Disusun oleh :
Nama : 1. Robiatul Adawiah
2. Saskia Ramadhani
Kelas : XII
Keujuran : Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran
E-mail :robiahtuladawiah43@gmail.com
kiasaskia1225@gmail.com
Mengetahui
Kepala Sekolah
I
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
portofolio matematika dengan judul “ RUANG 3 DIMENSI ”
Dalam menyusun laporan ini saya menghadapi banyak rintangan dan
hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya semua dapat
terselesaikan. Oleh karenanya dengan segala kerendahan hati, penulis
mengungkapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu saya
diantaranya
Kepada :
1. Kedua Orang Tua, yang selalu memberikan do’a dan kasih sayangnya.
2. Bapak Yusra Satria, S.Pd,selaku Kepala Sekolah SMK TEKNINDO
JAYA.
3. Ibu Sarmini, SE, selaku Wali Kelas XII Otomatisasi Tata Kelola
Perkantoran.
4. Ibu Maryani, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Jurusan OTKP dan TKJ
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya dan
menjadi saran pembelajaran kita semua demi kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Semoga segala bentuk bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak
bernilai amal ibadah dan mendapat imbalan yeng berlipat ganda dari Allah SWT.
Amiin
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………...……..………………………........1
1.2 Rumusan Masalah…………………………...……………………….........1
1.3 Tujuan……………………………………….…………...………….…….1
BAB II ISI
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang
2. Untuk mengetahui cara menggambar bangun ruang
3. Untuk mengetahui macam-macam bangun ruang dalam tiga dimensi
4. Untuk mengetahui jarak pada bangun ruang
5. Untuk mengetahui besar sudut pada bangun ruang
6. Untuk mengetahui proyeksi pada bangun ruang
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam geometri, Titik disimbolkan dengan noktah dimana titik itu sendiri
tidak mempunyai ukuran,tidak mempunyai ythago maupun luas apalagi volume .
Garis merupakan himpunan titik-titik yang mempunyai ukuran panjang. Sedangkan
Bidang merupakan himpunan garis-garis yang mempunyai ukuran ythago dan lebar
Titik merupakan bagian terkecil dari objek geometri karena nggak memiliki ukuran
tertentu, baik ythago, lebar, maupun tebal. Kedudukan titik pada garis terbagi menjadi
dua macam, yaitu titik terletak pada garis dan titik nggak terletak pada garis
a. Titik terletak Pada Garis, dapat diartikan juga bahwa, garis melalui titik
tersebut.
b. Titik terletak di Luar Garis, dapat diartikan juga bahwa, garis tidak
melalui titik tersebut
2
Bidang sendiri merupakan gabungan lebih dari beberapa garis yang saling
terhubung. Kedudukan titik pada bidang juga terbagi menjadi dua macam. Pertama,
titik berada di dalam bidang dan kedua, titik berada di luar bidang.
Titik terletak pada Bidang, dapat diartikan juga bahwa, bidang melalui titik
tersebut.
dapat diartikan juga bahwa, bidang sama sekali tidak melalui titik tersebut.
a. Dua Garis saling Berhimpit jika terdapat lebih dari satu titik persekutuan (titik
potong)
b. Dua Garis saling Berpotongan jika terdapat tepat satu titik persekutuan (titik
potong)
c. Dua Garis saling Sejajar jika tidak ada satupun titik persekutuan
4
d. Dua Garis saling Bersilangan jika tidak saling Berpotongan, tidak saling Sejajar
dan tidak terletak pada satu bidang
b. Garis Sejajar pada Bidang jika sama sekali tidak terdapat titik persekutuan
5
c. Garis Berpotongan pada Bidang jika terdapat tepat satu titik persekutuan
(titik tembus)
b. Dua Bidang saling Sejajar, jika tidak ditemukan satupun titik persekutuan
6
c. Dua Bidang saling Berpotongan, jika terdapat tepat satu garis persekutuan
Jika Anda ingin menggambar bangun ruang ada beberapa konsep dasar yang harus
anda kuasai yakni bidang gambar, bidang frontal, garis frontal, bidang orthogonal,
garis orthogonal, sudut surut dan perbandingan proyeksi. Sekarang perhatikan gambar
7
Bidang Gambar
Bidang gambar adalah bidang atau suatu tempat permukaan untuk menggambar atau
dicontohkan dengan papan tulis, buku tulis, kain kanvas, dan lain-lain. Bidang
Bidang Frontal
Bidang frontal adalah bidang yang sejajar dengan bidang tempat gambar (kertas).
Semua bangun yang terletak pada bidang frontal ythagor dengan bentuk dan ukuran
sesuai dengan ukuran sebenarnya. Pada gambar di atas yang merupakan bidang
Garis Frontal
Garis frontal adalah garis yang terletak pada bidang frontal. Berdasarkan arahnya
garis frontal dibedakan menjadi garis frontal horizontal dan garis frontal ythagor.
Pada gambar di atas yang merupakan garis frontal horizontal adalah AB, EF, CD dan
GH. Sedangkan garis frontal vertikalnya adalah AE, BF, CG, dan DH.
8
Bidang Orthogonal
Bidang orthogonal adalah bidang yang tegak lurus pada bidang frontal ythago depan
atau ythago belakang secara horizontal dan ythagor. Pada gambar di atas yang
Garis Ortogonal
Garis ythagoras adalah garis yang tegak lurus bidang frontal. Pada gambar di atas
Sudut Surut
Sudut surut adalah sudut pada gambar antara garis frontal horizontal arah ke kanan
dengan garis ythagoras arah belakang. Pada gambar di atas yang merupakan sudut
surut adalah sudut yang dibentuk oleh garis AB dan AD, maka pada gambar di atas
Perbandingan Proyeksi
Perbandingan proyeksi adalah perbandingan antara ythago ruas garis ythagoras pada
gambar dengan ythago ruas garis itu sebenarnya. Pada gambar di atas perbandingan
proyeksinya adalah 2 : 6 = 1 : 3
9
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara membangun bangun ruang,
Contoh Soal
horizontal, ythago rusuk 9 cm, sudut surut 70°, dan perbandingan orthogonal 2:3!
Penyelesaian:
=>Lukis garis PT yang membentuk sudut 70° dengan garis TW. Panjang garis PT
Hasil gambarnya:
10
2.3 Macam – Macam Bangun Ruang Dan Gambarnya
Bangun ruang terdiri dari kubus, balok, limas, prisma, kerucut, tabung dan bola.
Berikut penjelasan masing-masin bangun ruang, yang meliputi pengertian, gambar,
sifat dan rumusnya.
Kubus adalah bangun ruang tiga dimensi yang memiliki ukuran rusuk sama ythago.
Kubus terbentuk oleh enam buah sisi yang berukuran sama besar, yaitu sisi-sisi yang
berbentuk persegi. Contoh benda berbentuk bangun ruang kubus yaitu dadu dan rubik
mainan. Di bawah ini merupakan contoh gambar bangun ruang kubus.
11
Rumus Bangun Ruang Kubus
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang kubus:
Balok adalah suatu bangun ruang tiga dimensi yang terbentuk dari tiga pasang sisi
berbentuk segi empat. Sisi-sisi yang saling berhadapan memiliki ukuran yang sama
besar. Contoh benda berbentuk balok antara lain kulkas, lemari baju dan kotak pensil.
Di bawah ini merupakan contoh gambar bangun ruang balok.
12
Rumus Bangun Ruang Balok
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang balok:
Limas adalah bangun ruang tiga dimensi yang memiliki bentuk bidang alas segi-n.
Sisi tegak bangun ruang limas berbentuk segitiga yang bertemu pada satu titik yang
tegal lurus dengan alas limas. Contoh benda berbentuk bangun ruang limas yaitu
ythago.
13
Limas memiliki sisi yang jumlahnya tergantung dari bentuk alasanya.
Misalnya limas segi empat memiliki lima buah sisi (satu sisi alas berbentuk
segi empat dan empat sisi tegak berbentuk segitiga)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang limas:
Rumus luas permukaan limas = Luas alas + Luas sisi tegak/selubung limas
Rumus volume limas = 1/3 × Luas alas × tinggi
Prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang terbentuk oleh bidang alas dan atap
berbentuk segi-n yang kongruen. Contoh benda berbentuk bangun ruang prisma yaitu
tenda, coklat batang dan atap rumah.
Bangun ruang prisma juga memiliki bermacam-macam jenis, seperti prisma segitiga,
prisma segi empat, prisma segi lima, prima segi enam, dan seterusnya. Di bawah ini
merupakan contoh gambar bangun ruang prisma segitiga.
14
Rumus Bangun Ruang Prisma
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang prisma:
Kerucut adalah bangun ruang yang terbentuk dari sebuah alas berbentuk lingkaran
dan sisi selimut yang berbentuk juring lingkaran. Kerucut ini hanya memiliki satu
titik sudut dan satu buah rusuk. Sedangkan jumlah bidang sisinya ada dua, yaitu sisi
lingkaran pada bagian alas dan sisi samping yang menyelimuti keliling lingkaran
hingga titik sudutnya. Contoh benda berbentuk bangun ruang kerucut yaitu nasi
tumpeng dan ice cream. Berikut merupakan contoh gambar bangun ruang kerucut.
Memiliki dua bidang sisi (alas berbentuk lingkaran dan sisi selimut berbentuk
juring lingkaran)
Memiliki satu buah rusuk berbentuk lengkung
Memiliki satu buah titik sudut sebagai titik puncak
15
Rumus Bangun Ruang Kerucut
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang kerucut:
Keterangan:
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari kerucut
s = garis pelukis kerucut
t = tinggi kerucut
Tabung adalah bangun ruang yang memiliki sisi alas dan sisi atas (tutup) berbentuk
lingkaran, serta bidang sisi tegak tabung membentuk lengkungan yang sering disebut
dengan selimut tabung. Jarak antara sisi alas dengan sisi tutup merupakan tinggi
tabung. Contoh benda berbentuk bangun ruang tabung yaitu kaleng susu dan drum.
Berikut merupakan contoh gambar bangun ruang tabung.
Memiliki 3 buah sisi (dua buah sisi berbentuk lingkaran dan satu sisi selimut
berbentuk persegi ythago)
Memiliki 2 buah rusuk lengkung
Memiliki alas dan atap/tutup berbentuk lingkaran
Tidak memiliki titik sudut
16
Rumus Bangun Ruang Tabung
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang tabung:
Keterangan
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari tabung
t = tinggi tabung
Bola adalah bangun ruang tiga dimensi yang memiliki sebuah bidang sisi permukaan
berbentuk lengkung. Bidang sisi pada bola memiliki jarak yang sama pada sebuah
titik pusat. Bangun ruang bola tidak memiliki rusuk. Bangun ruang bola merupakan
sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh satu bidang sisi lengkung. Contoh benda
berbentuk bangun ruang bola adalah berbagai jenis bola yang digunakan pada
olahraga. Berikut merupakan contoh gambar bangun ruang bola.
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang bola:
17
Tidak memiliki titik sudut
Tidak memiliki rusuk
Memiliki jari jari yang sama ythago dan tak terhingga
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung luas dan volume
bangun ruang bola:
Keterangan
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari bola
Untuk mengukur jarak pada dimensi tiga, ada beberapa unsur bidang geometri yang
kita gunakan yaitu titik, garis, dan bidang. Ada beberapa jarak yang dapat diukur:
Kalo kita ngegabungin dua titik koordinat, kita bisa mendapatkan sebuah garis yang
bisa diukur dengan rumus ini:
Namun, dalam dimensi tiga umumnya jarak antar titik bisa dihitung dengan
menggambar jarak tersebut sebagai salah satu sisi segitiga.
18
Jarak Titik dengan Garis atau Bidang
Jarak suatu titik dengan garis tertentu sama dengan jarak terdekat dua unsur tersebut.
Cara menentukan jarak terdekat adalah dengan mencari garis dari titik ke garis yang
membentuk sudut siku-siku. Selain menggunakan Teorema Pythagoras, jarak titik
dan garis juga dapat dicari dengan perbandingan luas dua segitiga.
Jarak antara dua garis dan dua bidang yang sejajar akan sama di setiap bagian yaitu
jarak berupa garis yang tegak lurus antar keduanya.
Sudut adalah pertemuan dari dua buah garis. Pada dimensi tiga, sudut terjadi di antara
dua buah garis serta sudut antara garis dan bidang.
19
Besar sudut pada dimensi tiga bisa ditentukan dengan fungsi trigonometri seperti
sinθ,cosθ, dan tanθ. Pada segitiga siku-siku, perbandingan trigonometri berlaku
seperti ini:
Selain itu, sudut dapat ditentukan dengan aturan cosinus untuk segitiga sembarang
yang tadi yaitu :
c² = a²+b² -2ab.cosC
(a,b, dan c itu sisi segitiganya ya; sedangkan C adalah sudut di depan sisi c).
Sudut terbentuk karena dua sinar garis bertemu pada suatu titik. Dalam bangun ruang,
ada banyak titik yang dapat menjadi pertemuan dua sinar garis. Sudut pada bangun
ruang terbagi menjadi tiga bagian yaitu (1) sudut antara dua garis, (2) sudut antara
garis dan bidang, dan (3) sudut antara dua bidang.
Jika a dan b dua garis bersilangan, maka besar sudut antara kedua garis sama dengan
besar sudut antara a’yang sebidang dengan b dan sejajar a, dengan b, atau sebaliknya,
antara b’yang sebidang dengan a dan sejajar b, dengan a. Jika sudutnya 90o,
dikatakan a menyilang tegaklurus b. Pada Gambar di bawah ini, a dan b bersilangan.
Besar sudut antara a dan b = ∠EDF =
20
α
Perhatikan gambar
Sudut antara dua garis berpotongan adalah sudut lancip atau siku-siku (sudut terkecil
yang terbentuk) antara kedua garis dalam satu bidang.
Sudut antara dua garis bersilangan adalah sudut lancip atau siku-siku (sudut terkecil
yang terbentuk) antara kedua garis bersilangan (tidak sebidang)
21
Sudut yang dibentuk oleh garis dan bidang jika garis itu sejajar atau terletak pada
bidang maka sudut yang dibentuk adalah 0 derajat
Garis a dikatakan tegaklurus bidang H, jika garis a tegaklurus pada semua garis pada
bidang H yang melalui titik tembusnya.
Sudut antara garis g dan bidang ∝ adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis g
dengan proyeksi garis g tersebut pada bidang ∝.
22
Besar sudut antara bidang V dan W ditentukan oleh besar sudut tumpuan antara
kedua bidang.
Perhatikan Gambar
Sudut yang dibentuk oleh dua bidang jika bidang-bidang tersebut saling sejajar atau
berhimpit, maka besar sudut yang terbentuk adalah 0^o
Sudut antara dua bidang yang berpotongan di garis g merupakan sudut yang dibentuk
oleh dua garis yang berpotongan (sebuah garis pada bidang pertama, misalnya garis
m, dan sebuah garis pada bidang kedua, misalnya garis n) garis-garis m dan n saling
tegak lurus terhadap garis g.
23
2.6 Proyeksi pada bangun ruang
Ada tiga konsep dasar Dimensi Tiga yang dipelajari di jenjang SMA secara umum,
yaitu proyeksi, jarak, dan sudut. Ketiga konsep ini tidak dapat dipisahkan—saling
berkaitan dan saling menunjang untuk memahami soal-soal tersebut secara utuh. Kali
ini, konsep proyeksi Dimensi Tiga akan diperkenalkan terlebih dahulu. Apa sajakah
itu? Mari simak detailnya berikut ini.
Ingin taklukkan soal-soal Dimensi Tiga? Nah, ada tipsnya lho! Pertama, kamu harus
menguasai konsep proyeksi, jarak, dan sudut. Kedua, kuasai juga rumus-rumus yang
berkaitan dengan segitiga, theorema phytagoras, aturan cosinus, dan aturan
perbandingan luas segitiga.
Banyak siswa yang menemui kesulitan dalam mengerjakan soal-soal Dimensi Tiga,
apalagi saat mereka hanya bermodalkan menghafal bentuk-bentuk soal yang mirip.
Padahal soal-soal tersebut tidak selalu sama atau persis bentuknya. Faktanya, ada
banyak variasi atau tipe-tipe soal Dimensi Tiga, misalnya dengan bentuk pertanyaan
yang diubah. Ketika bentuk atau tipe soal diubah sedikit saja maka banyak siswa
yang kebingungan mengerjakannya karena tidak memahami konsep dasar Dimensi
Tiga secara mendalam.
Konsep Proyeksi
Apa itu proyeksi? Secara sederhana, proyeksi dapat diartikan sebagai pencerminan
sebuah titik, sebuah garis, atau sebuah bidang pada sebuah objek (garis atau
bidang datar) sehingga menghasilkan suatu bayangan yang kita sebut hasil proyeksi.
Untuk memproyeksikan suatu titik atau sebuah garis pada suatu objek diperlukan satu
garis yang akan memproyeksikan atau mencerminkan titik dan garis tersebut ke suatu
objek yang dituju. Garis tersebut itulah yang dinamakan garis proyektor—antara
garis proyektor dan garis hasil proyeksinya selalu berpotongan tegak lurus.
24
Proyeksi titik ke garis
Tahukah kamu cara memproyeksikan sebuah titik ke sebuah garis? Nah, misalnya,
kita mempunyai sebuah titik P yang akan diproyeksikan ke sebuah garis, yaitu garis
AB. Titik P tersebut dinamakan titik asal (proyeksian) dan garis AB adalah garis yang
dituju untuk memproyeksikan titik P ke garis AB (proyeksitor). Berikut gambar
proyeksinya:
Dari gambar di atas, proyeksi titik P ke segmen garis AB akan menghasilkan titik
Q yang berada pada garis AB. Titik Q tersebut merupakan hasil proyeksi dari titik P.
Sementara, garis PQ (garis putus-putus yang menghubungkan P ke Q yang tegak
lurus dengan garis AB) disebut sebagai garis proyektor. Jadi, bayangan titik P setelah
diproyeksikan ke garis AB menghasilkan titik Q. Ingat, garis PQ dan AB harus saling
berpotongan tegak lurus.
25
Nah, untuk membuat proyeksi garis ke garis, jadikan garis AB sebagai proyeksian
dan garis g sebagai proyeksitor. Garis AB akan diproyeksikan ke garis g dengan
gambar sebagai berikut:
Dari gambar tersebut, hasil proyeksi garis AB ke bidang W adalah garis PR yang
ada pada bidang W. Garis PR tersebut dikatakan hasil proyeksi dan garis (putus-
putus) tegak lurus dengan bidang W disebut garis proyektor.
26
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Kami banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://mafia.mafiaol.com/2014/04/cara-menggambar-bangun-ruang.html
http://bimbelsmartgenius.com/kedudukan-bidang-terhadap-bidang-detail-420993
https://brainly.co.id/tugas/15199564
https://www.ruangguru.com/blog/kedudukan-titik-garis-dan-bidang-pada-bangun-
ruang
https://cilacapklik.com/2020/03/macam-macam-bangun-ruang-dan-gambarnya.html
https://www.zenius.net/blog/dimensi-tiga-matematika
https://sartininuhaaa.wordpress.com/sudut-pada-bangun-ruang/
28