NIM : A1C318048
KELAS : REGULER B
UNIVERSITAS JAMBI
2019
15kΩ IG
E S
1.5V
b. Hitunglah besar arus yang melalui galvanometer menurut teori
c. Selanjutnya hubungkan saklar S, kemudian amati besarnya arus yang mengalir pada
galvanometer (IG)
d. Hitunglah harga RG
e. Untuk rangkaian yang sama, lakukan pengukuran berulang sebanyak 5x, catat data yag
diperoleh pada kolom data
f. Buatlah rangkaian seperti pada gambar dibawah ini
15kΩ lampu IG
E S
1,5V
g. Hubungkan saklar s, selanjutnya amati besar arus yang mengalir pada galvanometer
dan amati bola lampu nyala/tidak nyala
h. Buatlah rangkaian seperti gambar
G
30kΩ IG
E S
1,5V
i. Carilah besar arus menurut teori yang melalui Galvanometer (IG)
j. Selanjutnya hubungkan saklar S dan amati besar arus yang mengalir pada
galvanometer (IG)
k. Untuk rangkaian yang sama, lakukan pengukuran berulang sebanyak 5 kali. Catat data
yang diperoleh pada kolom data.
l. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini
15kΩ lampu IG
E S
1,5V
m. Hubungkan saklar S dan amati besar arus yang mengalir pada galvanometer serta
amati bola lampu nyala/ tidak nyala
E−R(IG )
RG = IG
VIII. HASIL
1. Untuk R 680 KΩ
No IT IG RG keterangan
2. Untuk R 150 KΩ
No IT IG RG keterangan
IX. PEMBAHASAN
Galvanometer adalah alat ukur listrik kumparan putar untuk mengukur arus listrik dalam
orde μA. Galvanometer pada umumnya digunakan untuk penunjuk analog arus searah, dimana
arus yang diukur merupakan arus-arus kecil. Misalnya yang diperoleh pada pengukuran fluks
magnet. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial
listrik yang relatif besar, karena komponen internalnya yang tidak mendukung. Galvanometer
bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar, jika pada
galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan,
sedangkan pada amperemeter disebut hambatan shunt). Galvanometer adalah alat ukur yang
memiliki kepekaan tinggi. Oleh karena itu, galvanometer dipakai pada pengukuran yang sangat
kecil.
Percobaan galvanometer yang telah kami lakukan telah mendapatkan data seperti pada
table di bagian hasil. Diamana dalam table terdapat IT, IG, dan RG serta keterangan. IT adalah kuat
arus secara teori, IG adalah kuat arus yang diukur menggunakan galvanometer, R G adalah nilai
hambatan, serta keterangan adalah keterangan untuk lampu LED. IT dapat dicari dengan
V
menggunakan rumus IT =R , dimana adalah baterai (sumber tegangan). IG dapat dicari dengan
skalayangditunjuk
menggunkan rumus IG = x batas ukur, skala maksimum yang digunakan oleh
skalamaksimum
kelompok kami adalah 50 x 10-6, batas ukurnya ada tiga, yaitu: 5 mA, 500 μA, dan 50 μA. Pada
saat pengukuran batas ukurnya dicoba mulai dari yang besar. R G dapat dicari dengan rumus
R G =E−R (IG) , dimana E adalah baterai (sumber tegangan), lalu R adalah hambatan (resistor) yang
IG
digumakan.
Percobaan kali ini menggunakan dua resistor dengan nilai yang berbeda. Untuk R1
warnanya coklat hitam jingga emas, lalu untuk R2 warnanya jingga jingga jingga emas. Kita
ketahui bahwa warna- warna tersebut memiliki nilai. Setiap warna pada resistor memiliki
nilainya masing-masing, antara lain:
Hitam =0
Coklat =1
Merah =2
Jingga =3
Kuning =4
Hijau =5
Biru =6
Ungu =7
Abu-abu =8
Putih =9
Emas = ± 5%
Perak = ± 10%
Untuklampu LED yang digunakan yaitu lampu LED warna merah, lampu LED memiliki
kapasitas:
Data di kedua table hasil saat percobaan menggunakan dua baterai, dimana satu baterai itu 1,5 V.
jadi, untuk dua baterai itu 3 V, hal itu tentunya lebih besar dari kapasitas lampu yang digunakan.
Apabila pada rangkaian tersebut tidak ditambahkan resistor maka lampu akan rusak. Pada saat
diganakan resistor R1 (680 KΩ) lampunya tidak nyala karena arus yang di hasilkan sangan kecil
dan pada resistor kedua yaitu R2 (150 KΩ) lampu pun sama saja tidak menyala di karenakan
arus yang mengalir pada galvano sangat kecil.
X. PERTANYAAN
1.Kenapa bola lampu senter tidak hidup sedangkan jarum galvanometer bergerak?
Jawab: karena tegangan lampu sangat besar. Oleh karena itu tidak menyala, dan
galvanometer hanya busa digunakan untuk mengukur kuat arus dan tegangan listrik yang
relative kecil.
2. Dapatkah galvanometer mengukur tegangan?
Jawab: dapat, karena galvanometer merupakan alat ukur arus listrik dan beda potensial
listrik yang relatif kecil.
XI. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah di lakukan maka dapat di simpulkan bahwa: 1.
Rangkaian arus DC dalam orde μA dapat dibuat dengan memasang kabel pada salah satu
batas ukur di galvanometer lalu kabel satu lagidi pasang pada arus DC, lalu dihubungkan
dengan resistor yang akan diukur, dan ditambahkan lampu LED.
2. Arus DC dalam orde μA dapat diukur menggunkan galvanometer yaitu dengan
skalayangditunjuk
menggunakan rumus IG = x batas ukur
skalamaksimum
DAFTAR PUSTAKA
Charles, Fisch.2000. Cenntenial Of the String Galvanometer and the Electrocardiogram. Journal
Of the American College of Cardiology Indiana. Vol 36 (6)
William.H,Hayt.1989.Elektromagnetika.Jakarta:Erlangga
Wahyudi.2015.Analisis Hasil Belajar Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Hukum Ohm dan
Khirchoff dalam Mata Kuliah Elektronika Dasar.Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi. Vol 1 (2)
XII. LAMPIRAN
1.LAMPIRAN GAMBAR
2.LAMPIRAN HITUNG
7,9 − 680
RG1 = 𝑂,𝑂𝑂𝑂𝑂1x 10-6 = 6,65*10*-7 KΩ (RG1 = RG2 dan RG3)
7,9 − 150
RG1 = 𝑂,𝑂𝑂𝑂𝑂1x 10-6 = 3653 KΩ (RG1 = RG2 dan RG3)