Anda di halaman 1dari 11

Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 1

Nama : Fadhil Ahmad Syam A Asisten PJ Materi


: 1. Ai Ika Ayu Yanuar
Pampang (G3401201023)
2. Mustafidul Ulum
(G3401201002)
3. Fio Febrian
(G4401201042)
NIM : F1401221069 Nilai :
Kelompok : 2 Tanggal Praktikum : 13 April 2023
==================================================================

Laporan Praktikum
. Pewarisan Sifat pada Tanaman
dan Penerapannya untuk Golongan Darah Sistem-ABO

Pendahuluan
Dalam sejarah pewarisan sifat sudah dikenal sejak dahulu kala. Pewarisan sifat bukan
dimulai ketika Gregor Mendel melakukan penelitian terkait pewarisan sifat atau genetika dan
kemudian pada tahun 1866 Gregor Mendel mempublikasikan karyanya dan akhirnya dijuluki
sebagai bapak genetika modern. Pewarisan sifat sendiri sudah dimulai sejak zaman dahulu kala
bahkan ketika kita sudah memulai menghasilkan keturunan. Namun, ketika mendel
mempublikasikan karyanya barulah karya tersebut dijadikan acuan sebagai ilmu dasar pewarisan
sifat dan menjadi landasan ilmu dari berbagai inovasi di dunia saat ini.
Pewarisan sifat memiliki prinsip dasar dimana alel dari individu orang tua adalah khas,
dalam alel jika suatu sifat dari salah satu orang tua memiliki banyak variasi alel kemudian alel
tersebut disalurkan menjadi sifat tampak (fenotipe dominan) maka orang tua tersebut akan
mewariskan sifat tersebut. Sedangkan, jika salah satu dari orang tuanya itu mengandung banyak
alel resesif maka orang tua juga akan mewariskan sifat tersebut kepada anaknya. Sifat yang di
peroleh dari anak nya itu bukan pertengahan (intermediat) bukan juga campuran rata (tengah-
tengah) tetapi gabungan dari keduanya. Sifat gen yang dibawa oleh orang tua juga tidak
dipengaruhi oleh pengalaman individu yang mewariskan sifat tersebut. (Arumingtyas 2016).
Mendel menemukan pengetahuan yang luar biasa tentang metodologi yang diperlukan
untuk biologi eksperimental yang baik. Pertama, ia memilih organisme yang mudah tumbuh
dan hibridisasi secara artifisial. Tanaman kacang polong (Pisum sativum) adalah tumbuhan
yang mampu melakukan pemupukan sendiri di alam dan mudah berkembang biak secara
eksperimental. Di samping itu, kacang polong juga bereproduksi dengan baik dan tumbuh
hingga jatuh tempo dalam satu musim. Mendel mengikuti tujuh karakter yang terlihat, masing-
masing diwakili oleh dua bentuk kontras, atau ciri-ciri. Untuk karakter batang tinggi, misalnya,
ia bereksperimen dengan kacang polong dengan ciri-ciri tinggi dan kerdil. Dia memilih enam
pasang sifat kontras lainnya yang melibatkan bentuk dan warna biji, bentuk dan warna polong,
serta warna dan posisi bunga. Dari pedagang benih lokal, Mendel memperoleh benih yang
benar-benar berkembang biak, yang setiap sifatnya tampak tidak berubah dari generasi ke
generasi pada tanaman pemupukan sendiri (Klug et al., 2019).
Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 2

Hukum Mendel I
Hukum Mendel I menyatakan bahwa pewarisan sifat dari kedua gen induk yang berupa
pasangan alel yang akan mengalami pemisahan. Pemisahan tersebut akan diterima oleh setiap
gamet dengan jumlah satu gen induk yang diterimanya. Hukum Mendel I dapat disebut dengan
Hukum Segregasi bebas yang menyatakan pewarisan sifat induk pada pembentukan gamet
keturunan akan melalui pembelahan gen induk yakni terjadi pada persilangan monohibrid.
Monohibrid adalah persilangan antar dua individu dengan spesies yang sama tetapi memiliki
satu sifat yang berbeda. Monohibrid menghasilkan keturunan pertama (F1) yang seragam.
Keturunan pertama (F1) monohibrid mempunyai fenotip yang serupa dengan induknya yang
dominan jika dominansi tampak sepenuhnya. Pemisahan alel terjadi 6 _ Buku Ajar saat
keturunan pertama (F1) heterozigot membentuk gamet-gamet yang akan menyebabkan gamet
hanya memiliki salah satu alel saja (Akbar et al 2015).

Hukum Mendel II
Mendel memperoleh hukum segregasi dari eksperimen di mana ia hanya mengikuti
satu karakter, seperti warna bunga. Semua keturunan F1 yang dihasilkan dalam persilangannya
dari orang tua yang benar-benar berkembang biak adalah monohibrid, yang berarti bahwa
mereka heterozigot untuk satu karakter tertentu yang diikuti dalam salib. Mendel kemudian
menyusun hukum waris kedua dengan menyilangkan dua karakter secara bersamaan, seperti
warna biji dan bentuk biji. Biji (kacang polong) bisa berwarna kuning atau hijau dan biji
berbentuk bulat (halus) 44 _ Buku Ajar atau berkerut. Dari persilangan karakter tunggal,
Mendel tahu bahwa alel untuk biji kuning dominan (Y), dan alel untuk biji hijau resesif (y).
Untuk karakter bentuk biji, alel untuk bulat dominan (R), dan alel untuk keriput bersifat resesif
(r) (Reece et al., 2017).
Mendel kemudian menyilangkan dua varietas kacang polong sejati yang berbeda dalam
kedua karakter ini — persilangan antara tanaman dengan biji bundar kuning (YYRR) dan
tanaman dengan biji keriput hijau (yyrr). Orang tua (F1) akan bersifat dihibrid, individu
heterozigot untuk dua karakter yang diikuti dalam salib (YyRr). Tanaman F1, dari genotip
YyRr, menunjukkan kedua fenotip dominan, biji kuning dengan bentuk bulat, tidak peduli
hipotesis mana yang benar. Langkah kunci dalam percobaan adalah untuk melihat apa yang
terjadi ketika pabrik F1 melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan keturunan F2. Jika
hibrida harus mentransmisikan alelnya dalam kombinasi yang sama dengan alel yang diwarisi
dari generasi P, maka hibrida F1 hanya akan menghasilkan dua kelas gamet: YR dan yr. Seperti
yang ditunjukkan di sebelah kiri Gambar 14.8, hipotesis "bermacam-macam dependen" ini
memprediksi bahwa rasio fenotipik dari generasi F2 akan menjadi 3: 1, sama seperti pada
persilangan monohibrid.
Hipotesis alternatif adalah bahwa kedua pasang alel terpisah secara independen satu
sama lain. Dengan kata lain, gen dikemas ke dalam gamet dalam semua kemungkinan
kombinasi alelik, selama setiap gamet memiliki satu alel untuk setiap gen (lihat Gambar
13.11). Dalam contoh kami, pabrik F1 akan menghasilkan empat kelas gamet dalam jumlah
yang sama: YR, Yr, yR, dan yr. Jika sperma dari empat kelas membuahi telur dari empat kelas,
akan ada 16 (4 * 4) cara yang mungkin sama di mana alel dapat bergabung dalam generasi F2,
seperti yang ditunjukkan di sisi kanan Gambar 14.8. Kombinasi-kombinasi ini menghasilkan
empat kategori fenotipik dengan perbandingan 9: 3: 3: 1 (sembilan ronde kuning menjadi tiga
Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 3

ronde hijau menjadi tiga ringga kuning menjadi satu hijau riput).
Ketika Mendel melakukan percobaan dan mengklasifikasikan keturunan F2, hasilnya
dekat dengan rasio fenotipik 9: 3: 3: 1 yang diprediksi, mendukung hipotesis bahwa alel untuk
satu gen — mengendalikan warna benih, misalnya — memisahkan menjadi gamet secara
terpisah dari alel dari gen lain, seperti bentuk biji. Mendel menguji tujuh karakter kacang
polanya dalam berbagai kombinasi dihibrid dan selalu mengamati rasio fenotipik 9: 3: 3: 1
pada generasi F2. Hasil percobaan dihibrid Mendel adalah dasar untuk apa yang sekarang kita
sebut hukum Asortasi Bebas (Hukum Mendel II), yang menyatakan bahwa:

Dua atau lebih gen bergaul secara independen — yaitu, setiap pasang alel memisah
secara independen dari pasangan alel lainnya — selama pembentukan gamet.

Mempelajari ilmu dan pengetahuan pewarisan sifat dapat dimanfaatkan dalam berbagai
bidang, dari kesehatan, teknologi hingga pangan. Implementasinya dapat dilakukan dengan
merekayasa genetik guna mencapai kualitas yang sesuai kebutuhan manusia, seperti padi yang
lebih cepat dipanen dan tahan hama, agar menghemat biaya dengan mempersingkat waktu
panen tetapi tetap mendapat produk yang banyak. Dalam bidang kesehatan, mengetahuan
pewarisan sifat dapat mencegah terjadinya kemungkinan penyakit turunan terjadi dengan
dilakukan tes terhadap DNA pasangan yang berencana memiliki keturunan.

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan menganalisis monohybrid, dihybrid, dan percobaan Baetson et
al. (1905), serta menganalisis pewarisan sifat golongan darah sistem ABO pada keluarga.

Hasil dan Pembahasan


A. Analisis Monohibrid dan Dihibrid dari Hasil Percobaan Bateson et al. (1905)
1. Lakukan pengujian Khi-kuadrat dari data fenotipe F2 dari hasil persilangan pada sweet
pea (Lathyrus odoratus) (data pada Gambar 2) untuk masing-masing sifat secara
terpisah (monohibrid), yaitu untuk sifat warna bunga dan untuk sifat bentuk polen.
Jawab :

Tabel 1. Uji khi-kuadrat dan data fenotipe F2 untuk sifat bunga dari hasil persilangan
pada Sweet pea (Lathyrus odurotus) Bateson et al. (1905)
No. Fenotipe Observasi Hipotesis Harapan x2 -hitung
(khi-Kuadrat)
1 Ungu 5221 ¾ 5214 0,0094
2 Merah 1731 ¼ 1738 0,0282
Jumlah 6952 1 6952 0,0377
Catatan : x -tabel (db = 1 ; α = 0.05) = 3.841
2

Hitungan :
Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 4

Harapan warna ungu : 6952 x ¾ = 5214


Harapan warna merah : 6952 x ¼ = 1738

(5221−5214)2
X2 ungu = = 0,0094
5214

(1732−1738)2
X2 ungu = = 0,0283
1738

X2 = X2 ungu + X2 merah = 0,0377

X2 hitung ≤ X2 tabel = 0,0377 ≤ 3,841

Kesimpulan :
Setelah hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai X2 hitung lebih kecil dari nilai
X2 tabel dengan db = 1 dan α = 0,05 sebesar 3.841. karena nilai X 2 hitung ≤ X2 tabel
maka tidak terjadi perbedaan sifat warna (Fenotipe). Dengan demikian dapat kita
simpulkanbahwa hasil persilangan Sweet pea yang dilakukan oleh Bateson sesuai
dengan Hukum Mendel I.

Tabel 2. Uji khi-kuadrat dan data fenotipe F2 untuk sifat bunga dari hasil persilangan
pada Sweet pea (Lathyrus odurotus) Bateson et al. (1905)
No. Fenotipe Observasi Hipotesis Harapan x2 -hitung
(khi-Kuadrat)
1 Panjang 5224 3/4 5214 0,0192
2 Bulat 1728 1/4 1738 0,0575
Jumlah 6952 1 6952 0,0767
Catatan : x -tabel (db = 1 ; α = 0.05) = 3.841
2

Hitungan :
Harapan panjang : 6952 x ¾ = 5214
Harapan warna merah : 6952 x ¼ = 1738

(5224−5214)2
X2 panjang = = 0,0019
5214

(1728−1738)2
X2 bulat = = 0,0575
1738

X2 = X2 panjang + X2 bulat = 0,0765

X2 hitung ≤ X2 tabel = 0,0765 ≤ 3,841


Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 5

Kesimpulan :
Setelah hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai X2 hitung lebih kecil dari nilai
X2 tabel dengan db = 1 dan α = 0,05 sebesar 3.841. karena nilai X2 hitung ≤ X2 tabel
maka tidak terjadi perbedaan sifat warna (Fenotipe). Dengan demikian dapat kita
simpulkanbahwa hasil persilangan Sweet pea yang dilakukan oleh Bateson sesuai
dengan Hukum Mendel I.

2. Bagaimana determinisme genetik atau pengendalian genetik untuk masing-masing sifat


tersebut?
Jawab :
Pada tabel 1 yaitu pada persilangan monohybrid yang memiliki satu sifat yang berbeda
dimana Ungu (U) dominan terhadap merah (u). pada tabel di temukan adanya dominasi
alel dominan (U) tarhadap alel resesif (u), sehingga dari persilangan tersebut terbentuk
F1 heterozigot dengan fenotipe bunga bewarna Ungu. Pada persilangan tersebut
didapatkan rasio segregasunya yaitu 3 : 1.

3. Buat diagram persilangan dan model pewarisan sifat untuk masing-masing sifat
tersebut.
Jawab :

Berdasarkan sifat warna bunga

P1 : UU >< uu
Fenotipe : Ungu >< Merah
Gamet :U >< u
F1 : Uu

Kemudian F1 di silangkan sesamanya


P2 : Uu >< Uu
Fenotipe : Ungu >< Ungu
Gamet : Uu >< Uu

U u
U UU (Ungu) Uu (Ungu)

u Uu (Ungu) uu (Merah)

Didapatkan :
Fenotipe F2 : UU : Uu : uu = 1 : 2 : 1
Genotipe F2 : Ungu : Merah = 3 : 1
Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 6

Berdasarkan sifat bentuk polen

P1 : PP >< pp
Fenotipe : Panjang >< Bulat
Gamet :P >< p
F1 : Pp

Kemudian F1 di silangkan sesamanya


P2 : Pp >< Pp
Fenotipe : Panjang >< Panjang
Gamet : Pp >< Pp

P p
P PP (Panjang) Pp (Panjang)

p Pp (Panjang) Pp (Bulat)

Didapatkan :
Fenotipe F2 : PP : Pp : pp = 1 : 2 : 1
Genotipe F2 : Panjang : Bulat = 3 : 1

4. Lakukan pengujian Khi-kuadrat untuk data fenotipe F2 hasil persilangan pada sweet
pea (Lathyrus odoratus) (data pada Gambar 2) sekaligus untuk dua sifat beda (dihibrid)
dengan pengujian atau hipotesis bahwa kedua gen pengendali sifat warna bunga dan
sifat bentuk polen saling bebas dengan pengujian peluang dua kejadian bebas.
Jawab :

Tabel 3. Uji khi-kuadrat dan analisis genetic dari fenotipe F2 untuk sifat warna bunga
dan bentuk polen dari hasil persilangan pada sweet pea (Bateson et al. 2015)
No. Fenotipe Observasi Hipotesis Harapan X2 Hitung
1 Ungu-Panjang 4831 ¾ x ¾ = 9/16 3910.5 216.68
2 Ungu- Bulat 390 ¾ x ¼ = 3/16 1303.5 640.18
3 Merah -Panjang 393 3/16 1303.5 635.99
4 Merah-Bulat 1338 1/16 434.5 1878.74
Jumlah 6952 1 6952 3371.59
Catatan : x -tabel (db = 1 ; α = 0.05) = 3.841
2

Kesimpulan :
Setelah hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai X2 hitung lebih besar dari nilai
X2 tabel dengan db = 1 dan α = 0,05 sebesar 3.841. karena nilai X 2 hitung ≥ X2 tabel
maka akan terjadi perbedaan sifat warna (Fenotipe) yang akan berbeda jauh dari yang
diinginkan. Dengan demikian dapat kita simpulkanbahwa hasil persilangan Sweet pea
Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 7

yang dilakukan oleh Bateson tidak sesuai dengan Hukum Mendel I.

5. Bagaimana kesimpulan Anda, apakah gen pengendali sifat warna bunga dan gen
pengendali sifat bentuk polen berada pada satu kromosom yang sama atau berada pada
kromosom berbeda, dan kenapa?
Jawab :
Dari percobaan diatas kita menemukan bahwa x2 hitung > x2 percobaan, sehingga
tidak sesuai dengan Hukum Mendel II. Dalam kasus ini terjadi ketidak hadiran gen tertentu
pada kromorom parentalnya sehingga terjadi penyimpangan rasio pada F2. Berdasarkan hukum
mendel II, alel yang mengontrol dua sifat yang berbeda akan dipisahkan secara acak selama
pembentukan gamet. Sehingga, alel sifat warna Bunga dan alel sifat polen dipisahkan secara
acak dan berada dalam kromosom yang berbeda.
Hal ini dapat terjadi karena pada kromosom dengan sel somatik akan memikili
pasangan homolog yang kemudian pada saat proses meiosis, kromosom akan dipisahkan dan
dikombinasikan secara acak. Kemudian gen-gen pada kromosom yang sama akan di wariskan
Bersama-sama sedangkan pada gen-gen yang berbeda akan terpisah secara acak ketika
pembentukan gamet.

6. Buat diagram persilangan dan model pewarisan sifat untuk warna bunga dan bentuk
polen tersebut.
Jawab :

P1 : UUPP >< uupp


Fenotipe : Ungu-Panjang >< Ungu-Panjang
Gamet : UP >< up
F1 : UuPp

Kemudian F1 di silangkan sesamanya


P2 : UuPp >< UuPp
Fenotipe : Ungu-Panjang >< Ungu-Panjang
Gamet : UP, Up, uP, up >< UP, Up, uP, up

UP Up uP up
UP UUPP UUPp UuPP UuPp
(Ungu-Panjang) (Ungu-Panjang) (Ungu-Panjang) (Ungu-Panjang)
Up UUPp UUpp UuPp Uupp
(Ungu-Panjang) (Ungu-Bulat) (Ungu-Panjang) (Ungu-Bulat)
uP UuPP UuPp uuPP uuPp
(Ungu-Panjang) (Ungu-Panjang) (Merah-Panjang) (Merah-Panjang)
up UuPp Uupp uuPp uupp
(Ungu-Panjang) (Ungu-Bulat) (Merah-Panjang) (Merah-bulat)
Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 8

Didapatkan :
Fenotipe F2 : UUPP : UUPp :UuPP : UuPp : uuPP : uuPp: uupp
:1:2:2:4:1:2:1
Genotipe F2 : Ungu-Panjang : Ungu-Bulat : Merah-Panjang : Merah-Bulat
:9:3:3:1

7. Kombinasi fenotipe ciri-sifat yang baru muncul pada F2 (tidak ada di tetua maupun
F1) terjadi karena mekanisme berpadu bebas atau pindah silang, dan jelaskan
mengapa?
Jawab :
hal ini dapat terjadi karena adanya fenomena pindah silang antara alel yang
mewariskan sifat warna Bunga dan sifat polen. Kemudian terjadi pertukaran kromosom
homolog pada tanaman yang kemudian pada nantinya akan menghasilkan variasi sifat-
sifat yang baru pada generasi setelahnya.

8. Buatkan prosedur ringkas, bagaimana teknik dan tahapan melakukan persilangan


buatan pada tanaman sweat pea berdasarkan Video Youtube berikut:
Jawab :
A. Pertumbuhan Sweet pea dari benih
a. Membeli benih
b. Melembabkan media tanam semalaman di tempat hangat
c. Menyiapkan media tanam lalu isi dengan kompos dan siram hingga gembur
d. Menanam benih di media tanam dan timbun dengan sedikit kompos
e. Menyiram benih selama rentang waktu 7 hari dan pastikan dalam kondisi
hangat
f. Memetik daun paling atas jika ukurannya sudah 15-30 cm.
g. Memindahkan tanaman ke media yang lebih besar dan subur
h. Membuat wigyam dan tanam tanaman di dalam wigyam tersebut.
i. Mengikat tanaman di wigyam ketika sudah berukuran 30-60 cm.
j. Menunggu bunga hingga muncul (Kurang lebih selama10 minggu).

B. Pertumbuhan Sweet pea dengan persilangan


1) Menyiapkan alat dan bahan seperti pinset dan etanol
2) Memilih bunga yang belum terbuka kuncupnya
3) Mencabut kelopak bunganya hingga terlihat kepala sari dan putiknya
4) Mencabut semua kepala sarinya kecuali putiknya
5) Memilih bunga lain yang memiliki sifat yang berbeda
6) Mencabut kelopak bunganya hingga telihat kepala putiknya
7) Menggosokkan kepala putik dengan benang sari dari bunga sebelumnya
8) Memberikan tanda pada bunga yang disilangkan
Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 9

B. Pewarisan Sifat Golongan Darah Sistem-ABO


1. Catat data golongan darah sistem-ABO Anda dan keluarga Anda (saudara kandung,
ayah- ibu, kakek-nenek, dan lainnya bila masih diperlukan).
Jawab :

NO. Nama keluarga Golongan darah


1 Ayah B
2 Ibu B
3 Kakak pertama O
4 Kakak kedua B
5 saya B

2. Buat silsilah pewarisan sifat golongan darah sistem-ABO pada keluarga Anda.
Jawab :

Ayah Ibu

Kakak pertama Kakak kedua Saya


Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 10

3. Lakukan analisis untuk pewarisan sifat golongan darah sistem-ABO tersebut, sampai
dapat mengetahui dan memastikan genotipe dari masing-masing anggota keluarga:
a. Bagaimana genotipe golongan darah sistem-ABO Anda, serta ayah dan ibu kandung
Anda?
Jawab :

NO. Nama keluarga Fenotipe Genotipe


1 Ayah B IBIO
2 Ibu B IBIO
3 Kakak pertama O I OI O
4 Kakak kedua B IBIB/ IBIO
5 saya B IBIB/ IBIO

b. Apakah untuk dapat menentukan/memastikan genotipe Anda cukup menggunakan


data golongan darah Anda dan ayah-ibu Anda saja, atau perlu tambahan dari saudara
kandung, atau bahkan harus ditambah data dari kakek-nenek Anda dari pihak ayah
dan/atau ibu Anda?
Jawab :
Jika menggunakan genotipe dari kedua orang tua saja sudah cukup menentukan
genitipe dari golongan darah saya. Namun didalam golongan darah saya akan ada dua
kemungkinan dan akan dapat diketahui secara pasti dari genotipe golongan darah saya
jika saya sudah memiliki keturunan.

4. Bila Anda menikah dengan pasangan bergolongan darah yang sama dengan Anda,
bagaimana kemungkinan golongan darah anak-anak Anda?
Jawab :
Terdapat dua kemungkinan :

Kemungkinan yang pertama : golongan darah saya IBIO

P1 : IBIO >< IBIO


Fenotipe :B >< B
B, O
Gamet :I I >< IB , I O
F1 : I I , I I , I I , I OI O
B B B O B O

Fenotipe F1 : B, B, B, O

P1 : IBIO >< IBIB


Fenotipe :B >< B
B, O
Gamet :I I >< IB , I B
F1 : I I , I I , I I , IB IO
B B B B B O

Fenotipe F1 : B, B, B, B
Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Genap 2023 11

Kemungkinan yang kedua : golongan darah IBIB

P1 : IBIB >< IBIO


Fenotipe :B >< B
B, B
Gamet :I I >< IB , I O
F1 : I I , I I , I I , IB IO
B B B B B O

Fenotipe F1 : B, B, B, B

P1 : IBIB >< IBIB


Fenotipe :B >< B
B, B
Gamet :I I >< IB , I B
F1 : I I , I I , I I , IB IB
B B B B B B

Fenotipe F1 : B, B, B, B

Daftar Pustaka

Arumingtyas, E. L. (2016). Genetika Mendel: Prinsip Dasar Pemahaman Ilmu


Genetika. Universitas Brawijaya Press.
Klug, W. S. et al. 2019. Essentials of Genetiks. 10th edn. New York: Pearson. Available
at: https://www.pearsonhighered.com/klug-11e- info/assets/pdf/klug11e-ch10.pdf.
Akbar R. T, Hardhienata S, Maesya A. 2015. Implementasi Sistem Hereditas
Menggunakan Metode Persilangan Hukum Mendel Untuk Identifikasi Pewarisan Warna Kulit
Manusia. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) 1(1): 1- 13.
Reece, J. B. et al. 2017. Campbell Biology. 11th edn, Campbell Biology. 11th edn. New
York: Pearson. doi: 10.1007/s13398-014-0173-7.2.

Anda mungkin juga menyukai