Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada era milenial sekarang, usaha – usaha yang bersifat kreatif dan inovatif sangat
diperlukan. Era persaingan ketat ini membuat seseorang harus bersikap cerdas dalam
merintis sebuah usaha. Usaha yang sederhana dan banyak diminati pasar perlu
dikembangkan. Salah satunya adalah usaha tanaman hias. Tanaman hias cukup diminati
oleh pasar karena memiliki nilai estetika. Salah satu tanaman hias yang memiliki banyak
peminat adalah tanaman hias kriminil dan jemani. Perawatan tanaman hias tersebut tidak
terlalu sulit. Namun, mungkin memang diperlukan sedikit perlakuan khusus untuk
mempertahankan dan meningkatkan nilai estetika tanaman.
Tanaman hias jemani adalah tanaman hias yang memiliki cukup varian. Daya tarik
dari jemani adalah daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun yang hijau dengan
urat dan tulang daun besar mirip daun tembakau. Tanaman jemani yang merupakan
tanaman asli daerah tropis, pada zaman dahulu identik dengan kesan mewah karena
menjadi hiasan taman dan kerajaan kerajaan di Jawa. Mungkin karena hal inilah yang
membuat jemani banyak diburu orang karena memiliki kesan mewah dan eksklusif
Tanaman hias kriminil merupakan tanaman hias yang berwarna merah, daunnya
mengkilap, serta tumbuh merumpun. Tanaman kriminil sangat mudah beradaptasi di
berbagai iklim dan lingkungan serta sangat mudah dipadukan dengan berbagai konsep
seperti tanaman hias minimalis. Kriminil sangat diminati oleh pasar karena selain mudah
berdaptasi, harga tanaman hias ini tidak semahal tanaman hias yang lain sehingga
memiliki banyak peminat.
Berdasarkan pertimbangan diatas kami mencoba membudidayakan tanaman kriminil
dan jemani dalam kegiatan wirausaha budidaya tanaman hias SMAN 1 Srengat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.1 Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuhnya tanaman hias kriminil dan jemani?
1.2 Bagaimana proses budidaya tanaman hias kriminil dan jemani?
1.3 Bagaimana cara merawat tanaman hias kriminil dan jemani?
1.4 Apa saja ciri – ciri dari tanaman hias kriminil dan jemani?
1.5 Bagaimana cara memperbanyak tanaman hias kriminil dan jemani?
1.6 Apakah keuntungan budidaya tanaman hias kriminil dan jemani?

1.3 VISI DAN MISI


Visi dan Misi usaha budidaya tanaman hias kami sebagai berikut:
A. VISI
Menjadikan tanaman hias kriminil dan jemani menjadi tanaman hias yang memiliki
kualitas unggul, serta memperoleh keuntungan maksimal dengan usaha seminimal
mungkin.

B. MISI
1. Membudidayakan bibit tanaman hias kriminil dan jemani yang unggul.
2. Meningkatkan kualitas tanaman hias kriminil dan jemani.
3. Memuaskan konsumen dengan kualitas tanaman hias yang unggul.
1
4. Meningkatkan omset penjualan tanaman hias.
5. Menciptakan daya beli konsumen dengan adanya tanaman hias kriminil dan jeman

1.4 TUJUAN
Tujuan budidaya tanaman hias sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor tumbuhnya tanaman hias kriminil dan jemani
2. Mengetahui proses budidaya tanaman hias kriminil dan jemani.
3. Mengetahui cara merawat hias kriminil dan jemani
4. Mengetahui ciri – ciri hias kriminil dan jemani
5. Mengetahui cara memperbanyak tanaman hias kriminil dan jemani
6. Mendapat keuntungan dari usaha budidaya tanaman hias kriminil dan jemani

1.5 MANFAAT
Manfaat yang didapatkan dari usaha budidaya tanaman hias sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan secara langsung tentang cara budidaya tanaman hias
kriminil dan jemani.
2. Melatih jiwa mandiri dan berwirausaha
3. Melatih keterampilan dalam proses budidaya tanaman hias
4. Memperoleh pengetahuan secara langsung tentang cara memasarkan tanaman hias
5. Menjadikan alternatif bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan
6. Dapat membantu melestarikan tanaman hias

2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 PROFIL TANAMAN HIAS
Tanaman hias adalah semua jenis tanaman yang bermanfaat untuk menambah
keindahan dan kecantikan baik itu tanaman hias bunga, daun, batang maupun akar. Dari
penjelasan ini jelas tanaman hias adalah segala tanaman yang di tanam untuk estetika
keindahan sehingga jenis jenisnyapun ada beraneka ragam. Bisa berupa tanaman bunga,
phon bahkan buash buahan dan sayuranpun dapat digolongkan sebagai tanaman hias
selama mereka memberikan unsure keindahan.
Tanaman hias umumnya sengaja ditanam dengan tujuan untuk memberikan kesan
indah baik untuk dalam ruangan maupun untuk dluar ruangan. Tanaman hias tidak hanya
memberikan unsure keindahan saja namun juga memberikan berbagai manfaat bagi anda.
Manfaat yang anda dapatkan ini akan tergantung dari jenis tanaman yang anda pilih.

2.2 PROFIL BUDIDAYA


Budidaya tanaman adalah serangkaian kegiatan atau usaha manusia untuk
mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya alam nabati dengan berbagai cara,
modal, dan teknologi untuk menghasilkan berbagai komoditas tanaman seperti bahan
pangan dan produk agroindustri lainnya untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
lebih baik. Budidaya dapat diterapkan pada tanaman pangan, perkebunan, holtikultura,
tanaman hias, dan lain sebagainya.
Dalam budidaya tanaman setidaknya ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan yaitu
pengolahan tanah sebagai lahan pertanian atau media tanam lainnya, pemeliharaan
tanaman dengan berbagai cara, sistem, atau teknologi untuk mendapatkan hasil maksimal,
serta menetap atau tidak berpindah-pindah tempat. Teknologi yang digunakan dalam
budidaya tanaman tergantung pengetahuan yang dimiliki manusia pada masa itu. Semakin
berkembang peradaban dan semakin canggih teknologi tentu teknik budidaya tanaman
semakin meningkat serta lebih efektif dan efisien.

2.3 PROFIL TANAMAN HIAS KRIMINIL

2.3.1 Klasifikasi
Kingdom (Dunia/Kerajaan): Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio (Pembagian): Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

3
Classis (Kelas): Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo (Bangsa): Caryophyllales
Familia (Suku): Portulacaceae
Genus (Marga): Portulaca
Species (Jenis): Portulaca oleracea L.
2.3.2 Pembibitan dan Penanaman
Pangkasan batang-batang kriminil ini mudah ditanam. Pangkasan
batang tanaman kriminil bisa di-setek dan ditanam di tempat baru. Tanaman
kriminil juga bisa tumbuh dari bijinya. Namun, cara perbanyakan seperti ini
dinilai tidak efektif. Untuk menanam tanaman hias kriminil (Alternanthera
ficoida) disarankan untuk menerapkan cara perbanyakan setek batang. Setek-
setek tanaman kriminil tinggal ditanam langsung di taman yang sudah
dirancang.
2.3.3 Perawatan dan Pemeliharaan
1. Pemberian pupuk dasar saat menanam
2. Penataan polybag tanaman kriminil
3. Penyiraman tanaman kriminil
4. Penyiangan tanaman kriminil
5. Pemupukan susulan tanaman kriminil
6. Penanggulangan hama dan penyakit tanaman kriminil
7. Jaga kelembaban tanahnya jangan sampai mengalami kekeringan.
2.3.4 Syarat Tumbuh Tanaman Kriminil

A. Faktor internal
1. Gen

Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke


generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana
pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah. Gen
juga menentukan kemampuan metabolisme sehingga sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang memiliki
gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan
periodenya. Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor ini bukan
satu-satunya yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Di samping itu ada faktor lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada
tanaman yang memiliki sifat unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat,
berbuah lebat, dan rasanya manis di lahan yang subur dan kondisinya sesuai.
Bila ditanam di lahan tandus dan kondisinya tidak sesuai, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.

2. Hormon

4
Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai
fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan
pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada
beragam jenisnya.
1. Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan,
dan diferensiasi sel.
2. Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan dan
perkecambahan embrio.

3. Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.

4. Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti


merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.

5. Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.

6. Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.

7. Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami


kerusakan jaringan.

B. FAKTOR EKSTERNAL

1. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses
metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi
berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses
fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat
hara tidak berperan langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat
diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
2. Cahaya Matahari
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis.
Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan
tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat
pada ujung batang.
3. Air dan Kelembaban
Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air,
makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Kelembaban
mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh tanaman
mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap

5
pemanjangan sel. Kelembaban juga penting untuk mempertahankan
stabilitas bentuk sel.
4. Suhu
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Contohnya pada padi yang ditanam pada awal musim kemarau
dimana suhu rata-rata tinggi akan lebih cepat dipanen daripada padi yang
ditanam pada musim penghujan dimana suhu rata-rata lebih rendah. Hal
ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan
pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu.
5. Tanah
Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi
tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara.
Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu,
kandungan mineral, air, dan derajat keasaman atau pH.
Untuk bisa menanam tanaman hias kriminil (Alternanthera ficoida),
tidak butuh banyak persyaratan rumit. Perawatan dan pemeliharaannya juga
mudah. Tanaman penutup tanah ini tahan dengan kondisi yang kekurangan air.
Hama dan penyakit yang menyeran tanaman ini relatif minim. Bekicot,
belalang, jamur tidak terlalu suka dengan tanaman ini. Sebagai tanaman
penutup tanah pada taman, ia akan tampil indah dan cantik bila rajin
dipangkas. Kuncup atau tunas-tunas yang baru tumbuh akan menampilkan
warnanya yang lebih cerah dan mengkilap.
2.3.5 Pengendalian OPT
Pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan
beberapa tindakan sanitasi yaitu:
a) Menjaga pot tanaman selalu bersih dan bebas dari debu/kotoran. Debu
pada tanaman dapat dicegah dengan menggunakan senyawa pemberi kilap
daun. Debu juga dapat dihilangkan dengan penyemprotan menggunakan air
atau membersihkan tanaman dengan tangan, kapas, sikat lembut, atau
spons dengan frekuensi pembersihan sekali dalam seminggu.
b) Hama dan penyakit pada tanaman juga dapat dikendalikan dengan membuang
daun dan batang yang terinfeksi. Setiap bagian tanaman yang terinfeksi juga
harus dibakar untuk mencegah penyebaran infeksi k tanaman lainnya.
c) Beberapa jenis hama dapat dihilangkan dengan mencuci daun dengan
larutan deterjen.
d) Teknik lain yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan tanaman
dari debu menggunakan aliran udara, seperti dari nozel vacum cleaner.
e) Daun yang sudah tua, layu, atau kering juga harus segera dipisahkan dari
tanaman.
f) Pot juga harus terlindungi dari kontaminasi dengan dicuci menggunakan
deterjen.

6
g) Jika teknik sanitasi sederhana tidak efektif, tanaman dapat disemprot
dengan pestisida yang tepat sesuai dengan petunjuk. Tanaman harus
selalu disemprot di luar ruangan untuk menghindari polusi udara di
ruang tertutup. Setelah penyemprotan dengan menggunakan bahan kimia,
tanaman harus disimpan dalam ruangan berventilasi.

2.3.6 Pemanenan
Tujuan panen adalah memanen tanaman yang siap panen sesuai kualitas dan
spesifikasi Sansevieria yang diminta pasar atau konsumen tanaman kriminil,
dapat dijual pada berbagai umur dan ukuran, sesuai dengan permintaan
pasar. Tanaman tersebut harus diakarkan dahulu sebelum dijual. Tanaman yang
minim perakarannya akan tidak optimal pertumbuhannya dan kurang tahan
terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan selama transit.
Adapun prosedur pemanenan adalah sebagai berikut:
1. Fase panen; dilakukan dengan mengecek tanaman yang cukup umur dan
sesuai dengan spesifikasi tanaman yang diinginkan konsumen seperti tinggi
tanaman, jumlah bunga yang mulai mekar, jumlah daun, kondisi ujung
daun, tanaman dalam keadaan sehat, mulus, tidak cacat dan lain-lain.
2. Umur : 2 s/d 3 bulan, tergantung spesifikasi tanaman yang diinginkan.
Semakin tua, tanaman memiliki ukuran semakin tinggi dan rumpun semakin
banyak. Tanda-tanda dapat dipanen : (1) Tinggi tanaman yang dinginkan
biasanya 40 cm s/d 75 cm atau sesuai spesifikasi yang diminta konsumen. (2)
Jumlah daun tiap rumpun disesuaikan dengan keinginan konsumen. (3)
Rumpun dan helaian daun yang sehat, mulus serta tidak patah ujung.
3. Waktu panen; dengan memperhatikan cuaca, seperti diupayakan supaya
tidak dalam kondisi hujan.
4. Peralatan panen; Menggunakan peralatan yang bersih dan tajam serta bebas
dari gangguan hama penyakit tanaman antara lain cangkul, garpu, gunting
pangkas, pisau/golok, tali dan alat angkut.
5. Proses pemanenan; Panen dilakukan secara hati-hati dengan cara membongkar
tanah diatas bonggol yang dipanen, sehingga terlihat bonggol yang akan
dipotong. Pemotongan bonggol dekat dengan indukan, untuk menghindari
busuk dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari memar/patah. Hindari
luka bekas potong terinfeksi dan usahakan mongering lukanya. Setelah bekas
potongan bonggol tanaman induk mengering, lakukan penimbunan bonggol
dengan tanah.
6. Prosedur pencatatan pada saat pelaksanaan panen penting dilakukan.
2.3.7 Pasca Panen
a) Sortasi dan Grading
Penyortiran dilakukan dengan pemilahan tanaman sesuai dengan mutu
dan ukuran tanaman. Adapun prosedur penyortiran adalah sebagai berikut:
1. Mutu tanaman; pemisahan tanaman yang memenuhi standar sehat, kondisi
akar, batang, dan daun tidak cacat.

7
2. Ukuran tanaman; pemilahan tanaman disesuaikan dengan tinggi tanaman,
panjang, dan lebar daun.
Grading dilakukan berdasarkan menurut tinggi tanaman. Adapun
prosedur grading dilakukan dengan mengelompokkan tanaman sesuai grade
atau standar yang berlaku atau berdasarkan permintaan konsumen. Bila
diperlukan, dikelompokkan sampai 3 grade, yaitu grade A, B dan C.
Pengelompokkan juga dilakukan berdasarkan ukuran tinggi tanaman, bentuk,
kelurusan daun, mulus, tidak cacat, sehat serta warna tanaman. Tanaman lidah
mertua dipilih berdasarkan penampilan fisik secara umum, seperti, luka-
luka/goresan/cacat pada daun. Penampilan tanaman pot yang akan dipasarkan
perlu diperhatikan, karena standar untuk penilaian tanaman lidah mertua fokus
pada penampilan umum tanaman.
b) Pembersihan/Pencucian
Pembersihan dilakukan dengan tujuan agar tanaman bersih dari kotoran yang
menempel seperti tanah dan organisme pengganggu lainnya. Tahapan
pembersihan/pencucian meliputi :
1. Bagian bonggol akar tanaman dipotong kemudian dibersihkan dari kotoran
yang menempel.
2. Metode yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penyemprotan air
bertekanan halus, kemudian dapat juga dilakukan dengan menggunakan
larutan desinfektan seperti fungisida, selanjutnya tanaman ditiriskan dan
dikeringanginkan.
3. Tanaman yang sudah bersih dan tiris dimasukkan ke dalam tempat
penyimpanan dalam posisi berdiri dan bonggol pada posisi di bawah.
4. Untuk tanaman yang tidak segera dikemas, tidak segera diangkut dan
tidak langsung dikirim, tanaman disimpan dalam ruangan yang bersih
dengan memperhatikan sirkulasi udara yang ada. Suhu penyimpanan juga
perlu diperhatikan sesuai standar ketentuan yang telah ditetapkan

2.4 PROFIL TANAMAN HIAS JEMANI

2.4.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
8
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Arecidae
Ordo: Arales
Famili: Araceae (suku talas-talasan)
Genus: Anthurium
Spesies: Anthurium jenmanii Engler
2.4.2 Pembibitan dan Penanaman
1) Biji Anthurium baik itu biji anthurium jenmani cobra , biji jenmani mangkok,
biji jenmani kol, hookeri, biji gelombang cinta, biji garuda merah berkualitas
dihasilkan dari buah matang sempurna.
2) Biji anthurium dikeringanginkan setelah dikelupas.
Cara I
1. Siapkan tray dan isi dengan media.
2. Semai satu biji anthurium perlobang lalu tutup dengan media campuran
pakis, sekam, bakar dan cocopeat.
3. Simpan wadah persemaian di temapt teduh lalu siram calon bibit
anthurium setiap pagi dan sore hari.
4. Pindahkan bibit anthurium ke pot soliter setelah berumur 2-3 bulan.
Umumnya bibit anthurium jenmani cobra, bibit anthurium jenmani
mangkok, bibit anthurium jenmani kol, bibit hookeri super red, bibit
anthurium garuda , bibit anthurium bintang kejora dan bibit anthurium
superboom pada saat itu berdaun 2-3 helai.
Cara II:
1. Cara menyemai biji anthurium Siapkan styrofoam ukuran 30 x 50 cm lalu
isi media pakis kasar di bagian bawah lalu pakis halus di atasnya. Semai
biji anthurium berjarak tanam 2 cm x 2 cm tanpa ditimbun lalu tutup
dengan kaca.
2. Semprot biji anthurium jenmani yang disemai tiap 2 kali sehari dengan
membuka kaca penutup terlebih dahulu.
3. Empat hari kemudian biji anthurium jenmani berkecambah dan dipindah.
Buat lubang sedalam 1 cm pada wadah baru lalu masukan akar kecambah
jenmani dan timbun.
4. Tiga sampai empat bulan kemudian bibit dipindah ke pot soliter.
2.4.3 Perawatan dan Pemeliharaan Anthurium Jemani
Berikut ini perawatan standar untuk anthurium.
1. Media tanam
Anthurium bisa tumbuh di media tanah merah sekalipun. Tapi akan
lebih baik bila media tanamnya porus, berupa campuran pakis, sekam bakar,
sekam biasa, dan bisa ditambah pasir malang.

9
Kalau akarnya bisa tumbuh bag us, tan aman juga akan baik. Media
tanam dan wadah (pot) wajib bersirkulasi udara baik. Untuk menghindari
jamur yang sering menyerang anthurium, media tanam direndam dalam
larutan antijamur (fungisida), sebelum dipakai.
Penggantian media dilakukan kalau pot sudah tak mampu menampung
pertumbuhan akar. Caranya, tanaman dipindahkan ke pot lebih besar berikut
medianya, kemudian tambahkan media sampai penuh.
2. Lokasi penempatan
Flora berdaun indah ini tidak menyukai sinar matahari penuh.
Pertumbuhan optimal akan berlangsung di tempat yang relati! teduh. Untuk
mengatur intensitas cahaya bisa menggunakan paranet 65% rangkap dua.
Piranti itu berfungsi untuk melindungi tanaman dari sengatan sinar matahari
langsung.
Anthurium bisa juga ditempatkan di teras rumah yang tidak terkena
sinar matahari langsung. Oisarankan rutin memutar tanaman supaya
pertumbuhan seimbang di setiap sisi.
3. Pemupukan dan penyiraman
Pengaruh pemupukan tidak terlalu dahsyat. Namun pemupukan tetap
harus dilakukan agar anthurium cukup mendapatkan suplai hara. Jatah pupuk
Oecastar diberikannya setiap 3 bulan sekali. Setelah itu bisa diberikan pupuk
berbarengan saat penyiraman, semisal Growmore. Frekuensinya bisa setiap
minggu atau setiap bulan dengan dosis rendah. Setiap minggu diberikan B1
yang disemprotkan ke daun supaya tetap sehat. Penyiraman tergantung musim.
Saat musim kemarau disiram setiap hari sekali. Sementara pada musim hujan,
tak perlu disiram kalau anthurium sudah terkena air hujan.
2.4.4 Syarat Tumbuh Tanaman Anthurium Jemani
A. Faktor internal
1. Gen
Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke
generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana
pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah. Gen
juga menentukan kemampuan metabolisme sehingga sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang memiliki
gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan
periodenya. Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor ini bukan
satu-satunya yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Di samping itu ada faktor lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada
tanaman yang memiliki sifat unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat,
berbuah lebat, dan rasanya manis di lahan yang subur dan kondisinya sesuai.
Bila ditanam di lahan tandus dan kondisinya tidak sesuai, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.
2. Hormon

10
Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai
fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan
pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada
beragam jenisnya.
1. Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan,
dan diferensiasi sel.
2. Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan dan
perkecambahan embrio.

3. Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.

4. Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti


merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.

5. Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.

6. Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.

7. Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami


kerusakan jaringan.

C. Faktor Eksternal

1. LOKASI:
Pada dasarnya, di Indonesia, tanaman anthurium dapat beradaptasi dengan
baik di segala tempat: baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Namun
untuk menjamin pertumbuhan anthurium yang bagus, daerah atau lingkungan
tumbuh ideal bagi anthurium adalah di dataran menengah (medium) sampai
dataran tinggi (antara 600 m – 1.400 m dpl).
2. SUHU:
Anthurium daun tumbuh ideal di dataran sedang yang bersuhu 24—28º C pada
siang hari dan 18—21º C pada malam hari. Karena pada suhu tersebut
menyebabkan perangsangan produksi klorofil (zat hijau daun) lebih banyak,
sehingga warna daunnya menjadi lebih hijau. Namun, tanaman yang gampang
perawatannya ini juga dapat beradaptasi dengan baik di daerah dataran rendah
yang bersuhu 28—31º C pada siang hari dan 21—25º C pada malam hari.
3. KELEMBABAN:
Kelembapan adalah jumlah kandungan air di udara pada suatu lokasi.
Anthurium dapat hidup pada kelembapan cukup tinggi, yakni 60—80%. Kalau
kelembapan kurang dari 60%, tanaman akan cepat layu. Sedangkan, jika
kelembapan lebih dari 80% akan memicu tumbuhnya jamur pada media sehingga
mengancam kesehatan tanaman. Penyiraman pada tanah atau semprotan air yang
lembut pada tanaman dapat meningkatkan kelembapan. Untuk mengukur
kelembaban, gunakan Higrometer, alat pengukur suhu, yang bisa dibeli di toko2/
apotek di kota anda.
11
4. SINAR MATAHARI:
Sebagai tanaman yang hidup di daerah menengah dan tinggi, Anthurium tidak
tahan terhadap panas matahari langsung. Tanaman anthurium yang menerima
sinar matahari secara langsung atau berlebihan akan mengalami dehidrasi: daun-
daunnya mongering atau hangus terbakar. Sebaliknya bila kekurangan cahaya juga
dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu. Misalnya, daun menjadi
pucat atau lemas. Yang ideal, anthurium membutuhkan tempat yang semi teduh
(semi naungan). Kira-kira, lingkungan yang menerima sinar matahari dengan
intensitas cahaya sekitar 30-60 %.
Jika Anda tinggal di dataran rendah seperti Jakarta, atau Surabaya, sebaiknya
menggunakan shading net, yang berukuran 65% atau jika lokasi Anda di dataran
menengah bisa menggunakan shading net berukuran 55%.
5. ANGIN DAN SIRKULASI UDARA:
Angin dan sirkulasi udara berkaitan erat dengan hal-hal yang sudah sebut di
atas. Dalam kondisi suhu udara meninggi, maupun rendah sirkulasi udara bisa
menjaga kestabilan kelembaban.
6. AIR
Seperti halnya pada tanaman lain, air merupakan unsur penting untuk
pembentukan akar, cabang, daun dan bunga. Namun dalam soal air, bagi
Anthurium bisa dibilang, “malu-malu tapi mau”. Tepatnya, dia membutuhkan
media tanam yang lembab. Penyiraman hanya dilakukan bila media telah kering.
Media yang becek tergenang air, tidak bersahabat bagi tanaman ini. Kebanyakan
air siraman, bisa membuat anthurium celaka, karena akar anthurium membusuk.
Penyiraman sebaiknya dilakukan dua hari sekali hanya bila cuaca panas atau pada
musim kemarau. Tapi bila musim hujan, lihat kondisi dulu. Kalau media masih
basah, penyiraman tidak perlu dilakukan. Kalau bisa, selalu gunakan air yang
bersih dan bebas dari pencemaran.
2.4.5 Pengendalian OPT
Pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan
beberapa tindakan sanitasi yaitu:
a) Menjaga pot tanaman selalu bersih dan bebas dari debu/kotoran. Debu pada
tanaman dapat dicegah dengan menggunakan senyawa pemberi kilap daun.
Debu juga dapat dihilangkan dengan penyemprotan menggunakan air atau
membersihkan tanaman dengan tangan, kapas, sikat lembut, atau spons
dengan frekuensi pembersihan sekali dalam seminggu.Hama dan penyakit pada
tanaman juga dapat dikendalikan dengan membuang daun dan batang yang
terinfeksi. Setiap bagian tanaman yang terinfeksi juga harus dibakar untuk
mencegah penyebaran infeksi k tanaman lainnya.
b) Beberapa jenis hama dapat dihilangkan dengan mencuci daun dengan larutan
deterjen.
c) Teknik lain yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan tanaman dari
debu menggunakan aliran udara, seperti dari nozel vacum cleaner.

12
d) Daun yang sudah tua, layu, atau kering juga harus segera dipisahkan dari
tanaman.
e) Pot juga harus terlindungi dari kontaminasi dengan dicuci menggunakan
deterjen.
f) Jika teknik sanitasi sederhana tidak efektif, tanaman dapat disemprot dengan
pestisida yang tepat sesuai dengan petunjuk. Tanaman harus selalu disemprot
di luar ruangan untuk menghindari polusi udara di ruang tertutup. Setelah
penyemprotan dengan menggunakan bahan kimia, tanaman harus disimpan
dalam ruangan berventilasi.
2.4.6 Pemanenan
Tujuan panen adalah memanen tanaman yang siap panen sesuai kualitas dan
spesifikasi Sansevieria yang diminta pasar atau konsumen tanaman jemani, dapat
dijual pada berbagai umur dan ukuran, sesuai dengan permintaan pasar.
Tanaman tersebut harus diakarkan dahulu sebelum dijual. Tanaman yang minim
perakarannya akan tidak optimal pertumbuhannya dan kurang tahan terhadap
kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan selama transit. Adapun prosedur
pemanenan adalah sebagai berikut:
1. Fase panen; dilakukan dengan mengecek tanaman yang cukup umur dan
sesuai dengan spesifikasi tanaman yang diinginkan konsumen seperti tinggi
tanaman, jumlah bunga yang mulai mekar, jumlah daun, kondisi ujung
daun, tanaman dalam keadaan sehat, mulus, tidak cacat dan lain-lain.
2. Umur : 4 s/d 9 bulan, tergantung spesifikasi tanaman yang diinginkan.
Semakin tua, tanaman memiliki ukuran semakin tinggi dan rumpun semakin
banyak. Tanda-tanda dapat dipanen : (1) Tinggi tanaman yang dinginkan
biasanya 40 cm s/d 75 cm atau sesuai spesifikasi yang diminta konsumen. (2)
Jumlah daun tiap rumpun disesuaikan dengan keinginan konsumen. (3)
Rumpun dan helaian daun yang sehat, mulus serta tidak patah ujung.
3. Waktu panen; dengan memperhatikan cuaca, seperti diupayakan supaya
tidak dalam kondisi hujan.
4. Peralatan panen; Menggunakan peralatan yang bersih dan tajam serta bebas
dari gangguan hama penyakit tanaman antara lain cangkul, garpu, gunting
pangkas, pisau/golok, tali dan alat angkut.
5. Proses pemanenan; Panen dilakukan secara hati-hati dengan cara membongkar
tanah diatas bonggol yang dipanen, sehingga terlihat bonggol yang akan
dipotong. Pemotongan bonggol dekat dengan indukan, untuk menghindari
busuk dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari memar/patah. Hindari
luka bekas potong terinfeksi dan usahakan mongering lukanya. Setelah bekas
potongan bonggol tanaman induk mengering, lakukan penimbunan bonggol
dengan tanah.
6. Prosedur pencatatan pada saat pelaksanaan panen penting dilakukan.
2.4.7 Pasca panen
a) Sortasi dan Grading

13
Penyortiran dilakukan dengan pemilahan tanaman sesuai dengan mutu
dan ukuran tanaman. Adapun prosedur penyortiran adalah sebagai berikut:
1. Mutu tanaman; pemisahan tanaman yang memenuhi standar sehat, kondisi
akar, batang, dan daun tidak cacat.
2. Ukuran tanaman; pemilahan tanaman disesuaikan dengan tinggi tanaman,
panjang, dan lebar daun.
Grading dilakukan berdasarkan menurut tinggi tanaman. Adapun
prosedur grading dilakukan dengan mengelompokkan tanaman sesuai grade
atau standar yang berlaku atau berdasarkan permintaan konsumen. Bila
diperlukan, dikelompokkan sampai 3 grade, yaitu grade A, B dan C.
Pengelompokkan juga dilakukan berdasarkan ukuran tinggi tanaman, bentuk,
kelurusan daun, mulus, tidak cacat, sehat serta warna tanaman. Tanaman lidah
mertua dipilih berdasarkan penampilan fisik secara umum, seperti, luka-
luka/goresan/cacat pada daun. Penampilan tanaman pot yang akan dipasarkan
perlu diperhatikan, karena standar untuk penilaian tanaman lidah mertua fokus
pada penampilan umum tanaman.
b) Pembersihan/Pencucian
Pembersihan dilakukan dengan tujuan agar tanaman bersih dari kotoran yang
menempel seperti tanah dan organisme pengganggu lainnya. Tahapan
pembersihan/pencucian meliputi :
1. Bagian bonggol akar tanaman dipotong kemudian dibersihkan dari kotoran
yang menempel.
2. Metode yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penyemprotan air
bertekanan halus, kemudian dapat juga dilakukan dengan menggunakan
larutan desinfektan seperti fungisida, selanjutnya tanaman ditiriskan dan
dikeringanginkan.
3. Tanaman yang sudah bersih dan tiris dimasukkan ke dalam tempat
penyimpanan dalam posisi berdiri dan bonggol pada posisi di bawah.
4. Untuk tanaman yang tidak segera dikemas, tidak segera diangkut dan
tidak langsung dikirim, tanaman disimpan dalam ruangan yang bersih
dengan memperhatikan sirkulasi udara yang ada. Suhu penyimpanan juga
perlu diperhatikan sesuai standar ketentuan yang telah ditetapkan

2.5 STRATEGI PASAR


Agar rencana mendirikan usaha ini berjalan dengan lancar,upaya yang dilakukan
dalam melakukan strategi pasar antara lain:
2.6.1 SEGMENTING
Segmenting pasar adalah dengan menjadikan pembeli sebagai target yang akan
di capai, tanaman yang harus dibudidayakan adalah tanaman yang dapat dinikmati
keindahannya oleh berbagai kalangan dari masyarakat dengan tingkatan berbeda.
2.6.2 TARGETING
Target pasar di fokuskan kepada warga SMAN 1 SRENGAT, masyarakat
sekitar yang berminat, serta penjual bunga.
2.6.3 POSITIONING
14
Agar tanaman kami ini mudah dikenali oleh masyarakat, kami mencoba
menciptakan media tanam ini dengan seindah-indahnya.

2.6 ANALISIS PELUANG USAHA


Yaitu sebagai acuan untuk menghadapi persaingan dalam bidang usaha. Setiap
kegiatan untuk memulai usaha kami harus mengukur kemampuan kami terhadap
lingkungan atau pesaing melalui swot.
2.6.1 Kekuatan (Strength)
Rasa percaya bahwa tanaman ini akan diterima dengan baik oleh warga
SMAN 1 SRENGAT, karena tanaman tersebut mempunyai kualitas yang cukup tinggi
dengan perawatan yang maksimal. Serta daya tarik bunga jemani dan kriminil yang
dimiliki dapat memikat konsumen.
2.6.2 Kelemahan (Weakness)
a) Tanaman sudah umum dipasaran
b) Cuaca tidak boleh terlalu panas
c) Masa tumbuh memerlukan waktu yang lama.
d) Kemungkinan tumbuh tidaknya biji
2.6.3 Peluang (Oportunity)
Tanaman ini memang sudah ada dikalangan masyarakat, akan tetapi kami
berusaha mewujudkan tanaman ini dengan kualitas yang berbeda dengan tanaman
biasanya. Kami mencoba memelihara dengan ulet dan telaten, serta ketelitian yang
tinggi. Supaya nantinya akan tumbuh tanaman yang berkualitas.
2.6.4 Ancaman (Treath)
Ancaman yang dapat timbul dari usaha tanaman hias ini antara lain:
1. Banyaknya wirausahawan yang bergerak dibidang tanaman hias sehingga terjadi
persaingan ketat
2. Cuaca yang tidak stabil
3. Adanya tanaman serupa dengan kualitas baik dan harga murah

15
BAB III
METODOLOGI PENANAMAN
3.1 PROSES BUDIDAYA
Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan penanaman yaitu :
1) Mengembangkan ide penanaman dengan membaca kebutuhan konsumen terhadap
sebuah tanaman yang sedang populer yaitu tanaman hias.
2) Melalui bagian penanaman, mulai menentukan pupuk penunjang selain pupuk utama.
Dalam hali ini, kami akan melakukan survei ke pasar guna mendapatkan harga yang
lebih kompetitif dasar pasar.
3) Proses penanaman, proses penanaman dilakukan dengan rangkaian kegiatan yang
mengedepankan azas keindahan guna terciptanya kepercayaan terhadap konsumen
akan produk yang akan dipasarkan.
4) Menyusun HPP, tahap ini dilakukan untuk membuat sistem managemen yang baik
dalam kegiatan usaha. Kami percaya, jika penanganan keuangan tersusun dengan baik
maka semua kegiatan produksi akan berjalan lancer dan maksimal

3.2 WAKTU DAN TEMPAT


Waktu : 12 Februari – April 2018
Tempat : Di rumah Maulana Akbar

3.3 ALAT DAN BAHAN


1. Sabit (1 buah)
2. Cetok (1 buah)
3. Sarung tangan (1 pasang)
4. Gayung (1 buah)
5. Pupuk (± 5 kg)
6. Air (secukupnya)
7. Bibit tanaman hias kriminil dan jemani (6 buah)
8. Tanah subur ( secukupnya)
9. Polybag (20 buah)

3.4 LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyampur tanah dengan pupuk dengan perbandingan 2 : 1
3. Memindahkan tanah ke polybag
4. Menanam bibit tanaman hias kriminil dan jemani ke dalam polybag yang sudah berisi
pupuk dan tanah
5. Menyirami bibit yang sudah ditanam
6. Mengecek serta menyirami setiap hari bunga agar tanaman tumbuh dengan baik
7. Menyiangi rumput liar jika ada
8. Mendokumentasikan seluruh langkah kerja

3.5 RENCANA TABEL PENGAMATAN


A. Tanaman Hias Kriminil

Tinggi tanaman ..... cm (Minggu ke-) KETERANGAN


Jenis
No. KD 16
B. Tanaman Hias Jemani

Tinggi tanaman ..... cm (Minggu ke-) KETERANGAN


Jenis
No. KD 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
tanaman
(19/2) (26/2) (05/3) (12/3) (19/3) (26/3) (02/4) (09/4) (16/4) (23/4)

T.H
1. 1
Jemani

T.H
2. Jemani 2

T.H
Jemani
3. 3

Rata rata

3.6 RENCANA GRAFIK

Tinggi
tanaman
rata - rata
(cm)

Minggu ke-

17
Tinggi
Tanaman
rata-rata
(cm)

Minggu ke-

3.7 RENCANA ANGGARAN/HPP

3.5 Bunga Kriminil

Bahan:

Biji bunga kriminil Rp 6.000,-

Pupuk kandang Rp 1.000,-

Polybag Rp 3.000,-

Biaya bahan Rp. 10.000,-


Biaya tenaga produksi Rp. 2.000,-
Biaya tidak tetap lain Rp. 3.000,-
Biaya tetap (listrik, air ) Rp. 3.000,- +
Harga pokok produksi Rp 18.000,-
Biaya pemasaran(5%total) Rp 900,- +
Total HPP Rp 18.900,-
Total HPP Rp. 18.900,-
Jumlah produksi 6 unit
HPP / unit Rp 3.150,-
Laba (20% margin) Rp 630,- +
Harga jual/unit Rp 3.780,- (Rp 4000,-)

3.6 Bunga Jemani


Bahan:
Biji bunga Jemani Rp 6.000,-
Pupuk kandang Rp 1.000,-
Polybag Rp 3.000,-

18
Biaya bahan Rp. 10.000,-
Biaya tenaga produksi Rp. 2.000,-
Biaya tidak tetap lain Rp. 3.000,-
Biaya tetap (listrik, air ) Rp. 3.000,- +
Harga pokok produksi Rp. 18.000,-
Biaya pemasaran(5%total) Rp. 900,- +
Total HPP Rp. 18.900,-
Total HPP Rp. 18.900,-
Jumlah produksi 6 unit
HPP / unit Rp. 3.150,-
Laba (20% margin) Rp. 630,- +
Harga jual/unit Rp. 3.780,- (Rp 4.000,-)

3.8 RENCANA BEP


A. Bunga Jemani

Diketahui:

1. (Fixed Cost) biaya tetap :


Rp .5000,-
2. (Variable Cost) biaya variabel:
( Rp 10.000 + Rp 3.000 ) : 6 = Rp 2.200,-
3. (Price) harga
Harga jual/unit= Rp 4.000
Maka,
a. BEP/unit

BEP/unit = 5.000 : (4.000 – 2.200) = 5.000 : 1.800 = 2,78 = 3

b. BEP rupiah

BEP rupiah = 5000 : {(4.000-2.200) : 2.200 = 6.172,83951 = Rp 6.200

B. Bunga Kriminil
Diketahui:
1. (Fixed Cost) biaya tetap :
Rp .5000,-
2. (Variable Cost) biaya variabel:
( Rp 10.000 + Rp 3.000 ) : 6 = Rp 2.200,-
3. (Price) harga
Harga jual/unit= Rp 4.000,-
19
Maka,
a. BEP/unit

1.

2. BEP/unit = 5.000 : (4.000 – 2.200,-) = 5.000 : 1800 = 2,78 = 3

b. BEP rupiah

1.

2. BEP rupiah = 5000 : {(4.000 – 2.200) : 2200 = 6.172,83951 = Rp 6.200

3.9 RENCANA LABEL


A. Tanaman Hias Kriminil

B. Tanaman Hias Jemani

20
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Bunga jemani dan bunga kriminil adalah tanaman hias yang akan kami jual kepada
warga sekolah maupun masyarakat sekitar. Kami memilih tanaman ini karena menurut
kami bunga jemani dan bunga kriminil akan laku dijual di pasaran. Selain itu, bunga
tersebut mudah dipelihara dan mudah dirawat. Kami sangat berharap tanaman jemani dan
kriminil dapat disukai dan disenangi oleh konsumen.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran siswa dalam
budidaya tanaman hias. Serta bisa melatih siswa menjalankan usaha penjualan tanaman
hias. Dengan begitu akan memunculkan siswa-siswi yang berjiwa kewirausahaan. Selain
itu, dengan adanya proposal ini kita dapat merencanakan kegiatan budidaya secara
matang dan sebaik – baiknya. Sehingga proses budidaya dapat berjalan lancar dan sesuai
keinginian kita.

4.2 SARAN
Dengan proposal ini, semoga kegiatan usaha dapat berjalan dengan lancar serta
produk yang dibuat banyak disukai oleh konsumen. Selain itu, budidaya tanaman hias
seperti ini harus sering dilakukan agar siswa dapat belajar berwirausaha dan budidaya
tanaman hias. Dalam pelaksanaan usaha budidaya tanaman hias, disarankan untuk
merencanakan proposal budidaya sebaik mungkin, agar pelaksanaan budidaya dapat
berjalan dengan lancar. Selain itu, dalam pemasaran dibutuhkan promosi yang baik dan
menarik agar konsumen berminat terhadap produk yang ditawarkan.

21
DAFTAR PUSTAKA
www.jasaalam.id/tanaman/tanaman-hias-kriminil-merah

www.faunadanflora.com/jenis-tanaman-anthurium-aling-populer/

www.Birdbody.blogspot.co.id/2014/0/menanam-tanaman-hias-kriminil.html?m=1

https://daunbuah.compengertian-tanaman-hias-dan-manfaatnya/

http://www.definisimenurutparaahli.com

http://adeniummynew.blogspot.co.id/2015/04/tahapan-budidaya-tanaman-hias-adenium.html

http://bungahias.net/blog/langkah-langkah-budidaya-tanaman-hias/

https://wismakreatif.web.id/2015/08/mari-mengenal-tanaman-hias-jemani.html

http://kandangpring-sigit.blogspot.co.id/2013/06/cara-pembibitan-dan-pemeliharaan.html

http://blogsimpleuntukpelajar.blogspot.co.id/2014/05/makalah-prakarya-budidaya-tanaman-
hias.html

http://yusrilabd.blogspot.co.id/2015/10/makalah-proses-budidaya-tanaman-hias.html

22

Anda mungkin juga menyukai