Anda di halaman 1dari 296

Fisika Kelas X i

Fisika
untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
Penulis : Pujianto, Supardianningsih, Risdiyani Chasanah
Penyunting/Editor : Adip Ma’rifu Sururi, Dhara Nurani, Rinawan Abadi
Perancang Desain Kover : Zein Mustaghfir, Rahmat Isnaini
Pembuat Kover : Sumartono
Penata Tata Letak/Layouter : Agus Suyono, C. Sutarni, Heru Suhartono, Retno Bintari, Titik
Setyawati
Ilustrator/Juru Gambar : Arif Nursahid, Galih Wahyu Suseno, Jarot Raharjo, Sumartono
Pemeriksa dan Pengoreksi Tata Letak : Budi Waluyo, Rahmat Isnaini, Budi Santosa
Sumber Foto Kover : https://www.flickr.com/photos/noodlefish/6333242022/in/
photostream/
Pengoreksi Ketikan : Sawitri
Pengendali Mutu : Risdiyani Chasanah
Penanggung Jawab Produksi : Sriyono

© Hak cipta dilindungi undang-undang, 2016 pada Pujianto, Supardianningsih, Risdiyani Chasanah dan
hak penerbitan pada PT Intan Pariwara, Anggota IKAPI Nomor 016/JTE/79, Nomor Kode Penerbitan:
IP/220/2016.
Dilarang mencetak ulang, menyimpan dalam sistem retrival, atau memindahkan dalam bentuk apa
pun dan dengan cara bagaimanapun, elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dan sebagainya, tanpa
izin tertulis dari penerbit. Kode file: IP3_FIS10_TXT16

PT Intan Pariwara

Jalan Ki Hajar Dewantara, Kotak Pos 111, Klaten 57438, Indonesia,


Telp. (0272) 322441, Fax (0272) 322607, e-mail: intan@intanpariwara.co.id
Layanan Konsumen: 0272 - 310 - 1515, e-mail: cs@intanpariwara.co.id

Perpustakaan Nasional RI–Katalog dalam Terbitan (KDT)


Pujianto
Fisika untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam / Pujianto, Supardianningsih,
Risdiyani Chasanah, Rinawan Abadi; Editor, Adip Ma’rifu Sururi, Dhara Nurani, Rinawan Abadi..–Klaten:
PT Intan Pariwara, 2016.
x + 286 hlm; 17,6 X 25 cm.
ISBN: 978-979-28-1576-4 (no. jil. lengkap)
ISBN: 978-979-28-1577-1 (jil. 1)
1. Fisika–Studi dan pengajaran.
I. Fisika untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam.
II. Pujianto, Supardianningsih, Risdiyani Chasanah, Rinawan Abadi.
III. Adip Ma’rifu Sururi, Dhara Nurani, Rinawan Abadi.
ii Fisika Kelas X 530
Kurikulum 2013 yang disempurnakan menggunakan modul pembelajaran langsung
(direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah
pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar.
Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung yang disebut
dengan dampak pembelajaran (instructional effect). Pembelajaran langsung digunakan untuk
mencapai kompetesi pengetahuan (KI 3) dan kompetensi keterampilan (KI 4). Sementara
kompetensi sikap (spiritual dan sosial) dicapai melalui pembelajaran tidak langsung.
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect).
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang disempurnakan, baik secara langsung
maupun tidak langsung menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses
keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran
kontekstual. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa dibawa ke situasi dunia nyata atau
dibawa ke pengalaman hidup yang dialami sehari-hari. Model pembelajaran kontekstual
yang sesuai dengan pendekatan saintifik, misalnya discovery learning, project-based learning,
problem-based learning, dan inquiry learning.
Buku Fisika Kelas X yang diperuntukkan siswa kelas X SMA/MA ini disusun berdasarkan
Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan, baik secara materi maupun konsep
pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan memperoleh manfaat secara maksimal
jika pembelajaran setiap materi dalam buku ini menggunakan pendekatan saintifik dengan
mengaplikasikan pembelajaran berbasis aktivitas (activity based learning).
Buku Fisika Kelas X ini memuat sebelas materi pokok, yaitu Bab I Ruang Lingkup Fisika,
Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja, Bab II Besaran Fisika dan Pengukurannya, Bab III
Vektor, Bab IV Gerak Lurus, Bab V Analisis Vektor pada Gerak Parabola, Bab VI Gerak
Melingkar dan Penerapannya, Bab VII Dinamika Partikel, Bab VIII Hukum Newton tentang
Gravitasi dan Hukum Kepler, Bab IX Usaha dan Energi, Bab X Momentum, Impuls, dan
Tumbukan, serta Bab XI Getaran Harmonis. Oleh karena buku ini disusun berbasis kegiatan,
pembelajarannya harus menggunakan tahapan 5M yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mengeksplorasi/eksperimen, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
Dengan menerapkan pembelajaran langsung dan tidak langsung, diharapkan semua
kompetensi, baik kompetensi sikap (spiritual dan sosial) serta kompetensi pengetahuan
(KI 3) dan kompetensi keterampilan (KI 4) dapat tercapai secara maksimal. Akhirnya, semoga
buku ini dapat memberi kontribusi terhadap dunia pendidikan di Indonesia, khususnya
dalam pembelajaran Fisika SMA/MA.
Klaten, Maret 2016

Penyusun

Fisika Kelas X iii


Buku ini akan membawa Anda ke dalam dunia pembelajaran yang berbeda. Anda
akan memahami lebih dekat dimensi alam dan dimensi manusia beserta keterkaitannya.
Nah, semua itu akan Anda temukan melalui ragam rubrik dalam buku ini.
Peta Konsep
Dengan membaca peta konsep, Anda akan
mendapat gambaran tentang materi yang akan
dipelajari. Sebelum Anda memulai mempelajari
materi, sempatkan menyimak Peta Konsep
terlebih dahulu.
Apersepsi
Melalui apersepsi, Anda akan menemukan
hubungan antara dunia nyata dengan materi
yang akan Anda pelajari. Apersepsi dapat
disebut sebagai media penghubung antara dunia
nyata dengan materi.

Kata-kata yang akan membantu memori Anda Rubrik ini merupakan ajang untuk berpendapat dan
”merekam dan memanggil” materi yang dipelajari. memberi tanggapan. Berbekal pengetahuan yang
telah dipelajari, Anda diharapkan dapat mencoba
memberi solusi terhadap berbagai permasalahan
yang ada di sekitar kita.
Merupakan kegiatan penemuan terbimbing (discovery)
dalam rangka menemukan konsep atau prinsip.
Rubrik ini mengajak Anda melakukan kegiatan
mengamati, menanya, mengasosiasi, sekaligus Soal-soal yang tersaji dalam rubrik ini berperan
mengomunikasikan hasil kegiatan. sebagai indikator keberhasilan Anda. Oleh karena
itu, disarankan untuk tidak beralih ke materi lain
sebelum Anda dinyatakan lolos oleh rubrik ini.

Rubrik ini masih senapas dengan Mari Bereksplorasi,


tetapi diikuti dengan prosedur dalam pelaksanaan
Merupakan rangkuman materi dalam satu bab yang
kegiatan. Rubrik ini mengajak Anda bereksperimen
berisi pokok-pokok materi yang sudah Anda pelajari.
layaknya ilmuwan.

Rubrik ini bersifat memperkaya wawasan Anda Apakah Anda sudah menguasai materi dalam satu
tentang materi yang sedang dibahas. Agar wawasan bab? Rubrik Evaluasi menjadi ajang menguji seberapa
semakin luas, jangan lewatkan rubrik ini. pemahaman Anda tentang materi dalam satu bab.

Rubrik ini berisi apresiasi terhadap para ilmuwan atas Rubrik ini merupakan ruang bagi Anda untuk menilai
jasa-jasa dan temuannya dalam perkembangan diri sendiri sehubungan dengan sikap Anda setelah
keilmuwan atau teknologi. mempelajari materi. Ekspresikan diri Anda dalam
banyak pendapat, tanggapan, atau komentar.

iv Fisika Kelas X
Kata Pengantar ........................................................................................................................ iii

Legenda Buku .......................................................................................................................... iv

Daftar Isi ................................................................................................................................... v

Daftar Gambar dan Daftar Tabel ........................................................................................ vii

Bab I Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja .................. 1
A. Fisika dan Peranannya bagi Kehidupan ...................................................... 3
B. Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja ........................................................ 8

Bab II Besaran Fisika dan Pengukurannya .................................................................... 19


A. Mengenal Besaran-Besaran Fisika ................................................................. 21
B. Pengukuran Besaran-Besaran Fisika ............................................................. 24

Bab III Vektor ........................................................................................................................ 43


A. Mengenal Vektor ............................................................................................. 45
B. Operasi Vektor ................................................................................................. 49

Bab IV Gerak Lurus ............................................................................................................. 59


A. Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan .................. 61
B. Gerak Jatuh Bebas ............................................................................................ 71

Bab V Analisis Vektor pada Gerak Parabola ................................................................ 81


A. Gerak dengan Analisis Vektor ....................................................................... 83
B. Gerak Parabola ................................................................................................. 96

Bab VI Gerak Melingkar dan Penerapannya .................................................................. 107


A. Gerak Melingkar .............................................................................................. 109
B. Penerapan Gerak Melingkar .......................................................................... 114

Ulangan Akhir Semester 1 .................................................................................................... 125

Fisika Kelas X v
Bab VII Dinamika Partikel .................................................................................................. 133
A. Hukum-Hukum Newton ................................................................................ 135
B. Penerapan Hukum-Hukum Newton ............................................................ 142

Bab VIII Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler ................................. 169
A. Hukum Newton tentang Gravitasi ............................................................... 171
B. Hukum-Hukum Kepler dan Gerak Satelit ................................................... 181

Bab IX Usaha dan Energi .................................................................................................... 193


A. Konsep Usaha dan Energi .............................................................................. 195
B. Hubungan Antara Usaha dan Energi ........................................................... 207
C. Hukum Kekekalan Energi Mekanik ............................................................. 211

Bab X Momentum, Impuls, dan Tumbukan ................................................................. 221


A. Konsep Momentum dan Impuls ................................................................... 223
B. Tumbukan ......................................................................................................... 231

Bab XI Getaran Harmonis .................................................................................................. 245


A. Karakteristik Getaran Harmonis ................................................................... 247
B. Persamaan Getaran Harmonis ....................................................................... 252

Ulangan Akhir Semester 2 .................................................................................................... 269

Kunci Jawaban Soal Terpilih ............................................................................................... 276

Glosarium ................................................................................................................................. 279

Indeks .................................................................................................................................... 282

Daftar Konstanta Alam .......................................................................................................... 284

Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 285

vi Fisika Kelas X
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Pengukuran suhu dengan termometer ............................................................................................ 2
Gambar 1.2 Ruang lingkup fisika ........................................................................................................................... 3
Gambar 1.3 Kegiatan mengukur suhu dan tekanan darah ................................................................................. 9
Gambar 2.1 Penimbangan beras ............................................................................................................................. 20
Gambar 2.2 Jangka sorong ....................................................................................................................................... 26
Gambar 2.3 Mikrometer sekrup .............................................................................................................................. 27
Gambar 2.4 Pengamatan hasil pengukuran .......................................................................................................... 28
Gambar 2.5 Penyajian data dalam bentuk grafik ................................................................................................. 36
Gambar 3.1 Tarik tambang ...................................................................................................................................... 44
Gambar 3.2 Simbol vektor ....................................................................................................................................... 46
Gambar 3.3 Besar dan arah vektor ......................................................................................................................... 46
Gambar 3.4 Penguraian vektor ............................................................................................................................... 47
Gambar 3.5 Menjumlah dan mengurang vektor dengan metode poligon ....................................................... 50
Gambar 3.6 Menjumlah dan mengurang vektor dengan metode jajargenjang ............................................... 50
Gambar 3.7 Menjumlah dua vektor dengan metode analitis .............................................................................. 51
Gambar 3.8 Menjumlah beberapa vektor dengan metode analitis .................................................................... 51
Gambar 3.9 Rangkaian alat percobaan penjumlahan vektor .............................................................................. 54
Gambar 4.1 Atlet lari berada di garis start ............................................................................................................ 60
Gambar 4.2 Perubahan posisi buku dan pensil .................................................................................................... 61
Gambar 4.3 Jarak dan perpindahan ....................................................................................................................... 62
Gambar 4.4 Grafik jarak terhadap waktu pada GLB ........................................................................................... 65
Gambar 4.5 Grafik kelajuan terhadap waktu pada GLB ...................................................................................... 66
Gambar 4.6 Luas daerah yang diarsir sama dengan jarak yang ditempuh ...................................................... 66
Gambar 4.7 Grafik s–t pada GLBB .......................................................................................................................... 68
Gambar 4.8 Grafik v–t pada GLBB ......................................................................................................................... 68
Gambar 4.9 Rangkaian percobaan GLBB .............................................................................................................. 69
Gambar 4.10 Bola dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal v0 ............................................................. 73
Gambar 5.1 Gerak parabola pada permainan sepak bola ................................................................................... 82
Gambar 5.2 Vektor posisi dimensi dua .................................................................................................................. 83
Gambar 5.3 Vektor-vektor satuan ........................................................................................................................... 84
Gambar 5.4 Vektor posisi dimensi dua secara vertikal ....................................................................................... 85
Gambar 5.5 Perpindahan benda ............................................................................................................................. 85
Gambar 5.6 Penjumlahan vektor pada perpindahan ........................................................................................... 86
Gambar 5.7 Gerak benda dengan kecepatan konstan ......................................................................................... 91

Fisika Kelas X vii


Gambar 5.8 Perubahan kecepatan pada gerak benda ......................................................................................... 91
Gambar 5.9 Grafik GLB ............................................................................................................................................ 94
Gambar 5.10 Grafik GLBB dipercepat ...................................................................................................................... 94
Gambar 5.11 Lintasan gerak parabola ...................................................................................................................... 97
Gambar 6.1 Hubungan roda-roda pada jam ......................................................................................................... 108
Gambar 6.2 Gerak melingkar pada tali yang diputar .......................................................................................... 109
Gambar 6.3 Gerak melingkar .................................................................................................................................. 111
Gambar 6.4 Gir sepeda ............................................................................................................................................. 114
Gambar 6.5 Roda-roda sepusat ............................................................................................................................... 114
Gambar 6.6 Roda-roda yang dipasang bersinggungan ....................................................................................... 114
Gambar 6.7 Hubungan roda bergigi ...................................................................................................................... 115
Gambar 6.8 Roda-roda yang dihubungkan dengan rantai (sabuk) ................................................................... 115
Gambar 6.9 Mesin jahit ............................................................................................................................................. 118
Gambar 6.10 Skema kincir air ................................................................................................................................... 118
Gambar 7.1 Aplikasi hukum Newton pada sabuk pengaman mobil ................................................................ 134
Gambar 7.2 Menyelidiki hukum I Newton ........................................................................................................... 135
Gambar 7.3 Rangkaian percobaan hukum II Newton ......................................................................................... 139
Gambar 7.4 Timbangan roti ..................................................................................................................................... 140
Gambar 7.5 Gaya aksi-reaksi pada saat berenang ............................................................................................... 141
Gambar 7.6 Gaya aksi-reaksi pada peluncuran roket ......................................................................................... 141
Gambar 7.7 Orang menimba air .............................................................................................................................. 142
Gambar 7.8 Berat benda selalu menuju ke pusat bumi ....................................................................................... 143
Gambar 7.9 Gaya normal yang bekerja pada benda ............................................................................................ 144
Gambar 7.10 Gaya pada ujung-ujung tali ................................................................................................................ 145
Gambar 7.11 Benda-benda dihubungkan dengan tali ........................................................................................... 147
Gambar 7.12 Rangkaian penyelidikan gaya gesek ................................................................................................. 147
G
Gambar 7.13 Gaya gesek ( f ) selalu melawan arah gerak benda ......................................................................... 148
Gambar 7.14 Gaya gesek yang bekerja pada benda (a) benda diam; (b) benda bergerak; (c) grafik besar
gesekan statis dan kinetis ................................................................................................................... 149
Gambar 7.15 Benda di atas bidang miring .............................................................................................................. 151
Gambar 7.16 Gaya sentripetal ................................................................................................................................... 152
Gambar 7.17 Bentuk-bentuk gaya sentripetal ......................................................................................................... 152
Gambar 7.18 Gerak melingkar vertikal .................................................................................................................... 154
Gambar 7.19 Ayunan konis ....................................................................................................................................... 154
Gambar 7.20 Diagram gaya pada gerak melingkar vertikal ................................................................................. 155

viii Fisika Kelas X


Gambar 7.21 Diagram gaya pada gerak melingkar ............................................................................................... 156
Gambar 7.22 Diagram gaya saat lift diam ............................................................................................................... 160
Gambar 7.23 Diagram gaya saat lift naik ................................................................................................................. 161
Gambar 7.24 Diagram gaya saat lift turun .............................................................................................................. 161
Gambar 8.1 Satelit Palapa-D .................................................................................................................................... 168
Gambar 8.2 Buah apel yang jatuh karena pengaruh gravitasi bumi ................................................................. 169
Gambar 8.3 Gaya gravitasi antara dua buah benda ............................................................................................. 170
Gambar 8.4 Neraca Cavendish ................................................................................................................................ 172
Gambar 8.5 Resultan dua buah gaya gravitasi ..................................................................................................... 172
Gambar 8.6 Medan gravitasi suatu planet ............................................................................................................ 173
Gambar 8.7 Percepatan gravitasi pada permukaan planet ................................................................................. 174
Gambar 8.8 Percepatan gravitasi suatu titik pada ketinggian h di atas planet ................................................ 175
Gambar 8.9 Hukum I Kepler Lintasan planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu
fokus elips ............................................................................................................................................. 180
Gambar 8.10 Hukum II Kepler Garis khayal antara matahari dengan planet akan menyapu luas juring
yang sama dalam selang waktu yang sama .................................................................................... 180
Gambar 8.11 Gaya tarik matahari supaya planet tetap pada orbitnya tidak lain adalah gaya gravitasi
matahari ................................................................................................................................................ 181
Gambar 9.1 Roller coaster penerapan konsep usaha dan energi ......................................................................... 192
Gambar 9.2 Orang memindahkan benda .............................................................................................................. 194
Gambar 9.3 Usaha oleh gaya F dengan sudut θ terhadap perpindahan .......................................................... 194
Gambar 9.4 Usaha yang dilakukan oleh gaya konstan ....................................................................................... 195
Gambar 9.5 Usaha yang dipengaruhi beberapa gaya .......................................................................................... 195
Gambar 9.6 Pengaruh gaya terhadap pergerakan benda .................................................................................... 199
Gambar 9.7 Set up alat percobaan energi potensial pegas .................................................................................. 202
Gambar 9.8 Grafik gaya terhadap perubahan panjang pada pegas .................................................................. 202
Gambar 9.9 Pergerakan benda dengan perubahan kecepatan ........................................................................... 206
Gambar 9.10 Usaha yang dilakukan oleh gaya berat ............................................................................................ 207
Gambar 9.11 Gerak vertikal ke bawah ..................................................................................................................... 210
Gambar 10.1 Impuls oleh stik biliar membuat bola meluncur dan saling bertumbukan ................................ 220
Gambar 10.2 Bola mendekati tumpukan kardus ..................................................................................................... 221
Gambar 10.3 Orang memanah lurus ke depan ....................................................................................................... 223
Gambar 10.4 (a) Orang memanah dengan sudut elevasi θ; (b) Momentum sistem setelah anak panah
ditembakkan ......................................................................................................................................... 225
Gambar 10.5 Peluncuran roket .................................................................................................................................. 227

Fisika Kelas X ix
Gambar 10.6 Gaya dorong pada balon ...................................................................................................................... 228
Gambar 10.7 (a) Momentum sistem sebelum bertumbukan; (b) Momentum sistem setelah bertumbukan 231
Gambar 10.8 Bola biliar putih mendekati bola nomor 6 ....................................................................................... 233
Gambar 10.9 Tumbukan lenting sebagian .............................................................................................................. 233
Gambar 10.10 (a) Ayunan Balistik sebelum tumbukan; (b) Ayunan Balistik sesudah tumbukan .................. 235
Gambar 11.1 Robot serangga .................................................................................................................................... 244
Gambar 11.2 Getaran ayunan ................................................................................................................................... 245
Gambar 11.3 (a) Getaran pada ayunan matematis; (b) Getaran pada pegas ..................................................... 246
Gambar 11.4 Getaran harmonis pada pegas (a), sayap lalat (b), dan ayunan bandul (c) ................................ 246
Gambar 11.5 (a) Jam bandul; (b) Pegas mobil ........................................................................................................ 247
Gambar 11.6 Gaya-gaya pada ayunan sederhana ................................................................................................. 247
Gambar 11.7 Pegas dalam kondisi setimbang (a), meregang (b), dan memampat (c) ....................................... 249
Gambar 11.8 Proyeksi kedudukan benda pada gerak melingkar beraturan terhadap diameter lingkaran ... 252
Gambar 11.9 Susunan alat getaran harmonis pegas-massa ................................................................................. 255
Gambar 11.10 Gaya pemulih selalu berlawanan dengan arah gerak benda ......................................................... 256
Gambar 11.11 Ayunan sederhana .............................................................................................................................. 257
Gambar 11.12 Gaya-gaya pada ayunan sederhana ................................................................................................. 258

Daftar Tabel
Tabel 2.1 Besaran Pokok dan Dimensinya ........................................................................................ 21
Tabel 2.2 Besaran Tambahan ............................................................................................................... 22
Tabel 2.3 Penggunaan Awalan dalam Satuan SI .............................................................................. 31
Tabel Keadaan di Titik Seimbang dan Titik Balik pada Gerak Harmonis Sederhana ........ 260

x Fisika Kelas X
Setelah mempelajari dari materi pada bab ini, Anda diharapkan mampu menerapkan hakikat Fisika
dalam kehidupan sehari-hari sehingga berguna bagi dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitarnya.

Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah,


dan Keselamatan Kerja

Mempelajari

Fisika dan Peranan dalam Metode Ilmiah dan Keselamatan


Kehidupan Kerja

Menjelaskan Menjelaskan

Hakikat Fisika Peranan Fisika Metode Ilmiah Keselamatan Kerja


bagi Kehidupan
Manusia
Menjelaskan Menjelaskan
tentang
Dalam bidang

• Fisika sebagai • Kedokteran • Kriteria metode


ilmu • Pertanian ilmiah
• Cabang-cabang • Transportasi • Langkah-langkah
Fisika • Industri metode ilmiah
• Ruang lingkup • Komunikasi • Sikap ilmiah
Fisika • Energi

Fisika Kelas X 1
Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 1.1 Pengukuran suhu dengan termometer

Termometer merupakan alat untuk mengukur suhu, salah satunya suhu tubuh manusia.
Suhu berhubungan dengan kalor. Suhu dan kalor dibahas dalam kajian termodinamika.
Masih banyak penerapan Fisika yang dekat dengan kehidupan kita. Berdasarkan pengamatan
Anda terhadap kejadian di sekitar, apakah Anda mengetahui cabang-cabang Fisika? Apa
saja manfaat Fisika bagi kehidupan? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab dengan
mempelajari materi berikut ini.

• Hakikat ilmu fisika


1. Hakikat Fisika dan peran Fisika
• Peran ilmu fisika
2. Metode ilmiah dan keselamatan kerja • Metode ilmiah
• Keselamatan kerja

2 Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja


Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Anda telah mengenal
IPA sewaktu di SMP. Di SMP, Anda mempelajari Fisika merupakan bagian dari mata pelajaran
IPA. Adapun di SMA, Anda akan mempelajari Fisika sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Pada bab ini diawali dengan membahas Fisika dan peranannya bagi kehidupan.
Kemudian dilanjutkan membahas tentang metode ilmiah dan keselamatan kerja. Pada subbab
Fisika dan Peranannya bagi Kehidupan, Anda akan mempelajari ruang lingkup Fisika yang
luas, cabang-cabang Fisika, dan peran Fisika bagi kehidupan. Dalam subbab tersebut Anda
akan mengetahui kompleksitas alam semesta beserta isinya. Dengan mempelajari ruang
lingkup fisika, Anda diharapkan akan bertambah keimanannya dan mengagumi kebesaran
Tuhan yang telah menciptakan alam semesta. Pada subbab metode ilmiah dan keselamatan
kriteria metode ilmiah, langkah-langkahnya, sikap ilmiah, dan hal-hal yang perlu
diperhatikan saat berada di laboratorium.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat tidak bisa terlepas dari peran Fisika.
Teknologi informasi, elektronika, kedokteran, dan transportasi memerlukan penguasaan
Fisika yang mendalam. Hal-hal tersebut akan Anda pelajari dalam peran Fisika bagi
kehidupan manusia.
Fisika merupakan ilmu yang diperoleh melalui kegiatan ilmiah. Fisika diawali dengan
mengamati alam. Kegiatan pengamatan memerlukan sikap yang akan dijelaskan dalam
metode ilmiah dan keselamatan kerja.

A. Fisika dan Peranannya bagi Kehidupan


Fisika memiliki ruang lingkup pembahasan sangat luas. Apa saja yang akan
dipelajari dalam mata pelajaran Fisika? Lakukan kegiatan berikut agar Anda memahami
hakikat Fisika dan peranannya bagi kehidupan.

Ruang Lingkup Fisika


1. Pengamatan
Lakukan pengamatan dengan teliti dan objektif mengenai peristiwa-peristiwa
yang ditunjukkan dalam gambar-gambar berikut.

Sumber: Dokumen Penerbit Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 1.2 Ruang lingkup fisika

2. Prosedur
Catatlah peristiwa-peristiwa pada gambar tersebut.
3. Diskusi
Dengan memperhatikan gambar tersebut, diskusikan bersama kelompok
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.

Fisika Kelas X 3
a. Apakah hakikat Fisika?
b. Apa saja yang dipelajari dalam Fisika?
c. Sebagai bagian dari IPA, apa saja ciri-ciri Fisika?
d. Fisika memiliki ruang lingkup sangat luas sehingga Fisika memiliki
cabang-cabang ilmu secara khusus. Jelaskan cabang-cabang Fisika yang
Anda ketahui!
4. Kesimpulan dan Laporan
Buatlah laporan hasil diskusi dan kumpulkan kepada guru Anda.
Presentasikan hasil diskusi Anda di kelas.

Setelah Anda melakukan kegiatan di atas, Anda akan mengetahui bahwa Fisika
memiliki ruang lingkup atau kajian yang sangat luas. Fisika merupakan bagian dari
IPA, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai fenomena alam. Adapun hakikat fisika, ciri-
ciri ilmu Fisika, cabang-cabang Fisika, dan manfaat ilmu Fisika dijelaskan sebagai berikut.
1. Hakikat Fisika
Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam atau dikenal
dengan sains. Sains merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena
alam. Sains didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan
fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan
yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode
ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa sains merupakan cabang
pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan
biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif,
yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-
gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya sains atau fisika merupakan ilmu
pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip
dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam
metode ilmiah.
Sains memiliki dua sisi yaitu sebagai proses dan sisi lain sebagai produk. Proses
sains merupakan upaya pengumpulan dan penggunaan bukti untuk menguji dan
mengembangkan gagasan. Suatu teori pada mulanya berupa gagasan imajinatif dan
akan tetap sebagai gagasan imajinatif selama belum bisa menyajikan sejumlah bukti.
Penggunaan bukti sangat pokok dalam kegiatan sains termasuk fisika.
a. Fisika sebagai Ilmu
Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu
Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala alam yang meliputi
Fisika, Kimia, Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, serta Biologi.
Fisika sebagai bagian dari IPA mempunyai beberapa ciri berikut.
1) Mempunyai objek kajian berupa benda konkret (nyata dan ada). Kajian
yang dilakukan berupa tingkah laku dan kondisi fisik dari benda tersebut.
Kajian yang berupa tingkah laku suatu objek seperti kondisi seorang
manusia yang sedang mendorong dan menarik suatu benda. Adapun
contoh kajian yang berupa kondisi fisik adalah seperti kajian mengenai
pengaruh perubahan suatu benda karena suhu lingkungan.

4 Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja


2) Dikembangkan berdasarkan pengalaman atau melalui percobaan yang
disengaja.
3) Sistematis, yaitu menggunakan langkah-langkah yang urut dan bersifat
baku.
4) Menggunakan cara berpikir logis dan konsisten, yaitu cara berpikir yang
menggunakan logika, teratur, dan disiplin.
5) Hasil kajiannya bersifat objektif, artinya selalu memihak kebenaran ilmiah.
6) Hukum-hukum fisika yang dihasilkan dari berbagai percobaan berlaku
umum, tetapi dengan beberapa ketentuan yang mendukung. Contohnya,
hukum Newton I hanya berlaku dalam kondisi benda tanpa gesekan.
Fisika tidak hanya mempelajari benda tak hidup. Tingkah laku benda-
benda hidup pun menjadi objek pembahasan dalam fisika. Dengan sebab inilah,
fisika harus didukung oleh cabang IPA atau ilmu yang lain untuk lebih dapat
bermanfaat dalam kehidupan. Setiap cabang ilmu pengetahuan tersebut saling
berhubungan sehingga dapat dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahan-
permasalahan dalam kehidupan. Setiap permasalahan perlu diteliti secara
ilmiah sehingga diperoleh kebenaran ilmiah yang dapat digunakan sebagai
sarana untuk memecahkan masalah. Namun, kebenaran ilmiah bukanlah
kebenaran yang mutlak. Kebenaran ilmiah bersifat relatif. Para peneliti perlu
melakukan penelitian yang terus-menerus untuk menyempurnakan kebenaran
ilmiah yang ada sekarang. Penelitian-penelitian yang didukung teknologi
modern telah menghasilkan teori-teori baru untuk melengkapi teori lama.
b. Cabang-Cabang Fisika
Fisika mempunyai ruang lingkup pembahasan yang cukup luas. Dengan
sebab inilah, banyak cabang-cabang ilmu yang menjadi perluasan dari ilmu
Fisika. Cabang-cabang Fisika dijelaskan seperti berikut.
1) Mekanika adalah satu cabang Fisika yang mempelajari tentang gerak.
Mekanika klasik terbagi atas dua bagian yakni kinematika dan dinamika.
a) Kinematika membahas suatu objek yang bergerak tanpa menyelidiki
sebab-sebab suatu objek dapat bergerak.
b) Dinamika mempelajari suatu objek yang bergerak dengan menyelidiki
penyebabnya.
2) Fisika kuantum adalah cabang dasar Fisika yang menggantikan mekanika
klasik pada tataran atom dan subatom.
3) Mekanika fluida adalah cabang fisika yang mempelajari fluida (yang dapat
berupa cairan dan gas).
4) Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel
bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik,
termokopel, dan semikonduktor.
5) Elektrostatis adalah ilmu yang mempelajari listrik statis.
6) Elektrodinamika adalah ilmu yang mempelajari muatan listrik yang
bergerak (arus listrik).
7) Bioelektromagnetik adaIah disiplin ilmu yang mempelajari fenomena
listrik, magnetik, dan elektromagnetik yang muncul pada jaringan makhluk
hidup.

Fisika Kelas X 5
8) Termodinamika adalah kajian
tentang energi atau panas yang
berpindah.
9) Fisika inti adalah cabang Fisika yang
Galileo Galilei
mengkaji atom/bagian-bagian atom.
10) Fisika gelombang adalah cabang Galileo Galilei adalah seorang
ilmuwan yang lahir di Pisa,
Fisika yang mempelajari tentang Italia, tahun 1954. Ilmuwan ini
gelombang. terkenal sebagai penemu teleskop
11) Optika geometris adalah cabang pertama. Sewaktu muda, beliau
Fisika yang mempelajari tentang belajar di Universitas Pisa. Usia
dua puluh tahun, Galileo
cahaya. menemukan hukum Pendulum
12) Kosmologi/astronomi adalah ilmu yang digunakan untuk mengatur
mempelajari tentang perbintangan jam. Ia seorang astronom, filsuf,
dan benda-benda angkasa. dan fisikawan Italia yang
memiliki peran besar dalam
13) Fisika kedokteran (fisika medis) revolusi ilmiah. Ia telah me-
membahas penggunaan ilmu Fisika nyempurnakan teleskop, meng-
dalam bidang kedokteran (medis), di amati berbagai pengamatan
antaranya: astronomi, dan juga dikenal
sebagai seorang pendukung
a) Biomekanika meliputi gaya dan Copernicus mengenai peredaran
hukum fluida dalam tubuh; bumi mengelilingi matahari.
b) Bioakuistik mempelajari bunyi Galileo dianggap sebagai
dan efeknya pada sel hidup/ penyumbang terbesar bagi dunia
sains modern dan sering disebut
manusia; sebagai ”Bapak Astronomi
c) Biooptik mempelajari mata dan Modern”.
penggunaan alat-alat optik;
d) Biolistrik mempelajari sistem listrik pada sel hidup terutama pada
jantung manusia.
14) Fisika radiasi adalah Fisika yang mempelajari setiap proses di mana energi
bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh
benda lain.
15) Fisika lingkungan adalah ilmu yang mempelajari kaitan fenomena fisika
dengan lingkungan. Beberapa di antaranya antara lain: fisika tanah dalam/
Bumi, fisika tanah permukaan, fisika udara (hidrologi), fisika gempa
(seismografi fisik), fisika laut (oseanografi fisik), meteorologi, fisika awan,
dan fisika atmosfer.
16) Geofisika adalah perpaduan antara Fisika, Geografi, Kimia, dan
Matematika. Dari segi Fisika yang dipelajari antara lain ilmu gempa atau
seismologi yang mempelajari tentang gempa, magnet bumi, gravitasi
termasuk pasang surut, dan anomali gravitasi bumi Geo-Elektro (aspek
listrik bumi).
17) Ekonomifisika yang merupakan aplikasi Fisika dalam bidang ekonomi.
18) Fisika komputasi adalah gabungan antara Fisika, sains komputer, dan
matematika terapan.
19) Fisika modern mempelajari materi dalam skala atomik dan subatomik dan
partikel yang bergerak dengan kecepatan tinggi.

6 Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja


c. Ruang Lingkup Ilmu Fisika
Materi yang dipelajari dalam Fisika mempunyai ruang lingkup yang cukup
luas.
1) Ruang Lingkup Aktivitas Makhluk Hidup dan Tak Hidup
Ruang lingkup ini meliputi tingkah laku dan aktivitas yang dilakukan
oleh makhluk hidup maupun tak hidup. Fokus yang diteliti berupa
perhitungan besaran-besaran (sesuatu yang dapat diukur) yang terkait
dengan aktivitas yang terjadi. Contohnya, pengamatan terhadap jenis gerak
dan nilai dari gerakan yang dilakukan oleh seekor rusa. Contoh lain seperti
besar energi kinetik ketika sebuah batu menggelinding dari atas bukit.
2) Ruang Lingkup Kondisi Fisik Makhluk Hidup dan Tak Hidup
Ruang lingkup ini mencakup kondisi fisik yang dapat dijangkau
dengan besaran-besaran yang terkait dengan Fisika. Contohnya, kondisi
fisik sebuah besi yang sedang dipanaskan. Dalam proses ini terdapat
perubahan fisik dari benda berupa pemuaian panjang maupun lebar.

2. Peranan Fisika bagi Kehidupan Manusia


Pada zaman modern seperti sekarang ini, Fisika sangat mendukung
perkembangan teknologi, industri, komunikasi, dan kedokteran. Penerapan fisika
dalam kehidupan dijelaskan sebagai berikut.
a. Bidang Kedokteran dan Kesehatan
1) Penemuan sinar rontgen untuk mendeteksi patah tulang.
2) Penemuan sinar laser untuk memecah batu ginjal dalam tubuh manusia.
3) Penerapan konsep pemantulan cahaya dalam proses pembedahan.
4) Penemuan peralatan gelombang radio untuk mendeteksi kondisi bayi di
dalam perut.
5) Penemuan sinar gamma untuk proses sterilisasi peralatan bedah.
b. Bidang Pertanian
1) Penemuan bibit unggul dari proses rekayasa genetika.
2) Penemuan peralatan pertanian yang membantu kerja petani, seperti mesin
bajak sawah.
c. Bidang Transportasi
1) Penemuan konsep tekanan di dalam ruang tertutup yang mengilhami
terciptanya konsep mesin berbahan bakar minyak.
2) Penemuan berbagai konsep gerakan benda yang berpengaruh terhadap
pembuatan mobil dan motor.
3) Pembuatan kereta maglev menggunakan superkonduktor.
d. Bidang Industri
1) Penemuan berbagai jenis mesin, baik diesel maupun bensin yang memper-
mudah proses produksi. Hal ini lebih dikenal sebagai revolusi industri.
2) Penemuan teknologi laser untuk membantu supervisi benda hasil industri.
Contohnya, penggunaan laser untuk mendeteksi keretakan.
3) Scanning ultrasonik untuk mendeteksi retak dalam struktur logam.
4) Penggunaan sonar dalam industri kelautan.
5) Penggunaan gelombang akustik untuk mendeteksi kandungan gas atau
minyak bumi.

Fisika Kelas X 7
e. Bidang Komunikasi
a) Gelombang elektromagnetik pada telepon genggam.
b) Fiber optik untuk jaringan internet.
c) Pengiriman data melalui satelit.
f. Bidang Energi
a) Generator sebagai penghasil energi listrik.
b) Penggunaan radioaktif sebagai reaktor nuklir.
c) Sel surya sebagai energi alternatif.
Kemajuan Fisika yang sangat pesat harus diimbangi dengan iman dan takwa
sehingga kemajuan tersebut tidak disalahgunakan. Penyalahgunaan penerapan
ilmu Fisika dapat mengakibatkan tatanan lingkungan menjadi rusak. Contohnya
penerapan berbagai konsep ilmu Fisika dalam bidang militer dan pembuatan bom
atom yang digunakan untuk menghancurkan umat manusia.

Tanggal 9 Maret 2016, beberapa wilayah di Indonesia mengalami peristiwa gerhana


matahari total. Warga pribumi dan orang luar negeri sangat antusias untuk melihatnya.
Gerhana matahari merupakan fenomena yang dipelajari dalam Fisika. Apakah Anda
tahu cabang Fisika yang mempelajarinya? Jelaskan cabang ilmu yang berhubungan
dengan peristiwa tersebut!

1. Seorang pembalap motor tidak lepas dari penerapan Fisika. Jelaskan Fisika yang
diterapkan ketika melakukan balapan di sirkuit!
2. Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam. Sebutkan ciri-cirinya yang
menjelaskan bahwa Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam!
3. Dalam kedokteran banyak diterapkan Fisika. Jelaskan peralatan-peralatan
kedokteran yang menerapkan Fisika!

B. Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja


Manusia sebenarnya telah melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
Fisika menggunakan metode ilmiah. Apakah Anda mengetahui penerapan metode
ilmiah? Lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui penerapan metode ilmiah dalam
kehidupan manusia.

8 Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja


Metode Ilmiah Fisika dalam Kehidupan Manusia
1. Pengamatan
Lakukan pengamatan kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan gambar berikut.

Gambar 1.3 Kegiatan mengukur suhu dan tekanan darah

2. Prosedur
a. Lakukan kegiatan seperti gambar 1 untuk mengetahui suhu badan teman-
temanmu. Catat hasilnya, lalu masukkan ke dalam tabel berikut.
Nama Siswa Suhu Tubuh

b. Lakukan kegiatan seperti gambar 2 untuk mengetahui tekanan darah


teman-temanmu. Catat hasilnya, lalu masukkan ke dalam tabel berikut.

Nama Siswa Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan diastolik (mmHg)

3. Diskusi
a. Berdasarkan literatur, berapakah suhu manusia dalam kondisi sehat?
b. Berdasarkan literatur, berapakah tekanan darah manusida dalam kondisi
sehat?
c. Apakah teman-temanmu memiliki suhu dan tekanan darah yang normal?
Jika tidak, mengapa hal tersebut bisa terjadi?
4. Kesimpulan dan Laporan
Buatlah laporan hasil diskusi dan kumpulkan guru Anda. Presentasikan hasil
diskusi Anda di kelas.

Fisika Kelas X 9
Anda telah melakukan kegiatan di atas. Secara tidak langsung, Anda telah
melakukan kegiatan dengan menerapkan konsep metode ilmiah. Kegiatan fisika
sebaiknya menggunakan konsep metode ilmiah dan keselamatan kerja. Untuk jelasnya
perhatikan penjelasan berikut.
1. Metode Ilmiah
Secara sederhana, pengertian metode ilmiah adalah langkah kerja yang
dilakukan oleh para peneliti dalam menjawab masalah yang ada. Dalam buku
Schaum Outline dijelaskan bahwa metode ilmiah diartikan sebagai langkah-langkah
kerja rutin dari peneliti karena keingintahuan mereka untuk mempelajari keteraturan
dan hubungan fenomena-fenomena alam memikiran berbagai hal secara tepat
melalui penelitian dengan analisis data dapat diartikan sebagai pengertian metode
ilmiah. Pengertian metode ilmiah yang dikembangkan oleh Francis Bacon (1561–
1626) adalah serangkaian langkah berupa identifikasi masalah, pengumpulan data,
memilah data, merumuskan hipotesis atau dugaan ilmiah sementara, menguji
hipotesis secara tepat dan mengonfirmasi hipotesis/dugaan ilmiah apabila terdapat
temuan-temuan baru dalam eksperimen yang dilakukan. Langkah-langkah ilmiah
tersebut dilakukan secara sistematis dan berurut.
a. Kriteria Metode Ilmiah
Kegiatan dapat dikatakan ilmiah jika menggunakan metode ilmiah.
Bagaimana kriteria menjadi ilmiah? Metode ilmiah memiliki beberapa kriteria
sebagai berikut.
1) Berdasarkan fakta dan bersifat objektif
Keterangan-keterangan yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis
berdasarkan fakta-fakta. Oleh karena itu, hasil kegiatan ilmiah tidak
bersifat khayal.
2) Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus bebas prasangka dan jauh dari pertimbangan
subjektif sehingga hasil yang dilaporkan sesuai kenyataan.
3) Berdasarkan prinsip-prinsip analisis
Dalam memahami dan mengartikan fenomena ilmiah diperlukan
analisis terhadap permasalahan tersebut. Prinsip analisis akan membantu
mengemukakan jawaban secara logis.
4) Melalui proses hipotesis
Dalam metode ilmiah, diperlukan prinsip berpikir analitis yang
didasari adanya hipotesis. Hipotesis diperlukan untuk membantu jalan
pikiran sesuai dengan arah tujuan yang dicapai.
5) Berdasarkan teknik kuantitatif
Ukuran seperti kg, meter, sekon, dan meter per sekon selalu digunakan
setelah angka hasil. Kuantifikasi termudah menggunakan angka nomi-
nal, ranking, dan rating.
b. Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Alur berpikir pada metode ilmiah dapat dituliskan dalam langkah-langkah
yang mencerminkan tahapan-tahapan kegiatan ilmiah. Adapun tahapan-
tahapannya sebagai berikut.

10 Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja


1) Identifikasi masalah dan studi pendahuluan
Sebelum melakukan penelitian, terdapat dua hal yang harus dilakukan
peneliti, yaitu mengidentifikasi masalah dan studi pendahuluan.
Mengidentifikasi masalah dapat dilakukan dengan mencari atau memilih
masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Masalah dapat timbul
secara sengaja maupun tidak sengaja. Untuk membantu menemukan suatu
permasalahan ilmiah, Anda dapat melihat penelitian yang pernah
dilakukan peneliti sebelumnya. Anda dapat menganalisis hasil penelitian
tersebut dan menemukan permasalahan baru. Selain itu, permasalahan
juga dapat ditemukan melalui studi pustaka dari berbagai referensi.
Semakin banyak referensi yang dibaca, semakin mudah menemukan
permasalahan. Sumber permasalahan ilmiah juga dapat ditemukan melalui
pengamatan di lapangan.
2) Perumusan masalah
Perumusan masalah bertujuan memperjelas batasan masalah yang
dipecahkan. Untuk memperoleh rumusan masalah yang baik dapat
dituliskan dengan kalimat tanya. Setelah ditemukan masalah, perlu
dirumuskan tujuan penelitian. Tindakan ini bertujuan agar penelitiannya
lebih terarah dan memperoleh hasil optimal. Apabila masalah yang
dihadapi cukup luas ruang lingkupnya, permasalahan dapat dipersempit
dengan merumuskan tujuannya.
3) Pengumpulan informasi
Pengumpulan informasi bertujuan memperoleh pengetahuan dan
informasi baik berupa teori, konsep, maupun hasil penelitian yang sesuai
dengan masalah yang diteliti. Sumber pengetahuan tersebut dapat
digunakan untuk memperoleh jawaban sementara dari permasalahan yang
akan diteliti.
4) Pengajuan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang
diajukan. Hipotesis bersifat teoritis sehingga harus diuji kebenarannya.
5) Melakukan eksperimen
Hipotesis yang diajukan harus diuji kebenarannya dengan
melakukan percobaan. Sebelum melakukan percobaan, alat dan bahan
yang akan digunakan harus ditentukan terlebih dahulu. Dalam melakukan
eksperimen perlu adanya berbagai variabel. Berbagai jenis variabel yang
biasa digunakan sebagai berikut.
a) Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab
berubahnya atau timbulnya variabel terikat.
b) Variabel terikat adalah variabel yang muncul karena perlakuan
variabel bebas.
c) Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga variabel terikat tidak dipengaruhi faktor luar yang
tidak teliti.
d) Variabel pengganggu adalah variabel yang tidak diharapkan, tetapi
dapat mengganggu hasil percobaan. Variabel pengganggu ini
diusahakan tidak ada.

Fisika Kelas X 11
6) Analisis data
Data diperoleh dari hasil eksperimen. Data hasil eksperimen dapat
dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif.
a) Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka,
tetapi dalam bentuk deskripsi.
b) Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Data
kuantitatif harus diolah dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram
sehingga mudah dipahami orang lain. Selanjutnya, data olahan
tersebut dibandingkan dengan teori, fakta, dan konsep yang ada di
literatur.
7) Pengambilan kesimpulan
Kesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Terdapat dua
kemungkinan dalam pengambilan kesimpulan, yaitu kemungkinan
hipotesis diterima dan kemungkinan hipotesis ditolak.

c. Sikap ilmiah
Dalam menerapkan metode ilmiah diperlukan sikap ilmiah. Beberapa sikap
ilmiah yang harus diterapkan sebagai berikut.
1) Mampu membedakan opini dan fakta
Opini adalah suatu pendapat yang belum teruji kebenarannya melalui
suatu penelitian. Adapun fakta adalah hasil penelitian yang kebenarannya
sudah teruji.
2) Memiliki rasa ingin tahu
Seorang peneliti biasanya selalu ingin mengetahui segala hal.
Keingintahuan dan minat atas segala sesuatu merupakan salah satu dasar
ditemukannya konsep, teori, dan hukum dalam bidang sains.
3) Berani mencoba
Rasa ingin tahu tidak akan pernah terwujud tanpa keberanian
mencoba. Seseorang yang melakukan kegiatan berdasarkan metode ilmiah
harus berani mencoba mencari jawaban atas berbagai pertanyaan di
pikirannya.
4) Jujur terhadap fakta
Dalam melakukan kegiatan berdasarkan metode ilmiah, seseorang
harus jujur dalam mengambil dan mengolah data suatu penelitian. Tidak
boleh ada pemalsuan (manipulasi) meskipun hasilnya tidak sesuai
keinginan.
5) Terbuka dan fleksibel
Ketika seseorang melakukan kegiatan ilmiah harus terbuka dalam
menyampaikan hasil kajiannya. Terbuka diartikan mau menerima
masukan, saran, dan kritikan agar hasil penelitian menjadi lebih baik.
6) Berpendapat secara ilmiah dan kritis
Pendapat yang dihasilkan harus ilmiah dan kritis. Pendapat tersebut
harus mempunyai dasar yang kuat dan tepat. Oleh karena itu, untuk
menguatkan pendapat tersebut diperlukan banyak membaca buku literatur
untuk menambah wawasan.

12 Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja


7) Peduli lingkungan
Sikap peduli terhadap lingkungan harus tertanam ketika melakukan
kegiatan ilmiah karena hal yang diperoleh akan sia-sia jika proses maupun
hasilnya merusak lingkungan. Sikap ilmiah dapat diwujudkan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.
8) Bertanggung jawab
Dalam melakukan kegiatan ilmiah, seorang harus bertanggung jawab
terhadap hasil penelitiannya. Baik keselamatan tim maupun lingkungan
merupakan tanggung jawabnya.
9) Ulet dan gigih
Ketika melakukan kegiatan ilmiah, seseorang tidak boleh cepat putus
asa. Jika gagal dalam melakukan kegiatan ilmiah, harus segera mencari
penyebab kegagalan sehingga akan diperoleh kesuksesan dalam kegiatan
tersebut.
10) Bekerja sama
Sikap bekerja sama dengan orang lain merupakan langkah tepat untuk
melakukan kegiatan ilmiah.

2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja di laboratorium sangat penting bagi semua pihak.
Keselamatan kerja di laboratorium menyangkut semua unsur yang terkait subjek
(praktikan) ataupun objek (peralatan dan ruang praktikum). Adapun tujuan
penerapan keselamatan kerja sebagai berikut.
a. Melindungi praktikan dalam melaksanakan praktik.
b. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di laboratorium.
c. Menjamin sumber-sumber produksi dan peralatan praktik di laboratorium
supaya terjaga, terawat, dan aman.
d. Mencegah dan mengurangi kecelakaan di laboratorium.
e. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan sebagai langkah awal untuk
penanggulangan.
Berikut ini berbagai sikap/tindakan yang dapat Anda lakukan ketika
melakukan percobaan di laboratorium untuk menjaga keselamatan semua pihak.
a. Bersikaplah hati-hati dalam melakukan setiap percobaan di laboratorium.
b. Perlakukan secara khusus alat-alat yang berhubungan dengan gelas, kaca,
ataupun listrik seperti tabung reaksi, gelas ukur, dan alat ukur listrik.
c. Berhati-hatilah dalam menggunakan bahan kimia. Kenalilah setiap bahan
kimia yang digunakan. Jika Anda selesai menggunakan bahan kimia, segera
kembalikan ke tempat penyimpanan semula.
d. Berhati-hati menggunakan peralatan yang bersumber listrik langsung dari PLN.
e. Jika Anda melakukan percobaan menggunakan api atau pembakar spiritus,
matikan api jika percobaan telah selesai.
Dengan selalu menjaga keselamatan kerja ketika melakukan kegiatan
percobaan, Anda turut andil dalam menjaga keselamatan bersama. Untuk lebih
memahami keselamatan kerja, kerjakan Tugas Mandiri berikut.

Fisika Kelas X 13
Keselamatan Kerja pada Praktikum tentang Kalor
Ketika Anda beserta teman sekelompok Anda melakukan percobaan pengukuran
kalor, tentu akan berhubungan dengan panas. Oleh karena itu, diperlukan keselamatan
kerja dalam melakukan percobaan tersebut. Apa saja yang diperlukan untuk keselamatan
kerja dalam percobaan tersebut? Tuliskan hasilnya dalam kertas dan kumpulkan kepada
guru Anda.

Anda menemukan empat jenis kawat logam panjang dengan jenis berbeda-beda dan
Anda ingin mengetahui jenis kawat yang Anda temukan, langkah apa yang dapat Anda
lakukan? Diskusikan dengan kelompok Anda, cara untuk mengetahuinya berdasarkan
metode ilmiah. Tuliskan hasilnya dalam kertas lalu presentasikan hasilnya di kelas.

1. Jika Anda dihadapkan ingin mengetahui jenis logam berdasarkan konsep


pemuaian, langkah apa saja yang dapat Anda lakukan?
2. Mengapa ketika Anda melakukan kegiatan ilmiah memerlukan sikap ilmiah? Apa
sajakah sikap ilmiah tersebut?
3. Mengapa keselamatan kerja sangat diperlukan ketika melakukan kegiatan
praktikum?

1. Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang memiliki ciri, yaitu
mempunyai objek kajian berupa benda konkret, dikembangkan berdasarkan
pengalaman, sistematis, menggunakan cara berpikir logis dan konsisten, hasi
kajiannya objektif, dan hukum-hukum fisika dihasilkan berdasarkan percobaan
atau beberapa ketentuan yang mendukung.
2. Cabang-cabang Fisika seperti mekanika, fisika kuantum, mekanika fluida,
elektronika, termodinamika, fisika inti, dan fisika gelombang.
3. Ruang lingkup Fisika meliputi ruang lingkup aktivitas makhluk hidup dan tak
hidup serta ruang lingkup kondisi fisik makhluk hidup dan tak hidup.

14 Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja


4. Metode ilmiah adalah serangkaian langkah-langkah dalam melakukan identifikasi
masalah, mengumpulkan data dalam cakupan masalah yang ada, memilah data
untuk mencari hubungan, merumuskan hipotesis atau dugaan ilmiah sementara,
menguji hipotesis secara tepat dan mengonfirmasi hipotesis/dugaan ilmiah apabila
terdapat temuan-temuan baru dalam eksperimen yang dilakukan.
5. Keselamatan kerja adalah suatu langkah untuk menjaga keselamatan baik unsur
yang terkait subjek (praktikan) maupun objek (peralatan dan ruang praktikum).

bentuk gerhana matahari total. Simulasi


A. Pilihlah jawaban yang tepat!
eclipse.star.gs menunjukkan gerhana
1. Seorang pembalap melakukan gaya matahari cincin akan dimulai di
sentripetal ketika melakukan belokan di wilayah timur Afrika. Puncak gerhana,
tikungan. Hal ini dapat dikatakan dalam bentuk gerhana matahari total,
bahwa pembalap menerapkan cabang akan terjadi di Samudra Hindia barat
fisika yang dinamakan . . . . Sumatra. Sementara itu, gerhana akan
a. fluida berakhir di Pasifik (Kompas.com).
b. mekanika Cabang Fisika yang mempelajari
c. fisika inti fenomena seperti wacana di atas adalah
e. elektromagnetik ....
d. elektrostatis a. fisika energi
b. astronomi
2. Cabang fisika yang mempelajari c. fisika modern
pemancaran, perilaku, serta dampak d. geofisika
elektron atau partikel bermuatan disebut e. mekanika
....
4. Budi beserta teman-temannya bekerja
a. elektronika
sama melakukan praktikum mengguna-
b. elektrostatis
kan lensa dan cermin. Berarti Budi dan
c. elektrodinamis
teman-temannya sedang mempelajari
d. teknik elektro
salah satu cabang Fisika yaitu . . . .
e. bioelektromagnetik
a. fisika modern
3. Menurut Badan Penerbangan dan b. fisika optik
Antariksa Amerika Serikat, gerhana c. fisika lensa
matahari hibrid pada tahun 2049 akan d. fisika medis
dimulai dan diakhiri dengan gerhana e. fisika cermin
matahari cincin dan memuncak dalam

Fisika Kelas X 15
5. Perhatikan beberapa kalimat berikut! d. data dapat dianalisis mengguna-
(1) Penemuan sinar laser. kan statistik
(2) Penemuan peralatan gelombang e. data yang dihasilkan terlihat
radio. ilmiah
(3) Penemuan sinar gamma.
8. Dalam suatu penelitian, Ardi menyiap-
(4) Penemuan fiber optik.
kan beberapa alat seperti mikrometer
Berdasarkan pernyataan-pernyataan
sekrup, jangka sorong, dan penggaris
diatas yang menunjukkan peranan
untuk mengukur diameter bola kecil.
fisika yang diterapkan dalam kehidup-
Langkah yang dilakukan Ardi dalam
an kedokteran dan kesehatan adalah
tahapan metode ilmiah dinamakan . . . .
....
a. menyusun hipotesis
a. (1) dan (2)
b. melakukan eksperimen
b. (2) dan (3)
c. melakukan pengamatan
c. (3) dan (4)
d. analisis dan interpretasi data
d. (1), (2), dan (3)
e. pengambilan kesimpulan
e. (1), (2), (3), dan (4)
9. Dalam melakukan penelitian di
6. Rino dan Rian sedang meneliti suatu
laboratorium, seorang peneliti tidak
logam di laboratorium. Rino mengata-
boleh membuang limbah ke sembarang
kan bahwa logam tersebut jenisnya besi.
tempat. Limbah harus dinetralkan
Rian tidak percaya terhadap ungkapan
terlebih dahulu sebelum dibuang ke
Rino sebab Rino belum memiliki bukti
lingkungan. Hal ini menunjukkan
yang jelas dan Rian ingin melakukan
bahwa seorang peneliti harus memiliki
penelitian lebih lanjut. Sikap ilmiah yang
sikap ilmiah berupa . . . .
dimiliki oleh Rian adalah . . . .
a. gigih dengan disertai keyakinan
a. mampu membedakan opini dan
b. terbuka dan fleksibel
fakta
c. bertanggung jawab
b. jujur terhadap fakta
d. jujur dengan fakta
c. terbuka dan fleksibel
e. bekerja sama
d. bertanggung jawab
e. bekerja sama 10. Dalam suatu penelitian atau kegiatan
ilmiah terkadang dimulai dari opini.
7. Penyajian data hasil percobaan dalam
Opini tersebut akan berubah menjadi
bentuk tabel atau grafik pada suatu
fakta jika . . . .
laporan penelitian bertujuan. . . .
a. mengumpulkan data yang akurat
a. mempermudah menarik kesimpulan
b. mengambil kesimpulaan sepihak
b. mempermudah penyusunan hipo-
c. mempublikasikan melalui laporan
tesis
ilmiah
c. hasil penelitian lebih mudah
d. mengamati objek menggunakan
dipahami
alat bantu
e. menarik hipotesis dari data
eksperimen

16 Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja


4. Ketika Anda ingin mengetahui percepat-
B. Kerjakan soal-soal berikut!
an gravitasi di suatu daerah, apa yang
1. Pada hari Kamis, 13 Februari 2014 Gunung dapat Anda lakukan dengan peralatan-
Kelud meletus. Disebut apakah cabang peralatan seperti batu, tali, penggaris,
Fisika yang mempelajari kejadian tersebut? dan stopwatch? Lakukan berdasarkan
Berikanlah alasannya! metode ilmiah!
2. Sebutkan cabang-cabang Fisika medis 5. Ketika Anda melakukan percobaan
dan jelaskan penerapannya! yang berhubungan dengan listrik, apa
3. Sebutkan penelitian yang menjelaskan saja yang dapat Anda lakukan supaya
penerapan Fisika di bidang energi! keselamatan kerja di laboratorium tetap
terjaga?

Anda telah mempelajari tentang ilmu Fisika dalam kehidupan. Fisika banyak
diterapkan dalam kehidupan. Sudah sepantasnya kita menggunakan ilmu tersebut untuk
keperluan kebaikan. Dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan Fisika,
sebaiknya tetap memperhatikan metode ilmiah dan keselamatan kerja. Metode ilmiah
dan keselamatan kerja akan membantu mendapatkan tujuan yang diinginkan serta tetap
terjaga keselamatannya ketika melakukan percobaan.

Fisika Kelas X 17
Isilah angket ini dengan memberikan tanda cek (✓) sesuai tingkat pemahaman Anda
setelah mempelajari materi di bab ini.
Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Kurang Sedang Baik Baik

Saya dapat menjelaskan hakikat ilmu


Fisika.
Saya dapat menjelaskan peranan ilmu
Fisika bagi kehidupan manusia.
Saya dapat menjelaskan dan menerap-
kan konsep metode ilmiah.
Saya dapat menjelaskan dan menerap-
kan konsep metode ilmiah.

Apabila tanda cek (3 ) yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih dari 2, sebaiknya Anda mempelajari kembali bab ini sebelum melanjutkan ke
bab berikutnya. Jika Anda dapat melanjutkan ke bab berikutnya jika tanda cek (3 )
pada kolom Kurang dan Sangat Kurang lebih kecil atau sama dengan 2.

18 Ruang Lingkup Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja


Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat menjelaskan jenis-jenis besaran Fisika dan
pengukurannya serta menerapkan pengetahuan tentang pengukuran besaran dalam kehidupan sehari-
hari.

Besaran Fisika dan Pengukurannya

Menjelaskan
tentang

Besaran-Besaran Fisika Pengukuran


Pembagian besaran
Berdasarkan Berdasarkan Hal yang Hal yang
satuannya nilai dan arah dilakukan diperhatikan

• Besaran pokok • Besaran skalar Pengukuran besaran- • Angka penting


• Besaran turunan • Besaran vektor besaran fisika meng- • Notasi ilmiah
gunakan alat-alat ukur • Ketidakpastian
yang sesuai pengukuran

Terdiri atas

• Pengukuran tunggal
• Pengukuran berulang

Fisika Kelas X 19
Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 2.1 Penimbangan beras

Perhatikan gambar di atas. Pedagang sedang menimbang beras di salah satu pasar
tradisional di Indonesia. Setelah timbangan menunjukkan keadaan yang setimbang, beras
tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik. Bayangkan jika tidak ada alat ukur yang
digunakan, dapatkah proses penimbangan itu dilakukan dengan tepat? Besaran apakah
yang diukur pada gambar di atas? Alat ukur apakah yang digunakan dan apa satuannya?
Dalam bab ini Anda akan mempelajari berbagai macam besaran fisika dan pengukurannya.

• Hakikat fisika
1. Fisika dan peranannya bagi kehidupan
• Peranan fisika
2. Besaran fisika dan dimensinya • Besaran
• Satuan
3. Pengukuran besaran fisika menggunakan alat ukur • Alat ukur
4. Notasi ilmiah dan angka penting • Dimensi
• Pengukuran
5. Ketidakpastian pengukuran tunggal dan berulang • Ketidakpastian
6. Ketelitian dan ketepatan hasil pengukuran • Notasi ilmiah
• Angka penting

20 Besaran Fisika dan Pengukurannya


Fisika merupakan ilmu yang diperoleh melalui kegiatan ilmiah. Fisika diawali dengan
mengamati alam. Kegiatan pengamatan tidak hanya dengan menyaksikan gejala alam, tetapi
juga diperlukan pengukuran untuk memperoleh data yang akurat. Dalam pengukuran besaran
fisika akan selalu ditemui ketidakpastian. Perhitungan mengenai ketelitian, ketepatan, dan
ketidakpastian dalam pengukuran dijelaskan dalam subbab mengenal besaran-besaran fisika.
A. Mengenal Besaran-Besaran Fisika
Coba perhatikan kembali gambar pada awal bab ini. Gambar tersebut memper-
lihatkan sebuah aktivitas penimbangan beras dalam suatu proses jual beli. Dalam proses
penimbangan itu ada sesuatu yang diukur dari beras. Sesuatu itu adalah massa beras.
Sesuatu yang dapat diukur dalam dunia sains disebut sebagai besaran. Jadi, apakah
besaran itu? Sebelum Anda menjawab pertanyaan tersebut, lakukan kegiatan sederhana
berikut ini.

Eksplorasi Besaran-Besaran Fisika


1. Pergilah ke pasar tradisional di sekitar tempat tinggal Anda, lalu amatilah
peristiwa pengukuran yang terjadi di tempat tersebut.
2. Catatlah nama besaran yang diukur, alat ukur, cara mengukur, dan satuan
yang digunakan dalam bentuk tabel.
3. Lakukan pengamatan yang sama pada kegiatan Posyandu atau peristiwa lain
di sekitar Anda, kemudian catatlah dengan teliti nama besaran yang diukur,
alat ukur, cara mengukur, dan satuan yang digunakan.
4. Berdasarkan kegiatan yang telah Anda lakukan, jelaskan pengertian besaran
dan satuan.
5. Cermati kembali besaran dan satuan yang Anda peroleh. Adakah satuan yang
tidak baku? Jelaskan perbedaan satuan baku dan tidak baku.
6. Buatlah laporan lalu kumpulkan kepada guru Anda.

Setelah melakukan kegiatan di atas, Anda diharapkan semakin memahami


pengertian besaran. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dari suatu benda. Contoh
besaran antara lain massa, panjang, volume, luas, dan lebar. Jenis-jenis besaran dijelaskan
sebagai berikut.
1. Besaran Pokok dan Dimensinya
Besaran pokok adalah besaran yang berdiri sendiri dengan satuan tertentu
dan tidak tersusun oleh besaran lain. Cermati Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Besaran Pokok dan Dimensinya
No. Besaran Pokok Satuan Internasional (SI) Dimensi

1. Massa kilogram (kg) [M]


2. Panjang meter (m) [L]
3. Waktu sekon (s) [T]
4. Suhu kelvin (K) [θ]
5. Kuat arus listrik ampere (A) [I]
6. Intensitas cahaya kandela (Cd) [J]
7. Kuantitas (banyak) zat mole (mol) [N]

Fisika Kelas X 21
Besaran pokok dapat digunakan untuk menyusun besaran turunan. Penjelasan
mengenai besaran turunan dapat disimak pada poin 2 (Besaran Turunan dan
Dimensinya). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sifat besaran pokok adalah mandiri
dan tidak tersusun dari besaran lain.
Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran menggunakan simbol (lambang)
besaran pokok. Dimensi suatu besaran dapat menunjukkan cara besaran tersebut
tersusun dari besaran-besaran pokok.
Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi
kurung persegi [ ].
Selain besaran pokok, terdapat dua besaran tambahan. Dua besaran tambahan
ini tidak berdimensi seperti diperlihatkan dalam Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Besaran Tambahan

No. Besaran Tambahan Satuan Internasional (SI)

1. Sudut bidang datar radian (rad)


2. Sudut ruang steradian (sr)

2. Besaran Turunan dan Dimensinya


Besaran turunan adalah besaran yang tersusun dari besaran lain, baik tersusun
langsung dari besaran pokok maupun besaran turunan yang lain. Dengan demikian,
satuan besaran turunan tersusun juga dari satuan besaran penyusunnya.

Dimensi Besaran Fisika


1. Lakukan studi literatur atau mencari informasi di internet dengan membuka
tautan mengenai besaran, satuan, dan pengukuran untuk mencari satuan SI
dan dimensi dari beberapa besaran turunan berikut.

No. Besaran Turunan Dimensi

1. Luas . . . .
2. Kecepatan . . . .
3. Percepatan . . . .
4. Berat . . . .
5. Volume . . . .
6. Gaya . . . .
7. Usaha . . . .
8. Daya . . . .
9. Massa jenis . . . .
10. Momentum . . . .
11. Impuls . . . .

2. Diskusikan dengan kelompok Anda mengenai besaran-besaran tersebut saat


pembelajaran di kelas.
3. Catatlah hasil diskusi kelompok Anda.

22 Besaran Fisika dan Pengukurannya


3. Besaran Skalar dan Besaran Vektor
Besaran skalar adalah besaran yang mempunyai nilai atau besar saja. Contoh
besaran skalar yaitu massa, waktu, suhu, usaha, energi, massa jenis, luas, volume,
dan daya. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Contoh
besaran vektor adalah kecepatan gerak benda, momentum, percepatan, dan gaya.
Pembahasan besaran vektor secara mendalam ada di bab berikutnya.
4. Manfaat Dimensi
a. Untuk menganalisis kesetaraan atau kesamaan dua besaran yang sepintas
berbeda.
Sebagai contoh antara energi dan usaha.
1
Pada energi diambil rumus kinetik: 2
mv2. Dimensi massa (m) adalah [M],
1
dimensi kecepatan (v) adalah [L][T]–1, sedangkan 2
adalah konstanta yang
tidak berdimensi. Jadi, dimensi energi adalah [E] = [M]([L][T]–1)2 = [M][L]2[T]–2.
Usaha adalah hasil kali gaya (F) dan perpindahan (s). Dimensi gaya (F) adalah
[M][L][T]–2 dan dimensi perpindahan (s) adalah [L]. Jadi, dimensi usaha (W)
adalah: [W] = [M][L][T]–2 [L] = [M][L]2[T]–2.
Tampak bahwa dimensi energi dan dimensi usaha sama.
b. Untuk menganalisis kebenaran suatu persamaan yang menyatakan hubungan-
hubungan antara berbagai besaran.
1
Misalnya: s = s0 + v0t + 2
at2, dengan v0 adalah kecepatan benda bergerak, a
adalah percepatan, s dan s0 adalah perpindahan, serta t adalah satuan waktu
tempuh gerakan benda.
Dimensi di ruas kiri:
s = [jarak] = [L]
Dimensi di ruas kanan:
1
s0 + v0t + 2 at2 = [jarak] + [kecepatan][waktu] + [percepatan][waktu]2
= [L] + [L][T]–1[T] + [L][T]–2[T]2
= [L]
Dimensi di ruas kiri = dimensi di ruas kanan sehingga dapat disimpulkan
bahwa kemungkinan persamaan tersebut benar.
5. Analisis Dimensi
Analisis dimensi dapat digunakan untuk menentukan satuan dari besaran
turunan. Misalnya, dimensi kecepatan [L][T]–1. [L] merupakan dimensi besaran
panjang dengan satuan meter (m) dan [T] merupakan dimensi waktu dengan satuan
sekon (s). Jadi, satuan kecepatan yaitu ms–1 atau m/s.
Contoh Soal:
Tuliskan satuan dari beberapa besaran dengan dimensi sebagai berikut!
a. [M][L][T]–2 c. [L][T]–2
b. [M][L][T]–1 d. [M][L]2[T]–2
Penyelesaian:
a. kg m/s2 c. m/s2
b. kg m/s d. kg m2/s2 = kg (m/s)2

Fisika Kelas X 23
Penerapan ilmu tentang besaran dan satuan sangat banyak dalam kehidupan.
Ketepatan dan ketelitian penerapan satuan dalam perhitungan suatu besaran sangat
diperlukan, misalnya penggunaan satuan ons. Anda harus memahami bahwa 1 ons
tidak sama dengan 100 gram, tetapi 1 ons = 23,5 gram. Apa yang akan Anda lakukan jika
menemui penggunaan satuan ons dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada resep
masakan/dosis pupuk? Akankah Anda meluruskan miskonsepsi satuan tersebut kepada
masyarakat? Dapatkah Anda menerapkan ketelitian dan ketepatan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari?

1. Jelaskan perbedaan antara besaran pokok dengan besaran turunan!


2. Sebutkan tiga manfaat dimensi besaran!
3. Tentukan dimensi dari besaran-besaran turunan berikut!
a. Percepatan
b. Debit
c. Usaha
4. Hukum Hooke dinyatakan dalam persamaan Fp = –kx. F adalah gaya pemulih yang
bekerja pada pegas, dan x adalah simpangan pegas. Berdasarkan hal tersebut,
tentukan dimensi dari konstanta pegas!
5. Partikel bergerak dengan persamaan posisi x = At3 – Bt2 + Ct, dalam hal ini x dalam
meter dan t dalam sekon. Tentukan dimensi A, B, dan C!

B. Pengukuran Besaran-Besaran Fisika


Anda telah menemukan berbagai macam besaran, alat ukur, dan satuan pada subbab
sebelumnya. Pada subbab ini Anda akan mengetahui cara melakukan pengukuran
menggunakan peralatan yang tepat.

Bagaimana Kita Mengukur?


1. Pengamatan
Lakukan pengamatan hasil pengukuran berikut secara berkelompok. Bekerja-
samalah dengan teman sekelompok sehingga kegiatan dapat berjalan lancar.

24 Besaran Fisika dan Pengukurannya


2. Prosedur
a. Ambillah sebuah benda, misalnya batu atau kelereng kemudian timbanglah
menggunakan neraca yang berbeda (neraca digital, neraca sama lengan,
dan neraca Ohauss). Catatlah hasil pengukuran Anda dengan jujur.
b. Ambillah sebuah buku yang tebal, lalu ukurlah ketebalan buku mengguna-
kan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Lakukan pengukuran
dengan teliti dan objektif.
c. Mintalah teman Anda untuk mengulangi pengukuran sehingga diperoleh
data hasil pengukuran.
3. Diskusi
Diskusikan bersama teman sekelompok Anda dalam mengajukan pertanyaan
dan pendapat untuk menyelesaikan permasalahan berikut.
a. Samakah hasil pengukuran massa menggunakan neraca digital, neraca sama
lengan, dan neraca Ohauss? Bagaimana pula hasil pengukuran ketebalan
buku menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup?
b. Mengapa pengukuran menggunakan alat ukur yang berbeda-beda
menghasilkan hasil yang berbeda pula? Jelaskan jawaban Anda!
c. Samakah hasil pengukuran yang Anda lakukan dengan hasil yang
diperoleh teman Anda?
d. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ketidakpastian dalam pengukuran?
e. Jelaskan dengan bahasa Anda sendiri cara menggunakan alat-alat ukur tersebut!
4. Kesimpulan dan Laporan
Catatlah hasil diskusi Anda dan kumpulkan kepada guru. Presentasikan hasil
diskusi kelompok Anda di kelas.

1. Pengukuran
Pengukuran adalah proses mengukur suatu besaran menggunakan alat ukur
dan satuan besaran tertentu. Proses mengukur sendiri melibatkan aktivitas
membandingkan atau menguji atau mencoba, atau mengira nilai suatu besaran
menggunakan alat ukur terhadap objek yang sedang diukur. Contoh proses
mengukur sebagai berikut. Pengukuran massa sebuah batu akan melibatkan proses
mengukur massa batu menggunakan suatu alat ukur massa, misalnya timbangan
dan dengan satuan ukur tertentu, misalnya kilogram. Proses mengukur massa batu
tersebut akan melibatkan proses membandingkan massa batu yang sedang diukur
dengan indikator yang ada dalam alat timbangan.
Berbagai macam alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda-beda. Sebagai
contoh, mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih tinggi daripada mistar dan
jangka sorong. Adapun alat-alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dijelaskan
sebagai berikut.
a. Mengukur Besaran Panjang
Alat ukur besaran panjang yang biasa digunakan antara lain mistar, rol
meter (pita pengukur), jangka sorong, dan mikrometer sekrup.

Fisika Kelas X 25
1) Mengukur Panjang Menggunakan Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang benda maksimum
10 cm dengan tingkat ketelitian 0,01 cm. Bagian terpenting dari jangka
sorong sebagai berikut.
a) Rahang tetap, memiliki skala panjang yang disebut skala utama.
b) Rahang geser (rahang sorong), memiliki skala pendek yang disebut
nonius atau vernier.
Pembagian skala mengakibatkan ketelitian jangka sorong adalah 0,01 cm
1
sehingga ketidakpastian jangka sorong 0,005 cm, yaitu 2
dari nilai
ketelitian.

x = 0,05 cm
Nonius atau vernier

0,04
0,03
0,02
0,01
Di sini garis nonius angka
Untuk mengukur
diameter dalam
2 3 lima tepat berimpit dengan
garis skala utama

5
Skala utama 0 1 2 3 4 5 10
0 5

Untuk mengukur kedalaman


Rahang tetap Rahang sorong

Untuk mengukur diameter luar


Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 2.2 Jangka sorong

Gambar 2.2 menunjukkan pengukuran menggunakan jangka sorong


yang menghasilkan bacaan 2,15 cm. Cara mendapatkan bacaan tersebut
sebagai berikut.
a) Bacaan skala utama yang berdekatan dengan nol skala nonius adalah
antara 2,1 cm dan 2,2 cm.
b) Skala nonius yang berimpit dengan satu tanda garis skala utama
adalah skala angka lima.
c) Bacaan jangka sorong adalah (2,1 + 0,05) cm = 2,15 cm.
d) Pengukuran jangka sorong yang dilaporkan adalah (2,150 ± 0,005) cm.
2) Mengukur Panjang Menggunakan Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda
maksimum 25 mm. Mikrometer mempunyai dua skala, yaitu skala utama
dan skala nonius (skala putar). Skala nonius biasanya terdiri atas 50 skala.
Jika selubung luar diputar lengkap sekali, rahang geser dan juga
selubung akan maju atau mundur 0,5 mm. Satu kali putaran lengkap
selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh
0,5 mm/50 = 0,01 mm. Berdasarkan perhitungan tersebut ketelitian
mikrometer sekrup adalah 0,01 mm. Jadi, ketidakpastian mikrometer sekrup
0,005 mm.

26 Besaran Fisika dan Pengukurannya


Skala utama Selubung Roda
Rahang geser luar bergerigi
Benda 5

0 1 2 3 4 0

45

4,97 mm
40

Selubung

0 1 2 3 4 0

45

40

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 2.3 Mikrometer sekrup

Gambar 2.3 menunjukkan pengukuran menggunakan mikrometer


sekrup yang menghasilkan bacaan 4,97 mm. Cara mendapatkan bacaan
tersebut sebagai berikut.
a) Bacaan skala utama yang berdekatan dengan tepi selubung luar
adalah 4,5 mm.
b) Garis selubung luar yang berimpit tepat dengan garis mendatar skala
utama adalah garis ke-47.
c) Bacaan mikrometer sekrup adalah (4,5 mm + 47 bagian) = (4,5 + 0,47) mm
= 4,97 mm.
d) Pengukuran mikrometer sekrup yang dilaporkan adalah (4,970 ± 0,005)
mm.
b. Mengukur Besaran Massa
Mengukur besaran massa suatu benda dapat menggunakan neraca atau
timbangan. Contoh alat ukur ini yaitu neraca Ohauss, neraca sama lengan,
dan timbangan dacin. Mengukur massa suatu benda menggunakan neraca
yaitu membandingkan massa benda yang diukur dengan massa yang telah
terukur yang disebut anak timbangan.
c. Mengukur Besaran Waktu
Besaran waktu dapat diukur menggunakan jam atau stopwatch. Ada dua
jenis stopwatch, yaitu stopwatch pegas dan digital (elektronik). Stopwatch digital
lebih teliti jika dibandingkan dengan stopwatch pegas.
2. Kesalahan-Kesalahan dalam Pengukuran
Setiap pengukuran tidak selalu mendapatkan hasil yang tetap sehingga selalu
ada ketidakpastian. Ketidakpastian disebabkan oleh kesalahan dalam proses
pengukuran. Ada tiga jenis kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan umum,
kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.

Fisika Kelas X 27
a. Kesalahan Umum
Kesalahan ini akibat kesalahan pengamat. Pengamat yang kurang terampil
memakai sebuah alat dapat memengaruhi ketelitian hasil pengukuran.
b. Kesalahan Sistematik
Kesalahan ini disebabkan oleh kesalahan pada alat ukur yang meliputi
sebagai berikut.
1) Kesalahan kalibrasi, yaitu kesalahan ketepatan pembubuhan nilai pada
garis skala pada saat pembuatan. Kesalahan ini diatasi dengan menga-
librasi ulang alat ukur.
2) Kesalahan titik nol, yaitu kesalahan akibat titik nol jarum penunjuk tidak
berimpit dengan titik nol skala. Kesalahan ini diatasi dengan mengoreksi
penulisan hasil pengukuran.
3) Kesalahan komponen alat ukur. Misal alat sudah tua sehingga kondisi
komponennya sudah tidak baik.
4) Kesalahan paralaks, yaitu kesalahan baca yang terjadi akibat kurang
tepatnya mata melihat alat ukur. Kesalahan paralaks dapat terjadi jika
sudut pandang pembacaan hasil pengukuran tidak dilakukan secara tegak
lurus. Perhatikan Gambar 2.4.

(b)
Keterangan:
(a) (c) Cara pembacaan (a) dan (c) salah karena
dapat menimbulkan kesalahan paralaks. Cara
pembacaan (b) adalah cara yang benar.

8 9

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 2.4 Pengamatan hasil pengukuran

5) Kesalahan karena kondisi lingkungan, misal keadaan suhu, tekanan, dan


kelembapan udara. Kondisi lingkungan dapat menyebabkan peralatan
ukur berubah keadaannya. Contoh jika pengukuran suhu benda dilakukan
di tempat yang kondisi udaranya sangat panas atau sangat dingin, hasil
pengukuran dapat terpengaruh oleh suhu lingkungan tersebut.
c. Kesalahan Acak
Kesalahan ini disebabkan oleh gerak Brown molekul udara, fluktuasi
tegangan listrik, getaran bumi, kebisingan, dan radiasi.
3. Angka Penting dan Notasi Ilmiah
Setelah melakukan pengukuran, Anda pasti akan memperoleh hasil
pengukuran. Semua angka yang Anda peroleh dari hasil pengukuran disebut angka
penting. Apabila hasil pengukuran yang Anda peroleh terlalu besar atau terlalu
kecil, Anda dapat menyederhanakan hasil pengukuran tersebut ke dalam notasi
ilmiah. Berikut penjelasan angka penting dan notasi ilmiah.

28 Besaran Fisika dan Pengukurannya


a. Angka Penting dan Angka Eksak
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Angka penting terdiri atas angka pasti dan angka taksiran (angka yang diragukan).
Aturan-aturan angka penting sebagai berikut.
1) Semua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 145,789 mempunyai 6
angka penting.
2) Angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 20006 mempunyai 5 angka penting.
3) Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali
ada penjelasan lain. Penjelasan dapat berupa garis bawah atau ditebalkan
pada angka terakhir. Contoh: 1000 mempunyai 4 angka penting, 0,456000
mempunyai 6 angka penting.
4) Angka nol di belakang koma adalah angka penting. Contoh: 1,000 mempunyai
4 angka penting.
5) Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol bukan angka penting. Contoh:
0,006 mempunyai 1 angka penting dan 0,000500000 mempunyai 6 angka penting.
Bilangan yang terdiri atas angka-angka penting disebut bilangan penting,
sedangkan bilangan eksak yaitu bilangan yang pasti. Perbedaan antara bilangan
penting dan bilangan eksak sebagai berikut.
1) Bilangan penting diperoleh melalui pengukuran, sedangkan bilangan eksak
diperoleh dengan membilang.
2) Pada bilangan penting, banyak angka penting terbatas sesuai dengan ketelitian
alat ukur yang digunakan. Adapun pada bilangan eksak, banyak angka penting
tidak terbatas.
b. Aturan-Aturan Pembulatan dalam Proses Berhitung
Aturan-aturan pembulatan dalam fisika sebagai berikut.
1) Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas. Contoh: 6,427 dibulatkan menjadi 6,43.
2) Angka kurang dari 5 dibulatkan ke bawah. Contoh: 6,423 dibulatkan menjadi 6,42.
3) Angka tepat sama dengan 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan
dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap. Contoh: 5,475 dibulatkan
menjadi 5,48 dan 5,645 dibulatkan menjadi 5,64.
c. Aturan-Aturan dalam Proses Berhitung
Beberapa aturan berhitung yang melibatkan bilangan penting.
1) Hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan penting hanya boleh
mengandung satu angka taksiran.
Contoh: 18.400 g → angka 4 taksiran
4.850 g → angka 0 taksiran
––––––– +
23.250 g menjadi 23.200 g
2) Hasil perkalian dan pembagian bilangan-bilangan penting memiliki angka
penting sebanyak bilangan penting yang memiliki angka penting paling sedikit.
Contoh: 3,22 cm (tiga angka penting)
2,1 cm (dua angka penting)
––––––– ×
6,762 cm2 menjadi 6,8 cm2 (dua angka penting)

Fisika Kelas X 29
3) Hasil penjumlahan dan pengurangan serta perkalian dan pembagian
antara bilangan penting dan bilangan eksak atau sebaliknya, memiliki
angka penting sebanyak angka penting dari bilangan penting.
Contoh: 8,95 cm (tiga angka penting)
17 (bilangan eksak)
––––––– ×
152,15 cm
menjadi 152 (tiga angka penting)
4) Hasil pemangkatan suatu bilangan penting memiliki banyak angka
penting yang sama dengan bilangan penting yang dipangkatkan.
Contoh: (2,5 m)3 = 15,625 m3 menjadi 16 m3 (dua angka penting).
5) Hasil menarik akar suatu bilangan penting memiliki banyak angka penting
yang sama dengan bilangan penting yang ditarik akarnya.

Contoh: 225 m2 = 1,50 m (tiga angka penting).


Contoh Soal:
1. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu kertas berturut-turut 11,5 cm
dan 7,2 cm. Menurut aturan penulisan angka penting, berapa luas kertas?
Penyelesaian:
Diketahui: p = 11,5 cm
A = 7,2 cm
Ditanyakan: A
11, 5 cm 7 , 2 cm 82, 8 cm 2
Luas = panjang × lebar = × =
3 angka penting 2 angka penting 3 angka penting
Hasil perkalian angka-angka penting memiliki angka penting sebanyak
angka penting paling sedikit. Dengan demikian, luas kertas sesuai aturan
angka penting adalah 83 cm2.
2. Berapakah hasil pengurangan bilangan-bilangan penting 472,31 g – 312 g?
Penyelesaian:
472,31 g → 1 sebagai angka taksiran
312 g→ 2 sebagai angka taksiran
––––––– –
160,31 g = 160 g
Hasilnya 160 g karena hanya boleh mengandung 1 angka taksiran.
d. Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah atau notasi baku merupakan cara penulisan bilangan secara
ilmiah dalam bentuk bilangan sepuluh berpangkat. Penggunaan notasi ilmiah ini
bertujuan untuk mempermudah penulisan bilangan yang sangat besar atau yang
sangat kecil. Dalam notasi ilmiah, angka-angka hasil pengukuran dinyatakan
dengan bilangan di antara 1 dan 10 dikalikan dengan bilangan 10 berpangkat.
Notasi ilmiah biasa ditulis: a × 10n
Dalam notasi ini, 1 ≤ a < 10 dan n bilangan bulat, a menunjukkan bilangan atau
angka penting dan 10n menunjuk orde.
Aturan penulisan hasil pengukuran dengan notasi ilmiah sebagai berikut.

30 Besaran Fisika dan Pengukurannya


1) Pindahkan koma desimal sampai hanya tersisa satu angka di kiri.
2) Hitunglah banyaknya angka yang dilewati koma desimal dan gunakan
angka tersebut sebagai pangkat dari 10.
Misal massa bumi sekitar 6.370.000.000.000.000.000.000.000 kg, ditulis dengan
notasi ilmiah 6,37 × 1024 kg. Dalam hal ini 6,37 adalah angka penting dan 1024
adalah orde. Contoh lain yaitu besar muatan elektron 0,0000000000000000001602 C,
ditulis dengan notasi ilmiah 1,602 × 10–19 C.
Penulisan dengan notasi ilmiah mempunyai manfaat sebagai berikut.
1) Mempermudah dalam menentukan banyaknya angka penting yang
terdapat pada hasil pengukuran.
2) Mempermudah dalam menentukan orde besaran yang diukur.
3) Mempermudah dalam melaksanakan perhitungan aljabar.
Perhatikan simbolisasi dan penamaan notasi ilmiah dalam Tabel 2.3 berikut
ini.
Tabel 2.3 Penggunaan Awalan dalam Satuan SI
Bilangan Orde Nama Simbol Contoh
1.000.000.000.000.000.000 10 18 eksa E eksameter (Em)
1.000.000.000.000.000 10 15 peta P petameter (Pm)
1.000.000.000.000 10 12 tera T terameter (Tm)
1.000.000.000 10 9 giga G gigameter (Gm)
1.000.000 10 6 mega M megagram (Mg)
1.000 10 3 kilo k kilometer (km)
100 10 2 hekto h hektometer (hm)
10 10 1 deka da dekameter (dam)
0,1 10 –1 desi d desimeter (dm)
0,01 10 –2 senti c sentimeter (cm)
0,001 10 –3 mili m milimeter (mm)
0,000 001 10 –6 mikro μ mikrogram (mg)
0,000 000 001 10 –9 nano n nanometer (nm)
0,000 000 000 001 10 –12 piko p pikometer (pm)
0,000 000 000 000 001 10 –15 emto f femtometer (fm)
0,000 000 000 000 000 001 10 –18 atto a attometer (am)

4. Ketidakpastian Hasil Pengukuran


Setiap pengukuran harus dilaporkan dalam bentuk hasil pengukuran.
Bagaimanakah cara melaporkan hasil pengukuran tersebut? Hasil pengukuran
dinyatakan sebagai berikut.
Keterangan:
x = x0 ± Δx x 0 = hasil pengukuran tunggal
Δ x = ketidakpastian hasil pengukuran

Pengukuran dapat dilakukan satu kali maupun berulang kali.


a. Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang hanya dilakukan satu kali.
Anda hanya mendapatkan satu buah hasil pengukuran. Ketidakpastian dari
hasil pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil alat ukur yang
digunakan.

Fisika Kelas X 31
Sebagai contoh ketika Anda mengukur tebal buku menggunakan jangka
sorong, Anda mendapatkan hasil 2,32 cm. Bagaimanakah cara melaporkan
hasil pengukuran tersebut?
Telah Anda ketahui, skala terkecil jangka sorong adalah 0,01 cm. Oleh
karena itu, ketidakpastian pengukuran menggunakan jangka sorong adalah
0,005 cm. Dengan demikian, hasil pengukuran dilaporkan sebagai berikut.
x0 = 2,32 cm
Δx = 0,005 cm
Oleh karena ketidakpastian mengandung tiga tempat desimal, hasil pengukuran
juga harus dinyatakan dalam tiga tempat desimal.
x = x0 + Δx = 2,320 ± 0,005 cm

Pengukuran Tunggal
Nyatakan hasil pengukuran yang telah Anda lakukan dalam kegiatan Mari Bereksplorasi:
Bagaimana Kita Mengukur? dalam bentuk pelaporan hasil pengukuran tunggal.

b. Pengukuran Berulang
Pengukuran yang hanya dilakukan satu kali rentan terhadap kesalahan.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat menyebabkan hasil pengukuran
menjadi tidak teliti. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi saat mengulangi pengukuran, Anda sebaiknya mengulangi pengukuran
sehingga hasil yang Anda peroleh teliti dan akurat. Jadi, apabila Anda
melakukan percobaan, ulangilah pengukuran data 5–10 kali.
Apabila Anda melakukan pengukuran sebanyak N kali, Anda akan
memperoleh hasil-hasil pengukuran yaitu x1, x2, x3, . . . xN.
Nilai rata-rata hasil pengukuran dihitung sebagai berikut.

Σx x1 + x2 + x3 + . . . +xN
x = Ni = N

Adapun ketidakpastian dalam pengukuran (Δx) dapat diperoleh dari nilai


simpangan baku sebagai berikut.

1 NΣxi 2 − (Σxi )2
Δx = Sx =
N N −1

Banyaknya angka penting (AP) yang boleh dilaporkan pada pengukuran


berulang bergantung pada ketidakpastian relatifnya. Apabila ketidakpastian
relatif sekitar 10%, angka penting yang boleh dilaporkan sebanyak 2 AP. Apabila
ketidakpastian relatif sekitar 1%, angka penting yang boleh dilaporkan sebanyak
3 AP. Apabila ketidakpastian relatif sekitar 0,1%, angka penting yang boleh
dilaporkan sebanyak 4 AP.
Adapun perhitungan ketidakpastian relatif dirumuskan sebagai berikut.
Δx
Ketidakpastian relatif = X
× 100%

32 Besaran Fisika dan Pengukurannya


Ketidakpastian Δx yang dilaporkan pada hasil pengukuran dinamakan
ketidakpastian mutlak.
Contoh soal:
Hasil pengukuran tebal sebuah buku yang dilakukan secara berulang yaitu
2,40 cm; 2,42 cm; 2,41 cm; 2,44 ccm; dan 2,43 cm. Laporkan hasil pengukuran
tersebut.
Penyelesaian:
–x = Σxi = 12,1
= 2,42
N 5

1 NΣxi 2 − (Σxi )2 No. xi xi2


Δx = Sx =
N N −1
1. 2,40 5,76
1 5(29, 283) − (12,1)2 2. 2,42 5,8564
= 3. 2,41 5,8081
5 5 −1
4. 2,44 5,9536
5. 2,43 5,9049
1 146, 415 − 146, 41
=
5 4 Σxi = 12,1 Σ x i2 = 29,283

1 0, 005
= = 0,007
5 4
Δx
Ketidakpastian relatif = x
100%
0, 007
= 2, 42 × 100% = 0,289%
Ketidakpastian relatif pengukuran tersebut 0,289% sehingga hasil pengukuran
mengandung 3 AP.
Jadi, x = –x ± Sx
= 2,42 ± 0,007 cm
= 2,42 ± 0,01 cm
Dengan demikian, tebal buku tersebut (2,42 ± 0,01) cm.
c. Pengukuran Tidak Langsung
Pengukuran besaran fisika dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pengukuran langsung dan tidak langsung. Anda dikatakan melakukan
pengukuran langsung apabila hasil pengukuran yang Anda peroleh berasal
dari alat ukur secara langsung. Contoh pengukuran langsung yaitu mengukur
ketebalan buku menggunakan jangka sorong, mikrometer sekrup, atau
menggunakan mistar.
Lain halnya ketika Anda mengukur luas sebuah buku yang berbentuk
persegi panjang. Anda harus mengukur panjang dan lebar buku tulis
menggunakan penggaris. Setelah Anda memperoleh kedua data tersebut, Anda
baru dapat mengukur luas buku tulis menggunakan rumus matematika.
Ketidakpastian pengukuran secara tidak langsung diperoleh sebagai berikut.
1) Pengukuran Tidak Langsung dari Pengukuran Tunggal
Dua buah pengukuran tunggal menghasilkan data sebagai berikut.
x = x0 ± Δx
y = y0 ± Δy

Fisika Kelas X 33
Suatu besaran z diperoleh dari penjumlahan x dan y
z =x+y
= (x ± Δx) + (y0 ± Δy)
= (x0 + y0) ± (Δx + Δy)
z = x + y dan Δz = |Δx| + |Δy|
Jika z diperoleh dari x – y, maka z = x – y dan Δz = |Δx| + |Δy|
Dalam matematika terdapat berbagai operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan eksponensial. Perhitungan ketidakpastian
pada operasi tersebut dinyatakan dalam tabel berikut.
Operasi Ketidakpastian

z=x±y Δz = |Δx| + |Δy|


x Δz Δx Δy
z = xy atau z = = +
y z x y

x Δx Δy
z = axnym = |n| + |m|
y x y

2) Pengukuran Tidak Langsung dari Pengukuran Berulang


Diperoleh hasil pengukuran berulang sebagai berikut.
x = x0 ± Sx
y = y0 ± Sy
Suatu fungsi z yang diperoleh dari hasil pengukuran tidak langsung x
dan y dirumuskan sebagai berikut.
z = axnym
Ketidakpastian pengukuran tersebut adalah:
2 2
Δz ⎛ n Sx ⎞ + ⎛ m Sy ⎞
= ⎜ ⎟ ⎜ ⎟
z ⎝ x ⎠ ⎝ y ⎠

5. Ketelitian dan Ketepatan Hasil


Anda akan menemui beberapa istilah dalam pengukuran, seperti ketelitian
(presisi), ketepatan (akurasi), dan hasil pengukuran. Apakah arti dari istilah-istilah
tersebut?
a. Ketelitian (Presisi)
Ketelitian adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari
nilai yang diukur terhadap nilai benar x0. Ketelitian berhubungan dengan
ketidakpastian relatif hasil pengukuran. Semakin kecil ketidakpastian relatif
hasil pengukuran, semakin tinggi ketelitian pengukuran tersebut.
Sebagai contoh, hasil pengukuran panjang meja yang diukur oleh A dan
B berturut-turut 2,51 m dan 2,53 m. Apabila nilai benar x0 = 2,50 m, hasil
pengukuran manakah yang lebih teliti?
Penyelesaian:
Diketahui: xA = 2,51 m
xB = 2,53 m
x0 = 2,50 m
Ditanyakan: ketelitian

34 Besaran Fisika dan Pengukurannya


Jawab:
Δx = |xi – x0|
ΔxA = |xA – x0|
= |2,51 – 2,50|
= 0,01
Δx A 0, 01
Ketidakpastian relatif A = = × 100% = 0,4%
x0 2, 50
ΔxB = |xB – x0|
= |2,53 – 2,50|
= 0,03
ΔxB 0, 03
Ketidakpastian relatif B = = × 100% = 1,2%
x0 2, 50
Ketidakpastian relatif A lebih kecil daripada ketidakpastian B. Berdasarkan
hal tersebut, ketelitian pengukuran A lebih tinggi daripada ketelitian
pengukuran B.
Ketelitian dapat dinyatakan dalam persentase (%). Hubungan antara
ketelitian dan ketidakpastian relatif sebagai berikut.
Ketelitian = 100% – ketidakpastian relatif (%)
Dari contoh sebelumnya, ketidakpastian A 0,4%, sedangkan ketidakpastian B
1,2%. Ketelitian kedua pengukuran tersebut adalah:
Ketelitian A = 100% – 0,4% = 99,6%
Ketelitian B = 100% – 1,2% = 98,8%
b. Ketepatan (Akurasi)
Ketepatan (akurasi) adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang sama. Telah Anda pelajari bahwa hasil pengukuran
dilaporkan sebagai x = x0 ± Δx. Dari pembahasan sebelumnya, Δx diperoleh
1
dari 2
skala terkecil alat yang digunakan (pengukuran tunggal) atau berupa
simpangan baku (pengukuran berulang). Δx tersebut dinamakan ketidakpastian
mutlak. Ketepatan pengukuran berhubungan dengan ketidakpastian mutlak
hasil pengukuran. Semakin kecil ketidakpastian mutlak, hasil pengukuran
semakin tepat atau akurat.
Sebagai contoh Andi mengukur tebal buku secara berulang dan memper-
oleh hasil 3,25 ± 0,02 cm, sedangkan Farhan juga melakukan hal yang sama
dan mendapatkan hasil 3,25 ± 0,04 cm. Ketidakpastian mutlak hasil pengukuran
Andi lebih kecil daripada ketidakpastian hasil pengukuran Farhan. Oleh karena
itu, hasil pengukuran Andi lebih akurat daripada hasil pengukuran Farhan.
Hubungan antara ketepatan dan ketidakpastian mutlak sebagai berikut.
Δx
Ketepatan = 1 –
x

Dari contoh sebelumnya, ketepatan hasil pengukuran yang dilakukan oleh


Andi dan Farhan sebagai berikut.
0, 02
Ketepatan Andi =1– = 1 – 0,006 = 0,994
3, 25
0, 04
Ketepatan Farhan = 1 – = 1 – 0,012 = 0,988
3, 25

Fisika Kelas X 35
6. Pengolahan dan Penyajian Data
Hukum Fisika merupakan kaitan matematis antarbesaran yang diukur.
Keterkaitan tersebut dapat ditentukan dengan grafik hubungan antarbesaran. Satu-
satunya grafik yang paling mudah ditentukan persamaannya adalah garis lurus.
Persamaan garis lurus secara matematis dituliskan sebagai berikut.
y = mx + n
Keterangan:
m = kemiringan grafik (tan θ)
n = ordinat titik potong garis lurus terhadap sumbu Y

Perlu Anda ketahui, grafik garis lurus


yang Anda gambarkan sebaiknya mengisi
seluruh luasan yang telah disediakan. Hal
ini dapat Anda lakukan dengan memilih

skala mendatar dan skala tegak dengan θ Δy


tepat. Titik nol skala tidak perlu selalu Δx
tampak pada grafik.
Perhatikan grafik di samping!
Cara menentukan garis lurus terbaik
yaitu dengan cara menentukan titik sentroid
(x0, y0) yang diperoleh dengan cara berikut.
Sumber: Dokumen Penerbit
Σxi Σyi Gambar 2.5 Penyajian data dalam
x0 = n dan y0 = n
bentuk grafik
Setelah menentukan titik sentroid, plotkan titik-titik data dan titik sentroid ke sumbu
X – Y. Setelah itu, tariklah garis lurus melalui titik sentroid dengan mengusahakan
agar jumlah titik data di atas garis sama dengan jumlah titik data di bawah garis.
Kemiringan garis atau gradien garis (m) dapat ditentukan sebagai berikut.
Δy y2 − y1
m = tan θ = =
Δx x2 − x1

Nilai n dapat diperoleh dengan memperpanjang garis hingga memotong


sumbu Y. Lakukan tugas berikut agar Anda terlatih membuat grafik hasil percobaan.

Membuat Grafik
Selama eksperimen, siswa mengukur
Massa Alkohol untuk
massa alkohol dengan hasil pengukuran Volume Tertentu
seperti pada tabel di samping. Volume (cm 3) Massa (gram)
1. Plot nilai-nilai hasil pengukuran pada
10,0 7,9
tabel ke dalam grafik dengan per- 20,0 15,8
skalaan yang benar dan hubungkan 30,0 23,7
antartitik-titik tersebut. 40,0 31,6
50,0 39,6
2. Deskripsikan bentuk kurva hasil
penyusunan grafik yang telah disusun.

36 Besaran Fisika dan Pengukurannya


3. Tentukan kemiringan grafik dan jenis satuannya. Disebut apakah besaran
ini?
4. Berapakah massa alkohol yang memiliki volume 32,5 cm?

Anda telah mempelajari ketidakpastian angka penting, pengukuran tunggal,


dan ketidakpastian pengukuran berulang. Lakukan kegiatan berikut agar Anda
lebih memahami pengukuran besaran fisika.

Menentukan Massa Jenis Benda


A. Pendahuluan C. Apa yang Harus Dilakukan?
Massa jenis merupakan besaran 1. Timbanglah massa batu dan
turunan yang diperoleh dari kelereng menggunakan neraca.
perbandingan antara massa dan Ulangi pengukuran sebanyak
volume benda. Di SMP Anda telah 5 kali dan catat hasilnya.
melakukan pengukuran massa jenis. 2. Ukurlah volume kelereng meng-
Berbeda dengan SMP, kali ini Anda gunakan rumus volume bola
akan mengukur massa jenis benda 4
V = πr3. Ulangi pengukuran
dengan pengukuran berulang. Anda 3
juga harus menyertakan ketidak- sebanyak 5 kali dan catat hasil
pastiannya. pengukuran Anda dan catatlah
Berdasarkan hal di atas, kegiatan hasilnya dengan teliti.
eksperimen ini bertujuan menentukan 3. Ukurlah volume batu mengguna-
massa jenis benda melalui peng- kan gelas ukur berisi air.
ukuran berulang dan menentukan 4. Hitunglah rata-rata massa batu
ketidakpastiannya. dan massa kelereng beserta
Lakukan kegiatan ini secara ketidakpastiannya.
berkelompok di ruang laboratorium. 5. Hitunglah rata-rata volume batu
Bekerjasamalah dengan anggota dan volume kelereng beserta
kelompok Anda sehingga kegiatan ini ketidakpastiannya.
dapat berjalan dengan lancar. Berhati- 6. Tentukan massa jenis batu dan
hatilah dalam menggunakan per- massa jenis kelereng.
alatan laboratorium dan kembalikan D. Pertanyaan dan Diskusi
ke tempat semula setelah digunakan. 1. Berdasarkan kegiatan yang telah
B. Apa yang Diperlukan? Anda lakukan, manakah yang
1. Neraca termasuk pengukuran langsung
2. Gelas ukur dan pengukuran tidak langsung?
3. Jangka sorong/mikrometer sekrup Jelaskan jawaban Anda!
4. Kelereng 2. Berapakah ketidakpastian hasil
5. Batu pengukuran yang Anda lakukan?
6. Air

Fisika Kelas X 37
3. Bandingkan ketidakpastian yang E. Unjuk Kreativitas
Anda peroleh dengan ketidak- Lakukan pengukuran massa jenis
pastian alat ukur yang Anda untuk benda lainnya, misalnya balok
gunakan. Samakah hasilnya? logam. Lakukan pengukuran yang
Jelaskan jawaban Anda. sama dengan yang telah Anda lakukan.
4. Tulislah laporan hasil pengukuran
massa jenis batu dan kelereng
beserta ketidakpastiannya.

Saat ini, proses pengukuran telah didukung dengan pelbagai peralatan modern.
Alat-alat ukur telah berkembang cukup pesat dibanding beberapa tahun yang lalu.
Namun, modernitas alat ukur tidak akan bermanfaat tanpa adanya komitmen manusia
untuk selalu merawat alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat-alat ukur yang ada di
laboratorium perlu dirawat agar tetap dapat menghasilkan pengukuran yang tepat dan
akurat. Apa yang harus Anda lakukan dalam mengimbangi modernitas alat ukur dan
merawat alat-alat yang telah tersedia?

1. Tentukan hasil pembacaan alat ukur berikut beserta ketidakpastiannya!


a. c.
15 15
4 5 6 6 7
10 10
3,5 4,5 5,5 6,5 7,5

5 5

b. 5 6 7

0 5 10

2. Tentukan jumlah angka penting dari bilangan-bilangan berikut!


a. 5,0053 d. 3,5 × 108
b. 1.500 e. 4,05 × 103
c. 0,0056

38 Besaran Fisika dan Pengukurannya


3. Tentukan hasil operasi berikut berdasarkan aturan angka penting!
a. 4,005 + 3,85 b. 8,51 – 5,2 + 1,258 c. 4,56 × 3,5
4. Panjang dan lebar buku yang diukur menggunakan penggaris berturut-turut
33,2 cm dan 22,5 cm. Tentukan luas buku berdasarkan aturan angka penting dan
ketidakpastiannya!
5. Hasil pengukuran arus listrik pada suatu rangkaian listrik disajikan dalam tabel
berikut.
No. Kuat Arus (mA)

1. 22,0
2. 22,2
3. 22,3
4. 22,5
5. 22,1

Laporkan hasil pengukuran tersebut beserta ketidakpastiannya!

1. Besaran dalam ilmu Fisika dikelompokkan menjadi besaran pokok dan besaran
turunan. Ada tujuh macam besaran pokok fisika yang memiliki satuan yang
didefinisikan sendiri. Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan lambang huruf
tertentu dan diberi kurung persegi. Besaran turunan tersusun dari satu atau lebih
besaran pokok. Satuan besaran turunan tersusun dari besaran penyusunnya.
2. Besaran skalar dan besaran vektor dibedakan berdasarkan arahnya. Besaran skalar
memiliki nilai saja, sedangkan besaran vektor memiliki nilai dan arah.
3. Hasil pengukuran tunggal besaran fisika dinyatakan dengan x = x0 ± Δx, dengan x0
adalah hasil pengukuran sedangkan Δx adalah ketidakpastian mutlak hasil
1
pengukuran. Ketidakpastian pengukuran tunggal adalah skala terkecil alat ukur
2
yang digunakan.
4. Hasil pengukuran berulang dinyatakan dengan x = x– ± Δx, dengan x– adalah rata-
rata hasil pengukuran berulang, sedangkan Δx adalah ketidakpastian mutlak
pengukuran berulang. Ketidakpastian mutlak pengukuran berulang dirumuskan
sebagai berikut.
1 NΣxi 2 − (Σxi )2
Δx = Sx =
N N −1
5. Ketidakpastian relatif hasil pengukuran dapat diperoleh dengan rumus berikut.
Δx
Ketidakpastian relatif = × 100%.
x
6. Ketelitian pengukuran diperoleh dengan rumus berikut.
Ketelitian = 100% – ketidakpastian (%)
7. Ketepatan hasil pengukuran diperoleh dengan rumus berikut.
Δx
Ketepatan = 1 –
x

Fisika Kelas X 39
A. Pilihlah jawaban yang tepat! R adalah tetapan gas umum. Dimensi
dari tetapan gas umum (R) tersebut
1. Satuan hambatan jenis dalam SI adalah adalah . . . .
.... a. [M][L][T][N]–1[θ ]–1
a. ohm b. [M][L]2[T][N]–1[θ ]–1
b. volt detik c. [M][L]2[T]–2[N]–1[θ ]–1
c. ohmmeter d. [M][L]2[T]2[N]–1[θ ]–1
d. volt/ampere e. [M][L][T]–2[N][θ ]–1
e. ohmmeter/kelvin
7. Perhatikan gambar di bawah ini!
2. Kelompok besaran berikut yang
merupakan besaran pokok adalah . . . .
a. jumlah zat, suhu, dan massa 0 1 2 0
b. percepatan, kuat arus, dan gaya 45
c. panjang, kuat arus, dan kecepatan 40
d. intensitas cahaya, berat, dan waktu
e. panjang, berat, dan intensitas
cahaya Ketebalan benda ketika diukur dengan
mikrometer sekrup ditunjukkan seperti
3. Besaran yang memiliki dimensi LT–2
gambar. Hasil pengukuran ketebalan
adalah . . . .
benda adalah . . . mm.
a. volume d. kecepatan
a. 2,97 d. 1,97
b. debit e. percepatan
b. 2,47 e. 1,47
c. tekanan
c. 2,03
4. Dimensi energi adalah . . . .
a. [M][L]–2[T]–2 d. [M][L]2[T]–2 8. Panjang rusuk kubus 10 cm. Volume
kubus jika dituliskan dalam notasi
b. [M][L] [T]–2 2
e. [M][L]2[T]2
ilmiah dan aturan angka penting adalah
c. [M][L][T] 2
. . . cm3.
5. Gambar berikut menunjukkan hasil a. 1,000 d. 1,00 × 103
pembacaan pengukuran diameter bola b. 1 × 10 e. 1,000 × 103
kecil menggunakan mikrometer sekrup. c. 1,0 × 103
0 1 2 3 4 5 6
45
9. Hendro mengukur tebal handphone
menggunakan jangka sorong dan
40
Hasil pengukurannya adalah . . . mm. hasilnya seperti gambar berikut ini.
a. 6,93 d. 6,96 1 2
b. 6,94 e. 6,97
c. 6,95
6. Hubungan antara volume (V ), tekanan
0 5 10
(p), suhu (T), serta jumlah molekul atau
partikel gas (n) ditentukan dengan Tebal handphone tersebut adalah . . . cm.
persamaan berikut. a. 1,35 d. 1,55
pV b. 1,25 e. 1,65
T
= nR
c. 1,50

40 Besaran Fisika dan Pengukurannya


10. Tebal pelat logam diukur menggunakan 5. Isilah titik-titik pada tabel berikut ini
mikrometer sekrup seperti gambar. dengan besaran pokok atau besaran
turunan!
0 1 2 3 4 5
5
0
Besaran Jenis Besaran
45
40 Massa . . .
Energi . . .
Momentum . . .
Suhu . . .
Kecepatan . . .

6. Tentukan dimensi dari besaran-besaran


5
berikut!
0 1 2 3 4 5 0 W
45
a. Potensial listrik ( q )
40 W
b. Daya ( t
)
Tebal pelat logam adalah . . . mm.
a. 5,85 d. 5,98 c. Momen inersia (mr 2)
b. 5,90 e. 6,00 7. Hitunglah!
c. 5,96 a. 155,24 × 2,29
b. 467,59 : 8,15
B. Kerjakan soal-soal berikut! c. 7,99 – 2,22 + 12,6777
1. Perhatikan beberapa besaran berikut ini! d. 0,1167 × 8,1188
(i) Gaya (iv) Momentum 8. Ketebalan besi ketika diukur mengguna-
(ii) Usaha (v) Panjang kan mikrometer sekrup ditunjukkan
(iii) Massa seperti gambar di bawah.
Manakah besaran yang termasuk
besaran pokok dan besaran turunan?
0 1 2 3 40
Jelaskan alasannya!
35
2. Impuls (I) memiliki definisi I = F Δt.
Periksalah dari besaran di bawah ini 30
yang sama dengan impuls.
1
a. Energi kinetik: Ek = mv2 Hitung tebal besi tersebut!
2
b. Momentum: p = m v 9. Hitunglah menggunakan aturan angka
3. Hukum dasar gerak menyatakan bahwa penting!
percepatan berbanding lurus dengan a. Luas lingkaran yang berjari-jari
gaya total dan berbanding terbalik dengan 4,5 cm.
massa benda. b. Volume balok yang berukuran
a. Jika konstanta kesebandingan tidak 3,12 mm × 0,357 mm × 3,4 mm.
memiliki dimensi, tentukan dimensi c. Panjang sisi miring segitiga siku-
gaya! siku yang sisi-sisinya 4,22 cm dan
b. Satuan SI gaya adalah newton, nyata-
7,3 cm.
kan satuan tersebut menggunakan
satuan dari besaran pokoknya! q1q2
10. Diketahui persamaan F = k r2
dengan
4. Pengukuran menggunakan mikrometer
sekrup pada skala utama menunjuk F adalah gaya Coulomb, k adalah
angka 5,5 mm dan pada selubung luar konstanta, q adalah muatan, dan r
menunjuk angka 16. Berapakah hasil adalah jarak antara kedua muatan.
pengukurannya? Tentukan dimensi dari k!

Fisika Kelas X 41
Pengukuran selalu dilakukan dalam setiap bidang ilmu. Pengukuran harus dilakukan
dengan teliti dan cermat agar hasil yang diperoleh sesuai dengan kenyataan. Akan tetapi,
hasil pengukuran tidak ada yang pasti. Selalu ada ketidakpastian dalam pengukuran.
Seperti yang telah Anda pelajari, ketidakpastian tersebut dapat disebabkan oleh kesalahan-
kesalahan seperti kesalahan umum, kesalahan acak, dan kesalahan sistematik.
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda mungkin akan menemui kesalahan pengukuran
yang disengaja maupun tidak disengaja. Alat-alat ukur yang digunakan oleh masyarakat
belum tentu bekerja dengan baik. Hal ini disebabkan para pedagang jarang atau bahkan
tidak pernah mengalibrasi timbangannya sehingga hasil pengukuran tidak sesuai dengan
nilai yang sebenarnya. Kesalahan pengukuran ini termasuk kesalahan yang tidak
disengaja. Sebaliknya, kesalahan juga bisa dilakukan dengan sengaja. Sebagai contoh,
pedagang yang mengurangi timbangan. Gula pasir yang tertulis 1 kg ternyata hanya
950 gram ketika Anda timbang sendiri di rumah. Apa pendapat Anda tentang hal ini?

Isilah angket ini dengan memberikan tanda cek () sesuai tingkat pemahaman
Anda setelah mempelajari materi di bab ini.
Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Sedang Baik
Kurang Baik

Saya dapat menjelaskan ilmu Fisika dan


peranannya bagi kehidupan
Saya dapat menganalisis besaran-
besaran fisika dan dimensinya
Saya dapat melakukan pengukuran
besaran-besaran fisika menggunakan
alat ukur yang tepat
Saya dapat menganalisis hasil
pengukuran berdasarkan notasi ilmiah
dan angka penting
Saya dapat menganalisis ketidakpastian
pengukuran tunggal dan berulang
Saya dapat menjelaskan ketelitian dan
ketepatan hasil pengukuran
Saya dapat mengolah data dan
menyajikannya dalam bentuk grafik

Apabila tanda cek () yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih dari 3, sebaiknya Anda mempelajari kembali materi bab ini sebelum melanjutkan
ke bab berikutnya. Anda dapat melanjutkan ke bab berikutnya jika tanda cek ()
pada kolom Kurang dan Sangat Kurang lebih kecil atau sama dengan 3.

42 Besaran Fisika dan Pengukurannya


Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa mampu menjelaskan vektor dan operasi vektor.

Vektor
Mempelajari

▲ ▲

Mengenal Vektor Operasi Vektor


yang terdiri atas yang terdiri atas
▲ ▲

1. Notasi Vektor 1. Penjumlahan Vektor secara


2. Besar Vektor Geometri
3. Penguraian Vektor 2. Penjumlahan Vektor secara
Analitis
3. Penjumlahan Vektor Ber-
dasarkan Komponen Vektor
Satuan

Fisika Kelas X 43
Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 3.1 Tarik tambang

Perhatikan aktivitas yang ada dalam foto di atas. Dua tim lomba tarik tambang sedang
beraksi untuk menunjukkan siapa yang lebih kuat di antara mereka. Satu tim bergerak
searah dengan tarikan yang mereka lakukan, tetapi tim lainnya justru bergerak berlawanan
dengan arah tarikan mereka. Apakah yang istimewa dari peristiwa itu?

1. Notasi vektor, besar vektor, dan penguraian vektor


• Notasi vektor
2. Penjumlahan vektor secara geometris dan analitis • Arah vektor
3. Penjumlahan vektor berdasarkan komponen vektor satuan • Besar vektor
• Metode poligon
• Metode jajargenjang

44 Vektor
Indonesia memiliki wilayah terluas di Asia Tenggara. Wilayah Indonesia terbentang
dari Sabang sampai Merauke. Berbagai wilayah Indonesia memiliki banyak keindahan alam.
Semua keindahan alam tersebut wajib kita syukuri atas karunia Tuhan pencipta alam.
Penumpang pesawat dapat menikmati keindahan kondisi alam Indonesia. Pergerakan
pesawat dari posisi awal hingga posisi akhir akan membentuk vektor perpindahan. Vektor
memengaruhi besaran fisika. Adapun besaran yang dipengaruhi oleh vektor adalah
perpindahan, kecepatan, percepatan, dan gaya. Dalam bab ini, Anda akan mempelajari
tentang notasi vektor, besar vektor, penguraian vektor, dan operasi vektor.
A. Mengenal Vektor
Perpindahan dan gaya adalah contoh yang paling popular dari besaran vektor.
Kedua besaran ini selain memiliki nilai juga memiliki arah. Artinya, perhitungan besaran-
besaran vektor tidak akan sesederhana besaran skalar. Jika berbicara tentang vektor,
maka kita akan akrab dengan koordinat dan sudut.
Pada pembahasan vektor sebenarnya kita mempelajari metode. Metode ini lalu
digunakan dalam penghitungan besaran-besaran fisika. Untuk mengawali pembahasan
dan memberikan gambaran tentang vektor dan aplikasinya dalam menentukan
perpindahan benda, lakukan kegiatan berikut.

Menyelidiki Perpindahan sebagai Vektor


1. Pengamatan
Dua orang siswa mendemonstrasikan perpindahan sebagai vektor di depan
kelas. Lakukan pengamatan terhadap perpindahan dan arah gerak siswa
tersebut.
2. Prosedur
a. Siswa A berjalan dua meter ke timur, kemudian berbelok ke selatan sejauh
empat meter, dan berjalan kembali ke barat sejauh lima meter.
b. Gambarlah perjalanan siswa tersebut beserta arahnya.
c. Siswa B berjalan sejauh 10 meter dalam arah tiga puluh derajat dari timur
(sumbu X).
d. Gambarkan vektor perpindahan siswa B dan proyeksikan vektor B
terhadap sumbu X dan Y).
3. Diskusi
a. Berapakah jarak yang ditempuh A dalam kegiatan tersebut?
b. Berapakah perpindahan A dalam kegiatan tersebut?
c. Manakah yang termasuk besaran vektor dari kedua besaran tersebut?
Jelaskan jawaban Anda!
d. Tentukan tiap-tiap vektor yang dikerjakan siswa A!
e. Tentukan resultan vektor yang dikerjakan siswa A!
f. Jelaskan komponen vektor B yang diproyeksikan ke sumbu X dan sumbu Y.
g. Tentukan komponen vektor resultan A yang telah Anda peroleh!
4. Kesimpulan dan Laporan
Tuliskan laporan hasil diskusi, lalu sampaikan di depan kelas.

Fisika Kelas X 45
1. Notasi Vektor
Agar dapat menuliskan vektor dengan
benar, perlu memahami simbol atau notasi G
d
vektor. Vektor dapat dituliskan dengan dua


cara berikut.
a. Menuliskan tanda vektor atau anak


O A
panah di atas nama vektor.
G JJJJG
Contoh: d dan OA Sumber: Dokumen Penerbit
b. Menuliskan nama vektor dengan huruf Gambar 3.2
yang ditebalkan. Simbol vektor
Contoh: d dan OA
Nama vektor dapat dituliskan
dengan satu huruf atau dengan dua G
r1
huruf. Jika dituliskan dengan dua
0 1 2
huruf, huruf depan menyatakan titik
tangkap dan huruf belakang me-
nunjukkan arahnya. Vektor dilambang- 3
kan (digambarkan) dengan sinar garis
atau garis yang ujungnya diberi anak
panah. Perhatikan Gambar 3.2.
Contoh: 2 G
JJJJG r2
OA , berarti O sebagai titik tangkap
vektor dan A arah vektor dari O.
2. Besar Vektor 1
G
Besar suatu vektor r secara grafis
dinyatakan dengan panjang garis,
sedangkan arahnya ditunjukkan oleh arah 0
sinar garis tersebut. Besar suatu vektor
Sumber: Dokumen Penerbit
disebut juga dengan norma, modulus, atau
magnitude, yang dinyatakan dengan: Gambar 3.3
Besar dan arah vektor
G
r= r
G G
Perhatikan Gambar 3.3. Vektor r1 memiliki besar r1 = r1 = 2,6 satuan dengan arah
G G
ke kanan, sedangkan vektor r2 memiliki besar r2 = r2 = 3,4 satuan dengan arah ke
atas.
3. Penguraian Vektor
Suatu vektor tidak selalu searah dengan sumbu X atau sumbu Y. Vektor bisa
berada pada arah tertentu dari sumbu X dan sumbu Y. Vektor tersebut dapat
diuraikan ke dalam komponen-komponen pada arah sumbu yang digunakan.
Perhatikan Gambar 3.4. Pada dimensi dua (bidang), komponen-komponen
tersebut dibagi dalam arah atau sumbu X dan Y sehingga suatu vektor diuraikan
menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus.

46 Vektor
G
Dari Gambar 3.4, vektor r diuraikan menjadi dua vektor yang saling tegak
G G G G G
lurus, yaitu rx dan ry . rx adalah komponen r pada arah X atau proyeksi r pada
G G G G
arah X. ry adalah komponen r pada arah Y atau proyeksi r pada arah Y. Besar rx
G
dan ry dinyatakan sebagai berikut.
Y
rx = r cos α
ry = r sin α

Arah vektor pada sumbu X, Y, Z G G


dituliskan dalam bentuk vektor satuan. ry r
Vektor satuan dalam arah X dilambangkan
dengan î , vektor satuan dalam arah Y
α
dilambangkan dengan ĵ , dan vektor satuan G X
rx
dalam arah Z dilambangkan dengan k̂ .
Sumber: Dokumen Penerbit
Namun, pada pembahasan kali ini hanya
Gambar 3.4
akan dibahas penguraian vektor pada sumbu Penguraian vektor
X dan Y.
G
Vektor r pada Gambar 3.4 juga dapat dinyatakan dalam koordinat Cartesius
maupun dalam vektor satuan sebagai berikut.
G
r = (rx, ry)
= rx î + ry ĵ
Apabila vektor yang diuraikan berupa vektor tiga dimensi, vektor tersebut
dinyatakan sebagai berikut.
G
r = (rx, ry, rz)
= rx î + ry ĵ + rz k̂

Contoh Soal:
Siswa berlari 300 m ke timur kemudian 400 m ke
utara. Nyatakan vektor perpindahan siswa tersebut
dengan gambar dan koordinat Cartesius.
Penyelesaian: G G
R s2 = 400 m
a. Dengan gambar
Jika 1 cm mewakili 100 m, kedua vektor tersebut
digambarkan seperti gambar di samping.
G G
s1 = 300 m
Panjang R = 5 cm
G
| R | = 5(100 m) = 500 m

Fisika Kelas X 47
b. Koordinat Cartesius Y (m)
JG
R = 300 î + 400 ĵ
400
= (300, 400)
JG 300
| R | = 300 2 + 400 2 m
G
R
= 500 m 200
Jadi, perpindahan siswa 500 m.
100

X (m)
100 200 300

Perhatikan jalan dari rumah Anda ke sekolah. Ada berapa jalur yang dapat
Anda lalui? Setelah Anda memahami besaran vektor, jalur manakah yang akan Anda
lalui?

1. Jika 1 cm mewakili 10 N, gambarkan vektor-vektor berikut!


JG
a. F1 = 30 N ke barat
G
b. F2 = 50 N ke timur
G
c. F3 = 40 N ke selatan
2. Pengendara sepeda motor bergerak dengan kecepatan 50 km/jam ke tenggara.
Gambarkan vektor kecepatan tersebut dalam bidang Cartesius!
3. Perhatikan gambar berikut!
Y G
F1 = 60 N

60° X
0 30°

G
F2 = 20 N
Tentukan komponen-komponen vektor tersebut terhadap sumbu X dan Y!

48 Vektor
JG G
4. Nyatakan vektor F1 dan F2 pada soal nomor 3 dalam koordinat Cartesius dan
dalam vektor satuan!
5. Tentukan nilai vektor-vektor berikut!
G
a. v = (12 î + 5 ĵ ) m/s
G
b. x = (7 î + 24 ĵ ) m

B. Operasi Vektor
Seperti besaran lainnya, besaran vektor dapat dioperasikan secara matematis.
Vektor dapat dijumlahkan, dikurangi, maupun dikalikan. Akan tetapi, operasi vektor
memiliki aturan-aturan tertentu. Lakukan kegiatan berikut agar Anda memahami operasi
penjumlahan vektor.

Menyelidiki Resultan Vektor


1. Pengamatan
Lakukan pengamatan terhadap dua buah vektor berikut.
a. Vektor L = 3 cm searah sumbu X positif.
b. Vektor K = 5 cm membentuk sudut 60° terhadap sumbu X positif.
2. Prosedur
a. Gambarlah vektor K dan L pada kertas berpetak.
b. Hitunglah resultan kedua vektor tersebut dengan metode poligon dan
jajargenjang.
3. Diskusi
Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut bersama teman sekelompok Anda.
a. Berapakah panjang vektor resultan dengan metode poligon dan metode
jajargenjang?
b. Samakah kedua hasil tersebut?
c. Hitunglah resultan vektor secara analitis! Samakah hasil yang Anda
peroleh dengan kedua hasil sebelumnya?
4. Kesimpulan dan Laporan
Tuliskan hasil diskusi Anda dan presentasikan di depan kelas.

Fisika Kelas X 49
1. Penjumlahan Vektor secara Geometris G
a
Penjumlahan vektor secara geometris dapat
dilakukan dengan dua macam metode,
G
yaitu metode poligon dan metode jajar genjang. b G
Berikut akan dibahas satu per satu. Vektor hasil –b
penjumlahan dinamakan vektor resultan.
a. Penjumlahan Vektor dengan Metode Poligon
Metode poligon dapat digunakan untuk G
b
menjumlah dua vektor atau Glebih. Cara G +
G a
G = G
menjumlahkan vektor a dan b dilakukan c b
G
dengan menggambar G vektor a kemudian
menggambar vektor b dengan titik tangkap di G
a
G
ujung a dengan perbandingan panjang yang (a)
sesuai. Perhatikan Gambar 3.5(a). Selanjutnya, G
a
G
vektor yang setitik tangkap G dengan a dan
ujung berimpit dengan b merupakan hasil

G
d
G G
penjumlahan vektor tersebut, yaitu c . Vektor

=
–b

G –
a
yang merupakan G hasil penjumlahan antara
G

G
b
vektor a dan b yaitu:
G G G (b)
a + b = c
G Sumber: Dokumen Penerbit
Perhatikan Gambar 3.5(b). Vektor d
Gambar 3.5
diperoleh dari hasil
G pengurangan antara Menjumlah dan mengurang vektor
G
vektor a dan b . Perlu diketahui bahwa dengan metode poligon
pada dasarnya pengurangan merupakan
penjumlahan dengan negatifnya. Oleh
G
karena itu,
G pengurangan vektor a oleh
vektor b sama dengan penjumlahan G
a
G G
vektor a dengan vektorG yang berlawanan
G b
G G +
arah dengan vektor b atau – b . G b G =
a
b G c
G G G G G –b
a – b = a + (– b ) = d G
a
b. Penjumlahan Vektor dengan Metode
(a)
Jajargenjang G
a
Perhatikan Gambar 3.6(a). Pen-
G G G G G
jumlahan dua vektor a dan b dengan G
–b d= a – b
metode jajargenjang dilakukan dengan
G G
menggambar vektor a dan b pada satu
titik tangkap, kemudian dibuat garis
pertolongan sehingga dua vektor dan garis (b)
pertolongan tadi berbentuk jajar- genjang.
Sumber: Dokumen Penerbit
Vektor yang diperoleh dari titik tangkap
kedua vektor ke pojok adalah vektor hasil Gambar 3.6
penjumlahannya. Pengurangan vektor Menjumlah dan mengurang vektor dengan
metode jajargenjang
sama dengan penjumlahan dengan
vektor negatifnya seperti Gambar 3.6(b).

50 Vektor
2. Penjumlahan Vektor secara Analitis
G
Perhatikan Gambar 3.7. Vektor c adalah vektor
G G
hasil penjumlahan (vektor resultan) antara vektor a G
G G G b c
dan b dengan sudut antara vektor a dan vektor b
G G
adalah θ. Besar vektor resultan c dari dua vektor a θ
G G
dan b yang membentuk sudut θ dirumuskan sebagai a
berikut.

G G G G G Sumber: Dokumen Penerbit


c = | a |2 +| b |2 + 2| a || b |cos θ
Gambar 3.7
Menjumlah dua vektor dengan
Penjumlahan dua vektor atau lebih metode analitis
dengan metode analitis dapat dilakukan
dengan menguraikan vektor-vektor
tersebut ke arah sumbu X dan sumbu Y.
Selanjutnya, resultan vektor pada kedua
sumbu dapat dihitung menggunakan G Y G
persamaan umum penjumlahan vektor. v v sin β
2 2
Perhatikan Gambar 3.8! G
Dari Gambar 3.8 dapat diperoleh v sin α
1 G
resultan vektor pada masing-masing v
1
sumbu.
G G G
1) Sumbu X: Σ vx = v1 cos α – v2 cos β β α
X
G G G G G
2) Sumbu Y: Σ vy = v1 sin α + v2 sin β v cos β v cos α
2 1

Setelah resultan seluruh vektor dihitung


Sumber: Dokumen Penerbit
dengan persamaan, diperoleh:
Gambar 3.8
G G 2 G 2 Menjumlah beberapa vektor dengan metode
v = Σvx + Σvy analitis

dengan:
G
v = modulus vektor resultan
G
∑ vx = modulus vektor komponen X
G
∑ vy = modulus vektor komponen Y
Supaya lebih memahami tentang vektor dalam kehidupan sehari-hari,
perhatikan contoh soal berikut.
G
Contoh Soal: Y F1
Partikel di pusat koordinat bekerja tiga gaya yang masing-
masing dinyatakan dengan gambar di samping. Diketahui
F1 = 40 N, F2 = 10 N, dan F3 = 20 N. Tentukan resultan
gaya dengan: G
F2
a. metode poligon, 30°
60°
b. metode jajargenjang, dan 45° X
c. metode analitis. G
F3

Fisika Kelas X 51
G
Penyelesaian: Y
G F2
F3
Perhatian: Penggambaran vektor harus dengan skala
yang benar. G
a. Menjumlah gaya dengan metode poligon F1
G
FR
Besar gaya resultan ditentukan dengan mengukur G
panjang FR, yaitu 36 N. F2
30° 60°
X
45°

G
F3

b. Menjumlah gaya dengan metode jajargenjang Y


G G G G
FR1 = F1 + F2 F1

G
F2
F1 + G

F
3
G G G

2 +
G
FR = FR1 + F3

F
G

1 +
G
Besar gaya resultan ditentukan dengan meng-

F
G G

R =
G
F2
ukur panjang FR , yaitu 36 N.

F
30° 60°
X
45°

G
F3

c. Menjumlah gaya dengan metode analitis G


G G G G Y
G F1
Σ Fx = F1 cos 60° + F3 cos 45° – F2 cos 30° F1y

= 40 N ( 21 ) + 20 N ( 21 2 ) – 10 N ⎛⎜⎝ 21 3 ⎞⎟

G G
= (20 + 14,14 – 8,66) N F2 F2y G
= 25,48 N 60° F1x
30°
X
G G G G G 45° G
Σ Fy = F1 sin 60° + F2 sin 30° – F3 sin 45° F2x F3x
G
F3y G
= 40 N
⎛1

⎝2
3 ⎞⎟ + 10 N
⎠ ( 21 ) – 20 N ( 21 2 ) F3

= (34,64 + 5 – 14,14) N
= 25,50 N
G G G
F = | ΣFx |2 +| ΣFy |2

= (25, 48)2 + (25, 50)2


= 36,04 N
Jadi, resultan gaya sebesar 36,04 N.
Catatan:
Pada contoh soal di atas, resultan gaya (vektor) yang diperoleh menggunakan
metode poligon, jajargenjang, dan analitis menghasilkan nilai yang sama atau
mendekati sama. Hal ini dipengaruhi oleh ketepatan skala dan pengukuran.

52 Vektor
3. Penjumlahan Vektor Berdasarkan Komponen Vektor Satuan
Anda telah mempelajari penjumlahan vektor berdasarkan gambar (secara
geometris). Vektor juga dapat dijumlahkan atau dikurangkan tanpa harus
tahu gambar vektornya. Akan tetapi, Anda harus mengetahui informasi
G G
komponen vektor dalam bentuk vektor satuan. Berikut ini contoh vektor a , b ,
G
dan c dengan komponen-komponennya.
G
a = ax î + ay ĵ
G
b = bx î + by ĵ
G
c = cx î + cy ĵ
Ketiga vektor tersebut dijumlahkan atau dikurangkan dengan cara
menjumlah atau mengurangkan komponen-komponennya.
G G G G
s = a + b – c
= (ax + bx – cx) î + (ay + by – cy) ĵ

= sx î + sy ĵ
G
s = sx î + sy ĵ

Besar, norma, atau magnitude suatu vektor yaitu:

G sx = ax + bx – cx
s= s = sx 2 + sy 2 + s 2
dengan
z sy = ay + by – cy

î = x̂ vektor satuan pada arah sumbu X


ĵ = ŷ vektor satuan pada arah sumbu Y
Anda telah mempelajari operasi penjumlahan vektor dengan berbagai cara.
Lakukan eksperimen berikut agar Anda lebih memahaminya.

Penjumlahan Vektor
A. Pendahuluan
Vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah. Vektor dapat
dijumlahkan dengan berbagai cara. Praktikum ini bertujuan menjumlahkan
dan menguraikan vektor.
Lakukan kegiatan ini secara berkelompok di ruang laboratorium.
Bekerjasamalah dengan teman kelompok Anda sehingga kegiatan
praktikum dapat berjalan dengan lancar.
B. Apa yang Diperlukan?
1. Statif (penopang) 1 buah
2. Neraca 1 buah
3. Katrol 2 buah

Fisika Kelas X 53
4. Busur derajat 1 buah
5. Benang secukupnya
6. Beban m1, m2, dan m3
α
C. Apa yang Harus Dilakukan? G β
w = m gG γ
1 1
1. Susun alat seperti Gambar 3.9 di samping . G
2. Sebelumnya, timbanglah massa beban m1, w = m gG
G 2 2
G
m2, dan m3. w =m g
3 3
3. Ukur sudut yang diapit ketiga gaya tersebut,
yaitu α, β, dan γ.
Gambar 3.9
D. Pertanyaan dan Diskusi Rangkaian alat percobaan
1. Gambarkan skema vektor gaya pada penjumlahan vektor
percobaan tersebut. Perhatikan panjang
rentangan benang.
2. Uraikan setiap vektor gaya pada sumbu X (arah horizontal) dan sumbu
G G G G G
Y (arah vertikal). Berat beban w1, w2, dan w3 dengan w = mg. Oleh
G G
karena semua mengandung g maka besaran g dalam persamaan
uraian gaya dapat dieliminasi.
3. Jumlahkan atau tentukan resultan gaya pada sumbu X dan sumbu Y.
Jumlahkan atau tentukan resultan ketiga gaya di atas secara poligon
(geometris) dan secara analitis (diuraikan). Apakah jumlah vektor
gaya di atas sama dengan nol?
4. Simpulkan hasil percobaan Anda.
E. Unjuk Kreativitas
Ulangi percobaan tersebut dengan massa beban m1, m2, dan m3 yang berbeda.

Dua orang menarik mobil yang mogok menggunakan dua utas tali. Dengan
mempertimbangkan vektor yang bekerja pada mobil, bagaimana arah tambang yang
paling efektif?

G G
1. Hitunglah resultan vektor F1 = 8 N dan vektor F2 = 3 N yang bertitik tangkap
sama dan membentuk sudut 60°!
2. Tiga buah vektor yang sebidang dituliskan sebagai berikut.
G
a = 5,1 î – 2,3 ĵ
G
b = 1,0 î
G
c = –3,1 î + 6,3 ĵ
Hitung jumlah dari ketiga vektor tersebut dan arahnya!

54 Vektor
1. Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Besaran yang termasuk
besaran vektor antara lain perpindahan, gaya, dan percepatan.
2. Notasi besaran vektor dapat dinyatakan dengan tanda panah di atas besaran
vektor, atau dapat ditulis dengan huruf yang ditebalkan.
G
Contoh: Gaya = F atau F.
3. Vektor dapat dinyatakan dengan komponen-komponen dalam vektor satuannya.
G
F = Fx î + Fy ĵ
4. Penjumlahan Vektor.
a. Vektor dapat dijumlahkan dengan metode grafis yang terdiri dari metode
poligon dan metode jajargenjang.
b. Vektor dapat dijumlahkan secara analitis sebagai berikut.
G G
a + b = (ax + bx) î + (ay + by) ĵ

G G G
A. Pilihlah jawaban yang tepat! Resultan R = F1 + F2 memiliki nilai . . .
satuan.
1. Y
a. 4 10 d. 2 10
G
F1 = 12 N b. 4 5 e. 2 5
30°
X c. 4 2
60° G
G 3. Diketahui vektor A menggambarkanG
F2 = 10 N
gaya 20 newton ke utara, vektor B meng-
G gambarkan gaya 15 newton ke timur, dan
F3 = 8 N
G G G kedua gaya berpangkal pada satu titik.
Vektor gaya F1, F2, dan F3 terletak pada Jika skala panjang 1 cm menggambarkan
G
diagram Cartesius seperti gambar. Besar gaya 5 newton, panjang resultan ( R ) dari
resultan ketiga vektor adalah . . . N. kedua vektor adalah . . . cm.
a. 26 d. 168 a. 3 d. 5
b. 76 e. 204 b. 4 e. 7
c. 84 c. 4,5
G G
2. Disajikan diagram vektor F1 dan F2. 4. Perhatikan beberapa vektor gaya berikut!
Y Y
G
2,5 G F3 = 150 N
F1
2 G
F2 45° G
F1 = 50 2 N
1,5 X
1
G
0,5 F2 = 50 2 N

0 X
1 2 3 4 5

Fisika Kelas X 55
Resultan ketiga gaya adalah . . . N. 8. Perhatikan gambar berikut!
a. 30 Y
b. 40 G
c. 50 F1
d. 70
e. 110 60°
30° X
G
5. Diketahui vektor F1 sepanjang 50 satuan
membentuk sudut 135° terhadap sumbu G
F2
X. Besar komponen pada sumbu X dan Y G G
berturut-turut . . . . Diketahui nilai F1 dan F2 = 40 N. Besar
a. –25 2 satuan dan 25 2 satuan komponen gaya total yang searah
G
b. 25 satuan dan –25 2 satuan sumbu Y (Σ Fy) adalah . . . N.

c. 25 2 satuan dan –25 satuan a. 20( 3 – 1)


b. 20( 3 + 1)
d. 25 2 satuan dan –25 2 satuan
c. 10(1 – 3 )
e.50 2 satuan dan 25 2 satuan
G d. 10(1 + 3 )
6. Vektor XG dengan besar 8 satuan dan e. 0
vektor Y dengan besar 6 satuan G
mempunyai titik tangkap sama dan 9. Vektor v1 mempunyai panjang
membentuk sudut 90°. Resultan kedua 10 satuan dengan arah sumbu X negatif.
G
vektor tersebut sebesar . . . satuan. Vektor v2 mempunyai panjang
a. 2 16 satuan membentuk sudut 60°
b. 4 terhadap sumbu X positif. Jumlah kedua
c. 6 vektor tersebut adalah . . . satuan.
d. 10 a. 6 2
e. 12
b. 10
7. Perhatikan gambar berikut ini!
c. 14
Y
G d. 14 2
P 100 satuan
e. 18 3
G G G
10. Gambar resultan dari a + c + d dengan
metode poligon yang benar adalah . . . .
45° a.
X
Besar komponen vektor pada sumbu X G
d
dan Y berturut-turut sebesar . . . . G
c
a. 0 dan 50
G G
b. 50 dan 50 r a
c. 50 dan 50 G
r
d. 50 2 dan 50 2 b.
e. 2 dan 50 2 G
a
G
d G
c

56 Vektor
c. G
r G 5. ▲ Y
G
c F2

G G
G F1
d a


G
c
d. G
a
60°


30°
G
r ▼ ▼ X


G
d G G
Gaya F1 = 10 N dan F2 = 5 N yang
terletak pada satu bidang datar mem-
G
e. c G
r bentuk sudut 30° dan 60° terhadap
sumbu X (lihat gambar). Hitung besar
komponen-komponen gaya tersebut
pada sumbu X dan Y!
G
G
G G
d a 6. Dua buah gaya F1 = 3 N dan F2 = 3 N
bekerja pada sebuah benda. Apabila
kedua gaya tersebut saling tegak lurus,
B. Kerjakan soal-soal berikut! tentukan besar dan arah resultan kedua
gaya tersebut!
1. Tiko naik sepeda motor ke arah timur G G
7. Dua buah gaya F1 = 60 N dan F2 = 40 N
laut dengan kecepatan 20 m/s. Uraikan
bekerja pada sebuah benda. Apabila
kecepatan sepeda motor tersebut ke
kedua gaya tersebut membentuk sudut
arah timur dan ke arah utara!
120°, berapakah resultan kedua gaya
2. Dua buah vektor memiliki Gtitik pangkal tersebut?
yang berimpitan.
G Vektor A = 3 satuan 8. Dua buah vektor memiliki besar 3
dan vektor B = 4 satuan. Tentukan satuan dan 4 satuan. Tentukan sudut
besar resultan vektor jika kedua vektor: apit kedua vektor agar kombinasi kedua
a. membentuk sudut 60°; vektor tersebut dapat menghasilkan
b. saling tegak lurus. resultan sebesar:
3. Hasan menyeberangi sungai meng- a. 1 satuan,
gunakan perahu motor dengan b. 5 satuan, dan
kecepatan 10 m/s ke timur! Kecepatan c. 7 satuan.
arus sungai 5 m/s ke utara. Berapa 9. Mobil berjalan 20,0 km ke utara,
kecepatan dialami Hasan akibat kemudian bergerak 35,0 km mem-
pengaruh arus sungai? bentuk sudut 60,0° terhadap arah utara.
Tentukan arah dan besar resultan jarak
4. Deni menarik sebuah truk mainan yang telah ditempuh mobil tersebut!
dengan gaya 7,5 N. Benang penarik G G G
membentuk sudut 45° terhadap tanah. 10. Tiga vektor gaya F1 , F2, dan F3 sebidang,
Jika truk bergerak sejauh 10 m, bertitik tangkap sama dan memiliki
berapakah usaha yang dilakukan Deni gaya berturut-turut sebesar 30 dyne,
untuk menarik truk tersebut? 20 dyne, dan 40 dyne. Berapakah sudut
G G
apit antara F1 dengan F2 agar ketiga
gaya setimbang?

Fisika Kelas X 57
Pembahasan mengenai vektor sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh
penerapan vektor adalah penentuan letak suatu benda dalam peralatan radar. Dengan
ilmu vektor, arah benda dapat ditentukan keberadaannya di muka bumi. Kemajuan
yang dicapai manusia dalam mengembangkan pelbagai ilmu dan teknologi
memberikan kemudahan bagi manusia untuk melakukan aktivitasnya.

Isilah angket ini dengan menggunakan tanda cek (✔) sesuai tingkat pemahaman Anda
setelah mempelajari materi di bab ini.

Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Kurang Sedang Baik Baik

Saya dapat menggambarkan dan me-


nentukan komponen-komponen vektor.
Saya dapat menjumlahkan vektor dengan
metode poligon dan jajargenjang.
Saya dapat menunjukkan vektor secara
analitis.
Saya dapat menjumlahkan vektor
berdasarkan vektor satuan.
Saya dapat menentukan perkalian titik
dua buah vektor.

Apabila tanda cek (✔) yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih besar dari 2, sebaiknya Anda pelajari kembali materi bab ini sebelum melanjutkan
ke bab berikutnya. Anda dapat melanjutkan ke bab berikutnya jika tanda cek (✔)
pada kolom Kurang atau Sangat Kurang lebih kecil atau sama dengan 2.

58 Vektor
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan memahami gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan.

Gerak Lurus
Memiliki
besaran
Jarak dan Perpindahan Gerak Lurus Beraturan

Memiliki
Kelajuan dan Kecepatan

Terdiri atas Kelajuan Konstan

Kelajuan dan Kecepatan


Rata-Rata

Kelajuan dan Kecepatan Gerak Lurus Berubah


Sesaat Beraturan

Kecepatan Relatif
Percepatan Konstan Memiliki

Percepatan
Gerak Jatuh Bebas Aplikasi

Gerak vertikal ke atas


Terdiri atas

Gerak vertikal ke bawah

Fisika Kelas X 59
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 4.1 Atlet lari berada di garis start

Para atlet lari berada di garis start sebelum mulai berlari. Pada saat itu, seorang atlet
dikatakan diam terhadap garis start, garis finis, dan atlet lainnya. Setelah ada aba-aba untuk
berlari, para atlet menjauhi garis start dan berlomba untuk sampai ke garis finis. Ketika
berlari, atlet dikatakan bergerak terhadap garis start, garis finis, dan atlet lainnya. Bagaimana
atlet dikatakan diam atau bergerak? Apakah ada syarat tertentu agar suatu objek dikatakan
diam atau bergerak?

1. Gerak lurus beraturan • Gerak


2. Gerak lurus berubah beraturan • Jarak
• Perpindahan
3. Gerak jatuh bebas
• Kecepatan
4. Gerak vertikal ke bawah • Kelajuan
5. Gerak vertikal ke atas • Percepatan
• Gerak lurus
• Gerak jatuh bebas

60 Gerak Lurus
Bab ini membahas tentang gerak lurus yang memiliki kecepatan konstan dan gerak
lurus yang memiliki percepatan konstan. Materi yang disajikan pada subbab A adalah gerak
lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Adapun pada subbab B dibahas
mengenai gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas, dan gerak vertikal ke bawah.

A. Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan


Hewan, tumbuhan, bumi, bulan, dan partikel bergerak. Misalnya saat kita berada
di sebuah ruangan, duduk di atas kursi, dan menghirup udara di ruangan tersebut. Di
sekeliling kita tampak tidak ada yang bergerak, tetapi partikel-partikel di kursi bergerak
meskipun gerakannya sangat sedikit. Begitu pula dengan udara yang kita hirup. Partikel
udara bebas bergerak meskipun kita tidak melihatnya. Lalu, apakah yang dimaksud
dengan bergerak? Lakukan kegiatan berikut untuk memahami arti bergerak.

Apa yang Dimaksud dengan Gerak?


1. Pengamatan
Lakukan pengamatan pada perubahan posisi pada pensil dan buku.
2. Prosedur
a. Sediakanlah dua pensil dan satu A B
buku di meja Anda.
b. Letakkan kedua pensil berdekatan.
Kedua pensil diberi nama pensil A
dan pensil B.
c. Letakkan buku pada jarak 20 cm dari 20 cm
kedua pensil itu. Ambil pensil A, lalu Sumber: Dokumen Penerbit
geser 12 cm mendekati buku. Gambar 4.2
Perubahan posisi buku dan pensil
3. Diskusi
Dari kegiatan ini, apakah yang dapat
Anda jelaskan mengenai gerak? Dapatkah Anda memberikan contoh gerak
pada tumbuhan?
4. Kesimpulan dan Laporan
Tulis hasil kegiatan menjadi laporan singkat dengan format yang jelas.
Laporan dipresentasikan di kelas.

Dari kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa benda dikatakan bergerak jika
kedudukannya berubah terhadap acuan tertentu. Saat bersepeda, pengendara melalui
suatu lintasan yang berupa jejak roda sepeda. Lintasan adalah titik-titik berurutan yang
dilalui oleh pengendara sepeda (dalam hal ini maksudnya adalah roda sepeda). Pada
bab ini akan membahas gerak lurus, yaitu gerak yang memiliki lintasan berbentuk
garis lurus (tidak berbelok-belok).
1. Jarak dan Perpindahan
Jarak merupakan panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu
benda dalam waktu tertentu. Adapun perpindahan merupakan perubahan
kedudukan suatu benda dalam waktu tertentu. Jarak tidak bergantung pada arah
sehingga termasuk besaran skalar. Oleh karena itu, jarak selalu bernilai positif.

Fisika Kelas X 61
Adapun perpindahan bergantung
pada arah sehingga termasuk
besaran vektor. Oleh karena itu, Rumah Rumah
Dewi
perpindahan dapat bernilai positif Sinta 300 m
atau negatif. Perpindahan sepan-
jang sumbu X bernilai positif jika
500 m 400 m
arah perpindahan ke kanan dan
bernilai negatif jika arah per-
pindahan ke kiri. Perhatikan
Gambar 4.3 untuk memperjelas
konsep jarak dan perpindahan. Sekolah Dewi
dan Sinta
Dewi dan Sinta setiap pagi
berangkat sekolah bersama-sama.
Sumber: Dokumen Penerbit
Sinta menempuh jarak 700 m,
Gambar 4.3
yaitu menempuh jarak 300 m dari Jarak dan perpindahan
rumahnya menuju rumah Dewi
dilanjutkan dengan menempuh jarak 400 m dari rumah Dewi menuju sekolah.
Namun, perpindahan Sinta sejauh 500 m dari rumahnya menuju sekolah.
Jika suatu benda bergerak dan kembali lagi ke kedudukan semula, dikatakan
benda tidak berpindah. Dengan kata lain, perpindahan benda sama dengan nol,
misalnya suatu pagi Sinta berangkat sekolah. Sampai di sekolah, Sinta sakit sehingga
izin pulang ke rumah. Dari peristiwa tersebut, perpindahan Sinta bernilai nol karena
Sinta tidak berpindah tempat.

2. Kelajuan dan Kecepatan


Orang awam mengira bahwa kelajuan sama dengan kecepatan, padahal dalam
Fisika keduanya berbeda. Kelajuan merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan
merupakan besaran vektor. Kelajuan tidak memperhatikan arah gerak benda,
sedangkan kecepatan memperhatikan arah gerak benda. Bisa dikatakan bahwa
kecepatan adalah kelajuan yang memiliki arah.
Contoh kelajuan adalah ”Sinta berjalan dengan kelajuan 2 m/s”. Adapun
kecepatan dapat dilihat dalam contoh kalimat ”Sinta berjalan dengan kecepatan
2 m/s ke arah timur”. Oleh karena kelajuan berupa besaran skalar, persamaan yang
berlaku melibatkan besaran jarak. Berbeda dengan kelajuan, kecepatan merupakan
besaran vektor sehingga persamaannya melibatkan besaran perpindahan.
Benda yang bergerak tidak selalu memiliki kelajuan yang sama. Kelajuannya
bisa berubah sesuai dengan lintasan yang dilalui. Ambil contoh saat sebuah mobil
bergerak dari kota P ke kota Q. Jika kota P dan Q ditarik garis lurus, kedua kota itu
terpisah sejauh 120 km. Namun, saat pengemudi menjalankan mobilnya dari kota P
ke kota Q, angka pada odometer bertambah sebesar 160 km. Hal ini karena mobil tidak
terus-menerus menempuh lintasan lurus. Mobil juga berbelok, menanjak, dan turun.
Dari dua keadaan ini, muncullah pengertian kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-
rata yang dijelaskan pada uraian berikut.
a. Kelajuan Rata-Rata, Kecepatan Rata-Rata, dan Besar Kecepatan Rata-Rata
Di atas sudah dijelaskan bahwa kelajuan merupakan besaran skalar
sehingga persamaan yang berlaku melibatkan besaran jarak. Kelajuan rata-
rata didefinisikan sebagai hasil bagi jarak total yang ditempuh dengan waktu
tempuhnya.

62 Gerak Lurus
Keterangan:
s
v= v = kelajuan rata-rata (m/s)
t s = jarak total (m)
t = selang waktu (s)
Oleh karena jarak merupakan besaran skalar, kelajuan rata-rata juga besaran
skalar. Jadi, kelajuan rata-rata tidak bergantung pada arah.
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi antara perpindahan dan selang
waktunya.
G G G Keterangan:
G Δs s 2 − s1 G
vrt = Δ t = t 2 − t1 vrt = kecepatan rata-rata (m/s)
G
Δs = perpindahan (m)
Δt = selang waktu (s)
G
s = posisi awal (m)
G1
s2 = posisi akhir (m)
G
t 1 = waktu saat di s1
G
t 2 = waktu saat di s2

Perpindahan merupakan besaran vektor sehingga kecepatan rata-rata juga


merupakan besaran vektor. Kecepatan rata-rata searah dengan arah
perpindahan. Kecepatan rata-rata dapat bernilai positif atau negatif bergantung
dari tanda perpindahannya (Serway, 2009). Dua kecepatan rata-rata akan
bernilai sama hanya jika besar dan arahnya sama. Besar kecepatan rata-rata
adalah skalar. Besar kecepatan rata-rata adalah harga mutlak dari kecepatan
rata-rata yang dituliskan dalam persamaan berikut.
G G G
G Δs ⎛ s2 − s1 ⎞
vrt = = ⎜ ⎟
Δt ⎝ t2 − t1 ⎠
Besar kecepatan dapat dicari dengan menghitung dahulu perpindahannya,
lalu baru diharga mutlak. Dengan demikian, besar kecepatan rata-rata selalu
bernilai positif.
Cermati contoh soal berikut.
Contoh Soal:
1. Rangkaian kereta api berangkat dari stasiun A menuju stasiun B.

• •
B km 73 km 3 A

Mulai km 3 hingga km 73 rangkaian kereta api tersebut bergerak lurus


beraturan sehingga jarak ditempuh dalam waktu 30 menit. Hitunglah:
a. kelajuan kereta api dari km 3 hingga km 73;
b. waktu yang diperlukan kereta api untuk menempuh jarak 400 m
pada lintasan km 3 hingga km 73.
Penyelesaian:
Diketahui: s = 70 km
1
t = 30 menit = 2 jam
Ditanyakan: a. v
b. t saat s = 400 m

Fisika Kelas X 63
Jawab:
s 70 km
a. v= t = 1 = 140 km/jam = 38,89 m/s
jam
2

Jadi, kelajuan kereta api dari km 3 hingga km 73 sebesar 38,89 m/s.


s 400 m
b. t = = 38, 89 m/s
≈ 10,29 sekon
v
Jadi, waktu yang diperlukan kereta untuk menempuh jarak 400 m
pada lintasan km 3 hingga km 73 kira-kira 10,29 sekon.
2. Mobil bergerak dari kota A menuju kota B. Jika kota A dan kota B ditarik
garis lurus, garis itu sepanjang 72 km. Namun, kenyataannya setelah
mobil bergerak dari kota A ke kota B, pada alat odometer memperlihatkan
penambahan angka sebesar 96 km. Jika waktu yang dibutuhkan selama
perjalanan 1,5 jam, tentukan kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata
mobil tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: perpindahan = 72 km
jarak = 96 km
Δt = 1,5 jam
Ditanyakan: kelajuan dan kecepatan rata-rata
Jawab:
jarak 96 km
Kelajuan rata-rata = Δt
= 1, 5 jam = 64 km/jam
perpindahan 72 km
Kecepatan rata-rata = Δt
= 1, 5 jam = 48 km/jam
Jadi, kelajuan rata-rata 64 km/jam, sedangkan kecepatan rata-rata
48 km/jam.

b. Kelajuan Sesaat dan Kecepatan Sesaat


Sebelumnya telah dibahas mengenai kecepatan rata-rata dan kelajuan
rata-rata pada seluruh waktu saat benda bergerak. Bagaimana jika ingin
mengetahui kecepatan benda pada saat tertentu saja? Misalnya ingin
menghitung kecepatan saat benda bergerak pada sekon pertama. Besaran ini
disebut kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat adalah kecepatan pada suatu saat
tertentu (sesaat), sedangkan kelajuan sesaat adalah kelajuan pada suatu saat
tertentu (sangat pendek). Kecepatan sesaat dirumuskan:
G
G Δs
v = , untuk Δt yang sangat kecil.
Δt

Untuk menghitung kelajuan atau kecepatan sesaat kita perlu mengukur jarak
tempuh dan benda yang bergerak selama selang waktu (Δt) yang sangat
1 1
singkat, misal 100 sekon atau 10 sekon. Alat sederhana untuk mengukur
kelajuan benda-benda adalah pewaktu ketik (ticker timer).

c. Kecepatan Relatif
Seperti diketahui bahwa kecepatan adalah perpindahan dibagi selang
waktu. Oleh karena perpindahan mempunyai acuan maka kecepatan bersifat
G
relatif. Apabila benda A bergerak dengan kecepatan vA dan benda B bergerak

64 Gerak Lurus
G G G G
dengan kecepatan vB kecepatan relatif A terhadap B adalah: vA −B = vA – vB dan
G G G
kecepatan relatif B terhadap A adalah: vB−A = vB – vA .
Lakukan kegiatan ini bersama kelompok Anda untuk mengamati gerak benda
di meja datar dan di papan miring.

Samakah Gerakan Benda di Meja Datar dan di Papan Miring?


1. Pengamatan
Amatilah gerak mobil mainan di meja datar dan papan miring. Usahakan
jarak yang ditempuh sama besar.
2. Prosedur
a. Ukurlah jarak pada meja datar dan papan miring.
b. Catat waktu tempuh mobil mainan saat mulai bergerak.
3. Diskusi
Dari pengamatan Anda jawablah pertanyaan berikut.
a. Apakah kedua kejadian tersebut memiliki jenis gerak lurus yang berbeda?
b. Jika berbeda, apa yang membedakan kedua kejadian tersebut?
Diskusikan persoalan ini dengan teman sebangku Anda.
4. Kesimpulan dan Laporan
Tuliskan hasil pengamatan dalam laporan singkat bersama teman sebangku
Anda. Presentasikan laporan di kelas dengan bahasa yang mudah dipahami.

3. Gerak Lurus Beraturan (GLB)


Gerak lurus beraturan didefinisikan sebagai gerak benda pada lintasan lurus
dengan kelajuan tetap. Benda memiliki kelajuan tetap jika benda menempuh jarak
yang sama untuk selang waktu yang sama. Misal sebuah mobil bergerak dengan
kelajuan tetap 75 km per jam atau 1,25 km per menit, berarti setiap menit mobil
itu menempuh jarak 1,25 km.
a. Grafik Jarak terhadap Waktu (s–t ) pada GLB
Grafik jarak terhadap waktu pada
s (m)
GLB ditunjukkan pada Gambar 4.4.
Tampak pada gambar bahwa grafik jarak
(s) terhadap waktu (t) berbentuk garis
lurus miring ke atas melalui titik asal
koordinat O(0, 0). Ditinjau dari kemiringan
grafik, maka:
s
tan α = t = v α
t (s)
Sumber: Dokumen Penerbit
Dengan demikian, jika grafik jarak
Gambar 4.4
terhadap waktu (s–t) dari dua benda yang Grafik jarak terhadap waktu pada GLB

Fisika Kelas X 65
bergerak beraturan berbeda kemiringannya, grafik dengan sudut kemiringan
besar menunjukkan kecepatan yang lebih besar.
b. Grafik Kelajuan terhadap Waktu (v–t ) pada GLB
Grafik kelajuan terhadap waktu pada
v
GLB ditunjukkan pada Gambar 4.5.
Tampak pada gambar bahwa grafik v–t
berbentuk garis lurus horizontal. Bentuk
ini menunjukkan bahwa pada GLB, t
kelajuan selalu tetap untuk selang waktu Sumber: Dokumen Penerbit
kapan pun. Gambar 4.5
Grafik kelajuan terhadap waktu pada GLB
c. Hubungan Antara Jarak, Kelajuan, dan Selang Waktu pada GLB
Pada GLB, kelajuan selalu tetap. Jarak sebanding dengan selang waktu
sehingga persamaan pada GLB secara matematis ditulis:
s
s=vt atau v = t

Keterangan: v
s = jarak (m)
v = kelajuan (m/s)
t = selang waktu (s)

Jika diperhatikan kembali grafik v–t t


pada GLB, jarak (s) merupakan luas daerah Sumber: Dokumen Penerbit
yang dibatasi oleh v dan t. Pada Gambar Gambar 4.6
4.6, jarak (s) sama dengan luas persegi Luas daerah yang diarsir sama dengan
panjang dengan panjang t dan lebar v. jarak yang ditempuh

4. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


a. Percepatan dan Perlajuan
Dalam melakukan perubahan kecepatan, benda yang bergerak
memerlukan waktu. Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam
satu satuan waktu. Percepatan rata-rata dirumuskan:
G G
vt − v0
G
G Δv
a = Δt = G
t − t0
a
Keterangan:
G
a = percepatan rata-rata (m/s2)
G
Δ v = perubahan kecepatan (m/s)
Δt = selang waktu (s)
G
vt = kecepatan saat t (m/s)
G
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
t0 = waktu awal (s)
t = waktu akhir (s)

Oleh karena kecepatan merupakan besaran vektor, percepatan rata-rata


termasuk besaran vektor.
Percepatan sesaat adalah perubahan kecepatan yang berlangsung dalam
selang waktu yang sangat singkat (Δt mendekati nol).
Perlajuan merupakan harga (nilai) dari percepatan. Perlajuan tidak
mengenal arah sehingga nilainya selalu positif. Dengan demikian, perlajuan
termasuk besaran skalar.

66 Gerak Lurus
b. Pengertian Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) didefinisikan sebagai suatu jenis
gerak benda pada lintasan lurus dengan percepatan tetap. Maksud dari
percepatan tetap yaitu percepatan yang memiliki nilai perubahan kecepatan
dan arah tetap. Persamaan dalam GLBB dituliskan sebagai berikut.
vt − v0
Dari persamaan a = t − t0
jika t0 = 0, akan diperoleh:
vt − v0
a= t − t0
at = vt – v0

vt = v0 + at
v0 + vt
Jika vrata-rata = , dengan vt = kelajuan akhir benda maka jarak yang
2
ditempuh adalah kelajuan rata-rata dikali waktu tempuh.
⎛ v0 + vt ⎞ ⎛ v0 + v0 + at ⎞ 2 v0 t + at 2 1
s = ⎜ ⎟t = ⎜ ⎟t = = v0t + 2 at2
⎝ 2 ⎠ ⎝ 2 ⎠ 2

1
s = v0t + 2 at 2

vt − v0 1
Dengan memasukkan t = a
ke s = v0t + 2 at2, diperoleh penjabaran sebagai
berikut.
2
1 ⎛ vt − v0 ⎞
s = v0 ⎛⎜ vt − v0 ⎞⎟ + 2 a ⎜ ⎟
⎝ a ⎠ ⎝ a ⎠
v0 vt − v02 1 (vt 2 − 2 vt v0 + v0 2 )
= + 2a
a a2
v0 vt − v0 2 (vt 2 − 2 vt v0 + v0 2 )
= +
a 2a
2 v0 vt − 2 v0 2 + vt 2 − 2 vt v0 + v0 2
=
2a
vt 2 − v0 2
s =
2a

vt2 = v02 + 2as

Penerapan gerak lurus berubah beraturan dapat dilihat pada contoh soal
berikut. Amati cara penyelesaiannya.
Contoh Soal:
Pak Mono sedang belajar menyetir mobil. Mobil mula-mula berada di titik A.
Pak Mono menginjak pedal gas sehingga mobil bergerak dengan kelajuan
awal 8 m/s, lalu Pak Mono mengerem sehingga kelajuannya menjadi 6 m/s
setelah menempuh jarak 7 m (mobil di titik B). Dari titik B, mobil masih bergerak
hingga berhenti di titik C. Jika perlambatan mobil tetap, tentukan jarak BC!

Fisika Kelas X 67
Penyelesaian:
Diketahui: vA = 8 m/s
vB = 6 m/s
sAB =7m
vC = 0 m/s
Ditanyakan: sBC
Jawab:
Dari titik A ke B:
vB2 = vA2 – 2a sAB
(6 m/s)2 = (8 m/s)2 – 2a(7 m)
(36 – 64) m2/s2 = –14a m
–28 m2/s2 = –14a m
−28 m 2/s 2
a= −14 m
= 2 m/s2
Dari titik B ke C:
vC2 = vB2 – 2a sBC
0 = (6 m/s)2 – 2( 2 m/s2) sBC
–36 m2/s2 = (–4 m/s2 )sBC
−36 m 2/s 2
sBC =
−4 m/s 2
=9m
Jarak yang ditempuh dari B ke C adalah 9 m.

Ada dua kemungkinan gerak lurus berubah beraturan (GLBB), yaitu


GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. GLBB dipercepat memiliki kecepatan
yang semakin lama semakin besar dan percepatannya positif. GLBB diper-
lambat memiliki kecepatan yang semakin lama semakin kecil dan percepatan-
nya negatif. Percepatan negatif biasa disebut dengan perlambatan.
Grafik antara jarak (s) dan waktu (t) pada GLBB terlihat seperti Gambar 4.7. Grafik
antara kelajuan (v) dan waktu (t) pada GLBB terlihat seperti Gambar 4.8.

s v
v = v0 + at
1
s = v0t + 2
at2
at
v0 v

v0

t t
0 0 t

Sumber: Dokumen Penerbit Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 4.7 Gambar 4.8
Grafik s–t pada GLBB Grafik v–t pada GLBB

68 Gerak Lurus
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

A. Pendahuluan 2. Ukurlah tinggi bidang miring


Ada dua macam gerak lurus yaitu hingga 5 cm.
gerak lurus beraturan (GLB) dan 3. Ukurlah panjang rel 50 cm dari
gerak lurus berubah beraturan puncak bidang miring hingga
(GLBB). Kedua gerak tersebut ujung bidang miring. Lakukan
memiliki ciri yang berbeda. Salah pengukuran dengan teliti.
satunya dibuktikan dengan bentuk 4. Lepaskan troli dari puncak
grafik yang berbeda. Kegiatan ini bidang miring sehingga troli
bertujuan mengamati pergerakan bergerak dari puncak bidang
benda serta menggambar grafik s–t miring sampai ujung bidang
dan v–t pada GLBB. Kegiatan ini miring dan catat waktunya dengan
memerlukan ketelitian tinggi. teliti agar data akurat (peng-
Pastikan mengukur jarak dan waktu ukuran waktu dilakukan 2×).
dengan teliti sehingga hasil yang 5. Ulangi langkah percobaan
diperoleh akurat. nomor 4 untuk panjang rel
75 cm dan 100 cm.
B. Apa yang Diperlukan? 6. Ubahlah tinggi bidang miring
1. Troli menjadi 10 cm dan 15 cm, lalu
2. Rel ulangi langkah nomor 4 dengan
3. Stopwatch menggunakan panjang rel 50 cm,
4. Mistar 75 cm, dan 100 cm.
5. Statif 7. Buatlah tabel hasil dari kegiat-
C. Apa yang Harus Dilakukan an yang telah Anda lakukan.
1. Susunlah peralatan seperti Jangan mengubah data yang
gambar berikut. diperoleh. Tuliskan apa adanya
sesuai hasil percobaan.
2 D. Pertanyaan dan Diskusi
1. Berapa percepatan troli pada
3
setiap percobaan?
1
2. Berapa kecepatan akhir dari
setiap percobaan?
3. Buatlah grafik s–t dan v–t dari
4
Sumber: Dokumen Penerbit setiap percobaan!
Gambar 4.9 E. Unjuk Kreativitas
Rangkaian percobaan GLBB Gantilah kemiringan benda dalam
1. Statif
2. Troli
beberapa variasi lagi. Simpulkan
3. Rel pengaruh kemiringan terhadap
4. Ujung bidang miring gerak troli.

Fisika Kelas X 69
Di Indonesia, jalur perlintasan kereta api banyak dijumpai di Jawa dan Sumatra.
Baru-baru ini ada berita yang menyatakan bahwa jaringan kereta api akan dibangun
di Kalimatan dan Sulawesi. Menurut Anda, apakah pengaruh pembangunan jaringan
kereta api di kedua pulau itu? Apakah hal ini dapat meningkatkan pemerataan
pembangunan di pulau terpencil? Jalur kereta api biasanya memiliki lintasan lurus
dan berada di daerah yang relatif datar. Apakah di daerah Anda ada jalur perlintasan
kereta api? Jika pemerintah ingin membangun perlintasan kereta api di daerah Anda,
menurut Anda di mana sebaiknya jalur perlintasan kereta api itu dibangun?
Bagaimana menyiasati perlintasan kereta api yang harus melewati perbukitan atau
sungai?

1. Jamal bersepeda ke utara sejauh 200 m, lalu berbalik ke selatan sejauh


50 m, berbelok ke timur sejauh 90 m, dan berbelok ke selatan sejauh 30 m. Jika
waktu tempuh Jamal 2 menit, berapa kelajuan dan kecepatan Jamal bersepeda?
2. Rombongan turis menaiki kereta wisata yang memiliki panjang 30 m. Kereta
wisata tersebut bergerak melewati rel sepanjang 1.698 m di tengah kota. Kereta
berjalan perlahan (3 m/s) sehingga para turis dapat menikmati suasana kota.
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melewati rel di tengah kota tersebut?
3. Cika dan Doni ingin pergi ke lokasi Book Fair untuk membuka stan bazar buku.
Mereka membawa barang-barang dengan dua mobil. Cika mengemudi dengan
kecepatan 54 km/jam, sedangkan Doni mengemudi dengan kecepatan 72 km/jam.
Setelah 1 menit, berapa jarak antara mobil yang dikemudikan Cika dan Doni?
4. Muchtar dan Bentar bersepeda pada lintasan lurus. Muchtar bergerak dengan
kecepatan konstan 4 m/s, sedangkan Bentar bergerak dengan percepatan
konstan. Kecepatan Bentar berubah dari 2 m/s menjadi 4 m/s selama selang
waktu 5 sekon. Tentukan:
a. waktu yang diperlukan Bentar untuk menyusul Muchtar;
b. jarak yang ditempuh saat Bentar berhasil menyusul Muchtar.
5. Dua mobil mainan yang dikontrol bergerak pada lintasan lurus PQ sepanjang
5,0 meter. Kecepatan mobil A = 5 cm/s dan kecepatan mobil B = 10 cm/s. Mobil
B bergerak 20 sekon setelah mobil A. Setelah mobil B sampai di Q, mobil B
kembali lagi ke P dengan kecepatan tetap.
a. Berapa jarak yang ditempuh mobil B saat berhasil menyusul mobil A?
b. Berapa jarak yang ditempuh mobil A saat mobil B tiba di Q?

70 Gerak Lurus
B. Gerak Jatuh Bebas
Apakah yang dimaksud dengan gerak jatuh bebas? Hal apa yang memengaruhi
benda yang bergerak jatuh bebas? Lakukan kegiatan di bawah ini sebagai pengetahuan
awal tentang gerak jatuh bebas.

Mana yang Lebih Cepat Sampai di Tanah?


1 Sediakan kertas berukuran 20 cm × 20 cm dan koin.
2. Lepaskan kedua benda dari ketinggian yang sama.
3. Mintalah teman Anda untuk mencatat lama waktu jatuhnya kertas dan
koin sampai di tanah.
4. Setelah itu, bentuklah kertas agar berukuran sama seperti koin.
5. Jatuhkan lagi kedua benda tersebut dari ketinggian yang sama, lalu lakukan
seperti kegiatan pertama.
6. Bagaimana lama waktu jatuhnya kertas pada kondisi pertama dan kondisi
kedua?
7. Tulislah proses dan hasil kegiatan yang Anda lakukan menjadi laporan
singkat untuk dikumpulkan kepada guru Anda.

Pada kegiatan di atas, kedua benda mengalami gerak jatuh bebas dari ketinggian
tertentu. Apa yang dimaksud dengan gerak jatuh bebas? Gerak jatuh bebas adalah
gerak benda yang jatuh dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal di sekitar bumi
dan dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi. Benda-benda yang jatuh bebas dalam
ruang hampa udara mendapat percepatan yang sama, yaitu percepatan gravitasi bumi
(g). Besar percepatan gravitasi bumi tidak bergantung pada massa benda.
Gerak jatuh bebas merupakan GLBB sehingga persamaan pada gerak jatuh bebas
sama dengan persamaan pada GLBB. Oleh karena a = g, v0 = 0, dan s = h, persamaan
yang berlaku sebagai berikut.
vt = gt
vt2 = 2gh
1
h = 2 gt 2

Keterangan:
vt = kelajuan saat t sekon (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
h = jarak/perpindahan (m)
t = selang waktu (s)

Persamaan gerak jatuh bebas dapat digunakan untuk menyelesaikan contoh soal
berikut.
Contoh Soal:
Benda jatuh dari ketinggian 48,02 m. Diketahui percepatan gravitasi 9,8 m/s2.
a. Berapa waktu yang diperlukan benda untuk mencapai permukaan tanah?
b. Tentukan kecepatan benda sesaat sebelum menyentuh tanah!

Fisika Kelas X 71
Penyelesaian:
Diketahui: h = 48,02 m
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: a. t
b. vt
Jawab:
1
a. h = 2 gt2
2h
t2 = g

2h (2)(48,02 m)
t = g = 9,8 m/s 2 ≈ 3,13 sekon
Benda menyentuh tanah setelah bergerak 3,13 sekon.
b. vt = v0t + gt
= 0 + (9,8 m/s2)(3,13) s
= 30,674 m/s
Kecepatan benda sesaat sebelum menyentuh tanah adalah 30,674 m/s.
Persamaan gerak jatuh bebas dapat digunakan untuk menentukan nilai percepatan
gravitasi. Lakukan kegiatan berikut untuk membuktikannya.

Menentukan Nilai Percepatan Gravitasi


1. Pengamatan
Amatilah gerak jatuh bebas untuk menentukan nilai percepatan gravitasi.
2. Prosedur
1
a. Dengan menggunakan persamaan h = 2 gt2, buktikan bahwa nilai g
lebih kurang 9,8 m/s2.
b. Rancanglah kegiatan ini dengan kelompok Anda.
3. Diskusi
a. Apa yang mengakibatkan nilai g yang Anda peroleh bisa berbeda?
b. Mungkinkah ketelitian alat berpengaruh terhadap hasilnya?
4. Kesimpulan dan Laporan
Tuliskan proses dan hasil kesimpulan dari kegiatan yang Anda lakukan
dengan urutan yang jelas. Presentasikan hasil yang Anda peroleh di kelas.

Gerak yang melibatkan gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke bawah dan
gerak vertikal ke atas. Gerak vertikal ke bawah merupakan gerak suatu benda yang
dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan awal tertentu (v0) dan percepatan g.
Secara umum, untuk gerak vertikal ke bawah berlaku persamaan-persamaan berikut.

72 Gerak Lurus
Keterangan:
vt = v0 + g t h = jarak/perpindahan (m)
v0 = kelajuan awal (m/s)
vt2 = v02 + 2gh vt = kelajuan setelah t (m/s)
1 g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
h = v0t + 2 gt 2 t = selang waktu (s)

Cermati contoh soal dan penyelesaian mengenai gerak vetikal ke bawah, seperti
uraian berikut.
Contoh Soal:
Tono melemparkan bola dari lantai atas rumahnya ke bawah dengan kecepatan awal
6 m/s. Kecepatan bola sesaat sebelum menyentuh tanah 14 m/s. Berapa ketinggian
lantai atas rumah Tono?
Penyelesaian:
Diketahui: v0 = 6 m/s
vt = 14 m/s
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: h
Jawab:
vt2 = v02 + 2gh
(14 m/s)2 = (6 m/s)2 + 2(9,8 m/s2) h
(196 – 36) m2/s2 = (19,6 m/s2) h Titik tertinggi
(v = 0)
160 m2/s2 = (19,6 m/s2) h B
160 m 2/s 2
h= ≈ 8,16 m
19,6 m/s 2
Ketinggian lantai atas rumah Tono 8,16 m.

Tinggi maksimum
Gerak vertikal ke atas merupakan gerak suatu
benda yang dilempar vertikal ke atas dengan
kelajuan awal tertentu (v0) dan percepatan –g saat
naik dan percepatan g saat kembali turun.
Perhatikan Gambar 4.10. Secara umum, untuk
gerak vertikal ke atas berlaku persamaan- v0
persamaan berikut. A
vt = v0 – g t
Sumber: Dokumen Penerbit
vt2 = v02 – 2gh
Gambar 4.10 Bola dilempar
1
h = v0t – g t2 vertikal ke atas dengan
2 kecepatan awal v0

Persamaan tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan contoh soal berikut.


Contoh Soal:
Bola dilempar vertikal ke atas. Saat mencapai posisi setengah tinggi maksimum,
kecepatan bola 4,5 m/s. Berapa tinggi maksimum bola? (anggap g = 10 m/s2)
Penyelesaian:
Diketahui: v = 4,5 m/s
g = 10 m/s2
Ditanyakan: hmaks

Fisika Kelas X 73
Jawab:
Benda yang dilempar ke atas berlaku persamaan berikut.
vt2 = v02 – 2ghmaks
Oleh karena vt = 0 di titik tertinggi, persamaannya menjadi:
0 = v02 – 2ghmaks
v0 2
hmaks= 2 g
1 v0 2
h = 2 hmaks = 4 g
v0 2 v0 2 1
v2 = v02 – 2gh = v02 – 2g( 4 g ) = v02 – = 2 v02
2
v02 = 2v2
2v2 v2 (4,5 m/s)2
hmaks = = = = 2,025 m
2g g 10 m/s2
Jadi, tinggi maksimum bola 2,025 m.

Di titik tertinggi kelajuan benda sama dengan nol sehingga persamaan yang berlaku
di titik tertinggi sebagai berikut.
v0
tnaik = g
v0 2
hmaks =
2g

Keterangan:
tnaik = selang waktu dari titik pelemparan hingga mencapai titik tertinggi (s)
v0 = kelajuan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
hmaks = jarak yang ditempuh hingga titik tertinggi (m)

Saat mulai turun, persamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Waktu turun
dari B ke A dicari dengan persamaan:

v0 2hmaks
tturun = g
= g

Dari beberapa persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa tnaik = tturun. Dengan
demikian, waktu yang dibutuhkan bola untuk naik dan turun dituliskan dengan
persamaan:
2v 0
tnaik – turun = g

74 Gerak Lurus
Pada gerak jatuh bebas hambatan udara diabaikan. Semua benda yang jatuh
tanpa kecepatan awal akan memperoleh percepatan yang sama yaitu 9,8 m/s2. Pada
kenyataannya, hambatan udara tetap ada meskipun sangat kecil. Adanya hambatan
udara dapat mengurangi percepatan yang dialami benda yang bergerak jatuh bebas.
Penerjun payung memiliki kecepatan relatif aman saat sampai di permukaan bumi
dengan adanya hambatan udara. Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi
percepatan gravitasi pada penerjun payung?

1. Marta melemparkan rumbai-rumbai ke atas dengan kecepatan 4,9 m/s. Rumbai-


rumbai dilemparkan 0,845 m dari tanah. Tentukan titik tertinggi yang dicapai
rumbai-rumbai jika diukur dari tanah!
2. Seorang siswa terjun dari papan kolam renang setinggi 8 m dari permukaan air
tanpa kecepatan awal. Jika massa siswa tersebut 50 kg dan g = 10 m/s2, tentukan
kecepatan siswa tersebut saat membentur permukaan air!
3. Material sebuah gedung jatuh dari ketinggian 98 m. Saat material berada 78,4 m
dari tanah, berapa lama material telah bergerak?
4. Air terjun memiliki ketinggian 10 m. Jika kecepatan awal air jatuh sebesar 2 m/s,
berapa kecepatan air saat menyentuh dasar air terjun? (g = 9,8 m/s2)
5. Koin dilempar ke atas dari ketinggian 10 m. Saat koin tiba di tanah, kecepatannya
15 m/s. Jika g = 9,8 m/s2, tentukan kecepatan awal koin tersebut!

1. Gerak lurus merupakan gerak suatu 3. Gerak lurus berubah beraturan


benda yang melintasi lintasan lurus. memiliki kecepatan yang berubah
Gerak lurus terdiri atas gerak lurus beraturan dan percepatan konstan.
beraturan dan gerak lurus berubah Persamaan yang digunakan:
beraturan. Δv vt − v0
a= =
Δt t − t0
2. Gerak lurus beraturan memiliki
1 2
kecepatan konstan. Persamaan yang s = v0t + at
2
digunakan sebagai berikut. vt2 = v02 + 2as
s
tan α = t
=v
s = vt

Fisika Kelas X 75
4. Penerapan gerak lurus berubah 6. Gerak vertikal ke bawah
beraturan adalah gerak yang di- Persamaan yang berlaku pada gerak
pengaruhi oleh percepatan gravitasi vertikal ke bawah sebagai berikut.
bumi. Gerak ini dinamakan gerak vt = v0 + gt
jatuh bebas. Gerak yang melibatkan vt2 = v02 + 2gh
gerak jatuh bebas adalah gerak 1
vetikal ke bawah dan gerak vertikal h = v0t + 2
gt2
ke atas.
7. Gerak vertikal ke atas
5. Gerak jatuh bebas Persamaan yang berlaku pada gerak
Persamaan yang berlaku pada gerak vertikal ke atas sebagai berikut.
jatuh bebas sebagai berikut. vt = v0 – gt
vt = gt
vt2 = v02 – 2gh
vt2 = 2gh
1
1 h = v0t – gt2
h = 2
gt2 2

3. Mobil A dan mobil B terpisah sejauh 250


A. Pilihlah jawaban yang tepat.
m pada sebuah lintasan lurus. Mobil A
1. Seorang pengemudi mengendarai mobil bergerak ke timur dengan kecepatan 20
dengan kecepatan awal v. Pengemudi m/s. Dua sekon kemudian, mobil B
mengerem mobil sehingga kecepatan- bergerak ke barat dengan kecepatan 10
1 m/s.
nya menjadi 4 v. Setelah berpindah
sejauh x, percepatan mobil tersebut B
sebesar . . . . A
–––––

–––––

1 v2 14 v2 250 m
a. – d. –
9 x 32 x
1 v2 15 v2 Mobil B akan berpapasan dengan mobil
b. – e. – A setelah bergerak selama . . . s.
32 x 32 x
4 v2 a. 5
c. – b. 7
9 x
c. 9
2. Siska berjalan ke arah barat sejauh 600 m, d. 13
lalu berbelok ke arah selatan sepanjang e. 16
300 m dan berbelok lagi ke arah timur
1 km. Perpindahan Siska sepanjang . . . m.
a. 100 d. 900
b. 250 e. 1.900
c. 500

76 Gerak Lurus
4. Siska dan Rini berangkat ke sekolah ber- a. pada saat t = 5 s, truk berhenti
sama-sama menggunakan sepeda. Ban b. pada saat t = 3 s, kecepatan truk
sepeda Siska kempes sehingga Siska 6 m/s
harus memompanya terlebih dahulu. c. kecepatan truk saat t = 5 s adalah
Siska mempersilakan Rini agar 5 m/s
berangkat ke sekolah lebih dahulu. Rini d. pada saat t = 3 s, truk menempuh
bersepeda dengan kelajuan 4 m/s. jarak 20 m
Siska menyusul Rini 5 menit kemudian. e. jarak yang ditempuh truk hingga
Jika kelajuan Siska 6 m/s, Siska dapat berhenti adalah 100 m
menyusul Rini setelah menempuh jarak 7. Pak Gito mengendarai sepeda motor
. . . km. dengan kelajuan 81 km/jam. Pak Gito
a. 1,2 melihat tukang becak di tengah jalan
b. 1,35 yang berjarak 150 m darinya sehingga
c. 2,7 Pak Gito mengerem sepeda motor
d. 3,0 dengan segera. Apabila perlambatan
e. 3,6 maksimum saat Pak Gito mengerem
5. Kereta jurusan Jakarta mengalami adalah 2,5 m/s2, peristiwa yang terjadi
adalah . . . .
perlambatan saat akan memasuki
a. motor tepat berhenti di samping
stasiun Klaten. Kecepatan kereta yang
becak
semula 25 m/s menjadi 10 m/s setelah
b. motor berhenti setelah menabrak
menempuh jarak 60 m. Kereta tepat
becak
berhenti setelah menempuh lagi jarak
c. motor berhenti sewaktu menabrak
sejauh . . . m.
becak
a. 11,4
d. motor berhenti pada jarak 131,25 m
b. 15,0 di depan becak
c. 16,5 e. motor berhenti pada jarak 48,75 m
d. 20 di depan becak
e. 40
8. Seorang petugas keamanan sedang
6. Perhatikan grafik pergerakan truk mengejar pencuri di sebuah kompleks
berikut! perumahan. Pencuri berlari dengan
v (km/jam) kelajuan 3,2 m/s, sedangkan petugas
keamanan berlari dengan kelajuan
72 3,8 m/s. Jika pencuri berada di depan
petugas keamanan sejauh 72 m,
petugas keamanan dapat menyusul
pencuri setelah berlari selama . . . menit.
t (s) a. 1,2
0
b. 1,5
Sebuah truk mula-mula bergerak c. 1,6
dengan kecepatan 72 km/jam. Tiba-tiba d. 2
mesin truk mati akibatnya truk tersebut e. 3
mengalami perlambatan tetap sebesar
2 m/s2. Berdasarkan peristiwa ini dapat
diketahui bahwa . . . .

Fisika Kelas X 77
9. Felix Baumgartner melakukan aksi 3. Perhatikan grafik posisi terhadap waktu
fenomenal dengan terjun bebas dari dari seorang anak yang sedang berjalan
ketinggian 37 km. Pada ketinggian itu, di bawah ini!
kondisi udara tipis sehingga hambatan Posisi (m)
udara sangat kecil. Oleh karena itu,
Felix bisa mencapai kecepatan 15
1.110 km/jam dalam waktu 35 sekon. 10
Setelah waktu tersebut, jarak Felix dari 5
tanah . . . km. Waktu (s)
a. 5,39 5 15 20 27 30 40 45
b. 8,26 Buatlah narasi dari grafik pergerakan
c. 31,61 anak tersebut!
d. 39,12
e. 42,52 4. Pesawat terbang berangkat dari kota P
ke kota R seperti gambar berikut.
10. Seorang penggemar olahraga ekstrem U
terjun dari tebing ke sungai yang meng-
R
alir di bawahnya. Jarak tebing ke sungai
adalah 26 m. Lama orang tersebut di B T
udara adalah . . . s. (g = 9,8 m/s2) 37°
a. 1,7 S
P Q
b. 2,3
c. 2,8 Pesawat berangkat dari kota P ke arah
d. 3,2 timur menuju kota Q selama 45 menit
e. 3,3 dengan kecepatan 250 km/jam. Dari
kota Q, pesawat menuju kota R yang
terletak 37° terhadap arah timur. Per-
B. Kerjakan soal-soal berikut! jalanan dari kota Q ke kota R ditempuh
selama 30 menit dengan kecepatan
1. Sekelompok burung bermigrasi
180 km/jam.
menempuh jarak 60 km. Jarak 36 km
Tentukan:
pertama ditempuh dalam waktu 2 jam,
a. kelajuan rata-rata;
dan sisanya ditempuh dalam waktu 1,5
b. kecepatan rata-rata.
jam. Tentukan kelajuan rata-rata:
a. saat 36 km pertama; 5. Pengemudi sebuah truk menginjak rem
b. saat sisa perjalanan; ketika melihat mobil melintas di depan
c. seluruh perjalanan. truk dengan tiba-tiba. Mobil melambat
secara beraturan dengan perlambatan
2. Pak Putut menaiki sepeda motor dengan
4,8 m/s2 selama 5 sekon. Pengereman
kecepatan konstan 16 m/s. Saat melewati
mengakibatkan jejak ban dari pengereman
Pak Marno yang akan berangkat kerja,
hingga mobil sepanjang 52 m. Berapa ke-
dompet Pak Putut jatuh dari tas tepat
lajuan truk setelah menempuh jarak 52 m?
di depan Pak Marno. Enam detik
kemudian, Pak Marno mengejar Pak 6. Perahu motor bergerak dengan kelajuan
Putut dengan mempercepat sepeda 22 m/s mendekati garis batas di pelabuh-
motornya dengan percepatan 4 m/s2. an yang berjarak 120 m. Pengendali
Tentukan waktu dan jarak tempuh Pak perahu motor tersebut memperlambat
Marno dapat menyusul Pak Putut! geraknya 4,0 m/s2. Tentukan:

78 Gerak Lurus
a. waktu yang dibutuhkan perahu 1,7 sekon kemudian. Jika g = 9,8 m/s2,
motor untuk mencapai garis batas; tentukan:
b. kelajuan perahu motor saat a. jarak tempat saat bola dilempar dan
mencapai garis batas. ditangkap;
7. Benda dijatuhkan dari ketinggian 147 m. b. kecepatan bola saat ditangkap.
Jika g = 9,8 m/s2, tentukan: 9. Benda dilempar vertikal ke atas dengan
a. kecepatan benda setelah t = 2 s; kecepatan awal 49 m/s. Setelah 5 detik,
b. jarak benda dari tanah setelah hitunglah ketinggian benda!
t = 2 s; (g = 9,8 m/s2)
c. kecepatan benda saat tiba di tanah; 10. Bola ditembakkan dari tanah vertikal ke
d. waktu yang dibutuhkan benda tiba atas dengan kecepatan 27 m/s. Saat bola
di tanah. mencapai tinggi maksimum, ditembak-
8. Galuh melemparkan bola vertikal ke kan bola kedua dengan laju sama.
bawah dari balkon gedung olahraga Berapa waktu yang dibutuhkan bola
dengan kecepatan 4,2 m/s. Bola ditangkap pertama sejak ditembakkan hingga
oleh Prima yang berada di lantai bawah bertemu bola kedua? (g = 9,8 m/s2)

Manusia selalu melakukan inovasi untuk meningkatkan kenyamanan dalam


hidup. Misalnya menciptakan kendaraan berkecepatan tinggi agar lebih cepat sampai
tujuan. Kereta, mobil, dan pesawat merupakan beberapa alat transpostasi yang
memiliki kecepatan tinggi. Namun, hingga saat ini belum ada satu pun kendaraan
yang diciptakan manusia dapat mengungguli kecepatan cahaya. Hal ini membukti-
kan kekuasaan Tuhan dan keterbatasan akal manusia. Tidak ada satu pun manusia
yang dapat menandingi kesempurnaan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia
hanya bisa terus berusaha melakukan inovasi-inovasi agar teknologi berkembang
dan dapat dimanfaatkan orang banyak.

Fisika Kelas X 79
Isilah angket ini dengan tanda cek sesuai tingkat pemahaman Anda setelah
mempelajari materi di bab ini.
Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Kurang Sedang Baik Baik

Saya dapat menjelaskan perbedaan jarak dan


perpindahan.

Saya dapat menjelaskan perbedaan kelajuan


dan kecepatan.

Saya dapat menjelaskan perbedaan gerak lurus


beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.

Saya dapat menggunakan persamaan pada


gerak lurus beraturan untuk menyelesaikan
permasalahan.

Saya dapat menggunakan persamaan pada


gerak lurus berubah beraturan untuk
menyelesaikan permasalahan.

Saya dapat menggambar grafik pada gerak


lurus beraturan.

Saya dapat menggambar grafik pada gerak


lurus berubah beraturan.

Saya dapat menjelaskan gerak jatuh bebas dan


gerak yang melibatkan gerak jatuh bebas.

Saya dapat menggunakan persamaan gerak


jatuh bebas untuk menyelesaikan persamaan.

Saya dapat menggunakan persamaan gerak


yang melibatkan gerak jatuh bebas untuk
menyelesaikan persamaan.

Apabila tanda cek (✔) yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih dari 4, sebaiknya Anda mempelajari kembali bab ini sebelum melanjutkan ke
bab berikutnya. Anda dapat melanjutkan ke bab berikutnya jika tanda cek (✔) pada
kolom Kurang dan Sangat Kurang lebih kecil atau sama dengan 4.

80 Gerak Lurus
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat menganalisis gerak parabola dengan
menggunakan vektor berikut makna fisisnya serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Analisis Vektor untuk Gerak


Terdiri atas

Gerak dengan Analisis


Gerak Parabola
Vektor

Terdiri atas Jenis gerak


Sumbu X Sumbu Y
Vektor Satuan
Kecepatan Percepatan Perpindahan GLB GLBB
dan Vektor Posisi

Vektor Satuan: • Kecepatan • Percepatan • Vektor • Kecepatan • Kecepatan


• Vektor Posisi Rata-Rata Rata-Rata Perpindahan • Jarak Awal
• Posisi Benda • Kecepatan • Percepatan • Besar Tempuh • Kecepatan
Sesaat Sesaat Perpindahan Setiap Saat
• Jarak
Tempuh

Tinggi Maksimum Jarak Terjauh

Fisika Kelas X 81
Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 5.1 Gerak parabola pada permainan sepak bola

Corner kick atau tendangan sudut dalam sepak bola adalah tendangan yang dilakukan
dari ujung lapangan baik dari sisi kiri maupun sisi kanan. Tendangan tersebut diberikan
karena salah satu pemain tim mengakibatkan keluarnya bola melebihi garis lapangan di
bagian belakang atau di dekat gawangnya sendiri. Tendangan ini biasanya dilakukan dengan
gaya yang besar sehingga bola melambung dan bergerak ke tengah lapangan seperti pada
gambar di atas. Berdasarkan gambar di atas, bagaimanakah bentuk lintasan bola tersebut?
Bagaimanakah cara melakukan tendangan sudut agar bola dapat melambung tinggi dan
menempuh lintasan yang jauh? Bagaimana cara menjelaskan secara matematis mengenai
bentuk lintasan bola, ketinggian bola, dan jarak tempuh bola?

1. Komponen vektor kecepatan awal gerak parabola • Gerak parabola


2. Komponen vektor kecepatan dan vektor posisi setiap • Kecepatan awal
saat pada gerak parabola • Kecepatan rata-rata
3. Titik tertinggi dan jangkauan pada gerak parabola • Kecepatan sesaat
4. Vektor satuan dan vektor posisi • Titik tertinggi
• Jangkauan
5. Vektor perpindahan, kecepatan, dan percepatan pada
• Vektor posisi
gerak dimensi tiga
• Posisi sudut
6. Posisi sudut, kecepatan sudut, dan percepatan sudut • Kecepatan sudut
pada gerak melingkar • Percepatan sudut

82 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


Anda telah mempelajari gerak lurus di bab sebelumnya. Pada bab tersebut Anda
mempelajari gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan pada benda yang
bergerak di permukaan bumi (secara horizontal sepanjang sumbu X). Adapun gerak benda
dalam arah vertikal meliputi gerak vertikal ke atas, gerak vertikal ke bawah, dan gerak jatuh
bebas. Anda dapat dengan mudah menentukan kecepatan, percepatan, dan perpindahan
benda karena gerak benda berada pada satu sumbu (gerak satu dimensi).
Adapun di bab ini Anda akan mempelajari gerak dimensi dua. Sebagai contoh tendangan
sudut dalam permainan sepak bola. Lintasan bola berbentuk parabola karena merupakan
gabungan dua jenis gerak. Gerak dimensi dua juga terjadi ketika pesawat tinggal landas.
Selain bergerak maju, pesawat juga bergerak ke atas. Dapatkah Anda menentukan arah
kecepatan dan perpindahannya? Agar pembahasan menjadi lebih mudah, Anda harus
menggunakan vektor untuk menjelaskan gerakan pesawat. Ingat kembali pembahasan vektor
yang telah Anda pelajari. Pada bab ini, Anda akan mempelajari dan menganalisis gerak
benda menggunakan vektor. Anda akan mempelajari posisi, kecepatan, dan percepatan benda
pada gerak dimensi dua pada gerak parabola, dan gerak dimensi tiga. Anda juga akan
mempelajari analisis vektor untuk gerak melingkar.
A. Gerak dengan Analisis Vektor
Gerak bola yang ditendang pada apersepsi di depan merupakan contoh gerak
dimensi dua karena gerak benda diamati dari dua sumbu koordinat. Coba berikan contoh
gerak dimensi dua yang lain! Bagaimanakah analisis gerak benda jika diamati secara
dimensi tiga? Buka kembali buku catatan Anda mengenai vektor satuan yang telah
Anda pelajari di kelas X. Selanjutnya, lakukan kegiatan berikut untuk menganalisis
gerak benda.

Menyelidiki Analisis Vektor pada Gerak Benda


1. Pengamatan
Lakukan pengamatan terhadap gerak teman Anda.
Gunakan petak-petak lantai sebagai satuan. 0 1 2 3 4 5 0
1 X
2. Prosedur 32A
B
4
5
a. Tunjuklah dua orang teman Anda (misal siswa
Y
A dan siswa B) untuk mempraktikkan gerak Sumber: Dokumen Penerbit
dimensi dua seperti terlihat pada gambar di Gambar 5.2 Vektor posisi
samping. dimensi dua
b. Mintalah siswa A untuk berjalan dari titik O
menuju titik A. Selanjutnya, mintalah siswa B
untuk berjalan dari titik O menuju titik B.
c. Tentukan posisi akhir siswa A dan B menggunakan vektor.
d. Hitunglah perpindahan siswa A dan B tersebut!
3. Diskusi
Diskusikan bersama teman sekelompok Anda permasalahan berikut.
a. Bagaimanakah cara menentukan posisi dan perpindahan menggunakan
vektor?

Fisika Kelas X 83
b. Berapakah vektor posisi awal, vektor posisi akhir, dan vektor perpindahan
siswa A dan B?
c. Bagaimanakah cara menentukan kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat
dari persamaan posisi benda pada gerak dimensi dua?
d. Bagaimanakah cara menentukan percepatan benda dari persamaan
kecepatan dan persamaan posisi?
e. Bagaimanakah cara menentukan persamaan posisi dan kecepatan dari
percepatan benda?
4. Laporan dan Kesimpulan
Buatlah laporan hasil diskusi kelompok Anda, lalu bahaslah bersama guru
Anda dalam diskusi kelas.

Berdasarkan kegiatan yang telah Anda lakukan, perpindahan benda dapat


dinyatakan dalam vektor dimensi tiga. Gerak benda pada lintasan lurus dalam subbab
ini dibahas menggunakan vektor. Besaran-besaran dalam gerak lurus dinyatakan dalam
vektor seperti penjelasan berikut.
1. Vektor Satuan dan Vektor Posisi
Ukuran benda dapat diwakili oleh sebuah titik materi atau partikel. Posisi titik
materi dinyatakan dengan sebuah vektor. Vektor ini dinyatakan dengan vektor-
vektor satuan.
a. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah suatu vektor yang memiliki panjang atau besar sama
dengan satu. Misalnya vektor A adalah suatu vektor satuan, maka besar A sama
dengan satu, sedangkan besar 2A sama dengan dua.
Suatu vektor yang terletak dalam suatu Y
bidang memiliki komponen ke arah X dan
Y. Koordinat X dan Y digambarkan pada
koordinat Cartesius di samping.
Analisisi vektor pada bab ini ĵ
mempelajari vektor dimensi dua. Dengan
demikian, siswa hanya perlu memahami

vektor satuan sumbu X yang dituliskan î X
dan vektor satuan sumbu Y yang
Sumber: Dokumen Penerbit
dituliskan ĵ .
Gambar 5.3 Vektor-vektor satuan
b. Vektor Posisi
Vektor posisi adalah vektor yang menyatakan posisi suatu titik materi
pada suatu bidang datar (dimensi dua). Posisi suatu titik materi pada bidang
G
datar dinyatakan oleh vektor posisi r .

84 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


Perhatikan Gambar 5.4. Gambar tersebut menunjukkan dua buah cara
yang mudah untuk mendeskripsikan lokasi sebuah titik. Anda dapat
mengetahui koordinat titik x dan y yang ditulis dengan (x, y). Selain itu, Anda
G
dapat menggunakan koordinat vektor r didefisinisikan sebagai vektor yang
digambarkan dengan garis dimulai dari koordinat awal sistem (0, 0) menuju
titik yang diamati.
Y

y (x, y)

G
r

x X
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 5.4 Vektor posisi dimensi dua
secara vertikal

Vektor posisi sebarang titik dimensi dua yang dimulai dari titik awal (0, 0)
dituliskan sebagai berikut.
G
r = x î + y ĵ

GPS (Global Positioning System)


Saat ini, sistem navigasi, pemetaan, dan penentuan lokasi suatu tempat dapat
ditentukan dengan mudah menggunakan GPS. Lakukan studi literatur secara
individu dengan tekun dan bertanggung jawab mengenai GPS (Global Positioning
System), lalu buatlah makalah dan kumpulkan kepada guru Anda.

2. Perpindahan Y
Perhatikan Gambar 5.5 di samping. Benda
A
bergerak dari titik A ke titik B. Bagaimanakah cara G
menghitung perpindahan benda? Δr
Perpindahan adalah perubahan posisi suatu
B
titik materi pada waktu tertentu. Sebagai contoh
G
vektor posisi awal titik A pada saat t1 adalah r1 ,
sedangkan vektor posisi akhir titik B pada saat t2
G
adalah r2 .
X
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 5.5 Perpindahan benda

Fisika Kelas X 85
Anda dapat menuliskan titik awal dan titik Y
akhir benda menjadi sebuah vektor posisi seperti A
y1 G
Gambar 5.6. Δr
G
Penjumlahan vektor r1 dan vektor perpindahan G
G G y2 r1 B
Δ r menghasilkan vektor r2 .
G G G
r1 + Δ r = r2
G
Dengan demikian, vektor perpindahan dituliskan: r2
G G G
Δ r = r2 – r1 0 X
Sumber: Dokumen Penerbit
= (x2 – x1) î + (y2 – y1) ĵ
Gambar 5.6 Penjumlahan
Besar perubahan posisi dirumuskan: vektor pada perpindahan
G G G
|Δ r | = | r2 – r1 |

= ( x2 − x1 )2 + ( y2 − y1 )2
Keterangan:
G
Δr = perpindahan (m)
G
Δr = besar perpindahan (m)
G
r1 = vektor posisi awal (m)
G
r2 = vektor posisi akhir (m)
x1, y1 = komponen posisi awal (m)
x2, y2 = komponen posisi akhir (m)

Persamaan-persamaan tersebut juga berlaku untuk perpindahan pada dimensi dua


dan dimensi satu, tentu harus menyesuaikan komponen vektor posisinya.
Contoh Soal:
Sebuah partikel bergerak dari titik A ke titik B seperti gambar berikut.
Y (m)
B
15

A
7

X(m)
0 3 14

Berdasarkan gambar di atas, tentukan besar perpindahan partikel tersebut!


Penyelesaian:
G
Diketahui: Vektor posisi titik A = r1 = (3 m) î + (7 m) ĵ
G
Vektor posisi titik B = r2 = (14 m) î + (15 m) ĵ
G
Ditanyakan: Δ r

86 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


Jawab: Y(m)
G G G B
Δ r = r2 – r1 15

= (14 m – 3 m) î + (15 m – 7 m) ĵ
G
Δr
= (11 m)iˆ + (8 m)ˆj
G
|Δ r | = (11)2 + (8)2 m A G
r2
7
= 121 + 64 m G
r1
= 185 m
= 13,6 m
Jadi, besar perpindahan partikel 13,6 m. X(m)
0 3 14
3. Kecepatan Gerak Benda
Kecepatan adalah kelajuan yang memperhatikan arah gerak benda. Kecepatan
yang akan kita bahas adalah kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat.
a. Kecepatan Rata-Rata
Coba perhatikan gerakan jarum spidometer saat Anda mengendarai
kendaraan bermotor! Bagaimanakah besar kelajuan kendaraan tersebut? Anda
menemukan bahwa jarum spidometer selalu bergerak yang menandakan bahwa
kelajuan kendaraan tidaklah konstan. Ketika jalan sepi, Anda dapat memacu
kendaraan menjadi lebih cepat. Akan tetapi, ketika jalan ramai, Anda harus
berhati-hati dan mengurangi laju kendaraan Anda. Bagaimanakah Anda
menghitung kecepatan sepeda motor Anda sampai sekolah? Persamaan
kecepatan rata-rata dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dengan selang waktu
tertentu. Secara matematis, kecepatan rata-rata dirumuskan sebagai berikut.
G G G
G Δr r −r
vrt = Δt = 2 1
t2 − t1

G Δx ˆ Δy ˆj
vrt = i +
Δt Δt

Besar kecepatan rata-rata dirumuskan:


G
|vrt|= [( vx )rt ]2 + [( vy )rt ]2
Keterangan:
G
vrt = kecepatan rata-rata (m/s)
Δx Δy
Δt
dan Δt
= komponen kecepatan pada sumbu X dan Y (m/s)

Δx dan Δy = perubahan posisi pada masing-masing sumbu (m)

Contoh Soal:
Vektor posisi suatu partikel saat t = 0 adalah (16iˆ + 19 ˆj ) m. Saat t = 2 s, vektor
posisi partikel tersebut menjadi (24iˆ + 25 ˆj ) m. Tentukan:
a. vektor kecepatan rata-rata partikel tersebut;
b. besar kecepatan rata-rata partikel tersebut.

Fisika Kelas X 87
Penyelesaian:
Diketahui: t1 =0
t2 =2s
G
= (16iˆ + 19 ˆj ) m
r1
G
= (24iˆ + 25 ˆj ) m
r2
G
Ditanyakan: a. vrt
G
b. |vrt|
Jawab:
G
G Δr
a. vrt = Δt
G G
r2 − r1
=
t2 − t1

(24iˆ + 25 ˆj ) − (16iˆ + 19 ˆj )
=
2−0
8iˆ + 6 ˆj
=
2

= 4iˆ + 3 ˆj

Jadi, vektor kecepatan rata-rata partikel (4iˆ + 3 ˆj ) m/s.


G
b. |vrt|= 42 + 32
= 16 + 9
= 25
=5
Jadi, besar kecepatan rata-rata partikel 5 m/s.
b. Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu
mendekati nol. Kecepatan sesaat dihitung menggunakan limit kecepatan rata-
rata dengan selang waktu sangat kecil atau mendekati nol. Dengan demikian,
kecepatan sesaat merupakan turunan pertama dari persamaan posisi benda.
Persamaannya sebagai berikut.
G G G
G Δr r (t + Δt) − r (t) dr(t )
v(t) = lim = lim =
Δt →0 Δt Δt →0 Δt dt

Kecepatan sesaat untuk tiap-tiap sumbu koordinat yaitu:


G dx(t ) ˆ dy(t ) ˆj
v(t) = i +
dt dt

Besar kecepatan sesaat dirumuskan sebagai berikut.


G
|v ( t ) | = vx2 + vy2

88 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


Arah kecepatan sesaat pada waktu kapan saja dinyatakan dengan sudut θ.
Sudut ini adalah sudut antara vektor kecepatan sesaat dan sumbu X positif.
Persamaannya sebagai berikut.
vy
tan θ = v
x

Besar kecepatan sesaat vx dan vy dituliskan sebagai berikut.


| v x| = v cos θ
| v y| = v sin θ

Contoh Soal:
Layar radar di helikopter kepolisian memperlihatkan posisi buronan dengan
G
persamaan posisi r (t) = (2t 2 − 5t + 3)iˆ + (t 2 − 3t − 2) ˆj , dengan r dalam meter dan
t dalam sekon. Tentukan kecepatan buronan saat t = 8 s!
Penyelesaian:
G
Diketahui: r (t) = (2t 2 − 5t + 3)iˆ + (t 2 − 3t − 2) ˆj
t =8s
G
Ditanyakan: v(8)
Jawab:
G
G dr d(2t 2 − 5t + 3)iˆ d(t 2 − 3t − 32) ˆj
v(t) = dt
= + = (4t − 5)iˆ + (2t − 3) ˆj
dt dt
G
v(8) = (4(8) − 5)iˆ + (2(8) − 3) ˆj = 27 iˆ + 13 ˆj
Jadi, vektor kecepatan buronan saat t = 8 s sebesar ( 27 iˆ + 13 ˆj ) m/s.
c. Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan
Posisi titik materi pada koordinat X, Y, dan Z dapat ditentukan dengan
mengintegralkan kecepatan vx, vy, dan vz.
Pengintegralan kecepatan vx untuk mendapatkan persamaan x dijelaskan
sebagai berikut.
dx
vx = dt
x t
∫ dx = ∫ vx dt
0 0

t
x – x0 = ∫ vx dt
0

t
x = x0 + ∫ vx dt
0

Fisika Kelas X 89
Pengintegralan kecepatan vy untuk mendapatkan persamaan y dijelaskan
sebagai berikut.
dy
vy = dt
y t
∫ dy = ∫ vy dt
y0 0

t
y – y0 = ∫ vy dt
0

t
y = y0 + ∫ vy dt
0

Komponen x0, y0, dan z0 adalah koordinat posisi awal titik materi pada sumbu
X, Y, dan Z. Berdasarkan pengintegralan tersebut, vektor posisi dapat dituliskan
sebagai berikut.

G ⎡ t ⎤ ⎡ t ⎤
r = ⎢ x0 + ∫ vx dt ⎥ iˆ + ⎢ y0 + ∫ vy dt ⎥ ˆj
⎢⎣ 0 ⎥⎦ ⎢⎣ 0 ⎥⎦
Contoh Soal:
Posisi awal sebuah titik materi adalah (2, 1) m. Komponen kecepatan pada
sumbu X dan sumbu Y berturut-turut vx = 3t2 dan vy = 2 + 6t2, v dalam m/s dan
t dalam sekon. Tentukan persamaan posisi titik materi setelah selang waktu t!
Penyelesaian:
Diketahui: (x0, y0) = (2, 1) m
vx = 3t2
vy = 2 + 6t2
G
Ditanyakan: r (t)
Jawab:
t
x(t) = x0 + ∫ vx dt
0
t
= 2 + ∫ 3t2dt
0

= 2 + t3
t
y(t) = y0 + ∫ vy dt
0
t
= 1 + ∫ (2 + 6t2) dt
0

= 1 + 2t + 2t3

90 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


G
r (t) = x(t)iˆ + y(t)ˆj

= (2 + t 3 )iˆ + (1 + 2t + 2t 3 ) ˆj
Jadi, persamaan posisi titik materi setelah selang waktu t adalah
G
r (t) = (2 + t 3 )iˆ + (1 + 2t + 2t 3 ) ˆj , r dalam m dan t dalam sekon.

4. Percepatan Gerak Benda


Apa yang Anda rasakan ketika berada di dalam kereta api yang bergerak dengan
kecepatan konstan? Anda tidak merasakan gerakan kereta api karena kecepatan
dan arah kereta tidak berubah. Gerak benda dengan kecepatan konstan berarti vektor
kecepatan benda konstan, tidak berubah. Perhatikan Gambar 5.7.
G G G G G
v1 v2 v3 v4 v5

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 5.7 Gerak benda dengan kecepatan konstan

Oleh karena v1 = v2 = v3 = v4 = v5, benda tidak mengalami perubahan kecepatan (Δv = 0)


Sebaliknya, Anda dapat dengan mudah merasakan perubahan kecepatan pada
gerak benda. Anda akan terdorong ke depan ketika supir bus mengerem saat
mendekati lampu lalu lintas yang berwarna merah. Kecepatan bus berkurang sampai
berhenti. Kecepatan gerak bus digambarkan sebagai berikut.
G
G G G G G v6 = 0
v1 v2 v3 v4 v5

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 5.8 Perubahan kecepatan pada gerak benda

Berdasarkan kedua contoh di atas, Anda menemukan bahwa kita tidak dapat
merasakan gerak dengan kecepatan kosntan karena perubahan kecepatan gerak
sama dengan nol. Sebaliknya, kita dapat merasakan gerak dengan kecepatan yang
berubah-ubah karena Δv ≠ 0. Perbandingan antara perubahan kecepatan gerak
benda terhadap waktu disebut percepatan (acceleration). Apabila nilai perubahan
kecepatan terhadap waktu besar, kecepatan gerak benda semakin besar (benda
bergerak semakin cepat).
Ada dua jenis percepatan, yaitu percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.
a. Percepatan Rata-Rata
Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu
tertentu. Persamaannya dituliskan sebagai berikut.
G G G
G Δv v −v
art = Δt = 2 1
t2 − t1
G Δvx Δv
art = iˆ + y ˆj
Δt Δt

Fisika Kelas X 91
G
Secara ringkas art dapat dituliskan sebagai berikut.
G
art = (ax)rt î + (ay)rt ĵ

Adapun besar dari percepatan rata-rata dirumuskan:


G
| art |= [( ax )rt ]2 + [( ay )rt ]2

Keterangan:
G
art = percepatan rata-rata (m/s2)
(ax)rt dan (ay)rt = komponen percepatan pada sumbu X dan Y

b. Percepatan Sesaat
Seperti halnya pada kecepatan, percepatan dapat pula ditinjau dari suatu
waktu dan titik tertentu. Percepatan ini disebut percepatan sesaat. Persamaan
percepatan sesaat sebagai berikut.
G G G G
G Δv(t) v( t + Δ t ) − v( t ) dv(t)
a (t) = lim Δt = lim Δt
= dt
Δt →0 Δt →0
Persamaan sesaat untuk tiap-tiap sumbu koordinat:
G G
G dvx (t ) ˆ dvy (t)
ˆj )
a (t) = ( dt i +
dt

Sehingga besar percepatan sesaatnya:


G
| a (t)| = ( ax )2 + ( ay )2
Keterangan:
G
| a (t)| = besar percepatan sesaat (m/s2)
ax dan ay = komponen percepatan sesaat pada sumbu X dan Y (m/s2)

Contoh Soal:
G G
Posisi suatu partikel dinyatakan dengan persamaan r (t) = 12t – t2 + 3. Nilai r
dalam meter dan t dalam sekon. Tentukan:
a. kecepatan awal partikel;
b. percepatan partikel;
c. kecepatan saat t = 4 sekon.
Jawaban:
G
Diketahui: r (t) = 12t – t2 + 3
G
Ditanyakan: a. v saat t = 0 s
G
b. a
G
c. v saat t = 4 s
Jawab:
G
G dr (t ) d(12t − t 2 + 3)
a. v(t) = dt
= = 12 – 2t
dt
Kecepatan awal partikel yaitu kecepatan partikel saat t = 0 s.
G
v(0) = 12 – 2(0) = 12
Jadi, kecepatan awal partikel 12 m/s.

92 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


G
G dv(t) d(12 − 2t)
b. a (t) = dt = dt
= –2
Percepatan bertanda negatif artinya partikel mengalami perlambatan
sebesar 2 m/s2.
G
c. v(4) = 12 – 2(4) = 12 – 8 = 4
Keadaan partikel saat t = 4 s adalah 4 m/s.
c. Menentukan Kecepatan dari Fungsi Percepatan
Kecepatan dapat ditentukan dengan mengintegralkan fungsi percepatan.
Persamaannya dituliskan sebagai berikut.
dv
a= dt
dv = a dt
v t
∫ dv = ∫ a dt
v0 0
t
v – v0 = ∫ a dt
0
t
v = v0 + ∫ a dt
0
Contoh Soal:
Sebuah elektron mula-mula bergerak dengan kecepatan 150 m/s. Oleh karena
memperoleh gaya, elektron mengalami percepatan dengan persamaan
a = (14 – 6t) m/s2. Tentukan kecepatan elektron setelah gaya bekerja selama
2 sekon!
Penyelesaian:
Diketahui: v 0 = 150 m/s
a = (14 – 6t) m/s2
t =2s
Ditanyakan: v(2)
Jawab:
t
v(t) = v0 + ∫ a dt
0
t
= 150 + ∫ (14 – 6t)dt
0
= 150 + 14t – 3t2
v(2) = 150 + 14(2) – 3(2)2
= 150 + 28 – 12
= 166
Jadi, kecepatan elektron menjadi 166 m/s.
5. Grafik Perpindahan, Kecepatan, dan Percepatan terhadap Waktu pada GLB dan
GLBB
Gerak kereta api dengan kecepatan konstan dapat didekatkan sebagai gerak
lurus beraturan. Sebenarnya, gerak kereta api tersebut bukanlah GLB karena rel
kereta tidaklah selalu lurus, tetapi kadang membelok. Pada GLB kecepatan gerak

Fisika Kelas X 93
selalu konstan, sedangkan percepatannya nol. Perhatikan grafik percepatan,
kecepatan, dan perpindahan GLB terhadap waktu pada Gambar 5.9.
x(t)
a(t) v(t)
x(t) = x0 + v0t

x
v0 v(t) = v0 x tan θ = = v0
t
θ t

a(t) = 0
t t x0 t
t t

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 5.9 Grafik GLB

Perhatikan analisis grafik GLB berikut.


a(t) = 0
t
v(t) = v0 + ∫ a(t) dt
0
t
= v0 + ∫ 0 dt = v0
0
t
x(t) = x0 + ∫ v(t) dt
0
t
= x0 + ∫ v0 dt = x0 + v0 t
0
Adapun gerak bus saat dipercepat memiliki percepatan konstan. Gerak ini
disebut juga gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dipercepat. Grafik percepatan,
kecepatan, dan perpindahan benda pada GLBB dipercepat digambarkan sebagai berikut.

a(t) v(t) x(t)


1
v(t) = v0 + at x(t) = x0 + v0t + 2
at2

a(t) = 0 = konstan
a
θ
v0
t
t t x0 t

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 5.10 Grafik GLBB dipercepat

Perhatikan analisis grafk GLBB dipercepat berikut.


a(t) = a
t
v(t) = v0 + ∫ a dt
0
= v0 + a t

94 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


t
x(t) = x0 + ∫ v(t) dt
0
t
= x0 + ∫ (v0 + a t) dt
0
1
= x0 + v0 t + 2
a t2
Apabila Anda ingin mendeskripsikan gerak demensi tiga yang memiliki
percepatan konstan, persamaan posisi dan kecepatan benda juga dideskripsikan
pada tiap-tiap sumbu koordinat. Persamaan posisi pada tiap-tiap sumbu:
1
x(t) = x(0) + vx(0) t + 2
ax t 2
1
y(t) = z(0) + vy(0) t + 2
ay t 2
Persamaan kecepatan pada tiap-tiap sumbu:
vx(t) = vx(0) + ax t
vy(t) = vy(0) + ay t
Keenam persamaan di atas dapat diringkas menjadi dua buah persamaan, yaitu
persamaan vektor posisi dan persamaan vektor kecepatan.
G G G 1 G 2
r (t) = r0 + v0 t + 2 a t
G G
v(t) = v0 + a t

Posisi, kecepatan, dan percepatan dapat dinyatakan menggunakan vektor dimensi


dua. Setelah Anda memahami materi tersebut, cobalah untuk menentukan posisi suatu
tempat menggunakan vektor. Sebagai contoh letak rumah sakit atau tempat-tempat
pelayanan kesehatan lain di daerah Anda. Kembangkan kreativitas dan inovasi Anda
dalam mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari sehingga bermanfaat bagi
kehidupan.

1. Seekor lebah mula-mula berada di posisi (10 î , 5 ĵ ) m. Setelah bergerak selama 30

sekon, lebah telah berada pada posisi (5 î , 10 ĵ ) m. Berapa besar perubahan posisi
yang dialami lebah tersebut pada tiap-tiap sumbu koordinat?

Fisika Kelas X 95
2. Seorang pereli memacu kendaraannya ke arah tenggara sehingga berpindah sejauh
(100 km, 50 km) selama satu jam. Tuliskan persamaan kecepatan rata-rata pereli
tersebut! (Arah timur sumbu X, arah selatan sumbu Y)
3. Suatu titik materi bergerak lurus vertikal. Persamaan posisi titik materi tersebut
dituliskan dengan persamaan y(t) = 10t – 2t 2. Nilai y dalam meter dan t dalam
sekon. Tentukan:
a. kecepatan awal titik materi;
b. kecepatan titik materi setelah bergerak selama 1,25 sekon.
G
4. Vektor posisi suatu benda dinyatakan dengan persamaan r (t) = (3t 2 – 2t) î + (5t 2) ĵ .
G
Nilai r dalam meter dan t dalam sekon. Berapa besar dan arah perpindahan benda
dari t = 1 s sampai dengan t = 3 s?
5. Posisi sebuah pesawat dituliskan dengan persamaan x(t ) = 2t 2 + 0,5t 3, nilai x dalam
meter dan t dalam sekon. Tentukan:
a. persamaan percepatan pesawat;
b. percepatan awal pesawat;
c. percepatan pesawat saat t = 2 s.

B. Gerak Parabola
Di subbab A Anda telah mempelajari besaran vektor untuk menganalisis gerak
benda. Ingatkah Anda mengenai penguraian vektor? Telah Anda ketahui bahwa gerak
parabola termasuk gerak dimensi dua. Bagaimanakah penggunaan vektor untuk
menganalisis gerak parabola? Lakukan kegiatan berikut.

Menyelidiki Gerak Parabola


1. Pengamatan
Lakukan pengamatan tentang lintasan gerak parabola dengan melempar
kelereng menggunakan katapel di lapangan sekolah atau di tempat yang lapang.
2. Prosedur
a. Siapkan katapel, beberapa kelereng, dan rol meter. Berilah penomoran pada
tiap-tiap lemparan kelereng sehingga pengamatan mudah dilakukan.
b. Tembakkan kelereng membentuk sudut 30°. Amati bentuk lintasan dan
ketinggian kelereng.
c. Ulangi dengan menembakkan kelereng dengan sudut elevasi 0°, 45°, dan
90°.
d. Amati kembali bentuk lintasan dan ketinggian kelereng.
e. Ukurlah jarak tempuh tiap-tiap kelereng.
f. Catatlah hasil pengamatan Anda.

96 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


3. Diskusi
Setelah melakukan kegiatan tersebut, diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut
bersama kelompok Anda!
a. Bagaimanakah bentuk lintasan dan jarak tempuh kelereng saat ditembakkan
secara vertikal (sudut elevasi 90°) dan horizontal (sudut elevasi 0°)?
Bagaimana arah kecepatan kelereng?
b. Bagaimanakah bentuk lintasan kelereng saat ditembakkan dengan sudut
elevasi tertentu? Bagaimanakah arah kecepatan kelereng? Bagaimana cara
menentukan vektor posisi, kecepatan, dan percepatan pada gerak kelereng
tersebut?
c. Jelaskan pengaruh sudut terhadap ketinggian dan jarak tempuh kelereng!
4. Kesimpulan dan Laporan
Buatlah laporan hasil diskusi, lalu bahaslah bersama guru Anda dalam diskusi
kelas.

Anda telah mengetahui lintasan kelereng berbentuk parabola ketika ditembakkan


dengan sudut tertentu. Peluru ataupun proyektil yang ditembakkan selalu membentuk
lintasan parabola sehingga gerak parabola sering disebut gerak peluru. Analisis
kecepatan dan bentuk lintasan peluru digambarkan sebagai berikut.
Y G G
vyB vB C vxC

D G
G vxD
G B vxB
G v0
vy (0) ymaks
G
G vD
vyD
α E G
vx
G X
A vx (0)
xmaks
R
G
vy
Sumber: Dokumen Penerbit
vE
Gambar 5.11 Lintasan gerak parabola
Keterangan:
θ = sudut garis horizontal dengan arah gerak benda (elevasi)
G
v0 = kecepatan awal (m/s)
G
vx (0) = kecepatan awal pada arah mendatar (sumbu X) (m/s)
G
vy (0) = kecepatan awal pada arah vertikal (sumbu Y) (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
G
vx = kecepatan setiap saat pada sumbu X (m/s)
G
vy = kecepatan setiap saat pada sumbu Y (m/s)
ymaks = tinggi maksimum peluru (m)
R = 2xmaks = jangkauan/jarak terjauh peluru (m)

Fisika Kelas X 97
Gerak Parabola Menggunakan Slang Air
Lakukan percobaan secara individu untuk mengamati lintasan gerak parabola.
Gunakan slang air yang ada di rumah Anda untuk mempraktikkan gerak parabola.
Bukalah keran air sehingga air mengalir melalui slang. Atur sudut elevasi slang air
sehingga Anda dapat mengetahui pengaruh sudut elevasi terhadap tinggi maksimum
dan jarak terjauh dari pancaran air.

1. Komponen Vektor Kecepatan Awal Gerak Parabola


Coba perhatikan Gambar 5.11. Peluru ditembakkan dari titik awal A dengan
kecepatan awal v0. Bagaimanakah cara menentukan komponen vektor kecepatan
awal? Pada titik A, kecepatan peluru bernilai v0 yang membentuk sudut θ terhadap
horizontal. Sudut θ dinamakan sudut elevasi. Dengan menguraikan vektor kecepatan
v0 terhadap sumbu X dan sumbu Y, diperoleh komponen vektor kecepatan awal
pada tiap-tiap sumbu sebagai berikut.
G G
vx (0) = v0 cos θ
G G
vy (0) = v0 sin θ
Vektor kecepatan awal gerak parabola:
G
v = (v0 cos θ ) î + (v0 sin θ ) ĵ
2. Komponen Vektor Kecepatan dan Posisi Setiap Saat
Gerak peluru merupakan gerak dimensi dua. Lintasan peluru berbentuk
parabola karena dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi. Percepatan gravitasi
bumi memperlambat gerak peluru saat naik dan mempercepat kembali saat peluru
bergerak turun. Dengan demikian, kecepatan searah komponen sumbu Y selalu
berubah-ubah. Adapun kecepatan pada sumbu X selalu konstan (GLB). Kecepatan
peluru setiap saat dirumuskan:
G G G
vy (t) = v0 cos θ – g t
G G
vx (t) = v0 cos θ

Posisi peluru setiap saat dirumuskan:


G G
x(t) = v0 (cos θ) t
G G 1 G
y(t) = v0 (sin θ) t – 2 g t 2

Apabila posisi awal peluru sebelum dilontarkan berada pada posisi (x0, y0),
persamaan posisi peluru setiap saat dirumuskan sebagai berikut.
G G G
x(t) = x0 + v0 (cos θ ) t
G G G 1 G
y(t) = y0 + v0 (sin θ ) t – 2 g t2
Contoh Soal:
Bola dilemparkan dari puncak gedung bertingkat setinggi 40 m. Kecepatan awal
dan sudut elevasi bola berturut-turut 20 m/s dan 37°. Tentukan posisi bola setelah
bergerak selama 1 sekon! (sin 37° = 0,6 dan cos 37° = 0,8)

98 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


Penyelesaian:
Diketahui: y 0 = 40 m t =1s
v 0 = 20 m/s sin 37° = 0,6
θ = 37° cos 37° = 0,8
Ditanyakan: (x1, y1)
Jawab:
Perhatikan bentuk lintasan bola di samping. θ
x(t) = x0 + v0 cos θ t
x(1) = 0 + (20 m/s)(0,8)(1 s) y0
= 16 m
1
y(t) = y0 + v0 sin θ t – 2
g t2
1
y(1) = 40 m + (20 m/s)(0,6)(1 s) – 2 (9,8 m/s2)(1 s)2
= 40 m + 12 m – 4,9 m
= 47,1 m
Jadi, posisi bola setelah 1 s adalah (16 m; 47,1 m).
3. Titik Tertinggi
Perhatikan kembali Gambar 5.11. Titik tertinggi peluru berada di titik C.
Berapakah koordinat titik C tersebut? Pada titik tersebut, komponen kecepatan pada
sumbu Y bernilai nol. Hal ini disebabkan jenis gerak searah komponen sumbu Y
pada saat naik merupakan GLBB diperlambat. Kecepatan peluru searah sumbu Y
semakin berkurang dan akan bernilai nol (vy = 0) saat mencapai titik tertinggi.
Adapun kecepatan dalam arah X tetap. Persamaan yang berlaku di titik tertinggi
sebagai berikut.
vy = 0
v0 sin θ – g tmaks = 0
Dengan demikian, waktu untuk mencapai titik tertinggi sebagai berikut.

v0 sin θ
tmaks =
g

Substitusikan tmaks pada posisi benda setiap saat di atas. Ingat kembali identitas
trigonometri bahwa 2 sin θ cos θ = sin 2θ. Dengan demikian, diperoleh persamaan
tinggi maksimum dan jarak tempuh peluru pada sumbu X sebagai berikut.
2
xmaks = v0 sin 2θ
2g

v0 2 sin 2 θ
ymaks =
2g

Contoh Soal:
Seorang pemain bola menendang bola ke gawang dengan kecepatan awal 14 m/s.
Jika tendangan membentuk sudut 60° terhadap tanah, tentukan koordinat posisi
bola di titik tertinggi! (g = 9,8 m/s2)

Fisika Kelas X 99
Penyelesaian:
Diketahui: v 0 = 14 m/s
θ = 60°
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: (xmaks, ymaks)
Jawab:
v0 2 sin 2θ v0 2 sin 2 θ
xmaks = 2g ymaks = 2g

(14 m/s)2 sin 2(60°) (14 m/s)2 sin 2 60°


= 2(9, 8 m/s2 )
= 2(9, 8 m/s2 )

1 1
(196 m 2/s 2 )( 3) (196 m 2/s 2 )( 3)2
2
= = 2
2(9, 8 m/s 2 ) 19,6 m/s 2

3
(196 m 2/s 2 )( )
=5 3m = 2
4
19,6 m/s
= 7,5 m
Koordinat posisi bola di titik tertinggi ( 5 3 ; 7,5) m.
4. Titik Terjauh/ Jangkauan (R)
Coba cermati kembali Gambar 5.11. Titik terjauh peluru pada gambar tersebut
berada di titik E. Menurut Anda, apakah waktu untuk mencapai titik tertinggi (C)
sama dengan waktu untuk turun hingga mencapai titik E?

Mengukur Waktu Naik dan Waktu Turun pada Gerak Vertikal


Lakukan percobaan mandiri bersama teman sebangku Anda untuk
mengukur waktu naik dan waktu turun. Siapkan kelereng dan dua buah
stopwatch. Lemparkan kelereng ke atas kemudian ukurlah waktu untuk naik
dan turun kembali ke tanah. Ulangi percobaan agar data yang Anda peroleh
akurat. Buktikan bahwa waktu untuk naik hingga titik tertinggi sama dengan
waktu untuk turun kembali ke titik awal.

Berdasarkan persamaan pada titik tertinggi, waktu untuk mencapai titik


v0 sin θ
tertinggi adalah . Dengan demikian, waktu untuk mencapai titik terjauh
g
adalah dua kalinya. Persamaan yang berlaku pada titik terjauh sebagai berikut.

2v0 sin θ
tR = 2tmaks =
g

100 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


Adapun titik terjauh/jangkauan peluru dirumuskan sebagai berikut.

v0 2 sin 2θ
R = 2xmaks = g

Beberapa jenis olahraga dalam kehidupan sehari-hari melibatkan gerak parabola.


Sebagai contoh sepak bola, basket, voli, badminton, tolak peluru, dan lempar lembing.
Ketika Anda melakukan tolak peluru, berapakah sudut elevasi yang tepat agar peluru
dapat mencapai jarak lemparan terjauh? Dapatkah Anda mengaplikasikan gerak pa-
rabola yang telah Anda pelajari pada jenis olahraga yang lain?

1. Sigit menendang bola dengan sudut elevasi 60°. Kecepatan awal tendangan Sigit
sebesar 20 m/s. Hitunglah tinggi bola setelah 2 sekon! (Anggap g = 10 m/s2;
3 = 1,7)
2. Sebuah peluru ditembakkan dari ketinggian 100 m dengan sudut 45° terhadap garis
horizontal. Jarak peluru awal sampai ke tanah diukur pada arah mendatar adalah
300 m. Berapa kecepatan awal peluru dan tinggi maksimum peluru jika diukur dari
tanah? (Anggap g = 10 m/s2)
3. Helikopter pengirim bahan makanan bergerak
⎯→ 25 m/s
mendatar dengan kecepatan 25 m/s dan
melepaskan bahan makanan dari ketinggian
490 m seperti gambar di samping.
Jika bahan makanan jatuh di titik P′, berapa jarak 490 m
2
PP′? (g = 9,8 m/s )

P P′

4. Peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 40 m/s. Sudut elevasi tembakan 37°
terhadap bidang horizontal. Jika dianggap g = 10 m/s2, tentukan titik koodinat titik
tertinggi peluru!

Fisika Kelas X 101


Pengendali lalu lintas udara menggunakan vektor untuk menunjukkan posisi
pesawat. Pengendali tersebut harus mengetahui posisi pesawat dan arah terbangnya.
Lakukan studi lapangan dan studi literatur tentang pengendalian lalu lintas udara.
Rencanakan bersama guru Anda waktu dan tempat studi lapangan. Persiapkan surat
izin studi lapangan dan surat pemberitahuan kepada orang tua. Konsultasikan kepada
guru tentang jalur-jalur penerbangan serta pengaturan take off dan landing di bandara.
Buatlah makalah hasil studi lapangan secara berkelompok, lalu presentasikan.

1. Vektor posisi benda saat bergerak dalam ruang:


G
r = xiˆ + yjˆ
2. Vektor perpindahan menyatakan perubahan posisi benda.
G G G
Δr = r2 − r1
3. Kecepatan rata-rata merupakan perubahan perpindahan dalam selang waktu tertentu.
G G G
G Δr (t) r2 − r1
vrt = Δt
= t2 − t1

4. Vektor kecepatan sesaat yaitu kecepatan rata-rata untuk selang waktu mendekati nol.
G G
G Δr (t) dr (t )
v (t) = lim Δt = dt
Δt →0
G
5. Vektor posisi r dapat ditentukan dengan cara integrasi fungsi kecepatan terhadap waktu.
G G tG
r (t) = r0 + ∫ v(t) dt
0

6. Percepatan rata-rata merupakan perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu.


G G G
G Δv(t) v −v
art = Δt = 2 1
t2 − t1
7. Vektor percepatan merupakan percepatan rata-rata dengan selang waktu mendekati nol.
G G 2G
G Δv(t)
a (t) = lim Δt = dv(t) = d r (2t)
Δt →0 dt dt
8. Vektor kecepatan dapat ditentukan dengan integrasi dari vektor percepatan terhadap
waktu.
t
G G G
v (t) = v0 + ∫ a (t) dt
0

102 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


9. Gerak parabola atau gerak peluru merupakan gerak dimensi dua dengan GLB pada
sumbu X dan GLBB pada sumbu Y.
G
10. Komponen kecepatan awal peluru ketika ditembakkan dengan kecepatan awal v 0
dan sudut elevasi θ :
vx(0) = v0 cos θ
vy(0) = v0 sin θ
11. Komponen kecepatan peluru setiap saat:
vx(t) = v0 cos θ
vy(t) = v0 sin θ – gt
12. Posisi peluru setiap saat dengan posisi awal (x0, y0):
x(t) = v0 (cos θ)t + x0
1
y(t) = v0(sin θ)t – 2
gt2 + y0
13. Titik tertinggi dicapai peluru pada saat vy = 0.
Waktu untuk mencapai titik tertinggi:
v0 sin θ
tmaks =
g
Koordinat titik tertinggi:
v0 2 sin 2θ
xmaks = 2g

v0 2 sin 2 θ
ymaks =
2g
14. Titik terjauh (R) dicapai peluru saat y = 0 (peluru mencapai tanah).
Waktu untuk mencapai titik terjauh:
2v0 sin θ
tR = 2tmaks =
g
Jarak terjauh/jangkauan peluru:
v0 2 sin 2θ
R = 2xmaks = g

2. Benda bergerak menurut persamaan


A. Pilihlah jawaban yang tepat! G
r (t) = (7 t − 4)iˆ + (9t 2 − 5t) ˆj , r dalam m
1. Titik materi memiliki koordinat x dan y dan t dalam s. Perhatikan keadaan
yang berubah terhadap waktu menurut berikut!
G 3 1) Koordinat awal benda (3,4) m.
persamaan x (t) = (2 + 2 t2) î m dan
2) Benda berpindah 5 m setelah 1 s.
G 3) Kecepatan benda menjadi 10 m/s
y (t) = (6 + 2t2) ĵ m. Kecepatan titik materi
setelah 1 s.
saat t = 5 s sebesar . . . m/s.
4) Benda bergerak lurus berubah
a. 5 d. 20
beraturan.
b. 10 e. 25
c. 15

Fisika Kelas X 103


Keadaan yang benar ditunjukkan oleh a. (0; 9,25) d. (0; 12,25)
nomor . . . . b. (10; 10,0) e. (0; 14,50)
a. 1), 2), dan 3) d. 3) dan 4) c. (0; 13,0)
b. 1) dan 3) e. 4) saja
7. Peluru ditembakkan dengan lintasan
c. 2) dan 4)
seperti gambar berikut.
3. Pesawat berpindah dari titik koordinat
A(200 m, 800 m) ke titik koordinat v0 = 15 m/s
B(800 m, 1.050 m) dalam waktu 5 sekon.
Kecepatan rata-rata pesawat tersebut
37°
sebesar . . . m/s.
a. 40 d. 130
Diketahui nilai sin 37° = 0,6 dan cos 37°
b. 90 e. 150
= 0,8. Kecepatan peluru setelah 0,4 s
c. 120
sebesar . . . m/s. (Anggap g = 10 m/s2)
4. Helikopter bergerak mendatar dengan a. 5 d. 15
kecepatan 50 m/s dan melepaskan bahan b. 10 e. 20
makanan di daerah bencana. Helikopter c. 13
berada di ketinggian 1.960 m.
8. Wawan melemparkan bola dari gedung
yang memiliki ketinggian 15 meter. Bola
dilempar dengan kecepatan 20 m/s
g = 9,8 m/s2
dengan sudut elevasi 30°. Jika percepatan
gravitasi 10 m/s 2 , jarak jangkauan
1.960 m
maksimum adalah . . . meter.

A B a. 30 3 d. 30 2
Jika bahan makanan jatuh di B, jarak AB b. 20 3 e. 20 2
adalah . . . km. c. 15 3
a. 0,50 d. 4
b. 0,98 e. 6 9. Mobil Joni ingin melewati parit selebar
c. 1 90 cm. Perbedaan ketinggian kedua
sisi parit adalah 44,1 cm. Jika per-
5. Indra menendang bola dengan sudut
cepatan gravitasi 9,8 m/s2, kecepatan
elevasi 30°. Kecepatan awal bola adalah
minimum yang diperlukan Joni agar
14 m/s. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2,
berhasil melompati parit tersebut adalah
jarak mendatar terjauh yang dicapai
. . . m/s.
bola adalah . . . m.
a. 1,50 d. 3,00
a. 5 d. 10 3 b. 1,75 e. 3,75
b. 5 3 e. 15 c. 2,50
c. 10
10. Perhatikan pernyataan berikut!
6. Bola memiliki posisi awal (0; 1,5) m. Saat 1) Mondi melemparkan bola dengan
dilempar ke atas, kecepatan bola kecepatan 3 m/s dengan sudut
terhadap fungsi waktu dituliskan kemiringan 30°.
G
dengan persamaan v = (18 – 10t) ĵ . 2) Arnold melemparkan bola dengan
Posisi bola saat t = 0,5 s adalah . . . m. kecepatan 2 m/s dengan sudut
kemiringan 30º.

104 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


3) Robi melemparkan bola dengan 5. Peluru ditembakkan dengan sudut
kecepatan 2 m/s dengan sudut elevasi 30° dan kecepatan awal v0. Saat
kemiringan 45°. t = 2 s, jarak peluru dari tanah adalah
4) Jimmi melemparkan bola dengan 176,4 m. Apabila percepatan gravitasi
kecepatan 3 m/s dengan sudut bumi 9,8 m/s2, berapakah kecepatan
kemiringan 45º. awal peluru?
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat
6. Peluru ditembakkan dengan kecepatan
disimpulkan bahwa . . .
awal 40 m/s. Sudut elevasi tembakan
a. Mondi melemparkan bola lebih
adalah 37° terhadap bidang horizontal.
jauh dibandingkan Jimmi.
Jika dianggap g = 10 m/s2, tentukan titik
b. Robi melemparkan bola lebih jauh
koodinat di titik tertinggi!
dibandingkan Arnold.
c. Robi melemparkan bola lebih jauh 7. Romli menendang bola dengan sudut
dibandingkan Mondi. elevasi 45°. Kecepatan awal gerak bola
d. Lemparan Mondi paling tinggi di tersebut 20 2 m/s. Hitunglah ketinggian
antara yang lainnya. bola setelah 1 sekon! (g = 9,8 m/s2)
e. Lemparan Robi rendah di antara
yang lainnya. 8. Perhatikan gambar lembah berikut!
75 m

A B 4,9 m
B. Kerjakan soal-soal berikut! C
x?
1. Posisi suatu partikel dinyatakan dengan Lembah
G G
persamaan r (t) = (12t – t 2 + 3) î . Nilai r
dalam meter dan t dalam sekon. Benda bergerak dari A dengan kecepatan
Tentukan: awal 10 m/s dengan percepatan 2 m/s2.
a. kecepatan awal partikel; Jika benda di B jatuh tepat di C, berapa
b. percepatan partikel; lebar lembah? (g = 9,8 m/s2)
c. kecepatan saat t = 4 sekon. 9. Helikopter pengirim bahan makanan
2. Sepeda motor bergerak pada suatu bidang bergerak mendatar dengan kecepatan
G
dengan percepatan a(t) = 1, 2iˆ + 0, 9 ˆj ) m/s2. 25 m/s melepaskan bahan makanan
Tentukan: dari ketinggian 490 m.
a. besar dan arah kecepatan saat t = 2 s;
⎯→ 25 m/s
b. besar posisi sepeda motor saat t = 2 s.
3. Posisi suatu benda dinyatakan sebagai
G 490 m
r (t) = ((1,5 m/s2)t 2 + (0,5 m/s)t – 0,8 m) î .
a. Berapa percepatan awal benda?
b. Tentukan kecepatan benda setelah P P′
t = 5 s! Jika bahan makanan jatuh di titik P′,
4. Radar di sebuah bandara memperlihat- berapa jarak PP′? (g = 9,8 m/s2)
kan posisi sebuah pesawat yang sedang 10. Sebuah massa dilemparkan dari
mengudara. Pesawat bergerak dari posisi ketinggian 100 m dengan sudut 30°
(8 km, 2 km) ke posisi (12 km, 5 km). terhadap garis horizontal. Jarak massa
Tentukan besar perpindahan yang awal sampai ke tanah diukur pada arah
dialami pesawat! mendatar adalah 1.000 m. Berapa
kecepatan awalnya (v0) dan jarak titik
puncaknya? (Anggap g = 10 m/s2)

Fisika Kelas X 105


Manusia selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perangkat GPS
dapat menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu secara bersamaan. Tidak hanya
itu, segala peristiwa yang terjadi di alam dapat dipelajari dengan mudah misalnya gerak
bumi mengelilingi matahari dan gerak benda-benda di bumi yang berbentuk parabola
akibat adanya gravitasi bumi. Meskipun demikian, kita tidak boleh menyalahgunakan
ilmu pengetahuan untuk berbuat jahat atau kegiatan yang menimbulkan kerusakan di
alam. Anda harus mengamalkan ilmu agama yang telah dipelajari. Misalnya berusaha
agar bermanfaat bagi sesama dengan mengembangkan penelitian tentang pemanfaatan
analisis vektor sehingga dapat digunakan seluruh umat manusia.

Isilah angket ini dengan memberikan tanda cek (✓) sesuai tingkat pemahaman
Anda setelah mempelajari materi di bab ini.

Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Kurang Sedang Baik Baik

Saya dapat menentukan komponen


kecepatan awal gerak parabola.
Saya dapat menentukan vektor kecepatan
dan vektor posisi setiap saat pada gerak
parabola.
Saya dapat menentukan titik tertinggi
dan jangkauan gerak parabola.
Saya dapat menentukan vektor per-
pindahan, kecepatan, dan percepatan
pada gerak lurus.

Apabila tanda cek (✓) yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih dari 2, sebaiknya Anda mempelajari kembali bab ini sebelum melanjutkan ke
bab berikutnya. Anda dapat melanjutkan ke bab berikutnya jika tanda cek pada
kolom Kurang dan Sangat Kurang lebih kecil atau sama dengan 2.

106 Analisis Vektor pada Gerak Parabola


Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu menganalisis gerak melingkar dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Gerak Melingkar dan


Penerapannya
Mempelajari

Gerak Melingkar
Gerak Melingkar
Beraturan
Memiliki Besaran yang
besaran dilibatkan

• Periode • Perpindahan linear


• Frekuensi • Perpindahan sudut
• Perpindahan sudut • Kecepatan linear
• Kecepatan sudut rata- • Kecepatan sudut
rata • Percepatan sentripetal
• Percepatan sudut rata-
rata

• Roda-roda bersinggungan
Terdiri atas
Hubungan roda- • Roda-roda sepusat
Penerapannya roda • Roda-roda yang dihubungkan
dengan rantai

Contohnya
Teknologi hubungan terdapat pada • Mesin jahit
roda-roda • Kincir air

Fisika Kelas X 107


Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 6.1 Hubungan roda-roda pada jam

Gambar di atas merupakan mesin di dalam jam analog. Pada mesin itu tampak roda-
roda yang saling berhubungan. Roda-roda itu memutar jarum hingga setiap jarum memiliki
kecepatan yang berbeda. Partikel-partikel pada jarum mengalami gerak melingkar. Apakah
yang dimaksud gerak melingkar? Bagaimanakah kecepatan gerak partikel pada jarum jam?

• Gerak melingkar
1. Gerak melingkar beraturan dan besaran-besarannya • Perpindahan sudut
2. Penerapan gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari • Kecepatan sudut
• Radian

108 Gerak Melingkar dan Penerapannya


Indonesia memiliki berbagai macam keindahan alam seperti air terjun dan sungai yang
dapat digunakan untuk pembangkit listrik. Berbagai macam keindahan alam tersebut wajib
kita syukuri atas pemberian Tuhan pencipta alam. Pada dasarnya, listrik dihasilkan melalui
pergerakan turbin yang digerakkan oleh air. Pergerakan turbin membentuk gerak melingkar.
Gerakan turbin merupakan salah satu kejadian di antara banyak kejadian yang berhubungan
dengan gerak melingkar. Pada kesempatan ini Anda akan mempelajari materi tentang gerak
melingkar. Subbab pertama menjelaskan tentang besaran-besaran gerak melingkar, gerak
melingkar beraturan, dan gaya sentripetal. Subbab kedua menjelaskan tentang penerapan gerak
melingkar pada hubungan roda-roda dan teknologi yang melibatkan hubungan roda-roda.

A. Gerak Melingkar
Pada gambar di depan tampak gambar mesin jam analog. Ada roda-roda yang bertugas
untuk menggerakkan jarum jam. Putaran roda itu merupakan penerapan gerak melingkar.
Jam biasanya memiliki tiga jarum, yaitu jarum jam, jarum menit, dan jarum detik. Setiap partikel
di ujung-ujung jarum mengalami gerak melingkar karena partikel-partikel itu menempuh lintasan
yang berbentuk lingkaran. Apakah yang dimaksud dengan gerak melingkar?
Gerak melingkar dapat diidentifikasi sebagai gerak benda atau titik dengan lintasan
berbentuk lingkaran. Contoh gerak melingkar adalah gerakan suatu titik di roda ketika
sebuah roda diputar pada porosnya. Posisi partikel-partikel di pinggir roda berubah
terhadap pusat roda (poros) sehingga partikel-partikel tersebut mengalami gerak melingkar.
Lakukan kegiatan berikut untuk mengenal besaran-besaran pada gerak melingkar.

Besaran dalam Gerak Melingkar


1. Pengamatan
Amati gerak melingkar pada tali yang diputar.
2. Prosedur
a. Sediakan benda seringan mungkin yang diikat
dengan tali.
b. Putar tali seperti gambar di samping.
3. Diskusi
Dari kegiatan tersebut, diskusikan dengan teman Anda
Sumber: Dokumen Penerbit
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Gambar 6.2 Gerak me-
a. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk lingkar pada tali yang
menempuh satu putaran? diputar
b. Berapa kali putaran yang terjadi setiap satu sekon?
c. Berapa kecepatan sudutnya?
d. Berapa kecepatan linearnya?
e. Berapa percepatan sentripetalnya?
Lakukan studi literatur untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
4. Kesimpulan dan Laporan
Tulislah hasil kegiatan Anda menjadi laporan singkat. Presentasikan hasilnya
dengan bahasa mudah dipahami.

Fisika Kelas X 109


1. Besaran dalam Gerak Melingkar
a. Periode dan Frekuensi
Periode (T ) didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh suatu
benda untuk menempuh satu putaran (satu kali gerak melingkar). Sebagai contoh
jika sebuah benda menempuh satu kali gerak melingkar memerlukan waktu
5 sekon, periode gerak benda tersebut 5 sekon.
Frekuensi ( f ) yaitu banyaknya putaran yang dapat dilakukan oleh suatu
benda dalam selang waktu 1 sekon. Sebagai contoh dalam 1 sekon suatu benda
dapat mengitari lingkaran sebanyak 5 kali, maka frekuensi gerak benda tersebut
5 putaran/sekon. Satuan putaran/sekon dinamakan hertz (Hz). Hubungan
antara periode dan frekuensi sebagai berikut.
Keterangan:
1 1
T= atau f= T = periode (sekon)
f T
f = frekuensi (Hz)

b. Perpindahan Sudut
Perpindahan benda pada gerak melingkar disebut dengan perpindahan
sudut (Δθ). Perpindahan sudut dapat dinyatakan dalam satuan putaran atau
radian. Perpindahan sudut berbeda dengan perpindahan linear pada jenis
gerak lurus suatu benda. Perpindahan linear dinyatakan dengan Δx.
1 putaran = 360° = 2π radian
180°
1 radian = π = 57,3°
Cermati contoh soal berikut.
Contoh Soal:
Partikel di sebuah roda mengalami perpindahan sudut sebesar 135°. Berapakah
perpindahan sudut tersebut jika dikonversikan dalam radian dan putaran?
Penyelesaian:
135° 3
135° = 360°
× 2π rad = 4
π rad
135° 3
135° = 360°
× 1 putaran = 8
putaran
3 3
Jadi, partikel roda berpindah sebesar 4
π rad atau 8
putaran.
c. Kecepatan Sudut Rata-Rata
Kecepatan dalam gerak melingkar disebut kecepatan sudut karena gerak
benda melalui sudut tertentu. Kecepatan sudut rata-rata adalah hasil bagi
perpindahan sudut dengan selang waktu.
Δθ
ω– = Δt

Keterangan:
ω– = kecepatan sudut rata-rata (rad/s)
Δθ = perpindahan sudut (rad)
Δt = selang waktu (s)

110 Gerak Melingkar dan Penerapannya


2. Gerak Melingkar Beraturan
Gerak melingkar beraturan adalah gerak benda yang menempuh lintasan
melingkar dengan kelajuan (besar kecepatan) tetap. Pada gerak melingkar terdapat
besaran-besaran yang dijelaskan pada uraian berikut.
a. Perpindahan Linear dan Perpindahan Sudut
Setiap bagian benda yang berputar akan bergerak dalam suatu lintasan
berbentuk lingkaran yang berpusat pada porosnya. Hubungan antara
perpindahan linear dengan perpindahan sudut dituliskan:
Δx Keterangan:
Δθ = R
atau Δx = R Δθ Δ θ = perpindahan sudut (rad)
Δ x = perpindahan linear (m)
R = jari-jari (m)

Perpindahan sudut pada gerak melingkar beraturan dituliskan dalam


persamaan
Keterangan:
θ t = posisi sudut akhir
θt = θ0 + ω Δt θ0 = posisi sudut awal
ω = kecepatan sudut
Δt = selang waktu

b. Kecepatan Linear dan Kecepatan Sudut


Kecepatan linear adalah hasil bagi
panjang lintasan linear yang ditempuh
m
dengan selang waktu tempuhnya. Panjang aS
lintasan dalam gerak melingkar yaitu keliling v1
Arah
lingkaran dengan nilai 2 π R. Ilustrasi
gerak
kecepatan linear dan percepatan sentripetal
R
dapat dilihat pada Gambar 6.3.
Persamaan kecepatan linear sebagai berikut. v2

2π R
v= T
= 2πfR Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 6.3 Gerak melingkar
Keterangan:
v = kecepatan linear (m/s)
R = jari-jari lintasan lingkaran (m)
T = periode (s)
f = frekuensi (s–1)

Kecepatan sudut (ω) adalah hasil bagi sudut yang ditempuh dengan selang
waktu tempuhnya. Persamaan kecepatan sudut dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
ω= T
= 2πf ω = kecepatan sudut (rad/s)
22
π = konstanta ( 7 atau 3,14)
T = periode (s)
f = frekuensi (s–1)
Hubungan kecepatan linear (v) dan kecepatan sudut (ω) dinyatakan sebagai
berikut.
v = 2πfR dan ω = 2πf maka: Keterangan:
v = kecepatan linear (m/s)
v ω = kecepatan sudut (rad/s)
v=ωR atau ω= R R = jari-jari lintasan lingkaran (m)

Fisika Kelas X 111


Persamaan-persamaan tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan soal
di bawah ini.
Contoh Soal:
Roda katrol berputar 360 rpm. Hitunglah frekuensi, periode, kecepatan sudut,
dan kecepatan linear suatu titik pada pinggir roda jika jari-jari roda katrol 150
mm!
Penyelesaian:
Diketahui: f = 360 rpm
r = 150 mm = 0,15 m
Ditanyakan: a. f
b. T
c. ω
d. v
Jawab:
360 putaran
a. f = 60 sekon
= 6 putaran/sekon
1
b. T =
f
1
= 6 Hz
= 0,167 s
c. ω = 2πf
= 2π (6 Hz)
= 12π rad/s
d. v = ωR
= (12π rad/s)(0,15 m)
= 1,8π m/s
c. Percepatan Sentripetal
Pada gerak melingkar beraturan, percepatan sudut dan percepatan
tangensial bernilai nol tetapi nilai percepatan sentripetalnya tidak nol.
Percepatan sentripetal adalah percepatan yang selalu tegak lurus terhadap
kecepatan linearnya dan mengarah ke pusat lingkaran.

v2
as = = ω 2R
R

Keterangan:
a s = percepatan sentripetal (m/s2)
v = kecepatan linear (m/s)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
R = jari-jari (m)

Cermati contoh soal berikut untuk memperjelas penggunaan persamaan pada


percepatan sentripetal.

112 Gerak Melingkar dan Penerapannya


Contoh Soal:
Roda mobil berputar dengan kecepatan sudut 8π rad/s. Jika diameter roda
60 cm, tentukan percepatan sudut di tepi roda!
Penyelesaian:
Diketahui: ω = 8π rad/s
D = 60 cm
1
R = D = 30 cm = 0,3 m
2
Ditanyakan: as
Jawab:
as = ω 2 R
= (8π rad/s)2 (0,3 m)
= 19,2π2 m/s
Jadi, percepatan sudut sebesar 19,2π 2 m/s.
Dalam gerak melingkar beraturan, berlaku bahwa ω – = ω. Persamaan yang
digunakan dalam gerak melingkar beraturan sebagai berikut.
Δθ Keterangan:
ω= Δt
ω = kecepatan sudut (rad/s)
Δ θ = perpindahan sudut (rad)
Δθ = ω Δt θ 0 = posisi sudut awal (rad)
θt – θ0 = ω Δt θt = posisi sudut saat t (rad)
θ t = θ0 + ω Δt Δt = selang waktu (s)

Dua roda memiliki diameter berturut-turut 10 cm dan 30 cm. Roda tersebut diputar
dengan kecepatan sudut yang sama, yaitu 10 putaran tiap 30 detik. Benang yang sama
panjang ingin digulung pada roda tersebut. Manakah roda yang paling cepat menggulung
benang hingga habis?

1. Satelit mengorbit di dekat bumi dengan kelajuan konstan. Apabila satelit berada
pada orbit melingkar mengelilingi pusat bumi dengan percepatan 9,8 m/s2, berapa
lama waktu yang diperlukan satelit tersebut untuk melakukan satu putaran penuh
mengelilingi bumi? (Rbumi = 6.370 km)
2. Gerinda berputar dengan kecepatan 240 putaran setiap 5 menit. Jika jari-jari gerinda
15 cm, berapakah kecepatan linear partikel yang terletak pada tepi gerinda?
3. Bumi berada pada jarak rata-rata 1,496 × 108 km dari matahari. Bumi bergerak
mengelilingi matahari dalam waktu 1 tahun, yaitu 365 hari. Hitunglah kelajuan
linear bumi mengelilingi matahari!
4. Berapakah kecepatan sudut jarum penunjuk jam, menit, dan detik pada arloji?
5. Roda berputar dan menempuh sudut 18 radian dalam waktu 6 sekon. Hitunglah
periode roda tersebut!

Fisika Kelas X 113


B. Penerapan Gerak Melingkar
Gerak melingkar diterapkan pada hubungan roda-roda. Ada beberapa jenis
hubungan roda-roda. Sebelum memulai mempelajari lebih dalam mengenai penerapan
gerak melingkar, lakukan kegiatan berikut.

Mengamati Hubungan Roda-Roda


1. Amatilah foto gir sepeda di di samping.
2. Coba gerakkan kayuhan sepeda. Bagaimana
gerakan gir?
3. Hubungan roda mana yang sesuai dengan gir
sepeda yang Anda amati?
4. Buatlah kesimpulan yang telah Anda amati. Sumber: Dokumen Penerbit
5. Tulis dalam laporan singkat dan sampaikan Gambar 6.4 Gir sepeda
hasilnya di kelas.

1. Hubungan Roda-Roda
a. Hubungan Roda-Roda Sepusat B2
Perhatikan Gambar 6.5! Roda-
roda yang dipasang dengan pusat A2
A1 B1
yang sama disebut roda-roda sepusat. R2
θ
Apabila kedua roda diputar dalam
R1
selang waktu t, kedua roda menempuh
sudut pusat θ yang sama. Artinya
kecepatan sudut kedua roda sama.
v1 v2
ω1 = ω2 atau = Sumber: Dokumen Penerbit
R1 R2
Gambar 6.5 Roda-roda sepusat
Keterangan:
ω1 dan ω2 = kecepatan sudut roda 1 dan roda 2 (rad/s)
v1 dan v2 = kecepatan linear roda 1 dan roda 2 (m/s)
R1 dan R2 = jari-jari roda 1 dan roda 2 (m)

b. Hubungan Roda-Roda Bersinggungan


Pada roda yang dipasang seperti Roda 2
terlihat pada Gambar 6.6, apabila Roda 1
roda 1 diputar searah putaran jarum R2
R1
jam, roda 2 berputar berlawanan arah A
putaran jarum jam. Setelah selang
waktu t, roda 1 menempuh busur AA1 A1
dan roda 2 menempuh busur AA2. A2
Busur AA1 dan AA2 sama panjang,
Sumber: Dokumen Penerbit
berarti laju linear kedua roda sama
Gambar 6.6 Roda-roda yang dipasang
sehingga berlaku: bersinggungan

114 Gerak Melingkar dan Penerapannya


v1 = v2 atau ω1R1 = ω2R2

Salah satu contoh hubungan


roda-roda bersinggungan yaitu pada
roda gigi mesin. Roda yang lebih besar
memiliki keliling yang lebih besar.
Oleh karena ukuran gigi roda besar
dan kecil sama, roda yang lebih besar
memiliki gigi lebih banyak. Misalnya
Roda 1
banyak gigi untuk setiap roda diberi
Roda 2
lambang n, maka hubungan roda gigi
Sumber: Dokumen Penerbit
yang bersinggungan berlaku persamaan
Gambar 6.7 Hubungan roda bergigi
berikut.
ω2 n
= 1
ω1 n2

c. Roda-Roda yang Dihubungkan dengan Rantai


Perhatikan Gambar 6.8! Roda-
roda yang dihubungkan dengan
A1
rantai, apabila roda 1 diputar searah A
perputaran jarum jam, roda 2 juga R2
berputar searah putaran jarum jam. R1
Setelah selang waktu t1, roda 1 telah
menempuh lintasan AA1 dan roda 2
telah menempuh lintasan BB1 yang
sama panjang, yang berarti laju linear B1 B
kedua roda sama. Dalam keadaan ini
berlaku persamaan berikut. Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 6.8 Roda-roda yang dihubungkan
v1 = v2 atau ω1R1 = ω2R2 dengan rantai (sabuk)

Perhatikan dengan teliti dan cermat contoh soal berikut.


Contoh Soal:
1. Roda penggerak beban pada persneling pertama sebuah mobil memiliki gigi
3 kali lipat dari persneling lima. Jika kelajuan mobil pada persneling pertama
ketika mesin berputar 1.500 rpm sebesar 3 m/s, berapakah kelajuan mobil pada
persneling kelima untuk putaran mesin yang sama? (R1 = R5)
Penyelesaian:
Diketahui: n1 = 3n5
v 1 = 3 m/s
Ditanyakan: v 5
Jawab:
n1
=3
n5
ω5 v R n
= 5 1 = 1 =3
ω1 v1R5 n5
Laju linear mobil sebanding dengan kecepatan sudut roda penggerak beban.
Jadi, v5 = 3v1 = 3(3 m/s) = 9 m/s.

Fisika Kelas X 115


2. Roda A dan B dihubungkan dengan tali karet. Roda A dan C konsentris melekat
satu sama lain. Jari-jari roda A, B, dan C berturut-turut 50 cm, 40 cm, dan
20 cm. Apabila setiap menit roda B berputar 60 kali, berapa kecepatan
tangensial roda C?
Penyelesaian:

RC RB

RA

Diketahui: RA = 50 cm = 0,5 m
R B = 40 cm = 0,4 m
RC = 20 cm = 0,2 m
ωB = 60 × 2π rad/menit
= 120π rad/menit
120π rad
= 60 sekon
= 2π rad/s
Ditanyakan: v C
Jawab:
Roda A dan B dihubungkan dengan tali sehingga:
vA = vB
ωARA = ωBRB
ωA R
= B
ωB RA
ωA 0, 4 m
=
2π rad/s 0,5 m
ωA = 1,6π rad/s
Roda A dan C sepusat sehingga:
ωA = ωC
vC
ωA =
RC
vC
1,6π rad/s =
0,2 m
v C = 0,32π m/s
Jadi, kecepatan tangensial roda C sebesar 0,32π m/s.

116 Gerak Melingkar dan Penerapannya


Pada materi sebelumnya telah dibahas tentang hubungan roda-roda dan
persamaan yang berlaku. Bagaimana hubungan roda-roda di sepeda? Lakukanlah
kegiatan berikut untuk mengetahui hubungan roda-roda pada sepeda.

Menyelidiki Hubungan Roda-Roda


A. Pendahuluan 5. Tuliskan hasilnya dalam sebuah
Penerapan gerak melingkar terdapat tabel hasil pengamatan.
pada hubungan roda-roda. Percobaan Jari-Jari Periode Kecepatan Kecepatan
ini dilakukan untuk membuktikan per- Bagian Roda (R) (T) Sudut (ω) Linear (v)

samaan pada roda-roda yang saling 1. Gir belakang


2. Roda belakang
berhubungan. Pada percobaan ini 3. Gir depan
membutuhkan ketelitian saat meng-
ukur diameter lingkaran dan waktu.
D. Pertanyaan dan Diskusi
B. Apa yang Diperlukan? 1. Bagaimana hubungan kecepatan
1. Sepeda sudut, kecepatan linear, dan jari-
2. Stopwatch jari?
3. Penggaris atau rol meter 2. Apakah periode gir depan, gir
belakang, dan roda belakang
C. Apa yang Harus Dilakukan?
sepeda sama?
1. Ukurlah jari-jari gir belakang,
3. Besaran apa yang memiliki nilai
roda belakang, dan gir depan
sama pada gir depan, gir
sepeda.
belakang, dan roda belakang
2. Putarlah pedal sehingga gir dan
sepeda?
roda berputar.
3. Hitunglah periode putar gir E. Unjuk Kreativitas
belakang, roda belakang, dan gir Amatilah gerakan roda-roda pada jam
depan. Lakukan pengukuran beker atau jam dinding. Samakah
waktu dengan teliti. kecepatan sudut dan kecepatan linear
4. Hitung kecepatan linear dan roda-roda tersebut?
kecepatan sudutnya.

2. Teknologi Hubungan Roda-Roda


Setelah mempelajari bab ini Anda tentu bertanya-tanya mengenai manfaat gerak
melingkar. Beberapa peralatan menerapkan gerak melingkar. Contoh gerak melingkar
di antaranya pada mesin jahit manual dan kincir air yang dihubungkan pada
generator pembangkit listrik.

Fisika Kelas X 117


a. Mesin Jahit
Perhatikan mesin jahit manual pada Gambar
6.9. Ketika kita menginjak pedal pada bagian
bawah mesin jahit, roda di bagian samping mesin
jahit akan berputar dan memutar roda di bagian
atas mesin jahit. Akibatnya, jarum jahit akan
bergerak untuk mengeluarkan benang dan
membentuk jahitan.
b. Kincir Air
Alat utama yang dibutuhkan pada
pembangkit listrik tenaga air adalah turbin dan
generator. Perhatikan Gambar 6.10! Bagaimana
pembangkit listrik ini bekerja? Air yang telah
ditampung di dalam bendungan dialirkan melalui
dasar bendungan sehingga membentuk air terjun. Sumber: Dokumen Penerbit

Air terjun inilah yang dimanfaatkan untuk Gambar 6.9 Mesin jahit
menggerakkan kincir air karena air akan menabrak sudu-sudu turbin sehingga
kincir air berputar. Kincir air ini terhubung secara langsung dengan generator
sehingga jika kincir air berputar, secara otomatis generator juga ikut berputar. Selama
berputar, generator ini menghasilkan tenaga listrik.

Kincir Poros
Roda puli Poros
Tali puli Landasan
Tali puli
Generator Generator Kincir

Roda
puli
Pengikat poros
Landasan
Pengikat poros

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 6.10 Skema kincir air

Anda telah mengetahui hubungan roda-roda. Aplikasi yang paling sering ditemui
adalah gir pada sepeda. Saat ini, teknologi sepeda berkembang sehingga memungkinkan
kita mengatur gir yang kita inginkan. Anda dapat memilih gir sesuai dengan lintasan
yang sedang Anda lalui. Saat melewati jalan menanjak, bagaimana pengaturan gir
yang paling nyaman agar tidak cepat lelah?

118 Gerak Melingkar dan Penerapannya


1. Perhatikan gambar berikut!
B
A

Mengapa roda gigi yang berukuran lebih besar berputar lebih lambat daripada roda
gigi yang berukuran lebih kecil?
2. Piringan berputar terhadap porosnya. Dua uang logam A dan B menempel di atas
piringan. Uang logam A dan B berturut-turut berjarak 4 cm dan 8 cm dari poros. Jika
kelajuan uang logam A sebesar 20 cm/s, hitunglah kelajuan linear uang logam B!
3. Dua buah roda P dan Q saling bersinggungan. Kecepatan sudut roda Q 20 rad/s.
1
Apabila panjang diameter roda P = 3 panjang diameter roda Q, berapa kecepatan
sudut roda P?
4. Perhatikan gambar empat roda berikut!
A

B
D

Panjang jari-jari roda A, B, C, dan D berturut-turut adalah 30 cm, 10 cm, 15 cm, dan
24 cm. Apabila waktu yang diperlukan oleh roda D untuk bergerak satu lingkaran
penuh adalah 0,2 sekon, tentukan perbandingan kecepatan linear roda B dan C!
5. Perhatikan gambar berikut!

RB RA

Motor listrik mampu menggerakkan roda A hingga berputar sebanyak 100 kali
putaran per menit. Roda A dihubungkan dengan tali pada roda B seperti pada
gambar di atas. Akibatnya, roda B dapat berputar 200 kali putaran per menit. Apabila
panjang jari-jari roda A 24 cm, berapa panjang jari-jari roda B?

Fisika Kelas X 119


Carilah informasi mengenai penerapan gerak melingkar dalam teknologi. Informasi
bisa berupa alat yang memanfaatkan gerak melingkar maupun teknologi yang
menggunakan hubungan roda-roda. Datangilah tempat yang memanfaatkan teknologi
gerak melingkar. Apakah teknologi-teknologi tersebut dapat meringankan pekerjaan
manusia? Bagaimana prinsip kerja alat-alat tersebut? Buatlah makalah berdasarkan
informasi yang Anda dapatkan. Gambarlah skema alat-alat tersebut dalam makalah
yang Anda buat.

1. Gerak melingkar adalah gerak suatu benda atau titik dengan lintasan berbentuk
lingkaran.
2. Besaran-besaran gerak melingkar sebagai berikut.
1
a. Periode dirumuskan: T =
f

1
b. Frekuensi dirumuskan: f = T
Δx
c. Perpindahan sudut dirumuskan: Δθ = R

d. – = Δθ
Kecepatan sudut rata-rata dirumuskan: ω Δt
e. Perpindahan linear dirumuskan: Δx = R Δθ
2π R
f. Kecepatan linear dirumuskan: v = T
= 2πfR

g. Kecepatan sudut dirumuskan: ω = T
= 2πf

v2
h. Percepatan sentripetal dirumuskan: as = = ω 2R
R

3. Gerak melingkar beraturan melibatkan persamaan berikut.


θt = θ0 + ω Δt
v1 v2
4. Hubungan roda sepusat berlaku ω1 = ω2 atau = .
R1 R2

5. Hubungan roda bersinggungan berlaku v1 = v2 atau ω1R1 = ω2R2.


ω2
6. Hubungan roda bergigi bersinggungan berlaku = n1 .
ω1 n2

7. Hubungan roda dihubungkan dengan rantai berlaku v1 = v2 atau ω1R1 = ω2R2.

120 Gerak Melingkar dan Penerapannya


A. Pilihlah jawaban yang tepat! Apabila panjang jari-jari mata gergaji
yang digunakan 15 cm, kecepatan
1. Benda bergerak dengan kelajuan linear di tepi gergaji listrik sebesar . . .
konstan v melalui lintasan yang m/s.
berbentuk lingkaran berjari-jari R a. 3
dengan percepatan sentripetal a s . b. 6
Percepatan sentripetal menjadi dua kali c. 6π
semula jika . . . . d. 36
a. v tetap dan R dijadikan 2 kali semula e. 36π
b. v dijadikan 2 kali semula dan R 4. Roda berdiameter 0,8 meter berputar
tetap sejauh 216°. Jarak tempuh partikel yang
c. v dijadikan 4 kali dan R dijadikan berada di tepi roda sejauh . . . m.
2 kali semula a. 0,40
d. v dijadikan 2 kali dan R dijadikan b. 0,48
4 kali semula c. 1,20
e. v dijadikan 2 kali dan R dijadikan d. 1,51
2 kali semula e. 3,0
2. Cakram berjari-jari R melakukan gerak 5. Komidi putar berjari-jari R bergerak
melingkar beraturan melalui sumbu dengan kecepatan sudut konstan ω.
horizontal. Titik A terletak pada tepi Agar percepatan sentripetal komidi
cakram dan B terletak di pertengahan putar menjadi empat kali semula,
antara pusat cakram dengan titik A. nilai ω dijadikan . . . kali semula.
Pernyataan berikut yang tidak sesuai a. 4
dengan kondisi tersebut adalah . . . b. 3
a. Kecepatan linear keduanya sama. c. 2
b. Percepatan sudut A dan B sama
1
dengan nol. d. 2
c. A dan B memiliki kecepatan sudut
yang sama. 1
e. 4
d. Kecepatan linear A dua kali
kecepatan linear B. 6. Roda mobil berdiameter 18 inci.
e. Percepatan tangensial keduanya Pengemudi menekan pedal gas
sama dengan nol. sehingga kelajuan mobil 40 km/jam.
3. Warga Desa Sukamaju bergotong royong Apabila tidak ada selip antara roda
menebang pohon yang sudah sangat dengan jalan, frekuensi yang harus
tua di tepi jalan. Meskipun demikian, dimiliki roda tersebut sebesar . . . Hz.
warga berinisiatif menanam pohon a. 8,92
yang baru di tepi jalan supaya jalan b. 8,75
tidak menjadi panas. Saat menebang c. 7,74
pohon, warga menggunakan sebuah d. 7,13
gergaji listrik yang berputar dengan e. 5,05
kecepatan 1.200 putaran setiap menit.

Fisika Kelas X 121


7. Cakram berputar dengan kecepatan Kecepatan sudut alat penggulung
sudut 3 rad/s terhadap poros tetap. tersebut adalah . . . rad/s.
Partikel berada pada cakram dan a. 0,004
berjarak 30 cm dari pusat putaran. b. 0,04
Kecepatan linear partikel tersebut c. 1
sebesar . . . m/s. d. 2
a. 0,8 e. 2,5
b. 0,9
c. 1,0
B. Kerjakan soal-soal berikut!
d. 1,2
e. 1,2 1. Partikel di pinggir gerinda menempuh
8. Bumi berotasi dalam waktu 24 jam. Jika 2.760 putaran dalam waktu satu menit.
jari-jari bumi 6.370 km, percepatan Jika jarak partikel dengan sumbu putar
sentripetal yang dialami titik di 10 cm, tentukan:
permukaan bumi sebesar . . . m/s2. a. kecepatan sudut gerak partikel;
a. 0,015 b. kecepatan linear gerak partikel.
b. 0,034 2. Titik di ujung baling-baling mengalami
c. 0,64 perpindahan sudut sebesar 810°. Jika
d. 0,72 jarak titik ke sumbu putar adalah 20 cm,
e. 0,84 berapa cm jarak yang ditempuh titik
9. Ban sepeda dihubungkan dengan tersebut?
rantai ke gir A seperti gambar di bawah 3. Dita sedang membuat baling-baling dari
ini. kertas warna-warni untuk adiknya.
RA = 6 cm Setelah selesai, Dita meminta adiknya
untuk mencobanya. Ujung baling-baling
B yang berjarak 8 cm dari poros berputar
RC = 15 cm sebanyak 12 kali selama 1 sekon. Hitung
A▲ ▲
periode, frekuensi, dan kecepatan linear
ujung baling-baling tersebut!
4. Benda bermassa 80 g
RB = 32 cm
yang diikat dengan
Fatir mengayuh sepeda sehingga gir C tali diputar secara
A
berputar 72 putaran/menit. Kecepatan vertikal seperti R
linear ban sepeda . . . m/s. gambar di samping.
a. 0,84π Jari-jari tali tersebut
b. 0,96π adalah 80 cm.
c. 1,24π Kelajuan benda di titik A adalah 2 m/s.
d. 1,92π Tentukan percepatan sentripetal benda
e. 2,24π di titik A!
(g = 9,8 m/s2)
10. Nelayan menggunakan alat pancing
untuk mencari ikan. Ia menarik seekor 5. Roda berputar dengan kecepatan
ikan dengan kelajuan 0,1 m/s. Tali sudut 5 rad/s. Jika jari-jari roda 20 cm,
pancing digulung pada sebuah alat tentukan percepatan sentripetal suatu
penggulung yang berjari-jari 4 cm. titik di pinggir roda!

122 Gerak Melingkar dan Penerapannya


6. Perhatikan gambar partikel yang D
bergerak searah jarum jam berikut!

A
4m B
C
30°

Jika kelajuan anguler roda A sama


a = 18 m/s2 v dengan π rad/s, tentukan kecepatan
sudut roda D!
Hitung:
9. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. percepatan sentripetal partikel;
C
b. kecepatan linear partikel.
7. Roda penggerak beban pada persneling B
satu pada mobil memiliki gigi 4 kali
gigi roda pada persneling lima. Jika A D
kelajuan mobil pada persneling pertama Panjang jari-jari roda A, B, C, dan D
ketika mesin berputar 1.000 rpm sebesar berturut-turut 20 cm, 8 cm, 16 cm, dan
4 m/s, berapakah kelajuan mobil pada 8 cm. Apabila roda D diputar dengan
persneling kelima untuk putaran mesin kecepatan sudut 36 radian per sekon,
yang sama? berapakah laju linear roda A?
8. Empat buah roda A, B, C, dan D masing- 10. Kereta bermassa 60 ton bergerak dalam
masing berjari-jari RA = 9 cm, RB = 3 cm, suatu lintasan yang berbentuk busur
50 lingkaran berjari-jari 200 meter dengan
RC = π cm, dan RD = 5 cm, dihubung-
kecepatan 72 km/jam. Hitung gaya
kan satu sama lain seperti pada gambar. yang bekerja pada kereta terhadap pusat
lingkaran!

Gerak melingkar diterapkan dalam teknologi di sekitar kita. Contoh yang mudah
ditemui adalah mesin jahit dan gir sepeda. Dengan mempelajari persamaan gerak
melingkar, kita dapat memperkirakan kecepatan sepeda dan hubungan antarroda. Setiap
ilmu yang dipelajari selalu ada manfaatnya. Jadi, jangan pernah merasa sia-sia mem-
pelajari ilmu. Selain itu, manfaatkan ilmu dengan sebaiknya agar berguna bagi sekitar
kita.

Fisika Kelas X 123


Isilah angket ini dengan tanda () cek sesuai tingkat pemahaman Anda setelah
mempelajari materi di bab ini.

Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Kurang Sedang Baik Baik

Saya dapat menjelaskan pengertian


gerak melingkar.
Saya dapat menjelaskan besaran-
besaran dalam gerak melingkar.
Saya dapat menjelaskan perbedaan
gerak melingkar beraturan dan gerak
melingkar berubah beraturan.
Saya dapat menggunakan persamaan
gerak melingkar beraturan untuk
menyelesaikan persoalan.
Saya dapat menjelaskan hubungan
roda-roda.
Saya dapat menggunakan persamaan
pada hubungan roda-roda untuk
menyelesaikan persamaan.
Saya dapat menjelaskan teknologi yag
memanfaatkan gerak melingkar dan
hubungan roda-roda.

Apabila tanda cek () yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih dari 4, sebaiknya Anda mempelajari kembali bab ini sebelum melanjutkan ke
bab berikutnya. Anda dapat melanjutkan ke bab berikutnya jika tanda cek () pada
kolom Kurang dan Sangat Kurang lebih kecil atau sama dengan 3.

124 Gerak Melingkar dan Penerapannya


A. Pilihlah jawaban yang tepat! dengan ukuran panjang 10,15 meter dan
lebar 15,54 meter. Menurut aturan angka
1. Ahli astronomi memperkirakan bahwa penting, luas tanah Pak Burhan yang
pada tanggal 9 Maret 2016 akan terjadi diwakafkan sebesar . . . m2.
gerhana matahari total. Peristiwa a. 158
gerhana mat ahari merupaka ncontoh b. 157,7
fenomena fisika. Ilmu yang mem- c. 157,73
pelajarinya dinamakan . . . . d. 157,731
a. geofisika e. 157,7310
b. astronomi
c. mekanika 4. Siswa mengukur panjang diameter pipa
d. mekanika fluida menggunakan jangka sorong. Hasil
e. termodinamika pengukurannya ditunjukkan oleh
gambar berikut.
2. Perhatikan tabel berikut ini!
9 10
No. Besaran Satuan Dimensi
1) Kecepatan m/s [L][T] –1
2) Momentum kg m/s [M][L][T]
3) Gaya kg m/s2 [M][L][T] –2 0 5 10
4) Massa jenis kg/m 3 [M][L] 3
Apabila siswa tersebut tidak meng-
Berdasarkan tabel di atas, besaran yang
ulangi pengukuran, hasil pengukuran
memiliki satuan dan dimensi yang
beserta ketidakpastiannya adalah
benar ditunjukkan oleh nomor . . . .
. . . cm.
a. 1), 2), dan 3)
a. 9,8 ± 0,01
b. 1), 2), dan 4)
b. 9,86 ± 0,01
c. 1) dan 3)
c. 9,8 ± 0,005
d. 2) dan 4)
d. 9,860 ± 0,01
e. 1) saja
e. 9,860 ± 0,005
3. Pak Burhan ingin mewakafkan sebagian
tanahnya untuk membangun masjid.
Tanah tersebut berbentuk persegi panjang

Fisika Kelas X 125


G G G Resultan ketiga gaya tersebut adalah
5. Tiga buah vektor a , b , dan c dioperasi-
kan menggunakan metode poligon. . . . N.
G
Apabila vektor b merupakan resultan a. 0
G G
dari vektor a dan c , gambar yang tepat b. 2
adalah . . . . c. 2 2
a.
G G d. 2 3
c b
e. 6 3
G
a 7. Dua buah vektor gaya memiliki nilai
yang sama dan mengapit sudut tertentu.
b. G
c Dua buah vektor tersebut yang akan
G menghasilkan resultan vektor gaya
b
terbesar adalah . . . .
G
a a. F1

c. G
c 30°
G F2
b

G
a
b. F1
d. G
c
G
b
37°
F2
G
a
c. F1
e.
GG G
ab c

60°
F2
6. Perhatikan gaya-gaya berikut!
Y d. F1

4N

60° 90°
X F2
6N 60°
F1
e.

120°
8N
F2

126 Ulangan Akhir Semester 1


8. Pak Khoirul mengendarai mobil dan 10. Perhatikan grafik berikut!
bergerak sejauh 60 km ke arah timur, s (m)
lalu 80 km ke arah utara, dan
(c)
selanjutnya bergerak sejauh 50 km
membentuk sudut 37° terhadap arah (b) (d) (e)
(a)
utara. Besar resultan perpindahan mobil t (s)
yang dikendarai Pak Khoirul adalah . . .
km. (sin 53° = 0,8)
a. 190 d. 80 Grafik di atas menggambarkan per-
b. 150 e. 60 gerakan benda. Bagian grafik yang
c. 100 menunjukkan kecepatan benda sama
dengan nol ditunjukkan oleh bagian . . . .
9. Anak melempar bola tenis vertikal ke
a. (a)
atas, lalu ditangkap lagi. Grafik
b. (b)
kecepatan bola tenis terhadap waktu
c. (c)
selama bola tenis bergerak adalah . . . .
d. (d)
a. v e. (e)
11. Sebuah mobil bergerak dengan
kecepatan awal 6 m/s lalu ditambah
kecepatannya menjadi 20 m/s. Selama
t penambahan kecepatan tersebut, mobil
b. v menempuh jarak sejauh 70 meter. Besar
percepatan dan waktu tempuh mobil
berturut-turut adalah . . . .
a. 2,4 m/s2 dan 5,4 sekon
b. 2,6 m/s2 dan 5,4 sekon
t c. 2,6 m/s2 dan 2,4 sekon
c. v
d. 5,4 m/s2 dan 2,6 sekon
e. 5,6 m/s2 dan 2,6 sekon
12. Mirna berjarak 1 km dari Mila. Mirna dan
Mila bergerak saling mendekat dengan
kecepatan berturut-turut 0,6 m/s dan
t 0,4 m/s. Jika Mila berjalan 70 sekon
d. v lebih awal, Mirna dan Mila akan
bertemu ketika . . . .
a. Mirna telah berjalan selama
724 sekon
b. Mila telah berjalan selama
t 724 sekon
v c. Mirna telah berjalan selama
e. 972 sekon
d. Mila telah berjalan selama
972 sekon
e. Mirna telah berjalan selama
t
1.042 sekon

Fisika Kelas X 127


13. Perhatikan pernyataan berikut! c. 2,50
1) Mondi melemparkan bola dengan d. 3,00
kecepatan 3 m/s dengan sudut e. 3,75
kemiringan 30°.
16. Peluru ditembakkan dengan kecepatan
2) Arnold melemparkan bola dengan
40 m/s dengan sudut elevasi 60°. Jika
kecepatan 2 m/s dengan sudut
percepatan gravitasi 10 m/s 2, jarak
kemiringan 30º.
terjauh peluru menyentuh tanah adalah
3) Robi melemparkan bola dengan
. . . m.
kecepatan 2 m/s dengan sudut
kemiringan 45°. a. 40
4) Jimmi melemparkan bola dengan b. 40 2
kecepatan 3 m/s dengan sudut c. 80
kemiringan 45º. d. 80 2
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat
disimpulkan bahwa . . . . e. 80 3
a. Mondi melemparkan bola lebih 17. Motor listrik memutar roda A yang
jauh dibandingkan Jimmi. mempunyai panjang jari-jari 10 cm.
b. Robi melemparkan bola lebih jauh Roda ini dihubungkan dengan tali karet
dibandingkan Arnold. pada roda lain yang mempunyai panjang
c. Robi melemparkan bola lebih jauh jari-jari 50 cm seperti gambar berikut.
dibandingkan Mondi.
d. Lemparan Mondi paling tinggi di A B
antara yang lainnya.
e. Lemparan Robi rendah di antara
yang lainnya. Apabila kecepatan sudut motor listrik
14. Cristiano Ronaldo melakukan pada roda A sebesar 200 rad/s,
tendangan jarak jauh dari titik tengah kecepatan sudut motor listrik roda B
lapangan. Supaya tendangannya jauh, adalah . . . rad/s.
hal yang harus dilakukan olehnya a. 10
adalah . . . . b. 20
a. memperbesar sudut tendangan c. 25
hingga sudut 45° d. 40
b. memperkecil sudut tendangan e. 50
hingga sudut 30° 18. Andi memiliki sepeda dengan gir roda
c. memperkecil sentuhan kaki dengan belakang dan gir roda pengayuhnya
bola saling terhubung dengan rantai. Gir
d. memperkecil ayunan kaki roda belakang memiliki diameter yang
e. memperbesar ayunan kaki berbeda-beda, sedangkan gir roda
15. Mobil Joni ingin melewati parit selebar pengayuhnya memiliki diameter tetap.
90 cm. Perbedaan ketinggian kedua sisi Jika Andi ingin menghasilkan kecepatan
parit adalah 44,1 cm. Jika percepatan linear besar, hal yang harus dilakukan
gravitasi 9,8 m/s2, kecepatan minimum Andi adalah . . . .
yang diperlukan Joni agar berhasil a. mengganti rantai penghubung
melompati parit tersebut adalah . . . m/s. yang lebih panjang
a. 1,50 b. mengganti rantai penghubung
b. 1,75 yang lebih pendek

128 Ulangan Akhir Semester 1


c. mengubah diameter gir roda 22. Seorang siswa mengukur ketebalan
belakang menjadi besar buku menggunakan jangka sorong.
d. mengubah diameter gir roda Hasil pengukurannya sebagai berikut.
belakang menjadi lebih kecil 5 6 7
e. mengubah diameter gir roda depan
menjadi kecil
19. Perhatikan gambar berikut! 0 5 10

Berdasarkan hasil pengukuran tersebut,


A B ketebalan buku yang diukur adalah
. . . cm.
a. 5,59
Roda A dan B dihubungkan dengan pita. b. 5,60
Apabila jari-jari A dua kali jari-jari B, c. 5,64
akan berlaku hubungan . . . . d. 5,69
1 e. 5,72
a. vA = 2 vB
23. Perhatikan gambar berikut!
b. vA = 2vB
C
c. vA = 3vB A B

1 Berdasarkan gambar di atas, pen-


d. wA = 2 wB
jumlahan vektor A – B + C yang benar
e. wA = 2wB ditunjukkan oleh gambar . . . .
a. C
20. Dua roda bersinggungan dan keduanya A–B+C
berputar. Roda A berjari-jari 5 cm dan
roda B berjari-jari 15 cm. Kecepatan –B
sudut dan kecepatan linear roda A
berturut-turut adalah . . . . b. A–B+C A
a. ωA = ωB; vA = 3vB
b. ωA = ωB; 3vA = vB C –B

c. 3ωA = ωB; vA = vB
d. ωA = 3ωB; vA = vB c. C

e. 3ωA = ωB; 3vA = vB A–B+C

21. Hasil pengukuran panjang suatu kawat –B


A
diperoleh angka 13 meter. Jika panjang
tersebut ditulis dalam satuan milimeter d. C
menjadi 13.000 mm. Banyak angka A–B+C
penting ketika panjangnya diubah
–B
menjadi satuan milimeter adalah . . . .
a. satu A
b. dua e. C
c. tiga A–B+C
d. empat
–B
e. lima
A

Fisika Kelas X 129


24. Dua vektor dikatakan berlawanan arah e. v (m/s)
jika . . . . 2
a. nilai dan arah kedua vektor sama
b. nilai dan arah kedua vektor
berbeda
t (s)
c. nilai vektor berbeda dan arah kedua 0 1
vektor sama 26. Perhatikan grafik kecepatan mobil
d. nilai vektor sama, tetapi arah kedua terhadap waktu berikut!
vektor berlawanan
v(m/s)
e. nilai vektor berbeda dan arah kedua
vektor berlawanan
25. Benda bergerak secara beraturan dari 45
kecepatan 2 m/s hingga diam. Jarak
yang dicapainya adalah 1 meter. Grafik
kecepatan terhadap waktu ditunjukkan t(s)
oleh gambar . . . . 5 12 22
a. v (m/s) Berdasarkan grafik tersebut, pernyataan
2 yang benar adalah . . .
a. Jarak total yang ditempuh 990 m.
b. Perlambatan mobil sebesar 4,5 m/s2.
c. Mobil bergerak dipercepat pada
t (s) saat 0–12 sekon.
0 1
d. Jarak yang ditempuh mobil pada
v (m/s)
b. saat GLB adalah 540 m.
2
e. Benda bergerak dipercepat pada
selang waktu 0–5 sekon dengan
percepatan 5 m/s2.
t (s) 27. Benda dilemparkan ke atas dengan
0 1
sudut elevasi θ. Kecepatan di setiap titik
c. v (m/s) dapat diuraikan menjadi komponen
2 vertikal dan horizontal sehingga akan
diperoleh kesimpulan bahwa . . . .
a. komponen vertikal berturut-turut
t (s) tetap
0 1 b. komponen horizontal berturut-
turut tetap
v (m/s)
d. c. komponen vertikal semakin kecil
2
saat turun
d. komponen vertikal semakin besar
saat naik
t (s) e. komponen horizontal berturut-
0 1 turut semakin kecil lalu semakin
besar

130 Ulangan Akhir Semester 1


28. Dino menendang bola dengan sudut dalam SI adalah N atau kg m/s2. Dari
elevasi 45°. Bola jatuh ke tanah dengan keterangan tersebut, carilah satuan dan
jarak mendatar sejauh 45 m. Jika dimensi untuk konstanta gravitasi (G)!
percepatangravitasi bumi 9,8 m/s 2,
3. Perhatikan gambar berikut!
kecepatan awal bola . . . m/s.
a. 13 Y
F2 = 20 N
b. 17
c. 21
d. 25
e. 30

30°
29. Roda mobil bergerak melingkar F1 = 20 N
X
beraturan. Besaran yang memengaruhi 60°
nilai kecepatan linear gerak roda mobil
adalah . . . .
a. massa dan jari-jari roda
b. jari-jari roda dan massa
F3 = 30 N
c. periode dan kecepatan sudut
d. jari-jari roda dan kecepatan sudut
Hitunglah resultan vektor ketiga gaya
e. kecepatan sudut, periode, dan jari-
di atas!
jari roda
4. Sepeda motor bermassa 150 kg bergerak
30. Sebuah titik di tepi roda mobil yang
di sebuah tikungan yang berbentuk
memiliki jari-jari 60 cm dan bergerak seperempat lingkaran dengan jari-jari
dengan kecepatan sudut awal 20 rad/s. 200 m. Sepeda motor melaju dengan
Pergerakan mobil diperbesar sehingga kecepatan 36 km/jam, hitunglah per-
kecepatan sudut akhir 25 rad/s. Jika per- cepatan sentripetal dan gaya sentripetal-
cepatan sudut pergerakan ban 5 rad/s2, nya!
jarak tempuh titik di tepi roda mobil
5. Roket yang dibawa oleh pesawat semula
adalah . . . meter. bergerak dengan percepatan tetap
a. 12,5 sebesar 5 m/s2. Setelah diluncurkan,
b. 13,5 kecepatannya berubah menjadi
c. 16,0 360 km/jam dalam waktu 5 sekon.
d. 65,6 Berapakah kecepatan pesawat mula-
e. 18,0 mula?

B. Kerjakan soal-soal berikut! 6. Roket yang dibawa oleh pesawat semula


bergerak dengan percepatan tetap
1. Pak Arnold bekerja sebagai teknisi di sebesar 5 m/s2. Setelah diluncurkan,
perusahaan listrik negara. Sebutkan kecepatannya berubah menjadi
ilmu-ilmu fisika yang akan diterapkan! 360 km/jam dalam waktu 5 sekon.
2. Hukum Newton tentang gravitasi dinyata- Berapakah kecepatan pesawat mula-
mula?
Mm
kan dengan persamaan F = G .
r2 7. Peluru ditembakkan dengan sudut elevasi
Dalam persamaan tersebut, F adalah 37°. Apabila kecepatan awal peluru
gaya gravitasi dua buah benda, M dan 126 km/jam, tentukan komponen kecepat-
m adalah massa benda, dan r adalah an peluru setelah bergerak 0,5 sekon!
jarak dua buah benda. Satuan gaya (g = 9,8 m/s2 dan sin 37° = 0,6)

Fisika Kelas X 131


8. Peluru ditembakkan dengan kecepatan 10. Perhatikan gambar berikut!
awal 60 m/s. Sudut elevasi tembakan C
A
adalah 45° terhadap bidang horizontal.
Jika dianggap g = 10 m/s2, tentukan titik D
B
koodinat di titik tertinggi!
9. Sebuah roda sepeda berputar dengan
kecepatan 5π rad/s selama 15 menit.
Panjang jari-jari roda A, B, C, dan D di
Hitung percepatan sentripetal perputaran
roda di suatu titik yang jaraknya 10 cm 50
atas berturut-turut 9 cm, 3 cm, π cm, dan
dari poros roda!
5 cm. Hitung kecepatan sudut roda D
jika kelajuan anguler roda A sebesar
π rad/s!

132 Ulangan Akhir Semester 1


Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu menganalisis peristiwa dalam kehidupan
menggunakan hukum-hukum Newton dan menyelesaikan masalah yang terkait.

Dinamika Partikel
Membahas mengenai

Hukum-Hukum Newton
Terdiri atas

Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton

Menjelaskan tentang Menjelaskan bahwa Menjelaskan


tentang
G G
Hukum ΣF = m a
Kelembaman/Inersia Hukum Aksi-Reaksi
G Aplikasi G G
ΣF = 0 Faksi = − Freaksi

Aplikasi
Gaya Gesekan Gaya Berat Gaya
• Statis G G Sentripetal
w=m g
• Kinetis
Gaya Gaya
Normal Tegangan
Gerak Jatuh Bebas Tali
G G
a=g

Analisis dinamika partikel menggunakan


hukum-hukum Newton

Terdiri atas

• Benda-benda yang dihubungkan melalui katrol


• Benda-benda pada bidang miring
• Berat benda di dalam lift
• Gerak melingkar vertikal dan ayunan konis

Fisika Kelas X 133


Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 7.1 Aplikasi hukum Newton pada sabuk pengaman mobil

Demi keselamatan, setiap mobil disarankan dilengkapi sabuk pengaman. Penggunaan


sabuk ini bertujuan agar penumpang terikat kuat pada kursi mobil seperti pada gambar di
atas. Penggunaan sabuk pengaman ini berkaitan dengan hukum-hukum Newton tentang
gerak. Apa yang terjadi apabila penumpang tidak mengenakan sabuk pengaman?

1. Hukum I Newton • Gaya


2. Hukum II Newton • Hukum Newton
3. Hukum III Newton • Inersia
4. Berbagai gaya pada benda • Gaya berat
• Gaya gesek
5. Analisis dinamika partikel menggunakan hukum Newton
• Gaya normal
• Tegangan tali

134 Dinamika Partikel


Anda telah mempelajari hukum-hukum Newton sewaktu SMP/MTs. Dalam bab ini, Anda
akan mempelajari hukum-hukum Newton lebih mendalam. Anda juga akan diperkenalkan
mengenai berbagai jenis gaya yang bekerja pada benda antara lain gaya berat, gaya normal,
gaya gesek, dan gaya tegangan tali. Anda diharapkan dapat mengaplikasikan hukum-hukum
Newton untuk menyelesaikan permasalahan dinamika partikel dalam kehidupan.

A. Hukum-Hukum Newton
Sebelum lahirnya hukum Newton, para ilmuwan zaman dahulu telah mempelajari
tentang gerak. Aristoteles (384–322 SM) berpendapat mengenai gerak alamiah dan gerak
paksa. Gerak alamiah adalah gerak benda-benda di alam ke tempat alamiahnya. Sebagai
contoh gerak jatuh bebas benda merupakan gerak alamiah karena benda memiliki tempat
alamiah tanah (bumi). Adapun gerak paksa suatu benda disebabkan oleh gaya luar
yang dikerjakan pada benda. Gerak benda akan berhenti setelah gaya tersebut
dihilangkan. Jadi, menurut Aristoteles, benda tidak mungkin dapat mempertahankan
geraknya tanpa dikenai gaya.
Galileo pada awal abad ke-17 berusaha membuktikan pernyataan Aristoteles bahwa
gaya harus terus diberikan agar benda tetap bergerak. Galileo menyatakan bahwa benda
akan diperlambat kelajuannya hingga berhenti oleh gaya hambat. Gaya hambat ini
selanjutnya disebut gaya gesek. Jika gaya gesekan angin dan gesekan udara dapat
ditiadakan, gerak benda pada lintasan lurus dapat terus dipertahankan tanpa memerlukan
gaya luar. Pernyataan Galileo dipelajari kembali oleh Isaac Newton (1687) sehingga dapat
menemukan hukum tentang gaya dan gerak yang dikenal dengan hukum I Newton.
1. Hukum I Newton
Lakukan kegiatan berikut agar Anda dapat memahami hukum I Newton.

Menyelidiki Hukum I Newton


Siapkan kertas, gelas, dan meja yang permukaannya dilapisi kaca. Letakkan
kertas di atas meja dan letakkan gelas di atas kertas seperti gambar.
1. Pengamatan
Lakukan pengamatan secara berkelompok
pada kegiatan berikut.
2. Prosedur
Tariklah kertas secara perlahan. Amati apa
yang terjadi. Ulangi kegiatan tersebut
dengan menarik kertas secara cepat dengan
Sumber: Dokumen Penerbit
satu sentakan. Catatlah hasil pengamatan
Gambar 7.2 Menyelidiki hukum
Anda. I Newton
3. Diskusi
Lakukan diskusi bersama teman sekelompok Anda dalam mengajukan
pertanyaan dan menyampaikan pendapat terhadap permasalahan berikut.
a. Bagaimanakah keadaan gelas saat kertas ditarik secara perlahan?
b. Bagaimanakah keadaan gelas saat kertas ditarik secara cepat dengan
satu sentakan?
c. Jelaskan peristiwa tersebut berdasarkan hukum I Newton!

Fisika Kelas X 135


4. Kesimpulan dan Laporan
Buatlah laporan hasil diskusi dan presentasikan di kelas.

Ketika Anda menarik kertas secara perlahan, gelas akan ikut bergerak bersama
kertas. Gelas tidak dapat mempertahankan keadaan diamnya karena gaya yang Anda
berikan berlangsung lama. Akan tetapi, ketika Anda menarik kertas dengan cepat, gelas
akan tetap diam di tempat semula. Kegiatan ini menjelaskan hukum I Newton mengenai
sifat kelembaman benda.
Secara lebih jelas, pernyataan hukum I Newton sebagai berikut.
Apabila resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol atau tidak ada gaya yang bekerja pada benda
maka benda akan bergerak terus dengan kelajuan tetap pada
lintasan lurus (GLB) atau tetap diam. Secara matematis
hukum I Newton dituliskan dengan persamaan: Isaac Newton,
G Ilmuwan yang Patut Kita
ΣF = 0. Berdasarkan persamaan tersebut, benda diam Contoh
dan benda yang bergerak lurus beraturan tidak Dalam sejarah sains, terdapat
mengalami resultan gaya. Akibatnya, benda tidak banyak ilmuwan besar yang
mengalami percepatan (percepatan bernilai nol). berhasil memecahkan berbagai
teka-teki dan menemukan banyak
Penggunaan sabuk pengaman pada saat
teori dan asas. Salah satu ilmuwan
mengendarai mobil sangat diperlukan untuk besar tersebut yaitu Isaac Newton
mengurangi efek buruk hukum I Newton. Hukum yang lahir tahun 1642 di Inggris.
ini membahas sifat kelembaman atau inersia benda, Meskipun berasal dari keluarga
kurang mampu, Newton tidak pernah
yaitu kecenderungan suatu benda mempertahankan
menyerah terhadap rasa ingin tahunya
keadaannya. Apabila tidak menggunakan sabuk terhadap sains. Newton memasuki
pengaman, penumpang dapat terlempar ke depan Universitas Cambridge pada tahun
saat terjadi kecelakaan atau ketika mengerem secara 1661 dengan program subsidi. Untuk
membiayai kuliahnya, Newton bahkan
mendadak karena mempertahankan gerakannya
harus membersihkan ruangan untuk
yang sedang bergerak ke depan. para profesor dan mahasiswa senior.
Kelembaman atau inersia benda dipengaruhi oleh Newton melewati hal tersebut dengan
massa benda. Massa adalah sifat suatu benda yang sabar karena menurut Newton,
Universitas Cambridge merupakan
menjelaskan kuatnya daya tahan benda tersebut untuk
salah satu rumah harta karun
menolak terjadinya perubahan dalam kecepatannya. pengetahuan yang dilengkapi dengan
Massa merupakan sifat intrinsik dari benda dan tidak perpustakaan luas dan profesor-
dipengaruhi oleh lingkungan tempat benda itu berada profesor yang terpelajar.
Tahukah Anda bagaimana
ataupun metode yang digunakan untuk mengukurnya.
Newton memperoleh gagasan untuk
Semakin besar massa benda, semakin besar inersia semua penemuan besarnya? Melalui
benda. Jika massa benda besar, benda sukar dipercepat pengamatan dan pemikiran harian
atau sukar diubah geraknya. Sebaliknya, jika massa pada mainan, permainan, atau bahkan
sebuah apel, Newton berhasil membuka
benda kecil maka benda mudah dipercepat atau
rahasia sains dan mengungkap
mudah diubah geraknya. kebenaran tentang alam semesta.
Oleh karena massa memengaruhi inersia, massa Penemuan-penemuan Newton ditulis
sering disebut sebagai ukuran kelembaman benda. dalam buku Philosopiae naturalis
Artinya, massa benda merupakan ukuran yang Principia. Buku tersebut terbagi
menjadi 3 jilid dan berisi semua teori
menyatakan tanggapan benda terhadap segala Newton tentang gaya gravitasi,
usaha yang akan membuatnya mulai bergerak, kalkulus, dan dinamika.
berhenti, atau segala perubahan pada keadaan
geraknya.

136 Dinamika Partikel


Massa dan berat adalah besaran yang berbeda. Kerjakan tugas berikut agar
Anda memahami massa dan berat!

Massa dan Berat


Dalam kehidupan sehari-hari, orang sering menyamakan antara massa dan
berat. Sebagai contoh berat badan Anda 50 kg. Benarkah pengertian pernyataan
tersebut? Untuk menyatakan massa dan berat benda, satuan apakah yang harus
digunakan? Lakukan studi literatur untuk mengerjakan tugas berikut.
1. Massa dan berat merupakan besaran fisika. Jelaskan pengertian massa
dan berat.
2. Buatlah tabel yang menyatakan perbedaan antara massa dan berat.
3. Buatlah resume tertulis dari jawaban tugas ini dan kumpulkan kepada
guru Anda.

2. Hukum II Newton
Gaya dapat menyebabkan benda bergerak dipercepat maupun diperlambat.
Beberapa gaya dapat dikerjakan pada benda secara bersamaan. Jumlah gaya-gaya
tersebut dinamakan resultan gaya. Selain gaya-gaya tersebut, masih ada gaya yang
ikut berpengaruh terhadap gerakan benda, misalnya gaya gesek terhadap jalan dan
gaya gesek angin. Oleh karena nilainya relatif kecil, gaya gesek terkadang tidak
diperhitungkan (diabaikan). Pembahasan lebih lanjut mengenai gaya gesek akan
dijelaskan pada uraian selanjutnya.
Hubungan antara gaya dan besar percepatan yang ditimbulkan oleh suatu
gaya dijelaskan dalam hukum II Newton. Lakukan kegiatan berikut agar Anda
lebih mudah memahami hukum II Newton.

Menyelidiki Hukum II Newton


1. Pengamatan
Amati gerak dua buah bola yang berbeda ukuran dan massa berikut.
2. Prosedur
a. Ambillah dua bola yang berbeda massa dan ukurannya, misalnya bola
basket dan bola tenis. Pegang bola basket menggunakan tangan kanan
dan bola tenis menggunakan tangan kiri. Lempar kedua bola secara
bersamaan dengan gaya yang sama.
b. Catatlah hasil pengamatan Anda.
c. Selanjutnya, lemparlah salah satu bola dengan gaya yang lebih besar.
Bandingkan terhadap keadaan pertama.
3. Diskusi
Diskusikan bersama teman Anda untuk menjawab pertanyaan berikut.

Fisika Kelas X 137


a. Bagaimanakah hubungan antara gaya, massa, dan percepatan benda pada
gerak lurus?
b. Kedua bola lama-kelamaan akan berhenti. Gaya apakah yang menyebabkan
bola berhenti?
c. Bagaimana formulasi hukum II Newton berdasarkan kegiatan yang telah
Anda lakukan?
4. Kesimpulan dan Laporan
Buatlah laporan hasil diskusi dan presentasikan.

Berdasarkan hukum II Newton, percepatan yang ditimbulkan oleh suatu gaya


sebanding dengan besarnya gaya dan berbanding terbalik dengan massanya. Jika
gaya yang diberikan pada kedua bola sama besar, percepatan yang ditimbulkan
hanya bergantung pada massa benda. Percepatan pada bola tenis lebih besar
daripada percepatan bola basket karena massa bola tenis lebih kecil. Akibatnya,
jarak tempuh bola tenis lebih jauh daripada jarak tempuh bola basket.
Hukum II Newton menyatakan bahwa percepatan yang dihasilkan oleh resultan
gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan resultan gaya dan
berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis hukum II Newton
dinyatakan dengan:
G
G ΣF G G
a = m atau ΣF = m a

Keterangan:
G
a G = percepatan (m/s2)
Σ F = resultan gaya (N)
m = massa benda (kg)
G
Satuan gaya F dalam SI adalah newton (N). Satu newton (1 N) didefinisikan sebagai
gaya yang menghasilkan percepatan 1 m/s2 pada benda bermassa 1 kg. Cermati
soal berikut untuk memahami penyelesaian mengenai hukum II Newton.
Contoh Soal:
Suatu hari, Pak Burhan mengangkut buah kelapa dari kebun menggunakan gerobak.
Joko melihat Pak Burhan sangat kelelahan dan segera membantunya. Massa total
gerobak dan buah kelapa sebesar 250 kg. Apabila gaya total yang diberikan Pak
Burhan dan Joko sebesar 100 N. Berapakah percepatan gerak gerobak?
Penyelesaian: G
Diketahui: F = 100 N
m = 250 kg
G
Ditanyakan: a
Jawab:
G
G F 100 N
a = m = 250 kg = 0,4 m/s2
Jadi, percepatan gerak gerobak sebesar 0,4 m/s2.

138 Dinamika Partikel


Anda dapat membuktikan hukum II Newton dengan melakukan praktikum
berikut.

Hukum II Newton
A. Pendahuluan 2. Lepaskan beban dan hidupkan
Hukum II Newton membahas ticker timer secara bersamaan
tentang hubungan antara gaya, sehingga kereta bergerak.
massa, dan percepatan pada benda. 3. Amati jarak antartitik dari awal
Praktikum ini bertujuan membuktikan sampai akhir perekaman.
hubungan gaya, massa, dan per- Selanjutnya, matikan ticker timer
cepatan pada gerak benda. setelah beban sampai di lantai.
4. Potonglah pita setiap 5 ketukan
B. Apa yang Diperlukan?
dan tempelkan pada kertas
1. Kereta dinamika/troli 2 buah milimeter sehingga tersusun
2. Ticker timer 1 buah suatu diagram dan lukislah
3. Pita kertas 1 gulung garisnya. Gambarlah hasilnya
4. Katrol 1 buah pada hasil pengamatan.
5. Papan luncur 1 buah 5. Ulangi langkah 1–4 dengan
6. Catu daya/sumber tegangan mengganti beban menjadi
1 buah 400 gram dan 600 gram.
7. Benang secukupnya
8. Beban 200 gram, 400 gram, dan D. Pertanyaan dan Diskusi
600 gram Diskusikan bersama kelompok Anda
pertanyaan-pertanyaan berikut.
C. Apa yang Harus Dilakukan? 1. Apa yang terjadi pada jarak
1. Rangkailah alat dan bahan seperti antartitik dari awal sampai
gambar berikut. akhir perekaman?
b c d 2. Bandingkan grafik kecepatan troli
a e
f dari tiap-tiap percobaan. Ber-
dasarkan grafik tersebut,
diskusikan dengan kelompok
Anda. Apakah hubungan antara
g gaya dan percepatan gerak benda?
E. Unjuk Kreativitas
Sumber: Dokumen Penerbit Ulangi praktikum, tetapi meng-
Gambar 7.3 Rangkaian percobaan Hukum II gunakan beban yang tergantung
Newton
tetap, sedangkan jumlah troli
Keterangan:
a. Pita kertas
berubah. Gunakan 1 buah troli,
b. Catu daya kemudian 2 buah troli untuk
c. Ticker timer membandingkan. Buatlah grafik
d. Kereta dinamika/troli kecepatan gerak troli seperti pada
e. Benang
f. Katrol
praktikum. Bagaimanakah hu-
g. Beban bungan massa dan percepatan gerak
benda?

Fisika Kelas X 139


3. Hukum III Newton
Hukum III Newton disebut juga hukum Aksi-Reaksi. Lakukan kegiatan berikut
agar Anda memahami hukum III Newton.

Menyelidiki Hukum III Newton


1. Prosedur
Siapkan dua buah timbangan roti, lalu tumpuklah kedua
timbangan seperti gambar di samping.
2. Pengamatan
Amati skala yang ditunjukkan kedua timbangan.
3. Diskusi
Diskusikan pertanyaan berikut dengan teman dan guru Sumber: Dokumen Penerbit
Anda saat pembelajaran berlangsung. Kemukakan Gambar 7.4
pertanyaan dan pendapat Anda saat berdiskusi. Timbangan roti
a. Samakah skala yang ditunjukkan?
b. Mengapa timbangan bagian atas juga menunjukkan skala padahal
tidak diberi beban?
4. Kesimpulan dan Laporan
Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi dan tuliskan laporan singkat untuk
dikumpulkan.

Hukum III Newton menyatakan bahwa jika benda pertama mengerjakan gaya
pada benda kedua, benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda pertama yang
sama besar, tetapi berlawanan arah. Hukum tersebut dapat diartikan bahwa gaya
aksi-reaksi hanya terjadi jika sedikitnya ada dua benda yang saling berinteraksi.
Pada interaksi ini gaya-gaya selalu berpasangan. Jika benda A mengerjakan gaya
pada benda B, benda B juga akan mengerjakan gaya pada benda A. Satu gaya disebut
gaya aksi dan gaya lainnya disebut gaya reaksi. Gaya aksi dan reaksi terjadi
bersamaan sebagai akibat interaksi dua benda. Konsep gaya aksi-reaksi sebagai
berikut.
a. Pasangan gaya aksi-reaksi hadir jika dua benda berinteraksi.
b. Gaya aksi dan reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda.
c. Gaya aksi dan reaksi sama besar, tetapi berlawanan arah.
Berdasarkan kegiatan yang telah Anda lakukan, hukum III Newton dapat
dinyatakan sebagai berikut.
G G
Faksi = − Freaksi

Berdasarkan konsep aksi-reaksi, hukum III Newton dapat dinyatakan bahwa gaya
aksi dan reaksi sama besar, tetapi berlawanan arah dan bekerja pada dua benda
yang berbeda.

140 Dinamika Partikel


Perenang profesional mengayunkan tangannya dari depan ke belakang
sehingga tubuhnya terdorong ke depan, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.5. Gaya
yang diberikan mengarah ke belakang, tetapi tubuhnya bergerak ke depan.

G
Faksi G
Freaksi

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 7.5 Gaya aksi-reaksi pada saat berenang

Roket memberikan gaya menuju bumi berupa


semburan gas sehingga roket dapat meluncur ke atas.
Peristiwa-peristiwa tersebut menunjukkan adanya
gaya aksi-reaksi yang bekerja pada dua buah benda.
Perenang memberi gaya pada air ke belakang (gaya
aksi) selanjutnya air memberikan gaya dorong
perenang ke depan (gaya reaksi). Roket menyembur-
kan gas panas ke bawah menuju bumi (gaya aksi),
selanjutnya gas panas memberikan gaya dorong ke
atas pada roket (gaya reaksi). G G
Pasangan gaya aksi-reaksi dapat Anda temui Freaksi Faksi
dalam kehidupan sehari-hari. Amatilah peristiwa-
peristiwa yang terjadi di sekitar Anda dan catatlah Sumber: Dokumen Penerbit

peristiwa yang melibatkan pasangan aksi-reaksi. Gambar 7.6 Gaya aksi-reaksi


pada peluncuran roket
Dengan mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi,
wawasan Anda akan semakin bertambah.

Menyelidiki Pasangan Gaya Aksi-Reaksi


Randy sedang mendorong balok A dan B yang saling menempel dan
memiliki roda di dasarnya. Berdasarkan peristiwa tersebut, carilah pasangan
gaya aksi-reaksi yang dapat Anda temukan.

Pengereman saat menaiki sepeda akan menghasilkan perlambatan. Pada proses


tersebut berlaku hukum II Newton. Berdasarkan hukum tersebut, bagaimana pengereman
yang harus dilakukan agar tidak membahayakan pengendara?

Fisika Kelas X 141


1. Apakah hubungan massa dengan sifat kelembaman suatu benda?
2. Benda yang diam sama dengan benda yang bergerak dengan percepatan nol.
Benarkah pernyataan tersebut?
3. Truk kontainer digunakan untuk menyalurkan bantuan makanan, obat-obatan,
dan pakaian bagi korban bencana alam. Truk kontainer tersebut mampu
menghasilkan percepatan 16 m/s2 ketika tidak dimuati. Apabila truk kontainer
dimuati barang hingga massanya dua kali massa semula. Berapakah percepatan
yang mampu dihasilkan truk kontainer tersebut?
4. Balok I bermassa 1 kg dan balok II bermassa 2 kg
terletak di lantai licin seperti pada gambar di
G
II F samping.
G
I
Jika F = 6 N, hitunglah gaya kontak antara
kedua balok tersebut!
5. Benda bermassa 8 kg terletak di atas lantai mendatar yang licin. Benda dipengaruhi
G G
gaya mendatar ke kanan F1 = 150 N dan ke kiri F2 = 80 N. Setelah bergerak 8 sekon,
G
gaya F1 dihilangkan. Tentukan waktu dan jarak yang ditempuh saat benda akan
membalik!

B. Penerapan Hukum-Hukum Newton


Hukum-hukum Newton banyak diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Banyak
gaya yang bekerja dalam kegiatan yang Anda lakukan. Sebagai contoh saat menimba air
akan melibatkan beberapa gaya. Lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui gaya-gaya
yang terlibat dalam kegiatan sehari-hari.

Menyelidiki Diagram Gaya


1. Pengamatan
Lakukan pengamatan terhadap peristiwa orang menimba
air menggunakan katrol seperti gambar di samping.
2. Prosedur
Identifikasi gaya-gaya yang bekerja pada peristiwa tersebut.
Gambarlah diagram gaya yang bekerja pada benda.
3. Diskusi Sumber: Dokumen Penerbit
Diskusikan secara berkelompok pertanyaan-pertanyaan Gambar 7.7 Orang
berikut. menimba air
a. Jelaskan gaya-gaya yang bekerja pada gambar tersebut!
b. Bagaimanakah arah gaya berat dan gaya tegangan tali pada gambar
tersebut?

142 Dinamika Partikel


c. Jika massa beban 3 kg bergerak dengan kecepatan tetap dan percepatan
gravitasi 9,8 m/s2, berapakah tegangan tali dan gaya tarik orang tersebut?
4. Kesimpulan dan Laporan
Buatlah laporan diskusi secara berkelompok. Selanjutnya, presentasikan hasil
diskusi Anda.

1. Macam-Macam Gaya pada Benda


Apabila pada benda bekerja beberapa gaya, penjumlahan gaya-gaya pada benda
disebut resultan gaya. Oleh karena gaya merupakan besaran vektor, penjumlahan
gaya-gaya harus memenuhi aturan penjumlahan vektor. Beberapa jenis gaya yang
bekerja pada benda dijelaskan berikut.
G
a. Gaya Berat ( w )
Gaya berat atau berat benda adalah besarnya gaya tarik yang diberikan
bumi pada benda. Gaya ini selalu mengarah ke pusat bumi seperti Gambar 7.8.

G G G
w w w
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 7.8 Berat benda selalu menuju ke pusat bumi

Lakukan kegiatan berikut sehingga Anda memahami gaya berat pada


benda!

Menyelidiki Gerak Jatuh Bebas


Gantungkan benda pada tali, lalu potonglah tali tersebut sehingga
benda bergerak jatuh bebas. Amati gerakan benda. Bagaimanakah
percepatan benda? Hubungkan dengan hukum II Newton dan tentukan
percepatan yang dialami benda.

Berdasarkan hukum II Newton dapat dijelaskan hubungan antara massa dan


berat benda sebagai berikut.
G
Berat benda ( w ) adalah hasil kali massa benda (m) dengan percepatan gravitasi
G
bumi ( g ) atau:
G G
w=mg

Fisika Kelas X 143


G
Oleh karena berat benda bergantung pada nilai g, berat benda berubah-
ubah sesuai lokasi geografisnya. Benda akan memiliki berat yang lebih ringan
di tempat yang lebih tinggi daripada di permukaan air laut. Orang yang
bermassa 60 kg memiliki berat 588 N ketika berada di permukaan air laut
G
( g = 9,80 m/s2). Akan tetapi, berat orang tersebut menjadi 586,2 N ketika berada
G
di puncak gunung ( g = 9,77 m/s2).
G
b. Gaya Normal ( N )
Ketika benda terletak pada suatu bidang, bidang tersebut akan memberikan
gaya pada benda yang arahnya tegak lurus terhadap bidang. Gaya ini disebut
G
gaya normal dan diberi simbol N . Besar gaya normal tergantung posisi dan
keadaan gerak benda. Gaya normal dapat dilihat pada Gambar 7.9.
G
G N
N

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 7.9 Gaya normal yang bekerja pada benda

Contoh Soal:
Bapak memberi adik sekaleng kue bermassa 2 kg sebagai hadiah ulang tahun.
G
Kaleng itu diletakkan di atas meja ( g = 9,8 m/s2).
1) Tentukan berat sekaleng kue dan gaya normal yang bekerja padanya!
2) Jika adik menekan kaleng ke bawah dengan gaya 10 newton, tentukan
gaya normal yang bekerja pada kaleng!
3) Jika adik mengangkat kaleng ke atas dengan gaya 10 newton, tentukan
gaya normal yang bekerja pada kaleng!
Penyelesaian:
JG
Jika benda dengan berat w diletakkan pada bidang datar dan pada benda
tidak bekerja gaya luar maka besar gaya normal sama dengan besar berat, atau
JJG JG
N = w . Akan tetapi, jika pada benda dikerjakan gaya luar, besar gaya normal
tidak sama dengan berat benda.
G
N
G G
N N
G
F

G
F
G G G
w w w

144 Dinamika Partikel


1) Saat kaleng kue terletak di atas meja dan pada kaleng tidak dikerjakan
gaya luar, maka hanya ada dua gaya yang bekerja pada kaleng, yaitu berat
G
w dan gaya normal N.
G G
Berat w = m g G= (2 kg)(9,8 m/s2) = 19,6 N
G
Gaya normal N bernilai positif (ke atas) dan berat w bernilai negatif (ke
bawah).
G Kaleng
G diam di meja sehingga berlaku:
G
Σ F = 0 ⇔+ N – wG = 0
G
⇔ NG = wG
⇔ N = w = 19,6 N
Jadi, gaya normal yang bekerja pada kaleng sama dengan beratnya, yaitu
19,6 N.
G
2) Saat adik menekan kaleng kue ke bawah dengan gaya F = 10 Gnewton, G
G
maka sekarang ada tiga gaya yang bekerja pada kaleng, yaitu w , N, dan F .
Nilai F negatif karena arahnya ke bawah. Kaleng tetap diam di meja
sehingga
G Gberlaku:
G
⇔+ N – w – GF = 0
G G
⇔ NG =w+F
⇔ N = 19,6 N + 10 N = 29,6 N
Jadi, gaya normal yang bekerja pada kaleng saat ditekan yaitu 29,6 N.
G
3) Saat adik mengangkat kaleng kue ke atas, F bernilai positif. Kaleng tetap
diam di mejaGsehingga berlaku:
G G Σ FG = 0
⇔ N – w + FG = 0 G
G
⇔ NG=w–F
⇔ N = 19,6 N – 10 N = 9,6 N
Jadi, gaya normal yang bekerja pada kaleng saat diangkat yaitu 9,6 N.
c. Gaya Tegangan Tali
Gaya tegangan tali yaitu gaya yang bekerja pada ujung-ujung tali karena
tali tersebut tegang. Perhatikan Gambar 7.10!

Tali 1 Tali 2
G G G G G
T1 T1 T2 T2 F
A B C

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 7.10 Gaya pada ujung-ujung tali

Tiga balok dihubungkan oleh tali 1 dan tali 2. Selanjutnya, ketiga balok
G
tersebut ditarik oleh sebuah gaya F yang menyebabkan tali 1 dan tali 2 menjadi
tegang. Jika massa tali diabaikan, gaya tegangan tali pada kedua ujung tali
untuk tali yang sama dianggap sama besar. Perhatikan tali 1. Tegangan tali 1
G
pada ujung balok A sama dengan tegangan tali 1 pada ujung balok B, yaitu T1.

Fisika Kelas X 145


Begitu pula pada tali 2, tegangan tali 2 pada ujung balok B sama dengan
G
tegangan tali 2 pada ujung balok C, yaitu T2.
Contoh Soal:
Dua benda ditarik oleh sebuah gaya seperti gambar berikut.
m1 m2
G
T G
6 kg 4 kg F = 60 N

Apabila lantai licin, tentukan:


1) percepatan sistem;
2) tegangan tali.
Penyelesaian:
Diketahui: m1 = 6 kg
mG 2 = 4 kg
F = 60 N
G
Ditanyakan: a. a
G
b. T
Jawab:G
G
1) Σ F = ma
G G
Σ F = (m1 + m2) a
G
G ΣF
a =
(m1 + m2 )

60 N
=
(6 kg + 4 kg)

60 N
= = 6 m/s2
10 kg
Jadi, percepatan sistem 6 m/s2.
2) Tegangan tali dapat dihitung baik dari benda 1 maupun benda 2.
Diagram benda 1
G
a = 6 m/s2
G
6 kg T

G G
T = m1 a
G
T = (6 kg)(6 m/s2) = 36 N
Diagram benda 2
G
a = 6 m/s2
G G
T 4 kg F

146 Dinamika Partikel


G G
Σ F = m2 a
G G G
F – T = m2 a
G G G
T = F – m2 a
= 60 N – (4 kg)(6 m/s2)
= (60 – 24) N = 36 N
Jadi, tegangan tali 36 N.
Pelajari kembali gaya tegangan tali dengan mengerjakan tugas berikut.

Menentukan Tegangan Tali


Balok A, B, dan C terletak di bidang datar yang licin seperti gambar berikut.
G
F
A B C

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 7.11 Benda-benda dihubungkan dengan tali
G
Massa A = 5 kg, massa B = 3 kg, massa C = 2 kg, dan F = 10 N. Tentukan
perbandingan besar tegangan tali antara A dan B dengan besar tegangan
tali antara B dan C.

G
d. Gaya Gesek ( f )
Anda telah mempelajari bahwa benda-benda dapat tetap berada di atas
bidang karena adanya gaya normal. Akan tetapi, ada gaya lain yang dapat
menyebabkan benda berhenti, yaitu gaya gesek. Lakukan kegiatan berikut.

Menyelidiki Gaya Gesek


1. Pengamatan
Lakukan pengamatan terhadap kegiatan untuk menyelidiki gaya gesek
berikut.
2. Prosedur
a. Siapkan balok kayu dan neraca
pegas. Letakkan balok kayu di
atas permukaan yang licin,
kemudian tarik neraca pegas
dengan sedikit gaya. Perbesar Sumber: Dokumen Penerbit
gaya tarik yang Anda berikan Gambar 7.12 Rangkaian
secara perlahan hingga balok penyelidikan gaya gesek
tepat akan bergerak.

Fisika Kelas X 147


b. Pindahkan balok ke permukaan yang kasar dan tariklah neraca
pegas perlahan hingga balok tepat akan bergerak.
c. Gantilah balok dengan massa yang lebih besar dan ulangi kegiatan
tersebut.
d. Catatlah hasil pengamatan Anda.
3. Diskusi
Diskusikan secara berkelompok permasalahan-permasalahan berikut.
a. Berapakah gaya gesek yang dialami benda dalam keadaan diam?
b. Apakah gaya gesek yang dialami benda berubah-ubah nilainya?
Jelaskan!
c. Jelaskan gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis!
d. Bagaimanakah hubungan antara tingkat kekasaran permukaan
terhadap gaya gesek yang bekerja?
e. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi gaya gesek?
f. Bagaimana pengaruh massa benda terhadap besar gaya gesek?
g. Apakah tujuan ban mobil, ban sepeda motor, dan ban sepeda dibuat
beralur? Apa yang akan tejadi jika ban yang digunakan telah aus?
h. Olahraga ski dilakukan di atas permukaan es atau salju. Dapatkah
olahraga ini dilakukan di tempat berpasir?
4. Kesimpulan dan Laporan
Buatlah laporan hasil diskusi kelompok dan kumpulkan kepada guru
Anda. Presentasikan hasil diskusi Anda.

Setelah Anda melakukan kegiatan tersebut, Anda akan memahami gaya


gesek. Gaya gesek adalah gaya yang terjadi jika dua benda bersentuhan. Gaya
gesek ini selalu menghambat gerak benda. Arah gaya gesekan berlawanan
dengan arah gaya penggerak. Misal Anda mendorong buku di atas meja ke kanan.
Pada bidang sentuh antara buku dan meja akan bekerja gaya gesek ke kiri.
Gaya gesek antara dua bidang singgung besarnya bergantung pada
koefisien gesekan antara dua bidang singgung dan gaya normal bidang. Gaya
gesek pada suatu benda digambarkan seperti Gambar 7.13.
G
G G a=0
a
F
G
F

G G G
fk fk fs
Sumber: Dokumen Penerbit
G
Gambar 7.13 Gaya gesek ( f ) selalu melawan arah gerak benda
Gesekan pada benda ada dua macam, yaitu gesekan pada saat benda diam
dan pada saat benda bergerak. Koefisien gesekan ketika benda masih diam
atau tepat akan bergerak dinamakan koefisien gesekan statis (ms). Koefisien

148 Dinamika Partikel


gesekan ketika benda sudah bergerak dinamakan koefisien gesekan kinetis
(mk). Koefisien gesekan statis selalu lebih besar dibandingkan dengan koefisien
gesekan kinetis (ms > mk). Gambar 7.14 memperlihatkan besarnya gaya gesek
G
yang bekerja pada benda yang ditarik gaya F yang diperbesar hingga bergerak.

G
f
G
fs
maks

Bergerak G
ke kanan F
G =
fs G G
G fk = μk N
G F G G
fk F
fs G Daerah Daerah
mg mg statis kinetis
(a) (b) (c)

Sumber: Fisika untuk Sains dan Teknik, Serway


Gambar 7.14 Gaya gesek yang bekerja pada benda
(a) benda diam
(b) benda bergerak
(c) grafik besar gesekan statis dan kinetis

Berdasarkan gambar di atas, gaya gesek yang bekerja pada benda diam
memiliki nilai yang berubah-ubah. Gaya gesek statis akan semakin besar seiring
dengan besarnya gaya tarik yang diberikan. Gaya gesek statis bernilai
maksimum saat benda tepat akan bergerak. Setelah benda bergerak, gaya gesek
yang dialami benda adalah gaya gesek kinetis. Gaya gesek selalu lebih kecil
daripada gaya gesek statis maksimum
Gaya gesek statis maksimum dan gaya gesek kinetis dituliskan seperti
persamaan berikut.
G G G G
fsmaks = μs N f k = μk N

Keterangan:
G
fs
maks = gaya gesek statis maksimum (N)
G
fk = gaya gesek kinetis (N)
μ = koefisien gesekan
G
N = gaya normal (N)

Contoh Soal:
Perhatikan gambar di samping! 30 kg
Koefisien gesek kinetik antara balok A G
A
F
dan meja 0,1 dan percepatan gravitasi
G
bumi 9,8 m/s2. Berapakah gaya yang fk
diperlukan agar sistem bergerak ke kiri
dengan percepatan 2 m/s2? B 20 kg

Fisika Kelas X 149


Penyelesaian:
Diketahui: mA = 30 kg
mB = 20 kg
μk = 0,1
G
g = 9,8 m/s2
G 2
aG = 2 m/s
Ditanyakan: F G
Jawab: G N G
G a = 2 m/s2
G G ΣGF = (mA + mB) a G
G
T
←⎯
F − fk − wB = (m + m ) aG F
A B
G G G G
G
G
F = fk + wB + (mA + mB) a fk
G T
G G G G wA
F = μ NA + mB g + (mA + mB) a 20 kg
G G G
= μ mA g + mB g + (mA + mB) a G
w B
= (0,1)(30)(9,8) + (20)(9,8) + (30 + 20)(2)
= 29,4 + 196 + 100
= 325,4
Jadi, gaya yang diperlukan 325,4 N agar sistem bergerak ke kiri dengan percepatan
2 m/s2.
Dalam kehidupan sehari-hari ada gaya gesek yang merugikan, tetapi ada juga
yang menguntungkan. Beberapa contoh gaya gesek yang merugikan sebagai berikut.
1) Gesekan secara langsung antara bagian-bagian mesin kendaraan dapat
menimbulkan panas sehingga mesin akan aus. Oleh karena itu, mesin
kendaraan diberi oli (pelumas) agar permukaan-permukaannya dibatasi oleh
oli sehingga tidak saling bergesekan secara langsung.
2) Gesekan antara ban kendaraan dengan permukaan jalan yang kasar akan
mengurangi kelajuannya. Gaya gesek tersebut dapat dikurangi dengan
mengaspal permukaan jalan sehingga kendaraan dapat melaju dengan mulus
dan cepat.
3) Gesekan udara atau angin dengan mobil dapat mengurangi kelajuannya. Gaya
gesek ini diatasi dengan bentuk mobil yang dibuat aerodinamis sehingga mobil
dapat melaju cepat.
Beberapa contoh gaya gesek yang menguntungkan sebagai berikut.
1) Kita dapat berjalan tanpa terpeleset di atas tanah atau lantai karena adanya
gaya gesek antara permukaan alas kaki dengan lantai.
2) Prinsip gesekan pada piringan rem (cakram) sepeda atau sepeda motor dan
gesekan antara rem karet dengan pelek roda pada sepeda digunakan untuk
memperlambat kelajuan.
3) Gesekan udara oleh parasut memperlambat kelajuan gerakan penerjun sehingga
dapat mendarat dengan selamat.
Gaya gesek merupakan gaya yang tidak konservatif. Artinya, usaha yang
dilakukan oleh gaya gesek tergantung pada lintasan dan juga gaya gesek selalu
menentang arah gerakan benda sehingga gaya gesek selalu melakukan usaha negatif.
Umumnya usaha ini diubah ke dalam bentuk energi termal (kalor).

150 Dinamika Partikel


Pahami lebih lanjut mengenai gaya gesek dengan melakukan kegiatan berikut!

Menentukan Koefisien Gesekan Statis dan Kinetis


A. Pendahuluan
Gaya gesek yang bekerja pada
benda dapat berupa gaya gesekan θ
statis dan gaya gesekan kinetis.
Koefisien gesekan yang bekerja saat Sumber: Dokumen Penerbit

benda diam disebut koefisien gesek Gambar 7.15 Benda di atas bidang miring
statis, sedangkan koefisien gesek saat 3. Letakkan balok kayu di atas bidang
benda bergerak disebut koefisien gesek miring dan ukurlah sudut θ .
kinetis. Kegiatan ini bertujuan me- Catatlah sudut θ dan keadaan
nentukan koefisien gesekan statis dan balok ke dalam tabel hasil peng-
kinetis antara balok dan papan kayu. amatan.
4. Perbesar sudut θ sedikit demi
B. Apa yang Diperlukan?
sedikit hingga balok tepat akan
1. Papan kayu sepanjang 2 m
bergerak dan catat hasil peng-
2. Balok kayu
amatan ke dalam tabel.
3. Neraca pegas atau neraca digital
4. Busur derajat D. Pertanyaan dan Diskusi
5. Tumpuan papan Diskusikan pertanyaan-perta-
nyaan berikut.
C. Apa yang Harus Dilakukan?
1. Pada sudut berapakah balok tepat
1. Ukurlah berat balok mengguna- akan bergerak? Tetapkan sudut
kan neraca pegas sehingga di- tersebut sebagai sudut θC.
peroleh berat balok secara langsung. 2. Gambarkan gaya-gaya yang
Apabila Anda tidak memiliki bekerja pada balok tersebut!
neraca pegas, timbanglah massa 3. Hitunglah koefisien gesekan
balok menggunakan neraca digital. statis antara balok dengan papan
Kalikan massa balok dengan (μs) menggunakan hukum II New-
percepatan gravitasi untuk ton!
mendapatkan berat balok (anggap
nilai g di tempat Anda 9,8 m/s2). E. Unjuk Kreativitas
2. Letakkan papan di lantai. Ganjal- Setelah balok mulai bergerak,
lah salah satu ujung papan perkecillah sudut bidang miring
dengan tumpuan papan se- tersebut sehingga balok bergerak
G
hingga papan menjadi bidang dengan kecepatan konstan (Σ F = 0).
miring yang membentuk sudut θ Catatlah sudut θ pada saat tersebut,
seperti gambar berikut. dan tetapkan sebagai sudut θC′ ketika
balok bergerak dengan kecepatan
konstan. Hitunglah koefisien gesekan
kinetis balok dengan papan meng-
gunakan hukum II Newton.

Fisika Kelas X 151


e. Gaya Sentripetal
Pada gerak melingkar beraturan, kecepatan
linear selalu berubah baik besar maupun
arahnya. Percepatan selalu terjadi jika besar arah v
kecepatan atau arah kecepatan berubah. putaran
Percepatan pada gerak melingkar beraturan
Fs m
disebut percepatan sentripetal, yaitu percepatan
R
yang selalu tegak lurus terhadap percepatan
linearnya dan mengarah ke pusat lingkaran
seperti ditunjukkan pada Gambar 7.16.
Jika benda dengan massa m bergerak melingkar, Sumber: Dokumen Penerbit
pada benda tersebut bekerja gaya sentripetal yang Gambar 7.16
Gaya sentripetal
arahnya menuju pusat putaran.
Gaya sentripetal diberi lambang Fs, menimbulkan percepatan sentripetal
(as). Jika diterapkan hukum II Newton, persamaan gaya sentripetal adalah:

v2
Fs = m as= m = mω2R
R

Anda dapat mengamati gaya sentripetal pada dua hal berikut. Pada
Gambar 7.17a, bulan tetap berada di orbit mengitari bumi karena dipengaruhi
oleh gaya sentripetal yang berupa gaya gravitasi. Begitu pula pada Gambar
7.17b, elektron tetap berada di orbit mengitari inti atom karena dipengaruhi
gaya sentripetal yang berupa gaya tarik-menarik antara dua muatan tidak
sejenis.

Bulan Elektron

F F

Bumi Inti atom

a. Gaya gravitasi antara b. Gaya tarik-menarik antara


bulan dan bumi elektron dan inti atom

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 7.17
Bentuk-bentuk gaya sentripetal

Pelajari lebih lanjut mengenai gaya sentripetal dengan mengerjakan tugas


berikut.

152 Dinamika Partikel


Gaya Sentripetal
Lakukan studi literatur mengenai gaya sentripetal antara bumi dan
bulan serta gaya tarik-menarik antara elektron dan inti atom. Tuliskan
besaran-besaran yang berpengaruh pada kedua peristiwa tersebut. Buatlah
resume tertulis dari tugas ini dan kumpulkan kepada guru Anda.

Persamaan gaya sentripetal dapat digunakan untuk menyelesaikan


persoalan berikut.
Contoh Soal:
Benda bermassa 250 gram bergerak melingkar beraturan dengan kelajuan 2,5
m/s. Jika jari-jari lingkaran 150 cm, hitunglah gaya sentripetal yang dialami
benda tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: m = 250 g = 0,25 kg
v = 2,5 m/s
R = 150 cm = 1,5 m
Ditanyakan: Fs
Jawab:
v2
Fs = m
R
(2,5 m/s) 2
= (0,25 kg)
1,5 m
= 1,04 N
Gaya sentripetal yang dialami benda sebesar 1,04 N.
2. Analisis Masalah Dinamika Partikel
Anda telah mempelajari berbagai macam gaya yang bekerja pada benda. Dalam
bab ini, Anda diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dinamika
partikel pada benda, baik tanpa memperhatikan gaya gesekan maupun dengan
memperhatikan gaya gesekan.
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan dalam menyelesaikan
permasalahan dinamika partikel sebagai berikut.
a. Klasifikasikan permasalahan. Jika benda tidak mengalami percepatan,
G benda
berada dalam kesetimbangan dan berlaku hukum I Newton (ΣG F = 0). Jika benda
G
mengalami percepatan, maka berlaku hukum II Newton (Σ F = m a ).
b. Gambarkan diagram benda bebas pada benda. Untuk sistem yang terdiri atas
beberapa benda, gambarlah diagram benda bebas yang terpisah untuk tiap-
tiap benda.
c. Buatlah sumbu koordinat yang sesuai untuk setiap benda dan tentukan
komponen-komponen gaya sepanjang sumbu-sumbu tersebut. Gunakan hukum
I Newton dan hukum II Newton pada tiap-tiap komponen.

Fisika Kelas X 153


Beberapa permasalahan dinamika partikel dan penyelesaiannya diuraikan
sebagai berikut.
a. Gerak Melingkar Vertikal dan Ayunan Konis
Anda telah mempelajari gerak melingkar beraturan pada bab sebelumnya.
Meskipun kelajuan benda konstan, pada benda tetap bekerja gaya sentripetal
menuju pusat lingkaran. Bagaimanakah hukum II Newton bekerja pada benda
yang bergerak melingkar? Lakukan kegiatan berikut bersama kelompok Anda.

Menganalisis Hukum II Newton pada Gerak Melingkar


1. Pengamatan
Amati dan rasakan gaya tegangan tali pada kegiatan berikut.
2. Prosedur
a. Sediakan bandul bermassa m dan tali sepanjang A.
b. Ikatlah bandul menggunakan tali kemudian gerakkan bandul sehingga
berputar vertikal seperti Gambar 7.18 berikut.
m
v

θ
A
R A

Ty T

R
m Tx
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 7.18
Gerak melingkar vertikal w
Sumber: Dokumen Penerbit
c. Gerakkan bandul melingkar sehingga Gambar 7.19
membentuk ayunan konis seperti Gambar Ayunan konis
7.19.
3. Diskusi
Diskusikan bersama kelompok Anda pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Bagiamana diagram gaya pada bandul saat berada di puncak lintasan,
di dasar lintasan, dan di tepi lintasan? Gambarkan diagram gaya pada
posisi tersebut dan tentukan persamaan gaya sentripetal dan tegangan
talinya!
b. Berapakah kecepatan yang diperlukan agar tegangan tali bernilai nol
pada saat mencapai puncak lintasan?
c. Bagaimana persamaan gaya sentripetal dan tegangan tali pada ayunan
konis?
4. Kesimpulan dan Laporan
Buatlah laporan hasil diskusi dan bahaslah bersama guru Anda.

154 Dinamika Partikel


1) Gerak Melingkar Vertikal
Berdasarkan kegiatan di depan, Anda vpuncak
menemukan bahwa tegangan tali pada gerak T
melingkar secara vertikal memiliki nilai yang w
berubah-ubah. Kelajuan bandul juga berubah-
ubah bergantung dengan posisinya. Bandul T
v
bergerak paling cepat di dasar lintasan dan v T
bergerak paling lambat ketika berada di puncak w w
lintasan. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? T
Perhatikan diagram gaya pada Gambar 7.20 di vdasar
samping. w
Anda telah mempelajari gaya sentripetal Sumber: Dokumen Penerbit
pada gerak melingkar yang dirumuskan: Gambar 7.20
Diagram gaya pada gerak
2
v melingkar vertikal
Fs = m
R

Gaya sentripetal selalu menuju ke pusat lingkaran. Dengan demikian, analisis


gaya pada tiap-tiap posisi sebagai berikut.
a) Di Puncak Lintasan
Persamaan gaya sentripetal:
Fs = T + w
Persamaan tegangan tali:
T = Fs – w
v2
T=m – mg
R

Apabila tegangan tali bernilai nol pada saat berada di puncak lintasan,
persamaan yang berlaku:
v2
m – mg = 0
R
v2
=g
R

vpuncak = gR

Dengan demikian, kecepatan di puncak sebesar vpuncak = gR .


b) Di Dasar Lintasan
Persamaan gaya sentripetal:

Fs = T – w

Persamaan tegangan tali:


T = Fs + w
v2
T=m + mg
R

Fisika Kelas X 155


c) Di Tepi Lintasan:
Persamaan gaya sentripetal
v2
Fs = T = m
R

2) Ayunan Konis
Pada percobaan ayunan konis, bandul Tangan
bergerak melingkar dan membentuk sudut θ
terhadap vertikal sehingga ayunan membentuk
kerucut. Perhatikan Gambar 7.21.
Persamaan gaya sentripetal:
Fs = Tx = T sin θ
Tegangan tali T dicari menggunakan Hukum II
Newton pada sumbu Y:
ΣFy = 0
v
Ty – w = 0 R
T cos θ – mg = 0
v
mg
T= cos θ
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 7.21
Diagram gaya pada gerak
Persamaan gaya sentripetal: melingkar
Fs = T sin θ
mg
Fs = cosθ sin θ

Fs = mg tan θ

Kecepatan linear ayunan konis:


Fs = mg tan θ
v2
m = mg tan θ
R

v= gR tan θ

Contoh Soal:
Pesawat terbang mainan bermassa 1 kg digantung dengan benang. Pesawat
dihidupkan dengan laju 4 m/s sehingga bergerak berputar membentuk lingkaran
dengan jari-jari 1,2 m. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, tentukan:
a. sudut yang dibentuk benang dengan garis vertikal;
b. tegangan benang.
Penyelesaian:
Diketahui: m = 1 kg
v = 4 m/s
R = 1,2 m
g = 10 m/s2
Ditanyakan: a. α
b. T

156 Dinamika Partikel


Jawab:

α
T
Ty

Tx

mg

Gaya-gaya pada bidang horizontal:


v2
ΣFx = m
R

v2
Tx = m
R
Gaya-gaya pada bidang vertikal:
ΣFy = 0
Ty – mg = 0
Ty = mg
a. Sudut yang dibentuk benang dengan garis vertikal:
v2
Tx m v2
tan α = = R
= gR
Ty mg

v2
α = tan–1 ( gR )

⎛ (4 m/s) 2 ⎞
α = tan–1 ⎜ 2 ⎟
⎝ (10 m/s )(1, 2 m) ⎠
4
= tan–1( 3 )
α = 53°
Jadi, sudut yang dibentuk benang terhadap garis vertikal sebesar 53°.
b. Tegangan benang:
Ty = T cos α = mg
mg
T = cos 53°

(1 kg)(10 m/s 2 )
= 0, 6
= 16,7 N
Jadi, tegangan benang sebesar 16,7 N.

Fisika Kelas X 157


b. Benda-Benda yang Dihubungkan Melalui Katrol
Tiga balok A, B, dan C dihubungkan melalui tali pada meja seperti gambar
berikut.
B

A C

Massa balok A, B, dan C berturut-turut 4 kg, 2 kg, dan 1 kg. Koefisien gesekan
kinetis antara balok B dengan meja 0,3 dan percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2.
Apabila massa tali diabaikan dan katrol licin, tentukan:
1) percepatan sistem dan arahnya;
2) tegangan tali pada kedua kawat tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui: mA = 4 kg μk = 0,3
G
mB = 2 kg g = 9,8 m/s2
mC = 1 kg
G
Ditanyakan: 1) a
G G
2) T1 dan T2
Jawab: G
G NB
G a G
T1 T2
G
fkB

G
G wB G
wA wC

Besar tiap-tiap gaya adalah:


G G
wA = mA g
= (4 kg)(9,8 m/s2)
= 39,2 N
G G G
N B = wB = mB g
= (2 kg)(9,8 m/s2)
= 19,6 N
G G
wC = mC g
= (1 kg)(9,8 m/s2)
= 9,8 N

158 Dinamika Partikel


1) Berat A lebih besar daripada jumlah berat C dan gaya gesek apda B
sehingga A turun, B bergerak ke kiri,JG
dan C naik.
G ΣF
a =
G m
G
G Σ F = m a
G G
wA − fk − wC = (mA + mB + mC) aG
G G G
mA g – μk NB – mC g = (mA + mB + mC) a
G
(39,2 N) – 0,3(19,6 N) – 9,8 N = (4 kg + 2 kg + 1kg) a
G
23,52 N = (7 kg) a
G 23,52 N
a = 7 kg = 3,36 m/s2
Jadi, percepatan sistem 3,36 m/s2.
2) T1 dihitung dari benda A
JG JG
T1 G ΣF
a =
m
JG G
G
a
ΣF =m a
JG JG G
wA – T 1 = mA a
JG
39,2 N – T1 = (4 kg)(3,36 m/s2)
JG JG
wA 39,2 N – T1 = 13,44 N
JG
T1 = 25,76 N
T2 dihitung dari benda C
JG JG
G T2 G ΣF
a a =
m
JG G
ΣF =m a
JG JG G
T 2 – w C = mC a
JG
JG
wC T2 – 9,8 N = (1 kg)(3,36 m/s2)
JG
T2 = 9,8 N + 3,36 N = 13,16 N
JG JG
Jadi, tegangan tali T 1 dan T 2 berturut-turut 25,76 N dan 13,16 N.
c. Benda-Benda pada Bidang Miring
JG
T

A
JG
T
Perhatikan gambar di samping! Jika
sistem benda dalam keadaan diam,
B
tentukan besar gaya gesekan yang
G
wA = 100 N
G
wB = 150 N
bekerja pada bidang miring!
30°

Penyelesaian:
G
Diketahui: w A = 100 N
G
w B = 150 N
θ = 30°
JG
Ditanyakan: gaya gesekan ( f s)

Fisika Kelas X 159


Jawab:
JG
ΣF=0
JG
T
A JG
T

30° JfG 0° B
G si
n s3
wA
s G co
G wA
w G
30° wB

Perhatikan
JG diagram benda bebas pada benda B!
JG Σ F Gy
=0
T – wJGB = 0
G
T = wB = 150 N
Perhatikan komponen gaya arah sumbu X pada benda A!
JG
ΣF x = 0
JG G JG
f s + wA sin 30° – T = 0
JG JG G
f s = T – wA sin 30°
= 150 N – (100 N) sin 30°
1
= 150 N – (100 N)( 2 )
= 150 N – 50 N
= 100 N
Jadi, gaya gesekan terhadap bidang miring sebesar 100 N.
d. Berat Benda di dalam Lift
Pernahkah Anda mendengar berat semu? Ketika Anda menimbang berat
badan di dalam lift, berat badan Anda akan berubah-ubah sesuai dengan arah
gerakan lift. Berat badan yang terukur ini merupakan besarnya gaya desakan
telapak kaki pada lantai yang disebut gerak semu. Reaksi dari gaya desakan
ini adalah gaya normal, yaitu gaya desakan lantai pada orang. Oleh karena
berat semu dan gaya normal merupakan pasangan aksi-reaksi, Anda dapat
mengetahui besarnya gaya normal, yaitu sama dengan nilai berat semu.
Perhitungan berat semu dijelaskan berikut.
1) Lift Diam
Ketika Anda menimbang berat badan pada
saat lift diam, Anda memberikan gaya tekan pada G
N
timbangan. Gaya tekan tersebut adalah gaya aksi.
Timbangan memberikan gaya reaksi kepada
Anda yang besarnya sama tetapi berlawanan.
Gaya reaksi timbangan kepada Anda disebut juga
gaya normal. Besar gaya normal ini dapat
diketahui dengan membaca skala timbangan.
G
Diagram gaya pada saat lift diam sebagai berikut w
(Gambar 7.22). Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 7.22
Diagram gaya saat lift
diam

160 Dinamika Partikel


G
G ΣGF =0
N− wG =0
G
N = w
Jadi, gaya normal yang terukur pada saat lift diam sama dengan berat
badan Anda sesungguhnya.
2) Lift Bergerak ke Atas
Pada saat lift bergerak naik, Anda
G
mendapatkan berat badan yang terukur N
mengalami peningkatan. Berat badan yang G
a
terukur tersebut merupakan gaya normal.
Diagram gaya pada saat lift naik digambarkan
seperti pada Gambar 7.23.G
G
G ΣGF = m aG
N – w G = mG a G
G w
N = w+ma
Lift bergerak ke atas dengan percepatan Sumber: Dokumen Penerbit
G
a . Akibatnya, hukum Newton yang berlaku Gambar 7.23
pada keadaan tersebut adalah hukum II Diagram gaya saat lift naik
Newton. Gaya normal yang terukur pada
timbangan mengalami penambahan.
3) Lift Bergerak Turun
Begitu pula pada saat lift bergerak turun, G
N
gaya normal yang terukur pada timbangan
juga mengalami perubahan. Diagram gaya G
a
pada saat lift turun digambarkan seperti pada
Gambar 7.24. G G
ΣGF = m a
G G
w – NG = mG a G G
N = w–ma w
Dari persamaan di atas, gaya normal meng- Sumber: Dokumen Penerbit
alami pengurangan. Anda akan merasakan Gambar 7.24
berat badan Anda menjadi lebih ringan. Diagram gaya saat lift turun

Berat badan yang terukur pada saat lift naik atau turun merupakan
gaya normal. Berat ini sering disebut dengan berat semu.
4) Tali Lift Putus
Apabila tali lift putus, orang yang berada di dalam lift akan merasakan
badan mereka melayang dan tidak memiliki berat. Hal ini disebabkan lift
dan isinya mengalami gerak jatuh bebas. Benda mengalami percepatan
sebesar percepatan gravitasi sehingga gaya normal bernilai nol.

Fisika Kelas X 161


Cermati penyelesaian soal mengenai gerak semu berikut.
Andi bermassa 50 kg berada di dalam lift. Ketika lift bergerak ke atas dengan
percepatan 2 m/s2, berapakah gaya normal yang dialami Andi?
Penyelesaian:
G G
Diketahui: m = 50 kg a = 2 m/s2 N
G
g = 9,8 m/s2 G
a
G
Ditanyakan: N
Jawab:
G G
ΣGF = m a
G G
N – w G = mG a G G G G
N = w+ma =mg +ma w
= (50 kg)(9,8 m/s2) + (50 kg)(2 m/s2)
= 490 N + 100 N = 590 N
Jadi, gaya normal yang dialami Andi 590 N.

Saat mengendarai sepeda melintasi jalan yang menikung, apa yang sebaiknya Anda
lakukan agar tidak selip? Tetap pada kecepatan semula, mempercepat gerakan, ataukah
memperlambat?

1. Benda m1 = 5 kg terletak di atas bidang miring dengan sudut


θ = 30o. Salah satu sisinya terhubung dengan seperti pada
gambar. Benda m2 = 2 kg juga tergantung pada katrol m1
tersebut. Jika massa katrol dan massa tali diabaikan, berapa m2
G G 30°
besar percepatan ( a ) dan tegangan tali ( T )?
2. Balok kayu bermassa 5 kg diletakkan di atas lintasan miring dengan sudut
θ = 30°. Koefisien gesekan kinetik antara benda dan bidang lintasannya 0,5. Hitung
waktu yang ditempuh benda, jika mencapai lintasan sepanjang 25 m sesudah
G
dilepaskan! ( g = 9,8 m/s2)
3. Balok bermassa 20 kg dilepaskan di atas bidang miring yang licin dengan sudut
kemiringan 45°. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2, berapakah besar percepatan
yang dialami balok?
4. Guru menjelaskan hukum II Newton di papan tulis. Setelah menjelaskan beberapa
materi, papan tulis menjadi penuh dengan tulisan dan gambar-gambar. Seorang
siswa dengan sukarela meminta izin guru untuk menghapus tulisan dan gambar-
gambar di papan tulis sehingga guru dapat melanjutkan pelajarannya. Saat
menghapus, siswa menekan penghapus seberat 2 N tersebut tegak lurus ke papan

162 Dinamika Partikel


tulis. Gaya tekan yang diberikan sebesar 10 N. Koefisien gesekan kinetik antara
penghapus dan papan tulis 0,4. Agar penghapus bergerak dengan kecepatan tetap,
tentukan besar gaya siswa tersebut harus menggerakkan ke kanan atau ke kiri!
5. Bandul bermassa 0,5 kg diikatkan pada tali yang panjangnya 1,2 m. Tali
tersebut dalam keadaan tegang pada saat bandul diputar vertikal dengan
kecepatan 6 putaran/menit. Berapa besar tegangan tali di titik terendah, jika
percepatan gravitasi 9,8 m/s2?

1. Hukum I Newton menyatakan bahwa apabila tidak ada resultan gaya yang bekerja
pada benda, maka benda akan bergerak lurus beraturan atau tetap
G diam. Secara
matematis, hukum I Newton dinyatakan dengan persamaan: Σ F = 0.
2. Hukum II Newton menyatakan bahwa percepatan yang dihasilkan oleh resultan
gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan besarnya gaya dan
berbanding terbalik dengan
G massanya. Secara matematis, hukum II Newton
G
dinyatakan dengan: Σ F = m a .
3. Hukum III Newton dikenal dengan hukum Aksi-Reaksi. Jika benda pertama
mengerjakan gaya pada benda kedua, benda kedua akan mengerjakan gaya pada
benda pertama yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan.
4. Gaya berat adalah gaya tarik yang diberikan bumi pada benda. Gaya berat selalu
G G
mengarah ke pusat bumi. Gaya berat dirumuskan: w = m g .
5. Gaya gesek yaitu gaya yang terjadi jika dua buah benda bersentuhan
G dan
G
menghambat gerak benda. Gaya gesek statisG maksimum dirumuskan: fsmaks = μs N .
G
Adapun gaya gesek kinetis dirumuskan: fk = μk N .
6. Gaya sentripetal selalu menuju pusat lingkaran. Persamaan gaya sentripetal:
v2
Fs = m
R

A. Pilihlah jawaban yang tepat! a. seluruh koin jatuh berceceran


b. sebagian koin jatuh ke depan
1. Setumpuk koin uang logam diletakkan c. sebagian koin jatuh ke belakang
di dekat ujung sehelai kertas yang d. seluruh koin tetap di tempatnya
terletak pada meja datar. Ujung kertas e. sebagian koin jatuh ke depan
lainnya kemudian ditarik dengan satu sisanya ke belakang
hentakan lurus dan cepat. Jika keadaan
koin uang logam memenuhi syarat
hukum I Newton maka . . . .

Fisika Kelas X 163


2. Di dalam mobil yang sedang berjalan G G
T1 T2
dengan kecepatan tetap terdapat sebuah m1 m2
hiasan boneka yang tergantung
seimbang dan tidak bergerak. Boneka G
tersebut diamati oleh penumpang dalam T2
mobil (pengamat A) dan pengamat B
yang berdiri di tepi jalan. Perhatikan m3
pernyataan berikut ini yang berkaitan
dengan keadaan peristiwa di atas!
1) Pengamat A tetap melihat boneka Diketahui m1 = m2 = 10 kg dan m3 = 5 kg.
dalam keadaan diam. Apabila
2) Pengamat B menganggap boneka G massaG katrol diabaikan, tegangan
tali T1 dan T2 berturut-turut sebesar . . . .
bergerak dengan percepatan tetap. G
( g = 9,8 m/s2)
3) Pengamat A melihat boneka dari
keadaan diam, kemudian bergerak a. 19,6 N dan 39, 2 N
walau tanpa adanya gangguan. b. 19,6 N dan 49 N
4) Pengamat B melihat boneka ber- c. 39,2 N dan 49 N
gerak melewatinya dengan kecepat- d. 39,2 N dan 39, 2 N
an tetap dan tidak mengalami e. 49 N dan 49 N
percepatan. 5. Perhatikan gambar berikut!
Pernyataan yang benar sesuai konsep
hukum I Newton adalah . . . . A
a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3) Licin
c. 1) dan 4)
d. 2) dan 3) B
e. 2) dan 4)

3. Apabila benda terletak pada bidang miring,


Balok A bermassa 30 kg yang diam di
gaya normal yang dialami benda
atas lantai licin dihubungkan dengan
tersebut . . . .
balok B bermassa 10 kg melalui sebuah
a. nol katrol. Balok B mula-mula ditahan,
b. sama dengan beratnya kemudian dilepaskan sehingga ber-
c. lebih kecil dari beratnya gerak turun. Percepatan sistem adalah
d. lebih besar dari beratnya G
. . . ms–2. ( g = 10 ms–2)
e. bisa lebih kecil atau lebih besar dari
a. 2,5
beratnya
b. 10
4. Balok m1 dan m2 yang terhubung dengan c. 12
tali diletakkan di atas bidang datar yang d. 15
licin. Salah satu ujung balok m 2 e. 18
dihubungkan dengan balok m3 yang
tergantung bebas melalui katrol seperti
gambar berikut.

164 Dinamika Partikel


6. Elevator bermassa 250 kg dalam keadaan 9. Perhatikan gambar berikut!
diam, kemudian digerakkan ke atas
dengan percepatan 2 m/s 2 . Jika 30°
percepatan gravitasi 9,8 m/s2, tegangan
tali penarik elevator sebesar . . . N. 4 kg
a. 1.800 d. 3.600
b. 2.950 e. 3.800
m
c. 3.000
7. Perhatikan gambar berikut!
Jika gaya gesekan yang bekerja pada
balok 4 kg tidak boleh lebih dari
C A 12 newton, massa m maksimum yang
G dapat diberikan supaya sistem dalam
F
B keadaan seimbang sebesar . . . kg.
G
( g = 9,8 m/s2)
a. 0,5
Balok A seberat 500 N diikat dengan tali b. 0,6
mendatar di C. Di bawahnya terdapat c. 0,7
balok B seberat 300 N. Koefisien gesekan d. 0,8
antara A dan B = 0,2 dan koefisien e. 0,9
gesekan
G antara B dan lantai = 0,5. Besar
gaya F minimal untuk menggeser balok 10. Perhatikan gambar berikut!
B adalah . . . N.
a. 800
b. 500 G
T
c. 400 G
T
d. 300
e. 100 A

8. Balok bermassa m = 1,5 2 kg diberi


G B
gaya F = 10 N yang membentuk sudut
45° terhadap lantai kasar. Apabila balok Sistem tersusun seperti gambar di atas.
4
bergerak dengan percepatan tetap 3 m/s2, Benda A bermassa 20 kg dan benda B
koefisien gesekan antara balok dan bermassa 30 kg. Apabila kita anggap
G benda A turun dan benda B naik di mana
lantai sebesar . . . . ( g = 9,8 m/s2) G G
aA = 2 aB , percepatan masing-masing
a. 0,2
b. 0,3 benda sebesar . . . .
G
c. 0,5 (Anggap g = 10 m/s2)
G G
d. 0,4 a. aA = 1 m/s2, aB = 0,5 m/s2
e. 0,7 G G
b. aA = 1,2 m/s2, aB = 0,6 m/s2
G G
c. aA = 1,4 m/s2, aB = 0,7 m/s2
G G
d. aA = 1,6 m/s2, aB = 0,8 m/s2
G G
e. aA = 1,8 m/s2, aB = 0,9 m/s2

Fisika Kelas X 165


Massa balok A dan B pada gambar di
B. Kerjakan soal-soal berikut!
atas berturut-turut 10 kg dan 5 kg.
1. Bagaimana keadaan benda jika resultan Koefisien gesek antara balok A dengan
gaya yang bekerja pada benda sama bidang sebesar 0,2. Apabila percepatan
dengan nol? gravitasi bumi di tempat tersebut
9,8 m/s 2, berapakah massa balok C
2. Kotak didorong dengan gaya sebesar 20 minimum yang diperlukan untuk
newton sehingga bergerak dengan mencegah balok A bergerak?
percepatan 0,5 m/s2. Berapa percepatan
kotak itu jika didorong dengan gaya 80 6. Benda dipengaruhi oleh dua gaya yang
newton? berlawanan. Gaya pertama sebesar 200 N
ke kiri dan gaya yang lain sebesar 300 N
3. Benda bermassa 5 kg diletakkan pada ke kanan. Setelah 5 sekon, gaya ke kanan
bidang mendatar. Pada benda bekerja dihilangkan. Jika massa benda 10 kg,
sebuah gaya horizontal sebesar 28 N. tentukan waktu dan jarak tempuh benda
Jika koefisien gesekan kinetik antara tersebut saat berbalik arah!
benda dengan bidang 0,4 dan
G 7. Septi bermassa 80 kg. Ketika Septi
g = 9,8 m/s2, berapakah percepatan ditimbang dalam sebuah lift yang
yang dialami benda? bergerak, jarum alat timbang me-
4. Perhatikan gambar di bawah ini! nunjukkan angka 1.000 N. Apabila
percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2,
hitung percepatan gerak lift!
8. Tiga benda massanya sama dihubung-
kan dengan tali-tali dan berada pada
bidang datar yang licin.
G G G
TG TG F
G G
T T T2 T1
III
θ
II I
A
G
B Jika benda I ditarik dengan gaya F
Massa tali, massa katrol, dan gaya dengan sudut q terhadap bidang datar
gesekan diabaikan. Massa A dan B dan tegangan tali antara benda I dan II
G
berturut-turut 2 kg dan 8 kg serta adalah T1 dan antara benda II dan III
G G G G
g = 9,8 m/s2. Hitung percepatan sistem adalah T2 , hitunglah nilai T1 + T2 !
dan tegangan talinya!
9. Tiga balok terletak pada lantai licin
5. Perhatikan gambar berikut! seperti ditunjukkan gambar berikut.
1
C
3
A
4m 2 G
3m F
2m

Massa balok berturut-turut sebesar 4m,


B
2m, dan 3m. Tentukan nilai perbandingan
G
gaya kontak antara balok 1 dan 2 ( F12 )
dan gaya kontak antara balok 2 dan 3
G
( F23 ).

166 Dinamika Partikel


10. Benda bermassa 10 kg ditahan oleh Percepatan gravitasi bumi di tempat
G tersebut 9,8 m/s2.
sebuah gaya F sehingga tetap se-
a. Apabila massa tali dan katrol
imbang seperti gambar di bawah ini.
diabaikan, tentukan tegangan
G tiap-
tiap tali dan besar gaya F !
G
T4 b. Apabila terdapat dua macam
katrol, yaitu katrol tetap dan katrol
berganda seperti gambar di atas,
jenis katrol manakah yang akan
G G G Anda gunakan untuk mengangkat
T1 T2 T3
beban yang sangat berat?
G
F
G
T5
10 kg

Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta yang sangat teratur dan
kompleks. Gerak benda dalam kehidupan sehari-hari memiliki karakteristik dan
keteraturan tersendiri. Newton menemukan hubungan keteraturan gerak dalam
kehidupan yang dinyatakan menjadi hukum-hukum Newton. Hukum-hukum
Newton tersebut terbagi menjadi tiga macam. Hukum I Newton membahas mengenai
sifat kelembaman/inersia benda, yaitu kecenderungan benda mempertahankan
keadaannya. Hukum II Newton membahas mengenai hubungan antara gaya, massa,
dan percepatan gerak benda pada garis lurus. Selanjutnya, hukum III Newton
membahas mengenai gaya aksi-reaksi. Melalui ketiga hukum Newton tersebut, Anda
akan mengetahui adanya bermacam-macam gaya yang bekerja pada benda seperti
gaya berat, gaya gesek, gaya tegangan tali, dan gaya normal. Dapatkah Anda
memanfaatkan hukum-hukum Newton untuk menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan? Dapatkah Anda memformulasikan hukum-hukum Newton tersebut?
Dapatkah Anda menerapkan pengetahuan mengenai gaya gesek dalam kehidupan?

Fisika Kelas X 167


Isilah angket ini dengan tanda cek (✔) sesuai tingkat pemahaman Anda setelah materi
mempelajari di bab ini.

Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Kurang Sedang Baik Baik

Saya dapat menjelaskan peristiwa yang


berkaitan dengan hukum I Newton.
Saya dapat menerapkan persamaan
hukum II Newton untuk menganalisis
gerak benda.
Saya dapat menggambarkan gaya berat,
gaya normal, gaya gesek, dan gaya
sentripetal pada diagram benda bebas.
Saya dapat menganalisis gerak me-
lingkar tidak beraturan (gerak melingkar
vertikal dan ayunan konis) meng-
gunakan hukum-hukum Newton.
Saya dapat menjelaskan peristiwa yang
berkaitan dengan hukum III Newton.

Apabila tanda cek (✔) yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih dari 3, sebaiknya Anda mempelajari kembali bab ini sebelum melanjutkan ke
bab berikutnya. Anda dapat melanjutkan ke bab berikutnya jika tanda cek (✔) pada
kolom Kurang dan Sangat Kurang lebih kecil atau sama dengan 2.

168 Dinamika Partikel


Setelah mempelajari materi pada bab ini, Anda diharapkan dapat memahami dan menganalisis
keteraturan gerak planet dalam tata surya berdasarkan hukum-hukum Newton.

Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


mempelajari

Hukum Newton tentang Gravitasi Hukum Kepler


membahas
terdiri atas

• Hukum I Kepler
• Hukum II Kepler
Gaya Gravitasi Kuat Medan Gravitasi Energi Potensial • Hukum III Kepler
Umum (Percepatan Gravitasi) Gravitasi dan Potensial
Gravitasi aplikasi
posisi
persamaan

Permukaan Pada Ketinggian Satelit Buatan • Kelajuan


Planet h di Atas Planet Satelit Meng-
orbit Planet
• Kelajuan
• Jenis-Jenis Lepas Suatu
Satelit Buatan Planet
• Manfaat
Satelit

Fisika Kelas X 169


Sumber: Sistem komunikasi satelit, Imam MPB-Wahyu Pamungkas

Gambar 8.1 Satelit Palapa-D

Gambar di atas memperlihatkan Satelit Palapa-D milik Indonesia yang berfungsi sebagai
satelit komunikasi. Satelit Palapa merupakan jenis satelit geostasioner. Satelit geostasioner
yaitu satelit yang memiliki periode revolusi yang sama dengan periode rotasi bumi. Dengan
demikian, satelit ini relatif diam di atas sebuah titik di permukaan bumi. Telah Anda ketahui
bahwa benda-benda di permukaan bumi akan jatuh ke bumi karena adanya gaya tarik
bumi. Bagaimanakah cara menempatkan satelit geostasioner sehingga tepat berada pada
orbitnya? Berapakah besar kecepatan roket untuk menempatkan satelit sehingga dapat
melawan gravitasi bumi?

1. Hukum Newton tentang gravitasi


• Gaya gravitasi umum
2. Medan gravitasi dan kuat medan gravitasi
• Percepatan gravitasi
3. Energi potensial gravitasi dan potensial gravitasi • Energi potensial gravitasi
4. Hukum-hukum Kepler • Satelit geostasioner
5. Kelajuan satelit mengorbit planet • Hukum Kepler
6. Kelajuan lepas • Kelajuan satelit
7. Satelit geostasioner di bumi • Kelajuan lepas

170 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


Pengetahuan tentang tata surya bukanlah hal baru bagi Anda. Di SMP, Anda telah
mempelajari matahari sebagai pusat tata surya dan dikelilingi oleh planet-planet, komet,
asteroid, dan meteoroid. Pengetahuan tentang alam semesta selalu berkembang seiring dengan
teknologi yang semakin maju. Sebagai contoh, sebelum tahun 2006, Pluto dikenal sebagai
planet terakhir anggota tata surya sehingga ada 9 planet yang mengelilingi matahari. Setelah
diadakan penelitian lebih lanjut, Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai planet. Pluto berukuran
lebih kecil dari bulan dan terletak di dalam kelompok komet pada sabuk Kuiper. Dengan
demikian, Pluto dikelompokkan sebagai salah satu komet.
Planet-planet mengelilingi matahari pada orbit masing-masing dan tidak pernah
bertumbukan. Tidakkah terpikir di benak Anda penyebab timbulnya keteraturan dalam tata
surya? Gaya apa saja yang menyebabkan keteraturan tersebut? Pada bab ini Anda akan
mempelajari hukum Newton tentang gravitasi dan hukum-hukum Kepler tentang gerak planet.
Pada subbab hukum Newton tentang gravitasi, Anda akan mempelajari gaya gravitasi
umum, medan gravitasi, dan kuat medan gravitasi. Selanjutnya, pada subbab hukum-hukum
Kepler, Anda akan mempelajari bentuk orbit planet, kelajuan orbit planet atau satelit, dan
kelajuan lepas suatu planet, serta satelit buatan yang telah diluncurkan dan kegunaannya.

A. Hukum Newton tentang Gravitasi


Pernahkah Anda mendengar kisah
Newton tentang buah apel? Ketika
Newton sedang duduk dan membaca
di bawah pohon apel, tiba-tiba sebuah
apel jatuh ke kepalanya seperti di-
perlihatkan oleh Gambar 8.2. Benda-
benda lain di permukaan bumi selalu
jatuh ke menuju pusat bumi. Mengapa Sumber: Dokumen Penerbit
apel yang kehilangan penopangnya Gambar 8.2 Buah apel yang jatuh karena pengaruh
bisa jatuh ke tanah? gravitasi bumi
Bulan merupakan satelit bumi dan selalu berputar mengelilingi bumi. Tahukah
Anda mengapa bulan tetap pada orbitnya dan tidak jatuh ke bumi seperti benda-benda
lain di permukaan bumi? Lakukan kegiatan berikut agar Anda dapat dengan mudah
mempelajari hukum Newton tentang gravitasi.

Menyelidiki Gaya Gravitasi


1. Pengamatan
Coba Anda jatuhkan pensil atau penghapus yang Anda miliki. Lakukan
pengamatan dengan teliti terhadap gerakan benda tersebut. Selanjutnya, lemparkan
benda tersebut ke atas, lalu amati gerak benda tersebut sehingga mencapai titik
tertinggi dan jatuh kembali ke tanah.
2. Prosedur
Setelah melakukan pengamatan terhadap gerak jatuh pada benda, lakukan studi
literatur tentang tata surya dan benda-benda langit lain yang bergerak mengelilingi
matahari pada orbitnya masing-masing. Carilah informasi mengenai tata surya,
anggota tata surya, dan keseimbangan yang terjadi di dalam tata surya dan
keteraturan gerak planet dalam tata surya.

Fisika Kelas X 171


3. Diskusi
Diskusikan bersama kelompok Anda terhadap permasalahan berikut.
a. Bulan merupakan satu-satunya satelit alamiah bumi. Jelaskan alasan bulan
tidak jatuh ke bumi, padahal benda-benda di sekitar permukaan bumi selalu
jatuh menuju pusat bumi!
b. Planet-planet mengorbit matahari pada orbitnya masing-masing. Mengapa
planet-planet tidak saling bertabrakan satu sama lain? Gaya apakah yang
menjaga planet-planet tetap pada orbitnya?
c. Besaran-besaran apa yang memengaruhi gaya tersebut? Jelaskan persamaan-
nya!
4. Kesimpulan dan Laporan
Buatlah laporan hasil diskusi kelompok dan presentasikan dengan bahasa yang
mudah dipahami.

1. Gaya Gravitasi Umum


Berdasarkan kegiatan yang telah Anda lakukan, benda-benda di bumi
cenderung tertarik ke pusat bumi. Hal ini merupakan akibat adanya gaya tarik
bumi atau gaya gravitasi bumi. Perhatikan Gambar 8.3! Menurut Newton, apabila
ada dua benda berdekatan, akan timbul gaya gravitasi atau gaya tarik-menarik
antarbenda. Gaya gravitasi ini sesuai dengan hukum Newton yang berbunyi sebagai
berikut.
”Semua benda di alam akan menarik benda lain dengan gaya yang besarnya sebanding
dengan hasil kali massa partikel tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.”
Secara matematis, hukum Newton tentang gravitasi dirumuskan sebagai berikut.
m1m2
F~ r2 m1 m2
F 12 F 21
Konstanta kesebandingan pada persamaan
tersebut dinamakan tetapan gravitasi umum
(G). Dengan demikian, persamaan gaya r
gravitasi umum dituliskan sebagai berikut. Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 8.3
m1m2 Gaya gravitasi antara dua buah benda
F=G r2

Keterangan:
F = gaya gravitasi umum (N)
G = tetapan gravitasi umum = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2
m 1 = massa benda 1 (kg)
m 2 = massa benda 2 (kg)
r = jarak dua benda (m)

Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya aksi reaksi. Benda 1 menarik
benda 2 (F21) dan benda 2 menarik benda 1 (F12). Berdasarkan hukum III Newton
kedua gaya ini besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan. Perhatikan contoh berikut.

172 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


Contoh Soal:
1. Dua planet berjarak 5 × 1012 m. Jika massa planet A sebesar 5 × 1024 kg,
sedangkan massa planet B sebesar 1 × 1024 kg, berapa gaya gravitasi rata-rata
antara planet A dan B? (G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2)
Penyelesaian:
Diketahui: mA = 5 × 1024 kg
mB = 1 × 1024 kg
r = 5 × 1012 m
G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2
Ditanyakan: F
Jawab:
mA mB
F =G r2
(5 × 10 24 kg)(1 × 10 24 kg)
= (6,67 × 10–11 Nm2/kg2) (5 × 1012 m)2
= 1,33 × 1013 N
Jadi, gaya gravitasi rata-rata antara kedua planet sebesar 1,33 × 1013 N.
2. Dua benda bermassa 4m dan 9m terpisah pada jarak d. Benda ketiga bermassa
m berada di antara kedua benda tersebut dan tidak mengalami gaya gravitasi.
Tentukan letak benda ketiga!
Penyelesaian:
Diketahui: m1 = 4m
m2 = 9m
m3 = m
Ditanyakan: x
Jawab:

4m F 31 m F 32 9m

x d–x

ΣF = 0
F32 – F31 = 0
F31 = F32
m1m3 m2 m3
G =G
(r13 )2 (r23 )2
(4m)(m) (9m)(m)
G x2
=G ( d − x )2
4 9
x2
= ( d − x )2
2 3
x
= d−x

Fisika Kelas X 173


2(d – x) = 3x
2d = 2x + 3x
2d = 5x
2
x= 5
d
2 3
r23 = d – x = d – 5
d= 5
d
2 3
Jadi, letak benda ketiga berada sejauh d dari benda pertama atau 5
d dari benda
5
kedua.
a. Tetapan Gravitasi Umum (G )
Pada saat Newton mengemukakan Serat kuarsa
teorinya tentang gravitasi, G merupakan Sumber
suatu konstanta yang belum diketahui m cahaya
nilainya. Siapakah orang yang berhasil M
menemukan konstanta/nilai gravitasi? Cermin
Perhatikan gambar neraca Cavendish Poros
pada Gambar 8.4. Orang yang pertama
kali melakukan eksperimen untuk menentu- m
kan nilai G adalah Henry Cavendish. M Skala
Pada tahun 1798, menggunakan neraca Sumber: Dokumen Penerbit
torsi yang diperhalus dan sangat peka,
Henry Cavendish berhasil menemukan Gambar 8.4
11 2 2 Neraca Cavendish
nilai G sebesar 6,754 × 10 Nm /kg . Saat
ini nilai G ditetapkan sebesar 6,67 × 10 –11

Nm2/kg2. Untuk menghormati jasanya,


neraca torsi tersebut diberi nama neraca
Cavendish.
b. Resultan Gaya Gravitasi
Perhatikan Gambar 8.5. Benda m1 mengalami gaya gravitasi akibat adanya
benda m2 dan m3. Bagaimanakah cara menentukan gaya gravitasi pada m1?
Apabila sebuah benda mengalami dua buah gaya gravitasi atau lebih, gaya
gravitasi yang dialami benda tersebut merupakan jumlah gaya-gaya gravitasi
yang dihitung berdasarkan penjumlahan vektor. Resultan gaya gravitasi yang
dialami m1 dirumuskan sebagai berikut.
→ → →
F = F 12 + F 13 m2
F12 (dibaca: F satu dua, bukan F dua belas)
adalah gaya gravitasi yang dialami m1 F 12
F
akibat gaya tarik m2. F13 adalah gaya
gravitasi yang dialami m1 akibat gaya tarik m1 m3
F 13
m3. Penjumlahan kedua gaya gravitasi di
atas sebagai berikut. Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 8.5
F= F12 2 + F13 2 + 2 F12 F13 cos θ Resultan dua buah gaya gravitasi

θ adalah sudut yang dibentuk oleh dua buah vektor.

174 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


Contoh Soal: A
Perhatikan gambar di samping!
Benda A, B, dan C terletak di titik-titik sudut sebuah
segitiga siku-siku. Massa A, B, dan C berturut-turut
sebesar 8 kg, 5 kg, dan 2 kg. Apabila B ke C berjarak
4 m, hitunglah gaya gravitasi yang dialami benda C!
(G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2)
60°
Penyelesaian: B C
4m
Diketahui: mA = 8 kg
mB = 5 kg
mC = 2 kg
G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2
BC = 4 m
θ = 60°
A
Ditanyakan: FC
Jawab: FBA FCA
BC FAC
cos 60° = AC
FAB FAC
1 4m
2
= AC
FBC 60° 60°
AC = 8 m C B C
FCB FBC
mA mC
FAC = G
(rAC )2
(8 kg)(2 kg)
= (6,67 × 10–11 Nm2/kg2)
(8 m)2
= 1,67 × 10–11 N
mB mC
FBC = G
(rBC )2

(5 kg)(2 kg)
= (6,67 × 10–11 Nm2/kg2) (4 m)2
= 4,17 × 10–11 N

FC = FAC 2 + FBC 2 + 2 FAC FBC cos 60°

= (1, 67 × 10 −11 )2 + (4,17 × 10 −11 )2 + 2(1, 67 × 10 −11 )(4,17 × 10 −11 ) ⎛⎜ 1 ⎞⎟


⎝2⎠

= 5,21 × 10–11 N
Jadi, gaya gravitasi yang dialami benda C sebesar 5,21 × 10–11 N.

2. Medan Gravitasi
Gaya gravitasi termasuk gaya nonkontak, yaitu
gaya yang bekerja pada benda tanpa bersentuhan
langsung dengan benda tersebut. Gaya gravitasi dapat
bekerja pada suatu benda apabila benda tersebut
berada dalam suatu medan gravitasi. Perhatikan Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 8.6. Medan gravitasi adalah ruangan di sekitar Gambar 8.6
Medan gravitasi suatu planet

Fisika Kelas X 175


benda bermassa yang masih memiliki nilai percepatan gravitasi. Akibatnya, benda
lain yang berada di dalam ruangan ini masih mengalami gaya gravitasi. Apakah
medan gravitasi di setiap titik memiliki nilai yang sama?
Pembahasan tentang medan gravitasi hampir sama dengan medan magnet
suatu benda. Semakin dekat dengan magnet, gaya tarik magnet akan semakin kuat.
Hal yang sama juga berlaku pada medan gravitasi. Semakin dekat dengan
permukaan benda bermassa, kuat medan gravitasi semakin besar. Kuat medan
gravitasi disebut juga percepatan gravitasi.
a. Kuat Medan Gravitasi atau Percepatan Gravitasi pada Suatu Planet
Kuat medan gravitasi merupakan besarnya gaya gravitasi yang bekerja
setiap satuan massa. Dengan demikian, kuat medan gravitasi dirumuskan
sebagai berikut.
F
g= m

Telah Anda ketahui bahwa kuat medan gravitasi pada permukaan planet
memiliki nilai paling besar. Sebaliknya, semakin jauh dari permukaan planet,
kuat medan gravitasi semakin kecil.
1) Kuat medan gravitasi pada permukaan
Apabila terdapat suatu planet dengan massa g
M dan jari-jari R, kuat medan gravitasi pada
permukaan planet (Gambar 8.7) sebagai berikut. R
M
g = G R2

Contoh Soal:
Sumber: Dokumen Penerbit
Hitunglah percepatan gravitasi pada permukaan
Gambar 8.7
planet yang memiliki massa 8,4 × 1022 kg dan jari-
Percepatan gravitasi
jari 9,0 × 105 m! (G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2) pada permukaan
Penyelesaian: planet
Diketahui: M = 8,4 × 1022 kg
R = 9,0 × 105 m
G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2
Ditanyakan: g
Jawab:
M
g = G R2
(6,67 × 10 −11 Nm 2/kg 2 )(8, 4 × 10 22 kg)
=
(9,0 × 10 5 m)2
≈ 6,9 m/s2
Jadi, percepatan gravitasi pada permukaan planet sebesar 6,9 m/s2.

176 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


2) Kuat medan gravitasi pada ketinggian h di atas planet
Apabila suatu benda berada pada ketinggian
h di atas permukaan planet (Gambar 8.8), jarak h r′ = R + h
benda terhadap pusat bumi sebesar (R + h).
Dengan demikian, kuat medan gravitasi atau
percepatan gravitasi pada ketinggian h di atas R
permukaan planet dirumuskan sebagai berikut.
M
g′ = G (R + h)2
Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 8.8
Adapun perbandingan antara percepatan gravitasi Percepatan gravitasi
pada ketinggian tertentu dan percepatan gravitasi suatu titik pada
pada permukaan planet dirumuskan sebagai berikut. ketinggian h di atas
planet
M
g′ G 2
( R + h )2 ⎛ R ⎞
g
= M = ⎜R+h⎟
G ⎝ ⎠
R2

Keterangan:
G = konstanta gravitasi umum (6,67 × 10–11 Nm2/kg2)
M = massa planet (kg)
R = jari-jari planet (m)
h = ketinggian planet (m)

Lakukan Tugas Mandiri berikut dengan tekun dan bertanggung jawab secara
berkelompok agar Anda memahami percepatan gravitasi di permukaan planet.
Diskusikan bersama kelompok Anda dengan terbuka dan kritis agar diperoleh
kesimpulan yang benar.

Menyelidiki Percepatan Gravitasi di Permukaan Planet


Siapkan dua batu berukuran berbeda dan sebuah bulu burung. Jatuhkan dua
batu tersebut secara bersamaan dari ketinggian yang sama. Amati gerak jatuh benda
tersebut. Apakah kedua benda jatuh ke tanah secara bersamaan?
Selanjutnya, jatuhkan batu dan bulu burung secara bersamaan. Apakah kedua
benda jatuh ke tanah secara bersamaan? Jelaskan penyebab perbedaan jatuhnya batu
dan bulu burung tersebut!
Berdasarkan kegiatan yang telah Anda lakukan, bagaimanakah percepatan
gravitasi yang dialami semua benda pada permukaan planet?

b. Perbandingan Percepatan Gravitasi Dua Buah Planet


Telah Anda ketahui bahwa percepatan gravitasi benda-benda bermassa
seperti planet atau benda langit lainnya ditentukan oleh massa dan jari-jari
benda bermassa tersebut. Di dalam tata surya terdapat 8 planet yang memiliki
massa dan jari-jari yang berbeda. Dengan demikian, percepatan gravitasi tiap-
tiap planet juga berbeda.

Fisika Kelas X 177


Apabila terdapat planet mA dan mB serta memiliki jari-jari RA dan RB,
perbandingan antara percepatan gravitasi planet A dan B sebagai berikut.
MA 2
gA G ⎛ MA ⎞ ⎛ RB ⎞
RA 2
= = ⎜ ⎟ ⎜ ⎟
gB G
MB
⎝ MB ⎠ ⎝ RA ⎠
RB 2

Contoh Soal:
Batu ditimbang di permukaan bumi memiliki berat sebesar 18 N. Apabila batu
tersebut dibawa ke sebuah planet yang bermassa 12 kali massa bumi dan berjari-
jari 3 kali jari-jari bumi, berapakah berat batu tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: wB = 18 N
Mp = 12MB
Rp = 3RB
Ditanyakan: wp
Jawab:
2 2
wp gp ⎛ Mp ⎞ ⎛ R ⎞ ⎛ 12MB ⎞ ⎛ RB ⎞ 4
= =⎜ ⎟⎜
B
⎟ = ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ =
wB gB ⎝ M B ⎠ ⎜⎝ Rp ⎟⎠ ⎝ MB ⎠ ⎝ 3RB ⎠ 3

wp 4
(18 N)
= 3

4
wp = 3
(18 N) = 24 N
Jadi, berat batu ketika ditimbang di planet tersebut sebesar 24 N.
Anda telah mengetahui bahwa besar percepatan gravitasi pada tiap-tiap
planet berbeda-beda. Berapakah percepatan gravitasi di Merkurius, Mars, dan
planet-planet lain dalam tata surya? Lakukan kegiatan berikut agar wawasan
Anda menjadi lebih luas.

Menentukan Percepatan Gravitasi di Permukaan Matahari, Bulan,


dan Planet-Planet dalam Tata Surya
Carilah informasi tentang massa dan jari-jari matahari, bulan, dan planet-planet
yang terdapat dalam tata surya. Hitunglah percepatan gravitasi pada permukaan
planet-planet tersebut menggunakan persamaan yang telah Anda pelajari.

c. Resultan Percepatan Gravitasi yang Dialami Suatu Benda


Seperti halnya gaya gravitasi yang dialami suatu benda, percepatan
gravitasi juga merupakan besaran vektor. Penjumlahan percepatan gravitasi
yang dialami suatu benda adalah penjumlahan secara vektor dari tiap-tiap
percepatan gravitasi tersebut.
JG
g = g12 + g2 2 + 2 g1 g2 cos θ

178 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


3. Energi Potensial Gravitasi dan Potensial Gravitasi
a. Energi Potensial Gravitasi
Setiap benda yang berada dalam medan gravitasi akan memiliki energi
potensial. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi energi potensial gravitasi?
Energi potensial benda bermassa m yang terletak pada jarak r dari pusat planet
dinyatakan sebagai berikut.
Mm Keterangan:
Ep = –G r
Ep = energi potensial gravitasi (joule)
M = massa planet (kg)
m = massa benda (kg)
r = jarak pusat benda ke pusat planet (m)
Dari pembahasan sebelumnya, Anda telah mempelajari bahwa gaya
gravitasi dua buah benda bersifat saling menarik. Ketika dua buah benda
terpisah pada jarak tak terhingga, gaya gravitasi yang terjadi menjadi sangat
kecil (mendekati nol). Dengan demikian energi potensial gravitasi di tak
terhingga bernilai nol.
Oleh karena gaya gravitasi bersifat saling menarik, usaha yang diperlukan
untuk menambah jarak dua benda bernilai positif. Usaha tersebut mengakibat-
kan bertambahnya energi potensial suatu benda ketika jaraknya semakin
bertambah. Dengan demikian, persamaan energi potensial di atas bernilai negatif
sehingga bernilai nol di tak terhingga.
Medan gravitasi termasuk medan gaya konservatif. Oleh karena itu, energi
mekanik benda yang bergerak dalam medan gaya konservatif tidak berubah.
EM = Ep + Ek = konstan

b. Potensial Gravitasi
Potensial gravitasi merupakan besar energi potensial gravitasi per satuan
massa. Secara matematis, potensial gravitasi dirumuskan sebagai berikut.
Ep M
V= = –G r
m

Potensial gravitasi merupakan besaran skalar. Oleh karena itu, potensial


gravitasi yang disebabkan oleh beberapa benda bermassa merupakan jumlah
dari potensial gravitasi dari tiap-tiap benda yang dirumuskan sebagai berikut.
V = V1 + V2 + V3 + · · ·

Contoh Soal:
Bumi mempunyai jari-jari 6,4 × 106 m dan massa 6 × 1024 kg. Hitunglah energi
potensial gravitasi sebuah benda bermassa 1 kg di permukaan bumi!
Penyelesaian:
Diketahui: r = 6,4 × 106 m m = 1 kg
24
M = 6 × 10 kg G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2
Ditanyakan: Ep
Jawab:
Mm
Ep = –G r
(6 × 1024 kg)(1 kg)
= –(6,67 × 10–11 Nm2/kg2) = –6,3 × 107 J
(6,4 × 106 m)
Jadi, energi potensial benda sebesar –6,3 × 107 J.

Fisika Kelas X 179


Astronaut kehilangan berat badannya ketika berada di angkasa luar. Astronaut
dan benda-benda lain akan melayang-layang di ruang angkasa. Seperti di bumi,
astronaut juga membutuhkan makanan, minuman, dan istirahat untuk melangsungkan
hidupnya. Menurut Anda, jenis makanan dan minuman apakah yang sebaiknya
dikonsumsi astronaut saat bertugas di angkasa luar? Bagaimana posisi tidur astronaut
agar tidak terlepas dari pesawat ruang angkasa?

1. Perhatikan gambar berikut ini!

x y z
r1 r2

Partikel x, y, dan z memiliki massa berturut-turut 9m, 2m, dan 25m. Apabila resultan
gravitasi yang dialami planet y sama dengan nol, tentukan perbandingan antara
r1 dan r2!
2. Gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda di permukaan bumi sebanding
dengan massa benda. Ketika dijatuhkan dari ketinggian yang sama, apakah benda
yang lebih berat akan jatuh lebih cepat daripada benda yang ringan?
2m
r
r m
3. Hitung besar dan arah gaya gravitasi yang dialami 2m r 5m
benda m ! Nyatakan dalam G, m, dan r ! r

6m

4. Bumi mempunyai jari-jari 6,4 × 106 m dan massa 6 × 1024 kg. Hitunglah energi
potensial gravitasi sebuah benda bermassa 1 kg pada ketinggian 6.000 km di atas
permukaan bumi!
5. Percepatan gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/s2. Hitunglah percepatan
gravitasi pada ketinggian:
1
a. 2
jari-jari bumi;
b. dua kali jari-jari bumi;
c. tiga kali jari-jari bumi.

180 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


B. Hukum-Hukum Kepler dan Gerak Satelit
Matahari merupakan pusat tata surya yang dikelilingi oleh planet-planet, asteroid,
dan komet. Anda telah mengetahui ada 8 planet yang termasuk tata surya, yaitu
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Pluto tidak
lagi dikelompokkan sebagai planet karena berukuran sangat kecil (lebih kecil daripada
bulan) dan memiliki orbit yang sangat lonjong. Oleh karena itu, Pluto dikategorikan
sebagai komet oleh para astronom. Bentuk orbit planet dan periode orbit planet dijelaskan
oleh hukum Kepler. Bagaimanakah bunyi hukum Kepler tentang gerak planet? Lakukan
kegiatan berikut untuk mempelajari hukum Kepler.

Menyelidiki Hukum-Hukum Kepler


1. Pengamatan
Manusia di bumi seolah-olah melihat matahari bergerak mengelilingi bumi.
Sebenarnya, bumilah yang bergerak mengelilingi matahari. Matahari termasuk
bintang yang menjadi pusat tata surya. Lakukan pengamatan terhadap gerak
semu matahari, yaitu gerakan matahari yang terbit di sebelah timur dan tenggelam
di sebelah barat.
2. Prosedur
Setelah melakukan pengamatan di atas, Anda dapat memahami bahwa tidak
hanya bumi yang bergerak mengelilingi matahari. Planet-planet lain juga bergerak
mengelilingi matahari. Setiap planet memiliki periode revolusi yang bebeda-beda.
Lakukan studi literatur mengenai bentuk lintasan planet, jarak rata-rata planet
dari matahari, dan periode planet mengelilingi matahari.
3. Diskusi
Diskusikan bersama teman sekelompok Anda tentang permasalahan berikut.
a. Apakah yang memengaruhi perbedaan periode revolusi setiap planet?
b. Bagaimanakah bentuk orbit planet saat mengelilingi matahari?
c. Bagaimanakah kelajuan planet ketika mengelilingi matahari?
d. Jelaskan hukum-hukum Kepler!
4. Kesimpulan
Tuliskan hasil diskusi Anda dan presentasikan dengan bahasa yang mudah
dipahami.

1. Hukum-Hukum Kepler
a. Hukum I Kepler
Hukum I Kepler dikenal sebagai hukum lintasan elips.
Hukum I Kepler berbunyi:
”Semua planet bergerak pada lintasan elips mengitari matahari dengan matahari berada
di salah satu fokus elips.”

Fisika Kelas X 181


Hukum I Kepler menyatakan
bentuk orbit planet, tetapi tidak dapat
memperkirakan kedudukan planet M
pada suatu saat. Oleh karena itu, Kepler O fII
fI
berusaha memecahkan persoalan
tersebut, yang selanjutnya berhasil Sumber: Dokumen Penerbit
menemukan hukum II Kepler. Gambar 8.9
b. Hukum II Kepler Hukum I Kepler
Lintasan planet berbentuk elips dengan
Hukum II Kepler membahas matahari berada di salah satu fokus elips
tentang gerak edar planet saat
mengelilingi matahari. Hukum II Kepler
berbunyi sebagai berikut.
”Suatu garis khayal yang menghubungkan LI
matahari dengan planet menyapu luas juring M
yang sama dalam selang waktu yang sama.”
LII LIII
Dalam selang waktu yang sama,
LI = LII = LIII. Dari hukum II Kepler dapat
diketahui bahwa kelajuan revolusi Sumber: Dokumen Penerbit

planet terbesar ketika planet berada Gambar 8.10


paling dekat ke matahari (perihelium). Hukum II Kepler
Garis khayal antara matahari dengan
Sebaliknya, kelajuan planet terkecil
planet akan menyapu luas juring yang
ketika planet berada di titik terjauh sama dalam selang waktu yang sama
(aphelium).
c. Hukum III Kepler
Hukum III Kepler atau dikenal sebagai hukum harmonik menyatakan
sebagai berikut.
”Perbandingan kuadrat periode terhadap pangkat tiga dari setengah sumbu panjang
elips adalah sama untuk semua planet.”
Planet-planet bergerak mengorbit matahari dalam lintasan berbentuk elips.
Akan tetapi, elips-elips ini sangat mendekati bentuk lingkaran. Oleh karena
itu, R dalam hukum III Kepler dapat didekati dengan jarak rata-rata antara
planet ke matahari atau jari-jari orbit. Secara matematis, hukum III Kepler ditulis
sebagai berikut.
T2
=k
R3

Keterangan: T = periode revolusi planet (s)


R = jarak rata-rata planet ke matahari (m)
k = tetapan yang memiliki nilai sama untuk semua planet

Hukum III Kepler tersebut berlaku umum. Artinya, hukum III Kepler dapat
diterapkan untuk menghitung kelajuan satelit-satelit yang mengorbit planet
atau berlaku pada planet-planet lain yang mengorbit suatu bintang seperti
pada tata surya.

182 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


Contoh Soal:
Perbandingan antara jarak planet A dan jarak planet B terhadap bitangnya
adalah 1 : 4. Apabila planet A mengelilingi bintang tersebut dalam waktu
100 hari, berapakah periode planet B mengelilingi bintang tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: rA : rB = 1 : 4
TA = 100 hari
Ditanyakan: TB
Jawab:
2 3
⎛ TB ⎞ ⎛ RB ⎞
⎜ ⎟ = ⎜ ⎟
⎝ TA ⎠ ⎝ RA ⎠
3 3
⎛ RB ⎞
TB = ⎜ ⎟ (TA )2 = ⎛⎜ 4 ⎞⎟ (100)2 = 800 hari
⎝ RA ⎠ 1 ⎝ ⎠
Jadi, periode planet B mengelilingi bintang tersebut selama 800 hari.
d. Kesesuaian Hukum Kepler dengan Hukum Newton tentang Gravitasi
Newton menggabungkan pengetahuan tentang gerak melingkar dengan
hukum III Kepler dalam Publikasi Principia pada tahun 1687. Newton berhasil
menunjukkan tetapan k pada persamaan hukum III Kepler. Bagaimanakah
kesesuaian antara hukum Kepler dengan hukum Newton tentang gravitasi?
Perhatikan penjelasan berikut.
1) Dari bab gerak melingkar Anda telah mempelajari tentang percepatan
sentripetal dan gaya sentripetal. Gerak planet mengelilingi matahari dapat
dikategorikan sebagai gerak melingkar. Percepatan sentripetal planet
mengelilingi matahari dirumuskan sebagai berikut.
v2
as =
R
2 πR
Oleh karena v = , maka: v
T
2
⎛ 2 πR ⎞

⎝ T ⎠
⎟ 4π2 R
as = = Planet
R T2
Fs
2) Gaya sentripetal selalu dimiliki oleh Matahari
benda yang bergerak melingkar. Arah
gaya ini selalu menuju ke pusat lingkaran.
Dengan adanya gaya sentripetal, planet
akan tetap berada pada orbitnya. Gaya Sumber: Dokumen Penerbit

sentripetal yang dialami planet Gambar 8.11


Gaya tarik matahari supaya planet
dirumuskan sebagai berikut. tetap pada orbitnya tidak lain adalah
m 4π2 R gaya gravitasi matahari
Fs = m as =
T2
3) Persamaan hukum III Kepler:
T2
=k
R3
Persamaan tersebut juga dapat ditulis menjadi:
T2 R 1
= kR 2 atau T2
= kR 2
R

Fisika Kelas X 183


4) Substitusikan persamaan hukum III Kepler ke persamaan gaya sentripetal:
m 4π2 R m 4π 2
Fs = =
T2 kR 2
Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa dua buah benda bermassa
akan timbul gaya tarik-menarik yang disebut gaya gravitasi. Gaya sentripetal
yang dialami planet tak lain adalah gaya gravitasi matahari. Besar gaya
sentripetal planet sama dengan gaya gravitasi matahari.
Fs = Fg
m 4π2 Mm
=G
kR 2 R2
4π 2 = kGM
4 π2
k=
GM
Jadi, tetapan pada hukum III Kepler dapat ditulis sebagai berikut.
T2 4 π2
k= =
R3 GM

2. Kelajuan Satelit Mengorbit Planet


Pada apersepsi di awal bab, satelit Palapa termasuk jenis satelit geostasioner
milik Indonesia. Satelit ini berfungsi sebagai satelit komunikasi. Bagaimanakah
kelajuan satelit Palapa ketika mengorbit bumi? Lakukan tugas berikut sebelum Anda
mempelajari kelajuan satelit mengorbit planet.

Menyelidiki Satelit Buatan di Bumi dan Pemanfaatannya


Lakukan studi literatur secara kelompok tentang satelit-satelit yang telah
diluncurkan dan kegunaannya. Anda dapat mencari informasi satelit-satelit tersebut
dari internet, buku ensiklopedia, atau buku referensi lain. Buatlah makalah tentang
hal tersebut kemudian presentasikan makalah yang Anda buat di kelas.

a. Kelajuan Satelit di Permukaan Planet


Satelit mengorbit bumi atau planet membentuk lintasan melingkar. Gaya
gravitasi yang dialami satelit tidak lain adalah gaya sentripetal yang dialami
satelit sehingga satelit tetap berada pada orbitnya.
Kecepatan benda di permukaan bumi dihitung sebagai berikut.
Fs = Fg
vs 2 Mm
m R
=G R2

GM
vs =
R

184 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


b. Kelajuan Satelit pada Ketinggian Tertentu
Apabila suatu benda atau satelit
mengorbit planet di ketinggian tertentu (h),
kelajuan satelit ketika mengorbit planet Johannes Kepler
dirumuskan sebagai berikut. dan Teleskop Galileo
Pengetahuan tentang alam
GM semesta selalu berkembang. Johannes
vs = ( R + h) Kepler adalah astronom Jerman yang
berhasil menemukan hukum-hu-
GM kumnya tentang gerak planet me-
Oleh karena g = R2
, kelajuan satelit dapat ngelilingi matahari yang diterbitkan
dalam buku The New Astronomi pada
dituliskan menjadi: tahun 1609.
Kepler memulai penelitiannya
2 g
vs = g R = R ( R + h)
pada tahun 1601 dan mengajukan
( R + h) tiga hukumnya tentang gerak planet.
Oleh karena memiliki penglihatan
yang buruk, Kepler memerlukan
Contoh Soal: waktu enam tahun untuk belajar
Satelit bermassa 400 kg mengorbit bumi dan memecahkan teori matematika
dengan kelajuan 7,04 × 103 m/s. Apabila yang menjelaskan tentang alam
jari-jari bumi 6.400 km dan percepatan semesta.
Kebenaran hukum-hukum Kepler
gravitasi bumi dianggap 9,8 m/s 2 , dibuktikan oleh Galileo yang berhasil
hitunglah ketinggian satelit tersebut! menciptakan teleskop sehingga dapat
Penyelesaian: digunakan untuk mengamati alam
Diketahui: v s = 7,04 × 103 m/s semesta. Teleskop tersebut dikenal
dengan teleskop Galileo .
R = 6.400 km = 6,4 × 106 m
g = 9,8 m/s2
m = 400 kg
Ditanyakan: h
Jawab:
g
vs = R
( R + h)
g
v s2 = R2 (R + h)

R2 g (6, 4 × 106 m)2 (9,8 m/s 2 )


(R + h) = =
vs 2 (7,04 × 10 3 m/s)2
= 8,1 × 106 m
h = 8,1 × 106 m – 6,4 × 106 m
= 1,7 × 106 m
= 1.700 km
Jadi, ketinggian satelit 1.700 km.
c. Kelajuan Lepas
Kelajuan lepas adalah kelajuan minimum suatu benda pada saat
dilemparkan ke atas sehingga tidak dapat kembali lagi ke permukaan bumi.
Kelajuan lepas ini diperlukan untuk menempatkan satelit buatan pada orbitnya

Fisika Kelas X 185


atau pada saat penerbangan angkasa luar. Energi potensial gravitasi berbanding
terbalik dengan jaraknya. Energi potensial gravitasi di tak terhingga adalah
nol. Supaya satelit dapat mencapai posisi di tak terhingga, energi kinetik yang
dimiliki satelit minimum harus sama dengan energi potensial gravitasi satelit
di permukaan planet.
Ek = Ep
1 Mm
2
mvt2 = G R

2GM
vt =
R

M
Oleh karena g = G R 2 , kelajuan lepas dapat dirumuskan sebagai berikut.

vt = 2gR

Keterangan: vt = kelajuan lepas (m/s)


M= massa planet (kg)
R= jari-jari planet (m)
g = percepatan gravitasi di permukaan planet (m/s2)
G= tetapan gravitasi umum (6,67 × 10–11 Nm2/kg2)

Contoh Soal:
Apabila diketahui jari-jari Mars 3.395 km, berapakah kelajuan lepas suatu roket
yang diluncurkan vertikal dari permukaan Mars?
(percepatan gravitasi Mars = 3,7 m/s2)
Penyelesaian:
Diketahui: R = 3.395 km = 3,395 × 106 m
G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2
g = 3,7 m/s2
Ditanyakan: vt
Jawab:
vt = 2gR

= 2(3,7 m/s 2 )(3, 395 × 106 m)


≈ 5.012 m/s
≈ 5,0 km/s
Jadi, kelajuan lepas roket dari permukaan Mars sebesar 5,0 km/s.

Dari tugas sebelumnya, Anda telah mengetahui bahwa percepatan gravitasi


pada tiap-tiap planet berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan massa dan
jari-jari planet. Apakah perbedaan massa dan jari-jari planet juga memengaruhi
kelajuan lepas dari planet dalam tata surya? Lakukan kegiatan berikut agar Anda
mengetahui kelajuan lepas dari anggota tata surya kita.

186 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


Menentukan Kelajuan Lepas dari Matahari, Bulan, dan Planet-Planet
dalam Tata Surya
Lakukan studi literatur secara individu tentang massa dan jari-jari matahari,
bulan, dan planet-planet dalam tata surya. Berdasarkan data yang Anda peroleh,
hitunglah kelajuan lepas objek-objek tersebut menggunakan persamaan yang telah
Anda pelajari!

Ruang angkasa merupakan ruang hampa yang sangat berbahaya. Objek-objek


ruang angkasa yang tidak beraturan seperti meteor dapat merusak satelit. Perubahan
suhu yang terjadi juga sangat besar. Suhu objek yang menghadap matahari dapat
mencapai 150°C sedangkan sisi yang berada di bawah bayangan matahari dapat
mencapai –200°C. Apabila Anda mendesain sebuah satelit, bahan-bahan apakah yang
harus Anda gunakan? Bagaimanakah perolehan daya agar satelit dapat tetap bekerja
dalam waktu yang lama?

1. Satelit yang berada di orbit geostasioner akan berada tetap di atas suatu tempat di
permukaan bumi. Bagaimanakah gerak satelit ketika berada di orbit yang lebih
rendah daripada orbit geostasioner?
2. Planet P dan Q mengorbit sebuah bintang dengan perbandingan periode 8 : 27.
Apabila jarak antara planet Q ke bintang tersebut sejauh 10 SA (satuan astronomi),
berapakah jarak planet P ke bintang tersebut?
3. Sebuah satelit berada pada ketinggian 3.600 km di atas permukaan bumi. Apabila
percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2 dan jari-jari bumi 6.400 km, berapakah kelajuan
satelit tersebut?
1
4. Bulan memiliki diameter 3.476 km dan percepatan gravitasi 6
kali percepatan
gravitasi bumi. Berapakah kelajuan lepas suatu benda dari bulan? (gbumi = 9,8 m/s2)
5. Sebuah satelit mengorbit bumi dengan kelajuan 1,6 × 103 m/s. Apabila jari-jari
bumi 6.400 km dan percepatan gravitasi bumi sebesar 9,8 m/s2, berapakah
ketinggian satelit dari permukaan bumi?
6. Jarak rata-rata planet X dan Z mengelilingi sebuah bintang memiliki perbandingan
9 : 25. Apabila periode planet Z sebesar 125 bulan, berapakah periode planet X
mengelilingi bintang tersebut?

Fisika Kelas X 187


Buatlah karya tulis terkait dengan satelit buatan manusia yang mengorbit bumi.
Tulisan terkait dengan pemanfaatan dan dampak dari adanya satelit tersebut. Anda
dapat mencari materi terkait dari pelbagai sumber baik cetak maupun online. Susunlah
karya tulis itu dalam format sesuai petunjuk guru.

1. Hukum Newton tentang gravitasi menyatakan bahwa gaya gravitasi antara dua
partikel m1 dan m2 yang terpisah sejauh r dirumuskan:
m1m2
Fg = G r2
dengan G adalah konstanta gravitasi umum sebesar 6,673 × 10–11 Nm2/kg2.
2. Kuat medan gravitasi (percepatan gravitasi) didefinisikan sebagai besarnya gaya
gravitasi yang bekerja setiap satuan massa yang dirumuskan:
F M
g= m
= G R2
3. Benda yang bermassa m yang berada pada ketinggian h di atas permukaan planet
akan mengalami gaya gravitasi sebesar mg, dengan g adalah percepatan jatuh bebas
pada ketinggian h yang dirumuskan:
M
g=G
(R + h)2
dengan M adalah massa planet dan R adalah jari-jari planet.
4. Energi potensial benda bermassa m yang terletak pada jarak r dari pusat planet
dinyatakan dalam persamaan:
Mm
Ep = –G r
5. Potensial gravitasi yaitu besarnya energi potensial gravitasi setiap satuan massa.
Potensial gravitasi dirumuskan:
Ep M
V= = –G r
m
6. Hukum-hukum Kepler tentang gerak planet dapat dirangkum sebagai berikut.
a. Semua planet berada dalam orbit elips dengan matahari berada pada salah
satu fokusnya.
b. Vektor radius dari matahari ke sebuah planet menyapu luas daerah yang sama
pada selang waktu yang sama.

188 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


c. Kuadrat periode orbit planet sebanding dengan pangkat tiga dari setengah
sumbu panjang elips.
Hukum III Kepler dinyatakan dalam persamaan:
T2
=k
R3
7. Kelajuan satelit mengorbit pada ketinggian h dirumuskan:
GM g0
vs = ( R + h) = R ( R + h)

8. Kelajuan lepas adalah kelajuan minimum suatu benda saat dilemparkan ke atas
sehingga tidak kembali lagi ke permukaan planet.
Kelajuan lepas dirumuskan:
2GM
vt = = 2gR
R

A. Pilihlah jawaban yang tepat! 3. Perbandingan antara massa planet A


dan B adalah 7 : 8, sedangkan per-
1. Dua benda identik terpisah pada jarak bandingan antara jari-jari kedua planet
10 cm. Apabila kedua benda mengalami tersebut 3 : 4. Perbandingan antara
gaya tarik-menarik sebesar 6,003 × 10–20 N, percepatan gravitasi planet A dan B
massa benda tersebut sebesar . . . kg. adalah . . . .
(G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2) a. 7 : 6
a. 3 × 10–11 b. 6 : 7
b. 9 × 10–11 c. 9 : 14
c. 3 × 10–10 d. 14 : 9
d. 3 × 10–6 e. 21 : 32
e. 9 × 10–6 4. Perhatikan gambar di bawah ini!
2. Planet Yupiter memiliki jari-jari sebesar
7,18 × 104 km dengan massa planet 2m m 9m
sebesar 1,9 × 1027 kg. Percepatan gravi- x y
tasi di permukaan planet Yupiter sebesar
. . . m/s2. (G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2) Apabila partikel m tidak mengalami
a. 9,8 x
gaya gravitasi, nilai adalah . . . .
b. 10,0 y
c. 12,3 2 1
a. d. 3
d. 14,8 9 2
e. 24,6 1 9
b. 3
e. 2
1
c. 2
3

Fisika Kelas X 189


5. Satelit A dan B memiliki massa yang 8. Diketahui jari-jari bumi sebesar 6.400 km
sama mengorbit bumi di ketinggian 3R dan massa bumi sebesar 5,98 × 1024 kg.
dan 2R di atas permukaan bumi. Kecepatan minimum suatu benda yang
Perbandingan antara energi potensial dilempar ke atas supaya tidak kembali
satelit A dan B adalah . . . . lagi ke permukaan bumi sebesar . . . m/s.
a. 2 : 3 (G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2)
b. 3 : 2 a. 1,1 × 104
c. 3 : 4 b. 2,2 × 104
d. 4 : 3 c. 1,1 × 106
e. 4 : 9 d. 2,2 × 106
e. 2,2 × 108
6. Perhatikan pernyataan-pernyataan
berikut! 9. Planet P dan Q mengorbit sebuah
1) Merkurius memiliki periode bintang dengan perbandingan antara
revolusi terkecil dibandingkan jarak planet P dan Q ke bintang sebesar
dengan planet-planet lain dalam 9 : 16. Apabila periode revolusi planet
tata surya. Q selama 128 hari, periode revolusi
2) Periode revolusi planet jupiter lebih planet P selama . . . hari.
besar daripada periode planet a. 54
Saturnus b. 64
3) Neptunus memiliki periode c. 72
revolusi terbesar dibandingkan d. 150
dengan periode revolusi planet- e. 230
planet lain dalam tata surya.
10. Apabila suatu planet bermassa m
4) Periode revolusi planet Bumi sama
mengorbit bintang bermassa M dan
dengan periode revolusi planet
konstanta gravitasi sebesar G, konstanta
Mars karena terletak berdekatan
yang berlaku pada hukum III Kepler
Pernyataan yang benar tentang akibat bernilai . . . .
hukum III Kepler terhadap periode
4 π2
revolusi planet dalam tata surya a.
GM
ditunjukkan oleh nomor . . . .
4 π2
a. 1), 2), 3), dan 4) b.
Gm
b. 1), 3), dan 4)
16π2
c. 2), 3), dan 4) c.
GM
d. 1) dan 3)
e. 2) saja 16π2
d.
Gm
7. Satelit mengorbit bumi pada ketinggian 16π2
3.400 km. Apabila percepatan gravitasi e.
GMm
di permukaan bumi 9,8 m/s2 dan bumi
dianggap bulat sempurna dengan jari- B. Kerjakan soal-soal berikut!
jari 6.400 km, kecepatan satelit saat
mengorbit sebesar . . . m/s. 1. Planet A dan B masing-masing
a. 3,2 × 103 bermassa 16m dan 9m terpisah sejauh a.
b. 6,4 × 103 Apabila terdapat sebuah planet C di
c. 3,2 × 106 antara kedua planet tersebut dan tidak
d. 3,6 × 106 mengalami gaya gravitasi, hitunglah
e. 6,4 × 106 letak planet C tersebut!

190 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


2. Perbandingan antara periode revolusi 6. Tiga buah partikel m
planet A dan B yang mengelilingi bermassa m ber-
sebuah bintang adalah 1 : 27. Apabila ada pada titik-titik r r
jarak antara planet A ke bintang tersebut sudut sebuah segi-
2 satuan astronomi, berapakah jarak tiga sama sisi
antara planet B ke bintang tersebut? seperti gambar di m m
r
samping.
3. Pria bermassa 80 kg berada di dalam
Tentukan besar gaya gravitasi yang
pesawat jet di ketinggian 10 km di atas
dialami setiap partikel!
permukaan air laut. Apabila percepatan
gravitasi bumi di permukaan air laut 7. Planet memiliki jari-jari sebesar 4 kali
sebesar 9,8 m/s 2 dan jari-jari bumi jari-jari bumi dan massa planet tersebut
6.370 km, hitunglah: 9 kali massa bumi. Apabila percepatan
a. berat pria di dalam pesawat; gravitasi di permukaan bumi 9,8 m/s2,
b. persentase penyusutan berat badan berapakah percepatan gravitasi di
pria tersebut. permukaan planet tersebut?
8. Mengapa berat Anda di puncak gunung
4. Pesawat ulang-alik hendak kembali ke
lebih kecil daripada berat Anda di
bumi dari planet X. Berapakah kelajuan
pantai?
minimum pesawat dari planet X apabila
diketahui diameter planet 7.500 km dan 9. Perbandingan antara jarak planet X dan
massa planet 8,0 × 1023 kg? planet Y ke sebuah bintang adalah 9 : 16.
(G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2) Apabila periode planet X mengelilingi
bintang tersebut selama 135 hari,
5. Hitunglah massa bumi jika bumi berapakah periode revolusi planet Y?
dianggap berbentuk bola padat dengan
10. Satelit yang berada di orbit geostasioner
jari-jari 6.370 km dan percepatan
memiliki kelajuan yang sama dengan
gravitasi di permukaan bumi 9,8 m/s2!
kelajuan rotasi bumi. Bagaimana jika
(G = 6,67 × 10–11 Nm2/kg2)
satelit ditempatkan lebih rendah dari
orbit geostasioner atau ditempatkan
lebih tinggi daripada orbit geostasioner?

Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta yang sangat teratur dan
kompleks. Planet-planet berputar mengelilingi matahari pada orbit masing-masing
dan tidak pernah bertumbukan. Bulan berputar pada porosnya dan mengelilingi bumi.
Bayangkan jika bumi berhenti berotasi dan berhenti berevolusi. Apa yang akan terjadi
pada kehidupan di bumi?
Keteraturan-keteraturan gerak dalam tata surya dapat kita pelajari melalui hukum
Kepler. Selain itu, benda-benda langit saling tarik-menarik antara satu dengan yang
lainnya. Gaya tarik-menarik tersebut tidak lain adalah gaya sentripetal yang menjaga
planet-planet tetap pada orbitnya. Dengan mempelajari keteraturan tersebut, kita dapat
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal-hal yang
dapat kita lakukan antara lain selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beribadah sesuai ajaran agama masing-masing dengan lebih tekun, menjauhi
larangan-Nya, dan mematuhi perintah-Nya.

Fisika Kelas X 191


Isilah angket berikut dengan memberikan tanda cek (✔) sesuai tingkat pemahaman
Anda setelah mempelajari materi di bab ini.

Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Kurang Sedang Baik Baik

Saya dapat menjelaskan hukum Newton tentang


gravitasi dan menghitung gaya gravitasi antara
dua buah benda.

Saya dapat menganalisis kuat medan gravitasi


di permukaan planet dan kuat medan gravitasi
di ketinggian tertentu.

Saya dapat menghitung energi potensial


gravitasi dan potensial gravitasi.

Saya dapat menjelaskan hukum-hukum Kepler.

Saya dapat menghitung kelajuan satelit


mengorbit planet.

Saya dapat menentukan kelajuan lepas dari


permukaan planet.

Apabila tanda cek (✔) yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih dari atau sama dengan 3, sebaiknya Anda mempelajari kembali. Anda dapat
melanjutkan ke bab berikutnya jika tanda cek (✔) pada kolom Kurang dan Sangat
Kurang ebih kecil atau sama dengan 2.

192 Hukum Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler


Setelah mempelajari materi pada bab ini, Anda diharapkan mampu mendeskripsikan,
menganalisis, dan menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan usaha, energi, serta
hukum Kekekalan Energi Mekanik.

Usaha dan Energi

Mempelajari

Konsep Hubungan Antara Hukum Kekekalan


Usaha dan Energi Usaha dan Energi Energi Mekanik

Menjelaskan Menjelaskan

Menjelaskan
Usaha dan Energi Penerapan Hukum
Kekekalan Energi Mekanik

Hubungan Antara Usaha Hubungan Antara Usaha


dan Energi Kinetik dan Energi Potensial

Fisika Kelas X 193


Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 9.1 Roller coaster penerapan konsep usaha dan energi

Bagaimana perasaaan Anda jika menaiki wahana permainan seperti gambar di atas?
Wahana permainan tersebut dinamakan roller coaster. Roller coaster menggunakan konsep
usaha dan hukum Kekekalan Energi. Bagaimanakah konsep usaha dan hukum Kekekalan
Energi pada roller coaster? Mengapa roller coaster mampu bergerak hingga mencapai puncak
ketinggian? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab dengan mempelajari materi ini.

1. Usaha dan Energi


2. Energi Potensial dan Energi Kinetik • Usaha
3. Hubungan Antara Usaha dan Energi • Energi
4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik • Energi potensial
• Energi kinetik
• Energi mekanik
• Hukum Kekekalan Energi
Mekanik

194 Usaha dan Energi


Manusia ketika beraktivitas pasti melakukan usaha. Dalam setiap usaha pasti
membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan untuk melakukan usaha akan mengalami
perubahan bentuk energi dari satu jenis energi menjadi energi lainnya. Apakah yang
dimaksud dengan usaha? Apakah yang dimaksud dengan energi? Mengapa terjadi
perubahan energi ketika melakukan usaha? Berbagai pertanyaan tersebut akan terjawab
dengan mempelajari materi berikut. Oleh karena itu, simaklah baik-baik.

A. Konsep Usaha dan Energi


Ketika Anda mendorong meja, berarti Anda melakukan usaha dan membutuhkan
energi. Apakah pengaruh energi terhadap usaha? Coba lakukan kegiatan Mari
Bereksplorasi yang membantu Anda dalam memahaminya.

Kegiatan Usaha dan Energi

1. Pengamatan
Lakukan kegiatan pengamatan tentang usaha dan energi secara
berkelompok. Bekerjasamalah dengan teman sekelompok sehingga kegiatan
berjalan dengan lancar.
2. Prosedur
a. Ambil kantong plastik, lalu isi kantong plastik dengan pasir.
b. Angkat kantong plastik, lalu pindahkan dari satu tempat ke tempat lain
sejauh 10 meter.
c. Ulangi kegiatan a dan b dengan massa dan perpindahan yang berbeda.
d. Mintalah teman Anda untuk mengulangi kegiatan yang telah Anda
lakukan.
3. Diskusi
Ungkapkan pendapat dan diskusikan dengan teman untuk menyelesai-
kan permasalahan berikut.
a. Bagaimanakah hubungan antara beban dengan tingkat kelelahanmu?
b. Bagaimanakah hubungan antara perpindahan dengan tingkat
kelelahanmu?
c. Menunjukkan apakah tingkat kelelahan tersebut?
d. Jelaskan pengertian usaha berdasarkan kegiatan yang telah Anda
lakukan!
e. Bagaimanakah pengaruh energi terhadap usaha yang Anda lakukan?
4. Kesimpulan dan Laporan
Tuliskan hasil diskusimu dalam bentuk resume. Presentasikan hasil
diskusimu di depan kelas. Setelah selesai diskusi, kumpulkanlah resume hasil
diskusi kepada Bapak atau Ibu Guru tepat waktu.

Fisika Kelas X 195


Anda telah melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi sehingga Anda mengetahui
konsep dasar usaha dan energi. Adapun penjelasan tentang usaha dan energi lebih
lanjut dapat Anda pelajari dalam uraian berikut.
1. Usaha
Dalam kehidupan sehari-hari, usaha dapat dikatakan sebagai upaya menggerak-
kan benda menggunakan tenaga, pikiran, maupun badan untuk mencapai tujuan
yang dimaksud. Namun, pengertian usaha dalam Fisika berbeda dengan usaha pada
kehidupan sehari-hari. Apakah yang dimaksud dengan usaha dalam Fisika? Usaha
adalah metode perpindahan energi pada sistem dengan memberikan gaya pada
sistem yang mengakibatkan perpindahan titik kerja (Serway dan Jewett, 2009).

Beban tidak
berpindah

Berpindah
sejauh s

Sumber: Dokumen Penerbit


s
Gambar 9.2 Orang memindahkan benda
F
Perhatikan Gambar 9.2. Pada gambar
tampak orang menarik beban (beban tidak
θ F cos θ
berpindah) dan mengangkat beban (beban
berpindah sejauh s). Gaya yang dilakukan
kedua orang tersebut menghasilkan usaha, s
meskipun beban yang ditarik tidak berpindah. Sumber: Dokumen Penerbit
Ketika Anda melakukan usaha, Anda akan Gambar 9.3
Usaha oleh gaya F dengan sudut θ
melibatkan besaran gaya dan besaran per- terhadap perpindahan s
pindahan. Semakin besar gaya dan perpindahan
yang dilakukan, semakin besar usaha yang dihasilkan. Bagaimana persamaan
usaha? Kita dapat mengawalinya dengan menjelaskan satuan usaha yaitu joule.
Joule diperoleh dengan mengalikan besaran newton dengan meter. Nilai 1 joule
dapat diperoleh jika gaya sebesar 2 N mengakibatkan benda berpindah sejauh
0,5 m, atau gaya sebesar 1 N mengakibatkan benda berpindah 1 m. Dari uraian ini
dapat diperoleh besar usaha yang dirumuskan sebagai berikut.
W=Fs
Keterangan:
W = usaha (joule)
F = gaya (newton)
s = perpindahan (meter)

Perhatikan Gambar 3.3. Besar usaha yang dilakukan oleh gaya (F) dengan
sudut θ terhadap perpindahan jika dituliskan dalam bentuk rumus, dapat ditulis
sebagai berikut.
W = Fx s
W = F s cos θ
F cos θ merupakan komponen gaya (F) searah perpindahan horizontal atau
arah gaya. Jika komponen gaya tidak ada yang sejajar perpindahan benda, besar
usaha yang dihasilkan bernilai nol.
196 Usaha dan Energi
Usaha dapat dihitung menggunakan grafik. F(N)
Bagaimana caranya? Perhatikan Gambar 9.4.
Bagaimana luas bagian yang diarsir? Bagian
yang di arsir berupa persegi panjang yang luas-
nya adalah panjang (nilai x) kali tinggi (nilai F).
Di dalam pembahasan sebelumnya, usaha
didefinisikan sebagai gaya kali perpindahan.
Dengan demikian, usaha dapat ditentukan
dengan menghitung luas bidang di bawah
x(m)
kurva pada grafik.
Sumber: Dokumen Penerbit
Usaha memiliki banyak satuan. Satuan
Gambar 9.4
usaha dalam satuan Standar Internasional Usaha yang dilakukan oleh gaya
adalah joule. Adapun satuan usaha yang ber- konstan
hubungan dengan satuan joule sebagai berikut.
1 joule = 1 newton meter
1 joule = 1 kg m2/s2
1 joule = 107 erg
1 joule = 107 g cm2/s2
Usaha memiliki beberapa konsep yang berhubungan dengan arah pergerak-
annya. Dari konsep tersebut, usaha dibagi menjadi usaha bernilai positif, usaha
bernilai negatif, dan usaha bernilai nol. Coba lakukan kegiatan Tugas Mandiri
berikut, untuk memudahkan Anda mempelajari konsep tersebut.

Usaha Bernilai Positif, Negatif, dan Nol


1. Coba lakukan dan amati kejadian berikut secara individu.
a. Dorong meja sehingga meja bergeser.
b. Gelindingkan bola di pasir.
c. Dorong tembok sekuat tenaga.
2. Berdasarkan ketiga kegiatan di atas, manakah yang merupakan usaha
bernilai positif, usaha bernilai negatif, dan usaha bernilai nol? Jelaskan
alasannya!
3. Apakah yang dimaksud dengan usaha bernilai positif, usaha bernilai
negatif, dan usaha bernilai nol?
4. Kerjakan tugas ini di kertas dengan sungguh-sungguh dan kumpulkan
kepada Bapak atau Ibu Guru tepat waktu.
F3
Anda telah melakukan kegiatan Tugas
Mandiri sehingga Anda mengetahui F2
pengertian usaha bernilai positif, negatif, dan
θ3 F1
nol. Dalam melakukan usaha, kadang kala
gaya yang dibutuhkan tidak hanya satu
θ1 θ2
gaya, melainkan beberapa gaya. Usaha yang
dikerjakan oleh beberapa gaya merupakan
Sumber: Dokumen Penerbit
penjumlahan usaha yang dilakukan oleh
Gambar 9.5
tiap-tiap gaya. Perhatikan Gambar 9.5. Usaha yang dipengaruhi beberapa gaya

Fisika Kelas X 197


Dalam gambar tersebut digambarkan balok ditarik gaya F1, F2, dan F3. Akibat tarikan
tersebut, balok akan berpindah sejauh s. Tiap-tiap gaya membentuk sudut terhadap
perpindahan yang disimbolkan berturut-turut θ1, θ2, dan θ3. Secara matematis,
usaha yang dipengaruhi berbagai gaya dirumuskan sebagai berikut.
ΣW = W1 + W2 + W3
ΣW = (F1 cos θ1)(s) + (F2 cos θ2)(s) + (F3 cos θ3)(s)
ΣW = (F1 cos θ1 + F2 cos θ2 + F3 cos θ3)(s)
Penjelasan tentang usaha telah Anda pelajari sehingga dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan usaha.
Contoh Soal:
1. Bu Miyati mendorong sepeda beroda tiga yang dinaiki Rio menggunakan
batang pendorong. Batang pendorong membentuk sudut 60° terhadap arah
mendatar. Jika Bu Miyati mendorong menggunakan gaya 250 N dan sepeda
bergerak sejauh 100 meter, hitung usaha yang pada gaya yang dilakukan Bu
Miyati untuk mendorong sepeda!
Penyelesaian:
Diketahui: F = 250 N
θ = 60°
s = 100
Ditanyakan: W
Jawab:
W = F s cos θ
= (250 N)(100 m) cos 60° = 12.500 joule
Jadi, usaha yang dilakukan Bu Miyati untuk mendorong sepeda sebesar
12.500 joule.
2. Perhatikan gambar di samping! Budi
Andi dan Budi bekerja sama saat Andi
memindahkan kotak. Andi men-
53° 37°
dorong kotak dengan gaya F1 = 50 N,
sedangkan Budi menarik dengan tali
dengan gaya F2 = 40 N seperti pada
gambar. Jika benda bergerak sejauh 8
meter, berapakah usaha pada gaya
yang diberikan Andi dan Budi?
Penyelesaian:
Diketahui: F1 = 50 N F2
F2 = 40 N
θ1 = 37°
53° 37°
θ2 = 53°
37° 53°
s =8m
Ditanyakan: W F1 cos 37° F2 cos 53°
Jawab:
ΣW = W1 + W2
= (F1 cos θ1 + F2 cos θ2)(s)
= ((50 N) cos 37° + (40 N) cos 53°)(8 m) = 512 joule
Jadi, usaha yang dilakukan oleh Andi dan Budi sebesar 512 joule.

198 Usaha dan Energi


2. Energi
Bagaimana perasaan Anda setelah melakukan aktivitas seperti berjalan, berlari,
dan mengangkat benda? Apakah Anda merasa lelah? Perasaan lelah menandakan
energi Anda mulai berkurang. Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
melakukan usaha. Dalam kehidupan ini terdapat berbagai contoh bentuk energi.
Berdasarkan sumbernya, energi dibagi menjadi berbagai macam, seperti dijelaskan
berikut ini.
a. Energi Cahaya Matahari
Energi cahaya matahari merupakan bentuk energi cahaya terbesar di
bumi. Energi cahaya matahari tidak terbatas untuk kehidupan manusia. Energi
cahaya matahari dapat diubah menjadi energi listrik dengan bantuan alat sel
fotovoltaik atau sel surya. Sel surya sangat berguna mengatasi permasalahan
kekurangan listrik. Oleh karena itu, para pakar teknologi kelistrikan berusaha
menciptakan pembangkit listrik tenaga matahari sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai energi alternatif. Selain dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, tenaga
matahari dapat dimanfaatkan untuk fotosintesis dan pengeringan. Fotosintesis
bermanfaat bagi kehidupan tumbuhan, sedangkan pengeringan seperti baju,
batu bata, dan makanan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
b. Energi Angin
Angin bermanfaat bagi kehidupan manusia. Angin dapat menggerakkan
kincir angin yang kemudian dihubungkan dengan generator. Kincir angin
yang berputar menggerakkan kumparan generator sehingga menghasilkan
energi listrik. Oleh karena itu, angin dapat dijadikan energi alternatif bagi
manusia. Selain bermanfaat untuk energi listrik, energi angin dapat dimanfaat-
kan bagi nelayan untuk berlayar mencari ikan. Perahu nelayan tradisional
membutuhkan tenaga angin untuk menggerakkan kapalnya menuju ke lautan.
Angin juga membantu penyerbukan tumbuhan, misalnya penyerbukan pada
jagung, tebu, dan alang-alang.
c. Energi Air
Air terjun yang jatuh dari ketinggian dapat menggerakkan turbin. Turbin
yang berputar memengaruhi kumparan pada generator sehingga kumparan
mengalami pergerakan. Akibat pergerakan generator tersebut dihasilkan
energi listrik. Energi listrik yang diproduksi dan digunakan, dinamakan
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
d. Energi Listrik
Energi listrik merupakan energi yang paling banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan manusia. Energi listrik dapat diubah menjadi berbagai macam
energi. Misalnya seperti penggunaan lampu pijar yang mengubah energi listrik
menjadi energi cahaya dan energi kalor, penggunaan kipas angin yang
mengubah energi listrik menjadi energi angin, dan penggunaan setrika yang
mengubah energi listrik menjadi energi panas. Dalam kehidupan sehari-hari,
energi listrik sangat dominan digunakan dalam kehidupan manusia.

Fisika Kelas X 199


e. Energi Nuklir
Energi nuklir dihasilkan dari reaksi nuklir. Reaksi nuklir yang dimaksud
adalah reaksi fisi dan reaksi fusi. Pada dasarnya reaksi nuklir tersebut dapat
dikendalikan. Bahan-bahan yang digunakan untuk reaksi nuklir seperti ura-
nium, plutonium, litium, deuterium, dan tritium. Energi nuklir dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi listrik. Banyak ahli yang memperkirakan bahwa
energi nuklir menjadi energi yang sangat potensial di masa depan.
Berdasarkan penjelasan di atas, Anda mengetahui berbagai macam energi.
Selain berbagai energi di atas, secara umum, energi dibedakan menjadi energi kinetik
dan energi potensial. Penjelasan tentang energi kinetik maupun energi potensial akan
dijelaskan sebagai berikut.
a. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda pada saat bergerak. Contoh
dari energi kinetik seperti energi yang dimiliki orang berlari, kincir berputar,
mobil sedang melaju, dan satelit yang berevolusi terhadap planet. Lakukan
kegiatan Mari Bereksplorasi berikut untuk memahami energi kinetik.

Energi Kinetik
1. Pengamatan
Pernahkah Anda melihat benda yang awalnya diam, lalu benda
tersebut bergerak? Benda tersebut dapat dikatakan memiliki energi
kinetik. Oleh karena itu, amatilah dengan cermat setiap aktivitas
dalam kegiatan berikut untuk memahami energi kinetik.
2. Prosedur
a. Siapkan dua kelereng dengan ukuran yang berbeda.
b. Sentil kelereng sehingga bergerak.
3. Diskusi
Dari kegiatan di atas, bekerjasamalah dengan teman Anda untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Apakah yang dimaksud dengan energi kinetik?
b. Apa yang terjadi jika kelereng disentil dengan gaya yang berbeda?
c. Berdasarkan kegiatan tersebut, bagaimanakah hubungan
energi kinetik dengan pergerakan kelereng?
d. Jika massa kelereng diubah, bagaimana pergerakan kelereng
dan energi kinetik kelereng?
4. Kesimpulan dan Laporan
Presentasikan hasil diskusimu di kelas. Kumpulkanlah resume
hasil diskusi yang telah Anda lakukan kepada Bapak atau Ibu Guru.

200 Usaha dan Energi


Anda telah melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi sehingga Anda
mengetahui pengertian energi kinetik. Untuk lebih memahami tentang energi
kinetik perhatikan Gambar 9.6. Gambar tersebut menjelaskan benda yang mula-
mula diam di atas lantai licin kemudian didorong dengan gaya F sehingga
benda berpindah sejauh Δx. Benda bergerak dengan percepatan a sehingga
memiliki kecepatan akhir v. Pada lantai licin, usaha yang dihasilkan diubah
menjadi energi kinetik dengan kecepatan v.
v0 = 0
F
vt = v

Δx
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 9.6 Pengaruh gaya terhadap pergerakan benda

Ek = W = F Δx
Berdasarkan hukum II Newton bahwa gaya dirumuskan F = ma sehingga
persamaannya dapat diubah sebagai berikut.
Ek = F Δx = m a Δx
Dalam peristiwa tersebut terjadi gerak lurus berubah beraturan. Jika
kecepatan awalnya nol dan kecepatan akhirnya adalah v, persamaan gerak
lurus berubah beraturan dapat ditulis dalam persamaan berikut.
v = v0 + at = 0 + at
v = at
1 1
Δx= v0t + 2
at2 = 0 + 2
at2
1
Δx = 2
at2

Dengan memasukkan nilai v dan Δx, persamaan energi kinetik dapat


diuraikan sebagai berikut.
1
Ek = ma( 2 at 2)
1
= 2
m(at)2
1
Ek = 2
mv 2
Keterangan:
Ek = energi kinetik (joule)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)

b. Energi Potensial
Energi potensial dibagi menjadi energi potensial gravitasi dan energi
potensial pegas. Apa yang dimaksud energi potensial gravitasi? Apa pula
yang dinamakan energi potensial pegas? Simak penjelasannya dalam uraian
materi berikut.

Fisika Kelas X 201


1) Energi Potensial Gravitasi
Perhatikan buah-buahan yang menggantung di sekitar rumah Anda.
Bagaimana seandainya buah tersebut jatuh menimpa diri Anda? Anda
akan merasakan jatuhnya buah tersebut. Dengan kejadian tersebut
menunjukkan bahwa benda yang diam kemudian terjatuh, akan memiliki
energi. Energi inilah yang dikenal sebagai energi potensial. Untuk lebih
memahami tentang energi potensial gravitasi, lakukan kegiatan Mari
Bereksplorasi berikut.

Energi Potensial Gravitasi


1. Pengamatan
Pernahkah Anda mencoba melemparkan benda ke atas
dan kembali ke posisi semula? Sewaktu benda itu dilemparkan
kemudian benda tersebut jatuh dan ditangkap, akan terasa
jatuhnya benda tersebut. Mengapa hal itu bisa terjadi? Semua
proses tersebut disebabkan adanya energi potensial gravitasi.
Cobalah melakukan pengamatan tentang gerak benda
berdasarkan massa dan ketinggian benda.
2. Prosedur
a. Sediakan beberapa kelereng dengan massa berbeda.
b. Letakkan ember yang berisi pasir di atas lantai.
c. Jatuhkan kelereng dari ketinggian berbeda menggunakan
kelereng sejenis sehingga mengenai pasir di dalam ember.
d. Jatuhkan kelereng dari ketinggian yang sama, tetapi
menggunakan kelereng yang berlainan jenis sehingga
mengenai pasir di dalam ember.
3. Diskusi
Lakukan diskusi dengan teman Anda untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Kelereng A dan kelereng B memiliki massa yang sama.
Kelereng A terletak lebih tinggi dibandingkan dengan
kelereng B. Kelereng manakah yang menyebabkan bekas
jatuhnya kelereng terlihat lebih dalam?
b. Jika bola A massanya lebih besar daripada bola B dan
dijatuhkan pada ketinggian yang sama, bola manakah
yang menyebabkan bekas jatuhnya kelereng terlihat lebih
dalam?
c. Apakah yang dimaksud dengan energi potensial
gravitasi? Apa saja yang memengaruhi energi potensial
gravitasi? Jelaskan!

202 Usaha dan Energi


4. Kesimpulan dan Laporan
Tuliskan hasil diskusimu dalam bentuk resume di kertas.
Kumpulkan kepada Bapak atau Ibu Guru Anda tepat waktu.
Presentasikan hasil diskusimu di kelas.

Anda telah melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi sehingga Anda


mengerti tentang energi potensial gravitasi. Energi potensial gravitasi
dirumuskan sebagai berikut.
Ep = mgh
Keterangan:
Ep = energi potensial (joule)
m = massa (kilogram)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)

2) Energi Potensial Pegas


Pegas bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pegas memiliki energi
potensial. Energi potensial pegas adalah energi potensial yang dimiliki
benda karena sifat elastis benda. Lakukan kegiatan Mari Bereksplorasi
sehingga Anda memahami energi potensial pegas.

Energi Potensial Pegas


1. Pengamatan
Pernahkah Anda mengamati shockbreaker kendaraan
bermotor? Mengapa shockbreaker mampu menahan beban yang
memiliki berat yang besar? Shockbreaker mampu menahan beban
yang berat disebabkan adanya energi potensial pegas yang mampu
menahan beban yang berat. Lakukan pengamatan berikut untuk
menentukan perubahan panjang pegas berdasarkan massa
benda serta konstanta pegas.
2. Prosedur
a. Sediakan statif, pegas, dan beban bermassa.
b. Gantungkan pegas pada statif dan ukur panjang pegas.
c. Gantungkan beban bermassa pada ujung pegas.
d. Ukur perubahan panjang pegas.
e. Mintalah kepada teman Anda untuk mengulangi per-
cobaan dengan beban yang memiliki massa lebih besar dari
beban semula, lalu amati perubahan panjangnya.
f. Lakukan percobaan ulang menggunakan pegas yang
memiliki nilai konstanta pegas lebih besar dari pegas
semula. Amatilah perubahan panjang pegas dengan teliti.

Fisika Kelas X 203


3 Keterangan:
1. Pegas
2. Beban bermassa
1 3. Statif

Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 9.7 Set up alat percobaan energi potensial pegas

3. Diskusi
Berdasarkan kegiatan tersebut, diskusikan dengan teman
Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Apakah yang dimaksud dengan energi potensial pegas?
b. Apa saja yang memengaruhi energi potensial pegas?
c. Bagaimanakah perubahan panjang pegas yang dihasilkan
jika massa beban diganti dengan massa yang lebih besar?
d. Bagaimanakah perubahan panjang pegas yang dihasilkan
jika konstanta pegas yang digunakan semakin besar?
4. Kesimpulan dan Laporan
Tuliskan hasil diskusimu dalam bentuk resume di selembar
kertas dan kumpulkan kepada Bapak atau Ibu Guru Anda tepat
waktu. Presentasikan hasil diskusimu dengan bahasa yang
mudah dipahami.

Anda telah melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi sehingga Anda


mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan energi potensial pegas.
Contoh pemanfaatan pegas terdapat pada peralatan olahraga yang disebut
expander. Ketika Anda melatih otot
lengan menggunakan expander, F (N)
Anda merentangkan pegas
sehingga pegas mengalami
perubahan panjang. Saat melaku-
kan kegiatan tersebut, Anda
membutuhkan usaha. Anda telah
mempelajari usaha yang ber-
hubungan dengan luasan grafik
x (m)
gaya (F) terhadap perpindahan (x). Sumber: Dokumen Penerbit
Apabila gaya pada pegas dan Gambar 9.8
perubahan panjang pegas Grafik gaya terhadap perubahan
digambarkan dengan grafik, akan panjang pada pegas
tampak seperti Gambar 9.8.

204 Usaha dan Energi


Berdasarkan Gambar 9.8, besarnya usaha yang terjadi pada pegas
jika gaya yang digunakan berubah-ubah dapat dihitung dengan luas total
persegi panjang. Jika setiap titik pada persegi panjang dihubungkan, akan
terbentuk garis lurus. Bagian bawah garis lurus yang diarsir dapat
digunakan untuk menentukan besarnya usaha. Besarnya usaha dihitung
melalui luas daerah yang diarsir. Adapun perhitungannya sebagai berikut.
W = luas segitiga
1
= 2
(alas)(tinggi)
1
= 2
Fx
Dengan demikian, usaha yang dilakukan untuk menarik pegas
sejauh x dengan gaya sebesar F adalah:
1
W= 2
Fx

Sesuai dengan hukum Hooke dengan F = –kx dengan tanda negatif


menunjukkan arah pergerakan, persamaan usaha dapat dituliskan sebagai
berikut.
1 1 1
W= 2
Fx = 2
(kx)(x) = 2
kx2
Jika pegas memiliki konstanta k dan mengalami perubahan panjang
sebesar x dari keadaan setimbangnya, pegas akan mengalami energi
potensial sebagai berikut.
1
Ep = 2
kx2
Keterangan:
Ep = energi potensial pegas (joule)
k = konstanta pegas (N/m)
x = perubahan panjang pegas (m)
Penerapan energi potensial dan energi kinetik dapat Anda lihat pada contoh
soal berikut.
Contoh Soal:
1. Ari bermain bola dengan ayahnya. Ari melemparkan bola vertikal ke atas
dengan kelajuan 10 m/s. Jika bola bermassa 100 gram, hitunglah energi kinetik
sesaat sebelum menumbuk tanah! (g = 9,8 m/s2)
Penyelesaian:
Diketahui: m = 100 gram = 0,1 kg
g = 9,8 m/s2
v = 10 m/s
Ditanyakan: Ek
Jawab:
Kecepatan batu sesaat sebelum menumbuk tanah besarnya sama dengan
kecepatan awal saat dilemparkan.
1 1
Ek = 2
mv 2 = 2
(0,1 kg)(10 m/s)2 = 5 joule
Jadi, energi kinetik bola sesaat sebelum menumbuk tanah sebesar 5 joule.

Fisika Kelas X 205


2. Shockbreaker belakang sepeda motor tersusun
seperti gambar di samping. Tiap-tiap pegas
shock breaker memiliki konstanta pegas bernilai
2.000 N/m. Ketika motor dinaiki, shockbreaker
tertekan 10 cm dari kondisi semula. Hitunglah
energi potensial pada shockbreaker tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: k = 2.000 N/m
x = 10 cm = 0,1 m
Ditanyakan: Ep
Jawab:
Jika sebuah pegas memiliki konstanta yang
bernilai 2.000 N/m, konstanta total pegas bernilai sebagai berikut.
ktot = k1 + k2 = (2.000 + 2.000) N/m = 4.000 N/m
Energi potensial yang dihasilkan adalah:
1 1
Ep = 2
kx2 = 2
(4.000)(0,1)2 = 20 joule
Jadi, energi potensial pada shockbreaker sebesar 20 joule.

Usaha dan energi merupakan penerapan fisika yang sering digunakan dalam
kehidupan manusia. Sebagai contoh, dalam memindahkan benda atau mendorong
benda, manusia membutuhkan usaha dan energi. Ketika manusia memindahkan atau
mendorong benda, secara pasti manusia menginginkan kemudahan melakukan
usaha. Untuk memudahkan seseorang melakukan usaha, seseorang memerlukan alat
bantu. Tahukah Anda, apakah nama alat bantu tersebut? Apa sajakah jenisnya?
Dapatkah Anda menerapkan alat bantu tersebut untuk memudahkan melakukan
berbagai aktivitas sehari-hari? Tuliskan hasilnya dalam bentuk makalah.

1. Anton melakukan eksperimen pegas dengan cermat dan objektif. Pegas


menggantung dalam keadaan normal memiliki panjang 10 cm. Ketika ujung
pegas digantungi benda bermassa 50 gram, panjang pegas menjadi 15 cm. Jika
benda disimpangkan sejauh 6 cm, hitunglah energi potensial pada pegas!
(g = 9,8 m/s)

206 Usaha dan Energi


2. Agung mendorong balok bermassa 100 kg
dengan gaya sebesar 100 N seperti pada
gambar. Balok didorong melintasi bidang
miring dengan koefisien gesek sebesar 0,2.
Jika balok didorong sampai puncak bidang 3m
miring, hitunglah usaha total untuk
mendorong balok! (g = 9,8 m/s2)
3. Perhatikan gambar berikut!
4m
F(N)
8

x(m)
0 4 5 6 8

–5

Hitunglah usaha untuk memindahkan benda dari posisi awal (x = 0) hingga


posisi akhir (x = 8 m)!

B. Hubungan Antara Usaha dan Energi


Dalam melakukan usaha pasti dibutuhkan energi. Oleh karena itu, usaha dan energi
memiliki hubungan satu sama lain. Sebelum Anda mengetahui keterkaitan antara usaha
dan energi, lakukan kegiatan Mari Bereksplorasi berikut.

Hubungan Antara Usaha dan Energi


1. Pengamatan
Amati dan lakukan kegiatan untuk mengetahui hubungan antara usaha
dan energi.
2. Prosedur
a. Siapkan bola kasti, plastisin, dan dua kelereng.
b. Bentuk plastisin menjadi bulat, lalu letakkan di lantai. Jatuhkan bola
kasti hingga menimpa plastisin. Bagaimana kondisi plastisin setelah
tertimpa bola kasti?
c. Letakkan kedua kelereng berjauhan, lalu sentil salah satu kelereng
sehingga mengenai kelereng yang lain. Apa yang akan terjadi?

Fisika Kelas X 207


3. Diskusi
Bekerjasamalah dalam mendiskusikan kegiatan tersebut, lalu jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Jelaskan usaha dan energi pada peristiwa bola kasti yang mengenai
plastisin!
b. Jelaskan usaha dan energi pada peristiwa kelereng yang bertumbukan!
c. Bagaimanakah hubungan antara usaha dan energi?
4. Kesimpulan dan Laporan
Tuliskan hasil kesimpulan dari kegiatan yang Anda lakukan, lalu
presentasikan di depan kelas.

Anda telah melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi sehingga Anda mengetahui


hubungan antara usaha dan energi. Untuk menambah pengetahuan Anda tentang
hubungan antara usaha dan energi, perhatikan penjelasan-penjelasan berikut.
1. Usaha dan Energi Kinetik
v1 v2

s
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 9.9 Pergerakan benda dengan perubahan kecepatan

Perhatikan Gambar 9.9. Dalam gambar, ditunjukkan benda yang semula


bergerak dengan kecepatan v1 mengalami percepatan sehingga kecepatan akhir
benda berubah menjadi v2. Percepatan benda dirumuskan sebagai berikut.
Δv
a= Δt
v2 − v1 v2 − v1
a= t
⇔t= a
F v2 − v1
Jika a = m
dan t = a
, persamaan kecepatan rata-rata menjadi seperti berikut.
v1 + v2
v– = 2
s v1 + v2
t
= 2
2s = (v1 + v2)t
( v2 − v1 )
2s = (v1 + v2) a
2as = v22 – v12

208 Usaha dan Energi


F
2( )s = v22 – v12
m
2
m(v − v 2)
Fs = 2 1
2
W = Ek – Ek
2 1

W = ΔEk
Keterangan:
W = usaha (joule)
Ek = energi kinetik (joule)
Ek = energi kinetik dengan kecepatan v1 (joule)
1
Ek = energi kinetik dengan kecepatan v2 (joule)
2
Usaha yang dilakukan pada benda bergerak sama dengan perubahan energi kinetik
(Ek) pada benda tersebut.
2. Usaha dan Energi Potensial
Tukang bangunan yang mencoba menaikkan bahan material di tanah dan
ditarik menggunakan bantuan katrol membutuhkan energi yang berbeda untuk
setiap ketinggian. Hal tersebut mencerminkan hubungan antara usaha dan energi
potensial. Perhatikan Gambar 9.10. Apabila benda dilepaskan dari ketinggian tertentu,
benda akan jatuh ke permukaan tanah. Tinggi benda mula-mula h1 kemudian terjatuh
hingga benda pada ketinggian h2 di atas tanah, besarnya usaha pada benda
dirumuskan sebagai berikut.
W=Fs
Jika gaya yang menggerakkan benda adalah berat
benda sehingga persamaan dapat dituliskan sebagai
berikut.
h1
W= w s = m g s
Jika s dinyatakan sebagai perpindahan benda berarti
s = h1 – h2 dengan persamaan menjadi:
W = m g(h1 – h2) = m g h1 – m g h2
h2
W = Ep – Ep = ΔEp
1 2

Keterangan:
W = usaha (joule) Sumber: Dokumen Penerbit
Ep = energi potensial (joule) Gambar 9.10
Ep = energi potensial dengan ketinggian h1 (joule) Usaha yang dilakukan oleh
1
Ep = energi potensial dengan ketinggiah h2 (joule) gaya berat
2
Jadi, besar usaha yang dilakukan oleh gaya berat merupakan selisih energi
potensial. Penerapan hubungan antara usaha dan energi dapat Anda pelajari
melalui contoh soal berikut.
Contoh Soal:
1. Dalam pembangunan gedung dibutuhkan alat-alat berat untuk menaikkan
material-material ke atas gedung. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2, hitunglah
usaha yang dibutuhkan untuk menaikkan material 100 kg ke atas gedung
setinggi 15 m!

Fisika Kelas X 209


Penyelesaian:
Diketahui: g = 9,8 m/s2
m = 100 kg
h2 = 15 m
h1 = 0 m
Ditanyakan: W
Jawab:
W = ΔEp = m g Δh = (100 kg)(9,8 m/s2)(15 m) = 14.700 joule
Jadi, usaha yang diperlukan untuk menaikkan material 100 kg ke atas gedung
sebesar 14.700 joule.
2. Rombongan karang taruna pergi bertamasya untuk melihat keindahan Candi
Prambanan. Mereka menaiki bus pariwisata. Ketika jalanan sepi, sopir bus
menaikkan kecepatan bus dari 10 m/s menjadi 20 m/s. Jika massa bus beserta
seluruh penumpangnya 6 ton dan bus bergerak sejauh 240 meter, hitung gaya
yang dibutuhkan mesin bus sewaktu terjadi perubahan kecepatan!
Penyelesaian:
Diketahui: m = 6 ton = 6.000 kg
v1 = 10 m/s
v2 = 20 m/s
s = 240 meter
Ditanyakan: F
Jawab:
W = ΔEk
1 1
W= 2
mv22 – 2 mv12
m(v2 2 − v12 )
Fs =
2
(6.000)(20 2 − 10 2 )
F(240) =
2
(6.000)(300)
F= 2(240) = 3.750
Jadi, gaya yang dibutuhkan mesin bus sewaktu pedal gas diinjak sebesar
3.750 N.

Anda telah mengetahui hubungan antara usaha dan energi melalui berbagai
penjelasan di atas. Masih banyak penjelasan terkait dengan hubungan antara usaha
dan energi. Salah satunya seperti konsep jalanan di perbukitan. Jalanan di perbukitan
atau pegunungan jarang dibuat menanjak menaiki lereng, tetapi dibuat berputar-
putar dan naik perlahan-lahan. Apakah Anda tahu alasannya? Berikanlah alasannya
berdasarkan hubungan antara usaha dan energi! Jika jalanan di perbukitan dibuat
lurus, bagaimana pengaruhnya terhadap kendaraan yang melewatinya? Dapatkah
Anda memberikan contoh penerapan lain tentang hubungan antara usaha dan energi?
Dapatkah Anda membuat peralatan yang memanfaatkan hubungan antara usaha
dan energi? Tuliskan hasilnya dalam bentuk makalah.

210 Usaha dan Energi


1. Bola bermassa 0,5 kg dijatuhkan tanpa kecepatan awal dari atas gedung melewati
jendela A dan jendela B. Kedua jendela itu memiliki perbedaan ketinggian yaitu
4,0 meter. Hitunglah usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk proses
perpindahan bola dari A ke B! (g = 9,8 m/s2)
2. Ali bermain bola bersama teman-temannya. Bola bermassa 500 gram dilempar
vertikal ke atas dari permukaan tanah dengan kecepatan awal 5 m/s. Hitunglah
usaha yang dilakukan oleh gaya berat benda untuk mencapai ketinggian
maksimum! (g = 9,8 m/s2)
3. Candra membantu ayahnya membuat meja. Candra memukul paku dengan palu.
Palu bermassa 0,5 kg dipukulkan dengan kelajuan 5 m/s sehingga paku sepanjang
2,5 cm masuk ke dalam kayu. Hitunglah gaya yang terjadi pada paku!

C. Hukum Kekekalan Energi Mekanik


Di alam semesta ini tidak ada energi yang dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Namun, yang ada energi dapat berubah dari energi satu menjadi bentuk energi lain.
Energi yang telah terpakai, tidak hilang tetapi berubah menjadi bentuk energi lain.
Energi yang dihasilkan memiliki nilai yang sama seperti energi yang terpakai.
Contohnya energi cahaya berubah menjadi energi listrik, energi potensial menjadi energi
kinetik, dan energi kimia menjadi energi listrik. Lakukan kegiatan Mari Bereksplorasi
berikut untuk mempermudah Anda memahami hukum Kekekalan Energi Mekanik.

Hukum Kekekalan Energi Mekanik

1. Pengamatan
Lakukan pengamatan untuk mengetahui prinsip hukum Kekekalan Energi
Mekanik.
2. Prosedur
a. Siapkan bola dan papan panjang.
b. Bentuk papan panjang menjadi bidang miring.
c. Letakkan bola di atas bidang miring, kemudian lepaskan supaya meng-
gelinding hingga mencapai dasar.
3. Diskusi
Bekerjasamalah dalam melakukan kegiatan tersebut dan jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Sebutkan energi yang dimiliki bola ketika bola berada di posisi tertinggi
bidang miring!
b. Sebutkan energi yang dimiliki bola ketika bola berada di posisi dasar
bidang miring!

Fisika Kelas X 211


c. Bagaimanakah bentuk hukum Kekekalan Energi Mekanik yang terjadi
pada bidang miring?

4. Kesimpulan dan Laporan


Diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan anggota kelompok
Anda. Tuliskan hasil kesimpulan kegiatan dalam bentuk resume dan
presentasikan hasilnya di depan kelas.

Sebelum menuju persamaan hukum Kekekalan Energi v1


Mekanik, akan membahas dahulu tentang gaya konservatif. Jika
suatu benda mengalami gaya konservatif, maka benda memiliki
usaha dengan sifat sebagai berikut. h1
1. Tidak bergantung pada lintasannya, tetapi hanya bergantung v2
pada posisi awal dan posisi akhir.
2. Selalu sama dengan nol jika benda bergerak kembali ke posisi h2
semula dalam lintasan tertutup.
3. Selalu dapat dinyatakan sebagai perbedaan antara energi
potensial awal dan energi potensial akhir.
Sumber: Dokumen Penerbit
Contoh gaya konservatif adalah gaya yang bekerja saat benda
Gambar 9.11
bergerak jatuh bebas. Gambar 9.11 memperlihatkan benda Gerak vertikal ke bawah
bermassa mengalami gerak vertikal ke bawah karena pada benda
bekerja gaya berat. Usaha yang dilakukan oleh benda pada kedudukan h1 diartikan
selisih energi potensial yang ditulis dalam persamaan:
W = Ep – Ep
1 2

Jika sewaktu mengalami perubahan kedudukan


menyebabkan adanya perubahan kecepatan, usaha
pada benda diartikan selisih energi kinetik yang
James Prescoot Joule
ditulis dalam persamaan:
James Prescoot Joule, seorang
W = Ek – Ek ilmuwan Inggris yang lahir di
2 1

Apabila penjumlahan energi potensial dan Salford, Lancashire, Inggris pada


tanggal 24 Desember 1818. Sejak
energi kinetik didefinisikan sebagai energi mekanik kecil ia selalu sakit-sakitan sehingga
(EM) dan kedua persamaan di atas disubstitusikan, ayahnya sengaja mendatangkan
akan menghasilkan persamaan berikut. guru privat ke rumahnya dan
menyediakan laboratorium khusus
Ep – Ep = Ek – Ek untuk Joule. Setelah berumur
1 2 2 1
17 tahun, Joule mulai sekolah dan
Ep + Ek = Ep + Ek masuk ke Universitas Manchester
1 1 2 2
dengan bimbingan John Dalton.
EM = EM Joule rajin bereksperimen,
1 2
dan rajin menulis buku. Bukunya
Persamaan di atas berlaku jika tidak ada gaya tak berjudul ”On the Production of
konservatif yang bekerja pada benda. Persamaan di Heat by Voltaic Electricity” terbit
pada tahun 1840. Tahun 1843,
atas dikenal sebagai hukum Kekekalan Energi Mekanik karyanya yang berjudul ”On the
yang berbunyi: Mechanical Equivalent of Heat”
”Pada sistem yang terisolasi (hanya bekerja gaya terbit. Lalu, tahun 1847 ia menerbit-
konservatif dan tidak ada gaya luar yang bekerja) kan buku yang berhubungan
dengan hukum Kekekalan Energi.
energi mekanik total sistem selalu konstan”.

212 Usaha dan Energi


Beberapa hal yang berkaitan dengan hukum Kekekalan Energi Mekanik pada
peristiwa benda jatuh bebas sebagai berikut.
1. Pada kedudukan awal, kelajuan benda bernilai nol sehingga energi kinetik awal
juga bernilai nol (Ek = 0). Sementara itu, energi potensial pada kedudukan awal
akan bernilai maksimum. Hal ini disebabkan benda pada ketinggian maksimum.
Jadi, nilai energi mekanik sama dengan energi potensial.
2. Pada keadaan selanjutnya, ketika benda terjatuh, nilai energi potensial berkurang,
sedangkan nilai energi kinetik bertambah. Jika benda telah menempuh setengah
perjalanannya, nilai energi potensial sama dengan nilai energi kinetik.
3. Pada saat benda menyentuh tanah, ketinggian benda dari permukaan tanah sama
dengan nol sehingga energi potensial bernilai minimum (Ep = 0). Energi potensial
berubah menjadi energi kinetik sehingga energi kinetik bernilai maksimum. Nilai
dari energi kinetik sama dengan energi mekanik.
Hukum Kekekalan Energi Mekanik banyak diterapkan dalam kehidupan manusia.
Contoh penerapan hukum Kekekalan Energi Mekanik terdapat pada beberapa peristiwa.
Untuk mempermudah Anda dalam mempelajari penerapan hukum Kekekalan Energi,
lakukan kegiatan Tugas Mandiri berikut.

Menganalisis Hukum Kekekalan Energi Mekanik


Analisislah hukum Kekekalan Energi Mekanik yang terdapat pada peristiwa
gerak parabola, gerak roller coaster gerak pada bidang lingkaran, gerak bandul
matematis, dan gerak pemain ski es secara berkelompok. Diskusikan dengan teman-
teman Anda energi-energi yang muncul dalam pergerakan. Tuliskan hasilnya
dalam bentuk resume, lalu presentasikan hasil diskusi dengan percaya diri di
kelas.

Anda telah melakukan kegiatan Tugas Mandiri sehingga Anda mengerti tentang
hukum Kekekalan Energi Mekanik. Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari
perhitungan hukum Kekekalan Energi Mekanik, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal:
1. Ridho bermain kelereng dengan Aris. Kelereng bermassa 50 gram diletakkan Ridho
di atas meja setinggi 1 meter. Kelereng tersebut disentil sehingga kecepatan
kelereng saat jatuh 5 m/s. Kelereng menimpa tangan Aris yang berada pada
ketinggian 0,5 meter dari permukaan tanah. Hitung energi kinetik yang dirasakan
Aris! (g = 9,8 m/s2)
Penyelesaian:
Diketahui: m = 50 gram = 5 × 10–2 kg
h1 = 1 m
v 1 = 5 m/s
h2 = 0,5 m
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: Ek
2

Fisika Kelas X 213


Jawab:
EM = EM
1 2

Ep + Ek = Ep + Ek
1 1 2 2
1
mgh1 + 2
mv12 = mgh2 + Ek
2

1
(5 × 10–2)(9,8)(1) + 2
(5 × 10–2)(5)2 = (5 × 10–2)(9,8)(0,5) + Ek
2

Ek = 8,7 × 10–1 joule


2
Jadi, energi kinetik yang dirasakan Aris sebesar 8,7 × 10–1 joule.

2. Iwan bermain bola bermassa 200 gram. Bola dilempar ke atas dengan kecepatan
8 m/s dari ketinggian 0,5 m. Jika percepatan gravitasi dianggap bernilai 10 m/s2,
hitung ketinggian maksimum bola ketika dilempar!
Penyelesaian:
Diketahui: m = 200 gram = 2 × 10–1 kg
v1 = 8 m/s
h1 = 0,5 m
g = 10 m/s2
Ditanyakan: h2
Jawab:
Pada saat ketinggian maksimum, kecepatan benda bernilai nol (v2 = 0)
EM = EM
1 2

Ep + Ek = Ep + Ek
1 1 2 2
1 1
mgh1 + 2
mv12 = mgh2 + 2
mv22
1
(10)(0,5) + 2
(8)2 = (10)h2 + 0
h2 = 3,7 meter
Jadi, ketinggian maksimum bola ketika dilemparkan adalah 3,7 meter.

Anda telah mempelajari hukum Kekekalan Energi Mekanik dan penerapannya.


Contoh penerapan hukum Kekekalan Energi Mekanik adalah permainan roller coaster
dan orang yang bermain papan luncur di lintasan melengkung. Dalam permainan
roller coaster, mengapa ketinggian awal roller coaster minimal 2,5 jari-jari lintasan
lingkaran vertikalnya? Ketika orang bermain papan seluncur, bagaimana energi
mekaniknya? Dapatkah Anda membuat suatu peralatan yang berhubungan dengan
penerapan hukum Kekekalan Energi?

214 Usaha dan Energi


1. Andi membantu ayahnya memindahkan barang-barang yang tidak terpakai. Andi
memindahkan kotak melintasi bidang miring. Sudut kemiringan dari bidang miring
adalah 30°. Kotak bermassa 50 kg mula-mula diam kemudian bergerak turun tanpa
gesekan menempuh jarak 2 m sebelum sampai ke bidang mendatar. Jika percepatan
gravitasi bumi g = 9,8 m/s2, hitung kecepatan pergerakan kotak ketika mencapai
dasar bidang miring!
2. Firman bermain sepak bola dengan teman-temannya. Firman menendang bola
dengan sudut elevasi 30° sehingga terjadi gerak parabola. Bola itu bermassa 0,5 kg
dan ditendang dengan kecepatan 20 m/s. Hitunglah energi potensial bola pada
titik tertinggi jika dianggap tidak ada pengaruh gesekan udara! (g = 9,8 m/s2)
3. Benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal
10 m/s. Jika percepatan gravitasi g = 9,8 m/s, tentukan besar energi kinetik saat
ketinggian benda mencapai 4,5 m!

Peristiwa perubahan energi banyak terjadi di kehidupan manusia. Sebagai contoh


pada generator listrik PLTA. Cobalah membuat miniatur alat yang menerapkan
prinsip perubahan energi? Buatlah rancangan dengan teman kelompok Anda,
kemudian ajukan rancangan tersebut kepada Bapak atau Ibu Guru Anda. Jika
rancangan tersebut disetujui oleh Bapak atau Ibu Guru, rangkailah peralatan-peralatan
yang telah disiapkan menjadi miniatur alat yang menerapkan prinsip perubahan energi.
Buatlah alat tersebut menjadi alat yang menarik sehingga orang lain paham akan
prinsip kerjanya. Buatlah laporan hasil yang menjelaskan prinsip kerja alat. Kumpulkan
kepada Bapak atau Ibu Guru tepat waktu dan presentasikan hasilnya di kelas.

1. Usaha adalah metode perpindahan energi pada sistem dengan memberikan gaya
yang mengakibatkan perpindahan dari titik kerja. Sementara itu, energi adalah
kemampuan untuk melakukan usaha (kerja).
2. Usaha yang dilakukan oleh gaya yang membentuk sudut θ terhadap arah
perpindahan dapat dituliskan dengan persamaan W = Fs cos θ.
3. Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukan-
nya dengan ketinggian tertentu sehingga terpengaruh oleh gaya gravitasi bumi.
Ep = mgh
4. Energi potensial pegas adalah energi yang dimiliki benda karena sifat elastis
pegas.
1
Ep = 2
kx2

Fisika Kelas X 215


5. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda saat bergerak.
Ek = mv2
6. Hubungan antara usaha dan energi.
W = ΔEp = mg(h1 – h2)
1
W = ΔEk = 2
m(v22 – v12)

7. Bunyi hukum Kekekalan Energi Mekanik: Pada sistem yang terisolasi (hanya
bekerja gaya berat dan tidak ada gaya luar yang bekerja) energi mekanik total
sistem selalu konstan.
Persamaan hukum Kekekalan Energi Mekanik:
EM = EM
1 2

Ep + Ek = Ep + Ek
1 1 2 2
1 1
mgh1 + 2
mv12 = mgh2 + 2
mv22

A. Pilihlah jawaban yang tepat. 1 15


a. 32
kA2 d. 32
kA2
1. Mobil A memiliki massa 0,75 kali massa 1 15
mobil B, sedangkan laju mobil A 0,5 kali b. 8
kA2 e. 16
kA2
laju mobil B. Keduanya diperlambat 3
oleh gaya konstan yang sama sehingga c. 8
kA2
keduanya berhenti. Apabila jarak yang
diperlukan mobil A adalah 2 meter, 3. Mobil mainan bermassa 2 kg terletak
jarak yang ditempuh mobil B hingga di bidang horizontal licin. Mobil bekerja
berhenti adalah . . . meter. dengan gaya konstan 8 N dengan arah
a. 5,33 horizontal. Mobil memiliki kecepatan
b. 7,33 awal 10 m/s searah gaya kecepatan
c. 10,67 mobil setelah berpindah sejauh 50 m
d. 12,67 adalah . . . m/s.
e. 15,33 a. 10
2. Andri melakukan eksperimen pegas. b. 10 2
Benda diikatkan pada ujung pegas. c. 10 3
Pegas memiliki konstanta k dan
bergetar harmonik dengan amplitudo d. 10 5
A. Pada saat simpangan benda 0,25 A, e. 20 5
energi kinetik pada benda sebesar . . . .

216 Usaha dan Energi


4. Perhatikan gambar berikut! 7. Mobil bermassa 1 ton mula-mula diam,
kemudian bergerak lurus dengan
percepatan 5 m/s 2. Usaha yang di-
butuhkan mobil selama 2 detik sebesar
θ . . . joule.
a. 5 × 105 d. 5 × 102
b. 5 × 10 4 e. 5 × 10
c. 5 × 103
Andi membantu ayahnya merapikan
8. Dua buah benda A dan B berturut-turut
rumah. Andi memindahkan sebuah
bermassa m dan 4 m. Keduanya dijatuh-
kotak bermassa 65 kg. Kotak tersebut
kan dari ketinggian h dan 4h. Jika A
dipindahkan sejauh 5 m menggunakan
menyentuh tanah dengan kecepatan v,
tali. Tali membentuk sudut 60°
energi kinetik B ketika menyentuh
terhadap arah mendatar. Usaha yang
tanah adalah . . . .
dilakukan Andi sebesar 147 joule. Jika
a. mv2 d. 6mv2
lantai kasar dengan koefisien gesek 0,2, 2
b. 2mv e. 8mv2
tegangan pada tali sebesar . . . N. 2
c. 4mv
a. 234,03 d. 292,72
b. 252,24 e. 318,18 9. Perhatikan gambar!
c. 273,12
v
5. Lisa mengajak adiknya bermain ayunan
m
di taman. Pada mulanya ayunan yang
ditempati adiknya berketinggian 40 cm
dari permukaan tanah. Jika ayunan
Balok kecil bermassa 0,4 kg bergerak di
tersebut berayun hingga ketinggian
atas lantai licin dengan kelajuan 2 m/s.
maksimal 1 m, laju maksimum ayunan
Jika balok menumbuk pegas yang me-
sebesar . . . m/s. (g = 10 m/s2)
miliki konstanta pegas 3 × 103 N/m,
a. 2 d. 2 5 energi kinetik balok ketika pegas
b. 2 2 e. 5 2 tertekan 1 cm sebesar . . . joule.
c. a. 0,95 d. 0,65
2 3
b. 0,85 e. 0,55
6. Ahmad bermain sepak bola dengan c. 0,75
teman-temannya. Bola ditendang
10. Perhatikan gambar berikut!
ke atas dengan sudut elevasi 60°. Jika
bola ditendang dengan kecepatan A
awal 10 m/s, kecepatan bola ketika
mencapai titik tertinggi sebesar . . . m/s. 30 cm
(g = 9,8 m/s2)
a. 0 d. 5 2
C
b. 2,5 e. 5 3
c. 5
B

Fisika Kelas X 217


Novan melakukan eksperimen bandul 3. Rudi bermain tali yang ujungnya diikat-
sederhana dengan objektif. Bandul kan pada sebuah bandul bermassa
diikatkan pada tali dengan panjang 500 gram. Panjang tali yang dimainkan
30 cm seperti pada gambar. Jika per- 50 cm. Tali diputarkan melingkar
cepatan gravitasi 9,8 m/s2, kecepatan searah sumbu vertikal. Jika bandul
bandul ketika di titik B dan titik C berputar 1 putaran penuh, hitunglah
berturut-turut . . . . laju bandul pada titik terendah!
a. 0,7 6 m/s dan 1, 4 3 m/s 1
4. Mobil kedua bermassa kali massa
b. 0,7 7 m/s dan 1, 2 3 m/s 2
mobil pertama, tetapi energi kinetik
c. 0, 8 6 m/s dan 0,7 7 m/s mobil kedua 2 kali mobil pertama.
d. 1, 2 3 m/s dan 0,7 6 m/s Ketika kedua mobil menambah kelaju-
e. 1, 4 3 m/s dan 0,7 6 m/s annya dengan 5,0 m/s sehingga energi
kinetik keduanya sama, hitunglah
kelajuan awal mobil kedua!
B. Kerjakan soal-soal berikut!
5. Perhatikan gambar berikut!
1. Erik melakukan eksperimen seperti
pada gambar berikut.
A v h
R

B C A

Balok bermassa 100 gram mula-mula Benda bermassa m bergerak dengan


diam dilepaskan dari puncak bidang kecepatan v. Jika koefisien gesekan
lengkung licin dengan jari-jari R. Setelah kinetik adalah μ dan percepatan
balok melewati bidang lengkung, balok gravitasi g, tentukan kecepatan
meluncur pada bidang datar dan minimum mobil untuk mencapai
berhenti di titik C. Jarak antara titik B puncak dalam g, h, μ, dan A !
dan titik C adalah 25 cm. Jika gaya
6. Perhatikan gambar berikut!
gesek antara balok dan bidang datar
sebesar 1 N, hitung nilai R!
C
2. Banu bermain mobil mainan bermassa
hA
m dengan lintasan seperti gambar di hC
R
bawah.
B
A
D Tomi pergi ke taman hiburan. Tomi
1,5R menaiki permainan roller coaster.
C Buktikan ketinggian awal roller coaster
R
minimal 2,5 jari-jari lintasan vertikal
B supaya roller coaster tidak jatuh!

Jika mobil mainan dilepaskan dari titik


A, tentukan ketinggian mobil saat
meninggalkan lintasan!

218 Usaha dan Energi


7. Soni dan teman-temannya bermain bola katrol. Benda tersebut melintasi per-
bersama. Bola seberat W dilempar mukaan bidang miring sepanjang
vertikal ke atas dari permukaan tanah 10 meter. Hitunglah usaha yang
dengan kecepatan 2v0. Ketika bergerak diperlukan Pak Roni! (g = 9,8 m/s2)
vertikal ke atas, bola mengalami gaya
9. Satelit bermassa 75 kg diluncurkan dari
gesek udara konstan F. Tentukan tinggi
permukaan bumi. Diketahui massa dan
maksimum, jika percepatan gravitasi
jari-jari bumi berturut-turut 6,0 × 1024 kg
disimbolkan g!
dan 6.370 km. Hitunglah usaha yang
8. terjadi pada satelit ketika satelit berada
pada ketinggian setengah jari-jari bumi!
(G = 6,7 × 10–11 Nm2kg–2)
10. Farida melakukan eksperimen bidang
miring. Balok bermassa 500 gram
7m digerakkan ke atas dengan kecepatan
m
10

2 m/s. Bidang miring memiliki sudut


30° terhadap bidang datar. Jika bidang
permukaannya kasar dengan koefisien
gesekan 0,3, hitunglah jarak terjauh
Pak Roni bekerja di pelabuhan. Ia ber-
yang dicapai balok pada saat meluncur
tugas memindahkan benda bermassa
di bidang miring! (g = 9,8 m/s2)
100 kg ke bagian atas dengan bantuan

Ketika Anda berjalan, berlari, maupun beraktivitas pasti membutuhkan energi.


Energi tersebut berasal dari bahan makanan yang telah tersedia di alam yang
selanjutnya diolah oleh manusia. Ketika malam, Anda membutuhkan penerangan.
Penerangan tersebut berasal dari generator pembangkit listrik yang berasal dari
embusan angin maupun pergerakan air yang mampu menggerakkan turbin. Selain
itu, ketika Anda menggunakan kalkulator untuk menghitung, dalam komponen
kalkulator itu terdapat sel surya sebagai sumber tegangan. Sel surya tersebut
membutuhkan cahaya matahari. Cahaya matahari pun juga bermanfaat bagi tumbuhan
dan hewan. Pengetahuan tentang usaha dan energi dapat membantu kita menghitung
energi yang dibutuhkan dan selanjutnya digunakan untuk penyediaan energi.

Fisika Kelas X 219


Isilah angket ini dengan memberi tanda cek (✔) sesuai tingkat pemahaman Anda
setelah mempelajari materi di bawah ini.

Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Kurang Sedang Baik Baik

Saya dapat menjelaskan tentang konsep


usaha dan energi.
Saya dapat menentukan besarnya usaha
yang dipengaruhi sudut perpindahan.
Saya dapat menghitung energi potensial
(pegas dan gravitasi) dan energi kinetik.
Saya dapat menjelaskan hubungan
antara usaha dan energi.
Saya dapat menjelaskan hukum Keke-
kalan Energi Mekanik.
Saya dapat menyelesaikan permasalahan
yang berhubungan dengan hukum
Kekekalan Energi Mekanik.
Saya dapat mengetahui penerapan usaha
dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila tanda cek (✔) yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih besar dari 4, sebaiknya Anda pelajari kembali materi ini sebelum melanjutkan ke
bab berikutnya. Anda dapat melanjutkan ke bab berikutnya jika tanda cek (✔) pada
kolom Kurang dan Sangat Kurang lebih kecil atau sama dengan 3.

220 Usaha dan Energi


Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat menerapkan konsep momentum dan impuls,
serta hukum Kekekalan Momentum dalam kehidupan sehari-hari.

Momentum, Impuls, dan Tumbukan


Mempelajari

Momentum dan Impuls Tumbukan

Terdiri atas Terdiri atas

Momentum Hukum Kekekalan Tumbukan Tumbukan Tumbukan Tidak


Impuls
Linear Momentum Lenting Sempurna Lenting Sebagian Lenting Sama Sekali

Berlaku Berlaku Berlaku


Massa benda
• Hukum Keke- Hukum Keke- Hukum Kekekal-
kalan Momen- kalan Momentum an Momentum
tum
• Hukum Keke-
Aplikasi Aplikasi
Tetap kalan Energi
Berubah

Bola Memantul Ayunan Balistik


pada Lantai
Hukum II Newton dalam
Hukum II Newton
Bentuk Momentum

Aplikasi

Timbulnya Gaya Dorong


pada Roket

Fisika Kelas X 221


Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 10.1 Impuls oleh stik biliar membuat bola meluncur dan saling bertumbukan

Biliar merupakan permainan yang sangat mengasyikkan. Pada gambar di atas, pemain
memukul bola putih terlebih dahulu, lalu bola putih menumbuk bola sasaran sehingga masuk
ke dalam lubang. Ada beberapa macam pukulan pada permainan biliar antara lain stop shot
(bola putih berhenti setelah mengenai bola sasaran), follow shot (bola putih bergerak mengikuti
bola sasaran setelah mengenai bola tersebut), draw shot (bola putih mundur setelah mengenai
bola sasaran), jump shot (bola putih melompat sebelum mengenai bola sasaran), dan side spin
(bola putih bergerak lurus, lalu menumbuk bola sasaran sehingga kedua bola berbelok ke kiri
atau ke kanan). Permainan ini sangat erat hubungannya dengan konsep momentum dan
impuls. Arah gerak bola dapat dianalisis dengan mudah menggunakan konsep momentum
dan impuls. Tahukah Anda pengertian momentum dan impuls? Bagaimanakah cara
menentukan arah gerak bola tersebut menggunakan konsep momentum dan impuls?

1. Konsep momentum dan impuls


2. Hukum Kekekalan Momentum • Momentum
3. Teorema momentum impuls • Impuls
4. Hukum II Newton dalam bentuk momentum • Hukum Kekekalan Momentum
5. Jenis-jenis tumbukan • Tumbukan
• Koefisien restitusi
• Gaya impulsif
• Ayunan balistik

222 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


Momentum dan impuls merupakan dua besaran yang saling berhubungan. Perhatikan
apa yang terjadi saat bola putih dipukul oleh pemain biliar pada apersepsi di depan. Bola
putih menerima gaya dari tongkat pemukul yang bekerja dalam waktu singkat. Akibatnya,
bola putih bergerak dengan kecepatan tertentu, lalu menumbuk bola sasaran yang mula-
mula diam. Bola sasaran dapat masuk ke lubang apabila pukulan dilakukan dengan tepat.
Mengapa bola putih dapat menggerakkan bola sasaran yang diam? Apakah yang terjadi
pada bola putih setelah menumbuk bola sasaran?
Pernahkah Anda bertabrakan dengan teman Anda saat bermain bola basket? Apa yang
Anda rasakan? Coba Anda bayangkan, ada dua teman Anda berlari mendekati Anda dengan
kecepatan sama. Akan tetapi, kedua teman Anda memiliki massa berbeda yaitu
45 kg dan 65 kg. Anda pasti akan memilih bertabrakan dengan teman yang bermassa 45 kg
daripada bertabrakan dengan teman bermassa 65 kg. Hal ini disebabkan momentum kedua
teman Anda berbeda. Momentum suatu benda bergantung pada massa dan kecepatannya.
Dalam bab ini Anda akan mempelajari konsep momentum, hukum Kekekalan Momentum,
impuls, dan tumbukan. Hukum Kekekalan Momentum tersebut digunakan untuk
menganalisis tumbukan antara benda-benda dalam kehidupan sehari-hari dan untuk
menganalisis gerak roket.

A. Konsep Momentum dan Impuls


1. Konsep Momentum
Benda-benda bermassa yang bergerak selalu memiliki momentum. Lakukan
kegiatan berikut untuk mengetahui besaran-besaran yang berpengaruh terhadap
momentum benda.

Menyelidiki Momentum Benda Bergerak


1. Pengamatan
Benda bermassa yang bergerak selain
memiliki energi kinetik juga memiliki
momentum. Bagaimanakah hubungan
antara massa benda dan kecepatan
terhadap momentum yang dihasilkan? v
Lakukan pengamatan tentang gerak bola
Sumber: Dokumen Penerbit
saat menumbuk tumpukan kardus.
Gambar 10.2 Bola mendekati
2. Prosedur tumpukan kardus
a. Siapkan dua bola berbeda ukuran
(bola kecil dan bola besar) serta empat
kardus.
b. Susunlah kardus-kardus dalam satu tumpukan.
c. Gelindingkan bola kecil dengan sedikit gaya sehingga menabrak
tumpukan kardus dan berhenti.
d. Ulangi percobaan dengan memperbesar gaya sehingga bola bergerak
lebih cepat.

Fisika Kelas X 223


e. Bandingkan pengaruh kecepatan bola terhadap tumpukan kardus,
lalu catatlah hasil pengamatan Anda.
f. Gantilah bola kecil dengan bola besar, lalu ulangi prosedur b) sampai e).
3. Diskusi
Berdasarkan kegiatan yang telah Anda lakukan, diskusikan per-
masalahan berikut bersama teman sekelompok Anda. Kemukakan
pendapat Anda serta hargailah pendapat orang lain saat berdiskusi.
a. Jelaskan pengaruh kecepatan bola terhadap tumbukan antara bola
dan kardus!
b. Jelaskan pengaruh massa bola terhadap tumbukan antara bola dan
kardus!
c. Jelaskan pengertian momentum benda!
4. Kesimpulan dan Laporan
Tuliskan hasil diskusi Anda dan presentasikan di kelas.

Setelah melakukan kegiatan tersebut, Anda mulai memahami pengertian mo-


mentum, bukan?
Momentum suatu benda diperoleh dengan mengalikan massa dan kecepatan
benda. Secara matematis, momentum benda dirumuskan sebagai berikut.
G G
p=mv
Keterangan:
G
p = momentum (kg m/s)
m = massa benda (kg)
G
v = kecepatan benda (m/s)
Momentum termasuk besaran vektor karena merupakan hasil kali antara
G
besaran skalar massa (m) dan besaran vektor kecepatan ( v ). Adapun arah
momentum sama dengan arah kecepatan benda.

Contoh Soal:
Mobil bermassa 2.000 kg bergerak dengan kecepatan 15 m/s ke kanan. Dari arah
berlawanan, sepeda motor bermassa 350 kg bergerak dengan kecepatan 20 m/s.
Tentukan momentum masing-masing benda tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: m1 = 2.000 kg
G
v1 = 15 m/s (bernilai positif karena berarah ke kanan)
m2 = 350 kg
G
v2 = –20 m/s (bernilai negatif karena berarah ke kiri)
G G
Ditanyakan: p1 dan p2
Jawab:
G G G
p1 = mv1 = m1 v1 = (2.000 kg)(15 m/s) = 30.000 kg m/s

224 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


G G
p2 = m2 v2
= (350 kg)(–20 m/s)
= –7.000 kg m/s
Jadi, momentum mobil sebesar 30.000 kg m/s, sedangkan momentum sepeda motor
–7.000 kg m/s.
2. Hukum Kekekalan Momentum
Dari bab-bab sebelumnya Anda dapat
menyelesaikan permasalahan gerak benda
menggunakan hukum-hukum Newton dan
hukum Kekekalan Energi. Akan tetapi, tidak
semua permasalahan gerak benda dapat
diselesaikan dengan kedua hukum tersebut.
Sebagai contoh seorang pemanah bermassa
50 kg melepaskan anak panah bermassa
20 gram dengan kecepatan 50 m/s seperti
ditunjukkan Gambar 10.3. Berapakah Sumber: Dokumen Penerbit

kecepatan pemanah saat terdorong ke Gambar 10.3 Orang memanah lurus ke


depan
belakang?
Dari hukum III Newton tentang gaya aksi-reaksi, Anda dapat menyimpulkan
bahwa pemanah akan terdorong ke belakang. Akan tetapi, Anda tidak dapat
menentukan kelajuan pemanah menggunakan hukum II Newton maupun
menggunakan hukum Kekekalan Energi karena informasi yang disajikan tidak
lengkap. Momentum merupakan besaran baru yang dapat digunakan dengan mudah
untuk menyelesaikan permasalahan gerak benda. Dalam bab ini, momentum bekerja
pada benda yang bergerak lurus sehingga disebut juga momentum linear. Perhatikan
penjelasan berikut.
Berdasarkan hukum III Newton, gaya yang bekerja pada panah saat terlempar
ke depan merupakan gaya aksi, sedangkan gaya yang bekerja pada pemanah
sehingga terdorong ke belakang merupakan gaya reaksi. Kedua gaya tersebut
memiliki nilai yang sama tetapi arahnya berlawanan (F12 = –F21). Gaya aksi reaksi
tersebut juga dapat dituliskan sebagai berikut.
F12 + F21 = 0
Berdasarkan hukum II Newton, F = m a. Dengan demikian, persamaan di atas
dapat dituliskan sebagai berikut.
m1a1 + m2a2 = 0
Percepatan benda merupakan turunan dari kecepatan benda terhadap waktu.
dv
Dengan substitusi a = dt pada persamaan sebelumnya, diperoleh persamaan sebagai
berikut.
dv dv
m1 dt1 + m2 dt2 = 0
Oleh karena massa pemanah dan massa panah tidak berubah (konstan), m1 dan m2
dapat dimasukkan ke dalam turunan sebagai berikut.
d(m1v1 ) d(m2 v2 )
dt
+ dt
=0

Fisika Kelas X 225


Hasil kali m1v1 dan m2v2 tak lain merupakan momentum benda 1 dan momentum
benda 2. Dengan demikian, persamaan di depan dituliskan sebagai berikut.
dp1 dp
dt
+ dt2 = 0
Dari persamaan di atas, diketahui bahwa turunan dari jumlah momentum sistem
sama dengan nol. Dengan demikian, momentum sistem adalah konstan. Hasil ini
disebut juga hukum Kekekalan Momentum. Hukum Kekekalan Momentum
dinyatakan sebagai berikut.

”Kapan pun dua partikel atau lebih dalam suatu sistem yang terisolasi saling
berinteraksi, momentum total sistem tersebut adalah konstan.”

Secara matematis, hukum Kekekalan Momentum dinyatakan sebagai berikut.

m1v1 + m2v2 = m1v1′ + m2v2′

Keterangan:
m 1 = massa benda ke-1 (kg)
m 2 = massa benda ke-2 (kg)
v 1 = kecepatan awal benda ke-1 (m/s)
v 2 = kecepatan awal benda ke-2 (m/s)
v1′ = kecepatan akhir benda ke-1 (m/s)
v2′ = kecepatan akhir benda ke-2 (m/s)

Contoh Soal:
Perhatikan kembali Gambar 10.3. Pemanah bermassa 50 kg melepaskan anak panah
bermassa 20 gram dengan kecepatan 50 m/s. Ketika anak panah terlepas, pemanah
terdorong ke belakang dengan kecepatan tertentu.
Berdasarkan hukum Kekekalan Momentum, kecepatan pemanah terdorong ke
belakang dijelaskan sebagai berikut.
Penyelesaian:
Diketahui: m1 = 50 kg
m2 = 20 g = 0,02 kg
v 2 ′ = 50 m/s
Ditanyakan: v1′
Jawab:
Momentum awal sistem sebelum anak panah ditembakkan adalah nol karena
keduanya berada dalam keadaan diam. Dengan demikian, hukum Kekekalan
Momentum pada peristiwa tersebut adalah:
m1v1 + m2v2 = m1v1′ + m2v2′
0 = m1v1′ + m2v2′
0 = 50 v1′ + (0,02)(50)
–50 v1′ = (0,02)(50)
v1′ = –0,02
(Tanda negatif menunjukkan arah kecepatan pemanah berlawanan dengan arah
kecepatan anak panah).
Jadi, kecepatan pemanah saat terdorong ke belakang sebesar 0,02 m/s.

226 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


Apabila pemanah mengarahkan anak panah dengan membentuk sudut 60°
terhadap horizontal, bagaimanakah pengaruh sudut tersebut terhadap kecepatan
pemanah saat terdorong ke belakang? Perhatikan penjelasan berikut.
Momentum awal sistem sebelum anak panah dilepaskan atau ditembakkan
sama dengan nol. Adapun momentum setelah sistem anak panah ditembakkan
sebagai berikut.

v′2y
v2′

60°

θ
v′2x
(a) v′1 (b)
Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 10.4 a. Orang memanah dengan sudut elevasi θ


b. Momentum sistem setelah anak panah ditembakkan

Gambar di atas menunjukkan anak panah terlempar dengan kecepatan v2′


membentuk sudut 60° terhadap sumbu X. Adapun pemanah terdorong ke kiri dengan
kecepatan v1′. Hukum Kekekalan Momentum yang berlaku pada anak panah searah
sumbu X dapat dituliskan sebagai berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v1′ + m2v2×

0 = m1v1′ + m2v2′ cos 60°
1
0 = 50 v1′ + (0,02)(50)( 2 )
50 v1′ = –0,5
0, 5
v1′ = – 50
= 0,01
Jadi, apabila anak panah diarahkan membentuk sudut 60°, pemanah terdorong ke
belakang dengan kecepatan sebesar 0,01 m/s.
Dengan adanya sudut elevasi tersebut, kecepatan pemanah menjadi lebih kecil
dibandingkan saat pemanah menembakkan anak panah lurus ke depan. Sudut
elevasi tersebut menyebabkan kecepatan anak panah terbagi ke sumbu X dan sumbu
Y sehingga momentum di sumbu X menjadi lebih kecil.
Perhatikan contoh soal berikut agar Anda lebih memahami penggunaan hukum
Kekekalan Momentum.

Contoh Soal:
Seorang pemburu hewan liar melepaskan tembakan hingga peluru keluar dari
senapan dengan kecepatan 50 m/s. Jika massa peluru 10 g dan massa senapan 3 kg,
tentukan besar kecepatan gerak senapan setelah peluru ditembakkan!

Fisika Kelas X 227


Penyelesaian:
Diketahui: ms = 3 kg
mp = 10 g = 0,01 kg
vp = 0
vs = 0
vp′ = 50 m/s
Ditanyakan: v s ′
Jawab:
msvs + mpvp = msvs′ + mpvp′
(3 kg)(0) + (10 g)(0) = (3 kg)(vs′) + (0,01)(50 m/s)
0 = (3 kg)(vs′) + (0,5 kg m/s)
0, 5 kg m/s
v s′ = – 3 kg
v s ′ = –0,17 m/s
(Tanda negatif menunjukkan arah gerak senapan berlawanan dengan arah gerak
peluru)
Jadi, kecepatan gerak senapan –0,17 m/s.
Hukum Kekekalan Momentum juga dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan lain, misalnya pada tumbukan dua benda.
Permasalahan tumbukan akan dibahas lebih lanjut pada subbab tumbukan.

3. Impuls
Pada hukum Kekekalan Momentum, momentum benda pada sistem terisolasi
selalu konstan. Hal tersebut terjadi apabila tidak ada gaya luar yang bekerja pada
sistem sehingga momentum tidak berubah. Akan tetapi, momentum benda akan
berubah apabila sebuah gaya bekerja pada benda tersebut. Berdasarkan hukum II
Newton, gaya yang bekerja pada partikel dirumuskan sebagai berikut.
dv d(mv) dp
F = m a = m dt = dt = dt
Dengan demikian, momentum benda dirumuskan sebagai berikut.
dp = F dt
Apabila gaya F bekerja pada benda dalam selang waktu Δt, perubahan momentum
benda dirumuskan sebagai berikut.
Δp = F Δt
Pada peristiwa sehari-hari, gaya kontak yang bekerja pada benda berlangsung
sangat singkat. Sebagai contoh ketika pemain memukul bola biliar pada apersepsi
di depan. Tongkat pemukul menyentuh bola biliar dalam waktu singkat. Gaya yang
bekerja dalam waktu singkat tersebut dinamakan gaya impulsif. Adapun perubahan
momentum yang terjadi pada benda disebut dengan impuls. Pernyataan tersebut
dikenal dengan teorema Impuls Momentum yang berbunyi:
”Impuls gaya F yang bekerja pada sebuah benda sama dengan perubahan momentum
benda.”

228 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


Secara matematis, Teorema Impuls Momentum dirumuskan sebagai berikut.

I = Δp = F Δt

Keterangan:
I = impuls (Ns)
Δ p = p2– p1 = perubahan momentum (kg m/s atau Ns)
F = gaya impulsif (N)
Δt = selang waktu (s)

Contoh Soal:
Dian dan Erna sedang berlatih voli. Dian memukul bola voli bermassa 0,5 kg dengan
kecepatan awal 3 m/s ke arah Erna. Erna kemudian menangkis bola sehingga bola
bergerak dengan kecepatan 2 m/s ke arah Dian. Jika waktu sentuh bola saat ditangkis
Erna sebesar 0,01 s, hitung gaya impulsif yang dihasilkan Erna!
Penyelesaian:
Diketahui: m = 0,5 kg
v 1 = 3 m/s
v 2 = –2 m/s
t = 0,01 s
Ditanyakan: F
Jawab:
I = F Δt
Δp = F Δt
Δp m(v2 − v1 ) (0, 5 kg)(− 2 m/s − 3 m/s) 2, 5 kg m/s
F = Δt
= = 0, 01 s
=– 0, 01 s
= –250 N
Δt
Tanda negatif menunjukkan arah gaya berlawanan dengan arah kecepatan awal
benda.
Jadi, gaya impulsif yang diberikan Erna sebesar 250 N.

4. Hukum II Newton dalam Bentuk Momentum


Anda telah mempelajari hukum II Newton tentang
gerak, yaitu F = m a. Gerak mobil yang dipercepat atau
diperlambat dapat Anda analisis dengan mudah
menggunakan persamaan tersebut. Percepatan mobil
merupakan perubahan kecepatan setiap satuan waktu
Δv
(a = ), sedangkan massa mobil tidak berubah.
Δt
Bagaimana jika massa benda yang bergerak mengalami
perubahan, misalnya roket yang menyemburkan gas saat
bergerak? Perhatikan Gambar 10.5. Di kelas X Anda
telah mempelajari prinsip kerja roket, yaitu berdasarkan
gaya aksi-reaksi. Selanjutnya, bagaimanakah timbulnya
gaya dorong pada roket tersebut?
Sebelum membahas lebih lanjut tentang roket,
Sumber: Fisika untuk Sains dan Teknik,
lakukan kegiatan berikut bersama kelompok Anda. Serway dan Jewett
Diskusikan permasalahan-permasalahan berikut Gambar 10.5
bersama kelompok Anda. Peluncuran roket

Fisika Kelas X 229


Menyelidiki Gaya Dorong pada Roket
Sediakan tiga balon berukuran kecil, sedang,
dan besar. Tiuplah balon kecil, lalu lepaskan
dengan mulut balon berada di bagian bawah
Balon
sehingga balon bergerak dengan cepat ke atas.
Amati ketinggian maksimum balon tersebut.
Ulangi kegiatan di atas untuk balon
berukuran sedang dan besar. Bandingkan
ketinggian ketiga jenis balon tersebut. Berdasarkan
kegiatan yang telah Anda lakukan, bagaimanakah
hubungan antara ukuran balon, jumlah gas dalam Sumber: Dokumen Penerbit

balon, dan ketinggian balon? Jelaskan timbulnya Gambar 10.6


Gaya dorong pada balon
gaya dorong pada roket.

Berdasarkan teorema Impuls Momentum Anda telah mempelajari bahwa impuls


gaya F yang bekerja pada sebuah benda sama dengan perubahan momentum benda
(I = Δp). Dari pernyataan tersebut, hukum II Newton dapat dinyatakan dalam bentuk
momentum sebagai berikut.
I = Δp
F Δt = Δp
Δp
F=
Δt

Dari persamaan di atas, Newton menyatakan hukum keduanya dalam bentuk


momentum yang berbunyi:

”Gaya F yang bekerja pada suatu benda sama dengan laju perubahan momentumnya
Δp
( ).”
Δt

Hukum II Newton yang dinyatakan dengan F = ma hanya berlaku pada sistem


dengan massa konstan. Adapun hukum II Newton yang dinyatakan dalam bentuk
Δp
momentum (F = ) berlaku umum pada sistem dengan massa konstan maupun
Δt
massa berubah.

Saat melakukan lompat jauh atau lompat tinggi, Anda sebaiknya menekuk kaki
Anda saat mendarat. Apa hubungan antara momentum dan impuls terhadap anjuran
Anda menekuk kaki saat mendarat? Apa akibatnya jika Anda tidak menekuk kaki
saat mendarat?

230 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


1. Truk bermuatan dengan massa 1,5 ton bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Hitung
momentum yang dihasilkan truk bermuatan tersebut!
2. Bola sepak ditendang ke arah gawang dengan kecepatan 25 m/s. Bola terbentur
tiang gawang dan memantul kembali dari arah berlawanan. Jika massa bola
0,5 kg dan kecepatan pantul bola 20 m/s, hitung perubahan momentum bola
sebelum dan sesudah mengenai tiang gawang!
3. Benda A bermassa 0,8 kg bergerak dengan kecepatan 2 m/s ke arah timur. Benda
ini menabrak benda B bermassa 0,3 kg yang sedang bergerak ke arah barat dengan
kecepatan 3 m/s. Setelah menabrak, benda B bergerak searah dengan benda A
dengan kecepatan 2 m/s. Hitung kecepatan benda A setelah menabrak benda B!
4. Bola sepak bergerak dengan kecepatan 20 m/s setelah ditendang pemain ke arah
gawang. Kiper menangkap bola tersebut sehingga berhenti. Jika massa bola sepak
500 gram, berapakah besar impuls yang dihasilkan dari proses penghentian benda
tersebut?
5. Bola golf dipukul dengan stik golf sehingga bergerak dengan kecepatan 100 m/s.
Jika bola golf dipukul dengan gaya sebesar 80 N dan proses sentuhan stik dan
bola terjadi selama 0,1 sekon, hitunglah massa bola golf tersebut!

B. Tumbukan
Dari pembahasan sebelumnya telah Anda ketahui bahwa hukum Kekekalan
Momentum berlaku dalam setiap peristiwa tumbukan dua benda. Dua benda bertumbukan
ketika bergerak mendekati dan saling berinteraksi satu sama lain. Tumbukan dapat terjadi
pada benda makroskopis maupun benda mikroskopis. Tumbukan bola-bola biliar
merupakan tumbukan makroskopis. Adapun tumbukan mikroskopis misalnya tumbukan
partikel atomik misalnya tumbukan antarpartikel gas, dan tumbukan subatomik misalnya
tumbukan pada proton, elektron, dan neutron. Bagaimanakah sifat-sifat tumbukan dua
benda? Lakukan kegiatan berikut sehingga Anda dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Menyelidiki Sifat-Sifat Tumbukan


1. Pengamatan
Peristiwa tumbukan tidak dapat lepas dari konsep impuls dan momentum.
Kemungkinan-kemungkinan dalam peristiwa tumbukan antara lain benda
menjadi bergerak berlawanan arah dengan kecepatan sama setelah terjadi
tumbukan, benda bergerak dengan kecepatan yang lebih kecil, dan dapat
pula benda menjadi diam setelah terjadi tumbukan. Untuk memperjelas gejala-
gejala pada proses tumbukan, lakukan pengamatan terhadap peristiwa
berikut.

Fisika Kelas X 231


2. Prosedur
a. Siapkan bola bekel, bola kasti, dan dua mobil mainan.
b. Jatuhkan bola bekel dari ketinggian 1,5 meter ke lantai yang keras,
misalnya lantai keramik. Amati pantulan bola bekel tersebut.
c. Hitunglah jumlah pantulan sampai bola berhenti memantul.
d. Ulangi kegiatan a dan b pada bola kasti.
e. Susunlah mobil mainan A dan B dengan jarak 1 meter.
f. Hidupkan mobil mainan A sehingga menumbuk mobil mainan B yang
diam. Amati gerak mobil A dan B setelah bertumbukan.
3. Diskusi
Berdasarkan kegiatan yang telah Anda lakukan, diskusikan permasalahan
berikut bersama teman sekelompok Anda.
a. Manakah yang lebih lenting, tumbukan antara bola bekel dengan lantai
atau tumbukan antara bola kasti dengan lantai?
b. Jelaskan sifat tumbukan antara mobil mainan A dan B!
c. Bagaimanakah energi kinetik bola bekel dan bola kasti setelah bertumbukan?
d. Mungkinkah dua benda yang bertumbukan tidak kehilangan sebagian
energi kinetiknya?
4. Kesimpulan dan Laporan
Tuliskan hasil diskusi Anda dan buatlah kesimpulan tentang sifat-sifat
tumbukan.

Berdasarkan kegiatan yang telah Anda lakukan, tumbukan terbagi menjadi


tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting
sama sekali. Tumbukan lenting sempurna terjadi ketika energi kinetik sistem sebelum
dan sesudah tumbukan adalah sama sedangkan pada tumbukan lenting sebagian terjadi
pengurangan energi kinetik. Tumbukan tidak lenting sama sekali terjadi ketika kedua
benda saling menempel sesaat setelah tumbukan dan bergerak dengan kecepatan yang
sama. Perhatikan penjelasan berikut.
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan pada bola-bola biliar termasuk tumbukan yang mendekati lenting
sempurna. Sebenarnya, tumbukan pada bola-bola biliar tersebut bukan tumbukan
lenting sempurna karena kita dapat mendengar suara tumbukan bola-bola biliar
tersebut. Hal ini berarti ada energi kinetik sistem yang berubah menjadi suara. Agar
tidak kehilangan energi, tumbukan lenting sempurna haruslah hening. Oleh karena
itu, tumbukan lenting sempurna hanya terjadi pada partikel-partikel atomik dan
subatomik.
Perhatikan Gambar 10.7. Bola m1 bergerak dengan kecepatan v1 mendekati
bola m2 yang bergerak dengan kecepatan v2. Jika terjadi tumbukan sentral (tumbukan
terjadi tepat di pusat massa kedua bola), maka setelah bertumbukan m1 bergerak
dengan kecepatan v1′, sedangkan m2 bergerak dengan kecepatan v2′.

232 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


m1 v1 m2 v2

(a)

v1 ′ v2 ′
m1 m2

(b)
Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 10.7 a. Momentum sistem sebelum bertumbukan


b. Momentum sistem setelah bertumbukan

Pada peristiwa tumbukan tersebut berlaku hukum Kekekalan Momentum.


Persamaan hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v1′ + m2v2′

Apabila tumbukan tersebut termasuk tumbukan lenting sempurna, energi


kinetik sistem sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama. Hukum Kekekalan
Energi pada tumbukan lenting sempurna dirumuskan sebagai berikut.

Ek = Ek′
1 1 1 1
mv2
2 1 1
+ 2 m2v22 = 2 m1v1′2 + 2 m2v2′2

Keterangan:
v 1 = kecepatan gerak benda 1 sebelum tumbukan (m/s)
v 2 = kecepatan gerak benda 2 sebelum tumbukan (m/s)
v1′ = kecepatan gerak benda 1 setelah tumbukan (m/s)
v2′ = kecepatan gerak benda 2 setelah tumbukan (m/s)

Sifat kelentingan tumbukan dinamakan koefisien restitusi. Koefisien restitusi


adalah nilai yang menunjukkan tingkat kelentingan benda dalam peristiwa
tumbukan. Koefisien restitusi dirumuskan sebagai berikut.
−(v1′ − v′2 )
e= v1 − v2

Pada tumbukan lenting sempurna, koefisien restitusi memiliki nilai maksimun


sama dengan 1. Hal ini disebabkan pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum
Kekekalan Momentum dan hukum Kekekalan Energi Kinetik. Kecepatan benda
setelah tumbukan dapat dihitung melalui persamaan berikut ini.
−( v1′ − v′2 )
e= v1 − v2
(v1 – v2)1= –(v1′ – v2′)
v1 – v2 = –(v1′ – v2′)
Nilai koefisien restitusi mulai dari 0 hingga 1. Dengan ketentuan:
a. lenting Sempurna e = 1;
b. lenting Sebagian 0 < e < 1;
c. tidak Lenting Sama Sekali e = 0.

Fisika Kelas X 233


Contoh Soal:
Dua bola berwarna merah dan biru. Kedua bola bergerak berlawanan arah dan
saling bertumbukan lenting sempurna. Massa bola berwarna merah 1 kg, sedangkan
massa bola berwarna biru 2 kg. Apabila kecepatan bola merah 8 m/s dan bola biru
10 m/s, hitung kecepatan tiap-tiap bola setelah tumbukan!
Penyelesaian:
Diketahui: bola merah = m1 = 1 kg
bola biru = m2 = 2 kg
v 1 = 8 m/s
v 2 = –10 m/s
Ditanyakan: v1′ dan v2′
Jawab:
p1 + p2 = p1′ + p2′
m1v1 + m2v2 = m1v1′ + m2v2′
(1)(8) + (2)(–10) = (1)(v1′) + (2)(v2′)
(8) + (–20) =v1′ + 2 v2′
–12 = v1′ + 2v2′ . . . . (1)
Tumbukan lenting sempurna:
v1′ – v2′ = –(v1′ – v2′)
v1′ – v2′ = v2 – v1
v1′ – v2′ = (–10 ) – 8
v1′ – v2′ = –18 . . . . (2)
Eliminasi v1′ pada persamaan (1) dan (2) menghasilkan:
v1′ + 2v2′ = –12
v1′ – v2′ = –18
––––––––––––– –
3v 2 ′ = 6
v2′ = 2
Substitusikan v2′ pada persamaan (2) menghasilkan:
v1′ – v2′ = –18
v 1 ′ = (–18 + v2′)
v 1 ′ = (–18 + 2) = –16
Jadi, v1′ = –16 m/s dan v2′ = 2 m/s.
Pelajari kembali tumbukan lenting sempurna dengan melakukan tugas berikut.

Menyelidiki Tumbukan Lenting Sempurna


1. Dengan hukum Kekekalan Momentum dan hukum Kekekalan Energi,
buktikan bahwa koefisien restitusi tumbukan lenting sempurna sama
dengan 1.

234 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


2. Perhatikan gambar tumbukan dua buah bola biliar identik berikut.

v
6
Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 10.8 Bola biliar putih mendekati bola nomor 6

Bola putih bergerak dengan kecepatan v mendekati bola nomor 6 yang


diam. Setelah tumbukan bola putih diam, sedangkan bola nomor 6
bergerak dengan kecepatan v. Mengapa peristiwa tumbukan kedua bola
tersebut termasuk tumbukan lenting sempurna?

2. Tumbukan Lenting Sebagian


Dari penjelasan sebelumnya, Anda telah mengetahui bahwa pada tumbukan
lenting sebagian tidak berlaku hukum Kekekalan Energi Kinetik. Akan tetapi, pada
setiap tumbukan berlaku hukum Kekekalan Momentum. Pada tumbukan lenting
sebagian, koefisien restitusi bernilai 0 < e < 1. Semakin kecil nilai koefisien restitusi,
tumbukan semakin tidak lenting. Ketika dua buah benda bertumbukan lenting
sebagian, persamaan yang berlaku sebagai berikut.

m1v1 + m2v2 = m1v1′ + m2v2′


Keterangan:
v 1 = kecepatan gerak benda 1 sebelum tumbukan (m/s)
v 2 = kecepatan gerak benda 2 sebelum tumbukan (m/s) h1
v1′ = kecepatan gerak benda 1 setelah tumbukan (m/s)
v2′ = kecepatan gerak benda 2 setelah tumbukan (m/s)

Perhatikan Gambar 10.9. Bola yang dijatuh- h2


kan ke lantai pada percobaan yang telah Anda
v2
lakukan termasuk jenis tumbukan lenting sebagian.
Tinggi pantulan bola semakin lama semakin
berkurang dan akhirnya berhenti memantul. Pada v1
peristiwa tersebut, energi kinetik bola semakin
Sumber: Dokumen Penerbit
berkurang. Dengan demikian, hukum Kekekalan
Gambar 10.9
Energi Kinetik tidak berlaku pada tumbukan Tumbukan lenting sebagian
tersebut.
Pada setiap pantulan, energi kinetik bola sesaat setelah menumbuk lantai
diubah menjadi energi potensial dengan ketinggian h serta getaran akibat gesekan
dengan bidang pantul. Dengan demikian, hubungan antara kecepatan dan
ketinggian bola pada setiap pantulan dirumuskan sebagai berikut.

vn = 2ghn

Pada tumbukan tersebut, lantai tetap diam sebelum dan sesudah tumbukan.
Dengan demikian persamaan koefisien restitusi pada bola jatuh dirumuskan:
v′ v2 v3 v
e= v = v1
= v2
=...= v n
n −1

Fisika Kelas X 235


Subtitusi vn = 2ghn pada persamaan di atas menghasilkan:

h2 h3 hn
vn = h1
= h2
=... = h
n −1

Keterangan:
v n = kecepatan bola pada pantulan ke-n (m/s)
h n = ketinggian bola pada pantulan ke-n (m)

Contoh Soal:
Bola bermassa 0,5 kg dijatuhkan dari ketinggian 16 meter di atas tanah. Setelah
menumbuk tanah, bola memantul setinggi 4 meter. Tentukan koefisien restitusi
antara bola dengan tanah!
Penyelesaian:
Diketahui: v 1 = 2gh1
v2 = 0
v 1 ′ = 2gh2
v2′ = 0
Ditanyakan: e
Jawab:
h2 4m 1 1
e = = = = 2
h1 16 m 4
1
Jadi, nilai koefisien restitusi antara bola dengan tanah sebesar 2 .

3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


Pada peristiwa tumbukan dalam kehidupan sehari-hari, ada kalanya setelah
tumbukan kedua benda bergerak dengan kecepatan yang sama. Sebagai contoh
mobil mainan yang menumbuk kardus kemudian bergerak dengan kecepatan yang
sama. Hal tersebut terjadi karena kardus menempel pada mobil mainan sehingga
ikut terseret dengan kecepatan yang sama.
Hukum Kekekalan Momentum pada peristiwa tumbukan dirumuskan sebagai
berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v1′ + m2v2′
Kedua benda bergerak dengan kecepatan yang sama setelah bertumbukan
(v1’ = v2’ = v’). Dengan demikian, persamaan di atas dapat ditulis menjadi:

m1v1 + m2v2 = (m1 + m2)v′

Oleh karena v1’ = v2’, nilai Δv’ = 0. Akibatnya, koefisien restitusi pada tumbukan
tidak lenting sama sekali bernilai nol (e = 0).
Contoh Soal:
Dalam sebuah perlombaan reli, mobil A bermassa 1.500 kg bergerak dengan
kecepatan 118,8 km/jam. Mobil B bermassa 2.000 kg kehilangan kendali dan
menabrak mobil A dari arah belakang dengan kecepatan 126 km/jam. Apabila kedua
mobil saling menempel setelah bertumbukan, tentukan kecepatan kedua mobil
setelah bertumbukan!

236 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


Penyelesaian:
Diketahui: v 1 = 118,8 km/jam = 33 m/s
v 2 = 126 km/jam = 35 m/s
m1 = 1.500 kg
m2 = 2.000 kg
Ditanyakan: v′
Jawab:
m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v′
(1.500 kg)(33 m/s) + (2.000 kg)(35 m/s)= (1.500 kg + 2.000 kg) v′
49.500 kg m/s + 70.000 kg m/s = (3.500 kg) v′
119.500 kg m/s
v′ = 3.500 kg
= 34,1 m/s
Jadi, kecepatan gerak kedua mobil setelah tumbukan sebesar 34,1 m/s.
Tumbukan tidak lenting sama sekali dapat dimanfaatkan untuk mengukur
kecepatan peluru. Peralatan ini dinamakan ayunan balistik (perhatikan
Gambar 10.10). Ayunan balistik terdiri atas sebuah balok besar bermassa m2 yang
digantung vertikal pada beberapa kawat ringan seperti gambar. Peluru bermassa
m1 ditembakkan ke dalam balok m2. Peluru tertanam di dalam balok, dan keduanya
berayun sehingga ketinggian balok dan peluru naik sebesar h.

m1
v1 v′
h
v1 = 0 m1 + m2
(a) (b)
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 10.10 a. Ayunan Balistik sebelum tumbukan
b. Ayunan Balistik sesudah tumbukan

Persamaan hukum Kekekalan Momentum pada ayunan balistik:


m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v′
Oleh karena balok mula-mula diam (v2 = 0), persamaan di atas menjadi:
m1v1 + 0 = (m1 + m2) v′
Dengan demikian, kecepatan awal peluru dirumuskan:
m1 + m2
v1 = ( ) v′
m1

Sesaat setelah bertumbukan, peluru bersarang di dalam balok dan bergerak


dengan kecepatan v′. Oleh karena balok terikat pada tali, balok beserta peluru terayun
sampai pada ketinggian maksimum h.

Fisika Kelas X 237


Pada peristiwa tersebut berlaku hukum Kekekalan Energi Mekanik, yaitu energi
kinetik sistem diubah seluruhnya menjadi energi potensial pada ketinggian h.
Persamaan kekekalan energi sebagai berikut.
Ek = Ep
1
2
(m1 + m2) v′2 = (m1 + m2) gh
Dari persamaan tersebut dapat ditentukan kecepatan balok dan peluru setelah
bertumbukan, yaitu:
v′ = 2gh
Substitusikan v′ pada persamaan v1 sehingga diperoleh hubungan antara kecepatan
awal peluru dan ketinggian h sebagai berikut.
m1 + m2
v1 = ( ) 2gh
m1

Keterangan:
v 1 = kecepatan awal peluru (m/s)
m 1 = massa peluru (kg)
m 2 = massa balok (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian balok setelah tumbukan (m)

Contoh Soal:
Sebuah balok yang terkait dengan tali terangkat hingga 5 cm sesaat setelah sebuah
peluru menembus dan bersarang di dalamnya. Massa peluru dan balok berturut-
turut 5 gram dan 3,995 kg. Jika percepatan gravitasi bumi sebesar 10 m/s2, tentukan
kecepatan peluru sebelum menembus balok!
Penyelesaian:
Diketahui: m2 = 3,995 kg
m1 = 5 gram = 0,005 kg
g = 10 m/s2
h = 5 cm = 0,05 m
Ditanyakan: v 1
Jawab:
m1 + m2
v1 = ( ) 2gh
m1
⎛ 0, 005 + 3, 995 ⎞
= ⎜ 0, 005 ⎟ 2(10)(0, 05)
⎝ ⎠

= (800) 1
= 800
Jadi, kecepatan peluru sebesar 800 m/s.

238 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


Kendaraan yang baik harus memperhatikan faktor keselamatan pengendaranya.
Dilihat dari segi keamanan pengemudi, bumper (batang besi atau plastik yang melintang
pada bagian muka dan belakang mobil) mobil memiliki fungsi yang sangat penting.
Bumper mobil berfungsi untuk menyerap energi pada saat terjadi tabrakan. Menurut
Anda, bagaimanakah sifat bumper yang baik? Apa yang dirasakan pengemudi jika
mobil memantul kembali saat terjadi tabrakan? Bagaimana jika mobil tidak memantul
kembali saat terjadi tabrakan?

1. Bola bisbol dilemparkan ke lantai sehingga menghasilkan pola pantulan seperti


gambar berikut.

0,25 m 0,16 m

Hitung koefisien restitusi pola pantulan bola tersebut!


2. Bola A yang bermassa 0,4 kg bergerak ke arah timur dengan kecepatan 5 m/s.
Bola B bermassa 0,2 kg juga bergerak dengan kecepatan 2 m/s ke arah timur.
Setelah tumbukan, kedua bola tetap bergerak ke timur. Apabila kecepatan bola A
setelah bertumbukan menjadi 3 m/s ke timur, tentukan kecepatan bola B dan
koefisien restitusi tumbukan tersebut!
3. Peluru bermassa 10 gram ditembakkan ke sebuah ayunan balistik bermassa
10 kg. Jika ayunan balistik terangkat setinggi 5 cm, hitung kecepatan peluru saat
mengenai ayunan tersebut! (Anggap nilai g = 10 m/s2)
4. Bola biliar berwarna merah yang diam ditumbuk oleh bola biliar berwarna putih
sehingga keduanya bergerak dengan kecepatan yang sama setelah tumbukan.
Kecepatan bola biliar setelah tumbukan 0,5 m/s dan keduanya saling menempel.
Jika massa kedua bola sama besar yaitu 0,01 kg, hitung kecepatan bola putih
sebelum terjadinya tumbukan!
5. Dua benda A dan B bermassa 2 kg dan 4 kg. Benda A bergerak dengan kelajuan
5 m/s dan menumbuk benda B yang diam. Apabila tumbukan yang terjadi lenting
sempurna, tentukan kecepatan kedua benda setelah tumbukan!

Fisika Kelas X 239


Buatlah roket air sederhana dari bahan botol plastik bekas minuman
minimal 1,5 liter. Kerjakan tugas ini secara berkelompok. Carilah cara pembuatan
roket air dengan berselancar di internet atau dengan membaca buku-buku ensiklopedia.
Gambarkan rancangan/desain roket air sederhana yang Anda buat. Kembangkan
kreativitas dan inovasi yang Anda miliki. Ujilah roket air yang Anda buat di lapangan
sekolah setelah pembelajaran selesai. Dokumentasikan hasil uji coba yang telah Anda
lakukan, lalu buatlah laporan cara pembuatan roket dan bahan-bahan yang
digunakan. Presentasikan hasil tugas proyek di akhir pembelajaran.

1. Momentum adalah ukuran kesulitan suatu benda untuk dihentikan.


2. Momentum diperoleh dengan cara mengalikan massa benda dengan kecepatannya.
G G
p=mv
3. Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa kapan pun dua partikel atau
lebih dalam suatu sistem yang tersolasi saling berinteraksi, momentum total sistem
tersebut adalah konstan.
m1v1 + m2v2 = m1v1′ + m2v2′
Keterangan:
m 1 = massa benda ke-1 (kg)
m 2 = massa benda ke-2 (kg)
v 1 = kecepatan awal benda ke-1 (m/s)
v 2 = kecepatan awal benda ke-2 (m/s)
v1′ = kecepatan akhir benda ke-1 (m/s)
v2′ = kecepatan akhir benda ke-2 (m/s)
4. Teorema impuls momentum menyatakan bahwa impuls gaya F yang bekerja pada
sebuah benda sama dengan perubahan momentum benda.
I = Δp = F Δt
Keterangan:
I = impuls (Ns)
Δ p = p2– p1 = perubahan momentum (kg m/s atau Ns)
F = gaya impulsif (N)
Δt = selang waktu (s)

5. Hukum II Newton dalam bentuk momentum menyatakan bahwa gaya F yang


Δp
bekerja pada suatu benda sama dengan laju perubahan momentumnya ( ).
Δt
Δp
F=
Δt
6. Tumbukan dikelompokkan menjadi tumbukan lenting sempurna, tumbukan
lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
7. Pada setiap peristiwa tumbukan selalu berlaku hukum Kekekalan Momentum.

240 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


8. Hukum Kekekalan Energi Kinetik hanya berlaku pada tumbukan lenting sempurna.
9. Koefisien restitusi merupakan nilai yang menunjukkan tingkat kelentingan benda
dalam peristiwa tumbukan.
Δv′ −( v1′ − v′2 )
e=– = v −v
Δv 1 2

Nilai koefisien restitusi mulai dari 0 hingga 1, dengan ketentuan:


a. tumbukan lenting sempurna memiliki e = 1;
b. tumbukan lenting sebagian memiliki 0 < e < 1;
c. tumbukan tidak lenting sama sekali memiliki e = 0.
10. Koefisien restitusi pada bola yang dijatuhkan:
v hn
e= v n = hn − 1
n −1

Keterangan:
vn = kecepatan bola pada pantulan ke-n (m/s)
hn = ketinggian bola pada pantulan ke-n (m)
11. Kecepatan peluru pada ayunan balistik dirumuskan:
m1 + m2
v=( ) 2gh
m1
Keterangan:
v = kecepatan awal peluru (m/s)
m 1 = massa peluru (kg)
m 2 = massa balok (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian balok setelah tumbukan (m)

a. 1.000
A. Pilihlah jawaban yang tepat!
b. 500
c. 100
1. Hukum Kekekalan Momentum akan
d. 10
berlaku pada dua benda identik yang
e. 1
berinteraksi jika . . . .
a. massa kedua benda beda 3. Bola bisbol bermassa 0,05 kg dilempar
b. massa kedua benda sama ke arah pemukul dengan kecepatan 10
c. kelajuan kedua benda beda m/s. Bola kemudian dipukul dengan
d. kelajuan kedua benda sama stik sehingga berbalik arah dengan
e. tidak ada gaya luar yang meme- kecepatan 20 m/s ke arah yang ber-
ngaruhi lawanan dengan arah datangnya bola.
Impuls pada proses tumbukan stik dan
2. Benda bermassa 100 gram bergerak
bola sebesar . . . Ns.
dengan kecepatan 10 m/s. Momentum
a. 1,5 d. 4,5
yang dihasilkan benda tersebut sebesar
b. 2,5 e. 5,0
. . . kg m/s.
c. 3,0

Fisika Kelas X 241


4. Impuls yang terjadi dalam proses 7. Perhatikan pernyataan-pernyataan
menendang bola sepak sebesar 5 Ns. Jika berikut ini!
proses sentuhan antara kaki dan bola (i) Nilai koefisien restitusi = 1 me-
berlangsung selama 0,05 sekon, gaya nandakan bahwa tumbukan ber-
yang diberikan kaki ke bola sebesar sifat lenting sebagian.
. . . N. (ii) Nilai koefisien restitusi = 0,24
a. 50 d. 100 menandakan bahwa jenis tumbuk-
b. 70 e. 110 an lenting sebagian.
c. 90 (iii) Nilai koefisien restitusi = 0 me-
nandakan bahwa jenis tumbukan
5. Perhatikan gambar di bawah ini! lenting sempurna.
(iv) Nilai koefisien restitusi antara 0
v1 = 4 m/s
dan 1 menandakan bahwa jenis
tumbukan lenting sebagian.
Pernyataan yang tepat ditunjukkan oleh
....
a. (i) dan (ii)
b. (i) dan (iii)
v2 = 2 m/s c. (ii) dan (iii)
d. (ii) dan (iv)
Bola bermassa 20 gram dilempar dengan
e. (iii) dan (iv)
kecepatan v1 = 4 m/s ke kiri. Setelah
membentur tembok, bola memantul 8. Dua bola bergerak saling mendekat.
Kecepatan gerak bola pertama 10 m/s
dengan kecepatan v2 = 2 m/s ke kanan.
dan kecepatan bola kedua 20 m/s.
Impuls yang dihasilkan sebesar . . . Ns. Massa bola pertama 0,8 kg dan massa
a. 0,24 d. 0,06 bola kedua 1,2 kg. Jika kedua bola ber-
b. 0,12 e. 0,04 tumbukan dan menjadi satu setelah
c. 0,08 bertumbukan, kecepatan kedua bola
sebesar . . . m/s.
6. Perhatikan grafik di bawah ini! a. 2
b. 4
F (N) c. 8
4 d. 16
e. 32

t (s) 9. Bola basket jatuh dari balkon rumah


6 9 12 15 yang tingginya 20 meter. Jika tumbukan
dengan tanah bersifat elastis sebagian
Grafik di atas menyatakan hubungan
(e = 0,5), kecepatan pantul bola basket
antara gaya F yang bekerja pada benda
sebesar . . . m/s. (Anggap nilai
bermassa 3 kg terhadap waktu t selama
g = 10 m/s2)
gaya bekerja pada benda. Apabila benda
a. 8
mula-mula diam, kecepatan akhir benda
b. 9
tersebut sebesar . . . m/s.
c. 10
a. 2 d. 8
d. 11
b. 3 e. 10
e. 12
c. 6

242 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


10. Pada suatu permainan biliar, bola 6. Ardi menjatuhkan bola voli dari
berwarna ungu bergerak ke sisi barat ketinggian 120 cm. Pantulan pertama
meja dengan kecepatan 40 cm/s. Bola bola yang dijatuhkan Ardi mencapai
ungu ini menumbuk bola biru yang titik tertinggi 60 cm. Tentukan koefisien
semula diam dengan sifat tumbukan restitusi tumbukan yang terjadi antara
lenting sempurna. Kecepatan bola ungu bola dan lantai!
dan bola biru setelah tumbukan
berturut-turut . . . . (massa kedua bola 7. Benda bermassa 200 gram yang sedang
sama) diam ditumbuk oleh benda lain yang
a. 0 cm/s dan 0 cm/s bergerak dengan kecepatan 20 m/s.
b. 0 cm/s dan 40 cm/s Kedua benda saling menempel setelah
c. 40 cm/s dan 0 cm/s tumbukan. Jika massa benda penumbuk
d. 40 cm/s dan 40 cm/s 500 gram, berapakah kecepatan kedua
e. tak terhingga benda setelah tumbukan?
8. Perhatikan gambar berikut!
B. Kerjakan soal-soal berikut!

1. Peluru bermassa 10 gram melesat dari


senapan dengan kecepatan 200 m/s.
Jika massa senapan 5 kg, hitung
kecepatan gerak senapan tersebut! v′
m1 v1 h
2. Bola sepak bermassa 0,5 kg yang semula v1 = 0 m1 + m2

diam ditendang dengan gaya 50 N. Peluru bermassa 10 gram ditembakkan


Apabila waktu sentuh 10 ms, tentukan dengan kecepatan tertentu mengenai
kecepatan bola setelah ditendang! balok. Peluru bersarang dalam balok
sehingga keduanya terangkat setinggi
3. Kelapa jatuh ke tanah dan memantul 10 cm. Jika massa balok 2 kg dan per-
setinggi 0,5 m. Jika koefisien restitusi cepatan gravitasi di tempat itu 9,8 m/
sebesar 0,22, tentukan tinggi pohon s2, tentukan kecepatan peluru!
kelapa! 9. Bola basket bermassa 1 kg dilemparkan
ke arah jaring, tetapi meleset dan
4. Sepeda motor yang sedang diparkir mengenai papan kayu. Jika nilai e
ditabrak oleh sepeda motor lain sebesar 0,8 dan kecepatan lemparan
sehingga keduanya bergerak dengan bola 5 m/s, berapakah kecepatan
kecepatan yang sama yaitu 2 m/s. Jika pantulan bola?
massa kedua motor sama yaitu sebesar
10. Tank bergerak selama 1 menit dan
500 kg, hitung kecepatan gerak sepeda
mengalami perubahan momentum
motor penabrak sebelum terjadinya sebesar 72.000 kg m/s. Berapakah gaya
tabrakan! dorong yang bekerja pada tank?
5. Burung bermassa 0,25 kg terbang
dengan kecepatan 8 m/s dan menabrak
dinding gedung yang terbuat dari kaca.
Burung seketika terhenti dan jatuh ke
tanah. Tentukan impuls yang terjadi
antara burung dan dinding kaca!

Fisika Kelas X 243


Fenomena alam yang dapat menggambarkan tumbukan tidak lenting sama sekali
adalah meteor yang menumbuk bumi. Contohnya sebuah meteor yang menghantam
wilayah Chrlyabinsk, Rusia, pada hari Jumat, 15 Februari 2013. Jatuhnya meteor
berbobot 10.000 ton tersebut di luar perkiraan. Meskipun sudah ada lembaga yang
bertugas memantau benda-benda asing yang memasuki bumi, tetapi musibah yang
menelan korban 1.200 jiwa itu tidak bisa dihindari.
Peristiwa di atas membuktikan bahwa semua rencana dan prediksi manusia
kadang-kadang tidak tepat. Manusia boleh berencana, tetapi Tuhan yang menentukan
takdir kita. Meskipun sudah memiliki teknologi canggih agar terhindar dari musibah,
jika Tuhan menghendaki musibah menimpa kita maka kita tidak bisa menghindaarinya.
Dengan menyadari kuasa Tuhan atas segala ciptaan-Nya, sudah seharusnya membuat
kita semakin mendekatkan diri kepada-Nya.

Isilah angket ini dengan memberikan tanda cek (✓) sesuai tingkat pemahaman
Anda setelah mempelajari materi di bab ini.
Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Sedang Baik
Kurang Baik

Saya dapat menjelaskan konsep momen-


tum dan impuls.
Saya dapat menjelaskan hukum Ke-
kekalan Momentum serta mengaplikasi-
kannya dalam menyelesaikan perma-
salahan fisika.
Saya dapat menjelaskan timbulnya gaya
dorong pada roket menggunakan hukum
II Newton dalam bentuk momentum.
Saya dapat menganalisis tumbukan
lenting sempurna, lenting sebagian, dan
tidak lenting sama sekali.
Saya dapat menganalisis koefisien
restitusi pada bola yang dijatuhkan dan
ayunan balistik.

Apabila tanda cek (✓) yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih dari atau sama dengan 2, sebaiknya Anda mempelajari kembali materi ini
sebelum melanjutkan ke bab berikutnya. Anda dapat melanjutkan ke bab berikutnya
jika tanda cek (✓) pada kolom Kurang dan Sangat Kurang lebih kecil atau sama
dengan 2.

244 Momentum, Impuls, dan Tumbukan


Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat menganalisis, memahami, dan menerapkan
hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan.

Getaran Harmonis

Mempelajari tentang

Getaran Harmonis Persamaan Gerak Harmonis

Terdiri atas Terdiri atas

Mengenal Persamaan
Mengenal Persamaan Persamaan Persamaan
Getaran Periode dan
Pegas Simpangan Kecepatan Percepatan
Harmonis Frekuensi
Getaran Getaran Getaran
Getaran
Harmonis Harmonis Harmonis
Harmonis

Mengenal
Ayunan Bandul
Persamaan
Energi Gerak
Getaran
Harmonis

Fisika Kelas X 245


Sumber: www.mobilemag.com

Gambar 11.1 Robot serangga

Ilmuwan di Amerika Serikat menciptakan robot seukuran lalat yang mampu melakukan
manuver gesit seperti umumnya serangga. ”Robo-fly” ini dibuat dari serat karbon, bermassa
kurang dari satu gram, dan memiliki ”otot” elektronik super cepat sebagai penggerak
sayapnya. Robot ini memiliki kelincahan terbang seperti lalat yang memungkinkan untuk
menghindari pukulan manusia. Kelincahan gerak itu tidak lain karena gerakan sayap yang
mampu bergetar 120 kali setiap detik. Tahukah Anda bahwa konsep utama yang menjadikan
gerak robot lalat ini terinspirasi dari konsep fisika tentang getaran harmonis? Dalam bab
ini Anda akan mempelajari materi mengenai getaran harmonis dan besaran-besaran yang
terkait dengannya.

1. Konsep getaran harmonis • Getaran


2. Besaran-besaran yang terkait dengan getaran harmonis • Simpangan
sebuah benda • Gaya pemulih
3. Persamaan-persamaan dalam getaran harmonis untuk • Ayunan
menyelesaikan permasalahan • Pegas

246 Getaran Harmonis


Alam merupakan guru yang nyata bagi umat manusia. Dengan mempelajari alam
semesta, manusia semakin menyadari kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menciptakan alam semesta beserta isinya. Sebagai contoh lalat dapat mengepakkan
sayapnya sebanyak 200–250 kali tiap detik. Sayap lalat yang berukuran kecil tersebut mampu
mengangkat tubuhnya sehingga dapat terbang.
Manusia menciptakan ”Robo-fly” dengan
mengadopsi gerakan lalat. Kepakan sayap lalat
maupun ”Robo-fly” merupakan contoh getaran
harmonis. Contoh lain getaran harmonis dalam
kehidupan sehari-hari yaitu gerak bolak-balik
ayunan seperti terlihat pada Gambar 11.2.
Mengapa anak tersebut dapat kembali lagi
setelah terayun dan mencapai titik tertinggi?
Pada bab ini akan dibahas tentang getaran
harmonis yang berhubungan dengan gaya dan
gerak getaran. Setelah mempelajari bab ini, Anda
diharapkan dapat menganalisis hubungan Sumber: Dokumen Penerbit
antara gaya dan gerak getaran. Bab getaran Gambar 11.2 Getaran ayunan
harmonis dibagi menjadi dua subbab, yaitu
subbab karakeristik getaran harmonik dan subbab persamaan getaran harmonik.
Pada subbab A Anda mempelajari penyebab getaran yaitu adanya gaya pemulih serta
besaran-besaran pada getaran. Adapun pada subbab B Anda mempelajari persamaan
getaran harmonis meliputi persamaan simpangan, kecepatan dan percepatan getaran
harmonis, serta energi pada getaran harmonis.

A. Karakteristik Getaran Harmonis


Di SMP Anda telah mengetahui pengertian getaran, yaitu gerak bolak-balik suatu
benda melalui titik keseimbangan. Pada subbab ini Anda akan mempelajari karakteristik
getaran harmonis. Adanya gaya pemulih yang bekerja pada anak saat bermain ayunan
menyebabkan terjadinya getaran harmonis. Bagaimana cara menentukan gaya pemulih?
Berapakah besar gaya tersebut dan ke manakah arahnya? Lakukan kegiatan berikut
agar Anda memahami karakteristik getaran harmonik.

Menyelidiki Gaya Pemulih pada Getaran


1. Pengamatan
Lakukan pengamatan getaran ayunan dan getaran pegas.
2. Prosedur
a. Siapkan beban 100 gram, tali sepanjang 30 cm, statif, dan pegas.
b. Susunlah beban dan tali seperti Gambar 11.3a.
c. Simpangkan beban sejauh 10 cm, lalu lepaskan.
d. Amati gerakan bandul.

Fisika Kelas X 247


e. Gantilah tali dengan pegas,
lalu pasangkan beban 100
gram pada pegas seperti
Gambar 11.3b. θ
f. Tariklah beban sejauh
3 cm, lalu lepaskan.
g. Amati gerak beban pada A
pegas tersebut.
3. Diskusi
Diskusikan permasalahan
(a) (b)
berikut bersama kelompok.
a. Ke manakah arah gaya Sumber: Dokumen Penerbit
pemulih pada getaran Gambar 11.3 a. Getaran pada ayunan matematis
ayunan bandul dan b. Getaran pada pegas
getaran pegas? Gambar-
kan gaya-gaya yang
bekerja pada kedua getaran tersebut!
b. Berapakah besar gaya pemulih yang bekerja pada bandul? (gunakan
g = 9,8 m/s2)
c. Jika konstanta pegas sebesar k, berapakah gaya pemulih yang bekerja
pada pegas?
4. Kesimpulan dan Laporan
Simpulkan hasil diskusi Anda dan buatlah laporan kegiatan. Setelah itu,
presentasikan hasil percobaan dan diskusi dengan bahasa mudah dipahami.

Setelah Anda melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi, mari kita bahas getaran
harmonis secara lebih detail. Getaran harmonis adalah gerak suatu benda secara bolak-
balik melalui suatu titik keseimbangan tertentu. Apa saja contoh getaran harmonis?
Contoh getaran harmonis adalah gerak pegas, gerak sayap hewan yang terbang, dan
gerak pendulum atau ayunan bandul. Perhatikan Gambar 11.4.

(a) (b) (c)

Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 11.4 Getaran harmonis pada pegas (a), sayap lalat (b), dan ayunan bandul (c)

248 Getaran Harmonis


Sebuah benda akan mengalami gerak bolak-balik karena adanya gaya pemulih.
Gaya pemulih adalah gaya yang arahnya menuju ke titik keseimbangan getaran harmonis
suatu benda. Besar gaya pemulih sesuai dengan simpangan getar benda, tetapi arahnya
berlawanan dengan simpangan gerak benda tersebut. Sebagai contoh perhatikan getaran
harmonis pada gerak bolak-balik ayunan bandul dan getaran pegas.
Setelah sedikit mengenal mengenai gerak harmonis, mari kita belajar tentang gerak
harmonis sederhana pada ayunan bandul dan gerak pegas. Apa perbedaan getaran
harmonis pada ayunan bandul dan pegas? Lakukan kegiatan berikut untuk menemukan
perbedaannya.

Gerak Harmonis pada Bandul dan Pegas


1. Perhatikan jam bandul dan pegas mobil pada gambar di bawah ini.

Sumber: Dokumen Penerbit Sumber: Dokumen Penerbit


Gambar 11.5 (a) Jam bandul; (b) Pegas mobil
2. Bagaimana bentuk gerak harmonis pada kedua benda tersebut?
3. Apa peran gaya pemulih dalam menunjang fungsi dari benda-benda
tersebut? Diskusikan permasalahan ini dengan kelompok belajar Anda
di rumah.

1. Getaran Harmonis pada Ayunan Bandul


Bandul adalah nama dari suatu benda yang
terikat pada sebuah tali atau yang sejenis
dengannya serta dapat berayun secara bebas.
Bagian dari sistem sebuah bandul adalah benda θ
pemberat, benda penghubung (dapat berupa tali),
dan titik poros dari gerak sistem bandul. Untuk x
lebih jelas, perhatikan Gambar 11.6.
Gaya pemulih yang bekerja pada bandul
dirumuskan sebagai berikut. y
Fp = –m g sin θ
in θ
y mg s mg cos θ
= –m g
mg mg
Keterangan: Fp = gaya pemulih (N)
m = massa bandul (kg) Sumber: Dokumen Penerbit
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2) Gambar 11.6 Gaya-gaya pada
θ = sudut simpangan ayunan sederhana
y = simpangan bandul (m)
= panjang tali (m)

Fisika Kelas X 249


Tanda negatif pada persamaan di atas menunjukkan bahwa arah gaya pemulih
berlawanan dengan arah simpangan.
Contoh Soal:
Irfan bermain ayunan di taman. Tinggi ayunan dari tanah 20 cm. Massa Irfan sebesar
20 kg. Apabila panjang ayunan 3 m dan massa ayunan diabaikan, berapakah gaya
pemulih yang bekerja pada Irfan ketika berada 70 cm dari atas tanah? (g = 9,8 m/s2)
Penyelesaian:
Diketahui: h0 = 20 cm = 0,2 m
m = 20 kg
=3m
h′ = 70 cm = 0,7 m
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: Fp
Jawab:
x = – Δh
= – (h′ – h0)
= 3 m – (0,7 m – 0,2 m)
θ
= 2,5 m
x 2
y= − x2

y = (3 m)2 − (2, 5 m)2


Δh
= 2, 75 m 2
h′
h0 = 1,66 m
Fp = –m g sin θ
y
= –m g
1, 66 m
= –(20 kg)(9,8 m/s2) 3m
= –108,45 N
Jadi, gaya pemulih yang bekerja pada Irfan sebesar –108,45 N.
2. Getaran Harmonis pada Pegas
Benda elastis adalah benda yang apabila diberi gaya akan mengalami
perubahan fisik, baik bentuk maupun ukuran, tetapi akan kembali ke bentuk semula
jika gaya dihilangkan. Contoh benda elastis antara lain karet, katapel, dan pegas.
Pegas dapat melakukan gerak harmonis. Pegas yang melakukan gerak harmonis
tidak terlepas dari kondisi meregang dan memampat. Perhatikan Gambar 11.7 agar
lebih jelas tentang kondisi pegas saat setimbang, meregang, dan memampat.

250 Getaran Harmonis


Fp
Fp

(c)
(a)

(b)

Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 11.7 Pegas dalam kondisi setimbang (a), meregang (b), dan memampat
(c)
Gaya pemulih yang bekerja pada setiap getaran selalu berlawanan dengan
arah simpangan. Perhatikan Gambar 11.7. Ketika pegas disimpangkan ke bawah,
gaya pemulih yang bekerja berarah ke atas sehingga kembali ke posisi seimbang.
Sebaliknya, ketika pegas disimpangkan ke atas titik seimbang, gaya pemulih yang
bekerja berarah ke bawah. Besar gaya pemulih sebanding dengan simpangan yang
diberikan dan tingkat kekakuan pegas. Secara matematis gaya pemulih pada pegas
dirumuskan sebagai berikut.

Fp = –k x

Keterangan: Fp = gaya pemulih (N)


k = konstanta pegas (N/m)
x = simpangan pegas (m)

Contoh Soal:
Beban bermassa 500 gram digantungkan pada pegas yang memiliki konstanta
200 N/m. Setelah posisi seimbang, pegas ditarik sejauh 5 cm, lalu dilepaskan
sehingga bergetar. Tentukan besar dan arah gaya pemulih yang bekerja saat beban
berada pada posisi:
a. 4 cm di atas titik seimbang;
b. 3 cm di bawah titik seimbang.
Penyelesaian:
Diketahui: m = 500 g = 0,5 kg
k = 200 N/m
A = 5 cm
x 1 = 4 cm = 0,04 m di atas titik seimbang
x 2 = –3 cm = –0,03 m (0,03 m di bawah titik seimbang)
Ditanyakan: Fp

Fisika Kelas X 251


Jawab:
Jika posisi di atas titik seimbang dianggap sebagai posisi dengan arah vektor
positif, maka:
a. FP1 = –k x 1 = –(200 N/m)(0,04 m) = –8 N
Jadi, gaya pemulih saat beban berada 4 cm di atas titik seimbang sebesar –8 N.
Dengan demikian, gaya pemulih berarah ke bawah.
b. FP2 = –k x 2 = –(200 N/m)(–0,03 m) = 6 N
Jadi, gaya pemulih yang bekerja saat beban berada 3 cm di bawah titik seimbang
sebesar 6 N. Gaya pemulih berarah ke atas.

Sebuah jam bandul bergerak lebih lambat dari biasanya. Apa yang dapat
dilakukan agar jam bandul dapat bergerak seperti biasanya?

1. Jelaskan pengertian getaran 3. Apa yang dimaksud dengan istilah


harmonis dan berikan dua contoh meregang dan memampat pada
dalam kehidupan sehari-hari! pegas?
2. Perhatikan gambar berikut! 4. Bandul bermassa 100 gram disimpang-
kan sejauh 30° kemudian dilepas-
kan. Apabila percepatan gravitasi
bumi 9,8 m/s 2 dan panjang tali
50 cm, berapakah gaya pemulih
yang bekerja pada bandul tersebut?
5. Gaya pemulih yang bekerja pada
pegas sebesar 0,05 N. Apabila
simpangan pegas 2 cm, berapakah
konstanta pegas yang digunakan?
X

Apakah istilah yang tepat untuk X?


Jelaskan!

B. Persamaan Getaran Harmonis


Di awal bab ini, Anda telah melakukan kegiatan sederhana yang terkait dengan
bandul. Dalam kegiatan tersebut, Anda membuat salah satu jenis bandul sederhana.
Pada bagian ini, Anda akan lebih memperdalam materi tentang getaran harmonis
mengenal besaran-besaran yang terkait dengan gerak harmonis pada bandul.

252 Getaran Harmonis


Getaran harmonis mempunyai karakteristik seperti simpangan, kecepatan,
percepatan, dan gaya pemulih. Bagaimana persamaan dari keempat karakteristik
tersebut?

Besaran yang Memengaruhi Getaran Harmonis


1. Pengamatan
Amatilah gerakan yang terjadi pada ayunan dengan membuat variasi
besaran.
2. Prosedur
a. Carilah mainan anak-anak seperti ayunan.
b. Lakukan beberapa percobaan seperti berayun dengan awalan
simpangan berbeda.
c. Amati gerakan dengan cermat dan catat hasilnya dengan runtut.
3. Diskusi
Lakukan diskusi dengan anggota kelompok Anda untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Apa yang memengaruhi kecepatan dan simpangan gerak?
b. Bagaimana pengaruh perubahan besaran terhadap kecepatan dan
simpangan gerak?
c. Bagaimana pengaruh besaran yang Anda ubah terhadap percepatan
gerak?
4. Kesimpulan dan Laporan
Simpulkan hasil diskusi bersama anggota kelompok Anda. Tuliskan hasilnya
dalam sebuah laporan singkat, lalu presentasikan hasilnya di kelas.

Dari kegiatan di atas, Anda telah mengetahui bahwa gerak harmonis dipengaruhi
oleh banyak besaran. Selanjutnya, mari kita pelajari persamaan dari simpangan,
kecepatan, percepatan, dan gaya pemulih pada gerak harmonis.
1. Simpangan Gerak Harmonis Sederhana
Simpangan gerak harmonis y dapat diperoleh dengan memproyeksikan
kedudukan benda yang bergerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran.

Fisika Kelas X 253


Dari Gambar 11.8 diketahui D Y D
bahwa proyeksi kedudukan benda (y) C
C
pada diameter lingkaran menghasil- B
B
kan fungsi sinus. Oleh karena itu,
simpangan gerak harmonis sederhana X
E A A E A
dirumuskan sebagai berikut.
y = A sin θ = A sin ωt
A adalah amplitudo, yaitu simpangan F F
terjauh yang mampu dicapai benda. Sumber: Dokumen Penerbit

θ adalah besarnya sudut fase yang Gambar 11.8 Proyeksi kedudukan benda pada
dilalui benda. gerak melingkar beraturan terhadap diameter
lingkaran
Benda menempuh satu kali
getaran (satu fase) apabila sudut yang ditempuh sebesar 2π radian (360°). Apabila
benda telah menempuh sudut fase sebesar θ0 pada saat t = 0, rumus simpangan
benda menjadi:
y = A sin (ωt + θ0)

Oleh karena ω = T
atau ω = 2π f, persamaan simpangan dapat ditulis menjadi:
y = A sin (ωt + θ0)
2πt
= A sin ( T
+ θ0)
= A sin (2π f t + θ0)
Keterangan:
y = simpangan (m)
A = amplitudo/simpangan terjauh (m)
ω = kecepatan sudut benda (rad/s)
θ 0 = sudut awal (rad)
θ = sudut fase = ωt + θ0 (rad)

2. Kecepatan Gerak Harmonis Sederhana


Kecepatan merupakan turunan pertama dari fungsi posisi. Kecepatan gerak
harmonis dapat diketahui dengan menurunkan fungsi simpangan terhadap waktu.
Secara matematis, kecepatan gerak harmonis dirumuskan sebagai berikut.
dy
vy = dt
d[ A sin (ω t + θ 0 )]
= dt
= Aω cos (ωt + θ0)
Kecepatan maksimum vm terjadi ketika nilai cos (ωt + θ0) = 1. Dengan demikian,
kecepatan maksimumnya dirumuskan:
vm = Aω
Dari kecepatan maksimum tersebut, rumus kecepatan dapat ditulis menjadi:
v = vm cos (ωt + θ0)
Hubungan antara kecepatan, amplitudo, dan simpangan pada gerak harmonis
sederhana sebagai berikut.

v = ω A2 − y 2

254 Getaran Harmonis


3. Percepatan Gerak Harmonis Sederhana
Percepatan sesaat merupakan turunan dari fungsi kecepatan. Dengan demikian,
percepatan gerak harmonis sederhana dirumuskan sebagai berikut.
d vy d [ Aω cos (ω t + θ 0 )]
ay = = dt
= –Aω2 sin (ωt + θ0)
dt

Oleh karena A sin (ωt + θ0) merupakan fungsi y, persamaan percepatan gerak
harmonis dapat ditulis sebagai berikut.
ay = –ω2y
Tanda negatif menunjukkan bahwa arah percepatan selalu berlawanan dengan
arah simpangan.
Percepatan maksimum gerak harmonis sederhana terjadi ketika nilai sin (ωt + θ0) = 1.
Dengan demikian, percepatan maksimum gerak harmonis sederhana dirumuskan:
a = –Aω2

Contoh Soal:
Sebuah partikel melakukan gerak harmonis sederhana dengan persamaan
simpangan y = 5 sin (4πt + 0,25π) cm dan t dalam sekon. Tentukan:
a. amplitudo, periode, dan frekuensi;
b. persamaan kecepatan dan percepatannya;
c. simpangan, kecepatan, dan percepatan pada saat t = 4s.
Penyelesaian:
Diketahui: y = 5 sin (4πt + 0,25π) cm
Ditanyakan: a. A, T, f
b. v(t), a(t)
c. y(4), v(4), a(4)
Jawab:
y(t) = 5 sin (4πt + 0,25π) cm
y = A sin (ωt + θ0)
a. A = 5 cm
ω = 2πf
4π = 2πf

f = 2π = 2 Hz
1 1
T= = s
f 2
dy
b. v(t) = dt
d(5 sin (4π t + 0, 25π ))
= dt
= 5(4π) cos (4πt + 0,25π) cm/s
= 20π cos (4πt + 0,25π) cm/s
= 0,2π cos (4πt + 0,25π) m/s

Fisika Kelas X 255


dv
a(t) = dt
d(20π cos (4π t + 0, 25π ))
= dt
= –20π (4π) sin (4πt + 0,25π) cm/s2
= –80π2 sin (4πt + 0,25π) cm/s2
= –0,80π2 sin (4πt + 0,25π) m/s2
c. t =4s
y = 5 sin (4πt + 0,25π) cm
= 5 sin (4π(4) + 0,25π) cm
= 5 sin (16π + 0,25π) cm
π
= 5 sin ( 4 ) cm
1
= 5 ⎛⎜ 2 ⎞⎟ cm
⎝2 ⎠
5
= 2 cm
2

v = 20π cos (4πt + 0,25π) cm/s


= 20π cos (4π(4) + 0,25π) cm/s
π
= 20π cos (16π + 4
) cm/s
π
= 20π cos ( 4 ) cm/s
⎛1
= 20π ⎜ 2 ⎞⎟ cm/s
⎝2 ⎠

= 10π 2 cm/s
a = 80π2 sin (4πt + 0,25π) cm/s2
π
= 80π2 sin (4π (4) + 4
) cm/s2
π
= 80π2 sin (16π + 4
) cm/s2
1
= 80π 2 ⎛⎜ 2 ⎞⎟ cm/s2
⎝2 ⎠

= 40π2 2 cm/s2

4. Periode dan Frekuensi Gerak Harmonis Sederhana


Periode (T) adalah waktu yang diperlukan suatu benda untuk melakukan satu
getaran lengkap. Frekuensi (f) adalah banyak getaran yang dilakukan setiap satuan
waktu. Satuan periode dalam SI adalah sekon (s), sedangkan satuan frekuensi
dalam SI adalah hertz (Hz) atau s–1. Dari kedua pengertian tersebut, hubungan
antara periode dan frekuensi sebagai berikut.
1 1
f= T
atau T = f
Sebelum mempelajari materi lebih mendalam, lakukan aktivitas Mari Bereksperimen
berikut ini.

256 Getaran Harmonis


Getaran Harmonis Pegas-Massa
A. Pendahuluan 3. Tarik beban agar simpangan-
Kegiatan ini bertujuan me- nya kecil dan gerakannya
nemukan hubungan antara periode harmonik.
ayunan dengan konstanta pegas, 4. Lepaskan beban bersamaan
dan menemukan hubungan antara dengan menghidupkan stop-
periode ayunan dengan massa watch, sehingga beban akan naik
beban. Diperlukan ketelitian dalam turun.
pengukuran panjang dan waktu 5. Matikan stopwatch setelah
agar diperoleh hasil yang akurat. 5 getaran, 1 getaran = beban
naik-turun (beban kembali di
B. Apa yang Diperlukan? posisi saat dilepaskan).
1. Statif 6. Hitung periode getar dan
2. Pegas yang diketahui nilai frekuensi getar.
konstantanya
7. Ulangi langkah 1 sampai 6
3. Bandul atau beban
untuk massa beban berbeda
4. Stopwatch
dengan pegas tetap.
5. Mistar atau meteran
D. Pertanyaan dan Diskusi?
C. Apa yang Harus Dilakukan?
1. Bagaimana grafik hubungan
1. Susunlah alat seperti gambar antara massa m dengan kuadrat
berikut. periode ayunan (T 2)?
2. Bagaimana hubungan antara
massa dan periode ayunan?
3. Bagaimana hubungan massa
dengan frekuensi ayunan?
4. Buatlah kesimpulan dari data
yang kamu peroleh dan
kumpulkan kepada Bapak atau
A Ibu Guru.
E. Unjuk Kreativitas
Sumber: Dokumen Penerbit 1. Ulangi langkah 1 sampai 6 untuk
Gambar 11.9 Susunan alat massa beban tetap dengan pegas
getaran harmonis pegas-massa berbeda (konstanta berbeda).
2. Timbang massa beban yang 2. Bagaimana grafik hubungan
digunakan. 1
antara nilai k
dengan kuadrat
periode ayunan (T 2)?

Berdasarkan kegiatan yang telah Anda lakukan, Anda menemukan bahwa


periode getaran pegas dipengaruhi oleh massa beban. Semakin besar massa beban,
periode getaran pegas juga semakin besar. Faktor-faktor apa saja yang
memengaruhi periode dan frekuensi getaran pegas? Ikuti penjelasan berikut agar
Anda lebih paham.

Fisika Kelas X 257


a. Periode dan Frekuensi Pegas Fp
Gaya pemulih pegas:
Fp = –kx
Berdasarkan hukum II Newton, F = m a x
sehingga:
Fp = –kx Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 11.10 Gaya pemulih selalu


m a = –kx berlawanan dengan arah gerak benda
k⎞
a = – ⎛⎜ ⎟x
⎝m⎠
Dari persamaan percepatan gerak harmonis sederhana diperoleh bahwa
a = ω2y. Oleh karena pegas bergerak sepanjang sumbu X, percepatan pegas
adalah a = –ω2 x. Dari kedua persamaan di atas diperoleh persamaan berikut.
k
– ω2 x = – m x
k
ω=
m
k
2π f =
m
Jadi, periode dan frekuensi pegas:

1 k
f = 2π
m
m
T = 2π
k
Keterangan:
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
m = massa beban (kg)
k = konstanta pegas (N/m)

Contoh Soal:
Beban bermassa 2 kg digantungkan pada pegas dan digetarkan dengan
periode 3 sekon. Jika beban bermassa 6 kg ditambahkan pada sistem pegas
tersebut, tentukan periode getaran sekarang!
Penyelesaian:
Diketahui: m1 = 2 kg
m2 = 2 kg + 6 kg = 8 kg
T1 = 3 s
Ditanyakan: T2
Jawab:
m
T = 2π
k
m2
T2 2π
k
T1 = m1

k

258 Getaran Harmonis


T2 m2
T1 = m1

T2 8 kg
3s = 2 kg
T2 4
3s =
1
T2 = (3 s)(2) = 6 s
Jadi, periode getar sekarang sebesar 6 sekon.
Selanjutnya, mari kita lakukan eksperimen yang terkait dengan gerak
harmonis pada ayunan sederhana.
b. Periode dan Frekuensi Ayunan Sederhana
Anda telah mengetahui gaya pemulih yang bekerja pada ayunan dari
subbab A. Adanya gaya pemulih tersebut menyebabkan ayunan bergerak
harmonis. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi periode dan frekuensi
ayunan sederhana? Temukan jawabannya dengan melakukan eksperimen
berikut.

Ayunan Sederhana (Ayunan Matematis)


A. Pendahuluan 4. Lepaskan beban sehingga
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan ayunan (perhatikan
menemukan hubungan antara gambar berikut).
panjang tali dengan periode ayunan.
Kegiatan ini membutuhkan sikap
yang teliti dan hati-hati. Bersungguh-
sungguhlah dalam mencatat waktu θ
sehingga hasil akurat.
B. Apa yang Diperlukan?
1. Statif
2. Tali
3. Bandul atau beban
4. Stopwatch
5. Mistar atau meteran
Sumber: Dokumen Penerbit
C. Apa yang Harus Dilakukan?
Gambar 11.11 Ayunan sederhana
1. Ikatkan seutas tali pada statif
dan ujung bawah tali diberi 5. Ukur waktu yang diperlukan
beban (bandul). sistem untuk melakukan
2. Ukur panjang tali. 10 ayunan.
3. Beban ditarik ke kiri sehingga 6. Ulangi langkah 1–5 untuk
tali membentuk sudut θ dengan panjang tali berbeda-beda.
garis vertikal yang kecil (θ < 15°).

Fisika Kelas X 259


D. Pertanyaan dan Diskusi? E. Unjuk Kreativitas
1. Bagaimana grafik hubungan Perbesar sudut simpangan, lalu amati
antara panjang tali ( ) dengan gerak bandul. Selanjutnya, ulangi
kuadrat periode ayunan (T 2). percobaan menggunakan massa
2. Berapakah gradien garis yang beban yang berbeda-beda, tetapi
Anda peroleh dari grafik ter- panjang tali yang digunakan tetap
sebut? konstan. Bagaimana pengaruh
massa terhadap periode getaran
ayunan?

Berdasarkan eksperimen yang telah Anda lakukan, Anda menemukan


bahwa periode getaran ayunan dipengaruhi oleh panjang tali yang digunakan.
Adapun perubahan massa beban tidak memengaruhi periode getarannya.
Bagaimana pengaruh panjang tali terhadap ayunan? Ikuti uraian berikut agar
Anda menemukan jawabannya.
Besarnya gaya pemulih pada ayunan
sederhana:
y θ
Fp = –mg sin θ = –mg

Berdasarkan hukum II Newton, F = ma x


sehingga:
y
ma = –mg y

y in θ
a = –g mg s mg cos θ
Percepatan gerak harmonis sederhana mg mg
bernilai a = –ω2y. Persamaan di atas Sumber: Dokumen Penerbit
menjadi: Gambar 11.12 Gaya-gaya pada
y ayunan sederhana
–ω2y = –g
g
ω=
g
2π f =

Periode dan frekuensi ayunan sederhana sebagai berikut.


Keterangan:
T = 2π g
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
1 g g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
f = 2π = panjang tali (m)

5. Energi Getaran Harmonis


Benda yang bergerak harmonis memiliki energi potensial dan energi kinetik.
Jumlah kedua energi ini disebut energi mekanik.

260 Getaran Harmonis


a. Energi Potensial Getaran Harmonis
Energi potensial dapat dirumuskan atas dasar perubahan gaya yang
bekerja pada gerak harmonis. Energi potensial berbanding lurus dengan
simpangannya (F = ky). Energi potensial gerak harmonis dirumuskan sebagai
berikut.
1
Ep = 2
ky2
Apabila diuraikan, energi potensial menjadi
1
Ep = 2
ky2
1
= 2
k (A sin ωt)2
1
= 2
k A2 sin2 ωt
Energi potensial maksimum ketika nilai sin2 ωt = 1. Ketika benda berada pada
simpangan maksimum, kecepatan benda = 0.
1 1
Ep = 2
k A2 = 2
m ω2 A2
maks

b. Energi Kinetik Getaran Harmonis


Anda telah mengetahui bahwa energi kinetik benda adalah energi yang
dimiliki benda karena geraknya (kecepatannya). Begitu pula energi kinetik
pada getaran harmonis juga ditentukan oleh kecepatannya. Energi kinetik
getaran harmonis dirumuskan sebagai berikut.
1
Ek = 2
mvy2
1
= 2
m(Aω cos ωt)2
1
= 2
m A2ω2 cos2 ωt
1
= 2
m ω2 A2 cos2 ωt
1
= 2
m ω2 A2 (1 – sin2 ωt)
1
= 2
m ω2 (A2 – A2 sin2 ωt)
1
= 2
m ω2 (A2 – y2)
atau
1
Ek = 2
k(A2 – y2)

Energi kinetik maksimum dicapai benda pada titik seimbangnya. Energi


kinetik minimum dicapai benda pada simpangan maksimum (titik balik).
Energi kinetik maksimum dirumuskan sebagai berikut.
1 1
2
kA2 = 2
mω2A2

Fisika Kelas X 261


c. Energi Mekanik Getaran Harmonis
Energi mekanik suatu benda merupakan jumlah energi kinetik dan energi
potensial gerak harmonis. Energi mekanik getaran harmonis dihitung sebagai
berikut.
Em = Ek + Ep
1 1
= 2
mvy2 + 2 ky2
1 1
= 2
m(Aω cos ωt)2 + 2 mω2(A sin ωt)2
1 1
= 2
m ω2 A2 cos2 ωt + 2 mω2 A2 sin2 ωt
1
= 2
m ω2 A2 (cos2 ωt + sin2 ωt)
1
= 2
m ω2 A2
1
= 2
k A2
Dari persamaan tersebut di atas, energi mekanik yang terjadi pada benda
yang bergetar harmonis tidak bergantung waktu dan tempat sehingga energi
mekanik yang terjadi pada benda di mana pun adalah sama.
EM = Ek = Ep
maks maks

1 1
EM = 2
kA2 = 2
m ω2 A2

Energi gerak harmonis pada titik seimbang dan pada titik balik
(simpangan = amplitudo) secara ringkas disajikan dalam tabel berikut.
Tabel Keadaan di Titik Seimbang dan Titik Balik pada Gerak
Harmonis Sederhana

Titik Seimbang Titik Balik


No. Energi
y=0 y=A

1 1
1. Energi kinetik 2
mω2A2 = 2
kA2 0
(maksimum) (minimum)
1 1
2. Energi potensial 0 2
mωA2 = 2 kA2
(minimum) (maksimum)
1 1 1 1
3. Energi mekanik mω2A2 = kA2 mω2A2 = kA2
2 2 2 2

Contoh Soal:
Sebuah benda diikat pada ujung pegas dan digetarkan harmonis dengan
amplitudo A dan konstanta pegas k. Tentukan energi kinetik benda pada saat
1
simpangan benda sebesar 2
A!
Penyelesaian:
1
Diketahui: y= 2
A
Ditanyakan: Ek

262 Getaran Harmonis


Jawab:
Ek = EM – EP
1 1
= 2
kA2 – 2 ky2
1 1 1
= 2
kA2 – 2 k( 2 A)2
1 1
= 2
kA2 – 8 kA2
4−1
= 8
kA2
3
= 8
kA2
3
Jadi, energi kinetik benda sebesar 8
kA2.

Percepatan gravitasi di tiap-tiap tempat berbeda. Bagaimana Anda membuktikan


jika tersedia seperangkat percobaan ayunan sederhana?

1. Sebuah benda melakukan gerak Sebuah beban bermassa 5 kg


harmonis dengan frekuensi 50 Hz digantungkan pada pegas sehingga
dan amplitudo 2 mm. Hitunglah: pegas bertambah panjang. Apabila
a. kecepatan dan percepatan di percepatan gravitasi 9,8 m/s 2 ,
titik seimbang; tentukan:
b. kecepatan dan percepatan di a. konstanta susunan pegas;
titik maksimum; b. pertambahan panjang susunan
c. persamaan simpangan, ke- pegas;
cepatan, dan percepatan c. energi potensial pegas.
sebagai fungsi waktu. 3. Sebuah balok bermassa 850 gram
2. Perhatikan susunan pegas berikut! dihubungkan ke pegas seperti
gambar berikut.
vp

Licin

Peluru bermassa 50 gram ditembak-


kan hingga bersarang di balok dan
m bergerak dengan kecepatan 2 m/s.
Akibatnya, pegas memendek dan
Ketiga pegas tersebut memiliki melakukan gerak harmonik. Apabila
konstanta sama besar, yaitu 300 N/m.

Fisika Kelas X 263


konstanta pegas sebesar 1.000 N/m, 5. Modulus elastisitas kawat x dua kali
dan tidak ada energi yang hilang modulus elastisitas kawat y.
selama tumbukan, tentukan: Panjang kawat x sama dengan kawat
a. amplitudo getaran; y yaitu 3 m. Apabila diameter kawat
b. frekuensi getaran. x dan kawat y berturut-turut 2 mm
dan 3 mm, berapakah perbandingan
4. Sebuah partikel bergerak dengan
antara konstanta gaya kawat x dan
persamaan simpangan y = 0,09 sin
π π kawat y?
( 3 t– 4
), dengan y dalam meter dan t
dalam sekon. Berapakah kecepatan dan
percepatan partikel pada saat t = 0?

1. Getaran harmonik adalah gerak suatu benda secara bolak-balik melalui suatu
titik keseimbangan tertentu dengan jumlah getaran setiap detik yang selalu
konstan.
2. Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali atau yang sejenis serta dapat
berayun bebas.
3. Pegas adalah benda elastis yang dapat menyimpan energi gerak.
4. Persamaan simpangan harmonik sederhana:
y = A sin ωt.
5. Persamaan hubungan kecepatan, amplitudo, dan simpangan pada gerak
harmonis sebagai berikut.

v = ω A2 − y 2
6. Persamaan percepatan gerak harmonis:
ay = –ω2 y
7. Periode dan frekuensi pada pegas dituliskan:
m
T = 2π
k
1 k
f = 2π
m
8. Periode dan frekuensi pada ayunan (bandul) dituliskan sebagai berikut.

T = 2π g

1 g
f = 2π

9. Benda yang bergerak memiliki energi potensial dan energi kinetik. Jumlah kedua
energi disebut energi mekanik.

264 Getaran Harmonis


4. Benda bergerak harmonis dengan
A. Pilihlah jawaban yang tepat!
frekuensi 2 Hz dan amplitudo 10 cm.
1. Dua buah pegas identik masing-masing Kecepatan partikel pada saat berada di
diberi beban m A dan m B . Apabila simpangan 6 cm adalah . . . cm/s.
frekuensi pegas A dua kali frekuensi a. 10π
pegas B, perbandingan antara massa A b. 16π
dan B adalah . . . . c. 20π
a. 1 : 1 d. 24π
b. 1 : 2 e. 32π
c. 1 : 4 5. Perhatikan besaran-besaran yang
d. 2 : 1 berkaitan dengan gerak harmonis
e. 4 : 1 sederhana berikut!
2. Benda bermassa 200 g dihubungkan 1) Amplitudo
pada pegas yang memiliki konsanta 2) Panjang tali
180 N/m seperti gambar di bawah ini. 3) Massa beban
4) Percepatan gravitasi bumi
Periode ayunan sederhana bergantung
pada besaran nomor . . . .
m a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 4)
Licin c. 2), 3), dan 4)
d. 2) dan 4)
Apabila pegas ditarik sejauh 10 cm, lalu e. 3) dan 4)
dilepaskan sehingga bergerak harmonik,
kelajuan benda pada titik seimbangnya 6. Benda bermassa 1 kg melakukan gerak
sebesar . . . m/s. harmonis dengan amplitudo 20 cm dan
a. 0,5 frekuensi 5 Hz. Energi kinetik saat
b. 1 simpangan benda berada di setengah
c. 1,5 dari amplitudo sebesar . . . joule.
d. 2 a. 1,5π2
e. 3 b. 3π2
c. 6π2
3. Beban bermassa 25 gram digantungkan d. 10π2
pada pegas dan digetarkan sehingga e. 12π2
menghasilkan periode 2 sekon. Untuk
meningkatkan periode getar menjadi 6 7. Partikel bergerak harmonis sederhana
sekon, beban 25 gram tersebut harus di- π
dengan persamaan y = 4 sin (5πt + 4
),
ganti dengan beban bermassa . . . gram.
a. 75 dengan y dalam cm dan t dalam sekon.
b. 150 Dari persamaan di atas kita dapat
c. 225 menyimpulkan:
d. 300 1) amplitudo getaran sebesar 4 cm;
e. 600 2) frekuensi getaran 5 Hz;

Fisika Kelas X 265


3) kecepatan maksimum getaran
B. Kerjakan soal-soal berikut!
20π cm/s;
4) simpangan pada saat t = 2 s sebesar 1. Pegas bergerak harmonis sederhana
2 2 cm. dengan amplitudo 6 cm. Tentukan
simpangan benda pada saat energi
Pernyataan yang benar ditunjukkan
kinetik 3 kali energi potensialnya!
nomor . . . .
a. 1), 2), dan 3) 2. Ayunan sederhana dibuat dari seutas
b. 1), 3), dan 4) tali sepanjang 39,2 cm. Ayunan diberi
c. 2), 3), dan 4) beban 20 gram. Beban tersebut
d. 2) dan 4) saja disimpangkan sejauh 5 cm. Apabila
e. 3) dan 4) saja percepatan gravitasi bumi sebesar
9,8 m/s2, hitunglah:
8. Benda digetarkan dalam arah vertikal
a. periode ayunan sederhana;
dengan amplitudo 8 cm dan periode
b. kecepatan maksimum ayunan
1,5 s. Simpangan benda setelah bergetar
sederhana.
selama 2 s adalah . . . cm.
a. 0 3. Jam bandul dipindahkan dari satu
lokasi dengan percepatan gravitasi
b. 4
10 m/s2 ke lokasi dengan percepatan
c. 4 2 gravitasi 9,8 m/s 2 . Berapa persen
d. 4 3 perubahan panjang ayunan bandul
e. 8 supaya periode jam bandul tersebut
tetap?
9. Partikel mengalami gerak harmonis se-
4. Partikel bermassa 10 gram bergetar
derhana dengan periode 0,2 s dan
harmonis dengan frekuensi 100 Hz dan
amplitudo 2 cm. Kecepatan maksimum
amplitudo 10 cm. Hitung energi
partikel adalah . . . cm/s.
potensial dan energi kinetik partikel
a. 10
pada saat sudut fase sebesar 30°!
b. 10π
c. 20 5. Kawat dengan luas penampang 3 mm2
d. 20π ditarik oleh gaya 3,6 N sehingga
e. 40 bertambah panjang dari 100 cm
menjadi 100,02 cm. Berapakah tetapan
10. Benda bermassa 5 kg digetarkan dengan
gaya dan modulus elastisitas kawat?
persamaan y = 0,05 sin (200t), dengan y
dalam meter dan t dalam sekon. Energi 6. Ayunan sederhana dibuat dengan
total yang dimiliki benda sebesar . . . J. seutas tali sepanjang 80 cm dan beban
a. 0 bermassa 50 gram. Beban tersebut
b. 25 disimpangkan sejauh 10 cm. Jika
c. 50 percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2,
d. 100 hitunglah:
e. 250 a. periode ayunan;
b. kecepatan maksimum.

266 Getaran Harmonis


7. Pegas bermassa 100 gram bergerak 9. Sebuah partikel melakukan gerak
harmonis sederhana dengan frekuensi
harmonis sederhana dengan frekuensi
50 Hz. Berapakah waktu yang
10
Hz dan amplitudo 20 cm. Berapakah diperlukan benda supaya simpangan
π
1
gaya yang bekerja pada sistem saat benda 2 dari amplitudonya?
2
simpangannya setengah amplitudo?
10. Sebuah partikel bergerak dengan periode
8. Beban digantungkan pada pegas dan 0,5 sekon dan amplitudo 10 cm.
bergetar dengan frekuensi 60 Hz. Berapakah kelajuan partikel ketika
Berapakah frekuensi pegas apabila
beban yang digantungkan diubah simpangannya 5 3 cm?
menjadi sembilan kali semula?

Benda yang bergerak secara periodik melakukan getaran harmonis. Kejadian di


alam pun merupakan gerak periodik. Sebagai contoh, bumi kembali ke posisi yang
sama setelah melakukan gerak rotasi dan revolusi. Bulan juga kembali ke posisi
semula sehingga selalu ada bulan purnama setiap bulan. Hal ini menunjukkan
kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan keteraturan dalam alam semesta.
Selain bumi dan bulan, gerak periodik juga dialami benda-benda buatan manusia.
Benda yang diberi gaya pada arah posisi seimbangnya maka geraknya disebut gerak
harmonik sederhana atau getaran harmonis. Getaran harmonis pada benda
dimanfaatkan manusia untuk memajukan teknologi, contohnya pembuatan jam
bandul. Pengetahuan tentang besaran-besaran getaran harmonis dimanfaatkan untuk
mengembangkan sistem peredam kejut pada kendaraan bermotor.

Fisika Kelas X 267


Isilah angket ini dengan memberikan tanda cek (✔) sesuai tingkat pemahaman Anda
setelah mempelajari materi di bab ini

Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Sangat
Kurang Kurang Sedang Baik Baik

Saya dapat menjelaskan definisi


getaran harmonis.
Saya dapat menjelaskan perbedaan gerak
pada ayunan dan pegas.
Saya dapat menjelaskan pengaruh gaya
pemulih pada getaran harmonis.
Saya dapat menggunakan persamaan
simpangan, kecepatan, dan percepatan
dalam menyelesaikan persoalan.
Saya dapat menjelaskan dan menyimpul-
kan hubungan antarbesaran pada
ayunan.
Saya dapat menjelaskan dan menyimpul-
kan hubungan antarbesaran pada pegas.
Saya dapat menentukan energi kinetik,
energi potensial, dan energi mekanik
pada getaran harmonis.

Apabila tanda cek (✔) yang Anda berikan pada kolom Kurang dan Sangat Kurang
lebih dari 4, sebaiknya Anda mempelajari kembali materi ini sebelum melanjutkan ke
bab berikutnya. Anda dapat melanjutkan ke bab berikutnya jika tanda cek (✔) pada
kolom Kurang dan Sangat Kurang lebih kecil atau sama dengan 4.

268 Getaran Harmonis


4. Perhatikan hasil pengukuran tebal pelat
A. Pilihlah jawaban yang tepat!
logam berikut!
1. Ciri-ciri berikut ini menunjukkan bahwa
Fisika sebagai bagian dari IPA, kecuali 35
.... 7 8 9
30
a. menggunakan cara berpikir logis
b. hasil kajiannya bersifat subjektif 25
c. objek kajiannya berupa benda
konkret Hasil pengukuran yang benar adalah . . .
d. dikembangkan berdasarkan mm.
pengalaman a. 8,80 d. 9,35
e. menggunakan langkah-langkah b. 8,90 e. 9,80
sistematis c. 9,30
2. Perhatikan tabel berikut! 5. Arman melakukan kegiatan praktikum
No. Besaran Dimensi
mengukur massa jenis zat cair. Zat cair
yang diukur mempunyai massa 120,4
1. Gaya [M][L][T]
gram dan volume 20 cm3. Berdasarkan
2. Energi [M][L][T] –2
3. Momentum [M][L][T] –1 aturan angka penting, massa jenis yang
4. Massa jenis [M][L]–3 diukur Arman adalah . . . gram/cm3.
a. 6,0200 d. 6,0
Besaran di atas yang memiliki dimensi b. 6,020 e. 6
yang benar ditunjukkan nomor . . . . c. 6,02
a. 1, 2, dan 4 6. Tebal papan diukur menggunakan
b. 1 dan 2 jangka sorong dan diperoleh hasil
c. 1 dan 3 seperti berikut.
d. 2 dan 3
e. 3 dan 4 1 2

3. Tekanan hidrostatis dirumuskan


p = ρ g h. Jika ρ adalah massa jenis,
g adalah percepatan gravitasi, dan
h adalah kedalaman air, dimensi 0 5 10
tekanan hidrostatis adalah . . . .
a. [M][L][T]–2 Berdasarkan hasil pengukuran tersebut,
b. [M][L]–1[T]–2 tebal papan adalah . . . cm.
c. [M][L]–2[T]–1 a. 0,31 d. 0,65
d. [M][L]–2[T]–2 b. 0,40 e. 0,75
e. [M][L]–2[T]–3 c. 0,50

Fisika Kelas X 269


7. Perhatikan gambar berikut! a. Resultan vektor yang mengapit
G sudut θ 1 sama besar dengan
F1 = 16 N
resultan vektor yang mengapit
sudut θ5.
b. Resultan vektor yang mengapit
60°
G
F3 = 3 N
sudut θ3 sama besar dengan resultan
G
vektor yang mengapit sudut θ4.
F2 = 3 3 N c. Resultan vektor memiliki nilai
terbesar ketika sudut yang diguna-
kan θ1.
Resultan ketiga vektor tersebut adalah
d. Resultan vektor memiliki nilai
. . . N.
terkecil ketika sudut yang diguna-
a. 5 d. 5 3 kan θ3.
b. 8 e. 8 3 e. Urutan besar resultan vektor dari
c. 10 terbesar hingga terkecil ketika sudut
yang digunakan θ 5, θ 4 , θ 3 , θ 2 ,
8. Perpindahan anak ketika berlari di dan θ1.
lapangan terlihat lintasannya pada
gambar berikut. 10. Benda mula-mula bergerak dengan
D kecepatan 20 m/s, kemudian dipercepat
hingga 50 m/s dalam waktu 6 sekon.
Percepatan dan jarak yang ditempuh
dalam waktu tersebut berturut-turut . . . .
a. 5 m/s2 dan 480 m
C b. 5 m/s2 dan 210 m
c. 2,5 m/s2 dan 420 m
d. 2,5 m/s2 dan 360 m
A
B e. 2,5 m/s2 dan 210 m
Jika satu kotak pada lapangan tesebut 11. Balok meluncur dari keadaan diam
berukuran 10 m × 10 m, perpindahan pada sebuah bidang miring licin
yang dilakukan anak tersebut sejauh . . . m. sepanjang 50 meter. Apabila percepatan
a. 10 d. 100 balok 4 m/s2, balok akan sampai di
b. 50 e. 110
dasar bidang miring dalam waktu . . . s.
c. 70
a. 2 d. 10
9. Dua buah vektor yang nilainya sama b. 5 e. 12,5
mengapit sudut seperti ditunjukkan
c. 5 2
dalam tabel berikut.
Sudut Besar Sudut
12. Perhatikan gambar berikut!
v (m/s)
θ1 30º
θ2 37º
vA
θ3 60° 6
θ4 120°
θ5 150° vB
3
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpul- vC
kan bahwa . . .
t (s)
3

270 Ulangan Akhir Semester 1


Tiga benda bergerak sesuai grafik. Penendang Sudut Tendangan
Berdasarkan grafik tersebut dapat
disimpulkan bahwa . . . Tono 15º
a. Benda A dan benda B akan Galih 30º
Yanto 37º
bertumbukan di detik ke-3.
Arif 45º
b. Percepatan benda B lebih besar
dibandingkan percepatan benda C. Berdasarkan data di atas dapat
c. Percepatan benda C lebih besar disimpulkan bahwa . . .
dibandingkan percepatan benda B. a. Waktu yang dibutuhkan Yanto
d. Jarak tempuh benda A lebih dekat lebih singkat dibandingkan yang
dibandingkan jarak tempuh benda lain.
C pada detik ketiga. b. Kecepatan awal tendangan Arif
e. Jarak tempuh benda B lebih dekat lebih besar dibandingkan dengan
dibandingkan benda C saat detik yang lain.
keempat. c. Kecepatan awal tendangan Galih
lebih besar dibandingkan dengan
13. Perhatikan faktor-faktor berikut!
yang lain.
1) Kecepatan awal.
d. Urutan besar kecepatan awal
2) Sudut yang dialami benda.
tendangan dimulai dari terbesar
3) Waktu.
hingga terkecil adalah Galih, Tono,
4) Percepatan gravitasi.
Yanto, dan Arif.
5) Kecepatan akhir.
e. Urutan waktu yang dibutuhkan
Faktor-faktor yang memengaruhi
untuk mencapai jarak terjauh dari
ketinggian benda yang mengalami gerak
tersingkat hinggga terlama adalah
parabola ditunjukkan pada nomor . . . .
Tono, Galih, Yanto, dan Arif.
a. 1), 2), dan 3) saja
b. 1), 2), 3), dan 4) 16. Rahmadi mengayuh sepeda ke barat
c. 1), 2), 3), dan 5) dengan kecepatan 18 km/jam. Dari arah
d. 3) dan 5) saja selatan bertiup angin sehingga kecepatan
e. 4) dan 5) saja sepeda menjadi 24 km/jam. Sudut
penyimpangan sepeda sebesar . . . .
14. Wawan melemparkan bola dari gedung
a. 35,4° d. 40,7°
yang memiliki ketinggian 15 meter. Bola
b. 37,5° e. 41,4°
dilempar dengan kecepatan 20 m/s
c. 38,0°
dengan sudut elevasi 30°. Jika
percepatan gravitasi 10 m/s 2, jarak 17. Roda X dan Y dihubungkan dengan tali
jangkauan maksimum adalah . . . meter. karet. Sementara itu, roda X dan Z
merupakan roda-roda sepusat. Jari-jari
a. 30 3 d. 30 2
roda X, Y, dan Z berturut-turut 50 cm,
b. 20 3 e. 20 2 40 cm, dan 20 cm. Apabila setiap menit
roda Y berputar 60 kali, kecepatan linear
c. 15 3
roda Z adalah . . . m/s.
15. Tono, Galih, Yanto, dan Arif menendang a. 0,32π d. 64π
bola ke arah gawang pada jarak yang b. 0,64π e. 120π
sama. Sudut tendangan keempat orang c. 3,2π
tersebut berbeda-beda seperti dalam
tabel berikut.

Fisika Kelas X 271


18. Perhatikan pernyataan berikut! Apabila katrol licin, sistem akan
1) Percepatan sentripetal di setiap titik bergerak jika . . . .
pada lintasannya selalu menuju a. massa B lebih besar dari A
pusat lingkaran. b. berat B sama dengan gaya normal A
2) Percepatan sentripetal mengubah c. berat B lebih besar daripada berat A
arah kecepatan linear sehingga d. berat B lebih besar daripada gaya
lintasannya berupa lingkaran. gesek A
3) Besar percepatan sentripetal pada e. berat B lebih besar daripada gaya
setiap lintasan tergantung kecepatan normal A
anguler dan jari-jari lintasan.
21. Seorang siswa menimbang massa
4) Arah vektor percepatan sentripetal
tubuhnya di dalam lift yang sedang
searah dengan kecepatan linearnya.
bergerak. Massa yang terukur 43 kg.
Pernyataan yang benar ditunjukkan
Apabila massa siswa sebenarnya 50 kg,
oleh nomor . . .
besar percepatan dan arah gerak lift
a. 1) dan 2)
adalah . . . .
b. 2) dan 3)
a. 0,7 m/s2 ke bawah
c. 3) dan 4)
b. 1,4 m/s2 ke bawah
d. 1), 2), dan 3)
c. 1,4 m/s2 ke atas
e. 1), 2), 3), dan 4)
d. 2,1 m/s2 ke atas
19. Perhatikan gambar berikut! e. 2,1 m/s2 ke bawah
F = 40 N
22. Percepatan gravitasi di permukaan
A B C
37° bumi sebesar 9,8 m/s2. Apabila R adalah
jari-jari bumi, percepatan gravitasi
1
suatu titik pada ketinggian 3
R di atas
Diketahui mA = mB = 3 kg, dan mC = 4 kg. permukaan bumi sebesar . . . m/s2.
Percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan a. 3,27
koefisien gesek kinetis antara balok dan b. 4,32
lantai 0,2. Pernyataan yang benar c. 5,51
tentang kondisi balok yaitu . . . (sin 37° d. 6,53
= 0,6) e. 8,71
a. Total gaya gesek sebesar 20 N.
b. Total gaya gesek sebesar 16,8 N. 23. Dua buah satelit A dan B berevolusi
c. Percepatan sistem 1,68 m/s2. terhadap sebuah planet dengan jari-jari
d. Percepatan sistem 1,80 m/s2. orbit berturut-turut 4R dan 9R. Apabila
e. Total gaya normal 80 N. periode revolusi satelit A 40 hari,
periode revolusi satelit B sebesar . . . hari.
20. Perhatikan gambar berikut! a. 45
b. 80
A c. 90
d. 135
Kasar e. 270

272 Ulangan Akhir Semester 1


24. Balok bermassa 10 kg mula-mula diam 27. Dua bola bergerak berlawanan arah
di atas lantai yang licin. Kemudian seperti gambar berikut.
balok tersebut dikenai gaya selama 3 s 4 kg 6 kg
sehingga balok bergerak dan mengalami 6 m/s 5 m/s
A B
percepatan sebesar 2 m/s2. Usaha yang
digunakan pada peristiwa ini sebesar
. . . joule. Berdasarkan informasi di atas, kecepatan
a. 20 d. 180 kedua bola setelah bertumbukan lenting
b. 30 e. 360 sempurna adalah . . . .
c. 60 a. vA = 3,8 m/s dan vB = 7,2 m/s
b. vA = 3,6 m/s dan vB = –7,2 m/s
25. Perhatikan pernyataan terkait dengan
c. vA = –3,6 m/s dan vB = 3,8 m/s
usaha pada benda berikut.
d. vA = –7,2 m/s dan vB = 3,8 m/s
1). Gaya dorong yang dilakukan Andi
e. vA = –7,2 m/s dan vB = 3,6 m/s
untuk memindahkan lemari
merupakan satu-satunya besaran 28. Perhatikan gambar berikut!
yang menentukan nilai usaha.
2) Perpindahan yang dihasilkan dari
suatu gaya tarik terhadap suatu benda
akan menghasilkan usaha negatif
jika searah dengan gaya tarik.
3) Sudut yang dibentuk antara gaya
yang dilakukan dan perpindahan
yang terjadi sangat memengaruhi
nilai usaha. h
4) Berapa pun gaya yang dilakukan v
jika tidak ada perpindahan, usaha
akan bernilai nol. Peluru bermassa m gram ditembakkan
Pernyataan yang benar sesuai konsep dengan kecepatan v ke balok kayu
usaha yaitu . . . . bermasa M dengan nilai percepatan
a. 1) dan 2) d. 2) dan 4) gravitasi bumi 10 m/s2. Setelah terkena
b. 1) dan 4) e. 3) dan 4) peluru, balok kayu terayun setinggi h
c. 2) dan 3) cm. Jika percobaan ini dilakukan di
tempat yang nilai percepatan gravitasi
26. Perhatikan gambar di bawah ini!
1
2
dari percepatan gravitasi dalam
2 kg 6 m/s
percobaan sebelumnya, kedudukan
balok akan setinggi . . . .
1
Akibat gaya gesek benda dengan lantai, a. dari tinggi semula
4
benda mengalami perlambatan 2 m/s2. 1
Usaha yang dilakukan benda selama b. 2
dari tinggi semula
3 sekon sebesar . . . joule.
c. sama dari tinggi semula
a. 16 d. 41
3
b. 27 e. 52 d. dari tinggi semula
2
c. 36
e. 2 kali dari tinggi semula

Fisika Kelas X 273


29. Dua buah potongan kayu berada di 2. Sebuah kapal diberangkatkan dari
puncak gelombang yang berbeda. dermaga pelabuhan ke arah 150°
Keduanya bergerak naik turun di atas terhadap arah timur dengan kecepatan
permukaan air laut sebanyak 10 kali 20 knot. Jika arah utara-selatan sebagai
dalam waktu 4 detik mengikuti sumbu Y dan arah timur-barat sebagai
gelombang air laut. Jika jarak kedua sumbu X, tentukan nilai komponen
kayu 80 cm dan di antaranya terdapat vektor kecepatan pada sumbu X dan
satu lembah, periode gelombang dan sumbu Y dalam satuan km/jam! (1 knot
cepat rambat gelombang berturut-turut = 1,852 km/jam)
adalah . . . .
3. Peluru ditembakkan dari tanah vertikal
a. 0,2 sekon dan 2 m/s
ke atas dengan kecepatan 80 m/s. Saat
b. 0,2 sekon dan 3 m/s
bola mencapai tinggi maksimum,
c. 0,3 sekon dan 3 m/s
ditembakkan peluru kedua dengan laju
d. 0,3 sekon dan 4 m/s
sama. Berapa waktu yang dibutuhkan
e. 0,4 sekon dan 2 m/s
peluru pertama sejak ditembakkan
30. Pegas digantung vertikal dan ujung hingga bertemu peluru kedua? (g = 9,8
bawahnya diberi beban 5 kg sehingga m/s2)
bertambah panjang 10 cm. Jika beban 4. Helikopter menjatuhkan bahan makanan
ditarik ke bawah sejauh 5 cm, periode di tempat terpencil dari ketinggian 20 m
dan frekuensi berturut-turut adalah seperti gambar berikut.
. . . . (g = 10 m/s2)
5
a. π
sekon dan 0,2π Hz
5
b. π
sekon dan 0,4π Hz
2
c. π
sekon dan 0,2π Hz
5
d. 0,2π sekon dan π
Hz 20 m

e. 0,2π sekon dan 5π Hz

B. Kerjakan soal-soal berikut!

1. Perhatikan gambar di bawah! A B

1 2 3 Kecepatan helikopter sebesar 15 m/s


dalam arah mendatar sehingga bahan
makanan jatuh di titik B. Apabila
5
percepatan gravitasi bumi dianggap
10 m/s2, berapakah jarak AB?
Pedagang emas mengukur diameter
5. Roda B dan Roda C sepusat dan saling
dalam cincin dengan teliti dan jujur.
melekat. Roda A dan B dihubungkan
Hasil pengukurannya seperti pada
dengan sabuk, RA = 25 cm, RB = 15 cm,
gambar. Hitunglah hasil pengukuran
dan RC = 40 cm. Jika roda C berputar
diameter dalam cincin lengkap dengan
60 rpm, berapa kecepatan sudut
ketidakpastiannya!
roda A?

274 Ulangan Akhir Semester 1


6. Andi membawa satu kotak kayu berisi 9. Dua buah bola biliar bermassa sama
telur untuk disumbangkan ke panti sebesar 100 gram. Bola biliar berwarna
asuhan di daerahnya. Kotak itu diikat putih dipukul sehingga bergerak. Bola
tali di tempat duduk belakang motornya. putih menumbuk bola merah yang diam.
Jika koefisien gesekan statis antara Setelah bertumbukan, kedua bola
kotak kayu dan jok motor 0,20, berapa bergerak dengan kecepatan yang sama
besar percepatan maksimal sepeda sebesar 0,2 m/s. Hitung kecepatan bola
motor yang dikendarai Andi agar kotak putih sebelum bertumbukan!
telur tetap di tempatnya? (g = 9,8 m/s2)
10. Gelombang merambat dari P ke Q
7. Perbandingan periode satelit X dan Y dengan amplitudo 5 cm, frekuensi
mengelilingi sebuah planet sebesar 6 Hz, dan cepat rambat gelombang
8 : 27. Apabila jari-jari orbit satelit X 24 m/s. Hitunglah simpangan,
sebesar 20.000 km, berapakah jari-jari kecepatan, dan percepatan gelombang
orbit satelit Y? setelah sumber bergetar 3 sekon pada
jarak PQ = 3 meter!
8. Mobil pick-up tanpa muatan bermassa
500 kg bergerak dengan kecepatan
10 m/s. Pada jarak 25 m di depan mobil,
seorang ibu sedang menyeberang jalan.
Agar mobil cepat berhenti sebelum
menabrak orang tersebut, berapa besar
mobil harus direm dengan memberikan
gaya?

Fisika Kelas X 275


BAB I Ruang Lingkup Fisika, Metode BAB II Besaran Fisika dan Pengukurannya
Ilmiah, dan Keselamatan Kerja A. Pilihan Ganda
A. Pilihan Ganda 1. c
1. b 2. a
2. a 3. e
3. b 4. d
4. b 5. b
5. d 6. c
6. a 7. b
7. c 8. c
8. b 9. a
9. c 10. c
10. a B. Uraian
B. Uraian 1. Gaya termasuk besaran turunan
2. Cabang-cabang fisika medis sebagai karena tersusun dari besaran
berikut. massa dan percepatan. Usaha
a. Biomekanika meliputi gaya termasuk besaran turunan karena
dan hukum fluida dalam tubuh. tersusun dari besaran gaya dan
b. Bioakustik mempelajari bunyi jarak. Massa termasuk besaran
dan efeknya pada sel hidup/ pokok karena tidak tersusun dari
manusia. besaran apa pun. Momentum
c. Biooptik mempelajari mata termasuk besaran turunan karena
dan penggunaan alat-alat optik. tersusun dari besaran massa dan
d. Biolistrik mempelajari sistem kecepatan. Panjang termasuk
listrik pada sel hidup terutama besaran pokok karena tidak berasal
pada jantung manusia. dari besaran apa pun.
3. Contoh penelitian yang menjelas- 5.
Besaran Jenis Besaran
kan penerapan Fisika di bidang
energi sebagai berikut. Massa Pokok
Energi Turunan
a. Penemuan sel surya yang
Momentum Turunan
dapat digunakan untuk mem- Suhu Pokok
buat baterai tenaga surya dan Kecepatan Turunan
pembangkit listrik tenaga
surya.
b. Pembangkit listrik tenaga air.
c. Pembangkit listrik tenaga
angin.

276 Glosarium
Kunci Jawaban Soal Terpilih
BAB III Vektor 4. c
A. Pilihan Ganda 5. c
1. b 6. a
2. c 7. d
3. d 8. a
4. c 9. d
5. a 10. b
6. d B. Uraian
7. d 1. 196 m/s
8. c 2. 15,1 m
9. c
10. a BAB VI Gerak Melingkar dan Penerapannya
B. Uraian A. Pilihan Ganda
1. e
1. Kecepatan ke arah timur 10 2 m/s
2. a
dan ke arah utara juga10 2 m/s. 3. c
4. d
3. 5 m/s. 5. c
6. c
BAB IV Gerak Lurus 7. b
A. Pilihan Ganda 8. b
1. e 9. d
2. c 10. e
3. b B. Uraian
4. e 1. a. 92π rad/s.
5. a b. 9,2π m/s.
6. e 3. Periode, frekuensi, dan kecepatan
7. e linear baling-baling berturut-turut
8. d 0,083 s, 12 Hz, dan 1,92π m/s.
9. c
10. b BAB VII Dinamika Partikel
B. Uraian A. Pilihan Ganda
1. a. 18 km/jam 1. d
b. 16 km/jam 2. c
c. 17,14 km/jam 3. c
5. 1,6 m/s 4. a
9. 122,5 m 5. a
6. b
BAB V Analisis Vektor pada Gerak Parabola 7. b
A. Pilihan Ganda 8. a
1. e 9. c
2. d 10. e
3. c

Fisika Kelas X 277


B. Uraian B. Uraian
1. Berdasarkan hukum I Newton, 1. 0,25 m
apabila resultan gaya yang bekerja 3. 5 m/s
pada benda sama dengan nol,
BAB X Momentum, Impuls, dan Tumbukan
benda yang mula-mula diam akan
tetap diam, sedangkan benda yang A. Pilihan Ganda
mula-mula bergerak dengan 1. e
kecepatan tetap akan tetap bergerak 2. e
dengan kecepatan tetap. Oleh 3. a
karena tidak ada gaya yang bekerja 4. d
pada benda, benda tidak meng- 5. b
G
alami percepatan ( a = 0). 6. e
3. 1,68 m/s2. 7. d
8. c
BAB VIII Hukum Newon tentang Gravitasi 9. c
dan Hukum Kepler 10. b
A. Pilihan Ganda B. Uraian
1. d 3. 10,3 m
2. e 5. 2 Ns
3. d
4. c BAB XI Getaran Harmonis
5. c
6. d A. Pilihan Ganda
7. b 1. c
8. a 2. e
9. a 3. c
10. a 4. b
5. d
B. Uraian 6. a
3. a. 781,5 N 7. b
b. 0,318% 8. d
9. 320 hari 9. d
10. e
BAB IX Usaha dan Energi
B. Uraian
A. Pilihan Ganda 3. 2%
1. c 5. Tetapan gaya 18.000 N/m dan
2. d modulus elastisitas 6 × 109 N/m2.
3. e
4. a
5. c
6. c
7. b
8. e
9. d
10. e

278 Glosarium
Kunci Jawaban Soal Terpilih
angka pasti : angka yang ditunjukkan pada skala alat ukur dengan nilai yang ada
angka penting : angka hasil pengukuran yang terdiri atas angka pasti dan angka
terakhir yang ditaksir
angka taksiran : angka hasil pengukuran yang diperoleh dengan memperkirakan
nilainya
bandul : batang tegar, tali atau dawai yang satu ujungnya dihubungkan
dengan bola atau silinder pembobot dengan massa tertentu dan
ujung lain digantungkan di satu titik
besaran : sesuatu yang diukur dan memiliki besar (nilai)
besaran pokok : besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu
besaran turunan : besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok
dimensi besaran : cara besaran tersusun dari besaran-besaran pokok
dinamika : cabang mekanika yang mempelajari gerakan benda-benda akibat
gaya yang bekerja padanya
energi : kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik
dan mekanika)
energi kinetik : energi yang disebabkan oleh gerak suatu massa; tenaga gerak
energi mekanik : jumlah dari energi kinetik dan energi potensial
energi potensial : energi yang ada pada suatu benda karena letak benda itu dalam
medan gaya
frekuensi : jumlah getaran tiap satuan waktu
gaya gesek : gaya yang menentang arah gerak benda pada suatu permukaan
yang saling bersentuhan dan besarnya tergantung kondisi
permukaan yang saling bersentuhan tersebut
gaya gesek kinetik : gaya gesek yang bekerja pada benda apabila benda tersebut bergerak
terhadap benda lain
gaya gesek statis : gaya gesekan yang bekerja saat benda dalam keadaan diam
gaya reaksi : gaya yang ditimbulkan oleh suatu benda yang merupakan per-
lawanan terhadap gaya aksi yang ditimbulkan oleh benda lain yang
saling bersentuhan
gaya sentripental : gaya yang memberikan percepatan memusat pada suatu partikel
atau benda

Fisika Kelas X 279


gerak : peristiwa perubahan letak benda/materi/sistem terhadap titik
acuan tertentu
gerak parabola : gerak yang memiliki lintasan yang berbentuk parabola
getaran : gerak bolak-balik periodik yang terulang kembali dalam waktu
tertentudi sekitar titik kesetimbangan
hukum gravitasi : hukum yang menjelaskan gaya tarik antara dua partikel dalam alam
Newton semesta yang saling menarik pada satu garis lurus
hukum kekekalan : hukum yang menyatakan bahwa jumlah energi kinetik dan energi
energi mekanik potensial dalam suatu sistem selalu sama
hukum Kepler : hukum yang menjelaaskan gerakan planet di dalam orbitnya
masing-masing
hukum Newton : hukum yang berlaku untuk menyelesaikan permasalahan
mekanikan dengan kecepatan yang tidak mendekati kecepatan
cahaya
inersia : kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaannya
impuls : hasil kali gaya yang bekerja pada suatu benda dan lamanya gaya
itu bekerja
jangka sorong : alat untuk mengukur diameter benda bulat dan tabung serta
kedalaman tabung
jarak : panjang lintasan yang ditempuh benda yang bergerak
kecepatan : kelajuan yang disertai arah
kecepatan linear : kecepatan yang arahnya selalu menyinggung lintasan linear dan
tegak lurus jari-jari lingkaran
kecepatan sudut : perubahan lintasan sudut tiap satuan waktu
kedudukan : letak suatu materi yang dinyatakan terhadap suatu titik sembarang
(titik acuan)
kelajuan : cepat lambatnya perubahan jarak terhadap waktu dan merupakan
besaran skalar yang nilainya selalu positif sehingga tidak me-
medulikan arah. Kelajuan dapat diukur dengan menggunakan
spidometer
koefisien gesek kinetis : koefisien gesek ketika benda sudah bergerak
koefisien gesek statis : koefisien gesek ketika benda masih diam
mengukur : kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan
mikrometer sekrup : alat yang untuk mengukur ketebalan benda
momentum : besaran yang berkaitan dengan benda yang bergerak yaitu perkalian
antara massa dan kecepatan benda
neraca : alat ukur massa
orbit : lintasan yang dilalui oleh benda langit dalam peredarannya
mengelilingi benda langit lain yang lebih besar gaya gravitasinya

280 Glosarium
percepatan : perubahan kecepatan tiap satuan waktu
percepatan sentripetal : percepatan pada gerak melingkar dengan arah menuju pusat
lingkaran
periode : waktu yang diperlukan untuk menghasilkan satu getaran
perpindahan : perubahan letak suatu benda atau sistem dengan memperhatikan
arah perubahan letaknya
rahang sorong : bagian dari jangka sorong yang dapat digeser-geser dan terdapat
skala 10 bagian yang disebut skala nonius
rahang tetap : bagian dari jangka sorong yang tetap dan terdapat skala utama
satelit buatan : satelit yang sengaja dibuat dan ditempatkan dalam orbit untuk
keperluan tertentu
tahun cahaya : jarak yang ditempuh cahaya selama satu tahun perjalanan. Satuan
jarak yang umumnya digunakan untuk ukuran jarak benda-benda langit
tumbukan : peristiwa tubrukan antara dua benda atau lebih dengan arah dan
kelajuan tertentu
usaha : kerja; besaran yang berhubungan dengan energi; besaran yang
merupakan hasil kali gaya dengan perpindahan
vektor : besaran yang memiliki besar dan arah

Fisika Kelas X 281


Indeks Subjek
A gaya sentripetal, 70, 99–101, 105–106, 115,
alat ukur, 1–2, 8, 12–13, 15–16, 19, 21, 25–27, 123, 125
30, 160, 172, 177, 179–180, 185 gerak jatuh bebas, 49, 59–60, 62–64, 68–69,
71, 79, 92
B gerak vertikal, 47–49, 60–61, 64
berat, 10, 27, 42, 69–73, 79–81, 87, 89–95, GLB (gerak lurus beraturan), 53–59, 72, 121
97–98, 123, 133, 136–137, 143–146, 154, GLBB (gerak lurus berubah beraturan), 54–57,
158–159, 162–163, 165, 167–168, 170, 59
172–176, 207, 251–252, 254 GMB (gerak melingkar beraturan), 99–101,
besaran pokok, 9, 11, 27, 29, 33 103–106, 114–115, 118
besaran skalar, 1, 10, 27, 33, 49–51, 54
besaran turunan, 1, 9–12, 24, 27, 29, 33 H
besaran vektor, 1, 10, 27, 31–34, 36–38, 40, hukum I Newton, 69–72, 88, 93–94, 97, 98
42–44, 46, 50–51, 54, 79 hukum II Newton, 69–70, 73–75, 79–80, 87–
88, 91–93, 97–98, 105
D hukum III Newton, 69–70, 76–77, 93, 97–98
dimensi, 2, 9–12, 19, 27–30, 35, 119, 124, 187, hukum Hooke, 12, 127–128, 130, 132–138,
250 140–142, 144, 146, 148, 150

E K
energi kinetik, 6, 29, 183 kecepatan rata-rata, 47, 50–52, 66, 120
energi potensial, 128–129, 138–139, 145–146, kecepatan sesaat, 52
148–149 kelajuan, 47, 48, 50–56, 58, 59, 61, 65–67, 68,
71, 72, 86, 103, 106, 108, 110, 113, 115–117,
120, 121, 123–124, 125, 251
F
kelembaman, 69, 72, 78, 97
frekuensi, 9, 102–104, 114, 116
kesalahan acak, 15, 16, 30
ketidakpastian pengukuran, 2, 19, 21, 24, 27,
G 30
gaya aksi, 76–77, 85, 91, 97
ketidakpastian mutlak, 20, 23, 27
gaya gesek, 83–90, 93, 95–98
ketidakpastian relatif, 20, 22, 27
gaya normal, 69–71, 80–81, 83–85, 90–92, 94,
koefisien gesekan statis, 84, 85, 87, 123, 125, 254
97, 98
koefisien gesekan kinetis, 85, 87, 88, 125

282 Glosarium
Indeks
M S
massa jenis, 10, 24, 25, 119, 154, 155, 156, satuan, 1, 2, 8–13, 18, 27, 29, 31, 32, 34, 35, 37,
159, 163, 165, 168–175, 202, 250, 252, 254 41, 43–46, 54, 72, 74, 102, 119, 124, 154,
164, 182, 186, 187, 203, 204, 206, 228, 233
N sentimeter, 18
neraca Ohauss, 12, 15
satuan internasional (SI), 9
notasi ilmiah, 16, 18, 28, 30
suhu, 4, 9, 10, 16, 27–29, 177–210, 252, 253,
notasi vektor, 33–34, 255
255
P T
percepatan rata-rata, 54
tegangan tali, 69–71, 79, 81–83, 88, 89, 92, 94,
percepatan sesaat, 54
96, 97, 124, 125
perpindahan, 59, 61, 64, 68, 99–100, 102–103,
105, 114, 116, 121, 153, 177–179, 193, V
199–200, 202–204, 206–207, 210 vektor, 1–10, 27, 31–46, 50–51, 54, 79, 119,
penjumlahan vektor, 31–32, 37–39, 41, 43, 79 250
R
resultan gaya, 33, 39–40, 42, 72–74, 79, 93,
95, 162, 164

Indeks Pengarang

Giancoli, Douglas C., 164


Hartanto dan Reza Widya Satria, 200
Istiyono, Edi, 224
Serway, Raymond A. dan John W. Jewett, Jr.,
51, 85, 131, 132, 191
Young, H.D dan Roger A. Freedman, 244

Fisika Kelas X 283


Besaran atau Konstanta Simbol Nilai

Laju cahaya (GEM) di ruang hampa c 3 × 108 m/s


Kontanta gravitasi umum G 6,67 × 10–11 Nm2/kg2
Konstanta Planck h 6,63 × 10–34 Js
Bilangan Avogadro NA 6,02 × 1023 partikel/mol
Konstanta gas R 8,315 J/mol K = 0,082 atm liter/mol K
Konstanta Boltzmann k 1,38 × 10–23 J/K
Konstanta Stefan-Boltzmann σ 5,67 × 10–8 W/m2K4
Konstanta Wien C 2,898 × 10–3 mK
Magneton Bohr μB 9,27 × 10–24 J/T
Muatan elektron e 1,6 × 10–19 C
Permitivitas di ruang hampa ε0 8,85 × 10–12 C2/Nm2
Permeabilitas μ0 4π × 10–7 Tm/A
Massa elektron me 9,11 × 10–31 kg
Massa proton mp 1,6726 × 10–27 kg
Massa neutron mn 1,6749 × 10–27 kg
Satuan massa atom (1 sama) u 1,6605 × 10–27 kg
Konstanta Rydberg R 1,097 × 10–7 m–1

Daftar Konstanta
Konstanta Alam
284 Glosarium
Daftar Alam
Assidiq, Abdul Kahfi. 2009. Kamus Lengkap Fisika. Yogyakarta: Panji Pustaka
Charles Chew and Leong See Cheng. 1994. Comprehensive Physics For ’O’ Level Science.
Singapore: Federal Publications.
Clark, John O.E. 2009. Materi Fisika! Volume 4 Cahaya. Bandung: Pakar Raya.
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Lampiran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Foo Seng Teek, Yee Cheng Teik, Lee Beng Hin, Lee Cheng Xi, and Chong Geok Chuan. 2010.
Success Physics SPM. Selangor: Oxford Fajar Sdn, Bhd.
Hartanta dan Reza Widya Satria. 2006. Fisika Mengungkap Fenomena Alam untuk Kelas X. Klaten:
Cempaka Putih.
Hewitt, Paul G., Suzanne Lyons, John Suchocki, and Jennifer YEH. 2007. Conceptual Integrated
Science. San Fransisco: Pearson Education, Inc.
Istiyono, Edi. 2006. Fisika Kelas X untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.
Istiyono, Edi. 2007. Fisika Kelas XI untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.
Jackson, Tom. 2009. Cahaya dan Warna. Bandung: Pakar Raya.
Loo Wan Yong, Loo Kwok Wai, and See Toh Weng Fong. 2004. Physics Insights. Singapore:
Pearson Education Asia Pte. Ltd.
Magloff, Lisa. 2009. Panas dan Energi. Bandung: Pakar Raya.
McCarthy, Thomas., Dinah Zike, Deborah Lillie, and Margaret K. Zorn. 2005. Glencoe Science:
Motion, Forces, and Energy. USA: National Geographic.
Morais, Gabriel Lionel. 2009. ’O’ Level Physics Workout Multiple-Choice Questions 2nd Edition.
Singapore: Pearson Education South Asia Pte Ltd.
Morais, Gabriel Lionel. 2009. ’O’ Level Physics Workout. Singapore: Pearson Longman.
Nainggolan, Sahat. 2008. Latihan Soal-Soal Fisika SMA. Jakarta: Kawan Pustaka.
Poh Liong Yong, Lee Beng Hin, and Jonathan Wong. 2010. Ace Ahead STPM Text Physics
Volume 1. Selangor: Oxford Fajar Sdn, Bhd.
Radin, Shelden H. dan Robert T. Folk. 1982. Physics for Scientist and Engineers. New Jersey:
Prentice–Hall.
Redaksi Kawan Pustaka. 2005. Rangkuman Rumus Matematika, Fisika, dan Kimia SMA. Jakarta:
Kawan Pustaka.

Fisika Kelas X 285


Serway, Raymond A. dan John W. Jewett, Jr. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba
Teknika.
Setyawan, L. H. 2004. Fisika Bergambar. Bandung: Pakar Raya.
Siswanto dan Sukaryadi. 2009. BSE Kompetensi Fisika Kelas X untuk SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Siswanto dan Sukaryadi. 2009. BSE Kompetensi Fisika Kelas XI untuk SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tipler, P. A. 1991. Physics for Scientists and Engineers. California: World Publisher. Inc.
Uttley, Colin. 2006. Rahasia di Balik Kereta Api Berkecepatan Tinggi. Bandung: Pakar Raya.
Wilardjo, L. dan Murniati. 2002. Kamus Fisika. Jakarta: Balai Pustaka.
Young, H. D. dan Roger A. Freedman. 1999. University Physics. New York: Adison-Wesley
Publishing Company.

Daftar Pustaka
286 Glosarium

Anda mungkin juga menyukai