Anda di halaman 1dari 4

TUGAS : JIHANDA SHARRINA PUTRI

KELAS : X MIPA 7

MATA PELAJARAN : SENI BUDAYA

Judul karya                   : The Scream (Jeritan)

Nama Seniman            : Edvard Munch

Bahan                           : kadmium kuning, merah terang, biru laut dan pensil di atas Karton

Ukuran                         : 91 cm x 73,5 cm

Tahun Pembuatan       : 1893

1. Deskripsi Karya

Karya lukis oleh Edvard Munch yang berjudul The scream adalah sebuah lukisan ekspresionsis yang telah
banyak menjadi inspirasi oleh seniman lain yang berbeda aliran. Lukisan ini dianggap oleh banyak orang
sebagai karyanya yang paling penting. Lukisan ini  melambangkan manusia modern yang tercekam oleh
serangan angst (kecemasan eksistensial, dengan cakrawala yang diilhami oleh senja yang merah, yang
dilihat setelah letusan Gunung Krakatau pada 1883. Background  di dilukisan adalah Oslofjord, yang
dilihat dari bukit Ekeberg. Kadang-kadang lukisan ini disebut juga The Cry ("Tangisan"). Medium lukisan
the scream adalah kadmium kuning, merah terang dan biru laut yang dikerjakan diatas karton yang
memiliki ukuran 91 x 73,5 cm. Pengerjaan lukisan ini dinilai cukup bagus karena Edvard berhasil
menggabungkan berbagai warna yang membuat keserasian didalam lukisan ini menjadi hal yang
menambah daya tarik dari karya lukisan ini serta dengan adanya sesosok manusia yang digambar
dengan gaya yang unik membuat lukisan ini mempunyai ciri khas tersendiri.

2. Analisis karya

Lukisan ini memiliki banyak teori tentang maknanya salah satunya adalah keadaan Edvard ketika dia
melihat langit yang berubah menjadi merah darah saat dia berjalan jalan diluar. Maka dapat disimpulkan
bahwa sebetulnya lukisan ini adalah penggambaran perasaan Edard saat dia dirundung rasa cemas dan
rasa panic yang menimpanya saat dia mendengar “Jeritan alam” dimana dia berusaha untuk menutup
telinganya dengan kedua tengannya untuk tidak mendengar “Jeritan Alam” sehingga seolah – olah dia
mengalami serangan panic. Posisi di mana ia melukiskan dirinya sendiri adalah reaksi refleks yang khas
dari siapapun yang berjuang untuk menghindari suara yang menekan, entah suara yang sungguhan atau
yang dibayang-bayangkan.

3. Kritikan Pada Karya Seni

Penilaian sebuah karya seni bukan berbicara mengenai baik atau buruk, salah atau benar melainkan
mengenai pemaknaan tersebut meyakinkan atau tidak. Karya seni dapat dinilai dengan berbagai kriteria
dan aspek, Barret, menyederhanakan penilaian karya seni ke dalam 4 kategori yaitu realisme,
ekspresionisme, formalism, dan instrumentalisme. Lukisan ini memiliki ciri khas yang kemudian
menambah nilai jual lukisan ini. Secara keseluruhan lukisan ini dapat dibilang sebagai lukisan yang luar
biasa tetapi banyak juga yang bilang bahwa lukisan ini mengerikan karena penggambaran sosok manusia
yang dapat dibilang “aneh” membuat banyak orang tidak menyukai lukisan ini. Meski begitu lukisan ini
memiliki banyak penggemar dan menjadi salah satu lukisan yang paling unik didunia.
TUGAS : ATYA FANI MAULITA

KELAS : X MIPA 7

MATA PELAJARAN : SENI BUDAYA

Kritik Terhadap Lukisan Istriku dan Kebun Kecilnya Karya A. Wibowo

Lukisan Istriku dan Kebun Kecilnya Karya A. Wibowo

A. Deskripsi

Lukisan berujudul Istriku dan Kebun Kecilnya berukuran 1 x 2 m. Lukisan ini terbagi atas latar
depan, latar tengah, dan latar belakang. Latar depan ditunjukkan dengan seorang wanita, seekor hewan,
dan beberapa bentuk pepohonan. Latar tengah ditunjukkan dengan dua wanta yang duduk di bangku
dan di sebelahnya sebuah keranjang, meja antik yang ada bagian atasnya terdapat satu buah keranjang
kecil, dan satu buah gelas. Latar belakang ditunjukkan dengan keberadaan tiga wanita.

Dengan demikian, dalam lukisan ini terdapat enam figur wanita dengan beberapa posisi yang
sedang melakukan aktivitas. Lukisan ini didominasi dengan warna hijau, biru, dan kuning. Bentuk-bentuk
yang tampak, antara lain pepohonan, salur-saluran daun, serta ranting yang berwarna biru, hijau, dan
coklat.
B. Analisis Formal

Keberadaan garis dalam lukisan ini pada dasarnya berfungsi sebagai identitas bentuk sehingga
bentuknya dapat dikenali. Garis sebagai identitas bentuk, sepertihalnya bentuk-bentuk yang tampak
pada wanita, hewan, pohon, daun, bangku panjang, meja, keranjang kecil, gelas, pot bunga, dan sangkar
burung. Bangun (shape) pada lukisan ini terjadi karena dibatasi oleh sebuah garis, juga dibatasi oleh
warna yang berbeda atau oleh gelap terang. Hal ini ditunjukkan seperti pada figur istri yang duduk pada
bagian latar depan, latar tengah, dan latar belakang.

Adapun warna-warna, seperti hijau, kuning, biru, putih, coklat, hitam, dan sebagainya yang hadir
dalam lukisan ini menunjukkan suatu tanda pada bentuk yang membedakan ciri bentuk atau benda satu
dengan yang lainnya. Dalam pengorganisasian unsur-unsur seni yang ada, penempatannya
menimbulkan kesan seimbang dan harmonis. Pengorganisasiannya menunjukkan keterpaduan secara
utuh dan menyatu.

C. Interpretasi

Lukisan ini mengungkapkan suatu pengamatan dari pelukisa secara menyeluruh, artinya
menghadirkan keadaan istrinya dengan beberapa aktivitas yang ada dalam kebun kecilnya. Secara
keseluruhan lukisan ini menunjukkan nuansa warna sejuk, antara lain warna hijau kekuningan dan
warna tanah atau kecokelatan. Penempatan objek istri yang tersebar ke segala bidang tetap seimbang
dan harmonis. Tarikan garis yang kuat menampilkan karakter atau kemampuan pelukis dalam
mengungkapkannya.

D. Evaluasi

Hasil analisis terlihat wanita sebagai objek utama dalam lukisannya. Pengorganisasian unsur seni
seimbang, menyatu, dan harmonis. Adapun komparasi dengan lukisan yang lain (dua penari dan
pengantin cucakrawa) memberikan dukungan kuat, baik dari segi teknik, wujud, dan isi. Bertitik tolak
dari hasil sintesis dan hasil komparasi lukisan lainnya, lukisan berjudul Istriku dan Kebun Kecilnya
menunjukkan makna inovasi ekspresi artistik yang tinggi. Hal ini didukung dengan kemampuan pelukis
memadukan antara media, teknik, pengorganisasian struktur rupa dan isi.

Anda mungkin juga menyukai