BILANGAN PECAHAN
Disusun Oleh :
1. Anwan Sodik
2. Made Putri Dhesiany
3. Puja Septiantita
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah karena berkat rahmat, nikmat,
hidayah, serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Bilangan Pecahan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Bapak Henry
Kurniawan, M.Pd., yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis sadar dalam penyusunan makalah ini banyak kesalahan serta
kekhilafan. Untuk itu, kami harapkan kritik dan saran dari pembaca agar ke
depannya makalah ini bisa lebih baik lagi. Atas kesalahan dan kekhilafan yang
kami lakukan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya
dan kepada Allah kami mohon ampun, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Pecahan ....................................................................................... 3
B. Penjumlahan Pecahan................................................................................ 3
C. Pengurangan Pecahan................................................................................ 4
D. Perkalian Pecahan..................................................................................... 5
E. Pembagian Pecahan................................................................................... 6
F. Bentuk Bilangan Pecahan.......................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pecahan merupakan salah satu kajian inti dari materi matematika yang
dipelajari peserta didik di Sekolah Dasar (SD). Pembahasan materinya
menitikberatkan pada pengerjaan (operasi) hitung dasar yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, baik untuk pecahan biasa
maupun campuran.
Pada pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, konsep pecahan dan
operasi merupakan konsep yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Akan tetapi
banyak siswa mengalami kesulitan memahami pecahan dan operasinya, dan
banyak guru Sekolah Dasar menyatakan mengalami kesulitan untuk mengajarkan
pecahan. Oleh karena itu makalah berjudul “Bilangan Pecahan” ini untuk
membantu guru dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pecahan?
2. bagaimana penjumlahan pecahan?
3. Bagaimana pengurnagan pecahan?
4. Bagaimana perkalian pecahan?
5. Bagaimana pembagian pecahan?
6. Bagaimana bentuk bilangan pecahan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pecahan?
2. Untuk mengetahui penjumlahan pecahan?
3. Untuk mengetahui pengurnagan pecahan?
4. Untuk mengetahui perkalian pecahan?
5. Untuk mengetahui pembagian pecahan?
6. Untuk mengetahui bentuk bilangan pecahan?
iv
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pecahan
Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama berasal
dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian‐bagian yang lebih
kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang
penulisannya dipisahkan oleh garis lurus dan bukan miring (/).
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap
bagian dari yang utuh. Apabila kakak mempunyai sebuah apel yang akan dimakan
berempat dengan temannya, maka apel tersebut harus dipotong‐potong menjadi 4
bagian yang sama. Sehingga masing‐masing anak akan memperoleh bagian dari
apel tersebut. Pecahan biasa mewakili ukuran dari masing‐masing potongan apel.
Dalam lambang bilangan (dibaca seperempat atau satuperempat), ”4”
menunjukkan banyaknya bagian‐bagian yang sama dari suatu keseluruhan atau
utuh dan disebut ”penyebut”. Sedangkan ”1” menunjukkan banyaknya bagian
yang menjadi perhatian atau digunakan atau diambil dari keseluruhan pada saat
tertentu dan disebut pembilang. Pecahan merupakan hasil bagi antara bilangan
bulat dan bilangan asli. Bilangan yang dibagi disebut pembilangan, Bilangan
pembagi disebut penyebut. Nilai pembilang lebih kecil dari penyebut (Pecahan
Biasa).
Mengurutkan Pecahan
Pecahan yang penyebutnya sama mudah untuk dibandingkan atau
diurutkan, tetapi untuk pecahan yang penyebutnya tidak sama mengurutkannya
sedikit sulit. Untuk itu dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut :
1. Menyamakan penyebutnya dengan menggunakan pecahan senama
1 2
Supaya dapat melihat mana diantara dan yang lebih besar, maka
5 4
dicari terlebih dahulu pecahan-pecahan yang ekuivalen hingga diperoleh
pecahan senama yang penyebutnya sama.
vi
Perhatikan contoh berikut ini.
1 4
=
5 20
2 4 8 10
= = =
4 8 16 20
Berdasarkan hal tersebut diperoleh pecahan yang penyebutnya sama
2 10 1 4
yaitu ekuivalen dengan sedangkan ekuivalen dengan . Maka dapat
4 20 5 20
4 10 1 2
disimpulka bahwa < sehingga < .
20 20 5 4
1 2 3
0 1
4 4 4
1 2 3 4
0 1
5 5 5 5
1 2
Pada garis bilangan tersebut terlihat bahwa < .
5 4
B. Penjumlahan Pecahan
Penjumlahan pada pecahan dapat diperagakan dengan benda kongkret
seperti menggunakan buah-buahan, kue, kertas, karton dan sebagainya.
1. Penjumlahan Pecahan yang Penyebutnya Sama
1 1
Contoh : +
5 5
Dapat diperagakan dengan cara berikut.
vii
+ =
1 1 2
+ =
5 5 5
1 2
0 0
5 5
Berdasarkan garis bilangan tersebut, terlihat bahwa :
1 1 2
+ =
5 5 5
4 4 ×2 8
= =
3 3× 2 6
1 1 ×3 3
= =
2 2 ×3 6
4 1 8 3 11 5
Sehingga diperoleh + = + = =1
3 2 6 6 6 6
viii
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
6 6 6 6 6 6 6 6 6
10 11
6 6
C. Pengurangan Pecahan
Pengurangan Pecahan yang Penyebutnya Sama
Kita dapat mengurangi pecahan yang penyebutnya sama dengan
bangun datar dari karton atau garis bilangan.
Contoh :
3 1
−
4 4
3
Luas daerah yang diarsir semula adalah
4
1
Dihapus arsirannya menjadi
4
1 2 3 4 5
0
4 4 4 4 4
ix
Catatan
Garis tebal menggambarkan hasil akhir.
Untuk pecahan yang tidak sama, dengan cara disamakan penyebutnya
lebih dahulu, seperti pada operasi penjumlahan.
D. Perkalian Pecahan
Perkalian Bilangan Asli dengan Pecahan
Contoh :
1
Bila masing-masing anak makan bagian dari kue, maka untuk 3 anak
4
makan . . . bagian dari kue.
1 1 1
4 4 4
Dengan menggunakan konsep penjumlahan berulang akan didapat konsep
perkalian sebagai berikut.
1 1 1 1+ 1+1 3
+ + = =
4 4 4 4 4
1 1 1 1 3×1 3
+ + =3 × = =
4 4 4 4 4 4
Dalam kalimat sederhana dapat dinyatakan bahwa : “Bilangan asli
dikalikan pecahan hasilnya adalah bilangan asli dkalikan pembilangnya,
sedangkan penyebutnya tetap atau dalam bentuk umum sebagai berikut”
b a×b
a× =
c c
x
E. Pembagian Pecahan
Pembagian Bilangan Asli dengan Pecahan Biasa
Contoh :
Kakak mempunyai 2 m pita dan akan dibuat bunga. Masing-masing
1
bunga memerlukan m. Berapa bunga yang dapat dibuat ?
2
Penyelesaian :
Untuk menjawab permasalahan di atas, kita pergunakan media gambar
dari pita. Ada 2 m pita yang dibuat bunga. Setiap kali membuat bunga berarti
1
mengurangi m dari 2 m yang ada sampai pita habis dibuat bunga. Perhatikan
4
uraian berikut :
1 1 1 1
2− − − −
2 2 2 2
Dalam kalimat pembagian dapat ditulis sebagai berikut :
1
2:
2
xi
b c
a : =a×
c b
2. Pecahan Murni
Suatu pecahan bisa disebut sebagai pecahan murni apabila pembilang dan
penyebutnya berupa bilangan bulat dan nilai pembilangnya lebih kecil dari
1 2 3
penyebut. Contohnya: , , , dsb.
8 10 16
3. Pecahan Senama
Adalah pecahan yang mempunyai penyebut yang sama. Perhatikan
1 2 3
contoh berikut ini: , , , dsb.
8 8 8
4. Pecahan Sederhana
Adalah pecahan yang pembilang dan penyebutnya hanya mempunyai
1 2 5
faktor persekutuan satu. Contohnya: , , , dsb.
3 5 8
5. Pecahan Campuran
Pecahan ini merupakan pecahan yang pembilangnya lebih besar daripada
penyebutnya, sehingga jika disederhanakan menghasilkan bentuk bulat dan
pecahan. contohnya:
9 1
= 2
4 4
22 2
= 4
5 5
xii
39 3
= 3 , dst.
6 6
6. Pecahan Ekuivalen
Pecahan ekuivalen atau disebut juga pecahan seharga, senilai, atau
pecahan yang sama. Perhatikan contoh berikut:
1 2 3 4
= = =
2 4 6 8
1 2 3 4
= = =
3 6 9 12
7. Pecahan Desimal
Merupakan pecahan yang penyebutnya adalah 10, 100, 1000, dst. Yang
kemudian dinyatakan dengan tanda koma. Contohnya:
4
= 0,4
10
56
= 5,6
10
3500
= 3,5
1000
xiii
5 = 5/1000
14 = 14/1000
102 = 102/1000
xiv
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama berasal
dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian‐bagian yang
lebih kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan
penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis lurus dan bukan miring (/)
2. Pecahan merupakan hasil bagi antara bilangan bulat dan bilangan asli.
Bilangan yang dibagi disebut pembilangan, Bilangan pembagi
disebut penyebut.
3. Jenis-jenis pecahan yaitu pecahan biasa, pecahan murni, pecahan senama,
pecahan sederhana, pecahan campuran, pecahan ekuivalen, pecahan desimal,
pecahan seratus dan pecahan seribu.
xv
DAFTAR PUSTAKA
Burton, David M. 1980. Elementary Number Theory. Boston: Allyn and Bacon,
Inc.
https://www.scribd.com/upload-document?
archive_doc=396894945&escape=false&metadata=%7B%22context
%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A
%22read%22%2C%22action%22%3A%22download%22%2C
%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D
https://www.ruangguru.com/blog/jenis-jenis-bilangan-pecahan
http://kholilatun96hasanah.blogspot.com/2015/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
16