Anda di halaman 1dari 33

PORTOFOLIO

MATEMATIKA RUANG 3 DIMENSI


Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Ujian
Akhir Tahun 2021/2022

Disusun oleh :
Nama : 1. Robiatul Adawiah
2. Saskia Ramadhani
Kelas : XII
Keujuran : Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran
E-mail :robiahtuladawiah43@gmail.com
kiasaskia1225@gmail.com

YAYASAN PENDIDIKAN TEKNIK DEPOK (YPTD)


SMK TEKNINDO JAYA
Jl. Raya Citayam No. 8 Kel. Ratu Jaya Kec. Cipayung Kota Depok
Telp : (021) 77212064
E-mail : teknindojaya.smk@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

Tanggal Januari 2022

Mengetahui

Wali Kelas Guru Mata Pelajaran

( Sarmini, SE ) (Maryani, S.Pd)

Kepala Sekolah

( Yusra Satria, S.Pd )

I
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
portofolio matematika dengan judul “ RUANG 3 DIMENSI ”
Dalam menyusun laporan ini saya menghadapi banyak rintangan dan
hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya semua dapat
terselesaikan. Oleh karenanya dengan segala kerendahan hati, penulis
mengungkapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu saya
diantaranya
Kepada :
1. Kedua Orang Tua, yang selalu memberikan do’a dan kasih sayangnya.
2. Bapak Yusra Satria, S.Pd,selaku Kepala Sekolah SMK TEKNINDO
JAYA.
3. Ibu Sarmini, SE, selaku Wali Kelas XII Otomatisasi Tata Kelola
Perkantoran.
4. Ibu Maryani, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Jurusan OTKP dan TKJ

Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya dan
menjadi saran pembelajaran kita semua demi kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Semoga segala bentuk bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak
bernilai amal ibadah dan mendapat imbalan yeng berlipat ganda dari Allah SWT.
Amiin

Depok, 9 Januari 2022

Robiatul Adawiah & Saskia Ramadhani


II
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH…………………………………….………I
KATA PENGANTAR……………………………...……………………………..…
II
DAFTAR ISI………………………………………..…………………………........III

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………...……..………………………........1
1.2 Rumusan Masalah…………………………...……………………….........1
1.3 Tujuan……………………………………….…………...………….…….1

BAB II ISI

2.1 Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang…………………………………….. 2

2.2 Cara Menggambar Bnagun Ruang………………………………………. 7

2.3 Macam – Macam Bangun Ruang Dan Gambarnya……………………...


11

2.4 Jarak pada Dimensi Tiga………………………………………………...


18

2.5 Sudut Pada Bangun Ruang………………………………………………


20

2.6 Proyeksi Pada Bangun Ruang…………………………………………... 24

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan …………………………………………...……………………. 27
3.2 Saran …………………………………………........................................... 27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….......................................... 28
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam pembelajaran matematika, kita mengenal berbagai macam


permasalahan.Permasalahan tersebut dapat berupa logika atau abstrak. Salah satunya
adalah dalam ruang tiga dimensi. Dalam makalah ini kami berusaha menjelaskan dan
menerangkan tentang beberapa permasalahan bangun ruang tiga dimensi. Kami juga
menyertakan beberapa ythago soal sehingga dapat digunakan sebagai lathian masing-
masing.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang ?
2. Bagaimana cara menggambar bangun ruang ?
3. Ada berapa macam bangun ruang dalam tiga dimensi ?
4. Bagaimana jarak pada bangun ruang ?
5. Apakah besar sudut pada bangun ruang ?
6. Bagaimana proyeksi pada bangun ruang ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang
2. Untuk mengetahui cara menggambar bangun ruang
3. Untuk mengetahui macam-macam bangun ruang dalam tiga dimensi
4. Untuk mengetahui jarak pada bangun ruang
5. Untuk mengetahui besar sudut pada bangun ruang
6. Untuk mengetahui proyeksi pada bangun ruang
1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang

Dalam geometri, Titik disimbolkan dengan noktah dimana titik itu sendiri
tidak mempunyai ukuran,tidak mempunyai ythago maupun luas apalagi volume .
Garis merupakan himpunan titik-titik yang mempunyai ukuran panjang. Sedangkan
Bidang merupakan himpunan garis-garis yang mempunyai ukuran ythago dan lebar

1. Kedudukan Titik Terhadap Garis

Titik merupakan bagian terkecil dari objek geometri karena nggak memiliki ukuran
tertentu, baik ythago, lebar, maupun tebal. Kedudukan titik pada garis terbagi menjadi
dua macam, yaitu titik terletak pada garis dan titik nggak terletak pada garis

a. Titik terletak Pada Garis, dapat diartikan juga bahwa, garis melalui titik
tersebut.

b. Titik terletak di Luar Garis, dapat diartikan juga bahwa, garis tidak
melalui titik tersebut
2

2. Kedudukan Titik Terhadap Bidang

Bidang sendiri merupakan gabungan lebih dari beberapa garis yang saling
terhubung. Kedudukan titik pada bidang juga terbagi menjadi dua macam. Pertama,
titik berada di dalam bidang dan kedua, titik berada di luar bidang.

 Titik terletak pada Bidang, dapat diartikan juga bahwa, bidang melalui titik
tersebut.

 Titik terletak di Luar Bidang

dapat diartikan juga bahwa, bidang sama sekali tidak melalui titik tersebut.

3. Kedudukan Garis Terhadap Garis

Ada empat macam kedudukannya. Di antaranya, dua garis yang saling


berpotongan, dua garis yang sejajar, dua garis yang saling berhimpit, dan dua garis
yang saling bersilangan. … Garis bersilangan ini garis yang terletak di bidang
berbeda dan nggak punya titik persekutuan.
3

a. Dua Garis saling Berhimpit jika terdapat lebih dari satu titik persekutuan (titik
potong)

b. Dua Garis saling Berpotongan jika terdapat tepat satu titik persekutuan (titik
potong)

c. Dua Garis saling Sejajar jika tidak ada satupun titik persekutuan
4

d. Dua Garis saling Bersilangan jika tidak saling Berpotongan, tidak saling Sejajar
dan tidak terletak pada satu bidang

4. Kedudukan Garis Terhadap Bidang


Kedudukan garis terhadap bidang dapat dibedakan menjadi tiga yakni:
garis terletak pada bidang, garis sejajar bidang, dan garis memotong
(menembus) bidang. Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang, jika setiap
titik pada garis tersebut juga terletak pada bidang.
a. Garis Terletak pada Bidang jika terdapat lebih dari satu titik persekutuan

b. Garis Sejajar pada Bidang jika sama sekali tidak terdapat titik persekutuan
5

c. Garis Berpotongan pada Bidang jika terdapat tepat satu titik persekutuan
(titik tembus)

5. Kedudukan Bidang terhadap Bidang


Dua Bidang saling berhimpit, jika setiap titik di satu bidang juga terletak
bidang lainnya. Dua bidang dikatakan berpotongan, jika kedua bidang tersebut
mempunyai sebuah garis persekutuan.
a. Dua Bidang saling Berimpit, jika setiap titik di satu Bidang, juga terletak
pada Bidang lainya

b. Dua Bidang saling Sejajar, jika tidak ditemukan satupun titik persekutuan
6

c. Dua Bidang saling Berpotongan, jika terdapat tepat satu garis persekutuan

2.2 Cara Menggambar Bnagun Ruang

Jika Anda ingin menggambar bangun ruang ada beberapa konsep dasar yang harus

anda kuasai yakni bidang gambar, bidang frontal, garis frontal, bidang orthogonal,

garis orthogonal, sudut surut dan perbandingan proyeksi. Sekarang perhatikan gambar

bangun kubus ABCD.EFGH di bawah ini.

 
7

Bidang Gambar

Bidang gambar adalah bidang atau suatu tempat permukaan untuk menggambar atau

melukis bangun ruang. Biasa di notasikan dengan α, β, dan γ serta mempunyai

kekhususan selalu menghadap muka pengamat. Misalnya dalam kehidupan nyata

dicontohkan dengan papan tulis, buku tulis, kain kanvas, dan lain-lain. Bidang

gambar pada gambar di atas adalah bidang α.

Bidang Frontal

Bidang frontal adalah bidang yang sejajar dengan bidang tempat gambar (kertas).

Semua bangun yang terletak pada bidang frontal ythagor dengan bentuk dan ukuran

sesuai dengan ukuran sebenarnya. Pada gambar di atas yang merupakan bidang

frontal adalah ABFE dan DCGH.

Garis Frontal

Garis frontal adalah garis yang terletak pada bidang frontal. Berdasarkan arahnya

garis frontal dibedakan menjadi garis frontal horizontal dan garis frontal ythagor.

Pada gambar di atas yang merupakan garis frontal horizontal adalah AB, EF, CD dan

GH. Sedangkan garis frontal vertikalnya adalah AE, BF, CG, dan DH.
8

Bidang Orthogonal

Bidang orthogonal adalah bidang yang tegak lurus pada bidang frontal ythago depan

atau ythago belakang secara horizontal dan ythagor. Pada gambar di atas yang

merupakan bidang orthogonal adalah ABCD, EFGH, BCGF dan ADHE.

Garis Ortogonal

Garis ythagoras adalah garis yang tegak lurus bidang frontal. Pada gambar di atas

yang merupakan garis orthogonal adalah AD, ED, BC dan FG.

Sudut Surut

Sudut surut adalah sudut pada gambar antara garis frontal horizontal arah ke kanan

dengan garis ythagoras arah belakang. Pada gambar di atas yang merupakan sudut

surut adalah sudut yang dibentuk oleh garis AB dan AD, maka pada gambar di atas

besar sudut surut adalah 120°.

Perbandingan Proyeksi

Perbandingan proyeksi adalah perbandingan antara ythago ruas garis ythagoras pada

gambar dengan ythago ruas garis itu sebenarnya. Pada gambar di atas perbandingan

proyeksinya adalah 2 : 6 = 1 : 3

9
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara membangun bangun ruang,

silahkan perhatikan contoh soal berikut ini.

Contoh Soal

Lukislah sebuah kubus PQRS.TUVW dengan ketentuan TUVW frontal, TW

horizontal, ythago rusuk 9 cm, sudut surut 70°, dan perbandingan orthogonal 2:3!

Penyelesaian:

=>Lukis bidang frontal TUVW dengan TW horizontal dan ythago rusuknya 9 cm

=>Lukis garis PT yang membentuk sudut 70° dengan garis TW. Panjang garis PT

pada gambar = 2/3 x 9 cm = 6 cm

=>Lukis garis SW dan PS untuk melengkapi bidang orthogonal TWSP

=>Lukis garis ythagor PQ dan RS yang panjangnya 9 cm

=>Lukis bidang orthogonal horizontal VUQR

Hasil gambarnya:

10
2.3 Macam – Macam Bangun Ruang Dan Gambarnya

Bangun ruang terdiri dari kubus, balok, limas, prisma, kerucut, tabung dan bola.
Berikut penjelasan masing-masin bangun ruang, yang meliputi pengertian, gambar,
sifat dan rumusnya.

1. Bangun Ruang Kubus

Kubus adalah bangun ruang tiga dimensi yang memiliki ukuran rusuk sama ythago.
Kubus terbentuk oleh enam buah sisi yang berukuran sama besar, yaitu sisi-sisi yang
berbentuk persegi. Contoh benda berbentuk bangun ruang kubus yaitu dadu dan rubik
mainan. Di bawah ini merupakan contoh gambar bangun ruang kubus.

Sifat-Sifat Bangun Ruang Kubus

Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang kubus:

 Memiliki 6 buah sisi permukaan


 Memiliki 12 rusuk
 Memiliki 8 buah titik sudut
 Memiliki 12 diagonal bidang
 Memiliki 4 diagonal ruang
 Memiliki 6 bidang diagonal
 Sisi-sisi kubus berbentuk persegi
 Rusuk kubus sama ythago
 Diagonal bidang berukuran sama Panjang
 Panjang diagonal ruang memiliki ukuran yang sama
 Masing-masing bidang diagonal pada kubus berbentuk persegi Panjang

11
Rumus Bangun Ruang Kubus

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang kubus:

 Rumus luas permukaan kubus = 6 × sisi × sisi


 Rumus volume kubus = sisi × sisi × sisi

2. Bangun Ruang Balok

Balok adalah suatu bangun ruang tiga dimensi yang terbentuk dari tiga pasang sisi
berbentuk segi empat. Sisi-sisi yang saling berhadapan memiliki ukuran yang sama
besar. Contoh benda berbentuk balok antara lain kulkas, lemari baju dan kotak pensil.
Di bawah ini merupakan contoh gambar bangun ruang balok.

Sifat – Sifat Bangun Ruang Balok

Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang balok:

 Memiliki 6 buah bidang sisi


 Memiliki 12 rusuk, yaitu 4 rusuk ythago, 4 rusuk lebar, dan 4 rusuk tinggi
 Memiliki 8 buah titik sudut
 Memiliki 12 diagonal bidang
 Memiliki 4 diagonal ruang
 Memiliki 6 bidang diagonal
 Sisi-sisi balok berbentuk persegi dan persegi ythago
 Rusuk-rusuk balok yang sejajar berukuran sama ythago
 Panjang diagonal balok pada bidang pada sisi yang berhadapan sama ythago
 Diagonal ruang balok berukuran sama ythago
 Bidang diagonal balok berbentuk persegi ythago

12
Rumus Bangun Ruang Balok

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang balok:

 Rumus luas permukaan balok = 2 × ( ythago x lebar + lebar x tinggi + ythago


x tinggi)
 Rumus volume balok = ythago × lebar × tinggi

2. Bangun Ruang Limas

Limas adalah bangun ruang tiga dimensi yang memiliki bentuk bidang alas segi-n.
Sisi tegak bangun ruang limas berbentuk segitiga yang bertemu pada satu titik yang
tegal lurus dengan alas limas. Contoh benda berbentuk bangun ruang limas yaitu
ythago.

Bangun ruang limas memiliki bermacam-macam jenis, diantaranya yaitu limas


segitiga, limas segiempat, limas segi lima, limas segi enam. Nama macam-macam
bangun ruang limas ditentukan berdasarkan bentuk alasnya. Berikut merupakan
contoh gambar bangun ruang limas segi empat.

Sifat – Sifat Bangun Ruang Limas

Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang limas:

 Memiliki (n+1) buah bidang sisi


 Memiliki (n+1) buah titik sudut
 Memiliki 2n buah rusuk
 Tidak semua limas memiliki diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang
diagonal

13
 Limas memiliki sisi yang jumlahnya tergantung dari bentuk alasanya.
Misalnya limas segi empat memiliki lima buah sisi (satu sisi alas berbentuk
segi empat dan empat sisi tegak berbentuk segitiga)

Rumus Bangun Ruang Limas

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang limas:

 Rumus luas permukaan limas = Luas alas + Luas sisi tegak/selubung limas
 Rumus volume limas = 1/3 × Luas alas × tinggi

3. Bangun Ruang Prisma

Prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang terbentuk oleh bidang alas dan atap
berbentuk segi-n yang kongruen. Contoh benda berbentuk bangun ruang prisma yaitu
tenda, coklat batang dan atap rumah.

Bangun ruang prisma juga memiliki bermacam-macam jenis, seperti prisma segitiga,
prisma segi empat, prisma segi lima, prima segi enam, dan seterusnya. Di bawah ini
merupakan contoh gambar bangun ruang prisma segitiga.

Sifat – Sifat Bangun Ruang Prisma

Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang prisma:

 Memiliki (n+2) buah bidang sisi


 Memiliki 2n buah titik sudut
 Memiliki 3n buah rusuk
 Memiliki n(n–1) buah diagonal sisi
 Memiliki n(n–3) diagonal ruang
 Memiliki ½ n(n–1) bidang diagonal jika n genap
 Memiliki ½ n(n–3) bidang diagonal jika n ganjil
 Alas dan atap prisma memiliki bentuk yang kongruen (sebangun/sama)
 Sisi-sisi samping prisma berbentuk persegi ythago
 Diagonal bidang pada sisi yang sama, memiliki ukuran sama ythago
 Prisma memiliki rusuk yang tegak, tetapi ada juga yang tidak tegak.

14
Rumus Bangun Ruang Prisma

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang prisma:

 Rumus luas permukaan prisma = (2 × Luas alas) + (Keliling alas × tinggi)


 Rumus volume prisma = Luas alas × tinggi

4. Bangun Ruang Kerucut

Kerucut adalah bangun ruang yang terbentuk dari sebuah alas berbentuk lingkaran
dan sisi selimut yang berbentuk juring lingkaran. Kerucut ini hanya memiliki satu
titik sudut dan satu buah rusuk. Sedangkan jumlah bidang sisinya ada dua, yaitu sisi
lingkaran pada bagian alas dan sisi samping yang menyelimuti keliling lingkaran
hingga titik sudutnya. Contoh benda berbentuk bangun ruang kerucut yaitu nasi
tumpeng dan ice cream. Berikut merupakan contoh gambar bangun ruang kerucut.

Sifat – Sifat Bangun Ruang Kerucut

Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang kerucut:

 Memiliki dua bidang sisi (alas berbentuk lingkaran dan sisi selimut berbentuk
juring lingkaran)
 Memiliki satu buah rusuk berbentuk lengkung
 Memiliki satu buah titik sudut sebagai titik puncak

15
Rumus Bangun Ruang Kerucut

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang kerucut:

 Rumus luas permukaan kerucut = ( π × r² ) + ( π × r × s)


 Rumus volume kerucut = 1/3 × π × r² × t

Keterangan:
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari kerucut
s = garis pelukis kerucut
t = tinggi kerucut

5. Bangun Ruang Tabung

Tabung adalah bangun ruang yang memiliki sisi alas dan sisi atas (tutup) berbentuk
lingkaran, serta bidang sisi tegak tabung membentuk lengkungan yang sering disebut
dengan selimut tabung. Jarak antara sisi alas dengan sisi tutup merupakan tinggi
tabung. Contoh benda berbentuk bangun ruang tabung yaitu kaleng susu dan drum.
Berikut merupakan contoh gambar bangun ruang tabung.

Sifat – Sifat Bangun Ruang Tabung

Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang tabung:

 Memiliki 3 buah sisi (dua buah sisi berbentuk lingkaran dan satu sisi selimut
berbentuk persegi ythago)
 Memiliki 2 buah rusuk lengkung
 Memiliki alas dan atap/tutup berbentuk lingkaran
 Tidak memiliki titik sudut

16
Rumus Bangun Ruang Tabung

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang tabung:

 Rumus luas permukaan tabung = (2 × Luas alas) + (Keliling alas × tinggi


tabung)
 Rumus volume tabung = π × r² × t

Keterangan
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari tabung
t = tinggi tabung

6. Bangun Ruang Bola

Bola adalah bangun ruang tiga dimensi yang memiliki sebuah bidang sisi permukaan
berbentuk lengkung. Bidang sisi pada bola memiliki jarak yang sama pada sebuah
titik pusat. Bangun ruang bola tidak memiliki rusuk. Bangun ruang bola merupakan
sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh satu bidang sisi lengkung. Contoh benda
berbentuk bangun ruang bola adalah berbagai jenis bola yang digunakan pada
olahraga. Berikut merupakan contoh gambar bangun ruang bola.

Sifat – Sifat Bangun Ruang Bola

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang bola:

 Memiliki satu buah bidang sisi berbentuk lengkung


 Memiliki satu buah titik pusat

17
 Tidak memiliki titik sudut
 Tidak memiliki rusuk
 Memiliki jari jari yang sama ythago dan tak terhingga

Rumus Bangun Ruang Bola

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang bola:

 Rumus luas permukaan bola = 4 × π × r²


 Rumus volume bola = 4/3 × π × r3

Keterangan
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari bola

2.4 Jarak pada Dimensi Tiga

Untuk mengukur jarak pada dimensi tiga, ada beberapa unsur bidang geometri yang
kita gunakan yaitu titik, garis, dan bidang. Ada beberapa jarak yang dapat diukur:

 Jarak Antar Titik

Kalo kita ngegabungin dua titik koordinat, kita bisa mendapatkan sebuah garis yang
bisa diukur dengan rumus ini:

Namun, dalam dimensi tiga umumnya jarak antar titik bisa dihitung dengan
menggambar jarak tersebut sebagai salah satu sisi segitiga.

18
 Jarak Titik dengan Garis atau Bidang

Jarak suatu titik dengan garis tertentu sama dengan jarak terdekat dua unsur tersebut.
Cara menentukan jarak terdekat adalah dengan mencari garis dari titik ke garis yang
membentuk sudut siku-siku. Selain menggunakan Teorema Pythagoras, jarak titik
dan garis juga dapat dicari dengan perbandingan luas dua segitiga. 

 Jarak Dua Garis dan Dua Bidang Sejajar

Jarak antara dua garis dan dua bidang yang sejajar akan sama di setiap bagian yaitu
jarak berupa garis yang tegak lurus antar keduanya. 

Sudut pada Dimensi Tiga

Sudut adalah pertemuan dari dua buah garis. Pada dimensi tiga, sudut terjadi di antara
dua buah garis serta sudut antara garis dan bidang. 

19
Besar sudut pada dimensi tiga bisa ditentukan dengan fungsi trigonometri seperti
sinθ,cosθ, dan tanθ. Pada segitiga siku-siku, perbandingan trigonometri berlaku
seperti ini:

Selain itu, sudut dapat ditentukan dengan aturan cosinus untuk segitiga sembarang
yang tadi yaitu :

c² = a²+b² -2ab.cosC

(a,b, dan c itu sisi segitiganya ya; sedangkan C adalah sudut di depan sisi c).

2.5 Sudut Pada Bangun Ruang

Sudut terbentuk karena dua sinar garis bertemu pada suatu titik. Dalam bangun ruang,
ada banyak titik yang dapat menjadi pertemuan dua sinar garis. Sudut pada bangun
ruang terbagi menjadi tiga bagian yaitu (1) sudut antara dua garis, (2) sudut antara
garis dan bidang, dan (3) sudut antara dua bidang.

Sudut Antara Dua Garis


Sudut antara dua garis garis adalah sudut lancip atau siku-siku antara kedua garis
tersebut. Dengan demikian maka sudut antara dua garis bersilangan adalah sudut
lancip atau siku-siku yang terbentuk oleh kedua garis bersilangan (tidak sebidang).

Jika a dan b dua garis bersilangan, maka besar sudut antara kedua garis sama dengan
besar sudut antara a’yang sebidang dengan b dan sejajar a, dengan b, atau sebaliknya,
antara b’yang sebidang dengan a dan sejajar b, dengan a. Jika sudutnya 90o,
dikatakan a menyilang tegaklurus b. Pada Gambar di bawah ini, a dan b bersilangan.
Besar sudut antara a dan b = ∠EDF =

20
α

Perhatikan gambar

Sudut antara dua garis sejajar atau berhimpit adalah 0 derajat.

Sudut antara dua garis berpotongan adalah sudut lancip atau siku-siku (sudut terkecil
yang terbentuk) antara kedua garis dalam satu bidang.

Sudut antara dua garis bersilangan adalah sudut lancip atau siku-siku (sudut terkecil
yang terbentuk) antara kedua garis bersilangan (tidak sebidang)

Sudut Antara Garis dan Bidang


Garis Sejajar Bidang

21
Sudut yang dibentuk oleh garis dan bidang jika garis itu sejajar atau terletak pada
bidang maka sudut yang dibentuk adalah 0 derajat

Garis Tegaklurus Bidang

Garis a dikatakan tegaklurus bidang H, jika garis a tegaklurus pada semua garis pada
bidang H yang melalui titik tembusnya.

Garis Tidak Tegaklurus Bidang

Sudut antara garis g dan bidang ∝ adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis g
dengan proyeksi garis g tersebut pada bidang ∝.

Sudut Antara Dua Bidang (yang berpotongan)


Misalkan bidang V dan W berpotongan padagaris AB (bidang V = bidang
ABCD,bidang W = bidang ABEF, sehingga (V, W) = AB ). Jika sebuah bidang K
memotong tegaklurus garis potong antara bidang V dan W, maka bidang K
dinamakan bidang tumpuan antara bidang V dan W. Karena bidang K ^ V dan K ^
W, maka bidang K dinamakan bidang tumpuan antara bidang V dan W. Karena
bidang K ^ V dan K ^ W, maka bidang K ⊥(V, W), sehingga:diperoleh bahwa (V, W)
⊥(K, V) dan (V, W) ⊥(K, W). Sudut antara garis (K, V) dan (K, W) dinamakan sudut
tumpuan antara bidang V dan W.

22
Besar sudut antara bidang V dan W ditentukan oleh besar sudut tumpuan antara
kedua bidang.

Perhatikan Gambar

Sudut yang dibentuk oleh dua bidang jika bidang-bidang tersebut saling sejajar atau
berhimpit, maka besar sudut yang terbentuk adalah 0^o

Sudut antara dua bidang yang berpotongan di garis g merupakan sudut yang dibentuk
oleh dua garis yang berpotongan (sebuah garis pada bidang pertama, misalnya garis
m, dan sebuah garis pada bidang kedua, misalnya garis n) garis-garis m dan n saling
tegak lurus terhadap garis g.

23
2.6 Proyeksi pada bangun ruang

Ada tiga konsep dasar Dimensi Tiga yang dipelajari di jenjang SMA secara umum,
yaitu proyeksi, jarak, dan sudut. Ketiga konsep ini tidak dapat dipisahkan—saling
berkaitan dan saling menunjang untuk memahami soal-soal tersebut secara utuh. Kali
ini, konsep proyeksi Dimensi Tiga akan diperkenalkan terlebih dahulu. Apa sajakah
itu? Mari simak detailnya berikut ini.

Seputar Dimensi Tiga

Ingin taklukkan soal-soal Dimensi Tiga? Nah, ada tipsnya lho! Pertama, kamu harus
menguasai konsep proyeksi, jarak, dan sudut. Kedua, kuasai juga rumus-rumus yang
berkaitan dengan segitiga, theorema phytagoras, aturan cosinus, dan aturan
perbandingan luas segitiga.   

Banyak siswa yang menemui kesulitan dalam mengerjakan soal-soal Dimensi Tiga,
apalagi saat mereka hanya bermodalkan menghafal bentuk-bentuk soal yang mirip.
Padahal soal-soal tersebut tidak selalu sama atau persis bentuknya. Faktanya, ada
banyak variasi atau tipe-tipe soal Dimensi Tiga, misalnya dengan bentuk pertanyaan
yang diubah. Ketika bentuk atau tipe soal diubah sedikit saja maka banyak siswa
yang kebingungan mengerjakannya karena tidak memahami konsep dasar Dimensi
Tiga secara mendalam.

 Konsep Proyeksi

Apa itu proyeksi? Secara sederhana, proyeksi dapat diartikan sebagai pencerminan
sebuah titik, sebuah garis, atau sebuah bidang pada sebuah objek (garis atau
bidang datar) sehingga menghasilkan suatu bayangan yang kita sebut hasil proyeksi.

Untuk memproyeksikan suatu titik atau sebuah garis pada suatu objek diperlukan satu
garis yang akan memproyeksikan atau mencerminkan titik dan garis tersebut ke suatu
objek yang dituju. Garis tersebut itulah yang dinamakan garis proyektor—antara
garis proyektor dan garis hasil proyeksinya selalu berpotongan tegak lurus.

24
 Proyeksi titik ke garis

Tahukah kamu cara memproyeksikan sebuah titik ke sebuah garis? Nah, misalnya,
kita mempunyai sebuah titik P yang akan diproyeksikan ke sebuah garis, yaitu garis
AB. Titik P tersebut dinamakan titik asal (proyeksian) dan garis AB adalah garis yang
dituju untuk memproyeksikan titik P ke garis AB (proyeksitor). Berikut gambar
proyeksinya:

Dari gambar di atas, proyeksi titik P ke segmen garis AB akan menghasilkan titik
Q yang berada pada garis AB. Titik Q tersebut merupakan hasil proyeksi dari titik P.
Sementara, garis PQ (garis putus-putus yang menghubungkan P ke Q yang tegak
lurus dengan garis AB) disebut sebagai garis proyektor. Jadi, bayangan titik P setelah
diproyeksikan ke garis AB menghasilkan titik Q. Ingat, garis PQ dan AB harus saling
berpotongan tegak lurus.

 Proyeksi titik ke bidang

Bagaimana cara membuat proyeksi titik ke bidang? Misalnya, titik P sebagai


proyeksian akan diproyeksikan terhadap bidang W sebagai proyeksitor (objek yang
dituju). Berikut gambar proyeksinya:

Dari gambar di atas tampak bahwa proyeksi titik P ke bidang W menghasilkan


titik Q yang ada pada bidang W. Titik Q yang berada pada bidang W tersebut
dihubungkan oleh sebuah garis putus-putus yang tegak lurus dengan bidang W.

 
25

 Proyeksi garis ke garis

Nah, untuk membuat proyeksi garis ke garis, jadikan garis AB sebagai proyeksian
dan garis g sebagai proyeksitor. Garis AB akan diproyeksikan ke garis g dengan
gambar sebagai berikut:

Dari gambar di atas, proyeksi garis AB ke garis g menghasilkan garis PR—garis


PR terletak pada garis g. Garis PR tersebut dikatakan garis hasil proyeksi dan garis
(putus-putus) yang menghubungkan A ke P dan B ke R yang tegak lurus dengan
garis g  dinamakan garis proyektor.

 Proyeksi garis ke bidang

Lalu, bagaimana untuk proyeksi garis ke bidang? Misalnya, garis AB sebagai


proyeksian akan diproyeksikan ke bidang W sebagai proyeksitor. Jadi, proyeksikan
saja garis AB ke bidang W dengan detail gambar proyeksi sebagai berikut:

Dari gambar tersebut, hasil proyeksi garis AB ke bidang W adalah garis PR yang
ada pada bidang W. Garis PR tersebut dikatakan hasil proyeksi dan garis (putus-
putus) tegak lurus dengan bidang W disebut garis proyektor.
26

BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ini hanyalah sebagian kecil permasalahan dalam matematika. Permasalahan


matematika tidak lah mencakup hal yang sempit tetapi juga mencakup hal lain
yang lebih luas. Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.

4.2 Saran
Kami banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
27

DAFTAR PUSTAKA

https://mafia.mafiaol.com/2014/04/cara-menggambar-bangun-ruang.html

http://bimbelsmartgenius.com/kedudukan-bidang-terhadap-bidang-detail-420993

https://brainly.co.id/tugas/15199564

https://www.ruangguru.com/blog/kedudukan-titik-garis-dan-bidang-pada-bangun-
ruang

https://cilacapklik.com/2020/03/macam-macam-bangun-ruang-dan-gambarnya.html

https://www.zenius.net/blog/dimensi-tiga-matematika

https://sartininuhaaa.wordpress.com/sudut-pada-bangun-ruang/
28

Anda mungkin juga menyukai