Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

GEOMETRI BIDANG DAN RUANG

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Bidang dan Ruang

Disusun Oleh:

Faisal Fadli Lubis (4203311019)

Grace Selvia Br Simarmata (4203111063)

Lily Alinta Paulina Sembiring (4203111031)

Nabila Kanasya Saragih (4203311029)

Vian Anotona Giawa (4202111010)

Vina Amelia Tobing (4203311026)

Kelas:

Pendidikan Matematika A 2020

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatnya yang senantiasa diberikan kepada kita. Materi “Geometri Bidang dan Ruang” ini
sengaja dibahas karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin
lebih mengenal mengenai geometri bidang dan ruang. Selain itu, makalah ini kami buat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Geometri Bidang dan Ruang.

Kami kelompok penyusun mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen selaku


pemberi tugas yang telah memberikan kepercayaan kepada kelompok kami untuk membuat
makalah ini. Tidak lupa juga kelompok penyusun mengucapkan terimakasih kepada teman-
teman yang lain, karena telah memberikan sarannya sehingga penyusunan makalah ini
menjadi lebih baik lagi.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan untuk seluruh
pembaca makalah ini

Medan, Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Bangun Ruang ................................................................................................ 3
2.2 Macam-Macam Bangun Ruang ........................................................................................ 3
2.2.1 Kubus dan Balok ..................................................................................................... 3
2.2.2 Kerucut .................................................................................................................... 7
2.2.3 Tabung ..................................................................................................................... 9
2.2.4 Prisma .................................................................................................................... 14
2.2.5 Limas ..................................................................................................................... 17
2.2.6 Bola ....................................................................................................................... 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 23
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 23
3.2 Saran ............................................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 42

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada mata pelajaran matematika, materi bangun ruang merupakan bagian dari geometri
yang menekankan pada kemampuan siswa untuk mengidentifikasi sifat, unsur, dan
menentukan volume dalam pemecahan masalah Bangun ruang juga disebut dengan bangun
3D atau bangun tiga dimensi yang memiliki ruang dan dibatasi oleh sisi. Bangun ruang terdiri
dari kubus, balok, prisma segitiga, limas segiempat, tabung, kerucut dan bola, dimana setiap
bangun ruang tersebut memiliki rumus yang berbeda untuk luas permukaan dan volumenya

Bangun ruang merupakan salah satu komponen matematika yang perlu dipelajari untuk
menetapkan konsep keruangan. Maka dalam pelajaran Matematika perlu diberikan topik
pembelajaran ini kepada semua peserta didik sejak berada di Sekolah Dasar untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.

Perkembangan teknologi sangat pesat, tidak luput pada lingkungan pendidikan. Salah
satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya
teknologi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Istilah media yaitu segala
sesuatu yang berfungsi untuk memberikan informasi atau pesan dari pengirim kepada
penerima sehingga dapat merangsang minat, pikiran, perhatian dan perasaan sehingga terjadi
suatu proses pembelajaran .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bangun ruang ?


2. Apa macam-macam bangun ruang ?
3. Mata Pelajaran Matematika dianggap salah satu mata pelajaran yang sulit, salah satunya
pada materi bangun ruang.
4. Memahami rumus-rumus pada bangun ruang

1.3 Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui apa itu bangun ruang


2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam bangun ruang
3. Untuk memahami rumus-rumus bangun ruang

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bangun Ruang


Bangun ruang merupakan suatu bangun tiga dimensi yang memiliki ruang/ volume/ isi
dan juga sisi-sisi yang membatasinya. Secara garis besar, bangun ruang bisa kita kategorikan
menjadi dua kelompok, antara lain: bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung.
Yang termasuk dalam bangun ruang sisi datar yaitu kubus, balok, prisma, dan limas.
Sementara untuk bangun ruang sisi lengkung terdiri atas kerucut, tabun, bola.
2.2 Macam-Macam Bangun Ruang
Berikut ini akan kami berikan macam-macam dari bangun ruang, mulai dari bangun
ruang sisi datar yang meliputi kubus, balok, prisma, dan limas. Hingga bangun ruang sisi
lengkung yang meliputi kerucut, tabung, dan bola.

2.2.1 Kubus dan Balok

Kubus adalah bangun ruang berdimensi tiga yang semua rusuknya sama panjang. Adapun
sifat-sifat yang dimiliki kubus yaitu :

 Memiliki 6 sisi (bidang) berbentuk persegi yang saling kongruen. Sisi (bidang) tersebut
adalah bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE, dan EFGH.

 Memiliki 12 rusuk yang sama panjang, yaitu: AB , BC, CD , AD , EF , FG , GH , EH ,


AE , BF , CG , dan DH.

 Memiliki 8 titik sudut, yaitu: A, B, C, D, E, F, G, dan H.

 Memiliki 12 diagonal bidang yang sama panjang. Diagonal bidang adalah ruas garis
yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap sisi kubus. Diagonal-
diagonal bidang pada kubus di antaranya: AC , DB , AH, DE, AF, BE, EG, HF, BG ,CF,
DG, dan CH .

2
3

 Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang dan berpotongan di satu titik. Diagonal
ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam
suatu ruang kubus. Diagonal-diagonal ruang pada kubus, yaitu: AG, BH, CE, dan DF.

 Memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yang saling kongruen. Bidang
diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua diagonal bidang pada
kubus. bidang diagonal yang terdapat pada kubus diantaranya bidang ACGE, BGHA,
AFGD, dan BEHC.
4

Volume Kubus (V)

Untuk mencari volume kubus dengan panjang rusuk s, kita dapat menggunakan rumus
berikut.

V = sisi x sisi x sisi = s3

Luas Permukaan Kubus

Luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh sisi kubus. Seperti yang kita ketahui
bahwasannya sebuah kubus memiliki 6 buah sisi dengan setiap rusuk yang sama panjang.
Karena panjang setiap rusuk kubus adalah s, maka luas setiap sisi kubus = s2. Sehingga luas
permukaan kubus dapat dirumuskan sebagai berikut.

L = 6 s2

Panjang Diagonal Bidang Kubus

Untuk mencari panjang diagonal bidang kubus, kita dapat menggunakan rumus berikut.

Panjang diagonal bidang = s√2

Panjang Diagonal Ruang Kubus

Untuk mencari panjang diagonal ruang kubus, kita dapat menggunakan rumus berikut.
panjang diagonal ruang = s√3

Luas Bidang Diagonal Kubus

Untuk mencari luas bidang diagonal kubus, kita dapat menggunakan rumus berikut.
Luas bidang diagonal = s2√2

Balok adalah bangun ruang tiga dimensi dimana sisi-sisi yang berhadapan memiliki
bentuk dan ukuran yang sama panjang. Sifat-sifat balok hampir sama dengan sifat-sifat yang
dimiliki kubus. Yang membedakan ialah panjang rusuknya. Semua rusuk kubus memiliki
panjang yang sama, sementara panjang rusuk balok tidak semuanya sama. Adapun sifat-sifat
balok adalah sebagai berikut:
5

 Memiliki 6 sisi (bidang) berbentuk persegi yangsaling kongruen. Sisi (bidang) tersebut
adalah bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE, dan EFGH.

 Memiliki 12 rusuk yang sama panjang, yaitu AB , BC, CD , AD , EF , FG , GH , EH ,


AE , BF , CG , dan DH.

 Memiliki 8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.

 Memiliki 12 diagonal bidang yang sama panjang. Diagonal bidang adalah ruas garis
yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap sisi balok. Diagonal-
diagonal bidang pada balok di antaranya: AC , DB , AH, DE, AF, BE, EG, HF, BG ,CF,
DG, dan CH .

 Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang dan berpotongan di satu titik. Diagonal
ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam
suatu ruang balok. Diagonal-diagonal ruang pada balok, yaitu: AG, BH, CE, dan DF.

 Memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yang saling kongruen. Bidang
diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua diagonal bidang pada
6

balok. Bidang diagonal pada balok diantaranya, yaitu bidang ACGE, BGHA, AFGD, dan
BEHC.

Volume Balok (V)

Untuk mencari volume balok, kita dapat menggunakan rumus berikut. V = panjang x
lebar x tinggi = p x l x t

Luas Permukaan Balok

Luas permukaan balok adalah jumlah luas seluruh sisi balok. Balok pada gambar
di atas mempunyai tiga pasang sisi yang tiap pasangnya sama dan sebangun, yaitu:
1. sisi ABCD sama dan sebangun dengan sisi EFGH;
2. sisi ADHE sama dan sebangun dengan sisi BCGF;
3. sisi ABFE sama dan sebangun dengan sisi DCGH.
Akibatnya diperoleh:
1. luas permukaan ABCD = luas permukaan EFGH = p.l
2. luas permukaan ADHE = luas permukaan BCGF = l.t
3. luas permukaan ABFE = luas permukaan DCGH = p.t
Dengan demikian, luas permukaan balok sama dengan jumlah ketiga pasang sisi
yang saling kongruen pada balok tersebut. Luas permukaan balok dirumuskan sebagai
berikut.
L = 2(p x l) + 2(l x t) + 2(p x t)
= 2{(p x l) + (l x t) + (p x t)}

Panjang Diagonal Bidang Balok

Untuk mencari panjang diagonal bidang balok, kita dapat menggunakan rumus berikut.
Panjang diagonal bidang = √(p2+l2) atau √(p2+t2) atau √(l2+t2)

Panjang Diagonal Ruang Balok

Untuk mencari panjang diagonal ruang balok, kita dapat menggunakan rumus
berikut.panjang diagonal ruang = √(p2+l2+t2).
7

2.2.2 Kerucut

Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi alas berbentuk lingkaran dan selimut
kerucut yang bertemu di titik puncak kerucut.

Ciri-Ciri Kerucut

1. Kerucu memiliki 2 sisi


2. Memiliki 1 titik puncak
3. Memiliki jarring jarring yaitu lingkaran dan segitiga
4. Memiliki 1 rusuk
5. Bangun ruang yang berbentuk limas dengan alas lingkaran

Sifat Kerucut

1. Memiliki 1 rusuk lengkung


2. Tidak memiliki rumus titik sudut
3. Kerucut memiliki 1 buah titik puncak
4. Memiliki 2 sisi

Unsur-Unsur Kerucut

1. Sisi alas kerucut, Sisi alas kerucut merupakan sisi berbentuk lingkaran dengan jari jari r
2. Jari jari kerucut, Pada gambar diatas garis AO dan OB disebut jari jari lingkaran atau jari
jari alas kerucut
3. Diameter, Pada gambar diats garis AB disebut diameter lingkaran
4. Tinggi kerucut, Garis t merupakan tinggi kerucut
5. Selimut kerucut, Selimut kerucut merupakan bidang lengkung pada kerucut. Garis
pembentuk selimut kerucut ditarik dari titik puncak T ke titik pada lingkaran. Kerucut
memiliki satu sisi alas berbentuk lingkaran dan sebuah selimut kerucut.

Luas Selimut dan Permukan Kerucut


8

Luas Juring : Luas Lingkaran = Panjang Busur : Keliling Lingkaran

Luas juring = (panjang busur x luas lingkaran ) : keliling lingkaran


2
= (2 x ):2

Luas permukaan kerucut = luas alas + luas juring


2
= +

= (r+s)

Volume Kerucut

Suatu kerucut dapat dibayangkan sebagai limas yang memiliki alas lingkaran, sehingga
rumus volumelimas juga berlaku untuk volume kerucut
2
Volume kerucut = 1/3 luas alas x tinggi = 1/3 t

Irisan Kerucut

Selain kerangka atau jaring-jaring kerucut, terdapat pula sebuah istilah yang disebut
“irisan kerucut”.
Irisan kerucut adalah lokus dari semua titik yang membentuk kurva dua dimensi dan
terbentuk oleh irisan sebuah kerucut dengan sebuah bidang datar. Irisan kerucut memiliki 4
(empat) jenis, yaitu::
1. Parabola, Irisan dengan bentuk parabola akan didapatkan apabila bidang datar
memotong satu kerucut
2. Hiperbola, Irisan dengan bentuk hiperbola akan didapatkan apabila bidang datar
memotong dua kerucut
3. Elips, Irisan dengan bentuk elips akan didapatkan apabila bidang datar memotong satu
kerucut secara tidak tegak lurus dengan garis sumbu utama
9

4. Lingkaran, Irisan dengan bentuk lingkaran akan didapatkan apabila bidang datar
memotong satu kerucut secara tegak lurus dengan garis sumbu utama

2.2.3 Tabung

Tabung adalah sebuah bangun ruang prisma dimana bidang alas dan bidang atasnya
berbentuk lingkaran dan sisi selimutnya atau sisi tegaknya berbentuk persegi panjang.
Tabung disebut prisma karena prisma adalah bangun ruang yang memiliki bidang alas dan
bidang atas sejajar serta kongruen.
Bentuk tabung mempunyai beberapa cirri yang membedakannya dengan bentuk bangun
lainnya, diantaranya yaitu :
a. Tabung memiliki 3 buah sisi, yaitu sisi alas dan sisi tutup yang berbentuk lingkaran, dan
juga sisi tegaknya atau sisi selimutnya berbentuk persegi panjang.
b. Memiliki 2 rusuk, yaitu rusuk atas (keliling lingkaran pada sisi atas) dan rusuk bawah
(keliling lingkaran pada sisi alas).
c. Tidak Memiliki Sudut.

Unsur-Unsur Pembentuk Tabung

Ketika kita mengamati unsur-unsur pembentuk tabung, kita akan menemukan bahwa
tabung terbentuk dari dua lingkaran dan satu persegi panjang.
10

Lingkaran berfungsi sebagai alas dan tutup pada tabung dan persegi berfungsi sebagai
selimut. Kedua lingkaran tersebut haruslah kongruen. Setelah tabung dibelah, akan terdapat
dua lingkaran dimana:
1. Alas dan Atap
2. Selimut Tabung
3. Rusuk Tabung
a. Lingkaran atas memiliki titik pusat T2
dengan diameter CD dan jari-jari r.
b. Lingkaran bawah memiliki titik pusat
T1dengan diameter AB dan jari-jari r.
c. Tinggi tabung didapatkan dari panjang
T1T2 atau disebut dengan t.
d. Selimut tabung merupakan persegi
panjang, dimana panjangnya adalah
keliling lingkaran alas atau tutup dan
lebarnya adalah tinggi tabung.

Luas Permukaan Tabung

Luas permukaan tabung didapatkan dari luas seluruh bidang pembentuk tabung.
Sehingga, diperoleh:
Luas permukaan tabung = Luas lingkaran alas + Luas lingkaran tutup + Luas
selimut tabung
a. Luas lingkaran alas dan tutup
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang memiliki jarak yang sama terhadap satu titik
tertentu. Dalam lingkaran terdapat unsur-unsur, antara lain sebagai berikut:

1. Titik pusat, adalah titik tertentu yang merupakan pusat atau sentral dalam lingkaran. Titik
pusat merupakan acuan untuk membentuk lingkaran.
11

2. Jari-jari, adalah jarak titik pusat dengan sisi lingkaran. Jari-jari dilambangkan atau
disimbolkan dengan “r”
3. Diameter lingkaran, adalah tali busur terpanjang dalam lingkaran. Diameter merupakan
tali busur lingkaran yang melalui titik pusat. Diameter dilambangkan atau disimbolkan
dengan “d”.
4. Tali busur lingkaran, merupakan suatu garis yang menghubungkan dua buah titik pada
lingkaran.
5. Juring, adalah daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari lingkaran dan busur yang
diapit oleh jari-jari tersebut.
6. Tembereng, adalah suatu daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari lingkaran dan satu
tali busur.
7. Apotema, adalah garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur.
Aptoma bersifat tegak lurus dengan tali busur
8. Busur lingkaran, adalah garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran dan
menghubungkan dua titik sembarang di lengkungan tersebut.
9. Sudut pusat lingkaran, adalah sudut yang terbentuk akibat perpotongan antara dua buah
jari-jari lingkaran di titik pusat.
10. Sudut keliling, merupakan sudut yang dibentuk oleh perpotongan antara dua buah tali
busur pada keliling lingkaran.

Setelah memahami unsur-unsur pada lingkaran, akan dibahas mengenai bagaimana


konsep luas lingkaran. Luas lingkaran didapatkan dari konsep sebagai berikut:

Dimana pada
gambar disamping, untuk
mendapatkan rumus
lingkaran, dilakukan hal-
hal sebagai berikut:

a. Bentuk sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka.


b. Potong lingkaran yang telah dilukis. Lipat lingkaran menjadi dua, empat, dan seterusnya
hingga menjadi bagian kecil. Kemudian, potong bagian-bagian tersebut.
c. Satukan bagian-bagian yang telah dipotong sehingga terbentuk seperti gambar diatas.
d. Gambar tersebut merupakan sebuah jajar genjang dengan alasnya adalah dan
tingginya adalah r.

Sehingga berdasarkan gambar diatas didapatkan bahwa:


12

a. Luas selimut tabung

Selimut tabung adalah sebuah sisi lengkung yang terhubung sisi alas dengan sisi atap.
Selimut tabung berbentuk persegi panjang. Persegi panjang adalah sebuah jajar genjang yang
sisi berdekatannya saling tegak lurus tetapi tidak sama panjang. Luas persegi panjang
didapatkan dengan konsep:

Perhatikan persegi dengan panjang sisi a + b


disamping berikut. Persegi ini dapat dibagi menjadi empat
bangun datar seperti pada gambar berikut ini:

Dari gambar tersebut, terlihat bahwa persegi yang


besar tadi terbagi menjadi dua buah persegi berbeda
(bangun 2 dan 3) dan dua persegi panjang yang identik
(bangun 1 dan 4). Luas persegi besar dapat dicari
menggunakan rumus . Rumus yang sama
berlaku pada persegi 2 dengan panjang sisi a dan persegi 3
dengan panjang sisi b. kita akan membuktikan bahwa luas
bangun 1 dan 4 sama dengan .

( ) ( ) ( ) ( )

( )

Kedua ruas dikurangi dengan sehingga diperoleh:

Persegi panjang 1 dan 4 memiliki ukuran yang sama, sehingga luasnya juga sama, yakni
dengan demikian:
13

Pada persegi panjang 1, a dan b merupakan panjang dan lebar. Dengan demikian,
terbukti bahwa rumus luas persegi panjang adalah sebagai berikut:

“l” yaitu tinggi tabung, sedangkan “p” yaitu panjang dalam luas persegi panjang pasti
sama dengan keliling lingkaran. Hal ini dikarenakan sisi panjang pada persegi panjang akan
melengkung mengelilingi alasnya yang berbentuk lingkaran. Oleh karena itu, rumus luas
selimut tabung adalah sebagai berikut:

Sehingga luas permukaan tabung, dapat disusun sebagai berikut:

Luas permukaan tabung = Luas lingkaran alas + Luas lingkaran tutup + Luas selimut
tabung

( )

( )

( )

Keterangan:

k = Keliling lingkaran (m)

L = Luas lingkaran ( )

Ls = luas selimut tabung ( )

= pi, atau 3,14

r = radius atau jari-jari lingkaran (m)

t = tinggi tabung (m)

Volume Tabung

Jika sudah memahami mengenai jarring-jaring tabung dan juga luas permukaan tabung,
pasti tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami rumus volumenya. Setelah
mempelajari mengenai luas permukaan tabung, maka sekarang membahas ke volume tabung.
Secara sistematis rumus volume tabung disusun sebagai berikut:
14

Keterangan:
V = Volume tabung (m3)
L = Luas lingkaran ( )

= pi, atau 3,14

r = radius atau jari-jari lingkaran (m)

t = tinggi tabung (m)

2.2.4 Prisma

Dalam geometri, prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas dan
tutup identik berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk persegi atau persegi panjang.
Dengan kata lain prisma adalah bangun ruang yang mempunyai penampang melintang yang
selalu sama dalam bentuk dan ukuran.

Menurut pemahaman saya, sebuah prisma dapat terbentuk dari hal berikut:

 Kita misalkan ada suatu segitiga sembarang, yaitu segitiga ABC yang kita lukis pada
sebuah kertas, dan digunting sesuai bentuknya.

 Setelah kita membuat segitiga nya, kita lakukan hal tersebut berulang – ulng, sampai
didapat beberapa buah segitiga

 Lalu, kita gabungkan seluruh segitiga yang ada, kita tempelkan sesuai dengan
bentuknya, didapatlah suatu bangun ruang, dengan alas dan tutup yang sama, dan rusuk
yang tegak, serta sisi-sisinya yang akan berbentuk persegi atau persegi panjang.
15

Dari hal tersebut, kita dapatkan bahwa prisma tersebut dibentuk dari segitiga yang
sama, sehingga sudah pasti alas dan tutup dari prisma tersebut juga akan sama, bagaimana
dengan sisi-sisinya yang berbentuk persegi atau peregi panjang

Jika diketahui bahwa, persegi adalah bangun datar yang dibentuk dari 4 sisi yang sama
panjang, jika dilihat dari cara membuat prisma pada langkah sebelumnya, didapat bahwa
dibentuk dari segitiga yang sama, yang digabungkan, jika kita ambil salah satu sisi prisma
segitiga, maka dilihat rusuk dari sisi prisma tersebut sama panjang, karena ditumpuk oleh –n
segitia yang sama, dan untuk rusuk alasnya karena dibentuk dari segitiga yang sama,
dipastikan bahwa akan memiliki panjang yang sama pula. Dari sini bisa membentuk persegi
atau persegi panjang, sesuai dengan berapa tinggi prisma yang terjadi. Karena akan terjadi
dua buah sisi yang sejajar dan sama panjang. Karena sisi prisma berbentuk persegi/persegi
panjang, maka dari sifat pada sudut persegi/persegi panjang bahwa sudutnya 900, maka
dipastikan bahwa rusuknya juga akan tegak lurus terhadap alas prisma.

Volume
16

Masi mengarah pada cara pembuatan prisma segitiga sebelumnya, maka didapat, dari
pergabungan beberapa segitia yang kongruen tersebut, membentuk sebuah prisma segitiga

Luas Segitiga 1 + Luas segitiga 2 + .... + Luas segitiga ke –n.

Didapat karena semua bentuk segitiganya sama, maka dapat dibuat n.Luas segitiga
Dengan rumus luas segitiga adalah ½.a.t, dan jika dilihat dari gambar, bahwa n adalah jarak
ke segitiga terakhir. Menjadi tinggi segitiga tersebut. Sehingga rumus volume prisma segitiga
adalah, luas segitiga x tinggi prisma.

Jika menggunakan bangun lain, misalnya segi 5, dan menggunakan cara yang sama,
akan didapat hasil yang sama yaitu prisma segi 5, sehingg rumus Volume prisma segi ke –n.
Adalah luas bangun segi-n x tinggi prisma.

V = Luas bangun segi-n x tinggi Prisma

Luas Permukaan

Perhatikan prisma segitiga yang telah dibuat, jika kita perhatikan sisi tegaknya, dari
kesepakatan sebelumnya bahwa bentuk dari sisi tegak prism adalah persegi. Dari gambar
tampak luas dari sisi persegi adalah panjang dari AB x tinggi Prisma, jika kita putar, didapat
sisi berikutnya memiliki rumus BC x tinggi Prisma, dan jika kita putar kembali, CA x tinggi
Prisma. Jadi rumus dari ketiga sisi tegaknya adalah,

AB x t + BC x t + CA x t = t (AB + BC + CA) = t (Keliling segitiga)

Untuk

Luas permukaan = Jumlah Luas Sisi tegak + (Jumlah luas sisi alas dan tutup)

Luas permukaan = t ( Keliing Segitiga) + (Luas Segitiga alas + Luas Segitiga tutup)

Dikarenakan disepakati bahwa sisi alas dan tutup adalah bangun yang kongruen, maka
memiliki luas yang sama pula.

Luas permukaan = t ( Keliing Segitiga) + 2 x Luas Segitiga


17

Sehingga untuk prisma segi ke – n

Luas permukaan = t ( Keliing Segi-n) + 2 x Luas Segi-n

2.2.5 Limas

Definisi Limas
Limas adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segi banyak (segi n) dan
segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak persekutuan di luar bidang segibanyak itu.
Garis t disebut tinggi limas dan titik T disebut titik puncak. Seperti prisma, nama limas juga
berdasarkan jumlah segi-n sisi alasnya.
Apabila alas limas berupa segi-n beraturan dan tiap sisi tegak merupakan segitiga sama
kaki yang beraturan, maka limasnya disebut limas segi-n beraturan.

Unsur - unsur Limas


Unsur- unsur yang dimiliki oleh suatu limas :
1. Titik sudut
2. Rusuk
3. Bidang sisi
Ciri-ciri suatu limas :
1. Bidang atas berupa sebuah titik ( lancip )
2. Bidang bawah berupa bangun datar
3. Bidang sisi tegak berupa segitiga.
4. Untuk memberi nama sebuah limas, lihat bidang alasnya
18

Macam-macam Limas
1. Limas Segitiga T.ABC
Pada gambar di samping menunjukkan limas segitiga
yang mempunyai :
4 titik sudut : A, B, C dan T
4 bidang sisi : ABC, ABT, BCT dan ACT
6 rusuk : AB, BC, CA, AT, BT dan C

2. Limas Segiempat T.ABCD


Pada gambar di samping menunjukkan limas
segiempat yang mempunyai :
5 titik sudut : A, B, C, D dan T
5 bidang sisi : 1 sisi alas yaitu ABCD
4 sisi tegak yaitu TAB, TBC, TCD
dan TAD
8 rusuk : 4 rusuk alas yaitu AB, BC, CD dan DA,
4 rusuk tegak yaitu AT, BT, CT dan
DT

3. Limas Segilima T.ABCDE

Pada gambar di samping menunjukkan limas segilima


yang mempunyai :
6 titik sudut : A, B, C, D, E dan T
6 bidang sisi : 1 sisi alas yaitu ABCDE
5 sisi tegak yaitu TAB, TBC, TCD, TDE,
TAE
10 rusuk :5 rusuk alas yaitu AB, BC, CD, DE
dan EA, 5 rusuk tegak yaitu AT, BT,
CT, DT dan ET.
19

4. Limas Segienam T.ABCDEF

Pada gambar di samping menunjukkan limas segienam


yang mempunyai :
7 titik sudut : A, B, C, D, E, Fdan T
7 bidang sisi : 1 sisi alas yaitu ABCDEF, 6 sisi tegak
yaitu TAB, TBC, TCD, TDE, TEF,
TAF
12 rusuk : 6 rusuk alas yaitu AB, BC, CD, DE, EF,
AF, 6 rusuk tegak yaitu AT, BT, CT,
DT, ET, FT

5. Limas Segi-n
Limas segi-n mempunyai:

Luas Permukaan Limas


Luas permukaan limas dapat ditentukan dengan menjumlahkan luas sisi-sisi tegak dan
luas alas. Misal :
Limas segitiga T.ABC
20

Jika dipotong menurut rusuk-rusuk TC, TB dan TA, maka didapat jaring-jaring :

Luas permukaan limas = luasT.AB + luasT.AC + luas T.BC + L.ABC


= (luasT.AB + luasT.AC + luas T.BC) + L.ABC
= jumlah luas sisi tegak + luas alas
Kesimpulan :

Volume Limas
Volume limas dapat ditentukan dengan membelah sebuah kubus bersisi r menjadi
enam buah limas yang kongruen, dimana:

Tinggi Limas :

t Limas :
Kesimpulan :

2.2.6 Bola

Perhatikan gambar berikut.


21

Salah satu bangun ruang yang unsurnya merupakan jari-jari yaitu bangun ruang bola.
Apa itu bangun ruang bola?, Bola merupakan salah satu bangun ruang sisi lengkung yang
tersusun dari tak terhingga banyaknya lingkaran yang berpusat di satu titik yaitu titik pusat
bola. Bola juga dapat diartikan sebagai himpunan semua titik dalam dimensi tiga yang
berjarak sama dengan suatu titik acuan, yaitu titik pusat bola. Selanjutnya, perhatikan
beberapa contoh penerapan bola dalam kehidupan sehari-hari.

Sifat-Sifat Bola

Perhatikan gambar bangun bola di bawah ini.

Pada gambar tersebut terdapat beberapa ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan
antara bangun ruang bola dengan bangun-bangun ruang lainnya.

Berikut merupakan karakteristik bangun ruang bola.

1. Bangun ruang bola memiliki satu sisi. Sisi bola merupakan kumpulan titik-titik yang
berjarak sama dengan pusat bola. Sisi bola tersebut dapat disebut sebagai permukaan
bola atau selimut bola.
2. Bangun ruang bola tidak memiliki rusuk.
3. Pada gambar di atas, bagian yang diberi nama dengan r merupakan jari-jari bola. Jari-jari
bola menghubungkan titik pusat bola dengan titik pada permukaan bola.
4. Sama dengan materi pada bangun lingkaran, diameter bola ukurannya dua kali ukuran
jari-jari bola.
5. Ruang garis yang menghubungkan dua titik pada bola disebut dengan tali busur bola.
Tali busur bola terpanjang merupakan diameter bola.

Rumus Bola

Berikut akan dijelaskan beberapa rumus yang digunakan dalam materi bangun ruang
bola. Rumus yang akan kita bahas pada bagian ini adalah rumus luas permukaan bola dan
rumus volume bola.
22

Perhatikan gambar berikut.

Pada gambar di atas, jari-jari bola ditunjukkan oleh ruas garis OA dan titik pusat bola
ditunjukkan oleh titik O. Titik A terletak pada permukaan bola.

Rumus Luas Permukaan Bola

Rumus luas permukaan bola dapat dituliskan sebagai berikut.

Rumus Luas Permukaan Bola

Lp = 4 x π x r2

Keterangan:

Lp : Luas permukaan bola

r : jari-jari bola

π : konstanta yang bernilai 3,14159 . . .

Rumus Volume Bola

Volume bola dirumuskan sebagai:

Rumus Volume Bola

V = (4/3) x π x r3

Keterangan:

V : Volume bola

r : jari-jari bola

π : konstanta yang bernilai 3,14159 . . .


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. KUBUS DAN BALOK


A. Sifat-Sifat Kubus dan Balok
 Kubus adalah bangun ruang berdimensi tiga yang semua rusuknya sama panjang.
Adapun sifat-sifat yang dimiliki kubus yaitu :

 Memiliki 6 sisi (bidang) berbentuk persegi yang saling kongruen. Sisi (bidang)
tersebut adalah bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE, dan EFGH.
 Memiliki 12 rusuk yang sama panjang, yaitu: AB , BC, CD , AD , EF , FG , GH , EH
, AE , BF , CG , dan DH.
 Memiliki 8 titik sudut, yaitu: A, B, C, D, E, F, G, dan H.
 Memiliki 12 diagonal bidang yang sama panjang. Diagonal bidang adalah ruas garis
yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap sisi kubus.
Diagonal-diagonal bidang pada kubus di antaranya: AC , DB , AH, DE, AF, BE,
EG, HF, BG ,CF, DG, dan CH .

 Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang dan berpotongan di satu titik. Diagonal
ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan

23
24

dalam suatu ruang kubus. Diagonal-diagonal ruang pada kubus, yaitu: AG, BH, CE,
dan DF.

 Memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yang saling kongruen. Bidang
diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua diagonal bidang pada
kubus. bidang diagonal yang terdapat pada kubus diantaranya bidang ACGE,
BGHA, AFGD, dan BEHC.
25

 Adapun sifat-sifat balok adalah sebagai berikut:

 Memiliki 6 sisi (bidang) berbentuk persegi yangsaling kongruen. Sisi (bidang)


tersebut adalah bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE, dan EFGH.
 Memiliki 12 rusuk yang sama panjang, yaitu AB , BC, CD , AD , EF , FG , GH , EH ,
AE , BF , CG , dan DH.
 Memiliki 8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.
 Memiliki 12 diagonal bidang yang sama panjang. Diagonal bidang adalah ruas garis
yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap sisi balok.
Diagonal-diagonal bidang pada balok di antaranya: AC , DB , AH, DE, AF, BE,
EG, HF, BG ,CF, DG, dan CH .
26
27

 Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang dan berpotongan di satu titik. Diagonal
ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan
dalam suatu ruang balok. Diagonal-diagonal ruang pada balok, yaitu: AG, BH, CE,
dan DF.

 Memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yang saling kongruen. Bidang
diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua diagonal bidang pada
balok. Bidang diagonal pada balok diantaranya, yaitu bidang ACGE, BGHA,

AFGD, dan BEHC.


28

B. Volume Kubus dan Balok


 Volume Kubus (V)

Untuk mencari volume kubus dengan panjang rusuk s, kita dapat menggunakan
rumus berikut.

V = sisi x sisi x sisi

= s3

 Volume Balok (V)

Untuk mencari volume balok, kita dapat menggunakan rumus berikut.

V = panjang x lebar x tinggi

=pxlxt

C. Luas Kubus dan Balok


 Luas Permukaan Kubus

Luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh sisi kubus. Seperti yang kita
ketahui bahwasannya sebuah kubus memiliki 6 buah sisi dengan setiap rusuk yang sama
panjang. Karena panjang setiap rusuk kubus adalah s, maka luas setiap sisi kubus = s2.
Sehingga luas permukaan kubus dapat dirumuskan sebagai berikut.

L = 6 s2

 Luas Permukaan Balok

Luas permukaan balok adalah jumlah luas seluruh sisi balok. Balok pada gambar
29

di atas mempunyai tiga pasang sisi yang tiap pasangnya sama dan sebangun, yaitu:

(a) sisi ABCD sama dan sebangun dengan sisi EFGH;

(b) sisi ADHE sama dan sebangun dengan sisi BCGF;

(c) sisi ABFE sama dan sebangun dengan sisi DCGH.

Akibatnya diperoleh:

luas permukaan ABCD = luas permukaan EFGH = p.l

luas permukaan ADHE = luas permukaan BCGF = l.t

luas permukaan ABFE = luas permukaan DCGH= p.t

Dengan demikian, luas permukaan balok sama dengan jumlah ketiga pasang sisi
yang saling kongruen pada balok tersebut. Luas permukaan balok dirumuskan sebagai
berikut.

L = 2(p x l) + 2(l x t) + 2(p x t)

= 2{(p x l) + (l x t) + (p x t)}

2. KERUCUT

(a) Sifat Kerucut


- Memiliki 1 rusuk lengkung
- Tidak memiliki rumus titik sudut
- Kerucut memiliki 1 buah titik puncak
- Memiliki 2 sisi

(b) Volume Kerucut

- Suatu kerucut dapat dibayangkan sebagai limas yang memiliki alas lingkaran,
sehingga rumus volumelimas juga berlaku untuk volume kerucut
- Volume kerucut = 1/3 luas alas x tinggi
- = 1/3 2 t

(c) Luas Selimut dan Permukaan Kerucut


30

Luas juring : luas lingkara = panjang busur : keliling lingkaran


Luas juring = (panjang busur x luas lingkaran ) : keliling lingkaran
=( 2 x 2 ) : 2
=
Luas permukaan kerucut = luas alas + luas juring
= 2+
= (r+s)

3. TABUNG
A. Sifat-Sifat Tabung

Bentuk tabung mempunyai beberapa cirri yang membedakannya dengan bentuk


bangun lainnya, diantaranya yaitu:
a. Tabung memiliki 3 buah sisi, yaitu sisi alas
dan sisi tutup yang berbentuk lingkaran, dan
juga sisi tegaknya atau sisi selimutnya
berbentuk persegi panjang.
b. Memiliki 2 rusuk, yaitu rusuk atas (keliling
lingkaran pada sisi atas) dan rusuk bawah
(keliling lingkaran pada sisi alas).
c. Tidak memiliki sudut.

B. Volume Tabung
Jika sudah memahami mengenai jarring-jaring tabung dan juga luas permukaan
tabung, pasti tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami rumus volumenya.
31

Setelah mempelajari mengenai luas permukaan tabung, maka sekarang membahas ke


volume tabung. Secara sistematis rumus volume tabung disusun sebagai berikut:

Keterangan:
V = Volume tabung (m3)
L = Luas lingkaran ( )

= pi, atau 3,14


r = radius atau jari-jari lingkaran (m)
t = tinggi tabung (m)

C. Luas Permukaan Tabung


Luas permukaan tabung didapatkan dari luas seluruh bidang pembentuk tabung.
Sehingga, diperoleh:
Luas permukaan tabung = Luas lingkaran alas + Luas lingkaran tutup + Luas selimut
tabung
 Luas lingkaran alas dan tutup
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang memiliki jarak yang sama terhadap
satu titik tertentu. Dalam lingkaran terdapat unsur-unsur, antara lain sebagai berikut:

11. Titik pusat, adalah titik tertentu yang merupakan pusat atau sentral dalam
lingkaran. Titik pusat merupakan acuan untuk membentuk lingkaran.
12. Jari-jari, adalah jarak titik pusat dengan sisi lingkaran. Jari-jari dilambangkan
atau disimbolkan dengan “r”
32

13. Diameter lingkaran, adalah tali busur terpanjang dalam lingkaran. Diameter
merupakan tali busur lingkaran yang melalui titik pusat. Diameter dilambangkan atau
disimbolkan dengan “d”.
14. Tali busur lingkaran, merupakan suatu garis yang menghubungkan dua buah
titik pada lingkaran.
15. Juring, adalah daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari lingkaran dan busur
yang diapit oleh jari-jari tersebut.
16. Tembereng, adalah suatu daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari
lingkaran dan satu tali busur.
17. Apotema, adalah garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali
busur. Aptoma bersifat tegak lurus dengan tali busur
18. Busur lingkaran, adalah garis lengkung yang terletak pada lengkungan
lingkaran dan menghubungkan dua titik sembarang di lengkungan tersebut.
19. Sudut pusat lingkaran, adalah sudut yang terbentuk akibat perpotongan antara
dua buah jari-jari lingkaran di titik pusat.
20. Sudut keliling, merupakan sudut yang dibentuk oleh perpotongan antara dua buah tali
busur pada keliling lingkaran.

Setelah memahami unsur-unsur pada lingkaran, akan dibahas mengenai


bagaimana konsep luas lingkaran. Luas lingkaran didapatkan dari konsep sebagai berikut:
Dimana pada gambar
disamping, untuk
mendapatkan rumus
lingkaran, dilakukan
hal-hal sebagai
berikut:
e. Bentuk sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka.
f. Potong lingkaran yang telah dilukis. Lipat lingkaran menjadi dua, empat, dan
seterusnya hingga menjadi bagian kecil. Kemudian, potong bagian-bagian tersebut.
g. Satukan bagian-bagian yang telah dipotong sehingga terbentuk seperti gambar diatas.
h. Gambar tersebut merupakan sebuah jajar genjang dengan alasnya adalah dan
tingginya adalah r.

Sehingga berdasarkan gambar diatas didapatkan bahwa:


33

 Luas selimut tabung


Selimut tabung adalah sebuah sisi lengkung yang terhubung sisi alas dengan sisi
atap. Selimut tabung berbentuk persegi panjang. Persegi panjang adalah sebuah jajar
genjang yang sisi berdekatannya saling tegak lurus tetapi tidak sama panjang. Luas
persegi panjang didapatkan dengan konsep:
Perhatikan persegi dengan panjang sisi a + b disamping
berikut.

Persegi ini dapat dibagi menjadi empat bangun datar seperti


pada gambar berikut ini:
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa persegi yang besar
tadi terbagi menjadi dua buah persegi berbeda (bangun
2 dan 3) dan dua persegi panjang yang identik (bangun
1 dan 4). Luas persegi besar dapat dicari menggunakan
rumus . Rumus yang sama berlaku pada
persegi 2 dengan panjang sisi a dan persegi 3 dengan
panjang sisi b. kita akan membuktikan bahwa luas
bangun 1 dan 4 sama dengan .

( ) ( ) ( ) ( )
( )

Kedua ruas dikurangi dengan sehingga diperoleh:

Persegi panjang 1 dan 4 memiliki ukuran yang sama, sehingga luasnya juga sama, yakni
dengan demikian:

Pada persegi panjang 1, a dan b merupakan panjang dan lebar. Dengan demikian,
terbukti bahwa rumus luas persegi panjang adalah sebagai berikut:
34

“l” yaitu tinggi tabung, sedangkan “p” yaitu panjang dalam luas persegi
panjang pasti sama dengan keliling lingkaran. Hal ini dikarenakan sisi panjang pada
persegi panjang akan melengkung mengelilingi alasnya yang berbentuk lingkaran.
Oleh karena itu, rumus luas selimut tabung adalah sebagai berikut:

Sehingga luas permukaan tabung, dapat disusun sebagai berikut:


Luas permukaan tabung = Luas lingkaran alas + Luas lingkaran tutup + Luas selimut
tabung
( )
( )
( )
Keterangan:
k = Keliling lingkaran (m)
L = Luas lingkaran ( )
Ls = luas selimut tabung ( )

= pi, atau 3,14

r = radius atau jari-jari lingkaran (m)


t = tinggi tabung (m)

4. PRISMA
a. Sifat-Sifat Prisma

Dari hal tersebut, kita dapatkan bahwa prisma tersebut dibentuk dari segitiga
yang sama, sehingga sudah pasti alas dan tutup dari prisma tersebut juga akan sama,
bagaimana dengan sisi-sisinya yang berbentuk persegi atau peregi panjang

Jika diketahui bahwa, persegi adalah bangun datar yang dibentuk dari 4 sisi yang
sama panjang, jika dilihat dari cara membuat prisma pada langkah sebelumnya, didapat
bahwa dibentuk dari segitiga yang sama, yang digabungkan, jika kita ambil salah satu
sisi prisma segitiga, maka dilihat rusuk dari sisi prisma tersebut sama panjang, karena
35

ditumpuk oleh –n segitia yang sama, dan untuk rusuk alasnya karena dibentuk dari
segitiga yang sama, dipastikan bahwa akan memiliki panjang yang sama pula. Dari sini
bisa membentuk persegi atau persegi panjang, sesuai dengan berapa tinggi prisma yang
terjadi. Karena akan terjadi dua buah sisi yang sejajar dan sama panjang. Karena sisi
prisma berbentuk persegi/persegi panjang, maka dari sifat pada sudut persegi/persegi
panjang bahwa sudutnya 900, maka dipastikan bahwa rusuknya juga akan tegak lurus
terhadap alas prisma.

b. Volume

Masi mengarah pada cara pembuatan prisma segitiga sebelumnya, maka


didapat, dari pergabungan beberapa segitia yang kongruen tersebut, membentuk sebuah
prisma segitiga

Luas Segitiga 1 + Luas segitiga 2 + .... + Luas segitiga ke –n.

Didapat karena semua bentuk segitiganya sama, maka dapat dibuat n.Luas segitiga

Dengan rumus luas segitiga adalah ½.a.t, dan jika dilihat dari gambar, bahwa n
adalah jarak ke segitiga terakhir. Menjadi tinggi segitiga tersebut. Sehingga rumus
volume prisma segitiga adalah, luas segitiga x tinggi prisma.

Jika menggunakan bangun lain, misalnya segi 5, dan menggunakan cara yang
sama, akan didapat hasil yang sama yaitu prisma segi 5, sehingg rumus Volume prisma
segi ke –n. Adalah luas bangun segi-n x tinggi prisma.

V = Luas bangun segi-n x tinggi Prisma

c. Luas Permukaan
36

Perhatikan prisma segitiga yang telah dibuat, jika kita perhatikan sisi tegaknya, dari
kesepakatan sebelumnya bahwa bentuk dari sisi tegak prism adalah persegi. Dari
gambar tampak luas dari sisi persegi adalah panjang dari AB x tinggi Prisma, jika kita
putar, didapat sisi berikutnya memiliki rumus BC x tinggi Prisma, dan jika kita putar
kembali, CA x tinggi Prisma. Jadi rumus dari ketiga sisi tegaknya adalah,

AB x t + BC x t + CA x t = t (AB + BC + CA) = t (Keliling segitiga)

Untuk

Luas permukaan = Jumlah Luas Sisi tegak + (Jumlah luas sisi alas dan tutup)

Luas permukaan = t ( Keliing Segitiga) + (Luas Segitiga alas + Luas Segitiga tutup)

Dikarenakan disepakati bahwa sisi alas dan tutup adalah bangun yang kongruen, maka
memiliki luas yang sama pula.

Luas permukaan = t ( Keliing Segitiga) + 2 x Luas Segitiga

Sehingga untuk prisma segi ke – n

Luas permukaan = t ( Keliing Segi-n) + 2 x Luas Segi-n

5. LIMAS
a. Sifat-Sifat Limas

6. Limas Segitiga T.ABC


37

Pada gambar di samping menunjukkan


limas segitiga yang mempunyai :
4 titik sudut : A, B, C dan T
4 bidang sisi : ABC, ABT, BCT dan ACT
6 rusuk : AB, BC, CA, AT, BT dan C

7. Limas Segiempat T.ABCD


Pada gambar di samping menunjukkan
limas segiempat yang mempunyai :
5 titik sudut : A, B, C, D dan T
5 bidang sisi : 1 sisi alas yaitu ABCD
4 sisi tegak yaitu TAB,
TBC, TCD dan TAD
8 rusuk : 4 rusuk alas yaitu AB, BC,
CD dan DA, 4 rusuk tegak
yaitu AT, BT, CT dan DT

8. Limas Segilima T.ABCDE


Pada gambar di samping menunjukkan
limas segilima yang mempunyai :
6 titik sudut : A, B, C, D, E dan T
6 bidang sisi : 1 sisi alas yaitu ABCDE
5 sisi tegak yaitu TAB,
TBC, TCD, TDE, TAE
10 rusuk : 5 rusuk alas yaitu AB, BC,
CD, DE dan EA, 5 rusuk
tegak yaitu AT, BT, CT, DT
dan ET.

9. Limas Segienam T.ABCDEF


38

Pada gambar di samping menunjukkan


limas segienam yang mempunyai :
7 titik sudut : A, B, C, D, E, Fdan T
7 bidang sisi : 1 sisi alas yaitu ABCDEF,
6 sisi tegak yaitu TAB,
TBC, TCD, TDE, TEF,
TAF
12 rusuk : 6 rusuk alas yaitu AB, BC,
CD, DE, EF, AF, 6 rusuk
tegak yaitu AT, BT, CT, DT,
ET, FT

10. Limas Segi-n


Limas segi-n mempunyai:

b. Volume Limas

Volume limas dapat ditentukan dengan membelah sebuah kubus bersisi r


menjadi enam buah limas yang kongruen, dimana:

Tinggi Limas :

t Limas :
Kesimpulan :

c. Luas Permukaan Limas


39

Luas permukaan limas dapat ditentukan dengan menjumlahkan luas sisi-sisi tegak dan
luas alas.
Misal :
1. limas segitiga T.ABC

Jika dipotong menurut rusuk-rusuk TC, TB dan TA, maka didapat jaring-jaring :

Luas permukaan limas = luasT.AB + luasT.AC + luas T.BC + L.ABC


= (luasT.AB + luasT.AC + luas T.BC) + L.ABC
= jumlah luas sisi tegak + luas alas
Kesimpulan :

6. BOLA

a. Sifat-Sifat Bola
Perhatikan gambar bangun bola di bawah ini.
40

Pada gambar tersebut terdapat beberapa ciri-ciri atau karakteristik yang


membedakan antara bangun ruang bola dengan bangun-bangun ruang lainnya.

Berikut merupakan karakteristik bangun ruang bola.

 Bangun ruang bola memiliki satu sisi. Sisi bola merupakan kumpulan titik-titik
yang berjarak sama dengan pusat bola. Sisi bola tersebut dapat disebut sebagai
permukaan bola atau selimut bola.
 Bangun ruang bola tidak memiliki rusuk.
 Pada gambar di atas, bagian yang diberi nama dengan r merupakan jari-jari
bola. Jari-jari bola menghubungkan titik pusat bola dengan titik pada
permukaan bola.
 Sama dengan materi pada bangun lingkaran, diameter bola ukurannya dua kali
ukuran jari-jari bola.
 Ruang garis yang menghubungkan dua titik pada bola disebut dengan tali
busur bola. Tali busur bola terpanjang merupakan diameter bola.
b. Volume Bola
Volume bola dirumuskan sebagai:

Rumus Volume Bola


V = (4/3) x π x r3

Keterangan:
V : Volume bola
r : jari-jari bola
π : konstanta yang bernilai 3,14159 . . .
41

c. Luas Permukaan Bola

Rumus luas permukaan bola dapat dituliskan sebagai berikut.

Rumus Luas Permukaan Bola


Lp = 4 x π x r2
Keterangan:
Lp : Luas permukaan bola
r : jari-jari bola
π : konstanta yang bernilai 3,14159 . . .

SARAN

Makalah ini masih dari kesempurnaa karena keterbatasan pengetahuan penulis akan tetapi
makalah ini dapat memberikan gambaran mengenai bangun ruang dan penjelasannya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Oleh karena itu, saran serta kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat
penulis perlukan guna penyempurnaan dalam tugas berikutnya dan dijadikan suatu
pertimbangan dalam setiap langkah sehingga penulis terus termotivasi ke arah yang lebih
baik dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Lintang, Nyawang. 2017. Kubus dan Balok. Dalam


https://nyawanglintang.wordpress.com/2017/12/30/kubus-dan-balok/amp/ diakses
pada tanggal 12 Mei 2021.

42

Anda mungkin juga menyukai