Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“BANGUN DATAR”

Disusun Oleh Kelompok 1:

Adelia Syahrani (1191111001)

Rahmah Damayanti (1191111003)

Sartika Mandasari (1191111005)

Rizky Andriyani (1191111018)

Izza Sya’adah Sitorus (1192111013)

Asya Adilah (1192111010)

Kelas : Reguler A 2019

Dosen Pembimbing : Drs. Daitin Tarigan, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari akhir kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas pertama mata kuliah Pendidikan
Matematika Kelas Tinggi dengan judul “Bangun Datar”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, Agustus 2021

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................. 4
BAB II ........................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 6
2.1 Bangun Datar ................................................................................................................ 6
2.2 Jenis-Jenis Bangun Datar .............................................................................................. 6
2.2.1 Segitiga .................................................................................................................. 6
2.2.2 Persegi ................................................................................................................... 7
2.2.3 Persegi Panjang ..................................................................................................... 7
2.2.4 Jajargenjang........................................................................................................... 8
2.2.5 Belah Ketupat ........................................................................................................ 8
2.2.6 Layang-Layang...................................................................................................... 8
2.2.7 Trapesium .............................................................................................................. 9
2.2.8 Lingkaran .............................................................................................................. 9
2.3 Segi Banyak .................................................................................................................. 9
2.4 Jenis Bangun Segi Banyak .......................................................................................... 10
2.5 Pengubinan .................................................................................................................. 12
2.6 Menentukan Letak Koordinat...................................................................................... 15
2.6.1 Pengertian Sistem Koordinat Kartesius ............................................................... 15
2.7 Menentukan Jarak Dua Titik ....................................................................................... 17
BAB III........................................................................................................................................ 22
PENUTUP ................................................................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 22
3.2 Saran............................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 23

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika adalah salah satu mata pelajaran umum pada jenjang
pendidikan, baik pedidikan dasar, menengah, lanjut dan bahkan perguruan tinggi
pasti terdapat mata pelajaran matematika. karena pelajaran matematika sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan matematika setiap orang dapat
menghitung berat, tinggi, panjang, luas, dan lain sebagainya. Pada makalah ini
akan dibahas tiga aspek yang menyangkut mata pelajaran matematika
diantaranya, Bangun Datar. Dalam bangun datar terdapat beberapa kriteria
seperti garis, sudut,kurva dan segibanyak. Bangun datar merupakan salah satu
pokok bahasan yang sangat penting dalam mempelajari geometri, maupun
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bangun datar adalah bahan prasyarat untuk mempelajari bangun ruang.
Karena saat mempelajari balok atau kubus, maka akan berkaitan dengan
penggunaan titik, garis, ruas garis, sudut, persegi panjang, dan persegi.Dalam
kehidupan sehari-hari, bangun datar sangat banyak ditemukan, misalnya kusen,
pintu,ruang kelas, sisi atau tepi papan tulis, dan lain-lain. Keliling dan luas
berkaitan dengan keliling bangun datar. Dalam hal ini akan dibahas tentang
keliling segibanyak berupa persegi panjang, persegi, segitiga, jajar genjang,
belah ketupat,trapesium, layang-layang, segibanyak beraturan, lingkaran dan
tangram. Pada luas akan dibahastentang luas daerah segibanyak berupa persegi
panjang, persegi, segitiga, jajar genjang, belahketupat, trapesium, layang-layang,
luas daerah lingkaran dan luas daerah tangram.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian bangun datar dan jenis-jenis bangun datar
2. Pengertian segi banyak dan jenis-jenis segi banyak
3. Pengertian pengubinan dan jenis-jenis pengubinan
4. Pengertian Sistem Koordinat Kartesius
5. Bagaimana cara menentukan jarak dua titik
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu bangun datar dan jenis-jenis bangun datar

4
2. Untuk mengetahui apa itu segi banyak dan jenis-jenis segi banyak
3. Untuk mengetahui apa itu pengubinan dan jenis-jenis pengubinan
4. Untuk mengetahui apa itu Sistem Koordinat Kartesius
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan jarak dua titik

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bangun Datar
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-
garis lurus atau lengkung. Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang
rata yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak
mempunyai tinggi atau tebal. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan
bahwa bangun datar merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki
panjang dan lebaryang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.
Bangun datar juga merupakan sebuah bangun bidang datar yang dibatasi
oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun
tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar tersebut. Misalnya , Bidang
yang dibatasi oleh 3 ruas garis disebut bangun segitiga. Bidang yang dibatasi
oleh 4 ruas garis disebut bangun segiempat. Bidang yang dibatasi oleh 5 ruas
garis disebut bangun segilima, dan seterusnya.
2.2 Jenis-Jenis Bangun Datar
Secara umum terdapat beberapa jenis bangun datar yang dikenal luas.
Meski tidak secara persis mengetahuinya, banyak orang yang sudah terlih dahulu
melihat atau menyaksikan bangun ini. Beberapa jenis bangun datar yang sudah
cukup dikenal, antara lain:
2.2.1 Segitiga
Segitiga merupakan bangun datar yang memiliki 3 sisi. Terdapat 3 sudut
yang terbentuk dari 3 sisi yang saling terhubung. Segitiga dikenal beberapa
macam, seperti segitiga sama kaki, segitiga sama sisi dan siku.
a) Segitiga Sama Sisi

• mempunyai 3 sisi sama panjang.


• mempunyai 3 sudut sama besar yaitu 60⁰
• mempunyai 3 simetri lipat.-mempunyai 3 simetri putar.
b.) Segitiga Sama Kaki

6
• mempunyai 2 sisi yang berhadapan sama panjang.
• mempunyai 1 simetri lipat.
• mempunyai 1 simetri putar.
c.) Segitiga Siku-Siku

• mempunyai 2 sisi yang saling tegak lurus.


• mempunyai 1 sisi miring.
• salah satu sudutnya adalah sudut siku-siku yaitu 90⁰
• tidak mempunyai simetri lipat dan putar.
2.2.2 Persegi
Persegi adalah bentuk yang terdiri dari 4 sisi yang sama panjang. Bentuk
ini memiliki 4 titik yang terbentuk dari pertemuan masing-masing sisi.
• Mempunyai 4 titik sudut.
• Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰
• Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang.
• Mempunyai 4 simetri lipat.
• Mempunyai 4 simetri putar.
• Semua sisinya sama panjang.
2.2.3 Persegi Panjang

• Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar


• Sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus
• Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰
• Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang
• Mempunyai 2 simetri lipat.
• Mempunyai 2 simetri putar
• Persegi panjang merupakan bangun datar yang mempunyai 4 sisi.

7
2.2.4 Jajargenjang

• Jajaran genjang merupakan bangun datar yang mempunyai 4 buah sisi.


• Sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.
• Dua sisi lainnya tidak saling tegak lurus.
• Mempunyai 4 sudut, 2 sudut berpasangan dan berhadapan.
• Sudut yang saling berdekatan besarnya 180⁰
• Mempunyai 2 diagonal yang tidak sama panjang.
• Tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar
2.2.5 Belah Ketupat

Definisi belah ketupat tidak berbeda dengan jajaran genjang. Pada belah
ketupat, keempat sisi memiliki panjang yang sama. Inilah yang membedakannya
dengan jajaran genjang. Jajaran genjang memiliki dua pasang sisi yang sama
panjang dan saling berhadapan
2.2.6 Layang-Layang

Bentuk layang-layang memiliki satu sisi diagonal yang tegak lurus dan
memotong. Seperti belah ketupat, jenis ini termasuk dalam bentuk persegi empat
dengan keunikannya
• Mempunyai 4 sisi sepasang-sepasang yang sama panjang.
• Mempunyai 4 buah sudut.
• Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
• Mempunyai 2 diagonal berbeda dan tegak lurus.

8
• Mempunyai 1 simetri lipat.
• Tidak mempunyai simetri putar
2.2.7 Trapesium

Bentuk ini merupakan bagian dari bangun datar segi empat. Yang
membedakan trapesium dengan bentuk segi empat lainnya adalah panjang sisi
yang berbeda. Masing-masing sisi trapesium tidak sama panjang.
2.2.8 Lingkaran

Lingkaran adalah bangun datar yang merupakan himpunan atau susunan


semua titik persekitaran. Himpunan titik tersebut mengitari titik sumbu dengan
jarak yang sama. Setiap tepian (titik) berjarak sama dengan sumbu. Jarak satu
tepian ke tengah (setengah lingkaran) disebut dengan radius dan dilambangkan
dengan r.
2.3 Segi Banyak
Segi banyak adalah bangun tertutup yang seluruh sisinya dibatasi oleh
garis. Jumlah sudut yang ada sama banyak dengan jumlah sisi yang dimilikinya.
Kurva tertutup sederhana yang memiliki sisi berupa ruas garis disebut dengan
Segi Banyak. Segi banyak terjadi dengan menghubungkan beberapa titik satu
sama lain yang tidak terletak pada satu garis lurus.
Apabila sisi dan sudut segi banyak berukuran sama, segi banyak tersebut
dinamakan segi banyak beraturan. Segi banyak juga disebut bangun datar karena
bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh
beberapa ruas garis dan di dalam bangun datar juga disebutkan mengenai
segitiga, segi empat, segi lima dan segi enam.
Segi banyak adalah suatu kurva atau bangun datar tertutup yang dibentuk
oleh garis-garis yang berhubungan Garis-garis yang berhubungan pada segi

9
banyak itu membentuk sisi. Segi banyak yang paling sedikit sisinya adalah
bangun datar segitiga.
Bangun Segi Banyak adalah bangun datar yang seluruh sisinya dibatasi
garis lurus. Segi banyak paling sedikit memiliki tiga sisi. Contoh bangun segi
banyak:

Bangun yang sisinya tidak dibatasi garis lurus disebut bangun bukan
segi banyak. Contoh bangun bukan segi banyak:

Penamaan Segi banyak disesuaikan dengan jumlah sisinya. Contohnya:

2.4 Jenis Bangun Segi Banyak


Bangun segi banyak dibedakan menjadi 2, yaitu bangun segi banyak
beraturan dan bangun segi banyak tidak beraturan
1. Segi banyak beraturan merupakan segi banyak yang sisi-sisinya sama
panjang dan sudut-sudutnya sama besar. Adapun cirri-ciri segi banyak

10
beraturan yaitu ; (1) sisi-sisinya sama panjang, (2) sudut-sudutnya sama
besar, (3) bentuknya cembung atau melengkung keluar. Contoh:

2. Segi banyak tidak beraturan merupakan segi banyak yang sisi-sisinya


tidak sama panjang atau sudut-sudutnya tidak sama besar. Adapun cirri-ciri
segi banyak tidak beraturan yaitu; (1) sisi-sisinya tidak sama panjang, (2)
sudutnya tidak sama besar, (3) bentuknya bisa cekung bisa cembung.
Contoh:

Adapun contoh-contoh segi banyak dalam kehidupan antara lain sebagai


berikut :

1. Atap rumah berbentuk segitiga


2. Jendela mobil berbentuk segi empat
3. Rambu-rambu lalu lintas 'STOP' berbentuk segi enam

11
4. Bagian sarang lebah berbentuk segi enam
5. Bingkai foto berbentuk segi empat
6. Lambang bintang berbentuk segi sepuluh
7. Layang-layang berbentuk segi empat
8. Paving block berbentuk segi enam
2.5 Pengubinan
Pengubinan merupakan penempatan bangun datar dalam suatu luasan
secara tepat tanpa celah. Prosedur penempatan bangun datar dalam menutupi
sebuah luasan ini bertujuan menghasilkan sebuah karya seni namun
menggunakan prinsip-prinsip matematika. Pengubinan sendiri digunakan pada
zaman Romawi Kuno dan merupakan Karya Seni dalam kebudayaan
Muslim. Kata tessellation (pengubinan) sendiri berasal dari bahasa Yunani
tessera, yang dikaitkan dengan segiempat dan ubin. Hal ini adalah sebuah
indikasi dan fakta bahwa ubin bentuk segiempat adalah yang paling mudah
untuk saling menutupi bidang segiempat yang lain tanpa menyisahkan celah.
Mengingat sejarah dan tujuan dari pengubinan ini, pembelajaran
matematika topik pengubinan dapat diintegrasikan dengan sejarah ketika anak
belajar tentang sejarah Romawi Kuno atau Kerajaan Islam. Pengubinan juga
memberikan kesempatan pada anak-anak untuk menghasilkan karya seni dengan
menghubungkan topik atau materi lintas mata pelajaran seperti prakarya,
matematika dan sejarah. Pengubinan merupakan salah satu konsep matematika
penting yang diberikan kepada siswa sejak usia sekolah dasar.
Pengubinan adalah penyusunan daerah-daerah segi banyak yang sisinya
berimpit sehingga membentuk bidang secara komplit (sempurna= tidak ada bagian yang
tidak tertutup). Kita dapat membentuk ubin dengan segitiga-segitiga. Setiap segiempat
juga akan membentuk ubin pada bidang. Pengubinan yang dibentuk oleh segi banyak
beraturan disebut pengubinan beraturan. Terdapat 3 (tiga) macam pengubinan yaitu :
1.) Pengubinan Beraturan
Pengubinan beraturan (regular tessellation), adalah pengubinan dengan satu
macam ubin (poligon) beraturan yang semuanya kongruen. Ada tiga macam
pengubinan yang termasuk dalam kelompok ini, yang dinotasikan dengan :

12
2.) Pengubinan Semi Beraturan
Pengubinan semi beraturan (semi regular tessellation), yaitu pengubinan
yang menggunakan dua atau lebih segi-n beraturan. Pada pengubinan ini setiap
titik sudutnya :
• Bersekutu tiga atau lebih poligon beraturan
• Ada dua atau lebih jenis poligon yang setiap jenisnya kongruen
• Panjang sisi semua poligon sama
• Urutan siklis jenis poligon yang bersekutu di setiap titik persekutuan,
sama
3.) Pengubinan Setengah Beraturan Campuran (Demi Regular
Tesselation)
Pada kedua jenis pengubinan dengan ubin beraturan terdahulu, terdapat
kelompok poligon yang sama di setiap titik persekutuannya. Artinya, jika di
suatu titik sudut A terdapat kelompok poligon (3, 4, 6, 4), demikian pula yang
terjadi di titik B dan titik-titik sudut persekutuan lainnya.
Pada pengubinan demi-reguler, jika pada suatu titik sudut persekutuan
terdapat kelompok poligon tertentu, maka pada titik sudut lainnya terdapat juga
kelompok yang sama, tetapi di samping itu ada juga titik sudut lain yang
kelompok poligonnya berbeda dari model pertama.. Jadi dalam pengubinan
sebuah bidang datar dengan demi-reguler ada lebih dari satu model kelompok
poligon beraturan di titik-titik sudut persekutuan yang berbeda. Perhatikan salah
satu contohnya pada Gambar di bawah ini.

13
Untuk menentukan pengubinan bangun-bangun segibanyak beraturan,
kita harus memahami besar setiap sudut pada segibanyak beraturan. Kita telah
mengetahui bahwa jumlah ukuran sudut segitiga adalah 180º dan besar ukuran
sudut satu lingkaran penuh adalah 360º. Meskipun demikian, mungkin banyak
diantara kita belum mengetahui besar ukuran setiap sudut dalam segibanyak
beratuarn, yaitu sebagai berikut:
• Segitiga beraturan (segitiga sama sisi). Karena jumlah ukuran sudut dalam
segitiga beraturan adalah 180, besar ukuran setiap sudutnya adalah 60º.
• Segiempat beraturan (persegi). Karena segiempat beraturan dapat dibangun
dari dua segitiga, maka jumlah ukuran sudut dalam segiempat itu adalah 2 x
180º = 360º. Dengan demikian, besar ukururan setiap sudutnya adalah 90º.
• Segilima beraturan. Gambar di atas adalah segilima beraturan yang dibagi
menjadi lima buah segitiga kongruen. Setiap segitiga itu mempunyai jumlah
ukuran sudut 180º, akibatnya, lima buah segitiga mempunyai jumlah ukuran
sudut 5 x 180º = 900º. Ukuran sudut ini menunjukkan gabungan antara
jumlah ukuran segilima beraturan dan besar sudut pusatnya (sudut yang ada
di tengah-tengah segilima). Karena ukuran sudut pusat itu adalah 360º,
jumlah ukuran segilima beraturan itu adalah 900º – 360º = 540º. Dengan
demikian, besar setiap sudut dalam segilima beraturan adalah 540º : 5 =
108º.
• Segienam beraturan. Gambar di atas adalah segienam beraturan yang dibagi
menjadi enam buah segitiga kongruen. Setiap segitiga itu mempunyai
jumlah ukuran sudut 180º, akibatnya, enam buah segitiga mempunyai
jumlah ukuran sudut 6 x 180º = 1080º. Ukuran sudut ini menunjukkan
gabungan antara jumlah ukuran segienam beraturan dan besar sudut
pusatnya (sudut yang ada di tengah-tengah segienam). Karena ukuran sudut

14
pusat itu adalah 360, jumlah ukuran segienam beraturan itu adalah 1080º –
360º = 720º. Dengan demikian, besar setiap sudut dalam segienam beraturan
adalah 720º : 6º = 120º.
Dari hasil nomor 1 sampai dengan nomor 4 di atas, kita dapan
memperoleh pola untuk mencari besar steiap sudut segibanyak beraturan. Pola
itu adalah sebagai berikut:

2.6 Menentukan Letak Koordinat


2.6.1 Pengertian Sistem Koordinat Kartesius
Titik-titik pada sebuah garis (pada ruang dimensi satu) dinyatakan
dengan bilangan tunggal. Sedangkan titik-titik pada sebuah bidang (ruang
dimensi dua) dapat dinyatakan dengan pasangan suatu bilangan. Lebih lanjut
untuk titik-titik di ruang dimensi tiga dapat dinyatakan dengan tripel suatu
bilangan. Untuk merepresentasikan titik pada sebuah bidang dengan pasangan
bilangan, kita tentukan dua garis bilangan bersilangan OX dan OY, dan tentukan
skala pada masing-masing garis, seperti pada gambar 1.2. Titik potong kedua
garis itu digunakan sebagai titik pusat. Bilangan positif ditempatkan pada
sebelah kanan titik O garis mendatar OX dan sebelah atas titik O garis ke
vertikal OY. Sedangkan bilangan negatif ditempatkan pada sebelah kiri titik O

15
garis mendatar OX dan sebelah bawah titik O garis ke vertikal OY. Biasanya
arah positif ditandai dengan tanda panah pada garis bilangan. Garis OX disebut
sumbu-x dan garis OY disebut sumbu-y. Dua garis yang bersilangan itu disebut
sumbu koordinat.

Misalkan diberikan sebuah titik P pada bidang yang diberi sumbu


koordinat, maka terdapat korespondensi dengan titik Px pada sumbu x. Ini
adalah titik potong antara sumbu x dengan garis yang sejajar sumbu y yang
memuat titik P (jika P berada pada sumbu y maka garis ini berimpit dengan
sumbu y). Dengan cara yang sama terdapat titik Py pada sumbu y, yang
merupakan titik potong sumbu y dengan garis yang melalui titik P dan sejajar
(atau sama) dengan sumbu x. Koordinat kedua titik pada sumbu disebut
koordinat titik P. Jika a adalah koordinat Px pada sumbu-x dan b adalah
koordinat Py pada sumbu-y maka P direpresentasikan dengan (a, b) atau P(a, b).
Dalam contoh ini, a disebut koordinat x, atau absis dari P, dan b disebut
koordinat y, atau ordinat dari P. Pada saat sebuah titik tertentu diberikan,
meskipun nilai numerik dari komponen koordinatnya tidak diketahui, maka
koordinat itu biasanya dinyatakan dengan notasi x dan y yang berindeks atau
dengan huruf-huruf awal dari alpabet. Sebagai contoh P1(x1,y1) atau P(a, b).
Pada bidang koordinat, biasanya disepakati aturan sebagai berikut: (1)
sumbu-sumbu koordinat diambil yang tegak lurus satu sama lain; (2) sumbu x
adalah garis mendatar (horisontal) dengan koordinat positif arah kanan dari titik
pusat, dan sumbu y adalah garis vertikal dengan koordinat positif ke arah atas
dari titik pusat koordinat; (3) digunakan skala yang sama pada kedua sumbu
koordinat. Sumbu-sumbu koordinat memisahkan bidang ke dalam empat daerah,
yang disebut kuadran. Biasanya kuadran diidentifikasi dengan angka romawi
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 1.3. Titik-titik pada sumbu-sumbu

16
koordinat tidak masuk pada sembarang kuadran. Urutan tanda dari absis dan
ordinat (x, y) ditunjukkan dalam gambar 1.3.

Dalam sistem koordinat tegaklurus setiap pasangan berurutan dari


bilangan real dinyatakan dengan satu dan hanya satu titik pada bidang koordinat,
dan setiap titik pada bidang koordinat berkorespondensi satu dan hanya satu
pasangan berurutan dari bilangan real. Koordinat titik-titik yang ditentukan
dengan cara ini, seringkali dikenal sebagai koordinat Cartesius, sebagai
penghormatan terhadap matematikawan dan filosof asal Perancis yang bernama
René Descartes yang hidup dari 1596 sampai 1650. Satu hal yang perlu dicatat
adalah dua garis sumbu koordinat tidak perlu harus berpotongan secara tegak
lurus. Namun demikian jika kedua sumbu berpotongan miring, hasil-hasil secara
aljabar menjadi lebih rumit.
2.7 Menentukan Jarak Dua Titik
Jarak antara Dua Titik Telah kita kaitkan titik-titik dengan koordinat.
Sekarang akan kita pergunakan untuk menyelesaikan masalah geometri. Kita
mulai dengan konsep jarak antara dua titik. Misalkan kita pandang jarak dua titik
pada koordinat garis. Misalkan P1 dan P2 dua titik pada garis, dan misalkan
mempunyai koordinat x1 dan x2. Jika P1 dan P2 keduanya berada di sebelah
kanan pusat, dengan P2 lebih kanan daripada P1 (seperti pada gambar 1.5.

17
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

17
18
19 Bentuk ini adalah notasi jarak yang umum tanpa memandang posisi relatif P1
terhadap P2 diketahui ataupun tidak. Sekarang kembali kepada perhatian kita
permasalahan yang lebih sulit yaitu menemukan jarak antara dua titik di bidang
datar. Misalkan kita tertarik pada jarak antara P1(x1, y1) dan P2(x2, y2) (lihat
gambar 1.6).
20
21
22

18
Bentuk ini adalah notasi jarak yang umum tanpa memandang posisi
relatif P1 terhadap P2 diketahui ataupun tidak. Sekarang kembali kepada
perhatian kita permasalahan yang lebih sulit yaitu menemukan jarak antara dua
titik di bidang datar. Misalkan kita tertarik pada jarak antara P1(x1, y1) dan
P2(x2, y2) (lihat gambar 1.6).
Garis vertikal yang melalui P1 dan garis horizontal yang melalui P2
berpotongan pada titik Q(x1, y2). Asumsikan P1 dan P2 tidak berada pada garis
vertikal atau horizontal yang sama. P1P2Q membentuk segitiga siku-siku
dengan sudut siku-siku pada Q.
• Cara menentukan Jarak Dua Titik Pada Bangun Ruang
Bangun ruang atau dapat juga diistilahkan dengan bangun
berdimensi tiga atau juga lebih singkat disebut dimensi tiga, merupakan
bangun yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Dengan adanya panjang,
lebar, dan tinggi akan terbentuk sebuah ruang yang dapat ditentukan
volume atau isi dari ruang tersebut. Misalnya sebuah bak mandi yang
berbentuk balok atau kubus tanpa tutup dan diisi dengan air baik penuh
atau tidak, banyaknya air yang ada dalam bak mandi tersebut dapat diukur
volumenya dengan cukup mengalikan panjang, lebar, dan tinggi dari bak
mandi yang terisi air tersebut. Volume satuannya adalah kubik atau
pangkat tiga, sehingga hal ini juga menjadi salah satu alasan kenapa
disebut dengan istilah dimensi tiga pada bangun ruang tersebut.
Konsep sederhana dari sebuah bangun adalah titik, demikian juga
pada bangun ruang atau dimensi tiga. Dalam sebuah bangun ruang dapat
ditemukan beberapa titik yang sengaja dibuat atau memang secara
otomatis terbentuk. Perhatikan gambar berikut:

19
Titik A, B, C, D, E, F, G, H merupakan contoh titik yang otomatis
terbentuk dari bangun ruang yang dibuat, sedangkan titik K, dan J adalah
contoh titik yang sengaja dibuat pada bangun ruang yang telah dibuat
tersebut. Titik yang sengaja dibuat, mempunyai beragam tujuan sesuai
dengan keperluan dari pembuatan titik tersebut.
Konstruksi antara dua titik atau lebih banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah pada proses pembangunan
rumah atau gedung. Untuk membuat rumah atau gedung, biasanya akan
dibuat terlebih dahulu konsep atau denah atau model dari rumah atau
gedung yang akan dibuat tersebut.
Beberapa waktu yang lalu kalian telah mempelajari materi tentang
hubungan antara titik, garis dan bidang, dan sekarang kalian akan
mempelajari tentang jarak antara titik, garis dan bidang. Untuk mengawali
materi tentang menghitung jarak, mari kita mulai dengan topik jarak antara
dua titik.
Jarak antara dua titik adalah panjang ruas garis yang
menghubungkan kedua titik tersebut.

d adalah jarak antara titik A dan B

Proyeksi sebuah titik T pada sebuah garis g dapat diperoleh dengan


cara menarik garis tegak lurus dari titik T terhadap garis g. Selanjutnya,
perpotongan antara garis tegak lurus dari titik T dengan garis g yaitu titik
T' , disebut proyeksi titik T pada garis g.

Proyeksi sebuah titik P pada bidang V dapat diperoleh dengan cara


menarik garis tegak lurus dari T ke bidang V. Perpotongan antara garis

20
lurus dari T dengan bidang V, yaitu titik P' disebut sebagai proyeksi titik P
pada bidang V.

P' adalah proyeksi P pada bidang V.

Untuk menghitung jarak antara dua titik diperlukan pertolongan


segitiga siku-siku, kemudian digunakan rumus teorema Pythagoras.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangun datar adalah bahan prasyarat untuk mempelajari bangun ruang.
Karena saat mempelajari balok atau kubus, maka akan berkaitan dengan
penggunaan titik, garis, ruas garis, sudut, persegi panjang, dan persegi.Dalam
kehidupan sehari-hari, bangun datar sangat banyak ditemukan, misalnya kusen,
pintu,ruang kelas, sisi atau tepi papan tulis, dan lain-lain. Keliling dan luas
berkaitan dengan keliling bangun datar.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami
bangun datar, pengubinan, menentukan letak koordinat, jenis-jenis bangun datar
dan lain sebagainya. Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan pembaca dapat memberikan
kritikan atau masukan dan saran yang dapat membangun bagi makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Sukmawati, S., dkk. 2015. Jurnal Kariskatika. Pengajaran Titik Internal Pada
Pengubinan Beraturan Secara Kombinatorik. Vol. 1 (2)
Priatna, N., Yuliardi, R. 2019. Pembelajaran Matematika Untuk Guru SD dan Calon
Guru SD. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
https://ngangsukawruhya.blogspot.com/2014/07/pengubinan.html (diakses pada tanggal
25 Agustus 2021)
Murniati. 2017. Penerapan Metode Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament)
Menggunakan Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Di Kelas IV 13 Aceh Besar. Skripsi.
https://googebra.blogspot.com/2019/07/cara-menentukan-jarak-antara-dua-
titik.html(diakses pada tanggal 25 Agustus 2021)
http://kuringilyas.blogspot.com/2016/02/jarak-antara-2-titik.html (diakses pada tanggal
25 Agustus 2021)
https://www.academia.edu/25679516/makalah_bangun_datar
https://ensiklo.com/2015/07/04/mengenal-jenis-jenis-bangun-datar/
https://www.nidokna.com/2016/10/mengenal-segi-banyak.html?m=1

23

Anda mungkin juga menyukai