Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
” Unsur Unsur dari Budaya Kerja dan Indikator dari Budaya Kerja serta
Contoh Contoh Budaya Kerja di Organisasi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Etika Profesi dan Budaya . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Budaya Kerja di
Organisasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan pengertian budaya kerja
2.Apa saja unsur- unsur budaya kerja
3.Apa saja indikator dari budaya kerja
4.Apa saja implemenstasi budaya kerja di Organisasi
C. TUJUAN
1.Untuk memahami pengertian budaya kerja
2.Untuk mengetahui unsur-unsur budaya kerja
3. Untuk mengetahui indikator dari budaya kerja
4.Untuk mengetahui implementasi budaya kerja di Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
Akuntabilitas
Ekuitas
Ekspresi
Komunikasi
Pengakuan
Akuntabilitas
Ketika setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan bertanggung jawab atas
perilakunya, itu menunjukkan lingkungan kerja yang sehat. Tempat kerja yang
seimbang memungkinkan orang merasa cukup nyaman untuk menghargai ide dan
kesalahan mereka.
Ekuitas
Ekspresi
Orang umumnya lebih bahagia, lebih produktif, dan lebih fokus ketika mereka
merasa mampu mengekspresikan diri di tempat kerja. Jika karyawan memiliki
kebebasan dalam gaya pribadi mereka dan bagaimana mereka mendekorasi
ruang kerja mereka, itu menunjukkan tingkat kenyamanan dalam budaya kerja
mereka.
Komunikasi
Komunikasi terbuka sangat penting untuk lingkungan tempat kerja yang produktif.
Setiap orang dalam suatu perusahaan harus memahami bagaimana memberi dan
menerima feedback, berbagi ide, berkolaborasi, dan memecahkan masalah.
Semua tim terkadang memiliki konflik antarpribadi, tetapi budaya kerja yang
fungsional akan memungkinkan mereka untuk menyelesaikan masalah dan
bekerja sebagai tim meskipun ada tantangan. Hindari perusahaan dengan budaya
kerja di mana orang merasa tidak dapat berbicara tentang konflik atau
kekhawatiran, karena tidak akan ada banyak ruang untuk berkembang.
Pengakuan
Budaya kerja adalah konsep kompleks yang terus berkembang di tempat kerja
berdasarkan banyak unsur. Sementara beberapa orang mungkin menghargai
budaya kerja yang lebih tradisional dan yang lain menginginkan sesuatu yang lebih
modern dan menyenangkan, semua budaya kerja yang sehat memiliki banyak
kesamaan. Budaya kerja berpijak dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa atau
masyarakat Indonesia yang diubah menjadi nilai-nilai baru yang akan menjadi
sikap dan upaya menghadapi tantangan kerja.
Budaya kerja merupakan suatu organisasi komitmen yang luas dalam upaya untuk
membangun sumber daya manusia, proses kerja dan hasil kerja yang lebih baik.
Untuk mencapai tingkat kualitas yang makin baik tersebut diharapkan bersumber
dari perilaku setiap individu yang terkait dalam organisasi kerja itu sendiri. Setiap
fungsi atau proses kerja mempunyayi perbedaan cara kerja, yang mengakibatkan
berbeda nilai-nilai yang cocok untuk diambil dalam kerangka kerja organisasi.
Setiap nilai-nilai apa yang sepatutnya dimiliki oleh pemimpin puncak dan pemimpin
lainnya, bagaimana perilaku setiap orang akan mempengaruhi kerja mereka.
Menurut Taliziduhu Ndraha, budaya kerja dapat dibagi menjadi dua unsur, yaitu:
1) Falsafah, berupa nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 1945, agama, tradisi, dan
teknologi.
Budaya kerja berpijak dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa atau
masyarakat Indonesia yang diolah sedemikian rupa menjadi nilai-nilai
baru yang akan menjadi sikap dan perilaku
manajemen yang diharapkan dalam upaya menghadapi tantangan baru, budaya k
erja tidak akan muncul begitu saja, akan tetapi harus diupayakan dengan
sungguh-sungguh
melalui proses yang terkendali dengan melibatkan semua sumber daya manusia
dalam seperangkat system, alat-alat dan teknik pendukung. Budaya kerja akan
menjadi kenyataan melalui proses panjang, karena perubahan nilai-nilai
lama menjadi nilai-nilai baru akan memakan waktu untuk menjadi
kebiasaan yang tak henti-hentinya terus melakukan penyempurnaan dan
perbaikian. Komponen-komponen budaya kerja
1.Anggapan dasar tentang
k e r j a Pendirian atau anggapan dasar atau kepercayaan dasar ten
t a n g k e r j a , t e r b e n t u k n y a melalui kontruksi pemikiran silogistik. Premisnya
adalah pengalaman hidum empiric dankesimpulan.
2 . S i k a p t e r h a d a p p e k e r j a Manusia menunjukkan berbagai sikap
terhadap kerja, sikap adalah kecenderungan jiwaterhadap sesuatu,
kecenderungan itu berkisar antara menerima sepenuhnya atau menolak sekeras
kerasnya.
3 . P e r i l a k u k e t i k a b e k e r j a Perilaku menunjukan bagaimana seseorang
bekerja
4.Lingkungan kerja dan alat
k e r j a D a l a m l i n g k u n g a n m a n u s i a m e m b a n g u n l i n g k u n g a n
k e r j a y a n g n y a m a n d a n menggunakan alat (teknologi) agar ia bekerja
efektif, efesien dan produktif.
5 . E t o s
k e r j a Istilah etos diartikan sebagai watak atau semangat funda
mental budaya, berbagai
ungkapan menunjukan kepercayaan, kebiasaan, atau perila
k u s u a t u k e l o m p o k masyarakat. Jadi etos berkaitan erat dengan budaya
kerja.Budaya keja merupakan suatu organisasi komitmen yang luas
dalam upaya membangun
sumber daya manusia, proses kerja dan hasil kerja yang lebih ba
i k . u n t u k m e n c a p a i t i n g a t kualitas yang makin baik tersebut diharapkan
bersumber dari perilaku setiap individu yang terjaitdalam organisasi kerja itu
sendiri. Setiap fungsi atau proses kerja mempunyai perbedaan carakerja
yang mengakibatkan berbeda nilai-nilai yang cocok untuk diambil dalam
kerangka kerja organisasi
C. Indikator indikator budaya kerja
1) Kebiasaan
2) Peraturan
3) Nilai-nilai
Nilai merupakan penghayatan seseorang mengenai apa yang lebih penting atau
kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar
atau kurang benar. Untuk dapat berperan nilai harus menampakkan diri melalui
media atau encoder tertentu. Nilai bersifat abstrak, hanya dapat diamati atau
dirasakan jika terekam atau termuat pada suatu wahana atau budaya kerja. Jadi
nilai dan budaya kerja tidak dapat dipisahkan dan keduanya harus ada
keselarasan dengan budaya kerja searah, keserasian dan keseimbangan. Maka
penilaian dirasakan sangat penting untuk memberikan evaluasi terhadap kinerja
pegawai agar dapat memberikan nilai baik secara kualitas maupun kuantitas
Indikator Budaya Kerja Menurut Triguno, dkk (2004:8) indikator budaya kerja dapat
dibagi menjadi:
a. Sikap Terhadap Pekerjaan Yaitu kesukaan akan kerja dibandingkan dengan
kegiatan lain, seperti bersantai atau semata-mata memperoleh kepuasan dari
kesibukan pekerjaannya sendiri atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya
untuk kelangsungan hidupnya,