a)
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita juga dapat menggunakan efek Doppler. Kali ini, karena mobil menjauhi orang
tersebut, frekuensi bunyi yang didengar akan lebih rendah dari frekuensi aslinya. Rumus efek Doppler untuk kasus ini
adalah:
Untuk menentukan frekuensi bunyi sirene yang didengar oleh orang di samping jalan, kita dapat menggunakan
persamaan efek Doppler untuk sumber yang menjauhi pendengar, yaitu:
f = f0 * (v + vp) / (v + vs)
dengan:
Jadi, frekuensi bunyi sirene yang didengar oleh orang di samping jalan adalah 713.75 Hz.
b)
Dalam kasus ini, ambulans bergerak menjauhi pendengar (orang di samping jalan) sehingga kita harus menggunakan
persamaan efek Doppler untuk sumber yang menjauhi pendengar:
f = f0 * (v - vp) / (v - vs)
dengan:
Jadi, frekuensi bunyi sirene yang didengar oleh orang di samping jalan adalah 684 Hz. Terima kasih telah
mengingatkan.
2. mobil ambulan membunyikan sirine dengan frekuensi 730 Hz jika ambulan
mendekatiku dengan kecepatan 30 m/s. Sedangkan waktu itu aku berjalan menjauhinya
dengan kecepatan 15 m/s. Berapakah pelayangan bunyi yang kamu dengar? (kecepatan
bunyi di udara 330 m/s)
a)
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita perlu menggunakan efek Doppler, yang menyatakan bahwa frekuensi
gelombang akan berubah jika terdapat gerakan relatif antara sumber bunyi dan penerima bunyi.
Dalam hal ini, karena mobil ambulan mendekat pada kita, frekuensi bunyi yang kita dengar akan lebih tinggi dari
frekuensi aslinya. Rumus efek Doppler untuk kasus ini adalah:
Di mana:
Dalam kasus ini, v_sound = 330 m/s, v_receiver = -15 m/s (karena kita bergerak menjauh dari mobil), dan v_source =
30 m/s (karena mobil bergerak mendekat pada kita). Jadi, kita dapat menghitung frekuensi yang didengar:
Frekuensi yang didengar adalah 782,67 Hz. Pelayangan bunyi (waktu yang dibutuhkan untuk bunyi dari sumber
sampai ke telinga kita) akan tergantung pada jarak antara kita dan mobil, dan kecepatan suara di udara. Namun,
karena kita tidak memiliki informasi tentang jarak antara kita dan mobil, kita tidak dapat menghitung pelayangan
bunyi dalam kasus ini.
b) Diketahui:
Ditanyakan:
1. Tentukan kecepatan relatif antara sumber bunyi dan pengamat vr = v1 + v2 = 30 m/s - 15 m/s = 15 m/s (menuju ke
arah pengamat)
2. Hitung perubahan frekuensi dengan rumus efek Doppler f' = f * (v + vr) / (v + vs) = 730 Hz * (330 m/s + 15 m/s) /
(330 m/s - 15 m/s) = 697,33 Hz
Jadi, frekuensi bunyi yang didengar oleh pengamat adalah sebesar 697,33 Hz.
c)
Untuk menghitung perubahan frekuensi yang didengar oleh pendengar (effek Doppler), dapat menggunakan rumus:
dengan f' = frekuensi yang didengar oleh pendengar, f = frekuensi sumber bunyi, v_s = kecepatan sumber bunyi, dan
v_p = kecepatan pendengar.
f' = 730 * (330 + 15) / (330 + 30) f' = 730 * 345 / 360 f' = 700 Hz (approx)
Jadi, frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar sekitar 700 Hz (approx). Sedangkan pelayangan bunyi tidak dapat
dihitung dengan informasi yang diberikan dalam soal ini.
3) Kereta Bagus Ekspres bergerak dengan kecepatan 72 km / jam , mendekati stasiun
sambil membunyikan peluit yang berfrekuensi 860 Hz . Kecepatan bunyi di udara 340 m /
s . Berapa frekuensi bunyi yang didengar oleh orang di stasiun?
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita juga dapat menggunakan efek Doppler. Kali ini,
karena Kereta Bagus Ekspres mendekati stasiun, frekuensi bunyi yang didengar akan
lebih tinggi dari frekuensi aslinya. Rumus efek Doppler untuk kasus ini adalah:
Di mana:
Dalam kasus ini, v_sound = 340 m/s, v_receiver = 0 (karena orang di stasiun tidak
bergerak), dan v_source = -20 m/s (karena kereta bergerak mendekati stasiun dengan
kecepatan 72 km/jam atau sekitar -20 m/s). Jadi, kita dapat menghitung frekuensi yang
didengar:
Frekuensi bunyi peluit yang didengar oleh orang di stasiun adalah sekitar 913.75 Hz.
Sehingga jawaban yang benar adalah (D) 913.75 Hz.
4. seseorang berdiri di tepi rel kereta api saat itu terdapat kereta api yang meluncur
menuju ke arahnya pada kelajuan60 km/jam dan membunyikan klakson yang
berfrekuensi menurut masinisnya 300 Hz. Berapakah frekeunsi bunyi yang di dengar oleh
orang itu diketahui bahwa kelajuan bunyi di udara 340 m/s
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita dapat menggunakan rumus efek Doppler untuk
kasus saat sumber bunyi mendekati penerima bunyi:
Di mana:
Dalam kasus ini, v_sound = 340 m/s, v_receiver = 0 (karena orang berdiri diam di tepi
rel), dan v_source = -16.67 m/s (karena kereta bergerak mendekati orang dengan
kecepatan 60 km/jam atau sekitar -16.67 m/s). Frekuensi asli (f) adalah 300 Hz, sesuai
dengan klakson di kereta. Jadi, kita dapat menghitung frekuensi yang didengar:
Jadi, frekuensi bunyi yang didengar oleh orang tersebut adalah sekitar 318.2 Hz.
5) Sebuah sumber bunyi dengan frekuensi 918 Hz, bergerak mendekati seorang pengamat
dengan kecepatan 17 m/s searah dengan gerak sumber bunyi. Berapa frekuensi yang di
dengar oleh pengamat
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita dapat menggunakan rumus efek Doppler untuk kasus saat sumber bunyi
mendekati penerima bunyi:
Di mana:
Dalam kasus ini, v_sound adalah kecepatan suara di udara, yang kita asumsikan sebesar 340 m/s. v_receiver adalah
kecepatan pengamat, yang mendekati sumber bunyi dengan kecepatan 17 m/s. v_source adalah kecepatan sumber
bunyi, yang juga sebesar 17 m/s karena bergerak searah dengan pengamat. Frekuensi asli (f) adalah 918 Hz, sesuai
dengan sumber bunyi. Jadi, kita dapat menghitung frekuensi yang didengar:
Jadi, frekuensi bunyi yang didengar oleh pengamat adalah sekitar 951.5 Hz.
6) Seorang pilot menerbangkan pesawat menuju menara bandara. Pilot tersebut
mendengar bunyi sirene menara dengan frekuensi 3600 Hz jika sirine memancarkan bunyi
dengan 2040 Hz dan cepat rambat bunyi di udara 340 m/s. Berapakah kecepatan pesawat
tersebut?
a)
Data yang diketahui:
Untuk mencari kecepatan pesawat, kita bisa menggunakan persamaan efek Doppler:
dimana:
340 + vp = 630
Sehingga,
vp = 290 m/s
Diketahui:
Kita akan menggunakan rumus umum untuk efek Doppler: f' = f * (v + vp) / (v + vs)
di mana:
Dalam hal ini, vp adalah kecepatan pesawat yang mencoba mendekati menara bandara dan vs adalah nol, karena
menara bandara tidak bergerak relatif terhadap medium rambat bunyi.
Dengan mengganti nilai yang diketahui dan menyelesaikan untuk vp, kita dapat menghitung kecepatan pesawat: vp =
(f' - f * v) / (f' + f) = (3600 - 2040 * 340) / (3600 + 2040) = 117,39 m/s
Maka, 117,39 m/s = 117,39 x 3,6 km/jam = 421,404 km/jam (dalam 3 angka penting)
Kita dapat menggunakan rumus efek Doppler untuk kasus saat penerima bunyi mendekati sumber bunyi:
Di sini, f adalah frekuensi asli sirene (2040 Hz), f' adalah frekuensi yang didengar oleh pilot (3600 Hz), dan v_sound
adalah kecepatan suara di udara (340 m/s).
Kita tidak tahu kecepatan sirene atau pilot secara langsung, tetapi kita dapat mengekspresikan perbandingan
kecepatan mereka dengan menggunakan variabel k. Dalam kasus ini, karena pilot mendengar sirene dengan frekuensi
yang lebih tinggi, kita tahu bahwa pilot mendekati sirene. Oleh karena itu, k harus bernilai kurang dari 1:
Kita dapat menyelesaikan persamaan di atas untuk v_pilot dengan mengaljabungkan dua rumus efek Doppler yang
berbeda. Pertama, saat pesawat bergerak mendekati sirene, kita menggunakan rumus ini:
Di sini, f1 adalah frekuensi asli sirene saat diam (2040 Hz) dan f1' adalah frekuensi yang didengar oleh pilot (3600 Hz).
Kemudian, saat pesawat bergerak menjauhi sirene setelah melewati posisi yang berlawanan dengan sirene, kita
menggunakan rumus ini:
Di sini, f2 adalah frekuensi asli sirene saat diam (2040 Hz) dan f2' adalah frekuensi yang didengar oleh pilot setelah
melewati posisi yang berlawanan dengan sirene.
f1' / f2' = (v_sound + v_pilot) / (v_sound + v_siren) * (v_sound - v_siren) / (v_sound - v_pilot)
Kita tahu f1' (3600 Hz) dan f2' (belum diketahui), dan kita dapat menghitung rasio f1' / f2' berdasarkan perubahan
frekuensi yang diukur oleh pilot. Ketika pesawat bergerak mendekati sirene, frekuensi bunyi yang didengar akan lebih
tinggi dari frekuensi sirene saat diam (2040 Hz). Ketika pesawat bergerak menjauhi sirene, frekuensi bunyi yang
didengar akan lebih rendah dari 2040 Hz. Karena perubahan frekuensi bergantung pada rasio kecepatan antara
pesawat dan sirene, kita dapat menyelesaikan persamaan ini untuk mencari rasio kecepatan
Dalam soal ini, kita dapat menggunakan rumus efek Doppler: f' = f (v + vobs) / (v + vs) di mana f adalah frekuensi asli,
v adalah kecepatan gelombang (dalam hal ini kecepatan bunyi di udara 340 m/s), vobs adalah kecepatan pengamat, f'
adalah frekuensi yang diamati oleh pengamat, dan vs adalah kecepatan sumber bunyi.
Dalam hal ini, f = 2040 Hz, f' = 3600 Hz, v = 340 m/s. Kita harus mencari kecepatan pesawat (vobs) dan kecepatan
sirene (vs).
Pertama, kita dapat mencari vs menggunakan rumus efek Doppler: f' = f (v + vobs) / (v + vs) 3600 = 2040 (340 +
vobs) / (340 + vs) 3600 (340 + vs) = 2040 (340 + vobs) 1224000 + 3600 vs = 693600 + 2040 vobs 3600 vs - 2040 vobs
= -531400 vs - 0.566 vobs = -147.611 (dibulatkan ke tiga angka di belakang koma)
Kemudian, kita dapat menggunakan informasi bahwa kecepatan pesawat dan kecepatan sirene memiliki arah yang
sama, sehingga kita dapat menambahkan kecepatan pesawat dan kecepatan sirene: vobs + vs = vpesawat vobs + vs
= vpesawat vs = vpesawat - vobs
Substitusi vs ke rumus sebelumnya: vpesawat - vobs - 0.566 vobs = -147.611 vpesawat - 1.566 vobs = -147.611
Kita juga dapat menghitung selisih frekuensi antara frekuensi yang diamati dan frekuensi asli: Δf = f' - f Δf = 3600 -
2040 Δf = 1560 Hz
Kita dapat menggunakan rumus efek Doppler lainnya untuk mencari vobs: Δf / f = vobs / v 1560 / 2040 = vobs / 340
vobs = 1560 / 2040 * 340 vobs = 260.78 m/s
Terakhir, kita dapat mencari vpesawat: vpesawat = vs + vobs vpesawat = -147.611 + 260.78 vpesawat = 113.169 m/s
Jadi, kecepatan pesawat tersebut adalah 113.169 m/s atau sekitar 407.408 km/jam.
Salah satu contoh penggunaan teknik aproksimasi adalah ketika kita ingin menghitung
akar suatu bilangan yang tidak dapat dihitung secara akurat dengan metode sederhana.
Sebagai alternatif, kita dapat menggunakan teknik aproksimasi seperti metode Newton-
Raphson untuk mendekati akar bilangan tersebut dengan tingkat akurasi yang
diinginkan.
Aproksimasi juga sering digunakan dalam bidang statistik, di mana data yang diperoleh
terkadang tidak lengkap atau tidak akurat. Dalam hal ini, teknik aproksimasi dapat
digunakan untuk memperkirakan data yang hilang atau tidak diketahui.