PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan biji yang merupakan hasil dari generatif yang dipergunakan untuk
keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomik. (Tim Penyusun
Kamus PS, 2013). Sedangkan dalam pengertian ilmu tumbuhan, yang dimaksud dengan benih
adalah biji yang berasal dari ovule. Ovule dalam pertumbuhannya setelah masak (mature),
lalu menjadi biji (seed), sedangkan integumentnya menjadi kulit biji (seed coat) dan ovary
menjadi buah (fruit). Jenis benih berdasarkan viabilitasnya dibagi menjadi dua yaitu benih
ortodoks dan rekalsitrant.
Benih merupakan salah satu komoditi perdagangan dan merupakan unsur baku yang
mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Benih bermutu dengan kualitas yang
tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karenanya benih harus selalu dijaga kualitasnya
sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan sampai diterima oleh petani untuk ditanam.
Untuk mendapatkan benih dengan kualitas yang tinggi yang sesuai dengan keinginan petani,
maka tidak hanya hal-hal di atas saja yang perlu diperhatikan akan tetapi pada proses
pengolahan pun juga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus agar benih yang
dihasilkan tetap berkualitas.
Pengolahan benih merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung
peningkatan produksi benih. Tujuan pengolahan benih adalah menghasilkan benih yang
memiliki mutu fisik, fisiologis dan genetik yang sesuai dengan standar mutu benih. Tahaptahap pengolahan benih meliputi penerimaan benih, prapengolahan, pengeringan, cleaning,
grading, seed treatment dan pengemasan benih. (Kartasapoetra, A. G., 1986; Widajati, E. dkk,
2013).
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang di atas, tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui
pengolahan benih serta tahap-tahap dari pengolahan benih baik dari benih ortodok dan benih
rekalsitran khusunya pada tanaman terung, nangka, bayam, pala dan jagung.
BAB II
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 1
TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan benih merupakan proses benih sesudah panen sehingga didapat benih yang
bersih, sehat dan terpilah. (Widajati, E. dkk, 2013). Prinsip dari pengolahan benih yaitu
mewujudkan benih tanaman yang unggul atau baik. (Kartasapoetra, A. G., 1986). Tujuan
pengolahan benih adalah menghasilkan benih yang memiliki mutu fisik, fisiologis dan
genetik yang sesuai dengan standar mutu benih. Tahap-tahap pengolahan benih meliputi
penerimaan benih, prapengolahan, pengeringan, cleaning, grading, seed treatment dan
pengemasan benih. (Kartasapoetra, A. G., 1986; Widajati, E. dkk, 2013). Secara umum
pengolahan benih terdiri dari perontokan, pembersihan, pengeringan, grading, seed treatment
dan pengemasan.
2.1 Perontokan
Perontokan harus dilakukan dengan hati-hati, agar tidak merusak benih yang dapat
menyebabkan benih mengalami deteorasi. Perontokan bertujuan untuk memisahkan
benih dari bagian lain pada tanaman. Perontokan dapat dilakukan dengan metode manual
dan metode mekanis (Mechanical Threshing). Pada metode manual biasanya dengan
menggunakan tangan, tongkat pemukul dan menggilas dengan roda karet sedangkan
metode mekanis menggunakan mesin yang dimana prinsipnya sama dengan metode
manual yaitu Standard Thresher dan Plot Thresher.
2.2 Pembersihan
Pembersihan atau cleaning merupakan kegiatan menghilangkan kotoran-kotoran fisik
maupun biji-bijian lain yang mencampuri suatu kelompok benih. Pembersihan benih
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu manual (tradisional) dan menggunakan mesin.
Secara tradisional, pembersihan dilakukan dangan menggunakan alat tampah sedangkan
secara modern menggunakan mesin dalam pembersihan benih seperti penggunaan mesin
air screen cleaner. Sasaran dari basic celeaning yaitu memisahkan benih yang kita
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 2
maksudkan antara yang berukuran besar dan kecil, lebar dan tebalnya serta benih yang
ringan dengan yang lain.
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 3
2.4 Grading
Grading merupakan proses pemisahan benih atas dasar penjang, lebar, tebal, berat warna
dan struktu benih. (Kartasapoetra, A. G., 1986). Alat-alat yang digunakan grading yaitu
spiral separator, blower separator, gravity table separator dan indented cylinder.
(Widajati, E. dkk, 2013).
merupakan
perlakuan-
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 4
pemisahan benih dari penghalangnya, inokulasi benih dan memecahkan dormansi benih.
(Kartasapoetra, A. G., 1986).
2.6 Penyimpanan dan Pengemasan
Pengemasan benih merupakan tindakan memberikan lingkungan mikra agar benih tidak
dipengaruhi oleh faktor lingkungan selama penyimpanan. Prinsip dari pengemasan yaitu
menjaga kadar air dan respirasi benih tetap rendah. (Widajati, E. dkk, 2013). Pengemasan
harus memerhati material kemasan yang akan digunakan. Pada daerah dengan
kelembaban tinggi bahan yang digunakan untuk pengemasan sebaiknya bahan yang
kedap udara seperti kantong yang dilapisi dengan aluminium polyethylene.
Penyimpana dapat dilakakuan dengan dua metode yaitu penyimpanan dalam karung dan
penyimpanan secara bulk dalam berbagai tipe silo. (Sutopo, L., 1998). Ruangan yang
baik untuk penyimpanan benih, harus memperhatikan antara lain
Ruangan harus kedap air dan uap air,
Insulasi (penahanan aliran panas udara),
Refrigerasi (pendinginan)
Dehumidifikasi (pengeringan udara)
(Kartasapoetra, A. G., 1986)
Harringtons rules of thumb (1973) menjelaskan bahwa periode hidup benih menjadi dua
kali lipat atau setengahnya setiap penurunan atau peningkatan kadar air 1%. Selain
Kelembaban ruang simpan atau kadar air benih, suhu ruang simpan juga berpengaruh
terhadap viabilitas benih. Menurut Harrington, periode hidup benih menjadi dua kali
lipat atau setengahnya setiap penurunan atau peningkatan suhu 5.6C.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengolahan Benih Tanaman Terong
a. Panen, Buah terong yang dapat dipanen yaitu buah yang telah matang sempurna.
Pada umumnya wrna dari buah terung yang matang, memudar. Untuk pada varietas
yang berwarna hijau akan berubah menjadi kuning kecoklatan sedangkan pada
varietas yang berwarna ungu akan berwarna kecoklatan. (Sukprakarn, S.; etc. 2006)
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 5
dan
pengemasan,
Tingkat
kelembaban
benih
terung
dalam
penyimpanan tertutup yang baik adalah 6% (USDA Federal Seed act. 1976). Benih
kering dapat disimpan selama 3 tahun. Tempat yang baik untuk penyimpanan benih
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 6
terung yaitu yang kedap udara dan melindungi dari sinar matahari. Penyimpanan
benih ditempat yang sejukdan kering. Untuk penyimpanan lama, benih dapat
disimpan di lemari es sedangkan untuk waktu yang singkat, penyimpanan benih
ditempat sejuk, teduh dan kering.
3.2 Pengolahan Benih Nangka
a. Benih hanya diambil dari bagian buah yang benar-benar matang secara fisiologis.
Buah tersebut memiliki ciri-ciri berwarna kuning atau kuning kecoklat-coklatan,
berbau harum.
b. Ekstrak benih dengan hati-hati tanpa merusak kondisi benih.
c. Pisahkan benih dari bagian pulpnya (pembungkusnya).
d. Cuci dalam air yang bersih untuk menghilangkan bagian yang licin dan keringkan
dengan kertas halus (kertas tissue).
e. Benih dapat disimpan satu atau dua hari dalam kantong plastik (Untuk menjaga kadar
air benih). Benih yang memiliki kadar air 40% dari benih segar, dapat disimpan
selama 3 bulan pada suhu 20C (ruang ber AC).
f. Benih nangka sangat mudah mengalami deteorasi, apabila ingin menyimpannya untuk
waktu yang lama, simpan dalam kantung plastic kedap udara dengan suhu kamar. Ini
akan membuatnya bertahan selama 7 minggu.
g. Perkecambahan dapat diinduksi dengan merendam benih dalam air selama 24 jam dan
tanam sebelum kadar air benih mengering.
Gambar 3.3 Benih Nangka
Sumber: www.mitrabibit.com
3.3
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 7
Page 8
Setelah buah-buah pala masak dikumpulkan, buah yang sudah masak dibelah dan
antara daging buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala tersebut ditaruh
pada wadah yang kondisinya bersih dan kering. Biji-biji yang terkumpul perlu disortir
dan dipilah-pilahkan menjadi 3 macam yaitu: (1) yang gemuk dan utuh; (2) yang kurus
atau keriput; dan (3) yang cacat. Biji kembar pada buah pala digolongkan ke dalam kelas
terendah.
d. Pengeringan Biji
Biji pala yang diperoleh dari proses ke-I tersebut segera dijemur untuk menghindari
serangan hama dan penyakit. Biji dijemur dengan panas matahari pada lantai
jemur/tempat lainnya. Pengeringan yang terlalu cepat dengan panas yang lebih tinggi
akan mengakibatkan biji pala pecah. Biji pala yang telah kering ditandai dengan terlepas
bagian kulit biji (cangkang), jika digolongkan akan kocak dan kadar airnya sebesar 8
10%.
Biji-biji pala yang sudah kering, kemudian dipukul dengan kayu supaya kulit buijinya
pecah dan terpisah dengan isi biji. Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya tersebut
disortir berdasarkan ukuran besar kecilnya isi biji:
Besar: dalam 1 kg terdapat 120 butir isi biji.
Sedang: dalam 1 kg terdapat sekitar 150 butir isi biji.
Kecil: dalam 1 kg terdapat sekitar 200 butir isi biji.
Isi biji yang sudah kering, kemudian dilakukan pengapuran. Pengapuran biji pala yang
banyak dilakukan adalah pengapuran secara basah, yaitu: a) Kapur yang sudah disaring
sampai lembut dibuat larutan kapur dalam bak besar/bejana (seperti yang digunakan
untuk mengapur atau melabur dinding/tembok). b) Isi biji pala ditaruh dalam keranjang
kecil dan dicelupkan dalam larutan kapur sampai 23 kali dengan digoyang-goyangkan
demikian rupa sehingga air kapur menyentuh semua isi biji. c) Selanjutnya isi biji itu
diletakkan menjadi tumpukan dalam gudang untuk dianginanginkan sampai kering.
Setelah proses pengapuran perlu diadakan pemeriksaaan terakhir untuk mencegah
kemungkinan biji-biji pala tersebut cacat, misalnya pecah yang sebelumnya tidak
diketahui. Pengawetan biji pala juga dapat dilakukan dengan teknologi baru, yakni
dengan fumigasi dengan menggunakan zat metil bromida (CH 3B1 ) atau karbon bisulfida
(CS2 ) .
e. Pemecahan Tempurung Biji
Pemecahan tempurung biji
pala
dapat
dilakukan
dengan
cara,
yaitu:
Pertama, Dengan tenaga manusia: Cara memecah tempurung dari biji pala dilakukan
dengan cara memukulnya dengan kayu sampai tempurung tersebut pecah. Cara memecah
tempurung biji pala memerlukan keterampilan khusus, sebab kalau tidak isi biji akan
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 9
banyak yang rusak (pecah) sehingga kulitasnya turun. Dengan mesin: Cara ini banyak
digunakan petani pala. Secara sederhana dapat diterangkan bahwa mekanisme kerja dan
alat ini sama dengan yang dilakukan oleh manusia, yakni bagian tertentu dari mesin
menghancurkan kulit buah pala sehingga yang tinggal adalah isi bijinya. Keuntungan dari
penggunaan mesin adalah tenaga, waktu dan biaya operasionalnya dapat ditekan.
Disamping itu kerusakan mekanis dari isi biji juga lebih kecil.
Page 10
dilakukan dengan air screen cleaner. Pemilihan ukuran dapat diikuti oleh pemilihan
bobot. Pemilihan bobot dapat dilakukan dengan gravity tabel atau gravity separator.
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 11
BAB VI
KESIMPULAN
Benih merupakan biji yang merupakan hasil dari generatif yang dipergunakan untuk
keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomik. Jenis benih
berdasarkan viabilitasnya dibagi menjadi dua yaitu benih ortodoks dan rekalsitrant.
Pengolahan benih merupakan proses benih sesudah panen sehingga didapat benih yang
bersih, sehat dan terpilah. Tujuan pengolahan benih adalah menghasilkan benih yang
memiliki mutu fisik, fisiologis dan genetik yang sesuai dengan standar mutu benih. Secara
umum pengolahan benih terdiri dari perontokan, pembersihan, pengeringan, grading, seed
treatment dan pengemasan. Terdapat beberapa perbedaan pengolahan benih pada benih
rekalsitran dan ortodoks seperti di proses pengeringan.
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 12
DAFTAR PUSTAKA
Andress, E.A. and J.A. Harrison. 1999. So Easy to Preserve. Fourth edition. Cooperative
Extension Service/The University of Georgia. Athens, GA. 344 pp.
BPTP
Sulawesi
Tenggara.
2009.
Budidaya
dan
Produksi
Benih
Bayam.
Page 13
SCUC (2006). Jackfruit Artocarpus heterophyllus, Field Manual for Extension Workers and
Farmers, SCUC, Southampton, UK.
Sukprakarn, S., S. Juntakool, R. Huang, and T. Kalb. 2005. Saving your own vegetable seeds
a guide for farmers. AVRDC publication number 05-647. AVRDCThe World
Vegetable Center, Shanhua, Taiwan. 25 pp.
Sutotp, L.. 1998. Teknologi Benih, Cet. 4. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Suwardi. 2009. Teknologi Produksi dan Pascapanen Benih Jagung Varietas Sukmaraga di
Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Serealia. Balai Penelitian Tanaman
Serealia.
Tim Penyusun Kamus PS. 2013. Kamus Pertanian Umum. Jakarta:Penebar Swadaya
USDA Federal Seed Act, 1976. Dalam makalah SEED PROCESSING AND STORAGE.
Widajati, E. dkk, 2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor: IPB Press
Zubachtirodin, Syuryawati dan Rapar, C. 2007. Petunjuk Teknis: Produksi Benih Sumber
Jagung Komposit (Bersari Bebas). Makassar: Balai Penelitian Tanaman Serealia
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 14
Lampiran
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 15
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 16
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 17
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung
Page 18