Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PKWU

WIRAUSAHA PRODUK KERAJINAN ASBAK ROKOK


DARI STIK ES KRIM UNTUK
PASAR LOKAL

Disusun oleh:
Nama: Fahri Ardiansyah Putra
Kelas : XII IPS 1
Mata pelajaran: PKWU
Guru pembimbing: Hartika S. Pd.

SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III


TAHUN PEMBELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hanturkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
rahmat dan karunia-Nya juah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Wirausaha Produk Kerajinan ASBAK ROKOK Dari STIK ES KRIM Untuk Pasar Lokal”.

Kewirausahaan merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki untuk dapat


berperan dimasa depan. Kewirausahaan meliputi pengolahan jiwa, semangat, pengetahuan,
potensi kreatif, dan keterampilan. Kreativitas dan keterampilan dalam menghasilkan produk
kerajinan, produk rekayasa, produk budi daya, maupun produk pengolahan. Teknik yang
dilatihkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan potensi dan kearifan lokal yang khas di daerah
masing-masing. Produk-produk tersebut berpotensi memiliki nilai ekonomi melalui
wirausaha.

Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan memberikan bimbingan baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Penulis menyadari, makalah ini banyak memiliki kekurangan, untuk itulah berbagai
kritik dan saran dari berbagai pihak sangat di harapkan oleh penulis. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Pangkalan Balai, Agustus 2021

Penulis
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

Perencanaan Usaha Kerajinan Untuk Pasar lokal.............................. 2

Perancangan dan Produksi Kerajinan Untuk Pasar Lokal…………. 3

Penghitungan Harga Jual Produk Kerajinan Untuk Pasar Lokal…... 4

Media Promosi Produk Kerajinan Untuk Pasar Lokal……………… 5

Penjualan Sistem Konsinyasi Produk Kerajinan Untuk Pasar Lokal.. 6

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produk kerajinan dapat diartikan sebagai hasil karya yang dibuat menggunakan
keterampilan tangan, produk kerajinan biasanya menggunakan bahan-bahan yang biasa
digunakan daalam kehidupan sehari-hari. Nilai seni adalah nilai yang ada pada setiap produk
kerajinan. Selanjutnya adalah pengertian dari pasar lokal, pasar lokal adalah pasar yang
hanya ada atau hanya terdapat pada suatu daerah atau wilayah tertentu saja. Dengan
demikian produk kerajinan untuk pasar lokal adalah produk yang memiliki nilai atau ciri-ciri
yang mirip dengan kebudayaan daerah tersebut.

Stik es krim adalah alat yang memiliki fungsi sebagai pegangan saat mengonsumsi es krim. Biasanya es
krim popsicle yang menggunakan stik. Es krim ini memiliki tekstur beku yang amat padat, sehingga dapat
merekat sempurna pada pegangan atau stik. Selain menjadi pegangan, stick es krim juga memiliki banyak
fungsi.Tidak hanya para produsen es krim profesinal yang dapat menggunakan stik es krim. Nyatanya stik
es krim ini dijual bebas di pasaran. Hal tersebut justru lebih memudahkan para pemula bisnis es krim yang
ingin merintis usahanya dengan memanfaatkan stick.

Stik es krim memiliki motif dan warna menarik. Stick es krim yang paling sederhana umumnya berwarna
cokelat yang juga digunakan oleh para pebisnis profesional. Namun, stik es krim yang dijual di pasaran
tidak memiliki label produksi. Berbeda dengan pebisnis es krim yang sudah terkenal pasti mencantunmkan
brand pada stiknya.Stik es krim memiliki variasi harga sesuai dengan motif dan warnanya. Stik es krim
dengan tampilan polos dan berwarna cokelat dijual lebih murah daripada yang full color atau memiliki
motif. Namun, stik es krim bermotif juga sering digunakan untuk kebutuhan lainnya, seperti kerajinan
tangan dari stik es krim begitu banyak peralatan yang memiliki multifungsi, seperti stick es krim. Selain
digunakan sebagai pegangan, stik es krim  juga sering dimanfaatkan pelajar untuk membuat karya dari
kerajinan tangan. Kerajinan tangan yang dibuat mulai dari bentuk rumah-rumahan, rumah adat, pigura,
jembatan, pesawat, dan lain-lain.

Untuk membuat karya semakin menarik, pemilihan stik es krim bermotif dan memiliki banyak warnalah
yang sering digunakan. Namun, tidak jarang para pelajar membeli stik es krim polos lalu memberikan
tambahan warna dan motif sendiri. Biasanya mereka memanfaatkan pewarna tekstil untuk membuat stick es
krim lebih menarik.

Kerajinan tangan dari stik es krim yang paling sering dibuat adalah rumah-rumahan atau rumah adat. Nah,
untuk membuat rumah lebih menarik kamu bisa memanfaatkan stik es krim berwarna atau memberikan
warna secara manual menggunakan cat atau media lainnya

Dengan adanya makalah ini, saya menciptakan sebuah kreasi ASBAK ROKOK Dari STIK ES KRIM yang
mudah di dapatkan dengan harga yang terjangkau. Terutama, untuk kalangan para pelajar harga yang saya
tawarkan sangatlah ekonomis.

STIK ES KRIM memang sudah banyak dimanfaatkan sebagai kerajinan, namun saya mengembangkan
STIK ES KRIM sebagai ASBAK ROKOK. STIK ES KRIM yang semula hanya digunakan sebagai bahan
bakar, kini bisa menjadi alternatif kerajinan yang dapat digunakan. Kerajinan ini diharapkan dapat menjadi
solusi bagi keinginan masyarakat modern saat ini.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Usaha Kerajinan untuk Pasar Lokal


Berdasarkan luasannya, pasar dapat dibedakan menjadi pasar lokal, pasar
nasional, dan pasar global atau pasar internasional. Pasar lokal dapat dipahami
sebagai pasar yang terbatas di lingkungan atau daerah yang sama dengan tempat
produksi. Pasar dapat dibagi berdasarkan kesamaan perilaku pembeli. Pembagian
pasar tersebut dikenal dengan segmentasi pasar. Segmentasi pasar sasaran dapat
dibedakan secara geografis atau tempat, secara demografis (usia, gender, bangsa dan
etnis, pekerjaan, tingkat ekonomi), dan secara psikografis (karakter kelas sosial, gaya
hidup, dan kepribadian). Pasar sasaran yang berbeda memiliki kebutuhan, keinginan,
selera, dan daya beli yang berbeda pula. Kebutuhan dan keinginan dari suatu daerah
bisa berbeda dengan daerah lainnya. Kebutuhan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
misalnya daerah yang bersuhu rendah menyebabkan orang-orangnya membutuhkan
penghangat. Sebaliknya, bila suhu tinggi akan dibutuhkan penyejuk, misalnya
kerajinan kipas. Kebutuhan juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan, misalnya kegiatan
membawa barang membuat orang memiliki kebutuhan akan alat bawa. Kebutuhan
akan suatu produk juga dapat disebabkan karena kebiasaan atau budaya. Kebiasaan
memberi hadiah atau tanda mata kepada orang lain, membuat munculnya kebutuhan
akan produk yang unik atau khas daerah tertentu. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
dapat dipenuhi oleh produk kerajinan. Selain kebutuhan, pasar sasaran juga memiliki
keinginan. Keinginan untuk memiliki produk pada umumnya muncul dari gaya hidup
dan selera.

Pada prinsipnya, pasar terjadi karena adanya permintaan (dari pembeli) dan
penawaran (dari penjual). Potensi pasar dapat diketahui melalui dua pendekatan, yaitu
pendekatan permintaan dan pendekatan penawaran. Pendekatan permintaan adalah
dengan mencari tahu kebutuhan dari pasar sasaran, sedangkan pendekatan penawaran
mengandalkan pada kemampuan wirausahawan membuat produk inovatif. Kedua
pendekatan ini dapat digunakan untuk mengenali potensi pasar.

Kebutuhan pasar lokal dapat diketahui dengan melakukan pengamatan terhadap


pasar sasaran. Misalnya untuk mengenali kebutuhan pasar sasaran siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler olahraga, kita dapat mengamati kebiasaan mereka. Siswa
tersebut pada umumnya berangkat ke sekolah dengan membawa baju ganti dan
perlengkapan olahraga selain buku pelajaran dan perlengkapan sekolah. Mereka
membutuhkan tas untuk membawa perlengkapan ekstrakurilernya. Bentuk, ukuran,
dan warna dari tas tersebut harus sesuai dengan selera mereka. Selain pengamatan,
kita juga dapat mewawancarai pasar sasaran untuk mengetahui kebutuhan dan selera
mereka. Pertanyaan yang dapat diajukan diantaranya; Tas seperti apa yang mudah dan
nyaman digunakan? Tas seperti apa yang mereka sukai? Warna dan motif apa yang
disukai?
Ide pengembangan produk kerajinan untuk pasar lokal juga dapat diperoleh dengan
mengenali kebiasaan di daerah setempat, misalnya kebiasaan melepas alas kaki saat
masuk ke dalam rumah. Kebiasaan tersebut membuka peluang pengembangan produk
rak sepatu atau tempat penyimpanan alas kaki yang serasi dengan tempatnya
diletakkan dan memudahkan penyimpanan dan pengambilan alas kaki. Peluang lain
dari kebiasaan tersebut adalah membuat sandal khusus untuk di dalam rumah agar
telapak kaki terlindungi dari dinginnya lantai.

Sumber Daya Material, Teknik, dan Ide Produk Kerajinan, Sumber daya usaha
yang dibutuhkan untuk wirausaha kerajinan adalah bahan baku atau material, teknik
dan alat, serta keterampilan. Wirausaha kerajinan untuk pasar lokal dapat dimulai
dengan melihat potensi bahan baku, potensi teknik, dan keterampilan yang ada di
daerah tersebut. Bahan baku dapat berupa bahan alam atau bahan buatan yang banyak
tersedia di lingkungan sekitar. Bahan alam, misalnya serat nanas, eceng gondok, tanah
liat, kayu, rotan, bambu, kerang, dan tulang. Bahan buatan, seperti kain, plastik, kaca,
dan karet. Bahan baku atau material yang akan dimanfaatkan untuk memproduksi
produk kerajinan harus memiliki jumlah yang cukup agar produk yang dihasilkan
memiliki standar bentuk dan kualitas yang sama. Teknik pembuatan produk
tergantung dari materialnya. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk pembuatan
kerajinan di antaranya teknik ukir, teknik sambungan, teknik anyam, dan teknik jahit.

Perancangan produk didasari beberapa faktor pertimbangan, yaitu fungsi produk,


pengguna produk, material, teknik pembuatan, nilai estetis, dan harga jual. Untuk
memulai proses perancangan harus dilakukan penetapan pasar sasaran, bahan baku,
dan jenis material apa saja yang akan digunakan, serta teknik yang dapat digunakan
untuk pembuatan produk. Contohnya, untuk pasar sasaran siswa yang ikut
ekstrakurikuler bulu tangkis akan dibuatkan sebuah tas untuk membawa raket dan
perlengkapan lain yang dibutuhkan. Bahan yang akan digunakan untuk tas tersebut
adalah karton tebal yang dilapisi kain, serta dilengkapi tali. Teknik pembuatan yang
digunakan adalah teknik penempelan dengan lem dan teknik jahit. Contoh lain adalah
pembuatan rak alas kaki untuk kebutuhan rumah tangga, yang disebabkan oleh
kebiasaan melepas alas kaki saat hendak masuk ke rumah. Bahan yang digunakan
adalah bambu dengan teknik konstruksi bambu.

2.2 Perancangan dan Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal


Sebelum memulai Perancangan dan Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal hal
utama yang harus dilakukan adalah penetapan pasar sasaran, bahan baku, dan jenis
material apa saja yang akan digunakan, serta teknik yang dapat digunakan untuk
membuat produk tersebut.
Setelah data tentang pasar sasaran, potensi bahan baku, dan teknik yang terdapat di
daerah sudah diketahui. Hal-hal tersebut akan menjadi dasar bagi langkah selanjutnya,
yaitu perancangan produk kerajinan pasar lokal. Proses perancangan diawali dengan
pencarian ide, dilanjutkan dengan pembuatan gambar atau sktesa ide. Ide terbaik
kemudian dikembangkan menjadi model dari kerajinan yang akan dibuat, dilanjutkan
dengan persiapan produksi. Produksi adalah membuat produk dalam jumlah tertentu
sehingga siap menjadi komoditi yang akan dijual.
1. Mencari Ide Pokok dengan Curah Pendapat
Mencari ide pokok kerajinan untuk pasar lokal ini dapat dilakukan
dengan melalui curah pendapat (brainstorming) yang dilakukan dengan
kelompok. Pada proses brainstorming, setiap anggota kelompok harus
membebaskan diri untuk menghasilakan ide-ide yang beragam dan sebanyak-
banyaknya. Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk
akal sekalipun. Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam sketsa. Kunci sukses dari
tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah.
Setiap oranbg berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat
teman, boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide
sebelumnya, dan jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul.
Ide yang saya dapatkan untuk kerajinan ASBAK ROKOK dari STIK
ES KRIM untuk pasar lokal karena Seringkali STIK ES KRIM menjadi
sampah yang teronggok di tempat pembuangan akhir disekitar . Akhirnya saya
memanfaatkan benda yang keras dan tahan lama menjadi sesuatu yang
berharga, berkualitas dan bernilai seni tinggi serta turut menjaga kelestarian
lingkungan dari limbah STIK ES KRIM. Serta alat dan bahan yang digunakan
mudah didapatkan.

2. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan
beberapa pertimbangan teknis, diantaranya, dengan beberapa pertanyaan
seperti :
1) Bagaimana cara menggunakan produk tersebut ?
2) Apakah material yang ada sudah tepat untuk mewujudkannya ?
3) Apakah memungkinkan untuk diproduksi dengan teknik produksi yang ada
saat ini ?
4) Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai untuk produk tersebut agar mudah
digunakan oleh manusia?
5) Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya
3. Prototyping atau Membuat Studi Model
Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua
dimensi, artinya hanya digambarkan pada bidang datar. Produk kerajinan yang
akan dibuat adalah berbentuk tiga dimensi, maka studi bentuk selanjutnya
dilakukan dengan format tiga dimensi, yaitu dengan studi model. Studi model
dapat dilakukan dengan material sebenarnya. Material sebenarnya adalah
material yang digunakan untuk membuat kerajinan. Alat bantu yang dapat
digunakan dalam pembuatan studi model adalah gunting, cutter, lem, selotip
(alat pemotomg dan bahan perekat).

4. Penentuan Desain Akhir

Penentuan desain akhir ini adalah suatu proses pemantapan dari sketsa gambar dan juga
melalui studi model yang dilakukan melalui diskusi dan evaluasi. Proses evaluasi
menghasilkan umpan balik yang bermanfaat dan menentukan desain akhir yang dipilih

Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal

Tahap produksi secara umum terbagi atas pengolahan bahan atau


pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Tahap pembahanan
adalah mempersiapkan bahan baku agar siap produksi. Adapun bahan dan alat yang
digunakan dalam membuat produk kerajinan ASBAK ROKOK dari STIK ES KRIM
untuk pasar lokal sebagai berikut

1. Stik Es Krim
2. Lem Fox
3. Cutter

Setelah tahap pembahanan dilanjutkan dengan tahap pembentukan. pembentukan


bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material, dan bentuk produk yang
akan dibuat. Secara umum, material padat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu material
solid dan tidak solid (lembaran dan serat). Material solid seperti logam, kaca, plastik, atau
kayu, yang dapat dibentuk dengan cara dipotong, dipahat sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Material solid juga dapat disusun dan direkatkan dengan bantuan lem.
Sedangkan material tidak solid(lembaran dan serat) dapat dibentuk dengan cara digunting
sesuai bentuk yang diinginkan, dianyam, atau dirangkai yang direkatkan dengan lem atapun
benang. Jadi material yang saya gunakan adalah material solid
membuat kerajinan ASBAK ROKOK dari STIK ES KRIM termasuk ke dalam
material solid. setelah tahap pembentukan selesai selanjutnya yang harus kita lakukan adalah
tahap perakitan.

Berikut proses pembentukan dan perakitan produk kerajinan ASBAK ROKOK Dari STIK ES
KRIM :
1. Langkah pertaman , susun dulu 11 stik eskrim hingga membentuk papan
2. Setelah dasar asbak selanjutnya membuat sisi atau pinggir asbak. Pada dasar asbak lem secara
memanjang lalu ambil satu buah stik es krim dan tempelkan
3. Lakukan hal yang sama pada setiap sisi lainnya

Finishing
- Finishing dapat berupa penghalusan dan/ atau pelapisan permukaan.
- Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas.
- Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih
awet dan lebih menarik.
Metode Produksi dan Keselamatan kerja

Produksi dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu:


1. Metode Tradisional
Pada metode tradisional, satu orang melakukan setiap tahapan produksi.
2. Metode Modern
Pada metode modern, satu orang hanya melakukan satu tahapan produksi.
Metode modern ini disebut metode ban berjalan karena metode ini serupa
dengan kegiatan produksi di pabrik yang menggunakan mesin ban berjalan
atau conveyer.

Pemanfaatan metode modern lebih efisien dalam penggunaan waktu sehingga


sesuai untuk produksi dalam jumlah banyak. Metode tradisional kurang tepat
digunakan untuk produksi dalam jumlah banyak karena produk memiliki cara yang
berbeda dalam membuat produk, sehingga detail bentuk produk yang dihasilkan akan
berbeda pula.

Pada tahapan ini metode yang kita gunakan adalah metode produksi
tradisional dimana satu orang melakukan semua tahapan produksi, mulai dari
pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Dan hal ini sudah
dipertimbangkan dengan jumlah produk yang diproduksi.

Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3


(Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
dibuat berdasarkan bahan, alat, dan proses produksi yang digunakan, peralatan
kesehatan dan keselamatan kerja yaitu sarung tangan, kacamata, pelindung
pendengaran, masker, dll. Selain alat keselamatan kerja, yang tak kalah penting
adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti, dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut
akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.

Kemasan sebagai Bagian Penting Kerajinan untuk Pasar Lokal

Kemasan produk berfungsi untuk melindungi produk dari benturan dan cuaca,
serta memberikan kemudahan membawa. Kemasan juga berfungsi untuk menambah
daya tarik dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan
didukung oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks, dan grafis yang tepat. Material
yang digunakan untuk membuat kemasan beragam, bergantung dari produk yang akan
dikemas. Produk kerajinan yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang
memiliki material berstruktur.

Kemasan produk kerajinan berfungsi melindungi produk dari debu dan


kotoran, serta memberikan kemudahan distribusi. Kemasan yang melekat pada produk
disebut sebagai kemasan primer. Kemasan skunder berisi beberapa kemasan primer
yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan
primer produk melindungi produk dari benturan dan kotoran, serta berfungsi
menampilkan daya tarik dari produk kerajinan, serta memberikan kemudahan untuk
distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari
kemasan tersier yang membuat kemasan beragam, bergantung dari produk yang akan
dikemas. Kemasan produk kerajinan sebaiknya memberikan identitas atau brand dari
produk tersebut atau dari produsennya.
Material kemasan untuk melindungi dari kotoran dapat berupa lembaran kertas atau plastik. Tidak
semua produk kerajinan membutuhkan kemasan primer. Namun, setiap produk membutuhkan
identitas. Identitas dapat berupa stiker atau selubung karton yang berisi nama dan keterangan, serta
menggambarkan karakter yang sesuai dengan terget sasaran. Pada produk fungsional dibutuhkan
keterangan cara penggunaan produk. Keterangan cara penggunaan ini dapat dituliskan atau
digambarkan pada label

2.3 Perhitungan Harga Jual Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal

Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen
yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain diluar produksi seperti biaya
distribusi dan promosi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan
untuk terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja. Dan biaya overhead. Secara umum biaya overhead dibedakan atas
biaya overhead tetap, yaitu biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah walaupun
jumlah produksinya berubah dan biaya overhead variabel, yaitu biaya overhead yang
jumlahnya berubah secara proposional sesuai dengan perubahan jumlah produksi.
Biaya yang termasuk ke dalam biaya overhead adalah biaya listrik, bahan bakar
minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi.
Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk memberisihkan bahan
baku, benang, jarum, lem, dan bahan-bahan lainnya dapat dimasukkan ke dalam biaya
overhead. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut menjadi Harga Pokok
Produksi (HPP).
Metode Perhitungan harga pokok produksi dapat dibuat dengan dua
pendekatan:
1. Full Costing
Pendekatan full costing memperhitungkan semua unsur biaya produksi,
yaitu :
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja produksi
- Biaya overhead
Ditambah dengan biaya nonproduksi, seperti :
- Biaya pemasaran
- Biaya administrasi dan umum.

2. Variabel Costing
- Pendekatan variable costing memisahkan perhitungan biaya produksi yang
Berlaku variable dengan biaya tetap.
-Biaya variable
-Biaya tetap
Metode penetapan harga produk secara teori dapat dilakukan dengan tiga pendekatan
yaitu:
1. Pendekatan permintaan dan penawaran ( supply an demond approach)
2. Pendektan biaya ( cost orientied approach)
3. Pendekatan pasar ( market approach)

Berikut rincian biaya pembuatan produk kerajinan ASBAK ROKOK dari Batok Kelapa
Biaya bahan baku Rp. 36.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. -
Biaya overhead variabel Rp. -
Biaya overhead tetap Rp. -
Harga pokok produksi Rp. 36.000
Biaya administrasi & umum Rp. -
Biaya pemasaran Rp. -
Biaya nonproduksi Rp. -
Total HPP Rp. 36.000
2.4 Media Promosi Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal

Promosi merupkan salah-satu strategi pemasaran. Strategi pemasaran produk


memanfaatkan bauran dari startegi product, palce, perice, dan promotion atau dikenal
dengan sebutan 4P. kesuksesan suatu produk di pasaran, tidak hanya ditentukan oleh
kualitas produk dan harga yang tepat, melainkan juga tempat penjualan dan cara
promosi.

Tujuan promosi adalah untuk mengenalkan produk kepada calon pembeli dan
membuat pembeli membeli produk yang ditawarkan. Promosi yang tepat akan diikuti
oleh empat bentuk respon dari calon pembeli.

1. Perhatian (attention) dari calon pembeli


2. Ketertarikan (interest) dari calon pembeli
3. Keinginan (desire) dari calon pembeli
4. Tindakan (action) dari calon pembeli

Media promosi dapat dikelompokkan menjadi promosi Bellow The Line dan
Bellow The Line. Promosi Above The Line adalah promosi melalui iklan, seperti ikaln
di media cetak, iklan radio, poster. Promosi Bellow The Line adalah kegiatan promosi
yang melalui kegiatan promosinya, contoh mengadakan peragaan busana untuk
mempromosikan produk-produk fashion atau menyelenggarakan lomba kreativitas
untuk mempromosikan produk alat gambar. Dengan berkembangnya teknologi
informasi, promosi juga dapat memanfaatkan promosi online melalui meida sosial
atau website perbelanjaan online.

Pada tahapan ini mengingat sasaran produk ini adalah anak muda maka media
promosi yang akan kami gunakan adalah promosi tidak langsung atau Bellow The
Line yaitu promosi di media sosial seperti whatsapp, intagram, facebook, dll. Atau
juga bisa melalui e-commerce seperti shopee, lazada, tokopedia, dll. Pemilihan media
promosi ini karena pengguna media sosial rata-rata adalah anak muda, oleh karena itu
kiranya hal ini dapat mempermudah kegiatan promosi sehingga tepat sasaran.
NO MEDIA SOSIAL E-COMMERS
1

2.5. Penjualan Sistem Konsinyasi Produk Kerajianan untuk Pasar Lokal

Penjualan dengan sistem konsiyasi adalah penjualan dengan cara menitipkan produk
kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga jual dan persyaratan sesuai dengan perjanjian
antara pemilik produk dan penjual. Perjanjian konsinyasi berisi hak dan kewajiban kedua
belah pihak. Informasi yang harus ada dalam perjanjian konsinyasi adalah nama pihak
pemilik barang (konsinyor), nama pihak yang dititipkan barang (konsinyi), nama dan
keterangan teknis barang yang dititipkan, ketentuan penjual, ketentuan komisi (keuntungan
yang akan diperoleh toko).
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memilih suatu usaha
perlu mengetahui terlebih dahulu berbagai macam hal yang berhubungan dengan
usaha yang didirikan. Seperti mengetahui peluang usaha, lokasi yang strategis,
pemasaran produk dan aspek-aspek lain yang berkenaan dengan pendirian usaha.
Sehingga usaha yang akan dijalankan dapat berjalan dengan baik. Seperti usaha dari
produk yang saya buat. Usaha ini tidak memerlukan modal yang cukup besar, namun
memerlukan perencanaan yang matang.

Saran
1. Dalam mendirikan usaha sebaiknya dipersiapkan segala sesuatunya dengan
matang dan tepat sehingga usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan baik.
2. Dalam berwirausaha diperlukan keyakinan, percaya diri, dan keuletan.
3. Seorang wirausaha haruslah selalu kreatif dan inovatif serta selalu mengikuti
trend dan selera konsumen agar pelanggan tidak mudah bosan.
4. Semangat wirausaha harus selalu tertanam dalam diri kita.
5. Jangan mudah menyerah menghadapi berbagai hambatan dan masalah.
.

Anda mungkin juga menyukai