Anda di halaman 1dari 7

Modulus elastisitas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Jump to navigation Jump to search

Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek atau ketahanan bahan
untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan pada benda itu. Modulus elastisitas
suatu benda didefinisikan sebagai kemiringan dari kurva tegangan-regangan di wilayah
deformasi elastis:[1] Bahan kaku akan memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi. Modulus
elastis dirumuskan dengan:

di mana tegangan adalah gaya menyebabkan deformasi dibagi dengan daerah dimana gaya
diterapkan dan regangan adalah rasio perubahan beberapa parameter panjang yang disebabkan
oleh deformasi ke nilai asli dari parameter panjang. Jika stres diukur dalam pascal , kemudian
karena regangan adalah besaran tak berdimensi, maka Satuan untuk λ akan pascal juga.[2]

Menentukan bagaimana stres dan regangan yang akan diukur, termasuk arah, memungkinkan
untuk berbagai jenis modulus elastisitas untuk didefinisikan. Tiga yang utama adalah:

 Modulus Young ( E ) menjelaskan elastisitas tarik atau kecenderungan suatu benda untuk
berubah bentuk sepanjang sumbu ketika stress berlawanan diaplikasikan sepanjang
sumbu itu; itu didefinisikan sebagai rasio tegangan tarik terhadap regangan tarik. Hal ini
sering disebut hanya sebagai modulus elastisitas saja.
 Modulus geser atau modulus kekakuan( G atau ) menjelaskan kecenderungan sebuah
objek untuk bergeser (deformasi bentuk pada volume konstan) ketika diberi kekuatan
yang berlawanan; didefinisikan sebagai tegangan geser terhadap regangan geser.
Modulus geser modulus adalah turunan dari viskositas.
 bulk modulus ( K ) menjelaskan elastisitas volumetrik, atau kecenderungan suatu benda
untuk berubah bentuk ke segala arah ketika diberi tegangan seragam ke segala arah;
didefinisikan sebagai tegangan volumetrik terhadap regangan volumetrik, dan merupakan
kebalikan dari kompresibilitas. Modulus bulk merupakan perpanjangan dari modulus
Young pada tiga dimensi.

Tiga modulus elastisitas lain adalah modulus axial, parameter pertama Lame, dan modulus
gelombang P. Bahan material homogen dan isotropik (sama di semua arah) memiliki sifat
keelastisitasan yang dijelaskan oleh dua modulus elastisitas, dan satu dapat memilih yang lain.

Modulus elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan.


Tegangan (σ) adalah besar gaya yang bekerja, dibagi dengan luas permukaan. Sedangkan
regangan (ε) adalah perubahan bentuk akibat tegangan, diukur sebagai rasio perubahan dari
sejumlah dimensi benda terhadap dimensi awal dimana perubahan terjadi (Kanginan, 2005).
Elastisitas adalah kemampuan suatu bahan untuk kembali ke bentuk semula setelah
gaya yang diberikan pada benda dihentikan. Dengan kata lain, semakin besar gaya tarik semakin
besar pertambahan panjang pegas. Perbandingan besar gaya tarik terhadap pertambahan panjang
pegas yang bernilai konstan. Sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Robert Hooke dan
dikenal dengan hukum hooke,yaitu sebagai berikut : F∕∆x=k,f=∆x=k (Giancoli, 2001).
Menurut Hooke, regangan sebanding dengan tegangannya,dimana yang dimaksud
dengan regangan adalah presentasi perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya-gaya yang
merenggang persatuan luas penampang yang dikenainya (Bahtiar, 2010 ).
Setiap bahan memiliki elastisitas (kelenturan). Besarnya koefisien elastisitas bahan
berbeda - beda. Contohnya saja ketika seseorang menarik sebuah pegas untuk melatih otot, maka
pegas memanjang. Namun, bila pegas dilepaskan, maka pegas akan kembali kebentuk semula.
Atau contoh lain yaitu pada ketapel yang terbuat dari karet. Pegas dan karet dalam hal ini
merupakan benda dengan sifat elastis. Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu
benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
dihilangkan (Bueche, 2005).
            Modulus young merupakan besaran yang menyatakan sifat elastis suatu bahan
tertentu dan bahan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang atau kabel atau pegas
yang bersangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban. Konstanta k atau perbandingan
gaya terhadap perpanjangan disebaut konstanta gaya atau kekuatan pegas. Bilangannya sama
dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan satuan (Sears, 1984).
Menentukan Modulus Young dari suatu bahan tidak terlepas dari sifat elastisitas suatu
benda dan batas elastisnya. Elastisitas adalah sifat dimana benda kembali pada ukuran dan
bentuk awalnya ketika gaya-gaya yang mengubah bentuknya dihilangkan. Batas elastis suatu
benda adalah tegangan terkecil yang akan menghasilkan gangguan permanen pada benda. Ketika
diberikan tegangan melebihi batas ini, benda tidak akan kembali persis seperti keadaan awalnya
setelah tegangan tersebut dihilangkan (Tipler, 1998).
            Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika
gaya sangat besar maka regangan benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah. Sesuai
dengan Hukum Hooke, yang berbunyi “ Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas,
maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus ( sebanding ) dengan gaya tarik “ ( Young,
1998 ).

12

BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Modulus Elastisitas
Tolak ukur yang umum dari sifat elastisitas suatu bahan adalah modulus elastisitas, yang merupakan
perbandingan dari tekanan yang diberikan dengan perubahan bentuk per-satuan panjang, sebagai
akibat dari tekanan yang diberikan itu (Murdock dan Brook, 1999). Berbeda dengan baja, maka
modulus elastisitas beton adalah berubah-ubah menurut kekuatan. Modulus elastisitas juga
tergantung pada umur beton, sifat-sifat dari agregat dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan
ukuran dari benda uji. Berdasarkan buku dengan judul Desain Beton Bertulang, maka rumus yang
digunakan untuk menghitung nilai modulus elastisitas hasil uji adalah sebagai berikut ini (Wang &
Salmon, 1986).

Keterangan : E = modulus elastisitas (MPa)


Ԑ₀‚₄ = regangan pada saat tengangan tekan mencapai 0,4 tegangan tekan maksimum
f'c = kuat tekan beton (MPa) 13
Kuat Tekan Beton
Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan
beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur dikehendaki,
semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan (Mulyono, 2004). Berdasarkan SNI 03-1974-1990
mengenai metode pengujian kuat tekan beton, maka kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
(3-2) AP c f'
Keterangan : f'c = kuat tekan beton (MPa)
A = luas bidang tekan benda uji (mm 2)
P = beban tekan (N)
3.3. Kuat Tarik Belah
Kuat tarik belah adalah salah satu parameter penting kekuatan beton. Nilai kuat tarik belah diperoleh
melalui pengujian tekan di laboratorium dengan membebani setiap benda uji silinder secara lateral
sampai pada kekuatan maksimumnya. Berdasarkan SK SNI 03-2491-2002 mengenai metode
pengujian kuat tarik belah beton, kuat tarik belah beton dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut : (3-3) 14
Keterangan : f’t = kuat tarik belah (MPa)
P = beban tekan (N)
L = panjang benda uji (mm)
D = diameter benda uji (mm)
3.4. Daya Serapan Air
Penyerapan air merupakan salah satu parameter yang sangat penting untuk memprediksi dan
mengetahui kekuatan dan kualitas beton yang dihasilkan. Beton yang berkualitas baik memiliki daya
serap air yang kecil dimana jumlah pori-pori pada permukaan sedikit dan rapat. Persamaan yang
digunakan untuk menentukan nilai daya serapan air adalah :
(3-4) % 100(%) Air, Serapan Daya x mkmk -mj 
Keterangan : mj = massa sampel jenuh (kg)
mk = massa sampel kering (kg)

Modulus elastisitasseringdisebutsebagai Modulus Young yang


merupakanperbandinganantarategangandanreganganaksialdalamdeformasi yang elastis, sehingga
modulus elastisitasmenunjukkankecenderungansuatu material
untukberubahbentukdankembalilagikebentuksemulabiladiberibeban (SNI 2826-2008).
Elastisatauelastisitasadalahkemampuansebuahbendauntukkembalikebentukawalnyaketika
gayaluar yang diberikanpadabendatersebutdihilangkan.
Jikasebuahgayadiberikanpadasebuahbenda yang elastis, makabentukbendatersebutberubah.
Untukpegasdankaret, yang dimaksudkandenganperubahanbentukadalahpertambahanpanjang.
(Fajar 2004).
Besarnyapertambahanpanjang yang
dialamiolehsetiapbendaketikamerenggangadalahberbedaantarasatudengan yang
lainnyatergantungdarielastisitasbahannya.Sebagaicontoh,
akanlebihmudahuntukmeregangkansebuahkaretgelangdaripadabesipegas.
Untukmerenggangkansebuahbesipegasmembutuhkanratusan kali lipatdaritenaga yang
dibutuhkanuntukmerenggangkansebuahkaretgelangapabilasebuahbendahomogenyapanjangdandi
setiapposisibendaituberpenampangsamabesarsehinggaluaspenampangnyaA,
biladitarikolehgayaFmakabendaituakanbertambahpanjangsebesar∆l. Selamategangankawat (=

gayapersatuanluas) tidakmelebihinilaibataselastisitaskawatmakarengganganjenis adalahseba

ndingdengan yang secaramatematisdapatditulis = E ………………………….(1)


Batas kesebandingandiatasberbedauntukjenisbahankawat yang tidaksama.
Persamaanitudisebutdenganhukum Hooke, dantetapankesebandingannya E disebut modulus
elastisitas.Nilai E bergantungpadajenisbahan yang digunakan, danbesatuan newton/m2 yang
dalampraktekbiasadigunakansatuan kg/mm2.(Anonim 2014).
Jika telah digunakan gaya (F) yang bekerja pada kawat, selain itu juga nilai luas tampang
lintang (A), dengan regangan jenis yang diukur langsung, maka kita dapat menentukan E. Jika F
merupakan gaya berat pada penggantung yang senilai mg, dimana m adalah massa penggantung

dan beban, pada nilai percepatan gravitasi bumi (g) maka persamaan (1) dapat ditulism =

Δ……………………………………………..……(2)
Persamaan (2) memperlihatkan adanya kesebandingan antara massa beban m dengan
pertambahan panjang kawat (Δl), yang tentu saja itu hanya berlaku di daerah elastisitasnya.
Bertambahnya l oleh gaya tarikan m tidak perlu setiap kali dimasukkan ke persamaam (1),
karena Δl<<l sehingga berkurangnya luas tampang lintang kawat oleh tarikan dapat diabaikan.
Pada percobaan ini kita pakai kawat logam yang akan dicari nilai modulus elastisitasnya (E).
Kawat yang digunakan memiliki panjang sekitar 2,5 m dan bergaris tengah sekitar 0,5 mm.
Kawat ini digantungkan dan ujungnya sebelah bawah terdapat tempat untuk beban (anak
timbangan). Sebuah neraca air dipasang sedemikian sehingga ujung yang satu (P) mengikuti
gerakan ujung bawah dari kawat, sedang ujung yang lain (Q) bersandar di atas ujung sekrup
mikrometer M yang dipasang vertikal pada tempat permanen. Keadaan semula yaitu sebelum ada
beban, neraca air dipasang horisontal dengn mengubah M. Pada keadaan ini sikap M dibaca jika
kemudian diberikanbeban antara 50-500 gram, maka P akan turun dan neraca air akan miring.
Hal ini dibuat horisontal kembali dengan menurunkan M. (Anonim 2014).
Jika neraca air sudah horisontal selanjutnya sikap M dibaca lagi. Pembacaan dengan
mikrometer ini, perubahan panjang 0,01 mm dapat dibaca dengan baik. Berikutnya setipa kali
ditambahkan beban 50 gram dan setipa kali sikap M dibaca bila neraca air sudah horisontal. Hal
ini dilakukan 10 kali variasi beban.(Fajar 2004).
Sesudah itu, beban diambil berturut-turut seperti waktu menambahkan tadi. Sikap M
dibaca setiap kali sampai posisi neraca air horisontal. Hasil pengamatan M saat penambahan dan
pengurangan beban itu diambil rerataannya, dan dihitung Δl pada setiap nilai m. dari data itu
dapat dibuat grafik dengan memplot m vs Δl pada kertas millimeter. Menurut Hooke, grafik ini
harus berupa garis lurus bila m yang menyebabkan Δl masih di daerah berlakunya hukum Hooke
tersebut. Biasanya di daerah m yang kecil grafik ini melengkung, hal ini disebabkan sebelum ada
beban, kawatnya tidak lurus benar sehingga beban hanya digunakan untuk meluruskan kawat.
Perhitungan E berdasarkan hukum Hooke ini hanya boleh dilakukan pada grafik di daerah garis
lurus. (Anonim 2014).
Penampang kawat A diukur dengan mengukur diameter kawat yang menggunakan
mikrometer. Pengukuran ini tidak boleh dilakukan pada kawat yang dipakai untuk percobaan
karena dapat menimbulkan retakan pada kawat sehingga mungkin tidak lagi memenuhi hukum
Hooke. Pengukuran diameter kawat dilakukan pada sepotong kawat, dilakukan 5 kali pada posisi
berbeda, dan kemudian dirata-ratakan. (Anonim 2014).
Untuk melakuakn nilai E dilakukan berikut ini, setiap pengamatan tunggal dilakukan
dengan keseksamaan yang berbeda tapi sebenarnya orang dapat menganggap bahwa ralat mutlak
dari setiap pengamatan tunggal kira-kira senilai. Ini berarti bahwa ralat nisbi pada setiap

pengamatan tunggal makin kecil bila Δlsemakin besar. Jika dipikirkan bahwa regangan

adalah regangan oleh karena gaya tarik yang diperoleh dari sifat kesebandingan, sehingga

untuk menghitung E dipakai persamaan. (Anonim 2014).E = ……………………...


…………...(3)

Anda mungkin juga menyukai