Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
MODUL 5
BANGUN RUANG

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3 :

- HAMKA (859408375)
- SARWAN (859383876)
- PIRAWATI (859409456)
- NUR ANNISA SOFYAN (859382677)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Bilangan Rasional dan Desimal” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Matematika di SD. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang bilangan rasional dan desimal bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amran Hapsan selaku tutor Mata Kuliah Pembelajaran
Matematika di SD. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Maros, 11 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

Latar Belakang ........................................................................................................................ 1


Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
Tujuan ..................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
Pengertian Bidang banyak dan bangun ruang..................................................................... 2
A. Unsur-unsur Ruang ............................................................................................................. 2
B. Bidang Banyak dan Bangun Ruang ..................................................................................... 3
C. Miskonsepsi Pemahaman Unsur-Unsur Ruang .................................................................. 14
Jaring-Jaring Bangun Ruang ............................................................................................. 14
A. Jaring-Jaring Kubus dan Balok .......................................................................................... 14
B. Jaring-Jaring Limas .......................................................................................................... 16
C. Jaring-Jaring Prisma ......................................................................................................... 17
D. Jaring-Jaring Tabung dan Jaring-Jaring Kerucut ............................................................... 17
E. Jaring-Jaring Bidang Banyak Beraturan ............................................................................ 18
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 19
Kesimpulan ........................................................................................................................... 19
Saran ..................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Mengapa geometri khususnya bangun ruang diajarkan pada siswa sekolah dasar
(SD)? Pengetahuan geometri termasuk bangun ruang dapat mengembangkan pemahaman
anak terhadap dunia sekitarnya bukan hanya kemampuan bangun datar saja, kemampuan
tentang bangun ruang pun dapat dikenalkan pada anak usia SD, bahkan pada anak taman
kanak-kanak (TK) asalkan dengan pendekatan yang sesuai dengan tahap berpikir mereka.
Geometri dengan bangun ruangnya merupakan pengetahuan dasar yang harus
dipelajari siswa. Para siswa diharapkan mengenal konsep titik, garis, bidang, kubus, balok,
prisma, kerucut, tabung, bola, dan pengukuran serta konsep bangun ruang lainnya.
Pertimbangan lainnya adalah bangun ruang sangat banyak digunakan dalam kehidupan
keseharian siswa. Para siswa sering menemukan bangun-bangun ruang seperti bentuk ruang
kelas, televisi, lemari, stadion, bahkan computer. Pengetahuan bangun ruang dapat
mengembangkan pemahaman anak terhadap dunia sekitarnya.

Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari bidang banyak dan bangun ruang?


2. Apa saja macam-macam bangun ruang?
3. Apa saja unsur-unsur ruang?
4. Bagaimana Menentukan jaring-jaring bangun ruang?

Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari bidang banyak dan bangun ruang.


2. Mengetahui macam-macam bangun ruang.
3. Mengetahui unsur-unsur ruang.
4. Mengetahui cara menentukan jaring-jaring bangun ruang.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Bidang banyak dan bangun ruang


- Bidang Banyak
Bidang banyak disebut juga polihedron. Bidang banyak merupakan suatu bidang banyak
yang mempunyai batas-batas terdiri dari daerah-daerah poligon yag saling berpotongan.
Poligon adalah bangun datar bersisi lurus

Bidang banyak mempunyai:


 Sisi
Daerah poligon dari bidang banyak atau polihedron
 Rusuk
Segmen garis pertemuan dua sisi
 Titik sudut
Titik potong dua rusuk

- Bangun Ruang
Bangun ruang merupakan sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh
beberapa sisi. Jumlah dan model yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan
bentuk bangun tersebut.

A. Unsur-Unsur Ruang
1. Titik
Sebagaimana telah diketahui bahwa secara sederhana kita dapat mendefinisikan
bahwa geometri merupakan suatu studi tentang himpunan titik. Pada definisi ini memuat
kata yang tidak didefinisikan (non-defined forms), yaitu “titik”. Dalam mempelajari
geometri bangun ruang kita akan menemukan beberapa kata yang tidak didefinsikan,
misalnya titik, garis, bidang, ruang, dan permukaan (surface). Namun walaupun kata atau
istilah tersebut tidak didefiniskan, kita masih bisa memepelajari beberapa sifatnya. Sebagai
contoh, sebuah “titik” tidak mempunyai ukuran atau dimensi. Sifat ini tentunya akan
memberikan implikasi bagi kita sebagai guru.

Walaupun titik tidak mempunyai ukuran, seorang guru SD dapat menggambar sebuah
“noktah” pada sehelai kertas atau pada papan tulis untuk mewujudkan suatu model dari
titik tersebut. Noktah-noktah ini akan memberikan suatu ide tentang lokasi atau letak titik
yang dibicarakan. Untuk mempermudah pemahaman siswa SD kita dapat member nama
bagi setiap titik yang menjadi perhatian kita. Umpamanya kita menggunakan huruf capital
pada noktah yang digambar untuk menyatakan titik.

.A .C .Q

.P .B .R

2
2. Garis
Unsur-unsur bangun ruang lainnya adalah garis dan bidang. Sebelum membicarakan
garis tentunya anda masih ingat dengan konsep ruas garis (segment) dan sinar. Ruas garis
adalah bagian atau patahan dari sebuah garis, sedangkan jika ruas garis itu diperpanjang
terus menerus ke satu arah, maka terjadilah sinar. Pada gambar tampak bahwa ruas garis
AB diperpanjang terus ke kanan, maka terjadilah sinar AB. Titik A disebut titik pangkal
sinar. Sinar berpangkal tapi tidak berujung.

A B

A B
Apabila ruas garis AB diperpanjang terus menerus ke kiri, maka terjadilah BA. Titik
pangkal BA adalah titik B. jelas bahwa BA tidak sama dengan BA. Panah pada gambar sinar
menunjukkan bahwa sinar tidak berujung, melainkan terus memanjang tanpa batas.

3. Bidang
Unsure ruang atau himpunan bagian dari ruang yang menjadi perhatian kita
selanjutnya adalah “bidang”. Secara intuitif, kita dapat membayangkan suatu bidang
sebagai permukaan suatu meja yang sangat rata, atau permukaan suatu lantai, atau
permukaan suatu dinding, atau permukaan rata yang lain.

Karena bidang (bidang datar) meluas terus menerus ke segala arah, maka tidak
mungkinlah kita menggambar bidang itu seluruhnya. Biasanya untuk menggambar suatu
bidang kita ambil bagian yang berbentuk daerah persegi panjang untuk mewakili bidang
tadi. Pada gambar tampak daerah persegipanjang yang mewakili bidang a atau bidang
ABCD.
A C D C

a a B A B

selanjutnya untuk memudahkan pemahaman tentang suatu bidang biasanya


menggunakan model berupa jajargenjang untuk menggambarkan konsep tentang bidang
(gambar di atas). Kemudian sebagai pendalaman pemahaman guru tentang unsur-unsur
ruang seperti titik, garis, dan bidang dapat didiskusikan berbagai kemungkinan letak titik,
garis, dan bidang. Misalnya bagaimana kemungkinan letak titik dan bidang, letak titik dan
garis, letak garis dan bidang, letak dua garis, letak dua bidang, letak tiga bidang, dan
sebagainya.

B. Bidang Banyak dan Bangun Ruang


1. Bidang Banyak (Polihedron)
Apakah anda masih ingat pada geometri bangun datar (ruang dimensi dua) dengan
yang disebut segibanyak (polygon)? Apakah anda bisa menjelaskan kembali tentang
lingkungan tertutup sederhana (kurva tertutup sederhana)? Bagaimana hubungan antara
lingkungan tertutup sederhana dengan polygon? Tentu anda sudah mengenal dengan baik
lengkungan tertutup sederhana, seperti segitiga, segiempat, segilima, lingkaran dan
sebagainya. Segitiga, segiempat, dan segilima adalah contoh segi banyak, sedangkan
lingkaran tentunya bukanlah contoh segi banyak

3
Lengkungan tertutup sederhana membagi bidang (bidang gambar) menjadi tiga bagian
lepas, yaitu bagian luar, lengkungan tertutup sederhana sendiri dan yang ketiga bagian
dalamnya. Demikian pula dengan sebuah permukaan tertutup sederhana yang membagi
ruang menjadi tiga himpunan titik lepas. Ketiga himpunan titik itu adalah bagian dalam,
bagian luar, dan permukaan tertutup sederhana itu sendiri. Gabungan dari bagian
dalamnya dan permukaan tertutup sederhana dinamakan daerah permukaan tertutup
sederhana. Sedangkan sebuah permukaan tertutup sederhana yang terdiri dari daerah-
daerah segibanyak (poligon) dinamakan bidang banyak (polyhedron) beberapa bidang
banyak tampak pada gambar 5.7

Pada gambar 5.7 (a) bidang banyak tersebut dinamakan bidang empat dengan
pembatas-pembatasnya hanya ada empat segitiga. Pada Gambar 5.7 (b)npembatas-
pembatasnya hanya berupa segiempat sebanyak enam buah dan dinamakan bidang enam.
Sedangkan pada gambar 5.7 (c) pembatas pembatasnya segiempat dan segitiga (bidang
banyak semacam ini akan kita jumpai dalam pembahasan berikutnya).

Selanjutnya berikut ini adalah beberapa contoh yang bukan bidang banyak. Gambar
5.8 (a) bukan bidang banyak karena mempunyai lubang. Gambar 5.8 (b) bukan bidang
banyak karena bidangnya lengkung, dan gambar 5.8 (c) bukan pula bidang banyak karena
derah dalamnya tidak tertutup.

Perlu pula anda ketahui bahwa daerah segibanyak (poligon) dari bidang banyak
(polihedron) disebut sisi, ruas garis persekutuan dua sisi disebut rusuk, dan titik potong
dua rusuk disebut titik sudut. Pada gambar 5.9, tampak bidang banyak yang disebut balok
dengan beberapa unsure seperti berikut.
a. Titik-titik sudutnya adalah titik-titik A,B,C,D,E,F,G, dan titik H
b. Rusuk-rusuknya adalah ruas garis ruas garis AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE,
DH, BF, dan ruas garis CG.
c. Sisi sisnya adalah bidang-bidang ABCD, EFGH, ABFE, DCGF, ADHE, dan bidang
BCGF.

4
2. Bidang Banyak Beraturan
Bidang banyak ada yang dibatasi oleh satu macam segi banyak saja, tetapi ada pula
yang dibatasi oleh beberapa macam segi banyak (Gambar 5.7). Jika pembatasnya hanya
terdiri atas satu macam segi banyak beraturan dan kongruen (sama dan sebangun), maka
bidang banyak tersebut dinamakan bidang banyak beraturan. Jadi, jelaslah bahwa
bidang banyak beraturan adalah bidang banyak yang bidang sisinya berupa satu macam
segi banyak beraturan yang kongruen.

Beberapa bidang banyak beraturan yang sudah dikenal sejak zaman yunani kuno, di
antaranya:
a. Bidang empat beraturan (tetrahedron)
b. Bidang enam beraturan (heksahedron)
c. Bidang delapan beraturan (octahedron)
d. Bidang duabelas beraturan (isohedron)
e. Bidang dua puluh beraturan (dodecahedron)

Gambar masing-masing bidang banyak beraturan tersebut dan salah satu jarring-
jaringnya ditunjukkan dalam Gambar 5.10 sampai dengan gambar 5.14. Sedangkan bidang
banyak –bidang banyak lain beserta jarring-jaringnya akan kita jumpai pembelajaranya
dalam kegiatan belajar 2. Perlu pula diketahui bahwa dalam kegiatan belajar 2 mendatang
bahasan tentang jarring-jaring bidang banyak beraturan tidak dibicarakan secara khusus
karena sudah kita bicarakan dalam pembelajaran yang sekarang.

Mengenai bidang banyak beraturan ini ada seseorang yang bernama Euler yang telah
menemukan sifat atau hubungan antara banyak titik sudut (T), banyaknya sisi (S) dan
banyaknya rusuk ® yaitu sebagai berikut:

5
3. Bangun Ruang
Sekarang kita perhatikan kembali beberapa contoh sebagai model dari permukaan
tertutup sederhana seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.6 diatas. Beberapa contoh dari
permukaan daerah tertutup sederhana, bidang banyak (Gambar 5.7) dan bisang banyak
beraturan (Gambar 5.10 sampai dengan Gambar 5.14)kesemuanya merupakan contoh dari
bangun-bangun ruang. Apakah anda dapat memberikan contoh bangun-bangun ruang yang
ada disekitar lingkungan kehidupan kita?

Cobalah anda perlihatkan kepada para siswa sebuah kotak misalnya tempat kapur
tulis, balon yang sudah ditiup atau mendiskusikan keberadaan ruang kelas yang dibatasi
oleh empat dinding, lantai dan plafon (langit-langit). Kesemuanya itu merupakan contoh-
contoh bangun ruang. Selain itu, masih banyak contoh-contoh bangun ruang yang
mempunyai nama-nama khusus seperti kubus, balok (nama yang biasa digunakan untuk
kotak) limas, prisma, kerucut, tabung, bola, dan sebagainya.

4. Prisma (Prism)
Apakah anda pernah melihat bangun ruang yang namanya prisma? Salah satu diantara
bidang banyak yang penting adalah prisma. Prisma adalah bidang banyak yang dibatasi
oleh dua bidang yang sejajar dan beberapa bidang lain yang berpotongan menurut garis-
garis yang sejajar.
a. α dan β dua bidang sejajar
b. segi n pertama terletak pada α
c. segi n ketiga terletak pada β
d. segi n pertama dan segi n kedua sama dan sebangun (kongruen) dan sisi-sisinya
berpasangan sejajar.

6
Bila titik-titik sudut seletak dihubungkan, maka semua daerah segi empat yang
dibentuk oleh semua garis hubung tersebut, dan daerah kedua segi n itu akan membentuk
sebuah prisma. Garis-garis hubungan itu akan saling sejajar pula. Bila segi n itu adalah
segitiga, maka prismanya itu disebut prisma segitiga dengan batas alas dan batas atasnya
adalah kedua daerah segitiga itu.

Prisma adalah gabungan semua isinya dan bagian dalamnya himpunan titik yang
kosong. Sedangkan nama prisma ditentukan oleh segi n itu, misalnya prisma sisi tiga,
prisma sisi empat dan seterusnya. Yang cukup penting dari pengelompokan prisma ini
adalah prisma sisi empat yang akan kita bicarakan pada bagian mendatang.

Pengelompokan prisma atas letak rusuk tegaknya terhadap alas prisma terbagi
menjadi prisma-prisma tegak dan prisma-prisma miring (Gambar 5.17). Salah satu
keluarga prisma yang sangat penting adalah prisma segi empat. Prisma segi empat ada
yang alanya segi empat sebarang (Gambar 5.18) dan ada yang alasnya berupa jajargenjang
(Gambar 5.19). Prisma yang alasnya berbentuk jajargenjang disebut paralelepipidum atau
paralelepipida. Paralelepipida dapat dikelompokkan atas dua jenis, yaitu paralelepipida
tegak dan paralelepipida miring.

5. Limas atau Piramid (Pyramid)


Limas merupakan salah satubangun ruang yang perlu kita ketahui untuk lebih
memantapkan konsep tentang bangun ruang. Limas ialah suuatu benda ruang yang dibatasi
oleh segibanyak dan segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak persekutuan di luar
segibanyak tersebut, sedangkan sisi-sisi segi banyak itu merupakan alas-alas segitiga itu
(definisi).

7
Suatu limas dinamakan limas sisi tiga, sisi empat, sisi lima, dan sebagainya, jika
segibanyak itu berupa segitiga, segiempat, segilima, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya
kita perhatikan Gambar 5.21 berikut yang menunjukkan limas segiempat TABCD.

Keterangan:
1. Segiempat ABCD dinamakan bidang alas.
2. Segitiga-segitiga TAB, TBC, dan TAD dinamakan bidang-bidang sisi tegak.
3. Titik T dinamakan titik puncak.
4. Ruas garis-ruas garis TA, TB, TC, dan TD dinamakan rusuk-rusuk tegak.
5. Rusuk-rusuk AB, BC, CD, dan DA dinamakan rusuk-rusuk bidang alas
6. Jarak dari titik puncak pada bidang alas dinamakan tinggi limas (TT1)
7. Garis tinggi pada tiap-tiap bidang sisi tegak dinamakan apotema (TT 2 salah satu
apotemanya).
8. Bidang-bidang TBD dan TAC dinamakan bidang-bidang diagonal.

Perlu pula diketahui, bahwa limas segitiga dinamakan bidang empat, karena dibatasi
oleh empat buah bidang. Khusus mengenai bidang empat ini akan kita bicarakan pada
bagian mendatang.

Pada Gambar 5.21 di atas, alas limas TABCD yaitu segiempat ABCD merupakan
segiempat sebarang. Jika alas suatu limas berbentuk segi n yang beraturan, maka dikenal
dengan sebutan limas teratur. Limas teratur adalah limas yang bidang alasnya merupakan
segi n beraturan dan proyeksi titik puncak pada bidang alasnya berimpit dengan pusat
bidang alas (definisi).

Sekarang kita perhatikan gambar berikut (Gambar 5.22) dan beberapa keteranganya,
sehingga kita dapat membedakan antara limas teratur dan limas tidak teratur.

8
Keterangan:
1. Rusuk-rusuk alasnya sama panjang
AB = BC = CD = AD
2. Rusauk-rusuk tegaknya sama panjang
TA = TB = TC = TD
3. Semua bidang sisi tegaknya kongruen
TAB= TBC= TCD= TAD

Limas TABCD adalah limas segiempat teratur, bidang alas ABCD berbentuk
bujursangkar (persegi). Titik T1 merupakan proyeksi titik puncak T pada bidang alas
ABCD dan titik T1 merupakan pusat bujursangkar ABCD.

6. Bidang Empat
Seperti telah disebutkan di muka, bahwa limas segitiga dinamakan juga bidang empat,
karena dibatasi oleh empat buah bidang. Bidang empat adalah limas yang alasnya berupa
segitiga (definisi)

Pada Gambar 5.26 limas ABCD merupakan bidang empat dan mudah dilihat bahwa
banyaknya bidang batas adalah empat, sesuai dengan namanya. Adapun bidang-bidang
batasnya adalah bidang-bidang ABC, ABD, BCD, ACD. Berbeda dengan limas segi-n (n
lebih besar dari tiga), pada bidang empat setiap titik sudutnya dapat dianggap sebagai titik
puncak.
Pada bidang empat ABCD, unsure-unsurnya dang kemungkinan=kemungkinan
pemberian namanya adalah sebagai berikut.

9
Ada beberapa ketentuan (definisi) yang perlu kita ketahui tentang bidang empat yaitu:
1. Bidang empat teratur adalah bidang empat yang keempat bidang batasnya kongruen.
2. Bidang empat tegak adalah bidang empat yang salah satu rusuknya tegak lurus pada
bidang alas.
3. Bidang empat siku-siku adalah bidang empat yang mempunyai tiga rusukbertemu pada
satu titik sudut saling tegak lurus.
4. Bidang empat sebarang adalah bidang empat yang tidak termasuk salah satu bidang
empat di atas.

7. Tabung atau Silinder (Cylinder)


Pada bahasan yang lalu kita telah membicarakan permukaan tertutup sederhana
sengan sisi-sisinya adalah daerah-daerah segibanyak. Perlu kita ketahui bahwa tidak semua
permukaan tertutup sederhana adalah bidang banyak yang bersisi daerah-daerah
segibanyak. Ada pula permukaan tertutup sederhana yang sisinya lengkung. Beberapa
diantaranya yang sering kita jumpai adalah tabung (silinder), kerucut, dan bola.
Secara khusus, tempat kedudukan titik-titik yang berjarak tertentu (R) dari sebuah
garis tetap s dinamakan tabung atau silinder (definisi). Tabung dengan sumbu s dan jari-
jari R disingkat dengan tabung (s, R) seperti tampak pada Gambar 5.28

Benda-benda seperti kaleng susu, drum, minyak tanah, kaleng dan sejenisnya
merupakan tabung lingkaran tegak. Jika kita menyebut tabung, maka yang dimaksud
adalah tabung lingkaran tegak. Tabung lingkaran tegak atau kita sebut tabung,
permukaanya terdiri dari dua buah lingkaran beserta bagian-bagian dalamnya (daerah
lingkaran) dan sebuah sisi lengkung. Kedua daerah lingkaran itu kongruen dan letaknya
sejajar lingkaran-lingkaran dan bagian-bagian dalamnya biasa disebut alas-alas tabung.

Ruas garis-garis pada sisi lengkung yang vertical semua letaknya tegak lurus pada
kedua alasnya, sejajar letaknya dan sama panjang. Karena semua ruas garis tegak lurus
pada alas dan alasnya adalah lingkaran, maka tabung itu disebut tabung lingkaran tegak
(Gambar 5.29(a)).

10
Gambar 5.29(b)) memperlihatkan tabung elips tegak. Maksudnya ruas garis-ruas garis
pada sisi lengkung tegak lurus pada alasnya dan alas-alasnya adaalah daerah ellips.
Sedangkan Gambar5.29(c)) adalah tabung lingkaran miring. Jadi ruas garis-ruas garis pada
sisi lengkung letaknya tidak tegak lurus (miring) pada alasnya dan als-alasnya adalah
daerah lingkaran.

8. Kerucut (Conic)
Sebuah kerucut terdiri atas dua sisi. Sisis pertama merupakan sebuah daerah
lengkungan tertutup sederhana yang datar dan disebut sebagai alasnya. Sisi kedua
merupakan daerah lengkungan tertutup sederhana yang terjadi karena sebuah titik
dihubungkan olrh ruas garis-ruas garis dengan tiap titik di tepi alasnya. Titik ujung sekutu
semua garis itu letaknya di luar bidang alas dan disebut puncak kerucut (Gambar 5.31(a)).

Sebuah kerucut dengan alas daerah lingkaran disebut kerucutlingkaran, misalnya alat
kukusan (Gambar 5.31(b)) atau topi petani (Gambar 5.31(c)). Jika ruas garis penghubung
puncak dengan pusat lingkaran alas tegak lurus pada bidang alasnya, maka kerucut itu
disebut kerucut lingkaran tegak. (Gambar 5.32(b)). Jadi PN bidang alas. Akibatnya
PA – PB = PC = …, jika A, B, C,… pada lingkaran alasnya. Jika QN tidak tegak lurus
(miring) pada bidang alasnya dan al situ daerah lingkaran, maka kerucut itu disebut
kerucut lingkaran miring (Gambar 5.32(b)). Jika D dan E pada lingkaran alasnya, maka
pada umumnya QD ≠ QE.

Dari penjelasan di atas dapatlah kita simpulkan bahwa kerucut atau kerucut
lingkaran tegak ialah tempat kedudukan garis-garis yang melalui sebuah titik tetap P dan
memotong sebuah lingkaran (N, R) sehingga PN bidang lingkaran (N, R). Titik P
disebut titik puncak, lingkaran (N, R) dinamakan lingkaran alas dan PN disebut
sumbu kerucut. Garis-garis itu disebut garis-garis pelukis (definisi).

Perhatikan kerucut pada gambar 5.33 berikut. Kiranya tidaklah sukar untuk
memahami sifat-sifat yang berikut.
a. Semua garis pelukis sama panjangnya (dihitung dari puncak sampai titik potongnya
dengan lingkaran alas). Garis pelukis itu disebut apotema kerucut.

11
b. Semua garis pelukis membentuk sudut-sudut yang sama besar dengan PN, sudut itu
disebut setengah sudut puncak.
c. Semua garis pelukis membentuk sudut-sudut yang sama besar dengan bidang alas,
sudut itu disebut sudut alas.

9. Bola
Tentunya kita telah mengenal sebuah permukaan tertutup sederhana dengan
pembatasnya bidang lengkung yang disebut bola. Bola adalah tempat kedudukan titik-titik
yang berjarak sama (R) dari sebuah titik tetap M. titik M disebut titik pusat dan jarak
yang sama atau R disebut jari-jari bola. Bola yang demikian disingkat dengan bola (M,
R) (definisi). Untuk lebih jelasnya kita perhatikan gambar 5.34.

Seperti halnya dalam lingkaran pada geometri bidang, bahwa di dalam bola dikenal
pula istilah tali busur dan garis tengah. Tali busur bola ialah garis hubung dua buah titik
sebarang yang terletak pada bola, dalam gambar 5.34 ruas gari PQ adalah tali busur.
Sedangkan tali busur melalui titik pusat disebut garis tengah bola.

Selanjutnya sebagai tambahan sekaligus sebagai pendalaman rasanya perlu pula kita
mengetahui beberapa istilah yang berkaitan dengan bola, diantaranya:
a. Bidang singgung pada bola ialah bidang yang hanya mempunyai satu titik persekutuan
dengan bola. Sedangkan titik persekutuannya disebut titik singgung.
b. Garis singgung pada bola ialah garis yang hanya mempunyai satu titik persekutuan
dengan bola, dan titik persekutuannya disebut titik singgung.

Bola dapat pula dianggap sebagai benda putar. Perhatikan gambar 5.35 yang
memperlihatkan sepotong kawat berbentuk setengah lingkaran. Sepotong kawat lurus dilas
pada lingkaran, di A dan di B. pusat setengah lingkaran adalah titik P.

12
Sekarang bayangkan keadaan berikut. Kawat lurus AB diputar sebagai sumbu putar
dengan letak tetap. Jika putarnya sukup cepat, tampak sebagai bentuk geometri apakah
putaran setengah lingkaran?

Karena bentuknya adalah bola, maka bola disebut benda putar. Dengan cara
pemutaran sumbu putar seperti di atas bentuk-bentuk apakah yang dihasilkan oleh
kerangka-kerangka kawat seperti gambar 5.36 (a), (b), dan (c) berikut.

Gambar 5.36 (a) menghasilkan benda putar yang disebut alliopsida, gambar 5.36 (b)
kerucut lingkaran tegak dan gambar 5.36 (c) tabung lingkaran tegak. Jika kerangka kawat
berbentuk sebuah lingkaran, sedangkan sumbu putarnya tidak memotong (gambar 5.37),
bentuk apakah benda putar yang dihasilkan?

Hasil yang didapat berbentuk kue donat. Bentuk demikian dalam geometri disebut
torus.

Perlu pula diketahui bahwa sebenarnya masih banyak konsep-konsep yang berkaitan
dengan bangun ruang sebagai pendalaman atau perluasannya, dalam hal ini tentunya akan
kita jumpai dalam pembahasan geometri ruang pada program studi pendidikan
matematika.

13
C. Miskonsepsi Pemahaman Unsur-Unsur Ruang
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menjelaskan konsep bangun ruang
kepada para siswa di SD, sehingga terhindar dari terjadinya miskonsepsi dalam proses
pembelajaran itu. Selain itu, perlu pula kita mengetahui beberapa hal yang sering terjadi
miskonsepsi dalam pembelajaran bangun-bangun ruang, untuk itulah kita perlu
memperhatikan beberapa catatan berikut ini.
1. Sering terjadi miskonsepsi dalam memahami konsep sisi dari bangun-bangun ruang.
Dalam sebuah permukaan tertutup sederhana, yaitu dalam geometri ruang pengeertian
sisi adalah sebagai bidang-bidang pembatas. Sisi-sisi tersebut bisa berupa daerah-
daerah segibanyak (polygon) dan bisa pula sisinya lengkung. Bangun-bangun ruang
yang sisinya berupa segibanyak seperti prisma, limas, balok, bidang banyak dan
sejenisnya, sedangkan bangun-bangun ruang yang sisinya berupa lengkung adalah
tabung (silinder), kerucut, dan bola. Namun kenyataanya sring diantaranya kita
menyebut sisi dari suatu bangun ruang pada rusuk. Padahal rusuk adalah ruas garis
yang merupakan perpotongan dua sisi suatu bangun ruang. Kesalahan ini terjadi
disebabkan pengertian sisi dalam geometri bangun datar terbawa ketika
membicarakan bangun-bangun ruang. Memang benar bahwa sisi dari suatu
lengkungan tertutup atau segibanyak adalah barupa ruas garis.
2. Miskonsepsi sering pula terjadi ketika memahami konsep kerucut dan tabung.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kerucut mempunyai dua sisi. Sisi pertamanya adalah
daerah lengkungan tertutup sederhana yang disebut alas. Sisi kedua merupakan daerah
tertutup sederhana yang terjadi karena sebuah titik dihubungkan oleh ruas-ruas garis
dengan tiap titik ditepi alasnya. Jadi keliru besar kalau TA dan TB dianggap rusuk
kerucut (gambar 5.39). ruas garis TA dan TB adalah garis pelukis, yaitu sebagai batas
pandang pada sisi kedua sebagaimana dijelaskan di atas.

Jarring-Jaring Bangun Ruang


A. Jaring-Jaring Kubus dan Balok
Pada pembahasan awal ini kita akan bicarakan jarring-jaring kubus dan jarring-jaring
balok beserta pembelajarannya. Namun sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu kita
akan mempelajari konsep jarring-jaring itu sendiri. Dengan mudah kita dapat memahami
bahwa jika sebuah kubus yang terbuat dari karton diiris menurut rusuk-rusuknya, sehingga
terdapat enam daerah bujursangkar (persegi) yang membentuk suatu bangun geometri
yang dinamakan jarring-jaring. Untuk lebih jelasnya kita dapat melakukan kegiatan
pembelajaran membuka sisi balok (kotak) yang berbentuk kubus dan balok seperti berikut
ini.
1. Siapkan bekas tempat makanan, kardus kotak dapur, atau kardus bekas tempat sepatu
yang berbentu balok dan kubus serta sebuah gunting.

14
2. Mintalah pula anak-anak membawa bekas makanan ringan atau kotak bekas kotak lain
yang berbentuk kubus dan balok.
3. Mintalah anak untuk memotong sepanjang sisi tepi kotak sedemikian hingga
permukaan kotak mendatar berupa rangkaian enam persegi (bujursangkar).
4. Yang susunanya seperti tampak pada gambar 5.41, dan rangkaian enam persegi
panjang yang susunanya seperti tampaka pada gambar 5.42.
5. Selanjutnya mintalah anak maju ke depan untuk menjelaskan kepada teman-temanya,
mana sisi, bagaimana bentuknya, berapa banyak sisi dari tiap-tiap bangun tersebut.
6. Mintalah anak yang lain untuk menanggapinya. Berikan kesempatan kepada mereka
untuk berdiskusi.

Gambar 5.41

Gambar 5.42
Selanjutnya setelah anak memahami jarring-jaring kubus dan balok serta
pembelajarannya, sekarang bagaimana anak belajar membuat model kubus dan balok.
Untuk Pembelajaran model kubus dan model balok dapat kita lakukan dengan
menggunakan kertas karton/kertas tebal dengan peralatan gunting dan lem perekat.
Adapun alternative kegiatan pembelajarannya dapat kita lakukan seperti berikut ini.
1. Mintalah anak menggambarkan jarring-jaring kubus atau balok pada kertas karton
dengan ukuran tertentu, berilah tempat untuk melekatkanya (lihat Gambar 5.43)

2. Mintalah anak untuk menggunting kertas/karton itu menurut keliling gambar.


3. Mintalah anak untuk melihat bangun ruang dari potongan kertas tersebut. Daerah yang
diarsir diberi lem, kemudian diletakkan pada bagian lain, jadilah sebuah kubus atau
balok.
4. Langkah kegiatan 1 sampai dengan 3 dapat pula dilakukan dalam berbagai ukuran untuk
dapat membuat model kubus atau model balok.

15
B. Jaring-Jaring Limas
Sekarang kita perhatikan kembali bangun ruang yang bernama limas. Pada gambar
5.48(a) tampak limas T. ABCD yang terbuat dari karton. Kemudian bidang sisi tegak
direbahkan kea rah luar (poros rotasi terletak pada bidang tegak) Limas tersebut diiris
menurut TA, TB, TC, dan TD. Selanjutnya masing-masing seperti ditunjukkan oleh
Gambar 5.48(b). Akhirnya semua bidang tegak terletak pada bidang pemuat alas. Bangun
geometri yang kita peroleh merupakan jarring-jaring limas.(Gambar 5.48(c )

Dalam proses pembelajaran model jari ng-jaring limas seperti di atas, ada beberapa
hal yang perlu kita perhatikan untuk dipahami secara bersama di kelas, yaitu:
1. Jika limas dari karton diiris menurut beberapa rusuknya, dan direbahkan pada bidang
rata, maka:
a. Semua bidang batas membentuk suatu bangun geometri.
b. Tidak ada bagian dari bidang sisi yang saling menutup.
c. Rangkaian bangun rebahan itu dinamakan jarring-jaring limas.
2. Cara mengiris limas dari karton tersebut tidak harus menurut rusuk tegak, tetapi dapat
juga mengirisnya menurut sebagian rusuk alas.
Untuk lebih jelasnya kita perhatikan proses pembelajaran pembuatan berbagai bentuk
jarring-jaring limas sebagaimana telah dibicarakan di atas bahwa cara mengiris rusuk-
rusuk limas dari karton tidak selalu menurut rusuk tegak saja. Kombinasi atau variasi
pemilihan rusuk yang diiris akan menghasilkan berbagai bentuk jarring-jaring.

Berikut ini proses pembelajaran pembentukan macam-macam jarring-jaring limas,


khususnya untuk limas segitiga beraturan dan limas segiempat beraturan. Untuk lebih
memahaminya kita perlihatkan gambar 5.49. Pada gambar tersebut, jika limas segitiga
beraturan diiris menurut rusuk-rusuk tegaknya, kemudian bidang sisi tegak direbahkan
pada bidang alas, maka akan diperoleh bangun jarring-jaring limas segitiga beraturan.
(Gambar 5.49(b)

16
C. Jaring-Jaring Prisma
Proses pembelajaran pembentukan jarring-jaring prisma sebenarnya sudah dimulai
sejak pertama kali kita mendiskusikan konsep jarring-jaring, yaitu dalam pembelajaran
jarring-jaring dari model kubus dan balok. Ingat konsep prisma dalam kegiatan belajar
mengajar 1 bahwa balok dan kubus adalah prisma yang istimewa. Karenanya dalam
pembelajaran jarring-jaring prisma sekarang ini akan kita diskusikan model prisma bentuk
lain.
Misalkan kita akan menunjukkan salah satu bentuk jarring-jaring prisma tegak dengan
alas segienam beraturan seperti terlihat pada gambar 5.52. sebaliknya kita dapat pula
membuat model bangun ruang dari jarring-jaring tersebut. Misalnya dari jarring-jaring
prisma tegak segienam beraturan akan dibangun kembali model bangun ruangnya.

Kegiatan pembelajaran membentuk model bangun ruang prisma segienam beraturan


dari jarring-jaringnya dilakukan dengan bantuan kertas karton, gunting, dan lem sebagai
bahan perekatnya. Caranya dengan melipat dan melekatkan tepi-tepi yang sesuai, dan
untuk melekatkannya digunakan tambahan (lidah), seperti tampak pada gambar 5.53
(perhatikan kembali proses pembuatan model kubus dan limas di atas).

D. Jaring-Jaring Tabung dan Jaring-Jaring Kerucut


Selanjutnya kita akan mendiskusikan pelajaran jarring-jaring tabung dan jarring-jaring
kerucut. Kegiatan pembelajarannya dilakukan dengan membuka sisi-sisi wadah yang
berbentuk tabung dan kerucut. Materi yang diperlukan berupa tempa (wadah) bekas
makanan ringan yang terbuat dari karton yang berbentuk tabung dan kerucut, kemudian
sediakan pula gunting dan lem sebagai bahan perekat. Sedangkan alternative kegiatan
pembelajarannya dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Mintalah anak membawa bekas tempat makanan ringan yang terbuat dari karton yang
berbentuk tabung atau kerucut.
2. Tidaka ada salahnya kita mengingatkan kembali unsur-unsur bangun ruang, misalnya
mintalah mereka menghitung banyaknya sisi (permukaan), sudut, dan garis tepinya.

17
3. Mintalah anak untuk memotong sepanjang sisi tepi wadah sedemikian sehingga
permukaan wadah tersebut mendatar seperti ditunjukkan pada gambar 5.54 (sisi
wadah yang berbentuk tabung) dan gambar 5.55 (sisi wadah yang berbentuk kerucut).

4. Kemudian mintalah anak atau kelompoknya untuk maju ke depan menjelaskan kepada
teman-temannya, bagaimana bentuknya dan mana sisinya, serta berapa banyak sisi
dari tiap-tiap bangun tersebut.
5. Mintalah anak-anak yang lain atau kelompok lain untuk menanggapinya. Apakah
mereka setuju dengan yang dikemukakan temannya atau kelompok lainnya.
Berikanlah kesempatan pada mereka untuk berdiskusi dengan bimbingan guru.

E. Jaring-Jaring Bidang Banyak Beraturan


Pembelajaran jarring-jaring bidang banyak beraturan telah kita lakukan pada kegiatan
belajar 1. Karenanya dalam kesempatan sekarang tidak kita bahas secara khusus. Anda
dapat mempelajari dan mendiskusikan alternatif-alternatif pembelajaran pembentukan
Jarring-jaring maupun modelnya seperti bangun-bangun ruang yang lainnya.

18
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Bangun ruang adalah sebuah penamaan atau sebutan untuk beberapa bangun-bangun
yang berbentuk tiga dimensi atau bangun yang mempunyai ruang yang dibatasi oleh sisi-
sisinya. Ada sekitar 7 macam jenis bangun ruang, yaitu: bangun ruang kubus, balok, prisma,
tabung, kerucut, limas dan bola.

Mengajarkan Bangun Tiga Dimensi di kelas harus dilakukan dengan menanamkan


konsep Bangun Tiga Dimensi yang Berpermukaan Lengkung, pembuatan model bangun
dan pembuatan gambar yang dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu. Mengajarkan
Bangun Tiga Dimensi yang berpermukaan Lengkung dilakukan dengan cara mengenalkan
dan menanamkan Bangun Tiga Dimensi yang Berpermukaan Lengkung terlebih dahulu.

Mengajarkan bidang-bidang banyak di kelas dilakukan dengan cara menanamkan


konsep tentang bidang-bidang banyak setelah anak memahami konsep bidang-bidang
banyak anak dapat belajar membuat mode bidang banyak di bawah bimbingan seorang
guru. Menggambarkan bidang banyak melalui tahapan-tahapan tertentu.

19
Saran

Saran yang hendak disampaikan oleh penulis diantaranya : Jadikanlah siswa sebagai
subjek ajar di dalam melakukan pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas sehingga
mereka terlibat aktif di dalamnya. Dengan demikian mereka akan mempunyai pengalaman-
pengalaman yang didapat, dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan
pemberian alasan yang dapat mendukung banyak topik lainnya dalam pembelajaran
matematika maupun yang lainnya. Bawalah alat peraga yang akan diperlukan dalam
melakukan pembelajaran baik dengan cara membuat sendiri secara sederhana tetapi sesuai
ataupun memanfaatkan alat peraga yang disediakan oleh sekolah.

Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak
sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk
kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://syaidahbadriyah.blogspot.com/2016/01/bidang-banyak-dan-sifat-sifat-bangun.html

http://belliacantika.blogspot.com/2014/09/contoh-makalah-bangun-bangun-ruang-bab_10.html

Muhsetyo, Gatot, Elang Krisnadi, dkk. 2021. Pembelajaran Matematika SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.

21

Anda mungkin juga menyukai