Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
” Unsur Unsur dari Budaya Kerja dan Indikator dari Budaya Kerja serta
Contoh Contoh Budaya Kerja di Organisasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Etika Profesi dan Budaya . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Budaya Kerja di
Organisasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu .,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, selaku dosen


mata kuliah Etika Profesi dan Budaya yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi , 27 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Budaya kerja adalah suatu filsafah dengan didasari pandangan


hidup dengan nilai nilai menjadi sifat, kebiasaan dan juga
p e n d o r o n g y a n g d i b u d a y a k a n d a l a m s u a t u k e l o m p o k d a n tercermin
dalam sikap menjadi perilaku, cita
cita, pendapat, pandangan serta tindakan yangterwujud sebagi kerja atau
bekerja.U n t u k   m e m b e n t u k   b u d a y a   k e r j a   y a n g   b a i k   m e m b u t u h k a n
waktu bertahun-tahun untuk merubahnya, maka itu perlu adanya
pembenahan yang dimulai dari sikap dan tingkah
l a k u  pemimpinnya kemudian diakui para bawahannya. Terbentuknya budaya kerj
a diawali tingkatkesadaran pemimpin atau pejabat yang ditunjuk dimana
besarnya hubungan antara pemimpindan bawahannya sehingga akan
menentukan suatu cara tersendiri apa yang dijalankan dalam  perangkat
suatu kerja atau organisasi

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan pengertian budaya kerja
2.Apa saja unsur- unsur budaya kerja
3.Apa saja indikator dari budaya kerja
4.Apa saja implemenstasi budaya kerja di Organisasi

C. TUJUAN
1.Untuk memahami pengertian budaya kerja
2.Untuk mengetahui unsur-unsur budaya kerja
3. Untuk mengetahui indikator dari budaya kerja
4.Untuk mengetahui implementasi budaya kerja di Organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

B.Unsur unsur budaya kerja

Budaya adalah konsep kompleks yang terus berkembang di tempat kerja


berdasarkan banyak unsur. Sementara beberapa orang mungkin menghargai
budaya kerja yang lebih tradisional dan yang lain menginginkan sesuatu yang lebih
modern dan menyenangkan, semua budaya kerja yang sehat memiliki banyak
kesamaan. Berikut tanda-tanda budaya kerja yang baik:

 Akuntabilitas
 Ekuitas
 Ekspresi
 Komunikasi
 Pengakuan

Akuntabilitas

Ketika setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan bertanggung jawab atas
perilakunya, itu menunjukkan lingkungan kerja yang sehat. Tempat kerja yang
seimbang memungkinkan orang merasa cukup nyaman untuk menghargai ide dan
kesalahan mereka. 

Akuntabilitas terbuka memungkinkan setiap karyawan untuk belajar dari tantangan


daripada menghindarinya. Akuntabilitas menumbuhkan budaya kerja berdasarkan
kerja tim, komunikasi terbuka, dapat dipercaya dan tanggung jawab.

Ekuitas

Perusahaan yang memperlakukan semua karyawannya sama seringkali memiliki


budaya kerja yang sehat. Setiap posisi dalam sebuah perusahaan memiliki nilai,
dan memberikan kesempatan kepada setiap orang akan meningkatkan semangat
kerja karyawan. Favoritisme di tempat kerja adalah tanda budaya kerja yang
beracun dan dapat menyebabkan perasaan tidak percaya dan kebencian di antara
rekan kerja, membuat lingkungan tempat kerja yang adil penting untuk budaya
kerja yang positif.

Ekspresi
Orang umumnya lebih bahagia, lebih produktif, dan lebih fokus ketika mereka
merasa mampu mengekspresikan diri di tempat kerja. Jika karyawan memiliki
kebebasan dalam gaya pribadi mereka dan bagaimana mereka mendekorasi
ruang kerja mereka, itu menunjukkan tingkat kenyamanan dalam budaya kerja
mereka.

Komunikasi

Komunikasi terbuka sangat penting untuk lingkungan tempat kerja yang produktif.
Setiap orang dalam suatu perusahaan harus memahami bagaimana memberi dan
menerima feedback, berbagi ide, berkolaborasi, dan memecahkan masalah.

Semua tim terkadang memiliki konflik antarpribadi, tetapi budaya kerja yang
fungsional akan memungkinkan mereka untuk menyelesaikan masalah dan
bekerja sebagai tim meskipun ada tantangan. Hindari perusahaan dengan budaya
kerja di mana orang merasa tidak dapat berbicara tentang konflik atau
kekhawatiran, karena tidak akan ada banyak ruang untuk berkembang.

Pengakuan

Budaya kerja yang berkembang mengakui keberhasilan karyawan dan memberi


penghargaan kepada orang-orang ketika mereka melakukannya dengan baik.
Manajemen di lingkungan tempat kerja yang sehat akan mencari atribut positif dari
setiap orang dalam tim dan mendorong penggunaan bakat mereka. Pengakuan
karyawan mulai dari pujian verbal yang teratur hingga gaji yang kompetitif dapat
membangun budaya kerja yang menghargai dan saling menghormati.

Unsur– Unsur Budaya Kerja

Budaya kerja adalah konsep kompleks yang terus berkembang di tempat kerja
berdasarkan banyak unsur. Sementara beberapa orang mungkin menghargai
budaya kerja yang lebih tradisional dan yang lain menginginkan sesuatu yang lebih
modern dan menyenangkan, semua budaya kerja yang sehat memiliki banyak
kesamaan. Budaya kerja berpijak dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa atau
masyarakat Indonesia yang diubah menjadi nilai-nilai baru yang akan menjadi
sikap dan upaya menghadapi tantangan kerja.

Budaya kerja merupakan suatu organisasi komitmen yang luas dalam upaya untuk
membangun sumber daya manusia, proses kerja dan hasil kerja yang lebih baik.
Untuk mencapai tingkat kualitas yang makin baik tersebut diharapkan bersumber
dari perilaku setiap individu yang terkait dalam organisasi kerja itu sendiri. Setiap
fungsi atau proses kerja mempunyayi perbedaan cara kerja, yang mengakibatkan
berbeda nilai-nilai yang cocok untuk diambil dalam kerangka kerja organisasi.
Setiap nilai-nilai apa yang sepatutnya dimiliki oleh pemimpin puncak dan pemimpin
lainnya, bagaimana perilaku setiap orang akan mempengaruhi kerja mereka.

Menurut Taliziduhu Ndraha, budaya kerja dapat dibagi menjadi dua unsur, yaitu:

1) Sikap terhadap pekerjaan, yakni kesukaan akan bekerja dibandingkan dengan


kegiatan lain untuk memperoleh kepuasan dari kesibukan pekerjaannya sendiri,
atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya untuk kelangsungan hidupnya.

2) Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab,


berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan
kewajibannya, suka membantu sesma pegawai, atau sebaliknya.

Menurut Triguno unsur-unsur dalam budaya organisasi, antara lain:

1)      Falsafah, berupa nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 1945, agama, tradisi, dan
teknologi.

2)      Kualitas, yakni dimensi yang meliputi performance, features, conformance,


durability, serviceability, aesthetics, perseived quality, value, responveness,
humanity, security, dan competency.

3)      Nilai-nilai instrumen, yakni standar mutu, hubungan pemasok-pelanggan,


orientasi pencegahan, mutu dan setiap sumber, dan penyempurnaan terus-
menerus.

Budaya kerja berpijak dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa atau
masyarakat Indonesia yang diolah sedemikian rupa menjadi nilai-nilai
baru yang akan menjadi sikap dan perilaku
manajemen yang diharapkan dalam upaya menghadapi tantangan baru, budaya k
erja tidak akan muncul begitu saja, akan tetapi harus diupayakan dengan
sungguh-sungguh
melalui proses yang terkendali dengan melibatkan semua sumber daya manusia 
dalam seperangkat system, alat-alat dan teknik pendukung. Budaya kerja akan
menjadi kenyataan melalui proses panjang, karena perubahan nilai-nilai
lama menjadi nilai-nilai baru akan memakan waktu untuk menjadi
kebiasaan yang tak henti-hentinya terus melakukan penyempurnaan dan
perbaikian. Komponen-komponen budaya kerja
1.Anggapan dasar tentang
k e r j a Pendirian atau anggapan dasar atau kepercayaan dasar ten
t a n g   k e r j a ,   t e r b e n t u k n y a melalui kontruksi pemikiran silogistik. Premisnya
adalah pengalaman hidum empiric dankesimpulan.
2 . S i k a p t e r h a d a p p e k e r j a Manusia menunjukkan berbagai sikap
terhadap kerja, sikap adalah kecenderungan jiwaterhadap sesuatu,
kecenderungan itu berkisar antara menerima sepenuhnya atau menolak sekeras
kerasnya.
3 . P e r i l a k u k e t i k a b e k e r j a Perilaku menunjukan bagaimana seseorang
bekerja
4.Lingkungan kerja dan alat
k e r j a D a l a m   l i n g k u n g a n   m a n u s i a   m e m b a n g u n   l i n g k u n g a n 
k e r j a   y a n g   n y a m a n   d a n menggunakan alat (teknologi) agar ia bekerja
efektif, efesien dan produktif.
5 . E t o s
k e r j a Istilah etos diartikan sebagai watak atau semangat funda
mental budaya, berbagai
ungkapan menunjukan kepercayaan, kebiasaan, atau perila
k u   s u a t u   k e l o m p o k   masyarakat. Jadi etos berkaitan erat dengan budaya
kerja.Budaya keja merupakan suatu organisasi komitmen yang luas
dalam upaya membangun
sumber daya manusia, proses kerja dan hasil kerja yang lebih ba
i k . u n t u k   m e n c a p a i   t i n g a t kualitas yang makin baik tersebut diharapkan
bersumber dari perilaku setiap individu yang terjaitdalam organisasi kerja itu
sendiri. Setiap fungsi atau proses kerja mempunyai perbedaan carakerja
yang mengakibatkan berbeda nilai-nilai yang cocok untuk diambil dalam
kerangka kerja organisasi
C. Indikator indikator budaya kerja

Adapun indikator-indikator budaya kerja menurut Taliziduhu Ndraha  dapat


dikategorikan tiga Yaitu :

1)  Kebiasaan

Kebiasaan-kebiasaan biasanya dapat dilihat dari cara pembentukan perilaku


berorganisasi pegawai, yaitu perilaku berdasarkan kesadaran akan hak dan
kewajiban, kebebasan atau kewenangan dan tanggungjawab baik pribadi maupun
kelompok di dalam ruang lingkup lingkungan pekerjaan. Adapun istilah lain yang
dapat dianggap lebih kuat ketimbang sikap, yaitu pendirian (position), jika sikap
bisa berubah pendiriannya diharapkan tidak berdasarkan keteguhan atau
kekuatannya. Maka dapat diartikan bahwa sikap merupakan cermin pola tingkah
laku atau sikap yang sering dilakukan baik dalam keadaan sadar ataupun dalam
keadaan tidak disadar, kebiasaan biasanya sulit diperbaiki secara cepat
dikarenakan sifat yang dibawa dari lahiriyah, namun dapat diatasi dengan adanya
aturan-aturan yang tegas baik dari organisasi ataupun perusahaan.

2)  Peraturan

Untuk memberikan ketertiban dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas


pekerjaan pegawai, maka dibutuhkan adanya peraturan karena peraturan
merupakan bentuk ketegasan dan bagian terpenting untuk mewujudkan pegawai
disiplin dalam mematuhi segala bentuk peraturan-peraturan yang berlaku di
lembaga pendidikan. Sehingga diharapkan pegawai memiliki tingkat kesadaran
yang tinggi sesuai dengan konsekwensi terhadap peraturan yang berlaku baik
dalam organisasi perusahaan maupun di lembaga pendidikan.

3)  Nilai-nilai

Nilai merupakan penghayatan seseorang mengenai apa yang lebih penting atau
kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar
atau kurang benar. Untuk dapat berperan nilai harus menampakkan diri melalui
media atau encoder tertentu. Nilai bersifat abstrak, hanya dapat diamati atau
dirasakan jika terekam atau termuat pada suatu wahana atau budaya kerja. Jadi
nilai dan budaya kerja tidak dapat dipisahkan dan keduanya harus ada
keselarasan dengan budaya kerja searah, keserasian dan keseimbangan. Maka
penilaian dirasakan sangat penting untuk memberikan evaluasi terhadap kinerja
pegawai agar dapat memberikan nilai baik secara kualitas maupun kuantitas

Indikator Budaya Kerja Menurut Triguno, dkk (2004:8) indikator budaya kerja dapat
dibagi menjadi:
a. Sikap Terhadap Pekerjaan Yaitu kesukaan akan kerja dibandingkan dengan
kegiatan lain, seperti bersantai atau semata-mata memperoleh kepuasan dari
kesibukan pekerjaannya sendiri atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya
untuk kelangsungan hidupnya,

b. Perilaku Pada Waktu Bekerja Seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab,


berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tuga dan
kewajibannya, suka membantu sesama karyawan atau sebaliknya.

c. Disiplin Kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai,


patuh dan taat terhadap peraturan yang sudah ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai