Nugroho Pangestu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul
Budidaya Semangka. Karya ilmiah ini di susun untuk melengkapi salah satu tugas
mata pelajaran bahasa indonesia.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi
kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya
ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu
yang berguna bagi kita bersama.
Dan Terima kasih juga kepada beberapa narasumber dalam perumusan karya ilmiah
kami ini, sesungguhnya karya ilmiah kami ini masih jauh dari kata sempurna, kami
mohon kritik dan sarannya dalam penyempurnaan karya ilmiah ini.
Tangerang,
Mei 2014.
Penyusun,
Bab I
Pendahuluan
negara baik di daerah tropis maupun subtropis, seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang,
dan Indonesia. Tanaman semangka bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi
karena umurnya hanya sampai 6 bulan.
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Sub-kelas
: Sympetalae
Ordo
: Cucurbitales
Famili
: Cucurbitaceae
Genus
2.
3.
Dari identifikasi masalah di atas, dirumuskan suatu masalah yang akan di bahas
dalam karya ilmiah ini yaitu :
Bagaimana cara melakukan pembudidayaan semangka yang baik dan benar dari
awal pembibitan hingga masa panen.
Bab II
Pembahasan
sebagai landasan buah pada bedengan, diratakan dan di atas lapisan ini diberi
jerami kering untuk perambatan semangka dan peletakan buah. Bedengan perlu
disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm atau mulsa plastik
dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuh liar.
Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 8-12
bulan pada areal terbuka (2 3 kali periode penanaman). Plastik berwarna perak
akan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan hama yang
bersembunyi di bawah daun tanaman.
turus 195 cm, 75 cm dari atas dan 20 cm dari persilangan dibuat para-para, jarak
dua pasang turus yang berhadapan 60 cm.
Hama :
Ulat ini berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda
serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti
berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi.
3.
Tungau Tungau merah merah: Tetranychus cinnabarinus Boisduval atau tunga
kuning:Polyphagotarsonemus latus
Ciri-cirinya adalah binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan
mengisap cairan tanaman, membelah diri dengan menggigit dan menyengat. Hama
ini juga sebagai vektor virus. Gejala serangan: tampak jaring-jaring sarang binatang
ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian:
dilakukan dengan menyemprotkan akarisida.
4.
Aphids muda berwarna kuning, sedangkan aphids dewasa mempunyai sayap dan
berwarna agak kehitaman. Kutu ini juga sebagai vektor virus. Gejala serangan
adalah daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi keriting akibat
cairan daunnya dihisap hama. Ciri lainnya adalah adanya getah cairan yang
mengandung madu dan mengkilap dari kejauhan. Pengendaliannya adalah dengan
menyemprotkan insektisida secara rutin. Tanaman yang telah terserang virus,
dicabut dan dibakar.
Penyakit :
Layu Fusarium
Penyebab: Fusarium oxysporum. Gejala: tanaman tampak layu seperti kekurangan
air. Pada pagi dan sore hari tanaman tampak segar. Bila tidak ditanggulangi, dalam
waktu 2-3 hari saja tanaman akan mati kering, berwarna coklat dan batangnya
mengerut. Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan
menjaga kondisi lingkungan agar tidak terlalu lembab, menanam pada areal baru
yang belum pernah ditanami semangka; (2) secara kimiawi dilakukan dengan
menyemprotkan fungisida secara periodik, menanam benih yang sudah direndam
fungisida.
2.
Bercak daun
Antraknosa
Busuk semai
Penyebab: cendawan Pythium ultimum Trow. Menyerang pada benih yang sedang
disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, rebah kemudian mati.
Pengendalian: benih direndam di dalam fungisida, penyemprotan fungisida secara
periodik.
5.
Busuk buah
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembudidayaan
semangka yang baik dan benar bisa dibilang cukup mudah bagi para petani yang
ingin mencoba membudidayakan semangka. Dan permintaan buah semangka
dipasaran cukuplah tinggi. Oleh karena itu, diharapkan lebih banyak lagi petanipetani indonesia yang mencoba komoditi ini. Hal ini tentu bisa menambah jumlah
produksi dalam pasar, terutama untuk komoditi ekspor.