Anda di halaman 1dari 6

PENGUBINAN (https://ngangsukawruhya.blogspot.com/2014/07/pengubinan.

html)

(http://pro-edukasi.blogspot.com/2012/08/macam-macam-pengubinan-
tessellation.html)

Pengubinan merupakan penempatan bangun datar dalam suatu luasan


secara tepat tanpa celah. Prosedur penempatan bangun datar dalam menutupi
sebuah luasan ini bertujuan menghasilkan sebuah karya seni namun menggunakan
prinsip-prinsip matematika. Pengubinan sendiri digunakan pada zaman Romawi
Kuno dan merupakan Karya Seni dalam kebudayaan Muslim.
Kata tessellation (pengubinan) sendiri berasal dari bahasa Yunani tessera,
yang dikaitkan dengan segiempat dan ubin. Ubin adalah fitur umum seni
dekoratif dan terjadi di dunia alami di sekitar kita. Dua orang pada prinsipnya
bertanggung jawab untuk menyelidiki dan mengembangkan pengubinan: Roger
Penrose, seorang ahli matematika terkemuka, dan seniman, M.C.Escher.
Mengingat sejarah dan tujuan dari pengubinan ini, pembelajaran
matematika topik pengubinan dapat diintegrasikan dengan sejarah (IPS) ketika
anak belajar tentang sejarah Romawi Kuno atau Kerajaan Islam. Pengubinan juga
memberikan kesempatan pada anak-anak untuk menghasilkan karya seni dengan
menghubungkan topik atau materi lintas mata pelajaran seperti prakarya,
matematika dan sejarah.
Pengubinan merupakan salah satu konsep matematika penting yang
diberikan kepada siswa sejak usia sekolah dasar. Oleh karena itu para guru dan
juga calon guru mesti memahami konsep pengubinan tersebut agar dapat
mengajarkan konsep pengubinan pada siswa sekolah dasar.
Jadi, Pengubinan adalah proses menutup suatu permukaan dengan suatu
bangun datar sedemikian hingga tidak saling tindih dan tidak terdapat celah.
Terdapat 3 (tiga) macam pengubinan, yaitu:
1. Pengubinan Beraturan
Pengubinan beraturan (regular tessellation), adalah pengubinan dengan satu
macam ubin (poligon) beraturan yang semuanya kongruen. Ada tiga macam
pengubinan yang termasuk dalam kelompok ini, yang dinotasikan dengan:
2. Pengubinan Semi Beraturan
Pengubinan semi beraturan (semi regular tessellation), yaitu pengubinan yang
menggunakan dua atau lebih segi-n beraturan. Pada pengubunan ini setiap titik
sudutnya :
a. Bersekutu tiga atau lebih poligon beraturan
b. Ada dua atau lebih jenis poligon yang setiap jenisnya kongruen
c. Panjang sisi semua poligon sama
d. Urutan siklis jenis poligon yang bersekutu di setiap titik persekutuan,
sama

Ada 8 macam pengubunan semi beraturan, antara lain sebagai berikut :


a) (3, 3, 3, 3, 6) : empat segitiga sama sisi dan sebuah segi-6 beraturan.
(Gambar 1)
b) (3, 3, 3, 4, 4) : tiga segitiga sama sisi dan dua buah persegi. (Gambar 2)
c) (3, 3, 4, 3, 4) : dua segitiga samasisi, sebuah persegi, sebuah segitiga
samasisi, sebuah persegi. (Gambar 3)
d) (3, 4, 6, 4) : sebuah segitiga samasisi, sebuah persegi, sebuah segi-6
beraturan, sebuah persegi. (Gambar 4)
e) (4, 8, 8) : sebuah persegi dan dua octagon beraturan. (Gambar 5)
f) (3, 6, 3, 6) : sebuah segitiga samasisi, sebuah segi-6 (heptagon) beraturan,
sebuah segitiga samasisi, sebuah segi-6 beraturan. (Gambar 6)
g) (3, 12, 12) : sebuah segitiga samasisi,dan dua buah segi-12 beraturan.
(Gambar 7)
h) (4, 6, 12) : sebuah persegi, sebuah heptagon beraturan, sebuah segi-12
beraturan. (Gambar 8)
3. Pengubinan Setengah Beraturan Campuran (demi-regular tesselation)
Pada kedua jenis pengubinan dengan ubin beraturan terdahulu, terdapat
kelompok poligon yang sama di setiap titik persekutuannya. Artinya, jika di
suatu titik sudut A terdapat kelompok poligon (3, 4, 6, 4), demikian pula yang
terjadi di titik B dan titik-titik sudut persekutuan lainnya.
Pada pengubinan demi-reguler, jika pada suatu titik sudut persekutuan
terdapat kelompok poligon tertentu, maka pada titik sudut lainnya terdapat
juga kelompok yang sama, tetapi di samping itu ada juga titik sudut lain yang
kelompok poligonnya berbeda dari model pertama.. Jadi dalam pengubinan
sebuah bidang datar dengan demi-reguler ada lebih dari satu model kelompok
poligon beraturan di titik-titik sudut persekutuan yang berbeda. Perhatikan
salah satu contohnya pada Gambar di bawah ini.

Pada Gambar di atas tersebut terdapat dua macam kelompok poligon yaitu
kelompok (3, 12, 12) dan kelompok (3, 4, 3, 12), yang jika pengubinannya
dikembangkan dapat menutup seluruh bidang datar.
Pengubinan demi-reguler pada Gambar di atas dilambangkan dengan (3, 4, 3,
12) / (3, 12, 12).
Ada 12 (dua belas) macam pengubinan demireguler, yang di antaranya
ada dua pasang yang masing-masing memiliki dua macam tampilan hasil
pengubinan bidang yang berbeda, sehingga hasil model pengubinan
bidangnya ada 14 macam. Pengubinannya adalah sebagai berikut :
a. (3, 3, 3, 3, 3, 3)/(3, 3, 4, 12)
b. (3, 3, 3, 3, 3, 3)/(3, 3, 4, 12)/(3, 3, 4, 3, 4)
c. (3, 3, 3, 3, 3, 3)/(3, 3, 4, 3, 4) (1)
d. (3, 3, 3, 3, 3, 3)/(3, 3, 4, 3, 4) (2)
e. (3, 3, 3, 3, 3, 3)/(3, 3, 3, 4, 4)/(3, 3, 4, 3, 4) (1)
f. (3, 3, 3, 3, 3, 3)/(3, 3, 3, 4, 4)/(3, 3, 4, 3, 4)(2)
g. (3, 4, 6, 4)/(3, 4, 4, 6)
h. (3, 3, 3, 4, 4)/(3, 4, 6, 4) (3, 3, 4, 3, 4)/(3, 4, 6, 4)
i. (3, 4, 3, 12)/(3, 12, 12)
j. (3, 3, 4, 3, 4)/(3, 3, 4, 12)/(3, 4, 3, 12)
k. (3, 4, 6, 4)/(4, 6, 12)
l. (3, 3, 3, 4, 4)/(3, 3, 4, 3, 4)/(3, 4, 6, 4)
m. (3, 6, 3, 6)/(3, 3, 6, 6)

Untuk menentukan pengubinan bangun-bangun segibanyak beraturan, kita


harus memahami besar setiap sudut pada segibanyak beraturan. Kita telah
mengetahui bahwa jumlah ukuran sudut segitiga adalah 180º dan besar ukuran
sudut satu lingkaran penuh adalah 360º. Meskipun demikian, mungkin banyak
diantara kita belum mengetahui besar ukuran setiap sudut dalam segibanyak
beratuarn, yaitu sebagai berikut:
1) Segitiga beraturan (segitiga sama sisi). Karena jumlah ukuran sudut dalam
segitiga beraturan adalah 180, besar ukuran setiap sudutnya adalah 60º.
2) Segiempat beraturan (persegi). Karena segiempat beraturan dapat dibangun
dari dua segitiga, maka jumlah ukuran sudut dalam segiempat itu adalah 2 x
180º = 360º. Dengan demikian, besar ukururan setiap sudutnya adalah 90º.
3) Segilima beraturan. Gambar di atas adalah segilima beraturan yang dibagi
menjadi lima buah segitiga kongruen. Setiap segitiga itu mempunyai jumlah
ukuran sudut 180º, akibatnya, lima buah segitiga mempunyai jumlah ukuran
sudut 5 x 180º = 900º. Ukuran sudut ini menunjukkan gabungan antara
jumlah ukuran segilima beraturan dan besar sudut pusatnya (sudut yang ada di
tengah-tengah segilima). Karena ukuran sudut pusat itu adalah 360º, jumlah
ukuran segilima beraturan itu adalah 900º – 360º = 540º. Dengan demikian,
besar setiap sudut dalam segilima beraturan adalah 540º : 5 = 108º.
4) Segienam beraturan. Gambar di atas adalah segienam beraturan yang dibagi
menjadi enam buah segitiga kongruen. Setiap segitiga itu mempunyai jumlah
ukuran sudut 180º, akibatnya, enam buah segitiga mempunyai jumlah ukuran
sudut 6 x 180º = 1080º. Ukuran sudut ini menunjukkan gabungan antara
jumlah ukuran segienam beraturan dan besar sudut pusatnya (sudut yang ada
di tengah-tengah segienam). Karena ukuran sudut pusat itu adalah 360, jumlah
ukuran segienam beraturan itu adalah 1080º – 360º = 720º. Dengan demikian,
besar setiap sudut dalam segienam beraturan adalah 720º : 6º = 120º.

Dari hasil nomor 1 sampai dengan nomor 4 di atas, kita dapan memperoleh pola
untuk mencari besar steiap sudut segibanyak beraturan. Pola itu adalah sebagai
berikut:

Keragaman budaya Indonesia juga terlihat dalam kain tradisional. Kain tersebut
dirancang dengan motif dan warna yang berbeda-beda sehingga terlihat indah dan
menarik. Bentuk-bentuk di bawah ini banyak kita temui pada motif kain
tradisional.

Anda mungkin juga menyukai