Dosen Pengampu :
Dra. Yulilina Retno Dewahrani, M.Biomed
Kelompok 10
Tsania Arrumaisha 1304620028
B. Tujuan
1. Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang
dibawa oleh gamet-gamet tertentu dan akan bertemu
secara acak dan berasortasi secara bebas.
2. Melakukan latihan persilangan dihybrid menggunakan
kancing genetika
3. Menggunakan uji Chi-Square dalam analisis genetika
mendel.
4. Mengetahui apakah terdapat penyimpangan dari percobaan
yang dilakukan dengan teori yang ada.
BAB II
Tinjaun Pustaka
Genetika merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang
pewarisan sifat atau hereditas pada suatu organisme. Hereditas
dapat terjadi ketidak adanya suatu perkawinan atau pembelahan
sel pada organisme (Fransiskus Fran, 2020). Menurut Nur Amini
& Naimah (2020)hereditas dapat diartikan sebagai karakteristik
individu yang diwariskan oleh orang tua kepada keturunannya
atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki
oleh individu sebagai pewarisan dari orang tua melalui gen-
gen. Hereditas dibawa langsung oleh gen yang ada dalam DNA
masing-masing sel organisme. Genotip-genotip yang diturunkan
langsung dari orangtua ke keturunannya dapat contohkan dengan
Warna kulit, tinggi badan, warna rambut, bentuk hidung bahkan
“penyakit warisan” merupakan contoh dari penurunan sifat (Meilinda,
2017).
Hukum hereditas ditemukan oleh mendel pada tahun 1866,
perkembangan ilmu hereditas mempengaruhi cabang ilmu dan
konsep penting dalam biologi meliputi evolusi, perkembangan
embrio makhluk hidup dan biologi molekuler (Meilinda, 2017).
Mendel menggunakan kacang Ercis Pisum sativum L dalam
penelitiannya dalam menemukan hukum hereditas dengan cara
melakukan perkawinan silang antara individu bergalur murni
dengan sesamanya yang juga bergalur murni. Perkawinan silang
kedua tumbuhan yang bergalur tersebut bertujuan untuk
memudahkan pengamatan tentang proses penurunan sifat yang
terjadi pada makhluk hidup khususnya pada tumbuhan. Penggunaan
kacang ercis adalah karena kacang ercis memiliki siklus hidup
yang cepat, varietas yang beragam dan mampu melakukan
persilangan sendiri (Campbell, 2010).
Istilah-istilah yang digunakan dalam hereditas yang
ditemukan Mendel saat menyilangkan kacang ercis yang pertama
adalah parental yaitu induk atau galur murni pertama yang
disilangkan. Sedangkan untuk anakan atau keturunan yang
dihasilkan disebut filial. Hasil dari sifat yang muncul ketika
persilangan yang mana sifat tersebut mengalahkan sifat lainnya
disebut sifat dominan. Sebaliknya sifat yang dikalahkan
kemunculannya disebut sifat resesif. Istilah lain yang
digunakan adalah alel atau sepasang gen yang letaknya di lokus
pada kromosom homolog yang memiliki tugas sebagai pembawa
informasi genetik untuk diturunkan kepada keturunannya (Atmojo
et al., 2016). Contoh dari alel misalnya A menentukan sifat
rambut keriting pada rambut manusia, sedangkan a menentukan
rambut lurus. Maka A dan a merupakan alel, tetapi jika B
menentukan ibu jari bengkok pada manusia, maka A dan B bukan
alel. Jika individu memiliki genotipe dari alel yang sama
misalnya AA atau aa maka disebut homozigot. Sebaliknya jika
genotipnya tidak sama misalnya Aa maka disebut heterozigot.
Homozigot dapat dibedakan menjadi homozigot dominan dan
homozigot resesif (Suryo, 2004).
Kesimpulan yang didapat dari percobaan Mendel yaitu Hukum
Mendel 1 dan Hukum Mendel 2. Hukum Mendel 1 disebut sebagai
Hukum Segregasi, karena dua gen akan berpisah pada saat
pembentukan gamet. Persilangan monohibrid berkaitan erat
dengan Hukum Mendel 1, hal ini disebabkan saat pembentukan
gamet kedua gen dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan
memisah secara bebas dalam dua sel anakan sesuai dengan Hukum
Mendel 1. Contoh persilangan monohibrid tersebut Biji bulat
(JJ) disilangkan dengan Biji keriput (jj) menghasilkan
keturunan F1 adalah semua biji bulat karena J dominan terhadap
j. pada keturunan kedua (untuk memperoleh F2) disilangkan
hasil F1 yang heterozigot dan memperoleh hasil ¾ bulat (JJ,
Jj, jJ) dan ¼ keriput (jj), rasio perbandingan fenotip 3:1 dan
perbandingan genotipnya 1:2:1 (Firdauzi, 2014).
Sedangkan Hukum Mendel 2 adalah hukum pengelompokan gen
secara bebas atau asortasi yang mengatakan bahwa gen yang
telah terpisah pada pembentukan gamet akan bergabung lagi
dengan gen-gen dari induk lainnya pada saat perkawinan,
penggabungan gen tersebut terjadi secara acak dan bebas.
Persilangan yang erat dalam Hukum Mendel 2 adalah persilangan
dihibrid karena saat pembentukan gamet kedua atau F2 gen dalam
gamet akan mengalami pemisahan yang akan bergabung secara
bebas nantinya (Wahyuningsih, 2019). Generasi F2 dari suatu
persilangan dihibrid memiliki empat kemungkinan fenotipe
dengan rasio 9:3:3:1 (Suherman et al., 2018). Untuk memahami
dan membuktikkan persilangan monohibrid dan dihibrid dapat
digunakan kancing genetika. Kancing genetika merupakan alat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Keterangan :
- K_B_ = Kuning Hijau (Bulat Manis)
- K_bb = Kuning Hitam (Bulat Asam)
- kkB_ = Merah Hijau (Lonjong Manis)
- kkbb = Merah Hitam (Lonjong Asam)
Hipotesis
Perhitungan
K_B_
9
e = x 320=180
16
d = o – e = 171-180 = -9
2
2 d
X =Σ ( )
e
2
(−9)
X 2 =Σ ( ) = 0,45
180
K_bb
3
e = x 320=60
16
d = o – e = 63-60 = 3
2
2 d
X =Σ ( )
e
2
2 (3)
X =Σ ( ) = 0,15
60
kkB_
3
e = x 320=60
16
d = o – e = 64-60 = 4
2
2 d
X =Σ ( )
e
2
2 (4)
X =Σ ( ) = 0,26
60
kkbb
1
e = x 320=20
16
d = o – e = 22-20 = 2
2
2 d
X =Σ ( )
e
2
2 (2)
X =Σ ( ) = 0,2
20
Tabel 2. Perhitungan Chi Square (X2)
K_B_ K_bb kkB_ kkbb Jumlah
O 171 63 64 22 320
e 180 60 60 20 320
d -9 3 4 2 0
d2 0,45 0,15 0,26 0,2 1,06
e
α =0,05
X2 Hitung = 1,06
X2 Tabel (P=0,05) = 3,84
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, F. W., Suerni, T., & Susanto, W. (2016). Hubungan
Antara Golongan Darah Dengan Retardasi Mental Pada Siswa Di
Slb. Jurnal Keperawatan Jiwa, 4(2), 105–113.
Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2010). Biologi, Edisi
Kedelapan Jilid 1. Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari.
Jakarta: Erlangga.
Firdauzi, N. F. (2014). Rasio Perbandingan F1 dan F2 pada
Persilangan Starin N x b, dan Strain N x tx serta
Resiproknya. Jurnal Biologi, 3(2), 197–204.
Fransiskus Fran, P. Y. (2020). Aljabar Nonasosiatif Dan
Nonkomutatif Terkait Mutasi. Bimaster : Buletin Ilmiah
Matematika, Statistika Dan Terapannya, 9(4), 489–496.
https://doi.org/10.26418/bbimst.v9i4.42277
Kusnandar Maulana, A., Supriatno, B. S., & Anggraeni, S. A.
(2020). Rekonstruksi Desain Kegiatan Laboratorium Berbasis
ANCORB Pada Materi Hereditas. Biodik, 7(2), 216–226.
https://doi.org/10.22437/bio.v7i2.12961
Meilinda. (2017). Teori Hereditas Mendel : Evolusi Atau
Revolusi. Jurnal Pembelajaran Biologi, 4(May), 62–70.
Nur Amini, & Naimah, N. (2020). Faktor Hereditas Dalam
Mempengaruhi Perkembangan Intelligensi Anak Usia Dini.
Jurnal Buah Hati, 7(2), 108–124.
https://doi.org/10.46244/buahhati.v7i2.1162
Suherman, D. P., Purwianingsih, W., & Diana, S. (2018).
Analisis Hubungan Self-efficacy dan Metakognitif terhadap
Hasil Belajar Siswa SMA Berdasarkan Gender pada Konsep
Genetika. Assimilation: Indonesian Journal of Biology
Education, 1(1), 14–20.
https://doi.org/10.17509/aijbe.v1i1.11450
Suryo. (2004). Genetika Strata 1. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Wahyuningsih, T. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi
Proses Persilangan Dengan Metode Tutor Sebaya Di Smp Negeri
3 Trenggalek. Education Journal : Journal Educational
Research and Development, 3(1), 1–12.
https://doi.org/10.31537/ej.v3i1.136
Wijayanto, D. A., Hidayat, R., & Hasan, M. (2013). Penerapan
Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan Probabilitas
Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda. Jurnal Ilmu Dasar,
14(2), 79.
Lampiran
Gambar 2. Dokumentasi Praktikum Kelompok 10