Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Genetika

Percobaan 3
PINDAH SILANG

Kelompok : 5

1. Adis Indah Sari 188700010


2. Mhd. Selamet Ariadi 188700025
3. Muhammad Mukhsin 188700040

Laboratorium Biologi
Fakultas Sainstek
2020
I. Latar Belakang

Di dalam sebuah kromosom tertentu dapat dijumpai lebih dari sebuah gen. Gen-
gen yang terdapat pada kromosom yang sama disebut gen-gen berangkai (linked genes),
sedangkan fenomenanya disebut berangkai (linkage) (Susanto, 2011: 76). Kemungkinan
gen-gen terangkai adalah 1) gen-gen dominan terangkai pada satu kromosom, sedangkan
alel resesif terangkai pada kromosom homolognya (terangkai dalam keadaan coupling phase
atau mempunyai susunan sis) 2) gen dominan terangkai dengan gen resesif yang bukan
alelnya pada suatu kromosom, sedangkan alel resesif dari gen pertama dan alel dominan dari
gen kedua terangkai pada kromosom homolognya (terangkai dalam keadaan rephusion phase
atau mempunyai susunan trans) (Henuhili dan Suratsih, 2003: 63-64).
Gen-gen yang terpaut atau terangkai dibedakan atas berangkai sempurna dan
berangkai tidak sempurna. Gen-gen yang terangkai sempurna letaknya sangat berdekatan
satu sama lain, sehingga selama meiosis pada saat pembentukan gamet, gen-gen tidak
mengalami perubahan. Sedangkan gen-gen yang terrangkai tidak sempurna, gen-gen
letaknya berjauhan dalam satu kromosom sehingga gen-gen itu dapat mengalami perubahan
letak, yang disebabkan terjadinya penukaran segmen dari kromatid-kromatid pada sepasang
kromosom homolognya. Peristiwa tersebut dinamakan pindah silang atau crossing over
(Suryo, 1994: 157-160).

Gambar 1. Posisi gen terangkai pada kromosom

Dalam pindah silang, yang terjadi ketika kromosom-kromosom homolog


terreplikasi berpasangan saat profase meiosis I, sekumpulan protein mengontrol pertukaran
segmen-segmen bersesuaian dari satu kromatid maternal dan satu kromatid paternal.
Akibatnya, bagian-bagian ujung dua kromatid nonsaudara bertukar tempat setiap kali pindah
silang terjadi. Pindah silang terjadi pada akhir profase I atau awal metafase I yang terjadi
pada saat kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid. Pindah silang umumnya
terjadi pada kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid nomor 2 dan 3 dari tetrad kromatid,
tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pindah silang pada kromatid-kromatid yang lain
(Campbell, 2008: 318).
Pada waktu kromosom hendak memisah (yaitu pada anafase I ), kromatid-
kromatid yang bersilang itu melekat dan putus pada bagian kiasma, kemudian tiap potongan
itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik. Berhubung dengan itu gen-gen
yang terletak di bagian yang pindah itu akan berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelah
(Suryo, 1986: 306).
Terjadinya pindah silang dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain: temperature,
umur, zat kimia, penyinaran dengan sinar X, jarak antara gen-gen terangkai, dan jenis
kelamin (Henuhili dan Suratsih, 2003:72). Menurut Suryo (1986: 306-308), pindah silang
dibedakan menjadi pindah silang tunggal dan pindah silang ganda.

a. Pindah Silang Tunggal, merupakan pindah silang yang terjadi pada satu tempat. Dengan
terjadinya pindah silang ini akan terbentuk 4 macam gamet. Dua macam gamet memiliki
gen-gen yang sama dengan gen-gen yang dimiliki induk atau parental, sehingga dinamakan
gamet tipe parental. Dua gamet lainnya merupakan gamet-gamet baru yang terjadi akibat
adanya pindah silang. Gamet tipe parental dibentuk lebih banyak daripada gamet tipe
rekombinansi (Suryo, 1986: 307).

b. Pindah Silang Ganda, merupakan pindah silang yang terjadi pada dua tempat. Jika pindah
silang ganda (double crossing over) berlangsung di antara dua buah gen yang terangkai,
maka terjadinya pindah silang ganda ini tidak akan tampak pada fenotip, sebab gamet-
gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental saja atau dari tipe rekombinansi atau tipe
parental dan tipe rekombinansi akibat pindah silang tunggal. Akan tetapi, jika di antara gen
A dan gen B masih ada gen ketiga, misalnya gen C, maka terjadinya pindah silang ganda
antara gen A dan gen B akan nampak (Suryo, 1986: 307).

Gambar 2. Proses pindah silang ganda (kiri) dan tunggal (kanan)


Akibat terjadinya pindah silang, maka keturunan dibedakan atas individu-individu
tipe parental (berasal dari gamet yang diharapkan) dan tipe rekombinan (berasal dari gamet
yang mengandung kombinasi baru) (Pai, 1992: 49).
Angka yang menunjukkan besarnya prosentase kombinasi baru yang dihasilkan
akibat terjadinya pindah silang disebut sebagai nilai pindah silang (%). Nilai pindah silang
merupakan jarak antargen. Nilai tersebut sama dengan nilai rekombinansi gen berpautan.
Pindah silang akan terjadi jika 50% < KP < 100%. NPS (nilai pindah silang) dapat dicari

jumlah ti pe rekombinan
menggunakan rumus : NPS = x 100 % (Suryo, 1986: 309).
jumlah seluruh individu

II. Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui proses pindah

III. Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa mampu menjadikan mata kuliah praktikum genetika sebagai modal awal
untuk pengembangan bakat penelitian secara aplikasi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui terjadinya proses pindqah silang.

IV. Alat dan bahan


a. Alat
Alat yang digunakan adalah :
- Lilin
- Kertas

b. Bahan
Bahan yang digunakan adalah :
- Lilin
- Kertas
V. Cara Kerja

1. Lilin dibentuk panjang dan bulat.


2. Pada lilin yang berbentuk panjang tandai beberapa gen yang sebagai alel dan sister
kromatidnya.
3. Lakukan pindah silang pada bagian yang bukan merupakan sister kromatid, yaitu pada
lilin (1-3), (2-4).
4. Dan buatlah kiasma pada saat terjadi pindah silang.
5. Buat kesimpulan dari pindah silang yang sudah dilakukan.

VI. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Membuat konfigurasi terjadinya pindah silang sesuai dengan ketentuan berikut.


PS ganda (1-3, 2-4)

PS ganda Gamet tipe pindah


(1-3) (2-4) silang = 100%
Gamet tipe Parental

 =0%
Gamet tipe Rekombinasi
= 100%


2. Pembahasan
Membuat konfigurasi terjadinya pindah silang: PS ganda (1-3) (2-4). Lilin berwarna
orange keduanya di beri label huruf besar” ABC” , sedangkan yang berwarna hijau diberi
huruf kecil “abc”. Berikut pembahasan tipe pindah silang di atas. Dipindah silang ganda
pada kromosom (1-3) (2-4). Pindah silang pertama dilakukan pada kromosom 1 dan 3,
dan yang kedua pada kromosom 2 dan 4.
Pindah silang umumnya terjadi pada kromatid-kromatid tengah yaitu kromatid nomor 2
dan 3 dari tetrad kromatid. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pindah silang pada
kromatid-kromatid yang lain . Dari hasil yang diperoleh, semua gamet yang terbentuk
yaitu 4 gamet memiliki tipe rekombinan yaitu kromatid 1: Abc, kromatid 2: Abc,
kromatid 3: aBC, dan kromatid 4: aBC. Hal ini berarti hasil pindah silang ganda
(1-3) (2-4) memiliki gamet dengan tipe parental 0% dan tipe rekombinan 100%.
VII. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut.


Pindah silang disebabkan karena gen-gen yang letaknya tidak berdekatan
mengalami perubahan letak karena adanya pertukaran segmen dari kromatid-kromatid pada
sepasang kromosom homolog. Pindah silang dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
pindah silang tunggal dan pindah silang ganda. Pindah silang tunggal menghasilkan 4
macam gamet yaitu 2 gamet parental dan 2 gamet rekombinan. Pindah silang ganda terjadi
pada dua buah gen yang terangkai atau terjadi pada lebih dari satu tempat.
Pindah silang mengakibatkan terbentuknya gamet tipe parental dan tipe rekombinan.
Pindah silang ada dua macam, tunggal dan ganda. Pindah silang tunggal terjadi pada satu
tempat, (1-3, 2-4) menghasilkan gamet tipe pindah silang sebesar 100%.

VIII. Daftar Pustaka

Campbell, Neil A. dkk. 2008.Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. (Alih bahasa: Damaring
Tyas Wulandari). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Henuhili, Victoria dan Suratsih. 2003. Genetika Common Book Edisi Revisi. FMIPA
UNY.
Pai, Anna C. 1992. Dasar-dasar Genetika edisi kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
_____. 1994. Genetika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderalh Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Susanto, Agus Herry. 2011. Genetika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai