Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan biji yang merupakan hasil dari generatif yang dipergunakan untuk
keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomik. (Tim Penyusun
Kamus PS, 2013). Sedangkan dalam pengertian ilmu tumbuhan, yang dimaksud dengan benih
adalah biji yang berasal dari ovule. Ovule dalam pertumbuhannya setelah masak (mature),
lalu menjadi biji (seed), sedangkan integumentnya menjadi kulit biji (seed coat) dan ovary
menjadi buah (fruit). Jenis benih berdasarkan viabilitasnya dibagi menjadi dua yaitu benih
ortodoks dan rekalsitrant.
Benih merupakan salah satu komoditi perdagangan dan merupakan unsur baku yang
mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Benih bermutu dengan kualitas yang
tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karenanya benih harus selalu dijaga kualitasnya
sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan sampai diterima oleh petani untuk ditanam.
Untuk mendapatkan benih dengan kualitas yang tinggi yang sesuai dengan keinginan petani,
maka tidak hanya hal-hal di atas saja yang perlu diperhatikan akan tetapi pada proses
pengolahan pun juga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus agar benih yang
dihasilkan tetap berkualitas.
Pengolahan benih merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung
peningkatan produksi benih. Tujuan pengolahan benih adalah menghasilkan benih yang
memiliki mutu fisik, fisiologis dan genetik yang sesuai dengan standar mutu benih. Tahaptahap pengolahan benih meliputi penerimaan benih, prapengolahan, pengeringan, cleaning,
grading, seed treatment dan pengemasan benih. (Kartasapoetra, A. G., 1986; Widajati, E. dkk,
2013).
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang di atas, tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui
pengolahan benih serta tahap-tahap dari pengolahan benih baik dari benih ortodok dan benih
rekalsitran khusunya pada tanaman terung, nangka, bayam, pala dan jagung.

BAB II
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 1

TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan benih merupakan proses benih sesudah panen sehingga didapat benih yang
bersih, sehat dan terpilah. (Widajati, E. dkk, 2013). Prinsip dari pengolahan benih yaitu
mewujudkan benih tanaman yang unggul atau baik. (Kartasapoetra, A. G., 1986). Tujuan
pengolahan benih adalah menghasilkan benih yang memiliki mutu fisik, fisiologis dan
genetik yang sesuai dengan standar mutu benih. Tahap-tahap pengolahan benih meliputi
penerimaan benih, prapengolahan, pengeringan, cleaning, grading, seed treatment dan
pengemasan benih. (Kartasapoetra, A. G., 1986; Widajati, E. dkk, 2013). Secara umum
pengolahan benih terdiri dari perontokan, pembersihan, pengeringan, grading, seed treatment
dan pengemasan.
2.1 Perontokan
Perontokan harus dilakukan dengan hati-hati, agar tidak merusak benih yang dapat
menyebabkan benih mengalami deteorasi. Perontokan bertujuan untuk memisahkan
benih dari bagian lain pada tanaman. Perontokan dapat dilakukan dengan metode manual
dan metode mekanis (Mechanical Threshing). Pada metode manual biasanya dengan
menggunakan tangan, tongkat pemukul dan menggilas dengan roda karet sedangkan
metode mekanis menggunakan mesin yang dimana prinsipnya sama dengan metode
manual yaitu Standard Thresher dan Plot Thresher.

Gambar 2.1 Mesin Perontok Benih


Sumber: Herdanto Kuswanto

2.2 Pembersihan
Pembersihan atau cleaning merupakan kegiatan menghilangkan kotoran-kotoran fisik
maupun biji-bijian lain yang mencampuri suatu kelompok benih. Pembersihan benih
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu manual (tradisional) dan menggunakan mesin.
Secara tradisional, pembersihan dilakukan dangan menggunakan alat tampah sedangkan
secara modern menggunakan mesin dalam pembersihan benih seperti penggunaan mesin
air screen cleaner. Sasaran dari basic celeaning yaitu memisahkan benih yang kita

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 2

maksudkan antara yang berukuran besar dan kecil, lebar dan tebalnya serta benih yang
ringan dengan yang lain.

Gambar 2.2 Air Screen Cleaner


Sumber: http://agritech.tnau.ac.in/
2.3 Pengeringan
Kadar air dalam benih sangat berpengaruh terhadap waktu penyimpanan suatu benih.
Maka dari itu diperlukan pengeringan dalam mengelolah benih. Pengeringan benih
adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan air di dalam benih dengan tujuan agar
benih dapat disimpan dalam waktu yang lama. (Sutopo, L., 1998). Pengeringan
merupakan proses penting bagi benih ortodoks. Untuk pengeringan biji yang digunakan
sebagai benih harus memperhatikan temperatur udara yaitu sekitar 32-43C (90-110F).
(Sutopo, L., 1998). Pengeringan pada benih dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
alami (sinar matahari) dan menggunakan mesin. Pengeringan secara alami biasanya
melibatkan unsur iklim yaitu sinar matahari, dan angin sedangkan dengan secara mekanis
terdapat tidgtiga cara yaitu pengeringan tanpa pemanasan, pengeringan dengan
pemanasan tinggi dan pengeringan dengan tambahan pemanasan. Macam-macam mesin
pengering mekanis yaitu batch drier, continuous flow machine, cabinet drier dll. Waktu
untuk pengeringan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
Kondisi benih yang akan dikeringkan
Tebal timbunan benih
Temperatur udara
Kelembaban nisbi udara
Aliran udara

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 3

Gambar 2.3 batch drier


Sumber: http://www.fao.org/

2.4 Grading
Grading merupakan proses pemisahan benih atas dasar penjang, lebar, tebal, berat warna
dan struktu benih. (Kartasapoetra, A. G., 1986). Alat-alat yang digunakan grading yaitu
spiral separator, blower separator, gravity table separator dan indented cylinder.
(Widajati, E. dkk, 2013).

Gambar 2.4 Spiral separator


Sumber: http://www.abss.net.au/

Gambar 2.5 Gravity table separator


Sumber:
http://encyclopedia.che.engin.umich.edu/
2.5 Seed Treatment
Seed treatment

merupakan

perlakuan-

perlakuan yang diberkana kepada benih agar


benih tidak terserang hama dan penyakit baik
selama penyimpanan maupun saat tanam. Biasanya benih diberi bahan-bahan kimia
seperti pestisida. Bahan kimia yang digunakan tidak boleh menurunkan viabilitas benih.
Jenis pestisida yang biasa diberikan di seed treatment yaitu fungisida (dhithane M-45)
sedangakan dengan insektisida digunakan gedarol. (Sutopo, L., 1998). Selain pemberian
pestisida, seed treatment yang dilakukan yaitu penghilangan bulu-bulu pada benih,

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 4

pemisahan benih dari penghalangnya, inokulasi benih dan memecahkan dormansi benih.
(Kartasapoetra, A. G., 1986).
2.6 Penyimpanan dan Pengemasan
Pengemasan benih merupakan tindakan memberikan lingkungan mikra agar benih tidak
dipengaruhi oleh faktor lingkungan selama penyimpanan. Prinsip dari pengemasan yaitu
menjaga kadar air dan respirasi benih tetap rendah. (Widajati, E. dkk, 2013). Pengemasan
harus memerhati material kemasan yang akan digunakan. Pada daerah dengan
kelembaban tinggi bahan yang digunakan untuk pengemasan sebaiknya bahan yang
kedap udara seperti kantong yang dilapisi dengan aluminium polyethylene.
Penyimpana dapat dilakakuan dengan dua metode yaitu penyimpanan dalam karung dan
penyimpanan secara bulk dalam berbagai tipe silo. (Sutopo, L., 1998). Ruangan yang
baik untuk penyimpanan benih, harus memperhatikan antara lain
Ruangan harus kedap air dan uap air,
Insulasi (penahanan aliran panas udara),
Refrigerasi (pendinginan)
Dehumidifikasi (pengeringan udara)
(Kartasapoetra, A. G., 1986)
Harringtons rules of thumb (1973) menjelaskan bahwa periode hidup benih menjadi dua
kali lipat atau setengahnya setiap penurunan atau peningkatan kadar air 1%. Selain
Kelembaban ruang simpan atau kadar air benih, suhu ruang simpan juga berpengaruh
terhadap viabilitas benih. Menurut Harrington, periode hidup benih menjadi dua kali
lipat atau setengahnya setiap penurunan atau peningkatan suhu 5.6C.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengolahan Benih Tanaman Terong
a. Panen, Buah terong yang dapat dipanen yaitu buah yang telah matang sempurna.
Pada umumnya wrna dari buah terung yang matang, memudar. Untuk pada varietas
yang berwarna hijau akan berubah menjadi kuning kecoklatan sedangkan pada
varietas yang berwarna ungu akan berwarna kecoklatan. (Sukprakarn, S.; etc. 2006)
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 5

Gambar 3.1 Benih Terung


Sumber: http://www.agrotima.com
b. Perontokan dan pembersihan, Buah terung
yang telah dipanen, simpan terlebih dahulu di
dalam gudang selama 3-4 hari sampai buah
menjadi lunak. Sepertiga bagian atas buah
terung dipotong karena pada bagian tersebut
hampir tidak mengandung biji (benih). Pengambilan biji (benih) pada terung
biasanya dengan mengupas bagian lapisan luar dan memotong daging buah dengan
biji hingga berukuran kecil dan tipis. Benih dapat diekstrak dengan cara manual
ataupun menggunakan mesin ekstrak mekanik.. Setelah diekstraksi, benih dicuci dan
dibersihkan dengan air tambahan dalam wadah. Untuk memisahkan benih dari
daging buah terung, dapat dengan cara direndam air semalaman. Setelah pemisahan,
benih dimasukan atau dicelupkan ke dalam air.
c. Pengeringan, Pengeringan pada benih terung dapat menggunakan mesin ataupun
tanpa mesin. Tanpa mesin, benih yang telah bersih, dikeringkan ditempat sejuk dan
kering selama beberapa minggu. (Sukprakarn, S.; etc. 2006). Benih diratakan dan
diaduk (bolak-balikan) dengan tangan setiap 2-3 kali dalam sehari. Benih harus
benar-benar kering dengan kadar air 8%. (Chen, N.C. 2001). Pengeringan benih
dengan menggunakan mesin menggunakan mesin dehydrator elektrik memakan
waktu 10-12 jam. Waktu pengeringan beragam, tergantung dari tingkat kelembaban
benih dan penggunaan mesin dehydrator. Selain menggunakan mesin dehydrator,
pengeringan dapat menggunakan oven konvesional tetapi waktu pengeringan dapat
menjadi dua kali lipat lebih lama tergantung jumlah sirkulasi air. (Andress, E. A. and
harisson, J. A. 1999).
Gambar 3.2

Buah Terong matang

dipotong kecil untuk fermentasi dan biji


ekstraksi
Sumber: AVRDC
d. Penyimpanan

dan

pengemasan,

Tingkat

kelembaban

benih

terung

dalam

penyimpanan tertutup yang baik adalah 6% (USDA Federal Seed act. 1976). Benih
kering dapat disimpan selama 3 tahun. Tempat yang baik untuk penyimpanan benih
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 6

terung yaitu yang kedap udara dan melindungi dari sinar matahari. Penyimpanan
benih ditempat yang sejukdan kering. Untuk penyimpanan lama, benih dapat
disimpan di lemari es sedangkan untuk waktu yang singkat, penyimpanan benih
ditempat sejuk, teduh dan kering.
3.2 Pengolahan Benih Nangka
a. Benih hanya diambil dari bagian buah yang benar-benar matang secara fisiologis.
Buah tersebut memiliki ciri-ciri berwarna kuning atau kuning kecoklat-coklatan,
berbau harum.
b. Ekstrak benih dengan hati-hati tanpa merusak kondisi benih.
c. Pisahkan benih dari bagian pulpnya (pembungkusnya).
d. Cuci dalam air yang bersih untuk menghilangkan bagian yang licin dan keringkan
dengan kertas halus (kertas tissue).
e. Benih dapat disimpan satu atau dua hari dalam kantong plastik (Untuk menjaga kadar
air benih). Benih yang memiliki kadar air 40% dari benih segar, dapat disimpan
selama 3 bulan pada suhu 20C (ruang ber AC).
f. Benih nangka sangat mudah mengalami deteorasi, apabila ingin menyimpannya untuk
waktu yang lama, simpan dalam kantung plastic kedap udara dengan suhu kamar. Ini
akan membuatnya bertahan selama 7 minggu.
g. Perkecambahan dapat diinduksi dengan merendam benih dalam air selama 24 jam dan
tanam sebelum kadar air benih mengering.
Gambar 3.3 Benih Nangka
Sumber: www.mitrabibit.com
3.3

Pengolahan Benih Bayam


a. Panen, Panen benih bayam dilakukan apabila
tandan bunga bayam telah matang fisiologis yaitu
bila telah berwarna coklat (3 bulan setelah semai)
atau dengan artian lain bahwa benih bayam diperoleh dari tanaman yang berbunga
dan telah menghasilkan benih. Selain itu dapat dilihat warna daun bayam yang telah
menguning atau memudar.
b. Perontokan, Benih diambil dengan cara memotong tangkai tandan bunga dari butir
buah yang sehat pada tandan yang sudah matang fisiologis. Tandan bunga
dikeringkan dibawah sinar matahari 3-4 hari. Setelah benih dirasa cukup kering,
dengan ciri kulit sudah berwarna hitam, tandan bunga diremas/dirontokkan secara
halus dengan cara digepyok sehingga benih bayam terkupas kulitnya.

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 7

c. Pembersihan, Benih bayam dibersihkan dengan menggunakan tampi (ditampi) untuk


memisahkan benih dari kotoran. Dapat juga menggunakan alat yaitu air screen
cleaner yang juga berfungsi membersihkan dan memilah benih.
d. Pengeringan, Proses pengeringan benih dapat juga dilakukan secara alami yaitu butirbutir benih dijemur selama 12 jam diatas koran pada tempat yang cukup dapat sinar
matahari. Dapat juga menggunakan drying box (sesuai kebutuhan) yang mana suhu
pengeringan tergantung kepada kadar air benih ketika dipanen.
e. Pengemasan, Benih bayam dikemas dalam kemasan yang kedap udara dan air seperti
kemasan aluminium foil. Prinsipnya adalah bagaimana menjaga respirasi dan kadar
air tidak dipengaruhi oleh suhu sekitar dan juga perubahan kelembaban lingkungan
sekitar.

Gambar 3.4 Benih Bayam


Sumber: www.tanamsendiri.com

3.4 Pengolahan Benih Pala


a. Panen
Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10 tahun
telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus meningkat dan pada
umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala terus berproduksi sampai umur
6070 tahun. Buah pala dapat dipetik (dipanen) setelah cukup masak (tua), yakni yaitu
sekitar 67 bulan sejak mulai bunga dengan tanda-tanda buah pala yang sudah masak
adalah jika sebagian dari buah tersebut tersebut murai merekah (membelah) melalui alur
belahnya dan terlihat bijinya yang diselaputi fuli warna merah. Jika buah yang sudah
mulai merekah dibiarkan tetap dipohon selama 2-3 hari, maka pembelahan buah menjadi
sempurna (buah berbelah dua) dan bijinya akan jatuh di tanah. Buah pala yang dipanen
untuk benih, memiliki ciri kulit biji yang licin mengkilat dan berwarna hitam kecoklatan
serta ukuran buah yang besar dan bentuk agak bulat.
b. Pemetikan
Pemetikan buah pala dapat dilakukan dengan galah bambu yang ujungnya
diberi/dibentuk keranjang (jawa: sosok). Selain itu dapat pula dilakukan dengan
memanjat dan memilih serta memetik buah-buah pala yang sudah masak benar.
c. Pemisahan Bagian Buah
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 8

Setelah buah-buah pala masak dikumpulkan, buah yang sudah masak dibelah dan
antara daging buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala tersebut ditaruh
pada wadah yang kondisinya bersih dan kering. Biji-biji yang terkumpul perlu disortir
dan dipilah-pilahkan menjadi 3 macam yaitu: (1) yang gemuk dan utuh; (2) yang kurus
atau keriput; dan (3) yang cacat. Biji kembar pada buah pala digolongkan ke dalam kelas
terendah.
d. Pengeringan Biji
Biji pala yang diperoleh dari proses ke-I tersebut segera dijemur untuk menghindari
serangan hama dan penyakit. Biji dijemur dengan panas matahari pada lantai
jemur/tempat lainnya. Pengeringan yang terlalu cepat dengan panas yang lebih tinggi
akan mengakibatkan biji pala pecah. Biji pala yang telah kering ditandai dengan terlepas
bagian kulit biji (cangkang), jika digolongkan akan kocak dan kadar airnya sebesar 8
10%.
Biji-biji pala yang sudah kering, kemudian dipukul dengan kayu supaya kulit buijinya
pecah dan terpisah dengan isi biji. Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya tersebut
disortir berdasarkan ukuran besar kecilnya isi biji:
Besar: dalam 1 kg terdapat 120 butir isi biji.
Sedang: dalam 1 kg terdapat sekitar 150 butir isi biji.
Kecil: dalam 1 kg terdapat sekitar 200 butir isi biji.
Isi biji yang sudah kering, kemudian dilakukan pengapuran. Pengapuran biji pala yang
banyak dilakukan adalah pengapuran secara basah, yaitu: a) Kapur yang sudah disaring
sampai lembut dibuat larutan kapur dalam bak besar/bejana (seperti yang digunakan
untuk mengapur atau melabur dinding/tembok). b) Isi biji pala ditaruh dalam keranjang
kecil dan dicelupkan dalam larutan kapur sampai 23 kali dengan digoyang-goyangkan
demikian rupa sehingga air kapur menyentuh semua isi biji. c) Selanjutnya isi biji itu
diletakkan menjadi tumpukan dalam gudang untuk dianginanginkan sampai kering.
Setelah proses pengapuran perlu diadakan pemeriksaaan terakhir untuk mencegah
kemungkinan biji-biji pala tersebut cacat, misalnya pecah yang sebelumnya tidak
diketahui. Pengawetan biji pala juga dapat dilakukan dengan teknologi baru, yakni
dengan fumigasi dengan menggunakan zat metil bromida (CH 3B1 ) atau karbon bisulfida
(CS2 ) .
e. Pemecahan Tempurung Biji
Pemecahan tempurung biji

pala

dapat

dilakukan

dengan

cara,

yaitu:

Pertama, Dengan tenaga manusia: Cara memecah tempurung dari biji pala dilakukan
dengan cara memukulnya dengan kayu sampai tempurung tersebut pecah. Cara memecah
tempurung biji pala memerlukan keterampilan khusus, sebab kalau tidak isi biji akan
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 9

banyak yang rusak (pecah) sehingga kulitasnya turun. Dengan mesin: Cara ini banyak
digunakan petani pala. Secara sederhana dapat diterangkan bahwa mekanisme kerja dan
alat ini sama dengan yang dilakukan oleh manusia, yakni bagian tertentu dari mesin
menghancurkan kulit buah pala sehingga yang tinggal adalah isi bijinya. Keuntungan dari
penggunaan mesin adalah tenaga, waktu dan biaya operasionalnya dapat ditekan.
Disamping itu kerusakan mekanis dari isi biji juga lebih kecil.

Gambar 3.6 Biji Pala


Sumber: www.mitrabibit.com
Gambar 3.5 Buah dan Benih Pala
Sumber: Dharmawati F.D, dan Dede J. Sudrajat, 2005
3.5 Pengolahan Benih Jagung
a. Panen, Jagung dipanen dilakukan sekitar 7-15 hari
setelah masak fisiologis atau kelobot telah mengering berwarna kecoklatan. Tongkol
dibiarkan mengering dipertanaman sampai kadar air mencapai 18-19%.
b. Perontokan, Panen dilakukan dengan cara dikupas langsung dari tanaman dan
dikumpulkan disekitarnya dan masukan ke dalam karung. Setelah panen, karung
yang berisi jagung disimpan ke dalam gudang atau lantai jemur.
c. Pengeringan, Pengeringan dilakukan dengan alami dan mesin. Pengeringan alami
dilakukan dengan bantuan sinar matahari (penjemuran). Pengeringan tongkol
dilakukan hingga kadar air mencapai 17-20%. Pada kadar air tersebut, jagung mudah
dipipil tanpa menimbulkan kerusakan. Pengeringan dengan mesin biasanya
digunakan ketika terjadi hujan terus menerus. Mesin yang digunakan yaitu
omprongan, alat pengering dengan aerasi dan alat pengering tipe continous.
d. Grading dan sortasi, Sorttasi dilakukan untuk memisahkan tongkol jagung yang
berukuran besar dengan kecil, berbiji rapat dengan jarang atau rusak, berwarna
seragam putih atau kuning dengan yang tidak seragam, serta sudah masak dengan
belum masak. Untuk memisahkan biji yang berukuran besar dan kecil dapat
dilakukan setelah pemipilan. Benih yang terletak di pangkal tongkol biasanya lebih
kecil dibandingkan yang terletak di bagian tengah tongkol. Pemilihan ukuran tersebut
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 10

dilakukan dengan air screen cleaner. Pemilihan ukuran dapat diikuti oleh pemilihan
bobot. Pemilihan bobot dapat dilakukan dengan gravity tabel atau gravity separator.

Gambar 3.7 Benih jagung


Sumber: ews.kemendag.go.id
e. Pemipilan, Pemipilan dilakukan pada saat
kadar air jagung sekitar 17-20%. Benih yang
telah dipipil, dilakukan penjemuran lagi
sampai kadar air mencapai 11%. (Suwardi, 2009).
f. Pembersihan, Setelah jagung dipipil perlu dibersihkan dari kotoran-kotoran.
Pembersihan jagung pipil dengan menggunakan ayakan atau saringan, selain
membersihkan juga dapat sekaligus untuk sortasi.
g. Penyimpanan, sebelum dikemas, benih dilakukan uji daya kecambah. Benih dikemas
dalam wadah kemasan plastik. Secepatnya benih dikemas ke dalam kemasan plastik
putih buram (bukan transparan) untuk menjaga kadar air dan diusahakan udara dalam
plastik seminimal mungkin. Setelah dikemas, simpan dalam gudang atau ruang berAC (agar benih dapat bertahan lama).

Gambar 3.8 Alsin pemipil jagung model PJ-M1Balitsereal


Sumber: Subandi et al. 2003

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 11

BAB VI
KESIMPULAN

Benih merupakan biji yang merupakan hasil dari generatif yang dipergunakan untuk
keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomik. Jenis benih
berdasarkan viabilitasnya dibagi menjadi dua yaitu benih ortodoks dan rekalsitrant.
Pengolahan benih merupakan proses benih sesudah panen sehingga didapat benih yang
bersih, sehat dan terpilah. Tujuan pengolahan benih adalah menghasilkan benih yang
memiliki mutu fisik, fisiologis dan genetik yang sesuai dengan standar mutu benih. Secara
umum pengolahan benih terdiri dari perontokan, pembersihan, pengeringan, grading, seed
treatment dan pengemasan. Terdapat beberapa perbedaan pengolahan benih pada benih
rekalsitran dan ortodoks seperti di proses pengeringan.

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 12

DAFTAR PUSTAKA
Andress, E.A. and J.A. Harrison. 1999. So Easy to Preserve. Fourth edition. Cooperative
Extension Service/The University of Georgia. Athens, GA. 344 pp.
BPTP

Sulawesi

Tenggara.

2009.

Budidaya

dan

Produksi

Benih

Bayam.

sultra.litbang.deptan.go.id (diakses 3 Septermber 2014)


Buharman, Djam'an, D. F. dan Widyani, N. 2011. Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia:
Jilid 3 Vol. 3 No. 2 November 2011. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan.
Bogor
Chen, N.C. 2001. Eggplant seed production. AVRDC International Cooperators Guide. Asian
Vegetable Research and Development Center, Shanhua, Taiwan
Harrington.1973. dalam makalah Teknologi Produksi Benih Sayuran. Fakultas Pertanian IPB.
Bogor
Kartasapoetra, A. G., 1986. Teknologi Benih: Pengolahan Benih dan Tuntutan Praktikum.
Jakarta: PT. Bina Aksara
Kirana,Rinda, Redy Gaswanto,dan Iteu Hidayat. Tanpa tahun. Budidaya dan Produksi Benih
Bayam. http://hortikultura.litbang.deptan.go.id (diaskses tanggal 9 September 2014)
Kuswanto, H. 2007. Teknologi Pemrosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih.
Yogyakarta: Kanisius
Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 13

SCUC (2006). Jackfruit Artocarpus heterophyllus, Field Manual for Extension Workers and
Farmers, SCUC, Southampton, UK.
Sukprakarn, S., S. Juntakool, R. Huang, and T. Kalb. 2005. Saving your own vegetable seeds
a guide for farmers. AVRDC publication number 05-647. AVRDCThe World
Vegetable Center, Shanhua, Taiwan. 25 pp.
Sutotp, L.. 1998. Teknologi Benih, Cet. 4. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Suwardi. 2009. Teknologi Produksi dan Pascapanen Benih Jagung Varietas Sukmaraga di
Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Serealia. Balai Penelitian Tanaman
Serealia.
Tim Penyusun Kamus PS. 2013. Kamus Pertanian Umum. Jakarta:Penebar Swadaya
USDA Federal Seed Act, 1976. Dalam makalah SEED PROCESSING AND STORAGE.
Widajati, E. dkk, 2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor: IPB Press
Zubachtirodin, Syuryawati dan Rapar, C. 2007. Petunjuk Teknis: Produksi Benih Sumber
Jagung Komposit (Bersari Bebas). Makassar: Balai Penelitian Tanaman Serealia

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 14

Lampiran

Gambar buah terong siap panen


Sumber AVRDC

Gambar Mesin pemipil jagung segar


Sumber http://hijaustore.com/

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 15

Gamber mesin dehydrator


Sumber http://karuniateknikmesin.indonetwork.co.id/

Gambar air screen cleaner


Sumber seedcleaner.en.made-in-china.com

Gambar pengemasan benih jagung


Sumber www.indonetwork.co.id

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 16

Gamba Gravity separator


Sumber http://www.fowlerwestrup.com/

Gambar Pengemasan benih bayam


Sumber kiosbenih.blogspot.com

Gambar pengemasan benih terung


Sumber rifqisahabattani.blogspot.com

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 17

Gambar pengemasan benih jagung


Sumber satriamadangkara.com

Pengolahan Benih Pada Tanaman Terung, Nangka, Bayam, Pala, dan Jagung

Page 18

Anda mungkin juga menyukai