Anda di halaman 1dari 25

HUKUM HOOKE

PADA PEGAS

Lembar
Kerja
Peserta
Didik

Prepared for
SMA/MA Kelas XI
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha Esa karena rahmat dan karunia-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Virtual Lab
dengan judul Hukum Hooke Pada Pegas sebagai bagian dari tugas akhir penulis.
LKPD ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
peserta didik.

LKPD berbasis virtual lab bertujuan menyediakan materi pembelajaran hukum


Hooke untuk peserta didik pada SMA/MA Kelas XI. LKPD berbasis virtual lab
mengaitkan pembelajaran laboratorium secara virtual yang seolah-olah
menempatkan peserta didik pada laboratorium sesungguhnya.

Penulis berharap agar LKPD ini dapat memberi manfaat bagi peserta didik,
khususnya siswa SMA/MA kelas XI. LKPD ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu segara kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan agar LKPD
ini menjadi produk yang lebih baik.

Hasanuddin Wirabuana
Penulis
MENTORING

Dr. Muhammad Qaddafi, S.Si., M.Si. Sudirman, S.Pd. M.Pd.


Fenomena

Jembatan Golden Gate adalah sebuah jembatan


gantung di sepanjang Golden Gate, sebuah
bukaan dari Samudra Pasifik ke Teluk San
Francisco. Jembatan ini menghubungkan kota San
Francisco, California di Semenanjung San
Francisco dan Kabupaten Marin, California.
Panjang jembatan keseluruhan 2.727 m, jarak
antara menara adalah 1,280 m, dan ketinggiannya
adalah 230 m di atas permukaan air. Tahukah
kamu apa saja syarat yang diperlukan untuk
membangun jembatan megah dan kokoh seperti
jembatan Golden Gate? Para insinyur memilih
bangunan berdasarkan dua hal, yaitu (1) harga
dan (2) kekuatannya. Kekuatan sebuah bahan
dipilih berdasarkan tujuan pembangunannya.
Pekembangan sains dan teknologi di bidang
material memungkinkan kita untuk membangun
jembatan yang lebih lebar dan panjang serta
hemat biaya (ekonomis). Salah satu faktor untuk
menentukan kekuatan suatu bahan adalah dengan
mengetahui sifat elastisitasnya.
Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Fenomena
Virtual laboratory
Peta Konsep

Hukum Hooke pada Pegas


 Kompetensi Dasar
 Indikator
 Tujuan
 Petunjuk
A. Pengaruh Gaya pada Elastisitas Bahan
B. Alat dan Bahan
C. Cara Kerja
D. Tabel Data Pengamatan
E. Analisis Data
F. Kesimpulan

Referensi
Tahukah kamu apa itu praktikum
berbasis virtual laboratory?
Praktikum berbasis virtual laboratory merupakan serangkaian alat-alat
laboratorium yang berbentuk perangkat lunak/komputer berbasis multimedia
interaktif yang dioperasikan dengan komputer dan mensimulasikan kegiatan
di laboratorium seakan-akan pengguna pada laboratorium sebenarnya.

Pada saat ini virtual laboratory sudah banyak dikembangkan, salah satunya
adalah virtual laboratory yang dikembangkan oleh University of Colorado
Amerika Serikat, yaitu Physics Education Technology (PhET). Di dalam PhET
terdapat simulasi yang bersifat teori dan percobaan yang melibatkan
pengguna secara aktif. Pengguna dapat memanipulasi kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan eksperimen, sehingga selain dapat membangun konsep,
PhET juga dapat digunakan untuk memunculkan keterampilan proses sains.
Keuntungan yang ditawarkan PhET, yaitu dapat diakses dan diunduh secara
bebas dan tanpa berbayar (freeware) pada situs http:// PhET.colorado.edu.,
serta dapat digunakan tanpa terkoneksi dengan internet (offline). Selain itu,
beberapa simulasi pada PhET telah diterjemahkan dalam versi bahasa
Indonesia. Dengan adanya program PhET ini memungkinkan dapat digunakan
untuk praktikum mata pelajaran fisika di SMA yang tentunya harus dilengkapi
dengan LKPD dari setiap judul yang dipraktikkan sesuai dengan KD yang ada
sehingga semua konsep yang ada dalam kurikulum bisa diajarkan.
Peta Konsep

Benda

Elastis Tidak Elastis

Tegangan Regangan Hukum Hooke Pegas

Modulus Young Seri Paralel


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
HUKUM HOOKE PADA PEGAS
Sekolah : SMA Negeri 2 Jeneponto
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Nama Kelompok :
1. .....................................

2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................

Kompetensi Dasar
C.3.7.Melakukan percobaan tentang hubungan antara gaya dan
pertambahan panjang pada pegas
C3.8. Menghitung nilai konstanta pegas

Indikator
C.3.7.1. Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan
pertambahan panjang pada pegas
C.3.8.1. Mampu melakukan analisis data perhitungan dalam penentuan nilai
konstanta pegas berdasarkan hukum Hooke

Tujuan
1. Menyelidiki hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pada pegas
2. Menentukan nilai konstanta pada pegas berdasarkan hukum Hooke

Petunjuk
1. Duduklah bersama teman kelompok yang telah
dibagikan
2. Baca dan pelajari konsep elastisitas dengan
cermat. Jika informasi yang disampaikan kurang
jelas, tanyakanlah kepada guru yang
bersangkutan
3. Lakukan kegiatan berdasarkan cara kerja yang
telah disediakan dalam LKPD ini
4. Lakukan kegiatan analisis data berdasarkan data
hasil percobaan
5. Siapkan jawaban berdasarkan hasil diskusi
kelompok Anda dan jawablah pertanyaan yang
telah disediakan
A Pengaruh Gaya pada Elastisitas Bahan
Coba kalian regangkan karet gelang! Coba pula regangkan plastisin!
Apa yang terjadi pada keduanya setelah kalian regangkan? Tentu
keduanya akan berubah bentuk karena kita kenai gaya pada kedua
benda tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan sifat elastisitas bahan
yang memengaruhi keadaannya setelah gaya kita hilangkan (Haryadi,
2009, 47).
Elastisitas Zat Padat
Semua benda, baik yang berwujud padat, cair, ataupun gas akan
mengalami perubahan bentuk dan ukurannya apabila benda tersebut
diberi suatu gaya. Benda padat yang keras sekalipun jika dipengaruhi
oleh gaya yang cukup besar akan berubah bentuknya. Ada beberapa
benda yang akan kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan,
tetapi ada juga yang berubah menjadi bentuk yang baru. Hal itu
berkaitan dengan sifat elastisitas benda. Apakah yang dimaksud
elastisitas? Bagaimana pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan?
(Haryadi, 2009, 48).

Elastisitas adalah sifat benda yang


cenderung mengembalikan keadaan ke
bentuk semula setelah mengalami
perubahan bentuk karena pengaruh
gaya (tekanan atau tarikan) dari luar.
Benda-benda yang memiliki elastisitas
atau bersifat elastis, seperti karet
gelang, pegas, dan pelat logam disebut
benda elastis (Gambar A1). Adapun
Gambar A1. Sifat benda-benda yang tidak memiliki
elastisitas pada pegas
elastisitas (tidak kembali ke bentuk
awalnya) disebut benda plastis. Contoh
benda plastis adalah tanah liat dan
plastisin (lilin mainan) (Haryadi, 2009,
48).

Ketika diberi gaya, suatu benda akan


mengalami deformasi, yaitu perubahan
ukuran atau bentuk. Karena mendapat
gaya, molekul-molekul benda akan
bereaksi dan memberikan gaya untuk
Gambar A2. Sifat menghambat deformasi. Gaya yang di-
elastisitas pada pegas
berikan kepada benda dinamakan gaya luar, sedangkan gaya reaksi oleh
molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar dihilangkan,
gaya dalam cenderung untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda
ke keadaan semula. Apabila sebuah gaya F diberikan pada sebuah pegas
(Gambar A2), panjang pegas akan berubah. Jika gaya terus diperbesar,
maka hubungan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang
diberikan dapat digambarkan dengan grafik seperti pada Gambar A.3.
(Haryadi, 2009, 48).

Berdasarkan grafik tersebut,


garis lurus OA menunjukkan
besarnya gaya F yang sebanding
dengan pertambahan Panjang x.
Pada bagian ini pegas dikatakan
meregang secara linier. Jika F
diperbesar lagi sehingga
melampaui titik A, garis tidak
lurus lagi. Hal ini dikatakan
batas linieritasnya sudah Gambar A3. Grafik
hubungan gaya dengan
terlampaui, tetapi pegas masih pertambahan panjang
bisa kembali ke bentuk semula pegas
(Haryadi, 2009, 48).

Apabila gaya F diperbesar terus sampai melewati titik B, pegas


bertambah panjang dan tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya
dihilangkan. Ini disebut batas elastisitas atau kelentingan pegas. Jika
gaya terus diperbesar lagi hingga di titik C, maka pegas akan putus.
Jadi, benda elastis mempunyai batas elastisitas. Jika gaya yang diberikan
melebihi batas elastisitasnya, maka pegas tidak mampu lagi menahan
gaya sehingga akan putus (Haryadi, 2009, 48).

Tegangan dan Regangan


Perubahan bentuk dan ukuran benda bergantung pada arah dan letak
gaya luar yang diberikan. Ada beberapa jenis deformasi yang
bergantung pada sifat elastisitas benda, antara lain tegangan (stress)
dan regangan (strain). Perhatikan Gambar A4 yang menunjukkan sebuah
benda elastis dengan panjang L0 dan luas penampang A diberikan gaya
F sehingga bertambah panjang L. Dalam keadaan ini, dikatakan benda
mengalami tegangan.
Tegangan menunjukkan kekuatan
gaya yang menyebabkan perubahan
bentuk benda. Tegangan (stress)
didefinisikan sebagai perbandingan
antara gaya yang bekerja pada benda
dengan luas penampang benda.
Secara matematis dituliskan:

F dengan:
 =  = tegangan (Pa)
A
F = gaya (N) Gambar A4. Benda
A = luas penampang (m2) elastis dengan
pertambahan panjang
 L.

Satuan SI untuk tegangan adalah pascal


(Pa), dengan konversi: 1 Pa = 1 N/m2.
Tegangan dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu regangan, mampatan, dan
geseran, seperti ditunjukkan pada
Gambar A5.

Adapun regangan (strain) didefiniskan


sebagai perbandingan antara
pertambahan panjang batang dengan
panjang mula-mula dinyatakan:

dengan:
L
e = e = regangan
L
L= pertambahan panjang
(m)
L = panjang mula-mula (m)

Regangan merupakan ukuran mengenai


seberapa jauh batang tersebut berubah
bentuk. Tegangan diberikan pada materi
dari arah luar, sedangkan regangan
adalah tanggapan materi terhadap
tegangan. Pada daerah elastis, besarnya
tegangan berbanding lurus dengan
regangan. Perbandingan antara
tegangan dan regangan benda tersebut
Gambar A5. Jenis-jenis
tegangan disebut modulus elastisitas atau
modulus Young.
Pengukuran modulus Young dapat dilakukan dengan menggunakan
gelombang akustik, karena kecepatan jalannya bergantung pada
modulus Young. Secara matematis dirumuskan:
dengan:
L
e = E = modulus Young (N/m2)
L
 = tegangan
E = regangan
Nilai modulus Young hanya bergantung pada jenis benda (komposisi
benda), tidak bergantung pada ukuran atau bentuk benda. Nilai
modulus Young beberapa jenis bahan dapat kalian lihat pada Tabel 1.
Satuan SI untuk E adalah pascal (Pa) atau Nm2.

Tabel 1. Nilai modulus Young beberapa jenis bahan


Bahan Modulus Young (N/m2)
Aluminium 70 x 109
Baja 200 x 109
Besi 100 x 109
Beton 20 x 109
Granit 45 x 109
Karet 0,5 x 109
Kuningan 90 x 109
Nikel 210 x 109
Nilon 5 x 109
Timah 16 x 109

Hukum Hooke
Hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dengan pertambahan
panjang pegas x pada daerah elastisitas (Gambar A6) pertama kali
dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 - 1703), yang kemudian dikenal
dengan Hukum Hooke. Pada daerah elastis linier, besarnya gaya F
sebanding dengan pertambahan panjang x. Secara matematis
dinyatakan:

F =k.x

dengan:
F = gaya yang dikerjakan pada pegas (N)
x = pertambahan panjang (m)
k = konstanta pegas (N/m)
Pada saat ditarik, pegas mengadakan gaya
yang besarnya sama dengan gaya tarikan
tetapi arahnya berlawanan (Faksi = -Freaksi). Jika
gaya ini disebut gaya pegas FP maka gaya ini
pun sebanding dengan pertambahan panjang
pegas.
Fp = -F
Fp = -k.x
dengan:
Fp = gaya pegas (N).
Berdasarkan persamaan di atas, hukum Hooke
dapat dinyatakan: Pada daerah elastisitas
benda, besarnya pertambahan panjang
sebanding dengan gaya yang bekerja pada
benda.
Sifat pegas seperti ini banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya pada neraca
pegas dan pada kendaraan bermotor (pegas
sebagai peredam kejut).
B Alat dan Bahan
1. Komputer/laptop
2. Proyektor (jika diperlukan)
3. File PhET masses-and-springs-en
4. Software MS Excell

C Cara Kerja
1. Bukalah file Phet bernama Masses and Springs yang telah tersedia
secara offline di komputer/laptop masing-masing, atau bisa pula
membuka file tersebut secara online dengan browser Google Chrome
pada alamat https://phet.colorado.edu/in/

2. Klik simulations pada menu yang terletak pada bagian pojok kanan
atas, pilih subject dengan mencentang Work, Energi, & Power, lalu
pilih Masses and Springs.
3. Pilih Lab

4. Sehingga jendela utama dari simulasi percobaan Hooke telah tersedia


dengan tampilan sebagai berikut.

5. Aturlah terlebih dahulu


kondisi gaya gravitasi bumi
(Earth Gravity) dengan nilai
sebesar 9,8 m/s2.

6. Untuk PEGAS A, aturlah softness (spring contsant) pada skala 3, klik


alat bantu Natural Length agar presisi ujung dari pegas lebih jelas
ditandai dengan garis putus-putus berwarna biru, kemudian ukur
dan catat panjang awal (L0) Pegas A dengan bantuan mistar.

7. Atur beban pertama pada keadaan 50 gram dan kaitkan beban


tersebut pada pegas A, untuk menghentikan gerakan pegas maka
klik tanda bulat yang berwarna merah. Ukur dan catat kembali
panjang pegas (Lt).
8. Catat hasil pengukuran pada tabel.
9. Ulangi cara kerja pada tahapan 7 di atas dan lakukan untuk massa
beban selanjutnya, yaitu 100 gram, 150 gram, 200 gram, dan 250
gram.
10. Ulangi cara kerja pada tahapan 6,
7, 8, dan 9 di atas namun dengan
menggunakan softness (spring
constant) pada skala 6. Data ini
selanjutnya adalah data untuk
jenis pegas kedua (Pegas B).

11. Percobaan virtual ini dilaksanakan secara berkelompok, oleh


karena itu setiap kelompok melakukan pengambilan data pada
pegas A maupun Pegas B dengan, dengan perlakuan
membedakan skala softness spring dari setiap kelompok

D Tabel Data Pengamatan


1. Pegas A
Skala Softness spring :3
Panjang pegas mula-mula (Lo) : 47 cm atau 0,47 meter
Gaya Pertambahan
Massa Massa Panjang Akhir
F = massa panjang (L)
No. beban beban Pegas (Lt)
x gv L = Lt - Lo
(g) (Kg) (m)
(N) (m)
1 50 0,05 0,55 0,49 0,08
2
3
4
5
Keterangan:
g = gram
Kg = kilogram
m = meter
N = Newton
gv = gaya gravitasi bumi (9,8 m/s2)

2. Pegas B
Skala Softness spring :6
Panjang pegas mula-mula (Lo) : ..... cm atau ....... meter
Gaya Pertambahan
Massa Massa Panjang Akhir
F = massa panjang (L)
No. beban beban Pegas (Lt)
x gv L = Lt - Lo
(g) (Kg) (m)
(N) (m)
1 50 0,05
2
3
4
5
Keterangan:
g = gram
Kg = kilogram
m = meter
N = Newton
gv = gaya gravitasi bumi (9,8 m/s2)

E Analisis Data & Grafik


1. Misalkan data hasil pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Pegas A
- Skala Softness spring :3
- Panjang pegas mula-mula (Lo) : 47 cm atau 0,47 meter
Gaya Pertambahan
Massa Massa Panjang Akhir
F = massa panjang (L)
No. beban beban Pegas (Lt)
x gv L = Lt - Lo
(g) (Kg) (m)
(N) (m)
1 50 0,05 0,55 0,49 0,08
2 70 0,07 0,58 0,686 0,11
3 90 0,09 0,61 0,882 0,14
4 140 0,14 0,69 1,372 0,22
5 200 0,20 0,79 1,96 0,32

- Buatlah grafik dengan bantuan Microsoft Excell untuk menemukan


G konstanta
r a f ik H ubun ga n P ert a m ba ha n P a nj a n g P eg a s (  L ) D enga n G a y a
gaya
(F)

2.5

2
f(x) = 6.11 x + 0.01
R² = 1
Gaya F (N)

1.5

0.5

0
0. 05 0. 1 0. 15 0. 2 0. 25 0. 3 0. 35

Pertambahan Panjang Pegas (Meter)

a. Hitung konstanta pegas A berdasarkan persamaan linier pada grafik yang


Anda peroleh!

Jawab:
Hukum Hooke F = k . L
Persamaan linier y = mx + c =6,1119x + 0,0145
sehingg k = m = 6,1119 N/m
b. Analisislah ketelitian konstanta pegas A!

Jawab:
Ketelitian = R2 x 100% = 0,9996 x 100% = 99,96%
Ketidakpastian Relatif KR = 100% - 99,96% = 0,04%
Artinya berhak untuk penulisan 4 angka penting, sehingga diperoleh
K = 6,112 N/m

c. Analisislah / cari angka ketidakpastian mutlak pegas A!

Jawab:
Mencari ketidakpastian mutlak untuk nilai konstanta pegas k
KR = x 100%
k = = = 0,0024448

d. Berdasarkan analisis data pada langkah a, b, dan c di atas, maka


tentukan nilai konstanta gaya pegas A?

Jawab:
Nilai konstanta pegas A = (k ± k) N/m
= (6,112 ± 0,002) N/m

2. Pegas B

- Skala Softness spring :6


- Panjang pegas mula-mula (Lo) : ..... cm atau ....... meter
No. Massa Massa Panjang Akhir Gaya Pertambahan
beban beban Pegas (Lt) F = massa panjang (L)
(g) (Kg) (m) x gv L = Lt - Lo
(N) (m)
1 50 0,05
2
3
4
5

- Buatlah grafik dengan bantuan Microsoft Excell untuk menemukan


konstanta gaya

a. Hitung konstanta pegas A berdasarkan persamaan linier pada grafik yang


Anda peroleh!
b. Analisislah ketelitian konstanta pegas A!

Jawab:

c. Analisislah / cari angka ketidakpastian mutlak pegas A!

Jawab:

d. Berdasarkan analisis data pada langkah a, b, dan c di atas, maka


tentukan nilai konstanta gaya pegas A?

Jawab:

E Pembahasan
1. Berdasarkan hasil percobaan, tunjukkan fenomena elastisitas dalam
simulasi PhET dan jelaskan bahwa dalam praktikum terdapat elastisitas
pegas!

Jawab:

2. Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan menggunakan PhET,


bagaimanakah hubungan antara Gaya (F) terhadap pertambahan panjang
pegas (L)?

Jawab:

3. Bandingkan kedua grafik berdasarakan nilai konstanta pegas. Pegas


manakah yang paling elsatis?

Jawab:
F. Kesimpulan

Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..........................................................

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..........................................................
Daftar Pustaka

Abdurrahman, Satrio. Praktikum Virtual Hukum Hooke dengan Phet dan Ms Excel
Fisika XI SMA diakses dari https://www.youtube.com/watch?
v=ITt9amByp4Y&t=156s pada tanggal 12 Mei 2021

Haryadi, Bambang. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: CV. Teguh Karya.

Nurainun, Dhessy. (2016). Aplikasi PHET (Physics Education and Technomogy).


Blog. http://dhessynurainun012.blogspot.com/2016/11/aplikasi-phet-
physics-education-and.html diakses pada 8 Mei 2021.

Univeristy of Colorado Boulder. 2021. https://phet.colorado.edu/, diakses pada


12 Mei 2021.
Ju

Jurusan Pendidikan Fisika


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Anda mungkin juga menyukai