Oleh :
Propasal Penelitian
Oleh :
Nim : 18.03.01.026
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Mengetahui :
Segala puji bagi Allah Yang maha kuasa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-nya kepda penulis sebagai penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal dengan judul “Uji Efektivitas Berbagai Jenis Mulsa
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kembang Kol (Brassica oleracea var.
i
Semoga kedepannya penulis dapat mewujudkan penelitian yang telah
direncanakan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR TABEL................................................................................................ii
PENDAHULUAN ...............................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................1
Tujuan Penelitian ......................................................................................3
Hipotesa Penelitian ...................................................................................4
Kegunaan Penelitian .................................................................................4
iii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Tata letak bagan susunan percobaan di lapngan............................................... 26
2. Gambar Plot tanaman kembang kol lapangan.................................................. 27
3. Deskripsi kembang kol varietas PM 126 F1 .................................................... 28
v
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kembang kol merupakan sayuran yang dikonsumsi pada bagian krop bunga
(curd). Setiap 100 gram curd kembang kol mengandung 245 kalori; 88 air (g); 4
protein (g); 0,3 lemak (g); 6 karbohidrat (g); 1,5 serat (g); 150 kalsium (mg); 325
kalium (mg); 800 karotin (mg); 100 vitamin C (mg) (Kindo dan Singh 2018).
(Yanto dkk, 2014) menyebutkan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai
ekonomi tinggi adalah kembang kol (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar.
cauliflora DC).
Nilai jual kembang kol yang tinggi tidak diikuti dengan kuantitas produksi.
Produksi kembang kol terbatas karena selama ini hanya dibudidayakan petani di
daerah dataran tinggi. Edi dan Bobihoe (2010) menjelaskan dataran tinggi dengan
ketinggian antara 1000-3000 m di atas permukaan laut (dpl) adalah tempat yang
cocok untuk ditanami kembang kol. Namun, beberapa varietas dapat membentuk
bunga di dataran rendah, diantaranya adalah PM 126 F1, Diamond dan Mona.
(Marliah dkk, 2013) menyebutkan bahwa keunggulan PM 126 F1 pada
produktifitas yang tinggi dan krop membentuk kubah berwarna putih.
Kendala budidaya tanaman kubis bunga antara lain tanaman kubis bunga
tidak tahan terhadap cekaman lingkungan, baik berupa genangan air ataupun
kekeringan dan rendahnya produktivitas tanaman kembang kol di Aceh
disebabkan karena suhu relatif yang cukup tinggi sehingga menyebabkan
evaporasi tinggi. Hal ini menyebabkan lahan budidaya mudah kehilangan air
sehingga menjadi kering sementara tanaman kembang kol membutuhkan cukup
banyak air untuk pertumbuhan dan hasil kembang kol. Permasalahan tersebut
1
dapat diatasi dengan cara pemanfaatan teknik budidaya tanaman seperti
penggunaan mulsa. Mulsa adalah bahan untuk menutup tanah sehingga
kelembaban dan suhu tanah sebagai media tanaman terjaga kestabilannya. Mulsa
juga berfungsi menekan pertumbuhan gulma, dan mencegah erosi permukaan
tanah. Pada komoditas hortikultura mulsa dapat mencegah percikan air hujan yang
menyebabkan erosi pada tempat percikan tersebut.
2
didapatkan, dan dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik
dalam tanah seperti mulsa jerami padi dan alang-alang.. Mulsa anorganik adalah
mulsa yang meliputi semua bahan yang bernilai ekonomis tinggi seperti plastik
dan batuan dalam bentuk ukuran 2-10 cm. Adanya bahan mulsa di atas
permukaan tanah akan mengurangi pertumbuhan gulma yang ada dilahan
sehingga dapat mencegah persaingan antara tanaman budidaya dan gulma untuk
mendapatkan unsur hara (Multazam, 2014).
Tujuan Penelitian
3
Hipotesis Penelitian
Kegunaan Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
Akar
Daun
Daun kembang kol atau kubis bunga mempunyai bentuk oval bergerigi dan
daun agak panjangdengan tangkai daunlunak dan tebal. Daun berwarna hijau dan
tumbuh berselang seling (Siti, 2015).
Bunga
Tanaman kembang kol mulai tumbuh pada titik tumbuh apikal, bakal bunga
kembang kol membentuk massa yang tumbuh membesar, sehingga membentuk
sebuah gumpalan yang kompak yang disebut dengan curd. Curd terdiri dari bakal
bunga yang belum mekar, tersusun atas lebih dari 5000 kuntum bunga dengan
5
tangkai pendek. Massa bunga tampak membulat padat dan tebal berwarna putih
bersih atau putih kekuning-kuningan (Jordan, 2010). Diameter massa Kembang
kol dapat mencapai lebih dari 20 cm dan memiliki berat antara 0,5 kg – 1,3 kg,
tergantung varietas dan kecocokan tempat tanam (Sunarjono, 2013).
Iklim
Kembang kol ditanam di daerah dataran rendah antara 0 – 200 meter (dpl)
yang suhu udaranya dingin dan lembab. Temperatur optimum pada pertumbuhan
dan produksi sayuran ini berkisar antara 15 C – 18 C, dan maksimum 24 C.
Temperatur terlalu rendah sering mengakibatkan terjadinya pembentukan bunga
sebelum waktunya (Ahmad, 2015).
Tanah
Ketinggian tempat
6
tempat yang cocok untuk ditanami kembang kol. Namun, beberapa varietas dapat
membentuk bunga di dataran rendah, diantaranya adalah PM 126 F1, Diamond
dan Mona F1. Marliah (2013) menyebutkan bahwa keunggulan PM 126 F1 pada
produktifitas yang tinggi dan krop membentuk kubah berwarna putih.
Mulsa
Mulsa adalah berbagai bahan organik atau non organik yang digunakan
untuk menutupi permukaan lahan pertanian untuk melindungi tanaman akar
tanaman (panas, dingin, kekeringan), menjaga kebersihan buah tanaman dan
7
mengendalikan gulma (Fatemi, 2013). Adapun jenis mulsa yaitu terbagi terdiri 2
jenis sebagai berikut :
Mulsa organik
Mulsa organik adalah mulsa yang berasal dari tanaman atau sisa pertanian.
Penggunaan mulsa dapat memberikan keuntungan antara lain menghemat
penggunaan air dengan mengurangi laju evaporasi dari permukaan lahan,
memperkecil fluktuasi suhu tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan akar
dan mikro organisme tanah, memperkecil laju erosi tanah baik akibat tumbukan
butir butir hujan maupun aliran permukaan dan menghambat laju pertumbuhan
gulma (Sudarmini, 2015). Besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan akibat
pemulsaan tersebut akan bergantung pada bahan dari mulsa itu sendiri. Bahan
mulsa organik yang dimanfaatkan adalah jerami padi dan daun-daunan kering,
karena bahan-bahan tersebut tersedia banyak pada saat musim tanam Kembang
Kol sehingga dapat diperoleh dengan mudah (Akbar, 2014).
8
Jerami merupakan limbah pertanian yang mempunyai kandungan nutrisi
rendah, ditandai dengan rendahnya protein kasar dan tingginya kandungan serat
kasar. Hasil analisis menunjukkan bahwa jerami padi memiliki protein kasar (PK)
3,70% dan serat kasar (SK) 44,98% (Irawan, 2012). Jerami padi adalah bagian
batang dan tangkai tanaman padi setelah dipanen butir butir buahnya. Jerami padi
mengandung 37,71% selulosa; 21,99% hemiselulosa; dan 16,62% lignin (Pratiwi,
dkk., 2016).
Ampas tebu (bagasse) merupakan sisa bagian batang tebu dalam proses
ekstraksi tebu yang memiliki kadar air berkisar 46-52%, kadar serat 43-52% dan
padatan terlarut sekitar 2-6%. Komposisi kimia ampas tebu meliputi : zat arang
atau karbon (C) 23,7%, hidrogen (H) 2%, oksigen (O) 20%, air (H2O) 50% dan
gula 3%. Pada prinsipnya serat ampas tebu terdiri atas selulosa, pentosan dan
lignin. Komposisi ketiga komponen bisa bervariasi pada varietas tebu yang
berbeda. Pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan organik dapat berpotensi untuk
menjadi media tanam yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman
(Andriyanti, 2011).
Pemulsaan yang sesuai dapat merubah iklim mikro tanah sehingga dapat
meningkatkan kadar air tanah dan menekan pertumbuhan gulma (Widyasari dkk,
2011) dan mulsa yang telah umum digunakan dalam budidaya pertanian, dapat
berupa mulsa sintetik dan mulsa organik (Marliah dkk, 2011).
9
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah yang saat ini
belum banyak dimanfaatkan. Tandan kosong biasanya hanya dijadikan mulsa
pada lahan kritis atau dibakar dalam incinerator dan abunya dapat dimanfaatkan
untuk membuat pupuk kalium, karena mengandung 30% K2O. Selama dalam
waktu yang relatif panjang limbah tersebut akan mendatangkan masalah, seperti
terjadinya pencemaran. Upaya pemanfaatan limbah berupa TKKS tersebut
diharapkan akan dapat mengurangi masalah pencemaran serta mendatangkan
keuntungan dengan menjadi tingginya nilai limbah tersebut. Menurut Endriani
(2010), bahan organik (bokashi tandan kosong kelapa sawit) mempunyai peranan
yang sangat penting terutama pada perbaikan sifat fisik tanah yaitu meningkatkan
kemampuan tanah menahan air, memperbaiki drainase dan tata udara tanah. Cara
penggunaan mulsa ialah meletakkan mulsa tandan kosong di atas permukaan
dengan menyebarkan tandan ksosng secara merata dengan ketebalan 5 cm di
permukaan tanah.
Mulsa anorganik
Mulsa anorganik meliputi semua batuan dalam dalam berbagai bentuk dan
ukuran seperti batu kerikil, batu koral, dan pasir kasar, dan mulsa kimia-sintesis
meliputi bahan kimia lainnya. Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat
meningkatkan intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman dengan pemantulan
cahaya yang diterima oleh permukaan mulsa. Penggunaan mulsa plastik hitam
perak meningkatkan intensitas cahaya yang dierima oleh tanaman lebih tinggi
dibandingkan tanpa mulsa, mulsa bening dan mula hitam (Kusumasiwi, muhartini
dan trisnowati,2011). Adapun beberpa jenis mulsa anorganik yaitu MPHP,
kantong plastik bekas, karton semen, karton bekas, batu koral, batu bata, kain
karet, seng dan stayrofoam terhadap pertumbuhan dan hasil kembang kol varietas
PM 126 F1 sebagai berikut :
10
Mulsa plastik terdiri dari 2 warna, yaitu warna hitam dan perak. Manfaat
warna hitam pada mulsa plastik berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma,
menjaga tanah tetap gembur, menjaga kestabilan suhu dan kelembapan tanah.
Adapun warna perak pada mulsa plastik berfungsi untuk memantulkan cahaya
matahari sehingga mengurangi serangan hama. Pemantulan cahaya matahari juga
akan menyempurnakan proses fotosintesis tanaman sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan hasil panen (Syukur, Yunianti dan Dermawan, 2012).
Mulsa plastik hitam perak membuat suhu tanah tetap hangat, sehingga
pertumbuhan dan perkembangan sistem perakaran menjadi lebih optimal dan
proses penguraian unsur hara oleh mikroorganisme juga menjadi lebih baik.
Keadaan tersebut mendorong tanaman membentuk sistem perakaran yang lebih
baik, sehingga mampu menyerap unsur hara dan air dengan lebih optimal maka
tanaman mampu melangsungkan proses fotosintesis secara optimal. Selanjutnya
sebagian hasil fotosintesis digunakan untuk pembentukan daun (Mahmudi, 2017).
Pemasangan mulsa plastik merupakan salah satu perawatan sebelum tanam.
Adapun manfaat dari pemasangan mulsa plastik ini adalah : 1) Dapat mengatur
dan menjaga kelembaban tanah agar tetap normal. 2)dapat menjaga suhu mikro
tanah agar tetap optimal.3) Mencegah erosi dan pencucian hara saat musim
hujan.4) Menekan pertumbuhan gulma pengganggu sehingga menghemat biaya
penyiangan. 5) Mencegah serangan hama penyakit akibat pantulan sinar UV dari
mulsa plastik hitam perak.
11
orang tenaga kerja pada saat panas matahari sedang terik (tengah hari). Mulsa di
letakkan sebelum menanam tanaman di plot permukaan tanah.
Dari hasil penelitian Santika (2012) pada tanah yang di beri mulsa plastik
transparan (MPT), cahaya matahari yang dipantulkan dan diserap oleh bahan
mulsa sangat sedikit. Sebaliknya cahaya yang diteruskan banyak. Hal ini
menyebabkan MPT memiliki efek menaikkan suhu tanah. MPT sangat cocok
diterapkan pada tanaman-tanaman dataran rendah yang ingin dibudidayakan di
dataran tinggi
Karton semen bekas adalah salah satu limbah yang digunakan untuk
menutupi permukaan tanah dan dapat mencegah intensitas cahaya langsung
terhadap permukaan tanah dan serangan OPT serta menekan pertumbuhan gulma.
Karton bekas merupakan salah satu limbah yang dapat digunakan sebagai
mulsa anorganik. Kegunaan kertas karton untuk mencegah intensitas cahaya
langsung terhadap permukaan tanah, mencegah pertumbuhan gulma dan serangan
OPT .
9. Mulsa bebatuan
12
menghindari intensitas cahaya langsung pada permukaan tanah dan serangan OPT
serta menekan pertumbuhan gulma.
Mulsa pecahan batu bata merupakan salah satu limbah yang dapat dijadikan
sebagai mulsa yang menutupi permukaan tanah, mencegah intensitas cahaya
langsung pada permukaan tanah, serangan OPT dan mmenekan pertumbuhan
gulma.
Kain bekas dapat di gunakan sebagai mulsa anorganik, karna mulsa kain
bekas merupakan salah satu bahan limbah yang dapat dijadikan sebagai mulsa
yang untuk menutupi permukaan tanah, dapat menghindari intensitas cahaya
langsung pada permukaan tanah dan serangan OPT serta menekan pertumbuhan
gulma.
13
METODE PENELITIAN
Bahan
Alat
Metodelogi Penelitian
14
M4 : Jerami padi
M5 : Ampas tebu
M6 : Tandan kosong kelapa sawit
M7 : Karton semen
M8 : Kertas karton
M8 : Bebatuan
M9 : pecahan batu bata
M10 : Kain bekas
M12 : Stayrofoam
Dimana :
Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
µ = Rerata umum
βj = pengaruh blok ke-i
Mj = pengaruh jenis mulsa ke-j
eij = pengaruh eror yang disebarkan perlakuan jenis mulsa
15
1. M0 tanpa mulsa kontrol
2. M1 MPHP mulsa standar
3. M2 plastik hitam mulsa sintesis
4. M3 plastik transparan mulsa sintesis
5. M4 stayrofoam mulsa sintesis
6. M5 jerami padi sisa tanaman
7. M6 ampas tebu sisa tanaman
8. M7 tandan kosong sisa tanaman
9. M8 karton semen mulsa karton
10. M9 kertas karton mulsa karton
11. M10 bebatuan mulsa bebatuan
12. M11 pecahan batu bata mulsa bebatuan
13. M12 kain bekas mulsa kain
Hasil anilisis sidik ragam ragam yang berpengaruh nyata dan sangat nyata
terhadap parameter yang diamti, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata nerkecil
(BNT) taraf 5%. Untuk mengetahui tingkat efektivitas jenis mulsa maka
dilakukan dengan uji RAE ( Relative agronomic effectivenes).
Keterangan :
Pelaksanaan Penelitian
16
Persiapan Lahan Penelitian
Pembuatan plot
Persiapan mulsa
17
Bibit yang digunakan dari varietas PM 126 F1. Bibit yang digunakan
berupa biji sehat dan sudah bersertifikasi yang siap tanam. Tempat persemaian
dibuat naungan dengan menggunakan paranet. Persemaian dilakukan dengan
menabur benih Kembang kol, selanjutnya ditutup dengan tanah sedalam 1 cm
kemudian dilakukan penyiraman, penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi
dan sore hari.
Penyemaian Benih
Aplikasi Mulsa
18
Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dilakukan ketika bibit sudah memiliki dua helai daun,
pemindahan bibit dilakukan dengan dua tahap. Bibit dipindahkan dari baby bag ke
plot selama dua minggu.
Penanaman
Pemupukan
Penyiraman
menjaga agar tanah tidak kering atau kekurangan air. Penyiraman dilakukan
kali sehari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan pembentukan bunga.
Penyisipan
19
gulma tumbuh dengan cepat. Penyiangan pada areal plot penelitian dilakukan
dengan menggunakan cangkul.
Dapat dikendalikan secara mekanis apabila hama sudah diambang batas maka
dosis anjuran.
Panen
pindah tanam dengan ciri-ciri bunga berbentuk kubahdan bunga kompak dan
berwarna putih.
Parameter Pengamatan
Jumlah daun
20
Pengamatan diameterbunga dilakukan dengan cara menggunakan scalifer
(jangka sorong), metode pengukurannya sama dengan pengukuran diameter
batang.pada saat panen kemudian dilakukan pengamatan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, N., Kharisun, Saparso. 2012. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kubis Bunga(Brassica oleracea var botrylis L.) Dengan Pemberian Jenis
Mulsa dan Dosis Pupuk Nitrogen di Lahan Pasir Pantai Ketawang.Skripisi
Sarjana Universitas Jendral Soedirman.
Damanik, 2010. Pengaruh Pemakaian Mulsa Jerami terhadap Sifat - Sifat Fisik
Tanah. Pengaruh Pemakaian Mulsa Jerami Terhadap Sifat-Sifat Fisik
Tanah. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
22
Edi, S dan Bobihoe, J. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian. Jambi.
Endriani. 2010. Sifat Fisika dan Kadar Air Tanah Akibat Penerapan Olah Tanah
Konservasi. Jurnal Hadrolitan, 1(1): 26-34
EAST WEST. 2010. Deskripsi Kembang Kol (Brassica oleraceae L. var. botrytis
sub var.cauliflora DC kultivar PM 126 F1.
Hannim. 2014. Pengaruh Pemberian Mulsa Jerami Padi dan Kepadatan Tanah
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo ( Oryza sativa L.).
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Irawan, P., 2012. Komponen Proksimat Pada Kombinasi Jerami Padi Dan Jerami
Jagung Yang Difermentasi Dengan Berbagai Aras Isi Rumen
Kerbau.Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,
Semarang.
Mansyur, Nur Indah. 2011. Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi
23
Etnik Toraja di Pulau Tarakan. Prosiding Seminar Nasional Budidaya
Pertanian Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian. Fakultas Pertanian
Universitas Borneo Tarakan. Bengkulu.
Mardianti. U., N. Moch, dan D. M. Moch. 2016. Respon Tanaman Kubis Bunga
(Brassicaoleraceavar. botrytis L.). Yang Di Tanam Pada Lahan Setelah
Tanaman Terong (SolanummelongenaL.). Yang Di Perlakukan
DenganAplikasi Berbagai Kombinasi Sumber N Dan EM4. Jurnal
ProduksiTanaman. Vol. 4 No.7, Oktober 2016: 520-527 ISSN : 2527-8452.
Marliah, A., Nurhayati, Risma Riana. 2013. Pengaruh Varietas Dan Konsentrasi
Pupuk Majemuk Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kubis Bunga
(Brassica Oleracea L.) Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh.
Multazam, A.M. 2014. Pengaruh Macam Pupuk Organik dan Mulsa pada
Tanaman Brokoli (Brassica oleraceae L. Var. Italica). Jurna Produksi
Tanaman. 2(2). 154-161.
Pracaya. 2012. Bertanam Sayur Organik di Kebun, Pot dan Polibag. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Pratiwi, R., D. Rahayu dan M.I. Barliana., 2016. Pemanfaatan Selulosa dari
Limbah Jerami Padi (Oryza sativa) sebagai Bahan Bioplastik. Fakultas
Farmasi Universitas Padjadjaran, Bandung.
Puspita, Gusti Reza., Nurul Fauziah., Amelia Rahmawati., Fitri Yani Noor
Medinan dan Mega Puspita Wangi. 2013. Pengeruh Pemberian Mulsa
Arachis pintoi Terhadap Produksi Tanaman Buncis Tegak. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Rahma, A, R., Purnomo, A. S. 2016. Pengaruh Campuran Ampas Tebu dan Sabut
Kelapa sebagai Media Pertumbuhan Alternatif terhadap Kandungan Jamur
Tiram (Pleurotus ostreatus). Jurnal Agroteknologi. 5 (2) : 10-24.
24
Samiati, Andi. Bahrun, dan La ode Safuan. 2012. Pengaruh Takaran Mulsa
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica JunceaL) Berkala
Penelitian Agronomi 1 (2) : 121-125.
Sunarjono, H. 2013. Kubis Bunga (Brassica oleracea var botrytis L.) Nuansa
Aulia. Bandung
Syukur M., R. Yunianti, dan Darmawan. 2016. Sukses Panen Cabai Tiap Hari.
Penebar Swadaya Jakarta.
Widyasari, Lia., Titin Sumarni dan Ariffin. 2011. Pengaruh Sistem Olah Tanah
Dan Mulsa Jerami Padi Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai
(Glycine max (L.) Merr.). Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya.
25
Lampiran 1. Tata Letak Bagan Susunan Percobaan di Lapangan
M3 M0 M2
M10 M7 M3
M7 M9 M1
M1 M6 M8
M5 M8 M11
M11 M2 M5
30 cm
M2 M1 M0
M6 M10 M6
M8 M12 M12
M12 M2 M4
M9 M11 M10
M4 M5 M7
26
M0 M4 M9
50 cm
Keterangan :
Jarak Antar Ulangan : 50 cm
15 cm
30 cm 30 cm 30 cm 15 15 cm
30 cm
30 cm 30 cm
90 cm
30 cm
90 cm
30 cm 30 cm
15 cm
Keterangan :
Ukuran Plot : 90 cm x 90 cm
Jarak Tanam : 30 cm x 30 cm
: Tanaman sampel
27
Lampiran 3. Deskripsi Kembang Kol Varietas PM 126 F1
28
JADWAL PENELITIAN SKRIPSI TANAMAN KEMBANG KOL TAHUN 2021-2022
Bulan
No Kegiatan Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi dengan dosen
pembimbing
2 Penyusunan rencana
penelitian
3 Seminar proposal
penelitian
4 Persiapan lahan dan
peletakan mulsa
5 Penanaman
6 Pemeliharaan
7 Pengamatan
8 Panen
9 Analisis data
10 Penulisan skripsi
11 Seminar hasil penelitian
12 Perbaikan skripsi
13 Sidang sarjana
29