Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Hayat Hibatullah

NIM : 2224180105
Kelas : 6C

Sejarah Hidroponik
 Hidroponik berasal dari kata hydros artinnya air dan phonos artinya kerja. Hidroponik
adalah tanaman yang ditanam dengan pemanfaatan air dan tanpa penggunaan tanah
sebagai media tanam.
 Pada tahun 1930, Dr William Federick Gericke dari University of Callifornia di Berkeley
(Agronomis) mulai mempromosikan secara terbuka tentang Solution culture yang
digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian. Pada mulanya dia menyebutnya
dengan istilah aquaculture
 Gericke menumbuhkan tomat yang menjalar setinggi dua puluh lima kaki, di halaman
belakang rumahnya dengan larutan nutrient mineral selain tanah.
 Tahun 1936 Gericke menciptakan istilah Hidroponik (meskipun ia menegaskan istilah ini
disarankan oleh WA Setchell dari University of California) untuk budidaya tanaman pada
air. Istilah hydroponic yang digunakan berasal dari kata Yunani yaitu Hydro berarti air
dan Phonos berarti kerja.

Sejarah Hidroponik di Indonesia


 Hidroponik mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970. Pada tahun tersebut menjadi
materi perkuliahan di perguruan tinggi (UGM). Pengembangan tanaman sayuran dengan
menggunakan budidaya secara hidroponik pertama kalii dilakukan oleh Bob Sadino pada
tahun 1982 pada lahan seluas 2,5 hektar. Budidaya sayuran ini merupakan aplikasi dalam
ska;a industry.
 Hidroponik atau bercocok tanam masak kini disebut sebagai Urban Faring yaitu gaya
hidup perkotaan dalam bercocok tanam bercocok tanaman tanpa tanah, mudah, praktiis,
dan bersih. Alternatif pertanian di lahan terbatas, dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa
mengenal musim, budidaya tanaman bersih dan aman, laju pertumbuhan lebih cepat 50%
disbanding konvensional, ramah lingkungan (bebas pestisida), praktis dalam
pemeliharaan, dan menumbuhkan kreativitas pehobi tanaman.
 Kelebihan hidroponik yaitu tanaman mudah diperbaharui tanpa tergantung kondisi lahan
dan musim, pertumbuhan dan kualitas panen dapat diatur (dikontrol nutrisinya), panen
bisa maksimal (pengaturan lingkungan nutrisi), produk bersih dan lebih higienis (bebas
pestisida dan fungisida kimia), hemat tenaga kerja; hemat air dan pupuk (aman untuk
kelestarian, masa tanam lebih singkat dan biaya operasional murah, sistem pengarian
mengalir 10x lebih irit, dan jarang terkena penyakit.

Prinsip Dasar Budidaya Hidroponik


 Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam sistem hidroponik adallah pemupukan.
 Air da pupuk diberikan dalam media hidroponik dalam bentuk larutan secara bersamaan.

Media
 Media yang sedang digunakan sebagai pengganti tanah biasanya meliputi: rockwool,
hydoroton, cocopeat, arangsekam, hydrogel, kerikil, dan pasir.
 Perlite, terbuat dari bebatuan basalt dengan cara memanaskan batu silica pada suhu yang
tinggi. Sehingga menghasilkan bahan baru seperti popcorn atau bura, ringan, berpori, dan
daya serap tinggi
 Vermiculite, terbuat dari bebatua silica. Secara struktur memiliki bentuk yang sama
dengan perlite. Perbedaannya terletak pada ukuran bahannya, presentase kelembaban
yang tinggi serta mampu menahan lebih banyak kalium, kalsium, dan magnesium.
 Arang sekam/sekam bakar. Sekam padi lalu kemudian dibakar hingga berwarna menjadi
hitam.
 Rockwool. Bahan organik. Basalt ata sejenis granit atau batu kapur yang telah dipanaskan
pada suhu yang tinggi. Media tanam yang sangat tepat untuj jenis akar tanaman
hidroponik yang mudah busuk. Misalnya saja untuk jenis tanaman berpori dan berongga
seperti kangkung, selada, dan lainnya.
 Hydroton, terbuat dari tanah liat atau tanah lempung yang kemudian dibentuk menjadi
bulatan kecil dan setelah dipanaskan dalam suhu yang cukung tinggi. Kelembapan yang
stabil dan pH yang netral. Hydroton dapat digunakan berkali-kali.
 Cocopeat. Serabut sabut kelapa. Memiliki daya serap air yang tinggi serta mempunyai pH
antara 5 hingga 6,8.
 Media lainnya hydrogeal, pasir, kerikil, spons/gabus/stryfoam, tanah liat, kapas, dan
batang pakis.

Sistem-Sistem Hidroponik
 Air dan nutrisi diam (dibantu aerator)
 Air dan nutrisi diresapkan
 Air dan nutrisi mengalir
 Perbedaan utama dari ketiga sistem tersebut terletak pada cara penghantaran air, nutrisi,
dan osigen pada akar tanaman.
 Wick System. Sistem sumbu hidroponik sederhana tidak butuh pompa.
 Floating system/Deep Water system. Sistem rakit apung.. pemenuhan nutrisi dengan cara
merendam akar dalam arutan nutrisi terapung tanpa sumbu membutuhkan Styrofoam.
 NFT System (Nutrient Film Tecnique) aliran air tipis (3 mm – 1 cm) butuh listrik dan
pompa
 DFT system (Deep Flow Tecnique) sirkulasi air nutrisi mengalir dan menyisakan air
menggenang pada sistem. Tingginya genangan cukup bervariasi amtara 2 hingga 5 cm.
ketika listrik mati, maka cairan nutrisi masih tersimpan dalam sistem.
 Ebb and Flow System. Menggenangi wilayah akar tanaman dengan nutrisi pada waktu
yang sudah ditentukan. Butuh pompa dan sangat bergantung dengan listrik.
 Drip Irrigation System melalui selang irigasi dengan dripper yang diatur dengan timer.
Butuh pompa, listrik, dan dripper.
 Aeroponik. Menumbuhkan tanaman dalam udara yang lembab. Pemenuhan nutrisi
dilakukan dengan cara penyemprotan berkala pada akar. Pompa bertekanan tinggi untuk
menyemprot tanaman dan mentransmisikan nutrient.

Anda mungkin juga menyukai