Anda di halaman 1dari 13

Makalah Budidaya Tanaman Melati

SMA Negeri 71 Jakarta

Disusun oleh :
Rifa Sulwa Sascia

Kelas :
X IPS 3
1.1 Latar Belakang
2.1 Sejarah
Melati adalah tanaman asli Asia, banyak dijumpai di Indonesia. Di Eropa bunga ini
dianggap berasal dari Arab dan dikenal dengan nama Arabian Jasmine. Tanaman
melati berbentuk perdu, mempunyai tinggi 0,3-3 m. Kalau tidak dipangkas
tanaman melati yang sudah besar akan memanjat pada batang tanaman lain.
Tanaman melati banyak ditanam orang di halaman rumah sebagai tanaman hias.
Melati juga merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang
hidup menahun.
Di Italia, melati casablanca (Jasminum officinalle), yang disebut Spanish Jasmine
ditanam tahun 1692 untuk dijadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan
melati putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de Medici. Dalam
tahun 1919 ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat Laut yang
kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923. Di Indonesia, salah satu jenis
melati dijadikan sebagai "puspa bangsa" atau simbol nasional yaitu melati putih
(Jasminum sambac), karena bunga putih kecil yang harum ini melambangkan
kesucian dan kemurnian, serta dikaitkan dengan berbagai tradisi dari banyak suku
di negara ini. Bunga ini merupakan suatu keharusan hiasan rambut pengantin
dalam upacara perkawinan berbagai suku di Indonesia, terutama suku Jawa dan
Sunda. Jenis lain yang juga populer adalah melati gambir (J. officinale).
Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara.
Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu
China (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru
(Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), Melati Salam
(UMI), Malete (Madura) serta Beruq-beruq(Mandar).

2.2 Macam – macam bunga melati


Di antara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru
sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan dan terdapat delapan jenis
melati yang potensial untuk dijadikan tanaman hias. Sebagian besar jenis melati
tumbuh liar di hutan-hutan karena belum terungkap potensi ekonomi dan
sosialnya. Tanaman melati termasuk suku melati-melatian atau Oleaceae.
Jenis, varietas dan ciri-ciri penting (karakteristik) tanaman melati adalah sebagai
berikut:
- Jasminum sambac Air (melati putih, puspa bangsa)
- Jasminum multiflorum Andr. (melati hutan: gambir, poncosudo, 'Star Jasmine', J.
pubescens Willd.).
- Jasminum officinale (melati casablanca, Spanish Jasmine) sinonim dengan J.
floribundum = Jasmine grandiflorum). Perdu setinggi 1,5 meter.
- Jasminum rex - Melati Raja King Jasmine).
- Jasminum parkeri Dunn. (melati pot).
- Jasminum mensyi (Jasminum primulinum, melati Primrose).
- Jasminum revolutum Sims. (Melati Italia)
- Jasminum simplicifolium (Melati Australia, J. volibile, melati Bintang). Melati
hibrida. Bunga berwarna merah muda dan harum.
Adapun jenis dan varietes Melati yang ada di Pulau Jawa antara lain :
- Jasminum sambac (Melati Putih), antara lain varietas: 'Maid of Orleans', 'Grand
Duke of Tuscany', menur dan 'Rose Pikeke'
- Jasminum multiflorum ('Star Jasmine')
- Jasminum officinale (gambir).

2.3 Kegunaan
Selain indah dipandang dan semerbak harumnya, tanaman ini juga berkhasiat
obat. Wangi bunga melati memberikan rasa senang dantenang bagi yang
menghirupnya. Penanaman dan perawatannya juga sangat mudah. Kandungan
kimia dalam bunga dan daunnya seperti indol, benzyl, livalylacetaat, terbukti
efektif untuk :
2.3.1 Menghentikan ASI yang keluar berlebihan
Caranya, ambil satu genggam daun melati, tumbuk halus, kemudian tempelkan di
seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.

2.3.2 Sakit mata


Penyakit mata yang ringan seperti mata merah atau belek karena iritasi, bisa
diatasi dengan segenggam daun melati. Caranya, ambil satu genggam daun
melati, tumbuk halus, kemudian tempelkan pada dahi. Bila sudah mengering ganti
dengan yang baru. Ulangi sampai sembuh.
2.3.3 Bengkak akibat serangan lebah
Caranya, ambil 1 genggam bunga melati, remas-remas sampai halus, kemudian
tempelkan pada bagian yang tersengat lebah.

2.3.4 Demam dan sakit kepala


Ambil 1 genggam daun melati dan 10 kuntum bunga melati. Campur semua
bahan, remas-remas dengan tangan, kemudian direndam dengan air dalam
rantang. Cara menggunakannya, air rendaman ini digunakan untuk kompres dahi.

2.3.4 Demam berdarah


Rebus 7 lembar daun melati dan 1,25 gram belimbing dalam 250 ml air hingga
menjadi 1 gelas air saja. Setelah dingin, saring dan minumkan pada penderita
demam berdarah. Lakukan 3 hari berturut-turut dengan dosis 8 gelas per hari.

2.3.5 Sembuhkan jerawat


Ambil 10 lembar daun melati, cuci bersih, tumbuk / hancurkan hingga lumat atau
hingga daunnya menjadi kecil-kecil. Lalu beri dua sendok makan air jeruk nipis,
kemudian usapkan daun tersebut ke wajah anda sebagai masker, biarkan
semalaman daun tersebut berada di wajah anda. Pagi bersihkan, lakukan setiap 2
kali sehari.

2.3.6 Sesak Nafas


Ambil 10 lembar daun tanaman melati, garam secukupnya. Kedua bahan direbus
dengan air 3 gelas sampai mendidih, hingga tersisa 2 gelas saja. Kemudian angkat
dan disaring. Setelah ramuan hangat minumlah 2 kali sehari, pagi dan sore
masing-masing 1 gelas. Setiap hari bahan ramuan harus diganti.

2.4 Manfaat
- Bunga melati bermanfaat sebagai bunga tabur,
- bahan industri minyak wangi,
- kosmetika,
- parfum,
- farmasi,
- penghias rangkaian bunga, dan
- bahan campuran atau pengharum teh.

2.5 Syarat Pertumbuhan


2.5.1 Iklim yang diperlukan
- Curah hujan 112–119 mm/bulan dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai
iklim dengan 2–3 bulan kering dan 5–6 bulan basah.
- Suhu udara siang hari 28-36 derajat C dan suhu udara malam hari 24-30 derajat
C,
- Kelembaban udara (RH) yang cocok untuk budidaya tanaman ini 50-80 %.
- Selain itu pengembangan budi daya melati paling cocok di daerah yang cukup
mendapat sinar matahari.

2.5.2 Media tanam


- Tanaman melati umumnya tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah
Kuning (PMK), latosol dan andosol.
- Tanaman melati membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat, aerasi
dan drainase baik, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan
memiliki.
- Derajat keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman ini adalah pH=5–
7.

2.5.3 Ketinggian tempat


Tanaman melati dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi pada ketinggian 10-1.600 m dpl. Meskipun demikian, tiap
jenis melati mempunyai daya adaptasi tersendiri terhadap lingkungan tumbuh.
Melati putih (J,sambac) ideal ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m
dpl, sedangkan melati Star Jasmine (J.multiflorum) dapat beradaptasi dengan baik
hingga ketinggian 1.600 m dpl. Di sentrum produksi melati, seperti di Kabupaten
Tegal, Purbalingga dan Pemalang (Jawa Tengah), melati tumbuh dengan baik di
dataran rendah sampai dataran menengah (0-700 m dpl).

2.6 Budi Daya Melati


2.6.1 Pemeliharaan bibit stek
- Lakukan penyiraman secara kontinu 1–2 kali sehari.
- Usahakan bibit stek mendapat sinar matahari pagi.
- Pindahkan tanaman bibit stek yang sudah berakar cukup kuat (umur 1–23 bulan)
ke dalam polybag berisi medium tumbuh campuran tanah, pasir dan pupuk
organik (1:1:1).
- Pelihara bibit melati secara intensif (penyiraman, pemupukan dan
penyemprotan pestisida dosis rendah) hingga bibit berumur 3 bulan.

2.6.2 Pembukaan Lahan


- Bersihkan lokasi untuk kebun melati dari rumput liar (gulma), pepohonan yang
tidak berguna/batu-batuan agar mudah pengelolaan tanah.
- Olah tanah dengan cara di cangkul/dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur,
kemudian biarkan kering angin selama 15 hari

2.6.3 Pembentukan Bedenga


Membentuk bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antara bedeng
40–60 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.

2.6.4 Pengapuran tanaman


Tanah yang pH-nya masam dapat diperbaiki melalui pengapuran, misalnya
dengan kapur kalsit (CaCO3) dolomit {CaMg (CO3)2}, kapur bakar (Quick lime,
CaO)/kapur hidrat (Slakked lime,{Ca(OH)2}. Fungsi/kegunaan pengapuran tanah
masam adalah untuk menaikan pH tanah, serta untuk menambah unsur-unsur Ca
dan Mg.

2.6.5 Pemupukan tanaman


Tebarkan pupuk kandang di atas permukaan tanah, kemudian campurkan secara
merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk kandang dimasukkan pada tiap lubang
tanam sebanyak 1-3 kg. Dosis pupuk kandang berkisar antara 10-30 ton/hektar.
Lubang tanam dibuat ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar lubang 100-150
cm. Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau/1-2 bulan
sebelum musim hujan.
2.6.6 Pengairan dan Penyiraman tanaman
Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan ketersediaan air
yang memadai. Pengairan perlu secara kontinyu tiap hari sampai tanaman
berumur kurang lebih 1 bulan. Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari yakni pada pagi
dan sore hari. Cara pengairan adalah dengan disiram iar bersih tiap tanam hingga
tanah di sekitar perakaran cukup basah.

2.6.7 Penyemprotan tanaman


Zat perangsang/zat pengatur Tumbuh (ZPT) dapat digunakan untuk
mempertahankan dan meningkatkan produksi bunga, zat perangsang bunga yang
berpengaruh baik terhadap pembungaan melati adalah Cycocel (Chloromiguat)
dan Etherel. Tanaman melati yang di semprot dengan Cycocel berkonsentrasi
5.000 ppm memberikan hasil bunga yang paling tinggi, yakni 1,45 kg/ tanaman.
Cara pemberiannya: zat perangsang bunga disemprotkan pada seluruh bagian
tanaman, terutama bagian ujung dan tunas-tunas pembungaan. Konsentrasi yang
dianjurkan 3.000 ppm–5.000 ppm untuk Cycocel atau 500-1.500 ppm bila
digunakan Ethrel.

2.6.8 Pemangkasan tanaman


Pemangkasan tanaman pada umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi lebih baik seperti yang
diinginkan. Pada tanaman melati, pemangkasan bentuk dilakukan untuk
keperluan melati pot atau taman. J. sambac apabila dipangkas bagian cabang dan
ranting-rantingnya secara cermat akan terbentuk tanaman yang mempunyai
kanopi yang serasi terhadap ukuran pot dan wadahnya dengan jumlah bunga
banyak. Demikian pula J. multiflorum dapat dibentuk menjadi tanaman yang
tegak berbentuk payung dan penuh bunga dipermukaan kanopinya. Tanaman
tersebut menjadi sangat indah dan menarik apabila diletakkan pada posisi yang
tepat di dalam suatu taman.
2.6.9 Ciri dan umur panen
Ciri-ciri bunga melati yang sudah saatnya dipanen adalah ukuran kuntum bunga
sudah besar (maksimal) dan masih kuncup / setengah mekar. Produksi bunga
melati di Indoensia masih rendah yakni berkisar antara 20-25 kg/hektar/hari.
Tanaman melati mulai berbunga pada umur 7-12 bulan setelah tanam. Panen
bunga melati dapat dilakukan sepanjang tahun secara berkali-kali sampai umur
tanaman antara 5-10 tahun. Setiap tahun berbunga tanaman melati umumnya
berlangsung selama 12 minggu (3 bulan).

2.6.10 Cara Panen


Pemetikan bunga melati sebaiknya dilakukan pada pagi sore, yakni saat sinar suhu
udara tidak terlalu panas.

2.7 Hama dan Penyakit


Tanaman melati tidak luput dari gangguan hama dan penyakit, prinsip pokok dan
prioritas teknologi pengendalian hama/penyakit.

a. Pengendalian hayati dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan musuh-


musuh alami hama (parasitoid, perdator, patogen) dengan cara :
- memasukan, memelihara, memperbanyak, melepaskan musuh alami
- mengurangi penggunaan pestisida organik sintetik yang berspektrum
lebar/menggunakan pestisida selektif.

b. Ekosistem pertanian dikelola dengan cara:


- penggunaan bibit sehat
- sanitasi kebun
- pemupukan berimbang
- pergiliran tanaman yang baik
- penggunaan tanaman perangkap

c. Pestisida digunakan secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan analisis


ekosistem.

2.8 Hama
2.8.1 Ulat palpita (Palpita unionalis Hubn)
Pengendalian: dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang
berat dan menyemprotkan insektisida yang mangkus dan sangkil, misalnya Decis
2,5 EC, Perfekthion 400 E/Curacron 500 EC .

2.8.2 Penggerek bunga (Hendecasis duplifascials)


Gejala: menyerang tanaman melati dengan cara menggerek/melubangi bunga
sehingga gagal mekar. Kuntum bunga yang terserang menjadi rusak dan kadang-
kadang terjadi infeksi sekunder oleh cendawan hingga menyebabkan bunga
busuk.

2.8.3 Thips (Thrips sp)


Gejala: menyerang dengan cara mengisap cairan permukaan daun, terutama
daun-daun muda (pucuk).

2.8.4 Sisik peudococcus (Psuedococcus longispinus)


Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman dan
mengeluarkan cairan madu.
2.8.5 Ulat nausinoe (Nausinoe geometralis)
Gejala : menyerang daun tanaman melati identik (sama) dengan serangan ulat P.
unionalis.

2.8.6 Hama Lain


Hama lain yang sering ditemukan adalah kutu putih (Dialeurodes citri) dan kutu
tempurung (scale insects). Bergerombol menempel pada cabang, ranting dan
pucuk tanaman melati, menyerang dengan cara mengisap cairan sel, sehingga
proses fotosintesis (metabolisme).

2.9 Penyakit
2.9.1 Hawar daun
Penyebab : cendawan (jamur) Rhizcotonia solani Kuhn.
Gejala : menyerang daun yang letaknya dekat permukaan tanah.

2.9.2 Hawar benang (Thread Blight)


Penyebab : jamur Marasmiellus scandens (Mass).
Gejala : menyerang bagian cabang tanaman melati.

2.9.3 Hawar bunga (Flower Blight)


Penyebab : cendawan (jamur) Curvularia sp. Fusarium sp dan Phoma sp,.
Gejala : bunga busuk, berwarna coklat muda dan kadang-kadang bunga
berguguran.

2.9.4 Jamur upas


Penyebab : jamur Capnodium salmonicolor. Penyakit ini menyerang batang dan
cabang tanaman melati yang berkayu.
Gejala : terjadi pembusukan yang tertutup oleh lapisan jamur berwarna merah
jambu pada bagian tanaman terinfeksi apnodium sp. dan Meliola jasmini Hansf. et
Stev. Gejala serangan capnodium adalah permukaan atas daun tertutup oleh
kapang jelaga berwarna hitam merata.

2.9.5 Bercak daun


Penyebab : jamur Pestaloita sp.
Gejala : bercak-bercak berwarna coklat sampai kehitam-hitaman pada daun.

2.9.6 Karat daun (Rust)


Penyebab : ganggang hijau parasit (Cephaleuros virescens Kunze).
Gejala : pada permukaan daun yang terserang tampak bercak-bercak kemerah-
merahaan dan berbulu. Penyakit ini umumnya menyerang daun-daun yang tua.

2.9.7 Antraknosa
Penyebab : jamur Colletotrichum gloesporoides.
Gejala : terbentuk bintik-bintik kecil berwarna kehitam-hitaman. Bintik-bintik
tersebut membesar dan memanjang berwarna merah jambu, terutama pada
bagian daun. Serangan berat dapat menyebabkan mati ujung (die back).

2.9.8 Penyakit lain


Busuk bunga oleh bakteri Erwinia tumafucuens. Bintil akar oleh nematoda
Meloidogyne incognito, penyebab abnormilitas perakaran tanaman. Virus kerdil
penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman melati, belang-belang daun dan
kadang-kadang seluruh ranting dan pucuk menjadi kaku.
2.9 Beberapa gambar melati

2.10 Daftar Pustaka

 http://i-herbal.blogspot.com/2008/05/manfaat-bunga-melati.html
 http://indorating.com/view.php?pg=2010/09/20092010/8666&judul=Atasi
%20Sesak%20Nafas%20Dengan%20Daun%20Melati
 http://requestartikel.com/db/manfaat+daun+melati+untuk+rambut
 http://www.resep.web.id/obat/manfaat-bunga-melati.htm
 http://brilliantoro.wordpress.com/daun-melati-sembuhkan-jerawat
 http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-
medicine/1986477-resep-manjur-dari-daun-melati/#ixzz1TSWQP3HH
 http://aliasabdullah.blogspot.com/2007/12/melati-berkhasiat-obat.html
 http://wuryan.wordpress.com/2008/06/18/budidaya-melati
 http://www.blogiztic.net/info/tanaman/cara-budidaya-bunga-melati-yang-
benar.html
 http://blogs.unpad.ac.id/trisnamonica/2010/06/13/budidaya-bunga-melati

Anda mungkin juga menyukai