Anda di halaman 1dari 20

SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU

Judul :“Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Pupuk NPK


Mutiara Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga
Varietas Kedelai Hitam (Glycine Soja (L) Merril )
Pada Budidaya Jenuh Air”
Nama : Jefry Apriliansyah
NPM : E1J017041
Pembimbing Utama : Dr. Hesti Pujiwati, SP., M.Si.
Pembimbing Pendamping : Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, M,S.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kedelai hitam (Glycine Soja (L) Merril) merupakan tanaman palawija dengan
nilai ekonomi yang tinggi, digunakan sebagai bahan makanan dan bahan baku
industri. Menurut Supadi (2009) kedelai termasuk komoditas yang memegang
peranan penting dan strategis di Indonesia. Tanaman kedelai merupakan tanaman
yang penting dan perlu diperhatikan, karna tingginya permintaan dalam neggri yang
menyebabkan tingginya importer (Endriani, et al. 2017). Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat, jumlah produksi kedelai nasional pada tahun 2017 mencapai 538,728 ton,
meningkat pada tahun 2018 menjadi 982,598 ton atau mengalami peningkatan
sebesar 398,87 ton. Sedangkan pada tahun 2018 kebutuhan kedelai di Indonesia
mencapai 241,5 ribu ton, kebutuhan kedelai tersebut terdiri dari konsumsi langsung
rumah tangga, kebutuhan benih dan kebutuhan industri. Sehingga untuk memenuhi
kebutuhan Indonesia impor komoditi kedelai sebesar 228 ribu ton.
Varietas unggul yaitu varietas yang telah di lepas oleh pemerintah dan
memiliki sifat-sifat unggul dibandingkan varietas lain yang sudah ada. Kelebihan
yang dimiliki varietas unggul dibandingkan varietas lokal antara lain mempunyai
hasil yang tinggi, umur panen yang pendek serta tahan terhadap hama dan penyakit.
Untuk dapat menghasilkan suatu varietas unggul dengan sifat-sifat yang diinginkan
ditempuh prosedur yang sistematik. Sejak 15 tahun terakhir, telah dilepas 37 varietas
unggul kedelai dengan potensi hasil rata-rata > 2 t/ha (Balitkabi, 2008). Menurut
Purwanti (2004), di indonesia kedelai hitam masih kurang di perhatikan karena di
anggap lebih sedikit manfaat nya di bandingkan dengan kedelai kulit kuning, sebenar
nya kedelai hitam memiliki peran penting dalam industri kecap, yang dapat
menghasilkan warna dan kualitas yang baik. Varietas detam 1 dan detam 2 pada
tahun 2008 telah di lepas sebagai varietas unggul yang dapat memenuhi kebutuhan
pasar (Lestarina, 2011). Varietas detam 1 peka terhadap kekeringan sedangkan varitas
detam 2 dan 3 agak tahan terhadap kekeringan (BPTP, 2010) oleh sebab itu perlu di
lakukan budidaya kedelai hitam pada budidaya jenuh air untuk melihat varietas mana
yang paling cocok dan bagus untuk ditanam pada budidaya jenuh air.
Salah satu teknologi budidaya yang dapat meningkatkan produktivitas di
lahan suboptimal yaitu budidaya jenuh air (BJA). Menurut purwaningrahayu, et al.
(2004) teknologi BJA adalah penanaman yang memberikan irigasi secara terus
menerus di dalam parit sehingga tinggi muka air stabil dan tetap pada ketinggian
tertentu memungkinkan pada lapisan perakaran dapat jenuh air akan tetapi tidak
tergenang. Budidaya jenuh air dapat memperbaiki pertumbuhan, menambah serapan
hara, dan meningkatkan produksi kedelai jika di bandingkan dengan budidaya kering
(Ghulamahdi et,al. 2009). Lahan jenuh air termasuk lahan gambut yang memiliki pH
rendah dengan adanya pirit atau bahan sulfikad, keracunan Al, Fe dan Mn reaksi
tanah sangat masam dan kesuburan alami rendah (kahat N, P dan K serta miskin basa-
basa) (Taufiq et al, 2007). Hal tersebut dapat mendorong dengan adanya penelitian
ini untuk mencari dosis NPK terbaik pada lahan jenuh air. Menurut Elizbeth (2014 )
Akan tetapi kondisi tanah yang masam pada lahan rawa dapat menurun kan
produktivitas hasil tanaman kedelai oleh sebab itu perlu dilakukan peningkatan ph
tanah menggunakan dolomit serta dalam menambahkan unsur hara dilakukan
pemberian pupuk NPK. Serapan hara tanaman kedelai berbeda-beda yaitu tergantung
pada varietas nya pada budidaya jenuh air (BJA), akan tetapi serapan N,P,K,Fe, dan
Mn jauh lebih besar di bandingkan dengan budidaya pada lahan kering (Sagala et al,
2011)
NPK Mutiara merupakan pupuk yang terdapat kandungan unsur nitrogen,
fosfor, dan kalium. Di mana unsur nitrogen berfungsi untuk meningkatkan kandungan
protein, meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara lain, serta
mengaktifkan pertumbuhan pada mikroba (Jumin, 2012). Menurut Rosi.A et al
(2018) pemberian dosis pupuk NPK sebesar 300 kg/ha merupakan dosis yang paling
baik dalam meningkatkan produktivitas hasil tanaman kedelai di lahan kering.
pemupukan NPK susulan pada saat berbunga juga dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman kedelai ( Rusdi, 2008 ). Menurut Surayana (2012) pertumbuhan dan hasil
tanaman kedelai meningkat dengan pemberian pupuk NPK majemuk dengan dosis
300 kg/ha. Sedangkan pada penelitian ini pemberian dosis NPK majemuk 300 kg/ha
dapat meningkatkan jumlah polong total, jumlah polong bernas serta bobot 100 biji
kedelai (Saputra, 2016). Menurut Taufi et al (2011) pemanfaatan bahan pembenah
tanah dan pupuk untuk memperbaiki kesuburan tanah pada budidaya jenuh air selain
penggunaan dolomid dapat juga menggunakan pupuk NPK. Pemeberian pupuk NPK
dapat meningkatkan kandungan hara N, P total pucuk dan pemebntukan bintil akar
pada lahan pesisir ( Mulyadi, 2012). oleh sebab itu menurut saya penelitian ini perlu
di lakukan dalam menentukan pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk NPK
Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas kedelai hitam (Glycine Soja (L)
Merril) pada budidaya jenuh air.
1.2 Rumusan Masalah
Kedelai hitam merupakan salah satu komoditas penting yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi serta banyak di minati masyarakat, namun di Indonesia
produksi nya masih tergolong rendah. salah satu cara yang dapat diterapkan dalam
meningkatkan produktivitas nya yaitu dengan penanaman kedelai dilahan yang jenuh
air, penanaman kedelai dilahan jenuh air dapat memperbaiki pertumbuhan,
menambah serapan hara, dan meningkatkan produksi kedelai jika dibandingkan
dengan budidaya kering. Untuk memaksimalkan produktivitas hasil di lahan budidaya
jenuh air maka perlu di lakukan penambahan pupuk NPK mutiara (16:16:16).
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menentukan interaksi varietas kedelai hitam dengan berbagai dosis
pupuk NPK Mutiara pada budidaya jenuh air
2. Untuk menentukan varietas yang paling baik di antara empat varietas kedelai
hitam pada budidaya jenuh air
3. Untuk menentukan dosis pupuk npk mutiara yang tepat terhadap kedelai
hitam pada budidaya jenuh air
II. METODE PENELITIAN
2.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2020 sampai bulan
Febuari 2021 yang berlokasi di Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kota Bengkulu
2.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga varietas kedelai hitam
(Detam 1, Detam 2, dan Detam 3) serta pupuk NPK Mutiara (16:16:16)
Sedangkan alat yang di gunakan yaitu berupa cangkul, tali rapia, gunting,
cablak, parang, ATK, mistar, map plastik, waring, sepidol, camera, timbangan dan
lain-lain
2.3 Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor :
Faktor pertama adalah varietas kedelai hitam terdiri dari tiga varietas yaitu
V1= Detam 1
V2 = Detam 2
V3 = Detam 3
Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK Mutiara
A1 = 0 g/petak
A2 = 24 g/petak
A3 = 48 g/petak
A4 = 72 g/petak
Dari kedua perlakuan yang digunakan diperoleh 12 kombinasi perlakuan, setiap
perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan sehingga terdapat 36 satuan percobaan.
(Lampiran 1)
2.4 Tahapan Pelaksanaan
1. Analisis Tanah
Tanah yang akan dianalisis diambil dari sampel tanah dilahan dengan cara
mencangkul pada lima titik yang berbeda dengan kedalam 0-20 cm sebanyak 0,5
kg/titik yang kemudian diaduk dalam satu wadah. Selanjutnya sampel tanah akan
dibawa ke laboraturium ilmu tanah universitas bengkulu untuk dilakukan analisis.
2. Penyemprotan gulma
Penyemprotan gulma pertama menggunakan pestisida sistemik dilakukan 2
minggu sebelum penyemprotan dengan menggunakan pestisida kontak agar
memudahkan dalam melakukan pembersihan pada lahan yang akan dijadikan tempat
penelitian.
3. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan menggunakan alat berupa cangkul, masing-masing
mendapatkan bedengan dengan ukuran panjang 17 m dan lebar 2 m. dengan lebar
petakan 1,6 m x 1 m. jarak antar bedengan 80 cm sedangkan jarak antar ulangan yaitu
30 cm dengan jumlah petakan berjumlah 12 petakan di kali 3 bedengaan jadi total
keseluruhan petakan berjumlah 36 petak dengan populasi sebanyak 30 populasi
dalam satu petakan. (Lampiran 2)
4. Pemasangan label
Pemberian label bertujuan untuk mempermudahkan saat memberikan perlakuan
dan melakukan pengamatan. Pembuatan label menggunakan map plastik yang
dipotong berukuran persegi panjang, dan label ditulis dengan mengguakan spidol
permanen.
5. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara ditugal dengan kedalam 2 – 5 cm pada setiap
lubang tanam, setiap lubang tanam diberi 2 benih kedelai hitam dengan menggunakan
jarak tanam 20 cm x 30 cm. luas petakan yaitu 1.6 m x 1m dengan populasi 30
tanaman per petak, kemudian setiap lubang tanam diberikan furadan yang berbahan
aktif karbofuran agar benih tidak dimakan oleh semut atau serangga yang ada
didalam tanah.
6. Penentuan sampel
Penentuan sampel dilakukan pada saat 2 minggu setelah tanam, sampel diambil
dari populasi tanaman per petak dengan jumlah tanaman per petak yaitu 30 tanaman,
sehingga didapat kan 6 tanaman sampel per petak. seluruh tanaman sampel diambil
pada tanaman tengah (Lampiran 3).
7. Pengaplikasian pupuk NPK Mutiara
Pemberian pupuk majemuk NPK Mutiara dilakukan hanya sekali saja yaitu pada
saat tanam, dengan cara pengaplikasiannya mebuat lobang pada setiap tanaman
kemudian pupuk diberikan sesuai perlakuan (Lampiran 4).
8. Pemeliharaan
Pemeliharaan kedelai hitam meliputi :
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dari awal tanam sampai panen, akan tetapi di
sesuai kan dengan kondisi pada saat penelitian.
b. Penyulaman
Penyulaman harus dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (MST),
dengan cara menggantikan tanaman yang mati, busuk, rusak atau terserang
serangga dengan cadangan benih yang telah disiapkan sebelumnya.
c. Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan memotong salah satu tanaman sejajar
dengan permukaan tanah dan meninggalkan satu tanaman yang
pertumbuhannya lebih baik. Pada saat tanaman sudah berumur 2 MST
dengan menggunakan gunting.
d. Penyiangan gulma
Penyiangan gulma dilakukan setiap 1 minggu sekali mulai tanaman
berumur 2 MST. Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu , dan
sekitaran tanamn dengan menggunakan arit.
e. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sebelum serangan hama
nampak dan saat sudah timbul gejala serangan hama dan penyakit.
Pengendalian dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan pestisida
sesuai kebutuhan.
9. Panen
Panen tanaman kedelai hitam dilakukan pada saat tanaman berumur 82 hari setelah
tanam (HST). Panen dilakukan ketika ciri-ciri polong telah berisih penuh, batang
utama telah berwarna kuning, dan sebagian daun sudah mulai rontok.
2.5 Variabel Pengamatan
a. Variabel pengamatan pertumbuhan
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman di ukur pada saat tanaman berumur 2 MST sampai
tanaman kedelai itu masuk fase generatif, pengukuran di lakukan setiap
seminggu sekali dan diukur dari permukaan tanah sampai ke titik tumbuh
tertinggi menggunakan meteran.
2. Jumlah daun (helai)
Jumlah daun dihitung ketika tanaman berumur 2 MST sampai tanaman
kedelai masuk fase generatif, dilakukan setiap seminggu sekali dengan cara
menghitung daun yang telah membuka sempurna.
3. Jumlah Cabang (cabang)
Jumlah cabang di hitung pada saat tanaman berumur 2 MST sampai
tanaman kedelai masuk fase generatif, dengan menjumlahkan seluruh cabang
pada satu tanaman.
4. Jumlah Cabang Produktif (cabang)
Jumlah cabang produktif di hitung saat tanaman berumur 5 MST, dengan
cara menghitung seluruh cabang yang menghasilkan polong pada satu
tanaman
b. Variabel Pengamatan Hasil
1. Jumlah Polong Per Tanaman (cabang)
Jumlah polong dihitung pada saat panen dengan menjumlahkan kan
semua polong yang ada dalam satu tanaman.
2. Bobot polong per tanaman (g)
Bobot polong dihitung dengan cara menimbang semua polong
pertanaman pada saat panen
3. Bobot 100 biji (g)
Bobot 100 biji dihitung dengan mengambil secara acak 100 biji dari
keseluruhan tanaman, kemudian ditimbang dengan timbangn digital
4. Bobot brangkasan basah (g)
Bobot brangkasan basah diperoleh dari hasil tanaman yang baru panen
selanjutnya tanaman dibersihkan dari sisa-sisa tanah yang menempel,
kemudian brangkasan ditimbang menggunakan timbangan digital
5. Bobot brangkasan kering (g)
Bobot brangkasan kering diperoleh dengan cara mengeringkan tanaman
menggunkan oven dengan suhu 700 C selama 3 hari, kemudian brangkasan
ditimbang dengan timbangan digital
6. Jumlah bintil akar
Jumlah bintil akan dihitung setiap tanaman sampel pada saat panen
7. Bobot bintil akar (g)
Bobot bintil akar ditimbang menggunakan timbangan digital pada saat
panen akan tetapi sebelum ditimbang bintil akar di bersihkan terlebih dahulu
dari tanah menggunakan air.
8. Bobot biji per tanaman (g)
Bobot biji ditimbang menggunakan timbangn digital pada waktu setelah
panen per tanaman
9. Bobot biji per petak (g)
Bobot biji per petak dihitung berdasar kan hasil rata-rata bobot biji
pertanaman dari setiap petak.
2.6 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan ANAVA taraf
5%, dan apa bila hasil menunjukan pengaruh nyata akan di uji lanjut menggunakan
DMRT taraf 5%. Utuk menentukan dosis NPK mutiara terbaik di lakukan uji lanjut
Polinomial Ortogonal.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2015. Data produksi tanaman kedelai. BPS Sumatra Utara.
Medan

Balitkabi. 2008. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.


Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.

BPTP.2010. Kedelai Hitam Berproduksi Tinggi. Pusat Penelitian Dan Pengembangan


Tanaman Pangan.

Elizabet. 2014. Pengaruh pupuk organik dan pupuk NPK terhadap pH dan K-tersedia
tanah serta serapan-K1 pertumbuhan, dan hasil padi sawah (Oriza sativa L.)
Jurnal Universitas Tribhwuana Tunggadewi.14(2): 113-122.

Endriani,Ghulamahdi.M.,Sulistyono.E. 2017. Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai Di


Lahan Rawa Lebak Dengan Aplikasi Pupuk Hayati Dan Kimia. J.Agron.
Indonesia, Desember 2017, 45 (3):263-270.

Ghulamahdi, M ,. Melati, M. sagala, D. 2009. Production Of Soybean Varieties


Under Soil Culture On Tidal Swamps. J. Agron. Indonesia 37:226-232.

Jumin, H.B. 2012. Dasar-Dasar Agronomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 250 hlm.

Lestarina,L. 2011. Uji Daya Hasil Galur-Galur Harapan Kedelai Hitam ( Glaycine
Max (L) Merrill) Pada Lahan Sawah Di Kabupaten Sumedang. Jawa Barat.

Mulyadi, A,. 2012. Pengaruh Pemberian Legin, Pupuk NPK(15:15:15) Dan Urea
Pada Tanah Gambut Terhadap Kandungan N,P Total Pucuk Dan Bintil Akar
Kedelai ( Glycine Max L. Merril ). J . Kaunia 7:21-29

Purwaningrahayu, R.D., Indradewa, D.Sunarminto, B.H. 2004. Peningkatan Hasil


Beberapa Varietas Kedelai Dengan Penerapan Teknologi Basah. Penelitian
Pertanian Tanaman Pangan. 23(1):49-58.

Purwati, S. 2004. Kajian Suhu Ruang Simpan Terhadap Kualitas Benih Kedelai
Hitam Dan Kedelai Kuning. FP UGM. Yogyakarta.

Rosi A., Roviq M., Nihayati E. 2018. Pengaruh Dosis NPK Pada Pertumbuhan Dan
Hasil Tiga Varietas Kedelai ( Glycine Max (L) Merr ) Jurnal Produksi
Tanaman. 6(10):2445-2452.
Rusdi. 2008. Pengaruh Pupuk NPK (16:16:16) Susulan Saat Berbunga Pada Produksi
Benih Kedelai (Glycine max L. Merr.) Varietas Anjasmoro. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. 69 hlm.

Sagala, D., Ghulamahdi, M., Melati, M. 2011. Pola Serapan Hara Dan Pertumbuhan
Beberapa Varietas Kedelai Dengan Budidaya Jenuh Air Di Lahan Pasang
Surut J.Agroqua 9:1-8.

Saputra D. 2016. Respons Kedelai (Glycine Max L. Merril) Terhadap Sistem Olah
Tanah Dan Pemberian Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis. Skripsi
Jurusan Agroteknologi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana
Metro.

Supadi. 2009. Dampak impor kedelai berkelanjutan terhadap ketahanan pangan.


Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian 7(1): 87-102.

Suryana A. 2012. Pengaruh Waktu Aplikasi Dan Dosis Pupuk Majemuk NPK Pada
Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai Varietas Grobogan. Skripsi Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.

Taufiq A, Wijanarko A, Marwoto, Adisarwanto T, dan Prahoro C. 2007. Verifikasi


Teknologi Budidaya Kedelai Di Lahan Pasang Surut. Prosiding Balai
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-Umbian. 269-278.

Taufik, A., A Wijanarko, Suyamto. 2011. Takaran Optimal Pupuk NPKS Dan Pupuk
Kandang Pada Hasil Kedelai Di Lahan Pasang Surut.J. Penelitian Pertanian
Tanaman Pangan 30:143
Lampiran 1

Diskripsi (DETAM 1)

Nama varietas : Detam 1


Dilepas tahun : 2008
Nomor galur : 9837K-D-8-185
Asal : Seleksi persilangan galur interuduksi 9837
dengan kawi
Sifat kualitatif
Tipe tumbuh : Determinit
Warna bunga : Ungu
Warna daun : Hijau tua
Warna kulit biji : Hitam
Warna hilum : Putih
Warna kotiledon : Kuning
Bentuk daun : Agak bulat
Bentuk biji : Agak bulat
Kecerahan kulit biji : Mengkilap
Sifat kuantitatif
Umur bunga (hari) : 35
Umur masak (hari) : 84
Tinggi tanaman (cm) : 58
Berat 100 biji (g) : 14,58
Potensi hasil (t/ha) : 3,45
Hasil biji (t/ha) : 2,51
Kandungan nutrisi
Protein (% bk) : 45,36
Lemak (% bk) : 33,06
Ketahanan thd ulat grayak : Peka

(Sumber : http://www.balitkabi.litbang.pertanian.go.id)
Diskripsi (DETAM 2)

Nama varietas : Detam 2


Dilepas tahun : 2008
Nomor galur : 9837/W-D-5-211
Asal : Seleksi persilangan galur introduksi 9837
dengan Wilis
Sifat kualitatif
Tipe tumbuh : Determinit
Warna hipokotil : Ungu
Warna daun : Hijau
Warna bulu : Coklat tua
Warna kulit polong : Coklat muda
Warna hilum : Coklat
Warna kotiledon : Kuning
Bentuk daun : Lonjong
Bentuk biji : Lonjong
Kecerahan kulit biji : Kusam
Sifat kuantitatif
Umur bunga (hari) : 34
Umur masak (hari) : 82
Tinggi tanaman (cm) : 57
Berat 100 biji (g) : 13,54
Potensi hasil (t/ha) : 2,96
Hasil biji (t/ha) : 2,46
Kandungan nutrisi Protein (% bk) : 45,58
Lemak (% bk) : 14,83
Ketahanan thd ulat grayak : Peka
(Sumber : http://www.balitkabi.litbang.pertanian.go.id)
Diskripsi (DETAM 3 PRIDA)

Nama varietas : Detam 3 prida


Dilepas tahun : 17 juni 2013
SK Mentan : 4385/ Kpts/SR.120/6
Nomor galur : W 9837 x cikurai-34-38 (16) -70(5)-66
Asal : Seleksi persilangan galur W9837
dengan Cikuray
Sifat kualitatif
Tipe tumbuh : Determinit
Warna bunga : Ungu
Warna daun : Hijau
Warna bulu : Coklat
Warna kulit polong : Coklat
Warna kulit biji : Hitam
Warna hilum : coklat tua
Warna kotiledon : putih
Bentuk daun : Lonjong (triangular)
Ukuran daun : mediuam
Percabangan : agak tegak-tegak
Jumlah polong/tanaman : ±51 polong
Tinggi tanaman : ±56,9 cm
Kerebahan : agak toleran
Ukuran biji : sedang/medium
Bentuk biji : lonjong
Sifat kuantitatif
Umur bunga (hari) : 34
Umur masak (hari) : 75
Tinggi tanaman (cm) : 57
Berat 100 biji (g) : 11,8
Potensi hasil (t/ha) : 3,2
Rata-rata Hasil (t/ha) : 2,9
Kandungan nutrisi Protein (% bk) : ±36,64
Lemak (% bk) : ±18,7
Ketahanan thd hama penghisap polong : Peka
(Sumber : http://www.balitkabi.litbang.pertanian.go.id)
Lampiran 2

Denah rancangan
1.6 m 80 cm
1m
V3 A4 V1A4 V1A4
V2 A1 V2A3 V3A2
V3 A1 V3A4 V3A4
V1 A2 V2A2 V2A2 Keterangan
Ulangan32
Ulangan
Ulangan 1 v = varietas
V2 A2 V3A3 V1A3
V3 A2 V1A3 V3A2 v1= Detam 1
V2 A4 V1A2 V3A4 v1 = Detam 2
V1 A1 V2A4 V1A1 v2 = Detam 3
17 m V2 A3 V3A2 V2A3 A = Pupuk NPK
V3 A3 V2A1 V1A1 A1 = 0 kg/ha
V1 A4 V1A1 V2A3 A2 = 150 kg/ha
V1 A3 V3A1 V2A1 A3 = 300 kg/ha
A4 = 450 kg/ha

U
Lampiran 2

Denah Sampel
1,6 m

20 cm

1m

30 cm

Keterangan
Tanaman
Tanaman sampel
Lampiran 4

a. Kebutuhan Pupuk Majemuk


Kebutuhan Pupuk NPK Mutiara
 Dosis 150 kg/ha
1,6 m x 1 m
Kebutuhan pupuk = ×150 kg
10.000 m 2
= 0,024 kg
= 24 gr/petak
 Dosis 300 kg/ha
1,6 m x 1 m
Kebutuhan pupuk = ×300 kg
10.000 m 2
= 0,048 kg
= 48 gr/petak
 Dosis 450 kg/ha
1,6 m x 1 m
Kebutuhan pupuk = × 450 kg
10.000 m 2
= 0,72 kg
= 72 gr/petak
b. Kebutuhan pupuk kandang
 Dosis 5 ton/ha
1,6 m x 1 m
Kebutuhan pupuk = ×5000 kg
10.000 m 2
= 0,8 kg/petak
Lampiran 5

Jadwal penelitian
No Kegiatan November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Analisis tanah
2. Penyemprotan gulma
3. Pengolahan lahan
4. Pemasangan label
5. Penanaman
6. Penentuan sampel
7. Pengaplikasian pupuk NPK mutiara
8. Penyiraman
9. Penyulaman
10. Penjarangan
11. Penyiangan gulma
12. Panen

Anda mungkin juga menyukai