Anda di halaman 1dari 24

PENDAHULUAN

Latar belakang

Ketika karet mainan ditarik sampai batas tertentu, karet tersebut akan bertambah panjang. Jika
tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula. Demikian juga, ketika pegas ditarik,
pegas akan bertambah panjang, dan kembali ke bentuk semulaketika tarikan dilepaskan.

Regangan dan tegangan yang terjadi pada karet dan pegas memiliki hubungan yangmencirikan
sifat bahan untuk tingkat pembebanan yang masih dalam batas tertentu, danterdapat hubungan yang
proporsional antara komponen tegang dan komponen regangan yang berpasangan. Proposionalitas
hubungan antara tegangan dan tekanan dicerminkan oleh sifatelastisitas linier bahan, seperti modulus
elastisitas Young, modulus bulk, maupun modulusgeser. Pada batas atau daerah proposional ini berlaku
hukum Hooke. Tingkat pembebananyang menimbulkan respons yang tidak bersisa setelah penghapusan
beban, dinamakan bataselastik. Jika pembebanan melebihi batas elastik atau batas keselamatan maka
benda tersebutmengalami retak atau patahan.

Dalam berbagai referensi, daerah proposionalitas tergantung pada berbagai jenis bahanyang
digunakan dan sifat elestisitas bahan tersebut. Sifat elestisitas bahan ditunjukkan denganmodulus
elastistas, dan harga dari modulus elastisitas dalam berbagai referensi merupakanharga yang sifatnya
refresentatif (Kane and Sternheim, 1976. terjemahan Silaban, 1991:371).Ini berarti untuk menentukan
harga yang sebenarnya sangat sulit, sebab untuk menentukanharga sebenarnya pada bahan yang
berbeda biasanya sangat berbeda.

Peristiwa elastisitas adalah peristiwa dimana benda diberikan tarikan atau tekanansehingga
akan timbul tegangan dan regangan pada benda tersebut. Tegangan dan regangandianggap
mempengaruhi benda dengan nilai dan skala yang sama pada setiap bagian benda,karena zat dari benda
elastis dianggap homogen dan terbagi merata di seluruh volumenya,sehingga meskipun suatu elemen
kecil dipotong dari benda, elemen tersebut masih memilikisifat fisik tertentu yang sama seperti benda
itu sendiri. Maka digunakanlah modulus elasikuntuk mengetahui tingkat keelastisan bahan yang
sebenarnya.
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut.

1. Pengertian elastisitas
2. Pegertian hukum Hooke dan hubungannya dengan elastisitas

3. Cara menentukan konstanta pegas

4. Cara menentukan batasan daerah proporsionalitas (modulus elastik)

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut.

1. Mengetahui apa yang dimaksud elastisitas;


2. Mengetahui hubungan elastisitas dan hukum Hooke;
3. Mengetahui cara menentukan konstanta pegas; dan
4. Dapat menentukan harga modulus elastik.

PEMBAHASAN

Pengertian Elastisitas

Menurut Soedojo (2004:33) yang menyatakan bahwa“ bahan elastis adalah bahan yangmudah
diregangkan serta cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gayareaksi elastisitas atas
gaya tegangan yang meregangkan-nya. Pada hakekatnya semua bahanmemilki sifat elastis, meskipun
terkadang bahan tersebut masih sukar diregangkan.”Sedangkan menurut Sarojo (2002: 318),“sifat
elastik adalah kemampuan benda untukkembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang
diberikan pada benda itudihilangkan.”

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa elastisitas adalah sifat bendayang
berdeformasi (berubah bentuk) untuk sementara, tanpa perubahan yang permanen.Hampir semua
bahan teknik memiliki sifat elastisitas. Bahan tersebut dikatakan elastis jikagaya luar yang bekerja pada
bahan tersebut meghasilkan perubahan bentuk (tidak melebihi batas tertentu) dan perubahan tersebut
akan hilang ketika gaya dilepaskan.Benda yang mengalami kerja gaya luar dianggap benar-benar elastis
sempurna, yaitu benda kembali ke bentuk semula secara utuh sesudah gaya dilepas.
Sekalipun tidak terdapat benda yang elastik sempurna, tetapi banyak benda yang hampir elastik
sempurna, yaitu sampai deformasi yang terbatas disebut limit elastik (modulus elastisitas). Jika benda
berdeformasi di atas limit elastiknya, maka benda tersebut tidak lagi kembali ke bentuksemula, saat
gaya dilepaskan.

Zat dari benda elastis dianggap homogen dan terbagi merata di seluruh volumenya.Sehingga
meskipun suatu elemen kecil dipotong dari benda, sifat fisik dari benda masihdimiliki oleh potongan
tersebut. Terdapat satu bahan yang memiliki sifat berbeda, yaitu baja.Baja bila diamati dengan
mikroskop terlihat terdiri dari berbagai jenis kristal dengan berbagaiarah. Biasanya dalam satu inchi
kubik baja terdapat berjuta-juta kristal. Artinya baja bukan bahan yang homogen (komposisi yang sama).
Tetapi pengalaman menunjukkan bahwa penyelesaian teori elastisitas yang didasarkan pada anggapan
kehomogenan dankeisotropikan dapat diberlakukan terhadap struktur baja dengan ketelitian yang
sangat tinggi.Walaupun baja terdiri dari berjuta-juta kristal dengan sifat elastis dari kristal tunggal
yangdapat berbeda dalam arah yang berbeda, tetapi umumnya kristal terbagi secara acak dan
sifatelastis potongan logam yang lebih besar merupakan sifat rata-rata kristal. Selama ukurangeometris
lebih mendefinisikan bentuk benda dari pada mendefinisikan ukuran kristaltunggal maka anggapan
kehomogenan dapat digunakan dengan ketelitian tinggi, dan apabilaarah kristal acak maka bahan dapat
dianggap sebagai bahan isotropik.

Sifat isotropik adalah sifat benda yang akan memiliki komposisi yang sama jika dalamarah yang
berbeda. Arah kristal bisa berubah akibat proses teknologi tertentu seperti rol.Akibat teknologi tersebut
arah kristal terganggu, sehingga sifat elastis logam menjadi berbedadalam arah yang berbeda. Kondisi
seperti itu bisa didapatkan, misalnya pada tembaga yang dirol dingin.

Benda yang diberikan gaya tarik atau tekan akan mengalami dua peristiwa, yaitutegangan dan
regangan.

a) Tegangan
Semua bahan berubah bentuk karena pengaruh gaya. Ada yang kembali ke bentuk aslinya
bila gaya dihilangkan, ada pula yang tetap berubah bentuk sedikit atau banyak, (Sears, 1944
terjemahan Soedarjana, 1986:236). Jadi, deformasi bahanditentukan oleh gaya per satuan luas
dan bukan oleh gaya total (Kane and Sternheim,1976. terjemahan Silaban, 1991:365). Menurut
Sears dan Zemansky (2004:335),“tegangan tarik menyatakan kekuatan dari gaya yang
menyebabkan penarikan sebuahkawat yang biasanya dinyatakan dalam bentuk gaya per satuan
luas.”
Gambar 1

Gambar 1 menunjukkan benda dalam keadaan setimbang. Akibat gaya dari luar
P1, . . . ,P7maka akan terjadi gaya dalam diantara bagian benda. Untuk mempelajari besar gaya ini pada
titik sembarang O, maka bayangkanlah benda dibagi menjadi dua bagian A dan B oleh penampang mm
yang melalui titik ini, di sepanjang potongan penampang mm merupakan kerja bahan bagian B terhadap
bahan bagian A. Hal inidapat dianggap bahwa gaya ini terbagi secara merata disepanjang luas mm. Besar
gaya biasanya didefinisikan oleh intensitasnya, yaitu besar gaya (tegangan) per satuan luas permukaan
tempatnya bekerja.

Gambar 2

Gambar 2 memperlihatkan sebuah batang yang tertegang. Batang ini padamasing-masing


ujungnya mengalami gaya-gaya tarik F yang sama besarnya dan berlawanan arah. Terdapat irisan tegak
lurus pada batang (ditandai dengan garis putus- putus) seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa
bagian di sebelah kiri dan kanan potongan memiliki gaya yang sama, hanya saja arahnya berlawanan.
Asal irisan itutidak terlalu dekat ujung batang, tarikan tersebut akan terdistribusi merata pada luas
penampang lintang A. Tegangan (N/m2) atau ketegangan di tempat irisan itudidefinisikan sebagai
perbandingan besar gaya F (N) terhadap luas bidang penampangA (m2),= .
b)

ReganganPerubahan pada ukuran sebuah benda karena gaya-gaya atau kopel dalamkesetimbangan
dibandingkan dengan ukuran semula disebut regangan. Regangan jugadisebut derajat deformasi,
(Sarojo, 2002:321). Regangan ialah perubahan dimensi atau bentuk benda yang mengalami tegangan.

Gambar 3

Gambar 3 melukiskan sebuah batang yang panjang aslinya

dan berubahmenjadi panjang

apabila pada ujung-ujungnya dilakukan gaya tarik yang sama besardan berlawanan arahnya.
Perpanjangan yang ditimbulkan tidak hanya terjadi padaujung-ujung batang, tetapi juga terjadi pada
setiap unsur batang. Regangan akibattarikan (

tensile Strain

) pada batang dan regangan akibat kompresi (desakan)didefinisikan sama, yaitu sebagai perbandingan
pertambahan panjang (

∆

) terhadap panjang awalnya (

) :Regangan
(

∆l l

Pengertian Hukum Hooke

Hukum Hooke adalah hubungan linier antara komponen tegangan dan regangan.Bayangkan ada sebuah
elemen segi empat parallelepiped dengan sisi sejajar terhadap sumbukoordinat, mengalami kerja
tegangan normal

terbagi rata di sepanjang dua sisi yang berlawanan, seperti pada pengujian tarik. persamaan

=

, mendefinisikan satuan panjangelemen hingga batas proporsional.Seperti yang telah diuraikan


mengenai tegangan dan regangan, rumus matematistegangan adalah

=


dan rumus matematis dari regangan adalah

∆l l

.J

ikadisubstitusikan ke dalam persamaan di atas maka akan didapat:

 =

∆l l

Scribd

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

= ∆

l
Persamaan di atas berlaku untuk semua materi padat, tetapi hanya sampai batas tertentu,karena jika
gaya yang bekerja terlalu besar, logam meregang terlalu besar dan akhirnya patah.

Gambar 4.

Grafik gaya yang diberikan terhadap pertambahan panjang (Giancoli, 1998:230

Apabila suatu jenis tegangan dilukiskan grafiknya terhadap regangannya, akandiketahui bahwa diagram
tegangan-regangan yang kita peroleh berbeda-beda bentuknyamenurut jenis bahannya. Grafik di atas
adalah grafik hubungan tegangan dan regangan secaraumum.

Gambar 5.

Diagram tegangan-regangan suatu logam kenyal yang mengalami tarikan

Grafik 5 menunjukkan diagram tegangan-regangan suatu logam kenyal. Tegangannyamenunjukkan


tegangan tarikan sederhana dan reganangannya menunjukkan persentase pertambahan panjangan. Di
bagian awal kurva (sampai regangan yang kurang dari 1%),tegangan dan regangan adalah proporsional
sampai titik a (batas proporsional) tercapai. Mulaia sampai b tegangan dan regangan tidak proporsional.
Walaupun demikian, bila bebanditiadakan di sembarang titik antara O dan b, bahan yang bersangkutan
akan kembali kepada panjang awalnya. Katakanlah bahwa dalam daerah Ob bahan itu elastis atau
memperlihatkansifat elastis dan titik b adalah batas elastis itu.Jika perbandingan tegangan dan regangan
saat penambahan beban berbeda dengan perbandingan tegangan dan regangan saat pengurangan
beban, maka terjadi histeresis pada

bahan tersebut (Young, 2008:369). Dalam hal ini jika beban yang diberikan dihilangkan,kawat tidak
kembali ke panjang semula tetapi lebih panjang dari semula. Adanya histeresis juga tampak dari
bertambahnya nilai koefisien modulus Young, dan hal ini terjadi karena pertambahan panjang yang
semakin kecil.

Konstanta Pegas

Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban dinamis. Pegasmemiliki sifat
kelastisitasan. Pada umumnya pegas terbuat dari baja. Pegas akan bertambah panjang atau bertambah
pendek jika diberi gaya (tarikan dan tekanan), dari sini dapat dicarikonstanta pegas secara statis. Dalam
hal lain, ketika pegas diberi usikan, maka sistem akanmengalami getaran. Dari waktu getaran dapat
dihitung periode dan dari periode dapatdihitung konstanta pegas secara dinamis.Konstanta pegas
adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus diberikansehingga terjadi perubahan panjang
sebesar satu satuan panjang. Satuan SI untuk konstanta pegas adalah N/m. Sebuah gaya pemulih yang
ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan olehHukum Hooke. Hubungan antara gaya (F) yang
meregangkan pegas dan pertambahan

panjang pegas (∆x) di daerah yang ada dalam batas kel

enturan adalah:

= ∆

Gerak benda yang terjadi secara berulang dan dalam selang waktu yang sama (teratur)disebut gerak
periodik/harmonik. Periode (T) suatu gerak harmonik adalah waktu yangdibutuhkan untuk menempuh
satu lintasan lengkap dari geraknya, yaitu satu getaran penuhatau satu putaran sehingga dapat ditulis
dengan rumus sebagai berikut.

=

Nilai konstanta pegas dapat ditentukan menggunakan cara statis dan cara dinamis.Suatu pegas yang
digantungkan mempunyai nilai konstanta pegas k, yang merupakan besar

gaya tiap pertambahan panjang (∆x) sebesar satu satuan panjang. Maka jika pegas kita tarik

dengan gaya F tangan, maka pada pegas akan terjadi gaya pegas (Fp) yang arahnya

berlawanan dengan arah gaya (∑F). Hal ini sesuai dengan Hukum Hooke, dimana :

=−∆

 = − ∆

Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang, kemudian diberisedikit usikan
dengan ditarik massa ke bawah atau ditekannya ke atas kemudian dilepaskan

kembali, maka getaran akan dialami oleh pegas. Getaran ini akan menyebabkan adanya periode dan
amplitudo dan juga percepatan yang arahnya selalu menuju ke titik setimbang.

=  
 = 

=   

 =−  

= 

=−  

=−

 

Jika suatu pegas mengalami percepatan maka akan berlaku Hukum II Newton dengan persamaan,

∑=

=−∆

−

 =−∆

−


 =−

=

(2)

=

4

=

 =4



Dari penurunan rumus

∑=

di atas, dapat digunakan untuk mencari tetapan pegasdengan cara dinamis.

Modulus Elastik

Modulus elastisitas (elastik) adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek atauketahanan bahan
untuk mengalami deformasi elastis ketika gayaditerapkan pada benda itu.Modulus elastisitas suatu
benda didefinisikan sebagai kemiringandari kurva tegangan-regangandi wilayah deformasi elastis. Bahan
kaku akan memiliki modulus elastisitas yanglebih tinggi. Modulus elastik adalah perbandingan tegangan
terhadap regangan, dirumuskandengan:

=

teganganregangan

=σε

Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu bergantung pada sifat bahan
yang mengalami tegangan itu. Semakin besar modulus elastik, semakin besar pula tegangan yang
diperlukan untuk regangan tertentu. Percobaan membuktikan bahwa sampai batas proporsional,
tegangan memanjang menimbulkan regangan yang besarnya sama, tidak peduli apakah tegangan itu
akibat dari tarikan atau kompresi. Jika batas proporsional belum terlampaui, perbandingan tegangan
terhadap regangan konstan. Makadari itu, hukum hooke juga disebut sebagai batas proporsional
modulus elastik suatu bahan.Berdasarkan jenis tegangan dan regangannya modulus elastik dibagi
menjadi tiga, yaitumodulus Young, modulus luncur, dan modulus bulk.a)

Modulus YoungModulus Young(

) menjelaskan elastisitastarik atau kecenderungan suatu bendauntuk berubah bentuk sepanjang sumbu
ketika tegangan berlawanan diaplikasikansepanjang sumbu itu. Hal tersebut didefinisikan sebagai rasio
tegangan tarikterhadapregangan tarik. Maka dari itu modulus Young juga sering disebut sebagai

moduluselastisitas

=tegangan tarikregangan tarik=tegangan kompresiregangan kompresi

=


⁄

∆ll

⁄=

∆l

BahanModulus Young, E10

11

N/m

10

12

dyn cm

-2

10

lb in

-2

Aluminium 0,7 0,70 10Kuningan 0,91 0,91 13Tembaga 1,1 1,1 16Gelas 0,55 0,55 7,8Besi 0,91 0,91
13Timah 0,16 0,16 2,3 Nikel 2,1 2,1 30Baja 2 2,0 29
Tungsten 3,6 3,6 51

Tabel 1

. Modulus Young dari beberapa bahan.

Bila hubungan antara ketegangan dan regangan tidak linear, maka modulus elastikdapat didefinisikan
lebih umum lagi sebagai perbandingan limit perubahan kecil teganganterhadap perubahan regangan
yang diakibatkan tegangan itu.

=

⁄

ll

⁄=



Pendefinisian ini setara dengan pendefinisian modulus di tiap titik sebagaikemiringan kurva dalam grafik
tegangan regangan. b)

Modulus LuncurModulus luncur didefinisikan sebagai perbandingan tegangan luncur denganregangan


luncur.

=
Tegangan luncur regangan luncur

=

⁄ℎ⁄

=ℎ 

BahanModulus Luncur, L10

11

N/m

10

12

dyn cm

-2

10

lb in

-2

Aluminium 0,25 0,24 3,4Kuningan10,36 5,1Tembaga0,40,42 6,0Gelas-0,23 3,3Besi0,40,70 10Timah-


0,056 0,8 Nikel-0,77 11Baja0,80,84 12Tungsten1,41,5 21

Tabel 2
. Modulus luncur dari beberapa bahan.

Untuk kebanyakan bahan, besar modulus luncur ini setengah sampai sepertiga dari besarmodulus
Young. Modulus luncur disebut juga modulus ketegaran atau modulus puntiran.c)

Modulus BulkModulus bulk adalah modulus yang menghubungkan tekanan hidrostatis denganregangan
volume yang dihasilkan.

=⁄= −

Tanda minus pada V menunjukkan bahwa pertambahan tekanan menyebabkan berkurangnya


volum.BahanModulus Bulk, B10

11

N/m

10

12

dyn cm

-2

10

lb in

-2
Aluminium 0,7 0,70 10Kuningan 0,8 0,61 8,5Tembaga 1,4 1,4 20Gelas 0,55 0,37 5,2Besi 0,9 1,0 14Timah -
0,077 1,1 Nikel - 2,6 34Baja 1,4 1,6 23Tungsten 2 2,0 29

Tabel 3

. Modulus bulk dari beberapa bahan.

Perubahan volume zat padat atau zat cair akibat tekanan sangat kecil, sehinggavolume V dianggap
konstan. Asalkan tekanan tidak terlalu besar, perbandingan



jugakonstan, modulus bulk konstan, dan

 dan 

dapat digantikan dengan perubahantekanan dan volume yang terbatas.

PENUTUPKesimpulan

Elastisitas adalah sifat benda yang berdeformasi (berubah bentuk) untuk sementara,tanpa perubahan
yang permanen. Hampir semua bahan memiliki sifat elastisitas. Benda yangditekan atau ditarik akan
mengalami dua peristiwa, yaitu tegangan dan regangan. Hubunganlinier antara komponen tegangan dan
komponen regangan umumnya dikenal sebagai hukumHooke

=  ∆

, persamaan ini berlaku untuk semua materi padat, tetapi hanya sampai batastertentu, karena jika gaya
yang bekerja terlalu besar, logam meregang terlalu besar danakhirnya patah. Pada persamaan hukum
Hooke, gaya adalah hasil perkalian antara konstanta pegas dan pertambahan panjang akibat regangan.

onstanta pegas (

) adalah besarnya gayayang dibutuhkan atau yang harus diberikan sehingga terjadi perubahan panjang
sebesar satusatuan panjang. Konstanta pegas dapat dicari menggunakan cara statis dan dinamis. Jika
pegas dalam keadaan seimbang (statis)

=−

 ∆

, tetapi jika pegas dalam keadaandipercepat (dinamis) berlaku hukum II newton dengan persamaan

 =4



. Moduluselastik adalah perbandingan tegangan terhadap regangan, dirumuskan dengan:

=

σε

. Jadi,elastisitas, hukum Hooke, konstanta pegas, dan modulus elastik saling berkaitan.

Saran

Seorang Saintis mendapatkan sebuah data tidak hanya dari teori, tetapi juga dari percobaan yang
dilakukan untuk membuktikan bahwa teori yang telah ada adalah benar. Seorang saintis membutuhkan
observasi, membuat hipotesis, memprediksi, melakukan riset,dan membuat konklusi.Kita sebagai calon
Saintis muda juga harus memberikan data berdasarkan hasil percobaan. Jadi data mengenai nilai
modulus di atas sudah medekatikebenaran, karena penulis mengambil data tersebut dari hasil
percobaan yang dilakukanorang lain.

DAFTAR RUJUKAN

Arbi, M. H. 2014.
Hubungan antara Tegangan-Regangan (Stress - Strain Relationships) pada Beton

. Lentera Vol. 14. No. 10.


Darihttp://jurnal.umuslim.ac.id/index,php/LTR1/article/download/710/594.Kane J. W. and
M.M.Sternheim., 1976.

Fisika, edisi ke tiga.

Terjemahan P. Silaban, 1991.Bandung: AIDAB dan ITB.Khoiriah, M., Oktavia, V.E., & Rachmawati, P.A.
2015.

Tetapan Pegas

. Jurnal Fisika Dasaredisi Desember 2015 Hal.1-3. Darihttps://edoc.site/download/jurnal-tetapan-pegas-


praktikum-fisika-dasar-pdf-free.htmlLasmi, Niketut.2008.

Seri Pendalam Materi Fisika

Jakarta : Erlangga.Martini, D. & Oktova, R. 2009.

Penentuan Modulus Young Kawat Besi dengan Percobaan Regangan

. Berkala Fisika Indonesia Vol 2 No. 1 Hal 1-14. Darihttp://download.portalgaruda.org/article.php?


article=123418&val=5542.Sarojo, G. 2002.

Fisika Dasar Seri Mekanika

. Jakarta: Salemba Teknika.Sears F. W. 1944.

Mekanika, Panas dan Bunyi

. Terjemahan P. J. Soedarjana 1986. Bandung:Binacipta.Sears, F. W., Zemansky, M. W. 2004.

Fisika Universitas.

Jakarta: Erlangga.Soedojo, P. 2004.

Fisika Dasar

. Yogyakarta: Andi Offset.Souisa, M.2011.

Analisis Modulus Elastisitas dan Angka Poisson Bahan dengan Uji Tarik
.Jurnal Barekeng Vol. 5 No. 2 Hal. 9

14. Darihttps://ejournal.unpatti.ac.id/ppriteminfo ink php?id=433.

Timoshenko,S.P. & Goordier,J.N. 1970.

Teori Elastisitas Edisi Ketiga

. Terjemahan DarwinSebayang, 1986. Jakarta: Erlangga.Tim Revisi Universitas Negeri Malang. 2017.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Malang:Universitas Negeri Malang

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baruBagikan di Twitter, terbuka di jendela baruBagikan di


LinkedIn, terbuka di jendela baruBagikan dengan Email, membuka klien emailSalin Tautan

Anda mungkin juga menyukai

elastisitas fisika dasar 1

elastisitas fisika dasar 1

Dokumen

16 halaman

elastisitas fisika dasar 1

kekesaragih

50% (2)

Modulus Young

Modulus Young

Dokumen

33 halaman
Modulus Young

Indah paramitha

Belum ada peringkat

Makalah Fisika Bab 2

Makalah Fisika Bab 2

Dokumen

38 halaman

Makalah Fisika Bab 2

Hanafi Mufty

Belum ada peringkat

Majalah

Podcast

Partitur

Modul 4 Modulus Elastisitas2

Modul 4 Modulus Elastisitas2

Dokumen

11 halaman

Modul 4 Modulus Elastisitas2

Alfian Alyasi

Belum ada peringkat

Elastisitas Bahan

Elastisitas Bahan

Dokumen

11 halaman

Elastisitas Bahan
Achmed Gerland

Belum ada peringkat

MAKALAH ELASTISITAS.docx

MAKALAH ELASTISITAS.docx

Dokumen

11 halaman

MAKALAH ELASTISITAS.docx

Muhammad Fayrus

Belum ada peringkat

365873_Deformasi Elastis

365873_Deformasi Elastis

Dokumen

7 halaman

365873_Deformasi Elastis

Wildan Wahyu F

Belum ada peringkat

ELASTISITAS.pdf

ELASTISITAS.pdf

Dokumen

15 halaman

ELASTISITAS.pdf

Elmi

Belum ada peringkat

Bahan Ajar Elastisitas Zat Padat

Bahan Ajar Elastisitas Zat Padat


Dokumen

11 halaman

Bahan Ajar Elastisitas Zat Padat

Devia Kristianti

Belum ada peringkat

Http

Http

Dokumen

31 halaman

Http

Iswardi Hidayat

Belum ada peringkat

TEGANGAN, REGANGAN

TEGANGAN, REGANGAN

Dokumen

10 halaman

TEGANGAN, REGANGAN

kartika

Belum ada peringkat

Modulus Young

Modulus Young

Dokumen

4 halaman

Modulus Young

Emilda Purnamasari
Belum ada peringkat

Tampilkan lebih banyak

Unduh

Anda mungkin juga menyukai