Oleh:
Amudasub Zaulajad
NPM: E1J019062
Oleh:
Amudasub Zaulajad
NPM: E1J019062
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Magang Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu dan telah diuji pada tanggal 8
Agustus 2022
Mengetahui
Dr. Hesti Pujiwati, S.P., M.Si. Prof. Ir. Mohammad Chozin, M.Sc, Ph.D
NIP:197711212006042001 NIP: 196009031985031003
i
RINGKASAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberi kekuatan dan
hikmat sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Akhir Magang Berjudul “Perawatan
Tanaman Menghasilkan (TM) Dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq)” di PT. Agro Muko Mukomuko Estate yang terletak di Kecamatan Air Dikit Kabupaten
Mukomuko. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2022 sampai dengan 29
Juli 2022. Selain untuk menuntas program studi yang penulis tempuh, magang ini akan
banyak memberikan manfaat kepada penulis baik dari segi akademik maupun untuk
pengalaman yang tidak dapat penulis temukan saat berada di bangku kuliah.
Pelaksanaan praktek kerja lapang/magang ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan
penghargaan dan rasa terimakasih yang mendalam kepada :
Amudasub Zaulajad
NPM: E1J019062
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i
RINGKASAN.....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................1
iv
3.3 mekanisme pelaksanaan.........................................................................................12
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman industry mencakup aspek produksi dan penanganan hasil tanaman, termasuk
teknik perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pengelolaan pasca panen dari hasil
tanaman tersebut. Tanaman industri juga terkait erat dengan bidang-bidang ilmu lainnya,
seperti fisiologi, biokimia, genetika, entomologi, fitopalogi, ilmu tanah, klimatologi, dan
ilmu-ilmu alamiah lainnya (Lakitan, 2005). Prospek pasar pada olahan kelapa sawit cukup
menjanjikan, karena permintaan mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di
dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Oleh sebab itu, sebagai negara tropis yang masih
memiliki lahan yang cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan
perkebunan kelapa sawit.
Kelapa sawit (Elaeis guinensis jack) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan
yang menduduki posisi salah satu tanaman terpenting di sektor pertanian, apalagi pada sector
pertanian di Indonesia, Hal ini dikarenakan kelapa sawit mampu menghasilkan nilai ekonomi
terbesar per hektarnya jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya seperti
kelapa . Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di karenakan
nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati
terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa,
dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha,
sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha
(Sunarko,2007).
Pemberian pupuk dan ketersediaan hara dalam tanah sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit. Terjadinya penurunan TBS dapat
saja terjadi karena serapan unsur hara dibatasi secara kritis oleh unsur hara yang berada
dalam keadaan minimum. Menurut Pahan (2006), ada sifat sinergis dan antagonis serapan
hara pada beberapa unsur. Pemberian N akan mengganggu serapan Mg walaupun Mg dalam
tanah cukup, sehingga pada saat pemberian N, Mg juga perlu ditambahkan. Pada keadaan
alami, unsur Mg kurang tersedia karena serapannya diganggu N, akibatnya juga proses
serapan N juga akan terganggu (Arsyad et al. 2012).
Penentuan pemupukan anorganik pada kelapa sawit harus mengacu pada konsep
efektivitas dan efisiensi yang maksimum. Sifat pupuk yang penting adalah kandungan unsur
1
hara utama pupuk, kandungan unsur tambahan pupuk, reaksi kimia pupuk di dalam tanah,
serta kepekaan pupuk terhadap iklim. Respon tanaman terhadap terhadap pupuk bergantung
pada keadaan tanaman dan ketersediaan hara di dalam tanah yang diserap tanaman untuk
produksi dan pertumbuhan. Perimbangan unsur hara kation K, Ca, dan Mg merupakan faktor
pembatas bagi tercapainya produktivitas kelapa sawit. Antagonisme K dengan Mg
mengakibatkan defisiensi unsur hara K atau Mg di lapangan. Defisiensi hara K dan Mg
disebabkan kadar hara di tanah rendah (Arsyad et al. 2012).
Pemeliharaan kelapa sawit merupakan salah satu bagian penting dari komponen
produksi. Semakin intensif perawatan yang di terapkan, maka akan semakin tinggi hasil
produksi yang di dapat, begitu juga sebaliknya, perawatan yang kurang optimal akan
membuat hasil produksi kurang optimal. Banyak jenis kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
pada tanaman kelapa sawit, yang kerap kali diterapkan di masyarakat dan perusahaan.
1.2 Tujuan
1. Mampu memberikan pengalaman visual dan pengenalan tentang segala sesuatu yang
menyangkut kegiatan observasi, perencanaan, pelaksanaan, dan sistem pengelolaan
lingkungan dalam bidang Pertanian.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang budidaya tanaman kelapa sawit.
3. Mengasah keterampilan bekerja secara langsung di PT. Ageo Muko Mukomuko
Estate.
4. Meningkatkan leadership dan teamwork di PT. Agro Muko Mukomuko Estate.
5. Membangun sikap profesionalisme dan pengabdian diri sebagai calon tenaga kerja.
1.3 Manfaat
Menjadikan mahasiswa mengetahui dan memahami keadaan serta permassalahan
yang ada di lapangan serta diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
SIPEF Group memiliki dan mengelola di tiga group perusahaan perkebunan yang
berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Jawa Barat. Perusahaan
ini bergerak pada bidang perkebunan dan mengolah hasil sendiri karena perusahaan ini
mempunyai pabrik sendiri dan tidak menerima buah/hasil dari pihak ketiga. Perusahaan ini
memiliki kantor pusat di Gedung Bank Sumatera Utara lantai 7, jalan Imam Bonjol No.18,
Medan.
PT. Agromuko Mukomuko Palm Oil Mill didirikan mulai tahun 1990 sesuai dengan
Akte Pendirian No. 2456 Th. 1990 dan mulai dioperasikan sejak tahun 1994 dengan kapasitas
terpasang 60 ton tandan buah segar (TBS)/jam. PT. Agromuko adalah perusahaan yang
bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit di Desa Teruntung, Kecamatan Teras Terujam,
Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Perkebunan ini memiliki luas 22,928 hektar dan
dilengkapi dengan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton TBS/jam dan di
bangun di Desa Teruntung, Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko.
3
Kecamatan Air Dikit dan Kecamatan Teramang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara. Lokasi
tersebut dapat ditempuh dari Bengkulu, melalui jalan darat ke arah Padang, atau sebaliknya
ditempuh dari Padang ke arah Bengkulu dengan waktu tempuh sekitar 7 Jam.
PT. Agro Muko terbagi menjadi sembilan kebun/estate yang dipimpin oleh masing –
masing satu orang manager. Selain itu juga terdapat 2 buah pabrik Kelapa Sawit cap. 60 ton
TBS per jam, 1 buah pabrik Kelapa Sawit cap. 30 ton TBS per jam dan 1 buah Pabrik Crumb
Rubber cap. 500-600 kg karet kering per jam. Total luas lahan HGU yang dimiliki oleh
PT.Agro Muko adalah 22.928 Ha dan telah dikeluarkan untuk proyek pemerintah 14 Ha.
Luas lahan tersebut tersebar di sembilan wilayah Estate, adengan perincian sebagai berikut:
Tabel 1. Luas lahan di beberapa Estate di PT. Agro Muko
NAMA ESTATE LUAS LAHAN (Ha)
TOTAL 22.928
4
Kami, pihak manajemen, staff dan karyawan antusias untuk menjadikan PT.
Agro Muko pengelola Perusahaan Perkebunan terbaik di Propinsi Bengkulu, dengan
demikian memberikan penghargaan kepada Pemangku Berkepentingan PT Agro
Muko
2. Mission Statement (Pernyataaan Misi):
“The management, staff and workers believe in continuous improvement in
their daily operations and confident in achieving targets set towards zero industrial
and community relations issues as well as zero environmental issues, with compliance
to the Company’s Conservation and Environmental policy, PT. Agro Muko is
committed to deliver timely to her customers good quality CPO, PK and SIR
production grades with zero complaint”
Manajemen, staff dan karyawan percaya untuk terus meningkatkan
operasional mereka setiap hari dan yakin dapat mencapai target nihil polusi
lingkungan dan nihil masalah hubungan kemasyarakatan dan juga memastikan
konservasi lingkungan berjalan dengan baik dan dengan mematuhi peraturan
Konservasi Lingkungan, PT. Agro Muko komitmen untuk tepat waktu dalam
pengiriman kepada pembeli CPO, PK dan Crumb Rubber yang berkualitas baik
tanpa ada keluhan.
5
Gamabar 1. Struktur Organisasi Mukomuko Estate (Bagan Organisasi)
6
perkebunan ataupun dari luar. Tenaga kerja yang sudah direkrut, khususnya Staff,
terlebih dahulu harus melewati trainning selama ± 1 tahun.
Di Mukomuko Estate, yang termasuk tenaga kerja Staff adalah,0 Estate Manager,
Field Head Assistant, Office Assistant, dan Field Assistant. Karyawan SKU (Satuan
Kerja Umum) dan PKWT merupakan karyawan tetap yang berhak mendapatkan fasilitas
yang disediakan perusahaan, sedangkan BHL adalah karyawan tidak tetap yang tidak
difasilitasi oleh perusahaan
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili palmae dan
berasal dari Afrika Barat. Meskipun demikian kelapa sawit juga dapat tumbuh diluar daerah
asalnya, termasuk Indonesia. Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang
cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Kelapa sawit
adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di karenakan nilai ekonomi yang
tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara
tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari).
Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, sedangkan tanaman yang
lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko,2007).
Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan sumber minyak nabati yang sangat
penting disamping beberapa minyak nabati lain, seperti kelapa dalam, kacang-kacangan dan
biji-bijian lain. Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada
tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya
ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an
(Sukamto, H. 2011).
Kegiatan pemupukan menggunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan
anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari hasil dekomposisi bahan
organik berupa jaringan tumbuhan atau hewan. Menurut Kementan RI (2011), pupuk organik
adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan, bagian hewan, dan atau
limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat
diperkaya dengan bahan mineral dan atau mikrob, yang bermanfaat untuk meningkatkan
kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Bahan organik yang berasal dari jaringan tumbuhan dan hewan mengandung berbagai
macam senyawa organik antara lain: karbohidrat kompleks, gula sederhana, tepung, selulosa,
8
hemiselulosa, pektin, protein, lemak, resin, asam-asam organik, fenol, lignin, dan lain-lain
(Hardjowigeno 2010).
Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu jenis hara utama. Pupuk
tunggal yang umum digunakan untuk tanaman kelapa sawit adalah Urea dan ZA sebagai
sumber hara N. TSP, SP36 dan Rock Phosphate (RP) sebagai sumber hara P. KCl sebagai
sumber hara K. Kieserit dan Dolomit sebagai sumber hara Mg. Pupuk tunggal merupakan
pupuk yang paling umum digunakan dalam pemupukan tanaman kelapa sawit. Biaya per unit
hara dalam pupuk tunggal masih lebih rendah dibandingkan dengan jenis pupuk majemuk
atau jenis pupuk lainnya. Akan tetapi biaya aplikasi pupuk tunggal menjadi lebih mahal
karena hanya satu jenis hara saja yang diaplikasikan pada setiap aplikasi pemupukan
(Sukmawan 2014).
Penetapan pemberian dosis pupuk dalam rangka memberi asupan nutrisi dan unsur hara
ke tanaman kelapa sawit dapat dilakukan menggunakan kegiatan Leaf Sampling Unit (LSU).
LSU merupakan pengambilan sampel daun dan rachis (batang). Tujuan dari kegiatan ini salah
satunya untuk mengetahui nutrisi yang dimiliki oleh tanaman, sehingga dari data tersebut
diketahui bahwa tanaman tersebut kekurangan unsur hara apa saja. Pengambilan sampel LSU
dlakukan pada batang ke 17, karena pada batang inilah asupan unsur hara dan nutrisi pada
tanaman paling konstan atau paling baik diantara batang pelepah lainnya.
Selain itu untuk menjaga tanaman kelapa sawit agar tetap sehat juga perlu dilakukan
perawatan piringan di area tajuk tanaman dari sisa-sisa brondolan tanaman kelapa sawit.
Menurut Ibau (2007), penyebab munculnya kentosan dan berondolan busuk (hitam)
disebabkan oleh buah/tandan busuk adanya serangan jamur Marasmius palmivorus dan
karena buah kelapa sawit yang matang tidak dipanen, meledaknya buah di lapangan (panen
puncak) dan terlambatnya tunas pokok pada tanaman menghasilkan. Gejala serangan
9
penyakit busuk buah/tandan busuk (Marasmius palmivorus), yaitu: a) gejala serangan pada
permukaan jaringan tandan (rizomorf jamur warna putih pada permukaan buah); b) buah sakit
menjadi busuk berwarna coklat/kehitaman; dan c) tandan muda yang busuk dan pada pangkal
pelepag terdapat rhizomorf (Djudawi et al., 2006).
10
BAB IV
METODE MAGANG
11
Teknik ini biasanya dilakukan dengan pengumpulan dokumen-dokumen,
laporan-laporan, buku-buku yang berhubungan dengan objek pembahasan dan
proses saat dilakukan nya praktek lapangan.
Studi Pustaka
Teknik ini dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang berkaitan
dengan kegiatan yang dilakukan agar dapat membandingan yang dipelajari
selama kuliah dengan yang didapat selama praktek lapangan. Tujuan dari teknik
ini adalah untuk membandingkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan
praktek kerja lapangan dengan pencarian berbagai literatur yang berhungan
dengan objek pembahasan.
Praktek Kerja
Teknik ini dilakukan dengan cara bekerja langsung dilapangan dibawah
bimbingan serta pengawasan pembimbing lapangan atau mandor dan para
pekerja.
12
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
Selanjutnya pekerja mengambil pupuk dan menuangkan pupuk ke atas terpal.
Pekerja mengisi plastik packing dengan pupuk sesuai dosis yang telah
ditentukan.
Selanjutnya pupuk diikat dengan tali rafia ,tali rafia disesuaikan jenis
pupuknya.
Kemudian pupuk yang telah diapcking disusun di dalam gudang untuk di
lanjutkan pengaplikasian dilapangan.
Perhitungan :Packing pupuk NPK
Dosis : 1,5 kg
Berat karung : 50 kg
Jumlah 1 karung pupuk : 50 kg/1,5 kg =33,3 bungkus
1 karung : 13 menit
Jam kerja : 7 jam/hari = 420 menit
Kapasitas kerja : 420 menit/hari /13 menit/karung =32 karung /hari
14
Pupuk diecer kelokasi/blok pemupukan (mandor dan transport)
Penurunan pupuk berdasarkan jumlah palm dalam pasar atau menyesuaikan
kebutuhan.
Pekerja manuring mulai melakukan pemupukan pada pupuk yang telah diecer.
Kemudian pelastik yang kossong dan karung dikumpulkan dan dikembalikan ke
gudang.
15
Tepat Sasaran, Pemupukan dilakuakn harus sesuai sasaran dan kebutuhan
tanaman ,misalkan cara penaburannya serta sasaran dalam pembagian pupuk agar
tidak bersifat antagonis dan tebuang sia-sia.
Tepat Jenis Pupuk yang digunakan harus tepat jenis sesuai kebutuhan tanaman
dan gejala tanaman yang diamati melalui LSU.
Gambar 4. Pengaplikasian.
16
Meningkatkan serapan hara tanah.
Meningkatkan mikroorganisme tanah.
Jenis Pupuk yang digunakan : Janjang Kosong (EFB).
Kandungan : Unsur hara Kalium K( 4-6 %), P (0,2 -0,4%), N (2-3 %),Ca (1-2 %),
Mg(0,8-1,0%), dan C/N (15,03%). (Darnoko dan Sembiring, 2005).
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pengaplikasian Janjang kosong yaitu ,
Ganju,Traktor, Sepatu Ap boot, Sarung tangan. Bahan yang digunakan yaitu Janjang
kosong kelapa sawit.
17
Pengaplikasian dilakukan oleh 4 buah traktor dengan 3 orang pekerkja tiap
traktornya
Pengaplikasian dilakukan pada tiap gawangan mati palm
Dosis pergawangan yaitu 300 kg
Jangkos disusun 1 lapis dengan posisi tangkai menghadap ke dalam
Pengaplikasian dilakukan per pasar piku atau 2 baris tanaman
5.2.3 Perhitungan
Kebutuhan 1 Ha ,SPH 143
=143 palm x 300 kg/palm
=42,900 kg atau 42900 kg / 8000 kg/truk = 5,4 truk/ha = 6 truk/Ha
18
2. Bimoonthly merupakan kegiatan pengambilan sampel yang dilakukan 2 bulan
sekali dan akan berpindah mengikuti arah jarum jam.
Tujuan dari kegiatan LSU.
Melihat kandungan nutrisi yang terdapat pada tanaman kelapa sawit, dari hasil
tersebut nanti nya dijadikan parameter bahwa tanaman tersebut kekurangan nutrisi apa
saja. Hasil data LSU inilah nantinya dibuat jadwal pemupukan semester pada tanaman
kelapa sawit.
Alat dan Bahan.
Alat : parang, egrek,
Bahan : cat biru, tuas, kantong plastik, cat putih.
19
Palm sampel ke-2-baris ke-10 palm ke-17
Palm sampel ke-3- baris ke-10 palm ke-27
Palm sampel ke-4 = baris ke-22 palm ke-27
Palm sampel ke-5 = baris ke-22 palm ke-17
Palm sampel ke-6 = baris ke-22 palm ke-7
Dst....
20
6. Sampel daun dan rachis dibungkus secara terpisah menggunakan plastik
bungkus yang sudah dipersiapkan.
21
Tahapan Pelaksanaan :
BBC dilaksanakan 4 kali dalam satu tahun yaitu pada bulan akhir desember, maret,
juni, dan september.
BBC dilakukan di setiap akhir bulan dan ketika rotasi panen di blok tersebut sudah
selesai.
Penentuan pokok sampel
1) Area datar
Didalam satu hektar (143 palm) terdapat 7 pokok sampel. Area datar
dengan baris tanaman yang teratur, 7 palm dari satu baris dapat dijadikan
sampel atau satu baris mewakili 20 barisan yang ada. Semua palm sampel diberi
tanda cat merah melingkar pada batang demikian juga dengan satu palm
dipinggir jalan.
2) Area Berteras Kontour
Panjang teras kontour < 300 (<34 meter palm). Didalam satu hektar (SPH
120) terdapat 6 palm. Didalam satu hektar (SPH 120) terdapat 6 palm sampel.
Areal sampel telah mewakili areal teras.
Pokok sampel dimulai dari puncak bukit sampai ke terasan bawah dan
rendahan. Pokok sampel diberi tanda menggunakan cat merah.
Alat dan bahan yang digunakan dalam BBC
Alat : Parang, Tongkat.
Bahan : Alat tulis, Blanco/Tabel sampel BBC, cat merah, tuas.
22
tandan rata-rata dibagi dengan banyak nya sampel pohon kemudian dikalikan
rata-rata berat per janjangnya.
5 Contoh menghitung banyak nya hasil produksi untuk 4 bulam kedepan:
jumlah janjang BBC
Rumus: x total palm dalam 1 blok
banyaknya sampel BBc
Diketahui: jumlah janjang BBC : 600 janjang
Banyaknya sampel : 200 sampel
Total palm dalam satu blok : 4000 palm
Jawab:
jumlah janjang BBC
= x total palm dalam 1 blok
banyaknya sampel BBc
600
= x 4000
200
=12.000 janjang/blok
Menghitung tonase buah:
= Banyaknya hanjang x komedel bulan terakhir
= 12.000 x 7 kg (misal)
= 84.000 kg
= 84 ton
Kesimpulan: Untuk 4 bulan kedepan, dapat diketahui perkiraan hasil yang akan
diperoleh sekitar 84 ton untuk blok tersebut
23
5.5 Piezometer
Piezometer merupakan kegiatan untuk mengetahui tinggi permukaan air di dalam
tanah gambut. Dengan rasio pemasangan minimal 1:100 Ha. Piezometer terbuat dari pipa
paralon 4 inch sepanjang 100 cm dari 120 cm diberi lubang di sepanjang sisi.
Pipa paralon ditanam di dalam tanah dan hanya 20cm tersisa diatas permukaan
tanah. Kedua ujung pipa ditutup dan bagian atas tutup diberi lubang.
Pengamatan piezometer dilakukan 2 kali dalam 2 bulan
Pengamatan dilakukan dengan cara melihat tinggi permukaan air di dalam tanah
gambut, kemudian mengukurnya dengan cara memberi tanda pipa yang sama
dengan permukaan tanah gambut. Sehingga dapat diketahui ketinggian permukaan
air di dalam tanah gambut tersebut.
24
Pengamatan dilakukan dengan cara melihat permukaan air pada pipa paralon
kemudian diamati ketinggian permukaan air terletak pada warna dan angka berapa.
Permukaan air pada warna merah menandakan tidak berbahaya dan pada warna
hijau menandakan berbahaya dan memungkinkan terjadinya banjir dilokasi atau area
tersebut. Ketika level dikatakan berbahaya, maka perlu perbaikan saluran drainase,
seperti main drain, collection drain.
26
Gambar 13. Teknik Pemanenan Kelapa Sawit
27
2 pada tanaman muda (dua pelepah dibawah tandan paling bawah harus ditinggalkan)
sedangkan pada tanaman tua batas songgo 1. Jika terlalu cepat ditunas melewati batas
songgoh dua, pohon akan kekurangan daun sehingga berat tandan buah turun. Bekas
potongan tunas harus mepet atau dekat dengan pokok. Setelah dilakukan penunasan,
pelepah disusun digawangan mati dan tidak boleh dibuang ke piringan, parit, atau pasar
pikul.
28
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pemeliharaan di perkebunan kelapa sawit PT. Agro Muko, Muko Muko Estate.
Pemupukan yang dilakukan dalam proses budidaya tanaman kelapa sawit dilakukan
dengan pupuk anorganik dan pupuk organik,pupuk anorganik yang digunakan di Muko
Muko Estate yaitu, Urea, MOP, Kieserite, Dolomit, NPK, Borate. Pemupukan yang
dilakukan berdasarkan rekomendasi dari hasil LSU (lift Sampling Unit) dan MAP
(month After Planting) yang telah dilakukan analisis dilaboratorium. Sedangkan pada
pemupukan organik yang diterapkan yaitu dengan memanfaatkan pupuk hasil limbah
produksi dari pengolahan kelapa sawit seperti Janjang kosongm,Abu janjang dan
kompos. Pada pengaplikasian jangkos setiap palm memiliki dosis 300 kg/palm dan
diaplikasikan pada gawangan sawit.
Sistem bididaya tanaman kelapa sawit telah diatur agar mencapai target yang
direncanakan. Sehingga hasil produksi minyak dari PT Agromuko Mukomuko Estate
selalu meningkat Dan Pemeliharaan dari pembibitan sampai dengan tanaman
menghasilkan sangat bagus karena management perusahaan yang baik dan terstruktur
dalam pekerjaannya.
6.2 Saran
1. Sebelum pelaksanaan magang di lapangan, diharapkan mahasiswa mengetahui
terlebih dahulu kegiatan apa saja yang terdapat di lokasi yang akan dituju, sehingga
judul dan rangkaian kegiatan dapat selaras dengan apa yang ada dilapangan.
29
2. Sebaiknya pengawasan dan inisiatif seorang mandor lebih ditingkatkan agar
pekerjaan di lapangan dan karyawan lebih bersemangat dalam mengerjakan
kegiatan.
30
DAFTAR PUSTAKA
(Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di PT Era Mitra Agro Lestari (BSP
Group), Sarolangon, Jambi. Prosiding. Makalah Seminar Program Studi Agronomi
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Djudawi, S.D., Tobing, H.L., & Rulianti, E. (2006). Pedoman Pengendalian OPT Tanaman
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan,
Departemen Pertanian
Ibau, J. 2007. Pengendalian anak sawit dan berondolan hitam di piringan dengan system 5/1
(Tanaman Menghasilkan). Laporan Praktek Kerja Lapangan. Bekasi: Politeknik
Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi.
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Lakitan, B. 1995. Hortilkultura. Teori, Budaya, dan Pasca Panen. PT Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Pahan, I., 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari HuluHingga
Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Arsyad AR, Junaedi H, Farni Y. 2012. Pemupukan kelapa sawit berdasarkan potensi
produksi untuk meningkatkan hasil tandan buah segar pada lahan marginal
kumpeh. Jurnal Penelitian Universitas Jambi. 14(1):29-36.
31
LAMPIRAN-LAMPIRAN
32
Lampiran 3. Foto kegiatan
33
Pengaplikasian rhizoplek ke
tanaman
34
Transportasi Pupuk Distribusi pupuk kelapangan agar
Ke Lapangan mudah pekerjaan.
Pengangkutan jangkos ke
tumpukan gawangan mati
35
Black Bunch Count Penghitungan buah hitam
(BBC)
36
Pengambilan sampel daun an
rachis
Bentuk piezometer
Pengukuran piezometer
37
Pengancakan rotasi Pengancakan rotasi panen agar
panen mempercepat penurunan buah dan
efisiensi pekerja.
38
Lampiran 4. Struktur perusahaan Mukomuko Estate
39
Lampiran 5. Peta Mukomuko estate
40