Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEKNOLOGI BENIH

PENGOLAHAN
DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI BENIH

DISUSUN OLEH :

Alfia Wulansari
Gontar
Hendi Sujana
Irfan Rivaldi
Teuku

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2015
1
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, dalam bidang agronomi, yang dimaksud benih adalah fase generatif dari
siklus kehidupan tumbuhan yang dipakai untuk memperbanyak dirinya secara generatif.
Sedangkan dalam pengertian ilmu tumbuhan, yang dimaksu dengan benih adalah biji yang
berasal dari ovule. Ovule dalam pertumbuhannya setelah masak (mature), lalu menjadi biji
(seed), sedangkan integumentnya menjadi kulit biji (seed coat) dan ovary menjadi buah
(fruit). Dalam pengertian praktis sehari-hari oleh petani, bahkan juga oleh beberapa
agronomiawan, istilah benih ini sering dicampur-campurkan dengan istilah bibit.
Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor fisik.
Faktor genetik adalah varietas-varietas yang mempunyai genotipe yang baik. Sedangkan
yang dimaksud faktor fisik yaitu benih bermutu tinggi yang meliputi kemurnian, persen
perkecambahan tinggi, bebas dari kotoran dan benih rumputan serta bebas dari insektisida,
kadar air biji rendah yaitu 12-14% untuk benih serealia dan kedelai.
Benih merupakan salah satu komoditi perdagangan dan merupakan unsur baku yang
mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Benih bermutu dengan kualitas
yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karenanya benih harus selalu dijaga
kualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan sampai diterima oleh petani
untuk ditanam.
Untuk mendapatkan benih dengan kualitas yang tinggi yang sesuai dengan keinginan
petani,maka tidak hanya hal-hal di atas saja yang perlu diperhatikan akan tetapi pada proses
pengolahan pun juga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus agar benih yang
dihasilkan tetapo berkualitas. Pada bagian pengolahan meliputi pembersihan benih, grading
dan perlakuan benih.

1.2 Tujuan
Untuk pengetahui apa saja yang termasuk kedalam pengolahan benih

2
BAB II ISI

2.1 Pengertian Benih

Biji (grain) dan Benih (seed) memiliki arti dan pengertian yang bermacam-macam, tergantung
dari segi mana meninjaunya. Meskipun biji dan benih memiliki jumlah, bentuk, ukuran, warna,
bahan yang dikandungnya dan hal-hal lainnya berbeda antara satu dengan lainnya, namun
sesungguhnya secara alamiah merupakan alat utama untuk mempertahankan/menjamin
kelangsungan hidup suatu spesies dialam. Secara botanis/struktural, biji dan benih tidak
berbeda antara satu dengan lainnya, keduanya berasal dari zygote, berasal dari ovule, dan
mempunyai struktur yang sama.
Secara fungsional biji dengan benih memiliki pengertian yang berbeda. Biji adalah hasil
tanaman yang digunakan untuk tujuan komsumsi atau diolah sebagai bahan baku industri.
Sedangkan benih adalah biji dari tanaman yang diproduksi untuk tujuan
ditanam/dibudidayakan kembali.
Berdasarkan pengertian tersebut maka benih memiliki fungsi agronomi atau merupakan
komponen agronomi, oleh karena itu benih termasuk kedalam bidang/ruang lingkup agronomi.
Dalam pengembangan usahatani, benih merupakan salah satu sarana untuk dapat menghasilkan
produksi yang setinggi-tingginya. Karena benih merupakan sarana produksi, maka benih harus
bermutu tinggi (mutu fisiologis, genetik dan fisik) dari jenis yang unggul. Sebagai komponen
agronomi, benih lebih berorientasi kepada penerapan kaidah-kaidah ilmiah, oleh karena itu
lebih bersifat ilmu dan teknologi. Ilmu benih adalah cabang dari biologi yang mempelajari
tentang biji sebagai bahan tanam dengan segala aspek morfologi dan fisiologisnya.

3
2.2 Pengertian Pengolahan Benih

Pengolahan benih adalah waktu antara produksi dan penyimpanan benih. Prinsip pengolahan
adalah memproses calon benih menjadi benih dengan tetap mempertahankan mutu yang telah
dicapai
Pada bagian pengolahan benih, terbagi atas beberapa bagian-bagian dimana masing-masing
bagian tersebut memiliki peranan yang sama penting dalam menentukan kualitas suatu benih.
Bagian-bagian tersebut adalah
a. Perontokan
Perontokan adalah pemisahan benih dari bagian tanaman yang lainnya. Kegiatan
perontokan benih tidak kalah pentingnya dengan pemilihan sumber benih, karena bila
perontokan benih dilakukan dengan tidak benar maka akan diperoleh benih dengan mutu
yang jelek. Semua usaha yang dilakukan untuk mencari sumber benih yang baik akan
percuma bila perontokan benih tidak dilakukan dengan cara yang benar. Untuk itu perlu
juga adanya suatu regu khusus untuk pengambilan benih karena pekerja kontrak biasanya
kurang memperhatikan mutu benih mereka hanya melihat jumlahnya saja. Perontoka bisa
dilakukan dengan manual yaitu dengan tangan manusia atau bisa pula dengan
menggunakan mesin.
b. Pengeringan
Setelah panen, pengeringan perlu segera dilakukan. Pengeringan dapat mengurangi
akumulasi suhu di sekitar benih baik panas dari lapang atau dari hasil respirasi.
pengeringan juga dapat menurunkan kadar air benih. Kadar air yang tinggi dalam benih
merangsang respirasi dan menstimulasi pertumbuhan mikroorganisme (terutama
cendawan) yang mendorong kerusakan benih. Selang waktu antara panen dan pengeringan
sangat berpengaruh terhadap mutu benih terutama daya simpannya. Sebelum benih
dikeringkan biasanya petani membiarkannya dahulu beberapa waktu yang dikenal dengan
istilah penyimpanan sementara (bulk storage), apalagi kalau pengeringan hanya
mengandalkan sinar matahari. Semakin tinggi kadar air benih saat panen, semakin singkat
selang waktu penyimpanan sementara yang dapat ditoleransikan. Demikian pula, semakin
tinggi suhu ruang simpan sementara, semakin singkat selang waktu yang dapat
ditoleransikan (Delouche, 1990).

4
Tujuan pengeringan:
- Membatasi respirasi
- Menghindarkan benih dari serangan M.O
- Menghindarkan benih dari kerusakan mekanis
- Mengurangi bahaya yang diderita benih, seperti : Fumigasi.
- Mencegah terjadinya penggumpalan dalam penyimpanan

1. Pegeringan secara alami


Pengeringan dengan panas matahari
Pengeringan dengan sistem ventilasi, akan tetapi pengeringan dengan sistem
ventilasi mengalami banyak kendala, seperti, hujan, suhu dan lantai.
2. pengeringan buatan (artificial drying)
tunnel drier
batch drier
sack drier
poin drier
column seed drier
continius-flow tower drier.

c. Pembersihan

Pembersihan dilakukan untuk memisahkan benih dari benda-benda asing. Pembersihan


atau sortasi benih, benih yang sudah diekstrasi masih mengandung kotoran berupa
sekam, sisa polong, ranting, sisa sayap, daging buah, tanah dan benih yang rusak, harus
dibuang untuk meningkatkan mutunya. Ada dua cara sederhana untuk membersihkan
benih yaitu:

Cara sederhana : manual dengan tampi/nyiru atau menggunakan saringan.


Cara mekanis : menggunakan alat peniup benih (seed blower) setelah pembersihan jika
dirasa perlu dilakukan sortasi benih untuk memilih benih sesuai dengan ukuran.

5
d. Pemisahan atau Penyortiran
Pemisahan atau penyortiran adalah memisahkan benih yang berkualitas bagus dan yang
berkualitas rendah, demisahkan sesuai ukuran, warna dan berat.
e. Perawatan
Benih diberi perawatan tertentu yang tujuannya adalah untuk mencegah atau
mematikan penyebab penyakit yang terbawa oleh benih. Benih dapat diperlakukan
dengan berbagai cara antara lain dengan menggunakan sinar ultraviolet : infra merah,
panas dengan penggunaan zat-zat kimia. Berdasarkan sifat dan masalahnya perlakuan
benih dapat dibedakan menjadi :

1. Disinfektasi benih : yaitu perlakuan diberikan dengan tujuan untuk mengeradikasi


patogen yang telah menginfeksi benih, dimana patogennya berada dalam kulit biji atau
jaringan jaringan yang lebih dalam. Contoh:

Perlakuan benih dengan air panas.


Perendaman benih dalam 0,8 % acetid acid selama 24 jam.
Organisme penyebab bakterial kanker dapat dieradikasi dari benih tomat dengan cara
membiarkan benih bersama daging buahnya mengalami fermentasi selama 96 jam pada
20 0C. patogen akan mati disebabkan meningkatnya kandungan asam dalam daging
buah. Disinfestasi benih yang ditujukan terhadap organisme yang terdapat dipermukaan
benih. Bahan kimia yang digunakan antara lain: ceresa MDB panogen 15 ceresan L dan
chipcote

2. Proteksi benih didasarkan pada prinsip untuk melindungi benih dan kecambah tanaman
dengan suatu fungisida yang akan mencegah infeksi dan kerusakan yang disebabkan
oleh patogen terutama organisme tanah. Contohnya: captan, thiram, dichlone.

f. Perlakuan/Pengujian

Perlakuan atau pengujian pada benih salah satu cobtohnya adalah pemecahan dormansi
benih.

1. Perlakuan mekanis Diantaranya yaitu dengan Skarifikasi. Skarifikasi mencakup cara-


cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji

6
dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-
benih yang memiliki sumbat gabus. Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk
melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas.
2. Perlakuan kimia.

Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki
air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat
dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui
oleh air dengan mudah.

Sebagai contoh perendaman benih ubi jalar dalam asam sulfat pekat selama 20 menit
sebelum tanam.
Perendaman benih padi dalam HNO3 pekat selama 30 menit.
Pemberian Gibberelin pada benih terong dengan dosis 100 200 PPM.

Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit,
potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain:
Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA)

g. Pelabelan
Pelabelan dilakukan setelah pengujian, dimaksudkan untuk membedakan antara benih
satu dengan benih yang lain. Pelabelan dilakukan untuk memberikan identitas pada
benih.
h. Pengemasan
Untuk mempertahankan kualitas benih, di perlukan pengemasan yang baik.
Berdasarkan jenisnya bahan pengemasan benih yang biasa dipakai adalah
Bahan pengemas karung
Bahan pengemas kertas
Bahan pengemas plastik
Bahan pengemas alumunium oil

i. Penyimpanan
Tujuan penyimpanan :
Menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi)
Melindungi biji dari serangan hama dan jamur
Mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi
kebutuhan.
Ada dua faktor yang penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban
udara. Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang
cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu benih dapat
terjaga. Untuk itu perlu ruang khusus untuk penyimpanan benih

7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan

o benih adalah biji dari tanaman yang diproduksi untuk tujuan


ditanam/dibudidayakan kembali
o Pengolahan benih adalah waktu antara produksi dan penyimpanan benih.
o Prinsip pengolahan adalah memproses calon benih menjadi benih dengan tetap
mempertahankan mutu yang telah dicapai
o Yang termasuk kedalam pengolahan benih adalah
1. Perontokan
2. Pengeringan
3. Pembersihan
4. Pemisahan
5. Perawatan
6. Perlakuan
7. Pelabelan
8. Pengemasan
9. Penyimpanan

8
DAFTAR PUSTAKA

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

http://sukatani-banguntani.blogspot.com. Diakses pada senin 15 juni 2015

Anda mungkin juga menyukai