ab – c1c2
Dalam ∆ABC berlaku:
AC : BC = AD : DB .............................. (Teorema)
 b : a = c1 : c2
 c1 : c2 = b : a
c1 : c2 = b : a  (c1 + c2) : (b + a) = c1 : b .............. (sifat)
 c : (a + b) = c1 : b
𝑏𝑐
 c1 = 𝑎 +𝑏 ..................................... (1)

c1 : c2 = b : a  (c1 + c2) : (b + a) = c2 : a .............. (sifat)


 c : (a + b) = c2 : a
𝑎𝑐
 c2 = 𝑎+𝑏 .................................... (2)

untuk menggunakan dc, selanjutnya digunakan Teorema Stewart.


Menurut Teorema Stewart, dalam ∆ABC berlaku:
CD2.AB = BC2.AD + AC2.BD – AD.BD.AB

34
 dc2.c = a2.c1 + b2.c2 – c1.c2 .c .............................. (3)
Subtitusikan (1) dan (2) ke (3), diperoleh:
𝑏𝑐 𝑎𝑐
dc2.c = a2. + b2. – c1.c2 .c
𝑎 +𝑏 𝑎+𝑏
𝑎2 𝑏𝑐 +𝑎𝑏2 𝑐
 dc2.c = – c1.c2 .c
𝑎+𝑏
𝑎𝑏𝑐 ( 𝑎+𝑏)
 dc2.c = – c1.c2 .c
𝑎+𝑏

 dc2.c = abc – c1.c2 .c


 d c2 = ab – c1.c2 .

14. Teorema tentang Panjang Garis-Bagi-Luar pada Sebuah Segitiga


Jika dalam ∆ABC yang panjang sisi-sisinya masing-masing a, b, dan c,
diketahui garis-bagi-luar ACB memotong sinargaris 𝐵𝐴
⃗⃗⃗⃗⃗ (memuat sisi 𝐴𝐵
̅̅̅̅)
pada titik D dengan D-A-B (A di antara D dan B) sedemikian, sehingga AB =
c, AD = c1, dan BD = c2, serta garis-bagi-luar tersebut adalah CD yang
dilambangkan dengan dc, maka berlaku:
dc2 = c1.c2 – ab

E Perhatikan gambar di samping.


Diketahui:
C
2 ECD ≅ ACD atau C1 ≅ C2
1
AD = c1 dan BD = c2.
dc b a Dibuktikan:
𝑑𝑐2 = c1c2 – ab
D c1 A c B
c2

Bukti:
Dalam ∆ABC berlaku:
AC : BC = AD : DB .............................. (Teorema)
 b : a = c1 : c2

35
 c1 : c2 = b : a
c1 : c2 = b : a  (c2 – c1) : (a – b) = c1 : b .............. (sifat)
 c : (a – b) = c1 : b
𝑏𝑐
 c1 = 𝑎 − 𝑏 .................................. (1)

c1 : c2 = b : a  (c2 – c1) : (a – b) = c2 : a .............. (sifat)


 c : (a – b) = c2 : a
𝑎𝑐
 c2 = 𝑎 − 𝑏 ............................... (2)

untuk menggunakan dc, selanjutnya digunakan Teorema Stewart.


Menurut Teorema Stewart, dalam ∆ABC berlaku:
CA2.DB = BC2.AD + DC2.AB – AD.BD.AB
 b2.c2 = a2.c1 + dc2.c – c1.c2 .c
 dc2.c = b2.c2 – a2.c1 + c1.c2 .c ......................... (3)
Subtitusikan (1) dan (2) ke (3), diperoleh:
𝑎𝑐 𝑏𝑐
dc2.c = b2. – a2. + c1.c2 .c
𝑎−𝑏 𝑎−𝑏

𝑎𝑏2 𝑐 − 𝑎2 𝑏𝑐
 dc2.c = + c1.c2 .c
𝑎−𝑏
𝑎𝑏𝑐 ( 𝑏−𝑎)
 dc2.c = + c1.c2 .c
𝑎−𝑏
𝑎𝑏𝑐 (−(𝑎 − 𝑏))
 dc2.c = + c1.c2 .c
𝑎−𝑏

 dc2.c = –abc + c1.c2 .c


 dc2 = c1.c2 – ab

Latihan 4 (Diskusikan)
1. Lukislah ruas garis yang panjangnya:
a. √21 cm.
b. √37 cm
c. (8 - √21) cm

36
2. Dalam ∆ABC, diketahui AB = 12 cm, mABC = 60, dan BC = 8 cm.
Hitunglah keliling ∆ABC tersebut!
3. Dalam ∆PQR, diketahui PR = 10 cm, mPQR = 45, dan QR = 15 cm.
Hitunglah panjang sisi ketiga dari ∆PQR tersebut!
4. Dalam sebuah segitiga siku-siku, diketahui bahwa panjang kedua sisi siku-
sikunya masing-masing 6 cm dan 8 cm. Hitunglah panjang garis tinggi ke sisi
miringnya!
5. Dalam ∆PQR, diketahui PQ = 14 cm, QR = 13 cm, dan RP = 15 cm.
Hitunglah panjang dari:
a. Proyeksi ̅̅̅̅ ̅̅̅̅;
𝑃𝑅 pada 𝑄𝑅
b. Garis-tinggi dari titik sudut Q.
6. Dari sebuah ∆ABC, diketahui AB = 6 cm, BC = 8 cm, dan AC = 7cm, titik P
1
⃗⃗⃗⃗⃗ sedemikian, sehingga P-C-B dan CP =
terletak pada 𝐵𝐶 BC. Hitunglah
2
̅̅̅̅!
panjang 𝐴𝑃
7. Dalam ∆ABC, diketahui AB = 8 cm, BC = 6 cm, dan AC = 7 cm. Hitunglah
panjang ketiga garis-beratnya!
8. Diketahui ∆PQR dengan PQ = 10 cm, QR = 6 cm, dan RP = 8 cm. Pada
̅̅̅̅ dan garis-bagi 𝑅𝑇
segitiga tersebut dipilih garis-berat 𝑃𝑅 ̅̅̅̅. Hitunglah panjang
̅𝑆𝑇
̅̅̅ !
9. Dalam setiap jajargenjang berlaku: jumlah kuadrat panjang kedua
diagonalnya samadengan jumlah kuadrat panjang semua sisinya. Buktikan
pernyataan tersebut!
10. Diketahui trapezium ABCD, dengan ̅̅̅̅
𝐴𝐵 ∥ ̅̅̅̅
𝐶𝐷, AB = 20 cm, BC = 13 cm, CD
= 6 cm, dan AD = 15 cm.
a. Lukislah dengan cermat trapezium ABCD tersebut!
̅̅̅̅ !
b. Hitunglah panjang diagonal 𝐴𝐶
c. Hitunglah luas daerah trapezium ABCD tersebut!
11.
A Di halaman depan sebuah sekolah
tumbuh pohon cemara A dan di
halaman belakang sekolah tersebut
tumbuh pohon mangga B
37 (dilukiskan pada gambar di sebelah

B kiri). Kedua pohon tersebt terhalang


oleh bangunan sekolah.
Jelaskan bagaimana cara menentukan jarak kedua pohon tersebut, karena
tidak mungkin dilakukan pengukuran secara langsung.

38
BAB V
JAJARGENJANG

1. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segiempat yang sepasang-sepasang sisi
berhadapannya sejajar.

Daerah jajargenjang dapat diperoleh antara lain jika sebuah daerah segitiga
diputar sejauh setengah putaran mengelilingi titik tengah salah satu sisinya,
gabungan daerah segitiga itu dengan bayangannya berupa sebuah daerah
jajargenjang.

D C Dari cara memperoleh jajargenjang

T seperti di atas, dengan mudah


didapatkan sifat-sifat atau ciri-ciri
penting dari sebuah jajargenjang.
A B (perhatikan gambar di samping), yaitu:

a. Kedua sisi yang berhadapan sama panjang


AB = CD dan AD = BC
b. Kedua sudut yang berhadapan sama besar
A = C dan B = D
c. Kedua sudut yang berdekatan saling berpelurus
A + B = 180, A + D = 180
d. Jumlah besar semua sudutnya 360
A + B + C + D = 360
e. Setiap diagonal membagi jajargenjang menjadi dua bagian yang kongruen
∆ABD ≅∆CBD dan ∆ABC ≅∆CDA

39
f. Kedua diagonalnya saling berpotongan di tengah-tengah atau saling
membagi dua sama panjang.
AT = TC dan BT = TD
Daerah Jajargenjang juga dapat diperoleh atau dapat dibentuk dari sebuah
daerah persegi panjang sebagai berikut:

D E C E F
F

lebar tinggi

A B A G B
panjang alas

Dari daerah persegi panjang ABCD dapat dibentuk daerah jajargenjang


ABFE. Karena luas jajargenjang ABFE sama dengan luas persegi panjang
ABCD, sedang luas persgi panjang ABCD sama dengan panjang x lebar,
maka dengan mudah ditunjukkan bahwa:
Luas jajargenjang ABFE = Luas persegi panjang ABCD
= AB × BC
= AB × GE
= alas × tinggi
Jadi, Luas jajargenjang = alas × tinggi.

2. Belahketupat
Belahketupat adalah jajar genjang yang keempat sisinya sama panjang.

Dari definisi belahketupat dapat dibuktikan sifat-sifat belahketupat,


antara lain:

40
1) Sisi-sisi yang berhadapan sepasang-sepasang sejajar.
2) Setiap diagonal merupakan sumbu simetri.
3) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan terbagi dua sama besar oleh
diagonalnya.
Sifat-sifat belahketupat di atas digunakan sebagai landasan untuk
macam-macam lukisan dasar, dengan menggunakan penggaris dan jangka,
yaitu antara lain: melukis garis tegaklurus garis lain, melukis garis bagi sudut,
melukis sumbu ruas garis, melukis garis berat segitiga serta melukis sudut-
sudut 90, 60, 45, 30 dan beberapa sudut khusus lainnya.

3. Persegi panjang
Persegi panjang adalah jajar genjang yang ukuran keempat sudutnya sama.
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa persegi panjang memiliki
empat sudut siku-siku. Sifat-sifat lain dari persegi panjang adalah:
1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.
2) Diagonal-diagonalnya sama panjang dan slaing berpotongan di tengah-
tengah.

4. Persegi
Persegi adalah belah ketupat yang ukuran keempat sudutnya sama.
Sifat-sifat persegi adalah gabungan dari sifat-sifat belah ketupat dan persegi
panjang. Sifat-sifat pesegi antara lain:
1) Sudut-sudut dan sisi-sisi yang berhadapan sepasang-sepasang sama.
2) Diagonal-diagonalnya sama panjang.
3) Diagonal-diagonalnya saling memotong di tengah-tengah dan saling tegak
lurus.
4) Diagonal-diagonalnya membagi dua sudut sama besar.

Latihan 5 (Diskusikan)
1. Sebutkan benda-benda nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk
jajargenjang! Apakah persegipanjang merupakan jajargenjang?

41
2. Sebutkan semua sifat simetri yang dimiliki oleh: Jajargenjang dan
belahketupat.
3. Dari sebuah jajargenjang PQRS diketahui bahwa QR = 10 cm, RS = 8 cm dan
mPQR = 150. Hitunglah luas jajargenjang PQRS!
4. Jika luas sebuah jajargenjang ABCD 72 cm2, panjang AB = 12 cm dan sudut
DAB = 30. Hitunglah keliling dari jajargenjang itu!
5. Dari sebuah belahketupat diketahui bahwa kelilingnya 24 cm sedang salah
satu sudutnya 120. Hitung luas belahketupat tersebut!
6. Diketahui panjang kedua diagonal sebuah belahketupat masing-masing 20 cm
dan 52 cm. Hitunglah keliling dan luas belahketupat itu!
7. Sebuah jajargenjar dan sebuah belahketupat kedua diagonalnya sepasang-
sepasang sama. Jelaskan mana yang lebih luas?

42
BAB VI
LINGKARAN

43
BAGIAN II
GEOMETRI RUANG

44
BAB VII
PENDAHULUAN

Obyek dari geometri, jadi juga dari geometri ruang, merupakan benda-
benda pikiran yang sifatnya abstrak, misalnya titik, garis, bidang, balok, kubus,
limas, bola dan sebagainya. Benda pikiran dapat diperoleh dari benda nyata
dengan melaksanakan abstraksi dan idealisasi.
Untuk memudahkan pembicaraan tentang bangun-bangun geometri dalam
pembelajaran matematika seringkali digunakan gambar atau model dari bangun
itu. Model-model bangun geometri itu dapat kita gunakan sebagai alat peraga
dalam kegiatan belajar mengajar geometri.
Dalam pengajaran geometri secara tegas kita membedakan antara
pengertian, gambar, dan model dari suatu bangun geometri. Dengan demikian
secara tegas kita membedakan antara balok, gambar balok dan model balok.
Demikian pula kita membedakan antara bola, gambar bola, dan model bola, dan
seterusnya.
Dalam geometri, setiap bangun dipandang sebagai himpunan titik-titik
tertentu (special set of points). Misalnya sebuah garis, sebuah lingkaran dan
sebagainya. Ruang diartikan sebagai himpunan semua titik. Dapatkan Anda
jelaskan perbedaan dan hubungan antara “ruang” dan “ruangan”?
Dalam mendefinisikan bangun-bangun ruang dapat digunakan cara dengan
menjelaskan batas-batas dari bangun ruang itu. Misalnya: sebuah kubus
didefinisikan sebagai bangun yang dibatasi oleh enam daerah persegi yang
kongruen. Cobalah Anda menyebutkan definisi bangun-bangun ruang yang lain.
Pernahkan Anda secara khusus memperhatikan benda-benda atau bangun-bangun
yang terdapat di sekitar Anda, baik selama Anda berada di ruang kelas, di rumah
atau di alam terbuka? Cobalah Anda menyebutkan bentuk dari setiap bangun yang
Anda jumpai. Apakah Anda akan menjumpai kesulitan dalam menyebutkan
bentuk untuk setiap bangun yang Anda jumpai itu?
Dalam geometri yang kita pelajari hanya bangun-bangun baku saja,
misalnya segitiga, trapesium, balok, tabung, kerucut, bola dan sebagainya. Dalam

45
matematika bangun-bangun geometri merupakan benda-benda pikiran yang
memiliki bentuk dan ukuran yang serba sempurna. Sebaliknya dalam kehidupan
sehari-hari atau di alam terbuka yang kita jumpai adalah benda-benda nyata, yang
bentuknya tidak sempurna. Benda-benda atau bangun-bangun yang kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan hanya dapat dijelaskan atau ditunjukkan
kemiripannya saja terhadap bangun geometri tertentu.
Dengan demikian Anda tidak perlu dapat menyebutkan bentuk dari setiap
bangun yang Anda jumpai dan kenyataannya memang benda-benda di sekitar
Anda memiliki bentuk yang sangat beranekaragam, yang pada umumnya tidak
memiliki bentuk baku yang Anda kenal dalam geometri.
Geometri merupakan bagian dari matematika yang sangat banyak
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Bangun persegi panjang merupakan
bangun yang paling banyak terlibat dalam kehidupan manusia. Dewasa ini bentuk-
bentuk segitiga samasisi, segilima beraturan dan segienam bertauran banyak
digunakan dalam bidang arsitektur dan industri. Bentuk lingkaran adalah juga
bentuk yang sudah melekat erat dengan perkembangan umat manusia. Dapatkah
Anda jelaskan kemanfaatan dari bentuk lingkaran?. Analoginya dalam ruang,
Anda dapat menyaksikan penggunaan bentuk balok yang sangat mendominasi
kehidupan umat manusia, demikian juga Anda dapat membayangkan akibatnya
apabila manusia tidak menggunakan bangun-bangun tabung, kerucut dan bola
yang ternyata telah memiliki peranan khusus dalam pelbagai macam kepentingan
manusia yang makin maju, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Di bidang kesenian, sejak dahulu kala manusia sudah memanfaatkan
pelbagai macam bentuk yang disusun, dirangkum dalam ragam tertentu sehingga
dapat menciptakan pandangan atau suasana yang anggun dan nyaman. Dewasa
ini, melalui kreatifitas para pengabdi seni yang jeli memanfaatkan keindahan yang
dapat muncul dari balik bangun-bangun geometri tertentu, telah mendorong
berkembangnya pelbagai macam industri, mislanya industri rancang bangun,
industri keramik, macam-macam industri kerajinan dan sebagainya. Dalam

46
hubungan ini pemanfaatan bangun-bangun ruang tertentu semacam bidang banyak
beraturan dapat dipelajari dan dikembangkan.
Dengan demikian adalah menjadi salah satu kewajiban dari para guru
matematika di sekolah untuk membantu para siswanya agar sejauh mungkin dapat
memanfaatkan bangun-bangun geometri sebagai salah satu sumber acuan dalam
mengembangkan teknologi pada bidangnya masing-masing.

Latihan 7 (diskusikan)
1. Sebutkan sebanyak-banyaknya nama bangun ruang yang Anda kenal atau
ketahui.
2. Pernahkan Anda melihat titik, garis lurus, bidang datar, kubus, tabung
ataubola? Jelaskan jawaban Anda.
3. Ambillah sebuah botol sirup atau sebuah jambangan bunga. Cobalah Anda
menjelaskan bentuk yang dimiliki benda-benda tersebut. Apakah yang dapat
Anda katakan tentang bentuk dari sebuah telur, sarang lebah madu dan
sepasang telinga kita?
4. Anda diharapkan pernah melihat atau mungkin juga memiliki meja berkaki
empat dan meja berkaki tiga. Dapatkah Anda menjelaskan mana meja yang
lebih stabil (berdiri mantap tidak goyang); mengapa meja kebanyakan dibuat
berkaki empat?
5. Jelaskan perbedaan antara:
a. Kotak dan balok
b. Kaleng susu dan tabung
c. Bola dan bola volly
d. Bidang lengkung tabung atau bidang lengkung kerucut dan bidang
lengkung bola.

47
BAB VIII
GAMBAR BANGUN RUANG

Gambar dari sebuah benda dapat dipandang sebagai hasil proyeksi atau
bayangan dari model kerangka benda itu pada sebuah layar yang pada umumnya
layar itu dipikirkan sebagai sebuah bidang datar. Dari berbagai macam cara, kita
mengenal paling tidak dua cara menggambar benda, antara lain:
1. Cara Perspektif
Pada penggambaran dengan cara ini digunakan sebagai pedoman adalah
garis horizon atau cakrawala atau titik mata. Pada gambar perspektif garis-
garis yang sebenarnya sejajar (kecuali yang sejajar dengan garis horizon)
tidak sejajar lagi, tetapi arahnya ke suatu titik tertentu yang terletak pada garis
horizon. Dengan demikian ruas-ruas garis yang sebenarnya sama panjang pada
umumnya pada gambar tidak sama panjang lagi.

T2 T1

E G

D
F
A C

Gambar 2.1. Gambar perspektif sebuah balok ABCDEFGH

2. Cara Stereometris
Cara ini pada hakekatnya sama dengan cara perspektif, hanya saja garis
horizon dianggap letaknya jauh tak berhingga, dan selanjutnya cara ini disebut

48
cara Stereometris. Pada cara ini sinar-sinar yang mengenai benda kita
anggap sejajar dan arahnya miring terhadap permukaan bidang layar
atau bidang gambar, karena itu cara ini kita sebut juga proyeksi (paralel)
miring, dan gambar yang diperoleh disebut gambar ruang dari benda itu.
Dalam geometri, baik geometri bidang maupun geometri ruang, cara
stereometris inilah yang pada umumnya kita pergunakan. Dalam memuat
gambar stereometris, kita mengenal beberapa istilah atau pengertian:
H G

E F

D C

A B

Gambar 2.2. Gambar stereometris kubus ABCDEFGH

a. Bidang gambar
Bidang gambar adalah bidang tempat gambar, yaitu permukaan papan tulis
atau permukaan kertas.
b. Bidang Frontal
Bidang frontal ialah bidang tempat gambar atau setiap bidang yang sejajar
dengan bidang gambar.
Keistimewaan dari bidang frontal ini yaitu bahwa setiap bangun yang
terletak pada bidang itu bentuk dan ukurannya dalam gambar sama
dengan bentuk dan ukuran yang sebenarnya. Misalnya pada gambar
kubus ABCDEFGH dengan bidang ABFE frontal, maka ABFE benar-
benar berupa persegi, dan sudut ABF misalnya, benar-benar siku-siku.
c. Garis frontal
Garis frontal yaitu garis atau ruas garis yang terletak pada bidang frontal.
Diantaranya garis-garis frontal yang penting adalah garis vertikal. Setiap
garis vertikal tentu merupakan garis frontal. Tidak setiap garis horizontal
merupakan garis frontal (mengapa? Berilah contoh)

49
d. Garis Ortogonal
Garis ortogonal yaitui setiap garis yang letaknya tegak lurus pada bidang
frontal. Pada gambar .... misalnya AD, BC, FG.
e. Sudut Surut atau sudut simpang atau sudut menyisi
Sudut surut yaitu sudut dalam gambar antara sinar garis frontal horizontal
arah ke kanan dan sinar garis ortogonal arah belakang. Misalnya pada
gambar BAD, FEH; sudut-sudut itu ukuran sebenarnya 90.
f. Perbandingan proyeksi atau perbandingan Ortogonal
Yaitu perbandingan antara panjang ruas garis ortogonal dalam gambar
dengan panjang sebenarnya dari ruas garis itu. Sebagai misal pada gambar
di atas:
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐷 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 ……….
Perbandingan proyeksi = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐷 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = ……….

Jadi perbandingan proyeksi pada gambar kubus ABCDEFGH di atas


adalah .........
Untuk lebih memahami dan terampil dalam membuat gambar ruang,
mahasiswa perlu memperoleh pengalaman menggambar melalui beberapa
latihan dengan pelbagai situasi letak dari bangun ruangnya.
Contoh: Buatlah gambar proyeksi miring dari kubus ABCDEFGH yang
alasnya ABCD dan rusuk-rusuk tegaknya AE, BF, CG dan DH. Panjang
rusuknya 5 cm, bidang alasnya horizontal, bidang sisi tegaknya ABFE frontal,
2
sudut simpang 30, dan perbandingan proyeksi 5.

Langkah penyelesaian gambar:


1. Kita lukis bidang alasnya lebih
dahulu, yang berupa daerah persegi
ABCD. Karena bidang ABCD
horizontal dan ABFE frontal, berarti
A B
rusuk AB letaknya frontal
horizontal, sehingga dalam gambar
AB, panjangnya 5 cm.

50
2. Pada titik A lukislah sudut
30
A B simpangnya 30

3. Karena AD merupakan ruas garis


orthogonal, sedang perbandingan
D 2
30 proyeksinya maka panjang AD
5
A B 2
pada gambar 5 x 5 cm = 2 cm.

4. Karena proyeksi miring persegi


ABCD berupa jajargenjang, maka
gambar bidang alas ABCD dapat
D C
diselesaikan.

A B

H G

5. Rusuk-rusuk tengahnya berupa


E F ruas garis vertikal. Jadi letaknya
frontal sehingga titik-titik sudut E,
F, G, dan H dapat digambar,
kemudian dihasilkan gambar dari
kubus ABCDEFGH tersebut.
D C

A B

51
Latihan 8
𝐸𝐹𝐺𝐻
1. Buatlah gambar proyeksi miring dari kubus dengan bidang alas ABCD
𝐴𝐵𝐶𝐷

horizontal dan bidang sisi ABFE frontal. Panjang rusuknya 7 cm, dengan
3
perbandingan proyeksi 7 ; dan diketahui pula bahwa:

a. Sudut simpang 45


b. Sudut simpang 30
c. Sudut simpang 150
Bandingkan ketiga gambar kubus yang Anda hasilkan itu dengan melukiskan:
 Diagonal sisi AF
 Diagonal sisi DE
 Diagonal ruang DF
 Diagonal ruang AG
Pada gambar kubus tersebut.
Apakah yang dapat Anda katakan tentang ketiga gambar kubus itu?
Dapatkah Anda kemukakan kriteria dari gambar yang baik?
𝐸𝐹𝐺𝐻
2. Buatlah gambar balok dengan AB = 7 cm, AD = 5 cm, AE = 4 cm,
𝐴𝐵𝐶𝐷

dengan bidang alas ABCD horizontal, bidang sisi ABFE frontal, sudut
1 3
simpang 372 dan perbandingan proyeksi 5.

3. Buatlah gambar sebuah limas segiempat beraturan T.ABCD, dengan bidang


alas ABCD horizontal, BC frontal, sudut simpang 45 dan perbandingan
2
proyeksi 5. AB = 5 cm dan tinggi limas 7 cm.

4. Buatlah gambar sebuah tabung dengan bidang alas horizontal, diameter alas 5
1
cm, tinggi 7 cm, sudut simpang 90, perbandingan proyeksi 3.

5. Buatlah gambar sebuah kerucut dengan jari-jari bidang alas 4 cm, tinggi 8 cm,
sudut simpang 90.
6. Buatlah gambar sebuah bola dengan diameter 6 cm, sudut simpang 90,
1
perbandingan proyeksi 3.

52
BAB IX
RELASI ANTARA UNSUR-UNSUR RUANG

Setelah mahasiswa cukup terlatih dengan pengenalan dan langkah


menggambar bangun-bangun ruang seperti balok, kubus, limas, dan sebagainya
dengan semua bagian-bagiannya yang berupa sisi, rusuk, dan titik sudut, maka
selanjutnya mahasiswa dapat diajak untuk mengenal lebih jauh tentang titik,
garis, dan bidang.
Titik, garis dan bidang dapat diperoleh berturut-turut dari titik sudut, rusuk
dan sisi dengan melepaskan masing-masing dari strukturnya pada suatu benda,
misalnya balok. Kemudian kita melakukan abstraksi dan idealisasi.
Titik, garis dan bidang adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak.
Titik, garis dan bidang disebut unsur-unsur ruang. Kemudian apa yang disebut
dengan ruang?
Ruang didefinisikan sebagai himpunan semua titik. Bangun ruang, antara
lain garis, bidang, segitiga, prisma, limas dan sebagainya yang untuk selanjutnya
dipandang sebagai himpnan titik-titik tertentu (special set of points). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa titik adalah himpunan bagian dari bidang, bidang
merupakan himpunan bagian dari ruang, demikian juga sebuah kubus atau bola
adalah himpunan bagian dari ruang.
Secara tegas dibedakan antara garis, sinargaris, dan ruas garis. (perhatikan
juga pengertian ruasgaris berarah dan garis bilangan).
Dalam pembelajaran geometri harus senantiasa ditegaskan perbedaan
antara pengertian, lambang, gambar, dan model suatu bangun geometri. Meskipun
pada kenyataannya guru di lapangan banyak yang kurang memperhatikan hal
tersebut.
Unsur-unsur Ruang
1) Titik ( A, B, C, ... , G, H, I, J, K, ..., X, Y, Z)
2) Garis (a, b, c, ... , g, h, i, j, k, ... , x, y, z)
3) Bidang (, , , ... , , , , , , ... , , , )

53
A. Relasi antara titik, garis, dan bidang dalam ruang
1. Relasi titik dan titik
1.1 Dua titik berlainan
1.2 Dua titik berimpit

2. Relasi tiga titik


2.1 Segaris (ada garis yang melalui ketiganya)

A B C
2.2 Tak-segaris (tidak ada garis yang melalui ketiganya)
R
P Q
Aksioma: melalui tiga titik tak-segaris dapat dibuat tepat satu bidang.

3. Relasi titik dan garis


3.1 Titik T di luar garis g
3.2 Titik S pada garis g
T

g S

4. Relasi titik dan bidang


4.1 Titik T di luar bidang 
T


4.2 Titik T pada bidang 

T
 g

54
5. Relasi garis dan garis
5.1 Garis g dan garis h sebidang
5.1.1 Garis g dan garis h sejajar. Terjadi jika keduanya terletak pada
satu bidang dan tidak mempunyai titik persekutuan.
5.1.2 Garis g dan garis h berpotongan. Jika keduanya terletak satu
bidang dan memiliki tepat satu titik persekutuan.
5.1.3 Garis g dan garis h berimpit
5.2 Garis g dan garis h tak sebidang
5.2.1 Garis g dan garis h bersilangan

6. Relasi garis dan bidang


6.1 Garis g sejajar bidang . Garis g dan bidang  tidak mempunyai titik
persekutuan.
6.2 Garis g memotong bidang . Garis g dan bidang  mempunyai tepat
satu titik persekutuan.
6.3 Garis g pada bidang . Setiap titik dari garis g terletak pada bidang .

7. Relasi bidang dan bidang


7.1 Bidang  memotong bidang . Bidang  dan bidang  bersekutu tepat
pada sebuah garis. Garis persekutuan tersebut dinamakan garis potng
antara bidang  dan bidang ; dilambangkan dengan garis (,).
Dengan demikian garis (,) merupakan himpunan semua titik yang
terletak pada bidang  dan juga pada bidang .
7.2 Bidang  sejajar bidang . Bidang  dan bidang  tidak bersekutu
pada satu titik pun.

8. Relasi tiga buah bidang


8.1 Bidang  memotong bidang . Garis s adalah garis (,).
8.1.1 Bidang  memotong garis s
8.1.2 Bidang  melalui garis s

55
8.1.3 Bidang  sejajar garis s
8.2 Bidang  sejajar bidang .
8.2.1 Bidang  memotong bidang 
8.2.2 Bidang  sejajar bidang 

Latihan 9
1. Jelaskan tujuan dan kemanfaatan dari diwajibkannya para mahasiswa
menggunakan pensil dalam membuat gambar-gambar bangun geometri!
2. Untuk menggambar sebuah bidang, biasanya digunakan gambar jajargenjang.
Jelaskan maknanya!
3. Bagaimanakah kriteria gambar yang baik dalam pembelajaran geometri!
4. Berikan alternatif gambar yang baik untuk menyatakan:
a. Sebuah titik P yang terletak pada sebuah bidang .
b. Dua buah garis p dan q yang bersilangan.
c. Dua buah garis l dan m yang keduanya terletak dalam bidang .
5. Sebutkan ciri khusus dari:
a. Titik
b. Garis
c. Bidang
d. Ruang
6. Sebutkan kesamaan dan perbedaan antara “dua garis sejajar” dan “dua garis
bersilangan”!
7. Jelaskan perbedaan antara:
a. Titik dan titik sudut
b. Garis dan garis bilangan
c. Bidang dan bidang Cartesius
d. Sinar garis ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 dan ruasgaris berarah 𝑃𝑄
e. Ruang dan ruangan
8. Untuk menanamkan pemahaman siswa tentang relasi antara unsur-unsur ruang
yaitu titik, garis, dan bidang, maka seringkali titik, garis, dan bidang diwakili

56
oleh titik sudut, rusuk, sisi, diagonal atau bidang diagonal dalam sebuah
kubus.
a. Mengapa dipilih bangun kubus?
b. Buatlah gambar sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm.
Bidang alas ABCD horizontal dan bidang sisi tegak ABFE fontal!
c. Sebutkan tiga pasang garis yang dua-dua saling bersilangan!
d. Apakah yang dimaksud dengan dua titik sudut yang berhadapan? Berikan
contohnya!
e. Apakah yang dimaksud dengan dua rusuk yang berhadapan? Berikan
contohnya!
f. Apakah yang dimaksud dengan dua sisi berhadapan? Berikan contohnya!
g. Apakah yang dimaksud dengan diagonal bidang? Berikan contohnya!
h. Apakah yang dimaksud diagonal ruang? Berikan contohnya!
i. Apakah yang dimaksud bidang diagonal? Berikan contohnya!
j. Tentukan banyak bidang diagonal kubus, apabila digambar semua!
k. Pada gambar kubus yang Anda buat, sebutkan:
i. Garis-garis yang letaknya frontal, tetapi tidak horizontal.
ii. Garis-garis yang letaknya horizontal, tetapi tidak frontal;
iii. Garis-garis vertikal yang tidak frontal.

57
BAB X
GARIS TEGAK LURUS BIDANG

1. Definisi dan Teorema Garis Tegak Lurus Bidang


Definisi: Sebuah garis g dikatakan tegak lurus pada sebuah bidang- K, jika
garis g tegak lurus pada semua garis yang terletak pada bidang-K.
Teorema: jika sebuah garis g tegak lurus pada dua buah garis yang
berpotongan yang terletak pada sebuah bidang-K, maka garis g
akan tegak lurus pada setiap garis yang terletak pada bidang-K.

Jadi jika garis g tegak lurus pada bidang-K dan gar`is-garis a, b, c, dan d masing-
masing terletak pada bidang-K, maka g  a, g  b, g  c, g  d.
Sedangkan jika garis g tegak lurus pada garis p dan q yang berpotongan, sedang p
dan q terletak pada bidang-K, maka garis g akan tegak lurus pada bidang-K.
Dengan demikian untuk membuktikan atau menunjukkan apakah sebuah garis
tegak lurus pada sebuah bidang, cukup ditunjukkan bahwa garis tersebut tegak
lurus pada dua garis berpotongan yang terletak pada bidang tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, di sekitar kita, khususnya jika kita berada dalam
sebuah ruangan, akan kita lihat adanya garis-garis yang tegak lurus bidang. Coba
Anda tunjukkan!

2. Proyeksi Titik dan Garis pada Bidang


a) Proyeksi titik pada bidang
Pengertian: Proyeksi titik A terhadap bidang-H adalah titik kaki garis tegak
lurus yang ditarik dari titik A pada bidang-H.

58
A

A
H

Pada gambar di atas:


H disebut bidang proyeksi
A disebut titik yang diproyeksikan
A disebut proyeksi titik A pada bidang H
⃡⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐴′ disebut garis pemroyeksi
Karena garis pemroyeksi letaknya tegak lurus pada bidang proyeksi,
maka proyeksi ini disebut juga proyeksi orthogonal, yang untuk selanjutnya
cukup disebut “proyeksi” saja.

b) Proyeksi sebuah garis pada sebuah bidang


Untuk selanjutnya, karena setiap bangun geometri dapat dipandang
sebagai himpunan titik, maka proyeksi suatu bangun geometri pada sebuah
bidang K diperoleh dengan memproyeksikan semua titik dari bangun itu.
Meskipun demikian, pada kenyataannya kita cukup memproyeksikan beberapa
titik tertentunya, sesuai dengan sifat bangun yang diproyeksikan.
Teorema: Proyeksi dari suatu garis pada sebuah bidang K, pada umumnya
akan berupa sebuah garis juga.

A A A

B B
B

A B A A=B
K K B K

59
Teorema: Jika sebuah garis sejajar dengan sebuah bidang, maka proyeksi
garis itu pada bidang tersebut berupa sebuah garis yang sejajar
dengan garis tadi.
Teorema: Jika sebuah garis tegaklurus pada sebuah bidang, maka proyeksi
garis itu pada bidang tersebut berupa sebuah titik.

Dengan demikian, untuk memproyeksikan sebuah ruas garis ̅̅̅̅


𝐴𝐵 cukup
dengan memproyeksikan ujung-ujungnya A dan B saja. Kemudian tinggal
menghubungkan A dan B dengan garis lurus untuk memperoleh proyeksi
dari ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 .
̅̅̅̅ letaknya tegak lurus pada bidang proyeksi K, maka proyeksi
Jika 𝐴𝐵
dari ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 merupakan sebuah titik. Mengapa?

Latihan 10
1. Diketahui : kubus ABCDEFGH
Buktikan : a. AC tegak lurus bidang DBFH
b. AC tegak lurus HB
2. Diketahui : kubus ABCD EFGH
Buktikan : a. AC tegak lurus bidang BD
b. AG tegak lurus BE
c. AG tegak lurus bidang BDE
d. Segitiga BDE sama sisi
3. Dalam limas segitiga D.ABC tiga buah rusuk yang bertemu di titik A saling
tegak lurus. Buktikan bahwa:
a. DA tegak lurus BC
b. AC tegak lurus BD
4. Diketahui kubus ABCD EFGH. Tentukan proyeksi:
a. Titik G pada bidang ADHE
b. Titik H pada bidang ABFE
c. ̅̅̅̅
𝐶𝐷 pada bidang ABCD
̅̅̅̅ pada bidang BCGF
d. 𝐸𝐶

60
e. ̅̅̅̅
𝐴𝐶 pada bidang EFGH
5. Dalam kubus ABCD EFGH.
̅̅̅̅ pada bidang ACGE
a. Lukislah proyeksi 𝐸𝐹
b. Lukislah proyeksi ̅̅̅̅
𝐴𝐹 pada bidang AEGC
6. Bagaimanakah kedudukan dari dua buah garis p dan q, agar proyeksinya pada
sebuah bidang K berupa garis lurus?
7. Bagaimana kedudukan dari dua buah garis a dan b, agar proyeksinya pada
sebuah bidang K berupa dua buah titik?
8. Lukislah proyeksi dari sebuah segitiga ABC terhadap sebuah bidang K, jika
A, B, dan C terletak di atas bidang K. Kemudian lukislah proyeksi dari titik
berat segitiga ABC pada bidang K. Jika Z adalah titik berat segitiga ABC,
sedang A, B, C, dan Z berturut-turut adalah proyeksi A, B, C, dan Z pada
bidang K, tunjukkan bahwa:
ZZ = 13 (AA + BB + CC).

61
BAB XI
JARAK

Definisi: Jarak antara dua buah bangun adalah panjang ruas garis penghubung
terpendek yang menghubungkan dua titik pada bangun-bangun
tersebut.

A B

G1 G2

Jika G1dan G2 adalah bangun-bangun geometri. Maka G1dan G2 dapat


dipikirkan sebagai himpunan titik-titik. Sehingga dapat dilakukan pemasangan
satu-satu antara titik-titik pada G1dan G2.
̅̅̅̅ adalah yang terpendek antara semua ruas garis penghubung titik-
Jika 𝐴𝐵
titik itu, maka panjang ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 disebut jarak antara G1dan G2. Akibat dari
pengertian yang demikian maka:
̅̅̅̅.
1. Jarak antara titik P dan Q adalah panjang ruas garis 𝑃𝑄
2. Jarak antara titik P dan garis g adalah panjang ruas garis penghubung P
dengan proyeksi P pada garis g.
3. Jarak antara titik P dan bidang K adalah panjang ruas garis penghubung P
dengan proyeksi P pada bidang K.
4. Jarak antara garis g dan bidang K yang sejajar sama dengan jarak salah satu
titik pada garis g terhadap bidang K.
5. Jarak antara bidang K dan L yang sejajar sama dengan jarak salah satu titik
pada bidang K terhadap bidang L, atau sebaliknya.
6. Jarak antara garis g dan h yang bersilangan adalah panjang ruas garis hubung
yang memotong tegak lurus garis-garis g dan h.

62
Berikut gambar yang menunjukkan cara menentukan jarak bangun-bangun
diatas. Perhatikan cara menggambarnya.
R P P

Q R
Q P K P1
P2 P3 P1 P4 g

Dua cara atau langkah untuk menentukan jarak antara dua garis a dan b yang
bersilangan.
Cara 1:
1. Membuat garis b1 sejajar b yang memotong garis a.
2. Membuat bidang H yang melalui a dan b1. Bidang H letaknya sejajar
dengan garis b (mengapa?).
3. Memproyeksikan garis b pada bidang H, menghasilkan garis b2 yang
letaknya sejajar dengan b1 dan memotong garis a di titik A.

63
4. Melalui titik A dibuat garis g tegak lurus pada bidang H yang akan
memotong garis b di titik B.
5. Ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 merupakan ruas garis yang memotong tegak lurus a dan b;
̅̅̅̅ adalah jarak antara garis a dan b yang bersilangan.
jadi panjang 𝐴𝐵
Bukti:
g  bidang H .................... g  a .................. (i)
a dan b2 pada bidang H .... g  b2 jadi g  a dan g  b
g  b2 g  b .................................................... (ii)
b2 // b
Cara I dapat dijelaskan dengan lukisan berikut:

g b

b2

A a b1

Cara II
1. Membuat sebuah bidang yang memotong tegaklurus garis b di titik P,
namakan bidang H.
2. Mempoyeksikan garis a pada bidang H yang menghasilkan garis a1.
3. Melalui titik P pada bidang H dibuat garis yang memotong tegak lurus
garis a1 di titik Q.
4. Melalui titik Q dibuat garis k tegak lurus bidang H, yang memotong garis
a di titik A.
5. Melalui titik A dibuat garis l sejajar garis ⃡⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 , yang akan memotong garis
b di titik B.

64
6. Ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 adalah ruas garis yang memotong tegak lurus garis-garis a
dan b, jadi panjang ̅̅̅̅
𝐴𝐵 adalah jarak antara dua garis bersilangan a dan b.
Bukti:
𝑃𝑄  a1
⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑃𝑄  bidang (a, a1)
⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑃𝑄  a
⃡⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵  a
jadi ⃡⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄  k
⃡⃗⃗⃗⃗ a pada bidang (a, a1) ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 // ⃡⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄
b  ⃡⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 𝐴𝐵  b
⃡⃗⃗⃗⃗
⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 // ⃡⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄
̅̅̅̅ memotong tegak lurus garis a dan garis b. Cara II dapat dijelaskan
Jadi 𝐴𝐵
dengan lukisan pada gambar berikut.

Latihan 11
𝐸𝐹𝐺𝐻
Buatlah gambar kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷

1. a) Lukis dan hitunglah jarak antara A dan C!


b) Lukis dan hitunglah jarak antara D dan G!
2. Lukis dan hitunglah jarak antara E dan C jika ditempuh melewati bidang
sisi kubus!
3. a) Lukis dan hitunglah jarak antara A dan C!
b) Lukis dan hitunglah jarak antara D dan G!
4. a) Lukis dan hitunglah jarak antara HG dan ABFE!
b) Lukis dan hitunglah jarak antara FG dan BCHE!
5. Lukis dan hitunglah jarak antara bidang ABFEdan bidang DCHG!
6. Lukis dan hitunglah jarak antara bidang AFH dan bidang BDG!
7. Lukis dan hitunglah jarak antara AB dan FG!

65
8. Lukis dan hitunglah jarak antara AE dan BD!
9. Lukis dan hitunglah jarak antara GH dan FC!
10. Dua buah garis l dan m bersilangan tegak lurus. Jarak antara kedua garis
itu adalah AB. A pada l dan B pada m. Pada l dan m berturut-turut
terletak titik-titik C dan D, sehingga AC = 6 cm dan BD = 8 cm. Jika
AB = 10 cm, hitunglah panjang ̅̅̅̅
𝐶𝐷.

66
BAB XII
SUDUT DALAM RUANG

1. Sudut antara Dua Buah Garis yang Bersilangan


Pengertian: Sudut antara dua buah garis a dan b yang bersilangan ialah sudut
yang diperoleh jika melalui sembarang titik T ditarik garis a1
sejajar a dan garis b1 sejajar b.

Pada kejadian khusus, jika sudut antara dua buah garis yang bersilangan, yakni
garis a dan b, berupa sudut siku-siku, maka dikatakan bahwa garis a dan b
bersilangan tegaklurus, atau a menyilang tegaklurus garis b.

2. Sudut antara Garis dan Bidang


Pengertian: Jika garis a tidak tegaklurus pada bidang K, maka yang dimaksud
sudut antara garis a dan bidang K adalah sudut lancip yang
dibentuk oleh garis a dan proyeksi garis a pada bidang K.

Pada gambar, a1 adalah proyeksi a pada bidang K, maka sudut antara garis a
dan bidang K ditunjukkan oleh sudut lancip yang dibentuk oleh a dan a1. Jadi
(a, K) = (a, a1).

67
3. Sudut antara Dua Buah Bidang
Jika dua buah bidang K dan L saling berpotongan sepanjang garis
potong (K, L), maka sudut antara bidang K dan L ditetapkan sebagai berikut:
Buatlah sebuah bidang yang tegaklurus pada garis potong (K, L)

Latihan
Dalam kubus ABCD EFGH
1. Sudut antara FD dan bidang BCGF ditunjukkan oleh sudut DFC,
selanjutnya tunjukkan sudut antara:
a. BD dan bidang AEHD
b. FD dan Bidang ABCD
c. DH dan Bidang ACGE
2. Berapakah besarnya sudut antara:
a. CG dan bidang ABCD
b. GD dan bidang ABCD
c. DH dan bidang ACGE
3. Lukis besar sebenarnya sudut antara diagonal ruang dan sisi kubus,
misalnya antara DG dan bidang sisi BHDG.
4. Tunjukkan dalam limas segi empat beraturan T.ABCD sudut antara:
a. TA dan bidang alas
b. TA dan bidang TBD
5. Sebuah kerucut bidang alas dan apotemanya sama panjang. Berapakah
besar sudut yang dibentuk oleh apotema dan bidang alasnya?
6. Dalam kubus ABCD EFGH, tentukanlah besarnya sudut antara:
a. AB dan CG d. FC dan EA
b. AB dan DE e. FG dan AD

68
c. DC dan BE
7. Dalam kubus ABCD EFGH, titik P adalah titik pertengahan AB, dan AB =
8 cm, tentukan:
a. Panjang HP
b. Cos (AD, HP)
c. Tg Cos (EF, GP)
8. Tiga rusuk yang bertemu di titik A di limas T.ABC saling tegak lurus. Jika
AB=AC=42 cm dan TA = 43 cm. Hitunglah:
a. Besar sudut antara BCT dan ABC
b. Tangen sudut antara BCT dan ABT.
9. Dalam kubus ABCD EFGH, dilukis bidang ACGE dan BDG.
a. Lukislah garis potong kedua bidang itu.
b. Manakah sudut antara BDG dan ACGE
c. Manakah sudut antara BDG dan ABCD
d. Manakah sudut antara BDG dan BDE.

69
BAB XIII
PRISMA DAN LIMAS
A. Prisma
1. Definisi: prisma adalah bidang banyak yang dibatasi oleh dua bidang sejajar
dan beberapa buah bidang lain yang dua-dua saling berpotongan menurut
garis-garis yang sejajar. Bidang-bidang sejajar itu kemudian membentuk dua
buah daerah segi banyak yang kongruen yang dinamakan masing-masing
bidang alas dan bidang atas. Garis-garis sejajar itu disebut rusuk tegak;dan
pada umumnya rusuk tegak tidak tegak lurus pada bidang alas. Bidang batas
yang selain bidang alas dan bidang atas disebut bidang sisi tegak; yang pada
umumnya berupa daerah jajargenjang. Jarak antara bidang alas dan bidang
atas disebut tinggi prisma.

Q S

Gambar
Irisan prisma dengan sbeuah bidang yang memotong semua rusuk tegak dan
letaknya tegak lurus pada rusuk tegak, disebut irisan tegak lurus atau irisan
siku-siku (pada gambar PQRS). Prisma yang bidang alasnya sebuah segi-n
disebut prisma bersisi-n atau prisma segi-n.

2. Prisma yang Memiliki Sifat Khusus


1) Prisma Tegak adalah prisma yang rusuk tegaknya tegak lurus pada
bidang alas.
Dengan demikian maka pada sebuah prisma tegak:

70
a. sisi-sisi tegaknya berupa daerah persegi panjang
b. bidang alas dan bidang atasnya juga merupakan irisan siku-sikunya
c. tinggi prisma dapat diwakili oleh panjang salah satu rusuk tegaknya.
Prisma yang tidak tegak disebut prisma miring.

Gambar

2) Prisma beraturan atau prisma teratur adalah prisma tegak yang bidang
alasnya berupa segi banyak beraturan.
Pada prisma beraturan ruas garis yang menghubungkan titik-titik pusat
bidang alas dan bidang atas disebut sumbu dari prisma beraturan itu. Pada
gambar di bawah ini adalah prisma segitiga beraturan ABCDEF. Z1 dan Z2
adalah titik-titik pusat bidang alas dan atas, maka Z1Z2 disebut sumbu
ABCDEF.
D F
Z2

A C
Z1

B
Gambar

71
3) Paralelepipedum

72
BAB XIV
IRISAN BIDANG DAN BANGUN RUANG

Bab ini membicarakan tentang bagaimana menentukan atau melukis irisan


antara sebuah bidang datar tertentu dengan sebuah bangun ruang yang diketahui.
Karena bangun-bangun geometri merupakan himpunan titik-titik tertentu, maka
irisan sebuah bidang dan sebuah bangun ruang merupakan himpunan semua titik
persekutuan antara bidang dan bangun ruang tersebut.
Irisan sebuah bidang dan sebuah bangun ruang pada umumnya berupa
sebuah daerah bangun datar. Jika bangun ruang yang dimaksud berupa prisma
atau limas, maka irisannya pada umumnya berupa sebuah daerah segibanyak.
Dengan demikian dalam melukis irisan bidang dengan prisma atau limas
dilakukan dengan melukis ruasgaris-ruasgaris yang merupakan sisi-sisi dari
daerah segibanyak atau irisan yang dimaksud.
Dalam menentukan perpotongan antara bangun-bangun ruang, khususnya
dalam menentukan irisan antara sebuah dan sebuah prisma atau limas, kita
menggunakan beberapa postulat (aksioma) dan teorema (dalil), terutama aksioma
dan dalil-dalil berikut:
Aksioma 1: melalui dua titik yang berlainan ada tepat satu garis.
Aksioma di atas dapat juga dikatakan dengan:
i. Dua buah titik yang berlainan menentukan sebuah garis
ii. Jika dua buah garis bersekutu dua titiknya, pasti kedua garis itu berimpit.
Aksioma 2: Melalui tiga buah titik paling sedikit dapat dibuat sebuah bidang.
Aksioma 3: Jika dua titik dari sebuah garis terletak pada sebuah bidang, pasti
seluruh garis itu terletak pada bidang tersebut. (hanya berlaku untuk
bidang datar).
Aksioma 4: Jika dua bidang bersekutu sebuah titik, pasti kedua bidang itu
bersekutu pada sebuah garis yang melalui titik itu.

Dari aksioma-aksioma di atas dapat diturunkan dalil-dalil berikut:


Dalil 1: Melalui tiga titik yang tidak segaris ada tepat sebuah bidang.

73
Dalil 2: Melalui sebuah garis dan sebuah titik diluarnya ada tepat sebuah bidang.
Dalil 3: Melalui dua garis yang berpotongan ada tepat sebuah bidang.
Dalil 4: Melalui dua garis sejajar ada tepat sebuah bidang.
Dalil 5: Empat buah titik belum tentu terletak pada sebuah bidang.
Dalil 6a: Jika tiga bidang dua-dua berpotongan sehingga menghasilkan tiga
garis berpotongan, dan jika dua diantara tiga garis itu berpotongan di
titik T, maka garis perpotongan yang ketiga juga melalui titik T. (Gambar
1)

Dalil 6b: Jika tiga bidang dua-dua berpotongan sehingga menghasilkan tiga
garis perpotongan, dan jika dua diantara tiga garis itu sejajar, maka garis
perpotongan yang ketiga juga akan sejajar dengan kedua garis
perpotongan yang pertama. (Gambar 2)
Akibat dalil 6b:
Jika melalui dua garis sejajar masing-masing dibuat dua buah bidang
yang saling berpotongan, maka garis perpotongannya pasti sejajar
dengan kedua garis yang pertama.

Dengan beberapa aksioma dan dalil di atas, kita dapat menyelesaikan


masalah lukisan dalam ruang, khususnya lukisan irisan bidang dengan bangun
ruang. Dalam melukis irisan (yang pada umumnya berupa daerah segibanyak),
kita berusaha melukis sisi-sisi dari segibanyak itu. Sedang sisi-sisi segibanyak itu
masing-masing ditentukan oleh titik-titik sudutnya. Adapun titik-titik sudut itu
pada hakekatnya adalah titik potong bidang itu dengan rusuk-rusuk tertentu dari
bangun ruang yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa “melukis titik potong sebuah
garis dan sebuah bidang” merupakan langkah awal yang harus dipahami dan
dikuasai dalam melukis irisan sebuah bidang dengan sebuah bangun ruang.

74
Berikut ditunjukkan pedoman tentang bagaimana langkah menentukan
titik potong garis dan bidang, serta langkah menentukan garis potong dua buah
bidang.
Menentukan titik potong garis dan bidang

75
DAFTAR PUSTAKA

De Baan dan J.C. Boss, 1956. Ilmu Ukur. Jakarta: J.B. Wolters.
Djoko Iswadji. 1999. Geometri II. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Soekemi, dkk. 1966. Ilmu Ukur dengan Persiapan. Yogyakarta: Penerbit Spring.

76

Anda mungkin juga menyukai