Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BUDAYA KERJA DAN ECO GREEN


(RAMAH LINGKUNGAN)

Disusun Oleh :
1. AZAHRA KHAIRUN NISA
2. ALIKA AZAHRA
3. NANDY SANTIKA
4. LEVIA RASTY RAHMADHANI
5. SITI MUTIAH
6. ALMAFIRA PUTRI RAMADANI
7. SUCI RAHMADANI
8. SEPTI ANGGRAINI

Guru Pembimbing : YUDA SUKMASASI, S.Pd

SMK TERPADU TAKWA BELITANG


KECAMATAN BELITANG KABUPATEN OKU TIMUR
TAHUN AJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmad dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Budaya Kerja dan ECO Green (Ramah Lingkungan).
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Guru Pembimbing, Bapak
Yuda Sukmasasi, S.Pd., yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat
kepada kita semua. Penulis juga berharap kritik dan saran dari pembaca terhadap
makalah ini agar penulis dapat memperbaikinya pada makalah-makalah
selanjutnya.

Belitang, Agustus 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Budaya Kerja.............................................................................................. 2
B. Eco Green (Ramah Lingkungan)................................................................ 7

BAB III PENUTUP


Kesimpulan....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku ramah lingkungan merupakan perilaku kerja dengan
menggunakan konsep 5R yang diterapkan pada SOP di tempat kerja. Standar
kerja yang ramah lingkungan juga dapat terlihat secara kasat mata dalam
perilaku kerja. Contohnya, ruang kerja yang selalu bersih, peka terhadap
lingkungan kerja yang terlihat kurang atau tidak sesuai standar untuk dapat
dilakukan dengan perbaikan atau pembenahan atau tindakan lanjutan sesuai
prosedur. Dengan demikian, kondisi lingkungan kantor akan selalu terlihat
sesuai standar sehingga mendukung kinerja karyawan.
Penerapan budaya kerja ramah lingkungan tidak dapat serta merta
hanya dimengerti saja. Untuk itu, perlu dilakukan secara langsung dan terus
menerus, sehingga menjadi suatu kebiasaan baru bagi kamu untuk
membentuk budaya ramah lingkungan di tempat kerja nantinya. Untuk
memahami budaya kerja ramah lingkungan kamu akan melakukan unjuk
kerja secara langsung di sekitar sekolah kamu atau tempat belajar kamu.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang budaya kerja?
2. Jelaskan tentang Eco Green (Ramah Lingkungan)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang budaya kerja.
2. Untuk mengetahui tentang Eco Green (Ramah Lingkungan).

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Budaya Kerja
1. Pengertian Budaya Kerja
Istilah budaya kerja terdiri dari dua kata, yaitu ‘budaya’ dan
‘kerja’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), budaya diartikan
sebagai adat istiadat, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar
diubah, sementara kerja adalah kegiatan mencari nafkah. Berdasarkan
penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa budaya kerja adalah adat
istiadat yang sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan terus menerus di
tempat kerja.
Adapun pengertian budaya kerja menurut para ahli adalah sebagai
berikut :
a. Hadari Nawawi
Budaya kerja adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh
pegawai dalam suatu organisasi. Pelanggaran terhadap kebiasaan ini
memang tidak memiliki sanksi yang tegas, tetapi pelaku organisasi
secara moral telah menyepakati bahwa kebiasaan tersbut merupakan
kebiasaan yang harus ditaati sebagai landasan untuk mencapai tujuan.
b. J.C. Herrera
Budaya kerja adalah sekumpulan sikap, kepercayaan, dan perilaku
yang mewarnai atmosfer keseharian lingkungan kerja, serta tercermin
dalam cara organisasi memperlakukan pelanggan dan pegawainya.
Dengan adanya budaya kerja, para pegawai mengetahui perilaku,
harapan (ekspektasi), dan hal-hal penting yang dituntut dari mereka
oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
c. Osborn dan Plastrik
Budaya kerja adalah seperangkat perilaku dan kerangka psikologis
ynag terinternalisasi sangat mendalam dan dimiliki Bersama oleh
anggota organisasi.

2
d. Mangkunegara
Budaya kerja merupakan perangkat asumsi atau system keyakinan,
nilai, dan norma yang dikembangkan dalam suatu organisasi yang
dapat dijadikan sebagai landasan tingkah laku anggota demi
mengatasi masalah adaptasi eksternal maupun integrasi internal.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa budaya kerja adalah nilai-nilai yang dipandang sebagai adat istiadat
atau kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pegawai di
tempat kerjanya sebagai landasan dalam berperilaku dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
2. Tujuan Budaya Kerja
Tujuan utama diterapkannya buday kerja adalah agar pegawai
menjadi lebih produktif dan bisa mewujudkan apa yang menjadi visi
perusahaan. Selain hal tersebut, beberapa tujuan lain dari penerapan
budaya kerja dalam sebuah perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Mengubah sikap dan perilaku sumber daya manusia (SDM) yang ada
agar dapat meningkatkan kinerja untuk menghadapi berbagai
tantangan di masa mendatang.
b. Dapat menjadi pembeda yang jelas antara satu perusahaan dan
perusahaan lainnya sehingga menjadi ciri khas atau karakteristik suatu
perusahaan.
c. Untuk merekatkan hubungan professional antara SDM yang satu
dengan SDM lainnya.
d. Agar tercipta satu komitmen yang sama, sesuai dengan visi dan misi
perusahaan.
e. Agar terjadi keselarasan dalam melaksanakan tugas dan kewenangan
di organisasi.
3. Manfaat Budaya Kerja
Budaya kerja menentukan cara pegawai berinteraksi satu sama
lain dan bagaimana sebuah organisasi beroperasi. Dalam Bahasa

3
awamnya, budaya kerja mengacu pada mentalitas seluruh pegawai
organisasi yang mempengaruhi seluruh atmosfer/suasana organisasi.
Sebuah organisasi dikatakan memiliki budaya kerja yang kuat ketika para
pegawainya mengikuti aturan organisasi serta prosedur operasi standar
yang diberikan.
Adapun manfaat penerapan budaya kerja, baik bagi perusahaan
maupun pegawai di suatu tempat kerja, antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan kebersamaan di tempat kerja
b. Menumbuhkan rasa kekeluargaan
c. Meningkatkan produktivitas kerja
d. Membangun komunikasi yang baik
e. Meningkatkan sikap tanggap terhadap perkembangan dari luar
perusahaan
f. Meningkatkan sikap tanggap dan saling terbuka satu sama lain
g. Meningkatkan kepuasan kerja
h. Meningkatkan disiplin pegawai.
4. Karakteristik Budaya Kerja yang Sehat
Adapun karakteristik budaya kerja yang sehat, antara lain sebagai
berikut :
a. Para pegawai mengalami kepuasan dalam bekerja yang berdampak
pada meningkatnya produktivitas mereka
b. Para pegawai rama satu sama lain
c. Setiap pegawai diperlukan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
tim kerja
d. Adanya apresiasi/penghargaan tertentu terhadap pegawai yang
berprestasi.
e. Adanya ruang diskusi, di dalamnya perbedaan pendapat
dihargai/diberi tempat
f. Kebijakan dan penduan teknis-praktis yang dibuat perusaha bersifat
“rama-pegawai” atau tidak memberatkan pegawai

4
g. Pimpinan tidak bermental “bos”, tetapi berlaku seperti mentor serta
sumber inspirasi dan motivasi bagi bawahan-bawahannya
h. Setiap kegiatan mendorong penguatan tim kerja sehingga setiap
pegawai merasa betah dan memiliki rasa memiliki terhadap
organisasi.
5. Jenis-jenis Budaya Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
Budaya kerja tiap perusahaan tidak selalu sama. Budaya kerja di
perusahaan A bisa jadi berbeda dengan budaya kerja di perusahaan B. hal
ini bergantung pada visi dan misi dari perusahaan itu sendiri. Menurut
Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI), terdapat empat
jenis budaya kerja yang dapat dipilih untuk diterapkan dalam sebuah
perusahaan. Keempat jenis budaya kerja tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hierarchical Culture
Sesuai dengan namanya, jenis budaya kerja ini berkaitan
dengan tingkat hierarki yang ada dalam perusahaan. Budaya kerja
merujuk pada struktur jabatan di suatu perusahaan. Oleh karena itu,
jalannya bisnis perusahaan berdasarkan pada aturan dan control
atasan sesuai dengan struktur yang berlaku.
Budaya kerja ini didasari pemikiran bahwa pengendalian
wewenang terletak pada pimpinan dengan posisi tinggi karena mereka
sudah memiliki pengalaman dan kemampuan yang lebih mumpuni.
Jadi, produktivitas dan visi perusahaan bisa terlaksana apabila budaya
kerja ini dijalankan dengan tepat.
b. Adhocracy Culture
Jika budaya kerja sebelumnya merujuk pada kendali
pimpinan, budaya kerja ini justru berlandaskan energi dan kreativitas
para pegawainya. Baik pimpinan maupun pegawai, diharapkan
mampu menjadi innovator yang berani untuk mengambil tantangan
dalam pekerjaan dan diharapkan mampu memotivasi pegawai lain.
Dalam budaya kerja ini, pegawai diberikan kebebasan untuk
berinovasi, selama itu menghasilkan sesuatu yang baik bagi

5
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang menerapkan budaya
kerja ini harus mampu menciptakan situasi kerja yang menyenangkan.
Perusahaan tetap memiliki standar, tetapi juga memberikan ruang bagi
pegawai untuk berinovasi dan berkreativitas. Semakin kreatif ide-ide
yang dilontarkan, semakin terbuka peluang bagi peningkatan kualitas
produk, serta semakin dinamis lingkungan kerja.
c. Clan Culture
Dalam budaya kerja ini, perusahaan menganggap seluruh
pegawainya bagian dari keluarga.
d. Market Culture
Berorientasi hasil (bukan proses) dengan target kerja yang tinggi, seta
menekankan persaingan antarkaryawan demi meraih keuntungan yang
maksimal bagi perusahaan.
6. Indikator Budaya Kerja yang Baik
Menurut Nurhadijah (2017), indikator budaya kerja adalah
sebagai berikut:
a. Disiplin, perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma
yang berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Karyawan yang
miliki kedisiplinan tinggi mempunyai karakteristik melaksanakan tata
tertib dengan baik, tugas dan tanggung jawab yang baik, disiplin waktu
dan kehadiran, disiplin dalam berpakaian.
b. Keterbukaan, kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang
benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan
perusahaan. Keterbukaan dalam hal ini kemampuan untuk
mengungkapkan pendapat dan perasaan secara jujur dan bersikap
langsung.
c. Saling menghargai, perilaku yang menunjukkan penghargaan
terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra
kerja. Indikator dari sikap saling menghargai antara lain: membiarkan
orang lain berbuat sesuatu sesuai haknya, menghormati pendapat orang
lain, serta bersikap hormat kepada setiap karyawan.

6
d. Kerja sama, kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi dari
dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target
perusahaan. Beberapa indikator untuk mengukur kerja sama antara
lain: tujuan yang jelas, terbuka dan jujur dalam komunikasi,
keterampilan mendengarkan yang baik, partisipasi semua anggota,
serta bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas

B. Eco Green (Ramah Lingkungan)


1. Pengertian Eco Green (Ramah Lingkungan)
Eco green adalah sebuah program atau gerakan berkelanjutan
yang mencita-citakan perancangan dari tahap perencanaan atau planning,
action, dan material ramah lingkungan, serta penggunaan energi dari
sumber daya yang efektif dan efisien. Eco green merupakan aktivitas
yang mengusung perihal lingkungan yang ramah dan usaha untuk
menyelamatkan dunia dari kerusakan fatal akibat ulah manusia yang
sangat rakus.
Aktivitas eco green menyangkut kehidupan sehari-hari manusia
seperti aktivitas ekonomi, sosial, dan aktivitas kehidupan lainnya yang
tanpa disadari dapat membawa konsekuensi terhadap kualitas alam di
lingkungan sekitar. Dapat dibayangkan betapa bumi yang kita huni
sekarang ini jika program eco green gagal. Hal ini tentu dapat
menyebabkan kerugian yang tidak hanya berimbas pada satu pulang, satu
negara, satu continental, satu bangsa, atau satu benua, akan tetapi satu
planet akan musnah dari ketidak berhasilan program eco green ini.
Oleh karena itu, kita sebagai pekerja sudah seharusnya
menerapkan gaya hidup atau aktivitas eco green di lingkungan pekerjaan
dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Dengan begitu, planet bumi yang
sudah mulai tua ini bias terjada dengan baik dan mampu bertahan serta
memberikan hunian yang nyaman bagi manusia lebih lama lagi.
2. Masalah Lingkungan Hidup
Berikut adalah beberapa masalah lingkungan hidup :

7
a. Tata Kelola yang Buruk
Menurut ekonom seperti Nicholas Stern, krisis iklim adalah
akibat dari berbagai kegagalan pasar.
Ekonom dan pemerhati lingkungan telah mendesak pembuat
kebijakan selama bertahun-tahun untuk menaikkan harga kegiatan
yang mengeluarkan gas rumah kaca yang kekurangannya merupakan
kegagalan pasar terbesar, misalnya melalui pajak karbon, yang akan
merangsang inovasi dalam teknologi karbon.
Pajak karbon nasional saat ini diterapkan di 27 negara di
seluruh dunia, termasuk berbagai negara di Uni Eropa, Kanada,
Singapura, Jepang, Ukraina, dan Argentina. Namun, menurut laporan
Penggunaan
b. Sampah makanan
Sepertiga dari makanan yang dimaksudkan untuk konsumsi
manusia sekitar 1,3 miliar ton terbuang. Ini cukup untuk memberi
makan 3 miliar orang. Limbah dan kerugian makanan menyumbang
4,4 gigaton emisi gas rumah kaca setiap tahun; jika itu sebuah negara,
limbah makanan akan menjadi penghasil gas rumah kaca tertinggi
ketiga, di belakang Cina dan AS.
Pemborosan dan kehilangan makanan terjadi pada tahap yang
berbeda di negara berkembang dan negara maju; di negara
berkembang, 40% sisa makanan terjadi di tingkat pasca panen dan
pengolahan, sedangkan di negara maju, 40% sisa makanan terjadi di
tingkat ritel dan konsumen.
Di tingkat ritel, jumlah makanan yang terbuang sia-sia karena
alasan estetika; faktanya, di AS, lebih dari 50% dari semua produk
yang dibuang di AS dilakukan karena dianggap “terlalu jelek” untuk
dijual kepada konsumen - ini berjumlah sekitar 60 juta ton buah dan
sayuran. Hal ini menyebabkan kerawanan pangan, salah satu masalah
lingkungan terbesar dalam daftar.
c. Kehilangan Keanekaragaman Hayati

8
Selama 50 tahun terakhir telah terlihat pertumbuhan pesat
konsumsi manusia, populasi, perdagangan global, dan urbanisasi,
yang mengakibatkan umat manusia menggunakan lebih banyak
sumber daya Bumi daripada yang dapat diisi ulang secara alami.
Laporan WWF baru-baru ini menemukan bahwa ukuran
populasi mamalia, ikan, burung, reptil, dan amfibi telah mengalami
penurunan rata-rata 68% antara tahun 1970 dan 2016.
Secara lebih luas, analisis baru-baru ini menemukan bahwa
kepunahan massal keenam satwa liar di Bumi semakin cepat. Lebih
dari 500 spesies hewan darat berada di ambang kepunahan dan
kemungkinan besar akan hilang dalam waktu 20 tahun; jumlah yang
sama hilang selama satu abad terakhir. Para ilmuwan mengatakan
bahwa tanpa perusakan alam oleh manusia, tingkat kehilangan ini
akan memakan waktu ribuan tahun.
d. Polusi Plastik
Sebuah laporan oleh jurnal sains, Nature, menetapkan bahwa
saat ini, sekitar 11 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahun,
merusak habitat satwa liar dan hewan yang hidup di dalamnya.
Penelitian menemukan bahwa jika tidak ada tindakan yang diambil,
krisis plastik akan tumbuh menjadi 29 juta metrik ton per tahun pada
tahun 2040. Jika kita memasukkan mikroplastik ke dalam ini, jumlah
kumulatif plastik di lautan bisa mencapai 600 juta ton pada tahun
2040.
Yang mengejutkan, National Geographic menemukan bahwa
91% dari semua plastik yang pernah dibuat tidak didaur ulang, tidak
hanya mewakili salah satu masalah lingkungan terbesar dalam hidup
kita, tetapi juga kegagalan pasar besar-besaran lainnya.
e. Penggundulan hutan
Setiap menit, hutan seluas 20 lapangan sepak bola ditebang.
Pada tahun 2030, planet ini mungkin hanya memiliki 10% hutannya;

9
jika deforestasi tidak dihentikan, semuanya bisa hilang dalam waktu
kurang dari 100 tahun.
Tiga negara yang mengalami tingkat deforestasi tertinggi
adalah Brasil, Republik Demokratik Kongo dan Indonesia, namun
Indonesia sedang menangani deforestasi, sekarang melihat tingkat
terendah sejak awal abad ini.
f. Polusi udara
Salah satu masalah lingkungan terbesar saat ini adalah polusi
udara luar ruangan. Penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menunjukkan bahwa diperkirakan 4,2 hingga 7 juta orang
meninggal karena polusi udara di seluruh dunia setiap tahun dan
bahwa sembilan dari 10 orang menghirup udara yang mengandung
polutan tingkat tinggi.
Setelah pandemi COVID-19, perhatian diberikan pada peran
gas polusi udara dalam mengangkut molekul virus. Studi awal telah
mengidentifikasi korelasi positif antara kematian terkait COVID-19
dan polusi udara dan ada juga hubungan yang masuk akal dari partikel
di udara yang membantu penyebaran virus.
Hal ini dapat berkontribusi pada tingginya angka kematian di
China, di mana kualitas udara terkenal buruk, meskipun studi yang
lebih definitif harus dilakukan sebelum kesimpulan seperti itu dapat
ditarik.
g. Lapisan Es yang Mencair dan Kenaikan Permukaan Laut
Krisis iklim memanaskan Arktik lebih dari dua kali lebih cepat
dari tempat lain di planet ini. Laut sekarang naik rata-rata 3,2 mm per
tahun secara global, dan diperkirakan akan naik menjadi total 0,2
hingga 2m pada tahun 2100.
Di Kutub Utara, Lapisan Es Greenland menimbulkan risiko
terbesar bagi permukaan laut karena pencairan es darat adalah
penyebab utama penyebab naiknya permukaan air laut. Menurut data
satelit, lapisan es Greenland kehilangan rekor jumlah es pada tahun

10
2019: rata-rata satu juta ton per menit sepanjang tahun, salah satu
masalah lingkungan terbesar yang memiliki efek mengalir.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Budaya kerja adalah nilai-nilai yang dipandang sebagai adat istiadat atau
kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pegawai di tempat
kerjanya sebagai landasan dalam berperilaku dalam rangka mencapai tujuan
Bersama.
2. Eco green adalah sebuah program atau gerakan berkelanjutan yang mencita-
citakan perancangan dari tahap perencanaan atau planning, action, dan
material ramah lingkungan, serta penggunaan energi dari sumber daya yang
efektif dan efisien

12
DAFTAR PUSTAKA

https://static.buku.kemdikbud.go.id/content/pdf/bukuteks/kurikulum21/
Manajemen-Perkantoran-Layanan-Bisnis-KLS-X-Sem-1.pdf diakses pada
tanggal 27 Agustus 2023.

https://www.kitalulus.com/bisnis/budaya-kerja diakses pada tanggal 27 Agustus


2023.

https://www.kajianpustaka.com/2019/08/pengertian-fungsi-aspek-dan-jenis-
budaya-kerja.html diakses pada tanggal 27 Agustus 2023.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber daya Manusia


Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Triguno. 2003. Budaya Kerja (falsafah, tantangan, lingkungan yang kondusif,


kualitas, pemecahan masalah). Jakarta: Golden Terayon Press.

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Teori Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

13

Anda mungkin juga menyukai