Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

PECAHAN DAN OPERASINYA, BILANGAN DESIMAL DAN


OPERASINYA, PERBANDINGAN, PROPORSI, DAN SKALA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRA SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021


KERANGKA ISI

KERANGKA ISI ...................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1


B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 2
C. TUJUAN ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. PECAHAN DAN OPERASINYA ................................................................ 3


B. BILANGAN DESIMAL DAN OPERASINYA ........................................... 18
C. PERBANDINGAN, PROPORSI, DAN SKALA ......................................... 22

MIND MAP .............................................................................................................. 28

RANGKUMAN ........................................................................................................ 29

LATIHAN SOAL ...................................................................................................... 30

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................... 33

KUNCI JAWABAN .................................................................................................. 35

GLOSARIUM ........................................................................................................... 39

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sujono (1988: 5) mengemukakan beberapa pengertian matematika. Di
antaranya matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
terorganisasi secara sistematis. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahan
tentang penalaran yang logis dan masalah yang berhubungan dengan bilangan.
Bahkan dia mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan
berbagai ide dan kesimpulan, salah satunya aritmetika.
Diperkirakan manusia sudah mengenal aritmatika sejak zaman prasejarah atau
sebelum ditemukannya tulisan, sekitar 20.000 SM−18.000 SM. Ini dibuktikan dengan
ditemukannya tulang ishango di Kongo, Afrika. Pada tulang betis kera purba tersebut
terdapat goresan-goresan tegak lurus. Menurut penemunya Jean de Heinzelin de
Braucourt (seorang ilmuwan Belgia), goresan-goresan tersebut adalah cara yang
dipakai oleh manusia purba dalam berhitung. Setiap goresan melambangkan angka
yang dihitungnya.
Sistem ini juga digunakan oleh bangsa Sumeria untuk menghitung jumlah
ternaknya, tulisan berbentuk baji ini ditulis di atas tanah liat yang digores dengan
menggunakan logam. Perkembangan selanjutnya goresan-goresan yang banyak
tersebut diubah menjadi simbol dan mulai digunakan oleh orang Mesir. Angka-angka
berbentuk simbol atau gambar (disebut juga dengan hieroglif) ini yang mengartikan
jumlah tertentu. Aritmetika mulai berkembang pesat saat zaman Yunani. Tahun 1200
SM, Leonardo of Pisa menulis dalam “Liber Abaci” tentang penggunaan metode India
sebagai metode menghitung yang luar biasa. Mereka menggunakan angka/simbol
Hindu-Arab dengan menggunakan sembilan angka dan simbol nol. Fibonacci
memperkenalkan metode ini dan menyebarluaskan ke Eropa penggunaan angka
bergaya India ini (Latin Modus Indorum). Angka-angka inilah yang kita kenal
sekarang sebagai angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0.
Sejarah tertua dari Aritmatika ialah sejarah dari bangsa Mesir dan Babilonia
Kuno yang menggunakan operasi aritmatika sejak 2000 tahun sebelum masehi.
Sistem bilangan pada jaman dahulu bukanlah sistem desimal (basis 10) seperti saat ini
tetapi sistem sexagesimal (basis 60) untuk bangsa Babilonia dan vigesimal (basis 20)
untuk bangsa Maya Kuno. Sistem angka pun awalnya bukan sistem angka Arab

1
(0,1,2...) seperti yang sekarang banyak digunakan tetapi kebanyakan negara-negara
menggunakan sistem angka Romawi (I,II,III...), angka romawi sudah tidak banyak
digunakan sekarang karena angka romawi tidak mengenal angka.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang menjadi fokus penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pecahan dan bagaimana operasinya ?
2. Apa yang dimaksud dengan bilangan desimal dan bagaimana operasinya ?
3. Apa yang dimaksud dengan perbandingan, proporsi, skala dan bagaimana
operasinya ?

C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pecahan dan operasinya.
2. Untuk mengetahui pengertian bilangan desimal dan operasinya.
3. Untuk mengetahui pengertian perbandingan, proporsi, skala dan operasinya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PECAHAN DAN OPERASINYA


 Definisi Pecahan
a
Bilangan pecahan merupakan salah satu kelompok bilangan dengan bentuk
b
dimana a dan b merupakan bilangan bulat serta b tidak sama dengan nol.
Dalam bilangan pecahan, a disebut sebagai pembilang sedangkan b disebut
sebagai penyebut pecahan.
Menurut Kennedy (1994: 425 - 427) makna dari pecahan dapat muncul dari
situasi-situasi sebagai berikut :
1. Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau
keseluruhan.
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap
bagian dari yang utuh. Misalnya :
Apabila ibu mempunyai sebuah roti yang akan diberikan kepada 4 orang
anggota keluarganya, dan masing-masing harus mendapat bagian yang

1
sama, maka masing-masing anggota keluarga akan memperoleh bagian
4

1
dari keseluruhan cake itu. Pecahan biasa mewakili ukuran dari masing-
4
masing potongan. Bagian-bagian dari sebuah pecahan biasa menunjukkan
hakikat situasi dimana lambang bilangan tersebut muncul. Dalam lambang

1
bilangan , ”4” menunjukkan banyaknya bagian-bagian yang sama dari
4
suatu keseluruhan (utuh) dan disebut ”penyebut”. Sedangkan ”1”
menunjukkan banyaknya bagian yang menjadi perhatian pada saat tertentu
dan disebut pembilang.
2. Pecahan sebagai bagian dari kelompok-kelompok yang
beranggotakan sama banyak, atau juga menyatakan pembagian.
Apabila sekumpulan obyek dikelompokkan menjadi bagian yang
beranggotakan sama banyak, maka situasinya jelas dihubungkan dengan
pembagian. Situasi dimana sekumpulan obyek yang beranggotakan 12,

3
dibagi menjadi 2 kelompok yang beranggotakan sama banyak, maka

1
kalimat matematikanya dapat 12 : 2 = 6 atau × 12 = 6. Sehingga untuk
2

1
mendapatkan dari 12, maka anak harus memikirkan 12 obyek yang
2
dikelompokkan menjadi 2 bagian yang beranggotakan sama. Banyaknya
anggota masing-masing kelompok terkait dengan banyaknya obyek
semula, dalam hal ini 1 2 dari banyaknya obyek semula.
Demikian juga bila sehelai kain yang panjangnya 3 m akan dipotong
menjadi 4 bagian yang berukuran sama, mengilustrasikan situasi yang

3
akan menuntun ke kalimat pecahan yaitu 3 : 4 atau .
4
3. Pecahan sebagai perbandingan (rasio)
Hubungan antara sepasang bilangan sering dinyatakan sebagai sebuah
perbandingan.
Berikut diberikan contoh-contoh situasi yang biasa memunculkan rasio.
- Dalam kelompok 10 buku terdapat 3 buku yang bersampul biru. Rasio
buku yang bersampul biru terhadap keseluruhan buku adalah 3 : 10

3
atau buku yang bersampul biru dari keseluruhan buku.
10
- Sebuah tali A panjangnya 10 m dibandingkan dengan tali B yang
panjangnya 30 m. Rasio panjang tali A terhadap panjang tali B tersebut

10 1
adalah 10 : 30 atau atau panjang tali A ada dari panjang tali B.
30 3
Dari ketiga situasi tersebut semuanya dikenalkan kepada siswa kita,
dengan urutan kelas yang berbeda.
 Mengenal Pecahan dengan Geometri
Kegiatan mengenal pecahan bisa dilakukan dengan peraga selanjutnya dapat
berupa daerah-daerah bangun datar beraturan misalnya persegi,
persegipanjang, atau lingkaran yang akan sangat membantu dalam
memperagakan konsep pecahan.

4
1 1
Pecahan dan dapat diperagakan bentuk lingkaran atau persegi, diarsir
4 3
sesuai bagian yang dikehendaki, sehingga akan didapatkan gambar daerah
yang diarsir seperti di bawah ini.
Bagian diarsir merupakan pembilang, dan keseluruhan bagian merupakan
penyebut.

1 1
yang diarsir adalah yang diarsir adalah
2 4
dibaca satu per dua dibaca satu per empat

2 3
yang diarsir adalah yang diarsir adalah
4 8
dibaca dua per empat dibaca tigu per delapan

1. Pecahan biasa
Pecahan biasa atau dapat disebut sebagai pecahan merupakan bentuk

a
pecahan yang kita lihat biasanya. Pecahan biasa berbentuk dengan a
b
merupakan pembilang dan b merupakan penyebut.
3
Contohnya : ,merupakan suatu pecahan biasa dengan 3 sebagai
5
pembilang dan 5 sebagai penyebut.

5
2. Pecahan Campuran
Pecahan Campuran merupakan jenis bilangan pecahan yang terdiri dari

a
bagian bulat dan bagian pecahan. Pecahan campuran dapat berbentuk c
b

a
dengan c merupakan bilangan bulat dan merupakan bagian pecahan.
b
3 3
Contohnya : 1 , dengan 1 merupakan bagian bulat dan merupakan
4 4
bagian pecahannya.

3. Pecahan Desimal
Pecahan desimal merupakan salah satu bentuk nilai pecahan dengan
penyebut 10, 100, 1000, dan seterusnya. Penulisan bilangan pecahan
desimal dengan menggunakan tanda koma “ , “.
Beberapa contoh berikut merupakan bentuk pecahan desimal :
3
Bilangan persepuluhan misalnya ditulis dengan 0,3.
10
21
Bilangan perseratusan misalnya ditulis dengan 0,21.
100
197
Bilangan perseribuan misalnya ditulis dengan 0,197.
1000

4. Pecahan Senilai
Untuk sembarang pecahan, pecahan yang senilai dari diperoleh dengan
mengalikan pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan bilangan
tidak nol yang sama.

6
a
Untuk sembarang pecahan dan bilangan k ≠ 0,
b

a ka
=¿
b kb

Gambar diatas menggambarkan pecahan senilai yang mana:


1 2 4
=
2 4
= 8

5. Pecahan dalam bentuk persen dan permil.


Ciri khas dari pecahan dengan bentuk persen adalah adanya tanda %

1
(persen) dan ‰ (permil). Nilai persen (%) sama dengan per seratus ( ),
100

1
sedangkan permil (‰) sama dengan per seribu ( ¿. Tanda % atau ‰
1000¿
mengikuti setelah bilangan bulat.
Contoh pecahan dengan persen dan permil adalah 1%, 35%, 125‰, dan
lain sebagainya.
 Menyederhanakan Pecahan
Menyederhanakan pecahan dapat dilakukan dengan membagi pembilang dan
penyebut dengan faktor pembagi terbesar dari keduanya.
Contoh :
24
1. ,Pembagi terbesar dari kedua bilangan 24 dan 32 adalah 8, sehingga
32

24 ( 24 : 8 ) 3
pecahan paling sederhana dari yaitu =
32 ( 32: 8 ) 4
9 9: 9 1
2. = =
18 18: 9 2
 Menyamakan Penyebut

7
Apabila ada dua pecahan yang memiliki nilai penyebut berbeda kita bisa
menyamakan kedua penyebut tersebut. Misalnya dengan mengalikan kedua
penyebut atau gunakan angka yang dapat membagi kedua penyebut tersebut.

2 1
Contohnya pecahan dan , maka dapat menggunakan penyebut 12
3 4
12÷ 3 ×2 8 12÷ 4 ×1 3
Hasilnya :
12
= 12
dan
12
= 12
 Membandingkan dan Mengurutkan Pecahan Dengan Geometri
Peragaan dengan menggunakan bangun-bangun geometri
Bangun-bangun geometri dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk memban-
dingkan dan mengurutkan pecahan biasa dan pecahan campuran. Bahan yang
digunakan harus mudah dilipat, diwarnai atau dipotong-potong untuk mengu-
rutkan luasan dari bangun-bangun tersebut sehingga dapat dilihat urutan dari
luasan bangun yang mewakili urutan dari bilangannya.

1 3 5
1 yang diarsir yang diarsir yang diarsir
2 4 8
Dari peragaan diatas dapat diambil dinyatakan bahwa bila bangun dipotong
1 3 1 5
dan dibandingkan-bandingkan luasnya akan tampak bahwa <¿ : <
2 4 2 8
3 3 5
<1 : >
4 4 8
1. Membandingkan pecahan dengan penyebut sama dengan geometri

1 2 3
4 4 4
3
Dari gambar bangun diatas dapat kita lihat jika bagian yang diarsir 4 lebih

2 1 1 2 3
besar dari 4 dan 4 , sehingga dapat disimpulkan bahwa 4 < 4 < 4
2. Membandingkan pecahan dengan penyebut sama

8
Jika penyebut kedua pecahan sudah sama, yang harus dilakukan hanyalah
melihat pembilang untuk mengetahui pecahan mana yang lebih besar.
5 7 5 7
Contoh : saat membandingkan pecahan dan , maka <¿ sebsb
12 12 12 12
pembilang 7 lebih besar dari pembilang lima.
3. Membandingkan pecahan dengan penyebut berbeda dengan geometri
1
Tentukan tanda (<, =, >) yang tepat untuk mengisi titik-titik dari 1 4 ...1
5
8

1 5
yang diarsir 1 yang diarsir 1
4 8

Yang utuh sudah sama, sehingga yang dibandingkan tinggal yang tidak
1 5 1 5 1 5
utuh … , dilihat dari gambar maka < , jadi 1 <¿1
4 8 4 8 4 8
4. Membandingkan pecahan dengan penyebut berbeda dengan
menyamakan penyebut
- Pertama kita harus menyamakan penyebut dari pecahan desimal tersebut.
Caranya adalah dengan mencari Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
dari setiap penyebut bilangan pecahan tersebut.
1
Misalnya saja ada soal disuruh membandingkan bilangan pecahan dan
4

1
. Maka dengan cara mencari KPK-nya, kita akan tahu perbandingan dari
6
bilangan pecahan tersebut. KPK dari 4 dan 6 adalah 12, maka kita kalikan
pembilang dan penyebut dari dua bilangan pecahan tersebut dengan angka
sama yang hasilnya adalah 12.
1 3 3 1 2 2
×  = dan ×   =
4 3 12 6 2 12
- Jika kita sudah berhasil menyamakan penyebut dari dua bilangan pecahan
ini dan bisa membandingkannya.
1 1 3 2 1 1
Hasil perbandingan dari dan   adalah  > = >.
4 6 12 12 4 6

9
5. Mengurutkan pecahan dengan penyebut sama menggunakan
geometri

1 2 3
4 4 4
3
Dari gambar bangun diatas dapat kita lihat jika bagian yang diarsir 4 lebih
2 1
besar dari 4 dan 4 , sehingga apabila diurutkan dari tekecil terbesar maka
1 2 3
= ; ;
4 4 4
3 2 1
Dan apabila diurutkan dari terbesar ke terkecil maka ; ;
4 4 4

6. Mengurutkan pecahan dengan penyebut sama


Jika mengurutkan pecahan dengan nilai penyebut yang sama, maka cukup
dilihat nilai pembilangnya, lalu diurutkan.
Contoh :
1 2 3
a. Urutkan dari yang terkecil ke terbesar
4
; 4
; 4
!
Dengan melihat nilai pembilangnya kita bisa langsung menjawab

bahwa 1 lebih kecil dari 2 dan 2 lebih kecil dari 3, maka jawabannya :
1 2 3
4
; 4
; 4

1 2 3
b. Urutkan dari yang terbesar ke terkecil
4
; 4
; 4
!
Dengan melihat nilai pembilangnya kita bisa langsung menjawab
bahwa 3 lebih besar dari 2 dan 2 lebih besar dari 1, maka jawabannya :

3 2 1
; ;
4 4 4

10
7. Mengurutkan pecahan dengan penyebut berbeda menggunakan
geometri

a) b) c)
3 1 1
Keterangan : nilai a yaitu , nilai b , nilai c
4 2 3
Untuk mengurutkannya, bisa dilihat besar bagian yang diarisir.
1 1 3
3; 2 4
Jika diurutkan dari yang terkecil ke besar maka ;

3 1 1
Jika diurutkan dari yang terbesar ke terkecil maka
4
; ;
2 3
8. Mengurutkan pecahan dengan penyebut berbeda
Mengurutkan atau membandingkan antara pecahan yang besar dan yang
kecil dapat diketahui dengan cara menyamakan dahulu penyebutnya.
Penyebut dari pecahan yang berbeda kita samakan terlebih dahulu dengan
menggunkan faktor persekutuan dari penyebut yang tersedia.
5 4 7 2 11
Contoh :
2
; ;
3 4
; ;
8 16

Kita cari dahulu KPK dari bilangan-bilangan penyebut yang ada pada 
pecahan-pecahan di atas, bilangan yang dapat dibagi dengan 2, 3, 4, 8, dan
16 adalah 48. mari kita rubah pecahan di atas menjadi:

5 120 2 12
2
= 48 8
= 48

4 64 11 33
3
=¿
48
=
16 48

7 84
4
= 48

120 84 64 33 12
Barulah bisa kita urutkan dari yang terbesar: > > > >
48 48 48 48 48

11
Maka urutan dari pecahan di ats dari yang terbesr menuju yang terkecil

5 7 4 11 2
adalah , , , ,
2 4 3 16 8
 Operasi pada Pecahan Menggunakan Algoritma
1. Operasi penjumlahan pecahan

a. Penjumlahan pecahan yang penyebutnya sama.

Untuk pecahan yang penyebutnya sama / senilai cukup dilihat nilai


pembilangnya untuk dijumlahkan, dengan nilai penyebut sama.

1 3
Contoh :
5
+ 5

Dengan menggunakan algoritma maka dapat diselesaikan dengan cara :

1 3 1+3 4
5
+ 5
=
5
= 5

b. Penjumlahan pecahan yang penyebutnya Berbeda

Menjumlahkan pecahan yang penyebutnya tidak sama.

Saat anak harus mempelajari materi ini, maka mereka harus diberikan
pengalaman-pengalaman dalam ilustrasi kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh dapat dikemukakan cerita berikut ini.


1
Adik mempunyai bagian dari cakenya di atas meja. Kemudian ibu
4

1
memberinya sepotong lagi yang besarnya bagian. Berapa kue adik
2
sekarang?

12
+ =
1 1 3
4 2 4
3
Dari peragaan ini tampak bahwa hasil akhir adalah
4
Dengan algoritma , permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan
cara:
1 1 1 2+1 3
4
+ 2
= 4
+
4
= 4
3 1
Bila permasalahan berkembang menjadi + maka anak harus
8 6
mencari penyebut persekutuan. Kendala timbul bila anak belum belajar
tentang KPK. Satu cara untuk membantu menentukan penyebut
persekutuan adalah dengan mendaftar pecahan-pecahan yang senilai
untuk setiap pecahan. Sehingga anak mempunyai pengalaman untuk
memperoleh penyebut yang nilainya paling kecil yang tepat untuk
diambil.
3 6 9 12 15 21
contoh :
8
= 16
= 24
= 32
= 40
= 56
1 2 3 4 5 6 7 8
6 = 12 = 18 = 24 = 30 = 36 = 42 = 48

Ketika siswa memeriksa kedua daftar tersebut, mereka menemukan


bahwa beberapa pecahan mempunyai penyebut yang sama (dilingkari).
Hal ini akan membantu anak menyadari bahwa terdapat lebih dari satu
pasang penyebut persekutuan untuk kedua pecahan. Salah satu
pasangan yang penyebutnya nilainya kecil (ternyata penyebutnya
merupakan KPK dari kedua penyebut) dapat digunakan untuk
menjumlah atau mengurangi pasangan pecahan yang tidak sama
penyebutnya.

Bila KPK sudah dipelajari maka selanjutnya model abstrak dapat


dilakukan.

13
1 1 1x 2 1 X1 2 1 2+ 1 3
2
+ 4
= 2x 2
+ =
2 X2 4
+ 4
= 4
= 4

KPK dari 2 dan 4 adalah 4. Maka penyebutnya adalah 4.


2 1 2 X5 1x 3 10 3 10+3 13
3
+ 5
= 3 X5
+ 5x 3
= 15
+ 15
= 15
= 15

KPK dari 3 dan 5 adalah 15. Maka penyebutnya adalah 15


c. Penjumlahan pecahan campuran
Cara 1
Mengoperasikan bilangan bulat dengan bilangan bulat, dan bilangan
pecahan dengan pecahan

Cara 2
Mengubah pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa terlebih
dahulu, dan kemudian dioperasikan

2. Operasi pengurangan pecahan

a. Pengurangan pada pecahan dengan penyebut sama


3 1
− =¿
5 5
Dengan menggunakan peragaan model didapat sebagai berikut :

14
3
Luas daerah yang diarsir semula adalah
5

1
Lalu dihapus arsirannya
5
=

3 1 2
Sehingga 5 − 5 = 5

Dengan menggunakan garis bilangan

2 3 5
0 1 5 5 5
3 1 2
= 5 - 5 = 5
Apabila penyelesaian menggunakan algoritma diperoleh sebagai
berikut :
3 1 ( 3−2 ) 2
Jawab :
5
– 5
=
5
= 5
Catatan :
Garis tebal menggambarkan hasil akhir.
Untuk pecahan yang penyebutnya tidak sama, dengan cara disamakan
penye- butnya lebih dahulu, seperti pada operasi penjumlahan.

b. Pengurangan pada pecahan dengan penyebut berbeda


a c
Untuk sembarang dua pecahan dan
b d
a c ad bc ad−bc
Maka
b
– d
= bd
– bd
= bd
Untuk pengurangan pecahan yang berbeda nilai penyebut, maka
penyebutnya harus disamakan lebih dulu.
4 1 4x4 5 x1 16−5 11
Contoh : 5 - 4 = 5x4 - 5x 4 = 20 = 20

15
Dengan menggunakan penyelesaian algoritma maka pengurangan pada
pecahan dengan penyebut berbeda dapat diselesaikan dengan cara
sebagai berikut :
4 1 16 5 16−5 11
5
– 4
= 20
– 20
= 20
= 20

c. Pengurangan pada pecahan campuran


Cara 1 :
Mengoperasikan bilangan bulat dengan bilangan bulat, dan bilangan
pecahan dengan pecahan    

Cara 2 :
Mengubah pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa terlebih dahulu,
dan kemudian dioperasikan
 

16
3. Operasi perkalian pecahan
a. Perkalian pada pecahan dengan penyebut sama
Pembilang dan penyebut keduanya dikalikan
2 7 2 x 7 14
Contoh : × = =
3 9 3 x 9 27
b. Perkalian pada pecahan dengan penyebut beda
2 2 2× 2 4
× = =
3 5 3 ×5 15

a c
Untuk sembarang dua pecahan dan
b d

a c ac
Maka
b
× d
= bd

3 6 3x 6 18
Contoh :
7
× 8
= 7 x8
= 58

c. Perkalian pada pecahan campuran


Pecahan campuran diubah dulu ke dalam pecahan biasa baru
dilakukan pengalian
2 3 (3 x 2+2) (5 x 3+3) 8 18 8 x 18 144
2
3
×3 5
= = 3
× 5
= 3x 5
= 15
=9
3 5

9
15
d. Bilangan asli dikalikan pecahan
Bilangan asli dikalikan pecahan hasilnya adalah bilangan asli
dikalikan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap” atau dalam
bentuk umum
a b a
b cc
Permasalahan perkalian bilangan asli dengan pecahan ada dalam
kehidupan nyata sehari-hari dengan contoh sebagai berikut :

17
1
Masing-masing anak memerlukan meter pita untuk membuat
5
kerajinan bunga. Berapa meter yang diperlukan bila ada 4 anak?
1 1 1 1 4
Jawab : + + +
5 5 5 5
= 5
Atau dalam algoritma dapat diselesaikan dengan :
1 4x1 4
4× 5 = 5 = 5

4. Operasi pembagian pecahan


a. Pembagian Pecahan biasa
Apabila pecahan biasa dibagi dengan pecahan biasa baik penyebutnya
sama ataupun beda, maka hasilnya adalah perkalian pecahan biasa
yang dibagi dengan kebalikan dari pecahan pembagi.
a c a d

b d
= b
x c
4 1 4 3 12
Contoh : 6 : 3 = 6 x 1 = 6
b. Pembagian pecahan campuran
Pembagian pada pecahan campuran, maka bisa diselesaikan dengan
mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa dulu.
2 1
Contoh : 7 5 :3 3 =
5 x 7+2 3 x 3+1 37 10 37 3 111 11
= 5 : 3 = 5 : 3 = 5 x 10 = 50
=2
50
c. Pembagian Pecahan dengan bilangan asli

o Apabila pecahan biasa dibagi dengan bilangan asli,


a a 1
maka
b
:c= x ,dimana c adalah bilangan asli
b c
4 4 1 4x1 4
Contoh : 5 :3= x
5 3 = 5 x3 = 15

o Apabila bilangan asli d7ibagi dengan pecahan biasa,


a b
maka c : b =cx a . Dimana c adalah bilangan asli

18
3 7 5x 7 35 2
Contoh : 5 : 7 =5× 3 = 3 = 3 = 11 3

B. BILANGAN DESIMAL DAN OPERASINYA


Bilangan desimal adalah salah satu bentuk lain dari suatu bilangan yang penulisannya
menggunakan tanda koma (,). Contohnya 0, 3, dan 0,25. Penyebut dari pecahan
desimal adalah 10 atau kelipatan 10 (100, 1000, 10000, dan seterusnya).
 Mengubah Pecahan ke Bentuk Desimal dan Sebaliknya
Pecahan dapat dirubah dalam bentuk desimal. Berikut adalah Langkah-
langkah mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal:
a. Merubah pecahan biasa ke bentuk pecahan berpenyebut 10, 100, 1000,
atau kelipatannya.
b. Pecahan yang diperoleh kemudian dijadikan ke bentuk desimal.

Contoh:

14 14 ×5 70
a. = = = 0,70 = 0,7
20 20 ×5 100
35 35× 8 280
b. = = = 0,280 = 0,28
25 125× 8 1000

Selain langkah di atas terdapat cara lain yaitu dengan membagi pembilang
dengan penyebutnya.

1
Contoh:
8

0,125
8 10
8
-
20
16
-
40
40
-
0
1
Jadi pecahan = 0,125
8

19
Berikut ini langkah-langkah mengubah bilangan desimal ke pecahan:

a. Mengubah desimal menjadi pecahan berpenyebut 10, 100, 1000, atau


kelipatannya.
b. Selanjutnya pecahan yang diperolehnya disederhanakan.

Contoh:

12 12÷ 4 3
a. 0,12 = = =
100 100÷ 4 25
8 8÷ 2 4
b. 0,8 = = =
10 10÷ 2 5
 Mengubah desimal ke persen dan sebaliknya
Cara mengubah pecahan desimal ke bentuk persen adalah dengan mengubah
pecahan desimal menjadi pecahan biasa, selanjutnya diubah ke bentuk
perseratus. Contoh:
4 4 ×10 40
a. 0,4 = = = = 40%
10 10× 10 100
65
b. 0,65 = = 65%
100

Berikut ini langkah-langkah mengubah persen ke bentuk pecahan desimal.

a. Mengubah pecahan tersebut ke pecahan persepuluhan, perseratusan, atau


kelipatannya.
b. Menyederhanakan pecahan tersebut selanjutnya tulis ke bentuk desimal.

Contoh:

65
a. 65% = = 0,65
100
19
b. 19% = = 0,19
100
 Operasi bilangan desimal
1. Penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal
Dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan desimal lebih baik
dikerjakan secara bersusun dengan memperhatikan urutan bilangannya.
Catatan:

20
a. Pecahan desimal 1 angka di belakang koma adalah pecahan
persepuluhan. Contohnya: 0,6.
b. Pecahan desimal 2 angka di belakang koma adalah pecahan
perseratusan. Contohnya: 0,62.
c. Pecahan desimal 3 angka di belakang koma adalah pecahan
perseribuan. Contohnya: 0,625.

Perhatikan contoh operasi penjumlahan dan pengurangan berikut!

a. 0,3 + 0,45  0,3


0,45
0,75 +
Jadi, 0,3 + 0,45 = 0,75
b. 1,36 – 0,29  1,36
0,29
1,07 -
Jadi, 1,36 – 0,29 = 1,07
2. Perkalian bilangan desimal
Pada perkalian bilangan desimal, hal yang perlu diperhatikan adalah
jumlah angka di depan koma. Cara mengalikan pecahan desimal dapat
menggunakan dua cara berikut:
a. Mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa, kemudian dikalikan.
b. Mengalikan dua pecahan desimal secara langsung.

Contoh: 1,3 × 0,6 = .....

Cara I :

3 6 13 6 78
1,3 × 0,6 = 1 × = × = = 7,8
10 10 10 10 10

Cara II :

1,3 × 0,6 = .....

1,3  Memiliki satu lambang bilangan di belakang koma (,)

0,6  Memiliki satu lambang bilangan di belakang koma (,)

21
(1+1) = 2, jadi, hasil perkaliannya terdapat dua bilangan di belakang
koma (,).

1,3
0,6
0,78 ×
Jadi hasil perkalian 1,3 × 0,6 = 0,78
3. Pembagian bilangan desimal
Pembagian bilangan desimal dapat dilakukan dengan cara mengubah
pecahan desimal menjadi pecahan biasa, setelah itu dikerjakan seperti
pembagian pecahan biasa.
Contoh:
6 4 16 4 16 10 160
a. 1,6 ÷ 0,4 = 1 ÷ = ÷ = × = =4
10 10 10 10 10 4 40
25 76 25 176 25 100
b. 0,25 ÷ 1,76 = ÷1 = ÷ = ×
100 100 100 100 100 176
2500 25
= =
17600 176
 Operasi Desimal Menggunakan Chip Abacus
Operasi decimal biasanya menggunakan abacus 4 dan 1. Abakus ini
dikembangkan di Jepang dan digunakan di dunia pendidikan untuk alat hitung
anak-anak Sekolah Dasar. Perkembanganya sangat pesat sehingga banyak
digunakan di Indonesia. Penggunaan abakus Jepang dalam operasi bilangan
lebih sempurna dari alat sebelumnya. Karena dalam penulisan bilangan hanya
ada satu alternatif dan pas sesuai dengan kaidah cara penulisan bilangan.

Gambar Abacus 4 dan 1


Cara mengoprasikan abakus 4 dan 1:
a. Manik-manik atas berjumlah satu nilainya 5.
b. Manik-manik bawah jumlahnya 4, tiap satu manik nilainya 1

22
c. Baris paling kanan atau baris satu bernilai ” satuan”. Baris selanjutnya
bernilai ”puluhan” dan seterusnya.
d. Garis tengah adalah sebagai penempatan bilangan .
e. Misalnya nilai 3 caranya: naikkan 3 manik-manik bawah ke garis
tengah.
f. Nilai 5, caranya: turunkan 1 manik-manik atas ke garis tengah.
g. Pengurangan caranya: mengembalikan manik-manik ke tempat semula.

23
C. PERBANDINGAN, PROPORSI, DAN SKALA
 Perbandingan
Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran
yang sejenis dan dinyatakan dengan cara yang sederhana.
Perbandingan a ke b dinayatakan dalam:
a
a:baaaaaaaa atau 
b
Perbandingan juga bisa dinyatakan dalam pecahan.
Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Perbandingan
Contoh:
3
Nyatakan dalam bentuk perbandingan!
5
❑ 3 = 3:5
❑5
Syarat: Angka-angka dalam perbandingan tidak boleh ada pecahan.
3 2
Contoh: ÷
4 3
Untuk mengubahnya ke pecahan, lakukan sama seperti pembagian pecahan.
Lalu hasilnya nyatakan dalam perbandingan.
3 2 3 3 9
÷ = × = = 9:8
4 3 4 2 8
1. Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai adalah perbandingan dengan rasio kedua variabel
adalah konstan.
Contoh:
Harga 3 batang pensil adalah Rp6.000,00. Berapakah harga 7 batang
pensil?
3 6000
=
7 x

❑ Kalikan silang.

7
× 6000=x
3
42000
=x
3
14000=x

24
Jadi harga 7 batang pensil adalah Rp 14.000,00

2. Perbandingan Berbalik Nilai


Perbandingan berbalik nilai adalah kebalikan dari perbandingan senilai.
Perbandingan ini mempunyai rasio kedua variabel yang tidak konstan
(berubah-ubah).
Contoh:
Alan mengendarai sepeda motor dan menempuh jarak 480 km ketika
mudik. Setiap kali mudik, dia mencoba dengan kecepatan rata-rata yang
berbeda dan mencatat lama perjalanan. Tabel di bawah ini menunjukkan
kecepatan ratarata motor dan waktu yang ditempuh.

Kecepatan rata-rata (x) 80 75 60 40


(km/jam)

Waktu (y)(jam) 6 6,4 8 12

Jika Alan ingin mengetahui lama perjalanan yang ditempuh jika dia
mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam.
80 × 6 = 480
75 × 6,4 = 480
60 × 8 = 480
40 × 12 = 480
480 merupakan konstanta perbandingan.
480
xy = 480, atau y=
x
480
y= menyatakan hubungan antara dua variabel.
x
Waktu yang ditempuh=

480
kecepatanrata−rata sepeda motor yang dikendarai
480
y=
x
480
y=
50
y=9,6

25
Jadi, lama perjalanan yang ditempuh Alan jika mengendarai sepeda motor
dengan kecepatan 50 km/jam adalah 9,6 jam.

 Proporsionalitas
Dalam matematika, dua variabel dikatakan sebanding atau berada dalam
hubungan proposionalitas/kesebandingan, jika keduanya saling terkait melalui
perkalian dengan sebuah konstanta atau tetapan. Misalnya, jika kedua variabel
tersebut memiliki rasio yang tetap atau konstan, maka kedua variabel tersebut
disebut sebanding atau berbanding lurus. Jika kedua variabel tersebut memiliki
hasil kali yang tetap, maka disebut "berbanding terbalik". Nilai dari konstanta
(rasio atau hasil kali) tersebut disebut koefisien proporsionalitas atau tetapan
proporsionalitas.
y y
- Jika rasio ( ) dari dua variabel ( x dan y ) sama dengan konstanta ( k =  
x x
) , maka variabel dalam pembilang rasio ( y ) dapat berupa hasil kali
variabel lain dan konstanta ( y = k  ⋅  x ) . Dalam hal
ini y dikatakan berbanding lurus dengan x dengan konstanta

1
proporsionalitas k . Secara ekivalen, seseorang dapat menulis x = 
k
⋅  y ; Artinya ,  x berbanding lurus dengan y dengan konstanta

1 x
proporsionalitas   (=  ). Jika istilah proporsional dihubungkan ke dua
k y
variabel tanpa kualifikasi lebih lanjut, umumnya proporsionalitas langsung
dapat diasumsikan.
- Jika hasil dari perkalian dua variabel yaitu dimisalkan sebagai ( x  
⋅  y ) sama dengan konstanta ( k = x  ⋅  y ) , maka keduanya
dikatakan berbanding terbalik satu sama lain dengan konstanta
proporsionalitas k . Secara ekivalen, kedua variabel berbanding lurus
dengan kebalikan dari masing-masing variabel dengan konstanta

1 1
proposionalitas k ( x = k  ⋅   dan y = k  ⋅   ) .
y x

26
Variabel y berbanding lurus dengan variabel x dengan konstanta
proporsionalitas ~ 0,6.

Variabel y berbanding terbalik dengan variabel x dengan konstanta


proporsionalitas 1.

Jika beberapa pasang variabel memiliki konstanta proporsionalitas langsung


yang sama, persamaan yang menyatakan kesetaraan rasio ini disebut proporsi ,

a x
misalnya,  =  = ... = k (untuk detailnya lihat Ratio ).
b y

 Skala
Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya di
lapangan. Ada beberapa jenis skala pada peta. Jenis skala yang sering
digunakan pada suatu peta adalah jenis skala garis dan skala pecahan.
1. Skala angka atau pecahan atau numerik merupakan skala pada peta yang
ditunjukkan dengan menggunakan angka atau pecahan yang sederhana.

27
Contoh:
1:100.000, hal ini berarti bahwa 1 cm di peta sama dengan 100.000 cm
atau 1 km pada jarak sesungguhnya di lapangan.
2. Skala inci atau verbal merupakan skala pada peta yang ditunjukkan dalam
satuan inci dan mil.
1 inci= 2,54 cm sedangkan 1 mil= 63.360 inci
Contoh:
Skala peta dinyatakan 1 inch to 4 miles artinya bahwa jarak 1 inci pada
peta sama dengan 4 mil pada jrak sesungguhnya.
3. Skala grafis atau grafik merupakan skala pada peta yang ditunjukkan
dalam bentuk garis yang dibagi ke jumlah yang sama.
Contoh:

Dari gambar diatas berarti 1 cm di peta sama dengan 4 km pada jarak


sebenarnya di lapangan.
Tabel berikut menjelaskan rentang tipe skala tetapi tidak boleh dianggap
otoritatif karena tidak ada standar:

Klasifikasi Jarak
Skala kadaster (sangat besar) 1:100 – 1:5.000
Skala besar 1:5.000 – 1:250.000
Skala menengah 1:250.000 – 1:500.000
Skala kecil 1:500.000 – 1:1.000.000
Geografis Lebih dari 1:1.000.000

 Golden Rasio (Rasio Emas)


Dua nilai dianggap berada dalam hubungan rasio emas (φ φ) jika rasio antara
jumlah kedua nilai itu terhadap nilai yang besar sama dengan rasio antara nilai
besar terhadap nilai kecil. Nilai yang lebih besar dilambangkan dengan
huruf a, sedangkan nilai yang lebih kecil dilambangkan dengan huruf b.

28
Gambar di atas menggambarkan hubungan geometrik yang jika dirumuskan
secara aljabar adalah sebagai berikut:
❑ a+b = a ≡φ
❑ a b
Dimana huruf Yunani phi (φ φ) mewakili rasio emas yang nilainya

1+ √ 5
φ= =1.6180339887 …
2
Dua bilangan a dan b dinyatakan berada dalam hubungan rasio emas jika:
a+b a
= =φ.
a b
Salah satu cara menemukan nilai φ adalah dngan memulai pembagian sisa.

b 1
Dengan cara menyederhanakan pembilang dan penyebutnya dalam = ,
a φ
a+b b 1
=1+ =1+ ,
a a φ
hal ini menunjukkan
1
1+ =φ .
φ
Dikalikan dengan φ menghasilkan
φ+1=φ 2
yang dapat diatur menjadi
φ 2−φ−1=0.
Dengan menggunakan formula kuadrat mengahsilkan jawaban positif yaitu
1+ √ 5
φ= =1.6180339887 …
2
Rasio emas sering kali disebut bagian emas atau rata-rata emas. Nama lainnya
antara lain rasio ekstrem dan rata-rata, bagian tengah, proporsi ilahiah, bagian
ilahiah (Latin: sectio divina), proporsi emas, potongan emas, angka emas,
dan rata-rata Phidias.

29
30
MIND MAP

BILANGAN PERBANDINGAN,
PECAHAN DAN DESIMAL DAN PROPORSI, DAN
OPERASINYA OPERASINYA SKALA
MENGUBAH PERBANDINGAN
DEFINISI PECAHAN PECAHAN KE SENILAI DAN
BENTUK DESIMAL BERBALIK NILAI
MENGENAL DAN SEBALIKNYA
PECAHAN DENGAN MENGUBAH
GEOMETRI PROPORSIONALI
DESIMAL KE
TAS
PERSEN DAN
MENYEDERHANAKA SEBALIKNYA
N PECAHAN JENIS-JENIS
OPERASI
SKALA PADA
BILANGAN
PETA
MENYAMAKAN DESIMAL
PENYEBUT OPERASI
DESIMAL GOLDEN RASIO
MEMBANDINGKAN MENGGUNAKAN
DAN CHIP ABACUS
MENGURUTKAN
PECAHAN DENGAN
GEOMETRI
OPERASI PADA
PECAHAN
MENGGUNAKAN
ALGORITMA

31
BAB III

RANGKUMAN

a
1. Bilangan pecahan merupakan salah satu kelompok bilangan dengan bentuk
b
dimana a dan b merupakan bilangan bulat serta b tidak sama dengan nol.

2. Terdapat beberapa jenis pecahan seperti pecahan biasa, pecahan campuran, dan
pecahan desimal.

3. Menyederhanakan pecahan dapat dilakukan dengan membaginya menggunakan


bilangan terbesar yang membagi pembilang dan penyebut sekaligus.

4. Membandingkan pecahan yaitu membandingkan dua nilai pecahan. Caranya dengan


mengalikan pembilang pecahan pertama dengan penyebut pecahan kedua dan juga
sebaliknya.

5. Terdapat beberapa oprasi pecahan antara lain, penjumlahan, pengurangan, perkalian


dan pembagian pecahan.

6. Bilangan desimal adalah salah satu bentuk lain dari suatu bilangan yang penulisannya
menggunakan tanda koma (,). Contohnya 0, 3, dan 0,25. Penyebut dari pecahan
desimal adalah 10 atau kelipatan 10 (100, 1000, 10000, dan seterusnya).

7. Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang
sejenis dan dinyatakan dengan cara yang sederhana.
8. Proposionalitas adalah hubungan yang terjadi jika dua variabel saling terkait melalui
perkalian dengan sebuah konstanta atau tetapan

9. Skala merupakan perbandingan antar kategori di mana masing-masing kategori diberi


bobot nilai yang berbeda.
10. Dalam statistika, secara umum terdapat 4 jenis skala yakni skala nominal, skala
ordinal, skala interval, dan skala rasio.

32
LATIHAN SOAL

PILIHAN GANDA

1. Dalam pemilihan ketua kelas terdapat 3 calon yang akan dipilih, yaitu Andika, Benito,
dan Chandra. Setelah diadakan pemungutan suara, ternyata Andika
memperoleh 3/5 bagian suara dan Benito memperoleh 1/3 bagian suara. Jika banyak
siswa di kelas itu 45 orang, Berapa banyak suara yang diperoleh Chandra?

a. 3 c. 5
b. 6

2. Beti memiliki uang sebesar Rp300.000,00. Jumlah uang Toni dan Intan 80% dari

5
uang Beti, sedangkan uang Toni diketahui dari uang Intan. Berapakah besar uang
6
Intan?

a. Rp. 80.000 c. Rp. 60.000


b. Rp. 40.000

3. Rp .50.000Pak Akbar seorang dosen di Perguruan Tinggi, penghasilannya per bulan

1
sebesar Rp. 24. 000.000. Dari gaji tersebut bagian digunakan untuk kebutuhan hidup
3

1 1
setiap hari, bagian untuk uang jajan anak-anaknya, bagian digunakan untuk membayar
5 5

1
pajak, untuk biaya pendidikan dan sisanya ditabung untuk kebutuhan masa depan. Berapa
4
rupiah uang yang ditabung oleh Pak Akbar?

a. Rp. 400.000 c. Rp. 40.000


b. Rp. 4.000.000 d. Rp. 44.000

4. Dua buah kapal laut berangkat dari salah satu pelabuhan dengan jalur yang
berlawanan arah. Kapal pertama berangkat ke atah barat dan kapal kedua berangkat
kearah timur. Pada waktu yang sama, jarak antara titik keberangkatan dengan kapal

33
pertama sejauh 165,291 km sedangkan jarak antara titik keberangkatan dengan kapal
a. 214,219
kedua sejauhkm c. 544,801
379,51 km. Berapa km jarak antara kapal pertamakm
dan kapal kedua ?
b. 244,219 km d. 554,801 km

5. Bu Nini membeli tepung terigu 11,25 kg, sedangkan Bu Lina membeli 5,5 kg lebih
sedikit dari milik Bu Nina. Berapa gram jumlah tepung terigu yang dimiliki Bu Nini
dan Bu Lina?

a. 16750 gram c. 1700 gram


b. 1675 gram d. 17000 gram

6. Indah memiliki pita sepanjang 4,4 m. Dipotong menjadi 21 bagian dengan panjang 18
cm. Berapakah meter sisa pita Indah sekarang?

a. 1,61 m c. 0,61 m
b. 1,62 m d. 0,62 m

3
7. Bibi membeli buah jeruk sebanyak kg dan buah nanas 1,5 kg. Berapa gram berat
4
buah yang dibeli bibi ?

a. 1350 gram c. 2250 gram


b. 1250 gram d. 2550 gram

8. Perbandingan usia Budi dan Wati adalah 5:3. Jika jumlah umur mereka 32 tahun,
maka usia Wati adalah …

a. 3 c. 12
b. 9 d. 15

9. Terdapat dua buah persegi panjang. Sebut saja persegi panjang A dan persegi panjang
B. Persegi panjang A mempunyai panjang 12 cm dan lebar 4 cm. Jika persegi
panjang B mempunyai ukuran 4 kali lebih besar dari persegi panjang A, maka berapa
panjang dan lebar persegi panjang B?
a. Panjang 48 cm dan lebar 8 cm
b. Panjang 24 cm dan lebar 8 cm
c. Panjang 62 cm dan lebar 16 cm
d. Panjang 48 cm dan lebar 16 cm

34
10. Peta Desa Jaya Abadi mempunyai panjang 100 cm dengan lebar 40 cm dengan skala
1:50.000. Jika peta tersebut akan diperbesar 2 kali lipat, dengan panjang 200 cm dan
lebar 80 cm maka skala baru peta tersebut adalah …

a. 1 : 25.000 c. 1 : 100.000
b. 1 : 75.000 d. 1 : 125.000

ESSAY

1. Pada penerimaan karyawan baru di sebuah perusahaan swasta terdapat 6.000


pendaftar dan hanya 75% yang memenuhi kriteria penerimaan. Dari calon karyawan

1
yang memenuhi kriteria tersebut hanya bagian yang diterima. Berapa persen
15
karyawan yang diterima ?
1 1
2. Luas tanah Pak Arga 300m2 , bagian ditanami buah apel, bagian untuk menanam
3 4

1
jeruk, bagian ditanami buah manga dan sisanya akan digunakan untuk menenam buah
5
nanas. Berapa luas tanah yang akan digunakan Pak Akbar untuk menanam buah nanas ?
3. Bu Adel mempunyai minyak goreng 1,3 liter. Karena akan mengadakan acara, ia
membeli lagi dalam bentuk kemasan sebanyak 14 buah yang masing-masing berisi

1
0,25 liter. Setelah menggunakan 3 liter untuk memasak, sisa minyak yang dimiliki
4
Bu Adel ada berapa liter ?
4. Pada google map Kota A dan Kota B berselisih 4 derajat dengan jarak 50 cm. Jika
dihitung degan selisih derajat lintang, maka skala yang digunakan adalah …
5. Jika antara titik A ke titik B dipeta berjarak 7 cm, sedangkan jarak antar titik B ke titik
C adalah 3 cm dengan skala 1:50.000. Jika titik a berada di ketinggian 125 m dan titik
C ada di ketinggia 50 meter, maka titik B berada pada ketinggian …

35
36
DAFTAR RUJUKAN

Idschool. 2020 . Operasi Pecahan


https://idschool.net/sd/operasi-hitung-pecahan/#:~:text=Aturan%20pengerjaan
%20operasi%20hitung%20pecahan,dilakukan%20dari%20kiri%20ke%20kanan. .
Diakses pada 16 Februari 2021

“Kesebandingan (matematika)” Wikipedia. Wikipedia Ensiklopedia Gratis. Wkipedia.


Wikipedia Ensiklopedia Gratis. Web. 11 Juli 2020.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesebandingan_(matematika). Diakses pada 21 Februari
2021

Kusuma, Yuliani. 2018. Pecahan Desimal dan Operasinya.

https://docplayer.info/71282861-Pecahan-desimal-dan-operasinya.html. Diakses pada


11 Februari 2021

Kristanto, Yosep Dwi. 2016. Modul Pecahan.

http://people.usd.ac.id/~ydkristanto/wp-content/uploads/Modul-Pecahan.pdf. Diakses
pada 12 Februari 2021

“Level of Measurement”. Wikipedia. Wikipedia The Free Encyclopedia. Wikipedia.


Wikipedia The Free Encyclopedia. Web. 16 Februari 2021.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Level_of_measurement. Diakses pada 20 Februari
2021

Subekti, M Syaban. 2019. Makalah Bilangan Desimal, Persen, dan Operasi Hitungnya.

https://www.academia.edu/10635547/MAKALAH_BILANGAN_DESIMAL_PERSE
N_DAN_OPERASI_HITUNGNYA. Diakses pada 11 Februari 2021

“Perbandingan” Wikibuku. Wikibuku Buku Bebas. Wikibuku. Wikibuku Buku Bebas. Web.
24 Desember 2013.
https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Matematika/Materi:Perbandingan#:~:text=Perba
ndingan%20adalah%20membandingkan%20dua%20nilai,dinyatakan%20dengan
%20cara%20yang%20sederhana.&text=Perbandingan%20juga%20bisa
%20dinyatakan%20dalam%20pecahan. Diakses pada 21 Februari 2021

37
“Proportionality (mathematics)”. Wikipedia. Wikipedia The Free Encyclopedia. Wikipedia.
Wikipedia The Free Encyclopedia. Web. 19 Februari 2021.
https://en.wikipedia.org/wiki/Proportionality_(mathematics). Diakses pada 20
Februari 2021

RumusPintar. 2020. Pecahan: Pengertian, Macam, Rumus, Contoh Soal


https://rumuspintar.com/pecahan/. Diakses pada 16 Februari 2021

“Skala (statistik)” Wikipedia. Wikipedia Ensiklopedia Gratis. Wkipedia. Wikipedia


Ensiklopedia Gratis. Web. 8 Juni 2020. https://id.wikipedia.org/wiki/Skala_(statistik).
Diakses pada 21 Februari 2021

“Rasio Emas” Wikipedia. Wikipedia Ensiklopedia Gratis. Wkipedia. Wikipedia Ensiklopedia

Gratis. Web. 11 Februari 2021. https://id.wikipedia.org/wiki/Rasio_emas. Diakses


pada 26 Februari 2021.

As’ari Abdur Rahman, dkk. 2017. “Matematika SMP/MTs Kelas VII Semester 2, Edisi

Revisi 2017” Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.


https://rest-
app.belajar.kemdikbud.go.id/files/pdf/d3c6375e748e4961a83d954f5d42635c.pdf.
Diakses pada 26 Februari 2021.

Anonymous. Buku Ajar Geografi Untuk SMA/MA Peminatan. Solo: CV Hayati Tumbuh

Subur. Diakses pada 26 Februari 2021.

Sihotang, Kiky. 2020. Berhitung Desimal Menggunakan Sempoa.

https://www.youtube.com/watch?v=vP94gkQZqyY. Diakses pada 26 Februari 2021.

Prabawanto. Operasi pada Bilangan Pecahan.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196008301986
031-SUFYANI_PRABAWANTO/Operasi_pada_Bilangan_Pecahan.pdf. Diakses
pada 27 Februari 2021

SMPN2 KRA. Bilangan Bulat Bilangan Pecahan

http://www.smpn2kra.sch.id/file/3_BAB%20I%20BILANGAN%20BULAT%20dan
%20BILANGAN%20PECAHAN.pdf. Diakses pada 27 Februari 2021

38
KUNCI JAWABAN

PILIHAN GANDA

1. Jawaban : A
Suara seluruhnya (S) = 1
3
Suara yang diperoleh Andika (A) =
5
1
Suara yang diperoleh Benito (B) =
5
Suara yang diperoleh Chandra (C) = S – A – B
3 1
⇒1– –
5 3
15 9 5
⇒ – –
15 15 15
1

15
1
Maka jumlah suara yang diperoleh Chandara = × jumlah siswa
15
1
⇒ × 45 = 3 suara
15
Dengan demikian, banyak suara yang diperoleh Chandra adalah 3 suara
2. Jawaban : B
Jumlah uang Toni dan Intan = 80% × Rp300.000 = Rp240.000,00
5
Jumlah uang Toni = × Rp240.000,00 = Rp200.000,00
6
Jumlah uang Intan = Rp240.000 – Rp200.000 = Rp40.000,00.
3. Jawaban : A
Penghasilan = Rp. 24. 000.000.
1
Kebutuhan hidup =
3
1
Uang jajan anak-anaknya =
5
1
Membayar pajak =
5
1
Biaya pendidikan =
4
1 1 1 1
Yang ditabung = 1 – ( +¿ + + )
3 5 5 4

39
20+12+12+ 15
=1-
60
60 59 1
= - =
60 60 60
1
= × Rp. 24. 000.000
60
= Rp. 400.000
4. Jawaban : C
Missal : Kapal pertama = A
Kapal kedua = B
Diketahui : Jarak titik keberangkatan dengan A = 165,291 km
Jarak titik keberangkatan dengan B = 379,51 km
A dan B berangkat bersama dengan arah yang berlawanan
Ditanya : Jarak antara A dan B
Jawab :

A Titik Keberangkatan B
Jarak AB = 165,291 + 379,51
= 544,801 km
5. Jawaban : D
Diketahui : Tepung terigu Bu Nini = 11,25 kg
Tepung terigu Bu Lina = 11,25 kg – 5,5 kg = 5,75 kg
Ditanya : Jumlah tepung yang dimiliki Bu Nini dan Bu Lina
Jawab : Jumlah tepung keseluruhan = 11,25 kg + 5,75 kg
= 17 kg
= 17.000 gram
6. Jawaban : D
Diketahui : Panjang pita Indah mula-mula = 4,4 meter
Dipotong menjadi 21 bagian masing-masing 18 cm = 21 × 18 cm =
378 cm = 3,78 m
Ditanya : Berapa meter sisa yang dimiliki Indah ?
Jawab : 4,4 meter – 3,78 meter = 0,62 meter
7. Jawaban : C
3
Diketahui : Berat buah jeruk = kg = 0,75 kg
4

40
Berat buah nanas = 1,5 kg
Ditanya : Berapa gram berat buah yang dibeli bibi ?
Jawab : 0,75 kg + 1,5 kg = 2,25 kg = 2250 gram
8. Jawaban : C
3
× 32= 12 tahun
8

9. Jawaban : D
Panjang = 12 × 4= 48 cm
Lebar = 4 × 4= 16 cm
10. Jawaban : A
Semakin besar ukuran nyata maka akan semakin kecil ukuran peta. Jadi jika peta
diperbesar 2 kali lipat, tinggal bagi saja skala peta mejadi 2.
50.000÷2= 25.000
Skala = 1 : 25.000

ESSAY

1. Jumlah karyawan memenuhi kriteria = 75% × jumlah pendaftar


⇒ 75% × 6.000
75
⇒ × 6.000
100
⇒ 4.500 siswa

Persen karyawan baru yang diterima adalah sebagai berikut.


1
Jumlah karyawan yang diterima = dari karyawan yang memenuhi kriteria
5
1
⇒ × 4.500
5
⇒ 900
Maka persen karyawan yang diterima adalah sebagai berikut.
(Jumlah karyawan diterima/jumlah pendaftar) × 100%
900
⇒ × 100%
6000
⇒ 15%

41
Jadi, persen karyawan baru yang diterima adalah 15% dari seluruh pendaftar
2. Luas tanah = 300m2
1
Apel =
3
1
Jeruk =
4
1
Mangga =
5
1 1 1
Nanas = 1 – ( + + )
3 4 5
20+15+12
=1-
60
60 47 13
= - =
60 60 60
13
Jadi luas tanah untuk menanam nanas = × 300 m2
60
= 65 m2
3. Diketahui : Minyak goreng mula-mula 1,3 liter
Membeli lagi 14 × 0,25 liter = 3,5 liter
1
Digunakan untuk memasak sebanyak 3 liter = 3,25 liter
4
Ditanya : Minyak goreng sisa yang dimiliki Bu Adel ada berapa liter ?
Jawab : 1,3 liter + 3,5 liter – 3,25 liter = 1,55 liter
4. 1 derajat = 111 km = 11.100.000 cm
Jarak di peta 50 1
Skala= = = = 1 : 222.000
Jarak sesungguhnya 11.100 .000 222.0000
5. d1= 3 cm
d2= 7+3= 10 cm
1 1
CI= × Skala= ×50.000= 25 m
2000 2000

Titik B = ( dd 12 ×CI )+Tinggi awal=( 103 ×25)+50= 7510 + 50=7,5+50


¿ 57,5 m

42
GLOSARIUM

Aritmetika : Sebuah cabang ilmu dari matematika yang mempelajari mengenai operasi-

operasi dasar bilangan.

Bilangan : Suatu konsep matematika yang digunakan dalam pencacahan dan

pengukuran

Desimal  : Bilangan pecahan yang penyebutnya merupakan kelipatan 10 kemudian

ditulis dengan menggunakan koma (,) serta sebagai pemisah antara bilangan

bulat serta bilangan pecahannya

Eksak : Pasti, tentu

Konstanta : Nilai tetap

a
Pecahan : Salah satu kelompok bilangan dengan bentuk dimana a dan merupakan
b

bilangan bulat serta b tidak sama dengan nol

Perbandingan  : Ukuran yang digunakan untuk membandingkan suatu nilai terhadap nilai

lainnya dengan satuan sejenis.

Persen : Sebuah angka atau perbandingan untuk menyatakan bilangan pecahan yang

berpenyebut seratus.

Proporsi : Suatu kalimat yang menyatakan bahwa dua perbandingan/rasio bernilai sama

Rasio : Angka yang menunjukkan hubungan secara matematis antara suatu jumlah

dan jumlah yang lain

Sistematis : Teratur

Skala  : Perbandingan antar kategori di mana masing-masing kategori diberi bobot

nilai yang berbeda

Variabel : Nilai tidak tetap

43

Anda mungkin juga menyukai