Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BILANGAN PECAHAN

Dosen Pengampu : Henry Kurniawan, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Anwan Sodik
2. Made Putri Dhesiany
3. Puja Septiantita

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
2022/2023
KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, segala puji bagi Allah karena berkat rahmat, nikmat,
hidayah, serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Bilangan Pecahan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Bapak Henry
Kurniawan, M.Pd., yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis sadar dalam penyusunan makalah ini banyak kesalahan serta
kekhilafan. Untuk itu, kami harapkan kritik dan saran dari pembaca agar ke
depannya makalah ini bisa lebih baik lagi. Atas kesalahan dan kekhilafan yang
kami lakukan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya
dan kepada Allah kami mohon ampun, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.

Belitang, Desember 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Pecahan ....................................................................................... 3
B. Penjumlahan Pecahan................................................................................ 3
C. Pengurangan Pecahan................................................................................ 4
D. Perkalian Pecahan..................................................................................... 5
E. Pembagian Pecahan................................................................................... 6
F. Bentuk Bilangan Pecahan.......................................................................... 7

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pecahan merupakan salah satu kajian inti dari materi matematika yang
dipelajari peserta didik di Sekolah Dasar (SD). Pembahasan materinya
menitikberatkan pada pengerjaan (operasi) hitung dasar yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, baik untuk pecahan biasa
maupun  campuran.
Pada pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, konsep pecahan dan
operasi merupakan konsep yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Akan tetapi
banyak siswa mengalami kesulitan memahami pecahan dan operasinya, dan
banyak guru Sekolah Dasar menyatakan mengalami kesulitan untuk mengajarkan
pecahan. Oleh karena itu makalah berjudul “Bilangan Pecahan” ini untuk
membantu guru dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pecahan?
2. bagaimana penjumlahan pecahan?
3. Bagaimana pengurnagan pecahan?
4. Bagaimana perkalian pecahan?
5. Bagaimana pembagian pecahan?
6. Bagaimana bentuk bilangan pecahan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pecahan?
2. Untuk mengetahui penjumlahan pecahan?
3. Untuk mengetahui pengurnagan pecahan?
4. Untuk mengetahui perkalian pecahan?
5. Untuk mengetahui pembagian pecahan?
6. Untuk mengetahui bentuk bilangan pecahan?

iv
v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pecahan
Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama berasal
dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian‐bagian yang lebih
kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang
penulisannya dipisahkan oleh garis lurus dan bukan miring (/).
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap
bagian dari yang utuh. Apabila kakak mempunyai sebuah apel yang akan dimakan
berempat dengan temannya, maka apel tersebut harus dipotong‐potong menjadi 4
bagian yang sama. Sehingga masing‐masing anak akan memperoleh bagian dari
apel tersebut. Pecahan biasa mewakili ukuran dari masing‐masing potongan apel.
Dalam lambang bilangan (dibaca seperempat atau satuperempat), ”4”
menunjukkan banyaknya bagian‐bagian yang sama dari suatu keseluruhan atau
utuh dan disebut ”penyebut”. Sedangkan ”1” menunjukkan banyaknya bagian
yang menjadi perhatian atau digunakan atau diambil dari keseluruhan pada saat
tertentu dan disebut pembilang. Pecahan merupakan hasil bagi antara bilangan
bulat dan bilangan asli. Bilangan yang dibagi disebut pembilangan, Bilangan
pembagi disebut penyebut. Nilai pembilang lebih kecil dari penyebut (Pecahan
Biasa).

Mengurutkan Pecahan
Pecahan yang penyebutnya sama mudah untuk dibandingkan atau
diurutkan, tetapi untuk pecahan yang penyebutnya tidak sama mengurutkannya
sedikit sulit. Untuk itu dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut :
1. Menyamakan penyebutnya dengan menggunakan pecahan senama
1 2
Supaya dapat melihat mana diantara dan yang lebih besar, maka
5 4
dicari terlebih dahulu pecahan-pecahan yang ekuivalen hingga diperoleh
pecahan senama yang penyebutnya sama.

vi
Perhatikan contoh berikut ini.
1 4
 =
5 20
2 4 8 10
 = = =
4 8 16 20
Berdasarkan hal tersebut diperoleh pecahan yang penyebutnya sama
2 10 1 4
yaitu ekuivalen dengan sedangkan ekuivalen dengan . Maka dapat
4 20 5 20
4 10 1 2
disimpulka bahwa < sehingga < .
20 20 5 4

2. Menggunakan titik-titik pada garis bilangan yang mewakili pecahan tersebut.


1 2
Buatlah garis bilangan, kemudian gambarlah titik dan titik pada
5 4
garis bilangan tersebut.

1 2 3
0 1
4 4 4

1 2 3 4
0 1
5 5 5 5
1 2
Pada garis bilangan tersebut terlihat bahwa < .
5 4

B. Penjumlahan Pecahan
Penjumlahan pada pecahan dapat diperagakan dengan benda kongkret
seperti menggunakan buah-buahan, kue, kertas, karton dan sebagainya.
1. Penjumlahan Pecahan yang Penyebutnya Sama
1 1
Contoh : +
5 5
Dapat diperagakan dengan cara berikut.

vii
+ =

1 1 2
+ =
5 5 5

Apabila dengan garis bilangan dapat diperagakan sebagai berikut.

1 2
0 0
5 5
Berdasarkan garis bilangan tersebut, terlihat bahwa :

1 1 2
+ =
5 5 5

2. Penjumlahan Pecahan yang Penyebutnya tidak Sama


Contoh :
2 1
+
3 4

4 4 ×2 8
= =
3 3× 2 6

1 1 ×3 3
= =
2 2 ×3 6
4 1 8 3 11 5
Sehingga diperoleh + = + = =1
3 2 6 6 6 6

viii
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
6 6 6 6 6 6 6 6 6
10 11
6 6

C. Pengurangan Pecahan
Pengurangan Pecahan yang Penyebutnya Sama
Kita dapat mengurangi pecahan yang penyebutnya sama dengan
bangun datar dari karton atau garis bilangan.
 Contoh :
3 1

4 4
3
Luas daerah yang diarsir semula adalah
4

1
Dihapus arsirannya menjadi
4

Contoh peragaan diperluas sehingga anak mempunyai pengalaman-


pengalaman yang banyak. Dari peragaan-peragaan dapat disimpulkan bahwa
pengurangan pecahan yang penyebutnya sama dapat dilakukan dengan
mengurangkan pembilangnya sedangkan penyebutnya tetap.
 Contoh, dengan menggunakan garis bilangan :

1 2 3 4 5
0
4 4 4 4 4

ix
Catatan
Garis tebal menggambarkan hasil akhir.
Untuk pecahan yang tidak sama, dengan cara disamakan penyebutnya
lebih dahulu, seperti pada operasi penjumlahan.

D. Perkalian Pecahan
Perkalian Bilangan Asli dengan Pecahan
Contoh :
1
Bila masing-masing anak makan bagian dari kue, maka untuk 3 anak
4
makan . . . bagian dari kue.

1 1 1
4 4 4
Dengan menggunakan konsep penjumlahan berulang akan didapat konsep
perkalian sebagai berikut.
1 1 1 1+ 1+1 3
+ + = =
4 4 4 4 4
1 1 1 1 3×1 3
+ + =3 × = =
4 4 4 4 4 4
Dalam kalimat sederhana dapat dinyatakan bahwa : “Bilangan asli
dikalikan pecahan hasilnya adalah bilangan asli dkalikan pembilangnya,
sedangkan penyebutnya tetap atau dalam bentuk umum sebagai berikut”
b a×b
a× =
c c

x
E. Pembagian Pecahan
Pembagian Bilangan Asli dengan Pecahan Biasa
Contoh :
Kakak mempunyai 2 m pita dan akan dibuat bunga. Masing-masing
1
bunga memerlukan m. Berapa bunga yang dapat dibuat ?
2

Penyelesaian :
Untuk menjawab permasalahan di atas, kita pergunakan media gambar
dari pita. Ada 2 m pita yang dibuat bunga. Setiap kali membuat bunga berarti
1
mengurangi m dari 2 m yang ada sampai pita habis dibuat bunga. Perhatikan
4
uraian berikut :
1 1 1 1
2− − − −
2 2 2 2
Dalam kalimat pembagian dapat ditulis sebagai berikut :
1
2:
2

1 bunga 1 bunga 1 bunga 1 bunga


Ternyata terlihat bahwa ada 4 bunga yang dapat dibuat dari 2 m pita
tersebut, sehingga :
1
2 : =4
2
1 2 ×2 2
2 : =4= =2 ×
2 1 1
Pola hubungan yang terbentuk tersebut dalam kalimat matematika dapat
dinyatakan sebagai berikut :
“ Apabila bilangan asli dibagi dengan pecahan biasa maka pembagian
berubah menjadi perkalian tetapi pecahannya dibalik (penyebut menjadi
pembilang dan pembilang menjadi penyebut) atau dalam bentuk umum
sebagai berikut :

xi
b c
a : =a×
c b

F. Bentuk Bilangan Pecahan


1. Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah pecahan yang pembilang dan penyebutnya berupa
1 2 3
bilangan bulat. Contohnya: , , , dsb.
3 7 4

2. Pecahan Murni
Suatu pecahan bisa disebut sebagai pecahan murni apabila pembilang dan
penyebutnya berupa bilangan bulat dan nilai pembilangnya lebih kecil dari
1 2 3
penyebut. Contohnya: , , , dsb.
8 10 16

3. Pecahan Senama
Adalah pecahan yang mempunyai penyebut yang sama. Perhatikan
1 2 3
contoh berikut ini:   , , , dsb.
8 8 8

4. Pecahan Sederhana
Adalah pecahan yang pembilang dan penyebutnya hanya mempunyai
1 2 5
faktor persekutuan satu. Contohnya: , , , dsb.
3 5 8

5. Pecahan Campuran
Pecahan ini merupakan pecahan yang pembilangnya lebih besar daripada
penyebutnya, sehingga jika disederhanakan menghasilkan bentuk bulat dan
pecahan. contohnya:  
9 1
 = 2
4 4
22 2
 = 4
5 5

xii
39 3
 = 3 , dst.
6 6

6. Pecahan Ekuivalen
Pecahan ekuivalen atau disebut juga pecahan seharga, senilai, atau
pecahan yang sama. Perhatikan contoh berikut:
1 2 3 4
 = = =
2 4 6 8
1 2 3 4
 = = =
3 6 9 12

7. Pecahan Desimal
Merupakan pecahan yang penyebutnya adalah 10, 100, 1000, dst. Yang
kemudian dinyatakan dengan tanda koma. Contohnya:
4
 = 0,4
10
56
 = 5,6
10
3500
 = 3,5
1000

8. Persen atau Perseratus


Pecahan yang penyebutnya adalah 100 dan dinyatakan dengan lambang
(%) , contohnya:
 7% = 7/100
 20% = 20/100
 75% = 75/100

9. Permil atau Perseribu


Pecahan yang penyebutnya adalah 1000 dan dinyatakan dengan
lambang  , contohnya:

xiii
 5   = 5/1000
 14   = 14/1000
 102   = 102/1000

xiv
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama berasal
dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian‐bagian yang
lebih kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan
penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis lurus dan bukan miring (/)
2. Pecahan merupakan hasil bagi antara bilangan bulat dan bilangan asli.
Bilangan yang dibagi disebut pembilangan, Bilangan pembagi
disebut penyebut.
3. Jenis-jenis pecahan yaitu pecahan biasa, pecahan murni, pecahan senama,
pecahan sederhana, pecahan campuran, pecahan ekuivalen, pecahan desimal,
pecahan seratus dan pecahan seribu.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Burton, David M. 1980. Elementary Number Theory. Boston: Allyn and Bacon,
Inc.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 (Standar Kompetensi Mata pelajaran


Matematika SD/MI). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Estiningsih, Elly. 1994. KBM Matematika di Sekolah Dasar (Makalah Penataran).


Yogyakarta: PPPG Matematika.

https://www.scribd.com/upload-document?
archive_doc=396894945&escape=false&metadata=%7B%22context
%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A
%22read%22%2C%22action%22%3A%22download%22%2C
%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D

https://www.ruangguru.com/blog/jenis-jenis-bilangan-pecahan

http://kholilatun96hasanah.blogspot.com/2015/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Karso, dkk. Pendidikan Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. 2009.

16

Anda mungkin juga menyukai