Indonesia kini sedang dalam kondisi darurat sampah. Persoalan sampah atau
limbah di perkotaan tak kunjung selesai. Tingginya kepadatan penduduk membuat
konsumsi masyarakat pun tinggi. Di sisi lain, lahan untuk menampung sisa
konsumsi tersebut terbatas. Persoalan semakin bertambah, disebabkan oleh
sampah atau limbah konsumsi warga perkotaan tersebut ternyata banyak yang
tidak mudah terurai.
Limbah atau sampah merupakan bahan atau material sisa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan atau suatu proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, maupun pada skala lainnya. Jenis limbah berdasarkan wujudnya,
antara lain limbah padat, cair, gas, dan suara. Selanjutnya, jenis limbah
berdasarkan senyawanya, antara lain limbah organik dan anorganik. Kemudian
terdapat limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang merupakan zat atau
bahan-bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan atau kelangsungan hidup
manusia, makhluk lain, dan atau lingkungan hidup pada umumnya.
Berdasarkan data tersebut, salah satu jenis limbah yang mudah kita jumpai di
lingkungan sekitar kita adalah limbah kertas. Sebab, limbah kertas memiliki sifat
tidak mudah terurai, sehingga keberadaannya yang terkadang mengganggu
1
pemandangan kita lebih mudah disadari. Berdasarkan jenisnya, maka limbah
kertas termasuk dalam kategori limbah padat anorganik. Limbah kertas
merupakan bahan atau material sisa dalam bentuk padat yang berupa kertas yang
tidak dapat atau sulit terurai secara alami oleh mikrooganisme pengurai. Oleh
sebab itu, limbah kertas dapat didaur ulang (recycle). Contoh limbah kertas antara
lain kertas tulis, kardus, karton, majalah, koran, dan lain-lain.
Sebagai generasi muda yang cinta tanah air, maka hal yang dapat kita lakukan
guna mengurangi dampak dari limbah kertas tersebut salah satunya ialah dengan
cara menghemat penggunaan kertas, atau melakukan pengolahan terhadap limbah
kertas tersebut melalui proses daur ulang (recycle). sampah atau limbah kertas
dapat didaur ulang sebanyak 5-7 kali.
Daur ulang (recycle) ialah suatu proses menjadikan bahan atau material bekas
menjadi bahan atau barang baru yang bermanfaat, dengan tujuan mencegah
2
adanya penumpukan terhadap sampah atau limbah tersebut, mengurangi
penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi polusi, kerusakan lahan, serta
emisi gas kaca.
Manfaat yang dihasilakan dari daur ulang, antara lain sebagai pencipta
lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, mengatasi
pencemaran atau kerusakan lingkungan, membantu menekan serta mengurangi
jumlah sampah atau limbah yang ada di sekitar kita, dan sebagainya.
Salah satu jenis limbah kertas yang sering didaur ulang adalah koran. Sebab,
koran memiliki tekstur yang mudah dibentuk dan bahannya mudah didapat.
Koran atau surat kabar merupakan media cetak yang dibentuk dari kertas buram
berukuran besar, yang berisikan informasi mengenai peristiwa–peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari di sekitar kita. Informasi-informasi yang terdapat pada
sebuah koran dihasilkan oleh para jurnalis atau wartawan.
Menurut Efendy (1986: 241), Surat kabar diartikan sebagai lembaran yang
tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri, terbit
secara periodic, bersifat umum, isinya termassa, aktual, mengenai apa saja dan
dari mana saja di seluruh dunia, yang mengandung nilai untuk diketahui khalayak
pembaca.
Limbah kertas koran dapat didaur ulang menjadi berbagai macam kerajinan,
antara lain kerajinan tas, keranjang sampah, tempat tissue, vas bunga, dompet, dan
sebagainya. Pada saat melakukan proses daur ulang terhadap limbah kertas koran
tersebut, dibutuhkan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran, agar hasilnya bagus
atau sesuai dengan yang kita harapkan.
Proses dalam pembuatan kerajinan tas dari limbah kertas koran ini tidaklah
sulit. Proses pembuatannya membutuhkan waktu sekitar 3 hari, bagian
3
pengeringan atau penjemuran merupakan bagian yang membutuhkan waktu paling
lama, sebab hal tersebut tergantung dengan keadaan cuaca pada saat melakukan
pengeringan atau penjemuran di hari tersebut.
- Koran bekas;
- Lem fox;
- Lem kertas;
- Lem uhu;
- Kain perca:
- Gunting/cutter;
- Lidi/sumpit/isi pulpen;
- Penggaris;
- Kuas;
- Cat air.
4
8. Bentuk kembali menjadi gulungan sebanyak 65 buah, beri lem kertas pada
sisi-sisi koran. Kemudian pipihkan.
9. Gabungkan gulungan koran yang berukuran 57 x 10cm dengan 15 x 9 cm.
Penggabungan tersebut menggunakan teknik anyaman.
10. Selanjutnya kedua bagian kerangka, dan hasil anyaman tersebut diberi lapisan
dari kain perca.
11. Kemudian, gabungkan kedua kerangka berbentuk bulat tersebut dengan
anyaman yang telah dibentuk tersebut menggunakan lem fox.
12. Setelah digabungkan dan telah berbentuk menjadi tas, cat seluruh bagian tas
tersebut menggunakan lem fox yang telah diberi sedikit air dengan kuas.
13. Setelah itu, jemur tas tersebut sampai kering dibawah sinar matahari.
Lakukan pengecatan dan pengeringan pada tas tersebut sebanyak 3 kali.
14. Tas yang telah kering, kemudian di cat dengan menggunakan cat air, lalu
dijemur kembali.
15. Terakhir, beri kancing pada bagian depan tas yang berfungsi sebagai pengait.
Serta, beri tali panjang agar tas dapat kita gunakan dengan nyaman.
Kerajinan tas berbahan dasar limbah kertas koran ini memiliki manfaat yang
cukup baik bagi perekonomian masyarakat Indonesia. Harga satu buah tas
tersebut bekisar dari Rp 100.000,- sampai Rp 150.000,- tergantung tingkat
kesulitan dalam pembuatan kerajinan tas tersebut. Kerajinan tas ini mampu
menghasilkan omzet puluhan juta rupiah, apabila ditekuni dengan benar oleh
masyarakat Indonesia. Selain itu, melalui kerajinan tas daur ulang ini kita dapat
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Sehingga, mampu
membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Manfaat lain yang dihasilkan dari kerajinan tas daur ulang ini, ialah kita
membantu menekan dan mengurangi limbah kertas di Indonesia, khusunya koran.
Secara tidak langsung, kita telah sedikit membantu menyelamatkan kehidupan di
sekitar kita, baik itu kehidupan manusia, flora, maupun fauna. Kemudian, kita
telah membantu mengurangi resiko bencana alam seperti banjir, dan tanah longsor
yang diakibatkan oleh hutan gundul.
5
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),
pada tahun 2017 luas hutan di Indonesia sebesar 133.300.543 hektar. Kemudian,
luas hutan di Indonesia pada tahun 2045 akan bertambah sebanyak 16.148.000
hektar, akibat produksi kertas dari daur ulang, bukan dari penebangan batang
pohon. Sehingga, julukan Indonesia sebagai paru-paru dunia akan melekat secara
abadi, dengan total luas hutan sebesar 149.484.543 hektar pada tahun 2045.
Untuk dapat menjadikan Indonesia sebagai paru-paru dunia secara abadi pada
tahun 2045, maka masyarakat dan pemerintah harus turut andil dalam
menyelesaikan permasalahan sampah atau limbah ini, khususnya limbah kertas.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan penghematan atau
pengurangan penggunaan kertas, maupun melakukan daur ulang, baik dalam
bentuk kerajinan ataupun dalam bentuk kertas kembali.
6
DAFTAR PUSTAKA
Faizah, Nur. 2019. Timbulan Sampah Nasional Capai 64 Juta Ton Per Tahun.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190221/99/891611/timbulan-sampah-
nasional-capai-64-juta-ton-per-tahun. (16 Juli 2019, 20:58 WIB).
Puspita, Dian Ulfa. 2017. Indonesia Akan Banyak Hemat Energi Pada Tahun
2045 Jika Terapkan Daur Ulang Sampah Kertas.
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/11/indonesia-akan-
banyak-hemat-energi-pada-tahun-2045-jika-terapkan-daur-ulang-sampah-
kertas. (16 Juli 2019, 21:58 WIB).
Fitriyanti, Erlin. 2015. Gerakan Hemat Kertas dan Tisu (Gemasu), merupakan
Bukti Cinta Untuk Hutan Kita.
https://www.kompasiana.com/erlinfy/552ab9b76ea8345f39552d01/gerakan-
hemat-kertas-dan-tisu-gemasu-bukti-cinta-untuk-hutan-kita. (16 Juli 2019,
22:51 WIB).