Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA 4
“HUKUM MENDEL 2”

Disusun oleh :
Nama : Gearsyah Putra
NPM : E1J018087
Shift : C2(Kamis, 10.00-12.00WIB)
Kelompok :1
Dosen : Helpi Eka Saputra, M.P,. M.Si
Co ass : Beri anggara (E1J017006)

LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori


Hukum Mendel II atau yang lebih dikenal dengan Hukum Pengelompokan
Penggabungan Gen secara Bebas (The law of independent Assortment of Genes) yang
berbunyi “Progeni dari F1 terdiri dari gabungan cirri yang berlainan dan segregasi cirri
ini bebas atau tidak dipenggaruhi satu sama lain”. Pembuktian hukum ini dipakai pada
dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu ataulebih
karakter yang berbeda. Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan dihibrid adalah
hibrid dengan 2 sifat beda, akan menghasilakn perbandingan 9:3:3:1 (Suryo. 2014).
Pada persilangan monohibrida (satu sifat beda) akan diperoleh perbandingan
fenotipe 3 : 1 pada populasi F2, apabila salah satu karakter yang dimiliki tersebut bersifat
dominan penuh. Selain merupakan persilangan monohybrid, Mendel juga melakukan
persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid). Persilangan yang dilakukan ini bertujuan
untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alela dari karakter tersebut.
Untuk itu, tanaman kapri/ercis (Pisum sativum) yang memiliki biji bulat warna kuning
(BBKK) disilangkan dengan kapri berbiji keriput warna hijau (bbkk).
Pada persilangan monohibrida atau satu sifat beda akan diperoleh perbandingan
fenotipe 3 : 1 pada populasi F2, apabila salah satu karakter yang dimiliki tersebut bersifat
dominan penuh (Syamsuri, 2009).
ersilangan dengan dua sifat beda atau dihibrid yang bertujuan untuk mempelajari
hubungan antara pasangan-pasangan alela dari karakter tersebut. Untuk itu, tanaman
kapri/ercis (Pisum sativum) yang memiliki biji bulat warna kuning (BBKK) disilangkan
dengan kapri berbiji keriput warna hijau (bbkk) (Yatim, 2013).

1.2. Tujuan praktikum


Menentukan dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut hokum Mendel pada
perdilangan dengan dua sifat beda (dihibrida).
BAB II
METODOLOGI

2.1. Bahan dan alat praktikum


Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
 Kancing genetic 4 warna
 Dua buah stoples

2.2. Cara kerja


Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Diambil sepasang gen merah, putih, kuning dan hijau. Dalam hal ini warna gen
merah (B) membawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dan dominan terhadap putih
(b) pembawa sifat untuk bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K)
adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau
(k) pembawa sifat untuk warna biji hijau.
2. Dibuka pasangan gen diatas. Hal ini diumpamakan sebagai pemisahan gen pada
saat pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini diasumsikan bahwa
fertilisasi terjadi secara acak.
3. Ditentukan kombinasi genotipe yang terbentuk pada F1.
4. pasangan model gen dibuat untuk meneruskan macam gamet yang terbentuk pada
F1. Harus diingat bahwa 1 pasang model gen diangap satu macam gamet.
5. model gamet yang sama dibuat seperti diatas (langkah 4) masing-masing 16.
6. Delapan pasang dari masing – masing pasangan model gen dimasukkan kedalam
stoples I dan 8 pasang lagi ke stoples II. Dikocok atau diaduk stoples sehingga
bercampur dengan baik.
7. Secara serentak dan acak, diambil model gamet dari masing – masing stoples, lalu
dipasangkan guna menentukan kombinasi genotipenya.
8. Dicatat hasil kombinasi yang didapatkan. Bila dari stoples I terambil model gen
(gamet) pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk),
maka kombinasi genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya.
9. pasangan yang terambil dikembalikan ke stoples masing – masing dan dilakukan
pengambilan sebanyak 32 kali dan 64 kali.
BAB III
HASIL

Tabel 1. Nisbah Pengamatan Fenotipe


Fenotipe Genotipe Frekuensi Genotipe Rasio Fenotipe
32x 64x
Bulat-Kuning BBKK II = 2 IIII = 4 17 37
BBKk IIIII I = 6 IIIII II = 7
BbKK IIII = 4 IIIII III = 8
BbKk IIIII = 5 IIIII IIIII IIIII III = 18
Bulat-Hijau BBkk I=1 II = 2 6 12
Bbkk IIIII = 5 IIIII IIIII = 10
Keriput-Kuning bbKK II = 2 IIIII = 5 7 11
bbKk IIIII = 5 IIIII I = 6
Keriput-Hijau bbkk II = 2 IIII = 4 2 4
Total 32 64 32 64

Tabel 2. Perbandingan/nisbah Fenotipe Pengamatan/Observasi (O) dan


Nisbah/Harapan/ Teoritis/Expected (E)
Fenotipe Pengamatan Harapan Deviasi
32x 64x 32x 64x 32x 64x
Bulat-Kuning 17 37 18 36 -1 1
Bulat-Hijau 6 12 6 12 0 0
Keriput-Kuning 7 11 6 12 1 -1
Keriput-Hijau 2 4 2 4 0 0
Total 32 64 32 64 0 0
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada nisbah pengamatan fenotipe yang diamati dengan perumpamaan kancing


genetika yang digunakan yang berwarna merah di umpamakan kacang kapri berbiji bulat
dan dilambangkan dengan gen “BB” dinyatakan dominan terhadap kancing genetika
berwarna putih yang diumpamakan kacang kapri berbiji keriput yang dilambangkan
dengan gen “bb”, sedangkan kancing genetika yang berwarna kuning diumpamakan
sebagai kacang kapri dengan biji warna kuning dan dilambangkan dengan gen “KK”
dinyatakan dominan terhadap kancing genetika berwarna hijau yang diumpamakan
kacang kapri dengan biji berwarna hijau dan dilambangakn dengan gen “kk”. Dan
didalam kedua toples yang digunakan terdapat 4 perumpamaan dengan menggunakan
kancing genetika yaitu merah – kuning melambangkan kacang kapri bulat – kuning
dengan gen “BK”, kancing genetika merah – hijau melambangkan bulat – hijau dengan
gen “Bk”, kancing genetika putih – kuning melambangkan keriput – kuning dengan gen
“bK”, dan kancing genetika putih – hijau melambangkan keriput – hijau dengan gen “bk”.
Pada nisbah ini dilakukan 32 kali pengamatan dan 64 kali pengamatan, pada
pengamatan dengan jumlah 32 kali didapatkan rasio fenotipe bulat – kuning sebanyak 16
dengan rasio genotipe BBKK (1 kali) ; BBKk (5 kali) ; BbKK (2 kali) ; BbKk (8 kali)
dan juga deviasi -2, rasio fenotipe bulat – hijau sebanyak 8 dengan rasio genotipe BBkk
(2 kali) ; Bbkk (6 kali) dan juga deviasi 2, rasio fenotipe keriput – kuning sebanyak 6
dengan rasio genotipe bbKK (2 kali) ; bbKk (5 kali) dan juga deviasi 0, rasio fenotipe
keriput – hijau sebanyak 2 dengan rasio genotipe bbkk (2 kali) dan juga deviasi 0. Dari
seluruh jumlah deviasi pada pengambilan 32 kali adalah 0, maka perbandingan yang
didapatkan adalah mendekati 9 : 3 : 3 : 1 sesuai dengan hukum mendel II
Sedangkan pada percobaan 64 kali didapatkan rasio fenotipe bulat – kuning
sebanyak 41 dengan rasio genotipe BBKK (4 kali) ; BBKk (7 kali) ; BbKK (8 kali) ;
BbKk (18 kali) dan juga deviasi 5, rasio fenotipe bulat – hijau sebanyak 11 dengan rasio
genotipe BBkk (2 kali) ; Bbkk (10 kali) dan juga deviasi -3, rasio fenotipe keriput –
kuning sebanyak 11 dengan rasio genotipe bbKK (5 kali) ; bbKk (6 kali) dan juga deviasi
-1, rasio fenotipe keriput – hijau sebanyak 1 dengan rasio genotipe bbkk (1 kali) dan juga
deviasi -1. Dari seluruh jumlah deviasi pada pengambilan 64 kali adalah 0, maka
perbandingan yang didapatkan adalah mendekati 9 : 3 : 3 : 1 sesuai dengan hukum mendel
II.
Walaupun terdapat deviasi pada percobaan kali ini, namun deviasi yang
didapatkan tidaklah terlalu jauh dari frekuensi harapan sesuai hukum mendel. Jadi dapat
dimaklumi, dan dianggap bahwa deviasi tersebut dimungkinkan dari faktor yang tidak
diketahui namun tidak terlalu mempengaruhi karena rasio perbandingannya mesih
mendekati atau disekitar 9 : 3 : 3 : 1.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan
mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian salah satunya Hukum
berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai
Hukum Kedua Mendel. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara
bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh
pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut ?


2. Tulis perbandingan fenotipe yang diperoleh !
3. Jelaskan prinsip persilangan yang dilakukan diatas dengan kejadian di alam nyata
!
JAWAB :

1. Ada 9 pasang genotipe yaitu BBKK, BBKk, BbKK, BbKk, BBkk, Bbkk, bbKK,
bbKk dan bbkk
2. 9 : 3 : 3 : 1
3. Misalnya untuk memperoleh tanaman mangga yang rasanya manis dan berbuah
banyak, maka disilangkanlah tanaman yang rasanya asam dan berbauh lebat dengan
tanaman yang rasanya manis dan berbuah sedikit. Sehingga F2 yang terbentuk
diharapkan tanaman mangga yang rasanya manis dan berbuah lebat.
DAFTAR PUSTAKA

Suryo. 2014. Genetika. Yogyakarta :UGM Press.


Syamsuri, Istamar, dkk. 2009. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Yatim, Wildan. 2013.Genetika . Bandung : TARSITO.

Anda mungkin juga menyukai