Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

MODULUS ELASTISITAS

Nama : Aquila Barbie Aldebaran


Nim : 211810201043
Fakultas/Jurusan : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/ Fisika
Hari/Tanggal : Senin, 29 September 2021
Asisten : Yulia Ayu Setyawati

KEMENTERIANPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
TAHUN 2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modulus elastisitas sering disebut sebagai modulus Young yang
merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan aksial dalam
deformasi yang elastis, sehingga modulus elastisitas menunjukkan
kecenderungan suatu material untuk berubah bentuk dan kembali lagi
kebentuk semula bila diberi beban. Modulus elastisitas merupakan ukuran
kekakuan suatu material, sehingga semakin tinggi nilai modulus elastisitas
bahan, maka semakin sedikit perubahan bentuk yang terjadi apabila diberi
gaya. Jadi, semakin besar nilai modulus ini maka semakin kecil regangan
elastis yang terjadi atau semakin kaku( Dendy dan Bakar,2015).
Bicara tentang fenomena Elastisitas, pegas ialah salah satu contoh barang
yang elastis . elastis ataupun elastisitas artinya keunikan suatu barang yang
dapat kembali ke wujud awal mulanya saat gaya luar yg diberikan di barang
tersebut telah dihilangkan. Bila suatu gaya diberikan pada suatu barang yang
elastis , sampai wujud barang tersebut berganti. untuk pegas dan karet, yang
dimaksudkan dengan pergantian wujud merupakan pertambahan panjang.
Butuh dikenal kalau gaya yang diberikan pula mempunyai batas- batas
tertentu. Suatu karet dapat putus Jika gaya tarik yang diberikan sangat besar,
melawati batasan elastisitasnya (Pratama dan Wulandari, 2020).
Demikian pula suatu pegas tidak hendak kembali ke wujud semula Bila
diregangkan menggunakan gaya yang sangat besar. Jadi benda- benda kenyal
tersebut mempunyai batasan elastisitasnya masing-masing. Setiap pegas
mempunyai panjang natural Bila pada pegas tersebut tidak diberikan gaya
(tidak ada gaya yang diberikan oleh benda tersebut). Tegangan didefinisikan
dengan hasil bagi antara gaya tarik dengan luas penampang barang. Regangan
didefinisikan dengan hasil bagi antara pertambahan panjang barang kala diberi
gaya menggunakan panjang dini barang (Pratama dan Wulandari, 2020).
Zat padat cenderung tegar dan mempertahankan bentuknya. Sifat zat
padat mempertahankan bentuknya dalam suatu keadaan disebut elastis.
Benda tegar adalah suatu model ideal yang sangat bermanfaat terutama
pada bidang keteknikan. Beberapa sifat dari benda tegar seperti
peregangan, pemerasan, dan pemuntiran sangat penting dan tidak dapat
diabaikan begitu saja. Jika suatu bahan diberi gaya dengan tidak melewati
batas elastis maka bahan akan kembali ke panjang semula. Namun jika
tegangan yang diberikan pada bahan terus meningkat, regangan terus
meningkat maka akan mengalami deformasi. Untuk beberapa bahan,
sejumlah besar deformasi plastis menempati daerah antara batas elastisitas
dan titik patah. Ukuran tingkat elastisitas bahan menunjukkan ketahanan
material terhadap deformasi elastis akibat gaya eksternal dan ini dikenal
sebagai Modulus Young. Modulus Young merupakan salah satu besaran yang
dapat diukur dari benda padat dengan nilai perbandingan antara tegangan
tarik dengan regangan tarik (1-2). Pengukuran untuk memperoleh nilai
Modulus Young suatu bahan telah banyak dilakukan. Penelitian yang pernah
dilakukan salah satunya yaitu pengukuran Modulus Young dari berbagai
jenis kawat logam. Kawat logam yang digunakan dalam penelitian tersebut
yaitu kawat tembaga, kawat baja, dan kawat besi. Pengukuran Modulus Young
kawat dilakukan dengan cara menggantungkan beban pada kawat untuk
memperoleh pertambahan panjang hingga batas elastis (putus). Penelitian ini
menyebabkan kondisi kawat berubah menjadi benda dengan bersifat plastik
dan keelastisitasnya berkurang (3).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jenis batang dan ketebalan batang dalam arah
vertikal terhadap nilai modulus elastisitas?
2. Bagaimana nilai modulus elastisitas saat terjadi penambahan beban dan
pengurangan beban
3. Bagaimana perbedaan nilai modulus elastisitas antara batang berongga
dan batang pejal?
1.3 Tujuan
1. Tujuan yang pertama yaitu mahasiswa dapat menentukan pengaruh jenis
batang dalam arah vertikal terhadap nilai modulus elastisitas.
2. Tujuan yang kedua yaitu mahasiswa dapat membedakan nilai modulus
elastisitas saat terjadi penambahan beban dan pengurangan beban.
3. Tujuan yang ketiga yaitu mahasiswa dapat membedakan nilai modulus
elastisitas antara batang berongga dan batang pejal.
1.4 Manfaat
Manfaat dari melakukan praktikum ini adalah kita dapat
mengetahui tentang dasar-dasar modulus elastisitas. Kita juga
dapat mengetahui tentang nilai defleksi dan perbandingannya.
Dalam kehidupan sehari-hari modulus elastisitas dimanfaatkan
dalam lomba busur panah, karmantel panjat tebing, plastic dan
lain- lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Hukum Hooke adalah hukum fisika yang menyatakan bahwa gaya
(F) yang diperlukan untuk memperpanjang atau mengkompres pegas dengan
jarak tertentu (x) skala secara linear sehubungan dengan jarak itu yaitu, F =
- kx di mana k adalah karakteristik faktor konstan pegas (yaitu,
kekakuannya). Hukum ini dinamai sesuai dengan fisikawan Inggris abad ke-
17 Robert Hooke. Dia pertama kali menyatakan hukum pada 1676
“Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan
panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.” Menurut
Hukum Hooke, pada daerah elastis, yaitu daerah dimana sebuah benda
masih dapat kembali ke bentuk semula setelah diberi gaya. Perubahan
panjang benda akibat gaya luar sebanding dengan gaya luar yang bekerja. Untuk
mempermudah mempelajari teori hukum Hooke pada pegas mari kita tinjau
sebuah pegas( Rusianto dan Susastriawan, 2021).
Hukum Hooke menerangkan tentang batasan elastisitas. “ Elastisitas
barang cuma berlaku hingga sesuatu batasan yaitu batasan elastisitas.” Grafik
tegangan terhadap regangan buat menerangkan hukum Hooke: Titik O ke titik B
adalah masa deformasi elastis, ialah pergantian wujud yang dapat kembali ke
wujud semula. Titik A merupakan batasan hukum Hooke yang grafiknya ialah
garis lurus. Titik B merupakan batasan elastis, serta grafik berikutnya merupakan
masa deformasi plastis, ialah pergantian wujud yang tidak bisa kembali ke wujud
semula. Titik C merupakan titik tekuk (yield point), di mana cuma diperlukan
gaya yang kecil buat memperbesar pertambahan panjang. Titik D adalah tegangan
maksimum (ultimate stress), di mana benda betul- betul hadapi pergantian wujud
secara permanen. Titik E merupakan titik patah, di mana barang akan patah/ putus
apabila gaya yang diberikan hingga ke titik tersebut (Pratama dan Wulandari,
2020)
Regangan dan tegangan memiliki hubungan yang mencirikan sifat
bahan untuk tingkat pembebanan yang masih dalam batas tertentu, dan
terdapat hubungan yang proposional antara komponen tegangan dan
komponen regangan yang berpasangan. Proposionalitas hubungan tersebut
dicerminkan oleh sifat elastisitas linier bahan, seperti modulus elastisitas
Young.
2.2 Definisi
Elastisitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu benda untuk
kembali ke bentuk awalnya setelah gaya luar yang diberikan kepada benda
tersebut dihilangkan. Berdasarkan definisi ini benda dapat dibagi menjadi
dua yaitu benda elastis dan benda tidak elastis (plastis). Sedangkan Modulus
elastisitas sering disebut dengan Modulus muda,mengambil nama ilmuan
inggris,Thomas Muda(1773-1829), merupakan kemampuan pengukuran benda
untuk menahan berubahan bentuk atau lentur yang terjadi sampai dengan batas
elastisnya. Semakin besar bebannya,semakin tinggi tegangan yang timbul dan
semakin besar perubahan bentuk yang terjadi sampai batang elastis.Modulus
elastisitas pada benda dapat dihitung melalui pemberian beban sebagai tegangan
yang diberikan, pada jenis dan ketebalan batang saat arah vertikal maka akan
semakin tipis permukaan yang diketahui.Elastisitas adalah kemampuan suatu
objek untuk kembali kebentuk awalnya setelah suatu gaya eksternal( dari luar )
yang diberikan sebelum berakhir.Jika benda tersebut tidak kembali kebentuk
semula setelah gaya ditentukkan, benda tersebut dikatakan memiliki sifat plastis
(Wisnu,2014).
Menurut (Tefa dan Edi Santosa, 2017) modulus Young ialah salah satu
nilai elastisitas yang melaporkan resistansi suatu barang padat terhadap pergantian
panjang yang dialaminya. Sedangkan menurut (Amri dkk., 2019) modulus Young
merupakan nilai ketahanan sesuatu bahan kala dikenai gaya hingga terbentuknya
deformasi. Modulus Young berbanding lurus dengan kuat tarik. Modulus young
menyusut bersamaan dengan meningkatnya fleksibilitas. Nilai modulus young
berbanding lurus dengan nilai tensile strength serta berbanding terbalik dengan
nilai elongasi.
Menurut Soedojo (2004:33) yang menyatakan bahwa bahan elastis adalah
bahan yang mudah diregangkan serta cenderung pulihke keadaan semula, dengan
mengenakan gaya reaksi elastisitas atas gaya tegangan yang meregangkan-nya.
Pada hakekatnya semua bahan memiliki sifat elastik meskipun boleh jadi amat
sukar diregangkan. Sedangkan menurut Sarojo (2002:318), sifat elastik
adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah
gaya luar yang diberikan benda itu dihilangkan. Elastisitas adalah sifat benda
yang berdeformasi untuk sementara, tanpa perubahan yang permanen,
yaitu sifat untuk melawan deformasi yang terjadi. Sebuah benda dikatakan
elastik sempurna jika setelah gaya penyebab perubahan bentuk dihilangkan
benda akan kembali ke bentuk semula. Sekalipun tidak terdapat benda
yang elastik sempurna, tetapi banyak benda yang hampir elastik sempurna,
yaitu sampai deformasi yang terbatas disebut limit elastis.
Modulus elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan
antara tegangan dan regangan.Tegangan(𝜎) adalah besar gaya yang
bekerja.Sedangkan regangan (𝜖) adalah perubahan bentuk akiabat tegangan,diukur
sebagai rasio perubahan dari sejumlah dimensi benda terhadap dimensi awal
dimana perubahan terjadi.Semakin besar gaya tarik maka semakin besar pula
pertambahan panjangnya. Rumus regangan yaitu:

σ
E=
g
Dengan 𝜎 adalah tegangan aksial ,𝜖 adalah regangan aksual,dan E adalah
konstanta proporsinalitas yang dikenal dengan hukum Hooke.Sedangkan rumus
tegangan yaitu :
F
𝜎=
A
𝜎 =tegangan
F = gaya yang bekerja (N)
A = luas penampang (𝑚2)
Menurut hooke modulus young adalah besaran yang menyatakan sifat
elastis suatu bahan tertentu dan bahan menunjukkan langsung seberapa jauh
sebuah batang,kabel,atau pegas yang bersangkutan mengalami perubahan akibat
pengaruh beban.Konstanta k atau perbandinagn gaya terhadap perpanjangan
disebut konstanta gaya atau kekuatan pegas.Bilangannya sama dengan gaya yang
diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan satuan.Menentukan modulus young
dari suatu bahan tidak akan lepas pada elatisnya.Batas elastisitas suatu benda yaitu
tegangan terkecil yang akan menghasilkan gangguan permanen pada benda.Ketika
suatu benda diberi tegangan melebihi batasnya,benda tersebut tidak akan kembali
persis seperti keadaan awalnya setelah tegangan setelah tegangan tersebut
dihilangkan( Sulistyo Jati,2016).
Hubungan antara tegangan dan regangan sangan terkait dengan yang
namanya elastisitas. Apabila hubungan tegangna dan regangan digambarkan
dalam sebuah grafik,maka akan diketahui bahwa diagram tegangan dan regangan
akan terdapat banyak sekali perbedaanya dalam segi bentuk dan dari jenis
bendanya. Hubungan proporsional antara tegangan dan tegangan dalam percoban
ini adalah sesuai dengan Hukum Hooke.Beliau mengatakan bahwa” Jika gaya
tarik tidak melampaui batas elastisnya batang,maka pertambahan panjang batang
berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya,”.Dari pernyataan berikut
dapat dartikan bahwa semakin besar gaya bekerja, maka akan semakin bertambah
pula bendanya,begitu juga dengan sebaliknya semakin kecil gaya yang bekerja
pada benda maka beda yang digunakan akan kecil juga.Namun hukum ini tidak
berlaku lagi pada titik tertentu,yaitu titik batas elastisnya.Sebab batas elastisitas
adalah akhir dari regangan dan tegangan suatu benda yang diukur( Asi,2013).

Gambar 2.1 Batang dengan penampang segiempat

maka Y dapat dicari dengan persamaan 2.1 :

2 2
4wA B
Y= 3
a bLd

Gambar 2.2. Batang dengan penampang lintang lingkaran berongga


maka Y dapat dicari dengan persamaan 2.2 :
4 w A2 B 2
Y=
3 π ( R 4−r 4 ) dL

Jika pada batang diberi beban di tengah-tengahnya, maka :


L2
A=
4B
Jika kedua ujungnya ditahan, maka pada titik tengah batang
tersebut akan mengalami pelenturan, sehingga persamaan (2.1) menjadi :
3
wL
Y= 2
4 a bd
dan persamaan (2.2) menjadi :
3
wL
Y=
12 π ( R−r ) d
Keterangan :
d = besarnya lenturan pada tempat beban (m)
w = gaya berat yang diberikan pada pembebanan (Newton)
A = panjang batang dari tempat beban ke titik tumpu sebelah kiri (m)
B = panjang batang dari tempat beban ke titik tumpu sebelah kanan (m)
L = panjang batang antara kedua titik tumpu (m)
a = ukuran vertikal penampang batang (m)
b = ukuran horisontal penampang batang (m)
R = jari-jari luar penampang batang (m)
r = jari-jari dalam penampang batang (m)
Y = modulus elastisitas / modulus Young (Newton /m2)
2.3 Literatur
σ
E=
e

F ∆l
Oleh karena, 𝜎 = dan e = , maka rumus diatas bisa juga dituliskan menjadi:
A 10

F/A
E=
∆ l/ 10

Keterangan:
 E = Modulus elastisitas (young) (N/m2)
 𝜎 = Tegangan (N/m2)
 𝑒 = Regangan (Surya, 2009).
BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum elastisitas yaitu :
1. Alat pelentur 1 buah, alat yang dipasangi beban.
2. Batang – batang uji 1 buah, batan yang akan diuji keelastisitasannya.
3. Beban – beban 1 paket, benda yang digunakan sebagai beban.
4. Mistar 1 buah, alat pengukur yang digunakan untuk mengukur besaran
panjang.
5. Jangka sorong 1 buah, alat ukur yang digunakan untuk mengukur
ketebalan benda.
3.2 Desain Eksperimen
Gambar 3.1 Skema percobaan menentukan modulus elastisitas
(Sumber: Tim penyusun, 2021).

3.2.1 Variabel Eksperimen


Variabel yang digunakan pada praktikum ini ada tiga, yaitu: variabel
bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebasnya yaitu
panjang suatu benda yang diukur nilai modulus elastisitasnya. Variabel
terikatnya yaitu besar luas penampang pada batang yang digunakan.
Variabel kontrol yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu
benda.
3.2.2.1 Batang dengan penampang lintang segiempat
1. Diukur dimensi batang uji sesuai degan keutuhan
2. Diletakkan batang uji (untuk kedudukan b = ukuran horisontal
penampang batang dan a = ukuran vertikal penampang batang) pada
kedua titik tumpu (A = B = ½L) dan diberi tempat beban dalam
keadaan tanpa beban, kemudian dicatat kedudukan skala.
3. Ditambahkan beban (tanya assisten), dicatat kedudukan skala pada
tiap penambahan beban.
4. Dikurangi beban dan dicatat kedudukan skala pada tiap pengurangan
beban.
5. Diulangi langkah percobaan 1 – 4 sebanyak tiga kali.
6. Diulangi langkah percobaan 1 – 5 untuk batang uji tersebut, tetapi
sekarang kedudukan b=ukuran vertikal penampang batang dan
a=ukuran horisontal penampang batang.
7. Dilakukan percobaan untuk batang yang lain (tanya assisten).
3.2.2.2 Batang dengan penampang lintang lingkaran yang berongga
1. Dikur dimensi batang uji sesuai dengan kebutuhan.
2. Batang uji diletakkan pada kedua titik tumpu ( A = B = ½ L) dan
diberi tempat beban dalam keadaan tanpa beban, kemudain dicatat
kedudukan skala.
3. Ditambahkan beban (tanya assisten), dicatat kedudukan skala pada
tiap penambahan beban.
4. Dikurangi beban dan dicatat kedudukan skala pada tiap pengurangan
beban.
5. Diulangi langkah percobaan 1 – 4 sebanyak tiga kali.
3.2.2.3 Batang dengan penampang lintang lingkaran pejal
1. Diambil batang dengan penampang lintang berbentuk lingkaran pejal,
2. Batang uji diletakkan pada kedua titik tumpu ( A = B = ½ L) dan
diberi tempat beban dalam keadaan tanpa beban, kemudain dicatat
kedudukan skala.
3. Ditambahkan beban (tanya assisten), dicatat kedudukan skala pada
tiap penambahan beban.
4. Dikurangi beban dan dicatat kedudukan skala pada tiap pengurangan
beban.
5. Diulangi langkah percobaan 1 – 4 sebanyak tiga kali.
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Ralat
Ralat dari pratikum pengukuran dasar adalah sebagai berikut :

 Ralat Tegangan

F
σ=
A

=
Tegangan (N/
m2 atau Pa)
F=
Gaya
(N)
A = Luas penampang (m2)
 Ralat Regangan

∆L
e=
Lo
e = Regangan
ΔL = Pertambahan panjang (m)
Lo = Panjang mula-mula (m)

 Ralat Modulus Young

σ
E=
e

E=Modulus elastisitas (N/m)


e = Regangan
σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)

3.3.2 Tabel
3.3.2.1 Penampang Lintang Segi Empat dimana a
Sebagai Ukuran Vertikal dan b Sebagai Ukuran
Horizontal.

n w d (m) a (m) b (m) L (m) Y (Y-Y̅ )2


(N) (x109N/m2)
1 0,5 0,004 0,0056 0,012 0,9 113,91 187,04
2 0,5 0,0035 0,0056 0,012 0,9 130,18 6,74
3 0,5 0,0035 0,0056 0,012 0,9 130,18 5,74
4 1 0,006 0,0056 0,012 0,9 151,88 590,13
5 1 0,0065 0,0056 0,012 0,9 140,19 159,01
6 1 0,0065 0,0056 0,012 0,9 140,19 159,01
7 0,5 0,004 0,0056 0,012 0,9 113,91 187,04
8 0,5 0,004 0,0056 0,012 0,9 113,91 187,04
9 0,5 0,004 0,0056 0,012 0,9 113,91 187,04
Y rata- 127,58
rata =
STDev 5,11
Y=

3.3.2.2 Penampang Lintang Segiempat dimana b


Sebagai Ukuran Vertikal dan a Sebagai
Ukuran Horizontal.

n w d (m) a (m) b (m) L (m) Y (x109N/m2) (Y̅-Y)2


(N)
1 0,5 0,001 0,0056 0,012 0,9 455,63 2562,89
2 0,5 0,001 0,0056 0,012 0,9 455,63 2562,89
3 0,5 0,001 0,0056 0,012 0,9 455,63 2562,89
4 1 0,0015 0,0056 0,012 0,9 607,50 10251,56
5 1 0,002 0,0056 0,012 0,9 455,63 2562,89
6 1 0,002 0,0056 0,012 0,9 455,63 2562,89
7 0,5 0,0005 0,0056 0,012 0,9 911,25 164025,00
8 0,5 0,0015 0,0056 0,012 0,9 303,75 41006,25
9 0,5 0,0015 0,0056 0,012 0,9 45563 2562,89
Y rata- 506,25
rata =
STDev 60,03
Y=
3.3.2.3 Modulus Young Batang dengan
Penampang Lintag Lingkaran Berongga

n w d (m) R (m) r (m) L (m) Y (x109N/m2) (Y̅-Y)2


(N)
1 0,5 0,0005 0,005 0,004 0,9 77,39 205,35
2 0,5 0,0005 0,005 0,004 0,9 77,39 205,35
3 0,5 0,001 0,005 0,004 0,9 38,7 593,41
4 1 0,001 0,005 0,004 0,9 77,39 205,35
5 1 0,001 0,005 0,004 0,9 77,39 205,35
6 1 0,002 0,005 0,004 0,9 38,7 593,41
7 0,5 0,0005 0,005 0,004 0,9 77,39 205,35
8 0,5 0,0005 0,005 0,004 0,9 77,39 205,35
9 0,5 0,0015 0,005 0,004 0,9 25,8 1388,31
Y rata- 63,06
rata =
STDev 183,67
Y=
3.3.2.4 Modulus Young dengan Batang Penampang pejal

n w d (m) R (m) L (m) Y (x109N/m2) (Y-Y̅ )2


(N)
1 0,5 0,002 0,002 0,9 158,48 181,50
2 0,5 0,0025 0,002 0,9 126,78 2040,12
3 0,5 0,001 0,002 0,9 316,96 21026,80
4 1 0,004 0,002 0,9 158,48 181,50
5 1 0,0045 0,002 0,9 140,87 966,01
6 1 0,0035 0,002 0,9 181,12 84,05
7 0,5 0,0025 0,002 0,9 126,78 2040,12
8 0,5 0,0025 0,002 0,9 126,78 2040,12
9 0,5 0,0015 0,002 0,9 211,30 1548,74
Y rata- 171,95
rata =
STDev 21,69
Y=
BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil Perhitungan modulus Young dari berbagai jenis batang:
No Hasil
Jenis Pengukuran
Batang GN/m2
1 Batang dengan penampang lintang segiempat (506,25 ± 1,31)
dimana
ketebalan penampang bagian vertikal > horizontal
2 Batang dengan penampang lintang segiempat (127,58 ± 21,1)
dimana
ketebalan penampang bagian vertikal < horizontal
3 Batang dengan penampang lintang lingkaran (63,06 ±
berongga 0,0267)
4 Batang dengan penampang lintang lingkaran pejal (171,95 ± 1,13)

4.2 Pembahasan
Bentuk suatu bahan sangat berpengaruh terhadap besar nilai suatu modulus
elastisitas. Jika melihat dari persamaan modulus elastisitas yaitu
tegangan/renggangan di mana tegangan merupakan hasil bagi antara gaya dengan
area atau luas permukaan. Sehingga bentuk luas permukaan akan memengaruhi
secara langsung terhadap nilai suatu modulus elastisitas. Sebagai contoh suatu
bahan dengan luas permukaan berbentuk bola berbeda dengan bahan berbentuk
balok atau tabung yang menyebabkan luas permukaannya berbeda.
Pengaruh jenis batang terhadap nilai Modulus Elastisitas ialah variabel yang
akan digunakan dalam rumus perhitungan modulus elastisitas. Untuk jenis batang
dengan penampang lintang segiempat, variabel yang digunakan adalah a dan b.
variabel yang digunakan untuk jenis batang dengan penampang lintang lingkaran
berongga adalah R dan r. kemudian, untuk variabel jenis batang penampang
lintang lingkaran pejal adalah R. Sehingga, variabel-variabel itu akan
memengaruhi hasil dari nilai modulus elastisitasnya.
Nilai modulus elastisitas pada batang dengan penampang lingkaran dan
lingkaran berongga akan mempengaruhi sifat dari benda. Benda yang berongga
memiliki luas penampang yang lebih besar dari pada pada lingkaran pejal. Hal ini
disebabkan lingkaran berongga memiliki jari-jari luar dan jari-jari dalam.
Sedaangkan, lingkaran pejal hanya memiliki jari-jari luar. Semakin renggang
suatu benda maka benda memiliki nilai modulus young semakin tinggi. Sehingga,
benda semakin lentur, sedangkan semakin rapat suatu benda maka benda memiliki
nilai modulus young semakin rendah yang menjadikan benda semakin padat.
Semua benda memiliki nilai elastisitas yang berbeda-beda. Hal umum yang
mempengaruhinya adalah perbedaan bahan dari benda dan yang lebih spesifik lagi
adalah pebedaan luas penampamg suatu benda. Semakin luas penampang benda
maka semakin kecil nilai elastisitasnya karena memiliki persamaan yang
berbanding terbalik. Batang lingkaran yang semakin rapat maka, akan didapatkan
nilai modulus elastisitas yang semakin rendah dan benda semakin padat.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan adalah Setiap benda yang
memiliki luas penampang yang berbeda akan memiliki nilai modulus yang
berbeda. Semakin besar luas penampang benda akan semakin kecil nilai modulus
elastisitasnya. Semkin rapat luas penampang lingkaran pada batang maka semakin
padat suatu batang.
5.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 29
September 2021, praktikan sebaiknya terlebih dahulu materi sebelum melakukan
praktikum. Sehingga, akan lebih mudah memahami apa yang harus dilakukan.
Praktikan juga harus teliti dalam melakukan pengukuran dan pembacaan skala
pada saat pengukuran agar hasilnya sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, I., khairani, dan Irdoni. 2019. Studi karakteristik sintesis bioplastik
menggunakan bahan dasar ubi kayu dengan variasi penambahan
selulosa nanas dan pengadukan. CHEMPUBLISH JOURNAL.
4(2):62–70.
Asi, H.W. 2013 Laporan Elastisitas .http;// asshw.blogspot.`co.id/9013/11/
Laporan elastisitas.html.Diakses pada tanggal 26 Oktober 2017.
Dendy, A. D., dan A. Bakar. 2015. Analisis kekuatan struktural landing skid
akibat impact saat landing dengan variasi bebab pada helikopter
synergy n9. Indept. 5(2): 35-45
Pratama, C. P. dan D. Wulandari. 2020. RANCANG bangun aplikasi trainer
hukum hooke dengan menggunakan ceisaleo pandu pratama diah
wulandari. Jurnal Rekayasa Mesin. 06(01):83–89.
Rusianto, T. dan A. A. P. Susastriawan. 2021. Getaran Mekanis.
Yogyakarta: Akprind Press.
Sulistio,jati.2016.ModulusElastisitas..http;//jatisulistiyo.blogspot.co.id/
2016/05/ modulus-elastisitas .html.Diakses pada tanggal 16 oktober
2017.
Tefa, M. dan I. Edi Santosa. 2017. Pengukuran modulus young dengan
analisis keadaan resonansi batang aluminium yang bergetar
menggunakan imagemeter. Prosiding SNFA (Seminar Nasional
Fisika Dan Aplikasinya). 2:346.
Wardana Jaya,Wisnu 2014 Laporan praktikum modulus elastisitas.http;//
wisnujayawardana.wordpress.com/2014 /03/11/ Laporan –
praktikum- modulus-elastisitas html.Diakses pada 26 Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai